Bab 3 Rona Awal Lingkungan Hidup [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Pada Bab ini berisi mengenai Kondisi Iklim, Fisiografi dan Geologi, Udara, Air, Biologi dan Sosial Ekonomi serta Budaya



Rona awal lingkungan hidup dalam laporan ini adalah merupakan hasil pengumpulan data komponen lingkungan baik data primer maupun sekunder terkait yang dapat dijadikan gambaran kondisi kualitas lingkungan hidup yang ada disekitar kegiatan proyek. Kualitas lingkungan tersebut akan merupakan titik awal dari kondisi sebelum adanya kegiatan proyek sehingga nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dengan keadaan setelah kegiatan tersebut berjalan. Selain itu, rona awal lingkungan ini bukan saja sebagai pembanding, namun juga untuk melihat kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan akibat intervensi kegiatan manusia secara menyeluruh. Adapun komponen-komponen lingkungan yang secara langsung terkait khususnya dengan kegiatan proyek dan secara umum merupakan pencerminan status lingkungan tersebut dijabarkan sebagai berikut: 3.1



KONDISI ALAM



Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi) sedangkan klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktifitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut. Tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus. Mengingat Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, maka pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik, suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi. Terkait dengan hal ini maka salah satu sistim klasifikasi yang sering dipakai adalah sistem klasifikasi yang diberikan oleh Schmidt-Ferguson (1951). Sistem iklim ini sangat terkenal BAB 3 - 1



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



di Indonesia dimana pengklasifikasian iklim ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering pada klasifikasi iklim Mohr yaitu: 1. Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm 2. Bulan Lembab (BL) Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm 3. Bulan Kering (BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 100% (Q = BK / BB x 100%). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut (Tabel III.1) Tabel III.1



Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt and Ferguson



Tipe Iklim



Nilai Q (%)



Keadaan Iklim dan Vegetasi



A



< 14,3



B



14,3 – 33,3



Daerah basah, hutan hujan tropika



C



33,3 – 60,0



Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau



D



60,0 – 100,0



Daerah sedang, hutan musim



E



100,0 – 167,0



Daerah agak kering, hutan sabana



F



167,0 – 300,0



Daerah kering, hutan sabana



G



300,0 – 700,0 Daerah sangat kering, padang ilalang



Daerah sangat basah, hutan hujan tropika



H > 700,0 Daerah ekstrim kering, padang ilalang Sumber: Schmidt and Ferguson (1951)



3.1.1



Iklim dan Curah Hujan



Iklim di daerah Kabupaten Seram bagian Timur sangat dipengaruhi oleh Lautannya. Di Bagian Tenggara laut Banda, musim tenggara timur dimulai bulan April – Oktober dengan angin tenggara. Musim Barat mulai bulan Desember – Maret. Hujan deras terjadi pada bulan Januari dan Febuari, sedangkan pancaroba terjadi pada bulan Maret, April dan November serta kadang-kadang bulan Oktober. Daerah timur laut laut Banda, musim timur pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Pada bulan tersebut banyak turun hujan terutama di bagian selatan pulau Seram, Buru, Ambon, Haruku dan Saparua. Iklim pada wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur adalah iklim laut tropis dan iklim musim. Terjadi iklim tersebut dikarenakan Kabupaten Seram Bagian Timur dikelilingi oleh laut yang luas sehingga daerah ini sangat dipengaruhi oleh laut yang berlangsung seirama dengan musim yang ada. Oleh karena luasnya wilayah ini dimana pulau-pulau yang tersebar dalam jarak yang berbeda-beda, Keadaan klimatologi pada Stasion Meteorologi Geser yang menggambarkan iklim di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan iklim musim dan laut tropis, yang dipengaruhi angin dari Samudera Pasifik menuju arah barat, BAB 3 - 2



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



berinteraksi dengan dinamika laut, dan masa gugus pulau, membentuk 3 (tiga) zona agroklimat, yaitu: 1. Zona agroklimat I.3 dengan curah hujan bulanan yang merata, ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,0 0C, dengan curah hujan sebesar 1800-2200 mm), mempengaruhi bagian timur Kecamatan Seram Timur hingga Kecamatan PulauPulau Gorom; 2. Zona agroklimat II.6 dengan curah hujan tertinggi antara bulan Desember – Mei, ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,4 0C, curah hujan sebesar 2500-4000 mm), mempengaruhi umumnya daratan Kecamatan Seram Timur dan Pulaupulau Watubela; 3. Zona agroklimat III.1 dengan curah hujan tertinggi antara bulan Juni-Agustus, ciriciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,1 0C, curah hujan 2000-2500 mm), mempengaruhi sebagian kecil kawasan pantai Kecamatan Werinama. Adapun data curah hujan dapat dilihat pada Tabel III.2 dibawah ini. Tabel III.2 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember



Curah Hujan di Kabupaten Seram Bagian Timur 2010 180.0 87.9 118.6 249.6 422.3 373.2 200.2 472.0 301.0 246.1 177.1 202.7



Curah Hujan (mm2) 2011 2012 2013 144.3 272.9 66.0 178.9 257.2 96.9 128.7 290.3 399.6 508.8 181.1 328.2 227.7 959.8 142.4 228.6 112.0 140.0 124.9 175.2 74.0 206.3 138.2 292.7



2014 292.6 250.3 65.1 136.9 245.7 215.7 12.5 50.7 24.9 10.5 67.8 234.9



3.1.2 Suhu, Kelembapan Udara dan Angin Berdasarkan data BPS Kabupaten Seram Bagian Timur, keadaan klimatologi pada stasiun Meteorologi Geser menggambarkan iklim di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah sebagai berikut: 1. Dalam tahun 2013 di Kabupaten Seram Bagian Timur temperatur rata-rata 27,7o C, dimana temperatur maksimum rata-rata 30,8 o C dan minimum rata-rata 25,2 o C; 2. Tekanan Udara rata-rata setahun 1.009,8 Milibar dan kelembaban nisbi rata-rata 84,5%; 3. Penyinaran matahari rata-rata 64,7 %; 4. Kecepatan angin rata-rata 6,2 knot; BAB 3 - 3



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



5. Kecepatan angin terbesar pada Musim Timur terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 30 knot dengan arah angin dari Tenggara menuju Barat Laut, dan pada Musim Barat terjadi pada bulan Januari sebesar 25 knot dengan arah angin dari Barat Laut ke Tenggara. 6. Tinggi gelombang rata-rata pada musim tersebut di atas sebesar 2 m; dan 7. Jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Juli 2013 sebanyak 24 hari dan paling sedikit terjadi pada bulan Maret sebanyak 12 hari. Adapun data kelembaban udara rata-rata, suhu udara rata-rata di Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dilihat pada Tabel III.3 dan Tabel III.4 dibawah ini. Tabel III.3



