BAB 2 Lambang Unsur, Rumus Kimia Dan Persamaan Reaksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 2 LAMBANG UNSUR, RUMUS KIMIA, DAN PERSAMAAN REAKSI A. PARTIKEL-PARTIKEL MATERI       Cobalah perhatikan larutan gula! Sebesar apakah butiran gula yang ada dalam larutan gula tersebut?Walaupun dalam larutan gula tadi kita tidak melihat adanya butiran gula, namun kita yakin bahwa gula ada di dalamnya.Dalam larutan tersebut,gula telah berubah ukurannya menjadi sangat kecil.Bagian dari butiran gula yang sangat kecil ini dinamakan partikel gula.Seperti halnya gula, sesungguhnya setiap materi tersusun oleh bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut partikel-partikel materi.       Setiap materi tersusun oleh partikel-partikel materi. Berdasar materi yang dibentuknya, maka partikel materi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : atom, ion dan molekul. 1.      Atom Konsep tentang atom pertama kali diajukan oleh seorang filosof yunani bernama Demokritus. Menurutnya, setiap materi bersifat diskontinu.Artinya: bila kita bagi-bagi materi tersebut secara terus-menerus, pada suatu saat akan didapatkan bagian yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dan disebut atom.Kata atom ini diambil dari kata atomos yang berarti tidak dapat dibagi-bagi ( a = tidak; tomos = terbagi).Konsep atom Demokritus ini bukan merupakan konsep yang eksperimental melainkan bersifat spekulatif, hanya berdasarkan pemikiran filosofis saja. Konsep atom Demokritus kemudian dilupakan orang untuk waktu yang sangat lama. Konsep yang lebih maju muncul pada zaman Robert Boyle.Pada saat itu ahli-ahli fisika mengembangkan konsep baru tentang struktur materi,yaitu konsep molekul.menurut konsep ini partikel terkecil dari suatu materi ialah molekul dan molekul-molekul suatu materi sifatnya sama dalam segala hal.Konsep ini didasari oleh sifat difusi dari gas dan sifat gas terhadap perubahan suhu, volume, dan tekanan.Konsep molekul ini juga kurang berkembang, karena penggunaannya dalam ilmu kimia sering mengalami kegagalan.Barulah pada periode tahun 1803-1808, John Dalton (1766-1844), seorang guru di Manchester, Inggris mengemukakan teori atomnya yang sangat terkenal. Menurut Dalton: Atom merupakan bagian terkecil dari unsur yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dan masih memiliki sifat-sifat unsur tersebut.Sebagai contoh : besi tersusun oleh atom- atom besi, emas tersusun oleh atom-atom emas, dan sebagainya.Dalton menggambarkan sebuah atom sebagai benda bulat pejal. 2.      Molekul Molekul merupakan gabungan dari atom-atom melalui reaksi kimia. Atom- atom yang saling bergabung ini dapat berupa atom-atom sejenis atau yang berlainan jenisnya. Berdasarkan jenis atom yang menyusunnya, molekul dibedakan menjadi molekul unsur dan molekul senyawa. Molekul unsur terbentuk dari atom-atom unsur sejenis, sedangkan molekul senyawa terbentuk dari atom-atom yang berbeda jenisnya. Baik molekul unsur maupun molekul senyawa keduanya dapat terdiri atas 2,3,4, atau lebih atom. Molekul yang terdiri atas dua atom disebut molekul diatomik terdiri atas lebih dari tiga atom disebut molekul poliatomik.Beberapa contoh molekul unsur dan molekul senyawa yaitu sebagai berikut a.       Molekul unsur 1)        Molekul diatomik Contoh: O2, H2 2)        Molekul triatomik Contoh: O3 3)        Molekul poliatomik Contoh: P4, S8 b.      Molekul senyawa 1)    Molekul diatomik Contoh: CO



