7 0 2 MB
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
BAB IV GAMBARANUMUM
4.1.
GAMBARAN UMUM PULAU MADURA
4.1.1. Geografis dan Administrasi Pulau Madura memiliki posisi geografis yang sangat strategis terhadap wilayah pulau jawa terutama terhadap Kota Surabaya setelah terhubungkan dengan jembatan Suramadu.Pemerataan pembangunan sebagai imbas dari kepadatan kegiatan yang ada di Kota Surabaya menjadi peluang untuk Pulau Madura. Keberadaan jembatan Suramadu meningkatkan kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa maupun penduduk, sehingga barang dan jasa dapat terdistribusi secara merata didaerah Jawa Timur dengan cepat dan harga yang murah.Kondisi ini sangat signifikan untuk kemudahan yang terjadi di Pulau Madura. Posisi geografis Pulau Madura terkait jembatan Suramadu memiliki peran dekonsentrasi planologis, yaitu pengalihan fungsi-fungsi aktivitas dari Kota Surabaya (sebagai growth center), Kota Sidoarjo (sub pusat aktivitas Surabaya) dan Kota Mojokerto ke Pulau Madura (khususnya kabupaten Bangkalan dan secara umum ke Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep), selain itu memberikan peluang pengembangan pelabuhan laut sebagai satu kesatuan pelabuhan Tanjung Perak, tumbuhnya industri dan kegiatan lainnya serta pusat–pusat pelayanan perkotaan pada wilayah Madura, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Madura.
Laporan Akhir
Hal.
IV-1
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Pulau Madura secara geografis berada pada koordinat 1120. 40’ 06’’-1160 16’ 48’’ Bujur Timur dan 6 0 51’39’’-70 24‘ Lintang Selatan. Sedangkan secara administratif wilayah ini memiliki batas sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Timur
: Laut Jawa dan Laut Flores
Sebelah Selatan
: Selat Madura
Sebelah Barat
: Selat Madura.
Pulau Madura yang terdiri dari empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep memiliki luas wilayah sekitar 518.387 Ha dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Luas Pulau Madura Menurut Kabupaten Tahun 2010 No
Kabupaten/Kecamatan
Luas (Ha)
A
Bangkalan
126,181
1
Kamal
3,925
2
Labang
3,523
3
Kwanyar
4,778
4
Modung
5
Blega
6
Konang
7
Galis
8
Tanah Merah
6,956
9
Tragah
3,961
10
Socah
5,384
11
Bangkalan
3,501
12
Burneh
6,610
13
Arosbaya
4,127
14
geger
12,340
15
Kokop
12,576
16
Tanjung Bumi
6,734
17
Sepulu
6,907
18
Klampis
6,710
B
Sampang
7,888 11,792 6,688 11,781
123,330
Laporan Akhir
Hal.
IV-2
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
No
Kabupaten/Kecamatan
Luas (Ha)
1
Sreseh
7,195
2
Torjun
4,420
3
Pangarengan
4,269
4
Sampang
7,001
5
Camplong
6,993
6
Omben
11,631
7
Kedungdung
12,308
8
Jrengik
6,535
9
Tambelangan
8,997
10
Banyuates
11
Robatal
8,054
12
Karang Penang
8,425
13
Ketapang
12,528
14
Sokobanah
10,851
C
Pamekasan
79,230
1
Tlanakan
4,810
2
Pademawu
7,189
3
Galis
3,186
4
Larangan
4,086
5
Pamekasan
2,647
6
Proppo
7,149
7
Palengaan
8,848
8
Pegantenan
8,604
9
Kadur
3,071
10
Pakong
5,242
11
Waru
7,003
12
Batumarmar
9,707
13
Pasean
7,688
D
Sumenep
1
Pragan
5,784
2
Bluto
5,125
3
Saronggi
6,771
4
Giligenting
3,032
5
Talango
5,027
6
Kalianget
3,019
7
Sumenep
2,784
8
Batuan
9
Lenteng
7,141
10
Ganding
5,397
11
Guluk-Guluk
5,957
12
Pasongsongan
14,123
189,646
271
11,903
Laporan Akhir
Hal.
IV-3
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
No
Kabupaten/Kecamatan
Luas (Ha)
13
Ambuten
5,054
14
Rubaru
8,446
15
Dasuk
16
Manding
17
Batu Putih
18
Gapura
6,578
19
Batang-Batang
8,036
20
Dungkek
6,335
21
Nonggunong
4,008
22
Gayam
884
23
Raas
389
24
Sapekan
20,189
25
Arjasa
24,199
26
Kangayan
20,468
27
Masalembu
645 6,888 11,231
4,085
Total
518,387
Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011
Untuk Kabupaten Sumenep memiliki wilayah kepulauan yang masuk dalam 9 daerah kecamatan (Kecamatan Gligeling, Talango, Dungkek, Nonggurong, Gayam, Raas, Arjasa, Sapeken, dan Masalembu) dengan jumlah pulau sebanyak 126 pulau yang terdiri dari : Pulau Berpenghuni
: 48 Pulau
Pulau Tidak Berpenghuni : 78 Pulau Pulau Bernama
: 104 Pulau
Pulau Tidak Bernama
: 22 Pulau
4.1.2. Fisik Dasar 1. Topografi Topografi Pulau Madura terbagi menjadi 2 yaitu : 1) Dataran yang meliputi bagian utara hingga selatan mengelilingi wilayah Pulau Madura. Melalui daerah Bangkalan, Sampang, Pasongsongan dan Dungkek. Memiliki elevasi 0-25 meter dan lereng kurang dari 5 %. 2) Perbukitan mendominasi di wilayah Pulau Madura dengan elevasi lebih dari 25 meter hingga kurang dari 400 meter (dml) dengan kelerengan kurang dari 5-15 %,
Laporan Akhir
Hal.
