Bangunan Wisma Dharmala [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III HASIL OBSERVASI DAN ANALISA 3.1 Gambaran Umum Wisma Dharmala Sakti Gedung Wisma Dharmala Sakti dirancang oleh arsitek kenamaan asal AS, Paul Rudolph pada 1982, bangunan itu sendiri oleh Paul Rudolph diberikan semboyan sebagai bangunan “ Health Of Future “ yaitu sebuah bangunan akan perduliannya dengan kesehatan mental dan fisik penghuninya, dikarenakan bangunan wisma Dharmala Sakti ini membuat balkon serta teras yang tersebar merata di setiap lantai, sehingga memungkinkan adanya sinar matahari dan udara segar yang masuk kedalam ruangan. Bangunan megah ini dibangun dan dianggap sebagai salah satu proyek yang paling sukses dari Paul Rudolph. Bangunan ini memilik periode akhir karirnya dan merangkum banyak dari desain patung modern hingga ide-ide yang ia dikembangkan selama bertahun-tahun di banyak skenario eksplorasi lainnya. Gedung ini berdiri di atas lahan seluas, 0,8 hektar. Total luas bangunan 23 lantai ini, plus 3 basement, mencapai 30.986 meter persegi. Total luasan ruang perkantoran area yang disewakan mencapai 25.578 meter persegi. Sisanya dipergunakan sebagai kantor pusat perusahaan dan sejumlah anak perusahaan. Wisma Dharmala Sakti yang biasa disebut sebagai Intiland Tower ini menawarkan ruang kantor yang nyaman dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Gedung yang terdiri dari 23 lantai ini juga mudah diakses karena lokasinya di Jalan Jendral sudirman yang merupakan pusat bisnis kota Jakarta. Desain bangunan Wisma Dharmala Sakti ini menerapkan konsep Tropis Vernakular. Arsitek mencombine berbagai potensi alami yang tersedia di lingkungan site berada, dan memanfaatkan untuk membantu life cycle bangunan. Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya.  Latar belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.



"Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan berbagai solusi terhadap masalah-masalah iklim yang hangat dan lembab. Unsur pemersatu keragaman adalah langit-langit." (Paul Rudolph). Dalam konteks ini, Rudolph merancang suatu sistem tata arsitektur mengemulasi keindahan atap tradisional daerah ini dari Jakarta, Memasukkan atap dalam dan overhang dengan spandrels dari 45 derajat. Dua kolom kembar milik struktur dan lintas menghubungkan ujung proyeksi ini, pemikiran ini diyakini Rudolph kolom yang berdekatan menciptakan proporsi yang lebih baik dan memberikan kekuatan dan arah pandang. Dalam Dharma, ini kolom kembar dijamin dalam basis lintas, mirip dengan penguatan diagonal terkenal Hong Kong & Shanghai Bank of Norman Foster. Seperti bagaimana menyiasati sinar matahari yang berlimpah, Arsitek membuat teras dan dengan bentuk setengah atap. Gunanya untuk memecah sinar ultra violet matahari yang berlebihan tidak dapat masuk secara langsung kedalam bangunan, akan tetapi tetap ruangan di dalam bangunan mendapat sinar matahari yang cukup untuk menerangkan ruangan yang di dalam bangunan. Terdapat pula void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalamnya tanpa kehujanan saat merasakannya. Bahkan di perencanaan awal, bangunan ini sebenarnya tidak perlu menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan efek rumah kaca ttelah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu, akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan. Namun pada koridor hal tersebut masih tidak diperlukan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak terlalu diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpa pengguna merasa terik maupun kehujanan. Angin pun dapat masuk kedalam ruangan sehingga dapat terjadi suatu pergerakan udara yang pada akhirnya akan disebut sebagai ventilasi alami. Dan juga dengan teras yang pajang keluar dapat berfungsi sebagai penangkap angin yang datang ke bangunan. 



Pada tingkat dasar, area pintu masuk memiliki banyak balkon dan trotoar tingkat terbuka, tidak hanya menciptakan perasaan ruang yang cocok untuk jenis bangunan, juga mengelilingi atrium untuk kepentingan sirkulasi udara yang sejuk dan teduh, balkon dan gateway interlacing. Denah Lantai Dasar Sumber : www.google.com



Beberapa tingkat teras dan balkon diletakan kotak hijau theire, saluran air, air mancur, bersama-sama dengan seluruh lingkungan di sekitarnya yang diperhatikan tata letak secara hati-hati, dipelajari dan menciptakan skala manusia dari fitur tempat elegan ini dengan modernitas di akhir.



Tampak Luar Sumber : www.google.com



Kantor dirancang di set tiga, bergantian antara dua sudut memiliki bentuk paralel dan diagonal. Menara ini terlihat seperti que patung muncul dari atas podium, memutar dan menyalakan di tempat yang sama setiap tiga lantai sampai  atas, geometri menciptakan balkon jendela dengan banyak penghijauan.



Tampak Dalam Sumber : www.google.com



3.2 Lokasi Wisma Dharmala Sakti



Peta Lokasi Wisma Dharmala Sakti Sumber : www.google.com



Gedung Wisma Dharmala Sakti ini terletak d Jl. Jenderal Sudirman 32, Sakti, Jakarta, ibu kota dan kota terpadat di Indonesia, gedung ini juga menjadi pusat politik dan keuangan. Gedung ini berdiri di atas lahan seluas, 0,8 hektar, di pojok perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan KH Mas Mansyur. Total luas bangunan 23 lantai ini, plus 3 basement, mencapai 30.986 meter persegi. Total luasan ruang perkantoran area yang disewakan mencapai 25.578 meter persegi. Sisanya dipergunakan sebagai kantor pusat perusahaan dan sejumlah anak perusahaan. 



3.3 Data Observasi



https://en.wikiarquitectura.com/building/Wisma-Dharmala-Tower/ http://niningmasitoh.blogspot.co.id/2016/10/kupas-bangunan-hijau-wisma-dharmala.html