Bab 3 Teks Editorial (Bagian 1) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 3: TEKS EDITORIAL Materi: 1. Mengidentifikasi informasi dalam teks editorial. a. Mengidentifikasi teks editorial. b. Membedakan fakta dan opini dalam teks editorial. 2. Menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial a. Menganalisis struktur teks editorial. b. Menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial. 3. Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial a. Menentukan isu actual dari berbagai macam media informasi cetak elektronik, maupun internet. b. Menyampaikan pendapat terhadap isu actual dilengkapi argument pendukung( data dan analisis logis). 4. Merancang teks editorial a. Menyusun argument atau pendapat terhadap isu actual. b. Menyusun saran(rekomendasi)terhadap isu actual c. Menulis teks editorial dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan. Penjelasan: 1. Mengidentifikasi informasi dalam teks editorial A. Mengidentifikasi teks editorial Teks editorial atau tajuk rencana adalah sebuah artikel dalam surat kabar yang merupakan pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa actual atau yang sedang menjadi perbincangaan hangat pada saat surat kabar itu diterbitkan. Teks editorial merupakan opini atau pendapat yang ditulis oleh redaksi sebuah media terhaap isu actual di masyarakat. Isu yang dapat dibahahas dapat berupa maslaah sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum, dan olahraga, dan sebagainya. Meskipun berupa opini redaktur, dalam pengungkapan teks editorial ini harus disertai bukti, fakta, meupun alasan logis supaya dapat diteriam oleh pembaca. Terdapat 2 tujuan utama teks editorial yakni:



1. Mengajak para pembaca untuk ikut berpikir mengenai isu aktual yang sedang hangat dibicarakan. 2. Memberikan opini aau pandangan redaksi kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang. Fakta dalam teks editorial dapat berupa keadaan, hal, peristiwa yang dapat dibuktikan karena merupakan kenyataan atau sesuatu benar benar terjadadi. Opini adalah sesuatu yang kebenarannya perlu dibuktikan karena bentuknya masih seperti pendapat. Contoh frasa dalam opini ditandai dengan menurut saya, sepertinya, bagus sekali, dan sejenisnya. Opini juga dapat berupa penilaian, kritik, prediksi ( dugaan berdasarkan fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah. Teks editorial hampir sama dengan ragam artikel lainnya, yakni teks eksposisi. Eksposisi merupakan teks yang bertujuan untuk mengklarifikasi, menjeaskan, atau ,mengevaluasi. Dilihat dari isinya teks editorial bersifat ekspositoris berisi: pernyataan umum, di ikuti oleh argumentsi- argumentasi secukupnya, dan diakhiri dengan penegasan ulang atas argumentasi argumentasi tersebut (semuanya wajib ada). Ciri ciri teks editorial: 1.



Berisi fakta umum dan pendapat pribadi penulis.



2.



Bersifat analisis.



3.



Menggunakan pemikiran logis dalam menyampaikan pendapat



4.



Di tulis dalam perspektif tertentu untuk mengungkapkan kebenaran pendapat sehingga jika dilihat dari perspektif yang berbeda, kebenaran tersebut bisa bermakna lain atau malah sebaliknya.



5.



Dimulai dari pemaparan fakta umum terlebih dahulu dan kemudian disusul dengan pemaparan pendapat. Hal ini bisa terjadi sebaliknya. Lebih jelasnya simak pada bagian penjelasan tentang struktur teks editorial.



6.



Bersifat argumentatif sehingga teks ini bisa saja disebut sebagai teks argumentatif atau berisi pemaparan argumen/pendapat/gagasan.



7.



Menggunakan kaidah kebahasaan tertentu sebagaimana yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Terdapat 3 jenis teks editorial yakni: a. Interpretative editorial, tujuannya untuk menjelaskan isu atau topik dengan memberikan fakta fakta dan figure untuk memberikan pengetahuan. b. Contraversial editorial, dibuat untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau kercayaan pada suatu isu. Biasannya dalam teks editorial ini pendapat aka digambarkan lebih buruk c. Explanatory editorial,adalah teks editorial yang menyajikan masalah untuk dinilai para pembaca. Bertujuan untuk mengidentifikasi masalah masalah dan membuka untuk lebih memperhatikan suatu isu. Secara umum terdapat 5 fungsi teks editorial, yaitu:



1.



Menyampaikan aspirasi/pendapat kepada publik melalui jalur intelektual yang bersifat dialektis dan tanpa kekerasan.



2.



Pendapat/gagasan dalam teks editorial bersifat analitik berdasarkan fakta dan logika pemikiran sehingga teks ini lebih dari sekedar berita.



3.



Teks editorial berfungsi sebagai sarana edukatif bagi publik pembaca.



4.



Tak jarang teks editorial berisi kritik dan solusi sebagai tindak lanjut dari analisis yang terangkum dalam pernyataan pendapat/gagasan.



5.