IV-4
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
tetapi pada bagian tengah satuan ini selang ketinggian (50-150 ) meter, seperti melalui Wilayah Kecamatan Tambelangan-Kedungdung dan Sampang. Kemiringan pulau Madura cukup beragam, namun masih didominasi dengan daerah landai dengan kemiringan 0-8% mengingat pulau Madura banyak didominasi daerah pantai. Dilihat dari topografi maka daerah Kabupaten Bangkalan didominasi oleh daerah dengan kemiringan 2-15%, dengan wilayah tertinggi adalah kecamatan Geger. Sedangkan Kabupaten Sampang didominasi oleh daerah dengan kemiringan 9-15%, dan Kabupaten Pamekasan didominasi dengan kemiringan 0-15%. Daerah dengan luasan
kemiringan paling landai adalah Kabupaten Sumenep dengan
dominasi kemiringan 0-8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2Kemiringan Lahan per Kabupaten Pulau Madura Tahun 2010 No 1
Kabupaten Bangkalan
Kemiringan (%) 0-2 2-15 15-40 >40 2 Sampang 0-8 9-15 16-40 >40 3 Pamekasan 0-15 15-25 25-40 >40 4 Sumenep 0-8 8-15 15-40 >40 Sumber : Kabupaten dalam Angka Tahun 2011
Luas (ha) 56.738 63.002 4.427 721 37.785.64 67.807.14 15.246.93 2.490.29 59.964 14.094 2.383 2.789 1.690.27 309.21 88.76 5.02
Proporsi (%) 45.43 50.45 3.54 0.58 30.64 54.98 12.36 2.02 75.68 17.78 3.00 3.52 80.74 14.77 4.24 0.24
Dominasi 2-15
9-15
0-15
0-8
Laporan Akhir
Hal.
IV-5
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
2. Jenis Tanah Jenis tanah yang dominan pada Pulau Madura adalah mediteran yang meliputi hampir seluruh wilayah Pulau Madura, disusul oleh jenis tanah gleisol, grumusol serta alluvial. Dengan luas wilayah tersebut, jenis batuan yang dominan adalah pliosen fasies sedimen yang meliputi hampir seluruh wilayah Pulau Madura, pliosen fasies batu gamping serta aluvium. Secara umum jenis tanah, sifat dan peruntukannya dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Jenis Tanah, Sifat dan Peruntukannya di Wilayah Madura No Jenis Tanah Sifat Peruntukan Lokasi 1 Mediteran Permeabilitas rendah, Tebu, padi, dan Mencakup daya menahan air cukup tanaman buah-buahan keseluruhan baik, kepekaan terhadap Pulau Madura erosi besar, produktivitas tanah sedang sampai tinggi 2 Gleisol Kadar bahan organik Kelapa, persawahan, Sebagian kecil rendah (kurang dari 3%), perladangan, palawija wilayah kesuburan buruk karena Bangkalan, kurang NPK, Sampang dan permeabilitas cukup Pamekasan baik, peka terhadap erosi 3 Grumusol Permeabilitas tanah Padi, palawija, sayurSebagian kecil lambat, daya menahan sayuran, buah-buahan, wilayah air cukup baik, kepekaan kelapa sawit, kopi Pamekasan dan tanah terhadap erosi cengkeh, kebun lada, Sumenep besar, produktivitas tegalankebun karet, tanah rendah 4 Alluvial Permeabilitas umumnya Persawahan, Sebagian kecil lambat produktivitas perladangan, kebun wilayah tanah beranekaragam kelapa, palawija, dan Sumenep dari rendah sampai untuk daerah sedang perikanan Sumber : Kajian Pengembangan Wilayah Pulau Madura. Departemen Pekerjaan Umum. Tahun 2009.
Di Kabupaten Bangkalan, jenis batuan fasies batu gamping yang pembentuknya pada jaman pliosen. Sedangkan untuk batuan jenis miosen fasies sedimen terdapat di daerah berbukit patahan dan untuk jenis batuan alluvium dan plistosen fasies sedimen. Jenis tanah yang ada di Kabupaten Sampang yaitu Aluvial, Alluvial Kelabu Kekuningan, Asosiasi Hidromorf Kelabu, Planosol Coklat Kelabu, Asosiasi Litosol,
Laporan Akhir
Hal.
IV-6
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Grumosol Kelabu, mediteran merah kecoklatan, Komplek Mediteran, Grumosol, dan Regosol. Sedangkan penyebaran jenis tanah pada Kabupaten Pamekasan digolongkan atas enam bagian, yaitu kompleks mediteran grumosol, regosol, dan litosol, kompleks mediteran merah dan litosol, kompleks brown forest soil, litosol, dan mediteran, alluvial kelabu kekuningan, hidromorf, asosiasi Hidromorf kelabu dan planosol coklat kekelabuan. Dilihat secara geologi Kabupaten Sumenep didominasi oleh batuan endapan dan batu kapur. Selain itu juga terdapat jenis batu pasir, campuran, endapan liat, endapan pasir, kapur dan pasir. Berarti bahan-bahan tersebut berpotensi untuk dijadikan bahan tambang yang dapat dieksploitasi. 3. Geologi Kondisi geologi Pulau Madura umumnya dibentuk oleh batuan sedimen tersier yang terllipat dan terpatahkan, kemudian ditutupi oleh sedimen kuarter. Adapun ringkasannya adalah: 1) Endapan Permukaan (Qa) berupa endapan aluvial, pasir kuarsa, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal, tersebar di sepanjang DAS sungai dan daerah dataran di sekitar Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep serta selatan dari
Pulau
Madura. 2) Terumbu Koral berupa koral, cangkang moluska serta fauna laut lainnya. 3) Batuan sedimen (Qpp, Tpm, Tmp, Tmb, Tmw, Tmtn dan Tmt) yang terdiri dari konglomerat, batupasir, batulempung dan batugamping dan napal dan pada 4) Beberapa daerah kemiringan merupakan perselingan dan sisipan. Dan terbentuk berkisar antara Miosen Akhir hingga Plistosen. Struktur yang berkembang pada daerah ini berupa sesar berarah timurlautbaratdaya dengan kemiringan perlapisan berkisar 20o-45o. Sedangkan perlipatan yang ada berupa antiklin dan sinklin memiliki arah dominan barat-timur di antaranya antiklin Kartagena, Sumberwaru, Tempajung, Batuputih dan sinklin Eden dan Pakong.
Laporan Akhir
Hal.
IV-7
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4. Curah Hujan Kawasan Pulau Madura mempunyai sebaran curah hujan yaitu : Bagian Tepi Pantai, curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun yang menyebar mulai dari pantai utara meliputi Tanjungbumi-Ketapang-Pasongsongan hingga Jurangan, dan pantai selatan meliputi Kecamatan Kebanyar-Kota Sampang hingga kota Pamekasan atau Tanjung Padelengan. Bagian Tengah, curah hujan 1500 hingga lebih dari 2000 mm/tahun yang menyebar pada bagian tengah Pulau Madura, dan meliputi kota Bangkalan-Arosbaya-Blega dan Sumenep. Bulan basah terjadi pada bulan Nopember-April dan bulan kering (< 100 mm/bln) terjadi pada bulan Mei-Oktober. Sedangkan data Kabupaten Dalam Angka (2005) curah hujan tahunan untuk Kab. Bangkalan 1651 mm/tahun, Kab. Sampang 1520 mm/tahun, Kab. Pamekasan 1451 mm/tahun dan Kab. Sumenep 1210 mm/tahun.
