Bahan Buku Yantek PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

materi pembekalaN SERTIFIKASI TEKNISI OPERASI PELAYANAN TEKNIK DISTRBUSI PEMBANGKIT LISTRIK PLTA / PLTGU / PLTP GARDU INDUK STEP UP PEMBANGKIT PLTMG



UNIT PENGATUR BEBAN DISTRIBUSI



SALURAN TRANSMISI



INDUSTRI BESAR GARDU INDUK 70 kV PEMBANGKIT PLTD



GARDU INDUK 150 – 500 kV



SALURAN TRANSMISI JARINGAN TM / TR



KANTOR / PERTOKOAN



INDUSTRI MENENGAH / KECIL SEKOLAH / PERGURUAN TINGGI



PERUMAHAN



PENGURUS DAERAH ASOSIASI PROFESIONALIS ELEKTRIKAL - MEKANIKAL INDONESIA ACEH



TRANSMISI 150 KV/ 500 KV



PEMBANGKIT



150-500 KV /20 KV GARDU INDUK



6- 20 KV – 150-500 KV DISTRIBUSI 20 KV



220 - 380 V / 20 KV TRAFO DISTRIBUSI



SISTEM KELISTRIKAN



A. SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Secara garis besar pengusahaan Sistem Tenaga Listrik dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Sistem Pembangkitan, Sistem Penyaluran (Transmisi & Gardu Induk), dan Sistem Distribusi. Dengan demikian Sistem Distribusi merupakan bagian akhir dari rangkaian komponen pada sistem tenaga listrik . Sistem Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan rangkaian komponen listrik mulai dari sisi sekunder trafo gardu induk (sisi tegangan Menengah) hingga sisi tegangan rendah di pelanggan/ konsumen.



B. TEGANGAN KERJA & JENIS HANTARAN  Tegangan Kerja :  Tegangan Menengah ( 6 – 20 kV )  Tegangan Rendah ( 127/220 V – 220/380 V )  Jenis Hantaran :  Hantaran Telanjang (Penghantar Tidak berisolasi)  Hantaran Berisolasi



JENIS MATERIAL HANTARAN Beberapa jenis material hantaran yang sering dipakai adalah :  Hantaran telanjang (kawat) :  A3C  Cu  ACSR  A2C, dll.



 Hantaran berisolasi (kabel) :  XLPE  NYFGbY  NAYFGbY  A2C, dll.



 NYY  NYM  dll.



BAB II : KONTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI 



Pada dasarnya Listrik yang dibangkit dari Pusat Pembangkit Listrik disalurkan ke Konsumen / Masyarakat melalui Jaringan Distribusi yang terdiri dari : 



Tegangan Menengah (SUTM).







Tegangan Rendah (SUTR)







Trafo Distribusi



A. KONSTRUKSI JARINGAN SUTM  TM-1 : Penyangga ( Sudut < 300 )  TM-2 : Penopang ( Sudut > 300 < 600 )  TM-4 : Tarik – Akhir  TM-5 : Penengang  TM-8 : Percabangan



 TM-10 : Sudut ( Sudut > 600 )



 TIANG : Ditanam 1/6 x Panjang



B. KONSTRUKSI JARINGAN SUTR  TR-1 : Penyangga (Sudut < 250 )  TR-2 : Penopang (> 250 < 900 )  TR-3 : Tarik-Akhir  TR-6 : Percabangan  TR-5 : Penegang  TR-3T : Awal Trafo



● 9m / 200daN – BP 234 Panjang tiang 9 meter, Beban kerja yang sanggup dipikul 200 daN, Kode pabrik (Bengkel Pusat) Nomor serie pabrik



< 180⁰



< 30~ 60 ⁰



Awal



Akhir



< 60 ~ 180 ⁰



< 60 ~ 180 ⁰



< 90 ~ 180 ⁰



< 90 ⁰



KONSTRUKSI SCHOEUR - PENEGANG & MODEL SR  Guy Wire : Topang Tarik  Guy Wire  Horizontal Guy Wire  Strut Pole: Topang Tekan



 Disadap dari SUTR



 Disadap dari GTT



C. KONTRUKSI SCHOUR



D. OPSTIQ KABEL



BAB III : KONTRUKSI GARDU DISTRIBUSI



Komponen Utama Gardu Distribusi :  Trafo Distribusi  Fuse Cut Out  Arrester  Panel Tegangan Rendah  Saklar Pemutus Utama  Fuse jurusan  Pentanahan / Pembumian



A. GARDU DISTRIBUSI Gardu Portal



Umumnya konfigurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah T section dengan peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur link type expulsion) dan Lightning Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja petir.



Gardu Beton











Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang, dibangun dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall building). Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan



Gardu Kios







Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi baja, fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.



Gardu Kios Bertingkat • Gardu ini dibangun pada tempat-tempat yang tidak diperbolehkan membangun Gardu Beton, Karena sifat mobilitasnya, maka kapasitas transformator distribusi yang terpasang terbatas. Kapasitas maksimum adalah 400 kVA, dengan 4 jurusan Tegangan Rendah. Khusus untuk Kios Kompak, seluruh instalasi komponen utama gardu sudah dirangkai selengkapnya di pabrik, sehingga dapat langsung di angkut kelokasi dan



Bagan satu garis Konfigurasi π section Gardu Pelanggan Umum



Gardu Pelanggan Umum •



Umumnya konfigurasi peralatan Gardu Pelanggan Umum adalah TR section, sama halnya seperti dengan Gardu Tiang yang dicatu dari SKTM.



Gardu Pelanggan Khusus Keterangan : TP = Pengaman Transformator PMB = Pemutus Beban – LBS PT = Trafo Tegangan PMT = Pembatas Beban Pelanggan SP = Sambungan Pelanggan











Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan tenaga listrik bagi pelanggan berdaya besar. Selain komponen utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini di lengkapi dengan alat-alat ukur yang dipersyaratkan. Untuk pelanggan dengan daya lebih dari 197 kVA, komponen utama gardu distribusi adalah peralatan PHB-TM, proteksi dan pengukuran Tegangan Menengah. Transformator penurun tegangan berada di sisi pelanggan atau diluar area kepemilikan dan tanggung jawab PT PLN (Persero). Pada umumnya, Gardu Pelanggan Khusus ini dapat



LBS - TP (Transformer Protection)



Transformator distribusi dengan daya ≤ 630 kVA pada sisi primer dilindungi pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing Capacity). Peralatan kubikel proteksi transformator, dilengkapi dengan LBS yang



B. KOMPONEN GARDU DISTRIBUSI & FUNGSI PERALATAN  Cut Out :  Peralatan pengaman yang ditempatkan di sisi tegangan menengah.  Prinsip kerjanya berdasarkan pada azas induksi.  Fuse yang dipasang, di atas setingkat dari arus nominal trafo sisi tegangan menengah.  Arrester :  Peralatan pengaman tegangan lebih, sebagai akibat sambaran petir, maupun switching.  Ditempat di sisi tegangan menengah dan dibumikan.  Panel Tegangan Rendah (Low Voltage Panel) :  Peralatan bantu, tempat meletakkan sakelar pemutus utama, rel-rel tegangan rendah dan fuse holder, serta peralatan tegangan rendah lainnya.



lanjutan Komponen Gardu Distribusi



 Sakelar Pemutus Utama : pengaman trafo jika terjadi hubung singkat pada peralatan tegangan rendah, setelah SPU.  Fuse Jurusan Tegangan Rendah :  Berfungsi untuk membatasi arus jurusan.  Sebagai pengaman bila terjadi beban lebih / hubung singkat pada jaringan tegangan rendah.



C. SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN GARDU DISTRIBUSI



 Pembumian / Pentanahan :  Pada instalasi Gardu Distribusi,



peralatan yang harus dibumikan adalah arrester, netral sekunder trafo, badan / bodi panel TR.



 Pembumian Netral Sekunder : 



Berfungsi untuk membatasi kenaikan tegangan fasa yang sehat bila terjadi gangguan 1fasa ke tanah/ bumi.



 Pembumian Arrester :  Berfungsi untuk menyalurkan arus ke bumi akibat sambaran akibat switching.



petir maupun



 Pembumian bodi trafo & panel TR :  Untuk mengamankan bodi peralatan dari kemungkinan gagalnya fungsi isolasi sehingga tetap aman bagi manusia dan lingkungan.



Sistem Pembumian (Grounding) ~ Grounding, bagian dari Sistem Distribusi  Pada titik bintang trafo tenaga  Pada kawat netral SUTR  Pada kawat netral SR ~ Grounding sebagai pengaman manusia/ peralatan terhadap tegangan lebih  Pada Arrester  Pada body trafo/ panel



Pemasangan Grounding CB R



G Sistem



Arr



Body



G Pengaman Manusia G Pengaman Peralatan



D. Rumus : Rumus : Menentukan Besaran Fuse Link dan NH Fuse JIKA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 100 KVA. Berapa Amper Fuse Link yang harus dipasang : S = E x I x √ 3. 100 = 20 x I x √ 3. 100 = 34,6 x I. I = 100 / 34,6. I = 2 , 89 A. (3A)



TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 100 KVA FUSE T.R UTAMA (NH FUSE) YANG TERPASANG ADALAH : S = E x I x √ 3. 100.000 = 380 x I x 1,732. 100.000 = 658 x I. I = 100.000 / 658 I = 151 A. (160 A )



BAB IV : PERLINDUNGAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Perlindungan Sistem Distribusi ~ Tujuan Perlindungan :  Mencegah / membatasi kerusakan pada peralatan.  Menjaga keselamatan umum.  Meningkatkan pelayanan. ~ Jenis perlindungan meliputi :  Perlindungan terhadap arus lebih.  Perlindungan terhadap tegangan lebih. ~ Penerapan perlindungan tergantung pada :  Pola struktur jaringan.  Sistem pentanahannya.  Jenis peralatannya.  Jenis bebannya.  Kompromi dari aspek teknis & ekonomis.