Kelembaban Udara Rata-Rata di kabupaten Seram Bagian Timur Bulan



Kelembaban Udara Rata-Rata (%) 2010



2011



2012



2013



2014



Januari



82



82



81



80



84



Pebruari



80



82



81



83



79



Maret



80



82



83



82



81



April



82



82



82



85



83



Mei



87



86



85



88



85



Juni



87



85



83



87



87



Juli



86



85



86



88



86



Agustus



88



85



85



85



87



September



87



86



86



84



85



Oktober



83



84



82



84



84



Nopember



82



75



82



84



60



Desember



80



78



81



84



88



Tabel III.4



Kelembaban Udara Rata-Rata di kabupaten Seram Bagian Timur Bulan



Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember



2010 28.0 28.5 28.4 28.6 28.0 27.8 27.4 27.4 27.0 28.0 28.5



Suhu Udara Rata-Rata (ºC) 2011 2012 2013 27.9 28.1 28.3 27.6 28.1 27.8 27.9 29.7 28.4 27.9 30.2 27.7 27.3 27.3 27.5 26.6 26.9 27.3 26.5 26.4 26.4 26.2 26.0 26.5 26.5 26.8 27.0 27.8 26.1 27.7 28.7 28.4 27.8



2014 25.1 27.8 28.3 28.3 26.9 27.2 23.8 25.8 26.5 27.5 28.4 BAB 3 - 4



DOKUMEN UKL/UPL



Bulan Desember



3.2



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



2010 28.1



Suhu Udara Rata-Rata (ºC) 2011 2012 2013 28.6 28.5 27.3



2014 28.1



FISIOGRAFI DAN GEOLOGI



3.2.1 Fisiografi Provinsi Maluku adalah suatu wilayah yang dideklarasikan sebagai Provinsi kepulauan sejak tahun 2005, dan sebelum terpisah dengan Provinsi Maluku Utara, dikenal juga dengan Provinsi Seribu Pulau. Secara fisiografi Provinsi Maluku merupakan jazirah kepulauan yang terletak pada Sabuk Busur Kepulauan sebagai bagian dari lingkar sirkum Pasifik, yang bergerak dari Provinsi Nusa Tenggara Timur bagian utara sampai ke Provinsi Maluku Utara terbentuk huruf "S". Sebagai bagian dari sirkum Pasifik, Provinsi Maluku memiliki wilayah yang bergununggunung dan berbukit. Pegunungan bertonjolan kasar (rugged mountains) di provinsi ini umumnya dibentuk oleh satuan batuan malihan yaitu selus. Satuan ini berketinggian lebih dari 1.000 meter dengan puncak tertinggi Gunung Taunusa (1.331 meter), umumnya berpuncak, berlereng, terjal dengan lembah sempit dan banyak dijumpai air terjun. Satuan ini membentuk pegunungan Huamual dibagian barat Pulau Seram dan pegunungan Taunusa di bagian tenggara Pulau Seram. Kepulauan Seram merupakan daerah yang beraneka ragam dengan basin-basin dan punggungan-punggungan. Proses pembentukan pegunungan berlangsung sangat aktif. Pada Kepulauan Seram dan busur Banda sistem pegunungan yang terjadi berhubungan dengan sistem pegunungan Sunda. Pulau Seram termasuk ke dalam mandala kepulauan Maluku. Bentuk fisiografi daerah ini merupakan perbukitan bergelombang kuat yang terbentuk oleh aktivitas tektonik yang terjadi di daerah ini. Gaya tektonik tersebut degan arah utama hamper utara – selatan mengakibatkan terjadina proses pengangkatan yang membentuk perbukitan yang memanjang timur – barat, perlipatan yang diiringi dengan proses pembentukan sesar naik dan sesar geser. Perbukitan yang berada di bagian tengah pulau yang diapit oleh daerah pedataran di bagian utara dan selatan. Puncak tertinggi adalah Gunung Binaya dengan ketinggian ± 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sungai-sungai yang mengalir dari bagan tengah ke arah selatan di antaranya Sungai Kawa, Sungai Nusulahu, Sungai Salame, Sungai Nua, Sungai Jage, Sungai Walalia, Sungai Wolu, Sungai Fuwa, Sungai Kaba, dan Sungai Taluarang. Selain itu terdapat Sungai Mual, Sungai Isal, Sungai Sariputih, Sungai Samal, dan Sungai Kobi mengalir dari bagian tengah ke arah utara. Pulau ini dibatasi oleh Laut Seram dibagian Utara dan Laut Banda di bagian Selatan 3.2.2 Geologi Pulau Seram merupakan pulau yang terbesar di Maluku. Secara geologi pulau ini disusun oleh batuan neogen yang berselang-seling dengan batuan aluvium. Undak dan terumbu koral dijumpai pada daerah pantainya. Pada bagian tengah pulau Seram disusun oleh Skis hablur Grauweacke dan serpih. BAB 3 - 5



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Formasi batuan yang terdapat di Pulau Seram umumnya juga terdapat Alluvial. Formasi batuan di Seram Barat dan Kota Ambon terdiri dari Alluvium, formasi Kanikeh, formasi Manusela, Konglomerat, batu gunung api Kelang, batu gunung api Ambon, kompleks Taunusa dan Tehoru, batu malihan saku, batuan Ultramafik, batuan Mafik, granit Manipa, granit Ambon, dan kompleks Uli. Formasi batuan di bagian tengah Pulau Seram terdiri atas Alluvium, batu gamping koral, endapan teras, formasi Fufa, formasi Wahai, batuan gunung api Ambon, Kompleks Salas, formasi Lisabata, formasi Hatuolo, formasi Sawai, formasi Manusela, formasi Kanikeh, Komples Saku, Kompleks Tehoru, kompleks Taunusa, dan kompleks batuan beku basa ultramafik. Formasi batuan di Seram Timur terdiri atas Alluvium, terumbu Koral Terangkat, anggota Batu gamping formasi Fufa, formasi Fufa, formasi Wahai, Kompleks Salas, formasi Selangor, formasi Hatuolo, formasi Sawai, Kompleks Nif, formasi Manusela, formasi Kanikeh, formasi Kabipoto, dan batuan Ultramafik. Poros lipatan pada batuan sedimen Pra-Tersier, mulanya berarah sesuai dengan pola arah cekungan yaitu barat laut-tenggara. Lipatan terbentuk akibat gaya memadat yang berarah timur laut-barat daya. Akibat proses tektonik kemudian, bersamaan dengan pelipatan dan pengangkatan pada akhir Tersier, membuat poros lipatan arahnya berubah pada barat-timur disebabkan oleh gaya memadat berarah utara-selatan. Sebagian besar batuan di Seram Timur, khususnya di Lembar Bula, telah terlipat kuat dan tercenangga. Di selatan Bula sumbu lipatannya hampir sejajar dengan garis pantai. Sesar turun di Pulau Seram umumnya berarah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya, terdapat di Seram Barat, Pulau Manipa dan Pulau Ambon. Proses tektonik ini menyebabkan terjadinya batuan gunung api pada jalur magma Uliaser (Haruku, Saparua dan Nusalaut). Gunungapi Kelang diduga keluar melalui lajur rekahan dalam karena letaknya yang terpisah dari jalur magma Uliaser. Kegempaan di daerah ini cukup tinggi dengan kedalaman 0-99 km kekuatan sampai 7,0 pada skala Richter. Sementara itu di kawasan Tengah Pulau Seram , dalam formasi Hatuolo (Tpeh). Pulau Seram terletak sepanjang utara busur Banda, Indonesia bagian timur. Pulau Seram berada pada zona tektonik kompleks, karena Pulau Seramg merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Australia, Lempeng Pasifik-Filipina, dan Lempeng Eurasia. Pulau Seram dan Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi (Gambar 1) menunjukkan bahwa perkembangan tektonik kedua pulau itu, dari Paleozoik sampai Miosen, sangat erat dengan perkembangan tektonik tepi benua Australia. Interaksi konvergen antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik pada Miosen Akhir yang diikuti oleh rotasi Kepala Burung berlawanan arah jarum jam pada Mio-Pliosen telah menyebabkan perkembangan tektonik kedua kawasan itu berbeda, sehingga unit litologi dari Pulau Seram dan Ambon dapat dibedakan menjadi Seri Australia dan Seri Seram. Data stratigrafi menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali kompresi tektonik dan dua kali continental break up berkait dengan pembentukan Pulau Seram dan Ambon. Continental break up pertama diikuti oleh kompresi tektonik yang pertama terjadi pada Palezoikum. Kontraksi kerak bumi yang terjadi setelahnya meletakkan batuan-batuan metamorfik tngkat tinggi, seperti granulit, ke dekat permukaan, dan mantel atas tertransport ke atas membentuk batuan-batuan ultra basa, sehingga pada Pulau Seram banyak ditemukan mineral nikel. Setelah itu, terjadi erosi yang menyingkap BAB 3 - 6



