Makalah Kolonialisme Dan Imperialisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sejarah)



Guru Mapel :



Bapak Busdi Sukolan, S.Pd



Oleh : Imelda Christin.Montolitus Kelas : XI MIA 1



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan dan karunia-Nya,saya dapat menyelesaikan tugas sejarah yang diberikan oleh guru bidang studi Bapak Busdi Sukolan, S.Pd, yaitu untuk membuat makalah dengan judul “Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia”.



Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran dari semua pihak,sekiranya dapat menjadi tolak-ukur untuk kedepan,menjadi makalah yang lebih baik lagi.Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam upaya untuk memahami kolonialisme dan imperialisme yang ada di negara tercinta kita ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berperan dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir, semoga Tuhan Yesus senantiasa memberkati segala usaha kita, Amin.



Batangono,4 September 2021 Penyusun



Imelda Christin.Montolitus



DAFTAR ISI JUDUL ……………………………………………………………………………………



KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………. A. Latar Belakang ……………………………………………………………………... B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. C. Tujuan ………………………………………………………………………………



BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………………………… A. B. C. D.



Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme ………………………………………... Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia ……………………… Negara-Negara yang Pernah Menjelajah Indonesia ………………………………... Dampak dari Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia ………………………...



BAB 3 PENUTUP ……………………………………………………………………... A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… B. Saran ………………………………………………………………………………..



DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masyarakat mungkin sudah pernah mendengar kata Kolonialisme dan Imperialisme. Akan tetapi,masih banyak diantaranya yang belum memahami apa itu Kolonialisme dan Imperialisme,serta bagaimana proses masuknya kedua hal tersebut di Indonesia. Masyarakat bahkan tidak tahu dampak apa yang ditimbulkan dari Kolonialisme dan Imperialisme ini. Di dalam makalah sederhana ini,saya akan memaparkan secara singkat tentang Kolonialisme serta Imperialisme yang terjadi di Indonesia yang tercinta ini.



B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.



Apa pengertian Kolonialisme serta Imperialisme ? Bagaimana munculnya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia? Penjelajah dari negara mana saja yang datang ke Indonesia? Dampak apa saja yang ditimbulkan dari Kolonialisme dan imperialisme?



C. Tujuan Masalah 1. 2. 3. 4.



Untuk mengetahui pengertian kolonialisme dan imperialisme! Untuk mengetahui munculnya kolonialisme dan imperialisme! Untuk mengetahui penjelajah yang datang ke Indonesia! Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan!



BAB 2 PEMBAHASAN



A. Pengertian Kolonialisme dan imperialisme



1. Pengertian Kolonialisme



Secara etimologis kata dasar “koloni” berasal dari bahasa Latin colōnia (tempat untuk pertanian). Kolonialisme adalah upaya oleh satu negara untuk membangun pemukiman dan memaksakan prinsip-prinsip politik, ekonomi, dan budayanya di wilayah lain. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.



Ini berarti bawah kolonialisme merupakan kebijakan suatu negara yang berusaha memperluas atau mempertahankan otoritasnya atas penduduk atau wilayah lain, umumnya dengan tujuan mendominasi perekonomian. Negara yang menjajah berupaya mendapatkan manfaat dari negara atau daratan yang terjajah. Dalam oleh penjajah asing di mana penguasa mengejar kepentingan mereka.



2. Pengertian Imperialisme



Kata imperialisme berasal dari kata Latin imperium, yang berarti kekuatan tertinggi. Selama tahun 1870-an untuk pertama kalinya istilah imperialisme menjadi istilah yang umum di Inggris Raya, dan digunakan dengan konotasi negatif. Sebelumnya kata imperialisme telah digunakan untuk menggambarkan upaya Napoleon III untuk mendapatkan dukungan politik melalui intervensi militer asing. Istilah ini dan terutama diterapkan pada dominasi politik dan ekonomi Barat (dan Jepang) terutama di Asia dan Afrika, pada abad ke-19 dan ke-20. Makna yang tepat terus diperdebatkan oleh para sarjana.



