Bab II Deskripsi Proses Sorbitol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II DESKRIPSI PROSES



2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Tepung Jagung (Tepung Maizena) Menurut Suarni (2005) komposisi yang terkandung dalam tepung jagung lokal adalah sebagai berikut : - Wujud



: Padat, Bubuk berwarna putih



- Air



: 9,76 %



- Abu



: 0,79 %



- Lemak



: 1,86 %



- Protein



: 6,97 %



- Serat kasar



: 1,06 %



- Karbohidrat



: 79,56 %



- pH



: 4-5



2.1.2. Hidrogen - Kenampakan



: Gas tidak berwarna



- Densitas



: 0.0899 gr/lt



- Specific Gravity



: 0.0694



- Specific Volume



: 193 cuft/lb (21.1oC)



- Boiling Point



: -252oC



- Auto-Ignation Temperature



: 580oC



- Komposisi



:



Hidrogen



= 99.99%



Moisture



= < 5 pp



O2



= < 5 ppm



CO



= < 1 ppm



(Sumber PT. Aneka Gas, Gresik, Jawa Timur)



2.1.3. Air Sifat Fisis dan kimia - Fase



: Cair



- pH



: 6,8 - 7,5



- Kadar Cl2



: Max 0,5 ppm



- Kesadahan



: Max 50 ppm



- Kekeruhan



: Max 2 Ntu ( Sumber : Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, 1984)



2.1.4. Sorbitol - Kenampakan = Cair, bening, - Komposisi Sorbitol



= Minimal 67.4%



Air



= Minimal 30%



Glukosa



= Maksimal 0.65%



Maltose



= Maksimal 1.08%



Maltotriosa



= Maksimal 0.87%



pH



=5-7



2.2. Spesifikasi Bahan Penunjang 2.2.1. Enzim α-amylase 



Sifat Fisika dan kimia wujud



: cair



Warna



:clear brown



Spesific gravity



:1.15 – 1.25 g/ml



pH stabil



: 6,0 – 7,0



pH optimum



: 6,0-6,5



pH inaktivasi



: 5,0



Suhu maksimum : 900C (untuk liquefaction) Unsur pendukung : Ca2+ digunakan untuk aktivasi 



Toxicity Tinjuana keamanan : berbahaya bila ditelan atau dihirup



2.2.2. Spesifikasi HCl (32%) 



Sifat kimia dan fisika Kenampakan



: cair



Warna



: bening hingga kuning terang



Titik didih



:830C @ 760 mmHg



Titik leleh



: -46.20C



Specific gravity



: 1.15 (air=1)







Sifat Thermodinamika







Toxicity Berbahaya jika terkena kulit atau tertelan



2.2.3. Spesifikasi NaOH  Sifat fisika dan kimia Bentuk



: padatan



Kemurnian



: 99% sisanya natrium karbonat



Kenampakan



:bening



pH



: 14.0



Titik didih



: 1020C (5%terlarut)



Titik leleh



:-40C (5% solution)



 Sifat thermodinamika  Toxicity



2.2.4. Katalis Nikel Menurut Othmer (1989) kandungan dari nikel adalah sebagai berikut : - Kenampakan



: Bubuk, warna kelabu



- Ukuran



: 10 - 60 μm



- Komposisi kimia



: – Ni



: 96 %W



– Al



: 4 %W(seperti Al2O3)



- Densitas pada fase solid : 8.1 g cm-3 - Densitas partikel : 3.32 g cm-3 - Porosity : 0.59 cm - Pure Vol : 0.178 cm3g-1



2.1.6. Karbon Aktif Sifat fisis dan kimia - Kenampakan



: Hitam, tak berbau, granular, bubuk



- Spesific gravity



: 0,2- 0,75



- Titik didih



: 48270C



- Diameter pori



: 10-200



- Ukuran partikel



: 0.2-5 mm



- Daya serap



: 75-100%



- pH



: 8-10



2.3. Konsep Proses 2.3.1. Dasar Reaksi Bahan baku tepung jagung/maizena mengandung pati sebanyak 79,56 %, untuk dapat memecah pati menjadi monomer maka dilakukan proses hidrolisis enzimatik pati mengunakan enzym α-amylase da glukoamylase terlebih dahulu untuk mendapatkan 97-99 % glukosa sebelum proses pembentukan sorbitol dilaksanakan. Reaksi yang terjadi adalah : (C6H10O5)n + H2O



enzim α-amilase



C6H12O6



Pati



Glukosa



Reaksi pembentukan sorbitol merupakan reaksi hidrogenasi katalitik glukosa dengan menggunakan katalis nikel tanpa reaksi samping. Reaksi yang terjadi adalah : C6H12O6 + H2



katalis Ni 140oC 70 atm



Glukosa



C6H14O6 Sorbitol



2.3.2. Mekanisme Reaksi Pada proses produksi sorbitol dari tepung jagung, terdapat 2 mekanisme reaksi yaitu reaksi hidrolisis pati dan hidrogenasi katalitik. Reaksi pembuatan glukosa dari pati dengan katalisator enzim dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pati dengan enzim membentuk zat antara (ES) K1