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



batuan-batuan metamorfik dan disusul dengan thermal subsidence yang membentuk deposenter bagi pengendapan Seri Australia. Continental break up yang ke dua terjadi pada Jura Tengah, dan diikuti oleh pemekaran lantai samudera. Peristiwa ini berkaitan dengan selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada Jaman Jura. Kompresi terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat kritis bagi evolusi geologi Pulau Seram dan Ambon. Interaksi konvergen yang terjadi menyebabkan Seri Australia mengalami thrusting, pengangkatan orogenik, dan perlpatan sehingga barubah menjadi batuan sumber bagi Seri Seram. Adapun stratigrafi di Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.



Gambar 3.1 Stratigrafi Pulau Seram serta Sejarah Tektonik dari Pulau Seram. BAB 3 - 7



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Gambar 3.2 Peta Fisiografi Kabupaten Seram Bagian Timur



BAB 3 - 8



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Gambar 3.3 Peta Geologi Kabupaten Seram Bagian Timur



BAB 3 - 9



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



3.2.3 Tanah Kondisi kedalaman efektif tanah cukup tersedia di Kabupaten Seram Bagian Timur untuk usaha–usaha pertanian, dengan harapan bahwa lahan yang dimanfaatkan adalah lahan yang mempunyai stabilitas tanah yang baik. Luas wilayah berdasarkan kedalaman efektif tanah dapat dirinci, 1. kedalaman efektif tanah yang dalam (>90 cm) sebesar 305.000 ha menyebar terutama di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Werinama dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; 2. kedalaman efektif tanah yang sedang (60-90 cm) sebesar 151.080 ha, terutama berada di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Werinama, Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; 3. kedalaman efektif tanah yang dangkal (< 60 cm) sebesar 76.230 ha berada di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Werinama, Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom. Berdasarkan hasil survei lapangan dan analisis laboratorium kondisi tanah di lokasi rencana pembangunan jalan Kilga-Kilmuri adalah 3.3



UDARA



3.3.1 Kualitas Udara Pencemaran udara di kota-kota besar yang mengalami perkembangan pesat, sudah merupakan masalah yang perlu segera ditanggulangi. Pencemaran udara terjadi akibat peningkatan aktifitas manusia, pertambahan jumlah penduduk, serta pertambahan jumlah industry dan sarana transportasi. Demikian juga kegiatan dalam skala kecil yang dilakukan perorangan juga menyebabkan pencemaran udara, seperti pembakaran sampah dan kegiatan rumah tangga lainnya. Disamping itu, asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan juga ikut memberikan andil dalam penurunan kualitas udara di tingkat local, regional nasional maupun internasional. Penurunan kualitas udara yang dirasakan pada kota-kota lainnya di Indonesia pada tahun-tahun terakhir serta pada pusat-pusat pertumbuhan industry, belum mengalami gejala penurunan yang sangat drastis. Sebagai contoh adalah hasil pengukuran kualitas udara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih menunjukkan bahwa berbagai parameter kualitas udara (SO2, CO, NO2, O2, O3, Debu dan Pb) masih berada pada skala kualitas lingkungan 4 atau baik sedangkan kebisingan yang berada pada skala 3 atau sedang (Fandeli dkk., 2006) Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas udara di wilayah Kota Bula dan juga daerah lainnya yang berada di Kabupaten Seram Bagian Timur yang merupakan daerah yang baru mekar masih akan berada pada skala baik sampai sangat baik. Hal ini disebabkan karena berbagai sumber polutan yang berpotensi memberikan polusi ke udara masih relative terbatas, demikian juga dengan tingkat kepadatan penduduknya yang masih rendah.



BAB 3 - 10



DOKUMEN UKL/UPL



Tabel III.5



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Kualitas Udara dan Kebisingan Kawasan Permukiman dan Kawasan Hutan



Hasil Pengukuran St. I St. II 1 NO2 µg/Nm3 0,02 400 2 SO2 µg/Nm3 0,01 900 3 3 Debu mg/m 0,0018 0,23 4 Kebisingan dBA 34 - 35 55-70 Sumber : Laporan SLHD Kab. Seram Bagian Timur Tahun 2013 No



Parameter



Satuan



Baku Mutu 0,03 0,04 0,0196 49-55



Keterangan: St 1 = Pemukiman; St 2 = Kawasan Hutan Baku Mutu = Keputusan Menteri Negara LH No. Kep-48/MENLH/11/1996



Kualitas Udara (Debu, NOx dan SOx) dilokasi kegiatan masih baik. Kadar debu di daerah yang diteliti kondisinya masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) yakni 0,23 mg/m3. Kadar emisi gas buang seperti SO2 dan NO2 di daerah penelitian masih jauh di bawah NAB. Oleh karena itu kualitas udara lokasi tersebut berada pada skala 5 atau kategori sangat baik. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan suatu lokasi menunjukkan ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan decibel atagu disingkat dengan dBA. Lokasi pengukuran tingkat kebisingan merupakan lingkungan kegiatan perumahan dan kawasan hutan. Hasil pengukuran dibandingkan terhadap Baku Tingkat Kebisingan untuk Kawasan Pemukiman dan Perumahan (55 dBA) dan Industri (70 dBA). Dari hasil pengukuran yang disajikan pada tabel dibawah ini, terlihat bahwa kegiatan tingkat kebisingan pada daerah pemukiman maupun kawasan hutan, masih berada di bawah ambang batas baku mutu tingkat kebisingan. Oleh karena itu, kualitas kebisingan lokasi tersebut skalanya 5 dengan kategori sangat baik. Sumber-sumber polutan yang menyebabkan penurunan kualitas udara terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dari mesin-mesin kendaraan bermotor dan alat berat milik perusahan HPH serta pabrik pemecahan batu dan penambangan minyak yang beroperasi di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur. Kegiatan tersebut akan memberikan polusi ke udara berupa Nitrogen oksida (NOx), Sulfur dioksida (SOx), karbon monoksida (CO), debu dan partikulat, kandungan timah hitam (Pb), dan hydrogen sulfide (H2S) serta kebisingan. Selain itu polusi asap juga akan disumbangkan dari kegiatan pembakaran kebun-kebun pada saat pembukaan lahan, karena dalam prakteknya masih banyak masyarakat yang melakukan pembukaan lahan dengan system tebas bakar. Demikian juga limbah rumah tangga yang berupa sampah, selain memberikan kontribusi dalam bentuk polusi asap dari hasil pembakaran, juga memberikan polusi berupa bau busuk. Dampak dari polusi akan dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar areal sumber polutan.



