BAHAN DAN ALAT TANGKAP Kls XII PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

bahan dan alat tangkap BIDANG KEAHLIAN kemaritiman PROGRAM KEAHLIAN pelayaran kapal penangkap ikan KOMPETENSI KEAHLIAN:



nautika kapal penangkap ikan



JILID 2 asrofi



Pengarah: Direktur Pembinaan SMK Kepala Sub Direktorat Kurikulum Kepala Seksi Penilaian Kepala Seksi Pembelajaran Penulis: Asrofi Pengendali Mutu: Winih Wicaksono Penyunting: Rais Setiawan Editor: Mahendra Dimas Kusuma Putra Desain Sampul: Sonny Rasdianto Layout/Editing: Reza Zizi Nurlatifah Penyelaras Akhir: Tri Wahyuni



ii



Kata Pengantar Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian. Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3) Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut. Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam proses belajar di SMK.



iii



Indonesia memiliki sumber daya perairan yang melimpah. Dengan luas lautan 2/3 dari total luas wilayah, negeri ini merupakan area penangkapan ikan yang berpotensi. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia mempengaruhi karakteristik hasil perikanan. Hasil perikanan Indonesia mempunyai keragaman jenis ikan yang banyak tetapi tidak tidak begitu melimpah dalam jumlah. Hal ini merupakan tantangan kita sekaligus peluang. Begitu beragamnya jenis ikan yang ada di lautan kita menjadikan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha penangkapan ikan dengan selalu melakukan peningkatan dalam hal alat penangkap ikan yang efektif dan efisiensi supaya dapat memanfaatkannya secara optimal. Pengetahuan tentang pemilihan bahan alat penangkap ikan merupakan salah satu faktor yang mendukung terciptanya alat penangkap ikan yang efektif dan efisien. Kemajuan dalam produksi serat sintetis dewasa ini memberikan dukungan yang sangat signifikan terhadap ketersediaan bahan alat penangkap ikan yang sesuai dan memberikan banyak pilihan



sehingga dapat menghasilkan alat tangkap dengan biaya yang relatif ekonomis dengan usia pakai yang relatif panjang. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas pelaku usaha penangkapan ikan. Untuk memberikan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa SMK maka perlu kiranya disusun bahan ajar berupa buku teks tentang Bahan dan Alat Tangkap. Buku ini berisi tentang bahan dan alat tangkap mulai dari pengetahuan jenis bahan, sifat-sifat bahan alat penangkap ikan, syaratsyarat bahan alat penangkap ikan, pengetahuan tali temali dan cara menjurai untuk membuat webbing sebagai bahan pembuatan alat penangkapn ikan berbahan jaring.



Yogyakarta,



2019



Asrofi



iv



DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI BAB I JENIS-JENIS BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN A. JENIS-JENIS BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN B. BAHAN SERAT BAB II SIFAT BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN A. SIFAT BAHAN SERAT ALAMI B. SIFAT BAHAN SERAT SINTETIS/BUATAN BAB III PEMILIHAN BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN A. PEMILIHAN BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN B. PELAMPUNG C. BADAN ALAT TANGKAP D. PEMBERAT BAB IV SISTEM PENOMORAN BENANG A. KONSTRUKSI BENANG DAN TALI B. SISTEM PENOMORAN C. PENOMORAN NETTING TWINE D. KONVERSI BAB V TALI TEMALI A. TALI TEMALI B. SIMPUL DAN SOSOK C. SPLICING BAB VI MENJURAI A. MEMBUAT JARING B. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN C. BENTUK SIMPUL D. CARA MENJURAI GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BIODATA PENULIS



v



BAB i JENIS-JENIS BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN Setelah selesai pembelajaran materi tentang Teknik Kerja Bubut (Lathe) siswa dapat: 1. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu mengidentifikasi jenis bahan alat penangkap ikan dari serat alami dengan benar. 2. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu mengidentifikasi jenis bahan alat penangkap ikan dari serat buatan dengan benar. 3. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan jenis bahan alat penangkap ikan dari serat alami dengan benar. 4. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan jenis bahan alat penangkap ikan dari serat buatan dengan benar.



JENIS-JENIS BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN Mencakup



Serat Buatan/Sintetis



Serat Alami Terdiri atas



Serat dari tumbuhan Serat dari hewan Serat dari mineral



Serat alami Serat buatan/sintetis Serat tumbuhan



Serat polimer alami Serat polimer buatan/sintetis



Serat hewan Serat mineral Polimer alami



Polimer buatan/sintetis



1



bahan dan alat tangkap



PENDAHULUAN



diperlukan pengetahuan tentang bahan alat penangkap ikan yang baik. Pada dasarnya ada dua pengertian umum yang tercakup dalam kalimat “bahan/alat penangkapan ikan”, yaitu pengertian tentang alat-alat penangkapan ikan (fishing gear) dan bahan yang dipergunakan untuk pembuatan alat-alat penangkapan ikan tersebut (fishing gear material). 1. Bahan alat penangkapan ikan (fishing gear material) adalah segala macam bahan yang d i p e r g u n a k a n u n t u k membentuk suatu k e s a t u a n a l a t penangkapan ikan. 2. Alat penangkapan ikan (fishing gear) adalah s e g a l a m a c a m a l a t y a n g dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan termasuk alat-alat tangkap kapal dan alat-alat bantu yang diperlukan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan/alat penangkapan ikan adalah segala macam bahan/alat yang dipergunakan untuk menangkap ikan di perairan. Pada buku ini akan lebih dijuruskan kepada masalah-masalah yang berhubungan dengan bahan alat penangkapannya saja (fishing gear material), terutama bahan yang berbentuk serat. Bahan bentuk serat merupakan bahan utama dari alat penangkapan ikan yang bahan utamanya terdiri dari lembaran- lembaran jaring/webbing. Beberapa alat penangkapan ikan yang bahan utamanya terdiri dari lembaran jaring antara lain gill net lampara, purse seine dan sebagainya.



Cita-cita negara menuju masyarakat yang adil dan makmur, yaitu “terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional”. Khusus di bidang kelautan dan perikanan, salah satu prioritas yang harus dilakukan adalah “mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal dan berkelanjutan”. Terlihat bahwa program industrialisasi perikanan masih relevan hingga saat ini sehingga dalam konsep Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI), industri merupakan salah satu dari 8 program utama yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, periwisata, telematika, dan pengembangan kawasan strategis (Anonim, 2011). Ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang kaya akan gizi. Ikan mempunyai banyak kelebihan dibanding hewan darat lainnya. Di antaranya ikan mengandung sekitar 20% protein yang tersusun oleh asam-asam amino essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit jaringan pengikat (tendon), selain itu ikan juga mengandung asam lemak tak jenuh dan kadar kolesterolnya rendah sehingga baik untuk kesahatan. Sumber daya ikan merupakan salah satu potensi yang dihasilkan dari laut, yaitu salah satu produk tangkapan nelayan dari laut yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. A. JENIS-JENIS BAHAN ALAT PENANGKAP Indonesia merupakan negara kepulauan IKAN dengan sebagian besar wilayahnya berupa Bahan yang umum digunakan dalam lautan. Untuk memanfaatkan potensi pembuatan alat tangkap ikan meliputi sumberdaya ikan diperlukan suatu alat yaitu bahan berupa tali atau serat yang sering alat penangkap ikan. Pengetahuan mengenai disebut sebagai bahan tekstil. Bahan yang alat penangkap ikan sangat diperlukan untuk digunakan dalam pembuatan alat tangkap mendukung pemanfaatan sumber daya ikan ikan yang bukan berbentuk serat sering dilaut secara optimal. Salah satu pendukung disebut sebagai bahan non serat atau non terciptanya alat penangakp ikan yang baik tekstil. Pada umumnya dalam pembuatan



2



bahan dan alat tangkap



alat penangkap ikan kedua bahan tersebut selalu bersama-sama digunakan hanya besar kecilnya perbandingan penggunaan bahan tersebut tergantung dari jenis alat yang akan dibuat. Biasanya bahan tersebut saling melengkapi satu sama lainnya. Pada pembuatan alat tangkap ikan berupa payang, trawl, gillnet, lampara dan sebagainya, bahan tekstil prosentase penggunaannya lebih banyak. Sedangkan dalam pembuatan alat tangkap berupa bubu, bagan, dan sebagainya bahan non tekstil lebih besar prosentase penggunaannya dari pada bahan tekstil. Bahan tekstil dalam pembuatan alat penangkap ikan berupa bubu, bagan dan sebagainya hanya digunakan sebagai pelengkap saja.



Terhadap pembusukan serat alami ini sangat rentan. Pembusukan terjadi akibat oleh aktivitas mikro organisme khususnya bakteri. Pembusukan terjadi pada proses dekomposisi bahan organik dimulai. Bahan organik yang mati akan terurai menjadi bahan-bahan penyusunnya yang merupakan media tumbuh yang baik bagi bakteri. Hal inilah yang menyebabkan pembusukan pada tali yang terbuat dari serat alami, yang akan mengakibatkan kerapuhan tali sehingga tali akan mudah putus. Hal ini mengakibatkan umur pakai alat tangkap menjadi pendek atau tidak lama yang akan mengakibatkan bertambahnya biaya operasional usaha penangkapan ikan. a. Serat Nabati/Tumbuhan Bagian-bagian tumbuhan yang biasanya dihasilkan bahan serat misalnya, bagian buah, biji, batang, dan daun. Bahan serat yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut sebagai vegetable fiber umumnya terdiri dari selulosa. Contoh serat yang tergolong dalam serat tumbuhan antara lain katun, linen, yute, rami, kapuk, hemp, agave dan lain-lain. Serat alami dari tumbuhan biasanya didapatkan pada bagian biji, kulit, batang dan daun. 1) Serat yang berasal dari biji-bijian Serat yang berasal dari bijibijian biasanya berasal dari pembungkus biji, contohnya pada kapas dan kapuk. Serat-serat pembungkus biji dijadikan benang dengan cara dipintal. Serat-serat pembungkus biji dipintal dalam ukuran kecil menjadi benang (yarn), kemudian dipintal untuk menjadi strand. Beberapa strand dipintal lagi menjadi tali (rope). Serat yang



B. BAHAN SERAT Bahan serat sering disebut sebagai bahan tekstil dalam pembuatan alat penangkap ikan. Bahan serat tersebar dipasaran dengan berbagai merek dagang, tetapi tidak semua bahan serat ini efektif untuk dipergunakan dalam pembuatan alat penangkap ikan. Bahan serat dilihat dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan serat yang berasal dari serat alami dan bahan serat yang terbuat dari serat buatan atau sintetis. 1. Serat Alami Serat alami merupakan serat yang terbuat dari bahan yang berasal dari bahan alami yang tidak atau tanpa melalui proses kimia atau transformasi. Bahan serat ini dapat berasal dari bagian-bagian tumbuhan, hewan dan mineral. Serat alami ini memiliki sifat yang menyerap air dan rentan terhadap pembusukan. Sifat menyerap cairan dari serat alami ini kurang disukai, namun dapat dimanfaatkan sebagai penyimpan bahan pengawet atau bahan anti karat pada kawat baja.



3



bahan dan alat tangkap



berasal dari biji-bijian memiliki kekuatan putus yang lebih besar dibanding dengan serat tumbuhan lainnya. a) Kapas Kapas berasal dari serat pembungkus biji kapas (gossypium spp), memiliki sifat lembut. Serat kapas dipilin menjadi benang yang biasanya digunakan untuk membuat kain katun.



2) Serat yang berasal dari daun Merupakan serat yang dikumpulkan dari bagian daun dari tumbuhan. Tumbuhan yang serat daunnya dapat dimanfaatkan antara lain pandan, sisal dan agave.



Gambar 1.3 Pohon Pandan Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/ Berkas:Starr_0402090100_Pandanus_tectorius.jpg



Gambar 1.1 Ladang kapas Sumber:https://internasional.kompas. com/read/2018/11/28/13125031/petani-texaskena-kanker-puluhan-tetangganya-bantu-panen-kapas



b) Kapuk Kapuk merupakan serat pembungkus biji dari buah kapuk atau buah dari pohon randu yang dikenal di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Buah kapuk berisi biji yang diselimuti oleh serat-serat halus berwana putih kekuningan, memiliki sifat seratnya sangat ringan, memiliki daya apung yang besar, mampu mengembang dengan sendirinya, mudah terbakar dan menyerap air.



Gambar 1.4 Pohon Agave atau pohon Sisal(Sumber: https:// id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Agave_tequilana_2.jpg)



3) Serat yang berasal dari batang / kulit batang Merupakan serat yang diperoleh dari kulit luar dari batang tumbuhan. Serat dari bagian kulit luar dari batang tumbuhan ini dapat digunakan sebagai bahan yarn maupun kertas karena memiliki tensile strength yang tinggi (Ardidja 2010).Contoh serat dari kulit batang tumbuhan antara lain jute, kenaf, hemp, ramie, rattan, termasuk serat dari pohon pisang.



Gambar 1.2 Pohon Kapuk Sumber:https://peluangusaha.kontan.co.id/news/ lebih-maksimal-dibudidayakan-di-lahan-kering-2



4



bahan dan alat tangkap



b. Serat Hewani/ Berasal Dari Hewan Serat hewani (animal fibre) sebagian besar terdiri dari protein, yang secara langsung dapat digunakan. Contoh serat yang berasal dari hewan antara lain sutra dan wool. Serat yang berasal dari hewan biasanya berasal dari bulu. Serat hewani diproses secara manual yakni dipintal dengan alat-alat konvensional untuk membentuk yarn, kemudian dipintal menjadi rope (tali). 1) Sutra Sutra merupakan serat yang berasal dari protein alami dari hewan. Sutra diperoleh dari kepompong ulat sutera, serat sutra merupakan serat yang memiliki kekuatan putus yang tinggi di antara serat yang berasal dari hewan. Walaupun sangat kuat serat sutera ini tetapi merupakan bahan yang tergolong mahal untuk bahan alat penangkap ikan.



Gambar 1.5 Pohon Yute Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Yute_jawa



4) Serat yang berasal dari buah Serat ini merupakan serat yang berasal dari buah-buahan dari tumbuhan. Contoh serat yang berasal dari buah-buahan yaitu serabut kelapa. Serat yang berasal dari buah-buahan umumnya memiliki densitas yang tinggi dan mampu menahan gesekan mekanik (Ardidja 2010).



Gambar 1.7 Serat Sutera dan kepompong Sumber: https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ 8villages/0831af09-b62e-4954-aa83-377d0ac43797-mobile.jpg



Gambar 1.6 Sabut kelapa Sumber:https://www.kompasiana.com/isnawibawa/5a9eadc 8cf01b40b8f042b42/membuat-pupuk-organik-dari-sabut-kelapa



5) Serat yang berasal dari pohon Serat ini merupakan serat yang diperoleh dari kulit atau batang dari tumbuhan. Tumbuhan yang umumnya dapat diambil serat dari kulit atau batangnya antara lain bambu, jerami padi, jerami gandum, pohon pisang, pohon waru dan lainlain. Penggunaan serat bambu masih banyak digunakan dalam penangkapan ikan, misalnya untuk pengikat rangkaian bagan tancap, sero, tali rumpon dan perangkap ikan.



2) Wool Wool merupakan serat yang berasal dari bulu hewan, terutama biri-biri.