A. PERALATAN PERLINDUNGAN UNTUK SISTEM DISTRIBUSI  Perlindungan Arus Lebih :  Pemutus Tenaga / CB.  Pemutus Balik Otomatis.  Saklar Seksi Otomatis.  Pelebur / fuse.



Termasuk Rele penggeraknya.



 Perlindungan Tegangan Lebih :  Arrester.  Sela Batang.



B. PERALATAN PEMUTUS & PEMISAH Pada sistem distribusi dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk memutus atau memisah beban, yaitu : Prinsip kerja : 



Pemutus dapat dioperasikan pada kondisi berbeban.







Pemisah hanya dapat dioperasikan pada kondisi tidak berbeban.



Contoh peralatan :  Pemutus : OCB, VCB, GCB, LBS, MCB, dll.  Pemisah : DS, ABS, dll.



Pengertian CB atau PMT Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut: 1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus. 2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri. 3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri. Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:



1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang 2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang 3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut. 4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan 5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya. 6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya. 7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak. 8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.



Pengertian Recloser •



Pengertian Recloser Suatu alat otomatis yang mempunyai kemampuan sebagai pemutus arus bila terjadi gangguan hubung singkat yang dilengkapi dengan alat pengindera arus gangguan dan merupakan peralatan pengatur kerja yang dilakukan apabila itu bersifat temporer. Prinsip kerja: Cara kerja recloser ini tidak banyak berbeda misalnya dalam mendeteksi gangguan keduanya mengguankan sensing trafoarus pada pengaturan elektonik. III. Kesimpulan 1. Berdasarkan perhitungan, apabila terjadi gangguan hubung singkat satu fasa degan tanah dengan jarak lokasi gangguan 50% dari gardu induk atau berada ditengah penyulangadalah 253.42 A 2. Sedangkan berdasarkan data gangguan dari panel box control recloser telah terjadi gangguan hubung singkat satu fasa dengan tanah di fasa R sebesar 326A dimana letak gangguan



PENGERTIAN SECTIONALIZER Adalah peralatan pemisah saluran yang secara otomatis yang akan bekerja sendiri untuk membuka jaringan setelah melakukan deteksi arus dan melakukan perhitungan operasi pemutusan dari peralatan pengaman disisi sumbernya. Pembukaannya dilakukan pada saat peralatan disisi sumber sedang dalam posisi terbuka. Sectionalizer pada prinsipnya berfungsi sebagai pengaman apabila dipasang pada sistem jaringan tegangan menengah setelah recloser. 



sectionalizer memiliki kelebihan aplikasi yang berbeda: •Sectionalizer dapat diterapkan antara dua perangkat pelindung yang memiliki kurva operasi yang berdekatan. Ini merupakan fitur penting dalam lokasi di mana langkah tambahan dalam koordinasi tidak praktis atau mungkin Hal ini dapat digunakan pada jarak dekat untuk mencegah arus lebih yang tinggi yang dikoordinasi dengan sekering kemampuan untuk setiap operasi penutupan kesalahan.         



Single-Phase Sectionalizers sectionalizers satu-fasa digunakan untuk melindungi jalur satufase seperti cabang dari feeder tiga fasa. ini dipasang di luar reclosers satu fase untuk mengisolasi kesalahan sampai wilayah terkecil. Alat ini ideal untuk mengisolasi kesalahan lebih lama di jalur distribusi yang mengalami gangguan. Sectionalizers merupakan solusi biaya rendah ketika langkah tambahan dalam koordinasi tidak praktis. Sectionalizer Tiga-Fase Ada berbagai jenis sectionalizers tiga-fasa yang tersedia untuk memenuhi beberapa aplikasi dengan biaya yang paling ekonomis. Alat ini digunakan untuk jaringan distribusi dalam beberapa zona perlindungan. Sectionalizers tiga-fasa diterapkan dengan backup perangkat simultan tiga fasa. Alat ini memiliki semua keuntungan dari sectionalizers fase tunggal dan memiliki fleksibilitas aplikasi tambahan dengan peringkat tinggi dan pilihan kontrol elektronik.



PHB sisi Tegangan Menengah (PHB-TM) Berikut ini adalah Komponen Utama PHB-TM yang sudah terpasang/ terangkai secara lengkap yang lazim disebut dengan Kubikel-TM, yaitu : 1. Pemisah – Disconnecting Switch (DS) Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemisah hanya dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban 2. Pemutus beban – Load Break Switch (LBS) Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk atau keluar gardu distribusi. Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang bekerja secara interlock dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh (remote control), Remote Terminal Unit (RTU) harus dilengkapi catu daya penggerak 3. Pemutus Tenaga - Circuit Breaker (CB) Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam keadaan normal maupun gangguan hubung singkat. Peralatan Pemutus Tenaga (PMT) ini sudah dilengkapi degan rele proteksi arus lebih (Over Current Relay) dan dapat difungsikan sebagai alat pembatas beban. Komponen utama PHB-TM tersebut diatas sudah terakit dalam kompartemen kompak (lengkap), yang sering disebut kubikel pembatas baban pelanggan.



PHB sisi Tegangan Rendah (PHB-TR) •







• •



PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman dan kendali yang saling berhubungan. Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada bagianbagian penyangganya. Secara umum PHB TR sesuai SPLN 118-3-1–1996,untuk pasangan dalam adalah jenis terbuka. Rak TR pasangan dalam untuk gardu distribusi beton. PHB jenis terbuka adalah suatu rakitan PHB yang terdiri dari susunan penyangga peralatan proteksi dan peralatan Hubung Bagi dengan seluruh bagian-bagian yang bertegangan, terpasang tanpa isolasi. Jumlah jurusan per transformator atau gardu distribusi sebanyak-banyaknya 8 jurusan, disesuaikan dengan besar daya transformator dan Kemampuan Hantar Arus ( KHA ) Penghantar JTR yang digunakan. Pada PHB-TR harus dicantumkan diagram satu garis, arus pengenal gawai proteksi dan kendali serta nama jurusan JTR. Sebagai peralatan sakelar utama saluran masuk PHB-TR, dipasangkan Pemutus Beban (LBS) atau NFB (No Fused Breaker). Pengaman arus lebih (Over Current) jurusan disisi Tegangan Rendah



No Fused Breaker (NFB) No Fused Breaker adalah : breaker/pemutus dengan sensor arus, apabila ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan memerintahkan breaker melepas beban. Pengaman Lebur (Sekering) Pengaman lebur adalah suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang dan disesuaikan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana sekering tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam jangka waktu yang cukup (SPLN 64: 1985:1). Fungsi pengaman lebur dalam suatu rangkaian listrik adalah untuk setiap saat menjaga atau mengamankan rangkaian berikut peralatan atau perlengkapan yang tersambung dari kerusakan, dalam batas nilai pengenalnya (SPLN 64:1985:24). Berdasarkan konstruksinya Pengaman Lebur untuk Tegangan Rendah dapat digolongkan menjadi :



Peralatan Switching dan Pengaman sisi Tegangan Menengah



Fused Cut Out (FCO)



Pengaman lebur untuk gardu distribusi pasangan luar dipasang pada Fused Cut Out (FCO) dalam bentuk Fuse Link. Terdapat 3 jenis karakteristik Fuse Link, tipe-K (cepat), tipe–T (lambat) dan tipe–H yang tahan terhadap arus surja. Data aplikasi pengaman lebur dan kapasitas transformatornya dapat dilihat pada tabel. Apabila tidak terdapat petunjuk yang lengkap, nilai arus pengenal pengaman lebur sisi primer tidak melebihi 2, 5 kali arus nominal primer tranformator. Jika sadapan Lighning Arrester (LA) sesudah Fused Cut Out, dipilih Fuse Link tipe–H. jika sebelum Fused Cut Out (FCO) dipilih Fuse Link tipe–K. Sesuai Publikasi IEC 282-2 (1970)/NEMA) di sisi primer berupa pelebur jenis pembatas arus. Arus pengenal pelebur jenis letupan (expulsion) tipe-H (tahan surja kilat) tipe-T (lambat) dan tipe-K (cepat) menurut publikasi IEC No. 282-2 (1974) – NEMA untuk pengaman berbagai daya pengenal transformator, dengan atau tanpa koordinasi dengan pengamanan sisi sekunder.