2)    Molekul triatomik Contoh: H2O 3)    Molekul poliatomik Contoh: C12H22O11 3.      Ion Ion merupakan atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Berdasarkan muatan listriknya, ion dibedakan menjadi kation dan anion. Kation adalah ion-ion yang bermuatan listrik positif, sedangkan anion adalah ion-ion yang bermuatan listrik negatif. Jika dua buah ion yang berbeda muatan ini saling berdekatan, maka akan terjadi gaya tarik-menarik yang pada akhirnya akan terbentuk senyawa. Senyawa yang tersusun oleh ion-ion ini dinamakan senyawa ion. Salah satu contoh senyawa ion ialah natrium klorida (garam dapur). Senyawa ini tersusun oleh ion-ion natrium yang bermuatan positif dan ion-ion klorida yang bermuatan negatif. Dari uraian mengenai partikel-partikel materi di atas, dapat kita simpulkan bahwa setiap materi tersusun oleh bagian-bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dan disebut partikel materi. Berdasarkan jenis materinya, dikenal tiga jenis partikel materi, yaitu atom, molekul dan ion. Atom merupakan partikel dasar penyusun unsur yang masih memiliki sifat unsurnya. Molekul unsur merupakan gabungan atom-atom unsur sejenis. Selain molekul unsur, ada juga molekul senyawa. Molekul senyawa merupakan gabungan atom-atom unsur yang berbeda. Molekul senyawa merupakan bagian terkecil dari senyawa. Partikel senyawa selain dapat berupa molekul senyawa, juga dapat berupa ion-ion. Latihan 4.1 1.      Jelaskan kembali apa yang dimaksud partikel materi! 2.      Jelaskan kembali perbedaan antara atom, molekul unsur, molekul senyawa, dan ion! 3.      Berikan masing-masing satu contoh, partikel-partikel materi pada nomor dua di atas! Perubahan materi pada hakikatnya terjadi karena adanya perubahan susunan partikel penyusun materinya. Untuk mempermudah mempelajari perubahan materi tersebut, para ahli menuliskannya dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Uraian di bawah ini akan menjelaskan tentang lambang unsur, rumus kimia, dan persamaan reaksi. Rumus kimia dan persamaan reaksi merupakan kajian yang sangat penting dan mendasar dalam ilmu kimia, karena setiap proses kimia dapat dijelaskan secara sederhana dengan menuliskan persamaan reaksinya. B.  Lambang Unsur Seiring dengan perkembangan penemuan unsur, para ahli merasa perlu untuk mendokumentasikan unsur-unsur tersebut agar lebih mudah diingat. Untuk itu, dibuatlah lambang-lambang unsur. Penulisan lambang unsur ini telah dikenal sejak abad pertengahan. Pada tahun 1810, John Dalton membuat lambang unsur dengan menggunakan lingkaran sebagai dasarnya. Walaupun lambang unsur yang dibuat oleh Dalton sudah menunjukkan suatu kemajuan, namun dirasakan masih kurang praktis terutama jika kita ingin menuliskan rumus kimia dari suatu senyawa. Pada tahun 1813, seorang ahli kimia Swedia, Jons Jacob Berzelius(1779 – 1848) membuat lambang unsur yang lebih sederhana dan yang digunakan sebagai dasar penulisan lambang unsur sampai sekarang. Lambang unsur yang dibuat Berzelius diturunkan dari nama unsur tersebut dalam bahasa latin atau yunani. Sebagai contoh: hydrogen diberi lambang H dan oksigen lambang unsurnya O. Jika terdapat beberapa unsur yang memiliki huruf depan(pertama) yang sama, maka lambang unsurnya dibedakan oleh huruf kedua atau huruf berikutnya.Misal: Calsium, Cuprum, dan Cobalt, berturut-turut diberi lambing: Ca, Cu, dan Co.



