Bab I Kolonialisme Dan Imperialisme [PDF]

  • Author / Uploaded
  • vinni
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Moderator



: M. Gilang Ramadhan



Nama Anggota



:



1. Anggun Aurelia 2. Ardila Putri 3. Jazillah Rizqy 4. M. Risky Saputra 5. Novalinda Aprianti 6. Sinta Pertiwi 7. Syifa Salsabilla 8. M. Adiansyah



Kelas



: XI IPS 2



Guru Pembimbing



: Harryoko, S.Pd., M.Si.



SMA NEGERI 7 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 0



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir abad ke-15, di Eropa timbul suatu peristiwa gerakan Renaissance dan Humanisme yang bertujuan untuk mempelajari, menyelidiki dan menggali ilmu pengetahuan. Semangat untuk dapat lebih dari masa lampau menimbulkan gerakan kemajuan. Dengan semangat kemajuan tersebut, maka pada abad ke-15 di Eropa melahirkan temuan-temuan baru, misalnya temuan Nicolaus Copernicus bahwa bumi itu bulat. Hal ini mendorong pelaut-pelaut dari Spanyol, Portugis dan negara-negara Eropa lainnya untuk berlayar menjelajahi samudera mencari daerah baru. Selain itu, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani dan terjadinya perang salib mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah. Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Adanya semboyan imperalisme kuno: Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), Gospel (menyebarkan agama kristen). Semboyan tersebut menjadi tujuan penjelajahan samudera. Selain dengan Keinginan Berpetualang. Kolonialisme dan imperialisme ditumbuhkembangkan bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia, termasuk di Nusantara. Sejak terjadinya Perang Salib dan jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani (Turki Ottoman) pada tahun 1453 yang mengakibatkan ditutupnya jalur perdagangan Asia - Eropa lewat laut tengah, bangsa Eropa setelah mencapai kemajuan dibidang teknologi terutama teknologi pelayaran, mulai mencari dan membuka jalur perdagangan baru. Negara-negara Eropa yang memiliki andil dalam membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia adalah Portugis, Belanda, Prancis dan Inggris. Meskipun dalam masa Kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia menimbulkan banyak penderitaan pada indonesia, namun juga memberikan dampak positif pada Bidang politik, Bidang ekonomi, Bidang social, Bidang budaya. Juga



1



menumbuhkan rasa juang yang tinggi sehingga menciptakan pahlawan-pahlawan yang kini kita kenal. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu kolonialisme dan imperialisme? 2. Apa latar belakang Bangsa Eropa ke Dunia Timur? 3. Siapa saja penjelajah Bangsa Eropa ke Indonesia 4. Bagaimana masuknya kekuatan asing di Indonesia? 5. Apa akibat dari kolonialisme dan imperialisme di Indonesia? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian kolonialisme dan imperialisme 2. Untuk mengetahui latar belakang Bangsa Eropa ke Dunia Timur 3. Untuk mengetahui penjelajah Bangsa Eropa ke Indonesia 4. Untuk mengetahui bagaimana masuknya kekuatan asing di Indonesia 5. Untuk mengetahui akibat dari kolonialisme dan imperialisme di Indonesia



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme Istilah kolonialisme sendiri berasal dari kata koloni, yang dalam bahasa latinnya adalah coloni yang berarti tanah pemukiman atau tanah jajahan. Istilah kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melaui paksaan maupun dengan cara damai melalui penaklukan. Dalam catatan sejarah, sistem koloni mulai muncul sejak jaman Yunani Kuno. Pada tahap-tahap perkembangannya, kolonial modern mulai tumbuh sejak abad ke 16. Selain itu ada juga yang menjadi cikal bakal politik kolonial modern yaitu banyaknya penemuan besar yang dilakukan oleh para pedagang Bangsa Barat (Eropa). Tujuan utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi. Kebanyakan koloni yang yang dijajah adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah. Faktor tersebut merupakan dampak dari terjadinya Revolusi Industri di Inggris. Sedangkan istilah imperealisme berasal dari kata imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja. Imperealisme merupakan suatu paham yang bertujuan untuk menjajah Negara lain guna mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Istilah imperealisme diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830-an yaitu Imperium Napoleon Bonaparte. Pada tahun ini, istilah tersebut diperkenalkan oleh penulis Inggris untuk menerangkan dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukan oleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris menganggap bahwa mereka yang paling berkuasa (Greater Britain) sebab mereka telah banyak menguasai dan menjajah di wilayah Asia dan Afrika. Mereka menganggap bahwasanya penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah yang dinilai masih terbelakang serta untuk kebaikan dunia juga. 2.2 Latar Belakang Bangsa Eropa ke Dunia Timur Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Kondisi tersebut menyebabkan tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Keadaan seperti ini yang menyebabkan perdagangan antara Bangsa Timur dengan Eropa menjadi



