BAB III OKe PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROGRAM DAN RENCANA AKSI PEMBANGUNAN KOTA KENDARI 2010-2030



A.Program RTRW 1.Rencana Struktur Tata Ruang Kota Kendari 1.1 Pertimbangan Pengembangan Struktur Tata Ruang Kota Kendari. Pengembangan struktur ruang Kota Kendari pada 20 tahun mendatang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah berkembang di pusat kota, Pusat Pendidikan tinggi pemerintahan, maupun pusat-pusat kegiatan primer baru yang akan dikembangkan yaitu kawsan pelabuhan, kawasan industri dan kawasan CBD



(“Central Bussines District”). Pengembangan pusat primer akan menjadi magnet pertumbuhan kota yag tersebar di Kota Kendari. 2) Pengembangan Pusat Kota dan CBD Pusat Kota Kendari yang akan dikembangkanebagai pusat pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa akan menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan terjadi pusat kegiatan perkotaan skala besar. 3) Perkembangan Kawasan Penddidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Provinsi Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan Provinsi akan berfungsi sebagai simpul primer di selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat permukiman perkotaan baru dalam skala besar. 4) Pengembangan kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan Industri. Kawasan P. Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan barang dan penumpang skala regional dan internasional. Fungsi tersebut menjadikan P. Bungkutoko menjadi pusat primer di kawasan timur kota Kendari. Kawasan Industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer P.Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memilki kesatuan fungsional yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur. 5) Pengembangan Kota Lama Kota lama memilki nilai historis bagi Kota Kendari funsinya tetap di pertahankan dan dijaga dari kemungkinan terdegradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan pelabuhan di P. Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, kota Lama tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara. 6) Kawasan Terminal Kawasan terminal yan berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul pertumbuhan baru di selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan aksesibilitas kawasn terminal akan menjadi pilihan potensial bagi pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota.



7) Pengembangan SistemTransportasi. Sistem transportasi memilki fungsi strategis dalam pembentukan strukur ruang kota. Hubungan fungsional antar pusat pertumbuhan diwujudkan dengan pengembangan pola jaringan jalan yang terhirarki dan terstruktur mengikuti hirarki struktur pusat pertumbuhan yang akan dibentuk. Pengembangan pola jaringan yang tepat berdasarkan hirarki, menjadi faktor pendorong berfungsinya system pusat pelayanan. 8) Pertimbangan aspek daya dukung lingkungan. Untuk mempertahankan dan menjaga perkembangan di Kawasan Sekitar Teluk akibat dri perkembangan yang tidak terkendali, maka perlu dilakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) yaitu melalui pengambangan Kawasan Teluk yang terpola dan terencana. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan skala besar disekitar kawasan teluk, perlu memperhatikan aspek lingkungan agar tidak menurunkan kualitas perairan kawasan teluk. 2. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari Konsep pengembangan struktur ruang kota diarahkan untuk menampung pusatpusat pertumbuhan kota yang didukung oleh kerangka jaringan jalan yang dapat memberikan kemudahan aksesibilitas dari kawasan permukiman terhadap pusat-pusat kegiatan kota baik pusat utama (primer) maupun pusat-pusat hirarki dibawahnya. Kota Kendari yang di dominasi oleh dataran yang memungkinkan pengembangan kota ke segala arah, hal ini juga diperkuat oleh sistem jaringan jalan yang terbentuk yang mendorong perkembangan kota secara konsentris sehingga model konsentris menjadi konsep pengembangan kota yang direkomendasikan. Pengembangan pola konsentris didukung oleh pengembangan pola jaringan jalan yang membentuk “radial konsentris” yang akan membuka akses dari pusat kota ke segala arah, dan pusat-pusat primer lainnya yang akan berfungsi sebagai “satelit” bagi pusat kota, yang akan terhubungkan dengan jaringan jalan lingkar luar yang berbentuk radial.



Pengembangan jaringan jalan lingkar luar Kota Kendari memperkuat pemebentukan pola konsentris yang akan menghubungkan bagian terluar Kota Kendari yang menyeberangi Kawasan Timur Teluk denga akan dibangunnya jembatan penghubung dari Abeli ke Kota Lama.



Keuntungan-keuntungan yang diperboleh melalui pengembangan pola konsentris adalah sebagai berikut : •



Pengembangan Kota Kendari dapat menjadi lebih kompak







Penyebaran fungsi-fungsi primer, sehingga beban pusat kota dapat terbagi.







Kemudahan aksesibilitas ari berbagai arah, maupun aksesibilitas antar pusat (primer/sekunder/tersier) yang dihubungkan dengan jaringan jalan yang hirarki.



Pusat kota akan terintegrasi dengan CBD dan kawasan wisata akan menjadi inti kota yang terletak dipusat simpul transportasi, dan ditengah-tengah kawasan teluk sehingga secara lokasi memilki nilai startegis yang akan memudahkan untuk dijangkau dari seluruh bagian Kota Kendari.



3.Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari Rencana struktur ruang Kota Kendari memepertimbangkan hal-hal sebagai berikut : •



Pola kecenderungan perkembangan pusat kegiatan yang ada.







Kebijakan strategis yang memilki dampak tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru.







Kebutuhan pengembangan kota Kendari 20 tahun kedepan



Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas pengembangan struktur ruang Kota Kendari adalah sebagai berikut : •



Pusat Primer : Pusat Kota, Kawasan CBD, Pusat Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kawasan Terminal dan Kawasan Pelabuhan.







Pusat Sekunder : Kota Lama, Pusat Kecamatan Abeli, Pusat Kecamatan Poasia, usat Kecamatan Kambu, Pusat Kecamatan Baruga, Pusat Kecamatan Kadia, Pusat Kecamatan Wua-wua, Pusat Kecamatan Puuwatu dan Pusat Kecamatan Mandonga.







Pusat Tersier : Simpul-simpul kegiatan di kawasan permukiman.



4.Rencana Pengembangan Pusat Primer 4.1 Kawasan Pusat Kota Karakteristik kegiatan kawasan pusat kota Kendari terdiri dari kegiatan pemerintahan, kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang sampai tinggi, kegiatan komersial dan jasa yang tersebar pada koridor-koridor jalan utama. Kawasan pusat kota tetap akan dikembangakan dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan pemerintahan, dengan didukung oleh kegiatan pedagangandan jasa. 4.2Kawasan Pusat Pendidikan dan Pemerintahan Provinsi Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan Pusat pemerintahan Provinsi telah tumbuh sebagai pusat pertumbuhan kawasan permukiman di selatan Kota Kendari. Bangkitan kegiatan permukiman yang diakibatkan pengembangan kawasan diperkirakan cukup tinggi sehingga perlu dipersiapkan arahan pengembangan kawasan permukiman agar tidak terjadi secara sporadis. 4.3Kawasan Pelabuhan P.Bungkutoko Kawasan Pelabuhan di Pulau Bungkutoko akan menjadi simpul utama (fungsi primer) dikawasan timur Kota Kendari. Pengembanagn pelabuhan akan membangkitkan pelabuhan akan membangkitkan kegiatan ekonomi baru yaitu kegiatan komersial, industri dan kawasan permukiman. Rencana pembangunan jembatan penyeberangan Abeli-Bungkutoko-Kota Lama, akan mempercepat



terbentuknya segitiga pertumbuhan ekonomi di Sebelah Timur Kota Kendari. Keterbatasan daya dukung fisik P.Bungkutoko, perlua diantisipasi dengan upaya pengendalian kawasan pulau bagi kemungkinan tumbuhnya kawasan permukiman maupun fungsi lainnya. Fungsi pendukung pelabuhan, dapat dikembangkan diluar P.Bungkutoko khususnya di Kecamatan Abeli, terintegrasi dengan kawasan industri. 4.4 Kawasan CBD Konsep pengembangan teluk adalah pengembangan kawasan CBD dengan model pengembangan “waterfront city” dengan memanfaatkan nilai estetika kawasan teluk. Kawasan CBD yang berdekatan dengan kawasan pusat kota, akan membentuk dua pusat pertumbuhan kota dalam skala besar. Karaktersistik fisik kawasan teluk yang akan Pusat kegiatan primer berupa kegiatan komersial, jasa dan pariwisata yang berwawasan lingkungan merupakan kegiatan utama dalam konsep “waterfront city”. 4.5 Kawasan di sekitar terminal Tipe A dan Kawasan Industri Lokasi terminal yang berada pada simpul jaringn jalan primer berdekatan dengan lokasi kawasan industri, akan membentuk pusat pertumbuhan di selatan Kota Kendari ke Arah Bandara. Kegiatan penunjang pada kawasan terminal adalah kegiatan komersial, permukiman dan industri skala terbatas. Pusat utama adalah terminal yang terintegrasi dengan kegiatan komersial dan pergudangan.



5.Rencana Kawasan Strategis Dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam aspek keruangan, tidak dapat dihindari perlunya dilakukan penanganan berdasarkan skala prioritas hal ini selain didasarkan adanya keterbatasan keuanagan daerah dalam pelaksanaan program, juga adanya ketidak seragaman permasalahan, potensi dan dampak yang ditimbulkan sebagai akibat pengembangan kawasan. Penetapan kawasan strategis bertujuan untuk memberikan prioritas pembangunan yang lebih besar pada beberapa kawasan yang memilki dampak besar terhadap perkembangan



lingkungan sekitarnya. Sehingga pengembangan terhadap suatu kawasan startegis diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembiayaan pembangunan dan pengembangan kawasan, selain terbentuknya struktur ruang kota sesuai dengan yang diharapkan. Rencana kawasan strategis yang perlu mendapat prioritas utama dalam mendorong pertumbuhan, mengendalikan dan kegiatan penanganan adalah : 5.1 Pusat Kota dan CBD Kawasan Pusat Kota dan CBD dapat dikatakan sebagai jantung kota Kendari berada di tengah-tengah



Kota Kendari. Kawasan Pusat Kota dan CBD akan



dikembangkan sebagai pusat kegiatan primer sektor pemerintahan, komersial dan jasa dengan skala kegiatan dan investasi yang tinggi akan membutuhkan penyediaanruang yang luas. Kegiatan pusat kota dan CBD akan mendorong tumbuhnya kegiatan baru pada sektor permukiman dan kegiatan ekonomi lainnya dalam skala kegiatan yang lebih kecil dan tumbuhnya sektor informal perkotaan, yang membutuhkan penyediaan ruang yang luas dan intensif. Pengembangan fungsi-fungsi bau diharapkan dapat dijadikan solusi bagi permasalahan-permasalahan keruangan yang telah berkembang di kawasan perkotaan yang telah terjadi yaitu : •



Perkembangan kawasan komersial yang tdak teratur







Tumbuhnya kegiatan sektor informal







Minimnya ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan







Kawasan lindung setempat yang perlu dipertahankan







Perkembangan kawasan permukiman dalam skala luas dan intensitas kegiatan permukiman yang tinggi.



5.2 Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Kawasan perkembangan



pendidikan kawasan



tinggi



dan



permukiman



pusat dan



pemerintahan kegiatan



telah



perdagangan



mendorong sekunder



disekitarnya. Ketersediaan lahan kosong yang masih luas disekitar kawasan tersebut merupakan peluang agar kegiatan permukiman dan sektor jasa yang perdagangan yang akan tumbuh dapat dipersiapkan dan diarahkan sejak awal agar tidak tumbuh menjadi kawasan perkotaan yang tidak teratur.



5.3 Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Industri P. Bungkutoko yang memilki luas 162 Ha, memilki keterbatasan daya dukung fisik lahan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan diluar sektor pelabuhan. Kegiatankegiatan yang diperkirakan akan tumbuh diakibatkan oleh kegiatan



pelabuhan



diarahkan untuk berlokasi di luar P. Bungkutoko yaitu di Kecamatan Abeli. Sedangkan pengembangan ruang di P.Bungkutoko dibuat secra efisien dan terkendali agar kualitas lingkungan alam P. Bungkutoko dapat terjaga kelestariannya. Perencanaan dan pengembangan kawasan pelabuhan menjadikan faktor lingkungan fisik sebagai dasar pertimbangan kawasan pelabuhan menjadikan faktor lingkungan fisik sebagai dasar pertimbangan utama dalam pengembangan konstruksi dan komponen-komponen pendukung pelabuhan. Penyediaan infrastruktur dan utilitas pendukung pelabuhan agar tidak melakukan eksploitasi alam yang berlebihan. Penyiapan masarakat lokal yang akan terpengaruh secara budaya dan kegiatan ekonomi perlu dipersiapkan agar dapat menerima manfaat secara maksimal dari kegiatan pelabuhan. Kegiatan industri yang diperkirakan akan tumbuh mendukung fungsi pelabuhan dialokasikan seluas 500 Ha di Kecamatan Abeli dan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Perencanaan kawasan industri diintegrasikan dengan pengembangan kegiatan ikutan ang akan tumbuh khususnya kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa. Kelengkapan komponen industri, infrastruktur pendukung industri perlu dipersiapkan mulai tahapan perencanaan agar kawasan industri yang akan dikembangkan tumbuh sebagai kawasan industri yang terpadu. Kegiatan industri merupakan kegiatan yang sensitive terhadap lingkungan dapat dikelola secara maksimal. Penyusunan AMDAL Kawasan industri harus dijadikan acuan dalam mengarahkan pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan dan sosial akibat pengembangan kawasan industri. Dampak sosial merupakan dampak langsung yang akan diterima oleh masyarakat, sehingga penyiapan masyarakat sejak awal perlu dilakukan secara terus-menerus agar kegiatan industri tidak menimbulkan permasalahn-permasalahan sosial baru.



5.4 Kawasan Kota Lama Kota lama telah tumbuh sebagai kawasan komersial dan permukiman dengan kepadatan tinggi, bahkan sudah memberikan tekanan pertumbuhan pada kawasankawasan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan penyangga. Revitalisasi kawasan komersial kota lama diharapkan mempertahankan nilai ekonomi kawasan kota lama. Integrasi kegiatan komersial kawasan kota lama dengan kawasan pariwisata di sepanjang teluk kendari menjadi salah satu pilihan konsep revitalisasi kawasan komersial. Keterbatasan ruang menjadikan pengembangan kawasan permukiman kota lama perlu dikendalikan secara ketat agar tidak mengarah ke kawasan penyangga. Kegiatan pelabuhan penumpang yang akan tetap dipertahankan untuk melayani angkutan laut dari Kota Kendari ke wilayah-wilayah sekitarnya merupakan factor pendukung kegiatan masyarakat kota lama. 5.5 Kawasan Terminal Kawasan terminal A di kecamatan baruga sebagi simpul utama transportasi darat menjadi magnet pertumbuhan ekonomi di perbatasan selatan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan. Fungsi terminal akan mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi baru di sektor perdagangan dan jasa. B. Program RPJMD a. Sumber Daya Hutan (lindung) Potensi sumber daya kawasan hutan lindung yang dimiliki, dapat berfungsi sebagai kawasan penangkapan (catchment area) dan kawasan pariwisata. b. Kawasan Teluk Kendari Eksisten Teluk Kendari dengan fungsi-fungsi diantaranya: c. Fungsi Psikologis, sebagai kebanggaan dan identitas warga kota. Fungsi Ekologis,



menjadi orientasi (outlet) sungai/kali di Kota



Kendari,



disamping perlindungan biodata di dalamnya. d. Fungsi Visual, sebagai identitas dan ke-khas-an kota. e. Fungsi Ekonomi, sebagai



pelabuhan barang, pelabuhan samudra perikanan,



transportasi laut, pariwisata dan perdagangan f. Fungsi Sosial, sebagai rekreasi, olahraga dan pendidikan.



