Bab Iii Taman Krida Budaya Malang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III TAMAN KRIDA BUDAYA MALANG 3.1.



Paparan Proyek Taman Krida Budaya Malang adalah fasilitas pertunjukan sosial budaya yang



berada di kota Malang. Terdiri dari kompleks bangunan dengan luas lahan 17.050 m2. Massa utama merupakan pendopo besar yang mengakomodasi kegiatan sosial budaya kota Malang. Deskripsi mengenai Taman Krida Budaya Malang adalah sebagai berikut: Lokasi:



jl Sukarno-Hatta Malang



Luas lahan:



17.050 m2



Luas bangunan:



4.103 m2



Jumlah massa:



1 massa utama (pendopo besar), 11 massa penunjang



Tahun perencanaan:



1995



Pemilik:



Pemerintah Kota Malang



Fungsi yang diwadahi: 1. Pagelaran seni pertunjukan tradisional berkala 2. Pameran temporer & karnaval 3. Resepsi dan acara-acara seremonial pribadi & umum. 4. Rapat dan pertemuan budaya. Berdasarkan Perda no.7 tahun 2001/ RTRW KOTA MALANG BAB IV pasal 16, pemanfaatan fasilitas sosial budaya skala kota Malang ini adalah: “Peningkatan special event, yaitu dilakukan berbagai macam kegiatan seperti karnaval, berpameran/expo, dan special event untuk kegiatan budaya secara kontinu. Terkait dengan kegiatan ini Taman Krida Budaya diarahkan sebagai pusat event atraksi wisata budaya secara berkala.”



3.2.



Letak Proyek Letak geografis lokasi Taman Krida Budaya Malang kaitannya dengan lingkungan



sekitar terdeskripsikan sebagai berikut: Sisi utara : jalan raya Soekarno Hatta, jalan alternatif penghubung alur Surabaya Malang. Di sisi seberang jalan merupakan ruko Soekarno Hatta, kompleks fasilitas perdagangan dan jasa. Sisi selatan: tanah kosong, lahan non produktif yang dikelilingi oleh lingkungan perumahan. Sisi timur: kompleks kantor pemasaran perumahan Griyashanta Malang Sisi barat: kompleks ruko Taman Niaga Malang. Fasilitas perdagangan dan jasa



37



+



Gambar 3.1 Lokasi Taman Krida di jalan Sukarno Hatta Malang. Keterangan: tata guna lahan yang dominan pada wilayah ini adalah perumahan pada bagian belakang jalan utama namun masih banyak yang berupa tanah kosong belum dibangun. Sementara itu suasana yang ada menggambarkan pemakaian ruang yang hanya berlangsung pada waktu tertentu saja.



38



Luas lahan Taman Krida Budaya Malang: 17.050 m2 Lahan kosong



perumahan Griyashanta



Kantor pemasaran perumahan Griyashanta



Ruko Taman Niaga Malang



Jl Sukarno Hatta



Parkir kendaraan bermotor



Ruang ganti/administrasi



Gerbang utama



Pendopo utama



Gambar 3.2 Perpektif mata burung Taman Krida Budaya Malang. Keterangan: beberapa fasilitas dan kelengkapan massa yang dapat dilihat pada lokasi Taman Krida Budaya Malang. .



Fasilitas-fasilitas yang ada pada Taman krida Budaya Malang ini antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut:



39



Fasilitas Ruang



Fungsi Kegiatan



Area parkir roda 2 dan



Parkir depan



roda 4, dialokasikan



= 26mX60 m



frontal di depan dan di sisi barat dan timur Parkir Kendaraan



Besaran Ruang



pendopo.



= 1.560m2~ kapasitas 40 mobil



Parkir samping timur& barat = 2x (24mx40m) = 192m2 ~kapasitas 56 mobil



Total kapasitas parkir untuk= 96 mobil.



Pos Keamanan



Area penjagaan,



2x(5mx5m)



berjumlah dua di sisi



= 50 m2



gerbang. fasilitas beratap tajug yang diletakkan di depan pintu gerbang Taman Krida Budaya Malang.



