Bab 11 Anggaran Dan Penentuan Tarif Bop [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

11



ANGGARAN DAN PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK Bab ini membahas metode dan dasar pembebanan biaya overhead pabrik dengan berbagai permasalahannya. Garis besar pembahasaan meliputi definisi, komponen, perhitungan tarif biaya overhead pabrik, akumulasi dan pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, pembebanan biaya overhead pabrik, dan selisih pembebanan. Pembahasan perhitungan tarif biaya overhead pabrik dalam bab ini dibatasi pada tarif tunggal, yaitu tarif yang berlaku untuk seluruh perusahaan dengan satu dasar pembebanan. Pembahasan secara rinci dimulai dari karakteristik biaya overhead pabrik, faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tarif, biaya overhead pabrik sesungguhnya, pembebanan selisih biaya overhead pabrik, dan perubahan tarif.



KARAKTERISTIK BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi. 2. Tidak dapat ditelusur dan diidentifikasi secara langsung kepada produk atau pesanan 3. Jenisnya banyak. Karakteristik diatas merupakan perbedaan pokok antara biaya overhead pabrik dan biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung. Beberapa contoh biaya overhead pabrik adalah gaji penyelia, premi lembur, biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya depresiasi, dan biaya asuransi gedung pabrik.



PENGGUNAAN TARIF PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya overhead pabrik dapat dibebankan kepada produk atau pesanan berdasarkan jumlah sesungguhnya atau berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atau pesanan berdasarkan jumlah sesungguhnya dapat menimbulkan masalah karena hal-hal sebagai berikut ini. 1. Total biaya overhead pabrik sesungguhnya baru diketahui jumlahnya pada akhir tahun sehingga sulit untuk mengalokasikannya kepada produk jadi setiap periode, misalnya setiap bulan, atau kepada suatu pesanan. 2. Fluktuasi biaya overhead pabrik karena jenis biaya tertentu yang hanya terjadi pada suatu periode. Sebagai contoh, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin yang terjadi pada suatu periode tertentu akan dibebankan sebagai biaya pada periode



yang bersangkutan, padahal biaya tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode. 3. Kesulitan untuk menelusuri secara langsung biaya overhead pabrik kepada pesanan atau produk tertentu. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dengan cara membebankan biaya overhead pabrik kepada produk atau pesanan berdasarkan tarif ditentukan di muka. Penentuan tarif biaya overhead pabrik harus mempertimbangkan beberapa faktor yang akan dibahas lebih lanjut.



FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN TARIF Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tarif adalah dasar pembebanan dan pemilihan level aktivitas. Pemilihan dasar pembebanan yang tepat dapat menjamin pembebanan jumlah biaya overhead pabrik proporsional dengan pemicu terjadinya biaya tersebut. Pertimbangan lain dalam memilih dasar pembebanan adalah dasar yang meminimumkan biaya klerikal. Dasar pembebanan meliputi unit produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam kerja langsung, jam kerja mesin, dan transaksi yang akan dibahas secara rinci berikut ini.



Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dasar pembebanan adalah faktor yang dapat mewakili konsumsi produk atas sumber daya yang menimbulkan biaya overhead pabik. Dasar pembebanan terdiri atas unit produksi, biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, jam kerja langsung, jam kerja mesin, dan aktivitas. Unit produksi. Rumus untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik adalah estimasi jumlah biaya overhead pabrik (anggaran BOP) dibagi dengan estimasi unit produksi. Tarif (Rp/unit)



Sebagai contoh, diketahui jumlah anggaran biaya overhead pabrik tahun 2010 Rp300.000 dan estimasi unit produksi 250.000 unit. Tarif biaya overhead pabrik per unit adalah sebagai berikut.



Jika bulan Januari diproduksi 1.000 unit maka total biaya overhead pabrik dibebankan Rp1.200 (1.000 unit × Rp1,20). Dasar unit produksi menjadi tidak tepat jika perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan dapat menggunakan faktor penimbang, misalnya berat, atau faktor penimbang lain. Contoh perhitungan tarif dengan faktor penimbang dapat dilihat pada peraga 11.1.