Beberapa penulis, seperti Edward Said, menggunakan istilah ini secara lebih luas untuk menggambarkan sistem dominasi dan subordinasi yang terorganisir dengan pusat kekaisaran. Definisi ini meliputi kekaisaran nominal dan neokolonialisme. Istilah ini dapat diterapkan pada penjajahan Amerika antara abad ke-17 dan ke-19, yang bertentangan dengan Imperialisme Baru, yang menggambarkan perluasan Kekuatan Barat dan Jepang selama akhir abad ke-19 dan awal ke-20. Namun, keduanya adalah contoh imperialisme.



Imperialisme merupakan kebijakan atau ideologi untuk memperluas kekuasaan suatu negara atas negara-negara asing, biasanya dengan menggunakan kekuatan militer atau dengan memperoleh kontrol politik dan ekonomi dari wilayah lain. Imperialisme sangat umum di seluruh dunia sepanjang sejarah yang tercatat, contoh paling awal yang berasal dari pertengahan milenium ketiga sebelum Masehi. Dalam beberapa kondisi, imperialisme dianggap sebagai cela secara moral dan dilarang oleh hukum internasional. Oleh karena itu, istilah ini digunakan dalam propaganda internasional untuk mengecam kebijakan luar negeri pihak lawan.



B. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia Jauh sebelum merdeka,  Indonesia pernah berada di masa kolonialisme dan imperialisme. Kolonialisme merupakan suatu paham mengenai penguasaan wilayah atau negara oleh bangsa lain dengan maksud untuk memperluas wilayah kekuasaan bangsa tersebut. Sementara itu, imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.



Di dunia, kolonialisme dan imperialisme berkembang sejak abad ke-15 oleh bangsa Eropa ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Faktor utamanya adalah Perang Salib dan jatuhnya Konstatinopel oleh Turki Utsmani (Ottoman) di tahun 1453. Jalur perdagangan Asia-Eropa yang melewati laut tengah kemudian ditutup. Hal tersebut memaksa bangsa Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru berbekal kemajuan teknologi pelayaran.



Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan kolonialisme dan imperialisme. Jatuhnya Konstatinopel oleh Ottoman membangkitkan semangat penaklukan terhadap pemeluk agama Islam. Tidak hanya itu, mereka memiliki keingintahuan untuk mempelajari alam semesta, kondisi geografis, dan kehidupan bangsa-bangsa lain.



Rempah-rempah juga menjadi alasan lain bagi bangsa ini untuk melakukan penjelajahan mengingat harganya yang tinggi di pasar Eropa. Mereka ingin memperoleh keuntungan dan kekayaan sebanyak mungkin. Mereka juga memiliki ambisi 3G, yaitu Gold, Glory, dan Gospel.



Gold  berarti mencari keuntungan dengan mengumpulkan bahan dan barang berharga; Glory berarti menyebarkan kekuasaan seluas-luasnya; sementara Gospel berarti penyebaran agama yang dianut bangsa Barat saat itu, yaitu Katolik. Bangsa Barat yang mendatangi Indonesia rupanya tidak hanya Belanda. Di tahun 1511, Portugis mendarat di Malaka. Spanyol juga mendatangi Indonesia di tahun 1521 dan mendarat di Maluku. Barulah Belanda mengikuti di tahun 1595 dan mendarat di Banten. Kolonialisme dan imperialisme di Indonesia bermula dari bangsa Portugis. Ekspedisi yang mereka lakukan pertama kali dipimpin oleh Vasco da Gama. Bersama krunya, Vasco da Gama berhasil berlayar hingga mendarat di Kalkuta, India. Sayangnya, ia berpendapat bahwa India bukanlah negara penghasil rempah-rempah yang mereka cari. Mengikuti jejak da Gama, Alfonso de Albuquerque melaksanakan ekspedisi lanjutan. Ia dan krunya berhasil mencapai Malaka. Bangsa Spanyol juga mengikuti Portugis dalam pencarian rempah-rempah. Ekspedisi yang dilakukan oleh Christopher Columbus sayangnya belum menemukan daerah penghasil rempahrempah. Hal tersebut kemudian mendorong Magelhaens untuk melakukan pelayaran yang sama. Kapal Magelhaens tiba di Kepulauan Maluku yang kaya dengan rempah-rempah. Sementara itu, ekspedisi Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Ketika tiba di Banten, ia dan krunya disambut baik oleh Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Tapi, Belanda berniat untuk memonopoli pasar di sana, hingga akhirnya mereka diusir. Belanda kembali lagi di tahun 1598 dengan tujuan berdagang, tapi mereka menyebar dari Banten hingga ke Maluku.