1.Strategi Pembangunan Kota Kendari 1.1 Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia Strategi pengembangan sumberdaya manusia Aspek



“3”,



yakni



pendekatan



pembangunan



berpijak pada pengembangan manusia



paripurna,



yang



mengembangkan tiga dimensi potensi manusia, yakni (1) potensi akal dan ilmu pengetahuan (kognitif/head), (2) potensi moral/etik (afektif/hearth) dan (3) potensi keterampilan dan gerakan (psikomotorik/hand). Lebih jauh, strategi ini dimaksudkan untuk menciptakan pemerataan kualitas manusia, serta memberi ruang yang cukup bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat pada berbagai bidang pembangunan, yang bertujuan mewujudkan pemberdayaan SDM sesuai peran dan fungsinya dalam kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah. 1.2 Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat Strategi pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan



untuk memperkuat



kelembagaan sosial masyarakat dalam aspek ekonomi dan politik serta memperluas peranserta partisipasi masyarakat baik dalam pengambilan keputusan kebijakan publik, maupun dalam tahap implementasi dan evaluasi. Bertolak dari semangat tersebut maka pilihan pendekatannya adalah dengan “4” (catur) Bina, yakni: • Bina Spritual Yakni sebuah pendekatan pembangunan peningkatan keimanan, mental dan spritual untuk keluarga dan warga dan keluarga. Bina spritual juga mencakup pemantapan



kelembagaan



agama



sebagai



sarana



penguatan



keimanan,



persaudaraan bahkan untuk penguatan perekonomian masyarakat. • Bina Sosial Ekonomi Yakni sebuah pendekatan penguatan kelembagaan masyarakat yang bermuara pada perluasan kesempatan kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat untuk barpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. Secara khusus bina ekonomi adalah penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat agar dapat berfungsi baik untuk



pemenuhan kebutuhan dasar maupun yang bersifat pengembangan produksi dan pemasaran. Sedangkan bina sosial adalah penguatan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan baik dalam fungsinya sebagai media persatuan dan komunikasi antar anggota, maupun penguatan fungsi sebagai wadah perwakilan dan penyaluran kepentingan dan aspirasi masyarakat. • Bina Fisik/Lingkungan Yakni pendekatan peningkatan kesadaran dan peranserta masyarakat dalam dalam perbaikan, pemeliharaan, peningkatan dan pelestarian lingkungan fisik (buatan) maupun alam. • Bina Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Yakni pendekatan peningkatan peranserta masyarakat dalam pemeliharaan keamanan lingkungan dan ketertiban masyarakat.



1.3 Strategi Pengembangan Sektor-Sektor Strategis Strategi pertumbuhan sektor-sektor strategis adalah mendorong pengembangan sektor-sektor, masing-masing untuk bidang ekonomi adalah sektor yang secara signifikan memberikan efek ganda (multiplier effect) bagi perekonomian masyarakat, sedangkan untuk bidang sosial budaya adalah sektor-sektor yang berfungsi meningkatkan



kapasitas



dasar



manusia



seperti



pendidikan,



kesehatan



dan



keterampilan. Secara khusus sasaran-sasaran dari sektor strategis ini adalah bermuara pada “5” sasaran pokok yakni: •Penegakkan peraturan (Enforcement) Bahwa seluruh warga masyarakat mempunyai kedudukan dan perlakuan yang sama di depan hukum. Peraturan dan perundangan yang telah ada harus dapat dilaksanakan tanpa pilih kasih. Meskipun demikian, peraturan-peraturan yang telah ada harus dapat ditinjau kembali, dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, efisiensi dan partisipatif.



•Pengembangan Perekonomian Masyarakat (Economy) Bahwa sektor-sektor usaha yang akan didorong adalah sektor-sektor yang mempunyai efek pengganda yang besar dalam hal menggerakan perekonomian masyarakat



dan



penyerapan



tenaga



kerja.



Selanjutnya,



pertumbuhan



perekonomian yang terjadi, diharapkan dapat memberikan dampak yang seluasluasnya bagi seluruh komponen masyarakat. •Pelestarian Lingkungan (Environment) Bahwa



implikasi



pembangunan



fisik



dalam



pembangunan,



seharusnya



memperhatikan daya dukung lingkungan. Prinsip-prinsip pelestarian alam dan pembangunan



yang



berkelanjutan,



menjadi



landasan



pelaksanaan



fisik



pembangunan. Proporsi ruang terbuka hijau dan terbangun, sebagai persyaratan mewujudkan visi “Kota dalam Taman”, menjadi landasan dalam pemanfaatan ruang. •



Keadilan yang setara (Equity) Bahwa seluruh langkah dan gerak pembangunan baik dalam pelaksanaan dan pemanfaatannya harus mempertimbangkan prinsip keadilan yang setara. Bahwa setiap warga masyarakat berhak mendapatkan pelayanan, penghargaan dan manfaat yang setara dan proporsional.







Peranserta Masyarakat (Engagement) Bahwa pemerintah kota akan mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan dan partisipatif



dalam



pengambilan



keputusan



kebijakan



publik.



Peranserta



masyarakat dimungkinkan untuk semua tahapan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.



1.4 Prioritas Pembangunan Daerah 



Penguatan Ekonomi Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan (Economy/Employment)



Segala upaya pembangunan yang dilakukan, harus diorientasikan pada Penguatan ekonomi masyarakat. Strategi penguatan ekonomi masyarakat merupakan sistem yang terintegrasi, mulai dari pemberian peluang kesempatan ekonomi yang merata, akses masyararakat terhadap permodalan, perlindungan pasar hingga wujud kelembagaan kemitraan antara usaha kecil, menengah dan besar. Disamping itu, Pemerintah Kota akan berupaya mendorong kemudahan investasi dari masyarakat maupun swasta, dalam rangka memperluas cakupan dan daya serap tenaga kerja. •



Penguatan Pelestarian dan Keserasian lingkunga (Environment/Ecology) Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudanya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berwawasan keadilan seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat lokal serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan, serta terwujudanya keadilan antargenerasi, antar dunia usaha dan masyarakat, dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang optimal. • Penguatan Pelayanan Prasarana Dasar Perkotaan Sasaran dari prioritas ini adalah meningkatkan fungsi Kota Kendari sebagai kota pelayanan skala regional khususnya wilayah Sulawesi Tenggara dalam bidang perdagangan, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, pariwisata dan agribisnis, melalui penguatan infrastruktur di sektor jalan kota, kelistrikan dan air bersih.







Meningkatkan Derajat Kesehatan Sasaran pada prioritas ini adalah terpenuhinya sasaran angka derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010, meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat serta meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan dukungan logistik pada sarana pelayanan kesehatan yang semakin merata, terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat.







Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah Sasaran pada prioritas ini adalah meningkatnya Angka Partisipasi sekolah SD dan SLTP, meningkatnya mutu pendidikan serta terwujudanya organisasi sekolah sebagai unit pelayanan terdepan pendidikan yang profesional, partisipatif, transparan, efisien dan akuntabel.







Meningkatkan Keamanan, Ketertiban dan Partisipasi Masyarakat (Engagement) Sasaran pada prioritas ini adalah meningkatnya rasa aman bagi seluruh warga masyarakat, berkurangnya angka kejahatan (dengan kekerasan) dan kriminal lainnya, meningkatnya sikap hidup yang tertib dan disiplin warga kota utamanya di tempat dan sarana publik, serta meningkatnya peranserta masyarakat pada semua tahap pembangunan: perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan evaluasi pembangunan.







Menegakkan Supremasi Hukum dan Kepemerintahan Yang Baik (Enforcement) Sasaran pada prioritas ini adalah terciptanya harmonisasi peraturan-peraturan daerah yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kebutuhan pembangunan dan terlaksananya penyelenggaraan pemerintahan yang berpijak pada prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik.







Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Daerah Sasaran pada prioritas ini adalah terbentuknya sistem kerja dan struktur organisasi pemerintah yang efisien dan efektif, meningkatkan kapasitas DPRD sebagai mitra eksekutif dalam pelaksanaan pembangunan dan peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur. 1.5 Program Kegiatan Kota Kendari Tahun 2007 Program kegiatan Kota Kendari pada tahun 2007 terdapat pada beberapa instansi yakni pada Dinas Tata Kota, Dinas Perhubungan, Dinas Penyusunan program, Dinas Pekerjaan umum, Dinas Perindagkop, Dinas Perikanan,Dinas Perizinan, Dinas Pariwisata, Dinas Perekonomian, Dinas Bappeda, Dinas Bpkad, Dinas Kebersihan, Dinas Pertanian, Dinas Plh dan Kehutanan, dan Dinas Dispentamben. Adapun perincian nilai anggaran dari setiap dinas pemerintahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :



Tabel 3.1 PROGRAM KEGIATAN 2007 NO DINAS 1



TATA KOTA



PROGRAM/KEGIATAN NILAI (Rp) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN SARANA APARATUR PENGADAAN KENDARAAN DINAS/OPERASIONAL 265,655,000.00 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN SARANA APARATUR - PENGADAAN MEUBELAIR PROGRAM PERENCANAAN TATA RUANG - PENYUSUNAN RENCANA TEKNIS TATA BANGUNAN DAN LINGk. PROGRAM PERENCANAAN TATA RUANG PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROGRAM PEMANFAATAN RUANG - SURVEY DAN PEMETAAN DALAM RANGKA IP PROGRAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG - PEMBINAAN PEMANTAUAN & PENGAWASAN BANGUNAN



2



PERHUBUNGAN



Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana & Prasarana Perhubungan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Terminal (Ruang Tunggu AKDP) Peningkatan Pelayanan Angkutan - Pengendalian Disiplin Pengoperasian Angkutan Umum di Jln Raya Rehabilitasi dan Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas LLAJ. - Rehabilitasi & Pemeliharaan Prasarana Balai Pengujian K.Bermotor Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan



7,360,000.00



312,330,000.00



4,982,500.00



46,267,200.00



62,814,825.00



274,480,495.00



22,600,250.00



116,755,000.00



30,000,000.00



118,890,000.00



- Pembangunan Halte Bus Taksi.



3



PENYUSUNAN PROGRAM



Program Perkantoran



Pelayanan



Administrasi



- Rehabilitasi Sedang Gedung Kantor - Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pembangunan - Penyusunan Pedoman Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 - Penyusunan Sistem dan Prosedur Administrasi Pengadaan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal & Pengendalian - Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH.



4



PEKERJAAN UMUM



32,505,550.00



31,500,000.00 9,415,000.00 17,515,000.00 10,750,000.00



67,520,000.00



Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pengadaan Kendaraan Dinas/ Operasional 14,505,000.00 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan (DAK) - Pembangunan Jalan 9,012,126,700.00 Program Pembangunan Saluran Drainase/gorong-gorong - Pembangunan Saluran Drainase/goronggorong 2,300,000,000.00 Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (DAU) - Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan 4,476,434,360.00 Prog. Pengembangan & Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa & Jaringan Pengairan lainnya - Pembangunan/Pemeliharaan Jaringan Irigasi 2,085,000,000.00 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku - Pembangunan sumur-sumur air tanah 2,700,000,000.00 Program Penataan Lingkungan Permukiman - Rehabilitasi Rumah Penduduk



300,000,000.00 - Neighborhod Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP) 3,115,000,000.00 - Penyehatan Lingkungan Permukiman



5



6



PERINDAGKOP



PERIKANAN



2,786,466,000.00



Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pembangunan Gedung Kantor



114,183,970.00



- Pengadaan Motor Pemeliharaaan Dinas/Operasional



14,505,000.00 Rutin/Berkala



Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kapal Pengawasan Perikanan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pembinaan Kelompok Ekonomi Masyarakat Pesisir Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan - Restocking dalam rangka Rehabilitasi Lingkungan Perairan Program Pengembangan Budidaya Perikanan - Operasional Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) - Bantuan Sarana Produksi Perikanan (DAK+Pendamping) Program Pengembangan Perikanan Tangkap - Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (DAK+Pendamping) - Kelengkapan dan Finishing Dermaga TPI/PPI Kendari (DAK+Pendamping) Pengadaan Sarana Penangkapan (DAK+Pendamping) Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan - Penilaian Lomba Kelompok Nelayan



19,150,000.00



5,000,000.00



3,853,000.00



6,095,375.00



7,000,000.00 26,884,500.00



2,737,192,000.00 53,005,125.00



238,127,000.00



5,028,000.00 - Operasional BIPPK



20,457,000.00



- Penas Agribisnis 50,800,000.00 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan - Operasional Pasar Ikan Higienis



7



PERIZINAN



Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur - Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional 125,340,000.00 - Pengadaan Mebeleur - Pemeliharaan Berkala Dinas/Operasional



6,567,013.00 Kendaraan



- Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor Program Peningkatan & Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah - Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumbersumber Pendapatan Daerah Program Optimalisasi Pemanfaatan Tehnologi Informasi Penambahan Aplikasi Pelayanan Perizinan Program Penataan Peraturan PerundangUndangan - Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan (Perda) 8



PARIWISATA



9,058,000.00



26,350,000.00 52,280,000.00



49,814,000.00



46,585,000.00



12,887,000.00



22,255,000.00



Program Pengembangan Nilai Budaya - Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah 65,000,000.00 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata - Pelaksanaan Promosi Wisata Nusantara 120,000,000.00 - Peningkatan Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata 15,000,000.00 Program Pengembangan Kemitraan



Fasilitasi Pembentukan Forum Komunikasi antar pelaku 10,000,000.00 Industri Pariwisata dan Budaya - Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Profesionalisme 20,000,000.00 Bidang Pariwisata



9



PEREKONOMIAN



Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH - Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi - Penyusunan/Pemutahiran data dan Informasi Bagian Perekonomian Program Penataan Peraturan Perundangundangan Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan



10



BAPPEDA



124,000,000.00



11,915,000.00 40,136,000.00



125,529,000.00



Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pengadaan Mebeulair 40,000,000.00 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah - Sosialisasi Paket Regulasi Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 40,000,000.00 - Bimbingan Teknis Implementasi Paket Regulasi Tentang Pengelolaan 60,000,000.00 Keuangan Daerah



11



BPKAD



Peningkatan Sarana dan Aparatur Pengadaan Kendaraan Operasional



Prasarana Dinas



/ 469,930,000.00



- Pengadaan Meubeleur



50,000,000.00



- Pengadaan Komputer



142,000,000.00



- Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/Operasional 272,220,000.00 - Pemeliharaan rutin/berkala komputer 47,450,000.00 - Pemelihartaan Rutin Lampu Penerangan Jalan Umum 701,118,212.00 - Rehabilitasi Gedung Kantor



179,999,999.94



- Pengadaan Alat-alat Komunikasi



22,000,000.00



- Pengadaan Alat-alat Studio



42,500,000.00



- Pengadaan Tiang Reklame



46,670,000.00



- Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 28,750,000.00 Pemeliharaan rutin/Gedung Kantor (Lanjutan) 8,930,000.00 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Bimbingan Teknis Implementasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan 91,672,000.00 Keuangan Daerah Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan ( Paket Undang-Undang Keuangan Negara dan UU Pengelolaan Keuangan Daerah) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan ( Laporan Pertanggungjawaban Jawaban Pelaksanaan APBD) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan ( Pengelolaan Gaji PNS, Perbendaharaan Negara) Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan - Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran - Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran



417,300,000.00



- Penyusunan Laporan Bulanan Keuangan



119,500,000.00



180,750,000.00



174,050,000.00



61,840,000.00 31,290,000.00



- Penyusunan Neraca Awal Tiap SKP 505,980,000.00 - Penyusunan Pelaporan transaksi Sistim Akuntansi Keuangan Daerah 210,240,000.00 - Penyusunan Laporan Tahunan



3,000,000.00



- Penyusunan RENJA



1,500,000.00



- Penyusunan LAKIP - Penyusunan Harga Standarisasi Satuan Barang dan Jasa Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah - Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah - Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD 2008 - Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Tentang Penjabaran



3,000,000.00 100,217,500.00



115,725,000.00 270,272,500.00



APBD 2008 207,005,000.00 - Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBD 2007 - Penyusunan Rancangan Walikota Tentang Penjabaran



255,655,000.00 Peraturan



PAPBD 2007 192,195,000.00 - Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD 2006 306,895,000.00 - Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Tentang Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD 2007 276,537,500.00 - Bimbingan Teknis Implementasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan 416,800,000.00 Keuangan Daerah - Penyusunan SPD Belanja Tidak Langsung dan SPD Belanja 78,797,000.00 Langsung 2007 - Penyusunan DPA Belanja Tidak Langsung Lingkup Pemda Kota Kdi 85,920,000.00



- Penyusunan Sistem Informasi Keuangan Daerah Tahun 2007 (lanjutan) 253,000,000.00 - Pengelolaan Komputerisasi Gaji PNS - Penyusunan dan Asistensi RKA-SKPD 2007 - Penyusunan dan Asistensi Perubahan RKA-SKPD 2007 - Penyusunan dan Asistensi RKA-SKPD 2008



94,480,000.00 250,930,000.00 222,060,000.00 230,580,000.00



- Pemutakhiran Data Basis PBB 297,645,000.00 - Sosialisasi Peraturan Perundangan ttg Pajak dan Retribusi Daerah 30,300,000.00



12



KEBERSIHAN



- Peningkatan Pendapatan Daerah (PBB)



308,170,000.00



- Pelatihan Kearsipan - Penyusunan PERDA ttg Retribusi Daerah dan Pajak Daerah - Manajemen Usaha dan Perpajakan Hotel dan Restoran - Intensifikasi dan Ekstensipikasi Sumbersumber PAD Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Daerah - Evaluasi RAPERDA tentang APBD Tahun 2007 - Evaluasi RAPERDA tentang Perubahan APBD Tahun 2007 Evaluasi RAPERWAK tentang Penjabaran APBD Tahun 2007 Evaluasi RAPERWAK tentang Penjabaran Perubahan APBD Tahun 2007 - Evaluasi RAPERDA tentang APBD Tahun 2008



