9 0 1 MB
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan Pendidikan Islam adalah upaya rencana dalam menyiapkan manusia untuk mengenal, memahami, menghayati dan mempercayai ajaran agama Islam dengan dibarengi tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Saat Indonesia di tetapkan sebagai negara darurat Covid 19, maka keluar surat edaran Kemendibud nomor 36962 tahun 2020 tentang pembelajaran secara Daring. Guru mengenal kata WFH dan WFO. Hal tersebut menuntut guru untuk belajar IT sehingga mampu melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Guru dituntut kreatif dan inovatif agar peserta didik tetap semangat, senang dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Segala upaya dan Kerjasama orang tua, serta semua pihak sudah dilakukan agar peserta didik bisa memahami materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan baik. Serta memperoleh hasil belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan dalam KTSP sekolah. Tetapi kenyataannya pembelajaran jarak jauh membuat peserta didik memiliki motivasi yang rendah dalam belajar. Bahkan bisa dikatakan mereka mengalami learning loss. Peserta didik merasa bosan dan tidak semangat belajar, sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup. Tugas guru Pendidikan Agama Islam menjadi semakin berat, guru kesulitan dalam menanamkan budi pekerti serta Pendidikan karakter, dalam 1
proses pembelajaran jarak jauh. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam juga menurun, seiring menurunnya semangat belajar pada pembelajaran jarak jauh. Padahal KTSP SMP Negeri 1 Ngaglik tertuang Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) sebagai berikut : Tabel 1 Daftar kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) tahun pelajaran 2021/2022
No
1 2
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan
Kompetensi Pengetahuan
Kompetensi Keterampilan
KKM Sem. 1
KKM Sem. 1
VII VIII
IX
74
75
75
74
75
KKM Sem. 2 VI
VIII
IX
VII VIII
IX
74
75
75
74
75
75
75
74
75
75
74
75
I
KKM Sem. 2 VI
VIII
IX
74
75
75
75
74
75
75
I
3
Bahasa Indonesia
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
73
4
Bahasa Inggris
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
5
Matematika
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
72
72
71
72
72
71
72
72
71
72
72
71
73
73
71
73
73
71
73
73
71
73
73
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
71
71
72
6 7 8
Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Seni Budaya Pendidikan Jasmani,
9
Olahraga dan Kesehatan
10 11
Prakarya Muatan Lokal Wajib (Bahasa Jawa)
Berdasarkan Kriteria Ketuntusan Minimal yang telah ditetapkan sekolah, kenyataannya masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM. Dari hasil penilaian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2
2021/2022,
masih ada 45 % peserta didik mendapatkan nilai dibawah
KKM. Sejak semester genap tahun pelajaran 2021/2022 pada bulan Januari 2022 telah dilaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ( PTMT ). Saat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, guru bisa bertemu peserta didik secara langsung dengan protocol Kesehatan yang ketat. Ternyata saat PTMT pun peserta didik masih belum memiliki motivasi belajar dan belum bersemangat belajar Pendidikan Agama Islam. Melihat kenyataan tersebut guru menjadi tertantang untuk meningkatkan proses pembelajaran
tatap
pembelajaran
yang
muka
terbatas,
menyenangkan,
yang kreatif
mampu dan
menciptakan
inovatif.
Dengan
memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik, minat dan gaya belajar peserta didik, sehingga diharapkan hasil belajar peserta didik meningkat. Mensikapi hal tersebut, selanjutnya perlu diadakan penelitian Tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Pembelajaran Berdiferensiasi pada Peserta didik kelas IX D SMP Negeri 1 Ngaglik tahun pelajaran 2021/2022”. B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pembelajaran berdiferensiasi dapat efektif dilaksanakan sebagai salah satu model pembelajaran Pendidikan Agama Islam? 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran berdiferensiasi? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan respon dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
dengan
pembelajaran
berdiferensiasi pada kelas IX D. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan berdiferensiasi di kelas IX D. 3
Pembelajaran
D. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Peserta didik a. Peserta didik diharapkan ada perubahan sikap serta bersemangat dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Dengan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. b. Peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam, serta mampu meningkatkan komunikasi dan literasi. Dengan pembelajaran berdiferensiasi peserta didik dapat dilayani sesuai kebutuhan, minat dan gaya belajar mereka. 2. Guru a. Guru dapat meningkatkan kinerjanya dengan kreatifitas, inovasi dan perbaikan kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. b. guru mampu melayani peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajar, minat belajar dan gaya belajar
peserta didik melalui
pembelajaran berdiferensiasi. c. Guru dapat memberikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tes
diagnostic,
agar
guru
tepat
dalam
melayani
proses
pembelajaran. 3. Sekolah a. Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun mata pelajaran yang lain. b.
Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi
dengan kurikulum paradigma baru pada mata
pelajaran yang lain. c. Meningkatkan
profesionalisme
meningkatkan kinerja guru. 4
guru
mata
pelajaran
dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Hasil belajar 1. Pengertian belajar Proses belajar yang dilakukan peserta didik di kelas bisa dimulai dari adanya keinginan peserta didik untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui. Dengan belajar diharapkan peserta didik dapat menguasai
berbagai
kompetensi.
sebenarnya
merupakan
tempat
Aktifitas
untuk
kehidupan
belajar,
manusia
sesorang
dapat
melakukan suatu kegiatan dengan baik melalui proses belajar yang dialakukan secara terus menerus dan kontinyu. Menurut W.S Winkel yang dikutip oleh Muhammad Fathurrohman ( 2017 : 3 ) belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang langsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan,
yang
menghasilkan
perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilam dan nilai sikap, perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Hilgard dan Bower yang dikutip oleh Baharudin & Esa Nurwahyuni ( 2010:13 ) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan. Belajar merupakan proses interaksi antara sesorang dengan lingkungan yang melibatkan aktivitas mental/psikisnya sehingga terjadi perubahan tingkah laku, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap ke arah yang lebih baik. Perubahan yang dihasilkan dari proses belajar ini diperoleh melalui pengalaman dan Latihan. Sudjana ( Muhammad Fathurrohman, 2017 : 4 ) berpendapat bahwa belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahan tersebut dalam bentuk
5
peningkatan kualitas perilaku, seperti pengetahuan, ketrampilan, daya pikir, pemahaman, sikap dan berbagai kemampuan lainnya. Menurut Muhibbin Syah (1995 :132) ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik, yaitu : a. Faktor internal, yaitu factor yang berasal dari peserta didik sendiri, seperti : keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 1) Kondisi jasmani, meliputi kesehatan yang bersifat fisik dari peserta didik, seperi sakit kepala, sakit gigi dll. 2) Kondisi Rohani meliputi tingkat kecerdasan/ kognitif peserta didik, seperti : sikap, gaya belajar, kebutuhan belajar, bakat dan minat peserta didik. b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik, seperti
lingkungan
di
sekitar
peserta
didik
:
keluarga,
masyarakat,dan lingkungan sosial. c. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ) yaitu sebuah upaya belajar peserta didik dengan pendampingan guru, meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran proses pembelajaran. Bedasarkan beberapa factor diatas, bahwa setiap peserta didik memiliki bakat, minat dan gaya belajar yang berbeda-beda, maka perlu diberikan
proses
pembelajaran
berdiferensiasi
sesuai
dengan
kebutuhan peserta didik. 2. Hasil belajar Hasil proses pembelajaran adalah perubahan perilaku individu. Individu
akan
memperoleh
perilaku
yang
baru,
menetap,
fungsional,positif, disadari dsb. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa
tujuan Pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
6
Tugas guru menurut KHD adalah sebagai pamong yang bertugas mendidik, mengajar serta proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek
kehidupan baik
secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Dengan proses pembelajaran berdiferensiasi diharapkan peserta didik mampu meraih kebahagiaan yang setinggi-tingginya, serta mampu
memotivasi
diri
agar
peserta
didik
mampu
mengimplementasikan karakter profil pelajar Pancasila. B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan merupakan bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi bangsa di masa depan. Beberapa konsep atau istilah dalam Pendidikan antara lain tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Sekarang ini yang istilah Pendidikan yang sering digunakan adalah tarbiyah. Jadi pengertian Pendidikan adalah membimbing, memperbaiki, menguasai,
memimpin,
menjaga
dan
memelihara.
