Bahan Presentasi CHCB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Dalam system PLTU Coal Handling system merupakan salah satu system yang sangat penting untuk proses produksi. Coal handling merupakan system penanganan batubara dari kapal tongkang sampai coal bunker. PLTU batu bara unit Pacitan menggunakan batubara yang didatangkan dari Kalimantan dan Sumatra. Boiler PLTU Batubara didesign menggunakan batubara dengan spesifikasi batubara tertentu yang akan mempengaruhi pada operasi & pemeliharaannya. 1.1. Transportasi batubara Batubara yang disediakan untuk pembangkit listrik diangkut oleh tongkang. Batubara dari tongkang dibongkar dengan alat ship unloader kapasitas 1250 ton/jam dan perangkat lainnya yaitu belt conveyor, dimana terbagi menjadi 6 line sistem belt conveyor yang saling berkaitan. 1.2. Penyimpanan batubara Batubara yang telah dibongkar kemudian disimpan di coal yard (stock pile area) atau tempat penimbunan batubara. Di PLTU Pacitan terdapat 2 coal yard yaitu coal yard 1 yang berkapasitas 100.000 ton dan coal yard 2 berkapasitas 100.000 ton. Untuk sistem unloading di coal yard 2 bisa menggunakan stacker reclaimer atau dengan menggunakan sistem emergency reclaim hopper yang kemudian didorong dengan menggunakan alat berat seperti bulldozer.



1



BAB II FUNGSI DAN BAGIAN-BAGIAN PERALATAN COAL HANDLING 2. 1. Belt Conveyor Merupakan peralatan coal handling yang berfungsi untuk membawa batubara dari jety menuju ke stock pile area atau dari jety langsung mengisi Coal bunker di area Boiler. Pada PLTU pacitan terdapat 7 conveyor yaitu BC1 sampai BC 7. Untuk jalur unloading yaitu BC1, BC2, BC3 hanya single conveyor dengan kapasitas 2000 t/h. Sedangkan untuk jalur loading BC7, BC4 A&B, BC5 A&B, dan BC6 A&B mempunyai double conveyor dgn kapasitas 1250 t/h. Bagian bagian belt conveyor: a. Carrying idler untuk menjaga belt pada bagian yang berbeban atau sebagai roll penunjang ban bermuatan material. b. Impact idler untuk menahan belt agar tidak sobek atau rusak akibat batubara yang jatuh dari atas. c. Return idler untuk berada di sisi balik conveyor, menyangga belt dengan arah putar balik d. Steering idler untuk menjaga kelurusan belt agar tidak jogging (bergerak ke kiri dan kanan). e. Motor untuk penggerak utama dari belt conveyor . f. Take Up Pulley untuk menjaga ketegangan belt . Takeup pulley



Motor belt conveyor



Counter weight



Gambar.4. Takeup pulley dan counter weight g. Counter Weight untuk bandul yang terhubung dengan takeup pulley yang berfungsi menjaga ketegangan belt. h. Bend pulley untuk menikung & membelokkan arah belt.



2



i. Snub pulley untuk memperbesar sudut lilitan kontak antara pulley dengan belt. j. Tail pulley untuk memutar kembali belt conveyor menuju kearah drive pulley. Tail pulley dilengkapi dengan belt cleaner yang berfungsi untuk mencegah batubara agar tidak masuk ke tail pulley . k. Scrapper untuk membersihkan material yang menempel pada belt. l. Reducer: untuk mereduksi putaran dari motor agar putaran input dari motor dapat dikurangi m. Drive pulley: pulley yang terhubung dengan gearbox dikopling dengan motor. n. Head pulley: pulley yang berada pada ujung depan conveyor. Tidak semua head pulley dapat di pakai sebagai drive pulley. o. Rubber skirt: untuk mencegah agar material tidak tumpah keluar dari belt pada



saat muat.



p. Plough scrapper: untuk membersihkan material yang tertumpah pada arah balik belt conveyor.



