BAB III Pelaksaan Kegiatan PKL PLTD Kotabaru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN



3.1. Dasar Teori 3.1.1. Bagian-bagian Utama Peralatan Pembangkit pada PLTD Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang akan membangkitkan tenaga listrik, yaitu : 1. Mesin Diesel 2. Generator dan Exiter 3. Alat-alat bantu (Auxilliary). Adapun fungsi dari masing-masing peralatan tersebut adalah : 1. Mesin Diesel Berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar) menjadi energi mekanis. Melalui gerak lurus (translasi) pada piston diubah menjadi gerak putas (rotasi) pada poros engkol.



Gambar 3.1. Mesin SWD Dro 216 K 2. Generator dan Exiter Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis yang dalam hal ini dihasilkan oleh mesin Diesel menjadi energi listrik. Energi listrik ini timbul akibat adanya medan magnet pada



12



13



kumparan generator. Kuat medan magnet tersebut tergantung pada besarnya tegangan dan arus searah yang dialirkan pada kumparan rotor yang disebut dengan sistem penguatan (Exitasi). Untuk mengatur penguatan tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut Automatic Voltage Regulator (AVR). 3. Alat-alat Bantu (Auxilliary) Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, maka diperlukan seperangkat alat bantu antara lain :  Pompa Digunakan untuk



memompakan bahan bakar, munyak



pelumas, mensirkulasikan air pendingin dan lain-lain.  Tangki Bahan Bakar Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin, dan lain-lain.



Gambar 3.2. Tangki Bahan Bakar  Saringan (Filter) Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan bakar, minyak pelumasi dan air pendingin agar tidak masuk ke mesin.



14



Gambar 3.3. Saringan (Filter)  Kompresor Udara Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang diisikan ke tabung angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai udara start, udara kontrol proteksi mesin (Control Air) dan udara proteksi overspeed (Safety Air).



Gambar 3.4. Kompresor Udara  Turbo Charger Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga tekanan udara pembakaran naik dan menaikkan daya mesin.



15



Gambar 3.5. Turbo Charger  Battery Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat kontrol, relai-relai proteksi dan lain-lain.  Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Berfungsi untuk mengeluarkan panas pada sistem pendingin mesin Diesel.  Keran (Valve) Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada sistem yang ada pada mesin Diesel.



Gambar 3.6. Keran (Valve)  Panel-panel Kontrol Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur dan parameterparameter yang berhubungan dengan mesin dan generator.  Peralatan pengaman



16



Berfungsi untuk mengamankan mesin, generator dan trafo tenaga bila terjadi gangguan.



3.1.2. Prinsip Kerja Mesin Diesel Mesin diesel termasuk jenis mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) dimana sumber energinya didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Mesin diesel disebut juga Compressed Ignition Engine (CI-Engine) dimana untuk proses pembakaran bahan bakar didalam silinder tidak memerlukan busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat kompresi udara didalam silinder. Akibat adanya pembakaran, diruang bakar terjadi kenaikan temperatur dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak lurus (translasi) lalu diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol. Mesin-mesin PLTD yang ada di PLTD Trisakti PT. PLN (Persero) Sektor Barito Banjarmasin semuanya memakai sistem proses kerja 4 langkah yaitu untuk mendapatkan 1 kali langkah usaha diperlukan 4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.



Gambar 3.7. Prinsip kerja mesin Diesel 4 langkah Langkah-langkah tersebut adalah : A. Langkah Isap Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara bersih masuk ke dalam silinder.



17



B. Langkah Kompresi Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup, udara dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada akhirnya langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan kedalam ruang bakar dan terjadilah pembakaran. C. Langkah Usaha (Expansi) Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran, sedangkan katup isap dan katup buang tertutup, maka piston terdorong bergerak dari TMA ke TMB, melakukan usaha. D. Langkah Buang Katup buang terbuka, katup isap tertutup dan pistion bergerak dari TMB ke TMA dan gas bekas sisa pembakaran terdorong keluar. Proses tersebut berulang secara berurutan selama mesin bekerja. Berdasarkan proses kerjanya, mesin PLTD termasuk jenis motor bakar Compressed Ignition Engine (CI-Engine), dimana proses pembakaran didalam silinder tidak memerlukan busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat kompresi udara di dalam silinder.



