BAB II Geologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geologi merupakan cabang ilmu geogafi yang mempelajari bumi mulai dari komposisi, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah hingga proses pembentukannya. Geologi mengkaji fenomena dan struktur batuan yang terdapat di wilayah yang ada di bumi. Kajian tersebut salah satunya adalah mengkaji formasi batuan atau stratifigasi suatu wilayah (tidak dibatasi administrasi secara Undang-Undang). Pulau Kalimantan berdasarkan kajian geologi berada dibagian tenggara dari lemprng Eurasia. Pada bagian utara dibatasi oleh cekungan marginal Laut China Selatan, dibagian timur oleh Selat Makasar dan dibagian selatan oleh Laut Jawa. Secara umum struktur geologi Pulau Kalimantan terbagi atas: 1) Bagian utara didominasioleh kompleks akresi Crocker-Rajang-Embaluh berumur kapur dan Eosen-Miosen. 2) Bagian selatan komplek ini terbentuk Cekungan MelawiKetungai dan Cekungan Kutai selama Eosen Akir, dan dipisahkan oleh zona ofiolit-melange Lupar-Lubok Antu dan Boyan. 3) Bagian Selatan Pulau Kalimantan terdapat Schwanner Mountain berumur Kapur Awal-Akhir berupa batolit granit dan granodiorit yang menerobos batuan metamorf regional derajat rendah. 4) Tinggian Meratus dibagian tenggara Kalimantan yang membatasi Cekungan Barito dengan Cekungan Asem-Asem. Tinggian Meratus merupakan sekuens ofiolit dan busur volkanik KapurAwal. 5) Cekungan Barito dan Cekungan Kutai dibatasi oleh Adang Flexure. Sebagai salah satu Provinsi yang berada di Kalimantan, Kalimantan Barat memiliki tatanan dan kajian geologi yang tidak terlepas dari struktur geologi Pulau Kalimantan serta adanya sesar aktif yaitu sesar Adang. Kalimantan Barat terbagi atas 12 kabupaten dan 2 kota. Salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Sambas. Kabupaten Sambas merupakan wilayah Kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan Barat, memiliki struktur geologi yang tidakjauh berbeda dari kondisi wilayah administrasi yang ada di Kalimantan Barat. Dengan adanya struktur geologi



1



tersebut memberi pengaruh terhadap formasi batuan serta potensi yang terdapat di Kabupaten Sambas. Melalui uraian di atas akan dikaji kondisi wilayah Kabupaten Sambas dari aspek struktural, stratifigasi beserta potensi geologi yang dimiliki. Untuk itu penulisan makalah ini mengambil judul "Struktur dan Potensi Geologi Kabupaten Sambas". B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi umum wilayah Kabupaten Sambas? 2. Bagaimana struktural geologi wilayah Kabupaten Sambas? 3. Bagaimana stratifigasi wilayah Kabupaten Sambas? 4. Potensi geologi apa yang terdapat di wilayah Kabupaten sambas?



C. Tujuan 1. Untuk menganalisis kondisi umum wilayah Kabupaten Sambas. 2. Untuk menganalisis struktural geologi wilayah Kabupaten Sambas. 3. Untuk menganalisis stratifigasi wilayah Kabupaten Sambas. 4. Untuk mengkaji potensi geologi di wilayah Kabupaten Sambas.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Sambas Kabupaten Sambas dengan luas wilayah 6.395,70 km2 atau 639.570 ha (4,36% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah Kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan Barat. Dilihat dari letak geografisnya, Kabupaten Sambas terletak diantara 1’23” Lintang utara dan 108’39” Bujur Timur. Dengan batas administratif : 



Sebelah Utara berbatasan dengan : Malaysia Timur (Sarawak) dan Laut Natuna







Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang







Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kabupaten Bengkayang dan Serawak