4.1.3. Penggunaan Lahan Pola peruntukan lahan atau pemanfaatan ruang Pulau Madura terbagi dalam dua kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan Jatim Dalam Angka tahun 2008, jenis penggunaan tanah yang dominan di Wilayah Madura adalah tegal dan kebun yang meliputi lebih separo bagian (58%) dari seluruh wilayah Pulau Madura.Kabupaten Sumenep memiliki prosentase luasan tegal dan kebun yang paling besar (sekitar 36% dari total tegal dan kebun di Pulau Madura), sedangkan Kabupaten Pamekasan prosentasenya paling rendah. Lebih jelasnyadapat dilihat pada Tabel 4.4.
Laporan Akhir
Hal.
IV-8
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Tabel 4.4 Peruntukan Lahan per Kabupaten di Pulau Madura Tahun 2007
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Peruntukan Bangunan (permukiman) Sawah Tegal, Kebun, Ladang, Huma Padang Rumput Tambak Kolam/Tebat/ Empang Rawa-rawa Hutan Rakyat Hutan Negara Perkebunan Lahan Sementara tidak diusahakan Lainya Total
Bangkalan
Proporsi (%)
Sampang
Proporsi (%)
Pamekasan
Proporsi (%)
Sumenep
Proporsi (%)
16.373
12.98
12.569
10.19
10.107
12.76
19.587
9.80
29.666
23.51
20.589
16.69
12.615
15.92
23.244
11.63
63.177
50.07
80.587
65.35
51.298
64.75
110.950
55.52
0 2.051 82 426 6.306 2.411 415
0.00 1.63 0.06 0.34 5.00 1.91 0.33
75 5.263 0 0 986 210 21
0.06 4.27 0.00 0.00 0.80 0.17 0.02
0 1.269 1 255 0 0
0.00 1.60 0.00 0.00 0.32 0.00 0.00
26 3.562 0 41 2.191 24.746 2.922
0.01 1.78 0.00 0.02 1.10 12.38 1.46
3.027
2.40
641
0.52
0
0.00
3.816
1.91
2.254 126.188
1.79 100
2.384 123.325
1.93 100
3.683 79.228
4.65 100
8.738 199.823
4.37 100
Sumber : Kajian Pengembangan Wilayah Pulau Madura. Departemen Pekerjaan Umum. Tahun 2009.
Laporan Akhir
Hal.
IV-9
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Gambar 4.1 Peta Kondisi Penggunaan Lahan Pulau Madura (Sumber : Departemen PU Tahun 2009) Laporan Akhir
Hal.
IV-10
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Gambar 4.2Peta Kondisi Ketinggian Lahan Pulau Madura (Sumber : Departemen PU Tahun 2009) Laporan Akhir
Hal.
IV-11
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4.1.4. Kependudukan 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Pulau Madura pada tahun 2007 mencapai 3.751.977 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,85%. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk pulau Madura sendiri jika dibandingkan dengan laju penduduk pada wilayah GKS + dan Jawa Timur lebih tinggi. Hal ini berarti pertambahan penduduk Pulau Madura lebih pesat dibandingkan pertambahan penduduk di wilayah GKS+ atau Jawa Timur keseluruhan. Sedangkan pada tahun 2010, jumlah penduduk di Pulau Madura menurun menjadi 3.614.144 jiwa.Dengan luas wilayah 518.387 Ha, kepadatan penduduk di Pulau Madura mencapai 6,97Jiwa/Ha. Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kabupaten Pamekasan yaitu 10,05 Jiwa/Ha sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Sumenep 5,5 Jiwa/Ha, hal ini dikarenakan luas wilayah Kabupaten Sumenep lebih besar dibandingkan dengan luas wilayah kabupaten lainnya dan jumlah penduduk. Tabel 4.5 Jumlah dan Kepadatan Pendudukdi Pulau Madura Tahun2010 No
Kabupaten
Luas Wilayah (Ha)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
1
Bangkalan
126,181
906.761
7.19
2
Sampang
123,330
868.153
7.04
3
Pamekasan
79,230
795.918
10.05
4
Sumenep
189,646
1.043.312
5.50
Jumlah 518,387 Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011
3,614,144
6.97
2. Struktur Penduduk a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin terlihat merata dengan perbandingan antara jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki dan perempuan di tiap kebupaten di Pulau Madura.Jumlah penduduk laki-kaki sebanyak 1.743.541 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.870.602 jiwa.Kabupaten Sampang
Laporan Akhir
Hal.
IV-12
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
mempunyai sexratio tertinggi sedangkan Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten dengan sexratio terendah, untuk lebih jelasnya dapat melihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per KabupatenPulau Madura Tahun 2010
No 1 2 3 4
Kabupaten Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jumlah
Laki-Laki 433,206 426,488 386,951 496,896 1,743,541
Perempuan 473,555 441,665 408,967 546,416 1,870,603
Sex Ratio 91.48 96.56 94.62 90.94 93.21
Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011
b. Jumlah Penduduk Menurut Agama Sebagian besar penduduk di Pulau Madura beragama Islam, sedangkan pemeluk agama lainya sangat sedikit.Pada tahun 2010, jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 3.668.186 jiwa atau sekitar hamper 99 % dari jumlah penduduk di Pulau Madura. Sedangkan peluk agama lainnya berturut-turut 3.378 orang pemeluk Protestan, 2.996 orang penduduk Katholik, 254 orang pemeluk Hindu, 454 orang pemeluk Budha dan 8 orang ppemeluk Konghucu.Komposisi penduduk menurut agama ditabulasikan pada tabel berikut. Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Agamaper Kabupatendi Pulau Madura Tahun 2010 No
Kabupaten
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Konghucu
1 2
Bangkalan Sampang
939,825 829,656
1,529 252
1,067 550
119 16
61 65
3
Pamekasan
782,120
487
650
18
124
4
Sumenep
1,116,585
1,110
729
101
204
3,378
2,996
254
454
Jumlah 3,668,186 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2011
Laporan Akhir
Hal.
