Bamboo Spine [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pembimbing : dr. Andre Sihombing, Sp OT Disusun oleh : Sylvia Laura Simanjuntak 06 -125



PENDAHULUAN - Bamboo Spine atau istilah medisnya Ankylosing Spondylitis adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang bersifat umum, terutama mengenai sendi-sendi tulang belakang dan sakro-iliaka. - Dapat melibatkan sendi-sendi perifer,sinovia, dan rawan sendi, serta terjadi osifikasi tendon dan ligamen yang akan mengakibatkan fibrosis dan ankilosis tulang. - Pada kelainan ini kadang-kadang terjadi osifikasi sendi/tulang sekitar sendi serta ankilosing tulang.



EPIDEMIOLOGI  Umur 15-25 tahun dan 2-10 kali lebih banyak pada pria



dibanding wanita.  Dilaporkan sebanyak 0,2% dari orang Eropa menderita ankylosing spondilitis dan pada orang Jepang dan Negro insidensnya lebih rendah.



ETIOLOGI  Faktor predisposisi genetik.  Sering ditemukan pada kelompok keluarga dengan



HLA B-27, meskipun demikian tidak setiap orang dengan HLA B-27 menderita ankylosing spondilitis sehingga diduga ada faktor pemicu lainnya.



PATOLOGI DAN PATOGENESIS Ada 2 kelainan utama yang terjadi, yaitu :  Sinovitis pada sendi diartrodial  Inflamasi pada hubungan fibro-oseus dari sindesmosis sendi dan tendo Sinovitis sendi sakroiliaka dan permukaan sendi intervertebral menyebabkan destruksi tulang rawan dan tulang peri-artikuler. Tidak jarang sendi kostovertebral juga terkena dan menyebabkan gangguan pada saat inspirasi dalam.



Perubahan patologis terjadi dalam 3 tahap, yaitu :  Tahap I Terjadi inflamasi disertai infiltrasi sel-sel bulat. Selanjutnya terjadi pembentukan jaringan granulasi dan erosi pada tulang yang berdekatan.  Tahap II Jaringan granulasi yang terbentuk selanjutnya akan digantikan oleh jaringan fibrosa.  Tahap III Jaringan fibrosa akan mengalami osifikasi dan akhirnya terjadi ankilosis sendi.



GAMBARAN KLINIS  Ankylosing spondilitis biasanya ditemukan pada laki-



laki muda dengan gejala awal berupa rasa nyeri yang tersamar pada tulang belakang mulai dari leher dan daerah dada dan berlangsung selama beberapa tahun. Nyeri terutama dirasakan pada pagi hari atau setelah istirahat dari aktivitas. Pada tingkat selanjutnya terjadi kekakuan pada tulang belakang.



 Pada pemeriksaan ditemukan adanya gangguan



pergerakan tulang belakang ke segala arah yang biasanya dimulai dengan gangguan ekstensi dan sekaligus merupakan gangguan paling berat. Gangguan ekspansi rongga dada ketika melakukan inspirasi dapat ditemukan. Selain gangguan pada sendi vertebra, terdapat gangguan pergerakan sendi sakroiliaka dan kelainan pada sendi panggul, bahu dan lutut pada 30%



DIAGNOSIS  Diagnosis ditegakkan berdasarkan pola gejala-



gejalanya dan foto rontgen dari tulang belakang dan sendi yang terkena, dimana bisa dilihat adanya erosi pada persendian antara tulang belakang dan tulang panggul (sendi sakroiliaka) dan pembentukan jembatan antara tulang belakang, yang menyebabkan kekakuan pada tulang belakang. Laju endap darah cenderungmeningkat. Pada 90% penderita ditemukan gen spesifik HLA-B27 .



PEMERIKSAAN PENUNJANG  1. Pemeriksaan laboratorium a. Biasanya rheumatoid faktor negatif b. Peningkatan laju endap darah pada stadium aktif penyakit  c. HLA B-27 positif pada 90%  2. Pemeriksaan radiologi



- Perubahan yang karakteristik terlihat pada sendi aksial, terutama pada sendisakroiliaka. Pada bulan-bulan pertama perubahan hanya dapat dideteksi dengan tomografi komputer. - Perubahan yang terjadi bersifat bilateral dan simetris, dimulai dengan kaburnya gambaran tulang subkondral diikuti erosi. - Selanjutnya terjadi penyempitan celah sendi akibat adanya jembatan interoseus dan osifikasi. Beberapa tahun kemudian terjadi ankilosis komplit.



Gambar Ankylosis Spondilitis pada bahu



Gambar Ankylosing spondilitis pada tulang vertebrae



PENATALAKSANAAN 1. Pertimbangan psikologis Perlu diinformasikan bahwa kurang dari sepertiga orang dewasa muda akan berkembang ankilosis spondilitis. Dibutuhkan dukungan psikologis dalam menerima pentingnya perkembangan bentuk tubuh yang lebih baik dan harus melakukan exercise setiap hari. 2. Terapi obat-obatan Meskipun salisilat adalah obat paling aman dari golongan anti inflamasi non-steroid(AINS), tetapi biasanya tidak begitu efektif pada ankilosis spondilitis. Dari banyak NSAID yang tersedia, indometasin lebih tepat. Meskipun demikian pada masa yang akan datang, dapat digantikan oleh obat yang lebih baru. Pada pasien dimana indometasin tidak dapat ditolelir dengan baik, phenylbutazone dapat digunakan. Perlu diwaspadai karena toksisitas jangka panjang menyebabkan depresi sumsung tulang dan ulkus peptikum. Kortikosteroid efektif pada penyakit ini.



3. Terapi radiasi Terapi radiasi dapat mengurangi rasa sakit. Terapi terapi radiasi tidak lagi direkomendasikansejak terbukti berpotensial menginduksi anemia aplastik atau leukemia. 4. Peralatan ortopedi Contohnya : spinal braces untuk mencegah fleksi deformitas pada tulang belakang.



5. Terapi fisik Terapi fisik penting untuk melatih mengurangi rasa nyeri. Terapi ini dilakukan selama hidupnya. berenang dapat bermanfaat sebagai terapi fisik. 6. Operasi bedah ortopedi Tujuan utama terapi bedah adalah untuk mencegah deformitas tulang belakang yang lebih berat.



PROGNOSIS  Beberapa survei epidemiologis menunjukkan bahwa



apabila penyakitnya ringan, berkurangnya pergerakan spinal yang ringan, dan berlangsung dalam 10 tahun pertama maka perkembangan penyakitnya tidak akan memberat.  Keterlibatan sendi-sendi perifer yang berat menunjukkan prognosis buruk.



 Secara umum, wanita lebih ringan dan jarang progresif



serta lebih banyak memperlihatkan keterlibatan sendi-sendi perifer. Sebaliknya, bamboo spine lebih sering terlihat pada pria. Terdapat dua gambaran yang secara langsung berpengaruh terhadap morbiditas,mortalitas, dan prognosis.



TERIMA KASIH