2 buah massa bangunan



2X(12mX12m)



yang beratap tajug,



=144m2 x2



terletak di samping depan



=288m2



barat dan timur bangunan pendopo. Digunakan sebagai area ganti atau aktifitas temporer yang Ruang ganti



berskala kecil.



Ruang kegiatan utama



35mx35m



dari Taman Krida



= 1.655 m2



Budaya Malang (seremonial, seni pertunjukan dan resepsi)



Luasan 1 orang= 1m2 Sirkulasi 10% = 165,5 = 1655-165,5 = 1489,5 ~1500 Kapasitas = 1500 orang



Pendopo



40 Acara event khusus dan terbatas. Terletak dalam



[2x (15mx42m)]+[17mx50m]



kompleks bagian



= 1260 m2+850



belakang. Kompleks ini



= 2110 m2



terdiri dari 9 massa berderet huruf “U” Ruang rapat & pertemuan



beratapkan tajug. Terletak dalam kompleks bagian belakang di posisi



12mx12m= 144m2



tengah. Kompleks ini terdiri dari 9 massa berderet huruf “U” beratapkan tajug. Ruang pengelola dan administrasi. Merupakan ruang utilitas, R Servis



pantry dan musholla.



15mx36m



Terletak dibagian bawah



= 540 m2



pendopo. Kondisi ini dikarenakan tapak yang menurun ke belakang.



Taman rumput yang



35mx45m



dikelilingi oleh



= 1575m2



kelompok 9 massa bangunan



Taman tengah/ patio



Hasil dari pemetaan fasilitas-fasilitas yang ada tersebut akan bermanfaat dalam menentukan besaran ruang baru nantinya pada rancangan Taman Krida Budaya Malang. Analisa pemakaian ruang dan evaluasi fungsi dari rancangan yang lama akan menjadi tolok ukur dari kebutuhan ruang beserta kelengkapan fasilitas yang ada.



41



3.3.



Analisis tata guna lahan Jl Soekarno hatta



Dari pemetaan ruas ujung jalan sukarno hatta hingga pangkal jalan tersebut didapat gambaran kondisi ruang yang mayoritas digunakan sebagai berikut: 1. Area perumahan & permukiman penduduk 2. Area lahan kosong, akibat banyaknya lahan yang dimiliki oleh developer namun tidak dibangun fasilitas hunian. 3. persawahan sebagai asal usul penggunaan utama lahan di wilayah ini, posisinya semakin menyempit ke periferi luar 4. Ruang terbuka hijau, mayoritas terdapat di boulevard perumahan sekaligus digunakan sebagai interaksi sosial warga di lingkungan perumahan. 5. Ruko-perniagaan, keberadaannya berkembang sangat pesat di tepi jalan utama Sukarno Hatta sehingga menyebabkan koridor utama jalan ini dipenuhi oleh Ruko-Ruko yang berderet sepanjang jalan. 6. Bengkel otomotif, jumlahnya tidak signifikan (8 unit) namun skala bangunan yang besar membuat keberadaannya mencolok di antara bangunan-bangunan lain. 7. Restoran, makanan cepat saji, fasilitas makan yang umumnya berupa alih fungsi dari rumah tinggal menjadi fasilitas komersial. Pemetaan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini:



42



Lokasi Proyek



Gambar 3.3 blok figure ground jalan Sukarno Hatta Malang. Keterangan: tata guna lahan yang dominan pada wilayah ini adalah perumahan pada bagian belakang jalan uama namun masih banyak yang berupa tanah kosong belum dibangun



Sementara itu pola aksesibilitas dan moda transportasi umum yang menunjukkan lokasi Taman Krida Budaya Malang berada di daerah pusat kota baru dapat dilihat pada gambar berikut ini.



43



Lokasi Proyek



Gambar 3.4 moda transportasi umum seputar jalan Sukarno Hatta Malang. Keterangan: gambar ini menunjukkan pola transportasi umum yang menuju lokasi Taman Krida Budaya Malang. Aksesibilitas menuju lokasi dicapai hanya pada jalan utama di Jl Sukarno Hatta.



