Batuan Sedimen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BATUAN SEDIMEN (Laporan Praktikum Geologi Dasar)



Oleh Jefri Martin Simamora 1915051023



LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019



Judul Praktikum



: Batuan Sedimen



Tanggal Percobaan



: 30 September 2019



Tempat Percobaan



: Laboratorium Teknik Geofisika



Nama



: Jefri Martin Simamora



NPM



: 1915051023



Fakultas



: Teknik



Jurusan



: Teknik Geofisika



Kelompok



: IV (Empat)



Bandar Lampung, 30 September 2019 Mengetahui, Asisten



Varenza Novita Yandi NPM. 1715051006 ii



BATUAN SEDIMEN



Oleh Jefri Martin Simamora ABSTRAK



Telah dilaksanakan Praktikum Geologi Dasar di Laboratorium Teknik Geofisika Universitas Lampung. Pada tanggal 30 September 2019. Praktikum itu adalah salah satu kewajiban dasar Mahasiswa Teknik Geofisika pada mata kuliah Geologi Dasar. Praktikum ini adalah bentuk penerapan dari apa yang telah dipelajari atau didapat dalam teori Geologi Dasar, sehingga mahasiswa memiliki kemampuan yang baik setelah menempuh mata kuliah ini nantinya. Sebelum praktikum praktikan mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai selama praktikum ini nantinya, seperti beberapa Batuan Sedimen, Alat Tulis, dan Loop. Selama praktikum ini kami melakukan pengamatan terhadap Batuan Sedimen dengan menggunakan system identifikasi batuan untuk mengetahui sifat-sifat dari batuan tersebut seperti warna, tekstur, struktur, komposisi mineral/fosil, dan lainlain. Oleh karena itu diharapkan nantinya Mahasiswa mampu mengidentifikasi Batuan Sedimen setelah adanya praktikum ini. Selama praktikum kami melakukan indentifikasi terhadap batuan yang menjadi sample seperti mengindentifikasi warna dari batuan, tesktur batuan sedimen seperti bentuk butir dan grand size batuan, struktur batuan, komposisi mineral yang terkandung ataupun fosil yang terkandung dalam batuan serta mengindentifikasi nama batuan yang dijadikan sampel.



iii



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................ii ABSTRAK ................................................................................................................iii DAFTAR ISI .............................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................v DAFTAR TABEL ....................................................................................................vi I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................1 B. Tujuan Percobaan ...............................................................................1



II.



TEORI DASAR



III.



METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan ...................................................................................4 B. Diagram Alir ......................................................................................5



IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ...............................................................................6 B. Pembahasan .......................................................................................6



V.



KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



iv



DAFTAR GAMBAR



Halaman Gambar 1. Sampel Batuan ........................................................................................4 Gambar 2. Alat Tulis ................................................................................................4 Gambar 3. Loop ........................................................................................................4 Gambar 4. Komparator Batuan Sedimen ..................................................................4 Gambar 5. Diagram Alir ...........................................................................................5 Gambar 6. Batu Karang ............................................................................................15 Gambar 7. Batu Pasir Kuarsa ...................................................................................15 Gambar 8. Batu Gamping .........................................................................................16 Gambar 9. Batu Gneiss .............................................................................................16 Gambar 10. Batubara ................................................................................................17 Gambar 11. Batu Pasir ..............................................................................................17 Gambar 12. Batu Gamping .......................................................................................18 Gambar 13. Batu Rijang ...........................................................................................18



v



DAFTAR TABEL



Halaman Tabel 1. Perbedaan porositas batuan ........................................................................7 Tabel 2. Data Pengamatan .........................................................................................18 Tabel 3. Kekerasan Batuan Mulia, Permata, Akik ....................................................19



