Bahan Ajar Rekonsiliasi Bank [PDF]

  • Author / Uploaded
  • wana
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKUNTANSI KEUANGAN



PENGELOLAAN DANA KAS DI BANK



MARWANA NURDIN, SST.



PETA KONSEP PENGELOLAAN DANA KAS DI BANK



Administrasi Dana Kas Bank



Pengendalian internal terhadap Kas



Mutasi Dana Kas Bank



Perbedaan saldo kas dan saldo Bank



Rekonsiliasi Bank



Jurnal Penyesuaian Kas



ADMINISTRASI DANA KAS BANK 1. Pengertian Kas Kas adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan pada hampir semua penghasilan. Kas merupakan alat pertukaran dan juga digunakan sebagai dasar pengukuran dalam akuntansi. Bagi perusahaan, kas merupakan aktiva yang paling likuid di antara aktiva lainnya serta senantiasa diletakkan di bagian yang paling atas di neraca perusahaan. 2. Karakteristik Kas Semua harta yang ada diperusahaan yang mempunyai nilai ekonomis tidak semua bisa disebut sebagai kas. Sesuatu yang digolongkan sebagia kas adalah sebagai berikut :  uang tunai berupa kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia serta mata uang asing.  uang kas yang tersimpan di bank dalam bentuk rekening giro (deman deposit).  cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan di bank.  Cek dalam perjalanan (out standing cheks) yaitu cek yang telah dikeluarkan perusahaan, tetapi belu, diuangkan di bank.  wesel pos yang menurut sifatnya segera dapat diuangkan pada waktu diperlukan.  simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikannya. sedangkan tidak termasuk dalam golongan kas adalah :  cek mundur (post date checks)  pembayaran-pembayaran dimuka (prepaid expenses)  surat berharga jangka pendek  deposit berjangka( time deposit) adalah simpanan yang ada dibank yang pengambilannya pada waktu-waktu tertentu  wessel tagih yang merupakan perintah tertulis dan bersyarat kepada penarik unutk membayar sejumlah unag tertentu kepada penarik pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan



PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS 1. Penggunaan Rekening Bank Penggunaan rekening bank sangat efektif terutama dalam menunjang pengendalian atas kas. Perusahaan dapat mengamankan kas dengan cara menyimpannya di bank. Pemanfaatan rekening bank dapat mengurangi jumlah uang kas yang harus dibawa ke sana ke mari, sekaligus memperkecil risiko terjadinya kehilangan atas uang kas. Rekening bank memungkinkan pencatatan berganda atas seluruh transaksi perusahaan yang melalui bank; transaksi dicatat oleh perusahaan dan



juga sekaligus bank. Hubungan antara deposan (depositor) dan bank (depository) adalah hubungan timbal balik. Penyetoran uang ke bank oleh deposan berarti menambah kewajiban bagi bank, sebaliknya penarikan uang dari bank oleh deposan berarti mengurangi kewajiban bank. Jumlah saldo uang kas deposan yang ada di bank secara terus-menerus harus dicocokan antara catatan perusahaan dan catatan bank. 2. Pengendalian Internal atas Pembayaran Kas dengan Menggunakan Cek Cek adalah dokumen berisi perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang atau perusahaan yang tertera di formulir cek tersebut. Dalam cek terdapat tiga pihak yang terlibat antara lain: pihak penarik (yang menandatangani cek), pihak penerima, dan pihak bank yang harus melakukan pembayaran. Cek merupakan bentuk pengendalian kas, dapat dilihat dari hanya pejabat tertentu yang memiliki otorisasi untuk menandatangani cek, biasanya manager keuangan.



Contoh cek



3. Bilyet giro Bilyet giro merupakan perintah kepada bank untuk pemindahan rekening dari pihak yang menandatangani (pembuat) kepada rekening penerima. Ketika bilyet giro dicairkan pada saat jatuh tempo, maka rekening pembuat (nasabah) akan didebitkan.



Contoh BG



4. Pemeriksaan kas Pemeriksaan intern terhadap kas yang dilakukan secara tiba-tiba merupakan bagian dari sistem pengawasan kas. Pemeriksaan kas dilakukan dengan cara: a) Mengadakan verifikasi terhadap catatan dan cek yang terkait dengan pengelolaan kas dalam periode tertentu. b) Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik dengan cara menghitung uang tunai dan surat-surat yang mempunyai sifat seperti kas. c) Bagi perusahaan yang menyetor semua uang yang diterima ke bank dan semua pengeluaran menggunakan cek, saldo kas menurut catatan perusahaan harus sama dengan saldo kas menurut laporan dan bank.