3.4. Evaluasi permasalahan dan perilaku pemakaian ruang kota Aktifitas yang cenderung berlangsung secara periodik di luar dari kegiatan yang direncanakan pada Taman Krida Budaya Malang adalah aktifitas perdagangan dan sarana berkumpul di waktu pagi. Namun kegiatan tersebut berpusat di bahu jalan trotoar sementara Taman Krida Budaya sendiri kontras secara pemakaian. Bahkan diwaktuwaktu tertentu kegiatan pameran seringkali mengambil salah satu ruas jalan sehingga arus lalu lintas 2 arah harus diarakan pada satu jalur saja.



44



Gambar 3.5 Suasana periodik pada Taman Krida Budaya Malang. Keterangan: Secara umum tidak ada kegiatan harian yang berarti pada fasilitas seluas 17.050 m2 ini. Aktifitas secara periodik justru terjadi saat pagi hari dan pada saat tertentu saja fasilitas ini ramai dikunjungi orang.



Dari pengamatan tersebut setidaknya ada beberapa kegiatan yang tidak terserap pada fasilitas ini: 1. Aktifitas ekonomi komersial. Fasilitas Taman Krida Budaya Malang tidak dipersiapkan bersanding dengan aktifitas komersial sehingga murni berfungsi tunggal. Saat aktifitas sekunder dan dadakan masuk mengintervensi, maka tidak ada ruang yang tersedia untuk mewadahi aktifitas tersebut.



Gambar 3.6 Aktifitas ekonomi dadakan yang tidak tertampung di Taman Krida Budaya Malang.



45



2. Aktifitas sosial rekreatif. Akhir pekan dan minggu pagi merupakan hari yang dipergunakan warga kota untuk beraktifitas rekreatif di ruang terbuka kota. Fasilitas ini sering digunakan untuk tujuan tersebut sekalipun tidak tersedia ruang yang memadai. Perkerasan dan tata hijau yang minim membuat pengunjung hanya beraktifitas selama waktu singkat saja.



Gambar 3.7 Suasana pemakaian ruang hasil dari aktifitas temporer sosial rekreatif di hari libur.



3. Aktifitas temporer di luar pagelaran budaya (seperti pameran dan pertunjukan musik kontemporer). Aktifitas ini banyak mengambil tempat dijalan Sukarno hatta sehingga satu jalur jalan terputus. Aktifitas ini membebani jalur lalu lintas kota secara keseluruhan.



Gambar 3.8 Sketsa model pemakaian ruang hasil dari aktifitas pameran dan pertunjukkan yang mengambil jalan raya.



46



4. Akses yang terblokir karena dengan luasan lahan 17.050, kontribusi lahan depan yang luas terhadap lingkungan di sekitar tidak diadakan. Hal ini terlihat pada pagar sebagai perlindungan serta area keluar masuk yang berada pada satu arah.



Gambar 3.8 Area depan yang terprivatisasi terhalang bagi aktifitas warga kota yang hendak menggunakan wilayah ini sebagai ruang aktifitas publik



3.5. Tinjauan pengadaan fasilitas ruang publik di perkotaan Faktor penting dari fasilitas ruang publik yang mengakomodasi kegiatan masyarakat kota khususnya Malang adalah kemampuannya untuk dapat menyerap banyak fungsi dikarenakan luasan lahan perkotaan yang semakin menyempit, selain itu juga pada setiap komunitas kecenderungan untuk berinteraksi sosial adalah hal yang sudah menjadi kebutuhan dasar dalam aktifitas. Oleh karenanya ruang publik yang mewadahi aktifitas skala kota hendaknya tidak bersifat homogen apalagi diakuisisi keberadaannya oleh beberapa aktifitas privat. Kehomogenan ini juga akan menyangkut keberlangsungan hidup dari fasilitas ruang tersebut mengingat bila hanya menyerap fungsi tertentu maka diluar aktifitas yang direncanakan fasilitas tersebut akan mati tidak berfungsi. Oleh karenanya kompleksitas fungsi haruslah mendukung keberlangsungan dari fasilitas ruang publik yang ada agar dapat bermanfaat sepanjang waktu. Carmona et.all (2003) memaparkan beberapa kriteria keberhasilan ruang publik pada skala aktifitas kota antara lain merupakan kombinasi matriks dari 3 variabel utama yang membentuk makna sebuah tempat yakni: 1. aktifitas, aktif tidaknya sebuah perilaku aktifitas dalam penggunaan ruang publik. 2. kesan, simbol, memori kenangan, kesan dan asosiasi pada ruang publik yang ada.