E + S



ES



K2



2. ES dan air bergabung membentuk glukosa ES + W



K3



P



Dimana : E = enzim



ES = enzim substrat



S = substrat



P = glukosa



W = air



Mekanisme reaksi hidrogenasi katalitik glukosa menjadi sorbitol dengan katalis nikel melalui beberapa tahap reaksi, yaitu : 2H+



(1) H2 (2)



O C



H



O



Ni



C



H



C



OH



HO



C



H



Ni



C



OH



HO



C



H



H



C



OH



H



C



OH



H



C



OH



H



C



OH



+ 2Ni*



CH2OH (3)



O Ni



C



CH2OH Ni



OH



H



HO



C



H



H



C



OH



HO



C



H



C



OH



HO



C



H



H



C



OH



H



C



OH



H



C



OH



H



C



OH



+ 2H+



CH2OH



CH2OH



Tahapan dalam proses hidroenasi katalitik yaitu : - Tahap ke-1 Pada tahap ini gas H2 membentuk radikal bebas yang terdifusi kedalam gas-liquid interface. - Tahap 2 Pada tahap ini difusi dari radikal bebas hidrogen berlanjut dari gas-liquid interface ke bulk liquid. - Tahap 3 Pada tahap ini terjadi adsorbs dari bulk liquid ke permukaan katalis Ni - Tahap 4 Pada tahap ini terjadi reaksi permukaan, yaitu larutan glukosa yang teradsorbsi ke permukaan katalis bereaksi dengan gas hydrogen membentuk sorbitol.



- Tahap 5 Pada tahap ini produk sorbitol akan terdesorbsi dari permukaan katalis ke dalam bulk liquid.



2.3.3. Kondisi Operasi Kondisi operasi pada prose produksi sorbitol dari tepung jagung dibagi 2 yaitu hidrolisis enzimatis dan hidrogenasi katalitik. Kondisi operasi dimulai dari pembentukan glukosa dengan hidrolisis menggunakan enzim α-amylase dan glukoamylase merupakan reaksi heterogen padat-cair serta bersifat endotermis. Pada reaksi hidrolisis ini, menggunakan 2 reaktor yaitu untuk tahap likuifikasi dan sakarifikasi. Sebelum masuk tahap likuifikasi dilakukan pencampuran bahan baku, enzim dan pengaturan pH dalam mixer. Setelah melalui likuifikasi, campuran masuk ketahap sakarifikasi, dalam tahap ini, campuran ditambahkan enzim glukoamylase dan HCl sebagai pengatur pH. Setelah terjadi reaksi, produk hasil reaksi hidrolisis dimasukkan kedalam Rotary Filter untuk memisahkan filtrate dari slurry. Filtrate hasil pemisahan kemudian dialirkan ke mixing tank kedua untuk persiapan menjalani proses hidrogenasi katalitik. Adapun kondisi operasi hidrolisis enzimatisnya sebagai berikut : a. Perbandingan katalis di dalam mixing tank pertama Jumlah enzim



yang ditambahkan dalam mixer sejumlah 0,5-0,8 kg/ton dari



jumlah tepung jagung dan jumlah enzim yang ditambahkan dalam tangki sakarifikasi sejumlah 0,8-1 liter/ton. b. Temperatur dan pH Reaksi berjalan pada temperature 50oC dan pH 4-4,5. c. Tekanan Reaksi berjalan pada tekanan 1 atm. d. Residence Time Residence time didalam reactor adalah 60-72 jam.



Reaksi pembentukan sorbitol dari hidrogenasi glukosa dengan katalis nikel merupakan reaksi heterogen gas-cair-padat dan bersifat eksotermis. Pada reaksi hidrogenasi katalitik ini dipilih system reactor slurry berpengaduk. Pencampuran antara glukosa hasil proses hidrolisis enzimatis dan katalis nikel dilakukan didalam



mixer tank kedua yang dilengkapi dengan pengaduk, setelah



glukosa dan katalis nikel tercampur sempurna dimasukkan kedalam reactor yang dilengkapi dengan pengaduk untuk mencampur reaktan fase cair (glukosa) dengan fase gas (hidrogen) dan katalis nikel padat, juga sekaligus sebagai tempat terjadinya reaksi. Gas hydrogen masuk ke dalam reactor dengan dilewatkan distributor. Setelah terjadi reaksi, produk hasil reaksi dimasukkan kedalam tangki pengendapan, untuk memisahkan katalisnya. Adapun kondisi operasi hidrogenasi katalitiknya sebagai berikut : e. Perbandingan katalis di dalam glukosa Jumlah katalis yang ditambahkan dalam reactor sejumlah 4% dari jumlah gula. f. Temperatur Reaksi berjalan pada temperature 140oC g. Tekanan Reaksi berjalan pada tekanan 70 atm h. Residence Time Residence time didalam reactor adalah 165 menit