Sebelah Barat Berbatasan dengan : Laut Natuna Luas wilayah laut 12 mil dari darat : 1.467,84 km².Panjang pantai : 198,76



km dengan karakteristik sebagian besar adalah pantai berpasir membentang dari Semelagi hingga Tanjung Datok (Paloh). Panjang pantai tiap kecamatan menurut Lapan (2003) yaitu : Kecamatan Selakau (13,51 km), Kecamatan Pemangkat (20,49 km), Kecamatan Jawai (42,53 km), Kecamatan Teluk Keramat (19,67 km), Kecamatan Paloh (102,56 km). Wilayah administratif Sambas meliputi 19 (Tahun 2008) Kecamatan yaitu kecamatan Sambas, kecamatan Sebawi , kecamatan Tebas, kecamatan Semparuk, kecamatan Pemangkat, kecamatan Salatiga, kecamatan Selakau, kecamatan Selakau Timur, kecamatan Tekarang, kecamatan Jawai, kecamatan Jawai Selatan, kecamatan Sajad, kecamatan Sejangkung, kecamatan Paloh, kecamatan Teluk Keramat, kecamatan Tangaran, kecamatan Subah, dan kecamatan Sajingan Besar dengan desa keseluruhan berjumlah 184 desa. Kabupaten Sambas memiliki 19 kecamatan



Kecamatan terluas adalah



Kecamatan Sajingan Besar dengan luas 1.391,20 Km2 atau 21,75% dari luas



3



Kabupaten Sambas sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Tekarang dengan luas 83,16 Km2 atau 1,30% dari luas Kabupaten Sambas. 1. Iklim Pada tahun 2011 berdasarkan data dari stasium meteorologi Paloh, suhu udara rata-rata 26,74°C (antara 23,53°C sampai 31,74°C). Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei dan Juli yaitu sebesar 33°C sedangkan suhu minimum sebesar 22,90°C terjadi pada bulan Februari. Jumlah curah hujan tertinggi pada tahun 2011 di Kabupaten Sambas mencapai 3.973,50 milimeter atau rata-rata 331,13 milimeter per bulan yang terjadi di Kecamatan Sambas, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Semparuk dengan rata-rata 137,09 milimeter per bulan. 2. Tekstur Tanah Sebagian besar wilayah kabupaten Sambas merupakan wilayah relatif datar (kelerengan 0 % - 15 %) dengan luas468.196 hektar atau 67,59 %, dan luas wilayah dengan kelerengan 15 % - 40 % adalah 160.396 hektar atau 25,08 %, sedangkan kelas lereng > 40 % seluas 46.832 hektar atau 7,3 %. Ketinggian wilayah berbeda berdasarkan kecamatan. Ketinggian 0-7 m dpl terdapat: Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Jawai, Paloh dan Teluk Keramat. Ketinggian 8-25 m dpl terdapat:Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau,Pemangkat dan Teluk Keramat.Ketinggian 26-100m dpl Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat, Teluk Keramat dan Paloh. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka sebagian besar daerah Kabupaten Sambas terdiri dari tanah aluvial yang meliputi areal sebesar 230,63 ribu ha atau sekitar 36,06 % dari luas daerah yang 0,64 juta ha. Selanjutnya tanah podsolid merah kuning sekitar 157,32 ribu ha atau 24,60 % yang terhampar hampir di seluruh kecamatan. 3. Geomorfologi a. Ketinggian : 



Ketinggian 0-7 m terdapat di : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Jawai, Paloh dan Teluk Keramat.



4







Ketinggian 8-25 terdapat : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat dan Teluk Keramat.







Ketinggian 26-100m dpl : Kecamatan Sejangkung, Sambas, Tebas, Selakau, Pemangkat, Teluk Keramat dan Paloh.



b. Daerah Aliran Sungai : Secara umum Kabupaten Sambas memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan 516.200 ha, meliputi : 



DAS Paloh : 64.375 ha.







DAS Sambas : 245.700 ha (sungai sambas, sungai kumba sajingan).







DAS. Sebangkau : 193.125 ha (sungai sebangkau dan selakau).



