Bab I Paliatif Terapi Komplementer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terapi komplementer telah dikenal dan digunakan secara luas di pelayanan kesehatan di negera-negara barat (Lindquist, Snyder & Tracy, 2014). Penggunaan terapi alternative dan komplementer bukan hanya di Negaranegara berkembang tetapi juga Negara-negara maju seperti Amerika serikat, inggris dan Kanada (Berger, Tavares & Berger, 2013 ; lambe, 2013; Roulston,Wilkinson, Haynes & Campbell, 2013). Di Amerika Serikat terapi alternatif dan komplementer telah terintegrasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan (Lindquist, Snyder & Tracy, 2014). Menurut deng dan kolega (2010 dalam Ferrell, coyle & paice, 2015) manyatakan bahwa pelayanan kesehatan terintegrasi merupakan pelayanan yang berbasis hubungan, perfokus pada pasien, komprehensif, perawatan holistik yang mana fokusnya pada prioritas pasien



untuk



mencapai



kesejahteraannya



baik



melalui



pencegahan,



pengelolaan sakit, rahabilitasi, dan paliasi penyakit dan injuri. Selain untuk mengatasi penyakit-penyakit yang bersifat akut, terapi alternative dan komplementer juga sering digunakan oleh pasien dengan penyakit kronis yang semakin parah dan penyakit yang membatasi atau mengancam jiwa (Selman, Wiliams, & Simms, 2012). Terapi alternative dan komplementer tealh digunakan secara global oleh pasien kanker (Ferrell, Coyle, & Paice, 2015 : montazeri, sajadian ebrahimi, haghighat & harirchi, 2007) untuk membantu mereka mengelola penyakit yang dideritanya sekaligus untuk mengelola proses pengobatan itu sendiri (Evans, Sharp & Shaw, 2012). Lebih lanjut dijelaskan bahwa dari sekian jenis terrapin alternative dan komplementer, beberapa di identifikasi sebagai bentuk terapi yang popular digunakan pada pasien kanker di inggris yaitu aromaterapi, refleksologi, relaksasi, massage, dan meditasi. Saat ini terapi alternative dan komplementer menjadi aspek penting dalam pelayanan perawatan suportif dan paliatif pada pasien kanker. Dimana perawatan paliatif memiliki misi untuk mengurangi penderitaan pasien dengan menyediakan layanan manajemen keluhan yang berfokus pada pasien (Ferrell, 1



coyle & Paice, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hunt dan Kolega (2010, dalam Ferrell, coyle & Paice, 2015) menyatakan bahwa terapi alternative dan komplementer lebih banyak digunakan oleh seseorang dengan gangguan mood (kecemasan dan depresi, persepsi mengenai kurangnya dukungan social, perempuan, dan mereka yang berasal dari tingkat ekonomi atas. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari terapi komplementer ? 2. Apa saja jenis-jenis terapi komplementer? 3. Bagaimana terapi komplementer pada pasien dengan kanker? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari terapi komplementer 2. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi komplementer 3. Untuk mengetahui terapi komplementer pada pasien dengan kanker



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Terapi Komplementer National Center for complementary and alternative medicine (NCCAM) (2004) memberikan definisi bahwa terapi alternative dari komplementer adalah sekelompok dari keragaman secara medis dan pelayanan kesehatan, praktik-praktik,pengobatan medis secara konvensional (Ferrell,coyle dan paice, 2015; Fowler dan Newton, 2006). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan terapi atau pengobatan medis secara konvensional adalah pengobatan secara biomedis dengan menggunakan obat-obatan farmakologis dan terapi supportive lainnya seperti pembedahan, kemotrapi, radioterapi (Lindquist, Snyderdan Tracy, 2014). Lebih lanjut, berdasarkan laporan organisasi badan kesehatan di Negara-negara berkembangan memberikan dan melakukan praktik kesehatan traditional dibandingkan melakukan pengobatan secara konvensional. 2.2 Jenis-Jenis Terapi Komplementer National Center for complementary and alternative medicine (NCCAM) mengelompokkan terapi alternatif dan komplementer dalam tiga kelompok besar yaiu Natural products (herbal medicine,vitamins, minerals, dietary supplements, probiotics), Mind-Body therapies (Imagery, meditation, yoga, music teraphy, prayer journaling, biofeedback, humor, tai chi, art therapy, acupuncture), dan manipulative and body-based therapies (chiropractic medicine, massage, bodywork such as rolfing). Selain itu ada satu kelompok terapi laternatif dan komplementer yang sering digunakan di keperawatan yang belum dimasukkan dalam nomenklatur NCCAM sebagai kelompok yang spesifik yaitu terapi energi yang terdiri dari healing touch, therapeutic touch, reiki, external Qi gong, dan magnets (Lindquist, Snyder & tracy .2014). sedangkan dalam layanan perawatan paliatif terapi alternative dan komplementer dikelompokkan dalam dua kategori. Pengelompokkan tersebut berbasis bukti yang mana terapi alternative dan komplementer tersebut telah



3



terbukti dapat mengontrol keluhan sekligus meningkat kualitas hidup pasien (Ferrell, Coyle &Paice, 2015). Berikut tebel pengelompokkanya yaitu : Physicial 1. Acupuncture