Lightning Arester (LA) Untuk melindungi Transformator distribusi, khususnya pada pasangan luar dari tegangan lebih akibat surja petir. Dengan pertimbangan masalah gangguan pada SUTM, Pemasangan Arester dapat saja dipasang sebelum atau sesudah FCO Untuk tingkat IKL diatas 110, sebaiknya tipe 15 KA. Sedang untuk perlindungan Transformator yang dipasang pada tengah-tengah jaringan memakai LA 5 KA, dan di ujung jaringan dipasang LA – 10 KA.



C. KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI



Sistem distribusi dengan pola Radial seperti Gambar di bawah ini Adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini  terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa gardu distribusi secara radial.



Jaringan Lingkar (Loop)



Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar di bawa ini dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian



Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)



Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar di bawah ini digunakan untuk pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lainlain). Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan  tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch,  setiap penyulangterkoneksi ke gardu  pelanggan khusus tersebut sehingga  bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.



Sistem Spindel seperti pada Gambar di bawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH). Kontruksi spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).



BAB V. PENGUKURAN ENERGI LISTRIK



A. PENGENALAN ALAT UKUR PENGUKURAN



STANDAR



ALAT UKUR



PRESISI



METODE



SISTEMATIS



HASIL UKUR



AKURAT



MACAM MACAM ALAT UKUR MENURUT ARUSNYA 1. Arus Searah 2. Arus Bolak balik 3. Arus Searah & Arus bolak balik



MENURUT JENIS PENUNJUKANNYA 1. 2. 3. 4.



Jarum Recorder Integrator Digital



MENURUT PRINSIP KERJANYA 1. 2. 3. 4. 5.



Sistem Besi putar Sistem Kumparan putar Sistem Induksi Sistem Elektro Dinamis Sistem Kawat Panas



PENGGUNAAN ALAT UKUR Sifat penggunaan : Portable dan Permanen Menurut macam alat ukurnya



Alat Ukur Listrik



Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaranbesaran listrik seperti kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), hambatan listrik (R), daya listrik (P), dll.



1. Ampere Meter Ampere meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian. Dan cara mengukurnya dengan dipasang secara seri. 2. Voltmeter Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada suatu rangkaian. Jika pada amperemeter rangkaian harus dipasang secara seri, pada voltmeter rangkaian harus dipasang secara pararel terhadap sumber tegangan yang hendak diukur.



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA • METER ARUS Cara penyambungan dari meter arus adalah dengan menghubungkan seri dengan sumber daya listrik ( power source )



D. PENGAWATAN ALAT UKUR Meter Tegangan • Cara penyambungan dari meter tegangan adalah menghubungkan paralel dengan beban/sumber listrik ( power source )



3. Galvanometer Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda potensial dan arus listrik pada suatu rangkaian yang relatif kecil. Jadi galvanometer tidak dapt digunakan untuk mengukur arus dan beda potensial listrik yang relatif besar. 4. CosQmeter CosQ ("Q dibaca=phi") adalah sebuah alat yang bekerja secara elektro dinamis, skala pembacaannya ditulis langsung dengan harga cosQnya, yaitu antara 0-1.



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA Meter Cosphi • Alat ini digunakan untuk mengetahui, besarnya faktor kerja ( power faktor ) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara penyambungan adalah sama dengan pengukuran watt meter



5. Wattmeter Wattmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur secara langsung daya yang terpakai pada suatu rangkaian listrik, wattmeter pada umumnya berprinsip kerja elektro dinamis. Wattmeter mempunyai dua buah kumparan medan magnet, satu medan magnet mengukur arus listrik dan yang lainnya mengukur tegangan listrik yang mengalir pada rangkaian listrik tersebut. 6. Frequencymeter Frequncymeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya frekuensi jaringan arus bolak - balik. Sistem dari alat ukur ini ada dua, yaitu dengan prinsip lidah getar dan prinsip viabrasi.



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA Frekwensi Meter Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui gelombang sinussoidal arus bolak balik yang merupakan jumlah siklus gelombang sinussoidal perdetik ( cycle / second )



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA Watt Meter Alat ukur untuk mengetahui besarnya daya nyata ( daya aktif ) pada watt meter terdapat spoel / belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara penyambungan watt meter pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan volt meter dan ampere meter



7. KWH Meter Kwhmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur daya listrik yang terpakai pada setiap satuan waktu. Alat ini berprinsip induksi, artinya alat ini hanya dapat mengukur arus bolak - balik saja. 8. Megger Megger adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi. 9. Earth Tester Dalam ilmu instalasi listrik dikenal kata (pentanahan). Pentanahan disini berfungsi untuk menyalurkan arus hubung singkat yang terjadi pada suatu instalasi listrik.



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA Meter kWh • Kwh meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak balik , merupakan alat ukur yang sangat penting untuk kwh yang diproduksi, disalurkan ataupun Kwh yang dipakai konsumenkonsumen listrik



Earth Tester       



Alat Ukur Listrik Earth Tester Earth Tester merupakan salah satu alat ukur listrik yang berfungsi untuk mengukur besarnya tahan pentanahan



      



Megger



Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan. Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk: kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan, kabel tegangan rendah, kabel tegangan tinggi, transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya.



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA JTM 20



MEGGER



Megger • Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini tegangan tinggi arus searah



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA Phasa Squance •



Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar / tidaknya urutan phasa sistem tegangan listrik 3 phasa



PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGAWATANNYA Earth Tester Earth tester digunakan untuk mengukur besar tahanan pentanahan satuannya ohm.



Ohm Meter Ohmmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan suatu komponen, seperti resistor, dan hambatan kawat penghantar. Tidak seperti ampermeter dan voltmeter, ohmmeter dapat bekerja sesuai dengan fungsinya jika pada alat tersebut terdapat sumbertegangan, misalnya batere.



Multi Meter Sering dignakan dalam pengukuran besaran listrik . Selain itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (ampere, volt, dan ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere, mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya tahanan listrik ( ) dengan satuan ohm.



Earth Tester       



Alat Ukur Listrik Earth Tester Earth Tester merupakan salah satu alat ukur listrik yang berfungsi untuk mengukur besarnya tahan pentanahan



      



Megger



Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan. Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk: kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan, kabel tegangan rendah, kabel tegangan tinggi, transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya.



TANG AMPERE Secara umum Ampere meter adalah alat yang mengukur banyaknya aliran elektron dalam rangkaian, Unit ampere. melewatkan arus melalui alat ukur terkadang melalui clamp ampere (tang) , perhatikan rating arus yang akan diukur dengan kapasitas alat ukur yang dimiliki Untuk pengukuran putaran listrik 3-fasa yang menyuplai tegangan motor listrik, mesin-mesin dll indikator perputaran fasa listrik dapat menampilkan yang jelas dari listrik 3-fasa lewat LCD dan arah putaran fasa untuk menentukan koneksi yang benar.



E. PERALATAN PENGUKURAN Transformator Tegangan - Potential Transformator (PT) Fungsinya adalah mentransformasikan besaran Tegangan Tinggi ke besaran Tegangan Rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan dengan alat ukurnya / proteksinya. Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan transformator tegangan adalah batas kesalahan transformasi dan pergeseran sesuai tabel dibawah ini :



Batas Kesalahan Transformasi Trafo Tegangan KELAS % KESALAHAN RASIO TEGANGAN (+/-) 0,5 0,5 1,0 1,0



PERGESERAN SUDUT +/- (MENIT) 20 40



Burden, yaitu beban sekunder dari transformator tegangan (PT), dalam hal ini sangat terkait dengan kelas ketelitian PT-nya. Untuk instalasi pasangan dalam; lazimnya transformator tegangan sudah terpasang pada kubikel pengukuran.







Transformator Arus Current Transformator (CT)















Transformator arus (Current Transformer- CT) adalah salah satu peralatan di Gardu Distribusi, fungsinya untuk mengkonversi besaran arus besar ke arus kecil guna pengukuran sesuai batasan alat ukur, juga sebagai proteksi serta isolasi sirkit sekunder dari sisi primernya. Faktor yang harus diperhatikan pada instalasi transformator arus adalah Beban (Burden) Pengenal dan Kelas ketelilitian CT. Disarankan menggunakan jenis CT yang mempunyai tingkat ketelitian yang sama untuk beban 20% - 120% arus nominal. Nilai burden, kelas ketelitian untuk proteksi dan pengukuran harus merujuk pada ketentuan/persyaratan yang berlaku. Konstruksi transformator arus dapat terdiri lebih dari 1 kumparan primer (double primer). Untuk konstruksinya sama halnya dengan transformator tegangan, transformator arus pasangan luar memiliki konstruksi lebih besar/kokoh dibandingkan konstruksi pasangan dalam yang umumnya built in (atau akan dipasangkan) dalam kubikel pengukuran. melebihi 2,5 kali arus nominal primer tranformator. Jika sadapan Lighning Arrester (LA) sesudah Fused Cut Out, dipilih Fuse Link tipe–H. jika sebelum Fused Cut Out (FCO) dipilih Fuse Link tipe–K. Sesuai Publikasi IEC 282-2 (1970)/ NEMA) di sisi primer berupa pelebur jenis pembatas arus. Arus pengenal pelebur jenis letupan (expulsion) tipe-H (tahan surja kilat) tipe-T (lambat) dan tipe-K (cepat) menurut publikasi IEC No. 282-2 (1974) – NEMA untuk pengaman berbagai daya pengenal transformator, dengan atau tanpa koordinasi dengan



BAB V : TEORI LISTRIK TERAPAN 1. ARUS BOLAK BALIK 2. RESISTANSI 3. HUKUM KIRCHOFF 4. RANGKAIAN LISTRIK 5. PERBAIKAN FAKTOR DAYA 6. ARUS BOLAK BALIK 3 FASA



A. MENGHITUNG DAYA LISTRIK ( AC ) • Mengingat komponen pada sistem tegangan arus bolak balik (AC) yang berupa : 1. Tahanan murni. 2. Tahanan Impedansi. 3. Tahanan Reaktansi. Sehingga arus yang mengalir akan berbeda sudut dengan tegangan.