Gambar 1.8 Serat wool (Sumber:https://www.landmark. com.au/sites/default/files/styles/image_1200x_/public/ 2018-07/images/Wyvern_223.JPG?itok=_7P8r2nB)



5



bahan dan alat tangkap



c. Serat berasal dari mineral Serat mineral terbentuk secara alami, baik sebagai serat maupun bentukan dari mineral. Serat mineral menurut Supardi Ardidja (2010), dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) Serat Asbestos Merupakan serat mineral yang terbentuk secara alami, jenisnya adalah serpentine, amphiboles, crocidolite, tremolite, actinolite dan anthrophyllite.



bentuk dasar, yaitu, continuous filaments, staple fibre, monofilament dan split fibre (Ardidja 2010). Menurut Sadhori (1983), serat buatan atau serat sintetis dalam pembuatannya merupakan rangkaian proses polimerisasi, maka serat-serat tersebut merupakan polimer-polimer. Dilihat dari bahan baku yang dipergunakan dalam proses polimerisasi ini, polimer-polimer sebagai bahan jadi dalam rangkaian ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu natural polimer dan sintetis polimer. a. Natural Polimer Merupakan hasil proses polimerisasi yang bahannya dari selulose atau protein yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Dalam pembuatan alat tangkap serat dari jenis polimer ini jarang dipakai karena memiliki sifat hampir sama dengan serat-serat alam biasa, tetapi harganya relatif lebih mahal. Beberapa contoh serat dari natural polimer antara lain yang berasal dari kayu dan bambu (viscose, rayon acetat), yang berasal dari protein tumbuhan (alginosa, ardil, azlon), dan yang berasal dari protein hewan (lanital, fibralon, wipolan). b. Sintetis polimer Merupakan hasil dari polimerisasi dari bahan dasar yang berasal dari batubara, minyak bumi dan sebagainya. Disebut sintetis polimer karena memang sebelumnya polimerpolimer tersebut belum ada sebelum melalui serangkaian proses kimia, sedangkan pada natural polimer sudah ada sebelum serangkaian proses kimia. Dalam pembuatan alat tangkap serat-serat dari sintetis polimer banyak digunakan sebagai bahan pengganti serat-serat alam, karena sifat yang dimilikinya lebih menguntungkan dibanding dengan serat alami maupun serat yang berasal



Gambar 1.9 Serat Asbestos (Sumber: http://inaban.org/ wp-content/uploads/2018/01/Chrysotile-Asbestos.jpg



2) Serat Keramik Yang tergolong serat ini antara lain glass fibers, alluminium oxide, silicon carbide dan boron carbide. 3) Serat logam/metal Termasuk golongan serat logam adalah aluminium fibers. 2. Serat Sintetis/Serat Buatan Serat buatan dikenal dengan istilah serat sintetis. Serat ini diperoleh dengan melibatkan suatu proses kimia di mana elemen-elemen kimia atau substansi dasar digabung melalui suatu proses yang rumit sehingga terbentuk produk akhir yang betul-betul baru dengan penggunaan yang baru pula. Serat buatan secara sintetis terbuat dari bahan dasar phenol, benzene, acetylene, prussic acid, chlorine, sehingga disebut sebagai serat sintetis atau syntetis fibre. Berbeda dengan serat-serat buatan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang kompleks seperti selulose dan protein yang ditransformasikan menjadi serat. Serat buatan umumnya dibuat dalam empat



6



bahan dan alat tangkap



dari natural polimer. Serat-serat dari sintetis polimer memiliki keunggulan dibanding dengan serat-serat alami maupun dari serat natural polimer terutama dalam hal daya tahan terhadap pembusukan atau pelapukan, kekenyalan, daya lentur dan sebagainya. Bebarapa nama produk serat sintetis yang sering digunakan untuk bahan pembuatan alat tangkap: 1) Polyamide (PA) Diproduksi dalam dua bentuk yaitu polyamide continous filament dan polyamide monofilament. Untuk twine dan rope polyamide yang umum digunakan berukuran 0.66 hingga 2.22 tex. Untuk ukuran 0.66 tex artinya setiap panjang 100 meter serat polyamide memiliki berat 0.66 gram. Polyamide monofilament memiliki diameter serat antara 0.1 mm hingga 5 mm. Pada umumnya serat polyamide monofilament dipintal menjadi yarn dan juga dapat langsung menjadi strand yang kemudian dipintal menjadi rope. Polyamide monofilament sering digunakan sebagai bahan webbing untuk gill net, trammel net dan untuk senar pancing (long line, pole and line, trolling dan hand line). Polyamide (PA) memiliki sifat fisik kekuatan dan daya tahan terhadap gesekan baik, kemuluran dan kelenturan sangat baik dan tenggelam di dalam air densitas 1.14 gram/cm3 (Sadhori 1983). Nama–nama dagang serat polyamide (PA) antara lain amilan, enkalon, lilion, relon, anid, anzalon, caprolan, dederan, forlion, kapron, kenlon, knoxlock, nailon, nylon, perlon, platil, roblon, siton, stilon dan nailonsix (Ardidja 2010).



2) Polyester (PES) Polyester (PES) memiliki ukuran hampir sama dengan polyamide (PA), beberapa ada yang lebih kecil dari 0.6 tex. Serat polyester (PES) diproduksi dalam bentuk continous fiber dan staple fiber. Polyester pada umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Serat polyester (PES) memiliki sifat-sifat fisik tenggelam di dalam air dengan densitas 1.38 gram/cm3, memiliki kekuatan sangat baik, memiliki kelenturan yang baik tetapi kurang lentur (Sadhori 1983). Nama–nama dagang serat polyester (PES) antara lain dacron, diolen, grilen, grisuten, tergal, terital, terlenka, tetoron, terylene dan trevira (Ardidja 2010). 3) Polypropylene (PP) Terdiri dari polypropylene continous (multifilament) filament, polypropylene monofilament, polypropylene staple fiber dan polypropylene fibrillated films tape. Polypropylene continuous hampir sama dengan polyamide dan polyester karena memiliki ukuran serat 0.22 hingga 1.67 tex. Dalam proses produksi polypropylene continuous membutuhkan mesin yang lebih komplek sehingga mempengaruhi harga dari polypropylene continuous relatif lebih mahal. Polypropylene monofilament berbentuk serat tunggal dengan diameter 0.2 mm sampai 0.4 mm, pada umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Polypropylene staple fiber umumnya berbentuk serat yang mirip dengan serat alami yang digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Serat ini berukuran pendek berasal 7



bahan dan alat tangkap



dari pemotongan serat polypropylene monofilament berukuran panjang sekitar 0.9 m sampai 1.1 m, dengan diameter kurang lebih 0.11 mm dan memiliki ukuran kurang lebih 11 tex (100 denier). Serat ini dapat digabung dengan serat sisal tetapi karena permukaan serat bersifat kasar dan berbulu sehingga tidak digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan. Polypropylene fibrillated films tape yang juga dikenal sebagai polypropylene split fiber, berbentuk seperti pita dengan berbagai ukuran dengan lebar antara 20 mm sampai 40 mm, ketebalan 0.06 mm sampai 0.1 mm dan fineness antara 1.600 tex sampai 2.700 tex. Polypropylene juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut: akvalex PP, courlene PY, danaflex, drylene 6, hostalen PP, merakhlon, multiflex, nufil, prolene, propylon, ribofil, trofil P, ulstron, velon P, vestolen P (Ardidja 2010). Menurut Sadhori (1983), sifat fisik polypropylene (PP) terapung di dalam air (densitas 0.91-0.92 gr/cm3), memiliki kekuatan baik, ketahanan gesekan baik. 4) Polyethylene (PE) Umumnya diproduksi dalam bentuk monofilament dengan ukuran diameter 0.2 mm sampai dengan 0.4 mm dengan densitas 0,96 gr/cm3. Polyethylene memiliki sifat fisik yang ringan, terapung didalam air, tingkat kekenyalan tinggi dan permukaannya halus. Serat ini banyak digunakan sebagai bahan pembuatan rope dan webbing trawl dasar. P o ly e t hy l e n e j u g a d i k e n a l dengan nama akvalex, cervil, corfiplaste, courlene, drylene 3,



etylon, hiralon,hi-zex, hostalen G, laveten, levilene, marlin PE, norfil. 5) Polyvinyl alcohol (PVA) Polyvinyl alcohol pada umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan webbing untuk purse seine dan rope untuk long line. Dengan densitas 1.30 gr/cm3 polyvinyl alcohol memiliki sifat yang tenggelam di dalam air, selain itu juga memiliki kelenturan yang baik dan daya tahan terhadap gesekan juga baik. Sehingga dengan sifat tersebut digabungkan dengan bahan lain untuk membentuk rope dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan. PVA juga dikenal dengan nama cremona, kanebian, kuralon, kuremona, manryo, newlon, trawlon, dan vinylon (Ardidja 2010). 6) Polyvinyl chloride (PVC) Polyvinyl chloride (PVC) memiliki densitas 1.35 gr/cm3 sehingga bersifat tenggelam di dalam air. Polyvinyl chloride memiliki sifat fisik yang relatif lebih kaku sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan paralon atau pipa air dan pelindung kabel listrik. Polyvinyl chloride juga dikenal dengan nama envilon, fibravyl, dan rhovil (Ardidja 2010). 7) Saran Saran merupakan nama dari beberapa polymer yang terbuat dari PVDC (polyvinyliden chloride) bersama dengan monomer. Memiliki densitas 1,213 gr/cm3 sehingga memiliki sifat tenggelam dalam air, saran juga memiliki sifat tidak menyerap air. Dalam alat penangkap ikan saran digunakan sebagai webbing pemberat pada entangle net (Ardidja 2010).



8



bahan dan alat tangkap



SONAR



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis-jenis bahan alat penangkap ikan kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang jenis-jenis bahan penangkap ikan tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang jenis-jenis bahan alat penangkap ikan adalah sebagai berikut:



Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sonar



Sonar (singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa perang dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sonar merupakan sistem yang http://perikanan38.blogspot.com/2018/05/Serat-alami-tumbuhan.html menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah 1. Bahan alat penangkapan ikan (fishing gear permukaan dan kemudian menunggu untuk material) adalah segala macam bahan yang gelombang pantulan (echo). Data suara dipergunakan untuk membentuk suatu dipancar ulang ke operator melalui pengeras kesatuan alat penangkapan ikan. suara atau ditayangkan pada monitor. Sejauh 2. Bahan serat dilihat dari asalnya dapat ini sonar telah luas digunakan untuk dibedakan menjadi dua, yaitu bahan serat mendeteksi kapal selam dan ranjau, yang berasal dari serat alami dan bahan serat mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan yang terbuat dari serat buatan atau sintetis. komersial, keselamatan penyelaman dan 3. Serat alami merupakan serat yang terbuat komunikasi di laut dari bahan yang berasal dari bahan alami yang tidak atau tanpa melalui proses kimia atau transformasi. Bahan serat ini dapat berasal dari bagian-bagian tumbuhan, hewan dan mineral. 4. Bagian-bagian tumbuhan yang biasa menghasilkan bahan serat antara lain bagian buah, biji, batang dan daun. Bahan



9



bahan dan alat tangkap



serat yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut sebagai vegetable fiber umumnya terdiri dari selulosa. 5. Serat hewani (animal fibre) sebagian besar terdiri dari protein, yang secara langsung dapat digunakan. 6. Serat mineral terbentuk secara alami, baik sebagai serat maupun bentukan dari mineral. 7.Serat buatan dikenal dengan istilah serat sintetis. Serat ini diperoleh dengan melibatkan suatu proses kimia di mana elemen-elemen kimia atau substansi dasar digabung melalui suatu proses yang rumit sehingga terbentuk produk akhir yang betulbetul baru dengan penggunaan yang baru pula atau sering disebut sebagai proses polimerisasi. 8. Polimer alami merupakan hasil proses polimerisasi yang bahannya dari selulose atau protein yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. 9. Sintetis polimer merupakan hasil dari polimerisasi dari bahan dasar yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan sebagainya. Disebut sintetis polimer karena memang sebelumnya polimer-polimer tersebut belum ada sebelum melalui serangkaian proses kimia, sedangkan pada natural polimer sudah ada sebelum serangkaian proses kimia.



sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



penilaian harian Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan yang di maksud bahan alat penangkap ikan (fishing gear material)! 2. Sebutkan jenis serat alami yang berasal dari tumbuhan! 3. Sebutkan empat kelebihan dari serat buatan sebagai alat penangkap ikan! 4. J e l a s k a n y a n g d i m a k s u d d e n g a n polimerisasi! 5. Sebutkan tiga serat dari serat sintetis yang banyak digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan!



Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi paham tentang jenis-jenis bahan alat penangkap ikan. 1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab pertama ini? 2. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? 3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab pertama ini? 4. Apa yang akan Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab pertama? 5. Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.



Salah satu pendukung keberhasilan dalam operasi penangkapan ikan dilaut terletak pada alat penangkap ikan yang baik. Tugas Anda adalah mencari informasi tentang jenis-jenis bahan alat penangkap ikan yang sering digunakan di daerah Anda, jenis alat tangkap yang umumnya digunakan di daerah Anda disertai dengan gambar-gambar yang mendukung. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari



10



BAB iI SIFAT BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN 1. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menganalisis sifat bahan alat penangkap ikan dari serat alami dengan benar. 2. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menganalisis sifat bahan alat penangkap ikan dari serat buatan dengan benar. 3. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan sifat bahan alat penangkap ikan dari serat alami dengan benar. 4. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan sifat bahan alat penangkap ikan dari serat buatan dengan benar.



SIFAT BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN Mencakup



Serat Alami



Serat Buatan/Sintetis Terdiri atas



Serat dari tumbuhan Serat dari hewan Serat dari mineral



Serat alami Serat buatan/sintetis Serat tumbuhan



Serat polimer alami Serat polimer buatan/sintetis



Serat hewan Serat mineral Polimer alami



11



Polimer buatan/sintetis



bahan dan alat tangkap



A. SIFAT BAHAN SERAT ALAMI Serat alami merupakan serat yang terbuat dari bahan yang berasal dari bahan alami tanpa melalui proses kimia atau transformasi. Bahan serat ini dapat berasal dari bagian-bagian tumbuhan, hewan dan mineral. Bahan serat yang berasal dari tumbuhan atau sering disebut sebagai vegetable fiber umumnya terdiri dari selulosa. Contoh serat yang tergolong dalam serat tumbuhan antara lain katun, linen dan yute. Serat dari tumbuhan dapat berasal dari bagian biji/buah, kulit batang, batang dan daun. Serat yang berasal dari biji-bijian biasanya berasal dari pembungkus biji, contohnya pada kapas dan kapuk. Serat-serat pembungkus biji dijadikan benang dengan cara dipintal. Serat-serat pembungkus biji dipintal dalam ukuran kecil menjadi benang (yarn), kemudian dipintal untuk menjadi strand. Beberapa strand dipintal lagi menjadi tali (rope). Serat yang berasal dari biji-bijian memiliki kekuatan putus yang lebih besar dibanding dengan serat tumbuhan lainnya. Contoh serat alami yang berasal dari bijibijian adalah serat kapas atau benang katun dan serat kapuk/benang kapuk. Kapuk merupakan serat pembungkus biji dari buah kapuk atau buah dari pohon randu yang dikenal di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Buah kapuk berisi biji yang diselimuti oleh serat-serat halus berwana putih kekuningan, memiliki sifat seratnya sangat ringan, memiliki daya apung yang besar, mampu mengembang dengan sendirinya, mudah terbakar dan menyerap air. Serat yang berasal dari daun merupakan serat yang dikumpulkan dari bagian daun dari tumbuhan. Tumbuhan yang serat daunnya dapat dimanfaatkan antara lain pandan, sisal dan agave. Serat yang berasal dari kulit batang merupakan serat yang diperoleh dari kulit luar dari batang tumbuhan. Serat dari bagian kulit luar dari batang tumbuhan ini dapat digunakan



sebagai bahan yarn maupun kertas karena memiliki tensile strength yang tinggi. Contoh serat dari kulit batang tumbuhan antara lain jute, kenaf, hemp, ramie, rattan, termasuk serat dari pohon pisang. Serat dari buah-buahan merupakan serat yang berasal dari buah-buahan dari tumbuhan. Contoh serat yang berasal dari buahbuahan yaitu serabut kelapa. Serat yang berasal dari buah-buahan umumnya memiliki densitas yang tinggi dan mampu menahan gesekan mekanik (Ardidja 2010). Serat yang berasal dari bagian pohon serat ini merupakan serat yang diperoleh dari kulit atau batang dari tumbuhan. Tumbuhan yang umumnya dapat diambil serat dari kulit atau batangnya antara lain bambu, jerami padi, jerami gandum, pohon pisang, pohon waru dan lain-lain. Penggunaan serat bambu masih banyak digunakan dalam penangkapan ikan, misalnya untuk pengikat rangkaian bagan tancap, sero, tali rumpon dan perangkap ikan. Serat hewani (animal fibre) sebagian besar terdiri dari protein, yang secara langsung dapat digunakan. Contoh serat yang berasal dari hewan antara lain sutra, wool. Serat yang berasal dari hewan biasanya berasal dari bulu. Wool merupakan serat yang diperoleh dari bulu hewan, terutama biri-biri. Serat hewani diproses secara manual yakni dipintal dengan alat-alat konvensional untuk membentuk yarn, kemudian terus dipintal menjadi rope (tali). Sutra merupakan serat yang berasal dari protein alami dari hewan. Sutra diperoleh dari kepompong ulat sutera, serat sutra merupakan serat yang memiliki kekuatan putus yang tinggi di antara serat yang berasal dari hewan. Walaupun sangat kuat serat sutera ini tetapi merupakan bahan yang tergolong mahal untuk bahan alat penangkap ikan Serat mineral terbentuk secara alami, baik sebagai serat maupun bentukan dari