BAB 3 - 11



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



3.3.2 Kebisingan Salah satu bentuk polusi atau analisa kualitas lingkungan adalah kebisingan. Kebisingan merupakan salah satu dampak dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian. Kebisingan bersumber dari bunyi yang dapat diinterpretasikan sebagai sensasi pendengaran yang dapat diindera oleh telinga manusia, sedangkan secara fisik bunyi memiliki makna gradien tekanan yang diradiasikan dari sumbernya. Kebisingan yang berasal dari kata bising dapat diartikan sebagai bunyi yang mempengaruhi kenyamanan suatu kondisi baik itu kondisi lingkungan maupun kondisi manusia. Tingkat kebisingan merupakan ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam skala decibel (dB). Skala ini merupakan skala logaritmik dan alasan pemakaiannya adalah karena besarnya rentang tekanan dan intensitas suara di dalam suatu lingkungan. Metode pengambilan sampel kebisingan di lapangan menggunakan dua metode yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis. Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan sound level meter, sedangkan metode analisis dilakukan dengan tabulasi, kemudian membandingkan dengan baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Kep. MenLH Nomor 48/MenLH/II/1996. Hasil pengumpulan data kebisingan menunjukkan bahwa pengukuran kualitas udara seluruhnya di bawah baku mutu yang ditetapkan (55 - 70 dBA menurut Kep. 48/MenLH/11/1996). Adapun kisaran hasil pengukuran tersebut adalah antara XX- XX dBA. 3.4



KUALITAS AIR



Kondisi hidrologi di Kabupaten Seram Bagian Timur sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi di Pulau Seram pada umumnya. Sunga - sungai hanya mengalir kearah utara dan selatan, hanya berair pada musim hujan. Sungai yang terdapat didaerah ini umunya pendek- pendek, maka air hujan yang turun tidak banyak tertahan dipermukaan. Dari kondisi tersebut diatas, maka untuk mendapatkan air tawar didaerah ini salah satunya adalah dari air tanah. Dari permeabilitasnya sangat kecil atau bahkan kedap air. Oleh karena itu air tanah kemungkinan tidak dijumpai walaupun rata-rata kedalaman air tanah daerah ini relitif tidak dalam, kecuali pada daerah lembah dan pada Zona pelapukan yang relative tebal serta daerah retakan-retakan. Sedangakan pada endapan batu gamping kuarter yang terdapat di daerah ini dapat diharapkan menjadai tempat akumulasinya air tanah, karena batuan ini bersifat mudah melarutkan dan meresapkan air. Pada daerah batu gamping ini biasanya mempunyai muka air tanah dalam, tergantung dari tebalnya batuan tersebut. 3.4.1 Kualitas Air Sumur Air Minum (drinking water), adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Berdasarkan sumbernya, air bersih dapat dibedakan, yaitu : BAB 3 - 12



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



1. Air Hujan 2. Air Sungai dan Danau 3. Mata Air 4. Air Sumur Dangkal 5. Air Sumur Dalam Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur dalam menyediakan air bersih untuk rumah tangga selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada Tabel dibawah ini. Tabel III.6



Data Persentase Rumah Tangga Menggunakan Air Bersih Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2012-2014



Tahun (%) 2010 2011 2012 2013 2014 Ledeng 0,00 0,00 0,00 Sumur Lindung 52,84 53,34 42,86 Sumur Tidak Terlindung 1,68 3,46 14,31 Mata Air Terlindung 12,63 19,45 18,53 Mata Air Tdk Terlindung 6,39 5,10 8,05 Sungai 4,73 2,64 3,18 Danau/Waduk Air Hujan Air Kemasan 0,27 4,86 5,89 Lainnya Sumber :Survei Sosek Nasional, BPS Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2013-2015. Uraian



Adapun berdasarkan analisis air yang diambil dari sumur-sumur penduduk dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa kondisi kualitas air sumur di sekitar lokasi rencana pembangunan jalan Kilga – Kilmuri adalah. Kualitas air sumur dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu iklim, geologi dan proses biokimia yang terjadi. Penentuan kualitas air sumur ini sangat mempertimbangkan laju aliran air sumur untuk menentukan kemampuan air dalam melarutkan polutan. Keberadaan pencemar yang masuk kedalam air sumur akan berkurang seiring dengan jarak dan waktu yang ditempuh oleh faktor pencemar tersebut. Air sumur dangkal pada sumur gali yang bertekstur tanah porous akan berpeluang lebih besar untuk mengadopsi polutan. Polutan tersebut berasal dari perembesan air bawah tanah tetapi sebagian besar berasal dari rembesan air permukaan (air hujan) yang mengalami infiltrasi dan perkolasi dan akhirnya terakumulasi dengan air sumur. Kualitas air sumur sangat berkaitan dengan lingkungannya, misalnya berada dekat sungai, septic tank dan kualitas tanah di sekitar sumur itu berada. Daerah-daerah padat penduduk memberikan kontribusi lebih besar untuk menimbulkan pencemaran air sumur khususnya air sumur dangkal akibat kurang tersedianya lahan untuk pembuatan septic tank, mengakibatkan polutan akan mengalir bersama-sama air hujan masuk ke badanbadan perairan. BAB 3 - 13



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Terakumulasinya polutan ke air sumur baik secara langsung maupun tak langsung akan menurunkan kualitas air sumur baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologi. Secara alami air sumur memiliki daya dukung (carying capacity) untuk memurnikan sendiri (self purification), terutama air sumur dalam yaitu melalui filtrasi pori tanah maupun akarakar tanaman. Akan tetapi jika polutan dalam volume banyak atau memiliki dosis tinggi seperti limbah B3 (bahan berbahaya beracun) maka akan melampaui daya dukung yang dimiliki perairan tersebut. Jika penurunan kualitas air tersebut melampaui ambang batas (baku mutu) yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya, maka air tersebut dikatakan tercemar. 3.4.2 Kualitas Air Sungai Kondisi hidrologi di Kabupaten Seram Bagian Timur sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi di Pulau Seram pada umumnya. Suangai hanya sungai hanya mengalir kea rah utara dan selatan, hanya berair pada musim hujan. Sungai yang terdapat didaerah ini umunya pendek- pendek, maka air hujan yang turun tidak banyak tertahan dipermukaan. Dari kondisi tersebut diatas, maka untuk mendapatkan air tawar didaerah ini salah satunya adalah dari air tanah. Dari permeabilitasnya sangat kecil atau bahkan kedap air. Oleh karena itu air tanah kemungkinan tidak dijumpai walaupun rata-rata kedalaman air tanah daerah ini relitif tidak dalam, kecuali pada daerah lembah dan pada Zona pelapukan yang relative tebal serta daerah retakan-retakan. Sedangakan pada endapan batu gamping kuarter yang terdapat di daerah ini dapat diharapkan menjadai tempat akumulasinya air tanah, karena batuan ini bersifat mudah melarutkan dan meresapkan air. Pada daerah batu gamping ini biasanya mempunyai muka air tanah dalam, tergantung dari tebalnya batuan tersebut. Sungai-sungai di Kabupaten Seram Bagian Timur sebagian besar memiliki air sepanjang tahun dan pola alirannya bersifat dendritik dan terlis. Ukuran aliran sungai sempit, sungai utama tidak lebar. Pada musin hujan sungai-sungai memiliki debit air yang besar sehingga bisa meluap dan menyebabkan banjir sedangkan pada musim kemarau sungaisungai mengalami pendangkalan dan aliran airnya menjadi sempit. Hal tersebut menjadi indikator bahwa kondisi hutan/vegetasi pada areal tangkapan telah terjadinya kerusakan, sehingga kemampuan tahan untuk menyimpan air sudah berkurang, sebaliknya kecepatan aliran permukaan makin tinggi. Berdasarkan analisis data lapangan dan hasil lab menunjukkan kualitas air sungai di lokasi kajian, yaitu rencana pembangunan jalan Kilga Kilmuri dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Pada tabel tersebut terlihat bahwa kondisi sungai 3.5



