BAB II Komponen Strategi Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu system pembelajaran, namun di antara keumuman itu, strategi dalam pengertian cara-cara khusus atau tekhnik yang lebih berorientasi pada kemampuan guru bisa dilakukan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Oleh karena itu, keliru memahami strategi pembelajaran hanya dalam makna yang luas. Padahal strategi pembelajaran bisa juga dimaknai secara menyempit. Dalam maknanya yang luas strategi terkait dengan seluruh masalah kegiatan pembelajaran. Strategi tidak hanya ada dalam perencanaan pembelajaran, juga ada dalam pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sebagai tiga elemen penting dalam tahapan pembelajaran. Secara khusus, strategi bisa dilakukan oleh guru secara tidak tertulis.



B. Rumusan Masalah 1. Apa Komponen Strategi Pembelajaran? 2. Apa saja komponen-komponen sistem pembelajaran?



C. Tujuan Penuliasan 1. Mengetahui Komponen Strategi Pembelajaran 2. Mengetahui komponen-komponen sistem pembelajaran



1



BAB II PEMBAHASAN A. Komponen Strategi Pembelajaran Menyusun strategi pembelajaran tidaklah mudah, karena selalu saja bersentuhan dengan komponenkomponen lainnya. Seperti yang dikatakan Bambang Warsita



menyebutkan dengan mengelompokan strategi



pembelajaran menjadi lima komponen yaitu 1) urutan kegiatan pembelajaran; 2) metode pembelajaran; 3) media yang digunakan; 4) waktu tatap muka 5) pengelolaan kelas. Sedangkan Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu 1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, 2) penyampaian informasi. 3) partisipasi siswa, 4) tes , dan kegiatan lanjutan. 1. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan pendaluluan sebagai bagian dari suatu system pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat siswa atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan dengan tekhniktekhnik berikut. a) Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa di akhir kegiatan pembelajaran. b) Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.



2. Penyampaian Informasi Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi siswa 2



dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya agar informasi yang disampaikan dapat diserap oleh siswa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian informasi, yaitu : a) Urutan Penyampaian Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berfikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. b) Ruang lingkup materi yang disampaikan Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah pendapat yang mengatakan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian



kecil



tadi.



Atas



dasar



pendapat



ini



perlu



diprtimbangkan hal-hal berikut : •



Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram (programmed instruction).







Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke bagianbagian.



c) Materi yang akan disampaikan Menurut Merril (1977:37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu



3



memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.



3. Partisipasi Siswa Berdasarkan prinsip student centered, siswa merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar (student active training), yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978:108). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi siswa, yaitu : a) Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah siswa diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. b) Umpan balik Segera setelah siswa menunjukan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, siswa akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar/salah, atau ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan positif seperti baik, bagus, tepat sekali, atau dapat berupa penguatan negative seperti kurang tepat, salah, perlu disempurnakan dan sebagainya.



4. Tes Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir pembelajaran setelah siswa melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah siswa melakukan latihan atau praktik.



4



5. Kegiatan Lanjutan Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan.



B. komponen-komponen sistem pembelajaran Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau pra ahli psikologi menambahkannya sebagai kotak hitam (black box).1 Walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri setiap orang, tetapi sebenarnya kita bisa menentukan apakah seseorang telah belajar atau belum, yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Coba anda simak bagan berikut ini



5



Dari bagan di atas, maka dapat kita lihat, bahwa telah terjadi proses belajar pada diri seseorang (S) manakala terjadi perubahan dari S belajar input menjadi S1 sebagai output. Misalnya sebelum seseorang mengalami proses belajar, ia tidak tahu konsep tentang “X”, tapi setelah ia mengalami proses pembelajaran, ia jadi paham tentang konsep “X”, dengan demikian dapat dikatakan seorang itu telah belajar. Sebaliknya, manakala sebelum mengalami proses pembelajaran ia tidak tahu tentang “X”, dan setelah ia mengalami proses pembelajaran masih tetap tidak tahu tentang “X”, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya ia tidak belajar atau proses pembelajaran dianggap gagal. Nah, dengan demikian efektivitas pembelajaran atau belajar dan tidaknya seseorang tidak dapat dilihat dari aktivitasnya selama terjadinya proses belajar, tetapi hanya dapat dilihat dari adanya perubahan dari sebelum dan sudah terjadi proses pembelajaran seorang siswa yang sepertinya aktif belajar yang ditunjukkan dengan caranya memerhatikan guru dan rapinya ia membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala ia tidak menunjukkan adanya perubahan perilaku.



6



Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana agar proses pembelajaran berhasil? Sebagai suatu system kita perlu menganalisis berbagai komponen yang membentuk system proses pembelajaran. Untuk itu coba anda liat bagan 3-2.



Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa sebagai suatu system. Proses pembelajran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berintekrasi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebutadalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi. Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam system pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung pada system tubuh manusia. Adakah



7



manusia yang ingin hidup tanpa jantung? Tidak, bukan? Ya, jantung adalah komponen utama dalam tubuh manusia. Manusia masih bisa tanpa mamiliki tangan, tidak mempunyai mata, tapi tidak akan dapat hidup tanpa jantung. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama. Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Dalam kurikulum yang demikian, tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi dasar maupun standar kompetensi. Menurut W. gulo (2002), istilah kompetensi dipahami sebagai kemampuan. Kemampuan itu menurutnya bisa kemampuan yang tampak dan kemampuan yang tidak tampak. Kemampuan yang tidak tampak itu disebut performance (penampilan). performance itu tampil dalam bentuk tingkah laku yang dapat didemontrasikan, sehingga dapat diamati, dapat dilihat, dan dapat dirasakan. Kemampuan yang tidak tampak disebut juga kompetensi rasional, yang dikenal dengan taksonomi Bloom sebagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Isi atau materi, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampain materi. Strategi atau metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponenkomponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Alat dan sumber, walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi.



8



Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam system proses pembelajaran. Evaluasi bukan hanya berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Menentukan dan menganalisi kelima komponen pokok dalam proses pembelajaran diatas, akan dapat membantu kita dalam



memprediksi



keberhasilan proses pembelajaran.



9



BAB III PENUTUP A. kesimpulan Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang secara professionalpedagodis mempunyai tanggung jawab besar di dalam proses pembelajaran menuju keberhasilan pendidikan, khususnya keberhasilan para siswanya untuk masa depannya nanti. strategi pembelajaran menjadi lima komponen yaitu



1) urutan



kegiatan pembelajaran; 2) metode pembelajaran; 3) media yang digunakan; 4) waktu tatap muka 5) pengelolaan kelas. Sedangkan Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu 1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, 2) penyampaian informasi. 3) partisipasi siswa, 4) tes , dan kegiatan lanjutan.



10



DAFTAR PUSTAKA Santinah. 2016, Konsep Strategi Pembelajaran dan Aplikasinya, Journal For Islamic Social Sciences/Vol. 25/No.ISSN: 2527-7588 eISSN: 2527-9556 Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi standart Proses, Jakarta: Kencana. Sunhaji. 2008, Strategi Pembelajaran : Konsep dan Aplikasinya, Jurnal Pemikiran Alternatif



Pendidikan



Insania/Vol.13/No. 3/Sep-Des



2008/474-492 Trianto.



2007.



Model-model



Pembelajaran



Inovatif



Berorientasi



Konstruktivistik”, Jakarta: Prestasi Pustaka.



11