10 0 2 MB
BAB III URAIAN KEGIATAN
3.1 Subjek dan Objek 3.1.1
Subjek Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan dilakukan mulai tanggal 27 April 2015 sampai 22 Mei 2015 pada Proyek Pembangunan dan Perbaikan Mutu Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang dikerjakan oleh PT. PP (PERSERO) Tbk.
3.1.1
Objek Praktek Kerja Lapangan Adapun objek yang kami amati selama melakukan Praktek Kerja Lapangan adalah : 1. Pekerjaan Struktur 2. Pekerjaan Arsitektur
3.2 Job Description Selama Prektek Kerja Lapangan (PKL) di PT. PP (PERSERO) Tbk pada Proyek Pembangunan dan Perbaikan Mutu Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kami mendapat job position sebagai Drafter, Quantity Surveyor, Pelaksana Lapangan. 1. Drafter Drafter mempunyai tugas sebagai : a. Menggambar shop drawing sebagai pedoman kerja baik drafter Struktur,arsitek maupun ME. b. Melakukan koodinasi dengan pelaksana lapangan agar gambar kerja yang telah dibuat telah terealisasikan dengan baik. c. Mengganti gambar apabila ada perubahan yang diminta oleh owner. Bertanggung jawab atas gambar yang telah disebar di lapangan.
22
2. Quantity Surveyor Quantity Surveyor mempunyai tugas sebagai : a.
Melakukan perhitungan volume pekerjaan yang akan dikerjakan maupun pekerjaan yang sudah dikerjakan.
b.
Berkoordinasi dengan pengendali biaya mengenai berapa besar volume yang telah dihasilkan dalam suatu pekerjaan.
c.
Melakukan perhitungan volume terhadap gambar FORCON (for construction) dan gambar soft drawing untuk memperoleh berapa selisih volume yang nantinya apabila ada perubahan bisa diajukan klaim ke pihak owner.
d.
Menghitung luas (m2) pekerjaan bangunan yaitu pasangan batu bata plasteran,pekerjaan beton,screed lantai dan lain-lain.
e.
Menghitung
volume
pekerjaan
bangunan
yang
sudah
dilaksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborongan untuk keperluanenginering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan. f.
Menghitung keebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan.
g.
Bekerja sama dengan logistic atau pegadaan barang untuk member informasi kebutuhan material yang harus didatangkan.
h.
Menghitung volume (kg) pada pekerjaan besi beton bertulang, aluminium,dan lain-lain.
i.
Mengecek kesesuaian penerapan material.
3. Pelaksana Lapangan Pelaksana mempunyai tugas sebagai : a. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisgten sesuai dengan rencana mutu proyek (instruksi kerja),spesifikasi teknis dari pelanggan dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang sub
23
kontraktor dan pekerjanya sehingga didapat pekerjaan yang bermutu,tentang waktu dan biaya yang seifisien mungkin. b. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan. c. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program harian/mingguan dan bulanan yang ada serta melaporkan prestasi kerja ke kepala proyek.
3.3 Kompetensi yang harus dimiliki 1. Drafter a. Mampu menguasi software Auto CAD. b. Mampu memahami gambar dengan baik. c. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 2. Quantity Surveyor a. Mampu menguasai software Microsoft Excel dan Word. b. Mampu menghitung Bill Of Quantity (BOQ). c. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 3. Pelaksana Lapangan a. Memahami kondisi proyek dengan baik. b. Tegas dalam mengambil keputusan di lapangan. c. Mampu berkomunikasi dan mengkoordinasi dengan pekerja. d. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
3.4 Uraian Kegiatan Sesuai dengan ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan tentang job position sebagai Quantity Surveyor,Drafter dan Pelaksana.