Cognitive 1. Art therapy



2. Acupressure



2. Biofeedback



3. Aromatherapy



3. creative visualization



4. Chiropatic medicine



4. focused breathing



5. Exercise



5. guided imagery



6. Massage



6. hypnosis



7. Nutrition



7. meditation



8. Polarity



8. music therapy



9. Qigong



9. progressive muscle relaxation



10. Reflexology 11. Reiki 12. Shiatsu 13. Therapeutic touch 14. Yoga Terapi alternatif dan komplementer di klasifiskasikan menjadi 5 kelompok besar yaitu sistem pengobatan alternative, mind-body interventions, terapi berbasis biologis, manipulative and body-based therapies, dan terapi energi. 1. Sistem Pengobatan Alternatif Sebagai alternative pengganti pengobatan berorientasi penyakit, maka sistem pengobatan tersebut berbasis pada upaya untuk menghubungkan kesehatan, penyakit dan kematian pada energy yang kasat mata, dan hal tersebut merupakan suatu intertaksi antara tubuh manusia, manusia dengan makhluk yang kompleks, dunia spiritual dan alam semesta. Beberapa contoh sistem pengobatan alternative yaitu pengobatan tradisional cina ( Tradisional Chinese Medicine), pengobatan Ayurvedis india, pengobatan homeopatik, pengobatan naturopatik, pengobatan native American dan pengobatan Tibet.



4



a. Pengobatan Traditional Cina Konsep dasar dalam pengobatan tradisional cina adalah Qi dimana Qi dimaknai sebagai semangat hidup. Qi merupakan sebuah energy yang mengalir di dalam tubuh melalui jalur yang disebut meridian. Pengobatan tradisional cina memandang manusia sebagai sebuah miniature dan ekosistem. Adanya ketidak seimbangan atau gangguan pada sirkulasi Qi atau Chi akan menyebabkan timbul gangguan atau penyakit. Sehingga upaya untuk mengembalikan kesehatan



seseorang



sangat



tergantung



pada



bagaimana



mengembalikan keseimbangan dan aliran energy sebagai semangat hidup. Penegakan diagnosis pasien pada pengobatan tradisional cina didasarkan pada pemeriksaan kulit, lidah, arteri radialis, dan deteksi aroma dari bagian tubuh. Akupuntur merupakan salah satu dari pengobatan tradisional cina. Walaupun secara biologis proses



mekanisme kerja dari



akupuntur masih belum diketahui, namun para praktisi menyakini bahwa terapi akupuntur dengan menusukkan jarum dapat stimulasi pelepasan endorphin dan beberapa neuro transmiliter di otak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok penderita kanker ditemukan bahwa akupuntur dapat membantu meringankan gejala nyeri, mual, dan muntah. Lebih lanjut,beberapa hasil penelitian terbaru juga melaporkan bahwa akupuntur efektif. Hal serupa yang ditemukan oleh Ling Lui, So & Chan (2014). Bahwa akupuntur dapat mengurangi keluhan fatik akibat kanker dengan pemilihan titik akupuntur yang tepat dengan durasi intervensi yang adekuat. Akan tetapi beberapa yang perlu diperhatikan dalam proses pengobatan dengan akupuntur bahwa akibat penusukan jarum dapat menyebabkan terjadinya infeksi dan adanya laporan mengenai kejadian pneumothoraks. b. Pengobatan Ayurvedic Pengobatan Terminologyayurvedic bermasalah dari bahasa sansekerta yaitu, ayur yang berarti hidup atau kehidupan dan



5



vedaberarti pengetahuan (Ferrell, Coyle&Paice,2015). Pengobatan ayurvedic telah dilakukan sejak 5000 tahun silam. Pengobatan ini disasarkan



pada



ide



tentang



sakit



sesebagai



akibat



dari



ketidakharmonisan antara fisik, emosi dan spiritual. Prinsip dasar tersebut memiliki kesamaan dengan prinsip dasar pada pengobatan cina, namun pada pengobatan ayurvedic sebagai sistem pengobatan alamiah menggunakan diet, herbal, pembersihan dan pemurnian. Meditasi, yoga, astrologi dan batu permata untuk tujusn kesehatan dan penyembuhan. Penggunaan metode-metode tersebut diatas diberikan secara individu berdasarkan dengan penyakitnya c. Pengobatan Hemeopathic Pengobatan Homeopatic merupakan sistem pengobatan yang dirancang oleh Samual pada aabad ke 18. Dimana pada saat itu penyebab penyakit seperti bakteri dan virus belum diketahui dan masih terbatasnya pemahaman tentang bagaimana organ tubuh bekerja secara fisiologis sehingga pemikiran tentang gejala penyakit timbul sebagai akibat ketidakharmonisan di dalam tubuh seseorang dan mencoba bagaimana tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri serta mengembalikan status keseimbangan tubuh seperti sedia kala. Praktisi homeopathic meyakini bahwa tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri danhal tersebut dapat distimulasi denggan menggunakan bahan-bahan alamiah tersebut. Saat ini telah teridentifikasi sekitar 1.251 bahan alami yang dapa dijadikan sebagai abhan pengobatan dalam metode homeopathic (Teixeira,2011). Berdasarkan penelusuran



yang dilakukan oleh I Loet (2014).