24,196,000.00 58,500,000.00 32,394,000.00 125,000,000.00



37,760,000.00 43,380,000.00 34,730,000.00 13,080,000.00 57,375,000.00



Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 60,840,000.00 - Peningkatan Wawasan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan - Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana 3,068,490,700.00 Persampahan Program Peningkatan Pengembangan



Sistem Pelaporan Capaian Kerja dan Keuangan - Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban Bulanan 13,357,700.00 Program Pengendalian Banjir - Peningkatan Pembersihan dan Pegerukan Sungai Kali 111,000,000.00



13



PERTANIAN



Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Pemeliharaan rutin Gedung Kantor - Pemeliharaan rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kerja dan Keuangan - Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Iktiar Realisasi Kinerja SKPD - Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian (DAK+Pendamping) - Rapat Koordinasi DKP/Pokja DKP dan Sarana Penunjang Operasional DKP (Pendamping DTP Ketahanan Pangan) - Pengelolaan Lahan dan Air Hortikultura ( Pendamping DTP) Program Peningkatan Kinerja Instansi



4,000,000.00



- Penyusunan Rencana Kinerja Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) - Pembuatan Jalan Usaha Kios Agribisnis (DAK+Pendamping) - Pengembangan Perbenihan/Pembibitan (BBT) - Pengelolaan Lahan dan Air, Perkebunan (Pendamping Dana Tugas Pembantuan) - Pengelolaan Lahan dan Air, Pertanian (Pendamping DTP ) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan - Pembuatan Sumur Bor, Pintu Gerbang



2,804,000.00



30,250,000.00



3,894,000.00 6,663,000.00



17,088,000.00



16,240,500.00



229,327,199.50 16,423,000.00 51,620,000.00



68,153,000.00



dan Penimbunan Tempat Penjemuran di Sub Terminal Agribisnis (DAK+Pendamping) - Pembangunan Pintu Gerbang (DAK+ Pendamping) - PPembangunan Pintu Gerbang (DAK+ Pendamping) - Pembuatan Sumur Bor Kios Agribisnis dan di Kelompok Tani (DAK+Pendamping) - Pengolahan Lahan dan Air, Hortikultura (Pendamping DTP) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan - Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna (DAK+Pendamping) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan - Penangkaran Tanaman Hias Non Anggrek dan Tanaman Obat-Obatan (DAK+Pendamping) Pengadaan Pompa Air (DAK+Pendamping) - Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan (DAK+Pendamping) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan (DAK+Pendamping) - Pengembangan Bibit Unggul Pertanian / Perkebunan (Buah-Buahan) (DAK+Pendamping) - Pengembangan Bibit Unggul Pertanian / Perkebunan (Jagung) (DAK+Pendamping) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan (Pendamping DTP) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan (DAK+Pendamping) Pembuatan Jalan Usaha Tani (DAK+Pendamping) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan - Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan



411,933,580.00



64,037,000.00 566,682,453.00 204,710,000.00



38,600,000.00



170,458,500.00



52,280,300.00



30,662,000.00 80,092,750.00



30,828,500.00 156,127,997.00



21,004,500.00



8,178,437.50 44,664,070.00 789,221,000.00



122,105,000.00



- Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi DAK (DAK+Pendamping DAK) 45,200,000.00 - Pembangunan Gedung Kantor BPP ( DAK+Pendamping) 138,960,000.00 - PENAS (Pendamping DTP) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan - Pengembangan Unggas dan Aneka Ternak (Pendamping DTP) Penangkaran Bibit Sapi (DAK+Pendamping DAK) Penangkaran Kambing (DAK+Pendamping DAK) Penangkaran Ayam Buras (DAK+Pendamping DAK) - Pengelolaan Lahan dan Air Peternakan (Pendamping DTP) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan - Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan - Pemberdayaan dan Pemutahiran Fungsi RPH



14



63,000,000.00



7,805,000.00 430,195,900.00 166,182,500.00 99,823,250.00 14,943,000.00



23,085,500.00 124,800,000.00



PLH DAN KEHUTANAN Program Pelayanan Adm Perkantoran - Penyediaan Jasa Perkantoran dan Perizinan Kendaraan 24,005,000.00 Dinas/Operasional - Penyediaan Jasa Adm Keuangan 49,403,750.00 - Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 2,123,600.00 -Rapat Koordinasi dan Konsultasi Luar Daerah 63,980,000.00 Program Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur - Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional



54,000,000.00



- Pembangunan Gedung Laboratorium 501,885,128.00 - Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kerja 11,000,000.00 - Pengadaan Meubeleuir



77,000,000.00



- Pengadaan Alat - alat Laboratorium - Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kerja Kauangan - Pelaporan Capaian Kerja dan Keuangan Penyusunan Renja - Peny. Lap. Capaian Kinerja & Intisari Realisasi Kinerja SKPD



212,000,000.00 250,000,000.00



1,500,000.00 3,000,000.00



- Penyusunan Renja 1,500,000.00 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan - Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 329,725,200.00



15



DISPENTAMBEN



Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan - Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Penambangan Galiac C Pembinaan Terhadap Usaha Pertambangan Program Penawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan - Pengawasan Penertiban Kegiatan Pertambangan Rakyat Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketanagalistrikan - Pengawasan dan Pengendalian Bidang Ketenagalistrikan dan Migas



24,237,000.00 19,882,500.00



18,672,400.00



17,983,600.00



C. Program RP4D 1. Target dan Sasaran Pembangunan Perumahan dan Permukiman 1.1 Target Fisik Pembangunan Secara umum target fisik pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Kendari akan mengarah kepada usaha penanganan dan pemecahan permasalahan permukiman



yang ada dan penyediaan perumahan untuk mengatasi Back Log perumahan yang ada maupun kebutuhan pengembangan dimasa mendatang hingga tahun 2010. Uraian di bawah ini akan menjelaskan target fisik pembangunan. Sesuai yang diharapkan oleh RTRW Kota Kendari maupun konsepsi pembangunan dan pengembangan yang telah dibahas sebelumnya. Jumlah rumah yang ada di Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut ini.



Tabel Data Dasar Perumahan dan Permukiman seluruh Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2007 No Kecamatan



Jumlah Jiwa



Jumlah KK



Jumlah Rumah Hunian Milik



Kontrakan Sewa



1



Kendari



22,156



5,203



3,945



91



-



2



Kendari Barat



38,590



8,396



7,934



266



3



3



Mandonga



32,752



6,849



6,695



134



68



4



Puwatu



20,677



4,744



4,607



134



10



5



Baruga



10,933



2,693



2,609



38



-



6



Kadia



28,303



5,777



4,464



150



56



7



Wua-Wua



18,194



3,577



3,488



89



30



8



Poasia



20,469



3,473



3,476



10



2



9



Kambu



16,154



3,281



3,281



428



-



10



Abeli



18,691



4,207



3,342



60



30



43,841



1,400



199



JUMLAH 226,919 48,200 Sumber : Hasil Analisa Data Survei RP4D, 2007



Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa di seluruh Kota Kendari jumlah keluarga sebanyak 48.200 KK. Untuk jumlah rumah milik terdapat sebanyak 43.841 buah rumah, rumah kontrakan sebanyak 1.400 buah dan terdapat 199 unit rumah sewa. Rumah paling banyak terdapat di Kecamatan Kendari Barat yakni 7.934 rumah sedangkan paling sedikit terdapat di Kecamatan Baruga yang berjumlah 2.609 rumah.







Pembangunan Perumahan Baru Dalam rangka usaha untuk mengatasi adanya Back Log rumah yang ada di Kota Kendari. Pada saat ini maupun memenuhi kebutuhan akan rumah dimasa mendatang, maka target fisik yang perlu dilakukan adalah pembangunan perumahan baru. Untuk penyediaan dan pembangunan permukiman baru ini tentunya akan mengacu kepada RTRW Kota Kendari dan ketersediaan lahan kosong untuk menampung pembangunan perumahan tersebut. Hasil analisis kebutuhan rumah dan lahan perumahan dapat diketahui sampai tahun 2016 Kota Kendari diperkirakan membutuhkan pembangunan rumah sebanyak 52.484 unit atau sekitar 110 (seratus sepuluh) unit lingkungan permukiman dengan kebutuhan lahan sekitar 2.310 ha, maka target pembangunan perumahan baru akan mengarah kepada usaha memenuhi kebutuhan tersebut secara bertahap. Untuk itu peran serta pihak swasta/developer permukiman perlu ditingkatkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut. Pada tabel berikut kita dapat melihat jumlah back log rumah di Kota Kendari tahun 2006.



Tabel Jumlah dan Back Log Perumahan Seluruh Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2006 PENDUDUK RUTA 2006 2006 NO



NAMA KECAMATAN (Jiwa)



(KK)



1 Kendari 22,156 4,453 2 Kendari Barat 38,590 8,445 3 Mandonga 32,752 10,810 4 Puwatu 20,677 4,744 5 Baruga 10,933 10,910 6 Kadia 28,303 5,777 7 Wua-Wua 18,194 3,577 8 Poasia 20,469 10,551 9 Kambu 16,154 3,281 10 Abeli 18,691 4,346 Jumlah 226,919 66,894 Sumber : Analisis Data Dasar RP4D , 2007



Total Angt Ruta Rumah 2006 2006



Backlog 2006



(Jiwa/KK) (Unit)



(Unit)*



5 5 3 4 1 5 5 2 5 4 39



508 511 4,114 1,135 7,331 1,313 89 7,333 1,004 23,338



3,945 7,934 6,696 3,609 3,579 4,464 3,488 3,218 3,281 3,342 44,553



(persen dari total rumah) 13 6 61 31 205 29 3 228 30 54



Tabel diatas menggambarkan jumlah back log kebutuhan rumah di Kota Kendari berjumlah 23.338 unit rumah dengan persentase 54 % dari total jumlah rumah di Kota Kendari yakni 43.556 unit rumah. Selanjutnya Jumlah proyeksi kebutuhan rumah di Kota Kendari tahun 2007-2016 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Proyeksi Jumlah Perumahan seluruh Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2007-2016



N o



Kecama tan



Jumla hpendu duk 2006



Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016



4,51 4,56 4,60 4,65 4,69 8 1 6 0 5 Kendari 7,86 7,94 8,02 8,10 8,17 2 38,590 Barat 8 5 2 0 8 Mandon 6,67 6,74 6,80 6,87 6,94 3 32,752 ga 8 3 8 4 1 4,21 4,25 4,29 4,34 4,38 4 Puwatu 20,677 6 7 8 0 2 2,22 2,25 2,27 2,29 2,31 5 Baruga 10,933 9 1 3 5 7 5,77 5,82 5,88 5,94 5,99 6 Kadia 28,303 1 7 3 1 8 Wua3,71 3,74 3,78 3,81 3,85 7 18,194 Wua 0 6 2 9 6 4,17 4,21 4,25 4,29 4,33 8 Poasia 20,469 4 4 5 6 8 3,29 3,32 3,35 3,39 3,42 9 Kambu 16,154 4 6 8 1 3 1 3,81 3,84 3,88 3,92 3,96 Abeli 18,691 0 1 8 5 3 1 226,91 48,2 48,7 49,1 49,6 50,1 Jumlah 9 76 25 79 38 01 Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007 1



Kendari



22,156



4,74 1 8,25 8 7,00 8 4,42 4 2,33 9 6,05 6 3,89 3 4,38 0 3,45 7 4,00 0 50,5 68



4,78 7 8,33 8 7,07 6 4,46 7 2,36 2 6,11 5 3,93 1 4,42 2 3,49 0 4,03 8 51,0 40



4,83 3 8,41 9 7,14 5 4,51 1 2,38 5 6,17 4 3,96 9 4,46 5 3,52 4 4,07 7 51,5 17



4,88 0 8,50 0 7,21 4 4,55 5 2,40 8 6,23 4 4,00 8 4,50 9 3,55 8 4,11 7 51,9 98



4,92 8 8,58 3 7,28 4 4,59 9 2,43 2 6,29 5 4,04 6 4,55 2 3,59 3 4,15 7 52,4 84



Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah kebutuhan rumah keseluruhan pada tahun 2016 adalah 52.484 unit rumah. Kecamatan Kendari dengan jumlah penduduk yang paling besar berbanding lurus dengan kebutuhan rumah yang paling banyak yakni 8.583 unit rumah sedangkan Kecamatan Baruga membutuhkan rumah paling sedikit yakni 2.432 unit rumah.







Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Target peningkatan kualitas lingkungan permukiman di Kota Kendari ditentukan kepada pemecahan dan mengatasi permasalahan permukiman saat ini maupun mendatang yang umumnya tersebar di seluruh wilayah kota. Selanjutnya target peningkatan kualitas lingkungan ini meliputi : 1. Pengadaan Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan utama lingkungan permukiman baik untuk kebutuhan minum maupun MCK (Mandi Cuci Kakus). Pengadaan dan penyediaan air bersih ini diarahkan pada lokasi permukiman yang padat penduduknya dan lingkungan permukiman yang kumuh. Dengan memperhatikan perkiraan penduduk Kota kendari sampai tahun 2010 mendatang sejumlah 1.999.107 jiwa, maka dapat diperkirakan kebutuhan air bersih untuk lingkungan permukiman, berdasarkan standar DPMB tahun 1980 bahwa kebutuhan air bersih 150 liter/hari/jiwa, maka untuk Kota Kendari idealnya akan membutuhkan pengadaan dan penyediaan air bersih sejumlah 299,866 m3 /hari.



Tabel berikut menunjukkan kebutuhan air bersih untuk setiap pertumbuhan KK di Kota Kendari sampai dengan tahun 2016. Tabel Prediksi Kebutuhan Air Bersih Hingga 10 Tahun Mendatang (M3) Prediksi kebutuhan Air Bersih hingga 10 tahun mendatang (M3) N Keca Tah Tah Tah Tah Tah Tah Tah Tah Tah o. matan un un un un un un un un un 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kenda 2,68 2,71 2,73 2,76 2,79 2,81 2,84 2,87 2,90 1 ri 4.52 0.56 6.84 3.36 0.24 7.24 4.60 2.20 0.04 Kenda 4,67 4,72 4,76 4,81 4,85 4,90 4,95 5,00 5,05 2 ri 5.68 1.04 6.88 3.08 9.76 6.92 4.56 2.56 1.16 Barat Mand 3,96 4,00 4,04 4,08 4,12 4,16 4,20 4,24 4,28 3 onga 8.40 6.80 5.68 4.92 4.64 4.60 5.04 5.84 7.00 Puwat 2,50 2,52 2,55 2,57 2,60 2,62 2,65 2,68 2,70 4 u 5.36 9.60 4.20 8.92 3.88 9.20 4.64 0.44 6.48 Barug 1,32 1,33 1,35 1,36 1,37 1,39 1,40 1,41 1,43 5 a 4.68 7.52 0.48 3.56 6.88 0.20 3.64 7.32 1.00 3,42 3,46 3,49 3,53 3,56 3,59 3,63 3,66 3,70 6 Kadia 9.36 2.60 6.20 0.04 4.36 8.92 3.84 9.00 4.64 Wua- 2,20 2,22 2,24 2,26 2,29 2,31 2,33 2,35 2,38 7 Wua 4.40 5.88 7.48 9.20 1.28 3.48 5.92 8.60 1.40 2,48 2,50 2,52 2,55 2,57 2,60 2,62 2,65 2,67 8 Poasia 0.16 4.16 8.40 3.00 7.72 2.80 8.00 3.44 9.24 Kamb 1,95 1,97 1,99 2,01 2,03 2,05 2,07 2,09 2,11 9 u 7.32 6.28 5.48 4.80 4.36 4.04 3.96 4.12 4.40 1 2,26 2,28 2,30 2,33 2,35 2,37 2,39 2,42 2,44 Abeli 0 4.64 6.60 8.80 1.24 3.80 6.72 9.76 3.04 6.44 27,4 27,7 28,0 28,3 28,5 28,8 29,1 29,4 29,7 Jumlah 94.5 61.0 30.4 02.1 76.9 54.1 33.9 16.5 01.8 2 4 4 2 2 2 6 6 0 Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007



Tah un 2015 2,92 8.12



Tah un 2016 2,95 6.56



5,10 0.12



5,14 9.56



4,32 8.52 2,73 2.76 1,44 4.92 3,74 0.52 2,40 4.56 2,70 5.16 2,13 4.92 2,47 0.20 29,9 89.8 0



4,37 0.52 2,75 9.16 1,45 8.96 3,77 6.88 2,42 7.84 2,73 1.44 2,15 5.68 2,49 4.20 30,2 80.8 0



1.