Esensinya
Pendidikan ialah proses transfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar mereka mampu hidup. Sedangkan Pendidikan agama islam mencakup 2 hal yaitu : a. Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai nilai-nilai atau akhlak Islam. b. Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran agama Islam. Para ahli mengemukakan tentang Pendidikan agama Islam dengan beragam rumusan, diantaranya : a. Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
7
kecakapan dan ketrampilan kepada generasi muda agar menjadi bertakwa kepada Allah. b. Zuhairini, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing ke arah pembentukan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis, supaya hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjadinya kebahagiaan dunia dan akhirat. c. Muhaimin dari kutipan GBPP PAI,
Pendidikan agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati, mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan Latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Berdasarkan beberapa diatas diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pendidikan agama islam adalah pembentukan perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran agama islam. Sedangkan karakteristik Pendidikan Agama Islam antara lain : a. Pendidikan
agama
Islam
merupakan
bimbingan,
Latihan,
pengajaran, secara sadar yang diberikan oleh pendidik terhadap peserta didik. b. Proses pemberian bimbingan dilaksanakan seseorang secara sistematis, kontinyu dan berjalan setahap demi setahap sesuai dengan perkembangan kematangan peserta didik. c. Tujuan pemberian agar kelak seseorang berpola hidup yang dijiwai oleh nila-nilai Islam. d. Dalam pelaksanaan pemberian bimbingan tidak terlepas dari pengawasan sebagi proses evaluasi. 2. Dasar Pendidikan Agama Islam Terdapat dua hal yang menjadi dasar Pendidikan agama Islam, yaitu : a. Dasar religious
8
Adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran Islam yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi. Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya :” Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu
:
berlapang-lapanglah
dalam
majelis,maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : berdirilah kamu, maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maka mengetahuai apa yang kamu kerjakan. b. Dasar Yuridis Dasar
pelaksanaan
Pendidikan
agama
yang
berasal
dari
perundang-undangan, yang berlaku di Negara Indonesia yang secara langsung atau tidak dapat dijadikan pegangan untuk melaksanakan Pendidikan agama, antara lain : a) Dasar Idiil Adalah falsafah Negara Republik Indonesia yakni Pancasila. Pancasila sebagai idiologi Negara berarti setiap warga Negara Indonesia harus berjiwa Pancasila dimana sila pertama keTuhanan Yang Maha Esa, menjiwai dan menjadi sumber pelaksanaan sila yang lainnya. b) Dasar Strukturil Yang termaktub dalam UUD 1945 Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : negara berdasarkan atas keTuhanan Yang Maha Esa, negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk
agamanya
masing-masing
dan
untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Dari UUD 1945 diatas, mengandung makna bahwa negara Indonesia memberikan kebebasan kepada sesama warga
9
negaranya untuk beragama dengan mengamalkan semua ajaran agama yang dianut. c) Dasar Operasional Adalah merupakan dasar yang secara langsung melandasi pelaksanaan Pendidikan agama pada sekolah-sekolah di Indonesia. Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan bagaimana kejelasan konsep dasar operasional
ini,
akan
berkembang
sesuai
dengan
perkembangan kurikulum Pendidikan dan dinamisasi ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Jika kita melihat Kembali pengertian Pendidikan Agama Islam, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud
setelah
orang
mengalami
Pendidikan
Islam
secara
menyeluruh, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Sesuai dengan QS. Al-Imran ayat 102 berikut :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam “ 4. Materi Pendidikan Agama Islam Adapun materi pokok pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi lima aspek kajian, yaitu : a. Aspek Al-Quran dan Hadist
10
Dalam aspek ini menjelaskan beberapa ayat dalam Al-Quran dan sekaligus juga menjelaskan beberapa hukum bacaannya yang terkait dengan ilmu tajwid dan menjelaskan beberapa hadist Nabi Muhammad Saw. b. Aspek keimanan dan aqidah Islam Dalam aspek ini menjelaskan tentang konsep iman yang meliputi rukun iman dan rukun Islam. c. Aspek Akhlak Aspek ini menjelaskan berbagai sifat-sifat terpuji ( akhlak karimah ) yang harus diikuti dan menjauhi sifat-sifat tercela ( akhlak mazdmumah ). d. Aspek hukum Islam atau syari’ah islam Aspek ini menjelaskan berbagai konsep keagamaan yang terkait dengan masalah ibadah dan mu’amalah. e. Aspek Tarikh Islam Aspek ini menjelaskan sejarah perkembangan atau peradapan islam yang bisa diambil manfaatnya untuk diterapkan di masa sekarang. C. Pembelajaran berdiferensiasi Pembelajaran berdiferensiasai adalah sebuah pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai perbedaan gaya belajar, kebutuhan belajar, bakat dan minat minat belajar peserta didik. Guru harus mampu merespon kebutuhan belajar peserta didik dan melayani diferensiasi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Pembelajaran
berdiferensiasi
pada
hakikatnya
adalah
pembelajaran yang meyakini bahwa peserta didik memiliki perbedaan dalam gaya belajar, minat dan kebutuhan belajar. Maka sekolah harus memiliki perencanaan tentang pembelajaran berdiferensiasi, antara lain: 1. Mengkaji
kurikulum
yang
kelemahan peserta didik.
11
sesuai
dengan
kekuatan
dan
2. Merancang perencanaan dan strategi pembelajaran yang sesuai, yaitu kurikulum merdeka yang mampu memenuhi kebutuhan peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilaksanakan untuk kurikulum 2013 atau kurikulum merdeka, karena dalam kurikulum operasional satuan Pendidikan (KOSP) dan KTSP proses
belajar
berdiferensiasi
yang
memuat seluruh diselenggarakan
rencana di
satuan
Pendidikan. Komponen dalam kurikulum
operasional ini disusun untuk
membantu proses berpikir dan mengembangkan satuan Pendidikan. Dalam pengembangannya , dokumen ini juga merupakan hasil refleksi semua unsur pendidik di satuan Pendidikan yang kemudian dijadikan pedoman dalam perubahan kurikulum di sekolah. Perbedaan
definisi
pembelajaran
kurikulum
2013
dengan
kurikulum merdeka, dapat dilihat dari tabel berikut : TABEL 2 Definisi pembelajaran berdiferensiasai Pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran tidak berdiferensiasi
1. Fleksibel, siswa belajar dengan
1. Labeling, bahwa siswa tidak
teman sebaya baik yang sama
disamakan dengan kemampuan
ataupun berbeda kemampuan
kelompoknya
sesuai dengan kekuatan dan minatnya. 2. Memberikan tugas belajar
2. Menganggap siswa tidak
sesuai dengan minat dan
mampu mengerjakan tugas dan
kesiapan belajar siswa, namun
berpikir tingkat tinggi.
tetap mengacu pada capaian pembelajaran/ CP,TP dan ATP. 3. Pembelajaran dilakukan
3. Pembelajaran tidak didasarkan
berdasarkan hasil Asessmen
pada asesmen awal dan
diagnostic/ tes awal agar dapat
kebutuhan belajar mereka.
12
disesuaikan dengan kebutuhan
Guru melayani proses
belajar mereka
pembelajaran dengan disamakan kebutuhannya.
4. Siswa belajar berdasarkan
4. Siswa belajar dengan tujuan
tujuan kurikulum yang sama,
kurikulum yang sama dan
tetapi menggunakan strategi
proses pembelajarannya juga
dan model pembelajaran yang
sama
bervariasi 5. Siswa menentukan sendiri cara
5. Guru bertanggung jawab penuh
belajarnya, guru hanya menjadi
dalam proses dan cara belajar
fasilitator bagi siswa
siswa
6. Pembelajaran diakhiri dengan
6. Pembelajaran hanya diakhiri
projek, produk dan praktek
dengan test.
Berdasarkan definisi pembelajaran berdiferensiasi diatas, maka pasti proses pembelajaran dan situasi kondisi siswa di kelas, saat pembelajaran
mengalami
perbedaan
juga.