Menemukan bahwa homeophatic menunjukkan efektifitasnya dalam mengurangi efek sekunder dari penggunaan obat-obatan kimia konvensional serta meningkatkan kemampuan tolerasinya terhadap tubuh. d. Naturopathic Pengobatan



naturopathic



lebih



mengedepankan



pendekatan



filosofis bagaimana untuk sehat da menjaga kesehatan disbanding



6



dengan metode pengobatan yangs pesifik (Ferrell, Coyle &paice, 2015). Sebagai salah satu sistem pengobatan alternatife, pengobatan naturopathic mencoba mengobati penyakit dengan memanfaatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri secara alamiah. Pengobatan ini menolak penggunaan obat-obatan sintesis atau kimia konvensional, dan tindakan-tindakan procedural yang sifatnya invasive karena hal tersebut dapat menganggu proses perbaikan



secraa



alamiah.



Penedakatan



naturopatic



berupaya



menulusuri penyebab dari penyakit utama atau penyakit dasar yang diderita seseorang daan melakukan pengobatan pada individu secara holistic. Sejak abad ke 19 para praktisi naturopathic mulai mengkompanyekan “back to nature” lebih lanjut dalam pandangan neurophatic, keterpaparan udara, air dan sinar matahari merupakan terapi terbaik yang direkomendasikan untuk semua jenis penyakit. 2. Mind-Body Intervensi Mind-body terapi merupakan sekelompok teknik yang disesain untuk meningkatlan kemampuan pikiran untuk mempengaruhi fungsi tubuh dan gejala penyakit (Ferrell, Coyle &Paice,2015). Salah satu hasil penelitian tentang mind-body terapi yang di lakukan di amerika serikat tahun 2002, ditemukan sekitar 17% orang dewasa telah menggunakan terapi metode mind-body. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Younge, Gotink, Baena, Roos-Hesselink, & Hunink (2014) dengan menggunakan meta-analisis pada 11 penelitian randomized controlled trial serta meningkatkan kesehatan para penderita jantung. Namun Young dkk menyarankan pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan kualitas yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Beberapa mind-body terapi yang telah di identifikasi yaitu distraksi, teknik pernafasan, relaksasi, imagery dan hypnosis. a. Meditasi Meditasi merupakan pengendalian diri terhadap perhatian . meditasi dapat meningkatkan konsentrasi dan kesadaran secara individu dengan focus secara sistematis dan sengaja terhadap aspek



7



yang spesifik pada pengalaman yang bersumber dari dalam diri atau dari luar. Secara historis, kebanyakan praktik meditasi dikembangkan dalam konteks spirirtual atau keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan spiritualitas, transformasi personal, atau sebagai pengalaman transcendental (Ferrell, Coyle &paice, 2015). Secara umum meditasi diklasifikasi menjadi 2 kelompok yaitu konsentrasi dan mindfulness. Metode konsentrasi diawali dengan perhatian pada satu titik lalu disertai dengan mengucapkan mantra baik suara, kata-kata atau mengucapkan kalimat secara berulangulang. Sedangkan mindfulness diawali dengan observasi tanpa perlu memberikan penilaian, memikirkan, emosi dan sensasi hingga akhirnya muncul suatu kesadaran. Meditasi sangat membantu dalam upaya untuk mengontrol gejala atau keluhan pada pasien kanker stadium akhir. Meditasi dapat membantu meringankan nyeri fisik maupun nyeri psikologis. Beberapa pasien kanker yang menjelang akhir hayat melakukan meditasi menunjukkan pasien lebih tenang, pasien lebih menerima kondisinya, dan merasakan kedamaian. b. Teknik relaksasi Teknik relaksasi merupakan suatu teknik yang sederhana yang dapaat membuat suasana rileks. Macam-macam teknik relaksasi yaitu: 1. Relaksasi otot progresif, yaitu melakukan kontraksi dan relaksasi pada sekelompok otot pada waktu yang bersamaan, relaksasi otot prograsif dapat dilakukan dari kepala hingga kaki. 2. Realaksasi otot progresif secara pasif, yaitu relaksasi tanpa melakukan kontraksi pada otot-otot, akan tetapi lebih menekankan pada pemusatan pikiran sehingga pasien dapat merasakan relaksasi pada otot-otot. 3. Pernafasan terpusat, yaitu melakukan pernapasan ritmik disertai dengan melakukan hitungan pada setiap hembusan hingga pasien merasakan rileks.



