Audit Piutang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“PEMERIKSAAN PIUTANG”



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2



1. ANGGRENI CHRISTINE CARLEY S



7173520006



2. ELISA ROSANTI SINAGA



7173220009



3. RISKA ARIANI



7172220006



2. ROVENTI SIHOTANG



7172220007



DOSEN PENGAMPU: Drs. SURBAKTI KAO-KARO, M.Si., Ak. MATA KULIAH : PENGAUDITAN II



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN FEBRUARI 2020 1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia yalah kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini. Penulisan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Pengauditan I , Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengigat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Dalam penulisan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung kami dalam menyelesaikan tugas ini. Khususnya, kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengauditan II yaitu Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si.,Ak. yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaiakan tugas ini. Harapan kami yang paling besar dalam penulisan tugas makalah ini adalah semoga apa yang telah kami susun dan kerjakaan ini penuh manfaat baik bagi Dosen Pengampu, pribadi kami sendiri, teman-teman dan pembaca.



Medan, 22 Februari 2020



Kelompok 2



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................4 A. LATAR BELAKANG..........................................................................................4 B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................4 C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................4 D. MANFAAT PENULISAN...................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5 A. DESKRIPSI PIUTANG.........................................................................................5 B. PRINSIP AKUNTANSI PIUTANG......................................................................6 C. TUJUAN PEMERIKSAAN PIUTANG................................................................7 D. DOKUMEN ATAU CATATAN YANG BERKAITAN......................................8 E. PROSEDUR AUDIT ATAS PIUTANG...............................................................9 F. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA .10 G. CONTOH KASUS PEMERIKSAAN AUDIT....................................................11 BAB III PENUTUP................................................................................................................15 A. KESIMPULAN.....................................................................................................15 B. SARAN.................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang berbeda. Piutang dinyatakan sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.  Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Disamping itu piutang juga mempunyai tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara tersendiri. Oleh karena itu, penulis menulis makalah yang berjudul “Pemeriksaan Piutang“. Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan terutama bagi penulis. B. Rumusan Masalah Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai sifat dan contoh piutang dan tujuan dari pemeriksaan piutang serta prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan piutang. Hal inilah yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang mudah-mudahan dapat menjawab semua pertanyaan kita tentang “ pemeriksaan piutang’’. C.    Tujuan penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan II. 2.    Untuk menjelaskan tentang sifat dan contoh piutang. 3.    Untuk menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan piutang. 4.    Untuk menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan piutang. 5. D.



Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah : 1.    Sebagai bahan pembelajaran bagi mata kuliah Pengauditan II. 2.    Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenai Pemeriksaan Piutang.



4



BAB II PEMBAHASAN A.



Deskripsi Piutang Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, maka berikut ini akan dikemukakan definisi definisi pengauditan yang di ambil dari beberapa sumber: 1. Konrath (2002:5) dalam Sukrisno Agoes (2004:1) mendefinisikan audit sebagai “suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” 2.  Menurut Sukrisno Agoes  (2004:3), audit adalah “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.’’ Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya



diharapkan dalam bentuk kas selama kegiatan normal perusahaan. Piutang timbul karena berbagai sebab. Misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot (uang muka/uang panjar) dalam kontrak pembelian, porsekot (uang muka/uang panjar) kepada karyawan, dll. Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan. 



Jenis-jenis piutang 1. Piutang dagang Piutang dagang terjadi akibat kegiatan normal suatu perusahaan melalui penjualan secara kredit, misalnya notes receivable (piutang wesel). 2. Piutang non dagang Merupakan piutang lainnya yang berasal bukan dari kegiatan utama perusahaan, misalnya penjualan surat berharga.



5







Sifat dan Contoh Piutang 1. Sifat Piutang, menurut SAK : 



Digolongkan menurut sumber terjadinya 1. Piutang Usaha/dagang  timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit 2. Piutang Lain-lain  timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan







Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain yang diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu tahun  Piutang Lancar







Piutang dinyatakan sebesar  jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih







Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih







Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang), karena sifatnya yang berbeda.