2.3.4. Tinjauan Kinetika dan Termodinamika Tinjauan Kinetika Secara umum persamaan laju reaksi hidrolisis yang dikatalisis oleh enzim dirumuskan oleh Michaelis-Menten sebagai berikut : [ ] [ ] Dari persamaan tersebut terlihat bahwa laju reaksi dapat diperbesar dengan meningkatkan konsentrasi substrat, dalam hal ini adalah konsentrasi pati jagung. Sedangkan pada proses hidrogenasi katalitik, mencari hubungan pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi. Model kinetika reaksi hidrogenasi glukosa membentuk sorbitol yaitu : -rA = k.CA0.6.CB



(Multiphase Reaction Eng. For Fine Chemicals And pharmaceuticals, Ramachandran P.A, page 63)



Data dari Omni Book, Levenspiel, 1993, diketahui : Harga k (konstanta kecepatan reaksi) dari reaksi hidrogenasi glukosa membentuk sorbitol pada suhu 140oC adalah k = 5,96 . 10-6



(



)



Berdasarkan pendekatan dari persamaan Archenius k = A.







Dalam hubungan ini : k



: konstanta kecepatan reaksi



A



: factor frekuensi tumbukan



Ea



: Energi aktivasi



R



: Konstanta gas



T



: suhu Dari persamaan di atas harga A, Ea dan R adalah suatu konstanta, sehingga



harga k hanya dipenuhi oleh suhu. Konstanta kecepatan reaksi (k) akan semakin besar dengan adanya kenaikkan suhu.



Tinjauan Termodinamika Reaksi hidrolisis enzimatis pati menjadi glukosa merupakan reaksi endotermis, yaitu reaksi yang membutuhkan panas. Berdasarkan hukum Van’t Hoff :



Untuk reaksi endotermis (∆H positif) maka konstanta kesetimbangan (K) akan meningkat dengan naiknya suhu reaksi. Hal ini mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan (produk) dan konversi meningkat. Sedangkan nilai enthalpy (∆H) dihitung berdasarkan rumus :



Sedangkan reaksi hidrogenasi gllukosa membentuk sorbitol merupakan reaksi eksotermis dan irreversible. Hal ini dapat dibuktikan dengan meninjau aspek termodinamikanya. C6H12O6 + H2



katalis Ni 140oC 70 atm



Glukosa



C6H14O6



∆H= + 58,2 KJ (ullman’s vol. A-25)



Sorbitol



Dalam reaksi-reaksi kimia, perubahan energi pada umumnya berlangsung dalam bentuk perubahan kalor, sehingga dikenal adanya reaksi eksoterm yaitu suatu reaksi kimia yang menghasilkan kalor serta reaksi endoterm yaitu suatu reaksi kimia yang membutuhkan kalor.



Jika melihat reaksi hidrogenasi diatas, maka reaksi hidrogenasi glukosa membentuk sorbitol adalah reaksi eksoterm karena dari reaksi diatas tiap mol dari glukosa menghasilkan panas sebesar 58,2 kJ. Untuk mengetahui apakah reaksi merupakan reaksi searah atau dapat balik dapat dihitung dari harga konstanta keseimbangan (K). Energi Gibbs (∆Gof) masing-masing komponen pada suhu 298o K adalah ∆Gof C6H12O6 = -102,47 kkal/mol ∆Gof C6H14O6 = -124,21 kkal/mol ∆Gof H2 = 0 Maka ∆Go reaksi = ∆Gof (produk) - ∆Gof (reaktan) = -124,21 – (-102,47) = -21,74 kkal/mol = -21.740 kal/mol ∆Go = - RT ln K ln K = - ∆Go/RT = 21.740/1,987 x (140 + 273) = 26,5 K = = 3,19 x 1011 Karena harga K sangat besar, maka reaksi berjalan ke kanan dan dianggap satu arah.



2.3.5. Perbandingan Mol Reaktan Perbandingan berat campuran antara tepung jagung dan air yaitu 7:3. Perbandingan mol antara glukosa dan hidrogen secara stoikiometri adalah 1 : 1 dengan hydrogen excess 5%.



2.3.6. Konversi Konversi reaksi hidrolisis enzimatis pati dapat membentuk glukosa hingga 9799%. Konversi reaksi antara glukosa dan hydrogen membentuk sorbitol adalah 99%.