18



3.1.3. Bagian-bagian Utama Mesin Diesel



Gambar 3.8. Peralatan Utama Mesin Diesel Peralatan utama terdiri dari : 1. Kepala silinder 2. Perangkat katup 3. Perangkat piston 4. Dinding silinder 5. Blok silinder 6. Bantalan utama 7. Poros engkol (crank shaft) 8. Poros bubungan 9. Peredam getaran 10. Dudukan (base plate) 3.1.4. Sistem-sistem Pada PLTD 1. Sistem Udara Masuk dan Gas Buang Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran bahan bakar, sistem ini dirancang untuk menaikkan effisiensi mesin yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbandingan jumlah massa udara yang masuk ke dalam silinder selalu disesuaikan dengan keperluan atau jumlah massa bahan bakar yang akan dibakar. Sistem ini juga berfungsi untuk mengatur udara masuk.



19



2. Jenis Sistem Udara Masuk a. Sistem Alami (Natural) Yaitu udara masuk ke ruang bakar karena adanya penurunan tekanan didalam silinder yang diakibatkan oleh pergerakan piston ke bawah. b. Sistem Paksa atau Tekan Yaitu udara yang masuk kedalam silinder jumlahnya dinaikkan / diperbanyak dengan bantuan turbo charger.



3. Cara Kerja Sistem Udara Masuk dan Gas Buang Udara luar masuk ke ruang bakar karena di hisap oleh blower, dimana sebelum masuk keruang bakar udara ini disaring oleh filter udara, selanjutnya melalui saluran masuk udara didinginkan dengan inter cooler dan udara ini akan masuk ke ruang bakar melalui katup masuk. Setelah masuk ke ruang bakar udara ini akan bercampur dengan bahan bakar dan digunakan untuk proses pembakaran. Gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar dikeluarkan melalui katup buang. Sebelum keluar ke udara luar, energi panas dari gas turbo charger yang satu poros dengan sisi kompressor, sehingga kompressor / blower ikut berputar dan menghisap udara luar.



4. Sistem Bahan Bakar Seperti diketahui bahwa bahan bakar minyak diperlukan sebagai sumber energi bagi mesin Diesel. Untuk keperluan penyaluran bahan bakar tersebut sampai keruang bakar dengan suatu kondisi tertentu diperlukan suatu sistem bahan bakar. Fungsi Sistem Bahan Bakar yaitu :



20



1.



Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudah bercampur merata dengan udara supaya mudah terbakar.



2.



Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukan disetiap silinder pada setiap kebutuhan sehingga tenaga (power) setiap silinder adalah sama.



3.



Mengatur



saat



mulai



penyemprotan



dan



lamanya



penyemprotan.



5. Sistem Pelumas Fungsi dari pelumas adalah sebagai berikut : a. Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dia benda yang saling bersentuhan dan saling bergerak atau salah satunya benda tersebut



bergerak



dengan



maksud



mengurangi



atau



menghilangkan gesekan yang terjadi. b. Lubricating, yaitu sebagai pelumas atau pelicin supaya benda bergerak dengan lisin sehingga pergerakannya mudah. c. Cooling, yaitu sebagai media pendingin. d. Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin yang dialiri minyak pelumas. e. Anti Korosi, yaitu untuk melindungi logam dari kontak langsung dengan udara agar terlindung dari korosi. f. Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam yang bergesekan, seperti pada roda gigi. Cara pemakaian bahan pelumas yaitu :  Dioleskan  Dipercikan  Direndam  Dialirkan dengan tekanan



21



Dalam sistem pelumas mesin Diesel berukuran sedang maupun besar adalah dengan cara dialirkan dengan tekanan dengan persyaratan : a. Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang tertentu. b. Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang dilumasi. c. Dalam sistem tertutup. d. Dapat didinginkan. e. Dapat dibersihkan (filter dan separator).