8 8
IV-13
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4.1.5. Sosial dan Budaya Secara garis besar budaya di Pulau Madura dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek religi dan aspek budaya: a. Aspek religi/agama Mayoritas penduduk di Pulau Madura hampir semuanya beragama Islam dan sampai saat ini masih sangat mewarnai corak kehidupan masyarakatnya dan sangat fanatik. Hal ini bisa dilihat kedudukan kyai (pemuka agama) yang sangat dihormati, maka peran ulama/kyai menjadi menonjol dan merupakan figur sentral yang amat dihormati dan ditaati.Demikian pula peran pendidikan madrasah dan pondok pesantren. b. Aspek budaya dan kepercayaan Budaya Madura dengan ciri khas penduduknya yang ulet dan pekerja keras serta kuat dalam berpendirian.Walaupun mereka merupakan pemeluk agama Islam yang taat, namun belum sepenuhnya dapat meninggalkan kepercayaan lama.Maksud kepercayaan lama yaitu percaya kepada adanya mahluk halus dan kekuatan ghaib. Kepercayaan-kepercayaan tersebut ditunjukkan melalui upacara-upacara tertentu, misalnya : rokad disa (bersih desa), selamatan membangun rumah dan selamatan yang berkaitan dengan siklus hidup. Sebagai pemeluk Islam yang taat, mereka tetap mengadakan upacara dan peringatan hari besar keagamaan (Islam). Selain itu, unsur yang membentuk identitas Madura meliputi : a. Ulama atau Kiai Ulama atau kiai adalah elemen yang penting dalam kehidupan orang Madura.Besarnya peranan Islam dan ulama atau kiai di dalam kehidupan orang Madura tidak hanya diakui oleh masyarakat umum tetapi juga pihak pemerintah Indonesia.Dalam konteks rancangan pembangunan misalnya, pihak ulama atau kiailah yang lazim dirujuk untuk mengetahui pandangan atau aspirasi masyarakat Madura.
Laporan Akhir
Hal.
IV-14
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
b. Bahasa dan Budaya Madura Merupakan unsur yang penting untuk membedakan golongan tersebut dengan kumpulan etnik lain yang terdapat di Jawa Timur.Ditinjau dari perspektif yang lebih luas, budaya Madura dikatakan termasuk dalam lingkaran kebudayaan Jawa-BaliMadura-Sunda.Namun begitu, budaya Madura mempunyai bentuk dan jiwa tersendiri, yang sebagian dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan bentuk muka bumi yang kasar serta gersang. c. Orang Madura terkenal dengan sikap berterus terang dan lurus Hal tersebut terlihat dari cara mereka berbicara, yaitu dengan nada yang kuat. Oleh karena itu, pada pandangan orang luar, orang Madura sering dianggap kasar dan tidak berbudi bahasa.Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa terdapat Carok Sebagai Elemen Identitas Orang Madura (Sukimi, 2004). d. Orang Madura bersifat “panas” dan “cepat meluap” perasaannya Sifat-sifat tersebut dikatakan wujud refleksi kepada keadaan lingkungan sekitarnya yang kering, gersang dan panas di Pulau Madura.Namun, dibalik sifat yang agak negatif tersebut, orang Madura juga dikatakan pandai berjenaka, tekun, cepat menyesuaikan diri dan secara keseluruhan tampak menarik.
4.1.6. Ekonomi Wilayah PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat digunakan sebagai parameter prestasi ekonomi suatu wilayah.Disamping itu PDRB juga dapat pula menggambarkan kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya alam serta faktor produksinya.Kemampuan ini tercermin pada besaran nilai tambah bruto, pada tiap-tiap sektornya. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh masing-masing kabupaten di Pulau Madura pada tahun 2010 adalah Kabupaten Bnagkalan sebesar 7.466.074,28 juta rupiah, Kabupaten Sampang sebesar 3.852.718,48 juta rupiah, Kabupaten Pamekasan sebesar 4.916.530,99 juta rupiah dan Kabupaten Sumenep sebesar 11.198.705,10 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
Laporan Akhir
Hal.
IV-15
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
tahun 2010 adalah Kabupaten Bangkalan sebesar 3.447.581,93 juta rupiah, Kabupaten Sampang sebesar 2.279.628,67 juta rupiah, Kabupaten Pamekasan sebesar 2.172.261,91 juta rupiah dan Kabupaten Sumenep sebesar 5.255.875,27 juta rupiah.Berikut di bawah ini adalah Tabel yang menunjukan perbandingan antara PDRB atas harga berlaku dengan harga konstan masing-masing kabupaten di Pulau Madura. Tabel 4.8 PDRB Per Kabupaten Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2010 PDRB (Juta Rupiah) No Kabupaten ADH Harga Berlaku ADH Harga Konstan 1
Bangkalan
7,466,074.28
3,447,581.93
2
Sampang*
3,852,718.48
2,279,628.67
Pamekasan
4,916,530.99
2,172,261.91
11,198,705.10 4 Sumenep Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011 Keterangan :* : Data Tahun 2007
5,255,875.27
3
Jika dilihat berdasarkan per sektor, pertanian merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB di 4 wilayah kabupaten di Pulau Madura.Hal tersebut dikarenakan mayoritas kegiatan masyarakat bekerja sebagai petani, nelayan, berkebun.Terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 PDRB Per Kabupaten di Pulau Madura Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Kabupaten Lapangan Usaha Bangkalan Sampang* Pamekasan
No
Sumenep
2,383,195.48
1,929,161.27
2,420,719.17
5,402,111.42
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
111,681.81
311,698.28
50,282.07
1,058,357.81
3
Industri Pengolahan
306,565.52
36,838.59
144,709.35
235,942.16
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
87,876.23
40,045.76
46,231.51
25,527.19
5
Bangunan
577,490.69
118,419.29
250,128.29
223,907.42
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1,971,004.19
711,360.21
826,470.15
2,375,677.92
7
Pengangkutan dan Komunikasi
560,529.01
104,373.84
201,951.75
292,505.39
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
1,130,183.92
142,084.29
321,159.69
517,379.17
420,696.16
458,736.95
654,879.01
1,067,296.63
9 Jasa-jasa Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011 Keterangan : * : Data Tahun 2007
Laporan Akhir
Hal.