Berikut
perbedaan
tradisional dan kelas berdiferensiasi. TABEL 3 Perbedaan kelas tradisional dan kelas berdiferensiasi Kelas tradisional
Kelas berdiferensiasi
1. Perbedaan siswa dianggap
1.
sebagai masalah
Perbedaan siswa disikapi sebagai dasar perencanaan proses pembelajaran
2. Penilaian dilakukan di akhir
2.
Penilaian dilakukan diawal,
pembelajaran untuk mengetahui
dan terus menerus, serta
siapa yang menguasai materi
asesmen dilakukan untuk merancang pembelajaran yang akan dilakukan.
3. Lebih menonjolkan kecerdasan
3.
intelektual
Lebih mengakui adanya kecerdasan yang majemuk.
4. Hanya ada satu definisi
4.
13
Keunggulan diukur dari
unggulan
pertumbuhan dan perkembangan individu.
5. Minat siswa jarang diperhatikan
5.
Siswa didampingi untuk membuat pilihan gaya belajar sesuai kebutuhannya.
6. Tidak memuat profil pelajar
6.
pancasila
Menunjukkan penerapan profil pelajar pancasila
7. Pembelajaran mendominasi
7.
seluruh kelas
Menggunakan banyak media pembelajaran
8. Materi dan kurikulum mencakup
8.
semua pembelajaran
Pembelajaran didasarkan pada kesiapan, minat dan profil belajar siswa
9. Penguasaan terhadap materi
9.
Penggunaan ketrampilan
dan ketrampilan adalah focus
penting untuk memahami
pembelajaran
konsep dan prinsip utama adalah pembelajaran berfokus pada siswa.
10.
Waktu tidak fleksibel
10. Waktu fleksibel berdasarkan kebutuhan siswa
11.
Guru yang memecahkan
11. Siswa yang memecahkan
masalah 12.
masalahnya sendiri
Guru mengatur standar
12. Siswa bekerjasama dengan
penilaian untuk seluruh kelas
guru untuk menyelesaikan capaian pembelajaran
13.
Asesmen dilakukan secara
tunggal
13. Asesmen dilakukan dengan berbagai cara
A. Strategi pembelajaran berdiferensiasi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Diferensiasi konten : berhubungan dengan materi atau apa yang diajarkan pada peserta didik dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, baik itu dalam aspek kesiapan
14
belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya 2. Diferensiasi proses : menekankan pemahaman guru tentang proses belajar peserta didik, apakah secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada peserta didik. Siapa sajakah peserta didik yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah peserta didik
yang membutuhkan
pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri 3. Diferensiasi produk : keberagaman dalam hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan pada guru bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. B. Prinsip- prinsip pembelajaran berdiferensiasi : 1. Asesmen
yang
berkesinambungan
dalam
pembelajaran.
bagaimana guru secara terus menerus mengumpulkan informasi tentang bagaimana peserta didik belajar sehingga dapat Menyusun rencana pembelajaran/modul ajar sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Guru menjamin proses pembelajaran yang mengakui keberadaan semua peserta didik. Peserta didik belajar berdasarkan kesamaan minat dan kebutuhan mereka. 3. Pengelompokan peserta didik secara fleksibel, guru merancang pembelajaran
yang
memungkinkan
semua
peserta
didik
bekerjasama dengan berbagai teman sebaya pada waktu tertentu. Peserta didik juga bekerjasama dengan teman sebaya yang memiliki tingkat kesiapan sama dan berbeda dengan dirinya. 4. Adanya kolaborasi dan koordinasi yang terus menerus antara guru dan peserta didik. 5. Guru dan peserta didik bekerjasama untuk membangun komitmen untuk mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. 6. Penggunaan waktu yang fleksibel dalam merespon proses dan hasil belajar.
15
7. Strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti pusat belajar, pusat pengembangan bakat dan minat, pembelajaran dengan tutor sebaya dll. 8. Peserta didik dinilai dengan berbagai cara sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan setiap peserta didik. Pada
proses
pembelajaran
berdiferensiasi
guru
wajib
melaksanakan asesmen diagnostic, guna mengetahui kesiapan, minat dan pilihan belajar. Pembelajaran berdiferensiasi adalah mengajar peserta didik dengan cara berpikir yang berbeda-beda, hal ini menuntut guru memahami peserta didik sebagai pembelajar. Guru harus
bisa
membuat rencana pembelajaran, asesmen dan evaluasi yang berdaya guna sehingga guru memiliki harapan tinggi terhadap kekuatan peserta didik yang berbeda-beda. Saat guru dan peserta didik bekerjasama untuk mengetahui kesiapan pilihan belajar dan minat peserta didik, maka peserta didik juga menjadi lebih mengenal dirinya sendiri. Peserta didik lebih mengenal diri sendiri, mereka yakin untuk memilih bentuk-bentuk diferensiasi yang ada. Masing-masing komponen tersebut sebagai berikut : 1. Kesiapan Peserta didik Pemahaman
tentang kesiapan
merupakan
suatu
konsep
peserta penting
didik dalam belajar dalam
pembelajaran
berdeferensiasi. Sebagai contoh ada peserta didik yang siap belajar tentang materi yang sulit, namun ada juga peserta didik yang membutuhkan waktu lama untuk mempelajari materi pelajaran. Jika guru mengetahui kesiapan siswa dalam suatu konsep, maka guru dapat mengenalkan dan melaksanakan konsep tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru dapat memberikan tugas yang sesuai dengan kesiapan siswa dan mengkreasikan tugas yang paling sesuai dengan ketrampilan siswa serta melaksanakan profil
16
pelajar Pancasila. Untuk memenuhi kesiapan siswa
pada suatu
konsep,guru melakukan asesmen diagnostik. 2. Minat siswa Bagian
yang
tidak
kalah
penting
adalah
mengenal
minat
siswa.Dengan mengenali minat siswa, guru dapat merencanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. Menentukan minat siswa relative mudah, bisa dengan guru mengajukan pertanyaan lisan saat awal pembelajaran. atau dengan cara survei meminta siswa untuk menghubungkan minat mereka dengan suatu topik yang akan dipelajari. 3. Pilihan belajar siswa ( preferensi ) Preferensi belajar adalah kecenderungan cara-cara tertentu yang digunakan siswa dalam memproses apa yang harus dipelajari. Preferensi belajar terdiri dari gaya belajar. Preferensi gaya belajar adalah bagaimana siswa memilih, memperoleh,memproses dan mengingat informasi baru. Preferensi gaya belajar terdiri dari pembelajar visual, auditori dan kinestetik. Guru dapat memilih gaya belajar yang berbeda untuk tugas yang berbeda. Guru harus memikirkan bagaimana cara menyajikan informasi dan memberikan kesempatan
belajar
bagi
siswa
dalam
melayani
proses
pembelajaran. Karakteristik dari masing-masing gaya belajar tersebut sebagai berikut: Tabel 4 Karakteristik Gaya belajar siswa Gaya belajar
karakteristik
1. Visual
1. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar 2. Suka mencoret-coret sesuatu, terkadang tanpa ada artinya saat di dalam kelas 3. Pembaca cepat dan tekun 4. Lebih suka membaca daripada
17
mendengar 5. Rapi dan teratur 6. Mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun penampilan keseluruhan 7. Teliti terhadap sesuatu dengan detail 8. Menggunakan warna dalam mengorganisasikan informasi 9. Pengeja yang baik 10.Lebih memahami gambar daripada instruksi langsung 2. Auditori
1. Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan 2. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. 3. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan 4. Dapat mengulangi Kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara. 5. Bagus dalam berbicara dan bercerita 6. Berbicara dengan irama yang terpola 7. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat. 8. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu Panjang lebar 9. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya 10.Suka musik dan bernyanyi 11. Tidak bisa diam dalam waktu lama 12. Suka mengerjakan tugas kelompok.