3



terhambat, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah. Berikut faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16 yaitu:  Jatuhnya Kota Konstantinopel (Byzantium) tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani dalam Perang Salib pada tahun 1070 sampai dengan tahun 1291 yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi orang-orang Eropa, dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah.  Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan.  Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat.  Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin).  Semangat Reconguista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya. Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan samudra, yang dipelopori oleh Bangsa Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh Belanda, Inggris, Prancis, dan sebagainya. Adapun tujuan kedatangan bangsa-bangsa Barat/Eropa ke dunia timur membawa tujuan khusus yang dikenal dengan 3G yaitu: 1. Gold, bertujuan mencari sebanyak-banyaknya logam mulia berupa emas, perak, dan batu permata seperti intan dan berlian, juga termasuk disini adalah hasil bumi atau rampah-rempah. 2. Gospel, membawa tujuan suci yaitu untuk menyebarkan agama yang dianutnya yakni Kristen Katolik dan Kristen protestan. 3. Glory, bertujuan mendapatkan kekayaan negeri asalnya dengan memperluas wilayah kekuasaannya di negeri yang baru ditemukan dan dikuasainya. 2.3 Penjelajah Bangsa Eropa ke Indonesia 1. Bangsa Spanyol Pelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai



4



di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India. Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut Portugis. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol. 2. Bangsa Portugis Pelaut-pelaut Portugis yang melaksanakan penjelajahan samudera antara lain yaitu: 1) Bartholomeus Diaz Dia Seorang bangsa Portugis. Bartolomeos Diaz merupakan orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486 dan mulai melakukan perjalanan menuju Indonesia. Bertolak dari Lisabon (Portugis), bergerak kearah selatan menyusuri pantai barat Afrika, sampai di ujung selatan benua Afrika, yang kemudian diberi nama Tanjung Harapan, kemudian Bartolomeos Diaz kembali lagi ke Portugis karena ada gelombang/badai yang besar. Selanjutnya upaya mencari jalan menuju Indonesia diteruskan oleh pelaut-pelaut portugis berikutnya.



5



2) Vasco da Gama Dia seorang peyelidik Portugis yang berhasil menemukan jalur Laut ke dunia timur (India) dengan menyusur mengelilingi Benua Afrika . Vasco da Gama bongkar sauh pertama pada tanggal 8 Juli 1497. Alur yang ditempuh adalah adalah Kepulauan Tanjung Verde,terus kea rah selatan menembus Samudra Atlantik, berbelok kearah timur langsung mencapai Tanjung Harapan. Dari Tanjung Harapan, Gama meneruskan pelayaran menyusur pantai timur Afrika menembus daerah kekuasaan Muslim Mombasa dan Malindi (Kenya). Pada tahun 1498 Vasco da Gama sampai di Kalikut (India). Suatu keistimewaan lain dari ekspedisi ini adalah dibawanya sejumlah bau”padrao” yaitu batu bertulis dengan lambing gambar “bola dunia” untuk dipancangkan pada setiap tempat yang ditemukan Portugis. Sebagai daerah koloni Portugis. 3) Alfonso d’Albuquerque Aksi kolonialisme di daerah Malaka ini dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque. Dan Ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfanso d’Albuquerqueini berhasil menaklukan Malaka pada tahun 1511. Dari keberhasilan inilah, ketika mereka berangkat menuju Maluku, mereka diterima dengan baik oleh raja Ternate. Sehingga mereka pun dibolehkan untuk berdagang dan membangun benteng. Pada akhirnya, Maluku pun jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1512. Begitulah asal mula yang mendorong bangsa Portugis masuk ke Indonesia. Dari pelajaran dimasa lalu tersebut, kita bisa mempelajari bahwa jika kita mau berusaha bersama dengan tim kita, kita pasti akan mencapai tujuan yang kita inginkan. Selain itu, kita juga harus meningkatkan rasa nasionalisme kita untuk mempertahankan bangsa kita dari jajahan bangsa lain. Di zaman sekarang penjajahan bangsa lain, tidak hanya berupa fisik saja, namun juga dapat berupa penyebaran pengaruh kebudayaan, fashion, kesenangan, dan lain-lain. Sehingga dengan adanya itu, rasa nasionalisme kita semakin luntur dan berkurang. 3. Bangsa Belanda Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah



6



dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan– Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku. 4. Bangsa Inggris Kedatangan



bangsa



Inggris



ke



Indonesia



dirintis



oleh Francis



Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama. Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk



7



mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka. Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan



pengaruhnya



di Asia



Tenggara,



kahususnya



di



Indonesia.



Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffes telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1811, inggris mampu menguasai daerah jajahan belanda, maka belanda harus menandatangani kapitulasi tuntang tanggal 18 september 1811, yang isinya: 



daerah jajahan belanda diserahkan kepada inggris







tentara belanda menjadi tawanan inggris







orang – orang belanda dapat menjadi pegawai inggris Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang



Belanda. dan Berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan kewajibannya itu. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay. 2.4 Masuknya Kekuatan Asing di Indonesia 1. Pengaruh Kolonialisme Portugis dan Spanyol di Indonesia Pada tahun 1511, bangsa Portugis berhasil merebut dan menduduki Malaka. Kemudian pada tahun 1512 Portugis datang di Maluku. Tanpa diduga pada tahun 1521 Spanyol muncul dari arah Filipina dengan kapal Trinidad dan Victoria yang dipimpin oleh kapten Sebastian Del Cano. Selanjutnya, Spanyol menjalin hubungan dengan Tidore, saingan berat Ternate. Portugis merasa tidak senang ada saingan dari Spanyol di



8



Tidore. Persaingan antara Portugis dan Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529 berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian Saragosa yaitu Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku. Saat Portugis bersitegang dengan Spanyol, hubungan Ternate dan Tidore semakin memanas. Ternate meminta jaminan dukungan terhadap portugis untuk menghadapi Tidore. Portugis dengan senang hati menyanggupi, dengan syarat mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Akibatnya rakyat Ternate sangat dirugikan, mereka tidak lagi leluasa menjual rempah-rempah. Harga cengkih dan pala ditetapkan oleh Portugis dengan sangat rendah. Di Maluku, selain monopoli perdagangan Portugis juga bertindak sewenangwenang dan kejam terhadap rakyat. Bahkan cenderung untuk menguasai wilayah. Keadaan ini mengakibatkan hubungan yang semula terjalin dengan baik berubah menjadi hubungan permusuhan. Puncak pertentangan terjadi setelah Portugis dengan licik membunuh Sultan Hairun, Raja Ternate. Kebijakan Pemerintah Kolonial Portugis Kekuasaan Portugis di Maluku berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641. Kebijakan-kebijakan yang dipraktikkan selama itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai kebijakan pemerintah colonial Portugis : 1. Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku 2. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dukuasai 3. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis 4. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate. Dengan kebijakan ini, petani Ternate tidak lagi memiliki kebebasan untuk menjual atau menentukan harga hasil panennya. Mereka harus menjual hasil panennya hanya kepada Portugis dengan harga yang ditentukan oleh Portugis. Akibatnya, petani sangat dirugikan, dan Portugis memperoleh keuntungan yang sangat besar. Pengaruh dari kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat Indonesia khususnya rakyat Maluku. Ada yang bersifat negative ada yang positif. Berikut ini berbagai pengaruh yang ditimbulkan dari kebijakan-kebijakan Portugis. 1. Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan 2. Banyaknya orang-orang beragama Katolik di daerah pendudukan Portugis