6. Sistem Pendingin a. Fungsi Pendinginan Fungsi sistem air pendingin atau pendinginan adalah berguna untuk mengambil sebagian panas dari dari bagianbagian tertentu di mesin. Panas yang menyebabkan temperatur tinggi tersebut disebabkan oleh pembakaran bahan bakar di ruang bakar. Untuk menjaga agar pada bagian-bagian tadi tidak terjadi beban panas berlebih dan beban mekanik berlebih yang mengakibatkan toleransi serta pelumasan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. b. Syarat-syarat Pendinginan  Dapat mengambil panas sebanyak jumlah tertentu dari mesin diesel sesuai dengan yang ditentukan. Jadi aliran atau volume air yang dialirkan harus tertentu.  Tidak dipaksakan pengambilan panasnya, atau tidak sekaligus seketika tapi harus terus menerus secara kontinyu.



22



 Temperatur air pendingin masuk bisa diatur (sedikit variasi) disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pada Mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang dipakai adalah sistem sirkulasi tertutup dan dikelompokan menjadi 3 bagia, yaitu : 1. Raw Water System Berfungsi untuk mendinginkan udara masuk, minyak pelumas, bahan bakar dan mendinginkan air pendingin jacket pada sistem cooling tower. Sedangkan raw water sendiri didinginkan dengan radiator atau cooling water. 2. Jacket Cooling Water System Berfungsi untuk mendinginkan blok silinder, silinder liner dan exhaust valve housing. Air yang digunakan adalah air murni dengan kandungan khlorida dan sulfat yang rendah, kekerasan (hardness) rendah dan dicampur dengan suatu reagen anti karat. Air jacket didinginkan oleh radiator atau raw water. 3. Injector Cooling Water System Berfungsi untuk mendinginkan injector yang panas akibat panas pembakaran diruang bakar. Sebelum dialirkan ke injector air ini bukan didinginkan, melainkan dipanaskan hingga



mencapai



temperatur



tertentu



oleh



heather



pemanas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah thermal stress pada injector yang sangat panas.



7. Sistem Start / Udara Bertekanan Sistem start dengan udara ini adalah yang paling banyak digunakan pada PLTD ukuran sedang maupun besar di PLN.



23



Fungsi Udara Bertekanan 1. Untuk menstart / menghidupkan mesin, yaitu dengan cara memasukkan udara bertekanan kedalam silinder (ruang bakar) supaya piston tertekan kebawah sehingga crank shaft berputar dan terjadi kompresi diruang bakar, dan jika bahan bakar di injeksikan ke ruang bakar tersebut akan terbakar. Karena proses ini berurutan sesuai firing ordernya maka secara mekanisme kerja mesin dengan semestinya. 2. Untuk keperluan sistem pneumatik. 3. Untuk keperluan PLTD seperti membersihkan peralatan dan lain-lain. Syarat-syarat Udara Bertekanan 1. Tekanan udara mencukupi (minimal 20 bar dan maksimal 30 bar) 2. Volume udara mencukupi, sesuai dengan volume ruang bakar yang perlu diisi oleh udara bertekanan tersebut. 3. Udara bertekanan tersebut harus sedikit mungkin mengandung air kondensat karena sangan membahayakan mesin serta peralatan lainnya. 8. Sistem Kontrol dan Proteksi Tujuan dari proteksi pada suatu PLTD adalah agar mesin dan perlengkapannya tidak mengalami kerusakan yang fatal bila terjadi gangguan. Proteksi pengaman ini dibagi 3 yaitu : 1. Peralatan pengaman mesin antara lain :  Proteksi temperatur untuk air pendingin, minyak pelumas, gas buang, main bearing dan lain-lain. Bila terjadi gangguan, proteksi ini akan memberikan sinyal alarm ataupun trip.