3. Kinestetik
1. Selalu berorentasi fisik dan banyak bergerak
18
2. Berbicara dengan perlahan 3. Menanggapi perhatian fisik 4. Suka menggunakan berbagai peralatan dan media 5. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka 6. Berdiri dekat Ketika berbicara dengan orang 7. Mempunyai perkembangan awal otototot yang besar 8. Belajar melalui praktek 9. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat 10.Menggunakan jari sebagai petunjuk Ketika membaca 11. Banyak menggunakan isyarat tubuh 12. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama 13. Menyukai buku-buku yang berorentasi pada cerita 14. Kemungkinan tulisannya jelek 15. Ingin melakukan segala sesuatu 16. Menyukai permainan dan olah raga
19
Preferensi Kecerdasan, didasarkan pada konsep kecerdasan majemuk Howard Gardner dan konsep kecerdasan Triarkis
Robert
Sternberg. Ada delapan jenis kecerdasan, dimana setiap orang memiliki satu bahkan lebih jenis kecerdasan. Setiap jenis kecerdasan memiliki karakteristik sebagai berikut. Tabel 5 Karakteristik kecerdasan majemuk No 1
Jenis Kecerdasan
Karakteristik
Verbal Lingual
Kekuatan : suka membaca, menulis, berbicara, mengingat. Cara belajar terbaik : membaca, mendengarkan, melihat kata, menulis, berdiskusi dan debat.
2
Logika Matematika
Kekuatan : suka mengerjakan soal hitung menghitung, pola, teka teki,pemecahan masalah menggunakan logika dan bereksperimen. Cara belajar terbaik : mengklasifikasikan, bermain angka, membuat poin-poin materi.
3
Visual Spasial
Kekuatan : menggambar, memetakan dan menvisualisasikan benda atau pikiran. Cara belajar terbaik : menggunakan gambar, warna dan mind mapping
4
Fisik Kinestetik
Kekuatan : olah raga, menari, bermain peran dan gerak fisik lainnya. Cara belajar terbaik : belajar sambil bergerak seperti bermain, atau
20
menari, atau dengan menyentuh langsung objek yang dipelajari 5
Musikal
Kekuatan : bernyanyi, bermain alat music, mengingat nada Cara belajar terbaik : secara auditori, mendengar music, dengan bersenandung.
6
Interpersonal
Kekuatan : memahami orang lain, memimpin, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide kepada orang lain dengan baik, menjadi mediator yang baik Cara belajar terbaik : diskusi, pemecahan masalah dengan bekerjasama.
7
Intrapersonal
Kekuatan : memahami diri sendiri, mampu mengendalikan diri sendiri Cara belajar terbaik : bekerja sendiri, merenung
8
Naturalis
Kekuatan : merawat tanaman, menjaga kebersihan lingkungan Cara belajar terbaik : belajar di alam terbuka
Preferensi lingkungan melibatkan kondisi di mana peserta didik belajar yang terbaik. Ada siswa lebih suka diam Ketika bekerja, yang lain lebih suka bersuara. Ada peserta didik yang lebih suka lingkungan yang terstruktur dan terang, ada yang suka santai di sudut dengan pencahayaannya yang tenang. Preferensi belajar lainnya, preferensi ini juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin atau budaya. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan pemahaman peserta didik sehingga guru dapat membuat ruang kelas yang cukup fleksibel bagi peserta didik untuk bekerja dengan cara yang paling produktif.
21
C. Asesmen pembelajaran berdiferensiasi Asesmen adalah proses pengumpulan, pencatatan, interprestasi, penggunaan
dan komunikasi informasi yang sedang berlangsung
tentang kemajuan peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, konsep, ketrampilan dan sikap. Ada tiga tujuan utama asesmen
yaitu : sumatif, formatif.
Diagnostik . Asesmen sumatif berkaitan dengan ujian dan tes, digunakan untuk memberikan ringkasan pencapaian peserta didik. Asesmen formatif adalah jenis penilaian yang sering dikaitkan dengan kelas. Ini melibatkan penggunaan seluruh proses penilaian untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang kemajuan pembelajarannya sehingga dia dapat belajar lebih efektif. Sedangkan asesmen diagnostic merupakan tes awal yang dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan, minat dan gaya belajar siswa, sehingga diharapkan guru mampu melayani proses pembelajaran dengan tepat. Pembelajaran berdiferensiasi akan berhasil dengan baik jika dimulai dari asesmen yang menyeluruh tentang kesiapan, minat dan gaya belajar peserta didik. Guru menggunakan informasi asesmen ini untuk mendeferensiasikan lingkungan belajar,
menentukan strategi
pembelajaran dan penilaian. Jika guru memiliki informasi yang akurat, tepat dan dapat diandalkan tentang kondisi peserta didik, serta tentang kondisi
optimal
yang
akan
menumbuhkan
dan
mendukung
pembelajaran, maka guru dapat menyesuaikan proses pembelajaran secara efektif dan menyenangkan. D. Merancang pembelajaran berdiferensiasi Merancang pembelajaran dapat membantu guru dalam : a. Merencanakan tujuan akhir b. Menentukan unsur-unsur pelajaran yang akan dideferensiasikan c. Garis besar strategi, struktur dan proses pembelajaran.
22
Perencanaan pembelajaran terbagi pada tiga fase : a. Fase awal, untuk menfokuskan dan melibatkan peserta didik dengan mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Terkadang dengan mengajukan pertanyaan dan menyelidiki pemahaman saat ini ( minds on ). Bentuk kegiatan fase awal : 1. Membangun lingkungan belajar yang positif 2. Menghubungkan ke pembelajaran sebelumnya. 3. Mengajukan pertanyaan dan menyelidiki pemahaman saat ini. b. Fase
tengah,
untuk
memperkenalkan
atau
memperluas
pembelajaran, dan menyediakan peluang untuk Latihan dan umpan balik ( aksi ).Bentuk kegiatan fase tengah : 1. Memperkenalkan pembelajaran paradigma baru 2. Memberikan kesempatan untuk Latihan ( misalnya, belajar mandiri ), menerapkan pembelajaran dan umpan balik. c. Fase
akhir,
untuk
mengkonsolidasikan
pembelajaran
dan
memberikan peluang untuk refleksi ( konsolidasi dan koneksi ). Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk merefleksikan pembelajaran. E. Memulai Pembelajaran Berdiferensiasi 1. Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi Langkah pertama memulai pembelajaran berdiferensiasi adalah melakukan penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan selama ini. Tes diagnostic diperlukan untuk mengetahui apakah siswa sudah diberikan tantangan, variasi belajar, mengidentifikasi siapa yang paling terlayani dalam pembelajaran, dan memodifikasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 2. Menciptakan
lingkungan
berdiferensiasi.
23
yang
mendukung
pembelajaran
Untuk menilai lingkungan belajar saat ini, guru dapat melakukan tes awal/ tes diagnostic, guna menentukan strategi pembelajaran yang mampu mempengaruhi prestasi peserta didik.
3. Menyediakan pilihan Memberikan peserta didik berbagai pilihan untuk belajar secara mandiri, cara yang dapat dilakukan untuk menginformasikan berbagai pilihan belajar, adalah dengan : a. Secara eksplisit mengajarkan peserta didik ketrampilan yang diperlukan untuk bekerja secara efektif dalam kelompok atau dengan pasangan. b. Bantu peserta didik mengetahui kekuatan dan preferensi belajar mereka c. Mendorong dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk merefleksikan hasil pilihannya, sehingga mereka bisa menjadi lebih baik dalam membuat pilihan. d. Perkenalkan pilihan dengan cara-cara sederhana, dapat dilakukan dengan cara : 1. Tanyakan apakah peserta didik lebih suka bekerja secara individu atau pasangan 2. Biarkan mereka memutuskan urutan penyelesaian Ketika beberapa tugas perlu dilakukan. 3. Mintalah mereka menjawab salah satu pertanyaan tes dengan menulis atau menggambar.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngaglik Kabupaten Sleman. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Februari s.d April tahun 2022. Tabel 6 Jadwal Penelitan Tindakan kelas NO
Kegiatan Penyusunan
A
Februari 1
2
v
v
3
Maret 4
1
2
3
April 4
1
2
3
Tanggal 4 2-9
Proposal
Februari 2022
B
Siklus 1 1. Perencanaan
v
2. Tindakan Pertemuan 1
v
Pertemuan 2
v
3. Refleksi C
v
Siklus 2 1. Perencanaan
v
2. Tindakan Pertemuan 1
v
Pertemuan 2
v
3. Refleksi D E
v
Penyusunan
v
v
v
Laporan Seminar
v
30 April 2022
25
B. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada peserta didik kelas IX D SMP Negeri 1 Ngaglik Kabupaten Sleman, dengan jumlah peserta didik sebanyak 34 orang dan 1 guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan agama islam. Penelitian
Tindakan kelas ini menguji pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Pendidikan agama islam. C. Prosedur penelitian 1. Rencana Tindakan a. Pemilihan materi pelajaran Dalam penelitian ini peneliti memilih materi yang memiliki cakupan cukup luas, yaitu materi Iman kepada Qadha dan Qadar. Dari hasil belajar peserta didik masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) b. Penentuan strategi pembelajaran berdiferensiasi Pembelajaran diferensiasi adalah sebuah pembelajaran yang mampu
mengakomodir
berbagai
perbedaan
gaya
belajar,
kebutuhan belajar, bakat dan minat minat belajar peserta didik. Guru harus mampu merespon kebutuhan belajar peserta didik dan melayani diferensiasi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Kelebihan dari pembelajaran berdiferensiasai antara lain : a) Tercipta lingkungan belajar yang mengundang peserta didik untuk belajar kurikulum merdeka. b) Guru mampu melayani dan merespon kebutuhan belajar peserta didik. c) Terciptanya managemen kelas yang efektif d) Peserta didik dengan berbagai karakteristik merasa dihargai . e) Ada kolaborasi antara guru dengan peserta didik f) Kebutuhan belajar peserta didik terfasilitasi dan terlayani dengan baik.