BIOLOGI



3.5.1 Flora Flora darat (vegetasi) yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada satu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewanhewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu



BAB 3 - 14



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Soerianegara dan Indrawan, 1978). Menurut Marsono (1977), Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi dapat juga didefinisikan sebagai tumbuhan penutup permukaan bumi, yang dapat berbeda berdasarkan lokasi dan waktu serta bergantung pada komposisi penyusunnya. Vegetasi yang ada di suatu tempat akan berubah seiring dengan perubahan iklim. Berdasarkan lokasi dan keluasannya vegetasi dapat di bedakan kedalam banyak formasi. Masing-masing formasi vegetasi di beri nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan. Vegetasi yang ada di suatu tempat dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan iklim dan aktivitas manusia. Seperti aktivitas penebangan hutan yang tidak mengindahkan kelestarian alam, perlahan namun pasti, hutan hujan tropis yang dahulu merupakan paru-paru dunia berubah menjadi gurun pasir yang tandus dan gersang. Vegetasi lama telah punah di gantikan vegetasi jenis baru yang sesuai dengan kondisi iklim dan keadaan ekosistem yang baru. Kualitas vegetasi dapat dilihat dari keanekaragaman jenis, habitus dan pertumbuhannya yang menunjukkan kondisi lingkungan darat di suatu daerah yang berkaitan erat dengan fungsi vegetasi tersebut dalam ekosistemnya. Keanekaragaman jenis tumbuhan dapat menggambarkan stabilitas dari suatu ekosistem yang mendukung kehidupan satwa liar baik sebagai habitat, tempat berlindung dan berkembang biak serta sumber makanannya. Habitus suatu tumbuhan serta kondisi pertumbuhannya dapat memberikan fungsinya dalam meningkatkan kualitas lingkungan baik sebagai pelindung, peredam suara dan estetika. Peningkatan kualitas lingkungan yang diperankan oleh tumbuhan disebabkan oleh kemampuannya melakukan fotosintesa yang dapat menyerap gas buang (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2) yang bermanfaat bagi manusia dan hewan untuk proses respirasi atau pernafasan. Selain itu vegetasi dapat meredam kebisingan dan pelindung tanah berdasarkan kondisi pertumbuhannya, habitusnya serta lapisan dan ketebalan tajuk yang dimiliki oleh suatu jenis tumbuhan. Keanekaaragaman jenis tumbuhan pada suatu lokasi akan mendukung kaenekaragaman satwa liar. Kehidupan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, ketinggian tempat, dan bentang lahan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap persebaran flora di Indonesia dalah iklim terutama suhu dan curah hujan. Suhu dan curah hujan di Indonesia rata-rata cukup tinggi sehingga tumbuh-tumbuhan di Indonesia dapat hidup sepanjang tahun. Kualitas vegetasi dapat dilihat dari keanekaragaman jenis, habitus dan pertumbuhannya yang menunjukkan kondisi lingkungan darat disuatu daerah yang berkaitan erat dengan fungsi vegetasi tersebut dalam suatu ekosistemnya. Hal ini dapat menggambarkan stabilitas dari suatu ekosistem yang mendukung kehidupan satwa liar baik sebagai habitat, tempat berlindung dan berkembang biak serta sumber makanannya. Berdasarkan data sekunder, penelitian terdahulu dan pengamatan di sekitar lokasi kajian tipe vegetasi yang ada adalah sebagai hutan sekunder dan tanaman perkebunan. Adapun jenis-jenis tanaman dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. BAB 3 - 15



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Tabel III.7 No 1 2 3 4 5 6 7



Jenis Tumbuhan Kayu Besi Binuang (Pulaka) Linggua (Angsana) Belo Hitam Gaharu Buaya Samama Nyatoh



8



Mangrove



9 10 11 12 13 14 15 16 17



Cemara Sagu Meranti Kayu Kapur Kayu Raja Kenari Pala hutan Langsat hutan Beringin



Jenis-Jenis Flora yang Ada di Lokasi Kajian Nama Latin Instsia bijuga Eugenia sp Octomeles sumatrana Diospyros sp Aextoxylon sp Anthocepalus macrophylus Palaquium sp Aviccenia sp, Bruguira sp, Rhizophora sp, Anthocepalus macrophylus , Nypa fructicans Casuarina equasetifolia Metroxylon sp Shorea seilanica, Shorea montigena Hopea spp Koompassia malaccensis Canarium spp Myristica succdaea, Myristica aromatea Aglaia argentea Ficus nodosa



3.5.2 Fauna Pulau Seram hanya memiliki delapan jenis mamalia terestrial yang asli Seram terdiri dari tiga jenis Marsupial, yaitu bandicoot/mapea (Rhyncomeles prattorum), Kusu/Kuskus (Spilocuscus maculatus dan Phalanger orientalis) dan lima jenis Rodensia, yaitu Melomys aerosus, Melomys fulgens, Melomys fraterculus, Rattus ceramicus dan Rattus feliceus. Di Taman Nasional Manusela dapat dijumpai jenis mamalia yang lebih besar seperti Rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa dan S. Celebebsis), anjing liar (Canis familiar), kucing liar (Felis catus) dan musang (Paradoxurus hermaphroditus, Vivera tangulunga). Adapun untuk kelelawar terdapa 26 jenis di kawasan Taman Nasional Manusela antara lain Rousettus amplixicaudus, Pteropus melaopogon, Pteropus ocularis dan Macroglossus minimus (Macdenald et al., 1993). Penelitian tentang burung di pulau Seram sudah dimulai sejak abad 17. Bowler dan Taylor (1993) menguraikan dengan jelas perkembangan penelitian tersebut. Pada saat ini kekayaan jenis burung Seram sudah diketahui sebanyak 196 species burung, 124 spesies diantaranya merupakan jenis menetap sedangkan 72 spesies adalah jenis burung migran. Sebanyak 13 jenis diantaranya merupakan jenis endemik Seram. Birdlife International Indonesia Programme telah menetapkan Daerah Burung Endemik (DBE) Seram yang mencakup pulau Seram dan pulau-pulau kecil di sekitarnya (Ambon, Saparua, Boano, dan Haruku). 30 Jenis merupakan burung dengan sebaran terbatas, yakni burung yang penyebaran berbiaknya kurang dari 50.000 km², 14 diantaranya endemik (Sujatnika et al., 1995). Jenis burung sebaran terbatas di pulau Seram ada 28 jenis, dimana 8 jenis diantaranya adalah jenis burung endemik. Kasturi tengkuk ungu (Lorius domicella) dan Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis) kondisinya sekarang terancam punah, karena adanya penangkapan untuk diperdagangkan (Shannaz et al., 1995). selain dua jenis di atas, terdapat jenis burung endemik lain seperti Diacrum vulneratum, raja udang (Halycon lazuli, H.sancta dan Alcedo atthis), Nuri Raja/Nuri BAB 3 - 16