9



3. Rakyat menjadi miskin dan menderita 4. Tumbuh benih rasa benci terhadap kekejaman Portugis 5. Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis 6. Bangsa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/kosakata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva, dll 7. Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis adalah keroncong Morisco 8. Banyak peninggalan arsitektur yang bercorak Portugis dan senjata api/meriam di daerah pendudukan. Kekuasaan Spanyol yang sangat menjalin hubungan dengan Tidore tidak memiliki pengaruh yang berarti. Mengingat Spanyol segera meninggalkan Tidore karena terbentur perjanjian Saragosa. 2. Pembentukan Kekuasaan Kolonial dan Imperialisme Belanda di Indonesia Benih kekuasaan kolonial dan imperialisme Belanda di Indonesia mulai muncul berawal dari ekspedisi empat kapal dagang di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Mereka mendarat di Banten pada tahun 1596. Ekspedisi pertama Belanda ini ternyata tidak membuahkan hasil karena penduduk pesisir Banten mengusirnya. Meskipun gagal, mereka telah membuka jalan bagi ekspedisi berikutnya. Ekspedisi kedua Belanda dipimpin Jacob van Neck. Pada tahun 1598 rombongan ini mendapat pula di Banten. Dengan berbekal pengalaman pahit dari ekspedisi Cornelis de Houtman, mereka kemudian berlaku sopan dan hormat kepada penduduk setempat. Tidak mengherankan apabila kedatangan ekspedisi ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Banten. Apalagi saat itu masyarakat Banten sedang bermusuhan dengan Portugis. Situasi ini menjadi peluang bagi Belanda untuk membina kerja sama di bidang perdagangan. Sesudah mendapatkan keuntungan yang banyak, rombongan Belanda kembali ke negerinya dengan muatan kapal yang penuh rempah-rempah. Keberhasilan ekspedisi Belanda kedua ini telah mendorong para pedagang Belanda untuk datang ke Indonesia. Sejak saat itu, berbondong-bondonglah kapal Belanda datang ke wilayah-wilayah di Indonesia. Akan tetapi, di antara mereka belum terdapat satu ikatan yang dapat mempersatukan dan memperkuat kedudukannya di wilayah Indonesia. Atas dasar



10



pertimbangan



itu, Johan



van



Oldenbarneveldt kemudian



mengusulkan



agar



masyarakat Belanda membuat sebuah kongsi dagang seperti yang dilakukan Inggris dan Prancis. Pada



20



Maret



1602



Belanda



mendirikan



kongsi



dagang



yang



bernama Verenigde Oost-Indesche Compagnie (VOC) atau Persekutuan Perusahaan Hindia Timur. Tujuan didirikannya VOC, yaitu sebagai berikut. 



Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda.







Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagangpedagang lainnya di Indonesia.







mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.



VOC merupakan perhimpunan dagang di kalangan swasta Belanda. Kongsi dagang ini merasa berkewajiban membantu pemerintah Belanda dalam mendapatkan dana. Sebaliknya, pemerintah Belanda memandang perlu untuk memberi sebuah kewenangan kepada VOC. Oleh karena itu, pemerintah belanda segera menyampaikan usul kepada parlemen agar VOC diberi hak-hak istimewa. Parlemen Belanda mengabulkan permintaan tersebut sehingga keluarlah hak octrooi (Hak paten). Hak-hak VOC yang diberikan parlemen Belanda adalah sebagai berikut. 



Hak untuk memerintah di Negara jajahan







Hak untuk memonopoli perdagangan







Hak untuk mencetak mata uang sendiri







Hak untuk memiliki angkatan perang sendiri







Hak untuk memiliki senjata







Hak untuk mengadakan perjanjian







Hak untuk mengumumkan perang. Langkah pertama VOC dalam mencapai tujuannya, yaitu merebut Maluku dari



kekuasaan Portugis. Pada tahun 1605 dengan mudah VOC dapat merebut benteng Portugis di Ambon. Benteng ini kemudian diberi nama Victoria. Peristiwa ini menjadi tonggak pertama penjajahan Belanda di Indonesia. Setelah berhasil menguasai Ambon, pada tahun 1609 VOC mengangkat Pieter Both sebagai gubernur jenderal pertama. Gubernur yang baru dilantik ini kemudian mengikat perjanjian dengan penguasapenguasa di daerah Maluku, seperti Hitu, Banda, dan Haruku. Setiap perjanjian yang 11



