7 0 760 KB
ANGGARAN PERUSAHAAN BAB 11 : ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI
Disusun oleh : 1. 2. 3. 4.
Lailatul Masruroh Risky Prasetya Perdana Ninin Furianti Aprilia Prandini Rooisathus Sholikhah
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2018
(01116006) (01116011) (01116076) (01116086)
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Bab Anggaran Biaya Overhead Pabrik dan Biaya Operasi Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Stratejik, Prodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Narotama. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak, kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kapada Bapak Galih yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik.
Surabaya, 29 Juni 2018
2
PEMBAHASAN Anggaran Biaya Overhead Pabrik dan Biaya Operasi Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya perlu direncanakan secara singkat hati-hati, terutama dalam hubungannya dengan: 1. Proyeksi arus kas keluar 2. Pengawasan biaya Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat pngeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Kadang-kadang, untuk mendapatkan manfaat tertentu perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang besar. Sebuah perusahaan lain melakukan penelitian pasar untuk mengetahui tingkah laku konsumen. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain: Dapat diketahuinya market share yang dimiliki perusahaan Dapat diketahui siapa konsumen akhir barang yang dijual Dapat diketahui apa yang diinginkan konsumen dari barang yang dijual. Meskipun demikian, biaya harus diawasi. Pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masingg-masing kepala bagian dalam perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh beberapa bagian seperti biaya bahan mentah langsung dan biaya tenaga kerja langsung telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Pada bagian ini akan dibicarakan biayabiaya lain yakni: 1. Biaya-biaya pabrik 2. Biaya-biaya distribusi 3. Biaya-biaya administrasi Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal 3 macam biaya yakni: 1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat constant secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaru oleh volume kegiatan, dengan beberapa asuransi tertentu kebijaksanaan manajemen, periode waktu dan lain-lain. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain adalah: Gaji Pajak kekayaan 3
Asuransi Penyusutan (kecuali yang menggunakan performance method) 2. Biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Dalam hal ini tingkat perubahan kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (aktivity base), seperti jam buruh langsung (DLH) jam mesin (DMH) dan unit barang (kg,liter dan lain-lain). Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel antara lain adalah: Biaya bahan mentah langsung Biaya tenaga kerja langsung Tenaga (power) 3. Biaya semi variabel (semi variabel cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersiat variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori biaya semi variabel antara lain adalah:
Biaya tenaga kerja tak langsung Biaya pemeliharaan Biaya peralatan Biaya bahan mentah tak langsung dan lain-lain
Terhadap ketiga macam kategori biaya di atas, dapat dilakukan penggolongan lain atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan, sehingga diperoleh cara pengelompokkan lain, yakni biaya yang: Dapat dikendalikan (controllable) Tidak dapat dikendalikan (noncontrollable) Biaya yang controllable, dapat dikatakan sebagai biaya yang sangat terpengaruh oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Umpamanya gaji mandor dalam pabrik, merupakan biaya yang noncontrollable bagi bagian produksi, karena gaji seorang mandor pada umumnya ditentukan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga apabila dipandang dari segi organisasi perusahaan yang lebih luas, gaji mandor merupakan biaya yang controllable. Contoh tersebut dipandang dari segi penanggung jawab biaya. Dari segi waktu, dapat diambil contoh biaya penyusutan. Pada umumnya dikatakan bahwa untuk jangka pendek biaya peyusutan merupakan biaya yang noncontrollable, tetapi jangka panjang merupakan biaya yang controllable.
4
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi (di dalam pabrik) sangat kompleks jenisnya. Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung. Begitu banyaknya jenis biayabiaya yang terjadi di dalam pabrik, sehingga memerlukan perhatian khusus. PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggaran untuk Anggaran Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni: 1) Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya. Penanggung jawab perencanaan di sini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawab (responsibility accounting) atau juga sering disebut prinsip Biaya Departemen Langsung (Direct Departmental Cost). Atas dasar prinsip ini di kenal dengan adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik. Departemen Produksi (Producing Department) yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produksi akhir. Sehingga bagian ini dikatakan sebagai bagian yang secara langsung memproses barang jadi. Departemen Jasa (Service Department) yaitu bagian di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian lain. Berdasarkan pembagian itulah maka dikenal dua macam biaya overhead pabrik yakni BOP - langsung yang terjadi pada Departemen Produksi dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada Departemen Jasa. Item biaya yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen produksi dan departemen jasa dapat diperiksa contoh pada tabel berikut ini: 2)