Teks editorial yang bermutu bisa menjadi acuan untuk memperbaiki keadaan sosial, politik, budaya, agama, dan segala aspek kemanusiaan yang sedang menjadi permasalahan hangat di kalangan masyarakat.



B. Membedakan fakta dan opini dalam teks editorial. Opini-opini yang terdapat dalam teks editorial menyoroti hal-hal seperti: 1. Penilaian positif dan negatif dari sebuah masalah yang sedang dikupas 2. Berisi tentang harapan redaktur ataupun harapan masyarakat secara luas



3. Berisi tentang pendapat redaksi yang menyoroti pendapat atau kebijakan dari tokoh penting yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik itu setuju maupun tidak setuju Contoh fakta dan opini: Fakta: - pertamina menaikka harga tabung elpiji 12kg lebih dari 50 persen. -



Bahkan di lokasi yang reatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp.150.000- 200.000



Opini/ pendapat: Kritik



Kenaikan haraga itu merupakan kado tahun baru 2014 yang



Penilaian



tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuatkeputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi



Prediksi



Indonesia. Redaksi menduga bahwa pengakuan pemerintah yang tidak mengetahui rencana kenaikan harga elpiji hingga 50% itu



Harapan



tidak benar. Pemerintah seharusnya menggunakan keuntungan besar dari hasil tambang minyak dan gas untuk sebesar-besar



Saran



kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalanagan masyarakat menengah ke bawah.



2.Menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial a.Menganalisis struktur teks editorial.







Pernyataan pendapat (tesis), berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.







Argumentasi, bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.







Penegasan Ulang Pendapat /Reiteration, berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi.



b.Menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial. Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong kedalam kaidah kebahsaan jurnalistik, berikut ciri cirinya: 1. Menggunakaan kalimat retoris Kalimat retoris adalah kalimat yang tidak memerlukan jawaban. Kalimat ini berfungsi sebagai sindiran atau introspeksi diri. Selain itu dapat juga digunakan untuk memberikan saran, dukungan, atau pesan kepada orang lain dengan cara yang halus. Contoh: benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana pertamina menaikkan harga elpiji? 2. Menggunakan kata populer Penggunaan kata populer ini agar mudah dipahami dan pembaca mnejadi rileks membaca masalah yang serius dengan tanggapan yang kritis. Cont: dalam teks “ Kado tahun baru 2014 dari pertamina” terdapat kata terkaget kaget, pencitraan, dan menengarai. 3. Menggunakan kata kerja ganti penunjuk/ pronominal Pronomina yang menunujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang yang menjadi fokus ulasan. Contoh: Berdasar simpulan itulah, presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12kg yang diumumkan pada hari minggu kemarin. 4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas Konjungsi kausalitas anatara lain, sebab, karena, oleh sebab itu



Contoh: masyarakat sebgai konsumen menjadi terkaget kaget karena kenaikkan tanpa didahului sosialisasi. 5. Adverbia Adverbia atau kata keterangan digunakan dalam teks editorial dengan tujuan agar dapat mendapat keyakinan pembaca. Adverbia yang digunakan pada umumnya berupa adverbial kuantitatif, seperti biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagain besar, dsb. Averbia ini digunakan dengan tujuan mempertegas argumen penulis. 6. Verba Material Verba material adalah salah satu jenis verba yang menyatakan siapa yang dibicarakan (subjek) melakukan sesuatu perbuatan, pekerjaan, ataupun aktivitas yang dapat dilihat. Penggunaan verba jenis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa apa yang dinyatakan penulis untuk memperkuat argumen adalah perihal fakta. Contohnya, menulis, menangkap, mengenakan, menyelenggarakan, dsb. 7. Verba Mental Verba mental adalah salah satu jenis verba yang bermakna tanggapan atau reaksi dari suatu perbuatan, peristiwa, keadaan, ataupun keberadaan. Contohnya, menikmati, khawatir, mengamati, merasakan, dsb. 8. Verba Relasional Verba ini berfungsi untuk mengubungkan antara subjek dengan pelengkap. Dengan begitu, struktur kalimatnya adalah: Subjek + verba relasional + Misalnya, “Virus korona merupakan virus yang mematikan. Kata merupakan menjadi verba penghubungan antara subjek (virus korona) dan pelengkap (virus yang mematikan). Contoh lainnya, Menteri Kesehatan memiliki tanggung jawab untuk menekan laju penyebaran virus korona. 9. Konjungsi Konjungsi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menghubungkan baik antarkata, antarfrasa, maupun antarkalimat. Berdasarkan fungsinya, konjungsi terbagi menjadi tiga: Konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi korelatif. Konjungsi intrakalimat, contohnya sedangkan, tetapi, melainkan, dsb. Konjungsi antarkalimat, contohnya akan tetapi, di samping itu, sementara itu, dsb. Konjungsi korelatif, contohnya tidak hanya berpasangan dengan tetapi juga, bukan berpasangan dengan melainkan, mulai dari berpasangan dengan hingga, dsb.