IV-16
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4.1.7. Potensi Wilayah 1. Pertanian Wilayah Madura memiliki komoditas pertanian potensial yang terdiri dari Padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Masingmasing kabupaten memiliki potensi pertanian unggulan yang berbeda-beda, yaitu Kabupaten Sampang adalah kabupaten penghasil padi terbesar di Pulau Madura sedangkan Kabupaten Sumenep merupakan penghasil kacang hijau dengan jumlah terbesar di Pulau Madura.Berdasarkan komoditas potensial tersebut pertanian maka untuk mengembangkan perekonomian wilayah diperlukan kegiatan-kegiatan maupun sarana dan prasarana penunjang. Tabel 4.10 Potensi Ekonomi Unggulan Sektor Pertanian di PulauMadura Jenis Tanaman Kabupaten Kecamatan Unggulan Burneh, Geger, Blega, Socah, Arosbaya, a. Bangkalan Modung, Kwanyar b. Sampang Jengkrik, Torjun, Sampang, Omben Padi c. Pamekasan Pademawu, Proppo, Pegantenan Manding, Arjasa, Guluk-guluk, Gapura, d. Sumenep Pasongsongan, Lenteng, Gapura, Kangayan a. Bangkalan Blega, Modung, Geger, Klampis b. Sampang Ketapang, Sokobanah, Banyuates Jagung c. Pamekasan Batumarmar, Pasean, Kadur Batu Putih, Pasongsongan, Rubaru, Gayam, d. Sumenep Ambuten, Arjasa a. Bangkalan Geger, Kokop, Tanjungbumi b. Sampang Omben, Banyuates, Ketapang Ubi Kayu c. Pamekasan Pamekasan, Palengaan d. Sumenep Ra’as, Saronggi, Talango a. Bangkalan Kokop, Burneh, Belga b. Sampang Robatal, Camplong, Kedungdung Ubi Jalar c. Pamekasan Kadur d. Sumenep Raas, Saronggi, Talango, Rubaru, Dungkek a. Bangkalan Geger, Konang, Klampis b. Sampang Banyuates, Kedungdung, Ketapang Kacang Tanah c. Pamekasan Kadur, Pamekasan, Galis d. Sumenep Lenteng, Gapura Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011.
Tabel di atas menjelaskan tentang hasil identifikasi potensi unggulan dari sektor pertanian di wilayah Pulau Madura.Dapat dilihat bahwa masing-masing kabupaten memiliki kecamatan unggulan yang menghasilkan komoditas tertentu sebagai
Laporan Akhir
Hal.
IV-17
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
pendukung perekonomian Pulau Madura.Tiap-tiap komoditi di masing-masing Kabupaten memerlukan sarana dan prasarana penunjang yang berbeda-beda. Kebutuhan sarana dan prasarana penunjang tersebut akan berpengaruh pada pola ruang seperti bertambahnya kawasan terbangun, berkurangnya lahan-lahan pertanian, munculnya kawasan perdagangan dan jasa baru, pemukiman-pemukiman baru sebagai akibat dari pertambahan jumlah penduduk dan lain-lain. 2. Perkebunan Jenis komoditas di sektor perkebunan yang terdapat di wilayah Madura terdiri dari kelapa, tembakau, jambu mente, dan kapuk. Wilayah Kabupaten yang memiliki komoditas perkebunan yang banyak yaitu terdapat di Kabupaten Sumenep dengan jenis komoditas Mente, Kelapa, Kapuk, dan Tembakau. Kemudian diikuti oleh kabupaten Pamekasan dengan produksi unggulan tembakau. Di wilayah Pulau Madura terdapat dua lokasi potensial penghasil tembakau. Pada Kabupaten Sampang daerah penghasil tembakau unggulan ada pada Kecamatan Sokobanah yang kemudian disusul Kecamatan Karang Penang dan Camplong. Sedangkan pada Kabupaten Sumenep, kecamatan penghasil tembakau unggulan yang memiliki nilai produktivitas yang tinggi adalah kecamatan Bluto. Dengan ini dapat menarik kegiatan industri pengolahan tembakau pada dua kabupaten tersebut dengan bantuan supply dari Kabupaten Pamekasan. Selain itu untuk komoditas tembakau, hasil perkebunan unggulan adalah kelapa yang juga terdapat di wilayah Kabupaten Sumenep, Pamekasan dan Bangkalan. Pada Kabupaten Sumenep, daerah penghasil kelapa didominasi oleh daerah pada kawasan pesisir seperti kecamatan Batang-batang dan Pasongsongan. Sedangkan pada Kabupaten Bangkalan daerah dengan penghasil kelapa unggulan adalah Kecamatan Bangkalan dan Galis. Dengan adanya komoditas kelapa unggulan dapat menarik kegiatan industri dengan bahan dasar kelapa seperti minyak dan lemak serta Industri makanan lainnya, dan kegiatan industri ini bias berskala besar maupun kecil. Begitu pula dengan komoditas perkebunan jambu mente yang banyak dihasilkan oleh Kabupaten Sampang, yakni pada kecamatan Sokobanah dan Ketapang.
Laporan Akhir
Hal.
IV-18
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Komoditas ini juga menarik industri makanan. Industri garmen dan tekstil dapat menunjang kawasan dengan potensi komoditas kapuk unggulan yang terdapat pada Kabupaten Sumenep dan Bangkalan yaitu pada Kecamatan Galis dan Kwanyar. Untuk lebih jelasnya potensi unggulan per komoditas pada wilayah Madura dapat dilihat pada tabel potensi dibawah ini. Tabel 4.11 Potensi Perkebunan per Komoditasdi Pulau Madura
Jenis Tanaman Tembakau
Kabupaten - Bangkalan - Sampang
Kecamatan - Sokobanah - Karang Penang - Camplong - Omben - Robatal - Pamekasan - Pamekasan - Sumenep - Sumenep Kelapa - Bangkalan - Bangkalan - Galis - Socah - Tanah Merah - Sampang - Omben - Banyates - Sampang - Pamekasan - Pamekasan - Sumenep - Batang-batang - Pasongsongan Kapuk - Bangkalan - Galis - Kwanyar - Tanah Merah - Konang - Sampang - Sreseh - Pamekasan - Sumenep - Sumenep Jambu Mete - Bangkalan - Tanjungbumi - Kokop - Geger - Sampang - Sokobanah - Ketapang - Banyuates - Pamekasan - Waru - Batumarmar - Sumenep - Sumenep Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011.
Laporan Akhir
Hal.