PERAGA 11.l Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik Produk



(1)



Estimasi



Faktor



Total



Tarif per



Estimasi



Tarif Biaya



Kuantitas



Penimbang



(2x3)



Penimbang



Biaya



Overhead



(2)



(3)



(4)



(5)



Overhead



per Kg (7)



Pabrik (6) A



2.000 unit



5 kg



10.000 unit



Rp3



Rp30.000



Rp15



B



5.000 unit



10 kg



50.000 unit



Rp3



Rp150.000



Rp30



C



3.000 unit



8 kg



24.000 unit



Rp3



Rp72.000



Rp24



D



4.000 unit



4 kg



16.000 unit



Rp3



Rp48.000



Rp12



Total



100.000 unit



Rp300.000



Keterangan: Tarif per penimbang = Rp300.000/100.000 = Rp3. Biaya Bahan. Tarif biaya overhead pabrik dapat ditentukan berdasarkan jumlah biaya bahan, jika terdapat korelasi antara jumlah biaya overhead pabrik dan biaya bahan yang dipakai. Perhitungan tarif dapat dilakukan dengan membagi estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah biaya bahan.



Sebagai contoh etimasi jumlah biaya overhead pabrik Rp300.000 dan etimasi biaya bahan Rp250.000. Tarif biaya overhead pabrik =



= 120% dari biaya bahan



Jika jumlah biaya bahan Rp500.000 maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan Rp600.000 (120% x Rp500.000). Dasar pembebanan ini memiliki keterbatasan dan menjadi tidak tepat jika suatu produk membutuhkan bahan dengan harga yang lebih tinggi daripada produk lain, sementara keduanya memerlukan proses produksi yang sama maka produk tersebut akan dibebani dengan biaya overhead pabrik yang lebih tinggi. Biaya Tenaga Kerja Langsung. Tarif pembebanan biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membagi estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung. Tarif (%) = Sebagai contoh,estimasi biaya overhead pabrik tahun 2010 sejumlah Rp300.000 dan estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp500.000. Tarif biaya overhead pabrik =



= 60% dari biaya tenaga kerja langsung



Jika jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp400.000 maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan Rp240.000 (60% x Rp400.000). Dasar pembebanan ini mudah dilakukan karena informasi biaya tenaga kerja langsung selalu tersedia. Dasar ini tepat digunakan pada perusahaan tipe padat karya. Metode ini tidak tepat digunakan jika komponen biaya overhead pabrik terdapat unsur biaya depresi dalam jumlah besar dan tidak berhubungan langsung dengan biaya tenaga kerja langsung. Tarif ini kurang tepat digunakan jika perusahaan memproduksi lebih dari satu produk atau pesanan yang masing-masing menggunakan tarif biaya tenaga kerja langsung yang berbeda. Jam Kerja Langsung. Dasar pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung dilakukan untuk mengantisipasi kelemahan pembebanan berdasarkan jumlah biaya tenaga kerja langsung. Metode ini tepat digunakan jika terdapat korelasi antara jumlah jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik atau perusahaan padat karya. Pada perusahaan padat modal, dasar pembebanan ini menjadi tidak tepat. Tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan cara membagi estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah jam kerja langsung. Tarif (Rp/JKL) = Sebagai contoh, diketahui jumlah anggaran biaya overhead pabrik tahun 2010 sebesar Rp300.000 dan estimasi jumlah jam kerja langsung 60.000 jam. Perhitungannya adalah sebagai berikut.



Tarif biaya overhead pabrik =



= Rp5 per jam kerja langsung



Jika jumlah jam kerja langsung suatu periode proses produksi 50.000 jam maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan menjadi sebesar Rp250.000 (50.000 jam × Rp5).



Jam Kerja Mesin. Pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jam kerja mesin tepat jika kerja mesin digunakan secara ekstensif dan komponen terbesar biaya overhead pabrik adalah biaya depresiasi, biaya pemeliharaan dan biaya pemanfaatan mesin lainnya. Tarif dihitung dengan cara membagi estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah jam kerja mesin.



Tarif (Rp/JM) =



Sebagai contoh, diketahui estimasi biaya overhead pabrik tahun 2010 sejumlah Rp300.000 dan estimasi penggunaan mesin 20.000 jam. Tarif biaya overhead pabrik =



= Rp15 per jam kerja mesin



Jika diketahui penggunaan jam kerja mesin sesungguhnya 16.000 jam maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan adalah Rp240.000 (16.000 jam × Rp15). Metode ini membutuhkan pekerjaan klerikal, yaitu pencatatan jumlah jam kerja mesin. Jika proses produksi menggunakan beberapa mesin atau kelompok mesin maka pembebanan dapat dilakukan dengan menggunakan faktor penimbang. Alternatif lain, perusahaan dapat menggunakan dasar waktu pemrosesan yang digunakan untuk memproduksi setiap unit produk.