24



 Proteksi tekanan, untuk mengamankan tekanan lebih atau tekanan kurang pada air pendingin, bahan bakar, minyak pelumas dan lain-lain. Bila terjadi gangguan pada tekanan maka proteksi tekanan akan memberikan sinyal alarm ataupun trip.  Proteksi getaran, untuk mengamankan mesin bila terjadi getaran yang membahayakan mesin. Bila ada kenaikan getaran akan memberikan sinyal alarm ataupun trip.  Proteksi over speed, untuk mengamankan mesin bila mesin mengalami over speed. Untuk pengaman over speed tidak didahului dengan alarm tetapi langsung trip. 2. Pengaman Generator Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami kerusakan akibat adanya gangguan baik yang berasal dari dalam generator itu sendiri ataupun gangguan yang berasal dari luar generator. Untuk generator yang modern dilengkapi beberapa pengaman antara lain : a. Over Current Relay (pengaman arus lebih) b. Over Voltage Relay (pengaman tegangan lebih) c. Under Voltage Relay (pengaman tegangan rendah) d. Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan) e. Reverse Power Relay (pengaman daya kembali) f. Rotor Eart Fault Relay (pengaman rotor hubung tanah) g. Stator Eart Fault Relay (pengaman stator hubung tanah) h. Loss of Excitation Relay (pengaman hilang excitasi) i. Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding) 3. Pengaman Trafo Daya untuk PLTD a. Over Current Relay (pengaman arus lebih) b. Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)



25



c. Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding) d. Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak) e. Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam trafo) f. Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam trafo). Proteksi pada mesin PLTD pada prinsipnya ada 2 tingkatan, yaitu : 1. Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada mesin, sehingga operator dapat segera mengambil tindakan pengamanan dan penormalan kembali. 2. Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis apabila pada mesin terjadi penyimpangan operasi. Berikut ini adalah tabel data setting pengaman pada mesin merk SWD type Dro 216 K yang ada di PLTD Kotabaru. Tabel 1. Setting Pada Mesin SWD DRO 216 K TEKANAN No



Uraian



Normal



Alarm



Trip



Satuan



1



Lube Oil Pressure



5,0 – 6,0



4,3



3,5



Bar



2



J.C.W Pressure



2,4



1,7



1,5



Bar



3



I.C.W Pressure



2,5 – 4,0



2,0



-



Bar



4



F.O Pressure



4,0 – 5,0



3,5



-



Bar



5



Valve Gear / Sealing Inj. Pump



3,0



2,5



-



Bar



6



Starting Air Pressure



20 – 30



18



-



Bar



26



7



Safety Air Pressure



12



11



-



Bar



8



Control Air Pressure



6



5



-



Bar



9



Turning Gear Engaged



-



4,3



-



Bar



TEMPERATUR No



Uraian



Normal



Alarm



Trip



Satuan



1



Lube Oil Temp.



55



63



73



°C



2



J.C.W Temp.



88



98



100



°C



3



I.C.W Temp.



90



103



-



°C



4



Main Bearing Temp.



75



93



96



°C



5



Alternator Bearing Temp.



70



90



95



°C



6



Stator Winding Temp.



75



120



130



°C



7



Charge Air Eng. Inlet Temp.