C. Negara-Negara yang pernah Menjelajah Indonesia



1. Portugis Bartholomeus Diaz melakukan penjelajahan samudra dan sampai di Tanjung Harapan, Afrika Selatan, pada 1488. Penjelajahan lalu diteruskan Vasco da Gama yang sampai di Gowa (India) pada 1498, lalu pulang ke Lisboa, Portugal, dengan membawa rempah-rempah. Portugis pun semakin gigih dalam mencari sumber rempah-rempah. Untuk itu, Portugis melanjutkan ekspedisi ke timur yang dipimpin Alfonso d’Albuquerque untuk menguasai Malaka. Ia berhasil menguasai Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara pada 10 Agustus 1511. 2. Spanyol Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah Christopher Columbus. Pada 1492, ia berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik, hingga akhirnya tiba di benua Amerika. Saat itu, Columbus berpikir kalau dia telah sampai di daerah yang ditujunya, yaitu India. Karena itulah Columbus lalu menamakan penduduk lokal yang ia temui sebagai warga Indian. Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari Spanyol ke barat daya. Melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian melewati Samudra Pasifik dan mendarat di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan karena dirinya berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Penjelajahan Magelhaens kemudian dilanjutkan Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian del Cano berhasil berlabuh di Tidore, namun kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian Tordesillas. Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya, Portugis dan Spanyol melakukan Perjanjian Saragosa pada 1529.   3. Belanda Pada 1596, Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten. Sikap Belanda yang kurang ramah dan berusaha memonopoli perdagangan di Banten membuat Sultan Banten saat itu marah. Akibatnya, ekspedisi ini terbilang gagal. Sekitar 1598-1600, pedagang Belanda mulai berdatangan kembali. Kedatangannya kali ini dipimpin Jacob van Neck. Ia berhasil mendarat di Maluku dan membawa rempah-rempah. Keberhasilan van Neck menyebabkan semakin banyak pedagang Belanda datang ke Indonesia. 4. Inggris Masuknya bangsa Inggris ke Indonesia juga bertujuan mencari rempah-rempah. Tokoh penjelajahnya adalah Sir Henry Middleton dan James Cook. Henry Middleton mulai menjelajah di tahun 1604 dari Inggris menyusuri perairan Cabo da Roca (Portugal) dan Pulau Canary. Henry Middleton lanjut menuju perairan Afrika Selatan hingga Samudra Hindia. Ia sampai di Sumatra, lalu menuju Banten di akhir 1604. Ia berlayar ke Ambon (1605), lalu ke Ternate, serta Tidore, dan mendapat rempah-rempah, seperti lada dan cengkeh. Sedangkan James Cook sampai ke Batavia tahun 1770, setelah dari Australia.