12



bahan dan alat tangkap



mineral. Serat mineral menurut Supardi Ardidja (2010), dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Serat asbestos, merupakan serat mineral yang terbentuk secara alami, jenisnya adalah serpentine, amphiboles, crocidolite, tremolite, actinolite dan anthrophyllite 2. Serat keramik, yang tergolong serat ini antara lain glass fibers, alluminium oxide, silicon carbide dan boron carbide. 3. Serat logam/metal, termasuk golongan serat logam adalah aluminium fibers Serat alami ini memiliki sifat yang menyerap air dan rentan terhadap pembusukan. Sifat menyerap cairan dari serat alami ini kurang disukai, namun dapat dimanfaatkan sebagai penyimpan bahan pengawet atau bahan anti karat pada kawat baja. Terhadap pembusukan serat alami ini sangat rentan. Pembusukan terjadi akibat oleh aktivitas mikro organisme khususnya bakteri. Pembusukan terjadi pada proses dekomposisi bahan organik dimulai. Bahan organik yang mati akan terurai menjadi bahan-bahan penyusunnya yang merupakan media tumbuh yang baik bagi bakteri. Hal inilah yang menyebabkan pembusukan pada tali yang terbuat dari serat alami, yang akan mengakibatkan kerapuhan tali sehingga tali akan mudah putus. Hal ini mengakibatkan umur pakai alat tangkap menjadi pendek atau tidak lama yang akan mengakibatkan bertambahnya biaya operasional usaha penangkapan ikan.



digabung melalui suatu proses yang rumit sehingga terbentuk produk akhir yang betul-betul baru dengan penggunaan yang baru pula. Serat buatan secara sintetis terbuat dari bahan dasar phenol, benzene, acetylene, prussic acid, chlorine, sehingga disebut sebagai serat sintetis atau syntetis fibre, berbeda dengan serat-serat buatan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang kompleks seperti selulose dan protein yang ditransformasikan menjadi serat. Serat buatan umumnya dibuat dalam empat bentuk dasar, yaitu, continuous filaments, staple fibre, monofilament dan split fibre (Ardidja 2010). Menurut Sadhori (1983), serat buatan atau serat sintetis dalam pembuatannya merupakan rangkaian proses polimerisasi, maka serat-serat tersebut merupakan polimer-polimer. Dilihat dari bahan baku yang dipergunakan dalam proses polimerisasi ini, polimer-polimer sebagai bahan jadi dalam rangkaian ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu natural polimer dan sintetis polimer. Natural polimer merupakan hasil proses polimerisasi yang bahannya dari selulose atau protein yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Dalam pembuatan alat tangkap serat dari jenis polimer ini jarang dipakai karena memiliki sifat hampir sama dengan serat-serat alam biasa, tetapi harganya relatif lebih mahal. Beberapa contoh serat dari natural polimer antara lain yang berasal dari kayu dan bambu (viscose, rayon acetat), yang berasal dari protein tumbuhan (alginosa, ardil, azlon) dan yang berasal dari protein hewan (lanital, fibralon, wipolan). Sintetis polimer merupakan hasil dari polimerisasi dari bahan dasar yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan sebagainya. Disebut sintetis polimer karena memang sebelumnya polimer-polimer tersebut belum ada sebelum melalui



B. SIFAT BAHAN SERAT SINTETIS/ SERAT BUATAN Serat buatan dikenal dengan istilah serat sintetis. Serat ini diperoleh dengan melibatkan suatu proses kimia di mana elemen-elemen kimia atau substansi dasar



13



bahan dan alat tangkap



serangkaian proses kimia, sedangkan pada natural polimer sudah ada sebelum serangkaian proses kimia. Dalam pembuatan alat tangkap serat-serat dari sintetis polimer banyak digunakan sebagai bahan pengganti serat-serat alam, karena sifat yang dimilikinya lebih menguntungkan dibanding dengan serat alami maupun serat yang berasal dari natural polimer. Serat-serat dari sintetis polimer memiliki keunggulan dibanding dengan serat-serat alami maupun dari serat natural polimer terutama dalam hal daya tahan terhadap pembusukan atau pelapukan, kekenyalan, daya lentur dan sebagainya. Kelebihan serat sintetis dibandingkan dengan serat alami untuk bahan penangkapan ikan menurut Supardi Ardidja (2010), adalah sebagai berikut: 1. Tidak mudah lapuk Karena serat sintetis tidak mengandung selulosa yang merupakan media tumbuh bagi bakteri pembusuk. 2. Memiliki kekuatan putus yang jauh lebih besar. Breaking strength yang besar meningkatkan daya angkat atau ketahanan bahan, oleh karenanya, ukuran benang dapat lebih kecil untuk mengangkat beban yang sama dengan yang diangkat dengan bahan yang terbuat dari serat alami. 3. Sedikit menyerap air Karena kekuatan putus dan struktur seratnya, tingkat pintalan bahan serat sintetis dapat dibuat lebih tinggi untuk mengurangi adanya rongga-rongga di antara serat, sehingga kemungkinan daya serap terhadap air dapat dikurangi sampai tingkat minimal. 4. Dinsitas (specific gravity) yang lebih rendah Walaupun tidak semua serat sintetis



memiliki massa jenis lebih rendah dari rata-rata massa jenis air laut (1.025 gr/cm3), massa jenis serat lebih rendah akan dapat meningkatkan nilai total daya apung, sehingga dapat meminimalkan penggunaan pelampung. 5. Ukuran diameter Ukuran diameter dapat diatur pada tahapan produksi sesuai kebutuhan, umumnya jauh lebih kecil dari rata-rata diameter serat alami (kecuali sutra), sehingga luas permukaan benang dapat diminimalkan untuk mengurangi tekanan keatas air terhadap bahan, karena semakin kecil luas permukaan, semakin kecil tekanan ke atas air, semakin besar tingkat kecepatan tenggelamnya. Bahkan dapat dibuat satu tali hanya terdiri dari satu serat seperti polyamide (PA) monofilamen (senar) yang banyak digunakan dalam alat penangkapan ikan yang tergolong dalam metode penangkapan ikan dengan menggunakan tali dan pancing seperti rawai tuna (long line), huhate (pole and line), tonda (trolling), pancing dasar (bottom long line) dan pancing tangan (hand line). 6. Lebih tahan terhadap gesekan Serat sintetis memiliki tingkat kehalusan permukaan (surface roughness) yang lebih tinggi (kecuali sutra), semakin halus atau semakin licin permukaan bahan akan mengurangi friksi dan hambatan yang diakibatkan oleh badan kapal sehingga mengurangi kerusakan (jika pada suhu rendah) sebab bila terlalu lama serat sintetis bergesekan dengan benda padat akan menimbulkan reaksi panas akibatnya serat akan cepat rusak (dalam praktek upayakan tali yang berasal dari serat alami selalu basah) atau hambatan oleh media air berkurang sehingga mampu meningkatkan kecepatan tenggelam atau mengurangi tenaga untuk menariknya seperti pada



14



bahan dan alat tangkap



alat penangkap ikan trawl. Bandingkan antara benang jahit dengan benang nylon dan senar. 7. Tidak terpengaruh oleh asam, alkalis, garam atau produk minyak (bensin, minyak tanah, minyak pengencer cat) Bebarapa nama produk serat sintetis yang sering digunakan untuk bahan pembuatan alat tangkap: 1. Polyamide (PA) Diproduksi dalam dua bentuk yaitu polyamide continous filament dan polyamide monofilament. Untuk twine dan rope polyamide yang umum digunakan berukuran 0.66 hingga 2.22 tex. Untuk ukuran 066 tex artinya setiap panjang 100 meter serat polyamide memiliki berat 0.66 gram. Polyamide monofilament memiliki diameter serat antara 0.1 mm hingga 5 mm. Pada umumnya serat polyamide monofilament dipintal menjadi yarn dan juga dapat langsung menjadi strand yang kemudian dipintal menjadi rope. Polyamide monofilament sering digunakan sebagai bahan webbing untuk gill net, trammel net dan untuk senar pancing (long line, pole and line, trolling dan hand line). Polyamide (PA) memiliki sifat fisik kekuatan dan daya tahan terhadap gesekan baik, kemuluran dan kelenturan sangat baik dan tenggelam di dalam air densitas 1.14 gram/cm3 (Sadhori 1983). Nama–nama dagang serat polyamide (PA) antara lain amilan, enkalon, lilion, relon, anid, anzalon, caprolan, dederan, forlion, kapron, kenlon, knoxlock, nailon, nylon, perlon, platil, roblon, siton, stilon dan nailonsix (Ardidja 2010). 2. Polyester (PES) Polyester (PES) memiliki ukuran hampir sama dengan polyamide (PA), beberapa ada yang lebih kecil dari 0.6 tex. Serat



polyester (PES) diproduksi dalam bentuk continous fiber dan staple fiber. Polyester pada umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Serat polyester (PES) memiliki sifat-sifat fisik tenggelam di dalam air dengan densitas 1.38 gram/cm3, memiliki kekuatan sangat baik, memiliki kelenturan yang baik tetapi kurang lentur (Sadhori 1983). Nama–nama dagang serat polyester (PES) antara lain dacron, diolen, grilen, grisuten, tergal, terital, terlenka, tetoron, terylene dan trevira (Ardidja 2010). 3. Polypropylene (PP) Terdiri dari polypropylene continous (multifilament) filament, polypropylene monofilament, polypropylene staple fiber dan polypropylene fibrillated films tape. Polypropylene continuous hampir sama dengan polyamide dan polyester karena memiliki ukuran serat 0.22 hingga 1.67 tex. Dalam proses produksi polypropylene continuous membutuhkan mesin yang lebih komplek sehingga mempengaruhi harga dari polypropylene continuous relatif lebih mahal. Polypropylene monofilament berbentuk serat tunggal dengan diameter 0.2 mm sampai 0.4 mm, pada umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Polypropylene staple fiber umumnya berbentuk serat yang mirip dengan serat alami yang digunakan sebagai bahan pembuatan rope. Serat ini berukuran pendek berasal dari pemotongan serat polypropylene monofilament berukuran panjang sekitar 0.9 m sampai 1.1 m, dengan diameter kurang lebih 0.11 mm dan memiliki ukuran kurang lebih 11 tex (100 denier). Serat ini dapat digabung dengan serat sisal tetapi karena permukaan serat bersifat kasar dan berbulu sehingga tidak digunakan



15



bahan dan alat tangkap



sebagai bahan alat penangkap ikan. Polypropylene fibrillated films tape yang juga dikenal sebagai polypropylene split fiber, berbentuk seperti pita dengan berbagai ukuran dengan lebar antara 20 mm sampai 40 mm, ketebalan 0.06 mm sampai 0.1 mm dan fineness antara 1.600 tex sampai 2.700 tex. Polypropylene juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut, akvalex PP, courlene PY, danaflex, drylene 6, hostalen PP, merakhlon, multiflex, nufil, prolene, propylon, ribofil, trofil P, ulstron, velon P, vestolen P (Ardidja 2010). Menurut Sadhori (1983), sifat fisik Polypropylene (PP) terapung di dalam air (densitas 0.91-0.92 gr/cm3), memiliki kekuatan baik dan ketahanan gesekan baik. 4. Polyethylene (PE) Umumnya diproduksi dalam bentuk monofilament dengan ukuran diameter 0.2 mm sampai dengan 0.4 mm dengan densitas 0.96 gr/cm3. Polyethylene memiliki sifat fisik yang ringan, terapung di dalam air, tingkat kekenyalan tinggi dan permukaannya halus. Serat ini banyak digunakan sebagai bahan pembuatan rope dan webbing trawl dasar. Polyethylene juga dikenal dengan nama akvalex, cervil, corfiplaste, courlene, drylene 3, etylon, hiralon,hi-zex, hostalen G, laveten, levilene, marlin PE, norfil. 5. Polyvinyl alcohol (PVA) Polyvinyl alcohol pada umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan webbing untuk purse seine dan rope untuk long line. Dengan densitas 1.30 gr/cm3 polyvinyl alcohol memiliki sifat yang tenggelam di dalam air, selain itu juga memiliki kelenturan yang baik dan daya tahan terhadap gesekan juga baik. Sehingga dengan sifat tersebut digabungkan dengan bahan lain untuk



membentuk rope dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan. PVA juga dikenal dengan nama cremona, kanebian, kuralon, kuremona, manryo, newlon, trawlon, dan vinylon (Ardidja 2010). 6. Polyvinyl chloride (PVC) Polyvinyl chloride (PVC) memiliki densitas 1.35 gr/cm3 sehingga bersifat tenggelam didalam air. Polyvinyl chloride memiliki sifat fisik yang relatif lebih kaku sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan paralon atau pipa air dan pelindung kabel listrik. Polyvinyl chloride juga dikenal dengan nama envilon, fibravyl dan rhovil (Ardidja 2010). 7. Saran Saran merupakan nama dari beberapa polymer yang terbuat dari PVDC (polyvinyliden chloride) bersama dengan monomer. Memiliki densitas 1.213 gr/cm3 sehingga memiliki sifat tenggelam dalam air, saran juga memiliki sifat tidak menyerap air. Dalam alat penangkap ikan saran digunakan sebagai webbing pemberat pada entangle net (Ardidja 2010).



16



bahan dan alat tangkap



(blm ada) Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai sifat bahan alat penangkap ikan kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang sifat bahan penangkap ikan tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang sifat bahan alat penangkap ikan adalah sebagai



tumbuhan, hewan dan mineral. 3.Serat alami memiliki sifat relatif cepat rusak karena pelapukan akibat pembusukan dari aktifitas bakteri, menyerap air, kekuatan putus rendah dan relatif mahal. 4.Serat buatan dikenal dengan istilah serat sintetis. Serat ini diperoleh dengan melibatkan suatu proses kimia di mana elemen-elemen kimia atau substansi dasar digabung melalui suatu proses yang rumit sehingga terbentuk produk akhir yang betul-betul baru dengan penggunaan yang baru pula atau sering disebut sebagai proses polimerisasi. 5. Serat sintetis yang sering digunakan dalam pembuatan alat penangkap ikan antara lain polyethylen (PE), polyamide (PA), polyester (PES), polyvinylalcohol (PVA), polyprophylen (PP), polyvinylchloride (PVC) dan saran atau polyvinyliden (PVD). 6. Serat sintetis memiliki sifat tidak mudah lapuk, kekuatan putus besar, sedikit menyerap air, diameter serat dapat diatur, tahan gesekan dan tidak terpengaruh asam,



alkali, garam dan minyak. Bahan alat penangkap ikan pada saat ini pada umumnya berasal dari serat buatan. Tugas Anda adalah mencari informasi tentang serat buatan yang paling sering digunakan untuk bahan pembuatan alat tangkap yang sering digunakan di daerah Anda, sifat-sifat bahan yang digunakan, bagaimana pengoperasian alat tersebut, jenis ikan yang menjadi target tangkapan. Disertai dengan gambar-gambar yang mendukung. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan



http://penyuluhpi.blogspot.com/2018/04/bahan-jaring-alat-penangkap-ikan.html



berikut: 1.Bahan serat dilihat dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan serat yang berasal dari serat alami dan bahan serat yang terbuat dari serat buatan atau sintetis. 2.Serat alami merupakan serat yang terbuat dari bahan yang berasal dari bahan alami, dapat berasal dari bagian-bagian



17



bahan dan alat tangkap



penilaian harian dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan keunggulan dari serat sintetis atau serat buatan dibandingkan dengan serat alami! 2. Mengapa serat alami usia pakainya relatif lebih pendek dibanding serat buatan? 3. Sebutkan 4 serat alami yang berasal dari hewan! 4. Sebutkan serat sintetis yang memiliki sifat



tenggelam di dalam air! 5. Sebutkan sifat-sifat dari serat kapuk! Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi paham tentang sifat-sifat dari bahan alat penangkap ikan. 1.Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab II ini? 2.Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab kedua ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? 3.Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab II ini? 4.Apa yang akan Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab II? 5.Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.