Aktivitas. Dasar pemikiran penggunaan dasar transaksi adalah terjadinya biaya dipicu oleh aktivitas. Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode-metode sebelumnya. Beberapa contoh aktivitas antara lain inspeksi, pemindahan bahan, dan setup. Suatu produk atau pesanan yang membutukan banyak aktivitas akan dibebani biaya overhead pabrik lebih tinggi daripada produk atau pesanan yang membutuhkan sedikit aktivitas. Sebagai contoh, biaya setup dibebankan berdasarkan jumlah setup. Dari segi pengendalian, pendekatan ini dapat digunakan untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak menambah nilai. Dasar pembebanan berdasarkan aktivitas tidak dibahas secara khusus dalam bab ini.



Pemilihan Level Aktivitas Perhitungan tarif biaya overhead pabrik juga ditentukan oleh level aktivitas yang dipakai. Beberapa level aktivitas tersebut meliputi kapasitas teoretis, kapasitas praktis, kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, dan kapasitas normal. Kapasitas teoretis adalah kapasitas untuk memproduksi dengan kecepatan penuh (100%) tanpa



interupsi.



Kapasitas



praktis



adalah



kapasitas



produksi



dengan



mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat dihindari, misalnya: perbaikan mesin, ketidakefisienan, waktu setup, dan pengiriman bahan. Kapasitas praktis berkisar antara 75% dan 85% dari kapasitas teoretis. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas produksi berdasarkan output sesungguhnya yang diharapkan pada suatu periode. Kapasitas normal adalah kapasitas produksi ratarata jangka panjang untuk menghindari fluktuasi tingkat produksi. Kapasitas ini berkisar 75% dari kapasitas teoretis. Dampak penggunaan level aktivitas terhadap tarif biaya overhead pabrik disajikan dalam Peraga 11.2.



PERAGA 11.2 Dampak Penggunaan Level Aktivitas terhadap Tarif Biaya Overhead Pabrik Keterangan



Persentase Jam Kerja Mesin



Kapasitas Normal 75%



Kapasitas Sesunggunya Diharapkan 80%



7.500 jam



Kapasitas Praktis



Kapasitas Teoretis



85%



100%



8.000 jam



8.500 jam



10.000 jam



Rp12.000



Rp12.000



Rp12.000



Rp12.000



Rp6.000



Rp6.400



Rp6.800



Rp8.000



Rp18.000



Rp18.400



Rp18.800



Rp20.000



Anggaran BOP Tetap Variabel Total Tarif BOP



Tetap



*Rp1,60



Rp1,50



Rp1,41



Rp1,20



Variabel



*Rp0,80



Rp0,80



Rp0,80



Rp0,80



Rp2,40



Rp2,30



Rp2,21



Rp2,00



Total



Keterangan: BOP: Biaya overhead pabrik *Cara perhitungan, pada kapasitas normal 7.500 jam kerja mesin, Tarif BOP tetap = Rp12.000/7500 jam = Rp1,60 per jam kerja mesin dan tariff BOP variable Rp6.000/7.500 jam = Rp0,80 per jam kerja mesin.



Pendekatan Pembebanan Biaya dalam Penentuan Tarif Akuntansi biaya produksi dapat membebankan semua biaya overhead pabrik tetap dan variabel dalam penentuan tarif. Pendekatan ini disebut pendekatan penentuan biaya penuh (full costing, obsorption costing, conventional costing). Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah pendekatan penentuan biaya variabel (variable costing, direct costing), yaitu pendekatan penentuan biaya dengan membebankan biaya variabel dalam penentuan tarif. Pendekatan kedua lebih banyak digunakan untuk kepentingan manajemen internal perusahaan.



PERHITUNGAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK Saat menghitung tarif biaya overhead pabrik, langkah awalnya adalah menentukan level aktivitas sebagai dasar dalam menghitung anggaran biaya overhead pabrik. Langkah berikutnya adalah menghitung anggaran biaya overhead pabrik pada level aktivitas yang telah ditentukan tersebut. Setelah itu, menghitung tarif dengan cara membagi anggaran biaya dengan dasar pembebannanya. Contoh perhitungan anggaran biaya overhead pabrik tampak pada Peraga 11.3. Setiap jenis biaya dianggarkan sesuai dengan level aktivitasnya. Dalam contoh ini diasumsikan level aktivitas PT Sukamaju sebesar 20.000 jam kerja mesin. Jumlah anggaran biaya overhead pabrik pada tahun 2010 adalah Rp300.000 terdiri atas biaya tetap dan variabel. Biaya tetap jumlahnya tetap dan biaya variabel jumlahnya proposional dengan level aktivitas.