4. Geologi Teknik Berdasarkan kesamaan sifat fisik dan keteknikan tanah dan batuan yang ada, secara umum geologi teknik daerah Sambas dan sekitarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan geologi teknik sebagai berikut: a. Satuan Lempung – Lempung lanauan A(c - mc) : Merupakan endapan aluvium, umumnya tanah belum terkonsolidasi dengan baik dan lapisan keras dijumpai pada kedalaman 11,00 – 14,00 m. Secara stratigrafi di permukaan terdiri dari lempung – lempung lanauan dengan sisipan tipis (0,20 – 0,60 m) lempung pasiran, sangat lunak, nilai tekanan konus (qc) < 6 kg/cm2, tebal bervariasi antara 2,40 – 13,00 m; di bawah lempung – lempung lanauan dijumpai lapisan pasir lanauan – pasir (merupakan lapisan keras), padat – keras, tekanan konus (qc) 65 - 100 kg/cm2. b. Satuan Lanau-Lanau pasiran A(m-sm) : Merupakan endapan aluvium, hasil transported dari pelapukan batuan yang berumur lebih tua, umumnya tanah belum terkonsolidasi dengan baik dan lapisan keras dijumpai pada kedalaman 8,20 – 14,00 m. Secara stratigrafi di permukaan terdiri dari lanau-lanau pasiran dengan sisipan tipis lempung (0,20 – 0,40 m), sangat lunak, nilai tekanan konus (qc) < 10 kg/cm2, tebal bervariasi antara 2,00 – 7,20 m; di bawah lanau – lanau pasiran dijumpai lapisan pasir lempungan, lunak-teguh, tekanan konus (qc) 14 - 40 kg/cm2



5



dan lapisan keras berupa pasir, padat-keras, tekanan konus (qc) 50 - 150 kg/cm2. c. Satuan Pasir A(s) : Merupakan endapan aluvium, transported dari pelapukan batuan yang berumur lebih tua, bagian atas berupa pasir halus mengandung kerikil, agak lepas, belum terkonsolidasi dengan baik dan lapisan keras berupa tufa berwarna abu-abu kehijauan. d. Satuan Batusabak (SL): Merupakan satuan batuan metamorf, terdiri dari batu sabak, filit dan batu pasir dari Formasi Seminis (TzTRs). Batu sabak, berwarna hitam keabuan, menunjukkan, kompak, keras. Filit, abu-abu kehijauan, berlapis, menunjukkan struktur laminasi, kompak keras. Batu pasir, putih abu-abu, sedang-kasar, terpilah jelek, mengandung kuarsa. Tanah pelapukan berupa lempung pasiran, berwarna coklat kemerahan, agak teguk-teguh, plastisitas rendahsedang.



B. Struktural Geologi Kabupaten Sambas Stuktural geologi Kabupaten Sambas secara umum di pengaruhi oleh sesar Adang yang mebentang di Wilayah Pulau Kalimanatan serta sesar-sesar kecil oleh aktivitas geologi. Secara umum struktural geolgi Kabupaten Sambas terdiri atas Cekungan tanah muka Eosen Akhir-Oligosen, Busur Magmatik Kapur, dan Alas benua Pra-Kapur. a. Cekungan tanah muka Eosen Akhir-Oligosen Cekungan tanah muka Eosen Akhir-Oligosen terdiri atas formasi lupar dan formasi belaga. Formasi luper mengandung batu pasir turbidit, serpih, batu sabak, basalt, dan gabron. Formasi balaga mengandung batu pasir halus, batu lanau, batu sabak, dan filit. b. Busur Magmatik Kapur Busur magmatik kapur terdiri atas batolit berkomposisi tonalit dan granodiorit dengan sedikit batuan mafik dan granit yang mengintrusi batuan metamorik regional derajat rendah, yang diperkirakan terjadi antara waktu 100-120 juta tahun yang lalu.



6



c. Alas benua Pra-Kapur Alas benua pra-kapur adalah satuan batuan yang terdiri atas batuan metamorf berumur pra-karbon, formasi seminis berumur prem, kelompok balaisebut berumur karbon trias, formasi Bengkayang vulkanik Sekadau dan kompleks busang.



C. Stratifigrafi Kabupaten Sambas Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sambas / Siluas, Kalimantan Sekala 1:250.000 (Peta terlampir), stratigrafi daerah Kabupaten Sambas dibedakan menjadi 6 satuan dari muda ke tua sebagai berikut :



Umur



Kuarter



Satuan Endapan Aluvial



Litologi, Struktur Sedimen Lumpur, pasir kerakal, bahan tumbuhan



dan Rawa (Qa) < 35 meter Kuarter



Endapan Litoral



Lumpur, pasir, kerakal, setempat gampingan, bahan



(Qc) < 20 meter



tumbuhan. Retas, stok dan sumbat diorit, diorit kuarsa, diorit



Oligosen



Batuan Terobosan mikro,



Akhir-



Sintang (Toms)



andesit, dasit, granodiorit, porfiri kuarsa, sebagian besar adalah porfiritik, granodiorit dengan fenokris