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Ambon (Alisterus amboinensis), Nuri Kepala Hitam (Lorius domicella), burung madu besar (Philemon subcorniculatus), serta Kasuari (Casuarius casuarius) . Studi tentang reptilia di pulau Seram masih jarang. Penelitian yang dilakukan pada Ekspedisi Operation Raleigh di kawasan Taman Nasional Manusela menemukan 46 jenis reptilia, terdiri dari kura-kura air tawar (1 jenis), penyu laut (4 jenis), buaya (1 jenis), kadal (24 jenis) dan ular (17 jenis) (Edgar dan Lilley, 1993). Tingkat endemisme reptil di pulau Seram termasuk rendah, hanya satu jenis kadal endemik Seram, yaitu Dibamus seramensis. Terdapat pula Soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), Dua jenis ular Calamaria ceramensis dan Thyphlops kraai walaupun sedikit ditemukan juga di pulau-pulau sekitarnya. Buaya (Crocodylus porousus) sering dijumpai di sungai Wae Toluarang dan Wae Mual. Dalam kawasan Taman Nasional Manusela terdapat 8 jenis amphibia yang tergolong dalam famili Ranidae, Hylidae dan Microhylidae. Potensi biota perairan baik di sungai maupun di air laut belum dilakukan penelitian secara mendetail, walaupun secara umum dapat dikatakan bahwa di sepanjang pantai utara antara Sasarata sampai dengan Pasahari maupun di Tanjung Sawai memiliki potensi yang sangat baik. Adapun pada saat survei lapangan di sekitar lokasi rencana pembangunan jalan Kilga Kilmuri terdapat beberapa jenis fauna seperti pada tabel dibawah ini. Tabel III.8 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10



Jenis Fauna yang Ditemukan Disekitar Lokasi Kajian



Jenis Fauna Kakaktua Seram Bayan Rangkong Nuri Kepala Hitam Kasuari Pombo Perkici Pelangi Buaya Muara Nuri Maluku Rusa



Nama Latin Cacatua moliccensis Lorius roratus Rhyticeros plicatus Lorius domicela Casuarina sp Ducula bicolor Trichoglossus haematodus Crocodylus porosus Eos bornea Cervus sp



3.5.3 Nekton Potensi lestari sektor perikanan di Kabupaten Seram Bagian Timur meliputi ikan permukaan (pelagis) dan ikan dasar (demershal) diperkirakan 128.692,2 ton/tahun di mana sampai tahun 2005 baru dapat dikelola 9.340,6 ton (7,79%) dengan nilai produksi 13.561.250.000. Disamping itu masih terdapat berbagai potensi kelautan bernilai ekonomis tinggi seperti teripang, lola, cumi-cumi, kepting, udang penaide dan lain-lain. Adapun jenis-jenis nekton yang ada dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel III.9 No



1



Jenis-Jenis Nekton di Lokasi Kajian



Nama Ikan Cakalang



Nama Latin



Katsuwonus pelamis



BAB 3 - 17



DOKUMEN UKL/UPL



No



2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3.6



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Nama Ikan Tuna Tenggiri Tenggiri papan Ikan Tongkol Lemuru Ikan Teri Kembung Selar Layang Ikan Cucut Ikan Karang Ikan Kerapu Biji Nangka Ikan Merah Kakap Ekor Kuning Bawal Hitam Bawal Putih Ikan Kerapu Bebek Udang



Nama Latin



Thunnus spp Scomberomus commersoni Scomberomus guttatus Euthynus sp Sardinella longiceps Stolephoris spp Restrelliger sp Selar spp Decapterus spp Carharinidae spp Upeneus spp Lutjanus spp Later carcarifer Caesia spp Formio niger Pampus argenteus Cromileptes altivelis Panulirus spp, Penaeus spp



SOSIAL EKONOMI BUDAYA



Masyarakat di Pulau Seram merupakan masyarakat agraris dengan pola hidup menetap di wilayah pesisir, namun terdapat pula sebagian kecil suku yang berdiam di daerah pedalaman. Sampai tahun 2013, hampir bisa dipastikan suku pedalaman telah menetap pada kawasan-kawasan transmigrasi lokal yang diusahakan oleh pemerintah, namun tetap mempertahankan ulayat mereka di pedalaman. 3.6.1 Aspek Kependudukan Aspek kependudukan merupakan faktor penting dalam perkembangan wilayah karena faktor tersebut membawa pengaruh yang sangat besar atas berbagai aktivitas di suatu wilayah. Penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur bedasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2013 berjumlah 104.902 jiwa yang terdiri atas 53.371 jiwa penduduk laki-laki dan 51.531 jiwa penduduk perempuan. Tabel III.10



Jumlah Penduduk Kabupaten Seram dari Tahun 1971 – 2013 Jumlah Penduduk Kab. Seram Bagian Timur (Jiwa) 1971 51.892 1981 56.799 1990 68.558 2000 74.432 2010 99.065 2013 104.902 Sumber: Kab. Seram Bagian Timur Dalam Angka, 2014 Tahun



BAB 3 - 18



DOKUMEN UKL/UPL



Tabel III.11



No



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010, 2014 - 2015



Kecamatan



Jumlah Penduduk (ribu Jiwa)



2010 2014 Pulau Gorom 18,56 20,29 Wakate 6,69 7,30 Teor 2,56 2,79 Gorom Timur 6,81 7,12 Pulau Panjang 1,91 2,04 Seram Timur 19,76 10,95 Tutuk Tolu 4,72 4,87 Kilmury 4,26 4,51 Lian Vitu 5,05 Kian Darat 5,03 Werinama 5,04 5,32 Siwalalat 4,72 4,99 Bula 18,17 15,81 Bula Barat 5,87 6,52 Teluk Waru 4,11 Jumlah 99,06 106,70 Sumber : Kabupaten Seram Timur Dalam Angka, 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15



2015 20,61 7,42 2,84 7,24 2,07 11,13 4,95 4,58 5,13 5,11 5,41 5,07 16,06 6,62 4,17 108,41



Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun (%) 2010 - 2015 2014 - 2015 0,0212 0,0158 0,0209 0,0164 0,0210 0,0179 0,0123 0,0169 0,0162 0,0147 0,0164 0,0096 0,0164 0,0146 0,0155 0,0158 0,0159 0,0143 0,0169 0,0144 0,0160 0,0158 0,0243 0,0153 0,0146 0,0182 0,0160