* Seperti ditunjukkan pada segitiga daya



B. TEORI LISTRIK • HUKUM OHM. E = I x R. ( Volt). → Tegangan. I = E : R. ( Amp). → Arus. R = E : I. ( Ohm). → Tahanan.



HUKUM OHM •



George Simon Ohm adalah seorang ahli fisika Jerman. Beliau melakukan serangkaian percobaan dalam bidang listrik dan menemukan hubungan antara arus dan tegangan yang dilewatkan pada suatu tahanan (resistansi)..







Apabila dalam suatu rangkaian listrik tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt dan dipasang tahanan listrik 1  maka dalam rangkaian tersebut akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut :



• TAHANAN LISTRIK • Hukum Ohm : V = I x R [ Volt ] • Aliran arus listrik dalam konduktor menimbulkan gesekan arus listrik dengan material konduktor. • R adalah tahanan penghantar listrik (konduktor) sepanjang l meter



R=



l A







dimana  = tahanan jenis



[ mm² ] m



l = panjang konduktor [m] A = luas penampang [mm2] NEXT



PENGARUH PANAS PADA TAHANAN LISTRIK Aliran listrik menimbulkan panas di konduktor yang dipengaruhi oleh adanya tahanan pada konduktor tersebut. Akibatnya nilai tahanan listrik akan mengalami perubahan yang besarnya dinyatakan dengan rumus :



Rt = Ro (1 + t) Dimana :  = koeff. temp. konduktor ; t = (Tt – To)0



Rt > Ro Semakin tinggi panas, maka nilai tahanan akan semakin besar



NEXT



• CONTOH : • Suatu beban yang mempunyai tahanan R = 22  dihubungkan ke sumber tegangan (V) yang besarnya 220 Volt. Berapa besar arus ( I ) dan daya (P) yang akan mengalir pada rangkaian tersebut ?



Hukum Ohm : V = I x R



V R



I= =



220 22



= 10 Ampere P=



VxI



= 220 x 10 (V.A) = 2.200 VA



NEXT



Contoh aplikasi hukum Ohm Beban sebesar 200 kVA memperoleh tegangan sumber sebesar 20 kV. Berapa besar arus yang melewati konduktor tersebut ? Jawab :



+ 20 kV I=?



P = 200 kVA



Door !



200 kVA



P=IxV



I=



V = 20 kV P V



=



200 203



= 5,7 Ampere



Kemampuan beban dilewati arus adalah maksimal = 5,7 A artinya ….?



Bagaimana kalau bebannya adalah trafo ??? -



Kemudian dipasang sekering pengaman untuk mengamankan arus lebih yang ditimbulkan oleh gangguan dari sisi bawah atau atas



RUMUS DAYA. • • •



S = E x I = VA ( daya semu). P = E x I x Cos φ = Watt ( daya aktif ) Q = E x I x Sin φ = Var ( daya reaktif)



ARAH VECTOR ARUS DAN TAHANAN XL



IL IR R



IC XC



V



SEGI TIGA DAYA V x I = VA V x I x V3 = VA 75 kvar 100 kva



V x I Sin phi = Var V x I Sin Phi V3 = Var



36,86



80 kw V x I x Cos phi = Watt V x I Cos Phi V3 = Watt



C. KARAKTERISTIK ARUS BOLAK BALIK +



Perubahan positip



T/S



Harga sesaat



Perubahan negatip



1 Perubahan Waktu (T) Periode Frekuensi



Amplitudo



D. BEBAN PADA ARUS BOLAK BALIK Pada beban arus bolak balik merupakan “IMPEDANSI” (Z) Yang biasa dibentuk dari unsur : R, L, C R



V



 Z



XL



Z



-XC



 R



XL dan XC merupakan bagian imajiner dar impedansi Z XL = 2π.f.L dan XC = 1/2 π.f.C



V



Tujuan Pencatatan Beban • Tujuan pencatatan Arus penyulang adalah untuk mengetahui pekembangan / pertumbuhan beban setiap penyulang dan karakteristik beban penyulang. • Sebagai bahan evaluasi kemampuan penampang jaringan, Rugi rugi pada jaringan dan juga sebagai bahan evaluasi jatuh tegangan di jaringan. • Sesuai dengan rumus dasar : • V = I x R. • Dimana : • V = Tegangan. • I = Arus (Ampere) • R = Tahanan (Ohm).



Resistan / Tahanan • Resistan / Tahanan untuk setiap bahan tidaklah sama tergantung dengan tahanan jenis bahan tersebut. • Tahanan jenis Aluminium lebih besar dari tahan jenis tembaga ( CU = Cuprum). • Titik lebur tembaga lebih tinggi daripada Aluminium demikian juga Kuat Hantar Arus Tembaga lebih baik daripada Aluminium.



JENIS BEBAN DAN VEKTOR Macam macam beban : Jenis beban



Simbol Contoh beban Sifat beban



RESISTOR Tahanan murni



(R)



INDUKTOR Reaktansi induktif



( L / XL )



KAPASITOR Reaktansi kapasitif



( C / XC )



Lampu Pijar Seterika List Kompor List. Dll.



Sefase (berimpit) I E E I



Kumparan List. Motor List. Trafo dll



Tertinggal (laging) E I



Kondensator Kapasitor Phase Gap dll



Mendahului (leading)



E



I I



E



E I



E. DAYA ARUS BOLAK BALIK SATU FASA Macam Daya :



•Daya Semu (S) •Daya Aktif (P) •Daya Reaktif (Q) Cos φ =



Segi tiga Daya :



Q



S φ



Tan φ =



P



Rumus Daya :



Sin φ =



• S = E . I (VA) • P = E . I . Cos φ (Watt) • Q = E . I . Sin φ (Var)



P S Q S Q P



RUMUS ABC DAYA SEMU ( VA )



C



DAYA REAKTIF ( VAR ) A







B



DAYA AKTIF ( WATT )



COS  = SIN  = 2 C



=



2 A



+



2 B



B/C A/C



C = √(A2+B2)



RESISTANSI DI JARINGAN



Tahanan suatu penghantar dinyatakan :



R=



ρ.L A



R= Hambatan ρ = Resistivitas L = Panjang kawat A = Luas penampang kawat



Rt2 = Rt1 { l + αt1 (t2 – t1)}



Rt2 = Tahanan pada temperatur t2 Rt1 = Tahanan pada temperatur t1 Αt1 = Koefisien temperatur tahanan pada l1



HUKUM KIRCHOFF 1 Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di suatu titik adalah Nol. RUMUS KIRCHOFF 1 :



I1



I2



I=0 I3



I5



I4



Atau : I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5) = 0



Atau : I1 + I4 = I2 + I3 + I5



Hukum Kirchoff 2



I



+



R1



R2



E1



E2



GGL



-



∑ I R = ∑ GGL = ∑E



1. E1 = I . R1 2. E2 = I . R2 3. GGL = ∑E = E1 + E2



PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan



Hubungan Serie - Arus I sama besar - Teg. Dijumlahkan - R total lebih besar



G. HUBUNGAN SERIE R1



R2



R3



I



+



-



E



Rtot = R1 + R2 + R3 Itot = I1 = I2 = I3 Etot = E1 + E2 + E3



PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan



Hubungan Serie - Arus I sama besar - Teg. Dijumlahkan - R total lebih besar



Etot Itot = Rtot Etot Rtot = Itot



HUBUNGAN PARALEL I



+



-



I1



I2



I3



E R1



R2



R3



Itot = I1 + I2 + I3 Etot = E1 = E2 = E3 1



1



1



1



Hubunga paralel - Tegangannya sama - Arus dijumlahkan - R total lebih kecil



= + + Rtot R1 R2 R3



Etot Itot = Rtot Etot Rtot = Itot



JATUH TEGANGAN (VOLTAGE DROP)



Mutu penyediaan tenaga listrik dipengaruhi oleh 3 hal : 1. Frequensi (50 Hz) 2. Tegangan (+5 % - !0 %) 3. Keandalan (kontiniuitas)



∆V = Vs - Vr



Dimana :



∆V = Tegangan drop Vs = Tegangan pengirim dari sisi sumber Vr = Tegangan penerima di sisi beban



RANGKAIAN PENGGANTI SALURAN



R



XL



I



~



Vr



Vs



Is = Ir = I = arus pada saluran Z = R + jXL= impedansi saluran



VL



Diagram Phasor Saluran Vs



Iz Ix Vr I



Ir Rumus pendekatan : Vs = Vsl maka ∆V = Vsl – Vr ∆V = Ir cos   IjJX sin  ∆V = I (cos   jJX sin )