IV-19
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
3. Peternakan Kawasan peternakan pada dasarnya tidak terdapat secara spesifik, hanya diketahui jumlah populasi hewan ternaknya saja. Pola pengembangan kawasan peternakan ini bersifat individual dan cenderung berupa kegiatan di kawasan pedesaan. Beberapa komoditas peternakan seperti ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas yang diusahakan oleh masyarakat tersebar secara acak dengan menempati kawasankawasan pertanian. Berdasarkan perkembangan sektor peternakan, hampir seluruh wilayah pulau Madura berpeluang dikembangkan kegiatan peternakan. Tabel 4.12 Potensi Ekonomi Unggulan di Pulau Madura Jenis Ternak
Kabupaten
Kecamatan Galis, Geger, Sepulu, Kokop, 1. Bangkalan Tanah Merah Ternak Besar Ketapang, Sokobanah, Sampang, 2. Sampang (Kuda, Sapi, Kedungdung Kerbau) 3. Pamekasan Larangan, Pasean 4. Sumenep Gayam, Nonggunong Galis, Tanah Merah, Tragah, a. Bangkalan Socah Ternak b. Sampang Sampang, Sreseh Kecil(Kambing, Domba) c. Pamekasan Tlanakan, Kadur d. Sumenep Gayam, Saronggi a. Bangkalan Galis, Tanah Merah, Bangkalan Banyuates, Ketapang, Ternak b. Sampang Kedungdung Unggas(Ayam, Itik, Menthok) c. Pamekasan Tlanakan, Larangan d. Sumenep Lenteng, Dasuk Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011.
Tabel di atas menjelaskan tentang hasil idenifikasi potensi unggulan dari sektor peternakan di wilayah Pulau Madura. Dapat dilihat bahwa masing-masing kabupaten memiliki kecamatan unggulan yang menghasilkan komoditas tertentu sebagai pendukung perekonomian pulau Madura. Untuk sektor peternakan jika dilihat pengaruhnya terhadap perubahan perkembangan kawasan seluruh wilayah perenacaan tidak membawa pengaruh yang cukup besar terhadap ruang, karena sifatnya berupa sentra-sentra kecil yang berada di dalam kawasan pemukiman.
Laporan Akhir
Hal.
IV-20
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4. Perikanan Sektor perikanan merupakan sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi, dimana sektor perikanan akan meninbulkan multiplier effect terhadap kegiatan lainnya seperti industri, pelabuhan, perdagangan dan jasa serta sarana prasarana transportasi penunjang kegiatan perikanan. Di wilayah Pulau Madura berkembang semua sektor perikanan diantaranya perikanan laut yang unggul di hampir semua empat kabupaten di Pulau Madura. Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten penghasil perikanan laut terbesar dibandingkan dengan tiga Kabupaten yang lain, dengan selisih nilai produksi yang cukup signifikan. Kecamatan penghasil produksi perikanan air laut terbesar di Kabupeten Sumenep adalah Kecamatan Masalembu, Arjasa dan Batang-batang. Kabupaten lain penghasil perikanan laut adalah Kabupaten Bangkalan yakni pada Kecamatan Tanjung Bumi, Klampis dan Kwanyar. Kegiatan yang mendukung komoditas perikanan laut adalah pelabuhan perikanan dan pasar ikan. Selain potensi perikanan laut, potensi perikanan lain yang juga memberikan kontribusi adalah potensi tambak. Kabupaten Sampang merupakan kabupaten penghasil produksi tambak terbesar sekaligus memiliki luasan area pemeliharaan tambak terbesar. Kecamatan penghasil produksi tambak terbesar berada pada Kecamatan Jengkrik, Pangarengan dan Sreseh. Kegiatan yang mendukung komoditas perikanan tambak adalah pasar ikan, dan industri pengolahan ikan.
Laporan Akhir
Hal.
IV-21
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Tabel 4.13 Potensi Perikanan per Hasil Produksidi Pulau Madura
Jenis Perikanan Laut
Kabupaten - Bangkalan
Kecamatan - Tanjung Bumi - Klampis - Kwanyar - Sampang - Sampang - Sreseh - Camplong - Pamekasan - Pamekasan - Sumenep - Masalembu - Arjasa - Batang-batang Tambak - Bangkalan - Socah - Sepulu - Sampang - Jengkrik - Pangarengan - Sreseh - Pamekasan - Pamekasan - Sumenep - Lenteng - Saronggi Perairan Umum - Bangkalan - Bangkalan - Geger - Tanjung Bumi - Sampang - Kedungdung - Pamekasan - Pamekasan - Sumenep - Saronggi - Ambuten Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011.
5. Pertambangan Sektor pertambangan di Pulau Madura terdiri dari tambang golongan C dan tambang golongan A dan didominasi oleh bahan galian C. Potensi terbesar untuk pertambangan terdapat pada Kabupaten Pamekasan dengan hasil minyak bumi, pasir
kuarsa
kalsit.
Pada
Kabupaten
Sampang
pengembangan
kawasan
pertambangan diarahkan untuk bahan tambang galian C, dan kawasan pertambangan sesuai dengan rekomendasi dari RTRWP diprediksi untuk dikembangkan seluas 50 ha. Jenis galian yang dikembangkan di Kabupaten Bangkalan adalah galian C, diantaranya adalah Batu gamping, Dolomit, Fosfat, Lempung, Pasir Kuarsa, Batu Pasir dan Kalsit. Kabupaten Sumenep memiliki hasil unggulan pertambangan dolomit dan oker.
Laporan Akhir
Hal.