18



BAB iII PEMILIHAN BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN 1. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menerapkan penggunaan bahan alat penangkap ikan sesuai dengan syarat-syaratnya dengan benar. 2. Setelah menggali informasi peserta didik mampu mengaplikasikan bahan alat penangkap ikan sesuai dengan syarat-syaratnya dengan benar. 3. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis dan kegunaan bahan alat penangkap ikan sesuai dengan jenis kapal dengan benar. 4. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan jenis-jenis dan kegunaan bahan alat penangkap ikan sesuai dengan jenis kapal dengan benar. 5. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu mengidentifikasi bahan dan alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk membuat jaring dengan benar. 6. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan bahan dan alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk membuat jaring dengan benar. 7. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu mengidentifikasi bahan dan alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk membuat tali dan pancing dengan benar. 8. Setelah menggali informasi peserta didik mampu menunjukkan bahan dan alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk membuat tali dan pancing dengan benar.



JENIS-JENIS BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN Mencakup



Serat Buatan/Sintetis



Serat Alami Terdiri atas



Serat polimer alami Serat polimer buatan / sintetis



Serat dari tumbuhan Serat dari hewan Serat dari mineral



Pelampung, webbing, pemberat tali



19



bahan dan alat tangkap



A. PEMILIHAN BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN Tipe dan jenis alat penangkap ikan sangat beragam demikian juga bahan pembuatnya juga beragam jenis dan tipenya. Untuk mempermudah mempelajarinya dilakukan penggolongan alat penangkap ikan. Menurut Supardi Ardidja (2010), berdasarkan bahan utama alat penangkap ikan secara umum diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Kelompok alat penangkap ikan bagian utamanya terbuat dari webbing. Struktur alat penangkap ini secara umum didominasi oleh satu atau lebih lembaran webbing. Kelompok alat penangkap ikan ini terdiri dari purse seine, lampara, gill net, trawl, beach seine, payang dan lain-lain. 2. Kelompok alat penangkap ikan bagian utamanya terbuat dari tali. Struktur alat penangkap ikan secara umum didominasi oleh satu atau lebih utasan tali. Kelompok alat penangkap ikan ini anatara lain long line, vertical line, tonda, pole and line, trolling. Dari kedua kelompok alat penangkap ikan tersebut secara garis besar terdiri dari tiga komponen, yaitu pelampung (float), badan alat tangkap dan pemberat (sinker). Berdasarkan bahan pembuatnya pelampung dan pemberat dikelompokkan menjadi dua. Pertama pelampung dan pemberat yang terbuat dari logam (baja, besi, aluminium dan timah hitam). Kedua pelampung dan pemberat yang terbuat dari gabungan serat alami, sintetis dan logam (compound).



rata masa jenis air laut (1.025). Bahan pelampung dapat berasal dari tumbuhan/bagian dari tumbuhan terutama pada alat tangkap konvensional. Pelampung dengan bahan alami dari tumbuhan rata-rata memiliki usia pakai yang relatif pendek. Sampai saat ini pelampung dari bahan tumbuhan masih dipakai terutama pada alat tangkap yang masih sederhana atau konvensional contohnya pada payang. Pada alat tangkap payang masih menggunakan pelampung dari batang bambu. Bahkan bambu masih digunakan untuk bahan pelampung untuk rumpon di beberapa daerah di Jawa Tengah. Bahan pelampung juga dapat berasal dari bahan sintetis atau buatan seperti vinyl atau plastik. Sebelum ditemukan bahan pelampung dari bahan buatan atau sintetis, pada beberapa alat tangkap menggunakan pelampung dari bahan aluminium dan dari kaca/glass. Pada alat penangkap ikan jenis trawl, sebelum ditemukan bahan pelampung dari bahan buatan atau sintetis umumnya bahan pelampungnya terbuat dari aluminium. Bahan pelampung dari aluminium relatif mahal harganya dan tidak tahan terhadap garam. Pada alat tangkap long line dahulu terbuat dari bahan kaca atau glass. Pelampung ini mudah pecah dan harganya relatif mahal dan jenis ini saat ini sudah tidak digunakan lagi. Pelampung pada berbagai alat tangkap bentukanya beragam. Bentuk pelampung disesuaikan dengan penggunaanya. Pada alat tangkap ikan jenis trawl bentuk pelampungnya umumnya berbentuk bola tengahnya kosong yang memiliki kuping atau sayap. Pelampung tersebut memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap benturan dan tahan terhadap tekanan air laut sampai kedalaman air laut tertentu. Desain pelampung yang khusus ini disesuaikan dengan kebutuhan atau pengunaannya yang berfungsi untuk memanfaatkan efek dari hidrodinamika



B. PELAMPUNG Pelampung merupakan bagian dari alat tangkap yang berguna untuk menimbulkan gaya angkat ke atas pada alat tangkap. Bahan pelampung terbuat dari bahan yang memiliki masa jenis lebih kecil dari rata-



20



bahan dan alat tangkap



aliran air pada saat alat tangkap C. BADAN ALAT TANGKAP dioperasionalkan. Selain bentuk khusus Bahan serat sintetis dalam pembuatan tersebut juga ditujukan untuk menambah alat tangkap terdiri dari dari continuous daya apung atau stabilitas alat tangkap saat filament, staple fibre, monofilament dan dioperasikan. Bahan pelampung dari alat split fibre. Pada serat yang memiliki struktur tangkap jenis trawl saat ini pada umumnya countinuous filament biasanya memiliki terbuat dari bahan buatan berjenis vinyl panjang terbatas, memiliki diameter lebih atau plastik. kecil dari 0.05 mm. Countinuous filament yang biasanya untuk bahan alat penangkap ikan memiliki berat sekitar 0.6-2.0 gram per 1.000 meter. Yarn yang terbentuk dari sejumah serat biasanya disebut multifilament, memiliki sifat sangat lembut dan mengkilap kecuali telah mendapat perlakuan lain (Ardidja, 2010). Pada bahan yang berasal dari staple fibre biasanya dipintal menjadi spun yarn, tekanan dari pintalan akan mengakibatkan daya rekat Gambar 3.1 Pelampung Tuna Long Line Sumber: www.nichimo-marine.jp/products/otherantar serat yang menyusun. Spun yarn fishing-gear/tuna_long_line/001_ube_long_line_float.html memiliki permukaan yang kasar yang timbul dari munculnya ujung dari serat keluar dari pintalan. Hal ini disebabkan karena serat penyusun dari spun yarn berbentuk staple fibre yang memiliki panjang sekitar 40-120 mm. sifat permukaan spun yarn yang kasar ini menguntungkan karena mencegah terjadinya slip atau melesetnya simpul. Berdasasrkan konstruksi benang jaring dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu benang jaring yang di pintal (twisted) dan Gambar 3.2 Pelampung bentuk oval benang jaring yang dianyam (braided). Sumber: www.atlantic-avitaillement.fr/flotteur-mousse/ Pemakaian jenis benang jaring untuk suatu alat penangkap ikan dapat berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Pada alat tangkap trawl dikawasan Asia umumnya menggunakan bahan serat dari jenis serat pintalan atau twisted. Semua bahan alat penangkap ikan berbentuk serat yang sesuai untuk bahan alat penangkap ikan yang secara langsung dijurai dengan mesin maupun tangan tanpa proses Gambar 3.3 Pelampung lanjutan disebut dengan netting yarn. Yarn Sumber://ecs7.tokopedia.net/img/cache/ 700/product-1/2018/1/27/241644646/241644646_ adalah istilah umum yang mencakup semua 007a7176-e5be-4832-a755-320da2e0b7f8_2048_1536.jpg tipe dan struktur produk langsung serat. Single yarn merupakan komponen benang



21



bahan dan alat tangkap



jaring yang langsung dipintal secara sederhana dari sejumlah serat. Netting twine adalah benang jaring yang terbentuk dari dua atau lebih single yarn atau monofilament dengan hanya satu kali proses pemintalan. Benang jaring anyaman dibuat dengan cara menyilangkan atau mengayam tiga atau lebih benang sedemikan rupa sehingga benang-benang tersebut saling menyilang satu sama lain dalam formasi diagonal. Benang jaring dari hasil proses anyaman disebut dengan benang jaring anyam (braided netting yarn). Sistem anyaman memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan benang dari hasil pemintalan. Tali anyam tidak akan berubah bentuk dengan pengecilan strand akibat proses pemintalan. Tali anyam mampu membatasi tekukan-tekukan. Tali anyam sangat letur tidak mudah slip atau terurai. Tali anyam disamping memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan yaitu tali anyam tidak dapat digulung seperti pada tali hasil pintalan dan breaking point tali anyam lebih kecil dari sistem pintalan. Pintalan atau sering disebut twist merupakan proses memilin single yarn, folded yarn atau benang jaring dalam arah putaran spiral. Arah spiral pintalan dinyatakan dengan huruf S atau Z. Beberapa benang jaring (yarn) yang dipintal atau dianyam disebut dengan strand. Pada bahan berbentuk serat monofilament dapat langsung digunakan untuk membuat webbing dengan cara d i j u r a i , m i s a l n y a s e r a t p o lya m i d e monofilament (PA). PA monofilament transparan merupakan bahan yang sering digunakan untuk membuat jaring insang atau gill net. Pada alat tangkap gill net dibutuhkan bahan yang memiliki daya rangsang rendah terhadap organ penglihatan atau lateral line. Gill net merupakan alat penangkap ikan yang tergolong sederhana termasuk alat penangkap ikan yang pasif dan



dioperasikan pada jalur ruaya ikan. Bahan yang dibutuhkan untuk gill net adalah bahan yang tidak mudah kelihatan sehingga ikan mudah terjerat. Menurut Supardi Ardidja (2010), beberapa pertimbangan pemilihan bahan untuk gill net yaitu: 1. Bahan yang digunakan sebaiknya bahan serat tidak mudah kelihatan. 2. Memiliki permukaan halus dan licin. Gill net sebagai alat penangkap ikan jenis pasif atau dapat disebut sebagai penjerat dibutuhkan kelicinan permukaan, agar ikan mudah terjerat. 3. Bentuk diameter bulat. Bentuk diameter benang yang bulat memudahkan proses masuknya ikan kedalam mata jaring. 4. Teksturnya padat. Kepadatan polyamide monofilament akan lebih memungkinkan ikan masuk kedalam mata jaring dibandingkan dengan bahan yang digunakan bertekstur lembut pada polyamide multifilament. 5. Memiliki sifat elastis. Benang harus bisa mulur pada saat ikan memasuki mata jaring, dan segera kembali mengkerut sekaligus menjerat ketika penutup insang ikan masuk kedalam mata jaring. Bahan serat dari polyamide continuous filament dan polyethylene monofilament (wire) umumnya banyak digunakan pada alat penangkap ikan jenis trawl. Kedua bahan tersebut memiliki keuntungan teknis dan ekonomis walaupun bukan bahan yang paling ideal. Trawl merupakan alat penangkap ikan yang pengoperasiannya dengan cara ditarik sehingga diperlukan bahan yang memiliki kekuatan putus yang tinggi, ekstensibilitas yang tinggi, daya tahan terhadap gesekan yang tinggi dan diameter yang kecil. Pada trawl pertengahan dan permukaan bahan jaring yang terbuat dari serat polyamide memenuhi sifat-sifat yang dibutuhkan, walaupun tidak sempurna. Benang dari polyamide memiliki sifat mampu menahan



22



bahan dan alat tangkap



beban yang tinggi pada simpul, ekstensibilitas yang baik, elastisitas yang tinggi, diameter kecil dan tahan terhadap gesekan yang tinggi. Pada trawl dasar memerlukan pertimbangan lain untuk pemilihan bahan, yaitu adanya ground effect yang menghambat laju towing yang diakibatkan oleh dasar perairan dan efek hidrodinamika air. Sehingga diperlukan bahan yang memiliki tekstur padat, diameter bulat dan permukaan licin. Ketiga hal tersebut dapat dipenuhi oleh serat dari polyethylene monofilament yang dipintal menjadi berbentuk twine. Pada alat penangkap ikan purse seine bahan yang dibutuhkan memiliki sifat kecepatan tenggelam yang tinggi, kekuatan putus tinggi, hambatan terhadap air yang rendah dan harganya murah. Sifat-sifat tersebut didasarkan pada persyaratan dari jaring purse seine akan efektif dalam pengoperasiannya dipengaruhi oleh kecepatan mengurung gerombolan ikan, kecepatan tenggelam dinding jaring yang sangat panjang dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah. Ketiga hal tersebut diperlukan untuk mecegah lolosnya gerombolan ikan yang selalu bergerak aktif, mengurangi pengaruh dorongan arus dan angin saat jaring beroperasi. Menurut Supadi Ardidja (2010), bahan serat dari polyamide dan polyester continuous filament sesuai digunakan dalam jaring purse seine. Berat jenis dari polyester cukup tinggi memungkinkan diperoleh kecepatan tenggelam yang besar. Polyamide memiliki densitas dan kecepatan tenggelam yang rendah, tetapi memiliki kekuatan putus yang besar dan diameter terkecil. Untuk mencapai kecepatan tenggelam dari polyamide dapat dilakukan dengan penambahan berat pada komponen pemberat atau dengan perlakuan tarred. Ukuran benang pada purse seine tergantung pada ukuran alat penangkap ikan, posisi dan fungsi webbing, ukuran mata jaring dan jenis ikan tujuan penangkapan. Mesh size



terbesar pada bagian wing, semakin kecil pada bagian badan dan paling kecil pada bagian bunt. Pada selvedge memiliki diameter benang terbesar, kemudian semakin kecil diameternya pada bagian bunt, badan dan wing. Pada alat penangkap ikan yang menggunakan metode penangkapan dengan tali dan pancing secara umum bahan utama yang digunakan adalah gabungan antara serat buatan dan logam atau metal. Memiliki konstruksi yang berbeda dengan alat penangkap ikan dengan alat penangkap ikan berbahan utama webbing. Alat penangkap ikan yang termasuk dalam metode penangkapan tersebut antara lain long line atau rawai tuna. Tipe dari rawai tuna atau long line sangat ditentukan oleh ukuran kapal dan ikan tujuan tangkapan.. Rawai tuna atau long line umumnya ditujukan untuk menangkap ikan pelagis besar seperti ikan dari jenis tuna, hiu, layaran dan lain-lain. Ikan hasil tangkapan dengan long line biasanya berbobot besar antara 45-150 kg, bersifat predator dan bertenaga besar sesuai dengan ukurannya. Sehingga bahan yang dibutuhkan untuk rawai tuna harus memiliki sifat tidak mudah putus atau memiliki kekuatan putus yang tinggi dan kekakuan bahan yang besar. Serat buatan digunakan dalam main line, branch line dan buoy line, sedang pada wire leader dan sekiyama dibuat dari bahan gabungan antara serat buatan dan logam, pancing dan swivel dibuat dari logam, tiang bendera dari bambu. Bahan untuk long line tidak terlalu banyak pilihan, perbedaan pada long line satu dengan long line lainnya didasarkan pada pengalaman praktis dari nelayan terutama pada jumlah main line atau jumlah branch line per basket. Pada umumnya bahan long line saat ini berasal dari polyamide monofilament yang dianyam yang dikenal dengan nama polyline. Pada sekiyama terbuat dari bahan polyamide monofilament berukuran 2.5 sampai 3 mm (Ardidja 2010). 23



bahan dan alat tangkap



dipasangkan pada tali ris bawah, misalnya pada trawl ris bawah, komponen bobbin pada fish trawl (rantai, timah pemberat, segel-segel penyambung, swivel, rubber slice) dan leno, otter pendant, tackle chain (shrimp trawl). Pada jaring kerut atau purse seine, pemberat atau yang dianggap pemberat adalah pemberat timah, chain bridle (rantai besi), purse ring (stainless atau kuningan), swivel (stainless steel), purse line (polyvinylalcohol/PVA, wire). Pada alat penangkap ikan dengan metode/jenis dredger hampir seluruh komponennya termasuk dalam pemberat, pada rangka, bingkai, webbing dan rantai. Bagian-bagian yang dianggap sebagai pemberat umumnya terbuat dari logam (timah, besi, baja, kuningan dan aluminium). Pada alat penangkap ikan dengan bagian penyusun utamanya dari tali dan pancing (line dan hook) misalnya pada long line, pole and line dan lain-lain. Mata pancing selain sebagai bagian utama alat penangkap ikan juga berfungsi sebagai pemberat. Swivel, ring, segel, clamp yang umumnya terbuat dari logam dapat berfungsi sebagai pemberat. Dalam pemilihan bahan alat penangkap ikan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Menurut Supardi Ardidja (2010), beberapa petunjuk umum dalam pemilihan bahan alat penangkap ikan adalah: 1. Hindarkan penggunaan bahan yang terbuat dari serat alami, karena serat buatan memiliki sifat yang sesuai untuk bahan alat penangkap ikan. 2. W a l a u p u n s e r a t b u a t a n t e l a h dikembangkan terus menerus, namun tidak ada yang dapat memenuhi kriteria yang diperlukan oleh alat penangkap ikan. Masalahnya adalah bagaimana memilih bahan terbaik yang tersedia untuk alat penangkap ikan tertentu. Untuk ini diperlukan pengetahuan yang cukup memadai tentang sifat-sifat bahan, kebutuhan esensial dari sebuah