V’s



Sesuai SPLN no. 72 ; tahun 1987



JTM = 5 % JTR = 4 % Trafo = 3 % SP = 1 %



REGULASI TEGANGAN



VR = (Variasi turun naik tegangan) x 100 % Variasi dibatasi 10 % maksimum



PERBAIKAN FAKTOR DAYA



Faktor daya cos  adalah perbandingan antara daya nyata P(W) dengan daya semu S(VA) yang biasa dinyatakan dengan angka desimal atau persentase



Contoh : P = 80 kW ; S = kVA Pf =



P = S



80 = o,8 = 80 % 100



Daya semu S lebih kecil untuk P yang tetap



Pf P(kW) Q(kVAr) S(kVA)



60% 600 800 1000



70% 80% 90% 100% 600 600 600 600 612 450 291 0 857 750 667 600



Daya nyata P lebih besar untuk S yang tetap



Pf P(kW) Q(kVAr) S(kVA)



60% 360 480 600



70% 80% 90% 100% 42 480 540 600 428 360 262 0 600 600 600 600



Pemasangan Kapasitor Daya yang dipakai motor listrik mempunyai 2 komponen antara lain : 1. Daya aktif (P) yang menghasilkan kerja 2. Daya reaktif (Q) yang membangkitkan medan magnit untuk memutar motor listrik tersebut.



So = kVA



Pfo



Q Q1 Q(c)



S1=kVA Pf1



o



1



Q P = kW



Qo



= P.Tg o  P.Tg 1  P.(tg o-tg1



Penempatan Kapasitor Kapasitor TR a. Pada terminal motor – motormukuran besar b. Untuk kumpulan beberapa motor kecil yang tidak bekerja terus menerus kapasitor dapat ditempatkan pada ujung instalasi c. Penempatan didaerah pusat beban apabila sulit untuk menempatkan di lokasi a atau b ditempatkan pada sisi beban dari APP jika hanya bertujuan untuk menghindarai tagihan kelebihan VAR.



ARUS BOLAK BALIK 3 FASA Pada arus bolak balik 3 fasa secara teknis adalah identik dengan tiga buah karakter listrik mono phase yang diformasikan secara simetris antara satu dengan yang lainnya. Karakter arus bolak balik 3 fasa dapat berubah ubah kondisinya sangat tergantung kepada kondisi pebebanan masing masing fasanya, bila pada masing masing fasa terdapat bebang yang sama besarnya maka hal tersabut biasa dinamakan Arus bolak balik beban seimbang.



Arus Bolak Balik 3 fasa Hubungan Bintang dan hubungan Segi Tiga



R



R



o



S



o



T



o



N



o



S T



Ir



R N Is



S T



It



URS UR



URS = URN + (-USN) UST = USN + (-UTN) UTR = UTN + (-URN)



-US



UT



US UR



Ir



(Ir + Is) It It UT



Is US



I fasa = I line (hub.bintang) Ir = Is = It (beban seimbang) Ir + Is + It = In = 0



UR



(Ir + Is)



Ir



In’



I total = In’ It UT



Beban tak seimbang Ir = Is = It Ir + Is + It = In = 0



Is US



UR Ir



φr It



Vektor U dan I pada Beban tak sefase : .φr = .φs = .φt



φt φs



UT



Is



US



UR



DAYA 3 Ф



P3Φ = PR + PS + PT Ir



PR = Ur . Ir Cos Ur.Ir PS = Us . Is Cos Us.Is PT = Ut . It Cos Ut.It



φr It



φt φs



UT



Ir = Is = It =If (IN = 0) Is



US



UR = US = UT = Uf (teg.ph-N)



P3Φ = UR.Ir Cos UR,Ir+US.Is cos US,Is+UT.ItCos P3Φ = UR.Ir Cos φr + US.Is Cosφs + Ut.It Cosφt P3Φ = (UR.Ir + US.Is + UT.It) Cos φ



UT,It



P3Φ = 3 Uf . If Cos φ P3Ф = UL . IL Cos φ 3 ket : , = sudut diantara U & I



BAB VII : Istilah Kelistrikan •



Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) Alat milik PLN yang berfungsi untuk membatasi daya listrik yang dipakai serta mengukur pemakaian energi listrik







Ampere (A) Satuan Arus Listrik







BUPTL ( Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik ) : Instalatir yang bergerak dalam pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan







Biaya Beban (BB) biaya dalam rekening listrik yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung Biaya Keterlambatan (BK) Adalah biaya yang dibebankan pada pelanggan karena tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya



 Biaya Penyambungan (BP) Biaya yang harus dibayar kepada PLN oleh calon pelanggan atau pelanggan untuk memperoleh penyambungan baru atau tambah daya  Curah ( C ) Yaitu golongan tarif untuk keperluan penjualan secara Curah (Bulk) kepada Pemegang Izin Usaha



 Current Transformer atau Trafo Arus (CT) Alat untuk menurunkan arus listrik untuk keperluan pengukuran energy



Daya Tersambung adalah besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan pelanggan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban   Faktor daya atau Cos phi Perbandingan antara pemakaian daya dalam Watt dengan pemakaian daya dalam Volt-Ampere







• •   •







Faktor Ketidak Seimbangan Tegangan Perbandingan komponen tegangan urutan negative terhadap komponen tegangan urutan positif Hertz (HZ) Satuan frekuensi listrik Jam nyala Pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan kVA tersambung Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET) : Jaringan Tenaga Listrik (JTL ) yang dioperasikan dengan TET yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya Jaringan Tegangan Menengah (JTM) JTL yang dioperasikan dengan TM yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya







  •



  •



Jaringan Tegangan Rendah (JTR) JTL yang dioperasikan dengan TR yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) JTL yang dioperasikan dengan TT yang mencakup seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya Jaringan Tenaga Listrik (JTL) Sistem penyaluran/pendistribusian tenaga listrik milik PLN yang dioperasikan dengan TR, TM, TT. TET







JBST Jual Beli Tenaga Listrik Secara Terbatas







Kilo Meter Sirkuit (kms) Satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga fasa







Kilo Volt Ampere (kVA) Seribu Volt Ampere, adalah satuan daya



  •



Kilo Volt (kV) Seribu Volt, adalah satuan tegangan listrik



  •



Kilo Watt (kW) Satuan daya listrik nyata (aktif)



  •



Kilo Watt Hour (kWh) Satuan energy listrik nyata (aktif)



  •



  •



kVA max-Meter Alat untuk mengukur pemakaian daya tertinggi dalam satuan kVA untuk kurun bulan dibagi dengan kVA tersambung waktu satu bulan, khusus bagi pelanggan B3, KVARh Kilo Volt Ampere Reactive Hour, satuan energy listrik semu (reaktif)







kVARh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif)



  •



kWh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik



•   •   •



kWh Meter Tarif Ganda kWh Meter yang mempunyai dua register, satu register untuk mengukur pemakaian energy pada WBP dan satu register lainnya untuk mengukur energy pada LWBP kWh Meter Tarif Tunggal kWh Meter yang mempunyai satu register untuk mengukur pemakaian energy LWBP Luar Waktu Beban Puncak ( Jam 22.00 – 18.00)







M/TR, TM, TT Tarif Multiguna yang diperuntukan bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan khusus, baik di Tegangan Rendah, Tegangan Menengah maupun Tegangan Tinggi



•   •



MVA Mega Volt Ampere (Sejuta Volt Ampere) Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) Pajak yang dibayar oleh semua pelanggan PLN, dan selanjutnya disetor ke kas Pemerintah Daerah



  Papan Hubungi Bagi (PHB) Bagian instalasi listrik milik pelanggan yang digunakan untuk membagi-bagikan aliran listrik   •



PB Penyambungan Baru







PD Penambahan Daya / Perubahan Daya







Pemutusan Rampung Penghentian untuk seterusnya penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan dengan mengambil sebagian atau seluruh peralatan untuk penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan



  •







Pemutusan Sementara Penghentian penyaluran tenaga listrik ke instalasi pelanggan untuk sementara (PJU) Penerangan untuk jalan dan prasarana umum yang dipasang secara resmi oleh pemda atau badan resmi lainnya dan mendapat pasokan tenaga listrik dari PLN secara legal



• Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Pemeriksaan oleh PLN terhadap instalasi PLN dan instalasi pelanggan dalam rangka penertiban pemakaian/pemanfaatan tenaga listrik • Potensial Transformator (Trafo Tegangan) Alat untuk menurunkan tegangan listrik yang diperlukan khusus bagi pengukuran energi listrik atau peralatan pengaman dan pengendah listrik lainnya • Saluran Masuk Pelayanan (SMP) Kabel milik PLN yang menghubungkan antara jaringan Tegangan Rendah dengan APP yang terpasang di rumah pelanggan •Sambungan Langsung Adalah sambungan JTL atau SL termasuk peralatannya sedemikian sehingga tenaga listrik disalurkan tanpa melalui APP •Sambungan Tenaga Listrik (STL) Penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatannya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antara JTL milik PLN dengan instalasi pelanggan