47



3. bentuk, skala, rasio bangunan penanda, pola spasial sebagai bentuk yang mewadahi aktifitas yang berlangsung. Hasil dari matriks ketiga faktor tersebut adalah beberapa atribut keberhasilan sebuah ruang publik menjadi tempat yang bermakna yakni: 1. kenyamanan dan kesan, kenyamanan, atraktif, tata lansekap dan kebersihan yang diukur dari pengadaan sanitasi, pemeliharaan fasilitas bangunan dan evaluasi lingkungan secara berkala. 2. akses hubungan dan jaringan, pencapaian dan skala manusia yang diukur lewat pengadaan pedestrian, fasilitas transit, parkir dan moda transportasi. 3. nilai fungsi dan aktifitas, pengadaan perayaan, keunikan, kebermanfaatan yang diukur lewat pola tata guna lahan, fasilitas retail dan komersial, nilai properti. 4. nilai sosial, interaktif dan mengundang yang diukur lewat penggunaan aktifitas di sepanjang waktu, komposisi pria wanita dan anak-anak dalam pemakaian.



3.6. Tinjauan keberadaan fasilitas sosial budaya skala kota. Terdapat 2 jenis ruang sosial dalam masyarakat Jawa yakni Alun-alun dan Pendopo. Alun-alun merupakan center/pusat kawasan dalam sejarah perkembangan kota-kota di Jawa sedangkan Pendopo merupakan ruang sosial dalam skala kecil untuk komunitas lokal. Dalam sistem kehidupan masyarakat Jawa ruang sosial bukanlah ruang yang bebas tanpa kepemilikan karena hal demikian menyangkut otoritas kewenangan dalam mengatur suatu wilayah. Nampaknya setelah faham demokrasi yang mengusung liberalisme masuk, perkembangan sebuah ruang dalam aktifitas manusia dapat berdiri tunggal dan cenderung mengarah pada pluralisme, konsekuensinya adalah bertemunya kepentingan efisiensi dalam pemanfaatan lahan dengan prinsip kompleksitas. Fasilitas sosial budaya layaknya ruang pertunjukan seni kota adalah salah satu contoh yang dapat ditarik pelajaran manakala berlokasi di perkotaan sementara pengadaan fasilitas hanya berorientasi pada kegiatan tertentu, terlebih pula jika memiliki luasan lahan yang besar namun kehidupan kesenian budaya hanya berlangsung secara temporal. Luasan yang besar pada skala perkotaan namun tidak menyumbangkan aktifitas yang berarti pada kelangsungan kehidupan perkotaan pastilah akan berakibat pada ruang yang in-efisien dan ambigu fungsi. Di satu sisi fasilitas besar tersebut mengakomodasi kegiatan sosial budaya namun disisi lain aktifitas di luar tersebut membutuhkan ruang yang tidak terserap di dalamnya.



48



Perbedaan dari fasilitas ruang sosial pada budaya Jawa adalah sistem pernaungan yang melindungi pola aktifitas dibawahnya. Sementara secara visual dan akses, fasilitas tersebut bersifat terbuka dari segala penjuru. Arlokasiktur yang terjadi bukanlah berorientasi pada fasad namun pada pengolahan ruang dan wadah aktifitas yang dinaungi kelak.