3.4.1
Perhitungan Volume Pasangan Bata Ringan dan Render Dalam menghitung volume bata ringan kita harus mengetahui luasan pasangan dinding bata terlebih dahulu dan mengetahui tentang dimensi dari
bata ringan itu sendiri :
24
Ukuran Bata ringan Tinggi
= 20 cm
Panjang = 60 cm Lebar/tebal
= 7,5 cm , 10 cm, 15 cm (tergantung dari mesin cutting
pabrik) Dari perhitungan Volume Bata Ringan kita bisa megeteahui Volume Render dengan cara 2 x Volume Bata Ringan
Volume Pasangan Bata Ringan
Gambar 3.1 Denah Syariah
25
SYARIAH No
LT.1
Vertikal
As
P
T
Luas
Sat
l
volume
sat
3/d-e
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
3/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
2/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
4/d-e
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
2/d-e
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
4/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
5/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
5/d-e
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
6/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
7/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
7/d-e
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
8/b-c
7,7425
3,4
26,3245
sq.m
0,15
3,948675
m³
8/d-e
7,6175
3,4
25,8995
sq.m
0,15
3,884925
m³
1/b-c
7,7425
3,4
26,3245
sq.m
0,15
3,948675
m³
1/d-e
7,6175
3,4
25,8995
sq.m
0,15
3,884925
m³
2'/b-c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
3'/d-e
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
6'/b-c
5,35
3,4
18,19
sq.m
0,15
2,7285
m³
6"/b-c
5,35
3,4
18,19
sq.m
0,15
2,7285
m³
1-2/a-b
1
3,4
3,4
sq.m
0,15
0,51
m³
2-3/a-b
4
3,4
13,6
sq.m
0,15
2,04
m³
3-4/a-b
3,66
3,4
12,444
sq.m
0,15
1,8666
m³
4-5/a-b
1,325
3,4
4,505
sq.m
0,15
0,67575
m³
5-6/a-b
3,66
3,4
12,444
sq.m
0,15
1,8666
m³
6-7/a-b
4
3,4
13,6
sq.m
0,15
2,04
m³
7-8/a-b
1
3,4
3,4
sq.m
0,15
0,51
m³
26
SYARIAH
LT.1
No
As
P
T
Luas
Sat
L
Volume
Sat
1-2/b
3,3425
3,4
11,3645
sq.m
0,15
1,704675
m³
1-2/c
1,4
3,4
4,76
sq.m
0,15
0,714
m³
1-2/d
1,4
3,4
4,76
sq.m
0,15
0,714
m³
1-2/d'
1,675
3,4
5,695
sq.m
0,15
0,85425
m³
1-2/d"
0,425
3,4
1,445
sq.m
0,15
0,21675
m³
1-2/d"'
1,675
3,4
5,695
sq.m
0,15
0,85425
m³
1-2/d""
0,525
3,4
1,785
sq.m
0,15
0,26775
m³
1-2/d""'
0,75
3,4
2,55
sq.m
0,15
0,3825
m³
1-2/e
0,6125
3,4
2,0825
sq.m
0,15
0,312375
m³
1-2/e'
0,5375
3,4
1,8275
sq.m
0,15
0,274125
m³
1-2/e"
2,1925
3,4
7,4545
sq.m
0,15
1,118175
m³
2-3/c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
2-3/d
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
3-4/b'
3,103
3,4
10,5502
sq.m
0,15
1,58253
m³
3-4/c
7,55
3,4
25,67
sq.m
0,15
3,8505
m³
3-4/d
3,825
3,4
13,005
sq.m
0,15
1,95075
m³
3-4/d'
3,9
3,4
13,26
sq.m
0,15
1,989
m³
3-4/d"
3,9
3,4
13,26
sq.m
0,15
1,989
m³
4-5/b'
1,4
3,4
4,76
sq.m
0,15
0,714
m³
4-5/d
0,5778
3,4
1,96452
sq.m
0,15
0,294678
m³
5-6/c
5,1673
3,4
17,56882
sq.m
0,15
2,635323
m³
5-6/d
5,645
3,4
19,193
sq.m
0,15
2,87895
m³
6-7/b'
5,45
3,4
18,53
sq.m
0,15
2,7795
m³
6-7/b"
0,6
3,4
2,04
sq.m
0,15
0,306
m³
6-7/c
4,14
3,4
14,076
sq.m
0,15
2,1114
m³
6-7/d
7,35
3,4
24,99
sq.m
0,15
3,7485
m³
Horizontal
27
Volume Render Pekerjaan Render adalah pekerjaan finishing untuk melapisi dinding tembok dengan menggunakan adukan (Powerbond). Powerbond (adukan) adalah Dry Mortar atau Pre-mixed Mortar berupa Semen Bubuk siap pakai untuk menggantikan penggunaan material konstruksi tradisional seperti semen dan pasir sehingga dapat menghemat penggunaan bahan. Pekerjaan ini juga menghemat waktu, karena pekerjaan render ini tidak melakukan pekerjaan seperti acian dan plamir yang biasanya dilaukan pada plester dinding biasa. Diproduksi dengan Teknologi M-Tec Jerman dengan akurasi campuran yang menjadi standar internasional pembuatan mortar.