PERAGA 11.3 Estimasi Biaya Overhead Pabrik untuk Tahun 2010 Jenis biaya Supervisi Tenaga kerja tidak langsung



Tetap



Variabel



Rp70.000 Rp9.000



Premi lembur



Total Rp70.000



Rp66.000



Rp75.000



Rp57.500



Rp57.500



Perlengkapan



Rp4.000



Rp19.000



Rp23.000



Pemeliharaan



Rp3.000



Rp9.000



Rp12.000



Listrik dan air



Rp3.500



Rp23.500



Rp27.000



Depresiasi bangunan



Rp5.000



Rp5.000



Depresiasi peralatan



Rp23.500



Rp23.500



Asuransi kecelakaan



Rp7.000



Rp7.000



Total



Rp125.000



Rp175.000



Rp300.000



Keterangan: Diestimasi jumlah jam kerja mesin pabrik 20.000 jam. Tarif biaya overhead pabrik = Rp30.000/20.000 jam = Rp15 per jam kerja mesin.



BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA Tujuan dasar mengakumulasi biaya overhead pabrik adalah untuk mendapatkan dan menyajikan informasi yang akan dipakai untuk pengendalian biaya, yaitu melaporkan biaya yang sesungguhnya terjadi di suatu departemen atau diserap oleh suatu pesanan dan membandingkan biaya tersebut dengan biaya yang dibebankan. Dokumen sumber untuk mencatat biaya overhead pabrik adalah faktur pembelian, formular permintaan bahan, kartu jam kerja, dan memo. Biaya overhead pabrik memiliki banyak jenis yang dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya dilakukan dalam jurnal, buku besar, dan secara rinci dalam buku pembantu. Pencatatan akumulasi biaya overhead pabrik dapat menimbulkan masalah karena adanya berbagai kebutuhan data untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, perusahaan akan kesulitan untuk mendesain suatu sistem akumulasi biaya overhead pabrik yang mampu memenuhi semua kebutuhan.



SELISIH PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Pada akhir periode, jumlah biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau pesanan akan dibandingkan dengan biaaya overhead yang sesungguhnya terjadi. Sebagai contoh, diketahui jam kerja mesin sesungguhnya dipakai sebesar 18.900 jam dan tarif biaya overhead pabrik sebesar Rp15 per jam kerja mesin. Pencatatatan biaya overhead pabrik melibatkan transaksi berikut ini. a. Pencatataan pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan dengan membuat jurnal sebagai berikut.



Barang dalam proses biaya overhead pabrik



Rp283.500



Biaya overhead pabrik dibebankan



Rp283.500



b. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah sebagai berikut. Biaya overhead pabrik sesungguhnya Macam-macam akun dikredit



Rp292.000 Rp292.000



c. Pada akhir tahun, akun biaya overhead pabrik dibebankan ditutup ke akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat penutupan ini sebagai berikut. Biaya overhead pabrik dibebankan



Rp283.500



Biaya overhead pabrik sesungguhnya



Rp283.500



d. Jika diketahui jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar Rp292.000 maka terjadi kekurangan pembebanan biaya overhead pabrik. Jika selisih tersebut jumlahnya tidak material maka akan dicatat dalam akun Harga Pokok Penjualan atau Laba Rugi seperti jurnal berikut ini. Harga Pokok Penjualan



Rp8.500



Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



Rp8.500



atau Laba Rugi



Rp8.500



Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



Rp 8.500



Berikut ini disajikan bagan alir pencatatan selisih BOP ke Harga Pokok Penjualan dalam Peraga 11.4.



PERAGA 11.4 Bagan Alir Pencatatan Selisih BOP ke Harga Pokok Penjualan BOP Dibebankan



(c) Rp283.500



Rp283.500 (a)



BOP Sesungguhnya



(b) Rp292.000



Harga Pokok Penjualan



Rp283.500 (c)



Rp8.500 (d)



Rp8.500 (d)



Rp8.500 (d)



Penyajian selisih dalam laporan laba rugi dapat dilihat pada Peraga 11.5, Peraga 11.6, dan Peraga 11.7. Alternatif lain, selisih pembebanan ini dapat dialokasikan ke akun Barang Dalam Proses, Barang Jadi, dan Harga Pokok Penjualan berdasarkan perbandingan saldo akun tersebut. Selisih pembebanan tersebut dialokasikan ke akun Barang Dalam Proses 10%, Barang Jadi 20%, dan Harga Pokok Penjualan 70% sesuai dengan perbandingan saldo akun-akun tersebut. Jurnal untuk mencatat alokasi selisih BOP adalah sebagai berikut. Barang Dalam Proses



Rp850



Barang Jadi



Rp1.700



Harga Pokok Penjualan



Rp5.950



Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya



Rp8.500



Selisih pembebanan biaya overhead pabrik dalam contoh ini dapat disajikan sebagai penambah harga pokok penjualan dengan penjelasan selisih pembebanan BOP dalam Peraga 11.5 atau penyajian pada Peraga 11.6. jumlah harga pokok penjualan adalah jumlah yang telah disesuaikan dengan selisih pembebanan BOP.



PERAGA 11.5 Penyajian Selisih Biaya Overhead Pabrik PT Aneka Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 Penjualan



Rp1.600.0000



Dikurangi: Harga Pokok Penjualan



Rp1.193.500



Selisih Pembebanan BOP



Rp8.500 (Rp1.202.000)



Laba Kotor



Rp398.000



Dikurangi: Biaya Pemasaran



Rp150.000



Biaya Administrasi



Rp100.000 (Rp250.000)



Laba Operasi



Rp148.000



PERAGA 11.6 Penyajian Selisih Biaya Overhead Pabrik PT Aneka Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 Penjualan



Rp1.600.000



Harga Pokok Penjualan (Sesungguhnya)*



(1.202.000)



Laba Kotor



Rp398.000



Dikurangi: Biaya Pemasaran Biaya Administrasi



Rp150.000 100.000 (250.000)



Laba Operasi Keterangan: *Lihat Peraga 11.5.



Rp148.000



PERAGA 11.7 Laporan Harga Pokok Penjualan PT Aneka Laporan Harga Pokok Penjualan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 Bahan Dipakai



Rp400.000



Biaya Tenaga Kerja Langsung



Rp500.000



Biaya Overhead Pabrik Dibebankan



Rp283.500



Total Biaya Periode yang Bersangkutan



Rp1.183.500



BDP Awal



Rp10.000



BDP Akhir



(Rp30.000)



Biaya Barang Jadi Ditransfer



Rp1.163.500



Barang Jadi Awal



Rp40.000



Barang Jadi Akhir



(Rp10.000)



Harga Pokok Penjualan Kekurangan Pembebanan BOP Harga Pokok Penjualan Disesuaikan



Rp1.193.500 Rp8.500 Rp1.202.000



Keterangan: BDP (Barang Dalam Proses) BOP (Biaya Overhead Pabrik)



PERUBAHAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK Tarif biaya overhead pabrik seharusnya ditelaah secara periodik, misalnya setiap tahun. Setelah ditelaah lebih lanjut dan perlu dilakukan perubahan maka tarif seharusnya diubah. Perubahan tarif ini disebabkan oleh berbagai faktor, sebagai contoh: perubahan metode produksi, harga, efisiensi, dan penjualan yang diharapkan.



Frekuensi perubahan tarif tergantung pada faktor-faktor yang



memengaruhi dan sesuai dengan kebutuhan manajemen agar menghasilkan tarif biaya overhead pabrik terkini. Kesalahan dalam menghitung tarif dapat disebabkan oleh kesalahan dalam mengestimasi anggaran atau menentukan level aktivitas. Selisih pembebanan tidak memiliki arti bahwa tarif tersebut salah. Jika tarif didasarkan pada kondisi sesungguhnya yang diharapkan, variasi musiman dapat menyebabkan selisih jumlah biaya overhead pabrik material. Cara terbaik untuk mendeteksi kesalahan tarif adalah dengan menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan tarif tersebut.



D aftar Istilah 1.



Akumulasi biaya adalah pengumpulan data biaya produksi untuk tujuan pelaporan dan pengendalian biaya.



2.



Alokasi selisih pembebanan BOP adalah pembebanan selisih biaya overhead pabrik ke akun yang terpengaruh, misalnya: akun Harga Pokok Penjualan, Barang Dalam Proses, dan Barang Jadi.



3.



Full costing adalah pendekatan perhitungan biaya produksi dengan membebankan semua biaya produksi variabel dan tetap kepada produk.



4.



Kapasitas praktis adalah kapasitas untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan interupsi yang tidak dapat dihindari.



5.



Kapasitas normal adalah kapasitas produksi rata-rata jangka panjang untuk menghindari fluktuasi tingkat produksi.



6.



Kapasitas sesungguhnya diharapkan adalah kapasitas untuk menghasilkan produk sesuai dengan output yang diharapkan pada suatu periode.



7.



Kapasitas teoretis adalah kapasitas untuk menghasilkan produk dengan kecepatan penuh (100%) tanpa interupsi.