Ketentuan penulisan lambang unsur: 1)      Lambang unsur yang terdiri atas satu huruf, maka penulisannya harus menggunakan huruf capital 2)      Lambang unsur yang terdiri atas dua huruf, maka penulisannya yaitu huruf pertama harus menggunakan huruf capital, huruf keduanya huruf kecil. Contoh penulisan beberapa lambang unsur menurut Berzelius dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 4.1 Nama unsur dan lambangnya menurut Berzelius Nama unsur Nama unsur Lambang Penurunan nama (nama latin) (nama Indonesia) Atom Argentum Perak Ag L, Argentum, perak Aluminium Aluminium Al L, Alumen, rasa pahit Argon Argon Ar Y, Argos, malas Aurum Emas Au L. Aurum, fajar terang Borium Boron B Ar, Buraq, putih Barium Barium Ba Y, Barys, berat Bromium Brom Br Y, Bromos, busuk Carbonium Karbon C L, Carbo, arang Calsium Kalsium Ca L, Calx, kapur Cobaltum Kobal Co Jer, kabold Chromium Khrom Cr Y, Chromos, warna Cuprum Tembaga Cu L, Cuprum, paku Cyprus Fluorium Fluor F L, Fluere, mengalir Ferrum Besi Fe L, Ferum, besi Hydrogeniu Hidrogen H Y, Hydro: m air;genes=pembentuk Hydragyrum Raksa Hg Y, Hydragyrum, perak cair Helium Helium He Y, Helios, matahari Iodium Iodium I Y, Iodes, ungu Kalium Kalium K L, Kalium, potas Sulfur Belerang S L, Sulphurium Silicium Silikon Si L, Silex, batu api Stanum Timah Sn L, Stanum, timah Zincum Seng Zn Jer, Zincum Penurunan nama unsur seperti yang terlihat pada tabel di atas, tergantung pada orang yang menemukannya. Ada yang berasal dari nama penemunya, seperti Einstenium(Es); pada sifatnya,seperti fluor(fluere=mengalir); atau pada tempat asal ditemukannya, seperti Californium( California,As). Akibat penamaan unsur seperti ini, maka ada satu unsur yang memiliki dua nama dan tentunya lambangnya pun dua, yaitu unsur Rutherfordium(Rf) dan Kurchatovium(Ku). Untuk mengatasi hal ini, maka IUPAC( International Union of Pure and Applied Chemistry) suatu badan internasional dalam bidang kimia murni dan kimia terapan, telah menetapkan aturan tata nama dan lambing unsur, untuk unsur-unsur yang mungkin ditemukan pada kemudian hari. Sistem penulisan lambang unsur ini terdiri atas 3 huruf. Lambang unsur ini diturunkan dari nama unsurnya. Setiap unsur diberi nama sesuai nomor atom unsurnya ditambah akhiran – ium. Awalan untuk masing-masing angka ditetapkan sebagai berikut:



0 = nil; 1 = un; 2 = bi; 3 = tri; 4 = quad; 5 = pent; 6 = hex; 7 = sept; 8 = okt; 9 = enn Contoh: Unsur dengan nomor atom = 104 1 = un   0 = nil     4 = quad Lambang unsurnya = Unq Nama unsurnya = Unilquadium Latihan 4.2 1.      Tuliskan lambang unsur-unsur berikut! a.       Emas                                                        k.  Natrium b.      Perak                                                        l.   Brom c.       Tembaga                                                   m. Barium d.      Timah                                                       n.  Iodium e.       Timbal                                                      o. Unilquadium f.       Titanium                                                   p. Unilseptium g.      Kalsium                                                    q. Unilpentium h.      Kalium                                                     r.  Ununheksium i.        Khlor                                                        s.  Ununbium j.        Nitrogen                                                   t.  Ununoktium 2.      Tuliskan nama unsur dengan lambang berikut! a.       Al                                                             i.  Hg b.      Ar                                                             j.  Li c.       B                                                              k.  Ni d.      Be                                                             l.  Si e.       C                                                              m. Unh f.       Co                                                                        n.  Uns g.      F                                                               o.  Uup h.      H                                                              p.  Uue C.                       Rumus Kimia 1.      Rumus kimia unsur Unsur adalah zat kimia yang tersusun oleh atom-atom tunggal(monoatomik). Oleh karena itu, rumus kimia unsur sama dengan lambang atom unsur tersebut. Tabel 4.2 Rumus kimia beberapa unsur monoatomik Nama unsur Rumus kimia Besi Fe Emas Au Perak Ag Tembaga Cu Beberapa unsur dalam kehidupan sehari-hari terdapat sebagai molekul unsur. Rumus kimia beberapa molekul unsur dapat kita lihat pada tabel berikut Tabel 4.3 Rumus Kimia Beberapa Molekul Unsur Molekul Unsur Rumus kimia Jumlah Atom Hidrogen H2 2 Oksigen O2 2 Nitrogen N2 2 Fluorin F2 2