Miosen



hornblende,



Awal



plagioklas, dan kuarsa, batuan leukokrat mengandung mirmekit. Adamelit, granitbiotit, monzogranit, berbutir sedang



Kapur



Granit Pueh (Kup) sampai



7



kasar, hipidiomorfik, berbutir seragam, kaya akan senolit,



Akhir



Bagian bawah : batupasir kuarsa, litikan dan tufaan, Trias



Kelompok



bagian atas, perselingan tipis berlapis serpih karbonan,



akhir-



Bengkayang (TrJb) batupasir halus, batupasir tufaan berbutir sedang-kasar,



Jura



konglomerat,



Awal



batu lanau, berlapis baik, silangsiur, lapisan bersusun nendatan.



Trias



Batuan Gunung



Basal, dolerit, andesit, lava, batuan trobosan, tufa,



api



breksi, aglomerat, umumnya terubah, setempat terdeformasi,



Akhir



Sekadau (Tr USK) basal adalah porfiritik, berlongsong, andesit umumnya porfiritik atau lava berbutir klinopiroksin, dan hornblende, tufa andesit kristal, dan litik mengandung pumpelit dan setempat terbelahkan, breksi dan aglomerat pada umumnya basa.



8



D. Potensi Sumber Daya Di kabupaten Sambas 1. Bahan Galian (Bahan Tambang Non Logam) a. Bahan Galian C Bahan galian yang terdapat di Kabupaten Sambas adalah bahan galian C. Bahan galian C merupakan bahan tambang non logam yang tidak perlu memerlukan pemasaran internasional, penambangan yang mudah dan tidak memerlukan teknologi yang tinggi karena terdapat dipermukaan bumi. Bahan galian yang terdapat disambas adalah batu, tanah dan pasir yang sebagian besar tersebar di Kecamatan Sebawi. b. Batu Bara Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil yang merupakan bagian dari batuan sedimen yang dapat terbakar terbentuk dari endapan organik. Batu bara yang terdapat di Kabupaten Sambas merupakan batu bara kategori sangat tua yang diperkirakan berusia 25 juta tahun dimana tersebar di sekitar Kecamatan Sajingan, Kecamatan Paloh dan Subah. Tetapi sampai saat ini belum ada usaha baik berupa penelitian lanjut, pengembangan serta pengeksplorasian batu bara di Kabupaten Sambas. c. Gas Metan Gas metan atau gas metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Gas metan yang terdapat disambas berasal dari proses timbunan geologi gambut yang kemudian teroksidasi membentuk gas metana yang tersebar di daerah sekitar Kecamatan Jawai dan Kecamatan Paloh. 2. Bahan Tambang Logam a. Emas Potensi bahan tambang yang ada di Kabupaten Sambas yaitu potensi



endapan



emas aluvial.



Potensi emas aluvial sudah



diusahakan oleh rakyat sejak sejak abad 18 dan 19. Potensi emas aluvial di daerah ini diduga hasil erosi dari suatu sistem endapan emas primer yang terjadi akibat adanya terobosan Sintang pada Batuan volkanik Gunungapi Sekadau (Trusk) yang menyebabkan terjadinya



9



aktivitas hidrotermal yang menyebabkan



terbentuknya



cebakan



emas. Dari beberapa indikasi di lapangan, yaitu ditemukannya urat kuarsa pada batuan Gunung Api Sekadau dan banyaknya tersebat float urat



kuarsa,



diperkirakan



sistem pengendapan emas primer yang



terjadi di daerah penyelidikan berupa tipe urat. Endapan aluvial khususnya hasil erosi dari



Gunung Api Sekadau berpotensi untuk



endapan emas primer. Endapan aluvial ini berupa endapan koluvial dan aluvial sungai tua berupa kerakal, kerikil, pasir dan lempung. Endapan koluvial umumnya menempati bagian tinggian tersebar dengan ketebalan yang relatif tipis (0,5-1m) sedangkan endapan aluvial sungai tua terendapkan sepanjang aliran sungai dan umumnya mepunyai ketebalan yang relatif lebih tebal (1-3m). Endapan aluvial tua ini ditutupi oleh endapan aluvial sungai muda yang didominasi oleh pasir dan lempung. Berdasarkan geografinya lokasi keterdapatan