D. Dampak dari Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia



1. Bidang Politik-Pemerintahan Kedatangan Bangsa Barat memberi perubahan dalam sistem politik pemerintahan. Sistem pemerintahan yang awalnya menggunakan sistem kerajaan perlahan diubah seperti sistem barat. Hal tersebut terlihat pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Deandels yang membagi wilayah kekuasaan Belanda di Jawa menjadi 9 prefektur (provinsi) dan 30 Kabupaten. Kepala pemerintahan tiap prefektur disebut dengan prefek. Setiap kabupaten atau regentschap dipimpin oleh Bupati yang diangkat dari kalangan pribumi. Jabatan Bupati sendiri masih ada hingga masa kini. Dalam pemerintahan Kabupaten, selain Bupati juga dibantu oleh seoarng patih. Setiap wilayah Kabupaten ini dibagi lagi menjadi distrik-distrik, yang dipimpin oleh Wedana. Distrik ini kemudian dibagi kembali menjadi Onderrdistrik yang dikepalai oleh asisten wedana, yang pada masa kini disebut dengan Camat. Dibawahnya kemudian barulah ada desa-desa. Melanjutkan Deandels, diangkat Gubernur Jenderal Raffles. Pada masa pemerintahannya, Jawa dibagi kembali menjadi 16 Karesidenan, yang masing-masing dikepalai oleh Residen dan dibantu asisten Residen (Kemdikbud, 2017:161). Sistem yang dibawa sejak Deandels ini terus mengalami perkembangan dan perbaikan. Pada masa kolonial Belanda, sistem Raffles ini diperbaiki kembali dengan menyatukan seluruh kekuasaan Belanda pada tahun 1905 yang dikenal dengan Pax Neerlandica. 2. Bidang Ekonomi Selain melakukan reformasi dalam bidang politik pemerintahan, belanda juga melakukan perubahan dalam sistem ekonomi tradisional. Tanah-tanah yang awalnya milik Raja-raja dialihkan menjadi milik pemerintahan. Hal tersebut tentunya sesuai dengan prinsip Belanda yang memang ingin mengumpulkan kekayaan. Pemerintah menerapkan sistem pajak dan harga dari penjualan hasil bumi para pertani juga telah ditetapkan oleh pemerintah kolonial. Dengan perpindahan kepemilikan tanah, maka pemerintah bebas melakukan apapun dengan tanah tersebut termasuk menyewakanya pada swasta. Sehingga pemerintah bisa mendapatkan pajak tambahan dari swasta untuk mengisi kas pemerintahan. Pada tahun 1828, sistem perbankan mulai masuk ke Indonesia. bank pertama yaitu De Javasche Bank. Sehingga sistem ekonomi uang juga semakin berkembang. Pemerintahan Belanda juga membangun pusat-pusat pelabuhan untuk kepentingan perdagangan. Selain itu, perkebunan juga semakin berkembang sehingga hasil tanamnya juga melimpah. Untuk mempermudah pengangkutan hasil tanam, maka Belanda membuat jalur kereta api. Jalur kereta api juga dibuat untuk mengembangkan sistem transportasi, yang juga menghubungkan ke pelabuhan. Sehingga dengan ditunjang sarana dan prasarana yang mumpuni, ekonomi Belanda di Indonesiapun juga berkembang dengan pesat. Penghasilan yang didapat pemerintahanpun semakin memenuhi kas Belanda. Namun dari perubahan sistem tersebut, juga dapat diambil manfaatnya bagi bangsa Indonesia. Hasil pengembangan tersebut bahkan masih bisa dilihat dan digunakan hingga masa kini, seperti kereta api, sistem bank, pelabuhan, jalan-jalan besar, dan tentunya penggunaan sistem uang. 3. Bidang Sosial-Budaya Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia juga berpengaruh dalam bidang kebudayaan. Beberapa pengaruh tersebut misalnya dalam cara berpakaian, arsitektur, musik, dan lainnya. Namun, dari