•Tagihan Listrik Perhitungan biaya atas pemakaian daya dan energi listrik oleh pelanggan setiap bulan •Tagihan Susulan Tagihan kemudian sebagai akibat adanya penyesuaian dengan ketentuan atau sebagai akibat adanya pelanggaran



•Tarif Dasar Listrik (TDL) Ketentuan pemerintah yang berlaku mengenai golongan tarif dan harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PLN •Tegangan Ekstra Tinggi (TET) Tegangan sistem diatas 245.000 Volt •Tegangan Menengah (TM ) Tegangan sistem diatas 1.000 Volt sampai dengan 35.000 Volt •Tegangan Rendah (TR) Tegangan sistem sampai dengan 1.000 Volt •Tegangan Tinggi (TT) Tegangan sistem diatas 35.000 Volt sampai dengan 245.000 Volt



•Titik Penyambungan Bersama Titik terdekat dengan pelanggan dimana tersambung juga pelanggan yang lain pada JTR atau JTM atau JTET •Waktu Beban Puncak (WBP) Waktu jam 18.00 sampai dengan jam 22.00 waktu setempat •Uang Muka Tagihan Listrik (UMTL) Penerimaan pembayaran untuk pemakaian daya dan energy listrik mendahului transaksi penyerahan daya dan energi berlangsung •Volt Ampere (VA) Satuan daya (daya buta) •Volt (V) Satuan Tegangan Listrik •Watt Satuan daya listrik nyata



BAB VIII : TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR SEBAGAI SALAH SATU PERALATAN LISTRIK YG PADA DASARNYA DALAM PENGOPERASIANYA MEMBUTUHKAN LEBIH SEDIKIT PEMELIHARAAN BILA DIBANDINGKAN PERALATAN YG LAINYA.



BESAR TINGKAT PEMELIHARAAN DAN PEMERIKSAAN TERGAN TUNG PADA SEBERAPA BESAR KAPASITAS DARI TRAFO TSB, TINGKAT PELAYANAN BEBAN, PENEMPATAN INSTALASI DLM SISTEM, TEMP RUANG, LINGKUNGAN DAN KONDISI OPERASI.



Transformator Distribusi Fase 3











Untuk transformator fase tiga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral langsung dihubungkan dengan tanah. Untuk konstruksi, peralatan transformator distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-1: 2007. Transformator gardu pasangan luar dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik. Sedangkan Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in premoulded.



Transformators Completely Self Protected (CSP)



Adalah transformator distribusi yang sudah dilengkapi dengan Pengaman Lebur (fuse) pada sisi primer dan LBS (Load Break Switch) pada sisi sekunder. Spesifikasi teknis transformator ini merujuk pada SPLN No 95: 1994 dan SPLN D3.002-1: 2007.



A. TRAFO & KOMPONENNYA  Fungsi Trafo :  Berfungsi mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah atau sebaliknya.  Prinsip kerjanya berdasarkan pada azas induksi.  Bagian-bagian / komponen-komponen Trafo :  Inti Besi (Kern).  Kumparan (Belilitan).  Sisi Primer dan Sisi Sekunder.  Minyak Trafo.  Body Trafo (Tangki).  Bushing Tap Changer, Silicagel Breater, dan lain-lain.  Netral sekunder trafo dan body (badan trafo), harus dibumikan.



B. PERSIAPAN PENGOPERASIAN TRAFO YANG DIPERLUKAN SEBELUM TRAFO DIOPERASIKAN ADALAH : 1. PEMERIKSAAN TAHANAN ISOLASI. 2. PEMASANGAN KABEL PADA BUSHING. 3. PEMERIKSAAN PADA BREATHER. 4. PEMERIKSAAN PADA TAP CHANGER.



PENGOPERASIAN TRANSFORMATOR YANG DIMADSUD DENGAN MENGOPERASIKAN TRAFO ADALAH SUATU LANGKAH DIMANA SUATU PERALATAN (PMT, CO, DLL) DIMASUKAN UNTUK MEMBERI TEGANGAN PADA TRAFO TSB DAN SELANJUTNYA DIBEBANI SESUAI KAPASITAS TRAFO TERSEBUT.



LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAANYA UNTUK MENGOPERASIKAN TRANSFORMATOR AGAR AMAN DAN TIDAK MENYALAHI PROSEDUR, MAKA HARUS DIPERHATIKAN HAL-HAL SBB:



1.



PETUNJUK DARI PLN (SPLN 17 DAN 17A :1979).



2.



PETUNJUK DARI PABRIKAN TRAFO



3.



PETUNJUK DARI SOP YANG TELAH DIBUAT.



C. PEMERIKSAAN TRANSFORMATOR HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PENERIMAAN DAN OPERASI TRANSFORMATOR



PEMERIKSAAN FISIK  PACKING TRANSFORMATOR, JIKA PACKING TERTUTUP APAKAH MASIH TERTUTUP BAIK.  PERIKSA ASSESORIS APAKAH SUDAH SESUAI DENGAN SYARAT KONTRAK.  PERIKSA NAME PLATE DAN SERTIFIKAT TRAFO APAKAH SUDAH SESUAI.  PERIKSA VOLUME MINYAK PADA GE LAS DUGA (OIL LEVEL), APAKAH TERDAPAT KEBOCORAN.



PEMERIKSAAN ELEKTRIK 1. PEMERIKSAAN TAHANAN ISOLASI KUMPARAN PRIMER DGN PRIMER KUMPARAN PRIMER DGN SKUNDER KUMPARAN PRIMER DGN BODI KUMPARAN SKUNDER DGN SKUNDER KUMPARAN SKUNDER DGN BODI KUMPARAN SKUNDER DGN NETRAL



:



2. PEMERIKSAAN TAP CHANGER PADA SETIAP POSISI 3. UNTUK TRANSFORMATOR 1 PHASA PERIKSA OPERATING MEKANIS PADA CB NYA



4. UNTUK TRANSFORMATOR YG TELAH LAMA TIDAK DIPAKAI ( + 1 TAHUN ) SEBELUM DI BERI TEG DIPERIKSAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK.



PEMERIKSAAN TEMBUS TEGANGAN MINYAK TRAFO MINYAK TRAFO BERGUNA UNTUK MENGISOLASI TEGANGAN ANTARA LILITAN DAN BESI, BODI & ANTARA BAGIAN – BAGIAN YANG BERTEGANGAN LAINYA.



MINYAK JUGA BERFUNSI UNTUK MEMINDAHKAN PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH BESI/CORE DAN LILITAN KE PERALATAN PENDINGIN.



MINYAK TRAFO HARUS MEMENUHI KARAKTERISTIK SBB: 1. HARUS MEMPUNYAI KEKUATAN ISOLASI (DIELEC TRIC STRENGTH) BESAR. 2. HARUS MEMPUNYAI EFEK PENDINGIN YANG BAIK ATAU KEKENTALAN YANG RENDAH. 3. HARUS SUDAH DIMURNIKAN DAN BEBAS DARI MATERIAL ISOLASI LAINYA. 4. HARUS BEBAS DARI MATERIAL SEPERTI UAP AIR, FIBER DLL. 5. TIDAK MUDAH MENGUAP.. MINYAK TRAFO LAMBAT LAUN AKAN MENGALAMI PENCEMARAN SESUAI DENGAN UMUR PAKAI-NYA.



PENYEBAB HAL TERSEBUT DIATAS ADALAH : PENYERAPAN UAP AIR DARI LUAR MATERIAL DARI LUAR YANG MASUK KEDALAM TANGKI. MINYAK AKAN BEROKSIDASI BILA BERHUBUNG LANGSUNG DGN UDARA DAN PROSESNYA AKAN MEMPERCEPAT DGN KENAIKAN TEMPERATUR, SEDANGKAN KONTAK DGN METAL DIDALAM TANGKI AKAN MENIMBULKAN PERCAMPURAN DGN LOGAM TEMBAGA, BESI DAN LARUTAN VERNIS.



LANGKAH UNTUK MENGHINDARI OKSIDASI TSB ADALAH : MENGHINDARKAN HUBUNGAN LANGSUNG MINYAK DENGAN UDARA. UNTUK ITU DIBUAT KONSERVATOR YG BERFUNGSI MENCEGAH KONTAK LANGSUNG ANTARA MINYAK YANG PANAS DALAM TANGKI DGN UDARA LUAR.



UAP AIR JUGA MENCEMARI MINYAK TRAFO, OLEH SEBAB ITU DI PASANG DEHYDRATING BREATHER YANG DIISI SILICA GEL. TANGKI YANG TERTUTUP RAPAT DAN DIISI DENGAN NITROGEN. TANGKI YANG TERTUTUP RAPAT DAN DIISI MINYAK SAMPAI PENUH.



D. STANDART PENGETESAN MINYAK TRAFO IEC.156  MINYAK BARU SEBELUM DIOLAH 30 Kv/2,5 mm  MINYAK YANG TELAH DIOLAH 50 Kv/2,5 mm  MINYAK YANG TELAH DIGUNAKAN 30 Kv/2,5 mm UNTUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK SEBAIKNYA 3 (TIGA) TAHUN PER TAMA SETELAH TRAFO DIOPERASIKAN DAN SETIAP TAHUN UNTUK TAHUN BERIKUTNYA.