Cara menentukan jumlah biaya (anggaran) Untuk menentukan jumlahnya biaya masing-masing item maupun biaya keseluruhan bagi departemennya, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi 3 macam yaitu jenis biaya fixed, jenis biaya variaberl dan jenis biaya semi variabel. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran Atas dasar pertimbangan di atas, maka penganggaran jumlah biaya yang perlu disediakan akan diatur seperti berikut ini (suatu ilustrasi) 5
PENGAWASAN BIAYA OVERHEAD Salah satu fungsi manajemen yang harus diperhatikan, tentu saja pengawasan. Biaya overhead juga memerlukan pengawasan yang sungguh-sungguh agar sesuai dengan yang direncanakan. Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya-biaya produksi, selain biaya bahan mentah dan biaya tenaga kerja langsung. Sehingga terlalu besarnya biaya overhead tentu saja secara langsung mempengaruhi harga pokok produksi dan akhirnya akan memperkecil tingkat keuntungan yang diperoleh mempertinggi harga jual. Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi. Dalam pengalokasian biaya bagian pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang disebut biaya Clean cost concept. Contoh: Selama periode produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya overhead sebesar Rp 1.000.0000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh bagian berbagai bagian dengan proporsi: Bagian produksi
I
: 40%
Bagian produksi
II
: 30%
Bagian produksi
III
: 30%
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead (Rp 1.000.000,00) dapat dialokasikan ke masing-masing bagian dengan perhitungan sebagai berikut: Bagian Bagian produksi I Bagian produksi II Bagian produksi III
Perhitungan Alokasi Biaya 40% x Rp 1.000.000 30% x Rp 1.000.000 30% x Rp 1.000.000
Alokasi Biaya Overhead Bagian Jasa/Pembantu Rp Rp Rp
400.000 300.000 300.000
Untuk memperjelas masalah ini, sebaiknya diperhatikan contoh berikut ini: Contoh : Pada PT. GERONMO, selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebagai berikut: Bagian Produksi: 6
Bagian produksi
I
: Rp 12.000.000,00
Bagian produksi
II
: Rp 20.000.000,00
Bagian produksi
III
: Rp 10.000.000,00
Bagian Jasa/Pembantu: Bagian jasa/pembantu I
: Rp 2.500.000,00
Bagia jasa/pembantu II
: Rp 5.000.000,00
Jasa bagian jasa/pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan proporsi sebagai berikut: Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Produksi
I 50% 30% 20%
I II III
II 45% 30% 25%
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa di atas maka biaya overhead bagian jasa/pemabantu dapat dialokasikan sebagai berikut:
Bagian Produksi
Bagian Jasa / Pembantu
Keterangan I
II
III
12.000.000,00
20.000.000,00
10.000.000,00
2.500.000,00
5.000.000,00
Bagian jasa I
1.250.000,00
750.000,00
500.000,00
(2.500.000,00)
-
Bagian jasa II
2.250.000,00
1.500.000,00
1.250.000,00
-
(5.000.000,00)
15.500.000,00
22.250.000,00
11.750.000,00
-
-
Biaya Overhead 1984
I
II
Alokasi biaya overhead bagian jasa :
Jumlah Biaya Overhead
Dari contoh di atas, tanpak bahwa bagian jasa / pembantu tidak memakai jasanya sendiri, sehingga kedua bagian jasa / pembantu tidak dibebani biaya overhead. Dalam beberapa literatur akuntansi biaya dibahas secara terperinci tentang cara – cara pembebanan biaya overhead bagian jasa/pembantu, apabila di antara bagian – bagian jasa itu sendiri terjadi tukar menukar jasa. Misalnya : 7
Bagian jasa.pembantu terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa bagian reparasi untuk perbaikan mesin – mesin diesel. Sebaliknya, bagian reparasi menggunakan pula sebagian jasa bagian pembangkit tenaga listrik untuk menggerakkan beberapa peralatannya. Di antara kedua bagian ini terjadi tukar menukar jasa. Ada satu cara yang mudah untuk mengalokasikan biaya overhead bagian jasa/pembantu apabila terjadi hal yang demikian adalah dengan metode Aljabar. Dalam biaya ini biaya overhead yang timbul pada masing – masing bagian jasa/pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan Aljabar : X
= a1 + b1 Y
Dan Y
= a2 + b2 X
Dimana : X adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi. a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi. b1 adalah persentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X. b2 adalah persentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y.
Contoh : Pada PT. Genit, selama tahun 1984 akan timbul biaya overhead sebesar sebagai berikut : Bagian Bagian Produksi : Bagian I Bagian II Bagian Jasa/Pembantu : Bagian I (x) Bagian II (y)
Biaya Overhead Rp10.000.000,00 15.000.000,00
5.000.000,00 4.000.000,00
8
Jasa bagian Jasa/Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, di mana terjadi tukar menukar jasa antara bagian Jasa I dan bagian Jasa II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai berikut :
Pemakai Jasa Pemberi Jasa
Bagian Jasa I (x) Bagian Jasa II (y)
Bagian Produksi
Bagian Jasa/Pembantu
I
II
I (x)
II (y)
50% 55%
40% 30%
15%
10% -
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian Jasa/Pembantu dinyatakan dengan persamaan – persamaan : 1. X 2. Y
= 5.000.000 + 0,15 Y = 4.000.000 + 0,10 X
Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi : X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10 X) X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015 X X – 0,015 X = 5.600.000 0,985 X = 5.600.000 X = 5.685.279 (dibulatkan) Y = 4.000.000 + 0,10 X Y = 4.000.000 + 0,10 (5.685.279) Y = 4.000.000 + 568.527 Y = 4.568.528 (dibulatkan) Artinya : 1. Biaya overhead Bagian Jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian Jasa II, adalah sebesar Rp 5.685.279,00. 2. Biaya overhead Bagian Jasa II setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian Jasa I, adalah sebesar Rp 4.568.528,00. 9
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik neto masing – masing bagian ditentukan sebagai berikut : Bagian Jasa : Bagian I (x) Bagian II (y)
BOP Asli
Menerima
5.000.000 4.000.000
Memberi
685.279 568.528