2.4. Diagram Alir Proses 2.4.1. Diagram Alir Terlampir.



2.4.2. Langkah Proses Secara garis besar, proses pembuatan sorbitol dibagi menjadi 2 proses, yaitu proses hidrolisis enzimatis pati dan proses hidrogenasi katalitik, keduanya sama-sama memiliki langkah proses yang hampir sama, yaitu : 1. Penyimpanan bahan baku 2. Penyiapan bahan baku 3. Proses dalam reactor 4. Pemurnian produk Perbedaan langkah proses berada pada tahap pemurnian produk, pada hidrolisis enzimatis pati, pemurnian produk cukup dengan filtrasi, pemisahan slurry dan produk yang berupa filtrate. Sedangkan pada proses hidrogenasi katalitik, pemurnian produk harus melalui holding tank, filtrasi, ion exchanger dan evaporator. Pada tahap hidrogenasi katalitik, produk dikontrol kadar airnya.



1. Penyimpanan Bahan Baku Tahap ini digunakan untuk menyimpan bahan baku sebelum digunakan untuk proses produksi. Bahan baku tepung jagung disimpan dalam gudang bahan baku pada suhu kamar dan tekanan atmosferik. Bahan baku tepung jagung disimpan untuk persediaan selama satu bulan. Air yang digunakan untuk proses reaksi hidrolisis merupakan air proses dengan suhu 0



30 C dan tekanan atmosferik dari unit utilitas yang dialirkan melalui sistem pemipaan. Enzim alfa amilase dan glukoamylase disimpan di tempat tertutup, steril, dan kering, dengan tekanan atmosfir dan suhu 20C, untuk rentan waktu selama tiga tahun. Katalis nikel yang digunakan untuk proses reaksi hidrogenasi katalitik merupakan katalis yang berbentuk powder dalam kemasan disimpan di gudang bahan baku. Katalis diangkut ke area proses dan dimasukkan secara manual kedalam Mixer (M-02). Gas hydrogen berupa cairan jenuh dengan tekanan 150 atm suhu 30oC. Sebelum masuk unit proses, disimpan dalam tangki penyimpanan (T-01) pada kondisi 150 atm suhu 30oC.



2. Penyiapan Bahan Baku Tahap ini ditunjukkan untuk menyiapkan bahan baku tepung jagung dan air agar siap diumpankan kedalam reactor sesuai dengan kondisioperasi yang telah ditentukan. Tahap ini meliputi : a. Tahap pencampuran pati



Pada tahap ini, tepung jagung dan air dicampur dalam tangki pencampuran (MT-01) hingga menjadi slurry 70% wt pati. Kemudian ditambahkan enzim α-amylase yang disesuaikan dengan banyaknya slurry yang ada, dosisnya 0,5-0,8 kg/ton DS. pH diatur 6-6,5 dengan penambahan larutan NaOH 5% lama pencampuran pada unit ini ±15-30 menit. b. Tahap likuifikasi Pada proses ini, slurry pati hasil pengolahan dari tangki pencampur dipanaskan dalam rector likuifikasi menggunakan steam hingga suhunya 90oC selama ± 2 jam. Kondisi proses ini berlanjut sampai tercapai DE antara 15-25, pH 6-6,6 dan tes amilum negative. Proses ini berlangsung secara kontinyu. Setelah proses ini selesai larutan dialirkan ke cooler untuk didinginkan hingga suhunya menjadi 50oC dan slurry siap diumpankan ke reactor sakarifikasi. c. Tahap sakarifikasi Pada tahap ini, slurry keluaran reactor likuifikasi ditambahkan enzim glukoamylase dengan dosis 0,8-1 liter/ton DS. Proses berlangsung secara endotermis sehingga steam ditambahkan sebagai pemanas dalam proses reaksi. Suhu reaksi 50oC, tekanan 1 atm , pH antara 4-4,5 yang diatur dengan larutan HCl dan reaksi berlangsung selama ± 60-72 jam. Proses sakarifikasi selesai bila level DE mencapai 97-99, kemudian slurry produk siap diumpankan ke tahap pemisahan. d. Tahap pemisahan Pada tahap ini, slurry keluaran reactor sakarifikasi dialirkan ke Rotary Vacuum Filter (RVF) untuk memisahkan filtrate produk dari slurry yang mana glukosa tersebut akan disaring untuk memisahkan glukosa dari impuritas seperti suspended solid, fiber, air, protein, dan ash. Filtrat hasil saringan berupa dekstrin selanjutnya akan ditampung ke dalam mixing tank (MT-02) untuk pencampuran dengan katalis nikel. e. Tahap pencampuran katalis Pada saat start up, katalis yang berbentuk powder dalam kemasan disimpan di gudang bahan baku. Katalis diangkut ke area proses dan dimasukkan secara manual kedalam Mixer (MT-02). Setelah beberapa saat katalis direcycle dari produk bawah (H-01). Untuk membentuk slurry dengan kandungan katalis 4% dari berat gula yang terdapat dalam filtrat glukosa. Didalam mixer (MT-02) terjadi proses pengadukan untuk mendapatkkan komposisi yang homogeny, setelah itu slurry dipompa (P-02) dan dilewatkan ke Heat Exchanger (HE-01), sehingga diperoleh larutan slurry yang mempunyai suhu sama dengan suhu reaksinya, yaitu 140oC. Selanjutnya dengan