Head pulley



Head snub pulley



Bend pulley



Takeup pulley



Tail Pulley



Return idler



Counter weight



Tail snub pulley



Gambar.5. Typical Conveyor



3



2.2. Ship Unloader Berfungsi



untuk



membongkar/mengambil



batubara



dari



kapal



tongkang/vessel menuju area Coal yard. Kapasitas pembongkaran pada saat unloading 1250 t/h.



2.3. Stacker Reclaimer Berfungsi untuk penataan batubara (stacking) di area coalyard dan pengambilan batubara (Reclaming) di coalyard untuk di kirim ke coal bunker. Opearasi stacking mempunyai kapasitas 1250 t/h dan operasi reclaiming mempunyai kapasitas 1000 t/h. Stacker Reclaimer mempunyai control system dan operator tersendiri. Control system akan berkomunikasi dengan CHCB sytem untuk mengirim perintah, interlock, signal, alarm, dan lain-lain. I.



Fungsi 1.1.



Fungsi Equipment/system 1. Reclaiming berfungsi untuk pengisian batubara dari live stock pile sampai Coal Bunker 2.



berfungsi untuk penataan batubara dari Ship Unloader ke Coal Yard,



3. Passing berfungsi untuk pengisian batubara secara langsung (direct unloading) dari Ship Unloader ke coal bungker 1.2.



Tujuan SOP : Sebagai pedoman operator dalam melaksanakan pengoperasian Stacker Reclaimer (SR) di PLTU Pacitan sehingga dapat terlaksana secara aman, efisien, handal dan tepat.



II.



Spesifikasi Teknik 2.1.



Merk/Manufaktur : Changchun Generating Equipment Co.Ltd 4



2.2.



Type: DQ1250/1250.40



2.3.



Tegangan



: 6,3 kV



2.4.



Power



:



2.5.



Capacity Reclaiming



: 1250 T/h



2.4. Magnetic Separator Suatu peralatan yang berfungsi untuk menarik logam yang tercampur dalam batubara sewaktu pengiriman/beroperasi. Magnetik separator ini terletak atas conveyor BC1 didalam JT1 dan diatas conveyor BC3A/3B didalam Crusher House. Pada saat Belt Conveyor beroperasi maka logamlogam yang berada di atas BC akan tertarik oleh magnetik separator dan akan di tampung pada tempat logam di bawah magnetic separator.



Gambar.6.Magnetic Separator



2.5. Electronic Belt Scale Merupakan suatu alat penimbang batubara yang terdapat di BC1 dan BC5A & BC5B, dimana flowrate \ jumlah Tonase perjam batubara yang melewati belt conveyor di record dan ditransmisikan ke System Foxboro. 2.6. Diverter Gate Berfungsi untuk mengatur / memilih arah aliran batubara yang terdapat didalam Junction Tower (JT). Diverter gates terdiri dari: DG1, DG2, DG7 (diarea JT2), DG5A/5B (diarea crusher house), DG6A/6B (diarea JT7).



5



Gambar.10.Diverter Gate 2.7. Transfer Tower Ruangan tertutup tempat transfer batubara, terdiri dari 4 Transfer Tower, yaitu: TT1, TT2, TT3, TT4. Selain itu juga terdapat 2 sampling house dan crusher house. 2.8. Coal Crusher Berfungsi untuk menghancurkan atau menggiling batubara menjadi bentuk yang lebih kecil.



Gambar.11. Coal Crusher 2.9. Vibration Feeder Berfungsi untuk penyaring dan penggetar batubara supaya tidak terjadi penumpukan yang akan memperhambat jalannya operasi. 2.10. Scrapper Conveyor Berfungsi untuk membersihkan material yang menempel pada belt Conveyor.



6



2.11. Coal Plough Coal plough merupakan salah satu peralatan coal handling system yang berfungsi untuk mengarahkan batubara dari conveyor (scrapper conveyor) menuju ke coal bunker.