Klorin Bromin Iodin Belerang Ozon Pospor



Cl2 Br2 I2 S8 O3 P4



2 2 2 8 3 4



2.      Rumus kimia senyawa Dari uraian mengenai senyawa, kita mengetahui bahwa suatu senyawa dapat terbentuk dari penggabungan beberapa unsur dengan komposisi tertentu. Oleh karena itu, rumus kimia suatu senyawa biasanya menyatakan jenis dan jumlah relatif unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Sebagai contoh, air memiliki rumus kimia H2O, artinya air tersusun oleh 2 unsur H dan satu unsur O. Berikut adalah tabel dari rumus kimia beberapa unsur. Tabel 4.4 Rumus Kimia Beberapa Unsur Nama Senyawa Rumus Kimia Senyawa Jenis dan Jumlah Atom Air H2O H=2;O=1 Amonia NH3 N=1;H=3 Asam sulfat H2SO4 H=2;S=1;O=4 Gula C12H22O11 C=12;H=22;O=11 Glukosa C6H12O6 C=6;H=12;O=6 Asam Cuka CH3COOH C=2;H=4;O=2 Alkohol C2H5OH C=2;H=6;O=1 Garam NaCl Na=1;Cl=1 a.      Rumus empiris dan rumus molekul Rumus kimia suatu senyawa dapat berupa rumus empiris atau rumus molekul. Rumus empiris disebut juga rumus perbandingan, karena menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus molekul menyatakan jenis dan jumlah atom yang sebenarnya yang terdapat dalam satu molekul suatu senyawa. Rumus empiris bisa sama dengan rumus molekul, bisa juga berbeda.Perhatikan tabel berikut! Tabel 4.5 Perbandingan Rumus empiris dan Rumus Molekul Beberapa Senyawa Nama Senyawa Rumus Molekul Rumus Empiris Air H2O H2O Amonia NH3 NH3 Asam sulfat H2SO4 H2SO4 Glukosa C6H12O6 CH2O Asam cuka CH3COOH CH2O Hidrazin N2H4 NH2 Garam NaCl NaCl Butana C4H10 C2H5



b.      Jumlah atom dalam molekul



Jumlah relatif atom-atom dalam sebuah molekul ditunjukkan oleh angka indeks. Angka indeks adalah angka yang terdapat dalam rumus kimia suatu senyawa. Angka indeks merupakan identitas dari senyawa. Oleh karena itu, angka indeks tidak boleh diubah. Mengubah angka indeks, sama artinya mengubah senyawanya. Angka indeks = 1 tidak pernah dituliskan. Sekarang perhatikan rumus kimia air pada table di atas! Dalam rumus kimia air, indeks untuk atom H = 2 dan indeks untuk O = 1. Jika indeks untuk O diubah menjadi 2, maka rumus kimia senyawa menjadi H2O2.Senyawa dengan rumus kimia H2O2 bukan air, tapi asam peroksida. Selain angka indeks, dikenal juga angka koefisien. Koefisien ditulis di depan rumus kimia suatu senyawa dan menyatakan jumlah molekul senyawa. Angka koefisien boleh diubah-ubah, namun seperti halnya indeks, koefisien = 1 tidak pernah dituliskan. Sebagai contoh, pada rumus kimia air di atas, koefisien untuk H2O = 1, dan dibaca “satu molekul air “. Jika di depan rumus kimia air tersebut diberi angka 5(sehingga menjadi 5H2O), maka dibaca menjadi ”lima molekul air”. Jumlah atom H dalam lima molekulair adalah 5 x 2 atom H = 10 atom H dan 5x1 atom O = 5 atom O. Untuk memudahkan kita dalam mempelajari senyawa-senyawa kimia, kita perlu mengenal nama-nama senyawa tersebut. Selain itu, kita juga dapat membuat pengelompokanpengelompokan terhadap senyawa kimia. Pada uraian di bawah ini, kita akan mempelajari tentang tata nama dari senyawa-senyawa kimia.Pengetahuan tentang tata nama senyawa ini sangat penting, terutama dalam hubungannya dengan penulisan persamaan reaksi kimia. Pada bagian akhir, akan dijelaskan pula sedikit mengenai pengelompokan senyawa kimia. Hal ini bertujuan agar kita dapat lebih mudah mempelajari senyawa-senyawa kimia ini. D.                       Tata nama senyawa Tiap senyawa memiliki nama tersendiri yang berbeda dengan nama senyawa lainnya. Pemberian nama senyawa ini telah diatur oleh komisi tata nama IUPAC ( International of Pure and Applied Chemistry), sebuah badan ilmu kimia internasional. Aturan penamaan senyawa ini dibedakan untuk senyawa-senyawa biner(terdiri atas dua atom berbeda) dan senyawa-senyawa terner(terdiri atas tiga atom) Pada uraian berikut ini, akan dijelaskan bagaimana aturan tata nama untuk senyawasenyawa yang terdiri atas atom non logam dengan non logam, logam dengan non logam, dan ion logam dengan ion poliatom. 1.      Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom non logam      Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri atas dua atom yang berbeda. a.    Pemberian nama untuk atom-aton non logam dilakukan berdasarkan urutan unsur non logam berikut: B-Si-As-C-P-N-H-S-I-Br-Cl-O-F Kemudian ditambah akhiran – ida Contoh: HF diberi nama hidrogen fluorida b.    Bila jumlah unsur dalam senyawa berbeda, maka untuk menyatakan jumlah masing-masingmasing unsur atau atom dalam rumus kimianya, harus diawali dengan awalan angka Yunani, yaitu: Mono = 1         di = 2               tri = 3              tetra = 4           penta = 5 Heksa = 6        hepta = 7         okta = 8           nona = 9          deka = 10 Contoh: SF6 = belerang heksafluorida PCl3 = pospor triklorida Catatan : ·           Awalan mono tidak berlaku untuk atom yang berada di awal rumus kimia senyawa. Contoh: CO bukan monokarbon monoksida, tapi karbon monoksida ·           Nama senyawa yang sudah lazim, seperti air(H2O) dan amoniak(NH3) tidak perlu diganti menjadi dihidrogen monoksida dan nitrogen trihidrida. 2.      Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom logam dan non logam