Gambar 3.2 Pekerjaan Render
28
SYARIAH
LT.1
Tanggal
As
p
t
Luas
Sat
l
Volume render
sat
3/d-e 3/b-c 2/b-c 4/d-e 2/d-e 4/b-c 5/b-c 5/d-e 6/b-c 7/b-c 7/d-e 8/b-c 8/d-e 1/b-c 1/d-e 2'/b-c 3'/d-e 6'/b-c 6"/b-c 1-2/ab 2-3/ab 3-4/ab 4-5/ab 5-6/ab 6-7/ab 7-8/ab
7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,55 7,7425 7,6175 7,7425 7,6175 7,55 7,55 5,35 5,35
3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4
25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 25,67 26,3245 25,8995 26,3245 25,8995 25,67 25,67 18,19 18,19
sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,0268 1,05298 1,03598 1,05298 1,03598 1,0268 1,0268 0,7276 0,7276
m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³
1
3,4
3,4
sq.m
0,02
0,136
m³
4
3,4
13,6
sq.m
0,02
0,544
m³
3,66
3,4
12,444
sq.m
0,02
0,49776
m³
3,4
4,505
sq.m
0,02
0,1802
m³
3,66
3,4
12,444
sq.m
0,02
0,49776
m³
4
3,4
13,6
sq.m
0,02
0,544
m³
1
3,4
3,4
sq.m
0,02
0,136
m³
Vertikal
1,325
29
SYARIAH
LT.1
Tanggal
As
p
T
Luas
Sat
L
Volume render
sat
1-2/b 1-2/c 1-2/d 1-2/d' 1-2/d" 1-2/d"' 1-2/d"" 1-2/d""' 1-2/e 1-2/e' 1-2/e" 2-3/c 2-3/d 3-4/b' 3-4/c 3-4/d 3-4/d' 3-4/d" 4-5/b' 4-5/d 5-6/c 5-6/d 6-7/b' 6-7/b" 6-7/c 6-7/d
3,3425 1,4 1,4 1,675 0,425 1,675 0,525 0,75 0,6125 0,5375 2,1925 7,55 7,55 3,103 7,55 3,825 3,9 3,9 1,4 0,5778 5,1673 5,645 5,45 0,6 4,14 7,35
3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4
11,3645 4,76 4,76 5,695 1,445 5,695 1,785 2,55 2,0825 1,8275 7,4545 25,67 25,67 10,5502 25,67 13,005 13,26 13,26 4,76 1,96452 17,56882 19,193 18,53 2,04 14,076 24,99
sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m sq.m
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
0,45458 0,1904 0,1904 0,2278 0,0578 0,2278 0,0714 0,102 0,0833 0,0731 0,29818 1,0268 1,0268 0,422008 1,0268 0,5202 0,5304 0,5304 0,1904 0,0785808 0,7027528 0,76772 0,7412 0,0816 0,56304 0,9996
m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³ m³
3.4.2
Horizontal
Metode Pelaksanaan Pasangan Bata Ringan 1. Referensi a. Spesifikasi Teknis Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan kolom praktis b. Dokumen PP 1) Shop Drawing 2) Rencana HSE Proyek
30
2. Material a. Semen Portland (PC) yang digunakan adalah jenis II SII 001381 atau tipe I menurut ASTM, dan harus memenuhi syaratsyarat yang ada pada SNI 03-2487-2002. b. Agregat seperti pasir dan batu pecah, harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002. c. Air harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. e. Bekisting menggunakan polywood dengan tebal 15 mm. f. Besi tulangan dari PT.Hanil Jaya Steel 3. Peralatan a. Meteran b. Benang c. Sendok semen d. Palu karet & gergaji (untuk bata ringan) e. Waterpass 4. Prosedur Pekerjaan a. Flowchart Pekerjaan Mulai
Marking posisi bata
Instal kolom praktis & Balok praktis
Pasang bata ringan
Selesai 31
b. Marking Posisi Bata 1) Tentukan posisi dinding bata ringan, kolom praktis dan balok praktis sesuai shop drawing yang telah disetujui KOLOM AS KOLOM
MARKING CENTER LINE MODUL
c. Instal Kolom Praktis dan Balok Praktis 1) Cek posisi kolom dan balok praktis pada shop drawing 2) Siapkan besi (Ø10mm) dengan panjang 10cm sebagai awal pekerjaan (starter rebar) 3) Bor lantai sedalam 5cm 4) Pasang besi ∅10mm, kemudian pasang kolom praktis dan cek kelurusan kolom dengan menggunakan waterpass 5) Balok praktis dipasang setelah pemasangan kolom selesai dan cek kelurusan balok dengan menggunakan waterpass d. Posisi Dowel
SLAB STARTER REBAR DOWEL L=10CM