Gambar 3.4 Webbing Sumber: http://sentraljaringsafety.blogspot.com /2015/05/jaring-truk-harga-jaring-truk-jual.html



Gambar 3.5 Pancing tuna long line Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/ Berkas:Gangions_used_in_salmon_longlining.jpg



D. PEMBERAT Pada alat penangkap ikan komponen pemberat berfungsi untuk menimbulkan gaya tarik ke bawah atau tenggelam dalam air. Sehingga yang termasuk pemberat pada alat penangkap ikan adalah semua bahan yang terpasang pada alat penangkap ikan yang memiliki masa jenis lebih besar dari masa jenis air atau air laut. Pemberat umumnya terbuat dari timah, besi (baja atau berlapis baja), kuningan dan aluminium. Pemberat juga dapat berupa serat atau tali yang terbuat dari bahan yang memiliki masa jenis lebih besar dari masa jenis air laut, atau terbuat dari baja, besi atau logam lain. Tali kompon yang terbuat dari gabungan serat buatan dan tali baja juga dapat berfungsi sebagai pemberat. Pemberat menurut Supardi Ardidja (2010), adalah semua tipe pemberat yang



24



bahan dan alat tangkap



3.



4.



5.



6.



Fish Finder



alat, praktek dilapangan, mungkin juga perlu diujicobakan oleh para ahli alat, nelayan dan perakit. Pilihan atas sejumlah jenis bahan harus didasarkan pada pertimbangan teknis dan ekonomis yang menguntungkan, jangan terpaku pada spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Namun demikian, spesifikasi akan sangat membantu, sebab mengharapkan informasi yang benar tentang suatu bahan dari para pedagang adalah mustahil terutama di Indonesia. Pada kenyataannya pertimbangan teknis terkalahkan oleh pertimbangan ketersediaan bahan dipasaran dan kemampuan permodalan serta resiko yang dihadapi. Tentukan pilihan yang optimal dari berbagai sifat bahan yang tersedia sehingga mendekati kriteria dari alat penangkap ikan yang akan dibuat. Pembelian bahan pemesanan dari barang yang telah diproduksi dan pesanan untuk ukuran tertentu harus jelas, gunakanlah istilah, sistem penomoran yang telah direkomendasikan oleh ISO untuk menghindari kesalahan pemahaman atas bahan.



Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Fishfinder



Fishfinder (netsonde) adalah alat dengan frekuensi tinggi yang digunakan untuk mencari kumpulan ikan. Alat ini dikembangkan selama perang dunia II. Alat pencari ikan tersebut menggunakan gelombang suara untuk melihat benda di bawah air. Cara bekerjanya adalah dengan mentransmisikan gelombang suara ke dasar laut dan menerima gema dari dasar laut tersebut atau intervensi dari kumpulan ikan. Alat ini dapat mengetahui jarak keberadaan ikan dari kapal. Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk mencari kumpulan ikan, salah satunya adalah eco sounder (sonar) yang langsung menunjukkan kedalaman air dan keberadaan ikan. Penggunaan sonar yang lebih kompleks memungkinkan sinyal dikirimkan ke segala arah, meliputi area yang lebih luasDengan begitu dapat memberikan lokasi yang lebih luas terkait keberadaan kumpulan ikan. Dengan alat pencari ikan ini nelayan dapat memaksimalkan kegiatan melautnya. Selain digunakan untuk sektor komersial, alat ini juga digunakan bagi mereka yang ingin melakukan kegiatan memancing dengan santai.



Gambar 3.6 Pemberat Sumber: https://spotmancing.com/ wp-content/uploads/2015/07/timah-2.jpg



25



bahan dan alat tangkap



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai pemilihan bahan alat penangkap ikan kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang sifat bahan penangkap ikan tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang pemilihan bahan alat penangkap ikan adalah sebagai berikut:



4. K o m p o n e n p e l a m p u n g m e r u p a k a n komponen yang dipasang dalam alat penangkap ikan yang berfungsi untuk menimbulkan gaya ke atas atau ke permukaan air. Bahan pelampung umumnya terbuat dari bahan yang memiliki masa jenis yang lebih kecil dari berat jenis air laut. Bahan pelampung dapat terbuat dari bahan alami maupun buatan, dengan bentuk bermacam-macam sesuai dengan penggunaannya. 5. K o m p o n e n p e m b e r a t m e r u p a k a n komponen yang dipasang dalam alat penangkap ikan yang berfungsi untuk menimbulkan gaya ke bawah atau tenggelam di dalam air. Bahan pemberat terbuat dari bahan yang memiliki masa jenis yang lebih besar dari berat jenis air laut, dengan bentuk bermacam-macam sesuai dengan penggunaannya. 6. Bahan gabungan merupakan bahan yang yang terbuat dari gabungan beberapa jenis serat dan atau logam untuk membuat suatu produk yang sama tetapi memiliki karakteristik yang saling menguntungkan.



http://perikanan38.blogspot.com/2018/05/2-jenis-bahan-alat-penangkap-ikan.html https://www.youtube.com/watch?v=bUU5NdN5egM



1. B e r d a s a r k a n b a h a n u t a m a , a l a t penangkapan ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu alat penangkap ikan berbahan utama webbing dan alat penangkap ikan berbahan utama tali. 2. Alat penangkap ikan yang komponen utamanya terbuat dari webbing adalah pelampung (float), badan jaring/alat tangkap (body) dan pemberat (sinker). Alat penangkap ikan yang komponen utamanya terbuat dari tali terdiri dari pelampung, tali dan pemberat. 3. Bahan alat penangkap ikan terdiri dari tiga jenis yaitu serat, logam dan gabungan antara serat dan logam.



26



Purse seine atau jaring lingkar atau jaring kerut merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan di Indonesia. Tugas Anda adalah mencari informasi tentang purse seine atau jaring lingkar atau jaring kerut, dalam hal ikan tujuan tangkapan, prinsip kerjanya, bagian-bagiannya serta bahan pembuatnya disertai dengan gambar-gambar yang mendukung. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



bahan dan alat tangkap



penilaian harian Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan alat tangkap yang bahan utamanya terbuat dari webbing! 2. Sebutkan bagian-bagian alat penangkap ikan yang bagian utamanya terbuat dari tali! 3. Jelaskan persyaratan bahan untuk komponen pelampung dalam sebuah alat penangkap ikan! 4. Sebutkan faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja dari alat penangkap ikan ketika dioperasikan! 5. Sebutkan bahan serat yang paling sesuai untuk bahan jaring insang atau gill net!



Setelah mempelajari bab ketiga ini, Anda tentu menjadi paham tentang prinsip dasar dan alur proses produksi olahan hasil perikanan tradisional. 1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab III ini? 2. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab ketiga ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? 3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab III ini? 4. Apa yang akan Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab III? 5.Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.



27



bahan dan alat tangkap



A. Soal Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Wool merupakan serat alami yang berasal dari ….. a. Tumbuhan b. Hewan c. Mineral d. Minyak bumi 2. Di bawah ini merupakan serat yang berasal dari tumbuhan ….. a. Yute b. Asbestos c. Goat d. Silk 3. Di bawah ini yang bukan termasuk serat buatan, adalah .…. a. PVC b. PVA c. PVD d. Yucca 4. Serat buatan untuk bahan jaring, di pasaran dikenal dengan nama dagang serat PE adalah serat sintetis jenis ….. a. Polyamide b. Polyester c. Polyuretane d. Polyethilen 5. Di bawah ini yang merupakan bahan dari serat alami ….. a. Katun-nylon-yute b. Silk-asbestos-ramie c. Hemp-polyester-alluminium fibre d. Nylon-polyester-polyvinylchloride 6. Tali sumbu kompor minyak tanah adalah berbahan serat alami yang termasuk dalam kelompok serat ..… a. Biji-bijian b. Kulit batang



c. Buahan d. Daunan 7. Di bawah ini yang termasuk dalam serat sintetis atau serat buatan adalah ….. a. Polyethylene b. Sisal c. Agave d. Yute 8. Dalam bahan alat penangkap ikan benang dari polyamide termasuk dalam serat ….. a. Buahan b. Bijian c. Sintetis d. Mineral 9. Salah satu penyebab bahan dari serat alami tidak digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan adalah …. a. Mudah lapuk b. Sulit dikembangbiakkan c. Mudah busuk d. Proses pembuatan terlalu rumit 10.Bahan dari serat alami termasuk bahan yang mudah rusak, karena bahan serat alami tergolong bahan ….. a. Organik b. Anorganik c. Sintetis d. Buatan 11.Bahan dari serat buatan atau serat sintetis banyak digunakan dalam alat penangkapan ikan, karena bahan dari serat sintetis ….. a. Tahan panas b. Tidak mudah lapuk c. Ringan d. Menyerap air 12Beberapa kelebihan serat sintetis dibanding serat alami di bawah ini, kecuali ….. a. Tidak membusuk b. Menyerap air



28



bahan dan alat tangkap



c. Tensile strength lebih besar d. Tahan gesekan 13.Beberapa sifat di bawah ini merupakan sifat dari serat alami ….. a. Tidak menyerap air b. Kekuatan putus tinggi c. Serapan airnya tinggi d. Elastisitasnya tinggi 14.Pelapukan pada bahan yang terbuat dari selulose diakibatkan oleh adanya aktifitas dari ….. a. Pembusukan oleh bakteri b. Panas matahari c. Perendaman dalam air d. Garam dari air laut 15.Syarat bahan alat penangkap ikan yang termasuk dalam kelompok pemberat adalah memiliki masa jenis ….. a. > 1.025 b. = 1.025 c. < 1.025 d. 1 16.Kelompok pemberat dalam bahan alat penangkap ikan memiliki pada umumnya terbuat dari bahan ….. a. Kayu b. Karet c. Logam d. Plastik 17.Benda bulat berbentuk bola berisi udara yang terbuat dari aluminium jika digunakan sebagai komponen alat penangkap ikan adalah termasuk kelompok ….. a. Kompon b. Pelampung c. Pemberat d. Rumpon 18.Bahan dari logam timah hitam dalam alat penangkap ikan pada umumnya digunakan



sebagai ….. a. Pelampung b. Webbing c. Kompon d. Pemberat 19.Pada pengoperasian alat penangkap ikan jenis trawl dasar dengan cara ditarik sepanjang dasar perairan, dalam pembuatan trawl dasar tersebut dibutuhkan bahan dengan sifat-sifat sebagai berikut ….. a. Diameter serat besar b. Tensile strength rendah c. Daya tahan terhadap gesekan besar d. Permukaan benang kasar 20.Pemilihan bahan alat penangkap ikan tergantung pada beberapa pertimbangan, kecuali ….. a. Cara pengoperasian b. Spesies ikan yang akan ditangkap c. Daerah tangkapan d. Sumber daya manusia 21.Ground rope pada trawl dasar adalah sejenis tali kompon, yang terdiri dari wire dan benang PVA, penggabungan kedua jenis bahan ini dimaksudkan agar ….. a. Mencegah berkarat b. Meningkatkan kekuatan putus c. Melindungi dari gesekan dengan dasar perairan d. Mencegah tersangkutnya webbing pada ground rope 22.Tali ris bawah gill net yang terbuat dari PE, adalah bahan yang dikelompokkan pada kelompok ….. a. Pemberat b. Pelampung c. Kompon d. Webbing 23.Dalam pemilihan bahan untuk pembuatan jaring purse seine, bahan yang digunakan



29



bahan dan alat tangkap



harus memiliki sifat di bawah ini, kecuali ….. a. Kecepatan tenggelam yang besar b. Kekuatan putus yang besar c. Menyerap air d. Hambatan yang rendah terhadap aliran air 24.Dalam pemilihan bahan untuk gill net yang dioperasikan pada siang hari, bahan yang digunakan sebaiknya memiliki sifat sebagai berikut, kecuali …. a. Transparan b. Elastisitas yang tinggi c. Staple fibre d. Continuous filaments 25.Pada purse siene dan alat tangkap lainya sering dilakukan penambahan berat pada komponen pemberat atau tarred, tujuan penambahan berat atau tarred dalam jaring purse seine bertujuan untuk ….. a. Bobot alat tangkap b. Kecepatan tenggelam c. Densitas alat tangkap d. Tegangan alat tangkap 26.Timbel atau timah hitam pada umumnya paling sering digunakan sebagai pemberat dalam pembuatan alat penangkap ikan dibanding logam besi, hal tersebut disebabkan karena ….. a. Harga timbel lebih murah dari besi b. Berat jenis timbel lebih besar dari besi c. Timbel lebih tahan terhadap air laut d. Timbel lebih mudah didapat dipasaran 27.Pada umumnya long line ditujukan untuk menangkap ikan-ikan pelagis besar sehingga dibutuhkan bahan yang memiliki sifat antara lain ….. a. Permukaan bahan halus b. Elongasi rendah c. Elastisitas tinggi d. Kekuatan putus yang tinggi



28.Pada alat tangkap huhate mata pancing di desain khusus tidak memiliki pengait dengan tujuan ….. a. Tidak melukai ikan b. Ikan akan terjerat c. Ikan mudah lepas d. Lebih mudah dalam pembuatannya 29.Komponen pole and line secara umum terdiri dari joran, tali dan pancing. Joran pada pole and line dapat terbuat dari ….. a. Plastik b. Besi baja c. Kayu d. Fiber glass 30.Pemberat pada pancing pada umumnya terbuat dari ….. a. Timbel atau timah hitam b. Besi baja c. Aluminium d. Plastik B. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan serat yang berasal dari bijian tumbuhan! 2. Sebutkan keunggulan serat sintetis dibanding dengan serat alami! 3. Jelaskan persyaratan bahan yang digunakan dalam kelompok pelampung! 4. Sebutkan bahan yang paling sesuai untuk bahan alat penangkap ikan trawl! 5. Sebutkan persyaratan bahan untuk jaring purse seine!



30



bahan dan alat tangkap



Setelah mempelajari bab kesatu sampai ketiga ini dan mengerjakan evaluasi semester ganjil, cobalah refleksi diri Anda mengenai materi pada satu semester ini, apakah masih ada materi yang belum dimengerti? Adakah yang masih ingin ditanyakan pada guru pengampu? Jika iya, diskusikan dengan teman maupun guru Anda. Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran selama satu semester ini kepada guru pengampu untuk perbaikan kegiatan pembelajaran ke depan.



31



BAB iv sistem penomoran benang 1. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menerapkan cara konversi denier dengan benar 2. Setelah menggali informasi peserta didik mampu melaksanakan cara konversi denier dengan benar.