8



Rilaksasi



merupakan



salah



satu



terapi



alternative



dan



komplementer yang dinilai aman untuk pasien dan metode ininsangat mudah dilakukan dan banyak dilakukan oleh pasien kanker. Sebelum melakukan relaksasi pada pasien kanker sebaiknya dilakukan pengkajian mengenai status fungsional pasien termasuk status fatik pasien. Karena fatik sering ditemukan pada pasien kanker terutama pada stadium akhir dan lanjut. Beberaa hasil penelitian menunjukkan bahwa relaksasi dapat meringankan keluhan pasien seperti nyeri, kecemasan, distress, insomnia dan fatik (Ferrell, Coyle &Paice. 2015). c. Imajinasi terbimbing Imajinasi terbimbing merupakan suatu formasi untuk membentuk imaginasi gambar di dalam pikiran seseorang berdasarkan suatu perintah atau seruan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil terapeutik yang spesifik (Ferrell, Coyle & Paice, 2015). Imajinasi merupakan suatu fenomena alamiah yang terjadi dalam kehidupan keseharian kita. Sebagai contoh, saat terbangun di pagi hari kita mungkin akan berimajinasi mengenai kegiatan kita untuk hari ini, kemana saya akan pergi, pakaian apa yang harus saya kenakan, apa yang akan saya makan saat siang dan lain sebagainya. Hal tersebut yang disebut sebagai imajinasi dan visualisasi yang dipandu oleh diri sendiri. Pada tahun 2010, Lai dan kolega melakukan studi pendahuluan tentang efektifitas imajinasi terbimbing pada pasien kanker dengan keluhan dyspnea. Sampel pada penelitian tersebut sebanyak 53 orang, dan hasil akhir dari penelitian melaporkan bahwa imajinasi terbimbing dapat mengurangi dyspnea pasien. Akan tetapi penelitian tersebut mendapat kritikan akibat intervensi imajinasi terbimbing dikombinasi dengan terapi music, sehingga sulit untuk mengetahui apakah sesak berkurang sebagai efek dari imajinasi terbimbing atau terapi music oleh kedua-duanya. Sekalipun terapi ini minim risiko, namun karena mensyaratkan perhatian yang terfokus makaterapi ini tidak dapat dilakukan pada 9



pasien yang mengalami gangguan kognitif terutama derajat berat, atau pada pasien dengan gangguan piker (Ferrell, Coyle, & Paice, 2015). d. Hypnosis Hypnosis sebagai suatu interaksi social yang mana seseorang akan dijadikan partisipan yang akan merespon setiap segesti yang diberikan oleh praktisi terhadap penelitian pengalaman yang imajinatif untuk merubah persepsi dan memori secara sadar, dan melakukan aksi secara terkendali (Kihlstrom, 2013 dalam Ferrell, Ciyle & Paice, 2015). Aktivasi korteks cingulate anterior, thalamus, basal ganglia anterior berlangsung secara bersamaan saat terjadi perubahan pada korteks bagian fronto-orbital hingga akhirnya terjadi kondisi hypnosis. Kondisi atau status hypnosis akan mencegah input sensoris untuk mencari korteks. Mekanisme kerja hypnosis berbeda dengan distraksi, namun hypnosis memiliki kesamaan mekanisme dengan meditasi. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa hypnosis dapat membantu meringankan gejala atau keluhan pada pasien kanker seperti nyeri, mual, muntah, fatik, kecemasan dan distress. Seperti halnya imajinasi terbimbing, hypnosis tidak dapat dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan atau penurunan kognitif terutama pada gangguan kognitif berat atau pada pasien dengan gangguan piker, karena hypnosis mensyaratkan pasien untuk dapat melakukan perhatian yang terfokus. e. Biofeetback Biofeetback merupakan teknik yang semakin popular mengelola berbagai gejala atau keluhan akibat dari efek samping pengobatan. Biofeedback dapat diartikan sebagai sebuah teknik pengaturan diri sendiri terhadap sesuatu yang pasien pelajar untuk dapat mengontrol secara sadar apa yang mereka pikiran menjadi proses tubuh yang melakukan konversi sinyal fisiologis menjadi isyarat gambar atau suara yang bermakna. Pasien akan dipandu selama latihan relaksasi dan imajinasi, selanjutnya pasien akan diminta untuk merubah proses



10



fisiologis mereka dengan menggunakan panduan yang tersedia untuk memberikan biofeedback. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biofeedback memiliki efektifitas



untuk



mengatasi



inkontinensia



urin



pada



wanita,



kecemasan, nyeri, konstipasi, dan nyeri kepala. f. Terapi musik Terapi music telah diaplikasi dipelayanan perawatan paliatif. Music diyakini dapat membantu memfasilitasi antara pasien dengan keluarga dan petugas kesehatan (Ferrell, Coyle, & Paice, 2015). Beberapa tahapan dalam terapi music yaitu : a. Precomposed song, yaitu tahap mereflesikan pesan atau perasaan yang mana merupakan hal yang penting dan utama dalam pikiran pasien. b. Improvisation, yaitu tahapan dimana pasien diberi kesempatan untuk menemukan dan memberikan respon spontan c. Chanting and toning, yaitu tahapan dengan menggunakan suara untuk menstimulasi perhatian dan relaksasi pasien. d. Imagery, yaitu tahapan dimana pasien mengekplorasi gambar dalam imajinasi dan perasaan yang timbul dalam musik. e. Music listening techniques, yaitu tahapan dimana pasien mencoba memfasilitasi memori dengan membangun harga diri melalui refleksi terhadap prestasi atau kesuksesan yang telah dicapainya. f. Taping, merupakan tahap akhir dari terapi music dimana kegiatan direkam dan dijadikan sebagai bentuk hadiah untuk pasien dan keluarga. Musik terapi dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan refleksi mengenai kehidupan, sekalipun music terapi merupakan bentuk terapi yang aman dan efektif. Namun beberapa peneliti menyatakan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan randomized controlled trial untuk menguji efektifitas terapi music pasien dengan jumlah sampel yang lebih banyak.