a.       Nama atom logam disebut lebih dulu, diikuti dengan nama atom non logam dan ditambah akhiran – ida. Contoh: NaCl : Natrium klorida MgO : Magnesium oksida b.      Persenyawaan antara atom logam dan non logam umumnya berupa senyawa ion. Oleh karena itu, bila sebuah atom logam dapat membentuk lebih dari satu senyawa dengan muatan ion yang berbeda maka untuk membedakannya, muatan ion logam ini harus dituliskan. Jumlah muatan ion logam ditulis dengan angka romawi dalam tanda kurung. Contoh: FeS : besi (II) sulfide Fe2S3 : besi (III) sulfide HgCl : raksa (I) klorida HgCl2 : raksa (II) klorida Agar lebih mengenal nama dan jumlah muatan ion positif(kation) dari atom-atom logam dan muatan ion negative(anion) dari atom-atom non logam. Perhatikan table berikut ini! Tabel 4.6 Nama dan Simbol Kation dan Anion Nama kation Simbol Natrium Na+ Kalium K+ Magnesium Mg2+ Kalsium Ca2+ Barium Ba2+ Aluminium Al3+ Besi (II) Fe2+ Besi (III) Fe3+ Kromium (II) Cr2+ Kromium (III) Cr3+ Tembaga (I) Cu+ Tembaga (II) Cu2+ Raksa (I) Hg+ Raksa (II) Hg2+



Nama anion Fluorida Klorida Bromida Iodida Oksida Sulfida Nitrida Carbida



simbol FClBrIO2S2N3C4-



3.      Senyawa poliatom Senyawa poliatom adalah senyawa yang tersusun oleh banyak atom. Senyawa poliatom umumnya tergolong senyawa ion. Senyawa ion adalah senyawa yang tersusun oleh ion-ion. Ionion ini dapat berupa ion monoatomik( terdiri atas atom-atom tunggal) atau ion-ion poliatom(terdiri atas beberapa jenis atom). Beberapa kation(ion positif) logam umumnya merupakan ion monoatomik. Salah satu kation yang bersifat poliatomik ialah NH4+. Ion-ion poliatom ini pada umumnya merupakan ion-ion negative(anion). Tabel 4.7 Beberapa ion poliatom dan contoh senyawa yang dibentuknya Rumus ion OHCN-