IV-22
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Tabel 4.14 Potensi Pertambangan per Kabupaten di Pulau Madura No Kabupaten Bahan Galian Kecamatan 1 Bangkalan Batu gamping Kamal, Socah dan Labang Lempung / Clay Konang, Kwanyar, Galis dan Geger Dolomit Socah, Kamal, Burneh, Labang, dan Tragah Fosfat Labang, Tragah, Kwanyar, dan Modung Pasir Burneh, Geger, Blega, dan Modung Pasir Kuarsa Konang, Kwanyar, Galis dan Geger Batu Galis Kalsit Modung, dan Blega Bahan galian pasir Camplong, Sampang, Kedungdung, Robatal dan Jrengik Bahan galian batu Sampang, Robatal, Sukobanah dan Ketapang gunung Galian batu pecah Sampang, Robatal, Sukobanah dan Ketapang Galian batu kapur Sampang, Robatal, Sukobanah dan Ketapang, dan /gamping Camplong, Omben, Torjun, Jrengik dan Banyuates 2 Sampang Sampang, Jrengik, Tambelangan dan Sukonanah, Galian Phospat Omben Galian batu bintang Omben, Sampang, Ketapang dan Jrengik Galian lempung Sampang, Robatal, Torjun, Omben dan Sreseh Galian batu marmer Banyuates Tanah liat/ lempung Propo Phospat Palengaan, dan Kadur Batu Gamping Palengaan Pasir Kuarsa Batumarmar Pasir Pademawu, batumarmar, pasean, waru 3 Pamekasan Pademawu, kadur, pakong, pegantenan, batumarmar, Batu Bata galian pasean dan Waru Kerikil Palengaan, pegantenan, Waru Batu Gung Palengaan, pegantenan, waru Minyak bumi Kadur Batu putih, Ganding, Manding, Lenteng, Guluk-Guluk, Fosfat Bluto dan Arjasa Batu gamping Ganding, Dasuk, Batu Putih, Gapura dan Batang-Batang Gipsun Rubaru, Gapura dan Batu Putih 4 Sumenep Pasir kwarsa Pasongsongan, Dasuk dan Batang-Batang Dolomit Batu Putih Pasir koral Raas Oksigen Giliyang Kecamatan Dungkek Sumber : Kajian Pengembangan Wilayah Pulau Madura. Departemen Pekerjaan Umum. Tahun 2009.
Laporan Akhir
Hal.
IV-23
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Pengembangan kawasan tambang akan memberikan dampak ekonomi yang besar, tetapi pada umumnya memberi dampak negatif terhadap kualitas lahan. Penurunan kualitas lahan akibat tambang akan berpengaruh terhadap perkembangan pola ruang secara umum. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penanggulangan sejak dini sehingga dimasa yang akan datang pengaruh negatif akibat tambang dapat dikurangi.
4.1.8. Transportasi Wilayah Panjang jalan di Pulau Madura pada tahun 2010 adalah 3.084.774 Km. Berdasarkan jenis permukaannya, jalan aspal di Pulau Madura sepanjang 2.904.284 Km, jalan kerikil sepanjang 133.989 Km dan jalan tanah 46.501 Km. Sedangkan menurut kondisi, sebagai besar kondisi jalan di Pulau Madura dikategorikan baik dengan panjang 2.337.529 Km, sisanya dengan kondisi sedang 359.785 Km, kondisi rusak ringan 253.074 Km dan jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 120.435 Km. Untuk lebih jelas mengenai kondisi jalan di Pulau Madura dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.15 Panjang Jalan di Pulau Madura Menurut Jenis Permukaan Tahun 2010 (Km) No
Kabupaten
1
Bangkalan
2
Sampang
3 4
Jenis Permukaan (Km) Aspal
Kerikil
Tanah
Pamekasan
673,570 Tidak Ada Data 599,980
47,795 Tidak Ada Data 8,334
Tidak Ada Data 6,765
Sumenep
1,630,734
77,860
39,736
Jumlah 2,904,284 Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011.
133,989
46,501
lainnya Tidak Ada Data -
Laporan Akhir
Hal.
IV-24
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Tabel 4.16 Panjang Jalan di Pulau Madura Menurut Kondisi Tahun 2010 (Km) No
Kabupaten
Kondisi (Km) Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
Bangkalan
396,337
144,658
106,960
73,410
2
Sampang
651.76
-
357.32
112.35
3
Pamekasan
522,993
33,110
36,727
7,150
4
Sumenep
1,417,547
182,017
109,030
39,763
2,337,529 Jumlah Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2011.
359,785
253,074
120,435
1
Untuk mendukung sistem pergerakan skala nasionalakan dikembangkan jaringan jalan tol di Pulau Madura.Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur, jaringan jalan tol yang akan dikembangkan di Pulau Madura adalah Jalan Tol yang menghubungkan SurabayaMadura melalui ruas jalan Suramadu-Bangkalan Utara. Jalan Tol ini merupakan pengembangan sistem jaringan jalan yang berfungsi melanyani kegiatan-kegiatan skala besar dan memiliki intensitas tinggi. Pasca pengembangan jembatan Suramadu berimplikasi pada pengembangan Bangkalan sebagai kawasan perkotaan besar sehingga pembangunan jalan tol sangat mendukung kegiatan yang akan dikembangkan di Madura. Adapun fungsi dari jalan tol tersebut meliputi : a) Mendukung Pengembangan pelabuhan skala internasional yaitu Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Bangkalan Utara. b) Mendukung Pengembangan kegiatan Industri yang akan dikembangkan di Bangkalan seluas 600 ha. c) Mendukung Pengembangan Perkotaan Bangkalan sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional. d) Mendukung pengembangan Madura bagian utara.
Laporan Akhir
Hal.
IV-25
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
1. Jalan Strategis Nasional Jalan yang berfungsi sebagai jalan strategis nasional merupakan jaringan jalan yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan pengembangan wilayah yang memiliki nilai strategis nasional.Kebijakan Provinsi Jawa Timur terkait rencana pengembangan jalan nasional sebagai jalan strategis di Pulau Madura meliputi ruas BangkalanTanjung Bumi.Hal tersebut untuk mendukung pengembangan pelabuhan skala internasional di Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Bangkalan Utara. 2. Jalan Arteri Primer Berdasarkan kebijakan Jawa Timur akan dikembangakan jalan Arteri Primer pada ruas Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep- Kalianget. Jaringan jalan ini merupakan jaringan jalan yang menghubungkan Pusat Kegiatan Nasional yaitu Bangkalan dengan Pusat Kegiatan Wilayah yaitu perkotaan Pamekasan. Selain itu pengembangan pelabuhan internasional Tanjung Bulupandan akan meningkatkan kelas jalan dibagian utara yang menghubungkan Bangkalan – Sampang – PamekasanSumenep lewat Jalur Utara pada ruas jalan Jembatan Suramadu – Labang– Bangkalan – Arosbaya – Klampis – Tanjungbumi – Banyuates – Ketapang– Sukobanah– Pasean – Ambuten- Dasuk dan Sumenep.
Laporan Akhir
Hal.
IV-26
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Gambar 4.3 Peta Arahan Rencana Jaringan Jalan Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur (Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur ) Laporan Akhir
Hal.
IV-27
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4.2.
