BAB II Minimum Area [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Pengertian Analisa Vegetasi Analisis vegetasi hutan adalah studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan.



Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasidan penutupan tajuk. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara metode jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan) (Latifah, 2005). 2.2



Minimum Area Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah



minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai tiga kemungkinan yaitu penyebaran acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran secara kelompok. Untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu penyebaran percontohan secara acak, penyebaran percontohan secara sistematik serta penyebaran secara semi acak dan semi sistematik (Rahardjanto,2001). Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil



luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Dwi, 2013). 2.3



Cara Membuat Petak Minimum Area Luas minimum area dihitung dengan menggunakan metode Cain (1938). Menurut Cain



(1938), dalam Muller-Dombois, dan Ellenberg (1974), ia menyarankan menggunakan jalur sepanjang kurva di mana peningkatan 10 persen dari total luas sampel menghasilkan spesies hanya 10 persen lebih dari jumlah yang tercatat. Ia menabahkan bahwa perkiraan yang lebih konservatif daerah minimal diperoleh di mana kenaikan 10 persen di daerah menghasilkan spesies hanya 5 persen lebih. Setiap data pengamatan yang diperoleh dimasukkan ke dalam grafik dan dibuat kurvanya dengan sumbu x adalah luas total area dan sumbu y adalah jumlah total spesies. Cara menentukan yang dilakukan adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 510% (Cain & Castro, 1959). 2.4



Kategori Strata Pohon Stratifikasi yang terdapat pada hutan hujan tropis oleh Richards (1954) dalam S.J. Mc



Naughton-Larry L. Wolf (1992) dibagi menjadi 5 stratum dari atas ke bawah, sebagai berikut: 1. Stratum A : lapisan teratas, terdiri dari pohon-pohon yang tinggi totalnya 30m ke atas. Biassanya mempunyai tajuk diskontinu, batang pohon tinggi dan lurus, batang bebas cabang tinggi. 2. Stratum B : terdiri dari pohon-pohon yang tinggginya 20m-30m, tajuknya kontinu, batang pohon banyak bercabang, batang bebas cabang tidak terlalu tinggi. 3. Stratum C : terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20m, tajuknya kontinu. Pohonpohon ditratum ini rendah, kecil, banyak bercabang yang tersusun rapat. 4. Stratum D : lapisan perdu dan semak. Tingginya 1-4m. Pada stratum ini juga terdapat dan dibentuk oleh spesies pohon yang masih muda.



5. Stratum E : lapisan tumbuhan-tumbuhan penutup tanah (cover ground) yang tingginya 01m. Menurut metode Muller-Dumbois, dan Ellenberg (1974) dalam jurnal Lestari (2008), bentuk dan ukuran pada jalur coba dalam rangka pengukuran tegakan adalah petak ukur bujur sangkar. Petak ukur 1 x 1 m, untuk pengambilan data anakan atau seedling; petak 2 x 2 m untuk data tingkat pancang atau sapling; petak ukur 5 x 5 ; untuk mengambil data tegakan tingkat tiang atau pole; petak 10 x 10 m untuk data tegakan tingkat pohon. 2.5



Faktor-faktor yang mempengaruhi minimum area Setelah luas minimum diketahui dan telah ditentukan, dari situlah jumlah minimum dapat



ditentukan. Jumlah minimum merupakan jumlaah terkecil spesies yang terdapat dalam vegetasi. Banyak atau sedikitnya jumlalh spesies dalam vegetasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu 1. Iklim Iklim merupakan factor terpenting yang menyebabkan keragaman tumbuhan dalam suatu daerah karena masing masing tumbuhan mempunyai iklim dan habitat tertentu. 2. Keragaman Habitat Dengan beragamnya habitat otomatis akan menyebabkan keragaman spesies tumbuhan yang membuat persaingan dan kompetisi meningkat. 3. Ukuran Daerah yang luas akan dapat menampung jumlah individu / spesies yang banyak pula. Beberapa penelitian membuktikan bahwaterdapat hubungan anatar luas dan keberagaman spesies secara kuantitatif.



DAFTAR PUSTAKA



Cain, S. A., de Oliveira Castro, G. M., Pites, J. M., and da Silva, N. T. 1958. Aplication of some phytosociological techniques to Brazilian rain forest. In Steere, W. C. (Ed) Fifty Years of Botany. McGraw-Hill Book Company, Inc., New York, N.Y. pp. 638. Ferry, D. 2013. Kurva Luas Minimum (Metode Kuadrat). Universitas Siliwangi. Tasikmalaya. John Willeyand Sons, Inc. New York Latifah, S. 2001. Analisis Vegetasi Hutan Alam. USU. Sumatera Barat. Lestari, T.; Abdi, Z.; Widodo, J.; Yohanes. 2008. Analisis Vegetasi di Lokasi Bebas Penambangan Timah Desa Rebo, Kabupaten Bangka. Jurnal Pertanian, Envagro ISSN 1978-1644. Mueller-Dombois, D, H. Ellenberg. 1974. Aimsandmethods of Vegetation Ecology. Rahardjanto. 2001. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Malang. S.J. Mc Naughton-Larry L. Wolf. 1992. Ekologi Umum Edisi Kedua. Penerjemah: Sunaryono P. dan B. Srigandono. Yogyakarta: UGM Press.