KOLOM PRAKTIS
SLAB STARTER REBAR
32
e. Pemasangan bata ringan 1) Bersihkan area yang akan dipasang bata ringan 2) Siapkan sloof dan pondasi 3) Tarik benang antara sudut-sudut dinding dengan menggunakan waterpass 4) Untuk lapisan dasar gunakan semen instan dan tebarkan secara merata 5) Letakkan bata ringan diatas adukan semen yang telah diratakan 6) Tekan permukaan bata dengan menggunakan palu karet agar rata sesuai dengan tarikan benang 7) Periksa kerataan bata dengan waterpass 8) Rekatkan bagian vertikal bata ringan dengan menggunakan thinbed mortar 9) Siapkan slof pondasi. Tarik dengan benang dan gunakan waterpass 10) Letakkan adukan thinbed mortar dengan trowel ke arah vertikal, lalu horisontal dan pastikan seluruh permukaan bata ringan tertutup adukan 11) Letakkan bata ringan di atas adukan semen instan 12) Ulangi pekerjaan diatas untuk lapisan berikutnya 13) Setelah bata terinstal, bersihkan permukaan bata ringan Instalasi Bata Ringan :
33
14) Khusus untuk area tertentu seperti shaft BATA RINGAN PERTEMUAN BATA RINGAN
THINBED
Gambar 3.3 Pasangan Bata Ringan 3.4.3 Perbedaan Bata Ringan dengan Bata Merah Bata ringan memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi, tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat untuk penggunaan perekat. Lebih ringan dari bata biasa sehingga dapat memperkecil beban struktur, pelaksanaannya lebih cepat dari pada bata biasa dengan menggunakan campuran perekat 1:3 untuk
pasangan
kedap
air
menggunakan
adukan
1:4
dengan
menggunakan produk mortar instan untuk perekat bata ringan seperti morta utama,Drymix,Prime Mortar dan lainnya. Bata ringan memiliki sepesifikasi sebagai berikut :
34
Gambar 3.4 Penimbangan Bata Ringan
Tinggi
= 20 cm
Panjang
= 60 cm
Lebar
= 7,5 cm, 10cm, 15cm
Berat 1 bata
= 5850 gram
Berat Jenis kering
= 520 kg/m3
Berat Jenis Normal
= 650 kg/m3
Kuat Tekan
= > 4,0 N/mm2
Tebal Spesi
= 3 mm
Bata merah memiliki ukuran yang kecil yang memudahkan pemasangan serta pengangkutan. Mudah untuk membuat bidang yang kecil dan tidak memerlukan perekat khusus dengan perbandingan perekat 1:3 (1 semen : 3 pasir). Bata merah memiliki sepesiikasi sebagai berikut :
35
Gambar 3.5 Penimbangan Bata Merah
Tinggi
= 4 cm
Panjang
= 22 cm
Lebar
= 11 cm
Berat 1 Bata
= 1260 gram
Berat Jenis Kering
= 1500 kg/m3
Berat Jenis Normal
= 2000 kg/m3
Kuat Tekan
= 2,5 – 25 N/mm2
Tebal Spesi
= 20 – 30 mm
Dari data yang telah disebutkan diatas kita bisa mengetahui perbedaan antara bata ringan dengan bata merah. Untuk 1 buah bata ringan itu sama dengan 12 buah bata merah yang memiliki berat 1 buah bata ringan adalah 5850 gram sedangkan 12 buah bata merah adalah 15120 gram. Jadi dari segi berat bata ringan memiliki bobot yang lebih ringan daripada bata merah dengan perbandingan 1 : 2,58. Untuk bangunan gedung yang tinggi lebih efisien menggunakan bata ringan 36
daripada bata merah, karena bata ringan tidak memiliki berat yang besar. Jadi beban untuk bangunan itu sendiri juga tidak akan terlalu besar. Dari segi waktu pengerjaannya, pekerjaan bata ringan lebih cepat dilakukan daripada bata merah, karena untuk 1 buah bata ringan memerlukan 12 buah bata merah. Serta untuk tebal spesi yang digunakan dalam pekerjaan bata ringan adalah 3 mm dan 2 cm untuk bata merah. Spesi yang digunakan untuk bata ringan lebih cepat kering daripada spesi untuk bata merah, karena pada bata ringan spesi akan cepat meresap dan bahan yang digunakan adalah bahan khusus untuk bata ringan.