GAMBARAN UMUM JALAN LINTAS TENGAH SELATAN MADURA
4.2.1 Kondisi Jalan Secara administratif jalan lintas tengah selatan ini terletak di Madura sisi tengah dan selatan.Jalan lintas tengah selatan ini merupakan jaringan eksisting yang menghubungkan ke empat wilayah kabupaten di Pulau Madura yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekeasan dan Kabupaten Sumenep. Dalam kebijakan Provinsi Jawa Timur, lintas tengah selatan Madura merupakan jalan nasional arteri primer yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan yang ada di wilayah Madura.Secara umum jalan lintas selatan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Jalan nasional arteri primer
Perkerasan jalan aspal
Kecepatan kendaraan paling rendah dibawah 50 km/h
Panjang ± 135 Km, Lebar : 6 Meter
Tidak ada median jalan
Laporan Akhir
Hal.
IV-28
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Tabel 4.17 Jaringan Jalan Arteri Primer di Pulau Madura
NOMOR RUAS 107 107 107 108 109 110 110 110 110 111 111 111 111 111 112 112 113
NAMA RUAS
PANJANG RUAS(KM)
KAMAL- BTS. KOTA BANGKALAN JLN. HALIM PERDANA KUSUMA (BANGKALAN) JLN. SOEKARNO-HATTA (BANGKALAN) BTS. KOTA BANGKALAN - BTS. KAB. SAMPANG BTS. KAB. BANGKALAN - TORJUN TORJUN - BTS. KOTA SAMPANG JLN. SUDIRMAN (SAMPANG) JLN. WAHID HASYIM (SAMPANG) JLN. JAGUNG SUPRAPTO (SAMPANG) BTS. KOTA SAMPANG - BTS. KAB. PAMEKASAN JLN. K.H. HASYIM ASHARI (SAMPANG) JLN. TRUNOJOYO (SAMPANG) JLN. P. DIPONEGORO (SAMPANG) JLN. H. AGUS SALIM (SAMPANG) BTS. KAB. SAMPANG - BTS. KOTA PAMEKASAN JLN. TRUNOJOYO (PAMEKASAN) BTS. KOTA PAMEKASAN - BTS. KAB. SUMENEP
14,151 4,572 0,512 42,942 10,159 5,357 0,383 1,148 1,777 14,579 0,370 0,705 1,340 0,618 11,178 2,433 12,865
11 12
K K
11 12 13
K K K
11 12 13 14
K K K K
11
K
113
11
K
JLN. TRUNOJOYO (PAMEKASAN)
0,514
113
12
K
JLN. JOKOTOLE (PAMEKASAN)
2,990
114
BTS. KAB. PAMEKASAN - BTS. KOTA SUMENEP
30,947
114
11
K
JLN. RAYA PAMEKASAN (SUMENEP)
2,185
114
12
K
JLN. TRUNOJOYO (SUMENEP)
2,937
BTS. KOTA SUMENEP - KALIANGET
5,783
115 115
11
K
JLN. JEND. SUDIRMAN (SUMENEP)
0,482
115
12
K
JLN. A. YANI (SUMENEP)
0,469
115
13
K
JLN. URIP SUMOHARJO (SUMENEP)
1,796
115
14
K
JLN. SLAMET RIYADI (SUMENEP)
0,882
115
15
K
JLN. YOS SUDARSO (SUMENEP)
2,003
Susmber :KM Pekerjaan Umum tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri Primer dan Kolektor Primer.
Laporan Akhir
Hal.
IV-29
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Berdasarkan pedoman, kriteria-kriteria jalan arteri perimer terdiri dari :
Kecepatan paling rendah 6o km/h
Lebar jalan paling rendah 11 meter
Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara efisien
Jalan arteri primer mempunya kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rat-rata
Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu, pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain
Gambar 4.4 Kondisi Eksisting Jalan Lintas Tengah Selatan
Laporan Akhir
Hal.
IV-30
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
4.2.2 Kondisi Penggunaan Lahan Berdasarkan pengamatan, sebagian besar penggunaan lahan di Lintas Tengah Selatan Madura adalah pertanian.Selain itu, terdapat juga permukiman dan kawasan perdagangan dan jasa.
4.2.3 Kondisi Kawasan Pusat Jasa Berdasarkan pengamatan, jumlah pasar di sepanjang lintas tengah selatan Madura adalah 25 pasar, yaitu : a) Kabupaten Bangkalan Pasar Patemon Pasar Tanahmerah Pasar Galis Pasar Blega Pasar Lomer b) Kabupaten Sampang Pasar Torjun Pasar Srimangunan Pasar Rongtengah Pasar Culanteng Pasar Camplong Pasar Tanjung c) Kabupaten Pamekasan Pasar Bandaran Pasar Tlanakan Pasar Gurem Pasar Sore Pamekasan Pasar Kolpajung
Laporan Akhir
Hal.
IV-31
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Pasar Pengandingan Pasar Larangan Pasar Keppo. d) Kabupaten Sumenep Pasar Pragaanlaok Pasar Prenduan Pasar Pakandangan Tengah Pasara Kapedi Pasar Bluto Pasar Saronggi. Mayoritas pasar yang ada memiliki jenis kegiatan yang sama yaitu menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako, bahan bangunan, buah-buahan, dan lain-lain. Namun untuk di Pasar Keppo, selain menjual sembako, bahan bangunan dan buah-buahan, juga memperdagangkan hewan, dalam hal ini sapi dan kerbau.Waktu kegiatan pasar sebagian besar setiap hari.Hanya ada beberapa pasar yang aktif di hari tertentu saja.
Laporan Akhir
Hal.
IV-32
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Peta 4.1 Sebaran Pasar di Sepanjang Lintas Tengah Selatan Madura
Laporan Akhir
Hal.
IV-33
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Gambar 4.5 Kondisi Pasar Tanah Merah di Kabupaten Bangkalan
Gambar 4.6 Kondisi Pasar Galis di Kabupaten Bangkalan
Laporan Akhir
Hal.
IV-34
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Gambar 4.7 Kondisi Pasar Blega di Kabupaten Bangkalan
Gambar 4.8 Kondisi Pasar Torjun di Kabupaten Sampang
Laporan Akhir
Hal.
IV-35
Fasilitasi Penataan Kawasan Pusat Jasa di Lintas Tengah Selatan Madura
Gambar 4.9 Kondisi Pasar Keppo di Kabupaten Pamekasan
Laporan Akhir
Hal.
IV-36