menggunakan pompa (p-03) slurry diumpankan ke dalam reactor (R-01) untuk direaksikan dengan gas H2. f. Penyiapan Gas H2 Cairan hydrogen jenuuh sebelum dikirim ke reactor dilewatkan Vaporizer (VP-01) untuk diubah fasenya dari cair jenuh menjadi gas jenuh. Selanjutnya gas hydrogen diturunkan tekanannya menjadi 70 atm, dengan ekspander (E-01) dimana suhu gas hydrogen turun menjadi -8,8oC. Selanjutnya gas hydrogen tersebut dipanaskan dalam pemanas (HE-02) untuk mendapatkan suhu sekitar 139,97oC dengan menggunakan steam jenuh suhu 180oC keluar dengan kondisi kondensat jenuh. Gas yang telah dipanaskan ini kemudian dicampur dengan gas hydrogen recycle untuk menjadi umpan reactor.



3. Proses Dalam Reaktor Slurry dari mixer (M-02) dimasukkan kedalam reactor (HK-01) dengan menggunakan pompa (P-05) dan pompa (P-06) dengan tekanan 70 atm. Setelah slurry selesai dimasukkan, baru gas H2 dengan tekanan 70 atm dimasukkan kedalam reactor dan mixer yang berada diatas reactor dihidupkan untuk menyempurnakan proses reaksinya. Waktu reaksi yang dibutuhkan adalah 165 menit, dan selama waktu reaksi ini, gas H2 secara kontinyu dimasukkan kedalam reactor. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis, sehingga diperlukan pendinginan selama reaksi hidrogenasi berlangsung untuk menjaga suhu operasi tetap pada suhu 140oC, dan tekanan 70 atm. Pendingin yang digunakan adalah air dengan suhu 30oC, dan suhu air keluar system 50oC. Konversi reaksi yang terjadi adalah 99%. Setelah 165 menit waktu reaksi, produk dikeluarkan dari reactor (HK-01) selanjutnya produk ini diturunkan tekanannya menjadi 2 atm dengan expander (E-02), setelah itu didinginkan dalam (HE-03) untuk memperoleh sushu keluar sekitar 85oC dengan memakai pendingin air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar pada suhu 50oC. Selanjutnya produk ini ditampung dalam holding tank (HT-01), dengan tujuan untuk memisahkan padatan katalis dengan produk. Produk bawah dari HT-01 yang berupa katalis dan larutan gula dipompa (P-07) ke M-02 untuk dijadikan fresh feed katalis. Produk atas dari HT-01 dipompa (P-08) ke tangki DC-01 untuk dimurnikan. Sisa reaktan gas hydrogen yang tekanannya turun sekitar 68 atm. Kemudian dikompresi dalam Kompresor (K-01) untuk menaikkan tekanannya sampai 70 atm, kemudian direcycle dan dicampur dengan gass hydrogen fresh feed.



4. Pemurnian Produk a. Pemisahan katalis Katalis yang terikat dalam produk mentah dipisahkan secara gravitasi dalam tangki penngendapan (HT-01). Waktu pengendapan 1,37 jam. b. Penghilangan warna Warna yang terdapat dalam produk mentah dihilangkan dengan menggunakan karbon aktif. Karbon aktif yang ditambahkan 0,1% dari berat gula dan dilakukan pengadukan dalam mixer (DC-01) selama 25 menit dan suhu dijaga 85oC. c. Pengambilan partikel padat Partikel padat (karbon aktif) yang terdapat dalam produk mentah dihilangkan dengan cara filtrasi dalam filter press. d. Penghilangan ion Ion yang terkandung dalam produk mentah dimurnikan dengan menggunakan resin penukar ion dalam kolom ion exchange mixed bed. Ion sulphate akan terambil semuanya dari produk mentah sorbitol. e. Penguapan air Air yang terdapat dalam produk mentah (sorbitol 52%) diuapkan dalam evaporator yang dioperasikan pada tekanan 0,7 atm, sehingga diperoleh produk dengan konsentrasi 70%. Pemanas yang digunakan adalah steam jenuh suhu 180oC. f. Penyimpanan produk Produk sorbitol disimpan dalam tangki penyimpanan (T-03) pada kondisi suhu 30oC dan tekanan 1 atm.