2. Contoh rekening yang digolongkan piutang : a.



Piutang Usaha



b.



Wesel Tagih



c.



Piutang Pegawai



d.



Piutang Bunga



e.



Uang Muka



f.



Refundable Deposit (uang Jaminan)



g.



Piutang Lain-lain



h.



Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)



B. Prinsip Akuntansi Piutang Prinsip akuntansi piutang usaha : a. Piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar netto, yaitu piutang usaha dikurangi penyisihan kerugian piutang; b. Metode penyisihan kerugian piutang usaha harus dijelaskan secukupnya; c. Piutang usaha disajikan terpisah dengan piutang lain-lain; d. Piutang yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar dalam akun uang muka penjualan;



6



e. Piutang usaha yang dijadikan jaminan harus dijelaskan. C. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan b. Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered) c. Digunakan price list (daftar harga jual) d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account receivable subledger card) e. Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umur piutang), saldo piutang setiap pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan saldo piutang menurut buku besar dan setiap pelanggan dikirim monthly statement of account f. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact). g. Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh pejabat berwenang h. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang i. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan) piutang j. Validity apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang mempunyai utang) k. Authenticity apakah piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang ditandatangi pelanggan l. Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts m. Collectibility kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca) n. Allowance for bad debts jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskan



7



o. Allowance terlalu besar  piutang disajikan terlalu kecil (understated), biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated), laba rugi understated p. Allowance terlalu kecil  piutang yang disajikan overstated, biaya penyisihan piutang understated, laba rugi overstated 2. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)  Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca 3. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebagai berikut : a. Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah b. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih c. Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban D. Dokumen atau Catatan yang Berkaitan 1. Pesanan pelanggan (customer order) 2. Pesanan penjualan (sales order) 3. Faktur penjualan 4. File transaksi penjualan 5. Jurnal penjualan (sales journal) 6. Credit note 7. Neraca saldo piutang usaha 8. Laporan bulanan 9. File induk piutang usaha



E. PROSEDUR AUDIT ATAS PIUTANG



8



Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara lain : 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan. 2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca. Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya. 3. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. 4. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice. 5. Kirimkan konfirmasi piutang: (1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi. (2) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. (3) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat  konfirmasi. (4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya. (5) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi. 6. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa. 7. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability. 8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil. 9. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barangbarang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.



9



10. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan. 11. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK 12. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa. F. Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha 1. Prosedur Audit Awal Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan catatan akuntansi piutang usaha yang diselenggarakan oleh klien, dengan cara mengusut saldo piutang usaha yang dicantumkan di neraca ke dalam akun piutang usaha yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun piutang usaha di dalam buku besar, dan membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha di dalam buku besar ke dalam jurnal penjualan keluar dan jurnal retur penjualan, dan jurnal umum. 2. Prosedur Analitis Dalam prosedur analitis, auditor menghitung berbagai ratio: tingkat perputaran piutang usaha, ratio piutang usaha dengan aktiva lancar, rate of return on net sales, ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih, ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih 3. Pengujian terhadap rincian transaksi Dalam pengujian atas rincian transaksi, auditor melaksanakan prosedur audit berikut ini :  Memeriksa sampel transaksi piutang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha  Melakukan pengujian pisah batas (cutoff) transaksi penjualan, retur penjualan, dan transaksi penerimaan kas. 4. Pengujian rincian saldo Dalam pengujian rincian saldo, auditor melakukan konfirmasi piutang usaha secara langsung antara pelanggan dan auditor. 5. Prosedur Penyajian dan pengungkapan Dalam prosedur penyajian dan pengungkapan, auditor membandingkan penyajian laporan dengan prinsip akuntansi berterima umum (GAAP). Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara :



10



a. memeriksa klasifikasi piutang usaha di neraca ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar; b. memeriksa jawaban konfirmasi bank; c. memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha; d. memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk piutang antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan atau dibebankan; e. memeriksa surat representasi klien mengenai piutang.



