Batuan Sedimen Silisiklastik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BATUAN SEDIMEN SILISIKLASTIK Batuan Sedimen Batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan induk. Lithifikasi batuan meliputi proses kompaksi autigenik dan diagenesa (proses terubahnya material-material lepas menjadi batuan yang kompak) Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar luas dengan ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Secara lateral penyebaran batuan sedimen mencapai 70 % dari batuan yang ada dipermukaan akan tetapi batuan sedimen hanya merupakan 5 % dari batuan yang ada di bumi. Secara umum batuan sedimen terbagi atas dua kelompok besar yaitu :



1. Batuan Sedimen Silisiklastik Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmenfragmen batuan yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami diagenesa, yakni proses perubahanperubahan yang berlangsung pada temperatur rendah didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962) 



Batuan sedimen silisiklastik merupakan batuan ekstrabasinal yang pembentukannya melibatkan proses epigen dari batuan sumber atau pre-existing rock.







Batuan silisiklastik berdasarkan besar butirnya dikelompokkan menjadi kelompok mudrock, batupasir dan konglomerat atau breksi.







Fragmen rombakan bisa jadi terdiri dari fragmen batuan tetapi pada umumnya tersusun atas mineral kuarsa yang merupakan mineral paling stabil dan felspar sedangkan butiran yang berukuran halus akan menjadi batulanau, batulempung maupun sebagai matrik dalam batuapasir, breksi dan konglomerat.







Butir-butiran klastik pada batuan ini terbentuk setelah mengalami prosesproses pelapukan mekanik atau kimiawi maupun keduanya, proses transportasi serta pengendapan.







Transportasi sedimen dapat terjadi oleh adanya air, angin, es, arus pasangsurut dan arus turbidit.







Kenampakan umum yang sangat penting dalam batuan silisiklastik adalah struktur sedimen dan tekstur terutama yang terbentuk selama proses pengendapan, post depositional atau saat diagenesis. a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik



·



Piroklastik Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen “seketika” yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan piroklastik.



o piroklastik aliran adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada



cekungan. Biasanya dijumpai lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi turbulen dan menutupi bagian laminasi. o piroklastik jatuhan Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik (well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga jarang ditemukan gradasi normal.



o piroklastik surge dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan asosiasinya dengan piroklastik aliran.



Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing Agglomerat : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25m



·



Hidroklastik Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan, akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:



o Endapan Hidroklastik Jatuhan Adalah endapan yang terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang dilemparkan dari pusat erupsi ke udara dan kemudian jatuh di tempat



pengendapannya. Cara transportasi material hidroklastik jatuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transportasi gerak peluru (trajectory) dan turbulensi awan erupsi. o Endapan Hidroklastik Aliran Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang terlempar dari pusat erupsi, kemudian bergerak sepanjang permukaan bumi menuju tempat pengendapannya



·



Autoklastik Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan lanjut dari pembekuan.



·



Alloklastik Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh fragmentasi dari beberapa batuan “preexisting” oleh proses vulkanik bawah permukaan. Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan batuan afanitik jarang dijumpai.



·



Epiklastik Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada



umumnya fragmennya lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh proses-proses non vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran yang agak membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.



b. Batuan Sedimen Silisiklastik nonvulkanik Batuan sedimen jenis ini didominasi oleh detrital grain (mineral silika dan fragmen batuan khusunya). Batuan yang termasuk jenis ini antara lain:



·



Konglomerat Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran cobble atau pebble yang well rounded(membulat baik). Kebanyakan konglomerat menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 – 2 mm)



·



Breksi Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik. Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa dasar dapat berupa glass vulkanik



·



Batupasir



Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi. Komposisi



batupasir



merupakan



kunci



penting



tentang



sejarah



pengendapannya. Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen, feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi (winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir ( 1/16 – 2 mm) dengan bentuk butir rounded.



·



Arkose Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk. Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 – 2 mm) yang berupa materialmaterial sedimen berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir – kerikil ( 1/16 – 4 mm ) dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa, Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.



·



Batulanau Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm – 1/256 mm). Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung struktur “burrow”. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material



berbutir halus yang terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau delta.