8.



Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung atau meliputi seluruh biaya produksi tidak langsung.



9.



Biaya overhead pabrik dibebankan adalah biaya overhead yang dibebankan kepada produk dengan menggunakan tarif yang ditentukan di muka.



10. Biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah biaya overhead pabrik yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan oleh perusahaan. 11. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya tetap, tidak tergantung perubahan volume produksi atau aktivitas. 12. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya berubah proporsional dengan perubahan volume atau aktivitas. 13. Selisih biaya overhead pabrik dibebankan adalah perbedaan antara biaya overhead pabrik dibebankan dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 14. Tarif pembebanan biaya overhead pabrik adalah tarif biaya overhead yang ditentukan di muka dengan cara membagi anggaran BOP dengan estimasi dasar pembebanannya. 15. Variabel costing adalah pendekatan perhitungan biaya produksi dengan membebankan biaya produksi variabel kepada produk.



S oal 1. Jelaskan pengertian overhead pabrik. 2. Jelaskan karakteristik biaya overhead pabrik. 3. Berikan contoh-contoh komponen biaya overhead pabrik. 4. Jelaskan dua cara perhitungan biaya overhead pabrik suatu produk. 5. Jelaskan kelemahan penggunaan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam perhitungan biaya produk. 6. Jelaskan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan tarif biaya overhead pabrik. 7. Jelaskan dasar-dasar yang dapat digunakan dalam pembebanan biaya overhead pabrik. 8. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang digunakan pada pertanyaan nomor 7. 9. Jelaskan level aktivitas berikut ini: kapasitas teoretis, kapasitas praktis, kapasitas sesungguhnya diharapkan, dan kapasitas normal. 10. Jelaskan pendekatan penentuan biaya produk, yaitu: full costing dan variable costing. Kapan masing-masing pendekatan tersebut digunakan? 11. Jelaskan tujuan dasar mengakumulasi biaya overhead pabrik. 12. Jelaskan cara penyajian selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead pabrik dibebankan dalam laporan keuangan. 13. Jelaskan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan perubahan tarif biaya overhead pabrik.



P ilihan Ganda 1. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi, biaya overhead pabrik diklasifikasikan menjadi... a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung. b. Biaya overhead tetap, variabel, dan semi variabel. c. Biaya overhead departemen langsung dan tidak langsung. d. Biaya utama dan biaya konversi. 2. Berikut ini bukan merupakan karakteristik biaya overhead pabrik. a. Tidak proporsional dengan volume produksi. b. Tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk. c. Jumlahnya tetap. d. Jenisnya banyak. 3. Berikut ini tidak termasuk contoh biaya overhead pabrik. a. Gaji penyelia. b. Pemakaian bahan penolong. c. Biaya depresiasi gedung pabrik.



d. Upah karyawan bagian produksi. 4. Berikut ini kelemahan penggunaan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam perhitungan biaya produk. a. Jumlahnya berfluktuasi. b. Dapat ditelusuri langsung kepada produk. c. Jumlahnya dapat diestimasi pada awal tahun. d. Jenisnya banyak. 5. Berikut ini tidak perlu dipertimbangkan dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik. a. Dasar pembebanan. b. Level aktivitas. c. Total anggaran BOP setahun. d. Kebutuhan klerikal. 6. Biaya overhead pabrik yang berubah mengikuti perubahan volume produksi disebut biaya overhead... a. Tetap b. Variabel. c. Langsung departemen. d. Tidak langsung departemen. 7. Biaya overhead pabrik yang tidak berubah mengikuti perubahan volume produksi merupakan biaya overhead pabrik... a. Tetap. b. Variabel. c. Tidak langsung departemen. d. Langsung departemen. 8. Berikut ini bukan merupakan tahapan perhitungan tarif biaya overhead pabrik. a. Menyusun anggaran BOP. b. Memilih dasar pembebanan. c. Menghitung selisih BOP. d. Menghitung tarif BOP. 9. Kapasitas pabrik dalam menghasilkan produk pada kecepatan penuh disebut kapasitas... a. Praktis. b. Teoretis. c. Normal. d. Sesungguhnya diharapkan. 10. Kapasitas produksi pabrik penuh dengan memperhitungkan hambatan-hambatan intern disebut kapasitas... a. Teoretis. b. Praktis. c. Normal. d. Sesungguhnya diharapkan.