Peningkatan untuk drainase dan penyaluran air kotor. Mengingat bahwa Kota kendari terletak di wilayah yang relatif landai permasalahan drainase dan penyaluran air kotor ini merupakan hal yang signifikan. Karena pada umumnya penyaluran air hujan/air kotor secara alamiah dengan memanfaatkan gaya gravitasi sangat sulit dilaksanakan. Sehingga pada kawasan tertentu permasalahan ini dapat meningkat mengakibatkan terjadinya genangan dan banjir diwaktu musim hujan. Oleh sebab itu target penanganan akan ditekankan kepada peningkatan kapasitas saluran drainase dan air kotor serta bila memungkinkan dengan membuat instalasi pengolahan, air limbah (IPAL) di Kota kendari dalam bentuk kolam-kolam oksidasi.



2.Pengadaan Sarana Fasilitas kesehatan Pada kawasan perumahan yang padat dan kumuh dengan penduduk golongan ekonomi lemah/pra keluarga sejahtera pada umumnya tidak mempunyai sarana kesehatan sendiri, sehingga sebagian besar penduduk miskin sangat lemah terhadap akses kesehatan yang memadai.. Oleh sebab itu pengadaan sarana fasilitas kesehatan yang ideal dengan jumlah rumah dan penduduk merupakan salah satu target fisik untuk mengatasi permasalahan lingkungan permukiman. 3.Pengaturan Sistem Pembuangan Sampah Di kawasan perumahan dan permukiman yang padat dan kumuh masih belum ada kesadaran dari penduduk untuk melakukan sistim pembuangan sampah yang baik. Sehingga permasalahan sampah ini semakin menambah permasalahan sanitasi lingkungan,



sebagai



akibat



pembuangan



sampah



yang



cenderung



dilakukan/dibuang disaluran drainase yang dapat menurunkan kapasitas saluran tersebut dan menimbulkan kemacetan aliran air. Permasalahan sampah ini merupakan hal yang perlu dicermati dan direncanakan sistim pengaturan pembuangannya, agar tidak menambah permasalahan sanitasi lingkungan permukiman. Pengolahan sampah di Kota Kendari sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemda Kota Kendari (Sub Dinas Kebersihan, Dinas Kebersihan, Petamanan dan Pemakaman



Kota Kendari). Adapun sistem pengolahannya terdiri dari beberapa tahap, yaitu pewadahan, pengumpulan dan pemindahan ke TPS, pengangkutan dan pembuangan ke TPA. Berdasarkan perkiraan jumlah penduduk Kota kendari sampai tahun 2012 mendatang dan standard bahwa sampah domestik yang dihasilkan oleh kegiatan permukiman 0.007 m3/hari/orang, maka untuk Kota kendari dapat diketahui volume sampah yang perlu dikelola mencapai 170 m3 /hari. Untuk itu target fisik pengaturan sistim pembuangan sampah ini menyangkut sosialisasi dan penyediaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di setiap unit lingkungan permukiman dengan sarana pengangkutan ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di Kelurahan Punggolaka Kecamatan Puwatu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :



Tabel Proyeksi Produksi Sampah Penduduk Kota Kendari Sampai Tahun 2012 Tahun 2007



Kec N am ∑ o ∑ ata P . K n dd K k



22 Ken ,1 1 dari 56 Ken dari 38 Bar ,5 2 at 90 Ma 3 ndo 32



4, 4 3 1 7, 7 1 8 6, 5



Tahun 2008 Pr od Sa m pa h /h ar i (m 3)



16



27 23



∑ ∑ P K dd K k



22 ,8 07 39 ,7 24 33 ,7



4, 5 6 1 7, 9 4 5 6, 7



Tahun 2009 Pr od Sa m pa h /h ar i (m 3)



16



28 24



∑ ∑ P K dd K k



23 ,0 28 23 ,0 28 40 ,1



4, 6 0 6 4, 6 0 6 8, 0



Tahun 2010 Pr od Sa m pa h /h ar i (m 3)



16



16 28



∑ ∑ P K dd K k



23 ,2 52 40 ,4 98 34 ,3



4, 6 5 0 8, 1 0 0 6, 8



Tahun 2011 Pr od Sa m pa h /h ar i (m 3)



16



28 24



∑ ∑ P K dd K k



23 ,4 77 40 ,8 91 34 ,7



4, 6 9 5 8, 1 7 8 6, 9



Tahun 2012 Pr od Sa m pa h /h ar i (m 3)



16



29 24



∑ ∑ P K dd K k



23 ,7 05 41 ,2 88 35 ,0



4, 7 4 1 8, 2 5 8 7, 0



Pr od Sa m pa h /h ar i (m 3)



17



29 25



nga



,7 52



5 14 4 09 2 72 0 3 2 4, 4, 6, Pu 20 1 21 2 34 8 21 wat ,6 3 ,2 5 ,0 0 ,6 4 u 77 5 14 85 7 15 41 8 24 99 2, 2, 4, 10 1 11 3 21 2 11 Bar ,9 8 ,5 0 ,4 9 ,4 5 uga 33 7 8 24 5 8 91 8 15 74 5, 5, 2, 28 6 29 8 11 2 29 Kad ,3 6 ,1 2 ,3 7 ,7 6 ia 03 1 20 35 7 20 63 3 8 03 Wu 3, 3, 5, a18 6 18 7 29 8 19 Wu ,1 3 ,7 4 ,4 8 ,0 7 a 94 9 13 29 6 13 17 3 21 94 4, 4, 3, 20 0 21 2 18 7 21 Poa ,4 9 ,0 1 ,9 8 ,4 8 sia 69 4 14 70 4 15 10 2 13 81 3, 3, 3, Ka 16 2 16 3 16 3 16 mb ,1 3 ,6 2 ,7 5 ,9 9 u 54 1 11 29 6 12 90 8 12 53 3, 3, 3, 18 7 19 8 19 8 19 1 Abe ,6 3 ,2 4 ,4 8 ,6 0 li 91 8 13 40 8 13 27 5 14 15 4 4 4 22 5, 23 6, 23 7, 23 Jumla 6, 3 3, 7 7, 5 8, h 91 8 15 85 7 16 60 2 16 14 9 4 9 7 1 4 4 1 6 1 Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007



7 4 4, 3 4 0 2, 2 9 5 5, 9 4 1 3, 8 1 9 4, 2 9 6 3, 3 9 1 3, 9 2 3 4 7, 6 2 8



05



15



21 ,9 10



8



11 ,5 85



21



29 ,9 91



13



19 ,2 79



15



21 ,6 90



12



17 ,1 17



14



19 ,8 06



16 7



24 0, 45 1



4 1 4, 3 8 2 2, 3 1 7 5, 9 9 8 3, 8 5 6 4, 3 3 8 3, 4 2 3 3, 9 6 1 4 8, 0 9 0



42



15



22 ,1 22



8



11 ,6 97



21



30 ,2 82



13



19 ,4 66



15



21 ,9 00



12



17 ,2 83



14



19 ,9 98



16 8



24 2, 78 3



0 8 4, 4 2 4 2, 3 3 9 6, 0 5 6 3, 8 9 3 4, 3 8 0 3, 4 5 7 4, 0 0 0 4 8, 5 5 7



15



8



21



14



15



12



14



17 0



Berdasarkan tabel proyeksi produksi jumlah sampah penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 dapat dilihat pada tahun 2007 jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 226.919 jiwa, sedangkan jumlah KK keseluruhan sebanyak 45.334 KK dan jumlah produksi sampah perhari sebanyak 159 m3. Dan pada tahun 2012 diproyeksikan jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 242.783 jiwa, jumlah KK sebanyak 48.557 dan produksi sampah perhari di proyeksikan sebanyak 170 m3. Untuk Tempat Penampungan Sementara (TPS) diperlukan minimal 64 unit yang ditempatkan disetiap kelurahan di Kota Kendari. Guna meningkatkan pelayanan persampahan di Kota Kendari, maka sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang kinerja Sub Dinas Kebersihan Kota Kendari adalah menggunakan asumsi - asumsi dasar sebagi berikut ; •



Sebanyak 60% dari total sampah yang berasal dari pemukiman yang ditampung dengan tempat pembuangan sementara ( TPS ) berupa bak sampah kapasitas 1m3







Sisanya sebesar 40% dari total volume sampah yang berasal dari buangan non domestik ditampung dengan kontainer dengan kapasitas 2 m3







Tong sampah yang ditempatkan di kawasan – kawasan pemukiman dan pusat – pusat kegiatan perkotaan dialokasiakan 1 unit per 4 kk







Gerobak



yang melayani pemindahan sampah dari sumber ke TPS dan



kontainer berkapasitas 0, 75 m3 dengan frekwensi pengangkutan sebanyak 5 kali / hari/ gerobak •



Kendaran truk sampah yang mengangkut sampah dari TPS ke TPA dihitung berdasarkan kapasitas pengangkutan untuk 1 unit truk melayani 5 TPS per hari.







Kendaraan Armroll Truck yang mengangkut sampah dari kontainer ke TPA dihitung berdasarkan kapasitas pengangkutan untuk 1 unit melayani 7 kontainer perhari.



Berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan tersebut di atas, maka kebutuhan sarana dan prasarana persampahan untuk meningkatkan kinerja Sub Dinas Kebersihan dalam mejalankan tugas dan tanggung jawabnya memelihara kebersihan dan keindahan Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Sampah Kota Kendari Tahun 2000- 2010 Sub Distri Distrik Sub Wilayah Wilayah k Jumlah Gerob Arm Tru Tahu Pendud Tong Truk ak Kontain Roll k n uk Sampa TPS TPA Sampa Sampa er Truc Tinj (Jiwa) h h h k a (unit (Ha (unit (unit (unit (unit) (unit) (unit) (Ha) (unit) ) ) ) ) ) 1999 0,0 13,0 181.775 18 46 2 14 5 3 5 0 2000 2001 0,1 -



195.340



6.767



44



33



98



1



5,99



20



5



4



1



6,23



21



5



4



1



7,09



23



6



5



1



7,81



25



6



5



0 2002 2003 0,1 -



211.640



10.582 47



36



107 0



2004 2005 0,1 -



231.180



11.559 52



39



117 2



2006 2007 0,1 -



254.700



12.735 57



43



128 3



2008



2009 0,1 -



300.000



15.000 67



50



151



1



9,20



30



7



6



5 2010



Sumber : Buku RTRW Kota Kendari, 2007 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah TPS yang dibutuhkan pada tahun 2010 adalah 151 unit dengan luas 0.15 Ha, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dibutuhkan adalah 1 unit dengan luas 9.20 Ha, ruk pengagkau dibutuhkan sebanyak 30 pada tahun 2010 dan Arm Roll Truck sebanyak 7 unit. Jika memungkinkan maka proyeksi kebutuhan truk tinja yang adalah sebanyak 6 unit. 1. Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan Permasalahan lain yang ada di kawasan permukiman padat dan kumuh adalah prasarana jalan lingkungan, berdasarkan kepada hasil pengamatan lapangan pada kawasan permukiman padat dan kumuh kondisi jaringan jalan lingkungannya belum diperkeras, sempit dan berliku-liku. Oleh sebab itu target fisik dari peningkatan kualitas jalan ini adalah dalam rangka normalisasi jalan lingkungan dan gorong-gorong saluran drainase beserta perkerasannya 2. Peningkatan sarana Pendidikan Pendidikan sebagai sektor penting dalam pembangunan juga perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan perumahan dan permukiman.



Pada beberapa



wilayah kecamatan sarana pendidikan masih belum terpenuhi di seluruh tingkatan terutama tingkat pendidikan dasar. Oleh sebab itu target fisik dari peningkatan perumahan dan permukiman ini adalah meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan sehingga kebutuhan pendidikan dasar untuk masyarakat dapat terpenuhi. Tabel berikut ini menunjukkan jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kota kendari



Tabel Proyeksi Kebutuhan Sarana Pendidikan Kota Kendari TAHUN 2006 Na ma N Ke o ca . ma tan



Pe nd ud uk



Ke 1 nda ri



Jumlah Seharusnya



Jumlah Eksisting



S T S L K D T P



S L T A



S T S L K D T P



S L T A



S T S L K D T P



S L T A



22, 15 6



2 1 4 2 4



4



4



1 5 5



3



1 0 0 8



1



24, 63 8



2 1 4 5 5



4



2 0 0 1



1



Ke nda 2 ri Bar at



38, 59 0



3 2 6 9 4



6



8



2 9 7



7



3 0 0 1



0



42, 91 3



4 2 7 3 7



7



3 0 0 5



0



Ma 3 ndo nga



32, 75 2



3 2 5 3 0



5



6



1 2 4



2



2 6 3 7



3



36, 42 1



3 2 6 6 3



6



3 9 4 0



4



Pu 4 wat u



20, 67 7



2 1 3 1 3



3



3 9 2



2



1 4 1 8



1



22, 99 3



2 1 4 3 4



4



2 5 2 0



2



Bar uga



10, 93 3



1 7 2 1



2



6 7 4



2



5 0 0



0



12, 15 8



1 8 2 2



2



6 1 0



0



Wu a6 Wu a



28, 30 3



2 1 5 8 8



5



3 6 2



6



2 1 3 5 2



0



31, 47 4



3 2 5 1 0



5



2 1 3 8 4



0



Ka dia



18, 19 4



1 1 3 8 1



3



8



1 4 0



8



1 1 0 0



0



20, 23 2



2 1 3 0 3



3



1 3 0 2



0



Ka 8 mb u



20, 46 9



2 1 3 0 3



3



8 4 2



0



1 9 1 2



3



22, 76 2



2 1 4 3 4



4



1 1 2 5 0



4



9 Poa



16, 15



1 1 3



3



9 1 1



3



7 0 2



0



17, 96



1 1 1 3



3



9 0 2



0



5



7



Kekuranga n



Prediksi 10 Tahun Mendatang Ju Jumlah Jumlah ml Kekuranga Kebutuhan ah n Pe S S S S nd T S L L T S L L ud K D T T K D T T uk P A P A



sia 1 Ab 0 eli



4



6 0



18, 69 1



1 1 3 9 2



1 3



3



2 4 0



1



1 0 0 6



2



22 2 1 1 1 3 3 5 3 3 3 1 1 6,9 2 4 2 6 8 8 8 5 4 2 0 0 19 7 2 3 9 Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007 Total



4



8



20, 78 5



2 1 3 1 3



3



1 0 0 8



2



25 2,3 40



2 1 4 5 5 2 2 8



4 2



1 4 1 9 2 3 4



1 3



Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah kekurangan sekolah TK adalah 169 unit, SD sebanyak 32 unit, SMP sebanyak 10 unit dan SMA sebanyak 10 unit. Untuk Sekolah Dasar di sejumlah kecamatan memang telah berlebih tetapi pada kecamatan lain masih kekurangan terutama untuk Kecamatan Kendari Barat yang kekurangan 31 unit SD. Untuk tingkat SMP tidak terlalu nampak kekurangannya karena hampir diseluruh kecamatan telah memiliki SMP demikian halnya dengan SMA. Sementara untuk proyeksi 10 tahun kedepan dengan proyeksi penduduk sekitar 252.340 jiwa maka dapat dilihat bahwa jumlah kebutuhan sekolah adalah TK sebanyak 252 unit, SD sebanyak 158 unit, SMP sebanyak 42 unit dan SMA sebanyak 42 unit. Terkait dengan upaya pemerintah dalam pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman yang lengkap dengan fasilitas pendidikannya maka tabel berkut menjelaskan kebutuhan lahan untuk sarana pendidikan.



Tabel Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sarana Pendidikan Kota Kendari Jumlah Kebutuhan Lahan (m2) Tahun 2006 Pendu duk SLT TK SD SLTA P



Jumlah Kebutuhan Lahan (m2) 10 Tahun Yang Akan Datang



Nama Kecam atan



Pendu duk



1



Kendari



22,156



21,787 (-) .20



(-)



7,792. 50



24,638



24,76 (-) 6



(-)



12,44 6



2



Kendari Barat



38,590



36,708 (-) .00



(-)



(-)



42,913



41,89 (-) 6



(-)



(-)



3



Mandon 32,752 ga



32,102 23,29 16,7 .40 2 75



38,910 36,421 .00



36,50 31,54 19,7 5 7 40



45,78 9



4



Puwatu



20,677



21,212 14,12 7,01 .40 3 4



16,269 22,993 .38



23,99 19,33 8,88 2 4 6



20,61 2



5



Baruga



10,933



5,919. 60



(-)



12,158



7,390 2,156 (-)



(-)



6



WuaWua



28,303



30,363 42,08 13,1 .60 2 78



(-)



31,474



34,16 49,21 15,7 9 7 41



(-)



7



Kadia



18,194



12,232 4,937 (-) .80



(-)



20,232



14,67 9,522 (-) 8



(-)



8



Kambu



20,469



14,962 31,65 6,84 .80 5 6



38,379 22,762 .38



17,71 36,81 8,69 4 5 9



42,67 9



9



Poasia



16,154



8,584. 80



8,20 8



(-)



10,75 819 7



9,67 1



(-)



10 Abeli



18,691



18,829 (-) .20



(-)



23,795 20,785 .63



21,34 (-) 2



(-)



27,72 2



Total



226,91 9



202,70 116,0 52,0 3 89 20



125,14 252,34 7 0



233,2 149,4 62,7 08 09 38



N o.