·



Serpih



Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain, tidal plan)



KLASIFIKASI PETTIJHON



Klasifikasi batupasir berdasarkan Pettijohn (1987) Klasifikasi ini menggunakan dasar segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya terdiri dari kuarsa, fielspar (plagioklas + K. fieldspar) dan fragmen batuan. Segitiga pertama sampai segitiga kedua atau dari 0% sampai 15% batuan di daerah tersebut di beri nama arenit (arenite). Sekarang tergantung dari unsur utama penyusun batuan itu, jika unsur utamanya dan terbanyak adalah fragmen batuan, maka batuan itu diberi nama litik arena (lihic arenite), jika batuan tersebut mulai banyak tercampur oleh unsur kuarsa, sehingga penamaan batuan menjadi Sublitik Arenit (sublithic arenite). Hal yang samadapat dipergunakan untuk batuan yang kaya unsur fieldspar, maka disebut Arkosik Arenit (arkosic arenite). Kalau batuan sudah hampir semua disusun oleh unsur kuarsa, maka batuan itu disebut kuarsa arenit (quartz arenite). Segitiga kedua sampai segitiga ketiga atau dari 15% sampai 75%, batuan yang terletak di daerah tersebut



dinamakan batuan wacke. Jika batuan didominasi oleh unsur fragmen batuan (rock fragmen), disebut Lithic Graywacke. Jika didominasi oleh dieldspar disebut Fieldspathic Graywacke. Dan bila didominasi oleh unsur kuarsa, maka batuan itu dinamakan Quartz Wacke. Tabel 4. Deskripsi Batuan Sedimen



SEDIMEN NONKLASTIK



SEDIMEN KLASTIK Perlapisan Fosil tidak utuh k Fragmen butiran



1. Ciri



2. Struktur



Perlapisan Laminasi (perlapisan < 1mm) Crossbedding Graded bedding



3. Tekstur



Ukuran butir Sortasi Roundness



4. Komposisi



Fragmen Matrik Semen



5. Contoh



Fosil utuh



Masif Fosiliferous



Amorf Kristalin Monominerali k



Batupasir Lanau lempungPerlapisa terumbu n Fosil tidak utuh Fragmen butiran



Monominerali



Rijang Batubara Batugamping Batugamping



merah Batugamping kristalin



http://arizkasistia.blogspot.com/2014/10/batuan-sedimen-silisiklastik.html



Batuan sedimen silisiklastik Silisiklastik (siliciclastic) berasal dari kata silici dan clastic. Clast (dari kata Yunani klastos, artinya ‘pecahan’): merupakan terminologi untuk fragmen pecahan dalam batuan sedimen. Disebut juga butiran asal darat (terrigenous grains) Dikarenakan butiran asal darat kebanyakan tersusun oleh silika, maka batuan yang tersusun oleh butiran semacam itu sering disebut dengan silisiklastik. Batuan sedimen silisiklastik (atau sering disebut klastik) tersusun oleh butiran-butiran yang berasal dari transportasi dan pengendapan batuan yang telah ada sebelumnya (pre-existing rocks) dalam suatu lingkungan pengendapan. Mekanisme transport melalui angin, arus sungai, arus pasang surut, gelombang, aliran massa, longsoran es (glacier) dan arus turbit (Tucker, 1991). Karakteristik batuan sedimen : -Membentuk perlapisan batuan -Tersusun oleh butiran hasil transportasi -Terdapat struktur sedimen -Terdapat fosil-fosil Komponen utama batuan silisiklastik:







Butiran atau fragmen







Matrik







Semen



Butiran batuan sedimen/fragmen Fragmen/butiran merupakan penyusun utama batuan sedimen yang berupa butir mineral atau pecahan batuan Matrik batuan sedimen Matrik merupakan bahan hancuran halus yang terendapkan bersama dengan fragmen yang terletak di antara butiran fragmen batuan sedimen Semen batuan sedimen Semen merupakan mineral yang tumbuh dan membersar dalam rongga antar butiran yang tidak diisi oleh matrik. Proses sementasi berjalan setelah pengendapan dan berfungsi menguatkan ikatan antar butiran.



http://farastyo.blogspot.com/2015/03/batuan-sedimen-silisiklastik.html