Apabila dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, maka kepadatan penduduk adalah 18,15 jiwa/Km². Sebagian besar penduduk kabupaten ini terkonsentrasi di Kecamatan Pulau Gorom, yaitu dengan jumlah penduduk sebesar 19.946 atau sebesar 19,01% dati total jumlah penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur. Kemudian disusul dengan Kecamatan Bula dan Kecamatan Seram Timur dengan jumlah penduduk sebesar 15.546 jiwa dan 10.767 iwa atau sebesar 14,82% dan 10,26% dari total jumlah penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur. Data dan informasi tentang rasio penduduk yang bekerja dalam konteks bidang ketenagakerjaan dapat dimaknai sebagai jumlah penduduk yang bekerja diberbagai jenis pekerjaan dari berbagai tingkat pendidikan dalam kurun waktu tertentu disandingkan dengan jumlah total penduduk pada tahun yang sama di Kabupaten Seram Bagian Timur. Sepanjang 5 (lima) tahun terakhir rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah sebagai berikut : Tahun 2009 penduduk yang bekerja berjumlah 33.872 jiwa, bersanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 yang berjumlah 86.709 jiwa, sehingga rasio perbandingannya adalah 39,06%. Tahun 2010 penduduk yang bekerja berjumlah 37.362 jiwa, bersanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 yang berjumlah 99.065 jiwa, sehingga rasio perbandingannya adalah 37,71%. Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja berjumlah 48.751 jiwa, bersanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 yang berjumlah 101.436 jiwa, sehingga rasio perbandingannya adalah 48,06%. Pada tahun 2012 penduduk yang bekerja berjumlah 36.977 jiwa, bersanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 yang berjumlah 103.196 jiwa, sehingga rasio perbandingannya adalah 35,83%. Sedangkan pada tahun BAB 3 - 19



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



2013 penduduk yang bekerja berjumlah 34.556 jiwa, bersanding dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 yang berjumlah 104.902 jiwa, sehingga rasio perbandingannya adalah 32,94%. Rincian data dan informasi tentang prosentase antara rasio penduduk yang bekerja diberbagai jenis lapangan kerja sebagai hasil dari persandingan dengan data jumlah penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur pada tahun yang sama, dapat dilihat sebagaimana terdapat dalam gambar dibawah ini. Gambar 3.4 Rasio Penduduk Yang Bekerja Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2011-2013



Penduduk yang Bekerja 48.06



39.06



37.71



2009



2010



2011



35.83



32.94



2012



2013



Dari data dan informasi yang disajikan sebagaimana terdapat dalam gambar diatas dapat diketahui, bahwa rasio jumlah penduduk yang bekerja di berbagai jenis lapangan kerja kecuali pada tahun 2014, bergerak menurun dari tahun ke tahun. Dinama pada tahun 2009 prosentase rasio sebesar 39,06%, pada tahun 2010 bergerak menurun menjadi 37,71%. Tahun 2011 prosentase rasio juga bergerak turun menjadi 37,71%. Sementara pada tahun 2011 meningkat menjadi 48,06%. Namun dalam tahun 2012 dan tahun 2013 bergerak turun menjadi 35,83% dan 32,94% 3.6.2 Aspek Sosio Ekonomi Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK). Sedangkan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi adalah dengan melihat data tentang pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada masing-masing sektor di Kabupaten Seram Bagian Timur, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel di bawah ini. Persentase pertumbuhan PDRB di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam tahun 2013 yang tumbuh sebesar sebesar 5,13% sesungguhnya mengalami penurunan jika BAB 3 - 20



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



disandingkan dengan PDRB dalam tahun 2012 yang tumbuh 6,68%. Oleh karena itu, PDRB Kabupaten Seram Bagian Timur jika disandingkan dengan PDRB kabupaten/kota se Pronvinsi Maluku, maka berada pada peringkat kesepuluh dari 11 (sebelas), dengan pertumbuhan sebesar 3,28% atau sebesar Rp.434.427.000.000,00. Tiga besar PDRB di Provinsi Maluku adalah, peringkat pertama Kota Ambon dengan PDRB sebesar Rp.5.888.824.000.000,00. Peringkat kedua Kabupaten Maluku Tengah, dengan PDRB sebesar Rp.1.909.831.000.000,00 dan peeringkat ketiga Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan PDRB sebesar Rp.921.498.000.000,00. Capaian kinerja PDRB ADHK Kabupaten Seram Bagian Timur sepanjang tahun 20092013, dapat dilihat sebagaimana yang terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel III.12



Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2009-2013



No. 1 2



Sektor 2009 2010 2011 Pertanian 47,75 45,35 43,98 Pertambangan dan 9,24 8,76 8,97 Penggalian 3 Industri Pengolahan 6,64 6,99 6,99 4 Listrik dan Air minum 0,21 0,20 0,19 5 Bangunan dan 1,32 1,91 1,95 Konstruksi 6 Perdagangan, Hotel 23,76 25,21 26,00 dan Restoran 7 Angkutan & 3,50 3,59 3,47 Komunikasi 8 Keuangan, persewaan 1,57 1,65 1,59 dan Jasa perusahaan 9 Jasa-jasa 6,02 6,33 6,86 PDRB 3,51 3,42 3,34 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2010-2014.



2012 42,35 8,75



2013 41,42 8,69



6,91 0,17 1,96



6,83 0,17 1,97



27,80



28,79



3,36



3,37



`1,58



1,58



7,12 3,30



7,12 3,28



Berdasarkan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan tersebut diatas dapat diketahui, bahwa selama 5 (lima) tahun terahir tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seram Bagian Timur, relatif stabil yaitu pada kisaran 11,11%. Sedangkan Pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada masing-masing sektor di Kabupaten Seram Bagian Timur, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel III.13 No. 1 2 3



Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2009-2013



Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan



2009 129.721 23.159



2010 125.039 24.201



2011 140.870 28.743



2012 160.345 33.109



2013 179.943 37.752



16.643



19.311



22.393



26.160



29.682 BAB 3 - 21



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



No. 4 5



Sektor 2009 2010 2011 Listrik dan Air minum 516 563 611 Bangunan dan 3.312 5.278 6.242 Konstruksi 6 Perdagangan, Hotel 59.570 69.660 83.268 dan Restoran 7 Angkutan & 8.773 9.928 11.104 Komunikasi 8 Keuangan, persewaan 3.946 4.553 5.101 dan Jasa perusahaan 9 Jasa-jasa 15.097 17.482 21.961 PDRB 250.743 276.289 320.298 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2010-2014.



2012 659 7.422



2013 725 8.564



105.261



125.069



12.719



14.652



5.976



6.870



26.939 378.592



31.164 434.427



PDRB per kapita dihitung berdasarkan pendapatan regional netto atas dasar biaya faktor dibagi dengan jumlah penduduk regional pertengahan tahun. Oleh karena itu, jika asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Data tentang pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Seram Bagian Timur selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel III.14



Pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2011-2013



Tahun 2011 2012 1 PDRB Perkapita 9.252.444 7.963.032 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014 No.