S



PERALATAN PENGETESAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRAFO



E. PEMERIKSAAN : 1. OLI TRANSFORMATOR PEMERIKSAAN LEVEL MINYAK PEMERIKSAAN LEVEL MINYAK PERLU DILAKU KAN UNTUK MENGETAHUI APAKAH VOLUME MINYAK MASIH DALAM BATAS YANG DITENTU KAN, JIKA DITEMUKAN PERUBAHAN YG ABNORMAL SEBAGAI FUNGSI DARI TEMPERATUR, MAKA PERLU DITELITI UNTUK MENGETAHUI ADANYA KEBOCORAN PADA TANGKI. PEMERIKSAAN YANG SEKSAMA PERLU DILAKUKAN U/ MENJAMIN AGAR TRAFO SELALU BERADA DALAM KONDISI BAIK.



2. PEMERIKSAAN NOISE BILA DITEMUI NOISE ATAU BISING YANG ABNORMAL MAKA BERTANDA ADA GEJALA DINI DARI GANGGUAN ADA BEBERAPA HAL YG DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA NOISE : 1. RESONANSI DR TANGKI & RADIATOR YG DISEBABKAN OLEH PERUBAHAN FREKUENSI DARI POWER SOURE. 2. ADANYA CACAT MEKANIS PENJEPIT/PENAHAN BAGI AN DALAM TRAFO. 3. GANGGUAN ANTAR LAPISAN PADA CORE YANG DISE BABKAN KERUSAKAN PADA LAPISAN VARNIS ANTAR LAPISAN, DGN PENJEPIT ATAU BAUT-BAUT PENAHAN 4. PENJEPIT ATAU CLAMP CORE YANG KENDUR. 5. NOISE DARI BAGIAN-BAGIAN YANG SISTEM GROUND INGNYA KURANG BAIK, DPT TERJADI STATIC DIS CHARGER.



3. PEMERIKSAAN BAGIAN PENJEPIT DAN KATUP / VALVE



PADA SAAT PEMERIKSAAN DITEMUI BAGIAN PENJEPIT KURANG KENCANG, MAKA SEGERA DIKENCANGKAN. KARENA DAPAT BER-AKIBAT ADANYA LOCAL OVER HEATING YANG DAPAT MERUSAK ISOLASI TRAFO. MISAL :  TERMINAL BUSHING.  GROUNDING TRAFO.



PEMERIKSAAN ASSESORIS TRAFO



PEMERIKSAAN ASSESORIS TRAFO SANGAT PERLU DILAKUKAN KARENA UNTUK MENGETAHUI APAKAH MASIH BEKERJA DENGAN BAIK, SEHINGGA DAPAT MENCEGAH GANGGUANGANGGUAN SECARA DINI. ANTARA LAIN : 1. THERMOMETER OIL DOUBLE CONTACT. 2. THERMOMETER WINDING DOUBLE CONTACT. 3. BUCHOLZ RELAY. 4. BREATHER. 5. OIL LEVEL. 6. FAN / KIPAS ANGIN.



PEMERIKSAAN BAGIAN DALAM TRAFO PEMERIKSAAN BAGIAN DALAM DILAKUKAN SECARA BERKALA 7 (TUJUH) TAHUN SEKALI UNTUK TRAFO JENIS BIASA, DAN 13 (TIGA BELAS) TAHUN SEKALI UNTUK TRAFO YANG DIISI NITROGEN (NITROGEN SEAL TYPE).



PEMERIKSAAN DAPAT DIBAGI 3 TAHAPAN : 1. MENGURAS MINYAK SAMPAI BATAS WINDING, WINDING TETAP TERENDAM MINYAK. 2. MENGURAS SEMUA MINYAK DLM TANGKI DAN MEMERIKSA BAGIAN DALAM TRAFO. 3. ANGKAT BAGIAN DALAM (INNER) DARI TRAFO.



BAGIAN DALAM TRANSFORMATOR



PEMERIKSAAN WINDING



PERIKSA PADA MATERIAL / ISOLASI APAKAH ADA :  CACAT.  PERUBAHAN BENTUK.  RETAK / PECAH.  PENAHAN COIL ( KENDOR).  ENDAPAN PADA TANGKI (KOTORAN).  BERSIHKAN WINDING DENGAN MINYAK.



PEMERIKSAAN CORE / INTI BESI PEMERIKSAAN CORE SANGAT DIPERLUKAN KARENA DPT MEMPENGARUHI MINYAK TRAFO DAN ISOLASI. MISAL : 1. PADA CORE (BERKARAT). 2. ADANYA BEKAS DISCHARGER / HANGUS. 3. PERUBAHAN BENTUK. 4. KEADAAN ABNORMAL LAINYA TERMASUK : a. KONSTRUKSI PENAHAN / PENJEPIT. b. SISTEM GROUNDING.



PEMERIKSAAN LEAD WIRE DAN PENAHANNYA PERIKSALAH APAKAH METERIAL TSB : 1. TIDAK TERJADI CACAT. 2. KENDUR ATAU BAGIAN YG HAMPIR PUTUS. 3. MATERIAL ISOLASI



PEMERIKSAAN TAPE CHANGER PEMERIKSAAN PADA TAP CHANGER ANTARA LAIN: a. APAKAH ADA BEKAS DISCHANGER / HANGUS. b. APAKAH TIMBUL KARAT. c. KONTAK – KONTAK MEKANIS.



PEMERIKSAAN GARDU / LINGKUNGAN KARENA TEG TINGGI CENDERUNG MENGHISAP DEBU, MAKA DEBU AKAN MENENPEL PADA BUSHING TRAFO SISI TEG TINGGI. HAL INI SERING DIANGGAP SEPELE, TETAPI DAPAT BERAKIBAT FATAL YAITU MENGAKIBATKAN TURUNNYA TAHANAN ISOLASI PADA BUSHING TRAFO SEHINGGA MEMPERMUDAH DISCHARNGER.



F. ASSESORIES TRANSFORMATOR PADA TRANSFORMATOR DENGAN DAYA BESAR DIPERLENGKAPI DENGAN SISTEM PROTEKSI TRAFO, YAITU :



1. TERMOMETER OIL DOUBLE CONTACT. 2. TERMOMETER WINDING DOUBLE CONTACT. 3. BUCHHOLZ RELAY. 4. BREATHER (SILICA GEL). 5. OIL LEVEL. 6. FAN (KIPAS ANGIN).



RELAY BUCHOLZ BUCHHOLZ RELAY ADALAH SUATU PERALATAN UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN DALAM TRAFO. YAITU : SPARK OVER ANTARA BAGIAN – BAGIAN BER-ARUS ATAU BER-TEGANGAN. SPARK OVER ANTARA BAGIAN – BAGIAN BER7. -ARUS ATAU BER-TEGANGAN DENGAN INTI BESI. INTER TURN SHORT CIRCUIT. KEBOCORAN DARI TANGKI, RADIATOR DAN PIPA-PIPA. GANGGUAN YANG DISEBABKAN KARENA GAS. BUCHHOLZ RELAY PADA KEADAAN NORMAL KONTAK NYA TERBUKA DAN CARA KERJANYA ADALAH :



1. MEMBERI SINYAL PERINGATAN. KETIKA VOLUME KANDUNGAN GAS DALAM RANGKA NAIK SAMPAI BATAS TERTENTU ATAU KETIKA VOLUME OLI DALAM RANGKA MENURUN. 2. MEMBERI SINYAL TRIPPING. KETIKA VOLUME GAS NAIK ATAU VOLUME OLI TURUN TETAPI SEBELUM MENGIJINKAN GELEMBUNG-GELEM – BUNG GAS KELUAR DARI RANGKA DAN/ATAU KETIKA KECEPATAN ALIRAN OLI DARI TANGKI KE CONSERVATOR MELEBIHI 1m/sec.



BREATHER (SILICA GEL) BREATHER BERFUNSI SEBAGAI LUBANG PERNAPASAN TRANSFORMATOR UNTUK MENJAGA TEKANAN DALAM TANGKI. BREATHER DILENGKAPI DENGAN SILICA GEL UNTUK MENYERAP KANDUNGAN UAP AIR DALAM TRAFO.



SILICA GEL YANG MASIH BARU DAN BELUM PERNAH DIPAKAI AKAN BERWARNA BIRU KARENA MENGANDUNG COBALT CHLORIDE.



FAN (KIPAS ANGIN) PENGGUNAAN FAN UNTUK MEMBANTU PROSES PEN DINGINAN TRANSFORMATOR DAN UNTUK DESAIN TERTENTU FAN BERFUNSI UNTUK MENAIKAN KAPASITAS DAYA TRANSFORMATOR TERSEBUT, SEBAB PERLU DI DESAIN KHUSUS UNTUK BHUSING DAN TAP CHANGER NYA.



FAN DAPAT DIKERJAKAN SECARA MANUAL ATAU OTOMATIS DENGAN MENANBAHKAN TERMO START PADA TRAFO.



BAB IX. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K.3 )



Dasar Hukum. Sumber hukum yang paling mendasar tentang keselamatan kerja di Indonesia ialah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.