2.5.Neraca Massa dan Neraca Panas 2.5.1. Neraca Massa A. Neraca Massa pada Mixing Tank (MT-01) Input (kg) Komponen



Arus 1



Fraksi



Pati



872,69364



0,7956



Air



107,05744



0,0976



Fiber



11,62714



Ash



Arus 2



Output (kg) Arus 4



Fraksi 4



872,6936 4



0,556725



577,1574 4



0,368191



0,0106



11,62714



0,007417



8,66551



0,0079



8,66551



0,005528



Protein



76,45393



0,0697



76,45393



0,048773



Fat



20,40234



0,0186



20,40234



0,013015 0,00035



470,1



Fraksi 2



Arus 3



Fraksi



0,3



Enzim



0,54845



1



0,54845



CaCl2



0,00002 1938



4.10-5



0,000021 938



Sub total



1096,9



1



Total



470,1



0,3



0,54847 1938



1567,548 472



1567,548472



1567,548472



B. Neraca Massa pada Reaktor Sakarifikasi (R-01) komponen Pati H2O Protein Fiber Ash Fat Enzim Dextrose



Arus 4 872,69364 577,15744



Input (kg) Fraksi 4 Arus 5 0.5567 0,3681



76,45393 11,62714 8,66551 20,40234 0,54845



0,04877 0,00741 0,00552 0,01302 0,00035



1,0969



Fraksi 5



1



1



Output (kg) Arus 6 Fraksi 6 26,1808092 0,01669 483,0772672 0,3079 76,45393 11,62714 8,66551 20,40234 1,64535 940,5930036



0,0487 0,0074 0,0055 0,013 0,00104 0,5996



CaCl2



0,000021938



Subtotal Total



1567,548472



0,000021938 1,398.108



1 1,0969 1568,645372



1



1568,645372 1 1568,645372



C. Neraca Massa pada Rotary Vacuum Filter (RVF-01) komponen



Input (kg)



Output (kg)



Arus 6



Fraksi 6



Arus 7



Fraksi 7



Pati



26,1808092



0,01669



26,1808092



0,0167



H2O



483,0772672



0,3079



28,9949845



0,0184



Protein



76,45393



0,0487



Fiber



11,62714



0,0074



11,62714



0,0074



Ash



8,66551



0,0055



8,66551



0,0055



Fat



20,40234



0,013



20,40234



0,013



Enzim



1,64535



0,00104



1,64535



0,00104



Dextrose



940,5930036



0,5996



CaCl2 Subtotal Total



0,000021938 1,398.10



-



Arus 8



Fraksi 8



454



0,2895



76,45393



0,0487



940,5930036



0,5996



0,000021938



1,4.10-8



8



1568,645372



1



97,5161337



1568,645372



1471,129082 1568,645372



D. Neraca Massa pada Mixing Tank (MT-02) Input (Kg) Kompone n



Arus 8



Fraksi 8



H2O



454



0,30797



Protein



76,45393



0,05016



Dextrose



940,593003 6 0,00002193 8



0,61716 9 1,44.10-8



CaCl2 Katalis Nikel Subtotal Total



1471,12908 2



Arus 9



Output (Kg) Fraksi 9



37,6236 7



0,0247



37,6236 7 1524,043694



0,0247



Arus 10



Fraksi 10



469,373068 7 76,45393



0,30797



940,593003 6 0,00002193 8



0,6172



37,62367



0,05016



1,44.10-8 0,02468 7



1524,04369 1 4 1524,043694



E. Neraca Massa pada Reaktor Hidrogenasi Katalitik (R-02) Input (Kg)



Output (Kg)



Komponen



Arus 10



Fraksi 10



H2O



469,3730687



0,3057



Protein



76,45393



0,0498



76,45393



0,0498



Dextrose



940,5930036



0,613



9,4059175



0,00613



0,000021938



1,43.10-



CaCl2



0,000021938



Katalis Nikel



37,62367



1,4.10



Arus 11



Fraksi 11



Arus 12



Fraksi 12



Arus 13



469,3730687 0,30577



-8



8



0,0245



Gas H2



10,9735443



0,00715



0,6271134



37,62371701



0,0245



941,533517



0,61337



0,0004



Sorbitol Subtotal



1524,043694



10,9735443



Total



0,6271134



1535,017239



1534,390172 1535,017239



F. Neraca Massa pada Holding Tank (H-01) Input (Kg)



Output (Kg)



Komponen



Arus 13



Fraksi 13



Arus 14



H2O



469,3730687



0,3057



18



0.011418694 451,84445



0.29448



Protein



76,45393



0,0498



3



0.001859937



74



0.04796



Dextrose



9,4059175



0,613



0,351008



0.000228823



9



0.0059



CaCl2



0,000021938



1,4.10-8



8,19541.10^7



5.3367.10-10



2,11.10^5



1.376.10-



Katalis Nikel



37,62371701



0,0245



37



0.024275105 0,3762367



0.00024



Sorbitol



941,533517



0,61337



35



0.022905203 906,38414



0.5907



Subtotal



1534,390172



Total



Fraksi 13



1534,390172



93



Fraksi 14



Arus 15



1441,39 1534,390172



Fraksi 15



8



G. Neraca Massa pada Tangki Decolorifikasi (DC-01) Input (Kg) Komponen



Arus 15



Fraksi 15



H2O Protein



451,8444 5 74



Dextrose



9



CaCl2 Sorbitol Katalis nikel



2,11.10^5 906,3841 4 0,376236 7



Arus 17



Fraksi 17



0.3134



451,852285



0.3134



0.05104



73,600423



0.051



0.00628



Arus 16



Fraksi 16



9,0547528



0.00628



1.46.10



2,115.10^-5



1.46.10-8



0.6286



906,388841



0,6286



0,00026



0,3762367



0,00026



0,915128



0,000635



-8



Karbon aktif Subtotal



Output (Kg)