568.528 685.279
BOP neto 5.116.751,00 3.883.249,00
Kedua biaya BOP neto dari Departemen Jasa I dan II ini kemudian dibebankan kepada Departemen Produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut : Bagian Produksi I BOP langsung
Bagian Produksi II
Rp 10.000.000,00
Rp 15.000.000,00
BOP tidak langsung a. Dep. Jasa I (x) : 50/90 x BOP neto
=
2.842.639,00
40/90 x BOP neto
=
2.274.112,00
b. Dep. Jasa II (y) : 55/85 x BOP neto
=
2.512.691,00
30/85 x BOP neto
=
1.370.558,00
Jumlah biaya
Rp 15.355.330,00
Rp 18.644.670,00
Atas dasar penentuan biaya BOP untuk masing – masing bagian / departemen produksi inilah kemudian ditentukan tarif BOP untuk masing – masing bagian. Tarif ini diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Dari kedua contoh di atas tampak bahwa proporsi pemakaian jasa bagian Jasa/Pembantu adalah berdasarkan persentase – persentase tertentu. Tetapi, apa dasar pembagian jasa tersebut? Ada bermacam – macam alat penghitung yang dapat dipakai, agar pembebanan biaya betul – betul adil, artinya makin besar jasa yang dipakai makin besar pula rupiah yang harus ditanggung. Contoh : Biaya Bagian Jasa Biaya listrik Biaya pemakaian gedung Biaya perbaikan mesin Biaya pembelian
Dasar Pembagian Kilowatt hour yang dipakai Meter persegi luas lantai Jam kerja perbaikan yang dipakai Perbandingan nilai pembelian
Masalah Satuan Kegiatan (Activity Base) Satuan kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian Produksi dan bagian Jasa. Dalam rangka proses produksi. Satuan – satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa/pembantu adalah : 1. Bagian Produksi 10
a. Unit barang yang dihasilkan b. Jam buruh langsung (direct labor hours) c. Jam mesin langsung (direct machine hours) d. Biaya bahan mentah e. Biaya tenaga kerja langsung 2. Bagian Jasa / Pembantu a. Jam reparasi langsung (direct repair hours) b. Kilowatt hours, untuk bagian pembangkit tenaga listrik c. Nila pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian d. Jam buruh langsung dan jam tenaga kerja, untuk bagian umum dan administrasi pabrik Penentuan atau pemilihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab manajer produksi. Kesalahan dalam memilih satuan kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian, atau keselahan pembebanan biaya overhead kepada barang – barang yang dihasilkan. Ini akan mengakibatkan kesalahan penentuan harga pokok produksi. Perhitungan Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi barang – barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah diketahui hal – hal sebagai berikut : 1. Volume produksi masing – masing barang (dilihat dari anggaran produksi) 2. Biaya bahan mentah untuk masing – masing barang (dilihat dari anggaran bahan mentah) 3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing – masing barang (dilihat dari anggaran tenaga kerja) 4. Biaya overhead masing – masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu 5. Satuan kegiatan masing – masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu 6. Angka – angka standar pada masing – masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu Contoh : PT KOTA BARU memprodusir 2 macam barang yakni barang A dan B. Dari budget produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut : Barang
Unit Produksi
A B
7.000 4.000
Terdapat dua bagian produksi, yakni bagian produksi I dan II, serta satu bagian jasa/pembantu, yakni bagian reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian produksi 11
II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing – masing bagian adalah sebagai berikut : Bagian Produksi I Produksi II Reparasi
Satuan Kegiatan Unit barang A Jam mesin langsung (DMH) Jam reparasi langsung (DRH)
Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut : Barang A B
DMH 4 3
Angka standar pada bagian reparasi : Bagian yang menggunakan jasa Produksi I Produksi II
DRH 0,20 DRH per unit 0,07 DRH per DMH
Biaya overhead yang akan timbul pada masing – masing bagian diperkirakan sebagai berikut :
Bagian Produksi I Produksi II Reparasi
Biaya Overhead Rp26.000,00 16.000,00 6.000,00
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing – masing jenis barang sebagai berikut : Barang
Biaya Bahan Mentah
A B
Rp70.000,00 60.000,00
12
Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tentang rencana biaya tenaga kerja langsung untuk masing – masing jenis barang sebagai berikut :
Barang
Biaya Tenaga Kerja Langsung
A B
Rp35.000,00 14.000,00
Dengan data – data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masing – masing barang! Jawab : Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing – masing bagian (baik bagian produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut : Bagian Produksi I Produksi II
Reparasi
Perhitungan (dari anggaran produksi) barang A = 7.000 x 4 DMH = 28.000 barang B = 4.000 x 3 DMH = 12.000 Bagian I = 7.000 x 0,20 = 1.400 Bagian II = 40.000 x 0,07 = 2.800
Satuan kegiatan
Tingkat kegiatan
Unit A
7.000
DMH
40.000
DRH
4.200
Jadi tingkat kegiatan masing – masing bagian adalah : Bagian Produksi I Bagian Produksi II Bagian Reparasi
= 7.000 unit barang A = 40.000 DMH = 4.200 DRH
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing – masing produksi sebagai berikut : Keterangan Biaya overhead bagian produksi
Bagian Produksi I Rp 26.000,00
II Rp 16.000,00 13
Pengalokasian biaya overhead bagian reparasi (dengan dasar DRH) : Bagian Produksi I =
1.400 4.200
2.000,00
x Rp 6.000,00
Bagian Produksi II =
2.800 4.200
4.000,00
x Rp 6.000,00
Jumlah biaya overhead yang akan dialokasikan ke barang A dan B
28.000,00
Tingkat kegiatan : Bagian produksi I : (dalam unit A) Bagian produksi II : (dalam DMH)
7.000 unit
Tarif biaya overhead (overhead rate) Bagian produksi I (per unit A) Bagian produksi II (per DMH)
1.
𝑅𝑝. 28.000.00 7000 𝑢𝑛𝑖𝑡
2.