Contoh Kasus dan Pembahasan Audit: 1. Pada tanggal 20 Juni 2011, auditor menemukan bahwa salah satu debitur PT “XX” bangkrut pada tanggal 1 April 2011. Penjualan kepada debitur dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2010. Jumlah tersebut tertagih pada tanggal 31 Desember 2010 dan 10 Februari 2011. Jawaban: Tidak perlu melakukan apa-apa Menurut SA Seksi 560 tentang peristiwa kemudian, menyatakan bahwa auditor mempunyai tanggung jawab tertentu atas kejadian dan transaksi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan sampai dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan (tanggal laporan audit). Pada kasus ini piutang atas salah satu debitur tersebut telah tertagih tanggal 31 Desember 2010 dan 10 Februari 2011, artinya kejadian ini tentunya telah dilakukan revisi atas laporan keuangan PT “XX” dan telah dilakukan penyesuaian oleh auditor. Karena pekerjaan lapangan selesai tanggal 10 Februari 2011 dan laporan auditor keluar tanggal 2 Maret, artinya kebangkrutan salah satu debitur PT “XX” tanggal 1 April 2011 tidak menjadi tanggung jawab Auditor. 2. Pada tanggal 3 Februari 2011, auditor menemukan bahwa debitur PT. “XX” bangkrut pada tanggal 26 Januari 2011. Penyebab kebangkrutan adalah adanya kerugian tak terduga akibat tuntutan hukum pada tanggal 10 Januari 2011, karena adanya tuntutan dari pelanggan lainnya mengenai kualitas produk.



11



Jawaban: Mengungkapkan informasi ini dalam penjelasan tambahan untuk laporan per tanggal 31 Desember 2010 Apabila posisi keuangan debitur yang bersangkutan per tanggal 31 Desember 2010 berada dalam keadaan sehat dan kebangkrutan disebabkan oleh kerugian tak terduga akibat tuntutan hukum yang terjadi tanggal 10 Januari 2011 dimana terjadi sesudah tanggal laporan posisi keuangan, maka klien hanya diminta untuk mengungkapkan dalam bentuk catatan atas laporan keuangan per 31 Desember 2010. 3. Pada tanggal 5 Februari 2011, Auditor menemukan bahwa debitur PT. “XX” bangkrut pada tanggal 26 Januari 2011. Penjualan terakhir terjadi tanggal 7 Desember 2010 dan sejak tanggal itu tidak ada penerimaan kas dari debitur tersebut. Jawaban: Menyesuaikan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2010 Apabila dalam mereview peristiwa kemudian, auditor berkesimpulan bahwa kebangkrutan debitur disebabkan akibat kesulitan keuangan yang ada pada tanggal laporan posisi keuangan, dimana sejak penjualan terakhir terjadi tanggal 7 Desember 2010 dan sejak tanggal tersebut tidak ada penerimaan kas dari debitur tersebut, maka klien diminta untuk melakukan penyesuaian atas laporan keuangan per 31 Desember 2010 dengan mengakui kerugian yang diderita. 4. Pada tanggal 6 Agustus 2011, auditor menemukan bahwa debitur PT. “XX” bangkrut pada tanggal 20 Februari 2011 karena buruknya kondisi keuangannya. Penjualan kepada debitur tersebut terjadi pada tanggal 14 Juni 2010. Jawaban: Menyesuaikan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2010 Apabila dalam me-review peristiwa kemudian, kebangkrutan debitur disebabkan memburuknya posisi keuangan yang ada pada tanggal laporan posisi keuangan, maka klien diminta untuk