Uraian



2013 9.857.700



Dari sajian data sebagaimana terdapat dalam tabel diatas dapat diketahui, bahwa dalam kurun waktu selama 3 (tahun) terakhir PDRB per kapita masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, dinama dalam tahun 2011 pertumbuhan PDRB Perkapita pertahun masih sebesar Rp.9.252.444,-, maka dalam tahun 2012 mengalami penurunan hingga menjadi sebesar Rp.7.963.032,-. Namun sepanjang tahun 2013 PDRB Perkapita pertahun mengalami peningkatan hingga menjadi sebesar Rp.9.857.700,-. Hal ini menandakan, bahwa berbagai program/ kegiatan pembangunan yang dirumuskan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan telah dapat dinikmati manfaatnya oleh seluruh masyarakat. Angka Kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam 3 (tiga) tahun terakhir, yakni tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.



BAB 3 - 22



DOKUMEN UKL/UPL



Tabel III.15



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Penduduk Miskin Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2011 – 2013



No Uraian 2011 2012 1. Penduduk miskin 234.377 243.687 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014.



2013 253.367



3.6.3 Aspek Sosial Budaya Pembangunan bidang urusan kebudayaan sangat terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu : (i) mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab; dan (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk pencapaian masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Indikator keberhasilan pelaksanaan urusan kebudayaan dapat diukur dengan beberapa indikator, diantaranya pengelolaan benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan. Data tentang perkembangan pengelolaan benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur sepanjang tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana yang terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel III.16 No 1 2 3 4 5



Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2009-2013



Nama Situs/ Bangunan Bersejarah Monumen Tulabeal Gorun Riun Makam Pahlawan Mayor Abdullah Masjid Tua Giro Gaja Kapal Tua Bakoka Masjid Tua Kilbaren



Lokasi Situs Bangunan Bersejarah Desa Kecamatan Kataloka



P. Gorom



Geser



Seram Timur



kataloka



P. Gorom



Bati Kilwouw



Tutuk Tolu



waru



Waru



Pengelola Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah



3.6.4 Aspek Kesehatan Masyarakat Mengukur keberhasilan pencapaian kinerja bidang kesehatan, dapat dilihat dengan pencapaian yang meliputi antara lain pencapai indikator pencapaian angka usia harapan hidup dan prosentase balita gizi buruk. Angka usia harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Idealnya angka harapan hidup dihitung berdasarkan angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik, maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan dengan mengutip angka yang diterbitkan BPS. BAB 3 - 23



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Demikian pula program dan kegiatan bidang urusan gizi, dalam 3 (tiga) tahun terakhir telah memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan balita di Kabupaten Seram Bagian Timur. Sepanjang kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur terhadap pencapaian target indikator dimaksud, dapat disajikan sebagaimana data yang terdapat pada tabeltabel dibawah ini. Tabel III.17



Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010 – 2012 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 65,86 66,07 66,28 Sumber Data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2011-2013.



Dari data diatas terlihat, bahwa usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur mengalami peningkatan, yaitu jika pada tahun 2010 usia harapan hidup masih adalah 65,86 tahun, maka pada akhir tahun 2011 angka usia harapan hidup meningkat menjadi 66,07 tahun. Sedang pada tahun 2012 angka usia harapan hidup meningkat menjadi 66,28 tahun. Hal ini menandakan, bahwa program dan kegiatan bidang kesehatan yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahun terakhir, dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Timur. Sementara itu, data tentang prosentase balita gizi buruk sepanjang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Seram Bagian Timur, dapat dilihat sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini. Tabel III.18



Prosentase Balita Gizi Buruk Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2011 - 2013 Jumlah Balita Jumlah Persentase Gizi Buruk Balita (%) 1 2011 2 2.288 0.09 2 2012 5 1.813 0,28 3 2013 5 1.685 0,30 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014. No



Tahun



Beberapa sarana dan prasarana kesehatan yang sering dipergunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah puskesmas, poliklinik dan puskesmas pembantu (pustu). Perkembanagan puskesmas, poliklinik dan puskesmas pembantu (pustu) tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Seram Bagian Timur, dapat dilihat sebagaimana data yang terdapat pada tabel dibawah ini.



BAB 3 - 24



DOKUMEN UKL/UPL



Tabel III.19 No



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2009-2013 Uraian



2009 2010 Jumlah Puskesmas 14 16 Jumlah Poliklinik 1 1 Jumlah Pustu 162 162 Jumlah Penduduk 86.709 99.065 Rasio Puskesmas persatuan 5. 0,016 0,016 penduduk Rasio Poliklinik persatuan 6. 0,001 0,001 penduduk 7. Rasio Pustu persatuan penduduk 0,19 0,16 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014. 1. 2. 3. 4.



Tahun 2011 16 1 163 101.436



2012 16 1 163 103.196



2013 18 1 191 104.902



0,016



0,016



0,017



0,0009



0,000



0,0000



0,16



0,16



0,18



Indikator rasio dokter dan tenaga medis per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dan tenaga medis dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter dan tenaga melayani 2.500 penduduk. Data tentang Rasio Dokter dan Tenaga Paramedis di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel III.20 Rasio Dokter dan Tenaga Paramedis Per Satuan Penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2012-2013 No



Uraian 2012 2013 Jumlah Dokter 30 27 1 Jumlah Penduduk 103.196 104.902 Rasio 0,03 0,03 Jumlah Perawat 162 294 2 Jumlah Penduduk 103.196 104.902 Rasio 0,16 0,28 Jumlah Bidan 63 97 3 Jumlah Penduduk 103.196 104.902 Rasio 0,06 0,09 Jumlah Ahli Gizi 21 25 4 Jumlah Penduduk 103.196 104.902 Rasio 0,02 0,02 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014.



Cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular seperti diare, TB dan Malaria merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dan lingkungan tempat tinggal. Penyakit Diare, TB dan Malaria dapat menyerang pada siapa saja tanpa terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja.



BAB 3 - 25



DOKUMEN UKL/UPL



PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN UKL/UPL PEMBANGUNAN RUAS JALAN KILGA - KILMURY



Data tentang cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Diare, TB dan Malaria sepanjang 3 (tiga) tahun terakhir di Kabupaten Seram Bagian Timur, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel III.21



Data Kondisi Penyakit Menular Yang Terdektesi Kab. Seram Bagian Timur Tahun 2011-2013 Diare TB Malaria Jumlah (orang) (orang) (orang) 2011 3.495 142 2.895 6.532 2012 1.061 163 1.254 2.478 2013 1.251 95 2.227 3.573 Jumlah 5.807 400 6.376 12.583 Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014. Tahun



Kinerja Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur dalam memberikan pelayanan terhadap balita gizi buruk dari waktu ke waktu terus di tingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Hal tersebut sejalan dengan sasaran indikator visi dan misi Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, untuk mendorong terwujudnya target indiaktor sasaran dimaksud, maka alokasi pagu anggaran untuk bidang kesehatan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan. Perkembangan mengenai balita gizi buruk selama 5 (lima) tahun terakhir, dapat dilihat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel III.22 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2009-2013 No.



Uraian



Tahun 2011



2009 2010 2012 Balita Gizi 1 5 3 2 5 Buruk Sumber data : Profil Kab. Seram Bagian Timur, Tahun 2012-2014.



2013 5



BAB 3 - 26