𝑅𝑝.20.000.00 40.000 𝐷𝑀𝐻
20.000,00
40.000 DMH
Rp 4,00 Rp 0,50
= 𝑅𝑝 4,00 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
= Rp 0.50 per DMH
Setelah diketahui biaya overhead bagi masing – masing bagian produksi, maka dapat dihitung harga pokok produksi barang A dan B sebagai berikut : Keterangan
Barang A (7000 unit) Per Unit Total (Rp) (Rp)
Barang B (4000 unit) Per Unit Total (Rp) (Rp)
Biaya bahan mentah langsung
70,000.00
10.00
60.000.00
15.00
Biaya tenaga kerja langsung Biaya Overheat barang - barang A Bagian 1 7000 X Rp 4.00 Rp. 28.000
35,000.00
5.00
14.000.00
3.50
Bagian 2 7.00 X 4 DMH X 0.50 14
Rp 14.000
42,000.00
6.00
Barang B Bagian 2 4.000 X 5DMH X Rp 50.00 Jumlah
Rp 147.000
21.00
6.000.00
1.50
Rp. 80.000
20.00
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik Penyusunan biaya overhead pabriksecara terperinci dapat dipelajari dari contoh berikut ini Contoh : PT Gita Bahari memproduksi dua jenis barang yang diberi nama jenis “X” dan “Y”. Pada pabrik terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa / pembantu yakni : Bagian Produksi Bagian produksi I Bagian produksi II Bagian produksi III Bagian Jasa / Pembantu Bagian umum dan administrasi pabrik Bagian pembangkit tenaga listrik Bagian reparasi Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama – sama dengan 2 bagian lain, yakni bagian penjualan dan bagian umum. Dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut : 60% dipakai Pabrik 20% dipakai bagian penjualan 20% dipakai bagian umum Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga bagian tersebut dengan dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian luas lantai adalah sebagai berikut : Bagian Produksi (1,2,3)
Satuan Kegiatan Jam Buruh Langsung (DLH) 15
Umum dan administrasi Pabrik Pembangkit Tenaga Listrik
Jam Buruh Langsung (DLH) Kilowatt Hours (KWH) Jam Reparasi Langsung (DRH)
Reparasi
Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sebagai berikut : Barang
Bulan Dan Kuartal Januari Februari Maret Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
X 70.000 80.000 80.000 240.000 230.000 260.000 960.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
y 34.000 36.000 38.000 140.000 127.000 145.000 520.000
Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk bagian produksi sebagai berikut : Bulan dan Kuartal Januari Februari Maret Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Jumlah
Bagian Produksi 1 Bagian Produksi 2 Bagian Produksi 3 Jumlah Jumlah x y DLH X y Jumlah DHL x y DLH 28000 6800 34800 14000 14000 28000 6800 34800 32000 7200 39200 16000 16000 32000 7200 39200 32000 7600 39600 16000 16000 32000 7600 39600 96000 28000 124000 48000 48000 96000 28000 124000 92000 25400 117000 46000 46000 92000 25400 117400 104000 29000 133000 52000 52000 104000 29000 133000 384000 104000 488000 192000 192000 384000 104000 488000
Catatan : Barang X diproses melalui bagian produksi 1, 2, 3. Sedangkan barang Y hanya bagian produksi 1 dan 3. Dengan berdasarkan pengalaman pada waktu – waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala bagian Jasa / Pembantu membuat rencana tingkat kegiatan bagian Pembangkit Tenaga Listrik dan bagian Reparasi sebagai berikut : Bulan dan Kuartal
Bagian pembangkit tenaga listrik (KWH)
Bagian Reparasi (DRH) 16
Januari Februari Maret Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4 Jumlah
1.450.000 1.600.000 1.600.000 5.100.000 4.800.000 5.450.000 20.000.000
290 330 320 1.000 970 1.090 4.000
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian Jasa / Pembantu. Digunakan pendekatan Direct Departemental Cost, dengan berdasarkan proporsi sebagai berikut 1. Biaya Gedung : 60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian – bagian dalam pabrik dengan proporsi sebagai berikut : Bagian Bagian Jasa / Pembantu * bagian pembangkit tenaga listrik * bagian reparasi Bagian produksi * Bagian Produksi 1 * Bagian produksi 2 * Bagian produksi 3 Jumlah
Persentase 10% 5% 36,89% 18% 30% 100%
2. Jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunakan bagian – bagian lain dengan proporsi sebagai berikut : Bagian Bagian Jasa / Pembantu * bagian pembangkit tenaga listrik * bagian reparasi Bagian produksi * Bagian Produksi 1 * Bagian produksi 2 * Bagian produksi 3 Jumlah
Persentase 10% 10% 50% 10% 20% 100%
3. Jasa bagian Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh bagian – bagian lain dengan proposi sebagai berikut : Bagian
Kilowatt Hours 17
Bagian Jasa / Pembantu Bagian Reparasi Bagian Produksi : * Bagian Produksi 1 * Bagian produksi 2 * Bagian produksi 3 Jumlah
Rp
500.000
Rp Rp Rp Rp
10.000.000 5.000.000 4.500.000 20.000.000
4. Jasa bagian Reparasi digunakkan oleh bagian – bagian lain dengan proporsi sebagai berikut : Bagian * Bagian Produksi 1 * Bagian produksi 2 * Bagian produksi 3 Jumlah
Jam Reparasi Lngsung Rp 1.600 Rp 800 Rp 1.600 Rp 4.000
Biaya gedung yang akan terjadi selama tahin 1984 diperkirakan sebagai berikut : Bulan dan Kuartal Januari Februari Maret Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4 Jumlah
Biaya Gudang Rp 13.200 Rp 12.300 Rp 12.220 Rp 36.380 Rp 37.000 Rp 38.900 Rp 150.000
Kepala bagian pabrik, dengan berdasarkan pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya – biaya overhead pada bagian Jasa / Pembantu selama tahin 1984 adalah sebagai berikut :
PT GITA BAHARI Anggaran Biaya Pabrik Bagian Jasa / Pembantu 1984 Keterangan
Januari
Februari
83.600 DLH
94.400 DLH
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
296.000 DLH
280.800 DLH
318.000 DLH
1.168.000 DLH
Bagian umum dan administrasi pabrik : Tingkat Kegiatan
95.200 DLH
18
Gaji
8.000,00
8.000,00
8.000,00
24.000,00
24.000,00
24.000,00
96.000,00
Biaya Perjalanan
518,00
572,00
576,00
1.780,00
1.704,00
1.890,00
7.040,00
Biaya Telepon
627,00
649,00
650,00
1.972,00
1.942,00
2.016,00
7.586,00
Penyusutan
130,00
130,00
130,00
390,00
390,00
390,00
1.560,00
Asuransi
20,00
20,00
20,00
60,00
60,00
60,00
240,00
Pajak
30,00
30,00
30,00
90,00
90,00
90,00
360,00
271,00
303,00
306,00
948,00
902,00
1.014,00
3.744,00
9.596,00
9.704,00
9.712,00
29.240,00
29.088,00
29.460,00
116.800,00
Januari
Februari
1450 KWH
1.600 KWH
1.600 KWH
5.100 KWH
4.800 KWH
5.450 KWH
20.000
3.000,00
3.000,00
3.000,00
9.000,00
9.000,00
9.000,00
36.000
Alat Tulis Kantor Jumlah
Keterangan
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
Bagian Pembangkit tenaga listrik Tingkat kegiatan (Ribuan) Gaji Perawatan Bahan Bakar Penyusutan Asuransi Pajak Upah tak langsung Jumlah
Keterangan
506,00
548,00
548,00
1.728,00
1.644,00
1.826,00
6.800
1.740,00
1.920,00
1.920,00
6.120,00
5.760,00
6.540,00
24.000
450,00
450,00
450,00
1.350,00
1.350,00
1.350,00
5.400
70,00 80,00 30.000,00
70,00 80,00 30.000,00
70,00 80,00 30.000,00
210,00 240,00 9.000,00
210,00 240,00 9.000,00
210,00 240,00 9.000,00
840 960 36.000
8.846,00
9.068,00
9.712,00
29.648,00
27.204,00
28.166,00
110.000
Januari
Februari
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
Bagian Reparasi : Tingkat kegiatan
290 DRH
330 DRH
320 DRH
1000 DRH
970 DRH
1090 DRH
4000 DRH
300,00
300,00
300,00
900,00
900,00
900,00
3.600
Bahan pembantu
99,00
112,00
109,00
340,00
330,00
370,00
1.360
Penyusutan
10,00
10,00
10,00
30,00
30,00
30,00
120
Asuransi
3,00
3,00
3,00
9,00
9,00
9,00
36
Pajak
7,00
7,00
7,00
21,00
21,00
21,00
84
Upah tak langsung
400,00
400,00
400,00
1.200,00
1.200,00
1.200,00
4.800
Jumlah
819,00
832,00
829,00
2.500,00
2.490,00
2.530,00
10.000
Gaji
Sedangkan kepala bagian produksi juga membuat rencana tentang biaya – biaya overhead pada bagian produksi Selma tahun 1984 adalah sebagai berikut : PT GITA BAHARI Anggaran Biaya Pabrik 19
Bagian Produksi 1984 Keterangan
Januari
Februari
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
Bagian Produksi 1 Tingkat Kegiatan (DKH)
34.800,00
39.200,00
39.600,00
124.000,00
117.600,00
133.000,00
488.000,00
Gaji Pengawas
10.000,00
10.000,00
10.000,00
30.000,00
30.000,00
30.000,00
120.000
Buruh tak Langsung
10.830,00
11.820,00
11.910,00
36.900,00
35.415,00
38.925,00
145.800
822,00
888,00
894,00
2.760,00
2.661,00
2.895,00
10.920
Suku Cadang Bahan Pembantu
2.304,00
2.606,00
2.628,00
8.170,00
7.807,00
8.665,00
32.240
Penyusutan
522,00
588,00
594,00
1.860,00
1.761,00