12



melakukan penyesuaian atas laporan keuangan per 31 Desember 2010 dengan mengakui kerugian yang diderita. 5. Pada tanggal 2 Februari 2011, auditor menemukan bahwa debitur PT. “XX” bangkrut pada tanggal 30 Januari 2011 atas penjulan yang terjadi pada tanggal 6 Januari 2011. Penyebab kebangkrutan adalah terjadinya kerugian kebakaran pada tanggal 15 Januari 2011 yang tidak diasuransikan. Jawaban: Mengungkapkan informasi ini dalam penjelasan tambahan untuk laporan per tanggal 31 Desember 2010 Apabila posisi keuangan debitur per tanggal 31 Desember 2010 berada dalam keadaan sehat dan kebangkrutan disebabkan oleh  kerugian kebakaran yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan, maka klien hanya diminta untuk mengungkapkan dalam bentuk catatan atas laporan keuangan. 6. Pada tanggal 18 Januari 2011, PT “XX” diajukan dalam tuntutan hukum akibat transaksi yang terjadi pada tahun 2008 dan masih diakui sebagai kewajiban kontinjensi. Jawaban: Mengungkapkan informasi ini dalam penjelasan tambahan untuk laporan per tanggal 31 Desember 2010 Standar Akuntansi Keuangan mengharuskan kewajiban kontinjensi untuk diperlakukan sebagai salah satu kemungkinan dicatat sebagai utang bersyarat, maka klien hanya diminta untuk mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 7. Pada tanggal 20 Maret 2011, PT “XX” kalah dalam kasus pengadilan yang berjalan sejak tahun 2009 dengan jumlah kerugian tepat sebesar tuntutan. Pada tanggal 31 Desember 2010, penjelasan tambahan menunjukkan opini penasehat hukum yang menyatakan bahwa perusahaan kemungkinan besar memenangkan kasus ini. Jawaban: Meminta klien untuk merevisi laporan keuangan 31 Desember 2010



13



Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal laporan posisi keuangan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan jika pada saat penyusunan laporan keuangan per 31 Desember 2010, PT “XX” belum mencatat  jumlah kerugian tuntutan tersebut. Dalam hal ini, PT “XX” harus melakukan revisi atas laporan keuangannya karena tututan tersebut telah terjadi sebelum tanggal laporan posisi keuangan dan jumlahnya tepat tidak ada perubahan. Jika jumlahnya berbeda baru dilakukan penyesuaian atas laporan keuangan per tanggal 31 Dessember 2010. 8. Pada tanggal 16 Februari 2011, tuntutan hukum diajukan kepada PT “XX” karena kasus pelanggaran paten yang terjadi pada awal tahun 2010. Penasehat hukum berpendapat bahwa mungkin klien akan kalah. Jawaban: Tidak perlu melakukan apa-apa Klaim terhadap pelanggaran hak paten menurut Standar Akuntansi Keuangan, tidak akan dicatat sampai benar-benar hal tersebut telah direalisasikan. 9. Pada tanggal 31 Mei 2011, Auditor menemukan adanya tuntutan hukum yang tak lazim kepada PT “XX” yang terjadi pada tanggal 20 Juni 2010. Jawaban: Tidak perlu melakukan apa-apa Karena temuan terjadi setelah laporan audit dikeluarkan, maka auditor tidak perlu melakukan apa-apa lagi karena tanggung jawab auditor terletak sejak dilakukannya pemeriksaan sampai dengan laporan audit dikeluarkan. Jika ada kejadian yang terjadi setelah tanggal laporan audit, maka bukan lagi menjadi tanggung jawab auditor.



14



BAB III KESIMPULAN A.



KESIMPULAN Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Audit atas piutang penting dilakukan karena salah saji piutang usaha memiliki materiliatas yang besar terhadap salah saji laporan keuangan. Tujuan dilakukannya audit atas piutang, yaitu: 10. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas; 11. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) daripada piutang; 12. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih); 13. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih; 14. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.



B.



SARAN Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang baik bagi kita semua.



15



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/ https://www.patrarijaya.co.id/akuntansi-piutang-sesuai-psak-terbaru https://zetzu.blogspot.com/2013/07/contoh-kasus-dan-pembahasan-audit.h



16