0,915128 1441,604



Total



0.000635



0,915128



1442,519128



1442,519128



1442,519128



H. Neraca Massa pada Filter Press (FP-01) Input (Kg)



Output (Kg)



Komponen



Arus 17



Fraksi 17



Arus 18



Fraksi 18



Arus 19



Fraksi 19



H2O



451,852285



0.3134



0,2870744



0,00019



451,565524



0,313



-5



73,55498



0,05



9,049425



0,0063



2,115.10-5



1,46.10-8



Protein



73,600423



0.05104



0,0466966



3,24.10



Dextrose



9,0547528



0.00628



0,0057979



3,987.106



CaCl2



2,115.10^-5



1.46.10-8



1,341.10^-8



Sorbitol



906,388841



0.6286



0,575089



9,3.10-12



0,000399 905,812185 -7



Katalis nikel



0,3762367



0,00026



0,000239751



1,65.10



Karbon aktif



0,915128



0,000635



0,915128



0,00064



Subtotal



1442,519128



Total



1442,519128



1,83



0,63



0,37608



0,00026



0



0



1440,3582 1442,519128



I. Neraca Massa pada Cation Exchanger (CE-01) Input (Kg)



Output (Kg)



Kompone n



Arus 19



Fraksi 19



H2O



451,565524



0.313



Protein



73,55498



0.05



Dextrose



9,049425



0.0063



CaCl2



2,115.10-5



1.46.10-8



Ca2+



Arus 20



7,599.10-9



Fraksi 20



905,812185



0.63



Katalis nikel



0,37608



0,00026



Subtotal



1440,3582



Total



0,37608 0,376



1440,3582



Fraksi 21



451,565 524 73,5549 8 9,04942 5



0,3135



1,347.1 0^-8 905,812 185



9,37.10-11



0,051 0,0063



5,28.10-12



ClSorbitol



Arus 21



0,6288



0,000267 1439,98 2114 1440,3582



J. Neraca Massa pada Anion Exchanger (AE-01) Input (Kg)



Output (Kg)



Komponen



Arus 21



Fraksi 21



H2O



451,565524



Protein Dextrose -



Cl



Arus 23



Fraksi 23



0,3136



451,565524



0,3136



73,55498



0,051



73,55498



0,051



9,049425



0,0063



9,049425



0,0063



905,812185



0,629



1,347.10^-8



9,38.10 11



Sorbitol



905,812185



Subtotal



1439,982114



Total



-



Arus 22



1,347.10^- 9,38.10 11 8



0,629



1439,982114



Fraksi 22



1,347.10^8



-



1439,982114 1439,982114



K. Neraca Massa pada Evaporator (E-01) Input (Kg)



Output (Kg)



Kompone n



Arus 23



Fraksi 23



Arus 24



Fraksi 24



Arus 25



Fraksi 25



H2O



451,565524



0.31359135



177



0,123



274



0,1906



Protein



73,55498



0.05107939 7



73,5549 8



0,0511



Dextrose



9,049425



0.00628416 7



9,04942 5



0,0063



Sorbitol



905,812185



0.62904508 7



905,812 185



0,629



Subtotal



1439,982114



Total



177



1262,98 2 1439,982114



1439,982114



2.5.2. Neraca Panas A. Neraca Panas Pada Tangki Likuifikasi Komponen



Input (kJ/jam) Q298,15



Q1



Output (kJ/jam) Qsteam



Pati



-22.080,93



26.080,508



Air



-4.5815,976



302.231,6



51.268.729



CaCl2



0,0000756



0,000378



0,004915



Sub total



-67.896,91



26.328.312,1 51.347.360



51.607.775



Total



51.347.360



Q2 339.046,6



51.607.775



51.607.775



B. Neraca Panas Pada Cooler Komponen



Input (kJ/mol) Q2



Output (kJ/mol) Qs



Q3



43.912.096



130.402,54



Pati



339.046,6



Air



51.268.729



7.565.277



CaCl2



0,004915



0,00189



Sub total



51.607.775



Total



51.607.775



43.912.096



7.695.679



51.607.775



C. Nereca Panas Pada Reaktor Sakarifikasi Komponen



Input (kJ/jam)