26
Pembelajaran berdiferensiasi pada penelian ini adalah dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi antara lain : a. Deferensiasi Konten b. Deferensiasi proses c. Diferensiasi Produk 2. Penyusunan RPP berdeferensiasi Langkah-langkah dalam menyusun RPP berdiferensiasi : a. Menuliskan identitas mata pelajaran, antara lain : Satuan Pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, materi pokok, alokasi waktu. b. Menuliskan Standar kompetensi Strander kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik terhadap penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
yang
diharapkan
tercapai
pada
setiap
proses
pembelajaran suatu mata pelajaran. c. Menuliskan Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indicator kompetensi dalam suatu mata pelajaran. d. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK adalah pencapaian yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi dasar penilaian mata pelajaran. e. Merumuskan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran memberikan arah dan gambaran proses pembelajaran yang diharapkan tercapai pada peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. f. Menuliskan materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. g. Menentukan strategi pembelajaran berdeferensiasi.
27
Setelah guru melakukan tes diagnostic/tes awal maka guru membuat media pembelajaran Google Site untuk melayani peserta didik dengan berbagai kebutuhan dan gaya belajar. Google site tersebut untuk menfasilitasi peserta didik yang visual, auditori dan kinestetik, dengan video, buku teks, komik, serta powerpoint. h. Merumuskan kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran berdeferensiasi terdiri dari : 1) Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan pembelajaran
merupakan yang
kegiatan
bertujuan
awal
untuk
dalam
proses
memotivasi
dan
mengkodisikan peserta didik untuk fokus pada kegaiatn pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran deferensiasi untuk mencapai KD yang telah disepakati. Pembelajaran berdeferensiasi diharapkan membuat suasana kelas yang interaktif, inspiratif, menantang dan menyenangkan. Pada kegiatan inti peserta didik mendapatkan pelayanan sesuai dengan minat, kebutuhan dan gaya belajarnya. Pada kegiatan inti
memuat
deferensiasinya,
baik
deferensiasi
konten,
deferensiasi proses maupun deferensiasi produk. 3) Kegiatan akhir Kegiatan akhir merupakan kegiatan mengakhiri pembelajaran berdeferensiasi dengan peserta didik dengan pendampingan guru membuat kesimpulan, melaksanakan refleksi atas proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. 4) Menentukan media/ alat/ sumber belajar Penentuan sumber belajar pada pembelajaran berdeferensiasi menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik, antara lain buku teks, video youtube, komik, poster dan powerpoint. Sedangkan media yang digunakan adalah Google site.
28
5) Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. i. Penyusunan instrument Penilaian Dalam
menyusun
instrument
penilaian
dilakukan
beberapa
Langkah antara lain: 1) Menentukan indikator pencapaian kompetensi 2) Membuat kisi-kisi soal 3) Membuat Soal 4) Menentukan pedoman penilaian. j. Refleksi pembelajaran Salah satu ciri dari pembelajaran berdeferensiasi adalah refleksi pembelajaran. kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdeferensiasi yang baru saja dilakukan,
ada
umpan
balik
pembelajaran berikutnya.
29
untuk
memperbaiki
proses
Gambar 1. Model Siklus Penelitian Tindakan kelas Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan Tindakan Perencanaan
Siklus II
Refleksi
30
Pengamatan
D. Tehnik Pengumpulan data Proses pengumpulan data pada penelitian Tindakan kelas (PTK) ini ada 2 tehnik, yaitu: 1. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi Pendidikan agama Islam khususnya materi Iman kepada Qadha dan qadar, setelah proses pembelajaran berdeferensiasi ini dilaksanakan pada peserta didik kelas IX D SMP Negeri 1 Ngaglik tahun pelajaran 2021/2022. Pada setiap siklus guru memberikan tes tulis untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam menguasai materi Pendidikan agama Islam. 2. Non tes Tehnik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada 3 jenis, yaitu observasi, wawancara dan angket. Observasi digunakan untuk mengetahui respon peserta didik dalam kelas tersebut, yang akan membantu pengelompokan deferensiasinya. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari peserta didik tentang meningkatnya hasil belajar setelah proses pembelajaran berdeferensiasi. Angket digunakan untuk tes diagnostic/ tes awal dalam mengelompokkan peserta didik, serta melayani sesuai dengan deferensiasinya. E. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan Tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk dapat mengetahui perkembangan hasil belajar Pendidikan Agama Islam, maka dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru Pendidikan agama islam yang melakukan penelitian ini. Selain itu juga dilakukan diskusi antara
guru sebagai peneliti dan pengamat sebagai
kolaborator dalam penelitian ini.
31
Berdasarkan hasil angket dari peserta didik dan juga hasil diskusi dengan kolaborator, maka langkah yang paling tepat adalah mengubah strategi pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik perlu perubahan strategi pembelajaran dari pembelajaran secara umum
dirubah
menjadi
pembelajaran
berdiferensiasi.
Dengan
memperhatikan kebutuhan peserta didik, minat peserta didik dan profil belajar peserta didik, dalam melayani proses pembelajaran di kelas. Dari hasil refleksi awal maka dijadikan pijakan oleh peneliti untuk pelaksanakan penelitian Tindakan kelas dengan model pembelajaran berdiferensiasi. Prosedur pelaksanaan Tindakan kelas ini meliputi : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi pada setiap siklus Secara terperinci prosedur Tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut : SIKLUS 1 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan ialah : 1) Membuat angket yang diisi oleh peserta didik dalam rangka untuk menentukan proses pembelajaran berdiferensiasinya. Membuat rencana
pelaksanaan
pembelajaran
berdiferensiasi,
dengan
Menyusun RPP berdiferensiasi yang disusun mengggunakan pedoman pada Permendikbud nomor 14 tahun 2019 yang berisi kegiatan pendahuluan, kegiatan ini dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan terdiri dari kegiatan orientasi, appersepsi, motivasi
dan
memberikan
petunjuk
proses
pembelajaran
berdiferensiasi. Kegiatan inti meliputi memberikan stimulus melalui kegiatan mengamati,membaca, mendengar dan menyimak media pembelajaran digital dengan Google Site pada materi Pendidikan agama islam.