2.12. Dust Colector Berfungsi mengumpulkan dan mengurangi debu batubara saat melakukan pengiriman batubara diarea Crusher House dengan Dust Collector 1A/1B, dan di area JT7 dengan Dust Colector 2A/2B.



2.13. Dust Supression System Berfungsi untuk memadamkan api dan membersihkan udara sekitar dengan cara menyemprotkan air ke area stockpile dan conveyor. 2.14. Coal Bunker Coal bunker digunakan untuk tempat penampungan batubara sebelum masuk ke mill. Pada masing-masing coal bunker terdapat 2 vibrator dan 2 sensor level. Dimana vibrator ini berfungsi untuk menggetarkan batubara yang tersumbat dalam coal bunker. Letak dari vibrator ini yaitu di bagian bawah.



Gambar.17. Coal Bunker



7



BAB 3 SISTEM PENGAMAN (PROTEKSI)



3.1. Belt Conveyor Protection System Belt conveyor system diproteksi dengan memasang alat proteksi dilokal dan menerapkan interlock system. Berikut proteksi yang dipasang pada Belt Conveyor System 



Pull Cord Switch : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan laju sistem belt conveyor jika keadaan bahaya.







Belt Sway Switch : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan laju sistem jika belt conveyor bergeser melebihi batas setting.







Chute block switch: memberikan alarm dan secara otomatis akan mematikan konveyor sebelumnya supaya tidak terjadi sumbatan pada chute.







Zero Speed Switch: peralatan yang berfungsi mentripkan sistem konveyor jika kecepatan belt konveyor melebihi setting..







Water Spray Conveyor / Stock Pile: mengurangi polusi debu batubara dan juga sebagai safety jika sewaktu waktu batubara terbakar di atas belt conveyor / stock pile.



8



BAB 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 4.1. Faktor Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Operator wajib memperhatikan faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja guna proses operasi menjadi efektif dan efisien. Bahaya/resiko yang mungkin terjadi: 4. Terbentur benda keras. 5. Tersengat listrik. 6. Kebakaran. 7. Debu batu bara yang mungkin terhirup atau masuk mata. Pencegahan bahaya/resiko yang mungkin terjadi: 1. Konsentrasi dan yakin serta menguasai pekerjaan yang dihadapi. 2. Hati-hati dan teliti dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Melaksanakan pekerjaan sesuai S.O.P (Standart Operation Procedure). 4. Menggunakan peralatan kerja yang sesuai. 5. Memakai alat keselamatan kerja yang sesuai standart keselamatan. 6. Menjaga kebersihan lingkungan. Peralatan keselamatan kerja : 1. Sepatu safety 2. Helm 3. Masker 4. Kacamata 5. Sarung tangan 6. Pelindung telinga 7. APAR dan APAT Faktor kebersihan lingkungan :



9



1. Tempat kerja harus bersih dari oli,grease dan batu bara. 2. Pembersihan area kerja (jetty dan ship unloader). 3. Penanggulangan polusi udara dari debu batu bara dengan mengoperasikan water spray. 4. Menghindari pencemaran laut mengoperasikan anti-spill plate.



dari



tumpahan



batu



bara



dengan



5. Ciptakan suasana lingkungan kerja yang aman dan bersih.



10



BAB 5 KESIMPULAN Sebelum kita mengoperasikan suatu sistem maka kita di haruskan memeriksa semua keadaan dalam kondisi siap operasi atau sistem itu masih dalam proses perbaikan, selain itu kita juga harus ke lapangan untuk memastikan bahwa tempat itu aman dari segala kegiatan apapun pada saat mau operasi atau sudah operasi. Sebagai operator yang baik harus melakukan operasi dengan Standart Operasi Prosedur (SOP), dengan memahami ini kita sebagai operator akan terasa nyaman dalam melakukan pengoperasian dan dapat menjaga keselamatan kerja baik bagi operator, unit, maupun lingkungan.



11