60



68



-



°C



PROTEKSI ELEKTRIK No



Uraian



Normal



Alarm



Trip



Satun



1



Mechanical Over Speed



600



-



670



Rpm



2



Electrical Over Speed



600



-



660



Rpm



3



DC Power 110 V



110



80



-



Volt



4



DC Power 24 V



24



18



-



Volt



9. Panel Kontrol PLTD Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi dalam 3 bagian utama yang saling terhubung dan saling mendukung, yaitu :



27



a. Diesel Control Panel Pada panel ini terpasang alat-alat pendeteksi, proteksi dan panel kontrol yang memonitor kondisi dan bagian-bagian mesin itu sendiri. b. Generator Control Panel Pada panel ini terpasang peralatan kontrol berupa parameter-parameter



ukur,



relay-relay



proteksi



/



pengaman, sistem sinkronisasi dan semua peralatan yang berhubungan dengan generator. c. Auxiliary Control Panel Pada panel ini terpasang peralatan sensor, proteksi dan kontrol semua peralatan alat bantu yang merupakan pendukung beroperasinya mesin pembangkit. 3.2. Pembahasan 3.2.1. Spesifikasi Mesin Data utama mesin SWD DRO 216 K yang ada di PLTD Kotabaru adalah sebagai berikut : Merk



: SWD (STORK-WARTSILA DIESEL)



Type / Tahun Test



: DRO 216 K / 1976



Diameter Silinder



: 410 mm



Panjang Langkah



: 470 mm



Jumlah Silinder



:6



Susunan Silinder



: Inline



Jumlah Turbo Charger



:1



28



Daya Output



: 300 KW



Putaran Nominal



: 600 RPM



3.2.2. Klasifikasi PLTD PLTD yang ada di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Area Kotabaru bukan hanya PLTD sedang saja, masih banyak PLTD kecil hingga saat ini masih dioperasikan seperti yang ada di desa-desa dan daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan interkoneksi. Klasifikasi PLTD di PT. PLN (Persero) didasarkan atas daya yang dihasilkan perSatuan Pembangkit Diesel (SPD) yaitu: Tabel 2. Klasifikasi PLTD No



KELAS SPD



DAYA (KW)



1



PLTD BAKAL



0 – 100



2



PLTD KECIL



250 – 1000



3



PLTD SEDANG



2500 – 8000



4



PLTD BESAR



12000 Keatas



3.2.3. Pola Pengoperasian Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi listrik yang handal, maka perlu dibuat suatu pola pengoperasian dari unit pembangkit yang ada. Penyusunan pola operasi didasarkan pada daya mampu setiap unit pembangkit, jam kerja mesin, variasi beban yang meliputi beban sistem interkoneksi yang dipikul pembangkit. Didalam penyusunan rencana operasi ini yang juga harus diperhatikan adalah kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit pembangkit tidak mengalami pembebanan yang melebihi daya



29



mampunya yang pada akhirnya akan mengganggu kehandalan dari sistem pembangkit. 3.2.4. Prosedur Pengoperasian Pengoperasian PLTD di PT. PLN (Persero) Sektor Barito dilakukan atas dasar instruktur kerja operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan manual book atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang diterbitkan oleh pabrik pembuat mesin yang bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin maupun operatornya sendiri sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman. Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk SWD Type DRO 216 K : 1. Persiapan Awal Sebelum Start Mesin a. Lakukan pemeriksaan dan pengecekan level – level minyak pelumas / oli dan melakukan penambahan bila di perlukan pada : 



Governor







Turbo charger







Air compressor







Carter / sump tank







Separator



b. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level – level air pendingin dan melakukan penambahan bila di perlukan pada : 



Jacket cooling water tank







Injector cooling water tank



c. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada peralatan bantu / sistem : 



Pelumasan







Pendinginan



30







Bahan bakar







Udara start (30 bar)







Udara proteksi (12 bar, 6 bar)







Power supply electrical proteksi (DC / AC)







Air compressor







Separator



Yakinkan bahwa semua dalam kondisi normal operasi dan lakukan pembetulan bila dianggap perlu. d. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan lampu – lampu indikator pada panel euxiliary dan nanti bila bola lampunya putus. e. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan sistem proteksi yang meliputi : 