32
2) Menyusun lembar kerja peserta didik (LKPD) dan menyiapkan sumber belajar berdeferensiasi dengan media digital Google Site. 3) Membuat media pembelajaran digital yang berdiferensasi dengan Google site untuk menfasilitasi minat, kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. 4) Mendesain bentuk evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Pada
tahap
pelaksanaan
Tindakan
ini
dilakukan
dengan
menggunakan panduan perencanaan pada RPP berdeferensiasi yang dibuat, serta dalam pelaksanaan Tindakan kelas ini bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan saat refleksi. Selama proses pembelajaran
berdiferensiasi
berlangsung
menggunakan
RPP
berdiferensiasi yang telah disiapkan. 3. Observasi ( Pengamatan ) Kegaiatan
yang
dilakukan
pada
tahap
observasi
ini
adalah
mengobservasi pelaksanaan kegiatan diskusi peserta didik pada proses pembelajaran berdiferensiasi. Observasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berdiferensiasi yaitu menggunakan lembar observasi : lembar observasi belajar, lembar obsevasi pengelolaan kelas dalam guru mengajar dan instrument hasil belajar peserta didik. 4. Tahap refleksi Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari Tindakan yang
telah
diimplementasikan
pada
proses
pembelajaran
berdeferensiasi. Dari hasil refleksi ini dilakukan Tindakan evaluasi apakah Tindakan yang telah dilaksanakan berhasil atau tidak. Refleksi berpedoman pada temuan selama dilakukan observasi di kelas. Data dari
lembar
observasi
yang
telah
diisi
oleh
kolaborator,
dikomunikasikan dengan guru peneliti sebagai bahan refleksi. Serta dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya agar hasil belajar peserta didik meningkat.
33
SIKLUS 2 Pada pelaksanaan siklus II sama seperti pada pelaksanaan siklus I, hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan sebagai refleksi untuk menindaklanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus II, dengan harapan untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I. 1. Perencanaan Pada tahap ini Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi,
dengan
Menyusun
RPP
berdiferensiasi
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan pada siklus II pada dasarnya sama seperti pada siklus I, yaitu dengan subyek penelitian sama seperti siklus I, tetapi diperbaiki lagi proses pembelajaran berdeferensiasinya berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 3. Pengamatan Pengamatan
yang
dilakukan
pada
siklus II sama
dengan
pengamatan pada siklus I, pengamatan ini dilakukan untuk mengamati
sejauh
melaksanakan
mana
pembelajaran
aktifitas
peserta
berdeferensiasi
didik
dalam
melalui
lembar
pengamatan yang telah disusun. 4. Refleksi Refleksi pada siklus II digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar secara signifikan dengan pembelajaran berdeferensiasi. Sebab proses pembelajaran berdeferensiasi guru sudah melayani minat, kebutuhan dan gaya belajar sesuai dengan keinginan peserta didik, sehingga harapannya peserta didik merasa aman, nyaman dan senang mengikuti pembelajaran Pendidikan agama Islam.
34
F. Data instrument penelitian dan analisis Data 1. Jenis Data Data yang diambil berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data nilai hasil belajar peserta didik saat diberikan tes tulis. Sedangkan data kualitatif berupa data hasil observasi dan wawancara. 2. Intrumen penilaian Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan non tes. Tes yang digunakan pada proses pembelajaran berdeferensiasi ini adalah berupa soal pilihan ganda 10 butir soal untuk siklus I dan 5 soal pilihan ganda serta 5 soal uraian pada siklus II. Non tes berupa pengamatan atau observasi. 3. Analisis data Data dianalisis dengan secara kuantitatif diskriptif, data hasil belajar secara individu dibandingkan dengan KKM yang telah ditentukan guru mata pelajaran pada KTSP. G. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian 1. Tindakan
dianggap
berhasil
bila
dalam
proses
pembelajaran
berdiferensiasi 90% peserta didik terlibat aktif. 2. Tindakan dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta didik > KKM dan secara klasikal dikatakan berhasil jika jumlah peserta didik dalam kelas yang mendapat nilai > 75 ada 85%
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi pra Tindakan Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di semester genap tahun pelajaran 2021/2022, kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan yaitu bulan Februari sampai bulan April 2022. Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ngaglik dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA SISWA
KELAS IX D SMP NEGERI 1 NGAGLIK TAHUN PELAJARAN 2021/2022”. Diawali dengan mengadakan observasi serta hasil analisis
Ujian akhir semester ganjil tahun 2021/2022 dan ulangan
harian pertama sebelum Tindakan yang mencapai KKM baru 50 %. Hal tersebut yang membuat peneliti mencari akar masalah dalam proses pembelajarannya. Keprihatian peneliti melihat hasil belajar peserta
didik,
membuat
peneliti
mencoba
mengubah
proses
pembelajaran biasa dengan proses pembelajaran berdeferensiasi. Dalam pembelajaran berdeferensiasi guru harus mampu menfasilitasi kebutuhan, minat dan gaya belajar peserta didik agar mereka merasa senang dan bahagia saat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga harapannya nilai hasil belajarnya meningkat minimal sesuai KKM atau lebih. Tabel 7 Hasil Observasi nilai peserta didik Kelas Banyaknya peserta didik
IX D
Banyaknya peserta didik yang
yang nilainya > KKM pada
nilainya > KKM pada Ulangan
PAS semester gasal tahun
harian 1, semester genap
pelajaran 2021/2022
tahun pelajaran 2021/2022
17
16
36
Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, yang terlaksankan dalam 4 minggu. Prosedur pelaksanaan pada
setiap
siklus adalah perencanaan, pelaksanaan Tindakan, evaluasi dan refleksi. Pada prosedur penelitian Tindakan kelas siklus 1 dipaparkan secara lengkap, sedangkan pada prosedur penelitian siklus 2 relatif sama dengan siklus 1. Dengan demikian pembahasannya lebih difokuskan pada hasil observasi dan refleksi. Langkah yang akan dilakukan pada siklus 2 adalah perbaikan dari temuan permasalahan serta antipasinya dari siklus sebelumnya. 2. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Perencanaan Siklus
1
dilaksanakan
dalam
dua
kali
pertemuan,
pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal, 25 Februari 2022. Kompetensi dasar ( KD ) yang dipelajari adalah KD. 3.4 memahami makna iman kepada Qadha dan qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk cipatanNya.
Pada
pertemuan
pertama
proses
pembelajaran
berdiferensiasi dilaksanakan tes diagnostic/ tes awal untuk menentukan strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Materi pokok yang dipelajari pada pertemuan pertama antara lain mendiskripsikan pengertian iman kepada iman kepada qadha dan qadar sebagai tes awal pada
proses diferensiasi konten yang
akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2022, yaitu proses pembelajaran berdiferesiasi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
yaitu dengan
membagi kelompok diskusi berdasarkan tes diagnostic yang telah dilakukan
pada
pertemuan
pertama,
dan
dengan
media
pembelajaran Google sites guna mempelajari materi KD 3.4 memahami makna iman kepada Qadha dan qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk cipatanNya. Sesuai dengan kebutuhan, minat dan gaya belajar peserta
37
didik yang telah disepakati yaitu dengan : buku teks, Video Youtube, Power point, dan komik. Serta menyelesaikan soal materi iman kepada qadha dan qadar. Perencanaan diawali dengan kegiatan
menentukan
scenario Tindakan peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan proses pembelajaran berdiferensiasi pada materi memahami makna iman kepada Qadha dan qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk ciptanNya. Kegiatan tersebut dimulai dengan menyusun silabus,RPP Berdiferensiasi, Media pembelajaran Google sites, penilaian, lembar kerja peserta didik ( LKPD ), alat dan bahan yang diperlukan, instrumen evaluasi baik kelompok atau individu. Sebelum pelaksanaan penelitian Tindakan kelas dengan pembelajaran berdiferensiasi perlu dilakukan sosialisasi kepada peserta didik kelas IX D tentang “ belajar
Pendidikan
Agama
Upaya meningkatkan hasil
Islam
dengan
pembelajaran
berdiferensiasi pada peserta didik kelas IX D materi Iman kepada qadha dan Qadar.” Persiapan yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran berdiferensiasi antara lain : 1) membuat soal tes diagnostic. 2) membuat media pembelajaran Google Sites yang berisi materi berupa : buku teks, Video Youtube, Powerpoint, dan komik. 3) guru membagi kelompok sesuai dengan hasil tes diagnostic pada proses pembelajaran berdiferensiasi yang akan dilakukan, ada kelompok buku teks, kelompok Video Youtube, kelompok Powerpoint dan kelompok Komik, setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 anak. Siklus ini dilaksanakan pada materi iman kepada qadha dan qadar yang meliputi : 1) menemukan pengertian pengertian iman kepada qadha dan qadar. 2) mampu menganalisis pembagian takdir mubram dan takdir muallaq. 3) menemukan
38
contoh kejadian
dalam kehidupan sehari-hari terkait takdir
mubram dan takdir muallaq. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada tanggal 25 Februari 2022 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2022. Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan di kelas IX D yang terdiri dari 34 peserta didik, pada siklus 1 pertemuan pertama banyaknya peserta didik yang hadir ada 34, sedangkan pada perteuan kedua banyaknya siswa yang hadir ada 34, dan observer sebagai kolaborator 1 orang. Pada
siklus
melaksanakan
1
proses
pada
pertemuan
pembelajaran
pertama
peneliti
berdiferensiasi
dengan
membuat kelompok peserta didik berdasarkan tes diagnostic. Materi yang akan dipelajari adalah iman kepada qadha dan qadar, dengan Skenario pembelajaran berdiferensiasi menggunakan media pembelajaran Google sites. Dengan harapan pembelajaran tersebut mampu melayani semua gaya belajar dan kebutuhan belajar peserta didik agar hasil prestasi belajar meningkat. Tahap 1 : peserta didik dibentuk kelompok sesuai hasil tes diagnostic,
serta
kebutuhan,
belajarnya,
menggunakan
HP
minat
dan
gaya
untuk
mengakses
media pembelajaran Google Sites, peserta didik melaksanakan diskusi kelompok, mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD ). Tahap 2 :
Peserta didik berkelompok sesuai pada pertemuan pertama, setiap kelompok menyiapkan persentasi sesuai dengan gaya belajar,bakat dan minat mereka, boleh dengan Narasi, Video, Powerpoint dan komik sesuai
kesepakatan
kelompok
tersebut.