11



g. Terapi seni (menggambar atau melukis) Terapi seni merupakan bagian dari psikoterapi. Terapi seni fokus pada upaya untuk membantu pasien agar dapat mengekpresikan, mengekplorasi, dan melakukan transformasi mengenai sensasi, emosi, dan pikiran yang berhubungan dengan penderitaan secara fisik dan psikologis yang dituangkan dalam bentuk imajinasi visual. Pasien dapat merasakan perasaanya, ketakutannya, dan harapannya lalu menuangkan semua hal tersebut dalam bentuk gambar atau tulisan di atas kertas sehingga kegiatan tersebut dapat membantu pasien untuk memahami pengalaman sekitnya (Ferrell, Coyle & Paice, 2015). Terapi seni dapat membantu pasien kanker dengan stadium lanjut dalam mengelola nyeri, fatik dan stress yang dirasakannya. Praktisi terapi seni dapat membantu pasien yang menjelang akhir hayat untuk menemukan symbol pribadi untuk mengekspresikan sesuatu yang memiliki kekuatan dan misterius yang berkenaan dengan akhir kehidupan. 3. Terapi Berbasis Biologis Terapi berbasis biologis telah digunakan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad silam. Tumbuhan dan herbal merupakan jenis pengobatan pertama yang dikenal dalam sejarah manusia. Penggunaan diet sebagai terapi alternative telah menjadi bagian sejarah hidup manusia. Diet digunakan dalam pengobatan maupun sebagai bagian budaya (Ferrell, coyle & Paice, 2015). Sebagai contoh konsumsi vitamin C dapat mengobati skurvi, berdasarkan kejadian tersebut lahirlah ide bahwa makanan dapat berfungsi sebagai obat dan mengobati penyakit. Beberapa sistem pengobatan yang dilakukan leluhur kita masih dipraktikkan hingga saat ini. Seperti ayurvedick menggunakan diet, herbal dan pembersihan tubuhuntuk



mengobati



penyakit



sekaligus



untuk



menjaga



dan



meningkatkan status kesehatan. a. Nutrisi dan diet Beberapa praktisi terapi alternative percaya bahwa pengobatan dengan diet dapat mencegah kanker atau untuk menghambat



12



pertumbuhan sel kanker sehingga kanker tidak menyebar ke organ lain. The America Cancer Society memberikan panduan mengenai nutrisi untuk para penderita kanker yang mana ditanyakan sebagai diet sehat terdiri dari sayuran, buah, kacang-kacangan, gandum, produk rendah atau tanpa lemak yang berbahan baku susu, daging merah. ( Ferrell, Coyle & Paice, 2015). b. diet khusus makrobiotik merupakan salah satu model diet khusus. Secara filosofis makrobiotik berarti mengobati melalui diet. Metode pengobatan dengan makrobiotik dikembangkan oleh seorang filosof jepang yang bernama George Ohsawa pada diet berupa nasi beras coklat yang ditanak dengan menggunakan sedikit air. Namun saat ini diet makrobiotik telah mengalami perubahan dimana komposisi diet terdiri dari 50-60% gandum, 25-30% sayuran, dan sekitar 10-25% kacang, rumput laut dan sup. Selain itu konsumsi kacang kedelai dan ikan juga sangat dianjurkan (Ferrell, Coyle & Pice, 2015). Sekalipun belum ada data yang akurat mengenai efektifitas diet makrobiotik pada pasien kanker. Namun para praktisi dan pecinta diet makrobiotik menyakini bahwa diet tersebut dapat mengobati penyakit kanker. c. Herbal pengobatan herbal atau pengobatan berbasis



tumbuhan juga



dikenal sebagai botanicals atau phytoterapi (Lindquist, Snyder& Traicy, 2014). Herbal telah digunakan sebagai obat sejak masa silam. Kepercayaan akan keampuhan herbal yang dapat mengobati penyakit kanker masih bertahan sampai saat ini, terkhusus pada mereka yang mengalami kanker stadium lanjut dan sudah tidak memilik pilihan pengobatan lain (Ferrel, Coyle & paice, 2015). Beberapa bentuk produk yang digunakan untuk pengobatan herbal yaitu produk berbahan dasar jamur, minyak, ekstrak seperti aromaterapi, vitamin, mineral dan terapi nutrisi atau yang lebih dikenal dengan istilah nutraceutical (Lindquist, Snyder& Traicy, 2014).



13



Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan obat herbal yang perlu diperhatikan yaitu reaksi alergi, reaksi toksil, efek samping, interaksi obat, dan kontaminasi obat. Akibat kurangnya penelitian dan pengujian secara klinis mengenai mekanisme kerja obat-obatan herbal sehingga penggunaannya kadang menyebabkan interaksi obatan medis konvensional sehinggga mempengaruhi efektifitas kerja obat anti kanker, bahkan dapat menimbulkan kematian (Ferrell, Coyle & Paice, 2015). 4. Manipulative and body-based methods The national center for complementary and alternative medicine (NCCAM) mendefinisikan terapi manipulatine and body based sebagai suatu praktik yang fokus utamanya pada struktur dan sistem tubuh yang mana termasuk tulang dan sendi, jaringan lunak, sirkulasi dan sistem limfatik (Lindquist, Snyder & Tracy, 2014). a. Massage Terapi massage merupakan salah satu metode pengobatan tertua yang digunakan dalam praktik kesehatan. Merujuk pada sebuah teks pengobatan cina, terapi massage telah digunakan sejak 4000 tahun silam (Ferrell, Coyle, & Paice, 2015), hingga saat ini, terapi massage merupakan salah satu bentuk pengobatan alternatif dan komplementer yang banyak digunakan dan diterima oleh masyarakat luas. Terapi massage menggunakan beberapa teknik manual yang terdiri dari menggosok,