vi



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Praktikum ini adalah kegiatan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari atau didapat dalam sebuah teori. Kegiatan ini sangat penting bagi Mahasiswa karena diharapkan nantinya Mahasiswa mampu membedakan dan mengklasifikasikan Batuan Sedimen berdasarkan aspek atau sifat batuan yang telah dipelajari dalam mata kuliah Geologi Dasar. Bumi memiliki lautan dan juga daratan. Salah satu bagian dalam daratan yaitu batuan yang memiliki jenis berbeda satu sama lain, seperti dari materi penyusunnya dan proses pembentukannya.Dilihat dari jenisnya batuan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu Batuan Beku (igneous rock), Batuan Sedimen (sedimentary rocks), dan Batuan Metamorfik (malihan). Batuan adalah kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam keadaan membeku/keras. Salah satunya yaitu Batuan Sedimen. Batuan sedimen merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk dari endapan bahan-bahan yang terbawa oleh air, angin, ataupun gaya gravitasi. Selain itu batuan sedimen juga merupakan batuan yang terbentuk karena adanya proses litifikasi dari hasil pelapukan dan erosi tanah yang telah terbawa oleh arus dan kemudian diendapkan. B. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen. 2. Mahasiswa mampu menetukan dan mendeskripsikan batuan sedimen. 3. Mahasiswa mampu mengetahui proses sedimentasi sebagai proses pembentukan batuan sedimen.



II. TEORI DASAR



Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral yang merupakan bagian dari kerak bumi. Terdapat 3 jenis batuan utama yaitu : batuan beku (igneus rock), terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma di dalam bumi atau dipermukaan bumi; batuan sedimen (sedimentary rock), terbentuk dari sedimen hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi dari material organik atau hasil penguapan dari larutan; dan batuan metamorfik (metamorphic rock), merupakan hasil perubahan dalam keadaan padat dari batuan yang telah ada menjadi batuan yang mempunyai komposisi dan tekstur yang berbeda, sebagai akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan kimiawi atau perpaduan ketiganya. Semua jenis batuan ini dapat diamati di permukaan sebagai singkapan. Sebagai contoh, kegiatan gunung api yang mengahsilakn beberapa jenis batuan beku, proses pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan sedimen yang setelah melalui proses pembatuan (lithification) menjadi bebrapa jenis batuan sedimen. Pedoman praktikum geologi dasar ITB (Anonim, 2009). Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada suhu dan tekanan yang rendah. Batuan sedimen umumnya dicirikan oleh komposisi butiran-butiran penyusun yang berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya (pre-exisiting rock/batuan asal), atau terbentuk dari pengendapan materialmaterial kristalin dari air laut atau air tawar secara kimia atau biokimia. Klasifikasi batuan sedimen dibagi menjadi dua, yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil pengendapan material yang sudah ada sebelumnya dan diendapkan pada lingkungan atau sedimen cekungan lain. Batuan sedimen non klastik dalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan larutan yang ada secara kimiawi maupun biokimia dan diendapkan pada lingkungan sedimen yang sama (Surjono dan Amijaya, 2018).



3



Tekstur batuan sedimen merupakan karakteristik yang berkaitan erat dengan proses pengendapan, ukuran, bentuk, tatanan dan kemasan komponenkomponennya. Bedasarkan tekstur batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, batuan sedimen yang komponen material penyusunya diendapkan dari bahan yang terangkut dalam proses sedimentasi dalam bentuk padat serta dalam bentuk larutan atau terlarut. Tekstur batuan sedimen klastik yaitu pemilahan dan kemasan, porositas dan permeabilitas, maturitas batu pasir. Tekstur batuan sedimen non klastik yaitu tekstur kristalin yang disusun oleh agregat kristal-kristal yang saling mengunci (interlocking) (Maulana, 2019). Struktur batuan sedimen mampu menceritakan cara terjadinya batuan batuan sedimen yang terkhususkan. Struktur batuan sedimen sendiri dikelompokkan menjadi 3 yaitu Masif (bila baatuan sedimen tidak menampakkan perlapisan sama sekali), Perlapisan (sering disebut dengan istilah strata, bila pada batuan sedimen terlihat ada lapisan), dan struktur batuan sedimen berdasarkan teradinya yang dibagi menjadi dua yaitu syngenetic (struktur yang terbentuk bersamaan pada saat terjadinya lapisan batuan sedimen) dan epigenetic (struktur yang terbentuk sesudah terjadinya lapisan batuan sedimen) (sukandarrimidi. dkk 2017). Klasifikasi batuan sedimen sendiri yaitu dapat di golongkan menjadi 3 yaitu berdasarkan asal usul sedimen dasar laut (lithogenous, biogenous, hydrogeneous, cosmogeneous), berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan sedimen (aquatis, aeolis, glassial), berdasarkan terbentuknya (laut, darat,transisi) (Endarto, 2019).



III. METODOLOGI PENELITIAN



A. Alat danBahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:



Gambar 1. Sampel batuan



Gambar 2. Alat tulis



Gambar 3. Loop



Gambar 4. Komparator batuan sedimen



5



A. Diagram Alir Adapun diagram alir dari percobaan ini adalah sebagai berikut:



Mulai



Mengidentifikasi warna batuan sedimen



Mengidentifikasi tekstur batuan sedimen



Mengidentifikasi struktur batuan sedimen



Mengidentifikasi komposisi mineral batuan sedimen



Selesai



Gambar 5. Diagram Alir



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Pengamatan Adapun tabel data pengamatan terlampir pada lampiran.



B. Pembahasan Porositas adalah fraksi ruang pori dalam batuan, atau dapat dikatakan sebagai kemampuan batuan resevoar untuk menyimpan fluida. Porositas ini memiliki rongga-rongga atau pori dimana pori ini merupakan ruang didalam batuan yang selalu terisi oleh fluida (air tawar, air asin, udara, dan minyak/gas bumi). Porositas batuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran butir, bentuk butir, sortasi, dan fabrics. Berdasarkan efektivitasnya porositas batuan dibedakan menjadi porositas efektif (pori saling terhubung) dan porositas non efektif (pori saling tertutup). Batu pasir merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang mempunyai porositas cukup baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir atau akuifer, Porositas batu pasir dihasilkan dari proses-proses geologi yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Batu pasir memiliki beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batuan jenis Dari tekstur batu pasir dapat diturunkan menjadi tiga parameter empiris yaitu ukuran butir, bentuk butir (pembundaran dan pembulatan) dan sortasi. Batu pasir merupakan reservoir yang paling penting dan yang paling banyak di dunia ini, 60% dari semua batuan reservoir adalah batu pasir. Batu pasir adalah batu yang renggang (loose) tapi padat (compact), yang terdiri dari fragmen-fragmen yang menyatu dan mengeras (cemented) dengan diameter berkisar antara 0,05 mm sampai 0,2 mm. Di antara fragmen-fragmen batu pasir dan pasir, selalu terdapat fragmen-fragmen yang komposisinya adalah quartz. Selain itu, batuan yang memiliki



7



porositas yang baik yaitu batuan karbonat. Porositas batuan karbonat merupakan deposit yang terkontrol dan berhubungan dengan perubahan diagenetik dari sedimen karbonat. Porositas karbonat merupakan tipe atau model terpenting pada eksplorasi yang dapat memprediksi distribusi terbaik batuan reservoir pada waktu migrasi hidrokarbon. Berikut adalah parameter perbedaan porositas batuan pasir dengan batuan karbonat.



Tabel 1. Perbedaan porositas batuan (moore, 1998) Aspek Jumlah porositas dalam sedimen



Batuan Pasir 25-40%



Batuan Karbonat 40-70%



Tipe porositas



Hampir semua interpartikel



Interpartikel dan intrapartikel



Ukuran pori



Ukuran pori biasanya menunjukan hubungan tertutup



Ukuran pori biasanya menunjukkan hubunga yang tidak langsung



Bentuk pori



Bentuk partikel terkuat tergatung partikel negatif Seragam dan homogen



Sangat bervariasi



Keseragaman ukuran, bentuk, dan distribusi



Pengaruh patahan fracture



Tidak memiliki pengaruh penting dalam reservoar



Variabel bersifat heterogen dan single rock Memiliki pengaruh penting dalam reservoar



Proses pembentukan batuan sedimen dipelajari dalam bidang ilmu sedimentologi. Pertama adalah pelapukan yang merupakan proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia, dan biologi. Proses pelapukan ini akan akan menghancurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah lalu diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Lalu yang kedua adalah erosi dan transportasi dimana pada proses ini batuan yang telah mengalami pelapukan akan pecah menadi bagian yang lebih kecil, dan kemudia aka ter-transport oleh air, angin, ataupun gaya gravitasi. Ketiga adalah pengendapan dimana dalam pengendapan ini pecahan batuan akan



8



diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan pecahan yang lebih ringan. Kemudian yang keempat adalah litifikasi yang merupakan proses perubahan material sedimen menjadi batuan sedime yang kompak. Kelima yaitu kompaksi dimana akan ada pertambahan tekanan pada perlapisan yang paling bawah akibat ada pertambahan beban di atasnya, yang mengakibatkan air yang ada dalam laipasan-lapisan batuan akan tertekan dan keluar. Dan yang terakhir adalah proses sementasi dimana pada proses ini adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikelpartikel yang ada dan membuat partikel tersabut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Batuan sedimen diklasisifikasikan menjadi dua jenis yaitu batuan sedimen klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil pengendapan material yang sudah ada sebelumnya dan diendapkan pada lingkungan atau cekungan sedimen lain, sebagian besar batuan kelompok ini memiliki lebih dari satu meniral penyusun. Ada dua golongan batuan sedimen klastik yaitu golongan silika (breksi, konglomerat, batu pasir, lanau, dan lempung) dan golongan karbonat (kalsilutit, kalkarenit, kalsirudit). Batuan sedimen non klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan larutan yang ada secara kimiawi maupun biokimia dan diendapkan pada lingkungan yang sama. Ada empat golongan batuan non klastik yaitu golongan karbonat, golongan evaporit (anhidrit, gyspum, dan halit), golongan silika, dan batu bara. Ciri khas dari batuan adalah adanya kristal-kristal yang saling menjari, tidak ada ruang pori-pori antar butir, dan umumnya monomineralik. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan untuk dapat dengan jelas menetukan nama batuan sedimen. Berdasarkan sifat fisika dan kimia identifikasi batuan dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan. Yang pertama adalah warna dimana warna merupakan acuan yang digunakan untuk mengetahui umur batuan dan juga mineral yang terkandung didalamnya. Tekstur merupakan kenampakkan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan ukuran butir batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan menjadi petunjuk tentang proses yang terjadi pada masa lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen yaitu tekstur klastik (merupakan tekstur batuan hasil rombakan batuan sebelumnya yang lebih mengacu pada ukuran dan bentuk butir) dan tekstur non klastik (adanya kristal-kristal yang menjari, tidakn ada ruang pori-pori, dan umumnya memiliki satu mineral saja atau



9



monomineralik). Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3 macam yaitu berlapis, berdegradasi, dan silang siur. Komposisi mineral pembentuk batuan sedimen yaitu fragmen yang biasanya merupakan mineral, matrik sebagai massa dasar dan semen yang merupakan material pengisi rongga antar butir dan bahan pengikat antara fragmen dan matriks. Hubungan porositas dan permeabilitis batuan sedimen pada potensi minyak dan gas serta panas bumi adalah kedua sifat ini sama-sama mempengharui pergerakan fluida dalam batuan. Selain itu, porositas dan permeabilitas juga akan berperan dalam proses diagnesis terutama dalam mengalirkan fluida yang memengharui pelarutan, sementasi, dan pembentukan mineral authigenic. Hubungan porositas dan premeabilitas ini juga pada migas dan panas bumi yaitu sama-sama berhubungan mengenai ruang yang ada di dalam batuan atau lapisan tanah. Porositas berperan sebagai menyimpan air atau uap air dan kemudian dilanjutkan dengan premeabilitas yang dimana kemampuan untuk mengalirkan fluida yang ada. Porositas diklasifikasikan menjadi dua yaitu: porositas primer yang terjadi selama proses pengendapan berlangsung, pororsitas skunder yang dijumpai di reservoir panas bumi, berupa rekahan-rekahan (fracture) yang kenyataannya pada sistem panas bumi harga porositas sekitar 5-30%. Premeabilitas diklasifikasikan menjadi dua yaitu: premeabilitas absolut untuk mengalirkan satu fasa (uap) dan premeabilitas efektif lebih dari satu fasa yang mengalir. Untuk reservoir panas bumi, biasanya premeabilitas vertikal sekitar 10-14 m2, dan premeabilitas horizontal dapat mencapai 10 kali lebih besar. Bedasarkan praktikum Batuan Sedimen pada tanggal 30 september 2019 di Gedung L Teknik Geofisika terdapat data hasil pengamatan terhadap sampel batuan yang ada dan yang kami teliti, yaitu sebagai berikut. Sampel batuan S-1 Nama batuan yaitu batuan karang, yang berwarna putih cream. Memiliki tekstur grain size 64-256 mm, bentuk butir angular atau menyudut. Memiliki struktur gelembur gelombang yang berebentuk seperti gelombang yang diakibatkan oleh pengaruh kerja air dan angin yang menyebabkan bagian lemah terbawa air dan angin sehingga menyisahkan cekungan yang membentuk seperti gelombang. Karna berbentuk menyudut, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk tidak jauh dari batuan asalnya. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan



10



karang adalah mineral organik dan fosil tumbuhan serta binatang laut. Karena batu karang merupakan hasil endapan alga atau hewan laut lainya. Sampel batuan S-2 Nama batuan yaitu batuan pasir kuarsa, yang berwarna putih tulang. Memiliki tekstur grain size 1/16-1/8 mm, bentuk butir sub rounded atau membundar tanggung. Yang memiliki struktur Grove cast. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan pasir kuarsa adalah kuarsa. Sampel batuan S-3 Nama batuan yaitu batuan batu gamping, yang berwarna putih. Memiliki tekstur grain size silt/find sand, bentuk butir sub rounded atau membundar tanggung. Yang memiliki struktur masif. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan gamping adalah kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit, kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit, siderit dan mineral lainya.



Sampel batuan S-4 Nama batuan yaitu batuan gneiss yang putih susu. Batuan ini memiliki tekstur grain size medium coarse grained dan bentuk butir sub rounded atau membundar tanggung. Struktur batuan ini yaitu foliated (gneissic), dan memiliki komposisi mineral kuarsa, feldspar, amphibole, dan mika. Sampel batuan S-5 Nama batuan yaitu batubara, yang berwarna gelap. Memiliki tekstur grain size course sand, bentuk butir sub angular atau menyudut tanggung. Yang memiliki struktur fosilifireus. Komposisi mineral yang terkandung dalam batubara adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Sampel batuan S-6 Nama batuan yaitu batu pasir, yang berwarna putih keabu-abuan. Memiliki tekstur grain size granule, bentuk butir well rounded atau membundar baik. Yang memiliki struktur lapisan yang membentuk karang atau topografis tinggi lainya. Komposisi mineral yang terkandung dalam batu pasir adalah kuarsa etc. Sampel batuan S-7 Nama batuan yaitu batu gamping, yang berwarna putih susu. Memiliki tekstur grain size 1/16-1/8 mm, bentuk butir sub rounded atau membundar tanggung. Yang memiliki struktur cross bending. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan pasir kuarsa adalah CaCo3 (kalsium karbonat).



11



Sampel batuan S-8 Nama batuan yaitu batu rijang, yang berwarna merah tua. Memiliki tekstur grain size well sorted, bentuk butir sub rounded atau membundar tanggung. Yang memiliki struktur masif. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan pasir kuarsa adalah monomineralik.



V. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut. 1. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk di permukaan bumi dengan suhu dan tekanan yang rendah dimana batuan ini terbentuk dari proses pengendapan yang berasal dari rombakan batuan asal. 2. Kami dapat menentukan dan mendeskripsikan batuan sedimen dengan menggunakan sistem identifikasi batuan sedimen yaitu meliputi warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral batuan tersebut. 3. Proses terbentuknya batuan sedimen mulai dari pelapukan, erosi dan transportasi, litifikasi, kompaksi, dan sedimentasi. Yang kemudian akan membentuk batuan sedimen baik itu sedimen klastik mapun non klastik. 4. Tekstur batuan sedimen terdiri dari besar butir, pemilahan, kebundaran, kemas, porositas dan permeabilitas. Sedangkan stuktur batuan sedimen yaitu struktur primer dan struktur sekunder.



DAFTAR PUSTAKA



Institut Teknologi Bandung. 2009. Pedoman Praktikum Geologi Dasar. Bandung: Diktat Praktikum geomorfologi dan Pengindraan Jauh. Surjono, Sugeng S. 2018. SEDIMENTOLOGI. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Maulana, F.W. dkk. 2018.Geologi Umum.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sukandarrumidi. dkk. 2017. BELAJAR PETROLOGI MANDIRI.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.



SECARA



Endarto, D. 2019. Berkenalan Dengan Batuan Sedimen. Sukoharjo: CV. Graha Printama Selaras. Moore. Et al. 1998. Carbonate Reservoir. LA,USA: University Baton Rouge.



LAMPIRAN



Gambar 6. Batu Karang



Gambar 7. Batu Pasir Kuarsa



Gambar 8. Batu Gamping



Gambar 9. Batu Gneiss



Gambar 10. Batubara



Gambar 11. Batu Pasir



Gambar 12. Batu Gamping



Gambar 13. Batu rijang