Setelah
semua kelompok pesentasi maka peserta didik membuat
kesimpulan
39
dan
refleksi
proses
pembelajaran.
Evluasi
dilaksanakan
pada
akhir
pertemuan kedua setiap siklusnya . Kegiatan peserta didik
pada
siklus 1 pertemuan pertama
dankedua Gambar 1 : Diskusi kelompok sesuai gaya belajar peserta didik
Peserta didik menyelesaikan LKPD dengan sumber belajar yang berdiferensiasi
Gambar 2 : Media Pembelajaran Google site
Media pembelajaran Google site untuk menfasilitasi gaya belajar peserta didik
40
Pada kegiatan siklus 1 pertemuan pertama peserta didik mengerjakan LKPD sebagai berikut : 1. Deskripsikan pengertian Qadha dan Qadar , Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar dengan benar ! Jawab:………………………………………………………. 2. Menganalisis macam-macam takdir ! Jawab:…………………………………………………….. 3. Menganalisis contoh takdir mubram dan takdir mualaq dalam kehidupan sehari-hari yang dialami peserta didik! Jawab:………………………………………………………. Tahap 3 : peserta didik melaksanakan persentasi hasil kerja kelompok, siswa yang lainnya memberikan tanggapan Gambar 3 : Persentasi peserta didik
Persentasi peserta didik dengan melayani gaya belajar Visual dan auditori
Tahap 4 :
Guru memberikan apresiasi pada kelompok yang pesentasi sesuai dengan gaya belajar mereka.
Tahap 5 :
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan dari materi yang dipelajari pada proses pembelajaran.
Tahap 6 :
Peserta didik mengerjakan tugas mandiri
Tahap 7 :
Peserta didik diarahkan untuk merangkum point point penting pada pembelajaran.
Tahap 8 :
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari minggu depan
41
Tahap 9 :
Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengetahui tindak lanjut pada pembelajaran berikutnya.
Tabel 8 :
Tingkat keaktifan peserta didik belajar pada siklus 1
Kriteria
Jumlah siswa
Prosentasi keaktifan
Aktif
14
41, 17%
Belum aktif
20
58,8 %
Sedangkan pada siklus 1 pertemuan kedua peserta didik menyelesaikan contoh soal tentang memahami makna iman kepada Qadha dan qadar berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar dan makhluk cipatan-Nya dengan pertanyaan lisan dari guru. Kemudian peserta didik mengerjakan latihan soal yang bertujuan mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terkait materi tersebut. Tabel 9 : Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 dengan KKM 75 Kriteria
Jumlah
Prosentase
Keterangan
Tuntas
22
64,70%
Rata-rata……
Belum tuntas
12
35,26%
Rata-rata……
c. Refleksi Tindakan Berdasarkan pengamatan guru
pada peserta didik saat
proses pembelajaran berdiferensiasi diperoleh hasil sebagai berikut : 1) pada perlakuan/tindakan yang pertama masih ada beberapa peserta didik terlihat belum aktif, serta masih bingung bagaimana menggunakan sumber belajar Googlesite dari HP mereka. 2) Saat peserta didik melakukan persentasi dengan berbagai gaya belajar, antara lain dengan Powerpoint, Komik, teks dll belum semua peserta didik mendengarkan dengan baik.
42
Sehingga masih ditemukan peserta didik yang belum memberikan umpan balik atau pertanyaan kepada teman yang persentasi. 3) Sebagian
peserta
didik
hanya
memperhatikan
persentasi
kelompok lain, tetapi mereka belum memiliki kemandirian untuk mencatat point-point penting dari hasil persentasi kelompok lain.4) ada 6 kelompok yang sudah dapat membuat kontruksi materi dengan benar sesuai dengan tujuan pembelajaran, tetapi masih ada 2 kelompok kinestetik yang masih harus pendampingan guru. 5) Dari kemajuan hasil belajar belum memuaskan masih ada 12 peserta didik yang belum tuntas. d. Simpulan Siklus 1 dan tindak lanjut Dari hasil refleksi pada siklus 1
proses pembelajaran
berdiferensiasi masih harus ditingkatkan, misalnya : Perlu dicermati efektifitas durasi waktu untuk pembagian kelompok setelah tes diagnostic dilakukan, proses diskusi, persentasi, evaluasi dan refleksi. Pada proses pembelajaran berdiferensiasi guru sebagai fasilitator, karena proses pembelajaran ini berpihak pada peserta didik. Guru perlu memastikan jaringan internet sekolah di ruang kelas, supaya peserta didik dapat mengakses Google site dengan mudah dari HP mereka. Hal-hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki pada siklus ke 2 adalah : Tabel 10 : Hasil refleksi dan tindak lanjut Hasil Refleksi siklus 1
Tindak lanjut pada siklus 2
58,8 % peserta didik belum 1. Menganalisis ketidakaktifan aktif
dalam
pembelajaran
berdiferensiasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran berdiferensiasi 2. Memperbaiki proses
35,26% peserta didik belum 1. Menganalisis tuntas KKM 75
penyebab
peserta didik belum tuntas hasil belajarnya
43
2. Memperbaiki proses 3. Hasil Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan Tindakan Siklus ke 2 dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2022. Kopmpetensi
dasar (KD ) yang dipelajari adalah KD 3.7
memahami makna tata krama, sopan santun dan rasa malu. Pada siklus ke 2 pertemuan pertama mendiskripsikan pengertian tata krama,sopan santun dan rasa malu, mengetahui dalil naqli tentang tata krama, sopan santun dan rasa malu. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2022 proses
pembelajarannya
sesuai
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP ) yaitu mengetahui pengertian tata krama, sopan santun dan rasa malu beserta dalil naqlinya yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, untuk menyelesaikan soal terkait materi tersebut. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi guru melakukan persiapan antara lain : 1. Menyiapkan media pembelajaran Google Site sesuai KD. 3.7 tentang memahami makna tata krama, sopan santun dan rasa malu. 2. Peserta didik dibuat menjadi 8 kelompok, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya
masing-masing
sesuai
hasil
tes
diagnostic yang telah dilakukan pada siklus 1 pertemuan pertama. b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tentang materi Tata krama, sopan santun dan rasa malu sesuai dengan scenario pembelajaran yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
dengan
beberapa
perubahan
dari
pengalaman siklus 1 : 1) Efektifitas pembagian waktu saat pembagian kelompok diferensiasinya.2) guru menyiapkan sumber
44
belajar dari Google site sesuai tema.3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajarannya.4) guru melakukan refleksi untuk tindak lanjut. Tahap 1 : peserta didik dibentuk kelompok sesuai hasil tes diagnostic, sesuai kebutuhan, minat dan gaya belajarnya.