dibuat selalu mencantumkan hak monopoli perdagangan VOC dan pengakuan VOC terhadap kedaulatan penguasa-penguasa setempat. Selanjutnya, VOC mengincar Jayakarta dengan berusaha mendirikan pusat kekuasaan dan pemerintahan di wilayah itu. Ketika VOC dipimpin Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta diserang dan dibakarnya. Di atas reruntuhan kota ini didirikan kota baru dengan nama Batavia pada tahun 1619. Mulai saat itu, VOC dapat mengawasi segala gerak-gerik pelayaran di Selat Sunda dan Selat Malaka. VOC juga melakukan konsolidasi dalam upaya menaklukkan seluruh wilayah Indonesia. Dalam monopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC memberlakukan hal-hal berikut. a. Hak Eksteerpasi, yaitu hak untuk mengurangi hasil rempah-rempan dengan cara menebang atau memusnahkannya bila perlu. Tujuannya agar penawaran rempahrempah terkendali dengan harga yang tetap menguntungkan VOC. b. Pelayaran Hongi (Hongi Tochtan), yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan monopoli perdagangan Indonesia. Jika petani menjual rempah-rempahnya kepada pihak selain VOC, maka petani tersebut ditangkap dan rempah-rempahnya dibakar. Namun, kejayaan VOC tidak berlangsung lama. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad XVIII. Sebab-sebab kemunduran VOC sebagai berikut. a) Banyak pegawai VOC melakukan penyelewengan untuk memperkaya diri sendiri (korupsi). b) Wilayah Indonesia yang luas memerlukan biaya besar untuk mengelolanya. c) Biaya perang untuk menumpas perlawanan sporadic suku-suku di Indonesia sangat besar. d) Persaingan dengan kongsi dagang negara lain, misalnya EIC milik pemerintah Inggris, semakin tajam. 3. Pengaruh Kekuasaan Prancis di Indonesia Pada tahun 1808, Louis Bonaparte mengutus Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris. Oleh karena itu penjajahan Perancis di Indonesia termasuk dalam penjajahan tidak langsung.



12



Daendels adalah kaum patriot dan liberal dari Belanda yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Revolusi Perancis. Di dalam berbagai pidatonya, Daendels tidak lupa mengutip semboyan Revolusi Perancis. Daendels ingin menanamkan jiwa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan di lingkungan masyarakat Hindia. Oleh karena itu, ia ingin memberantas praktik-praktik feodalisme. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih dinamis dan produktif untuk kepentingan negeri induk (Republik Bataaf). Langkah ini juga untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan sekaligus membatasi hak-hak para bupati yang terkait dengan penguasaan atas tanah dan penggunaan tenaga rakyat. Kebijakan Daendels dalam bidang Pemerintahan Di samping hal-hal di atas, Daendels juga melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkuat kedudukannya di Nusantara. Beberapa tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara. 2. Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur (wilayah yang memiliki otoritas). Masing-masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek. Setiap prefek langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Di dalam struktur pemerintahan kolonial, setiap prefek membawahi para bupati. 3. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah (kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian para bupati masih memiliki hak-hak feodal tertentu. 4. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah pemerintahan kolonial. Kebijakan Daendels dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, Daendels melakukan langkah-langkah: 1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru 2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. Namun pembangunan pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidak berhasil 3. Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa pasukan. Oleh karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang (baca Ricklefs, 2005)



13



4. Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering dinamakan Jalan Daendels[4]. Kebijakan Daendels dam Bidang Sosial Ekonomi Daendels juga diberi tugas untuk memperbaiki keadaan di Tanah Hindia, sembari mengumpulkan dana untuk biaya perang. Oleh karena itu, Daendels melakukan berbagai tindakan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pemerintah kolonial. Beberapa kebijakan dan tindakan Daendels itu misalnya: 1. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah Cirebon, 2. Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak, 3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia, salah satunya adalah dengan mengakan Prianger Stelsel. 4. Mengurangi kewibawaan raja 5. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta. 6. Melakukan kerja rodi 7. Aturan penyerahan sebagian dari hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah (verplichte leverantie). 4. Masa Kolonialisme dan Imperialisme di Inggris 



Inggris mendirikan kongsi dagang EIC (East Indian Company) tahun 1600.