3.7. Fungsi baru Taman Krida Budaya Malang Secara simulasi untuk tesis ini akan direncanakan fungsi baru yang mengakomodasi kebutuhan aktifitas warga kota Malang pada lokasi Taman Krida Budaya Malang. Asumsi proyek adalah milik Pemerintah Kota Malang. Kepentingan yang hendak diwadahi adalah fasilitas multi fungsi yang berbasiskan budaya Jawa kontemporer. Kekontemporeran desain ini adalah hasil pertemuan bentukan pendopo di masa lalu dengan kebutuhan desain masa kini untuk skala kota Malang. Keanekaragaman fungsi ini akan dihadirkan sebagai bentuk Taman Krida Budaya Malang yang baru. Selain fungsi lama yang menampung kegiatan seremonial dan ritual budaya tradisional, fungsi lain yang akan ditampung adalah fungsi rekreatif warga kota (taman, wisata jalan-jalan), pertunjukkan musik kontemporer, pameran industri kreatif dan otomotif serta ruang sosial tempat berinteraksinya warga kota Malang ( kampanye, upacara dan tabligh akbar) Taman Krida Budaya Malang yang baru nantinya merupakan hasil perancangan ulang. Fasilitas dan program yang lama akan digabungkan dengan program-program ruang yang baru hasil dari tanggapan eksternal lokasi dan kebutuhan skala kota yang lebih jamak. Kombinasi dari gabungan program lama dan baru tersebut menghasilkan fungsi baru dengan perincian sebagai berikut.: 1.



Secara keseluruhan, Taman Krida Budaya Malang akan dirancang ulang agar didapat hasil transformasi yang optimal. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa pendopo dan massa disekitarnya mempunyai keterkaitan, rancangan yang baru akan menunjukkan keterkaitan tersebut dalam wujud transformasi yang ideal.



2.



Fungsi utama pada pendopo akan menempati lahan secara dominan, hal ini berpengaruh pada keberadaan fasilitas pendukung lainnya. Agar diperoleh fungsi pendukung yang optimal



maka keberadaannya



menyesuaikan dengan keberadaan pendopo yang dominan.



49



3.



Fungsi-fungsi pendukung akan dipertahankan keberadaannya (kantor pengelola, ruang rapat dan saresehan) hanya saja akan menempati model rancangan yang baru agar terorganisasi dengan fungsi pendopo yang menjadi fokus transformasi.



4.



fasilitas-fasilitas transportasi dan service akan dikelola sedemikian rupa agar luasan lahan tidak terbuang habis untuk parkir dan jalur transport. Hal ini akan membawa keuntungan pada ruang kota karena lahan yang sebelumnya digunakan untuk parkir akan menjadi ruang terbuka kota dengan aktifitas pejalan kaki. Aktifitas yang sebelumnya membebani jalan akan terserap masuk kedalam ruang terbuka ini.



5.



Fungsi komersial akan dihadirkan dalam lokasi untuk menarik pengunjung yang datang. Fungsi ini bermanfaat sebagai daya tarik samping pada saat fasilitas ini tidak sedang digunakan untuk acara besar. Fungsi komersial yang dimaksud adalah (toko suvenir, kafetaria, kantin, gerai jajanan rakyat)



Penjabaran kebutuhan ruang yang baru adalah sebagai berikut:



50



Fasilitas Pendopo



Fungsi lama 1. Pertunjukan budaya 2. Pameran dan karnaval 3. Resepsi 4. Acara seremonial



Fungsi Kegiatan (lama+baru) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Pagelaran musik Pertunjukkan budaya Pameran dan karnaval Resepsi Acara seremonial Kampanye Ruang sosial warga kota Sarana rekreatif dan wisata jalan-jalan



Kebutuhan Ruang 1. 2. 3. 4.



Ruang serba guna sepanjang waktu & terbuka Auditorium Ruang pameran khusus Panggung pertunjukkan



Estimasi Besaran Ruang Pendopo ruang terbuka Kapasitas pengunjung 1000 orang 1 orang ~ 1m2, sirkulasi 10% = (1000x1m2) = 1000x10% sirkulasi = 1100 m2 luasan total Didistribusikan hasil luasan ke; auditorium, ruang pameran, panggung temporer.