Gambar 3.6 Perbandingan Bata Ringan dengan Bata Merah
3.4.4 Membuat Gambar Pelaksanaan Pada saat Praktek Kerja Lapangan di Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya sebagai seorang Drafter kita diberi tugas untuk menyelaraskan antara gambar struktur dan gambar arsitektur sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan proyek. Adapun tugas lainnya seperti menggambar potongan gedung yang memotong denah
37
tangga, menggambar detail atap yang menggunakan rangka atap gable frame atau balaok castella (Honey Comb Beam), dan menggambar potongan dan detail main gate IAIN. Spesifikasi gambar yang digambar sewaktu Praktik Kerja Lapangan di IAIN Surabaya adalah sebagai berikut: 1. Mengubah ukuran atau dimensi dari kolom
Gambar 3.7 Gambar Strukture
Gambar 3.8 Gambar Arsitekture
Tugas dari drafter ini adalah merubah dan menyamakan mulai dari ukuran, tata letak atau point menurut gambar yang terjadi di lokasi lapnagan proyek. Biasanya gambar yang mulanya dari pihak konsultan perencana bangunan tidak sama dengan apa yang diharapkan oleh pihak kontrkator, dikarenakan di kontrkator sudah menghitung volume bangunan dan ukuran bangunan yang sudah teroraganisasi menurut perhitungan yang dilakukan dan di diskusikan oleh kontrkator. Apabila dari pihak konsultan perencana meminta ukuran sedemikian rupa tetapi pada pihak kontrkator meminta ukuran lebih diperkicil maka yang dipakai dalam pelaksana adalah gambar perencanaan dari pihak kontrkator.
38
2. Menggambar Rencana Atap dari Gedung Syariah dan Detail Atap
Gambar 3.9 Tampak Atas Rencana Atap
Gambar 3.10 Potongan Atap 39
Gambar 3.11 Detail Atap Gambar ini merupakan gambar perencana yang didetailkan dan bagi-bagi sesusai kebutuhan yang dilaksanakan oleh drafter untuk diserahkan kepada pelaksana lapangan untuk diperiksa dikondisi lapangan proyek dan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi atap yang sesuai dengan gambar kerja. Gambar kerja ini mempermudah bagi para pekerja lapangan yang sudah di instruksikan oleh pelaksana lapangan yang memegang gambar kerja konstruksi atap ini. Konstruksi atap ini menggunakan kontruksi atap gable frame atau balok castella (Honey Comb Beam), dikarenakan bentang pada penutup
40
bangunan di Gedung Syariah IAIN Surabaya mempunyai panjang bentang lebih dari 8 meter. Sehingga menggnakan kntksi atap baja balok castella. Balok Castela (Honey Comb Beam) merupakan balok yang dipakai untuk konstruksi bentang panjang yang hampir lebih dari 8 meter, yang berupa dua profil baja yang disatukan dengan cara las menjadi satu untuk mendapatkan tinggi profil yang sesuai. Balok Castella disebut dengan Honey Comb Beam, karena bentuk dari atap baja ini terdapat lubang segi enam yang menyerupai sarang lebah. Profil tersebut dilubangi menyerupai sarang lebah untuk memperkecil berat dari atap baja ini sendiri dan agar sambungan dari las itu sendiri akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif dalam pemansangan rangka atap balok castella. Besarnya sudut kemirigan dari kontruksi atap baja balok castella ini sebesar antara 30ᵒ sampai 70ᵒ, sedangkan yang sering dipakai dilapangan adalah sebesar 35ᵒ.