Power supply AC / DC







Tombol emergency stop







Oil mist detector







Over speed







Peralatan APAR







Yakinkan bahwa CB generator posisi OFF



2. Mengoperasikan Alat Bantu Untuk Persiapan Start a. Operasikan lube oil separator minimum 2 (dua) jam sebelum mesin start b. Buka indicator vent cock c. Hidupkan (ON) lube oil priming pump dan periksa tekanannya 5-6 bar d. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump dan periksa tekanannya 5-6 bar



31



e. Hidupkan (ON) injector cooling water pump dan periksa tekanannya 3-4 bar f. Masukkan / angged turning gear dan putar crank shaft dengan turning gear minimum 2 (dua) kali putaran, perhatikankran indicator vent cock masing – masing cylinder 



Jika ada cairan yang keluar dari indikator vent cock yaitu (cairan) air atau solar maka proses persiapan start harus dihentikan karena di dalam ruang cylinder terjadi kelainan ( mesin tidak layak operasi). Lakukan koordinasi dengan bidang terkait untuk mencari penyebab kelainan maupun upaya penanggulangannya







Jika tidak ada cairan atau hal lain yang mencurigakan maka proses persiapan start dapat dilanjutkan



g. Lepaskan (OFF) / disangged turning gear dan yakinkan bahwa posisi turning gear benar – benar free atau bebas dari fly wheel h. Tutup indicator vent cock i. Hidupkan (ON) fuel oil pump dan periksa tekanannya j. Hidupkan (ON) semua radiator fan k. Hidupkan (ON) fuel oil separator l. Hidupkan (ON) engine valve lub oil pump m. Hidupkan (ON) cylinder liner lum oil pump n. Atur posisi air intake filter ke ON o. Yakinkan bahwa semua sistem dalam kondisi normal semua kegiatan terdata pada lembar kerja check list operasional mesin 3. Start Mesin a. Buka kran udara start bertekanan 30 bar pada tabung udara b. Start melalui tombol start dilokal engine panel c. Setelah engine running atur RPM pada speed (50-70%) dan tunggu lebih kurang 15 menit agar mesin menyesuaikan diri terhadap perubahan temperatur, lakukan pemeriksaan pada



32



sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem bahan bakar, yang meliputi temperatur, tekanan, suara, getaran, dan lakukan pemeriksaan hasil pembakaran melalui indicator vent cock jika terdapat kelainan mesin segera di stop untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan jika kondisi normal lanjutkan d. Naikkan RPM hingga normal speed (600 rpm) dan lakukan pemeriksaan menyeluruh yang meliputi temperatur, tekanan, suara, getaran maupun kebocoran jika ada diperbaiki e. Jika semua kondisi normal lanjutkan



4. PARALLEL GENERATOR a. Atur CB exitasi keposisi ON b. Atur switch syncronscope generator keposisi yang diperlukan c. Atur tegangan generator 6,3 KV d. Atur frequensi 50 HZ e. Perhatikan putaran jarum syncronscope berputar searah jarum jam secara perlahan dan lancar f. Sesaat jarum syncronscope mendekati jam 12 masukkan dan lampu mati CB generator dimasukkan g. Atur switch syncronscope keposisi OFF h. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan frequensi maupun cos Q i. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya mampu mesin, dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin akibat adanya perubahan / penambahan beban. j. Selalu perhatikan perubahan tegangan dan frequensi atur sebagaimana mestinya