Nama ion Hidroksida Sianida



Contoh senyawa NaOH KCN



Nama senyawa Natrium hidroksida Kalium sianida



NO2NO3ClOClO2ClO3ClO4C2O42CO22SO32SO42S2O32PO33PO43-



Nitrit Nitrat Hipoklorit Klorit Klorat Perklorat Oksalat Karbonat Sulfit Sulfat Tiosulfat Fosfit Fosfat



AgNO2 AgNO3 NaClO NaClO2 NaClO3 NaClO4 CaC2O4 CaCO3 K2SO3 BaSO4 Na2S2O3 Ca3(PO3)2 Ca3(PO4)2



Perak nitrit Perak nitrat Natrium hipoklorit Natrium klorit Natrium klorat Natrium perklorat Kalsium oksalat Kalsium karbonat Kalium Sulfit Barium sulfat Natrium tiosulfat Kalsium fosfit Kalsium fosfat



4.      Senyawa asam Senyawa asam merupakan senyawa yang terbentuk antara kation hidrogen(H+) dengan suatu anion. Pemberian nama senyawa asam ialah dengan menyebutkan nama hidrogen atau asam diikuti nama unsur berikutnya atau nama ionnya.Contoh: HCl : asam klorida HBr : asam bromida 5.      Senyawa basa Senyawa basa merupakan senyawa yang terbentuk antara suatu kation dengan anion hidroksida(OH). Penamaan senyawa basa ialah dengan menyebutkan nama kation diikuti akhiran hidroksida.Contoh: NaOH : Natrium hidroksida Mg(OH)2 : Magnesium hidroksida 6.      Senyawa organik sederhana Senyawa organik adalah senyawa yang banyak mengandung unsur karbon dan unsur lainnya seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, dan fosfor dalam jumlah sedikit.Berikut ini beberapa contoh senyawa organik yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari. CH4 : metana (gas alam/karbit) C2H2 : etuna( gas karbit ) C2H5OH : etanol(alcohol) C6H12O6 : glukosa (gula) CH3COOH : asam asetat/cuka C8H18 : oktana (bensin) Dari uraian mengenai tata nama senyawa di atas, dapat kita simpulkan bahwa senyawasenyawa kimia dapat kita klasifikasikan berdasarkan beberapa hal, di antaranya: 1.      Berdasarkan jenis atom penyusunnya, senyawa dikelompokkan menjadi senyawa biner(tersusun oleh dua jenis atom) dan senyawa poliatom(tersusun oleh lebih dari dua atom) 2.      Berdasarkan unsur utama penyusunnya, senyawa dikelompokkan menjadi senyawa organik(unsur utamanya karbon) dan senyawa anorganik (unsur utamanya bukan karbon). E.                        Persamaan reaksi Untuk menggambarkan peristiwa perubahan kimia, diperlukan cara penulisan khusus, yang disebut persamaan reaksi. Persamaan reaksi merupakan suatu persamaan yang menggambarkan perubahan kimia dari pereaksi(zat-zat yang bereaksi) menjadi produk( zat baru, hasil reaksi). Pada penulisan persamaan reaksi, antara pereaksi dengan produk dipisahkan oleh tanda panah