11. Tarif BOP yang dinyatakan dalam persentase adalah tarif yang dasar pembebanannya adalah... a. Jam kerja mesin. b. Biaya tenaga kerja langsung. c. Jam tenaga kerja langsung. d. Unit produksi. 12. Jurnal untuk membebankan biaya overhead pabrik dilakukan dengan cara... a. Mendebit akun BOP Sesungguhnya. b. Mendebit akun Barang Dalam Proses. c. Mengkredit akun BOP Sesungguhnya. d. Mendebit akun BOP Dibebankan. 13. Jika diketahui tarif BOP Rp2.000 per jam kerja mesin, kapasitas anggaran 1.000 unit, kapasitas sesungguhnya 1.200 unit, dan jumlah BOP sesungguhnya Rp2.150.000 maka jumlah BOP dibebankan kepada produk adalah... a. Rp2.000.000. b. Rp2.400.000. c. Rp2.150.000. d. Rp4.150.000. 14. Masih berhubungan dengan soal nomor 13, jumlah selisih BOP dibebankan adalah... a. Rp400.000 (kurang). b. Rp400.000 (lebih). c. Rp250.000 (kurang). d. Rp250.000 (lebih). 15. Selisih BOP dapat dibebankan ke akun berikut, kecuali... a. Harga Pokok Penjualan. b. Barang Dalam Proses. c. Kerugian Luar Biasa. d. Barang Jadi.



L atihan Latihan 11.1 PT Mariska adalah perusahaan yang memproduksi cookware yang menjual produknya di toko-toko seluruh wilayah Jawa Tengah. Berikut ini data estimasi biaya overhead pabrik tahun 2010.



BOP tetap



Rp40.000.000



BOP variabel



Rp50.000.000



BOP semivariabel



Rp10.000.000



Tahun 2010 diperkirakan perusahaan mampu memproduksi 400.000 unit produk dengan menggunakan 200.000 jam kerja langsung dan bahan baku sejumlah Rp.250.000.000.



Diminta: 1.



Hitunglah tarif BOP dengan menggunakan dasar pembebanan. a. Unit diproduksi. b. Jam kerja langsung. c. Biaya bahan baku.



2.



Pada Januari 2010, perusahaan berhasil memproduksi 15.000 unit dengan menggunakan 20.000 jam kerja langsung dan menyerap biaya bahan baku Rp30.000.000. a. Hitunglah BOP dibebankan dengan dasar unit produksi, jam tenaga kerja langsung, dan biaya bahan baku yang digunakan. b. Buatlah jurnal pembebanan biaya overhead pabrik untuk butir 2a.



Latihan 11.2. PT Speed memproduksi ban radial memiliki data historis biaya overhead pabrik pada kapasitas 10.000 unit sejumlah Rp24.000.000 dan pada kapasitas 30.000 unit sejumlah Rp64.000.000. Perusahaan merencanakan menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk tahun 2011 pada kapasitas 25.000 unit.



Diminta: a.



Hitunglah biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel per unit.



b.



Hitunglah anggaran biaya overhead pabrik yang direncanakan perusahaan.



Latihan 11.3 PT Hurricane menggunakan biaya overhead pabrik dibebankan dalam menghitung biaya produknya. Tarif BOP variabel per unit Rp5.000 dan biaya tetap total Rp3.000.000. Tarif dihitung pada kapasitas normal 4.000 unit.



Diminta: a.



Hitunglah tarif BOP pada kapasitas normal.



b.



Perusahaan memproduksi 3.900 unit. Hitunglah BOP dibebankan.



c.



Buatlah jurnal pembebanan BOP.



d.



Berkaitan dengan pertanyaan poin b, jika BOP sesungguhnya ditentukan sebesar Rp24.000.000, hitunglah selisih pembebanan BOP.



e.



Buatlah jurnal untuk mencatat selisih BOP jika BOP ditutup ke akun Harga Pokok Penjualan.



Latihan 11.4. PT Sukses menetapkan kapasitas normal pada 120.000 jam kerja langsung. Tingkat operasi yang diharapkan pada periode yang telah berakhir adalah 90.000 jam kerja langsung. Pada tingkat kapasitas sesungguhnya diharapkan tersebut, biaya overhead pabrik variabel ditaksir sebesar Rp117.000.000 dan biaya overhead tetap sebesar Rp72.000.000. Keadaan sesungguhnya menunjukkan penggunaan selama 94.000 jam kerja langsung dan total biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp192.000.000 selama satu periode.



Diminta: a.



Hitunglah tarif biaya overhead pabrik pada kapasitas normal.



b.



Hitunglah tarif biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya diharapkan.



c.