1.995,00
7.320
Asuransi
100,00
100,00
100,00
300,00
300,00
300,00
1.200
Pajak
150,00
150,00
150,00
450,00
450,00
450,00
1.800
24.788,00
26.152,00
26.296,00
80.440,00
78.394,00
83.230,00
319.280
Januari
Februari
Jumlah
Keterangan
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
Bagian Produksi 2 Tingkat Kegiatan (DLH)
14.000,00
16.000,00
16.000,00
48.000,00
46.000,00
52.000,00
192.000,00
1.870,00
1.870,00
1.870,00
5.610,00
5.610,00
5.610,00
22.440
266,00
304,00
304,00
912,00
874,00
988,00
3.648
48,00
52,00
52,00
156,00
152,00
164,00
624
110,00
120,00
120,00
360,00
350,00
380,00
1.440
Penyusutan
56,00
64,00
64,00
192,00
184,00
208,00
768
Asuransi
10,00
10,00
10,00
30,00
30,00
30,00
120
Pajak
20,00
20,00
20,00
60,00
60,00
60,00
240
2.300,00
2.440,00
2.440,00
7.320,00
7.260,00
7.440,00
29.280
Gaji Pengawas Buruh tak Langsung Suku Cadang Bahan Pembantu
Jumlah
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
Bagian Produksi 3 Tingkat Kegiatan (DLH)
34.800,00
39.200,00
39.600,00
124.000,00
117.400,00
133.000,00
488.000,00
Gaji Pengawas
2.920,00
2.920,00
2.920,00
8.760,00
8.760,00
8.760,00
35.040
Buruh tak Langsung
3.721,00
3.583,00
3.612,00
11.204,00
10.735,00
11.843,00
44.248
324,00
346,00
348,00
1.070,00
1.037,00
1.115,00
4.240
1.070,00
1.180,00
1.190,00
3.700,00
3.535,00
3.925,00
14.600
313,00
353,00
356,00
1.116,00
1.057,00
1.197,00
4.392
Asuransi
50,00
50,00
50,00
150,00
150,00
150,00
600
Pajak
60,00
60,00
60,00
180,00
180,00
180,00
720
8.008,00
8.492,00
8.536,00
26.180,00
25.454,00
27.170,00
103.840
Suku Cadang Bahan Pembantu Penyusutan
Jumlah
Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah : 60% x 150.000 = 90.000 per tahun, dengan perincian per bulannya direncanakan sebagai berikut 20
PT GITA BAHARI Anggaran Biaya Gedung Bagian Pabrik 1984 Bulan dan Kuartal Januari Februari Maret Kuartal 2 Kuartal3 Kuartal 4 Jumlah
Biaya Gedung Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
7.920 7.380 7.332 21.828 22.200 23.340 90.000
Dengan melihat ketiga budget di atas maka dapat digambarkan biaya – biaya pabrik yang akan terjadi pada tahun 1984 sebagai berikut : Keterangan Biaya Gedung
Januari
Februari
Maret
Kuartal 2
Kuartal 3
Kuartal 4
Jumlah 1 thn
7.920,00
7.380,00
7.332,00
21.828,00
22.200,00
23.340,00
90.000,00
Bagian Produksi
35.176,00
37.084,00
37.252,00
113.940,00
111.108,00
117.840,00
452.400
Bagian Jasa / Pembantu
19.261,00
19.604,00
19.609,00
59.388,00
58.782,00
60.156,00
236.800
Jumlah
62.357,00
64.068,00
64.193,00
195.156,00
192.090,00
201.336,00
779.200
x) 35.176
= Biaya overhead bagian produksi I + bagian produksi II + bagian produksi III. = Rp 24.788,00 + Rp 2.380,00 + Rp 8.008,00.
Selanjutnya PT GITA BAHARI menghitung tarif biaya overhead bagi setiap bagian produksi sebagai berikut :
Keterangan Biaya overhead masing - masing bagian Alokasi biaya bagian Jasa / Pembantu : 1. Biaya gedung 2. Umum dan Administrasi 3. Pembangkit tenaga listrik 4. Reparasi
Jumlah (Rp)
Bagian Jasa/Pembantu Umum dan Tenaga Reparasi Administrasi listrik (Rp) (Rp) (Rp)
Bagian Produksi I (Rp)
II (Rp)
III (Rp)
689.200
116.800
110.000
10.000
319.280
29.280
103.840
90.000
-
9.000
4.500
33.201
16.481
26.818
(100)
(116.800)
11.680
11.680
58.400
11.680
23.260
-
-
(130.680)
3.267
65.340
32.670
29.403
-
-
-
(29.447)
11.779
5.889
11.779
21
Jumlah DLH (dari tenaga kerja) Tarif biaya overhead (per DLH)
779.100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
488.000 488.000 DLH
96.000 192.000 DLH
1
195.100 488.000 DLH
0,50
0,40
Keterangan : 1) 9.000 = 10% x Rp 90.000 (proporsi pembebanan biaya gedung) 2) 11.680 = 10% x Rp 116.800 (proporsi pembebanan biaya overhead bagian umum dan administrasi) dan seterusnya, sesuai dengan data tentang pembebanan biaya overhead yang tersedia. 3) 130.680 = Biaya overhead bagian pembangkit tenaga + alokasi dari biaya gedung dan bagian umum / administrasi. = Rp 110.000,00 + Rp 9.000,00 +Rp 11.680,00 Tarif biaya overhead bagian Jasa/Pembantu, dapat dihitung sebagai berikut : Rp 130.680,00 20.000
= Rp 6,35 per 1.000 KWH.
Bagian Reparasi : Rp 29.447,00 4.000
= Rp 7,36 per DRH.