SISTEM PENOMORAN BENANG Mencakup



Sistem penomoran secara langsung



Sistem penomoran tidak langsung Terdiri atas



- Den - Tex



denier (D/Td) tex numeris number (Nm)



- Ne (S) - Nm - Nt



Ne Nt



32



bahan dan alat tangkap



A. KONSTRUKSI BENANG DAN TALI Secara umum proses pembuatan tali maupun benang dengan cara pemintalan. Dari bahan baku dilakukan pemintalan beberapa kali sehingga diperoleh tali atau benang yang siap untuk digunakan. Dalam bab ini istilah tali yang dimaksud di dalamnya termasuk dadung, tambang dan sejenisnya. Ketidakseragaman dalam mengartikan istilah tali di setiap daerah menimbulkan beberapa kesulitan dalam menjelaskan maksud dari tali itu sendiri. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan tali yang bersal dari bahasa asing yang sering digunakan dalam bidang perikanan khususnya dalam bahan alat penangkap ikan. Istilah-istilah yang berkaitan dengan tali yang sering digunakan dalam bahan alat penangkap ikan antara lain: 1. Netting twine (twine) adalah tali atau benang untuk pembuatan jaring yang terbuat dari dua atau lebih single yarn atau monofilament hanya dengan satu kali proses pemintalan. 2. Rope adalah tali yang memiliki ukuran yang besar. Merupakan hasil pintalan atau anyaman dari beberapa yarn atau strand yang dibentuk menjadi bentuk tali yang lebih besar dan kuat. Rope memiliki tensile strength yang besar sehingga biasanya digunakan untuk menarik atau mengangkat beban yang relatif berat. Tensile strength adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah benda ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah atau putus. 3. Thread adalah tali yang berukuran kecil atau sering disebut sebagai benang. Tahapan-tahapan dalam pemintalan dari bahan baku sampai menjadi tali atau rope atau twine yaitu pertama bahan baku berupa serat-serat atau fibres dipintal (twisted) menjadi yarn. Tahap pemintalan



serat-serat atau fibres menjadi yarn sering disebut sebagai lower twist. Tahap kedua dari beberapa yarn dipintal lagi menjadi strand. Tahapan pemintalan yarn menjadi strand sering disebut dengan middle twist. Tahap ketiga dari beberapa strand dipintal menjadi thread atau twine atau rope. Tahapan pemintalan ini sering disebut dengan upper twist. Dalam pemintalan terdapat dua arah pintalan, yaitu pintalan dengan arah kekanan atau sering ditandai dengan huruf S dan pintalan dengan arah ke kiri ditandai dengan huruf Z.



Gambar 4.1 Skema pembuatan tali Sumber: Dokumen Pribadi



Untuk menghasilkan tali hasil pintalan yang baik sesuai dengan yang kita harapkan, pemintalan yang dilakukan harus memenuhi beberapa syarat. Menurut Sadhori (1983), untuk menghasilkan tali dengan arah pintalan kanan atau S maka pada pintalan strand (middle twist) haruslah dengan arah pintalan yang berlawanan yaitu Z, sedangkan arah pintalan pada lower twist boleh arah kanan S atau arah kiri Z. Konstruksi twine atau rope dapat terdiri dari 2, 3 atau 4 strand.



Gambar 4.2 Arah pintalan Sumber: Sadhori (1983)



33



bahan dan alat tangkap



sistem tex ditetapkan dalam satuan metrik. Dalam penomoran sitem tex berat dinyatakan dalam gram dan panjang dinyatakan dalam kilometer atau 1.000 meter. Tali dengan berat 1 gram dengan panjang 1 kilometer (1.000 meter) dinyatakan dalam 1 tex. Sehingga dalam penomoran secara langsung dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini.



B. SISTEM PENOMORAN Sistem penomoran merupakan sebuah sistem untuk menentukan ukuran-ukuran yarn atau twine. Nomor tali atau benang menyatakan perbandingan antara diameter dengan panjang tali atau benang. Dalam sistem penomoran yarn dan twine dikenal ada tiga macam, yaitu sistem penomoran langsung (direct system), sistem penomoran tidak langsung (indirect system) dan sistem penomoran dengan cara mengukur diameter dari tali tersebut. 1. Sistem Penomoran Langsung (Direct System) Sistem penomoran ini berdasarkan atas berat per satuan panjang tertentu. Sistem ini digunakan dalam penomoran synthetic continuous multi filament. Dalam sistem ini semakin besar nomor tali atau benang berarti diameter dari benang juga akan semakin besar. Ada beberapa satuan dalam sistem ini, yang masing-masing satuan mempunyai standar tertentu dalam satuan ukuran panjang dan beratnya. Satuan dalam sistem penomoran langsung ini antara lain: a. Denier atau Titre in denier (D/Td) Satuannya disebut denier/den atau Td, merupakan satuan ukuran berat per satuan panjang. Apabila dikonversikan dalam ukuran berat dalam gram, 1 denier memiliki berat sebesar 0.05 gram. Dalam sistem denier ini juga ditentukan panjangnya yaitu sepanjang 450 meter. Atau juga dapat dinyatakan bahwa 1 denier adalah berat 1 gram benang atau tali sepanjang 9.000 meter. Dapat disimpulkan bahawa semakin besar bobot atau berat tali sepanjang 450 meter maka nomor tali tersebut akan semakin besar. b. Tex Satuan berat dan panjang dalam



NO



Simbol



Satuan berat



1.



Denier (D/Td)



0,05 gram



450 meter



1 gram



9.000 meter



1 gram



1 kilometer



1gram



1.000 meter



2.



Tex



Satuan panjang



2. PENOMORAN TIDAK LANGSUNG Sistem ini dikenal dengan runnage system, dalam sistem ini nomor yarn menyatakan panjang yarn untuk satuan berat tertentu. Dasar penentuan satuan yarn adalah banyaknya (jumlah panjang) dari yarn dalam satuan ukuran berat tertentu (pound atau lb). Makin panjang yarn yang dibuat dalam satuan berat (pound atau lb) yang tetap makin tinggi nomor yarn tersebut atau juga dapat dinyatakan semakin panjang yarn yang dibuat dalam setiap pound, nomor yarn tersebut semakin besar sedangkan benangnya berukuran semakin kecil. Sistem tidak langsung memiliki nomor yarn yang berkebalikan dengan sistem penomoran langsung. Beberapa simbol dalam penomoran tidak langsung yang dikenal dipasaran, antara lain Ne (S), Nel, Nm dan Nt. Satuan Ne atau S merupakan sistem penomoran di Inggris untuk serat yang terbuat dari cotton dan serat buatan dalam bentuk staple fibre. Satuan



34



bahan dan alat tangkap



panjangnya dalam ukuran hank (840 yard) dan satuan beratnya dalam 1 english pound (lb) atau 1 Ne: 840 yard/lb. Contoh 20 Ne menyatakan single yarn 20 x 840 = 16.800 yard/lb. Sistem penomoran metrik (metric number) dengan simbol Nm yang menyatakan panjang suatu single yarn dalam meter per berat satu kilogram. Nm: 1 kilometer/kg atau 1 meter/gram. Sehingga dalam penomoran tidak langsung dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini. NO



Simbol



Satuan panjang



Satuan berat



1.



Ne (S)



840 yards (1 hank)



1 pound (1 lb)



2.



Ne L



300 yards



1 pound (1 lb)



3.



Nm



1 meter



1 gram



4.



Nt



1meter



1 kilogram



a. Twine: Ne. 20 x 4 x 3 Berarti twine tersebut terbuat dari yarn bernomor Ne. 20 dan terdiri dari 3 strand yang masing-masing strand terdiri dari 4 yarn. b. Twine nomor: Tex. 23 x 5Z x 3 S Artinya twine tersebut dibuat dari yarn dengan nomor Tex 23 terdiri dari 3 strand dipilin S dan masing-masing strand terdiri dari 5 yarn dipilin Z.



Gambar 4.3 Penomoran tali Sumber: Sadhori (1983)



D. KONVERSI Dalam pembuatan alat penangkap ikan dibutuhkan keseragaman dalam ukuran bahan yang dipergunakan. Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perbandingan antara sistem atau simbol yang satu dengan sistem atau simbol yang lain supaya nomor dari suatu bahan dengan sistem atau simbol penomoran tertentu dapat diperhitungkan ke dalam sistem atau simbol penomoran yang lain. Menurut Sadhori (1983), dapat digambarkan dalam tabel berikut:



C. PENOMORAN NETTING TWINE Sistem penomoran langsung dan sistem penomoran tidak langsung yang telah dijelaskan di atas merupakan sitem penomoran untuk yarn. Dalam kenyataan di pasaran sistem penomoran tersebut belum sepenuhnya dapat digunakan langsung untuk pemesanan bahan yang diperlukan sudah dalam bentuk netting twine, kecuali pada bahan yang memiliki kode atau simbol S yang masih banyak diperdagangkan dalam bentuk yarn. Dalam penomoran netting twine yang menjadi dasar adalah nomor yarn yang membentuk twine tersebut dengan menambahkan jumlah yarn dalam setiap strand dan jumlah strand yang membentuk twine serta juga sering disertakan keterangan arah pilinan (ply). Seperti contoh berikut:



Tabel 1. Konversi Penomoran



35



Nm



1,693 x Ne



0,605 x Ne L



1/100 x Nt



Ne (S)



2,800 x Ne L



0,591 Nm



1/1696 x Nt



Ne L



0,357 X Ne



1,655 x Nm



1/605 x Nt



Nt



1,693 x Ne



0,605 x Ne L



1.000 x Nm



bahan dan alat tangkap



Tabel 2. Konversi Ukuran Tali Nm



Td



Ne



Tex



430



70



76



7,6



420



75



70



8,4



100



90



60



10



90



100



54



11



85



110



50



12



70



125



40



14



60



150



35



17



50



180



30



20



43



210



25



23



36



250



21



28



34



270



20



30



30



300



17



34



20



430



12



50



18



500



10



56



11



400



0



92



website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang sistem penomoran benang bahan alat penangkap ikan adalah sebagai berikut:



https://berkaos.com/mengenal-sistem-penomoran-pada-benang/



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai sistem penomoran benang bahan alat penangkap ikan kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang sistem penomoran benang bahan penangkap ikan tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu 36



bahan dan alat tangkap



1. Secara umum proses pembuatan tali maupun benang dengan cara pemintalan. 2. Tahapan-tahapan dalam pemintalan dari bahan baku sampai menjadi tali atau rope atau twine yaitu pertama lower twist, tahap kedua middle twist dan tahap ketiga upper twist. Dalam pemintalan terdapat dua arah pintalan, yaitu pintalan dengan arah ke kanan atau sering ditandai dengan huruf S dan pintalan dengan arah ke kiri ditandai dengan huruf Z. 3. Sistem penomoran merupakan sebuah sistem untuk menentukan ukuran-ukuran yarn atau twine. Nomor tali atau benang menyatakan perbandingan antara diameter dengan panjang tali atau benang. 4. Dalam sistem penomoran yarn dan twine dikenal ada tiga macam, yaitu sistem penomoran langsung (direct system), sistem penomoran tidak langsung (indirect system) dan sistem penomoran dengan cara mengukur diameter dari tali tersebut. 5. Satuan dalam sistem penomoran langsung ini antara lain Denier (D/Td) dan Tex. 6. Beberapa simbol dalam penomoran tidak langsung yang dikenal dipasaran, antara lain Ne (S), Nel, Nm dan Nt. 7. Dalam penomoran netting twine yang menjadi dasar adalah nomor yarn yang membentuk twine tersebut dengan menambahkan jumlah yarn dalam setiap strand dan jumlah strand yang membentuk twine serta juga sering disertakan keterangan arah pilinan (ply). 8. Untuk tujuan keseragaman diperlukan suatu perbandingan antara sistem atau simbol yang satu dengan sistem atau simbol yang lain supaya nomor dari suatu bahan dengan sistem atau simbol penomoran tertentu dapat diperhitungkan ke dalam sistem atau simbol penomoran yang lain.



Sistem penomoran benang digunakan untuk menandai ukuran suatu benang yang biasanya dipakai dalam pembuatan alat penangkap ikan. Tugas Anda adalah mencari informasi tentang penomoran dari produk tali atau rope yang tersedia di pasaran di daerah Anda, tulislah nomor benang yang tertera dalam produk tali atau rope dan konversikan ke dalam sistem penomoran tali yang lain (penomoran langsung dan penomoran tidak langsung) disertai dengan gambar-gambar yang mendukung. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



penilaian harian Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. J e l a s k a n y a n g d i m a k s u d d e n g a n penomoran benang dalam bahan alat penangkap ikan! 2. Sebutkan simbol penomoran benang yang tergolong dalam sistem penomoran langsung! 3. Jelaskan yang di maksud pilinan Z dalam pemintalan benang! 4. Sebutkan satuan panjang yang digunakan dalam satuan denier! 5. Jelaskan benang yang memiliki kode tex 30 x 6 Z x 3 S! Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu menjadi paham tentang sistem penomoran benang dan konversinya.



37



bahan dan alat tangkap



1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab IV ini? 2. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab keempat ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? 3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab IV ini? 4. Apa yang akan Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab IV? 5. Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.



38



BAB v tali temali 1. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menerapkan cara membuat simpul-simpul mata jaring dengan benar. 2. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menerapkan cara membuat simpul-simpul penyambungan tali dengan benar. 3. Setelah menggali informasi peserta didik mampu membuat simpul-simpul berdasarkan jenisnya pada mata jaring dengan benar. 4. Setelah menggali informasi peserta didik mampu membuat simpul-simpul berdasarkan jenisnya untuk menyambung tali dengan benar.



TALI TEMALI Terdiri dari



Simpul



Splice



Simpul-Splice



39



bahan dan alat tangkap



A. TALI TEMALI Tali temali merupakan pengetahuan yang sangat berkaitan dengan pembuatan alat penangkap ikan serta perawatannya. Dalam pembuatan alat penangkap ikan tidak terlepas dari penggunaan tali, simpul dan sosok, baik untuk keperluan ikat mengikat maupun berbentuk splicing dan sambung-menyambung. Karena tali temali dan splicing banyak digunakan dalam penanganan alat-alat penangkap ikan, maka dalam buku ini akan diberikan beberapa jenis simpul dan sosok yang ada hubungannya dengan alat-alat penangkapan ikan. B. SIMPUL DAN SOSOK Dalam tali temali yang dinamakan simpul adalah sebuah ikatan tali, sedang yang di maksud sosok adalah sebuah bentuk tali. Beberapa simpul dan sosok yang sering digunakan dalam pembuatan alat-alat penangkap ikan, di antaranya adalah: 1. Sosok Pangkal Dan Sosok Pangkal Ganda Dalam tali temali sosok pangkal ini umumnya digunakan untuk mengikat tali pada sebuah tonggak atau tiang. Cukup kuat bila ditarik lurus tetapi bila ditarik menyamping dapat bergeser. Dalam pembuatan alat penangkap ikan sosok pangkal dan pangkal ganda biasanya digunakan dalam pemasangan tali ris dengan tali kolor atau tali ris dengan tali pelampung.



Gambar 5.2 Sosok pangkal ganda (Sumber: Dokumen Pribadi)



a. Simpul Mati Simpul mati terjadi karena dua simpul tangan yang dibuat berurutan dan dipakai untuk menyambung dua buah tali yang hampir sama besar. Dapat terlepas apabila kedua tali tidak sama besar kecuali bila kedua ujungnya masing-masing telah diikat lingkar.



Gambar 5.3 Sosok simpul mati (Sumber: Dokumen Pribadi)



b. Sosok Tarik Untuk mengikat tali pada sebuah tiang untuk sementara waktu. Akan telepas apabila ujungnya ditarik.



Gambar 5.4 Sosok tarik (Sumber: Dokumen Pribadi)



Gambar 5.1 Sosok pangkal (Sumber: Dokumen Pribadi)



40



bahan dan alat tangkap



c. Sosok Tengah Sebuah ikatan pada sebuah tonggak dengan mempergunakan satu simpul tangan.



f. Sosok Tarik Pangkal Ganda Cara membuatnya sama seperti sosok pangkal ganda akan tetapi ujung dari tali dibuat menghadap ke luar agar mudah dapat dilepaskan kembali.