--



Wisata kuliner, jajanan warga kota



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Ruang makan Dapur saji Dapur olah Area cuci+servis Area simpan musholla



Toko souvenir



--



Penjualan cindera mata, aksesoris budaya kota Malang



1. 2. 3.



Area pajang Gudang barang Servis



Kapasitas lahan: 30m2 Area pajang= 3mx4m =12m2 Gudang barang= 3mx3m2= 9m2 Servis= 3mx3m= 9m2



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Ruang tamu penerima Ruang VIP Ruang administrasi Ruang kepala kantor Ruang staff Pantry Gudang Musholla R servis



Kapasitas lahan ~,350m2 ruang penerima VIP 5x4 = 20m2 luasan ruang ~20m2 ruang staf = 6x3= 18m2 ruang kepala kantor= 3x3m2 pantry+gudang = 6x3= 18 m2 Musholla = 3mx3m2 = 9m2 Ruang servis= 3x2= 6m2



Kantor administrasi



1. mengelola pelaksanaan kegiatan 2. mengatur jadwal pemakaian ruang 3. perawatan dan pemeliharaan fasilitas secara keseluruhan



1. 2. 3.



Fungsi lama tetap ada Transit- tunggu & penerima tamu VIP Aktifitas simpan dan rekam dokumentasi



50



Ruang makan Kapasitas 50 orang 1 orang ~1m2 sirkulasi 10% = 50x1m2 = n, nx10%+n = 55m2 luasan total Dapur dan R servis = 6mx6m= 36m2 Musholla = 3mx3m2 = 9m2



Kantin/ kafetaria



51



Fasilitas



Fungsi lama



Gedung sewa dan UKM



--



Fungsi Kegiatan (lama+baru) 1. 2. 3.



Fasilitas kantor sewa Fasilitas interaksi seniman kota Malang Fasilitas saresehan dan pertemuan budaya kecil dan khusus internal



Kebutuhan Ruang



Besaran Ruang



4. 5. 6.



Unit kantor sewa Ruang bersama Ruang saresehan dan rapat Pantry Musholla R. servis



Kapasitas lahan ~,350m2 Modul unit kantor= 6x4= 24 m2 R saresehan dan budaya= kapasitas 20 orang 1 orang~1m2, sirkulasi 20% = 20x1+ 20x10% = 22m2 pantry+gudang = 6x3= 18 m2 Musholla = 3mx3m2 = 9m2 Ruang servis= 3x2= 6m2



1. 2. 3.



Ruang parkir roda 2 Ruang parkir roda 4 Ruang drop off +transit



Kapasitas parkir (basemen) luasan ruang= 40x40m= 1600m2 1 mobil ~ 17m2, sirkulasi transit 50% 1motor ~2m2, sirkulasi dengan mobil = 1600/17m2 x50 % = 47 mobil ~ 40 mobil +10 sepeda motor



Ruang terbuka hijau+pedestrian



Koridor panjang jalan= 55 m Setback pedestrian= 5m Setback teras kota= 6m Luasan diperoleh= (55x5)+(55x6) = 275 m2 + 330 m2



1. 2. 3.



Area Parkir Parkir kendaran roda 2 & 4



Parkir kendaraan roda 2&4 Jalur sirkulasi servis



1. 2.



Pedestrian Tempat mangkal PKL



1. 2. 3. 4.



5.



Pedestrian Fasilitas terbuka hijau Fasilitas rekreatif warga kota Akses utama + transisi menuju Taman Krida Budaya Malang tempat mangkal PKL agar tidak membebani bahu jalan



Tabel. 3.2 Tabel program fungsi ruang untuk rancangan baru Taman Krida Budaya Malang



275 m2= area pedestrian dan laybay drop of pengunjung 330 m2 = ruang hijau kota



51



Teras