Catatan : 1. Tingkat kegiatan bagian pembangkit tenaga dalam tahun 1984 adalah 20.000.000 KWH dan bagian reparasi adalah 4.000 DRH. 2. Angka – angka pembilang di atas adalah jumlah biaya overhead masing – masing bagian setelah mendapat alokasi biaya overhead bagian lain. Akhirnya dapat dihitung biaya overhead bagi barang X dan Y yang dihasilkan sebagai berikut :
PT GITA BAHARI Biaya Overhead 1984 (Menurut Jenis Barang) Keterangan
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah
Barang X : Bagian Produksi I
22
DLH
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
384.000
Tarif
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
28.000,00
32.000,00
32.000,00
96.000,00
92.000,00
104.000,00
384.000,00
DLH
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
192.000
Tarif
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
7.000,00
8.000,00
8.000,00
24.000,00
23.000,00
26.000,00
96.000,00
DLH
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
384.000
Tarif
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
11.200,00
12.800,00
12.800,00
38.400,00
36.800,00
41.600,00
153.600,00
46.200,00
52.800,00
52.800,00
158.400,00
151.800,00
171.600,00
633.600,00
DLH
6.800
7.200
7.600
28.000
25.400
29.000
104.000
Tarif
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
6.800,00
7.200,00
7.600,00
28.000,00
25.400,00
29.000,00
104.000,00
DLH
6.800
7.200
7.600
28.000
25.400
29.000
104.000
Tarif
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
2.720,00
2.880,00
3.040,00
11.200,00
10.160,00
11.600,00
41.600,00
55.720,00
62.880,00
63.440,00
197.600,00
187.360,00
212.200,00
779.200,00
Jumlah Bagian Produksi II
Jumlah Bagian Produksi III
Jumlah Jumlah Biaya Overhead unit barang X Barang Y : Bagian Produksi I
Jumlah Bagian Produksi III
Jumlah Jumlah Biaya Overhead unit barang Y
Anggaran Biaya Distribusi Biaya Distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk ke dalamnya adalah 1. Biaya tenaga kerja bagian penjualan, yang terdari : Pengawas penjualan (supervisior) Tenaga penjual (salesman) Pegawai kantor penjualan 2. Biaya angkut ( freight ): dalam hal ini biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke pasar. 3. Biaya perjalanan yang terdiri dari : Biaya transport petugas penjualan Biaya penginapan petugas penjualan 23
Biaya konsumsi petugas penjualan 4. Biaya telepon : dalam hal ini biaya telepon yang di keluarkan untuk kepentingan penjulan barang 5. Komisi yaitu uang yang di berikan kepada orang-orang tertentu yang telah ikut berjasa dalam transaksi jual beli barang, mungkin juga para salesman sendiri dari pihak pihak lain. 6. Penyusutan alat alat kantor bagian penjualan 7. Biaya admin penjualan 8. Biaya asuransi 9. Pajak 10. Biaya advertensi dan promosi Dalam bagian yang membicarakan anggaran komperhensif telah dikatakan bahwa biaya advertensi dan promosi harus di susun tersendiri lebih dahulu, sebagai anggaran biaya advertensi . PT MERCUSUAR Anggaran Biaya Advertasi dan Promosi 1984 (dalam ratusan rupiah) Daerah penjualan Biaya davertasi dan promosi Kantor pusat Rp.60.000.000 Jawa barat-dki Rp.24.000.000 Jawa tengah Rp.36.000.000 Jawa timur Rp.12.000.000 Jumlah Rp.132.000.000
Angka-angka dalam anggaran biaya advertasi di atas kemudian di masukan pada budget biaya distribusi untuk masing masing penjualan. Untuk merencanakan besarnya biaya distribusi di gunakan berbagai cara pendekatan yaitu: 1. Diperkirakan secara langsung. Cara ini sangat subyektif sifatnya sehingga banyak sekali kelemahan kelemahannya. 2. Dengan mempertimbangkan keadaan perssaingan. Pada dasarnya apabila tingkat persaingan dirasakan semakin kental. 3. Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan. Umpanya ditetapkan biaya distribusi perbulan selama setahun 1984 adalah 10% sari penerimaan penjualan bulan bulan yang bersangkutan.
24
4. Dengan menentukanjumlah tertentu untuk setiap unit barang yang terjual. Umpamanya ditetapkan bahwa setiap unit barang di sediakan anggaran biaya distribusi sebesar Rp.10,00. 5. Dengan memperhatikan tingkat keuntungan tahun yang lalu. Apabila keuntungan tahun yang lalu besar, maka biaya distribusi untuk tahun berikutnya juga besar, karena pesaing pesaing yang di hadapi akan lebih banyak 6. Berdasarkan return on investmen yaitu imbangan antara tingkat keuntungan dan investasi. Umpamanya biaya distribusi tahun 1984 di tetapkan 10% dari keuntungan yang di harapkan. 7. Task method : dalam metode ini kegiatan promosi yang akan dijalankan di perinci. Tujuan yang ingin di capai dengan kegiatan ini di tentukan. Sehingga apabila di gunakan pendekatan ini budget biaya advertasi harus di susun secara terlebih dahulu.