MUTASI DANA KAS BANK 1. Dokumen Penerimaan Kas a) Bukti penerimaan kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan b) Faktur (nota) penjualan tunai c) Daftar surat pemberitahuan dari debitur d) Surat pemberitahuan dari debitur e) Memo (nota) kredit dari bank f) Bukti setoran ke bank 2. Dokumen Pengeluaran Kas a) Bukti pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan b) Faktur (nota) pembelian tunai c) Faktur pembelian kredit d) Bukti penerimaan barang e) Permintaan pengisian kembali kas kecil f) Surat permintaan pengeluaran kas kecil 3. Mutasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas a) Penerimaan dana dalam bentuk uang tunai dan cek yang diterima dari pihak lain. Transaksi ini dicatat dalam jurnal penerimaan kas. b) Penyetoran uang tunai dan cek yang diterima ke bank. Transaksi ini dicatat dalam daftar setoran ke bank berdasarkan bukti setoran.



c) Pengeluaran kas menggunakan cek/giro. Transaksi ini dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. d) Pengeluaran kas kecil. Transaksi ini dicatat dalam jurnal kas kecil.



PERBEDAAN SALDO KAS DAN SALDO KAS BANK Timbulnya perbedaan saldo kas menurut catatan perusahaan dan saldo kas menurut catatan bank disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut. a. Transaksi-transaksi yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan, tetapi oleh bank belum dicatat. Dalam rekonsiliasi jumlah tersebut akan menambah saldo kas pada bank, contohnya sebagai berikut. 1) Uang tunai hasil penjualan atau tagihan yang diterima perusahaan belum disetorkan ke bank. 2) Setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dikirim ke bank pada akhir bulan, tetapi baru diterima oleh bank pada bulan berikutnya. 3) Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya karena laporan bank sudah ditutup. b. Transaksi-transaksi yang sudah dicatat sebagai penerimaan bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Dalam rekonsiliasi jumlah tersebut akan menambah saldo kas perusahaan, contohnya sebagai berikut. 1) Bunga (jasa giro) yang diperhitungkan oleh bank atas simpanan perusahaan 2) Hasil inkaso oleh bank c. Transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran, tetapi oleh bank belum dicatat. Dalam rekonsiliasi jumlah tersebut akan mengurangi saldo kas di bank, contohnya sebagai berikut. 1) Cek dalam peredaran (outstanding check), adalah cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas; tetapi oleh penerima cek belum diuangkan di bank sehingga bank belum dapat mencatat transaksi tersebut. 2) Cek yang ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, tetapi ceknya belum diserahkan kepada pihak yang dibayar. d. Transaksi yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran, tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Dalam rekonsiliasi jumlah tersebut mengurangi saldo kas perusahaan, contohnya sebagai berikut.



1) Biaya administrasi bank 2) Biaya inkaso oleh bank atas relasi perusahaan e. Adanya kesalahan pencatatan baik yang dilakukan perusahaan maupun bank, misalnya transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan tetapi ditolak oleh bank. Contoh: cek kosong yaitu cek yang diterima dari pelanggan kemudian disetor ke bank, namun ditolak bank karena tidak ada dananya.



REKONSILIASI BANK 1. Rekonsiliasi Bank ke Arah Saldo Kas yang Benar Rekonsiliasi bentuk ini dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi saldo kas menurut catatan perusahaan dan sesuai dengan pengaruh transaksi yang diakibatkan terjadinya perbedaan saldo kas sehingga diperoleh saldo kas yang sama. Laporan rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam bentuk skontero dan stafel. 2. Rekonsiliasi Bank ke Arah Saldo Kas Perusahaan Rekonsiliasi bank bentuk ini dilakukan dengan cara menyesuaikan catatan yang telah dilakukan pihak bank, mengacu kepada catatan menurut perusahaan sehingga jika semua penyebab terjadinya perbedaan saldo kas telah diketahui, saldo kas menurut bank akan sama dengan saldo kas menurut catatan perusahaan. Rekonsiliasi bank dapat disusun dalam bentuk stafel. Contoh Pada tanggal 30 November 2013 PT Tunggal Eka menerima laporan dari Bank Niaga berupa rekening koran yang menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 312.510.625,00; sedangkan saldo kas perusahaan menunjukkan saldo debet sebesar Rp 260.785.625,00. Setelah diadakan pemeriksaan, perbedaan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut. 1. Setoran yang dilakukan PT Tunggal Eka pada tanggal 29 November sebesar Rp 19.431.250,00 belum tercantum dalam laporan bank. 2. Bank telah menerima pembayaran piutang dari pelanggan PT Tunggal Eka sebesar Rp 31.250.000,00. Jumlah tersebut belum dicatat oleh perusahaan.



3. Cek yang telah dikeluarkan oleh perusahaan sebagai berikut. Nomor Tanggal 26467 19 November 2018 26469 21 November 2018 26505 25 November 2018 26524 29 November 2018 Cek tersebut belum diuangkan oleh pemegangnya.