Peserta
mengakses
media
menggunakan pembelajaran
HP
Google
untuk Sites
sebagai sumber belajar, peserta didik melaksanakan diskusi kelompok, mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD ). Tahap 2 :
peserta didik berkelompok sesuai pada pertemuan pertama, setiap kelompok menyiapkan persentasi sesuai dengan
gaya belajar,bakat dan minat
mereka, boleh dengan Narasi, Video, Powerpoint dan komik sesuai kesepakatan kelompok tersebut. Setelah semua kelompok pesentasi maka peserta didik membuat kesimpulan dan refleksi proses pembelajaran. Evluasi dilaksanakan pada akhir pertemuan kedua setiap siklusnya . Kegiatan peserta didik pada siklus 2 pertemuan pertama dan kedua. Gambar
4
:
Guru
memberikan
penjelasan
Skenario
pembelajaran berdiferensiasi secara klasikal Guru menyampa ikan tujuan pembelajar an dan scenario pembelajar an dari hasil tes diagnostik
45
Gambar 5 : Media pembelajaran Google site
Pada kegiatan siklus 2 pertemuan pertama peserta didik mengerjakan LKPD sebagai berikut : 1. Mendiskripsikan pengertian tata krama, sopan santun dan rasa malu…. 2. Menjelaskan dalil naqli tentang perintah tata krama, sopan santun dan rasa malu, dari Alqur’an maupun hadist…. 3. Menganalisis dan mengelompokan perilaku dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan implementasi perilaku tata krama, sopan santun dan rasa malu…
46
Gambar 6 : Guru memberikan pendampingan individu Guru mendampin gi siswa menggunak an buku teks sebagai sumber belajar karena tidak membawa HP
Tahap 3 : Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi,
Peserta didik persentasi dengan bentuk komik, dan peserta didik lainnya menanggapi
Tahap 4 : Guru memberikan apresiasi pada peserta didik yang persentasi dan yang memberikan umpan balik, tanggapan atau pertanyaan. Tahap 5 : Guru memberikan
penguatan dan mengkonfirmasi
materi yang belum jelas dipahami peserta didik. Tahap
6 :
Peserta didik mengerjakan soal Latihan secara mandiri
Tahap 7 :
Peserta didik diarahkan untuk merangkum point point penting pada pembelajaran.
47
Tahap 8 :
Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari minggu depan
Tahap 9 : Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengetahui
tindak
lanjut
pada
pembelajaran
berikutnya. Tabel 9 : tingkat keaktifan peserta didik belajar pada siklus 2 Kriteria
Jumlah siswa
Prosentasi keaktifan
Aktif
31
91,17%
Belum aktif
3
8,83 %
Sedangkan pada siklus 2 pertemuan kedua peserta didik menyelesaikan contoh soal tentang perilaku tata krama, sopan santun dan rasa malu
dengan pertanyaan lisan dari guru.
Kemudian peserta didik mengerjakan latihan soal yang bertujuan mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terkait materi tersebut. Tabel 9 : Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 dengan KKM 75 Kriteria
Jumlah
Prosentase
Keterangan
Tuntas
30
88,23%
Rata-rata……
Belum tuntas
4
11,77%
Rata-rata……
c. Refleksi Tindakan Selama proses pembelajaran berdiferensiasi berlangsung dapat diamatai bahwa peserta didik sebagai berikut : 1) peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dibuktikan jumlah peserta yang aktif meningkat. 2) peserta didik sudah terbiasa bertanggung jawab menggunakan HP dan media pembelajaran Google site sebagai sumber belajar. 3) peserta didik merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, banyak peserta didik yang antusias dalam mengerjakan tugas persentasi sesuai dengan model yang mereka senangi. 4) kemampuan hasil belajar sudah ada
48
peningkatan, dari jumlah 34 peserta didik, 30 peserta didik telah tuntas KKM atau 88,23 %. d. Hasil refleksi Siklus 2 Dari hasil refleksi pada siklus 2
proses pembelajaran
berdiferensiasi berjalan dengan baik dan lancar , evaluasi terkait efektifitas durasi waktu untuk pembagian kelompok setelah tes diagnostic sudah dilakukan, proses diskusi, persentasi, evaluasi dan refleksi. Pada
proses pembelajaran berdiferensiasi guru
sebagai fasilitator, karena proses pembelajaran ini berpihak pada peserta didik. Guru perlu memastikan jaringan internet sekolah di ruang kelas, supaya peserta didik dapat mengakses Google site dengan mudah dari HP mereka. Sehingga keaktifan peserta didik mengalami peningkatan yang siknifikan dari yang aktif pada siklus 1 baru 14 peserta didik, maka pada siklus 2 jumlah peserta didik yang meningkat keaktifannya ada 27 peserta didik. e. Simpulan dan tindak lanjut Tabel 11 : Simpulan siklus 2 dan tindak lanjut Simpulan siklus 2
Tindaklanjut
91,17% peserta didik telah Guru harus mampu kreatif dan aktif dalam pembelajaran , 31 inovatif
dalam
melayani
peserta didik aktif dari 34 peserta
didik
dengan
peserta didik
pembelajaran berdiferensiasi
88,23% peserta didik telah Mempertahankan berhasil tuntas sesuai KKM
49
proses
pembelajaran yang sudah baik
B. Pembahasan
Diagram 1
100% 90% 80% 70% 60% 50% PRESENTASE 40% 30% 20% 10% 0%
Category 1
Category 2
Siklus 1 = 43%
Siklus 2 = 77%2
Dari hasil pengamatan kolaborator dan peneliti dari proses pembelajaran berdiferensiasi siklus 1 dan siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar. Pada siklus 1 dan 2 ada peningkatan peserta didik yang mencapai KKM dari 22 peserta didik atau 64,70% menjadi 30 peserta didik atau 88,23%. Sedangkan dari keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran di siklus 1 dan siklus 2 juga mengalami kenaikan. Pada siklus 1 peserta didik yang aktif ada 20 peserta didik atau 58,8 % naik pada siklus 2 menjadi 31 perserta didik atau 91,17%.
50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Tindakan kelas tentang “Upaya meningkatkan
hasil
belajar
Pendidikan
Agama
Islam
dengan
pembelajaran berdiferensiasi pada peserta didik kelas IX D SMP Negeri 1 Ngaglik tahun pelajaran 2021/2022”, diperoleh hal-hal sebagai berikut : 1. Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
dengan
proses
pembelajaran berdeferensiasi mampu meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran. 2. Peserta didik merasa senang mengikuti pembelajaran dengan berbagai sumber belajar sesuai dengan dengan gaya belajar mereka. 3. Terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus 1 dan siklus 2, dengan demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
proses
pembelajaran
berdiferensiasi yang diterapkan pada kelas IX D SMP Negeri 1 Ngaglik, terbukti efektif membuat peserta didik termotivasi belajar mandiri, sehingga prestasi belajarnya meningkat. B. Saran Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain : 1. Keberhasilan
proses
pembelajaran
berdiferensiasi
sangat
dipengaruhi oleh guru dalam mengelola kelas dan bagaimana guru mampu melayani gaya belajar, minat dan kebutuhan peserta didik. 2. Guru harus kreatif
dalam membuat media pembelajaran yang
mampu melayani pembelajaran berdiferensiasi.
51
3. Pembelajaran berdiferensiasi harus dilaksanakan secara konsinten, sehingga peserta didik merasa senang mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
52
DAFTAR PUSTAKA Ibrahim.,dkk.2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya :UNESA – University Press. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, 2020.Modul Pelatihan Guru Penggerak memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Jakarta : Dirjen GTK Marlina. 2019. Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di sekolah inklusi. Irwan.,2017. “Penerapan Model Pembelajaran Marketplace Activity Berbantuan internet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI kelas VIII SMPN 3 Lembang “ Al Islah, Jurnal Studi Pendidikan.Vol XV no.1, Januari – Juni 2017 : Lembang Widi Hastuti. 2017 “ Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Multi Model CTL ( Contextual Teaching Learning ) pada Siswa kelas IXE SMPN 2 Ngemplak tahun pelajaran 2017/2018. November 2017 : Sleman Nuruhbiyati. 2013 Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta, Pustaka Setia Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Alfabeta
53