pengaruh Bangsa Barat tersebut tentunya tidak semuanya diterima langsung oleh masyarakat, namun disesuaikan dengan kultur lokal. Sehingga memunculkan kebudayaan yang baru. Dalam sosial masyarakat pribumi pada masa penguasan Bangsa Barat ini selalu menjadi golongan yang ada di bawah. Oleh karena itu, pribumi harus tunduk dan patuh pada Bangsa Barat. Bangsa Barat memandang bahwa orang-orang berkulit putih merupakan golongan tertinggi dalam kasta sosial tersebut. Orang-orang Timur Asing merupakan golongan kedua. Sedangkan pribumi adalah golongan ketiga atau yang paling rendah. Hal tersebut dilakukan untuk menanamkan pemikiran orang-orang pribumi, bahwa meraka tidak lebih baik dari Orang Barat. Sehingga mereka harus tunduk dan patuh, serta tidak boleh melawan pada Bangsa Barat. Pemikiran tersebut sengaja ditanamkan dalam diri masyarakat, sehingga mereka tidak akan berontak. Selain dampak negatif tersebut, Bangsa Barat juga membawa agama kristen masuk ke Indonesia. Sehingga semakin menambah keberagaman agama di Indonesia. Dalam kebudayaan masyarakat, gaya hidup mereka juga semakin bergeser, khususnya para pribumi kalangan atas. Gaya barat mulai mempengaruhi pola hidup masyarakat, misalnya saja gaya berpakaian. Perubahan gaya berpakaian ini tentunya tidak hanya untuk meningkatkan strata sosial dalam masyarakat saja, namun beberapa dilakukan untuk kepentingan pekerjaan. Para wanita pribumi mulai mengenal penggunaan dress dalam pesta-pesta, pakaian berenda, dan juga pakaian tidur. Sedangkan para pria mulai terbiasa dengan penggunaan jas dalam acara-acara pesta maupun dalam melakukan pekerjaanya. 4. Bidang Pendidikan Sejak datangnya Bangsa Barat ke Indonesia, pendidikan semakin berkembang ke arah yang lebih maju. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya politik balas budi atau Politik Etis yang dilakukan oleh Bangsa Barat, khususnya Pemerintahan Kolonial Belanda. sistem ini muncul sebagai bentuk dari protes kaum liberal Belanda yang mengecam Pemerintahan Kolonial Belanda yang dinilai menindas rakyat. Tersebarnya keadaan Rakyat Indonesia yang tertindas itu tidak lepas dari tokoh yang bernama Multatuli yang menerbitkan buku megenai keadaan masyarakat kala itu dengan judul Max Havelaar. Selain itu juga terdapat tulisan mengenai “Utang Kehormatan” oleh Van Deventer yang terbit di majalah Belanda, de Gids (Hoesein, 2010:14). Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa Belanda berhutang kepada Bangsa Indonesia atas semua kekayaan yang mereka peroleh, sehingga perlu dibayarkan kembali untuk kesejahteraan pribumi. Pemikiran Van Deventer itu kemudian dikenal dengan ethische politiek atau Politik Etis, yang berfokus pada tiga hal yaitu pendidikan, Perpindahan penduduk, dan irigasi. Sehingga pada tahun 1901, Ratu Wilhelmina mengumukan mengenai penyelidikan kesejahteraan di Jawa dan politik itupun disahkan (Ricklefs, 2007:320).



BAB 3 PENUTUP



A . Kesimpulan



Latar belakang datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia adalah Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453), adanya berbagai penemuan di bidang teknologi, semangat melanjutkan Perang Salib. Bangsa-bangsa Barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris), mencari daerah baru untuk memburu rempah-rempah melalui penjelajahan samudra atau jalur laut. Sungguh luar biasa kekayaan bumi Nusantara sebagai rahmat yang diberikan Tuhan Yang maha Pengasih. Oleh karena itu, harus disyukuri. Namun sayang waktu itu rakyat Indonesia belum bersatu padu sehingga mudah dipengaruhi dan dikuasai oleh orang-orang Barat.



B. Saran Mempelajari sejarah perkembangan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia akan memberikan penyadaran dan memberikan pelajaran dan sekaligus peringatan. Mengapa kita sampai dijajah? mengapa penjajahan berlangsung sangat lama? apa ada yang salah dengan bangsa kita? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu akan memberikan pelajaran dan inspirasi bagaimana kita mengelola negara dan pemerintahan Indonesia dengan kedaulatan dan kemandirian yang utuh sebagai bangsa yang merdeka. Demikianlah makalah yang saya buat,semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.Apabila ada saran ataupun kritik yang ingin disampaikan silahkan sampaikan kepada saya,agar bisa menjadi pembelajarab bagi saya juga.Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini harap dimaklumi.Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA https://doc.lalacomputer.com/ https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/awal-mula-kolonialisme-dan-imperialisme-di-indonesia-3039/ https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-perkembangan-kolonialisme-dan-imperialismeeropa-di-indonesia Sumber: https://heritage.kai.id/page/sejarah-perkeretapian https://tambahpinter.com/dampak-perkembangan-kolonialisme-dan-imperialisme