Jumlah Rp 6.250.000,00 Rp 640.625,00 Rp 25.156.250,00 Rp 12.812.500,00



4. Bank telah membebankan biaya administrasi sebesar Rp 125.000.000,00 5. Cek yang dikeluarkan untuk membayar utang kepada PT Insani sebesar Rp 4.937.500,00 karena kekhilafan telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas sebesar Rp 3.250.000,00. 6. Cek yang diterima dari UD Agung sebesar Rp 3.140.625,00 ditolak bank karena dananya tidak cukup. Diminta: a. Buatlah rekonsiliasi bank ke arah saldo kas yang benar dengan stafel! b. Buatlah rekonsiliasi bank ke arah saldo kas yang benar dengan bentuk skontro! c. Buatlah rekonsiliasi bank ke arah saldo kas perusahaan! Penyelesaian: a. Bentuk stafel PT TUNGGAL EKA Rekonsiliasi Bank Per 30 November 2018 Saldo kas menurut catatan perusahaan Ditambah: Penerimaan piutang lewat bank Dikurangi: Biaya administrasi bank Cek kosong Koreksi cek



Rp 260.785.625,00 Rp 31.250.000,00 + Rp 292.035.625,00 Rp 125.000,00 Rp 3.140.000,00 Rp 1.687.500,00 + Rp 4.953.125,00 Rp 287.082.500,00 Rp 312.510.625,00



Saldo kas yang benar Saldo kas menurut catatan bank Ditambah: Setoran dalam proses Dikurangi: Cek dalam peredaran: Cek no. 26467 Cek no. 26469 Cek no. 26505 Cek no. 26524 Saldo kas yang benar



Rp 19.431.250,00 + Rp331.941.875,00



Rp 6.250.000,00 Rp 640.625,00 Rp 25.156.250,00 Rp 12.812.500,00 + Rp 44.859.375,00 Rp 287.082.500,00



b. Bentuk skontro PT Tunggal Eka Rekonsiliasi Bank Per 30 November 2018 Saldo menurut catatan perusahaan Ditambah: Penerimaan piutang lewat bank



Rp260.785.625,00 Rp 31.250.000,00 + Rp292.035.625,00



Dikurangi: Biaya adm. Bank Rp 125.000,00 Cek kosong Rp3.140.625,00 Koreksi cek Rp1.687.500,00+



Rp 4.953.125,00 – Rp287.082.500,00



Saldo menurut catatan bank Ditambah: Setoran dalam proses



Rp312.510.625,00 Rp 19.431.250,00+ Rp331.941.875,00



Dikurangi: Cek dalam peredaran: - Cek no.26267 Rp 6.250.000,00 - Cek no.26269 Rp 640.625,00 - Cek no.26505 Rp25.156.250,00 - Cek no.26524 Rp12.812.500,00+



Saldo kas yang benar Saldo kas yang benar



Rp44.859.375,00Rp287.082.500,00



c. Rekonsiliasi bank PT TUNGGAL EKA Rekonsiliasi Bank Per 30 November 2018 Saldo kas menurut catatan bank Ditambah: - Setoran dalam proses - Beban adm. Bank yg telah dibebankan - Cek kosong - Koreksi cek



Rp312.510.625,00 Rp19.431.250,00 Rp 125.000,00 Rp 3.140.000,00 Rp 1.687.500,00 + Rp 24.384.375,00 + Rp336.895.000,00



Dikurangi: - Penerimaan piutang lewat bank - Cek dalam peredaran: Cek no.26467 Cek no.26469 Cek no.26505 Cek no.26524



Rp31.250.000,00 Rp 6.250.000,00 Rp 640.625,00 Rp25.156.250,00 Rp12.812.500,00 +



Saldo kas menurut catatan perusahaan



Rp 76.109.375,00 Rp260.785.625,00



JURNAL PENYESUAIAN Dalam rekonsiliasi bank ke arah saldo kas yang benar dapat diketahui berapa besarnya saldo bank dan saldo kas yang benar. Bentuk ini sering digunakan oleh bagian internal perusahaan. Adapun rekonsilliasi bank ke arah saldo kas perusahaan dapat diketahui sebab-sebab terjadinya perbedaan saldo kas. Bentuk ini biasa digunakan oleh akuntan dalam melakukan pemeriksaan kas.



Dari kegiatan rekonsiliasi bank dapat diketahui transaksi-transaksi yang belum dicatat, baik dipihak perusahaan maupun di pihak bank. Sementara transaksi yang belum atau salah dicatat oleh perusahaan harus segera dicatat (dibuat jurnal penyesuaian) atau dibuat jurnal koreksi. Contoh Kasus Berdasarkan contoh kasus di muka, buatlah jurnal penyesuaian yang harus dibuat oleh PT Tunggul Eka! Penyelesaian: Pada akhir periode PT. Tunggal Eka membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Tanggal 2013 30 Nov



30



30



30



Keterangan Kas Piutang dagang (mencatat penerimaan piutang dari pelanggan) Beban adm. Bank Kas (mencatat biaya adm. Bank) Utang dagang Kas (mencatat koreksi kesalahan) Piutang dagang Kas (mencatat cek kosong)



Jumlah



Reff



Debet Kredit Rp31.250.000,00 Rp31.250.000,00



Rp 125.000,00 Rp 1.687.500,00 -



Rp 125.000,00 Rp 1.687.500,00



Rp 3.140.625,00 -



Rp 3.140.625,00



Rp36.203.125,00 Rp36.203.125,00



DAFTAR PUSTAKA 1. Harti, Dwi. 2017. Akuntansi Keuangan. Jakarta : Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa