Bab 2 Frame Besi Hollow [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Frame besi hollow



Gambar 3.x Besi Hollow



Besi hollow adalah besi berongga (pipa) berbentuk kotak atau disebut juga SHS (Square Hollow Section) dan berbentuk persegi panjang atau RHS (Rectangular Hollow Section). Umumnya digunakan dalam konstruksi bangunan, seperti pagar, milling, atap kanopi dan pintu gerbang. Besi hollow juga sering digunakan untuk kontruksi pada mesin konveyor, besi hollow biasanya terbuat dari material carbon steel ataupun stainless steel. Berdasarkan lapisan finishing pada bahan besi hollow, besi hollow dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu besi hollow biasa (standar), hollow galvalume dan hollow Galvanis. Galvalume merupakan sebutan untuk pelapisan yang mengandung unsur Aluminium dan Zinc atau disebut Zinc-Alume. Untuk bahan Galvalume yang paling baik terdiri dari 55% unsur coatingnya Aluminium, 43.5%, unsur seng/zink dan 1.5% unsur silikon. Galvanis merupakan sebutan untuk pelapisan finishing yang terdiri dari 98% unsur coating senyzink dan 2% lapisan unsur aluminium. Pada kontruksi konveyor terdapat dua pembebanan yaitu beban merata dan beban terpusat, diakibatkan oleh gaya yang terjadi karena kontruksi konveyor menahan beban berat dari adanya, pulley drum, belt conveyor, bucket, dan flat roller idler. Karena adanya gaya tersebut maka perlu dilakukan Analisa untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada kontruksi tersebut. Maka dari itu digunakan beberapa persamaan sebagai berikut ini.



Gambar 3.x Beban merata



Untuk mencari reaksi yang terjadi pada kontruksi yang mengalami beban merata maka digunakan persamaan dibawah ini :



Gambar 3.x Beban terpusat



Untuk mencari reaksi yang terjadi pada kontruksi yang mengalami beban terpusat maka digunakan persamaan dibawah ini :



Gambar 3.x diagram gaya SFD dan BMD



Pada kontruksi yang reaksinya telah diketahui, langkah selanjutnya adalah dengan menggambarkan bentuk diagram gaya berupa SFD dan BMD.



Pada Gambar di atas



menunjukkan bahwa nilai gaya lintang akan positif apabila perputaran gaya yang bekerja searah dengan



jarum



jam, dan diarsir tegak lurus dengan sumbu batang yang menerima gaya melintang. Sebaliknya, bila perputaran gaya yang bekerja berlawanan arah dengan perputaran jarum jam, diberi tanda negatif dan diarsir sejajar dengan sumbu batang. Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya. Jarak disini adalah jarak tegak lurus dengan garis kerja gayanya. Dalam Gambar di atas berarti bahwa pada titik C terjadi momen sebesar: Mc = RA. L1 Bidang momen diberi tanda positif jika bagian bawah atau bagian dalam yang mengalami tarikan. Bidang momen positif diarsir tegak lurus sumbu batang yang mengalami momen. Sebaliknya, apabila yang mengalami tarikan pada bagian atas atau luar bidang momen, maka diberi dengan tanda negatif. Bidang momen negatif diarsir sejajar dengan sumbu batang. Perlu



diketahui bahwa momen yang berputar ke kanan belum tentu positif dan momen yang berputar ke kiri belum tentu negatif. Oleh karena itu, perjanjian tanda perlu diperhatikan dengan teliti.