PETI



emas



di



Kecamatan Sambas dan Kecamatan Tebas dapat dibagi 2 yaitu di : a) S. Seminis, Dusun Praja Sekadau, Desa Sebawi, Kecamatan Sambas : Lokasi PETI emas terletak sepanjang S. Seminis mulai dari Dusun Praju Sekadau ke arah hulu. Lokasi PETI emas tersebut menyebar di antara ke dua anak S. Seminis. Pada saat dilakukan peninjauan terdapat 16 lokasi PETI emas dengan menggunakan 32 unit mesin dongfeng. Aktivitas PETI emas di lokasi ini sudah dilakukan sejak 6 bulan lalu, seiring dengan diusirnya PETI emas di kawasan Kelingkau. Luas areal penambangan di wilayah ini sekitar



338,25



Ha. b) Dusun Kelingkau, Desa Sebatang, Kecamatan Tebas : Lokasi kegiatan PETI emas terletak di hulu penambangan



S.



Tebas.



Kegiatan



di lokasi ini dilakukan sejak tahun 2001 akhir,



puncaknya sekitar tahun 2002. Dilihat dari pola penyebaran aluvial tua, kawasan penambangan di daerah ini masih bisa diperluas, tapi di bagian hilir berbatasan dengan perkebunan jeruk yang dikelola oleh suatu perusahaan swasta. Luas areal



10



pertambangan di daerah ini sekitar 44,03 Ha. Sejak pertengahan tahun 2003 penambangan di daerah ini ditutup oleh masyarakat Kecamatan Tebas, karena limbah berupa lumpur mencemari S. Tebas di bagian hilir. Jumlah dongfeng pada masa puncak sekitar 10 unit. Pada saat dilakakukan peninjauan hanya tinggal 2 unit yang masih menambang. b. Lempung Bola (Ball Clay) Lempung Bola (Ball Clay) adalah tanah liat sedimen kaolintik yang biasanya terdiri dari 20%-80% kaolinit, mika 10%-25%, 6%-65% kuarsa, halus dan plastik non alam yang tersebar di daerah dataran tinggi Kabupaten Sambas.



11



Kesimpulan Kabupaten Sambas merupakan wilayah Kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan Barat. Dilihat dari letak geografisnya, Kabupaten Sambas terletak diantara 1’23” Lintang utara dan 108’39” Bujur Timur. Berdasarkan kesamaan sifat fisik dan keteknikan tanah dan batuan yang ada, secara umum geologi teknik daerah Sambas dan sekitarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan geologi teknik yaitu: Satuan Lempung-Lempung lanauan A(c - mc), Satuan Lanau-Lanau pasiran A(m-sm), Satuan Pasir A(s), Satuan Batusabak (SL). Sedangkan stratigrafi daerah Kabupaten Sambas dibedakan menjadi 6 satuan dari muda ke tua: Endapan Aluvial dan Rawa (Qa), Endapan Litoral (Qc), Batuan Terobosan, Sintang (Toms), Granit Pueh (Kup), Kelompok Bengkayang (TrJb), Batuan Gunung api, dan Sekadau (Tr USK). Wilayah Kabupaten Sambas memiliki potensi geologi diantaranya potensi bahan galian dan bahan tambang. Bahan galian terdiri atas Bahan Galian C tersebar di Kecamatan Sebawi, Batu Bara tersebar di Kecamatan Sajingan, Kecamatan Paloh dan Subah dan Gas Metan tersebar Kecamatan Jawai dan Kecamatan Paloh. Sedangkan bahan galian tambang terdiri atas emas dan lempung bola (ball clay). Bahan tambang emas tersebar di S. Seminis, Dusun Praja Sekadau, Desa Sebawi, Kecamatan Sambas dan Dusun Kelingkau, Desa Sebatang, Kecamatan Tebas sedangkan bahan tambang Lempung Bola (Ball Clay) di daerah dataran tinggi Kabupaten Sambas.



12



Daftar Pustaka



13