Output(kJ/jam)



∆H reaksi



Q3



Qsteam



Q4



Pati



130.402,54



38,481



2.399.517,53



3.912,076



Air



7.565.277



-



-



6.417.421,7



Dekstrosa



-



-



-



3.759.232.942



CaCl2



0,00189



-



-



0,00189



Sub total



7.695.679



38,481



2.399.517,53



10.095.235



Total



10.095.235



10.095.235



D. Neraca Panas Pada Rotary Vacuum Filter Komponen



Input (kJ/jam)



Output(kJ/jam)



Q4



Q5



Q6



Pati



3.912,076



-



3.912,079



Air



6.417.421,7



6.152.457,62



179.637,74



Dekstrosa



3.759.232.942



3.759.232,9



-



CaCl2



0,00189



0.0003675



-



Sub total



10.095.235



9.911.690,6



183.549,82



Total



10.095.235



10.095.235



E. Neraca Panas pada Mixer Tank (MT-02) Komponen



Input (kJ/jam) Q5



Output(kJ/jam) Q7



Qsteam



Air



6.152.457,6



Dekstrosa



727.832,11



43.518.205



CaCl2



0.0112



0,114



Katalis Ni



-



2,076



Sub total



6.880.289,7



2,076



Total



99.248.616



Q8



106.128.908



62.610.148



555,169 99.248.616



106.128.908 106.128.908



F. Neraca Panas pada Heater-01 Komponen



Input (kJ/jam)



Output(kJ/jam)



Q8



Qsteam



Air



62.610.148



115.776.990,5



Dekstrosa



43.518.205



90.992.609



CaCl2



0.114



0.239



Katalis Ni



555,18



1.160,83



Sub total



106.128.908 115.776.990,5



221.905.898



Total



Q9



221.905.898



130.912.128



221.905.898



G. Neraca Panas pada Heat Exchanger-01 Komponen



Input (kJ/jam)



Output(kJ/jam)



Q10



Qsteam



Q11



Gas H2



1.578,726



344.097,684



345.676,41



Sub total



1.578,726



344.097,684



345.676,41



Total



345.676,41



345.676,41



H. Neraca Panas pada Expander (EXP-01) Komponen



Q masuk (kJ/jam)



H2



Q keluar (kJ/jam)



Q11



Q12



4.456,38



4.456,38



I. Neraca Panas pada Heat Exchanger (HE-02) Komponen



Input (kJ/jam) Q12



Gas H2 Total



859,909



Output(kJ/jam) Qsteam 9.618,09



10.477,994



Q13 10.477,994 10.477,994



J. Neraca Panas pada Reaktor Hidrogenasi Katalitik (HK-01) Komponen



Input (kJ/jam)



Output(kJ/jam)



Q9



Q13



Cw



Glukosa



90.992.609,4



-



-



909.913,7



Air



130.912.127,9



-



-



130.912.171,8



0,239



-



-



0,24



1160,81



-



-



1160,81



-



Gas H2



-



10.477,994



-



598,8



-



Sorbitol



-



-



-



17.148.607,42



-



Sub total



221.905.898,4



-10.477,99



-73.010.521,79



148.972.452,8



CaCl2 Katalis Ni



Total



Q15



Q298.15 -4.673.479,76 -37.259,66 -0.00086



148.905.700,5



-66.675,27



148.905.700,5



K. Neraca Panas pada Heat Exchanger -03 (HE-03) Komponen



Input (kJ/jam) Q15



Output(kJ/jam)



Qsteam



Q16



Glukosa sisa



-795.831,13



-



-220.105,49



Air



-115.269.819



-



-34.189.772



CaCl2



-0,22



-



-0,065



Katalis Ni



-10,59



-



-3,073



Sorbitol



-1.931.063,1



-



-1.053.307,2



Sub total



117.996.724



82.533.535,7



-35.463.188



Total



-35.463.188



-35.463.188



L. Neraca Panas pada Evaporator (E-01) Komponen



Input (kJ/jam) Q16



Output(kJ/jam)



Qsteam



Q17



Q18



Glukosa sisa -247.066,45



-



-



-71.266,97



Air



-42.156.271



-



-283.273,83



-7.055.586



Sorbitol



-1.118.419,4



-



-



-614.034,17



Sub total



-43.521.757



35.497.596,07



-283.273,83



-7.740.887,1



Total



-8.024.160,93



-8.024.160,93



M. Neraca Panas pada Heat Exchanger (HE-04) Komponen



Input (kJ/jam)



Output(kJ/jam)



Q18



Qsteam



Q19



Glukosa sisa



-716.411,15



-



-1393,11



Air



-7.055.239,5



-



-143.714,33



Sorbitol



-614.034,17



-



-87719,167



Sub total



-8.385.684,82



8.152.831,21



-232.853,61



Total



-8.385.684,82



8.385.684,82