mengelus,



menekan,



dan



memberikan



pengaruh



keseluruh tubuh, memberikan perasaan nyaman dan relaksasi. Beberapa kontra indikasi terapi massage yaitu massage pada area sekitar tulang yang memiliki metabolisme yang tinggi sebagai akibat dari proses metastase kanker sehingga tulang tersebut berisiko mengalami kerusakan berupa patah tulang atau retak, jika nilai platelet kurang dari 35.000/mm3 karena berisiko terjadi memar, daerah terjadi pembekuan darah karena dapat menyebabkan bergeraknya thrombus masuk dalam sirkulasi, dan daerah sekitar luka operasi, dan kulit yang mengalami ruam (Ferrell, Coyle & Paice, 2015).



14



b. Aromaterapi Aromaterapi merupakan pengobatan yang menggunakan ekstrak tumbuhan untuk tujuan terapi. Minyak yang digunakan untuk aromaterapi merupakan minyak yang dihasilkan melalui proses ekstraksi aromatic dari tumbuhan, dimana minyak ekstrak tersebut merupakan larutan yang memiliki konsentrat yang tinggi (Ferrell, Coyle & Paice, 2015). Aromaterapi dalam pelayanan paliatif menggunakan ua jenis minyak yaitu minyak dengan konsentrasi yang agak encer dan biasanya



digunakan



untuk



massage



dengan



tujuan



untuk



meningkatkan status psikolgis dan fisik serta meningkatkan rasa nyaman. Sehingga aromaterapi terkadang dikombinasikan dengan terapi massage. Sedangkan jenis kedua yaitu berupa salep, krim, dan produk untuk perawatan mulut dengan tujuan untuk mengatasi keluhan yang spesifik (Berger, Tavares & Berger, 2013). Masih terbatasnya penelitian yang melakukan uji coba atau menelusuri efektifitas aromaterapi sebagai metode pengobatan tunggal pada kasus penyakit tertentu. Sehingga bukti mengenai efektifitas dan keamanan penggunaan aromaterapi pun juga menjadi sangat kurang. Olehnya itu, para praktisi kesehatan maupun penyedia layanan kesehatan belum merekomendasikan metode pengobatan ini (Ferrell, coyle, & Paice, 2015). c. Refleksologi Refleksologi merupakan metode pengobatan jaman silam yang mana dikembangkan sebagai bagian dari pengobatan tradisional cina dan juga praktik kesehatan ayuvedic, pengobatan refleksologi berdasarkan pada asumsi bahwa tubuh mengandung energy dan energy tersebut mengalir di dalam tubuh dan hal itu kemungkinnya dapat dicapai dengan melakukan penekanan pada area tertentu diperukaan telapak kaki yang diyakini memiliki hubungan langsung dengan organ dalam tubuh. Secara umum refleksologi digunakan untuk menurunkan stress, memberikan kesegaran dan kekuatan, untuk



15



mengurangu nyeri, kecemasan, mual, dan neuropati perifer, serta untuk meningkatkan kesejahteraan secara umum (Ferrell, Coyle & Paice, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Ernst (2011, dalam Ferrell, Coyle & Paice, 2015) dengan menggunakan review sistemik pada 23 hasil penelitian yang menggunakan randomized controlled trial. Mayoritas hasil dari penelitian redomized controlled trial tersebut menunjukkan bahwa refleksologi tidak efektif. Namun Ernst menekankan akan pentingnya penelitian lebih lanjut pada sampel dengan jumlah yang lebih besar untuk menelusuri efektifitas refleksologi terhadap penyakit atau gejala tertentu. d. Akupresur Akupresur merupakan metode pengobatan dengan melakukan penekanan pada titik akupuntur pada bagian tubuh tertentu, dimana tujuannya untuk mengurangi nyeri dan stress (Ferrell, coyle, & paice, 2015). Lebih dari 300 titik akupuntur yang memanjang secara vertical pada tubuh dari kepala hingga ke kaki, dan diyakini sebagai saluran meridian. Penggunaan akupresur bertujuan untuk meningkatkan perasaan rileks dan nyaman. Penelitian yang dilakukan oleh zick dan kolega (2011) dengan memberikan intervensi akupresur selama 12 minggu pada sampel kelompok perlakuan. Hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa sampel kelompok perlakuan menunjukkan perbaikan yang ditandai dengan terjadinya penurunan fatik. Akupresur tidak boleh dilakukan pada daerah sekitar patah tulang, daerah terjadi pembekuan darah, luka maupun ruam kulit. e. Exercise Pasien yang menderita kanker sering melaporkan akan adanya perasaan tidak berdaya seolah-olah tidak memiliki energy atau kekuatan, hilangnya kemampuan dan penampilan fisik. Exercise yang di identifikasi sebagai aerobic dan latihan ketahanan untuk mengevaluasi program yang dilakukan untuk mengurangi gejala pada pasien kanker. Segal dan kolega (2009, dalam Ferrell, coyle & paice,