Hitunglah jumlah BOP dibebankan dengan menggunakan tarif kapasitas normal.



d.



Hitunglah jumlah BOP dibebankan dengan menggunakan tarif pada kapasitas sesungguhnya diharapkan.



e.



Hitunglah selisih biaya overhead pabrik dibebankan lebih atau kurang dengan menggunakan tarif pada kapasitas normal.



f.



Hitunglah selisih biaya overhead pabrik dibebankan lebih atau kurang dengan menggunakan tarif pada kapasitas sesungguhnya diharapkan.



Latihan 11.5. PT Richiest adalah perusahaan yang memproduksi telepon genggam. Biaya overhead pabrik merupakan fungsi linear dari jam pemakaian mesin. Diketahui kapasitas normal per tahun sebesar 16.000 jam kerja mesin, kapasitas sesungguhnya diharapkan per tahun sebesar 20.000 jam kerja mesin, kapasitas praktis per tahun sebesar 30.000 jam kerja mesin, dan kapasitas teoritis per tahun sebesar 50.000 jam kerja mesin. Perusahaan menganggarkan biaya overhead pabrik sebesar Rp140.000.000 disusun pada kapasitas sesungguhnya diharapkan. Jumlah anggaran BOP sebesar Rp120.000.000 pada kapasitas normal. Aktivitas sesungguhnya sebesar 19.000 jam kerja mesin dengan jumlah BOP sesungguhnya sebesar Rp136.200.000.



Diminta: a.



Hitunglah jumlah BOP dibebankan lebih atau kurang jika perusahaan menggunakan kapasitas sesungguhnya diharapkan dalam menghitung tarif BOP.



b.



Hitunglah tarif BOP jika perusahaan menggunakan kapasitas praktis.



c.



Tanpa dipengaruhi jawaban pertanyaan di atas, selisih BOP kurang dibebankan sebesar Rp430.000 dan perusahaan memperlakukan selisih BOP dibebankan ke harga pokok penjualan. Buatlah jurnal penyesuaian.



d.



Tanpa dipengaruhi jawaban pertanyaan sebelumnya, selisih BOP kurang dibebankan



sebesar



Rp500.000



dan



perusahaan



memperlakukan



selisih



dibebankan kepada harga pokok penjualan, barang dalam proses, dan barang jadi masing-masing: harga pokok penjualan sebesar Rp200.000.000, barang dalam proses sebesar Rp30.000.000, dan barang jadi sebesar Rp20.000.000. Buatlah jurnalnya.



Latihan 11.6. Berikut ini data PT Putrishima untuk menyusun laporan harga pokok penjualan disesuaikan untuk Januari 2010. Laporan Harga Pokok Penjualan



PT Putrishima Laporan Harga Pokok Penjualan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Januari 2010 Bahan Baku Dipakai



Rp500.000



Biaya Tenaga Kerja Langsung



Rp500.000



Biaya Overhead Pabrik Dibebankan



Rp283.500



Total Biaya Periode yang Bersangkutan



Rp1.283.500



Barang Dalam Proses Awal



Rp10.000



Barang Dalam Proses Akhir



(Rp40.000)



Biaya Barang Jadi Ditransfer



?



Barang Jadi Awal



Rp40.000



Barng Jadi Akhir



(Rp30.000)



Harga Pokok Penjualan Kekurangan Pembebanan BOP Harga Pokok Penjualan Disesuaikan



? Rp9.000 ?



Keterangan: BOP (Biaya Overhead Pabrik)



Diminta: Lengkapi data yang diberi tanda tanya (?).



Latihan 11.7. Berikut ini data komponen biaya overhead pabrik dianggarkan PT Ohario untuk tahun anggaran 2010 pada kapasitas normal 10.000 jam kerja mesin. Biaya bahan penolong (variabel)



Rp2.000.000



Biaya listrik pabrik (tetap)



Rp1.800.000



Biaya listrik pabrik (variabel)



Rp20.000.000



Biaya tenaga kerja langsung (variabel)



Rp3.000.000



Biaya depresiasi (tetap)



Rp2.500.000



Biaya asuransi Gedung (variabel)



Rp1.200.000



Diminta: a. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik tetap. b. Hitunglah tarif biaya overhead variabel. c. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik total. d. Jika suatu pesanan mengonsumsi 200 jam kerja mesin, hitunglah biaya overhead pabrik dibebankan dengan metode full costing dan buatlah jurnalnya. e. Jika perusahaan menggunakan metode variable coxting, hitunglah BOP dibebankan dan buat jurnalnya dengan data sama dengan butir pertanyaan d.