PERTIMBANGAN UU NO 1 1970 Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.



Pengertian. Keselamatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang mana dapat mengakibatkan kerugian, baik jiwa/raga dan atau harta. Sedangkan kesehatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi sakit akibat melaksanakan kerja. PENGERTIAN TEMPAT KERJA



Tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan Dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.



1.



B. SYARAT – SYARAT TEMPAT KERJA Mencegah dan mengurangi kecelakaan



2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan 4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan 6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja 7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran 8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi, dan penularan. 9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai



10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup 12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban 13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya 14. Mengamankan dan memperalancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang 15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan 16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang 17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi



Tujuan Keselamatan & Kesehatan Kerja (KKK). Tujuan KKK adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai : Suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman. Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan Meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tenaga kerja.



Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja . Sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 12, Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :



Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja.



Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentuakan lain oleh Pegawai Pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.



C. KECELAKAAN KERJA. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja, dan kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Sedangkan kecelakaan dinas ialah kecelakaan yang terjadi karena hubungan kerja, baik karena pekerjaan langsung ataupun dalam perjalanan menuju tempat kerja sampai kembali ke rumah melalui jalan normal.



Proses Kecelakaan. Kecelakaan ialah suatu insiden yang terjadi karena adanya bahaya dan dapat mengakibatkan kerugian berupa jiwa/raga, harta, dan ataupun efisiensi perusahaan



Bekerja Pada Bebas Tegangan. Perhatikan perlengkapanTempat kerja telah dinyatakan aman oleh Pengawas Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan Bila ada sirkuit ganda : pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkuit masing-masing kawat harus dibumikan pada kedua ujungnya tempat yang berdekatan dengan yang dikerjakan Harus ada penanggungjawab / pengawas penuh pada sirkuit tersebut Pekerjaan boleh dimulai bila semua persyaratan tersebut atas telah dipenuhi



Bekerja Pada Keadaan Bertegangan Memiliki ijin kerja dari yang berwenang sesuai kompetensinya. Minimum harus 2 (dua) orang ( 1 pengaawas, 1 pekerja). Pekerja dalam keadaan sadar, tidak mengantuk, tidak mabuk Pekerja berdiri di tempat yang berisolasi Pekerja menggunakan alat pengaman diri dan peralatan kerja utama yang diwajibkan Semua peralatan harus telah diperiksa setiap kali mau dipakai sesuai petunjuk yang diberikan Cuaca harus baik, tidak mendung, tidak hujan.



Dilarang menyentuh peralatan listrik bertegangan dengan telanjang Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di ruang dengan bahaya kebakaran, ruang lembab, ruang sangat panas.



Bekerja di dekat instalasi bertegangan : Harus tahu jarak minimum aman dari perlengkapan bertegangan Perlengkapan yang digunakan bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan, selain harus dibumikan Tidak menggunakan peralatan yang panjang, tali dari logam, tangga yang diperkuat dengan logam. Jika jarak tidak aman, harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi.



Tegangan sentuh maksimum yang dapat ditahan manusia : Tegangan Sentuh ( V efektif )



Waktu maksimum ( detik )



50 75 90 110 150 220 280



5 1 0,5 0,2 0,1 0,05 0,03



Keterangan



Korelasi antara daya tahan terhadap arus dan waktu Tegangan Sentuh ( V efektif )



Waktu Maks. ( detik )



10  20 20  40 60  80 100



10 2 0,2 0,1



Keterangan



Kepekaan terhadap kejutan listrik secara kontinyu



Besar Arus ( mA ) 0,7 0,7  2 28



Akibat arus melalui jantung melalui lintasan tangan ke kaki Tidak terlihat sesuatu akibat Terasa getaran System syaraf terpengaruh, sangat sakit



8  20



System syaraf terpengaruh. Tidak sanggup melepaskan pegangan, karena pengerutan atau kontraksi otot-otot



20  50



System syaraf terpengaruh. Otot kerongkongan dipaksa mengkerut . Paru-paru kirim udara secara tidak normal. Tidak mampu melepaskan pegaangan



Jarak Aman Daerah Bertegangan. Jarak lendutan penghantar udara ke tanah, minimum :



No 1 2 3



Lokasi pemasangan



Penghantar udara telanjang



Penghantar udara berisolasi



5 meter 5 meter 5 meter



5 meter 4 meter 3 meter



Jalan umum Bukan jalan umum Halaman rumah



Jarak bebas (minimum) antara SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain



No



Lokasi



SUTT 66 kV (m)



150 kV (m)



SUTET 500 kV Sirkit ganda (m)



Sirkit tunggal (m)



Tiga macam Alat Keselamatan Kerja. Terpasang tetap pada peralatan. Kap pelindung benda berputar Batas pengaman daerah Untuk dipakai pekerja Alat pelindung batok kepala Alat pelindung muka dan mata Alat pelindung badan Alat pelindung anggota badan (lengan dan kaki) Alat pelindung pernapasan



D. Alat Keselamatan Kerja & Penggunaannya. No



Alat Keselamatan Kerja



1



Topi keselamatan



2



Kap las tangan



3



Kap las kepala



4 5 6



Kap las kepala dengan topi Pelindung muka Pelindung mata



7



Kacamata las



8 9



Kacamata warna bening Kacamata karet



10



Pelindung mata kedok (yang dibuka)



Kegunaan / Pemakaiannya Melindungi batok kepala terhadap tertumbuk/ kejatuhan benda dari atas Melindungi muka dan mata waktu mengelas listrik Melindungi muka dan mata waktu mengelas listrik Melindungi muka, mata dan batok kepala waktu mengelas listrik Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan kimia Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan kimia Mengelas dengan las karbit/asitilin Mengecat, membelah, menotok beton, dsb Bekerja dengan debu Mengasah, menetak (terutama) bagi yang berkacamata



11 12 13



Pelapis dada dari kulit Pelapis dada karet hitam Pelapis dada karet putih



a. Mengelas karbid dan listrik b. Menempa, menuang, kerja hangat lainnya Bekerja dengan ramuan kimia a. Bekerja di instalasi TEL b. Membersihkan tangki-tangki bensin yang mengandung TEL



14 15 16



Sarung tangan asbes Sarung tangan kain Sarung tangan utk kerja



17 18 19



Sarung tangan Sarung tangan utk tukang listrik Sarung tangan karet (plastic)



20



Pelindung lengan



Kerja panas, tuang, membengkokkan pipa, tukang api, buka tutup kran uap. Kerja ringan : mematri, mengecat, menyemprot, dsb a. Kerja konstruksi yang ringan b. Kerja pengangkutan yang ringan c. Membuka keran uap Mengelas listrik dan gas karbid Bekerja pada hubungan listrik a. Bekerja dengan ramuan kimia b. Bekerja dengan gemuk-gemuk kotor Mengelas listrik, karbid



21



Sepatu karet panjang hitam



22 23



Sepatu keselamatan Sepatu karet panjang hitam sampai paha Pelindung kaki dari kulit



24



a. Bahan kimia (asam garam, asam belerang, dsb) b. Komponen minyak kasar (bensin, minyak, gas) c. Kerja tanah dan kerja kotor lainnya Pelindung jari kaki dari tertumbuk benda berat/ jatuh. Pekerjaan tanah Mengelas listrik, karbid, menempa dan untuk pekerjaan tuang-menuang



25 Tali pinggang 26 keselamatan Jaring keselamatan



Untuk bekerja diketinggian  2,5 meter Dipakai dimana tidak memungkinkan pakai tali pinggang keselamatan



27 Sumbat telinga (ear Untuk mengurangi suara masuk telinga plug) 28 Tutup telinga (ear muff) Untuk mengurangi suara yang bernada tinggi atau keras 29 Schakel stock 30 Tester 31 Klem hubungan tanah



Untuk memasukkan “pemisah”, dilengkapi untuk chek tegangan menengah (TM). Untuk mengetahui adanya tegangan rendah Untuk menbumikan jaringan, trafo generator



F. PERKAKAS KERJA KONSTRUKSI JARING DISTRIBUSI  Pekerjaan stringing : 



Drum Jack, Cable Roller, Stringing Vice, Pulling Grip, Compression Tool, Chain Block, Wich Machine/ Engine, Dynamo Meter, Sikat Baja, dan lain-lain.



 Penggelaran Kabel Tanah :  Chain Block, Compression Tool, Megger, Multi Meter, Drum Jack, Cable Roller, Pulling Grip, dan lain-lain.



 Pemasangan Trafo :  Winch machine/ Engine, Compresson Tool, Megger, Multi Meter, Bor : Tanah, Sikat Baja, Earth Resistance Meter, dan lain-lain.



 Handling :  Kabel dan Konduktor : Chain Block dan Manila Rope.  



Trafo : Chain Block dan Manila Rope. Isolator/Arrester/FCO : Karung Goni dan Kain Lap.



DAFTAR PUSTAKA • 1. Buku Panduan PT PLN (Persero) Udiklat • 2. Standard Nasional Indonesia (SNI) • 3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) • 4. Standard Kontruksi PT PLN (Persero) Wilayah Aceh • 5. Standarisasi Panduan Pabrikan • 6. Literatur Umum tentang Kelistrikan