16



2015), melakukan penelitian randomized controlled trial dengan mengkombinasi latihan aerobic dan latihan ketahanan. Berdasarkan uji statistic, ditemukan bahwa exercise dapat menurunkan fatik secara signifikan. f. Yoga Yoga berasal dari bahasa sansekerta yang berarti persatuan atau kesatuan (Ferrell, coyle,& paice, 2015). Yoga merupakan salah satu terapi alternatif dan komplementer yang paling banyak digunakan di Negara-negara barat (Selman, Williams & simms, 2012). Sekitar 16 juta orang mempraktikkan yoga secara rutin di amerika serikat, dan sekitar 500 ribu orang di inggris. Yoga digunakan untuk membantu menjaga postur tubuh normal, meningkatkan relaksasi, mengurangi fatik. Macam-macam yoga yang dipraktikkan yaitu hatha yoga berupa sikap fisik, pranayama berupa yoga pernafasan, mantra yoga dan yantra yoga. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan secara randomized controlled trial



menemukan bahwa terapi yoga memiliki manfaat



untuk kesehatan pada lanjut usia para penderita nyeri punggung bawah, penderita kanker payudara, dan orang-orang yang mengalami stress dari level ringan sampai sedang. Berdasarkan hasil analisis secara meta analisis ditemukan bahwa terapi yoga memiliki efek yang cukup signifikan terhadap kesehatan psikologis, kualitas hidup dan kesehatan fisik para penderita kanker jika dibangingkan dengan kelompok control yang menggunakan terapi suportif. Yoga telah di implementasikan dalam perawatan paliatif sebagai bagian dari program perubahan gaya hidup dan manajeman stress pada pasien angina (lugton & mclntyre, 2005). Pasien angina yang melakukan praktik yoga selama 10 minggu menunjukkan adanya peningkatan saturasi oksigen dalam darah yang cukup signifikan.



17



5. Terapi Berbasis Energi Terapi berbasis energy merupakan terapi alternatif dari konplementer yang menimbulkan efek dan memperngaruhi energy yang berada disekitar kita dan juga energy yang berada disalam tubuh. a. Reiki Secara kebahasaan. Reiki berasal dari bahasa jepang yang bermakna energi kehidupan yang universal (Berger, Tavares & Berger, 2013). Reiki merupakan terapi modalitas yang berbasis energy dan sentuhan, dimana sentuhan ynag diberikan disertai dengan tekanan yang lembut atau ringan. Hal tersebut dilakukan oleh praktisi reiki selama memberikan terapi untuk membantu mengembalikan aliran energy alamiah pasien didalam tubuhnya. Sehingga reiki dapat juga dikatakan sebagai terapi yang bertujuan untuk meningkat kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri secara alamiah. Penelusuran yang dilakukan oleh coakley dan baron (2012, dalam Ferrell, coyle & Paice, 2015) melalui beberapa hasil penelitian, mereka



menemukan



bahwa



meyoritas



penelitian



mendukung



penggunaan reiki. b. Qi gong Qi gong merupakan bagian dari pengobatan tradisional cina yang mana qi gong mengkombinasikan gerakan, meditasi, dan pengetahuan pernafasan untuk meningkatkan aliran energy qi sebagai energy utama di dalam tubuh (Ferrell, coyle & paice, 2015). Masih sangat terbatas penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat efetifitas qi gong. Penelitian yang dilakukan oleh oh dan kolega (2011, dalam Ferrell, coyle & paice, 2015) dengan menggunakan randombed controlled trial untuk menilai efektifitas qi gong terhadap fungsi kognitif, kualitas hidup dan protein C reaktif. Menemukan bahwa qi gong dapat meningkatkan kualitas hidup dan fungsi kognitif.



18



c. Sentuhan terapeutik Sentuhan terapeutik dimaknai sebagai terapi yang berupa pertukaran energi secara langsung melalui tangan praktisi terapis yang bertujuan untuk membantu proses penyembuhan (Berger, Tavares & Berger, 2013). Lebih lanjut di jelaskan bahwa sentuhan terapeutik tidak berarti bahwa praktisi bahwa sentuhan terapeutik tidak berarti bahwa praktisi terapis harus memberikan sentuhan atau menyentuh pasien. d. Terapi polaritas Kesehatan yang baik dalam pandangan praktisi terapi polaritas merupakan suatu keseimbangan antara energy dalaam tubuh yang terdiri dari unsur tanah, udara, api, air dan angkasa raya. Ketika energy tersebut tertutup atau terhenti akibat stress atau faktor lainnya baik fisik maupun emsional maka akan timbul suatu masalah atau penyakit.



Praktisi



terapi



polaritas



akan



melakukan



sedikit



perengangan, goyangan yang agak kuat, dan memegang titik tekan hingga energy tubuh menjadi seimbang. 2.3 Terapi Komplementer Pada Pasien Dengan Kanker Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal mulai dari pertumbuhan pramaligna sampai ganas atau metastasis yang bersifat parasit pada manusia (Brooker, 2008). Estimasi jumlah penderita kanker tahun 2012 mencapai 14.090 kasus (GLOBOCAN, 2012). Prevalensi kanker di Indonesia sendiri mengalami peningkatan setiap tahunnya, data dari RISKESDAS tahun 2013 menyebutkan bahwa lima besar provinsi di Indonesia dengan jumlah penderita kanker terbesar adalah di Yogyakarta, jawa tengah, bali, Bengkulu dan DKI Jakarta. Kanker dapat diatasi dengan menghidari faktor risiko dan menjalani terapi kuratif. Terapi kuratif pada kanker bersifat menyebutkan atau mempanjang overall survival serta disease for survival penderita dengan menghilangkan gejala dan tanda yang mengganggu seperti rasa nyeri, sulit tidur, sulit buang air besar, depresi, cemas, dan sebagainya. Terapi kanker dibedakan menjadi empat yaitu terapi pembedahaan, terapi radiasi, dan terapi sistemik yang



19



terdiri dari kometrapi, terapi hormone dan terapi imunologis, dan yang terakhir adalah terapi paliatif (Sjamsuhidajat, 2007). Terapi-terapi pada pengobatan kanker memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Efek emosional yang ditimbulkan oleh terapi pengobatan pada kanker adalah terjadinya kecemasan, takutan dan depresi pada pasien kanker dan keluarga (American Cancer Society, 2014). Gangguan mental yang paling banyk terjadi pada penderita kanker adalah cemas dan depresi (Videbeck, 2008). Cemas atau ansietas merupakan suatu respon emosional yang tidak memiliki objek yang spesifik. Cemas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (stuart & sundeen, 2005). Kecemasan pasa kasus pasien kanker juga dapat meningkatkan rasa nyeri, gangguan tidur, penyebab terjadinya mual dan muntah, dan jika tidak diterapi maka akan menjadi kecemasan dengan tingkat yang lebih berat bahkan dapat memperpendek kehidupan pasien (National cancer institute, 2005). Penanganan kecemasan dapat dilakukan dengan obat-obatan atau medikasi, teknik relaksasi, bernafas perlahan, exposure therapy, cognitive behavioural therapy, latihan fisik, menjaga nutrisi dan gaya hidup sehat. Penggunaan medikasi sebagai terapi untuk mengurangi kecemasan tidak menjadi pilihan utama, terapi yang menjadi pilihan adalah terapi kognitif dan terapi relaksasi (Anxiety treatment Australia, 2014). 1) Terapi Meditasi (zikir dan doa) Agama dan spiritualitas memegang perasaan sebagai coping bagi pasien



dengan



kanker.



Hal



ini



dikarenakan



dapat



memberikan



kenyamanan, harapan dan semua yang bararti bagi mereka. Prakrik keagamaan sebagai spirtualitas yang mana dapat membantu seseorang dalam menentukan hubungannya dengan alam semesta. Spiritualitas mulai dikenal luas sebagai salah satu elemen yang penting dalam dunia kesehatan (Puchal ski, 2010), hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas telah mulai menjadi perhatian berbagai profesi kesehatan. Beberapa penelitian menjelaskan mengenai efek dari spiritualitas sebagai sumber yang kuat untuk beradaptasi dengan masalah yang berhubungan dengan



20



kesehatan, terutama pada fase denial dan anger saat didiagnosa mengalami penyakit kronis dapat menyebabkan penurunan aspek spiritualitas dalam bentuk penurunan aktivitas praktik keagamaan sebagai sumber dukungan yang penting bagi pasien. Salah satu aspek perilaku dari spiritualitas adalah dengan melibatkan cara seseorang melakukan sesuatu yang terlihat secara kasat mata (praktik keagamaan) yang merupakan manifetasi dari keyakinan spiritual seseorang dan kondisi spiritual dalam diri orang tersebut (Anandarajah & Hight, 2001). Study yang dilakukan oleh Levin, Larson, and puchalski (1997) melaporkan bahwa keyakinan terhadap suatu agama sangat membantu seseorang dalam mencegah penyakit (termasuk kondisi depresi, dan penyakit fisik lainnya), membantu dalam beradaptasi dengan kondisi sakit yang dialami dan dapat membantu beradaptasi pada saat fase pemulihan darii sebuah penyakit. Banyak Pratik keagamaan menggunakan doa, kata-kata atau aktifitas fisik yang diyakini dapat memberikan ketenangan dan situasi relaks. Beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa Pratik meditasi dapat meningkatkan efek relaksasi dn meningkatkan efek kesehatan. Relaksasi tersebut didapatkan dari dua prosedur sederhana yaitu mengulang sebuah kata, frase atau aktivitas otot dan menghilangkan pikiran yang menggangu dalam pikiran. Menurut beson (1996) kedua aktivitas tersebut bila dilakukan secara teratur, dapat menimbulkan efek fisiologis dan psikologis yang baik sehingga dapat dijadikan terapi untuk beberapa kondisi medis. Dalam masyarakat muslim aktivtias tersebut dikenal dengan aktivtas zikir dan salat.



21



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan National Center for complementary and alternative medicine (NCCAM) (2004) memberikan definisi bahwa terapi alternative dari komplementer adalah sekelompok dari keragaman secara medis dan pelayanan kesehatan, praktik-praktik,pengobatan medis secara konvensional (Ferrell,coyle dan paice, 2015; Fowler dan Newton, 2006). Saat ini, spiritual dapat menjadi bagian penting dari hidup dikaitkan dengan diagnosis penyakit kronis seperti kanker, karena dapat membawa perasaan damai. Kualitas keimanan bersama dengan kakuatan agama, seperti salat dan zikir, memiliki peran penting dalam penerimaan penyakit, sehingga dapat mengurangi depresi dan penyakit mentaldan meningkatkan kondisi fisik-psikologis.



3.2



Saran Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan terapi komplementer pada pasien dengan kanker



22