Dilihat dari depan



Dilihat dari belakang Gambar 5.8 Sosok tarik pangkal ganda (Sumber: Dokumen Pribadi)



g. Sosok Kelat (Sosok Bendera atau English Knot) Dipergunakan untuk menyambung dua buah ujung tali yang tidak sama besar. Salah satu dari ujung tali dibuat kelok atau mata. Bilamana tidak sama besar maka mata dibuat pada tali yang paling besar. Dalam pembuatan alatalat peangkap ikan sosok kelat (english knot) digunakan untuk membuat simpul pada webbing atau jaring.



Gambar 5.5 Sosok Tengah (Sumber: Dokumen Pribadi)



d. Sosok Dua Tengah Sebuah ikatan tali pada sebuah tonggak dengan mempergunakan dua simpul lengan.



Gambar 5.6 Sosok dua tengah (Sumber: Dokumen Pribadi)



e. Sosok Dua Tengah Ganda Sama dengan sosok dua tengah namaun menambah belitan satu lagi agar kekuatan tarik lebih ditahan oleh tonggak dan tidak hanya oleh simpul Gambar 5.9 Sosok kelat (Sumber: Dokumen Pribadi)



h. Sosok Kelat Ganda



Gambar5.7 Sosok dua tengah ganda (Sumber: Dokumen Pribadi)



Gambar 5.10 Sosok kelat ganda (Sumber: Dokumen Pribadi)



41



bahan dan alat tangkap



Dibuat agar ikatan lebih kuat maka tali yang lebih kecil membuat satu belitan lagi pada mata tali yang besar I. Sosok Silang dan Sosok Silang Ganda Sosok silang dan sosok silang ganda banyak digunakan untuk menyambung dua buah tali yang besar, misal dadung-dadung yang dipakai untuk menyandarkan kapal. Bilamana salah satu dadung putus maka menyambungnya adalah dengan sosok silang atau sosok silang ganda. Bila dipakai sosok lain misalnya simpul mati atau sosok kelat maka karena tenaga tarik dari tali adalah sedemikian besar sehingga sesudahnya hendak melepas kembali sambungannya akan sukar sekali. Pada sosok silang ganda maka salah satu ujung tali diputar sekali lagi melalui pangkal mata tali satunya. Pada kedua ujung tali lalu distoppor agar tidak terlepas



(1)



(2)



(3) (4) Gambar 5.12 Sosok tiang (Sumber: Dokumen Pribadi)



k. Sosok Tiang Ganda Cara membuatnya sama dengan sosok tiang biasa, hanya ujung dari tali yang merupakan kelok dilewatkan ke goba dari tali sehingga menjadi pangkal dari gobanya.



(2) (1) Gambar 5.13 Sosok tiang ganda (Sumber: Dokumen Pribadi)



Sosok silang



l. Sosok jerat Merupakan sebuah sosok dari tali dimana ujung dari tali membuat mata ke pangkalnya sedang mata itu adalah sebuah sosok tiang. Dipergunakan untuk menarik sesuatu agar tidak terlepas.



Sosok silang ganda



Gambar 5.11 Sosok silang dan sosok silang ganda (Sumber: Dokumen Pribadi)



j. Sosok Tiang Sosok tiang dibuat dengan memasukkan ujung tali ke mata tali yang dibuat dibagian pangkalnya. Sosok tiang banyak sekali digunakan dikapal untuk mengikat sesuatu karena gobanya yang dibuat oleh tali tidak dapat terlepas. Selain itu bila tidak diperlukan lagi maka mudah melepasnya.



Gambar 5.14 Sosok jerat



42



bahan dan alat tangkap



m. Simpul Delapan C. SPLICING Merupakan sebuah sosok tali yang Beberapa jenis splicing yang sering berbentuk delapan yang akan digunakan dalam pembuatan alat-alat membentuk sebuah tombol sehingga penangkapan ikan adalah: tali tidak berjumbai. Dipakai agar 1. Simpul Dasar ujung tali tidak dapat melewati sebuah Simpul dasar merupakan splicing kerekan atau ikatan. Sering dipakai untuk pembuatan-pembuatan simpul karena mudah membuatnya. atau ikatan lebih lanjut. Penggunaan simpul dasar umumnya untuk mematikan ujung tali agar tidak terurai sehingga tidak menghambat pekerjaan berkaitan dengan tali temali.



(1) (2) Gambar 5.15 Simpul delapan (Sumber: Dokumen Pribadi)



n. Sosok Sapi Digunakan untuk mengikat layar atau terpal pada rangkanya. Juga untuk mengikat tali pada pagar kapal.



Gambar 5.18 Simpul dasar Sumber: Naryo Sadhori (1983)



Cara membuat simpul dasar pada tali dengan jumlah tiga strand yaitu dengan meletakkan berurutan untaian-untaian strand yang berikut seperti pada gambar di bawah ini, kemudian ditarik sampai rata dilanjutkan dengan teknik seplice berurutan dalam celah-celah untian strand pada tali. Pada gambar di bawah urutan cara pembuatannya dari (1), (2), (3), (4) sampai (5).



Dilihat dari belakang Dilihat dari depan Gambar 5.16 Sosok sapi (Sumber: Dokumen Pribadi)



o. Sosok Pengumpul Digunakan untuk mengikat bersama atau mengumpulkan tumpukan terpal-terpal atau layar agar dikat bersama. Dalam bahasa Inggris disebut marling-hitch. Juga untuk mengikat menjadi satu batangan kayu yang lepas.



Gambar 5.19 Cara pembuatan simpul dasar Sumber: Suryono (2008).



2. Simpul Timbul



Gambar 5.17 Sosok pengumpul (Sumber: Dokumen Pribadi) Gambar 5.20 Simpul timbul Sumber: Suryono (2008)



43



bahan dan alat tangkap



3. Simpul Timbul Ganda



Gambar 5.24 Pintalan Panjang Sumber: Naryo Sadhori (1983)



Gambar 5.21 Simpul timbul ganda Sumber: Suryono (2008)



7. Pintalan Sosok (Eye Splice) Biasanya digunakan untuk membuat mata pada ujung tali pada tali kepil.



4. Simpul Tupai



Gambar 5.22 Simpul Tupai Sumber: Suryono (2008)



5. Pintalan Pendek Pintalan pendek umumnya digunakan untuk menyambung dua ujung tali atau tali-tali yang putus. Hasil sambungan dengan pintalan pendek menghasilkan sambungan dua ujung tali yang rapi. Talitali yang disambung dengan pintalan pendek tidak dapat digunakan pada kerekan, karena sambungan akan menghambat ketika bergerak pada kerek.



Gambar 5.25 Pintalan Sosok (eye splice) Sumber: Naryo Sadhori (1983)



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai tali temali kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang tali temali tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang tali temali adalah sebagai berikut:



Gambar 5.23 Pintalan Pendek Sumber: Diyan Krisdiana (2010)



6. Pintalan Panjang Pintalan panjang juga sering digunakan untuk menyambung dua ujung tali dengan hasil sambungan lebih halus dibanding dengan sambungan menggunakan pintalan pendek. http://para-pramuka.blogspot.com/2015/06/ macam-macam-dan-cara-membuat-tali-simpul.html



44



penilaian harian Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan simpul dalam tali temali yang digunakan dalam pemasangan pelampung dan pemberat dalam alat penangkapan ikan! 2. Jelaskan yang dimaksud sosok dalam tali temali! 3. Jelaskan yang di maksud teknik seplice dalam kegiatan tali temali dalam pembuatan alat penangkap ikan! 4. Gambarkan sosok pangkal! 5. Gambarkan urutan dalam membuat mata tali dengan cara seplice!



1. Tali temali merupakan pengetahuan yang sangat berkaitan dengan pembuatan alat penangkap ikan serta perawatannya. 2. Dalam tali temali dalam pembuatan alatalat penangkapanikan dikenal istilah simpul, sosok dan splicing. 3. B e b e r a p a s o s o k d a n s i m p u l y a n g dipergunakan dalam alat-alat penangkapan ikan antara lain sosok pangkal, sosok pangkal ganda, simpul bendera dan lainlain. 4. Splicing meupakan salah satu cara untuk membuat simpul dan pintalan dalam kegiatan tali temali maupun sambungmenyambung tali. 5. Beberapa jenis splicing yang sering digunakan dalam alat-alat penangkapan ikan antara lain simpul dasar, pintalan pendek, pintalan panjang dan pintalan sosok.



Setelah mempelajari bab ke lima ini, Anda tentu menjadi paham tentang tali menali dalam kaitannya pembuatan alat penangkap ikan. 1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab V ini? 2. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab kelima ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? 3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab V ini? 4. Apa yang akan Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab V? 5. Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.



Keterampilan dasar yang perlu dikuasai dalam pembuatan alat-alat penangkapan ikan antara lain tali temali. Tugas Anda adalah mencari informasi tentang penggunaan splicing dalam alat penangkap ikan di daerah Anda, jenis sosok dan simpul dan alur pembuatan splicing dari sosok dan simpul tersebut disertai dengan gambar-gambar yang mendukung. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



45



BAB vi menjurai 1. Setelah mempelajari materi malalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menerapkan cara menjurai dengan benar. 2. Setelah mempelajari materi melalui diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu menerapkan cara pembuatan coban seleran dengan benar. 3. Setelah menggali informasi peserta didik mampu melaksanakan pembuatan mata jaring dengan benar. 4. Setelah menggali informasi peserta didik mampu melaksanakan pembuatan coban seleran dengan benar.



MENJURAI Mencakup



Alat dan Bahan



Cara Menjurai Terdiri atas



- Coban - Seleran - Alat Pemotong (pisau, gunting atau cutter) - Tali atau benang



seleran, coban, tali/benang, menjurai



46



bahan dan alat tangkap



A. MEMBUAT JARING Yang dimaksud membuat jaring pada umumnya adalah membuat badan jaring atau net webbing. Cara membuat jaring dengan tangan disebut dengan menjurai atau hand wove, sedangkan pembuatan jaring dengan mesin disebut machine wove.



bahan kayu, plastik, bambu, logam dan sebagainya. Bentuk dan penampang seleran yang mudah untuk digunakan adalah bentuk oval dengan panjang seleran kurang lebih 10 cm.



B. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN Sebelum pembuatan jaring dimulai terlebih dahulu harus dipersiapkan beberapa peralatan yang akan digunakan. Peralatan dan bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan jaring dengan tangan atau menjurai antara lain, coban, seleran, pisau (gunting atau cutter) dan tali (benang). 1. Coban Coban adalah suatu alat yang bentuknya menyerupai jarum. Coban digunakan untuk menempatkan /menggulung benang juraian yang akan dipakai untuk pembuatan jaring. Ada beberapa bentuk coban yang disesuaikan dengan penggunaannya menurut besar kecilnya benang dan juga jaring yang akan dibuat. Coban dapat terbuat dari bahan kayu, bambu, plastik, tanduk atau logam.



Gambar 6.2 Seleran dari bambu (Sumber: Dokumen Pribadi)



3. Alat Pemotong (gunting, pisau atau cutter) Alat yang digunakan untuk memotong benang atau tali yang dipakai menjurai dapat menggunakan gunting, pisau atau cutter.



Gambar 6.3 Gunting (Sumber: Dokumen Pribadi)



4. Tali atau Benang Tali atau benang merupakan bahan pokok dalam menjurai atau membuat webbing. Tali atau benang dapat berasal dari serat alami maupun dari serat sintetis. Dalam menjurai pemilihan benang didasarkan pada konstruksi dan jenis alat tangkap yang akan dibuat. Benang atau tali dapat berupa multifilament maupun monofilament (senar).



Gambar 6.1 Coban (Sumber: Dokumen Pribadi)



2. Seleran Seleran merupakan salah satu alat yang gunanya untuk menentukan besar kecilnya mata jaring yang akan dibuat. Besar/lebar seleran adalah setengah dari ukuran besarnya mata jaring yang akan dibuat. Seleran dapat dibuat dari



47



bahan dan alat tangkap



Setelah dihitung berapa mata ke samping yang diperlukan maka seleran dapat dilepas. Simpul-simpul yang terdapat pada tali gantungan dikumpulkan dan mata jaring yang baru dibuat dibalik (bagian kanan/B) diletakkan disebelah kiri dan pembuatan mata dapat di mulai lagi dari B ke A.



Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai cara menjurai dalam membuat webbing dengan seleran kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang menjurai dengan bantuan seleran tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang menjurai adalah sebagai berikut:



Gambar 6.9 Menjurai pada baris kedua Sumber: Naryo Sadhori (1983



Pembuatan simpul dari cara a



Pembuatan simpul dari cara b



https://www.youtube.com/watch?v=rHmAJsg9j74 Penyelesaian (bentuk simpul a 1)



Penyelesaian (bentuk simpul b 1)



Gambar 6.10 Menjurai Sumber: Naryo Sadhori (1983)



Setelah selesai semuanya jumlah mata yang diperlukan (baik ke samping maupun 1. Cara membuat badan jarring atau net ke bawah) maka pekerjaan dapat webbing dengan tangan adalah menjurai. dihentikan dan menjadi sebuah lembaran 2. Bahan dan alat yang diperlukan dalam jaring. menjurai adalah benang atau tali, coban, seleran dan alat pemotong (gunting atau cutter). 3. Coban adalah alat yang menyerupai jarum digunakan untuk menggulung benang atau tali dalam pembuatan jaring (menjurai). 4. Dalam menjurai digunakan seleran dengan tujuan supaya diperoleh ukuran mata jaring yang seragam.



48



bahan dan alat tangkap



2. Simpul Bendera Ganda



Gambar 6.4 Benang atau Tali (Sumber: Dokumen Pribadi)



Ada beberapa cara dalam mengukur Gambar 6.6 Simpul bendera ganda (Sumber: Dokumen Pribadi) untuk menentukan besarnya mata jaring, 3. Simpul Mati antara lain: a. Cara pengukuran dari titik tengah yang berhadapan (panjang dari mata) b. Cara pengukuran dari titik dalam dua simpul yang berhadapan (bukan maksimal dari mata) c. Menghitung banyaknya simpul untuk jarak tertentu (dilakukan pada mata jaring yang amat kecil) Gambar 6.7 Simpul mati (Sumber: Dokumen Pribadi) Dari ketiga cara ini yang biasa dipakai D. CARA MENJURAI adalah cara yang kedua, sedangkan cara Dari beberapa cara menjurai yang ketiga, khusus dipergunakan untuk terdapat di daerah nelayan, pada dasarnya mengukur mata jaring yang berukuran ada dua cara menjurai, yaitu: sangat kecil. 1. Menjurai dengan cara memasukkan C. BENTUK SIMPUL coban melalui bagian atas dari seleran Dalam menjurai ada beberapa macam 2. Menjurai dengan cara memasukkan simpul/bentuk simpul yang dihasilkan, ini coban melalui bagian bawah dari seleran adalah tergantung dari cara menjurai dan Sebelum mulai menjurai perlu penggunaan jaring, serta halus kasarnya dipersiapkan/dibuatkan dahulu tali tali yang dipakai untuk membuat jaring gantungan (frame) yang gunanya untuk tersebut. menggantung jaring tersebut. Tali Di antara berbagai macam bentuk simpul gantungan ini boleh memakai benang yang tersebut adalah: akan dibuat jaring ataupun benang lainnya. 1. Simpul Bendera



Gambar 6.8 Mengawali dalam menjurai Sumber: Naryo Sadhori (1983) Gambar 6.5 Simpul bendera (English knot) (Sumber: Dokumen Pribadi)



49



Salah satu produk hasil perikanan adalah produk hasil perikanan tradisional. Tugas Anda adalah mencari informasi tentang produk hasil perikanan tradisional yang khas di daerah Anda, prinsip dasar dan alur proses pembuatan produk tersebut disertai dengan gambargambar yang mendukung. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.



5.Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.



penilaian harian Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan yang di maksud dengan menjurai! 2. S e b u t k a n b a h a n d a n a l a t y a n g dipergunakan dalam kegiatan menjurai! 3. Jelaskan fungsi dari seleran dalam menjurai! 4. Sebutkan 3 simpul yang sering digunakan dalam menjurai! 5. Jelaskan fungsi coban dalam menjurai!