Manfaat Penyusunan Anggaran Biaya Distribusi Penyusunan anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi perusahaan, terutama dalam hal: Perncanaan Koordinasi Pengawasan. Dalam bidang perencanaan, dengan disusunya anggaran biaya distribusi maka perusahaan di hadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang akan di keluarkan. Anggaran biaya distribusi juga bermanfaat sebagai alat pengawasan. Penyimpanan biaya distribusi dari rencana kadang kadang mengakibatkan kenaikan harga jual barang. Umpamanya : Harga barang X di kota A sangat tinggi karena biaya pengakutan dari pabrik ke kota a yang tinggi. Contoh anggaran biaya ditribusi dengan asumsi bahwa anggaran penjualan telah disusun sebelumnya dan biaya distribusi di susun berdasarkan ru[iah penerimaan penjualkan, maka anggaran biaya disribusi di susun sebagai berikut : PT MERCUSUAR Anggaran Biaya Advertasi dan Promosi 1984 (dalam ratusan rupiah) 25
Biaya/Daerah
Januari
Februari
Maret
12.000
12.000
12.000
Kuar II
Kuar iii
Kuar IV
Jumlah
36.000
36.000
36.000
144.000
Kantor penjualan Gaji pengawas Telepon
1.314
1.353
1.387
4.035
3.607
4.165
15.861
Penyusutan alat kantor
50
50
50
150
150
150
600
Biaya alat alat kantor
909
968
1.019
2.868
2.221
3.064
11.049
Biaya kendaraan
2.132
2.275
2.397
6.734
5.165
7.210
25.913
Advertensi
5.000
5.000
5.000
15.000
15.000
15.000
60.000
21.405
21.646
21.853
64.787
62.143
65.589
257.423
Gaji pengawas
6.000
6.000
6.000
18.000
18.000
18.000
72.000
Telepon
2.129
2.314
2.184
6.525
5.466
6.661
25.279
Jumlah Jawa barat&DKI
Penyusutan alat kantor
789
847
806
2.410
2.075
2.452
9.379
Biaya alat alat kantor
7200
8.280
7.520
22.400
16.200
23.200
84.800
Biaya kendaraan
1.628
1.857
1.096
6.054
3.738
5.225
19.198
Advertensi
2.000
2.000
2.000
6.000
6.000
6.000
24.000
19.746
21.298
19.606
61.389
51.479
61.538
234.656
Gaji pengawas
8.000
8.000
8.000
24.000
24.000
24.000
96.000
Telepon
2.470
2.675
2.852
8.065
6.454
8.296
30.812
Penyusutan alat kantor
1.198
1.277
1.346
3.848
3.221
3.938
14.828
Biaya alat alat kantor
9.084
10.356
11.460
31.320
21.300
32.760
116.280
Biaya kendaraan
1.530
1.724
1.893
5.213
3.679
5.432
19471
Advertensi
3.000
3.000
3.000
9.000
9.000
9.000
36.000
25.282
27.032
28.551
81.446
67.654
83.426
313.391
Gaji pengawas
3.000
3.000
3.000
9.000
9.000
9.000
36.000
Telepon
1.001
865
1.045
2.804
2.580
3.346
11.641
421
371
437
1.190
1.109
1.387
4.915
3.732
2.964
3.984
10.080
8.820
13.140
42.720
Jumlah Jawa tengah
Jumlah Jawa Timur
Penyusutan alat kantor Biaya alat alat kantor Biaya kendaraan
674
583
704
1.890
1.740
2.253
7.844
Advertensi
1.000
1.000
1.000
3.000
3.000
3.000
12.000
Jumlah
9.828
8.783
10.170
27.964
26.249
32.126
115.120
76.261
78.759
80.180
235.586
207.525
242.679
920.590
Jumlah Keseluruhan
ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI Biaya biaya yang di kategorikan sebagaia biaya adiministrasi adalah semua biaya yang dikrluarkan oleh perusahaan dalam kegiatanya, selain biaya biaya pabrik dan biaya distribusi. Biaya adiminsitrasi timbul pada bagian bagian : administrasi, pembukuan, perbekalan, dan bagian staf. Sehingga anggaran biaya admin ke seluruhan mencakup : 26
1. Biaya untuk direksi dan stafnya, termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalnan, biaya representasi, dan admin kantordireksi. 2. Biaya departemen keuangan yang meliputi gaji, bonus tahunan, biaya perperjalanan dan biaya administrai departemen, biaya penyusutan akiva tetap. 3. Biaya departemen umum dan administrasi yang meliputi gaji dan kesejateraan, biaya perjalanan, biaya komunikasi (telepon, telegram, telex), asuransi pegawai, penyusutan macam-macam aktiva tetap, listrik dan air. Contoh : Pada PT KENCANA MURNI terdapat 2 bagian yang di perhitungkan dalam penyusunan anggaran biaya administrasi, yakni bagian administrasi, dan bagian pembukuan. Anggaran biaya admin secara total adalah sebagai berikut : PT KENCANA MURNI Anggaran biaya umum dan administrasi Tahun 1984 Keterangan
Januari
Februari
Maret
Kuar II
Kuar III
Kuar IV
Jumlah
Bagian Administrasi 1.
Gaji
500.000
500.000
500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
6.000.000
2.
Biaya perjalanan
75.000
75.000
75.000
225.000
225.000
225.000
900.000
3.
Telepon
75.000
79.000
83.900
236.400
184.000
252.300
910.600
4.
Penyusutan
5.000
5.000
5.000
15.000
15.000
15.000
60.000
5.
Asuransi
2.000
2.000
2.000
6.000
6.000
6.000
24.000
6.
Pajak
2.000
2.000
2.000
6.000
6.000
6.000
24.000
7.
Peralatan kantor
1.000
1.100
1.200
3.200
2.300
3.400
12.200
660.000
664.100
669.100
1.991.600
1.938.300
2.007.700
7.930.800
400.000
400.000
400.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
4.800.000
Jumlah Bagian Pembukuan 1.
Gaji
2.
Biaya perjalanan
10.000
10.000
10.000
30.000
30.000
30.000
120.000
3.
Telepon
10.000
10.400
10.700
31.000
26.600
32.300
121.000
4.
Penyusutan
20.000
20.000
20.000
66.000
60.000
60.000
246.000
5.
Asuransi
2.000
2.000
2.000
6.000
6.000
6.000
24.000
6.
Pajak
3.000
3.000
3.000
9.000
9.000
9.000
36.000
7.
Peralatan kantor
5.000
5.400
5.700
16.000
11.600
17.300
61.000
450.000
450.800
451.400
1.358.000
1.343.200
1.354.600
5.408.000
1.110.000
1.114.900
1.120.500
3.349.600
3.281.500
3.362.300
13.338.800
Jumlah Jumlah (1 tahun)
27
28