33



5. Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi a. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang meliputi tekanan, temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu kontrol. b. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada sistem pelumasan, sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan lakukan tindakan preventif bilamana terdapat gejala kelainan yang dapat membahayakan mesin pembangkit. c. Melakukan pencatatan semua parameter operasi secara berkala kedalam log sheet untuk dijadikan bahan evaluasi lebih lanjut. d. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya menjamin keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan pengamanan apabila ada gejala yang dapat mengganggu keselamatan dan kelancaran operasional mesin pembangkit 6. Stop Mesin Pembangkit a. Stop Mesin Kondisi Normal. 1) Turunkan beban mesin secara perlahan dan bertahap yang diikuti dengan pengaturan tegangan maupun frequensi. 2) Setelah beban mendekati nol lebih kurang 100 KW CB generator dapat dilepas (OFF). 3) Lepaskan (OFF) CB Exitasi. 4) Turunkan putaran mesin keposisi idle speed dan tunggu lebih kurang 15 menit untuk penyesuaian. 5) Stop mesin dan lakukan after cooling selama kurang lebih 15 menit. 6) Stop fuel oil pump. 7) Setelah 15 menit stop semua peralatan bantu (after cooling selesai).



34



8) Stop Mesin Kondisi Emergency. 9) Dalam kondisi emergency mesin harus di stop untuk menghindari kerusakan yang lebih fatal. Langkah kerja yang perlu diambil diantaranya : a) Pindahkan beban mesin ke mesin yang lain bila mesin berbeban. b) Stop mesin dengan emergency stop. c) Lakukan pemeriksaan apa yang menyebabkan mesin di stop emergency. 7. Pembuatan Laporan a. Hasil pelaksanaan pengoperasian mesin pembangkit harus ditulis didalam lembar laporan sebagaimana format yang tersedia (check list & log sheet) b. Data-data



pengusaan



yang



meliputi



produksi



KWH.



Pemakaian bahan bakar minyak, pemakaian minyak pelumas jam kerja, jam start dan jam stop harus ditulis dengan jelas. c. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan dan ditulis dengan jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penanganan lebih lanjut. 8. Pemeliharaan Mesin Check list P-0 mekanik, pemeliharaan mesin pembangkit PLTD Kotabaru meliputi: a. Cylinder Head  Periksa Pipa pelumas rocker arm  Periksa Distributir roker arm  Periksa needle bearing rocker arm  Periksa kebocoran di injector  Periksa dan perbaiki klem pipa high pressure  Periksa dan perbaiki kebocoran intake manifold



35



 Periksa dan Perbaiki kebocoran udara start/indicator chock  Periksa dan perbaiki kebocoran pipa overflow b. Injection Pump  Periksa dan perbaiki kebocoran bahan bakar  Periksa dan perbaiki kebocoran pelumas  Periksa dan perbaiki rack bahan bakar c. Governor  Periksa dan tambah level pelumas  Periksa dan perbaiki rack  Periksa dan perbaiki socket d. Block Mesin  Periksa Dexel  Periksa dan perbaiki baut pondasi e. Turbocharger  Periksa dan tambah level oli  Periksa warna oli  Periksa getaran  Periksa suara  Periksa filter air intake  Periksa band air intake  Periksa conpensator air turbo  Periksa casing turbocharge f. Intercooler  Periksa dan perbaiki kebocoran udara  Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran Jacket Colling Water (JCW)  Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran CACW/ICW  Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran Lube Oil  Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran FO  Periksa,tambah dan perbaiki kebocoran Lube Oil Cylinder Liner pump



36



 Periksa level pelumas  Periksa getaran  Periksa dan bersihkan kebersihan  Periksa dan bersihkan kebisingan  Periksa level filter AP  Periksa dan perbaiki element radiator g. Separator  Periksa dan perbaiki getaran  Periksa,tambah dan bersihkan level pelumas  Periksa dan bersihkan filter  Periksa dan perbaiki motor ppompa  Periksa dan perbaiki kebisingan  Periksa dan perbaiki three way valve  Periksa dan tambah level water flushing h. Kompressor  Periksa dan perbaiki getaran  Periksa dan perbaiki level pelumas  Periksa dan perbaiki kebocoran  Periksa dan perbaiki klem pemipaan  Periksa dan perbaiki baut pondasi  Periksa dan bersihkan drain regulator  Periksa dan bersihkan drain tabung-tabung udara  Periksa dan perbaiki radiator.