Gambar 3.12 Foto Rangka Atap Baja Balok Castella Gedung Syariah IAIN Surabaya
41
3. Menggambar Potongan dari Main Gate IAIN
Gambar 3.13 Gambar Potongan A-A Main Gate
Gambar 3.14 Gambar Potongan B-B dan Potongan C-C Gambar Main Gate ini adalah gambar yang mensimbolkan adanya suatu gerbang atau pintu masuk dan keluar kendaraan yang melintas ke 42
gedung perkulihaan Universitas Islam Negeri Surabaya. Dari keterangan gambar diatas merupakan bagian-bagian yang didetailkan mulai dari ukuran kolom main gate, tinggi main gate, elevasi tanah, dan penempatan titik pile cap, untuk mempermudah para pekerja lapangan dan pelaksana lapangan.
3.4.5 Monitoring Progres Finishing Pada pekerjaan monitoring kita harus memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, bersama dengan bagian enginering untuk menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Dalam melaksanakan pekerjaan monitoring kita harus memonitoring setiap hari, agar kita tahu sejauh mana progres yang telah dikerjakan pada suatu proyek.
B
D
A
A
C
C
ZONA 1
ZONA 2 B
ZONA 3 D
43
B
D
A
A
C
C
ZONA 1
ZONA 3
ZONA 2 B
D
B
D
A
A
C
C
B
D
Gambar 3.15 Denah Gedung Syariah Dalam Gambar di atas masing-masing memiliki keterangan dengan warna hijau dan biru, pada garis yang berwarna hijau merupakan pekerjaan bata ringan yang telah dikerjakan sedangkan garis yang berwarna biru merupakan pekerjaan yang akan dikerjakan pada minggu berikutnya.
Dengan
melakukan
pekerjaan
monitoring
kita
bisa
mengetahui progres yang telah dikerjakan dan memadukannya dengan
44
kurva s, untuk kesesuaian progres yang telah direncanakan dengan keadaan dilapangan. Dari monitoring tersebut kita juga bisa membayar pekerjaan yang telah diselesaikan kepada mandor. 3.5 Permasalahan Dalam Proyek Pembangunan dan Perbaikan Mutu Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya terdpat beberapa permasalahan yang terjadi antara lain : 1. Pada pekerjaan kolom. 2. Pada pekerjaan Finishing.
3.6 Pembahasan 3.6.4
Pada pekerjaan kolom 1. Agregat tidak tertutup oleh adukan mortar pada struktur kolom bagian bawah karena kurangnya pemadatan (pemadatan yang tidak merata). Sehingga pada kolom bagian bawah, agregat masih terlihat dari luar (tidak tertutup oleh adukan mortar). 2. Kurang rapatnya pemasangan bekisting (bagian sudut) yang menyebabkan bagian sudut-sudut pada kolom kurang tajam/lancip. 3. Terbatasnya persediaan alat menyebabkan pekerjaan menjadi lebih lama. 4. Pada saat pengecoran kolom, beton cair yang dipesan tidak sesuai (kurang) dari perhitungan awal volume struktur yang harus dicor.
Dari permasalahan di atas, beberapa solusi yang dapat ditawarkan, yaitu: 1) Melakukan pemadatan secara merata dan kontinyu. Selain dipadatkan dengan vibrator juga dipadatkan dengan palu karet agar pemadatan bisa merata. 2) Memperkuat bekisting dengan menahan klem yang digunakan,.
45
3) Memperbanyak penyediaan alat yang dibutuhkan sehingga pada saat
pelaksanaan
para
pekerja
dapat
berkonsentrasi
pada
pekerjaannya. 4) Mengecek kembali volume struktur di lapangan dan segera memesan penambahan beton cair saat proses pengecoran masih berlangsung.
3.6.5
Permasalahan Pekerjaan Finishing dan Solusinya Selain faktor sumber daya dan waktu, hal yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan finishing adalah masalah logistik di lapangan, seperti : Keterlambatan bahan-bahan masuk sehingga tidak dapat dilakukan pekerjaan finishing. Adanya pekerjaan yang tidak memenuhi syarat (misalnya pasangan keramik tidak simetris atau ada yang pecah, pasangan kusen yang miring). Solusi untuk mengejar target waktu yang direncanakan sehingga semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik sesuai jadwal adalah sebagai berikut : a. Menambah sumber daya yang ada. b. Memaksimalkan waktu yang tersedia dengan menambah jam kerja atau kerja lembur. c. Mengubah metode kerja agar pekerjaan lebih efisien dan hemat waktu. d. Mengoptimalkan pekerjaan di bagian logistik agar penyiapan bahan/material dapat datang tepat watu.
46