(-)



(-)



(-)



Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007 Ket : (-) = terpenuhi sarana pendidikan



17,964



TK



SD



SLT SLT P A



149,2 48



Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah kebutuhan lahan untuk pendidikan pada tahun 2006 diketahui jumlah penduduk sebanyak 226.919 jiwa dengan jumlah kebutuhan lahan untuk TK sebanyak 202.703 m2, untuk SD sebanyak 116.089 m2, SMP sebanyak 52.020 m2 dan SLTA sebanyak 125.147 m2, sementara untuk proyeksi 10 Tahun kedepan dengan proyeksi penduduk sebanyak 252.340 Jiwa maka dapat dilihat bahwa jumlah kebutuhan lahan untuk pendidikan adalah TK sebanyak 233.208 m2, SD sebanyak 149.409 m2, SLTP sebanyak 62.738 m2 sedangkan SLTA sebanyak 149.248 m2. 1. Peningkatan Sarana Kelistrikan Dikawasan permukiman padat dan kumuh masih terdapat masyarakat yang belum merasakan sarana listrik dan masih banyak rumah penduduk menumpang listrik dengan rumah yang lain, sehingga hal tersebut sangat berbahaya bagi sistem instalasi listrik yang ada di daerah tersebut dan dapat menimbulkan kebakaran di akibatkan sistem instalasi listrik yang tidak aman. Sehingga target fisik dari peningkatan sarana kelistrikan bagi perumahan dan permukiman adalah sosialisasi sistem instalasi listrik yang aman bagi masyarakat, dan peningkatan pelayanan kelistrikan sesuai dengan kebutuhan listrik bagi masyarakat yang ada di daerah tersebut. Berikut ini Tabel proyeksi kebutuhan listrik yang ada di Kota Kendari hingga Tahun 2012.



Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik Penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Perumahan



N o .



Desa /Kel urah an



Tahun



Tahun



Tahun



Tahun



Tahun



Tahun



2007



2008



2009



2010



2011



2012



Yg ∑



Ha



Yg ∑



Ha



dari



2



dari Bara t



Ha



K dis



d



K dis



d



K dis



d



K dis



d



K edi



d



K edi



d



K edi



d



K edi



d



K edi



d



K edi



k



ak



k



ak



k



ak



k



ak



k



ak



k



ak



2, 1 5



3 8, 5 9 0



Man



2,



3 dong



7



a



5 2



4, 3,9 4



88,



3



08



1



0



7, 6,9 7



46,



1



20



8



0



6, 5,8 5



95,



5



36



0



0



an 2 2, 8 0 7 3 9, 7 2 4 3 3, 7 1 4



4, 4,1 5



05,



6



26



1



0



7, 7,1 9



50,



4



32



5



0



6, 6,0 7



68,



4



52



3



0



an 2 3, 0 2 8 2 3, 0 2 8 4 0, 1 0 9



4, 4,1 6



45,



0



04



6



0



4, 4,1 6



45,



0



04



6



0



8, 7,2 0



19,



2



62



2



0



rus P











d



3



4



Ha



K dis



rus P











d



6



Ken



Ha



K dis



rus P











Yg



d



2 Ken



Ha



Yg







an



1







Yg



P



rus P







Yg



an 2 3, 2 5 2 4 0, 4 9 8 3 4, 3 7 2



4, 4,1 6



85,



5



36



0



0



8, 7,2 1



89,



0



64



0



0



6, 6,1 8



86,



7



96



4



0



rus P







an 2 3, 4 7 7 4 0, 8 9 1 3 4, 7 0 5



4, 4,2 6



25,



9



86



5



0



8, 7,3 1



60,



7



38



8



0



6, 6,2 9



46,



4



90



1



0



rus



an 2 3, 7 0 5 4 1, 2 8 8 3 5, 0 4 2



4, 4,2 7



66,



4



90



1



0



8, 7,4 2



31,



5



84



8



0



7, 6,3 0



07,



0



56



8



0



Puw



2



4, 3,7



2



4, 3,8



3



6, 6,1



2



4, 3,9



2



4, 3,9



2



4, 3,9



atu



0,



1



1,



2



4,



8



1,



3



1,



3



2,



4



21,



31,



27,



05,



43,



81,



6



3



86



2



5



30



0



0



38



6



4



82



9



8



80



1



2



96



7



5



0



8



7



0



4



8



0



9



0



0



1



2



0



2



4



0



7 1



5



Baru ga



0, 9 3 3 2



6



Kadi a



8, 3 0 3 1



Wua 7 Wua



8, 1 9 4 2



8



Poas ia



0, 4 6 9



9



5



2, 1,9 1



67,



8



94



7



0



5, 5,0 6



94,



6



54



1



0



3, 3,2 6



74,



3



92



9



0



4, 3,6 0



84,



9



42



4



0



1 1, 5 2 4 2 9, 1 3 5 1 8, 7 2 9 2 1, 0 7 0



1



2, 2,0 3



74,



0



32



5



0



5, 5,2 8



44,



2



30



7



0



3, 3,3 7



71,



4



22



6



0



4, 3,7 2



92,



1



60



4



0



2 1, 4 9 1 1 1, 3 6 3 2 9, 4 1 7 1 8, 9 1 0



9



4, 3,8 2



68,



9



38



8



0



2, 2,0 2



45,



7



34



3



0



5, 5,2 8



95,



8



06



3



0



3, 3,4 7



03,



8



80



2



0



1 1, 4 7 4 2 9, 7 0 3 1 9, 0 9 4 2 1, 4 8 1



0



2, 2,0 2



65,



9



32



5



0



5, 5,3 9



46,



4



54



1



0



3, 3,4 8



36,



1



92



9



0



4, 3,8 2



66,



9



58



6



0



1 1, 5 8 5 2 9, 9 9 1 1 9, 2 7 9 2 1, 6 9 0



2



2, 2,0 3



85,



1



30



7



0



5, 5,3 9



98,



9



38



8



0



3, 3,4 8



70,



5



22



6



0



4, 3,9 3



04,



3



20



8



0



1 1, 6 9 7 3 0, 2 8 2 1 9, 4 6 6 2 1, 9 0 0



2, 2,1 3



05,



3



46



9



0



6, 5,4 0



50,



5



76



6



0



3, 3,5 8



03,



9



88



3



0



4, 3,9 3



42,



8



00



0



0



1



3, 2,9



1



3, 2,9



1



3, 3,0



1



3, 3,0



1



3, 3,0



1



3, 3,1



Kam



6,



2



07,



6,



3



93,



6,



3



22,



6,



3



51,



7,



4



81,



7,



4



10,



bu



1



3



72



6



2



22



7



5



20



9



9



54



1



2



06



2



5



94



5



1



0



2



6



0



9



8



0



5



1



0



1



3



0



8



7



0



4 1 1 Abel 0 i



8, 6 9 1 2 2



Jum



6,



lah



9 1 9



9



3, 3,3 7



64,



3



38



8



0



4 5, 3 8 4



1 9, 2 4 0 2



40,



3



84



3,



5,4



8



20



5 7



0



3, 3,4 8



63,



4



20



8



0



4 6, 7 7 1



1 9, 4 2 7 2



42,



3



09



7,



4,2



6



60



0 4



3



3, 3,4 8



96,



8



86



5



0



4 7, 5 2 1



1 9, 6 1 5 2



42,



3



76



8,



8,7



1



20



4 1



7



3, 3,5 9



30,



2



70



3



0



4 7, 6 2 8



1 9, 8 0 6 2



42,



4



86



0,



5,3



4



80



5 1



3



3, 3,5 9



65,



6



08



1



0



4 8, 0 9 0



1 9, 9 9 8 2



43,



4



28



2,



1,1



7



80



8 3



4, 3,5 0



99,



0



64



0



0



4 8, 5 5 7



43, 70 0,9 40



Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007



Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Perumahan, kebutuhan listrik pada Tahun 2007 adalah sebanyak 40.845.420 watt sedangkan proyeksi kebutuhan listrik pada Tahun 2012 sebanyak 43.700.940 watt. Berikut Tabel Proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Non Domestik. Tabel Kebutuhan Listrik Penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Non Domestik Tahun 2007 Desa N /Kel ∑ o urah P . d an d k



Yg Ha ∑ rus K dis K edi ak an



Tahun 2008 ∑ P d d k



Yg Ha ∑ rus K dis K edi ak an



Tahun 2009 ∑ P d d k



Yg Ha ∑ rus K dis K edi ak an



Tahun 2010 ∑ P d d k



Yg Ha ∑ rus K dis K edi ak an



Tahun 2011 ∑ P d d k



Yg Ha ∑ rus K dis K edi ak an



Tahun 2012 ∑ P d d k



Yg Ha ∑ rus K dis K edi ak an



Ken 1 dari



2 2, 1 5 6



4, 4 3 1



2,3 92, 84 8



2 2, 8 0 7



4, 5 6 1



2,4 63, 15 6



2 3, 0 2 8



4, 6 0 6



2,4 87, 02 4



2 3, 2 5 2



4, 6 5 0



2,5 11, 21 6



2 3, 4 7 7



4, 6 9 5



2,5 35, 51 6



2 3, 7 0 5



4, 7 4 1



2,5 60, 14 0



Ken dari 2 Bara t



3 8, 5 9 0



7, 7 1 8



4,1 67, 72 0



3 9, 7 2 4



7, 9 4 5



4,2 90, 19 2



2 3, 0 2 8



4, 6 0 6



2,4 87, 02 4



4 0, 4 9 8



8, 1 0 0



4,3 73, 78 4



4 0, 8 9 1



8, 1 7 8



4,4 16, 22 8



4 1, 2 8 8



8, 2 5 8



4,4 59, 10 4



Man 3 dong a



3 2, 7 5 2



6, 5 5 0



3,5 37, 21 6



3 3, 7 1 4



6, 7 4 3



3,6 41, 11 2



4 0, 1 0 9



8, 0 2 2



4,3 31, 77 2



3 4, 3 7 2



6, 8 7 4



3,7 12, 17 6



3 4, 7 0 5



6, 9 4 1



3,7 48, 14 0



3 5, 0 4 2



7, 0 0 8



3,7 84, 53 6



Puw 4 atu



2 0, 6 7 7



4, 1 3 5



2,2 33, 11 6



2 1, 2 8 5



4, 2 5 7



2,2 98, 78 0



3 4, 0 4 1



6, 8 0 8



3,6 76, 42 8



2 1, 6 9 9



4, 3 4 0



2,3 43, 49 2



2 1, 9 1 0



4, 3 8 2



2,3 66, 28 0



2 2, 1 2 2



4, 4 2 4



2,3 89, 17 6



Baru ga



1 0, 9 3 3



2, 1 8 7



1,1 80, 76 4



1 1, 5 2 4



2, 3 0 5



1,2 44, 59 2



2 1, 4 9 1



4, 2 9 8



2,3 21, 02 8



1 1, 4 7 4



2, 2 9 5



1,2 39, 19 2



1 1, 5 8 5



2, 3 1 7



1,2 51, 18 0



1 1, 6 9 7



2, 3 3 9



1,2 63, 27 6



Kadi a



2 8, 3 0 3



5, 6 6 1



3,0 56, 72 4



2 9, 1 3 5



5, 8 2 7



3,1 46, 58 0



1 1, 3 6 3



2, 2 7 3



1,2 27, 20 4



2 9, 7 0 3



5, 9 4 1



3,2 07, 92 4



2 9, 9 9 1



5, 9 9 8



3,2 39, 02 8



3 0, 2 8 2



6, 0 5 6



3,2 70, 45 6



Wua 7 Wua



1 8, 1 9 4



3, 6 3 9



1,9 64, 95 2



1 8, 7 2 9



3, 7 4 6



2,0 22, 73 2



2 9, 4 1 7



5, 8 8 3



3,1 77, 03 6



1 9, 0 9 4



3, 8 1 9



2,0 62, 15 2



1 9, 2 7 9



3, 8 5 6



2,0 82, 13 2



1 9, 4 6 6



3, 8 9 3



2,1 02, 32 8



Poas ia



2 0, 4 6



4, 0 9 4



2,2 10, 65 2



2 1, 0 7



4, 2 1 4



2,2 75, 56 0



1 8, 9 1



3, 7 8 2



2,0 42, 28 0



2 1, 4 8



4, 2 9 6



2,3 19, 94 8



2 1, 6 9



4, 3 3 8



2,3 42, 52 0



2 1, 9 0



4, 3 8 0



2,3 65, 20 0



5



6



8



9



0



0



1



0



0



Kam 9 bu



1 6, 1 5 4



3, 2 3 1



1,7 44, 63 2



1 6, 6 2 9



3, 3 2 6



1,7 95, 93 2



1 6, 7 9 0



3, 3 5 8



1,8 13, 32 0



1 6, 9 5 3



3, 3 9 1



1,8 30, 92 4



1 7, 1 1 7



3, 4 2 3



1,8 48, 63 6



1 7, 2 8 3



3, 4 5 7



1,8 66, 56 4



1 Abel 0 i



1 8, 6 9 1



3, 7 3 8



2,0 18, 62 8



1 9, 2 4 0



3, 8 4 8



2,0 77, 92 0



1 9, 4 2 7



3, 8 8 5



2,0 98, 11 6



1 9, 6 1 5



3, 9 2 3



2,1 18, 42 0



1 9, 8 0 6



3, 9 6 1



2,1 39, 04 8



1 9, 9 9 8



4, 0 0 0



2,1 59, 78 4



Jum lah



2 2 6, 9 1 9



4 5, 3 8 4



24, 50 7,2 52



2 3 3, 8 5 7



4 6, 7 7 1



25, 25 6,5 56



2 3 7, 6 0 4



4 7, 5 2 1



25, 66 1,2 32



2 3 8, 1 4 1



4 7, 6 2 8



25, 71 9,2 28



2 4 0, 4 5 1



4 8, 0 9 0



25, 96 8,7 08



2 4 2, 7 8 3



4 8, 5 5 7



26, 22 0,5 64



Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007



Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Non Domestik, kebutuhan listrik pada Tahun 2007 adalah sebanyak 24.507.252 watt sedangkan proyeksi kebutuhan listrik pada Tahun 2012 sebanyak 26.220.564 watt. Berikut Tabel Proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk pelayanan sosial.



Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik Penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Pelayanan Sosial



Tahun 2007 Desa N /Kel ∑ o urah P . d an d k



Yg ∑ Ha K rus K dis edi



Tahun 2008



Tahun 2009



Tahun 2010



Tahun 2011



Tahun 2012



∑ P d d k



∑ P d d k



∑ P d d k



∑ P d d k



∑ P d d k



Yg ∑ Ha K rus K dis edi



Yg ∑ Ha K rus K dis edi



Yg ∑ Ha K rus K dis edi



Yg ∑ Ha K rus K dis edi



Yg ∑ Ha K rus K dis edi



ak an



ak an



ak an



ak an



ak an



ak an



Ken dari



2 2, 1 5 6



4, 4 3 1



1,5 95, 23 2



2 2, 8 0 7



4, 5 6 1



1,6 42, 10 4



2 3, 0 2 8



4, 6 0 6



1,6 58, 01 6



2 3, 2 5 2



4, 6 5 0



1,6 74, 14 4



2 3, 4 7 7



4, 6 9 5



1,6 90, 34 4



2 3, 7 0 5



4, 7 4 1



1,7 06, 76 0



Ken dari 2 Bara t



3 8, 5 9 0



7, 7 1 8



2,7 78, 48 0



3 9, 7 2 4



7, 9 4 5



2,8 60, 12 8



2 3, 0 2 8



4, 6 0 6



1,6 58, 01 6



4 0, 4 9 8



8, 1 0 0



2,9 15, 85 6



4 0, 8 9 1



8, 1 7 8



2,9 44, 15 2



4 1, 2 8 8



8, 2 5 8



2,9 72, 73 6



Man 3 dong a



3 2, 7 5 2



6, 5 5 0



2,3 58, 14 4



3 3, 7 1 4



6, 7 4 3



2,4 27, 40 8



4 0, 1 0 9



8, 0 2 2



2,8 87, 84 8



3 4, 3 7 2



6, 8 7 4



2,4 74, 78 4



3 4, 7 0 5



6, 9 4 1



2,4 98, 76 0



3 5, 0 4 2



7, 0 0 8



2,5 23, 02 4



Puw atu



2 0, 6 7 7



4, 1 3 5



1,4 88, 74 4



2 1, 2 8 5



4, 2 5 7



1,5 32, 52 0



3 4, 0 4 1



6, 8 0 8



2,4 50, 95 2



2 1, 6 9 9



4, 3 4 0



1,5 62, 32 8



2 1, 9 1 0



4, 3 8 2



1,5 77, 52 0



2 2, 1 2 2



4, 4 2 4



1,5 92, 78 4



Baru 5 ga



1 0, 9 3 3



2, 78 1 7,1 8 76 7



1 1, 5 2 4



2, 82 3 9,7 0 28 5



2 1, 4 9 1



4, 2 9 8



1,5 47, 35 2



1 1, 4 7 4



2, 82 2 6,1 9 28 5



1 1, 5 8 5



2, 83 3 4,1 1 20 7



1 1, 6 9 7



2, 84 3 2,1 3 84 9



Kadi 6 a



2 8, 3 0 3



5, 6 6 1



2,0 37, 81 6



2 9, 1 3 5



5, 8 2 7



2,0 97, 72 0



1 1, 3 6 3



2, 81 2 8,1 7 36 3



2 9, 7 0 3



5, 9 4 1



2,1 38, 61 6



2 9, 9 9 1



5, 9 9 8



2,1 59, 35 2



3 0, 2 8 2



6, 0 5 6



2,1 80, 30 4



Wua 7 Wua



1 8, 1 9 4



3, 6 3 9



1,3 09, 96 8



1 8, 7 2 9



3, 7 4 6



1,3 48, 48 8



2 9, 4 1 7



5, 8 8 3



2,1 18, 02 4



1 9, 0 9 4



3, 8 1 9



1,3 74, 76 8



1 9, 2 7 9



3, 8 5 6



1,3 88, 08 8



1 9, 4 6 6



3, 8 9 3



1,4 01, 55 2



Poas ia



2 0,



4, 1,4 0 73,



2 1,



4, 1,5 2 17,



1 8,



3, 1,3 7 61,



2 1,



4, 1,5 2 46,



2 1,



4, 1,5 3 61,



2 1,



4, 1,5 3 76,



1



4



8



4 6 9



9 4



76 8



Kam 9 bu



1 6, 1 5 4



3, 2 3 1



1,1 63, 08 8



1 Abel 0 i



1 8, 6 9 1



3, 7 3 8



Jum lah



2 2 6, 9 1 9



4 5, 3 8 4



0 7 0



1 4



04 0



1 6, 6 2 9



3, 3 2 6



1,1 97, 28 8



1,3 45, 75 2



1 9, 2 4 0



3, 8 4 8



16, 33 8,1 68



2 3 3, 8 5 7



4 6, 7 7 1



9 1 0



8 2



52 0



1 6, 7 9 0



3, 3 5 8



1,2 08, 88 0



1,3 85, 28 0



1 9, 4 2 7



3, 8 8 5



16, 83 7,7 04



2 3 7, 6 0 4



4 7, 5 2 1



4 8 1



9 6



63 2



1 6, 9 5 3



3, 3 9 1



1,2 20, 61 6



3,4 96, 86 0



1 9, 6 1 5



3, 9 2 3



19, 20 5,6 04



2 3 8, 1 4 1



4 7, 6 2 8



6 9 0



3 8



68 0



1 7, 1 1 7



3, 4 2 3



1,2 32, 42 4



1,4 12, 28 0



1 9, 8 0 6



3, 9 6 1



17, 14 6,1 52



2 4 0, 4 5 1



4 8, 0 9 0



9 0 0



8 0



80 0



1 7, 2 8 3



3, 4 5 7



1,2 44, 37 6



1,4 26, 03 2



1 9, 9 9 8



4, 0 0 0



1,4 39, 85 6



17, 31 2,4 72



2 4 2, 7 8 3



4 8, 5 5 7



17, 48 0,3 76



Sumber : Analisis Data Dasar RP4D Kota Kendari, 2007



Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan listrik penduduk Kota Kendari sampai Tahun 2012 untuk Pelayanan Sosial, kebutuhan listrik pada Tahun 2007 adalah sebanyak 16.338.168 watt sedangkan proyeksi kebutuhan listrik pada Tahun 2012 sebanyak 17.480.376 watt.



MATRIKS EVALUASI PROGRAM DAN RENCANA AKSI PEMBANGUNAN KOTA KENDARI TAHUN 2007



DOKUMEN A.



REVIEW PRODUK RENCANA (RUTR, RDTR, PROD. RENC. LAIN)



B. DOKUMEN RENCANA • Visi, Misi, tujuan • TARGET & SASARAN Berbagai Program / Kegiatan



C.



CATATAN HASIL REVIEW Review RTRW lama Kota Kendari. RTRW 2009-2029



Pilihan Progran Lintas Sektor Kurang match dengan Visi Misi Program Penataan dan Pengembangan Kawasan Permukiman belum memiliki konsep Operasional yang jelas. (Lihat Visi Misi RTRW dan RP4D)



STRATEGI Perlu Indikasi Program Penyusunan RDTR, pengemb. Waterfront, RTBL, Pengembangan Kaw. Strategis, Zoning Regulation, Kasiba Lisiba, Permukiman Skala Besar. Infrastruktur Perkotaan Luncuran program perlu reorientasi disesuaikan dgn visi,misi, tujuan (list RP4D): • Penyediaan RUSUNAWA/RUSUN AMI • Perencanaan lingk.Permukiman Sepanjang DAS sungai dan disekitar kota lama. • Fasilitas RTH untk publik • Penataan lingk. Kumuh & jaringan prasarana • Strategi insentif/ disinsentif permukiman kawasan rawan bencana dan kawasan konservasi



DOK. STRATEGI PELAKSANAAN STRATEGI PEMB. KOTA • Strategi Pengembangan permukiman infrastruktur permukiman •



E.



DOK. STRATEGI PELAKSANAAN STRATEGI PEMB. KOTA Strategi Pengembangan



Kurang jelas sektor unggulan, sektor pendukung, sektor strategis







Pengendalian & pembatasan pemb. yg merambah ke kaw. konservasi di bagian utara kota Kendari lama, dgn menerapkan konsep



permukiman infrastruktur permukiman •



dan bentuk penanganan parsial Diperlukan Reorientasi pemb. Sektor, peninjauan kembali, muatan rencana produk strategis pembang. kota lebih berfokus pd SPIPP &RPKPP



insentif/disinsentif, relokasi & penataan kawasan konservasi. • intensitas pemanfaatan ruang di kaw. pusat kota Kendari - Penentuan KDB&KLB , building coverage untuk kepadatan sedang hingga tinggi - Perencanaan RTH kota Kendari sbg ruang publik & fungsi kaw. Ekologis - Program Revitalisasi Kaw. & Zoning Regulation, Perenc. Waterfront City teluk Kendari • Pengemb. Kawasan pd pusat2 pertumbuhan baru dgn pendekatan program - Permukiman skala besar Persiapan lahan permukiman KasibaLisiba Pemb. RUSUNAWA/RUSUNA MI di lingk. Kawasan pelabuhan, industri & perkampungan nelayan • Pengendalian pembangunan di sepanjang DAS sungai Wanggu, terutama permukiman kumuh & pasar lokal & kawasan rawan bencana (slums area, squatter settlemts)



REVIEW KAJIAN KEBIJAKAN BERDASARKAN ARAHAN RTRW TAHUN 2010-2030



Tujuan penentuan struktur ruang kota adalah untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan kota, sesuai dengan fungsi dan hirarki sistem pelayanan kota. Unsur pembentuk struktur ruang kota diwujudkan pusat-pusat pelayanan utama dan didukung oleh sistem jaringan jalan untuk menghubungkan pusat-pusat pelayanan yang ada. Penentuan hirarki pusat pelayanan didasarkan pada skala pelayanan yang dimiliki oleh masing-masing pusat pelayanan A. RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN Tujuan pengembangan sistem pusat pelayanan kota adalah untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan sesuai dengan potensi masing-masing kawasan, memberikan pelayanan optimal kepada seluruh masyarakat kota dan keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya daerah. Arahan pengembangan struktur ruang Kota Kendari adalah: • Pengembangan pusat kota yang diarahkan untuk kegiatan perkantoran, perdagangan, jasa, pemerintahan dan kawasan permukiman. • Pusat pemerintahan provinsi dan kawasan perguruan tinggi sebagai magnet pertumbuhan baru di bagian selatan Kota Kendari sebagai pusat pengembangan kawasan permukiman baru di selatan Kota Kendari. • Pemindahan pelabuhan ke Pulau Bungkutoko yang akan memiliki kapasitas pelayanan terhadap barang dan penumpang. Pengembangan pelabuhan ini akan memiliki dampak terhadap pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi skala besar di sekitar Pulau Bungkutoko. • Pengembangan kawasan industri skala besar di Kecamatan Abeli sebagai antisipasi tumbuhnya permintaan kawasan industri sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer di P. Bungkutoko. • Pengembangan terminal Tipe A, akan mendorong pertumbuhan kawasan di sekitarnya. • Revitalisasi kota lama, untuk menghindari terdegradasinya fungsi ekonomi kawasan akibat pemindahan pelabuhan kontainer ke P.Bungkutoko. • Pengembangan kawasan teluk sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata sebagai fungsi yang dikembangkan. Pengembangan kawasan teluk memperhatikan aspek lingkungan yang memiliki tingkat sensitifitas tinggi terhadap kegiatan perkotaan.



• Mempertahankan kawasan di Kecamatan Puuwatu dan Mandonga sebagai pusat kegiatan pertanian, dan dikembangkan sebagai pusat kegiatan agrowisata dan pusat kegiatan wisata alam. • Pengembangan pusat-pusat kegiatan sekunder pada pusat-pusat kecamatan. Untuk mewujudkan pengembangan struktur ruang tersebut, maka arahan strategi pembentukan struktur ruang diatas adalah sebagai berikut: • Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan jalan untuk menghubungkan antar pusat primer, pusat primer dan sekunder. • Pengembangan kawasan permukiman di sekitar pusat utama untuk mendukung masingmasing pusat kegiatan. • Mendorong pengembangan infrastruktur pendukung pembentuk struktur ruang kota. • Penyediaan dan pengembangan fasilitas pendukung sebagai unsur pengikat pada tiap-tiap pusat sekunder. • Pengembangan sistem jaringan utilitas air bersih, energi listrik, pengolahan sampah dan Iimbah yang dapat memenuhi kebutuhan pengembangan. • Penyiapan perangkat lunak dalam wujud perencanaan teknis yang didukung dengan studistudi terkait dengan pengembangan fungsi kegiatan yang akan dikembangkan. Pengembangan struktur ruang Kota Kendari pada 20 tahun mendatang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : • Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah berkembang di Pusat Kota, Pusat Pendidikan tinggi dan pemerintahan, maupun pusat-pusat kegiatan primer baru yang akan dikembangkan yaitu kawasan pelabuhan, kawasan industri dan kawasan CBD ("Central Bussines District'). Pengembangan pusat primer akan menjadi magnet pertumbuhan kota yang tersebar di Kota Kendari. • Pengembangan Pusat Kota dan CBD Pusat Kota Kendari yang akan dikembangkan sebagai pusat pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa akan menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan menjadi pusat kegiatan perkotaan skala besar. • Perkembangan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Provinsi Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan Provinsi akan berfungsi sebagai simpul primer di selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat permukiman perkotaan baru dalam skala besar.



• Pengembangan kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan Industri. Kawasan P.Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan pelabuhan barang dan penumpang skala regional dan internasional. Fungsi tersebut menjadikan P. Bungkutoko menjadi pusat primer di kawasan timur Kota Kendari. Kawasan Industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer P.Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur. • Pengembangan Kota Lama. Kota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan dan dijaga dari kemungkinan terdegradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, Kota Lama tetap akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara. • Kawasan Terminal Kawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan aksesibilitas kawasan terminal akan menjadi pilihan potensial bagi pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota. • Pengembangan Sistem Transportasi. Sistem transportasi memiliki fungsi strategis dalam pembentukan struktur ruang kota. Hubungan fungsional antar pusat pertumbuhan diwujudkan dengan pengembangan pola jaringan jalan yang terhirarki dan terstruktur mengikuti hirarki struktur pusat pertumbuhan yang akan dibentuk. Pengembangan pola jaringan yang tepat berdasarkan hirarki, menjadi faktor pendorong berfungsinya sistem pusat pelayanan.



• Pertimbangan aspek daya dukung lingkungan. Untuk mempertahankan dan menjaga perkembangan di Kawasan Sekitar Teluk akibat dari perkembangan yang tidak terkendali, maka perlu dilakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) yaitu melalui pengembangan Kawasan Teluk yang terpola dan terencana. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan skala besar disekitar kawasan teluk, perlu meperhatikan aspek lingkungan agar tidak menurunkan kualitas perairan kawasan teluk.



B. Konsep Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Kota Kendari. Konsep pengembangan struktur ruang kota diarahkan untuk menampung pusat-pusat pertumbuhan kota yang didukung oleh kerangka jaringan jalan yang dapat memberikan kemudahan aksesibilitas antar pusat kota, dan kemudahan aksesibilitas dari kawasan permukiman terhadap pusat-pusat kegiatan kota baik pusat utama (primer) maupun pusatpusat hirarki dibawahnya. Kota Kendari yang didominasi oleh dataran yang memungkinkan pengembangan kota ke segala arah, hal ini juga diperkuat oleh sistem jaringan jalan yang telah terbentuk yang mendorong perkembangan kota secara konsentris sehingga model konsentris menjadi konsep pengembangan kota yang direkomendasikan. Pengembangan pola konsentris didukung oleh pengembangan pola jaringan jalan yang membentuk "radial konsentris" yang akan membuka akses dari pusat kota ke segala arah, dan pusat-pusat primer lainnya yang akan berfungsi sebagai "satelit" bagi pusat kota, yang akan terhubungkan dengan jaringan jalan lingkar luar yang berbentuk radial. Pengembangan jaringan jalan lingkar luar Kota Kendari memperkuat pembentukan pola konsentris yang akan menghubungkan bagian terluar Kota Kendari yang menyeberangi Kawasan Timur Teluk dengan akan dibangunnya jembatan penghubung dari Abeli ke Kota Lama. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh melalui pengembangan pola konsentris adalah sebagai berikut: • Pengembangan Kota Kendari dapat menjadi Iebih kompak. • Penyebaran fungsi-fungsi primer, sehingga beban pusat kota dapat terbagi. • Kemudahan aksesibilitas dari berbagai arah, maupun aksesibilitas antar pusat (primer/sekunder/tersier) yang dihubungkan dengan jaringan jalan yang terhirarki. Pusat Kota akan terintegrasi dengan CBD dan kawasan wisata akan menjadi inti kota yang terletak dipusat simpul transportasi, dan ditengah tengah kawasan teluk sehingga secara lokasi memiliki nilai strategis yang akan memudahkan untuk dijangkau dari seluruh bagian Kota Kendari. Jalan arteri primer yang menghubungkan Kabupaten Konawe Selatan Kota KendariKonawe Utara, Pusat Kota-Pantai Nambo-Konawe Selatan, Pusat Kota-Konawe Selatan melalui jalur barat berfungsi sebagai pembentuk sistem konsentris, sedangkan jalan lingkar selatan, yang akan menghubungkan pusat-pusat baru di kawasan timur yaitu kawasan pelabuhan, Kota Lama, Pusat Industri, Terminal A sampai ke Kecamatan Puuwatu akan berfungsi sebagai pembentuk sistem radial.



Pusat-pusat pertumbuhan baru, yang akan berada pada jalur jalan lingkar yaitu kawasan terminal, kawasan Pemerintahan Provinsi, Kawasan Industri dan Pelabuhan Kontainer yang berlokasi pada jalan lingkar luar, akan tumbuh sebagai sebagai kota satelit yang mengelilingi inti kota yaitu Pusat Kota dan CBD. Untuk pengembangan pola konsentris perlu didukung oleh pengembangan jaringan jalan khususnya jalan-jalan Iingkar dalam khususnya di bagian barat pusat kota, yang akan membentuk kerangka sistem pergerakan di kawasan pusat kota agar tidak terkonsentrasi pada jalur-jalur jalan utama. C. Pertimbangan Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Kota Kendari Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan Kota Kendari mempertimbangkan halhal sebagai berikut : • Pola kecenderungan perkembangan pusat kegiatan yang ada. • Kebijakan strategis yang memiliki dampak tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru. •



Kebutuhan pengembangan Kota Kendari 20 tahun kedepan.



Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas pengembangan struktur ruang Kota Kendari adalah sebagai berikut : • Pusat Pelayanan Kota : Pusat Kota, Kawasan Pusat Bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kawasan Terminal dan Kawasan Pelabuhan. • Sub-Pusat Pelayanan Kota : Kota Lama, Pusat Kecamatan Abeli, Pusat Kecamatan Poasia, Pusat Kecamatan Kambu, Pusat Kecamatan Baruga, Pusat Kecamatan Kadia, Pusat Kecamatan Wuawua, Pusat Kecamatan Puuwatu, dan Pusat Kecamatan Mandonga. • Pusat Lingkungan : Simpul-simpul kegiatan di kawasan permukiman/Pusat Kelurahan. D. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan Kota .Kawasan Pusat Kota Karakteristik kegiatan kawasan pusat Kota Kendari terdiri dari kegiatan pemerintahan, kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang sampai tinggi, kegiatan komersial dan jasa yang tersebar pada koridor-koridor jalan utama. Kawasan pusat kota tetap akan dikembangkan dengan fungsi utama sebagai pusat kegiatan pemerintahan, dengan didukung oleh kegiatan perdagangan dan jasa.



E. Rencana Pengembangan Sub-Pusat Pelayanan Kota .Pusat-Pusat Kecamatan Pusat Kecamatan diarahkan sebagai pusat pelayanan dengan skala pelayanan tingkat kecamatan dengan fungsi fasilitas-fasilitas umum tertentu. Fasilitas utama pembentuk struktur pada pusat kecamatan adalah Kantor Kecamatan, Puskesmas dan Fasilitas pendidikan. • Rencana Pengembangan Pusat Lingkungan Pusat tersier merupakan pusat pelayanan unit Iingkungan berfungsi sebagai unsur pengikat Iingkungan dengan fasilitas skala Iingkungan sebagai unsur pengikat. F. RENCANA SISTEM PRASARANA WILAYAH KOTA KENDARI Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Darat dan Transportasi Laut Dalam rangka mewujudkan fungsi Kota Kendari sebagai simpul utama transportasi, dilakukan pengembangan transportasi lokal dan regional secara terpadu. Pengembangan Transportasi di Kota Kendari difokuskan pada pengembangan transportasi laut, darat dan udara. Untuk transportasi laut, akan dilakukan pengembangan pada pelabuhan laut yang ada. Mengingat kondisi pelabuhan saat ini, terutama pelabuhan kontainer yang sudah melebihi daya tampungnya juga dalam rangka sterilisasi kawasan teluk, maka pelabuhan kontainer akan dipindahkan/dikembangkan ke Pulau Bungkutoko, sedangkan pelabuhan penumpang saat ini akan tetap dipertahankan guna melayani kebutuhan transportasi yang bersifat lokal. Sedangkan untuk transportasi darat, pengembangan dilakukan pada pengembangan terminal serta pengembangan jaringan jalan. Adapun terminal yang akan dikembangkan adalah terminal tipe A. Pengembangan terminal tipe A ini tidak terbatas pada terminal penumpang saja, akan tetapi juga akan dikembangkan terminal barang yang akan berfungsi untuk menunjang pergerakan barang balk dari Kota Kendari maupun keluar Kota Kendari. Pengembangan jaringan jalan yang dilakukan terutama pada pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama di Kota Kendari, salah satunya adalah pengembangan jalan lingkar selatan "Ring Road' yang akan menghubungkan pelabuhan di Pulau Bungkutoko menuju Terminal Tipe A dan sampai dengan Puuwatu.



Strategi pengembangan sistem transportasi Kota Kendari adalah : •



Mengembangkan sistem angkutan regional dengan peningkatan kapasitas pelayanan sektor transportasi darat, laut dan udara.







Mengembangkan jaringan jalan dalam rangka pembentukan struktur ruang kota.







Mengembangkan jaringan jalan sesuai dengan hirarki yang ditetapkan.







Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung sistem transportasi.



G. Rencana Sistem Transportasi Kota Kendari Sistem Transportasi Darat Rencana pengembangangan sistem transportasi darat meliputi komponen sarana dan prasarana transportasi yaitu: • Rencana Pengembangan Angkutan Darat Regional, yaitu pengembangan armada Bis Antar Kota yang melayani angkutan antar kota dalam provinsi dan angkutan antar kota antar provinsi. • Pengembangan trayek dan jumlah armada angkutan umum dalam kota yang melayani simpul-simpul pergerakan (sub-terminal) dengan terminal Baruga. • Rencana Pengembangan Terminal Tipe A Baruga, yang berlokasi pada simpul jalan regional dan jalan lingkar di Kecamatan Baruga. • Pembangunan sub terminal pada pusat-pusat primer yaitu di Pusat Kota, Kota Lama, Pusat Pemerintahan Provinsi, Pusat Kegiatan Industri dan Pulau Bungkutoko. • Rencana Pengembangan Jaringan Jalan untuk mendukung sistem pergerakan dalam kota antar pusat pertumbuhan kota, sehingga seluruh pusat pertumbuhan dapat dilayani dengan angkutan umum. • Rencana Sistem Jaringan Jalan Pengembangan sistem transportasi adalah bertujuan untuk mengembangkan keterhubungan antar pusat kegiatan dan memperkuat sistem pergerakan antar wilayah baik internal maupun eksternal. Kota Kendari sebagai simpul PKN didukung tiga jenis transportasi yaitu darat, laut dan udara, memerlukan integrasi ketiga sistem transportasi.



Selain pengembangan prasarana transportasi regional utama yaitu Bandara, Terminal Tipe A, pelabuhan laut Bungkutoko yang akan menampung pergerakan regional untuk jangka waktu20 tahun ke depan, juga perlu didukung dengan pengembangan jaringan yang baik secara struktural, fungsional , kapasitas dan kualitas. • Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Pengembangan jaringan jalan bertujuan: •



Pembentukan struktur ruang kota.







Mengarahkan perkembangan permukiman.







Peningkatan aksesibilitas antar pusat-pusat pertumbuhan kota.



• Rencana Sistem Transportasi Laut • Pengembangan Pelabuhan terpadu barang dan penumpang skala regional di pulau Bungkutoko. • Pengembangan rute dan jumlah armada (kapal kelas kecil dan sedang) angkutan laut lokal yang melayani pergerakan dari Kota Kendari dengan kota-kota yang berada sekitar kendari, serta pulaupulau sekitar Kota Kendari. • Pengembangan Pelabuhan Penumpang dan Barang P. Bungkutoko H. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi Kelistrikan Tujuan Kebijakan Dan Strategi Tujuan pengembangan sistem kelistrikan adalah dapat terpenuhinya kebutuhan energi listrik sampai tahun perencanaan. Kebijakan Pengembangan Energi listrik : • Peningkatan kapasitas sumber listrik sesuai dengan perkiraan kebutuhan pengembangan kota. • Pengembangan jaringan listrik tegangan tinggi. Strategi Penyediaan Energi Listrik: • Mengembankan sumber-sumber pembangkit listrik. • Mengembangkan jaringan pelayanan listrik ke seluruh wilayah Kota.



• Rencana Pengembangan Sistem Jaringan sumber Daya Air Kota Pengembangan prasarana air bersih dilakukan dengan peningkatan kualitas, kuantitas, dan efisiensi pelayanan air bersih serta memperhatikan keseimbangan ketersediaan air pada musim hujan dan kemarau. Rencana pengembangan prasarana air bersih di Kota Kendari akan menggunakan Sistem Perpipaan dalam melayani kebutuhan air bersih perkotaan. Pelayanan air bersih dengan menggunakan Sistem Perpipaan ini direncanakan akan melayani seluruh kebutuhan air bersih di Kota Kendari. I. Rencana Pengembangan Infrastruktur Kota Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Rencana pencapaian target pelayanan air bersih dibagi berdasarkan tahun-tahun perencanaan. Pada tahun 2020, target pelayanan air bersih adalah sebesar 60 (:)/0, dan pada tahun 2030 akan mencapai 80 %. Rata-rata peningkatan pelayanan air bersih ini adalah sebesar 4 % pertahun sehingga pada tahun 2020 pelayanan air bersih di Kawasan Perkotaan Kendari akan mencapai 100%. Hal ini disesuaikan dengan perkiraan kebutuhan air bersih di Kota Kendari. Perkiraan kebutuhan air bersih untuk Kota Kendari dalam jangka sampai tahun 2020 adalah hampir 210 1/det. Sedangkan untuk jangka panjang sampai tahun 2030 mencapai hampir 1,89 M3/det. • Sistem Perpipaan •



Pengembangan Sumber Air Baku • Pemanfaatan S. Sampara sebagai sumber air baku permukaan. • Pemanfaatan sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku melalui tahapan tahapan sebagai berikut: • Identifikasi potensi sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku, meliputi kajian kapasitas dan strategi eksploitasi sumber air tanah dalam. • Pengembangan sistem pengelolaan pemanfaatan sumber air tanah dalam.







Pengembangan Jaringan Perpipaan • Pengembangan jaringan pipa primer(pipa pembawa) untuk melayani Kota Lama, Kec.Abeli dan P. Bungku Toko. • Pengembangan jaringan pipa distribusi pada masing-masing kawasan secara bertahap sesuai dengan rencana pengembangan kawasan.







Peningkatan Kelembagaan Air Bersih Kota Kendari



• Sistem Non Perpipaan • Pemanfaatan air tanah dangkal untuk kepentingan terbatas/skala rumah tangga ditekankan pada upaya pengendalian. • Pemanfaatan air tanah dalam untuk kebutuhan khusus oleh individu & swasta diatur dalam mekanisme pengendalian pemanfaatan sumber air tanah dalam. Sistem non perpipaan dapat memanfaatkan sumber air tanah dangkal dan air tanah dangkal. Penggunaan air tanah dangkal dialokasikan untuk kawasan permukiman yang tidak terlayani oleh jaringan perpipaan. Untuk kebutuhan pengembangan industri dan Pelabuhan, diupayakan menggunakan sumber air sistem perpipaan, penggunaan sumber air tanah dalam hanya dilakukan sebagai cadangan pengembangan apabila jaringan sistem perpipaan tidak dapat memenuhi kebutuhan. Kegiatan eksploitasi air tanah dalam untuk keperluan industri dan pelabuhan perlu diawali dengan studi potensi air tanah dalam untuk mengetahui kapasitas ketersediaan air tanah dalam yang ada, dan kegiatan eksploitasi air tanah dalam dilakukan dengan pengendalian dan perijinan yang ketat. •



Sistem Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Kota dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem pengelolaan Iimbah domestik dan Iimbah non domestik. Kebijakan dasar pengelolaan Iimbah adalah Iimbah domestik maupun non domestik dilakukan pengelolaan Iebih dahulu sebelum dibuang ke aliran sungai yang ada dan memenuhi baku mutu untuk air buangan. • Rencana Pengelolaan Limbah Domestik Pengelolaan Iimbah domestik dilakukan dengan dua cara yaitu sistem individu dan sistem komunal. Sistem individu diterapkan pada kawasan-kawasan permukiman kepadatan sedang dan rendah, sedangkan sistem komunal diterapkan pada kawasankawasan permukiman kepadatan tinggi. Pengelolah Iimbah komunal direncanakan dibeberapa titik di Kecamatan Kadia, Mandonga, Baruga dan Kecamatan Kendari. • Rencana Pengelolaan Limbah Non Domestik Pengelolaan Iimbah Non Domestik yaitu untuk kegiatan-kegiatan non perumahan. Pada kegiatan-kegiatan skala menengah dan besar diwajibkan untuk memiliki Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) baik berdiri sendiri maupun dikelola secara terpadu dalam satu kawasan. Sedangkan kualitas IPAL harus memenuhi dengan



kajian UKL/UPL untuk kegiatan menengah dan AMDAL untuk kegiatan skala besar. Rencana pengelolaan IPAL untuk skala kawasan di beberapa titik yaitu: •



Lokasi Kawasan Idustri di Kecamatan Baruga dan Kecamatan Abeli.







Pelabuhan Bungkotoko.







Kawasan Pusat Bisnis.



• Kawasan Terminal Baruga. • Sistem Persampahan Kota Perkiraan produksi sampah Kota Kendari pada akhir tahun perencanaan diperkirakan 2433,02 M2/Hari. Sistem pengelolaan sampah Kota Kendari kedepan diharapkan dapat mengembangkan teknologi pengelolaan sampah secara modern, sehingga hasil akhir sampah masih memiliki nilai ekonomis, ramah lingkungan, tidak boros lahan dan nilai investasi yang minimal. Proses pengembangan sistem pengelolaan sampah secara modern, membutuhkan waktu dalam hal penyiapan masyarakat, pengembangan sistem sehingga pelaksanaan dilakukan secara bertahap sebelum dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Pada akhir tahun perencanaan diharapkan sistem pengelolaan sampah modern dapat diterapkan secara menyeluruh di Kota Kendari. Untuk mengantisipasi pengembangan sistem pengelolaan sampah maka dibuat skenario, dimana sistem dapat dilaksanakan secara bersama-sama, dimana sistem pengelolaan sampah konvensional masih menjadi pilihan utama untuk tahun-tahun awal perencanaan, yang perannya akan semakin menurun sejalan dengan tahapan pengembangan sistem persampahan secara modern. • Rencana Sistem Drainase • Tujuan, Kebijakan dan Strategi Tujuan pengembangan sistem drainase Kota Kendari: • Menjamin Iancarnya aliran air hujan dan air buangan rumah tangga. • Meminimalkan resiko terjadinya genangan/banjir yang diakibatkan oleh Iemahnya sistem drainase. • Menjamin kualitas air yang disalurkan melalui sistem drainase.



Kebijakan Pengembangan Sistem Drainase: • Pengendalian dan pengawasan air Iimbah buangan rumah tangga dan fungsifungsi tertentu. • Pengembangan dan peningkatan fungsi sistem saluran sekunder dan tersier di dalam kawasan perkotaan. • Perlindungan pada sistem drainase primer. •



Drainase Tersier Sistem drainase tersier adalah saluran tepi jalan, maupun saluran utama dari Iingkungan permukiman yang bermuara ke alur-alur sungai, atau bermuara langsung ke sungai utama. Rencana Pengembangan sistem drainase terseier adalah sebagai berikut: •



Peningkatan kapasitas dan kualitas saluran drainase yang berada pada jalur-jalur jalan utama kota.







Pengembangan saluran-saluran baru pada daerah rawan banjir di Kec. Baruga dan Kec. Mandonga. •



Pemeliharaan berkala saluran tersier.



• Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana Pejalan Kaki Prasarana pejalan kaki merupakan komponen penting penunjang kegiatan perkotaan. Tujuan penyediaan sarana pejalan kaki adalah untuk memberikan jaminan pelayanan terhadap masyarakat untuk dapat menjangkau pusat-pusat pelayanan dengan menyediakan sarana khusus pejalan kaki agar dapat menjamin kenyamanan, dan keamanan masyarakat dari gangguan kegiatan Iainnya. Lokasi-lokasi jalur pejalan kaki yang direncanakan di Kota Kendari adalah sebagai berikut: • Jalur Pejalan Kaki di Pusat Kota yang merupakan pusat kegiatan utama komersial dan pemerintahan dimana seluruh jaringan jalan yang ada di pusat kota perlu dilengkapi dengan jalur pejalan kaki berupa trotoar dengan dimensi yang cukup untuk menampung arus pejalan kaki. Pada beberapa titik yang cukup padat, perlu dialokasikan jalur penyebrangan berupa jembatan penyeberangan.



• Jalur Pejalan Kaki pada Pusat-Pusat Kegiatan Komersial. Jalur jalur jalan di pusat-pusat komersial selain pusat kota perlu dilengkapi dengan jalur pejalan kaki berupa penyediaan trotoar dengan kapasitas yang memadai. • Jalur Pejalan kaki pada jalur-jalur rawan kecelakaan. Lokasi-lokasi tertentu pada jalur jalan arteri primer, kolektor primer dan kolektor sekunder perlu disedikan jalur pejalan kaki berupa trotoar pada lokasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Arus Kecepatan kendaraan cukup tinggi. • Volume kendaraan cukup tinggi. • Arus pejalan kaki cukup tinggi. • Jalur-jalur pejalan kaki pada pusat-pusat pelayanan umum. Jalur-jalur jalan yang berada di sekitar pusat-pusat pelayanan umum perlu disediakan jalur pejalan kaki berupa trotoar dengan kapasitas yang memadai. • Jalur pejalan kaki untuk kepentingan tertentu. • Jalur-jalur pejalan kaki khusus yaitu untuk kegiatan pariwisata, kepentingan olah raga di sedikan pada lokasi kawasan CBD dan sekitar kawasan teluk berupa trotoar dan "Joging Track" untuk kepentingan pejalan kaki dan olah raga. Rencana sistem prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki di Kota Kendari, meliputi: •



Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana pejalan kaki direncanakan dalam bentuk jalur pejalan kaki yang disiapkan di sisi jalan yaitu jalanjalan utama di pusat kota, Jalan Kolektor Sekunder; dan







Jalur pejalan kaki untuk kepentingan tertentu seperti jalur untuk olahraga jogging disediakan di kawasan pariwisata, olah raga, Pusat Kegiatan Bisnis, kawasan Teluk Kendari dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kadia dan Kecamatan Kendari Barat.







Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana untuk jalur sepeda yang direncanakan khusus pada sisi jalan yang mengelilin gi Teluk Kendari.



J. PENGEMBANGAN KAWASAN TELUK Konsep pengembangan kawasan teluk diarahkan sebagai “Waterfront City”. Kawasan Teluk dikembangkan sebagai CBD ("Central Bussiness District") dengan fungsi utama yang dikembangkan di kawasan teluk adalah fungsi komersial, jasa perhotelan, perkantoran yang akan diintegrasikan dengan kawasan wisata di sepanjang Teluk Kendari. • Konsep Pengembangan Kawasan Pusat Bisnis "Central Bussines Distric” (CBD) Kawasan CBD ("Central Bussines District") di sekitar muara Sungai Wanggu merupakan kawasan campuran yang memiliki orientasi pada kegiatan komersial, jasa dan perkantoran yang dikelola secara kawasan secara terpadu. Pengembangan secara terpadu diharapkanagar pengembangan CBD dapat sekaligus merupakan solusi jangka panjang untuk tetap mempertahankan ekosistem kawasan teluk agar tetap terjaga melalui pengelolaan kawasan yang memiliki fungsi ekonomi tinggi. Fungsi-fungsi ekonomi yang akan dikembangkan di kawasan CBD diarahkan pada fungsi-fungsi kegiatan yang memiliki fungsi ekonomi tinggi, sehingga akan memiliki kemampuan dan kemudahan dalam upaya-upaya perlindungan fungsi kawasan teluk. Pengembangan Pulau Baru di sekitar delta Sungai Wangu, yang akan dijadikan "Landmark', bagi Kota Kendari pada masa yang akan datang, diharapkan dapat mempertinggi nilai jual kawasan CBD dan Kawasan Wisata. Pembuatan pulau baru diharapkan tidak memberikan dampak negatif pada ekosistem yang ada di sekitar kawasan Delta Sungai, sehingga didalam pengembangannya harus memperhatikan aspek kelayakan teknis, dan pertimbangan ekologis. • Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Kawasan Wisata terpadu dikembangkan di sebalah timur CBD dalam suatu kawasan khusus pengembangan pariwisata. Kawasan wisata tersebut menjadi pusat pengembangan kegiatan wisata Kota Kenadari yang akan menampung berbagai jenis kegiatan wisata yaitu : wisata maritim, wisata budaya, dan atraksi wisata Iainnya yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata. Dalam mewujudkan pengembangan kawasan teluk sebagai CBD dan pusat pengembangan kegiatan pariwisata perlu mempertimbangkan aspek Iingkungan, sehingga komponen-komponen penting yang perlu dipersiapkan dalam rangka pengembangan kawasan teluk adalah sebagai berikut:



• Dukungan Studi komprehensif kawasan teluk meliputi aspek kelayakan fisik, sosial, prospek ekonomi, Iingkungan dll. • Mempertahankan ekosistem alami yang telah ada yaitu hutan bakau. • Penyusunan masterplan terintegrasi antara kawasan teluk dengan kawasan sekitarnya. • Pengembangan infrastruktur pendukung. Kawasan wisata pantai terpadu dikembangkan disekitar teluk berdampingan dengan kawasan CBD. Dengan konsep "Waterfront City', diharapkan seluruh areal teluk memiliki daya tarik sebagai objek wisata. • Konsep Pengembangan Kawasan Perumahan Adanya rencana perkembangan pusat-pusat pertumbuhan kawasan yang baru, serta peningkatan dan penanganan kawasan khusus, maka pola pengembangan kawasan permukiman yang dikembangkan di Kota Kendari terdiri dari kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perkotaan. Berdasarkan Tipologinya Kota Kendari memiliki dua jenis kawasan permukiman yaitu kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman pusat kota, dikembangkan sebagai kawasan permukiman dengan kepadatan sedang sampai tinggi. Pengendalian kawasan permukiman di kawasan Pusat Kota diarahkan Iebih kompak terintegrasi dengan fungsi kegiatan perkotaan diluar kawasan permukiman yaitu pemerintahan, jasa dan perdagangan. • Kawasan Perdagangan dan Jasa Berdasarkan hirarkinya, kawasan perdagangan yang dikembangkan di Kota Kendari adalah : • Pusat Perdagangan Primer Dua kawasan perdagangan primer di Kota Kendari terdiri dari Kawasan Perdagangan Mandonga, dan CBD di kawasan Teluk. • Pusat Perdagangan Sekunder Pusat perdagangan sekunder dengan skala pelayanan terbatas, diarahkan untuk untuk berlokasi pada simpul-simpul pelayanan sekunder. • Kawasan Perdagangan Khusus Kawasan perdagangan khusus dikembangkan di kota lama berfungsi sebagai kawasan wisata khusus perdagangan. • Kawasan perdagangan yang perlu dikendalikan Adanya kecenderungan perkembangan kawasan perdaganan yang terjadi secara sporadis pada jalur-jalur jalan utama kota, perlu dilakukan pengendalian.



K. RENCANA KAWASAN STRATEGIS Dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam aspek keruangan, tidak dapat dihindari perlunya dilakukan penanganan berdasarkan skala prioritas hal ini selain didasarkan adanya keterbatasan keuangan daerah dalam pelaksanaan program, juga adanya ketidak seragaman permasalahan, potensi dan dampak yang ditimbulkan sebagai akibat pengembangan kawasan. Penetapan kawasan strategis bertujuan untuk memberikan prioritas pembangunan yang Iebih besar pada beberapa kawasan yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan Iingkungan sekitarnya. Sehingga pengembangan terhadap suatu kawasan strategis diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembiayaan pembangunan dan pengembangan kawasan, selain terbentuknya struktur ruang kota sesuai dengan yang diharapkan. • Tujuan Penetapan Kawasan Strategis Kawasan strategis merupakan kawasan yang akan memiliki nilai dampak yang luas bagi wilayah sekitarnya, sehingga penetapan kawasan strategis bertujuan: • Mengantisipasi dampak pertumbuhan yang diakibatkan oleh perkembangan kawasan yang memiliki tingkat perubahan yang cepat. • Memberikan prioritas pada kawasan-kawasan yang dapat mendorong pertumbuhan kawasasan. • Dasar Penetapan Kawasan Strategis Kota Kendari Perkembangan Kota Kendari tidak terlepas dari pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baik yang telah berkembang maupun yang akan dikembangkan sebagai kawasan pusat pertumbuhan baru yang akan memberikan dampak luas terhadap berbagai aspek yaitu dampak keruangan, dampak ekonomi dampak sosial dan dampak Iingkungan. Rencana kawasan strategis yang perlu mendapat prioritas utama dalam mendorong pertumbuhan, mengendalikan dan kegiatan penanganan adalah : • Pusat Kota dan CBD Kawasan Pusat Kota dan CBD dapat dikatakan sebagai jantung kota Kendari berada ditengah-tengah Kota Kendari. Kawasan Pusat Kota dan CBD akan dikembangkan sebagai pusat kegiatan primer sektor pemerintahan, komersial dan jasa dengan skala kegiatan dan investasi yang tinggi akan membutuhkan penyediaan ruang yang luas. Kegiatan pusat kota dan CBD akan mendorong tumbuhnya kegiatan baru pada sektor permukiman dan kegiatan ekonomi lainnya dalam skala kegiatan yang lebih kecil dan tumbuhnya sektor informal perkotaan, yang membutuhkan penyediaan ruang yang luas dan intensif.



• Kawasan Pendidikan Tinggi dan Pusat Pemerintahan Kawasan pendidikan tinggi dan pusat pemerintahan telah mendorong perkembangan kawasan permukiman dan kegiatan perdagangan sekunder disekitarnya. Ketersediaan lahan kosong yang masih luas disekitar kawasan tersebut merupakan peluang agar kegiatan permukiman dan sektor jasa perdagangan yang akan tumbuh dapat dipersiapkan dan diarahkan sejak awal agar tidak tumbuh menjadi kawasan perkotaan yang tidak teratur.



BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG ( BKPRD ) KOTA KENDARI



BKPRD ( Badan Koordinasi Penataan Ruang Derah ) Kabupaten/ Kota adalah Badan bersifat adhoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati/Wali Kota dalam penyelenggaraan koordinasi penataan ruang Kabupaten/Kota. Ruang lingkup koordinasi penataan ruang daerah meliputi : a. Perencanaan tata ruang; b. Pemanfaatan ruang; dan c. Pengendalian pemanfaatan ruang. BKPRD Kabuapten/ Kota dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang mempunyai tugas : a. Perencanaan tata ruang meliputi : 1. Mengkoordinasikan dan merumuskan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/ Kota 2. Memaduserasikan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah dengan rencana tata ruang kabupaten/kota serta mempertimbangkan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui Instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); 3. Mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang pulau/kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dalam provinsi yang bersangkutan; 4. Mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota kepada BKPRD Provinsi dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis; 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang Kabupaten/Kota kepada Gubernur



6. Mengkoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/kota; 7. Mensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota dengan provinsi dan antar kabupaten/kota yang berbatasan; 8. Melakukan fasilitasi dan supervisi penyusunan rencana tata ruang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota dalam provinsi yang bersangkutan; 9. Melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana tata ruang kabupaten/kota; 10. Memberikan masukan kepada Bupati/Wali Kota untuk dijadikan bahan rekomendasi atas rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota dalam rangka persetujuan substansi teknis; 11. Memberikan rekomendasi kepada Bupati/Wali Kota dalam proses penetapan rancangan peraturan daerah menjadi peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten/kota; 12. Melakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana tata ruang kabupaten/kota ke BKPRD Provinsi; 13. Melakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang kabupaten/kota; 14. Melakukan fasilitasi proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/kota; dan 15. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang. b. Pemanfaatan ruang meliputi : 1. Mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan ruang baik di provinsi maupun di kabupaten/kota, dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; 2. Memberikan rekomendasi guna memecahkan permasalahan pemanfaatan ruang kabupaten/kota dan permasalahan pemanfaatan ruang yang tidak dapat diselesaikan 3. Memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana tata ruang kabupaten/kota; 4. Menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat; 5. Melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar kabupaten/kota; dan 6. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang. c. Pengendalian pemanfaatan ruang meliputi : 1. Mengkoordinasikan penetapan arahan peraturan zonasi sistem kabupaten/kota ; 2. Memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang kabupaten/kota; 3. Melakukan fasilitasi dalam pelaksanaan penetapan intensif dan disintensif dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota; 4. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan ruang; 5. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang; 6. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; dan 7. Melakukan evaluasi atas kinerja pelaksanaan penataan ruang kabupaten/kota.



BKPRD Kabupaten/Kota menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang. Selanjutnya, BKPRD Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Kabupaten/Kota dan rekomendasi secara berkala kepada Bupati/Wali Kota. Kemudian, BKPRD Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan memfasilitasi penyelenggaraan penataan ruang. Berdasarkan uraian diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan begitu pentingnya peran dari BKPRD terhadap kemajuan pembangunan suatu daerah.Pada wilayah kota kendari, BKPRD yang seharusnya sudah dibentuk dalam rangka mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan serta menserasikan dan mensinergikan penataan ruang daerah, khususnya kota kendari justru sampai saat ini belum terdapat kejelasan mengenai lembaga tersebut,bagaimana struktur lembaganya dan siapa saja yang diberi kewenangan dalam struktur kelembagaan belum ada informasi resmi dari PEMDA Kota Kendari terkait hal tersebut.Dampak dari kurangnya transparasi dalam pembentukan BKPRD ini adalah kinerja yang dilakukan tidak di dukung oleh semua pihak yang seharusnya memilki peran dalam membantu penyelenggaraan penataan ruang yang berakibat pada kurang optimalnya penyelenggaraan penataan ruanng khususnya di kota kendari.Selain itu,tidak berfungsinya lembaga ini sebagaimana mestinya menyebabkan adanya pelanggaraan pada penyelenggaraan penataan ruang.Sejumlah fakta menunjukan terdapat penyelewengan penyelenggaran penataan ruang di kota kendari diantaranya berdirinya sejumlah ruko liar, perumahan dan investasi swasta pada daerah resapan, tidak adanya kejelasan peruntukan suatu kawasan sehingga pembangunan khsusunya fisik tidak terkendali dan tidak sesuai daerah peruntukan sebagaimana yang telah diamanahkan undang-undang no.26 tahun 2007 tentang penataan ruang, sehingga tidak ada kejelasan kawasan kota kendari dapat dikembangkan sebagai kota jasa,kota perekonomian, perdangan atau mungkin kota pendidikan. Salah satu terkait dampak dari kurang optimalnya kinerja BKPRD Kota Kendari diantaranya Kawasan pesisir teluk kendari yang ¾ bagian didominasi oleh kawasan pesisir teluk kendari, memiliki potensi pencemaran yang sangat besar. Kondisi ini dipengaruhi oleh bentuk teluk yang semi tertutup yang seluruh aktivitas daratan akan bermuara kearah pantai teluk kendari bagian dalam. Tidak adanya basuhan yang mengarah kearah lautan menjadikan daerah pesisir teluk kendari menyimpan bahan pencemar kedasar sediment pantai. Sumber pencemaran perairan dapat diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya; industri perikanan, pelabuhan umum, pelabuhan perikanan, limbah hotel dan ruko, limbah rumah sakit, limbah rumah tangga, pertambangan dan berbagai aktivitas lainnya. Kondisi ini belum termasuk kegiatan diseluruh DAS yang bermuara kearah teluk kendari.



Penyebab Pendangkalan dan Pencemaran dari hasil kajian dan penelitian mengenai pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari maka dapat uraikan beberapa penyebab pendangkalan dan pencemaran Teluk Kendari antara lain ; 1. Pemanfaatan lahan yang kurang terkendali akibat perambahan hutan (TAHURA, NangaNanga dan Boro-boro) dan penambangan bahan galian pasir kuarsa bagian utara Teluk Kendari 2. Banyak lahan-lahan kosong yang belum dimafaatkan secara maksimal di sekitar kawasan teluk (TAHURA dan Nanga-Nanga) 3. Area dermaga tradisional yang kurang terawat dan tidak efektif penggunaannya 4. Kurangnya pemeliharaan ruang terbuka hijau 5. Kualitas perairan semakin buruk karena sedimentasi, pencemaran limbah rumah tangga dan aktivitas pelabuhan (kapal) 6. Timbulnya pencemaran akibat aktivitas penduduk kota dan daerah hulu sungai yang bermuara di Teluk Kendari melalui angkutan sedimen yang yang mengendap di muara 7. Sistem pertanian/pengairan dibagian hulu DAS yang menggunakan pestisida atau obatobatan lainnya 8. Aktivitas petambangan yang destruktif seperti pengambilan terumbu karang dan batu pasir untuk fondasi bangunan dan darmaga 9. Penataan kawasan Teluk Kendari belum tertata menurut tata ruang kota (pembangunan perumahan dan bangunan lainya kurang memperhatikan sempadan sungai dan terkesan tampak kumuh dan tidak tertata) 10. Manajemen aktivitas pariwisata di kawasan Teluk Kendari kurang terintegrasi dengan baik 11. Lembaga yang berwewenang belum memiliki perangkat dan dana yang memadai untuk melakukan pengendalian pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan 12. Belum adanya kelembagaan masyarakat yang kuat ditingkat masyarakat nelayan/rumput laut/petambak sehingga menyebabkan pemanfaatan sumber daya semaunya tanpa ada kesepakatan menjaga sumberdaya pesisr dan laut 13. Lemahnya komitmen dan penegakan aturan menjadikan semua orang bebas melakukan aktivitas tanpa ada kesepakatan untuk menjaga sumberdaya alam 14. Alih fungsi rawa mangrove menjadi lahan tambak mengakibatkan penurunan kualitas ekologi karena hilangnya fungsi penahan material endapan pantai 15. Akibat hilangnya pohon mangrove maka proteksi pantai semakin lemah dan memicu terjadinya aberasi



Kesimpulannya bahwa permaslahan yang menyelimuti teluk kendari banyak berbagai faktor yaitu faktor internal dan eksternal, permaslahan faktor internal yaitu kurang adanya kesadaran masyarakat kendari tentang menjaga teluk kendari sebagai urat nadi kota kendari, dan permasalahan faktor eksternalnya penataan kawasan teluk kendari yang belum tertata rapi di karenakan kurangnya kinerja dari BKPRD Kota Kendari yang membidangi Penataan Ruang Kota Kendari.