( "). Pereaksi ditulis sebelum tanda panah ( di ruas kiri ), sedangkan produk ditulis setelah tanda panah ( ruas kanan) Pereaksi " Produk Sebuah pernyataan reaksi yang berbunyi:” logam besi bereaksi dengan gas oksigen membentuk besi (III) oksida” dapat ditulis sebagai berikut: Besi + gas oksigen " Besi (III) oksida Persamaan di atas dinamakan persamaan sebutan, yaitu dengan menyebutkan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya. Namun demikian, persamaan reaksi ini tidak lazim ditulis. Cara yang lebih baik lagi ialah dengan menuliskan rumus kimia dari zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya. Untuk contoh di atas, maka persamaan reaksinya adalah: Fe + O2 " Fe2O3  Persamaan reaksi di atas belum sepenuhnya benar, mengapa? Setiap reaksi kimia harus memenuhi hukum kekekalan massa, yaitu massa zat sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Kemudian karena massa zat itu merupakan gambaran dari jumlah partikel zat, maka menurut hukum ini jumlah partikel sebelum dan sesudah reaksi haruslah sama. Jadi, dalam suatu persamaan reaksi, jumlah atom-atom dari zat yang bereaksi harus sama dengan jumlah atomatom dari zat hasil reaksi. Jumlah atom sebelum reaksi = jumlah atom setelah bereaksi                                                 Atau Jumlah atom-atom ruas kiri = jumlah atom-atom ruas kanan Sebagai contoh, perhatikan reaksi antara besi(Fe) dan belerang(S) yang menghasilkan besi(II)sulfide(FeS) sebagai berikut: Fe + S " FeS Pada persamaan reaksi tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah atom Fe dan S, baik di ruas kiri maupun ruas kanan, sudah sama. Ini berarti, persamaann reaksi sudah memenuhi Hukum Lavoisier. Sekarang bagaimana bila jumlah atom di ruas kiri belum sama dengan jumlah atom di ruas kanan? Fe + O2 " Fe2O3 Jumlah atom-atom pada kedua persamaan reaksi tersebut belum sama atau belum setara. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyetarakan jumlah atom-atom pada suatu persamaan reaksi, yaitu 1.      Jangan sekali-kali mengganti angka indeks dari zat kimia yang bereaksi dan hasil reaksi, karena itu berarti mengganti rumus kimianya! 2.      Jangan menambahkan zat lain yang tidak ada dalam persamaan reaksi! 3.      Setarakanlah jumlah atom dengan mengubah-ubah angka koefisiennya! Sekarang perhatikan lagi kedua reaksi di atas! Fe + O2 " Fe2O3 Jumlah atom Fe ruas kiri sama dengan 1, sedangkan di ruas kanan sama dengan 2. Setarakan jumlah atom Fe ini dengan menambahkan koefisien 2 di depan rumus kimia Fe. Sekarang persamaan reaksi menjadi: 2Fe + O2 " Fe2O3 Jumlah atom Fe sudah setara, tetapi jumlah atom O belum. Di ruas kiri sama dengan 2, sedangkan di ruas kanan sama dengan 3. Supaya sama, maka di depan rumus kimia O2( ruas kiri) ditambahkan koefisien reaksi 3/2. Koefisien ini harus diubah menjadi bulat dan jumlah atomatom tetap sama. Dengan demikian, koefisien pada kedua ruas dari persamaan reaksi di atas, dikalikan dengan 2. 2Fe + 3/2 O2  " Fe2O3         x2 4Fe + 3O2      " 2Fe2O3 Sekarang periksalah kembali jumlah atom-atom di ruas kiri dan ruas kanan! ·         Fe ; ruas kiri 4 atom, ruas kanan 4 atom



·         O ; ruas kiri 6 atom; ruas kanan 6 atom Bagi reaksi-reaksi yang lebih banyak melibatkan jumlah zat yang bereaksi dan hasil reaksi, cara menyetarakan koefisien reaksi dapat dilakukan sebagai berikut. 1)        Mulailah menyetarakan jumlah atom dari atom-atom yang memiliki indeks paling besar dan atom-atom tersebut berada dalam sat zat, baik di ruas kiri maupun ruas kanan! 2)        Tetapkan koefisien reaksi dari zat dengan indeks terbesar tadi = 1 atau 2! 3)        Setarakan jumlah atom yang terdapat lebih dari satu zat, baik di ruas kiri maupun di ruas kanan! F.                        Wujud zat pada persamaan reaksi Wujud zat yang bereaksi biasanya bermacam-macam. Ada zat yang bereaksi dengan zat lain dalam wujudnya sebagai gas, ada pula yang bereaksi dalam bentuk cairan, larutan dalam air, atau dalam bentuk padatnya. Untuk menyatakan wujud zat dalam suatu persamaan reaksi, maka wujud zat tadi dituliskan dengan simbol-simbol tertentu. Simbol wujud zat ini dituliskan dalam tanda kurung dan sejajar dengan angka indeks. Simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan wujud zat yang bereaksi tersebut yaitu (s) untuk padatan atau zat padat, (aq) untuk larutan dalam air,(c) atau (l) untuk cairan, dan (g) untuk zat yang berwujud gas. Jadi, untuk reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen yang membentuk uap air dan yang membentuk cairan dapat dituliskan sebagai berikut: 2H2 (g) + O2 (g) " 2H2O (g)