1811, Louis Napolleon mencopot kedudukan Daendles diangkatlah Jenderal Janssens







Agustus 1811 Inggris muncul di Batavia dan tokohnya Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.







Inggris mengadakan Perjanjian London (convention London) dengan Belanda.







Menerapkan pajak tanah (land rent)







19 Agustus 1816, penyerahan kekuasaan atas Indonesia dari Inggris kepada Belanda.



14



Kekuasaan diambil alih pemerintah Belanda Kebijakan politik liberal dan tugas berat menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan adalah adanya kebijakan konservatif (penyelamatan) misalnya tanam paksa. Tokohnya Van den Bosch. •



Latar Belakang Taman Paksa – Belanda terlilit utang LN – Belanda banyak mengeluarkan anggaran







Tujuan – Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya







Aturan – Rakyat menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami perdagangan (ekspor) – Tanah bebas pajak – Waktu mengerjakan tanaman tidak boleh melebihi waktu tanam padi – Jika ada kelebihan hasil diserahkan kepada rakyat – Kegagalan panen, bila



bukan salah penggarap



(bencana/hama)



ditanggung pemerintah – Penduduk yang tidak punya tanah harus mengganti dengan bekerja diperkebunan pemerintah selama 66 hari. 2.5 Akibat dari Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia 1.



Di Bidang Politik Penjajah ikut campur dalam urusan kerajaan di Indonesia, menegaskan langkahnya ingin menguasai wilayah Indonesia dan menerapkan politik devide et impera. Berlakunya hukum-hukum kolonial.



2.



Di Bidang Sosial Ekonomi Masuknya sistem ekonomi uang. Ekonomi uang memudahkan bagi pelaksanaan pemungutan pajak, peningkatan hasil bumi, lahirnya buruh upahan, masalah tanah dan penggarapannya. Sistem penyewaan tanah dan praktik kerja paksa. Kesejahteraan hidup semakin merosot.



15



3.



Di Bidang Kebudayaan Pengaruh budaya barat di lingkungan tradisional semakin meluas. Meninggalkan jejak-jejak peninggalan budaya seperti pengaruh kata-kata dalam bahasa Indonesia, kesenian dan bangunan-bangunan kolonial yang mempunyai arsitektur khas Barat.



16



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Latar Belakang Kedatang Bangsa Barat/Eropa yaitu, Perang Salib (1543), antara Romawi Timur vs. Turki, harga rempah-rempah yang sangat tinggi di wilayah Eropa. Pengaruh



Kolonialisme



dan



Imperialisme



pada



Indonesia



Kolonialisme dan Imperialisme Barat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap Bidang politik, Bidang ekonomi, Bidang social, Bidang budaya. salah satu dampak negatif dari peristiwa tersebut adalah Adanya pengambilan hak penduduk di Indonesia secara paksa, dan Hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk bekerja dan menyerahkan harta penduduk pada saat itu. 3.2 Saran Indonesia telah dikenal sebagai Negara yang kaya salah satunya kaya akan sumber daya alam sehingga dari dulu telah menjadi incaran dari berbagai penjuru agar dapat memanfaatkan kekayaan ini. Oleh karena itu, kita sebagai penerus, harus dapat memanfaatkannya dengan benar.



17



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/8817623/Makalah_Sejarah_tentang_Kolonialisme_dan_Imp erealisme https://www.jamarismelayu.com/2017/05/masuknya-kolonialisme-danimperialisme.html https://linkarlinaa.blogspot.com/2015/02/kekuasaan-kolonial-portugis-dan-spanyol.html https://guslinpustaka.blogspot.com/2015/03/kolonialisme-dan-imperialismebelanda.html



18



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................



i



DAFTAR ISI .............................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1.4 Metode Penulisan ................................................................................................



1 1 2 2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme ......................................................



3



2.2 Latar Belakang Bangsa Eropa ke Dunia Timur ..................................................



3



2.3 Penjelajah Bangsa Eropa ke Indonesia ..............................................................



4



2.4 Masuknya Kekuatan Asing di Indonesia ............................................................



8



2.5 Akibat dari Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia .................................



15



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 3.2 Saran ....................................................................................................................



17 17



DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................



18



ii 19



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Palembang,



Januari 2020



Penulis



i 20