Setelah mempelajari bab ke enam ini, Anda tentu menjadi paham tentang cara membuat webbing dengan cara menjurai. 1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab VI ini? 2. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab ke enam ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? 3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab VI ini? 4. Apa yang akan Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab VI?



50



bahan dan alat tangkap



A. Soal Pilihan Ganda 6. Salah satu keunggulan serat buatan dibanding dengan serat alami yang paling Pilihlah salah satu jawaban yang paling menonjol adalah… benar! a. Harga relatif mahal 1. Bahan serat yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral tanpa melalui proses b. Menyerap air kimia atau transformasi disebut sebagai …. c. Relatif tahan terhadap pelapukan a. Serat polimerisasi d. Permukaan halus b. Serat alami 7. Dalam alat tangkap konvensional pada c. Serat sintetis pancing (hand line), kayu banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat … d. Serat buatan a. Pemberat 2. Polyethylene salah satu serat yang sering digunakan sebagai bahan pembuatan alat b. Mata pancing penangkap ikan, serat tersebut tergolong … c. Hook a. Serat tumbuhan d. Pelampung/kambangan b. Serat dari hewan 8. Sebagai komponen pemberat sebaiknya c. Serat sintetis dipilih bahan yang memiliki sifat…. d. Serat mineral a. Tahan benturan 3. S a l a h s a t u s e r a t a l a m i b e r b e n t u k b. Daya apung tinggi continuous filament adalah…. c. Daya tenggelam yang tinggi a. Kapas d. Densitas rendah b. Kapuk 9. Bahan logam yang sering digunakan c. Sutra sebagai komponen pemberat adalah…. d. Wool a. Besi 4. Saran adalah nama dari sejumlah polymer b. Timah/timbel yang terbuat dari vinylidene chloride c. Aluminium khususnya polyvinylidene chloride (PVDC) d. Kuningan yang sering dipakai sebagai bahan webbing 10.Pada alat tangkap long line pelampung pemberat, karena saran memiliki sifat …. terbuat dari bahan dengan tingkat a. Tensile strength yang tinggi kekenyalan tinggi dan tahan terhadap b. Permukaan serat halus tekanan air pada kedalaman tertentu, pada c. Diameter kecil umumnya berbentuk bulat. Bahan pelampung tersebut pada umumnya d. Berat jenis lebih besar dari berat jenis air terbuat dari … laut a. Fiber glass 5. Salah satu sifat yang dimiliki dari serat alami adalah…. b. Plastik a. Tidak menyerap air c. Aluminium b. Tidak lapuk d. Kuningan c. Kekuatan putus tinggi 11.Pada webbing yang memiliki tingkat kelenturan yang tinggi atau tidak kaku d. Membusuk dapat dibuat dari bahan serat sintetis dari



51



bahan dan alat tangkap



jenis… a. Polyethylene (PE) b. Polyvinyl chloride (PVC) c. Polyamide (PA) d. Polypropylene (PP) 12.Pada jaring purse seine membutuhkan bahan yang memiliki kecepatan tenggelam tinggi, sering dipakai polyamide (PA) sebagai bahan pembuat webbing, bahan PA memiliki sifat densitas rendah dan kecepatan tenggelam rendah, tetapi kekuatan putusnya tinggi dan diameter kecil. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka perlu dilakukan… a. Menambah jumlah pelampung b. Menambah berat pada komponen pemberat c. Memperpanjang tali kerut d. Memperpanjang tali ris atas 13.Bahan yang digunakan untuk main line pada alat tangkap long line sebaiknya memiliki sifat…. a. Tingkat kelenturan tinggi dan kekuatan putus tinggi b. Kekuatan putus tinggi dan tingkat kekakuan tinggi c. Kekuatan putus rendah dan tingkat kekakuan tinggi d. Kekuatan putus tinggi dan tingkat kekakuan rendah 14.Main line, branch line pada alat tangkap long line terbuat dari serat buatan. Bahan serat buatan yang sering dipakai untuk membuat bagian tersebut adalah…. a. Polyethylen monofilament (PE) b. Polyamide monofilament (PA) c. Polyester (PES) d. Polyvinyl chloride (PVC) 15.Sistem penomoran pada tali atau benang yang didasarkan pada berat per satuan panjang tertentu merupakan penomoran



benang atau tali secara …. a. Direct system b. Indirect system c. System inggris d. System eropa 16.Di bawah ini merupakan salah satu simbol dari penomoran benang secaa langsung … a. Ne (S) b. Ne L c. Nm d. D/Td 17.Dalam sistem penomoran langsung untuk yarn dan twine salah satu satuan dan simbolnya adalah Denier atau disingkat Den atau Td. Apabila dikonversikan dalam satuan gram, maka 1 denier adalah …. a. 0,5 gram b. 0,05 gram c. 0,005 gram d. 0,0005 gram 18.Sebuah twine terbuat dari yarn yang mempunyai nomer Tex. 23, terdiri dari 3 strand yang masing-masing terdiri dari 5 yarn, pilinan strand S dan pilinan yarn Z, maka penulisan twine nomernya adalah…. a. Tex 35 x 3 Z x 2 S b. Tex 35 x s Z x 3 S c. Tex 23 x 5 Z x 3S d. Tex 23 x 5S x 3Z 19.



52



bahan dan alat tangkap



Gambar di atas merupakan simpul…. a. Delapan b. Pangkal c. Bendera d. Silang



23.Dalam penyambungan tali dapat digunakan simpul … a. Simpul mati b. Simpul pangkal c. Simpul bendera d. Simpul delapan 20. 24.Untuk membuat mata pada ujung tali dapat dilakukan dengan cara… Pada penyambungan tali seperti gambar di a. Pintalan pendek atas digunakan pintalan… b. Pintalan panjang a. Pintalan panjang c. Pintalan sosok b. Pintalan dasar d. Sosok kelat c. Pintalan pendek 25.Untuk menyambung dua buah tali yang d. Pintalan mata tali putus dengan hasil sambungan yang halus dapat dilakukan dengan cara …. 21. a. Pintalan sosok b. Pintalan panjang c. Pintalan pendek d. Tali mati 26.



Gambar di atas merupakan simpul …. a. Simpul pangkal b. Simpul mati c. Simpul bendera d. Simpul delapan 22.



Gambar di atas adalah gambar dari a. Seleran b. Coban c. Jarum d. Cutter 27.Seleran digunakan untuk menentukan besar/kecilnya mata jaring yang akan dibuat, dalam membuat seleran besarnya Gambar di atas merupakan gambar dari seleran adalah… simpul …. a. Dua kali mata jaring a. Sosok pangkal b. Satu kali mata jaring b. Sosok pangkal ganda c. Setengah mata jaring c. Sosok tiang d. Seperempat mata jaring d. Sosok tiang ganda



53



bahan dan alat tangkap



28.Dalam pembuatan mata jaring dalam menjurai pada umumnya digunakan simpul … a. Simpul delapan b. Simpul pangkal c. Simpul pangkal ganda d. Simpul bendera 29.Dalam membuat alat tangkap ikan, dalam mengikat antara tali ris dengan tali pelampung atau tali ris dengan tali kolor sering digunakan … a. Sosok bendera b. Sosok pangkap c. Sosok pendek d. Sosok dasar 30.



5. Sebutkan bahan dan alat untuk menjurai dalam membuat webbing!



Setelah mempelajari bab keempat sampai keenam ini dan mengerjakan evaluasi semester genap, cobalah refleksi diri Anda mengenai materi pada satu semester ini, apakah masih ada materi yang belum dimengerti? Adakah yang masih ingin ditanyakan pada guru pengampu? Jika iya, diskusikan dengan teman maupun guru Anda. Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran selama satu semester ini kepada guru pengampu untuk perbaikan kegiatan pembelajaran ke depan.



Gambar di atas merupakan gambar dari … a. Coban b. Cutter c. Seleran d. Pisau B. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan satuan dan simbol yang termasuk dalam sistem penomoran langsung dari penomoran yarn dan twine! 2. Jelaskan tentang satuan dan simbol dari Denier atau sering disingkat D/Td! 3. J e l a s k a n p e r s y a r a t a n b a h a n y a n g digunakan dalam komponen pemberat! 4. Jelaskan kegunaan dari seleran dalam menjurai untuk membuat webbing!



54



bahan dan alat tangkap



Continuous filament : Serat dengan panjang tak terbatas Entangle net : Jaring puntal Gill net : Jaring insang Long line : Jenis pancing rawai yang biasanya ikan tangkapannya ikan tuna Main line : Tali utama pada rangkaian alat tangkap long line Monofilament : Terdiri dari serat tunggal Multifilament : Terdiri dari banyak serat Pancing : Jenis alat penangkap ikan yang terbuat dari tali dan pancing Pelampung : Benda atau komponen alat penangkap ikan yang berfungsi untuk mendapatkan gaya ke permukaan air Pemberat : Benda atau komponen alat penangkap ikan yang berfungsi untuk mendapatkan gaya tenggelam di dalam air. Purse seine : Jaring lingkar atau jaring kerut Rope : Tali yang ukurannya relatif besar Serat alami : Serat yang berasal dari bahan alami, dapat dari tumbuhan, hewan dan mineral Serat Sintetis : Serat buatan hasil dari suatu proses kimia kompleks yang disebut polimerisasi Simpul : Sebuah ikatan tali Sosok : Sebuah bentuk dari tali Staple fibre : Serat dengan ukuran pendek Tali : Anyaman atau pilinan dari serat Thread : Benang Trawl : Jenis alat penangkap ikan berupa jaring yang pengoperasiannya ditarik Twine : Tali Webbing : Rajutan benang untuk bahan jaring Yarn : Tali hasil pintalan dari serat



55



bahan dan alat tangkap



Ardidja, S. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jakarta: STP Press. Garder, J. 1967. How To Make and Set Nets. England: Fishing News Books Limited. Krisdiana D., dkk. 2010. Membuat Jaring, Simpul dan Splice. Jawa Barat: Baruna Ilmu Indonesia. Sadhori, N. 1983. Bahan Alat Penangkapan Ikan. Jakarta: CV. Yasaguna. Suyono. 2008. Tugas Geladak. Jakarta: Koperasi Pegawai Sejahtera BP3IP. Tanudimadja, M. 1976. Mari Menjala. Bandung: Penerbit Teratai. https://internasional.kompas.com/read/2018/ 11/28/13125031/petani-texas-kenakanker-puluhan-tetangganya-bantu-panenkapas. diakses pada tanggal 13 Januari 2019 pukul 21.30 WIB https://peluangusaha.kontan.co.id/news/lebihmaksimal-dibudidayakan-di-lahan-kering-2 diakses pada tanggal 21 Januari 2019 pukul 20.32 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Starr_040 209-0100_Pandanus_tectorius.jpg diakses pada tanggal 21 Januari 2019 pukul 20.35 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Agave_teq uilana_2.jpg diakses pada tanggal 21 Januari 2019 pukul 20.40 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Yute_jawa diakses pada tanggal 21 Januari 2019 pukul 20.42 WIB https://www.kompasiana.com/isnawibawa/5a 9eadc8cf01b40b8f042b42/ membuatpupuk-organik-dari-sabut-kelapa diakses pada tanggal 22 Januari 2019 pukul 19.42 WIB https://www.landmark.com.au/sites/default/fil es/styles/image_1200x_/public/201807/images/Wyvern_223.JPG?itok=_7P8r2n B diakses pada tanggal 22 Januari 2019 pukul 20.46 WIB http://inaban.org/wp-content/uploads/2018/



01/Chrysotile-Asbestos.jpg diakses pada tanggal 22 Januari 2019 pukul 22.46 WIB https://spotmancing.com/wpcontent/uploads/2015/07/timah-2.jpg diakses pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 20.30 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Fishfinder diakses pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 21.11 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Sonar diakses pada tanggal 8 Februari 2019 pukul 19.11 WIB http://sentraljaringsafety.blogspot.com/2015/ 05/jaring-truk-harga-jaring-truk-jual.html diakses pada tanggal 9 Februari 2019 pukul 19.20 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gangions_ used_in_salmon_longlining.jpg diakses pada tanggal 9 Februari 2019 pukul 20.20 WIB



56



bahan dan alat tangkap



Gambar 1.1 Ladang kapas Gambar 1.2 Pohon kapuk Gambar 1.3 Pohon pandan Gambar 1.4 Pohon agave atau pohon sisal Gambar 1.5 Pohon yute Gambar 1.6 Sabut kelapa Gambar 1.7 Serat sutera dan kepompong Gambar 1.8 Serat wool Gambar 1.9 Serat asbestos Gambar 3.1 Pelampung tuna long line Gambar 3.2 Pelampung bentuk oval Gambar 3.3 Pelampung Gambar 3.4 Webbing Gambar 3.5 Pancing tuna long line Gambar 3.6 Pemberat Gambar 4.1 Skema pembuatan tali Gambar 4.2 Arah pintalan tali Gambar 4.3 Penomoran tali Gambar 5.1 Sosok pangkal Gambar 5.2 Sosok pangkal ganda Gambar 5.3 Sosok simpul mati Gambar 5.4 Sosok tarik Gambar 5.5 Sosok tengah Gambar 5.6 Sosok dua tengah Gambar 5.7 Sosok dua tengah ganda Gambar 5.8 Sosok tarik pangkal ganda Gambar 5.9 Sosok kelat Gambar 5.10 Sosok kelat ganda Gambar 5.11 Sosok silang dan sosok silang ganda Gambar 5.12 Sosok tiang Gambar 5.13 Sosok tiang ganda Gambar 5.14 Sosok jerat



Gambar 5.15 Simpul depan Gambar 5.16 Sosok sapi Gambar 5.17 Sosok pengumpul Gambar 5.18 Simpul dasar Gambar 5.19 Cara pembuatan simpul dasar Gambar 5.20 Simpul timbul Gambar 5.21 Simpul timbul ganda Gambar 5.22 Simpul tupai Gambar 5.23 Pintalan pendek Gambar 5.24 Pintalan panjang Gambar 5.25 Pintalan sosok Gambar 6.1 Coban Gambar 6.2 Seleran dari bambu Gambar 6.3 Gunting Gambar 6.4 Tali atau benang Gambar 6.5 Simpul bendera Gambar 6.6 Simpul bendera ganda Gambar 6.7 Simpul mati Gambar 6.8 Mengawali menjurai Gambar 6.9 Menjurai pada baris kedua Gambar 6.10 Menjurai



Tabel 1. Konversi penomoran tali Tabel 2. Konversi ukuran tali



57



bahan dan alat tangkap



Nama Lengkap Telepon/HP Email Akun Facebook Alamat Kantor Kompetensi Keahlian



: Asofi, S. Pi : 081326653354 : [email protected] : asrofi mumtaz : Jl. Samas km 11 Ngemplak Srigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta : Nautika Kapal Penangkap Ikan



Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir) 1. Guru SD Muhammadiyah Pepe Bantul (2004-2010) 2. Guru SMK N 3 Kota Tegal (2010-2014) 3. Guru SMK N 1 Sanden Bantul (2014-sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian, UGM Yogyakarta, lulus 2001 2. Akta IV, FKIP, UNY, Yogyakarta, 2004. Informasi lain dari penulis Tinggal di Bantul, lahir di Bantul, 7 April 1977, Sekolah Dasar di lalui di SD Muhammadiyah Pepe, Kec. Bantul, D. I. Yogyakarta. Demikian juga untuk jenjang SMP di lalui di daerah yang sama tepatnya di SMP N 4 Bantul. Tahun 1993 melanjutkan ke SMA N 2 Bantul. Tahun 1996 melanjutkan kuliah di Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Lulus S1 tahun 2001, kemudian melanjutkan akta IV/akta mengajar di FKIP, Universitas Negeri Yogyakarta, lulus tahun 2004. Sejak 2010 menekuni karir sebagai PNS Guru di SMK N 3 Kota Tegal, Jawa Tengah. Pada Juli 2014 mutasi kerja sebagai PNS Guru di SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta. Aktif di organisasi profesi guru MGMP Teknologi Penangkapan Ikan Kabupaten Bantul.



58