Belajar Mengisi Freon Ac [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Belajar mengisi freon ac split Pertama-tama yg harus dilakukan dalam pengisian freon adalah mengoperasikan ac split. setelah outdoor unit mendapatkan supply listrik dari indoor unit, buka nepel penutup pentil pengisian freon dengan kunci inggris. lalu pasang selang berwarna biru yg berada pada manifold di pentil pengisian freon, adakah tekanan freon? dengan melihat jarum manifold tekanan rendah yg berwarna biru. jika tidak ada tekanan freon sama sekali, berarti sistem pendingin/ac split ada kebocoran. cari sampai ketemu dimana letak kebocorannya dengan kuas kecil yg diberi air sabun, bila tidak diperbaiki/dilas kebocorannya freon akan berkurang kembali walaupun telah diisi sampai ac split menjadi dingin kembali. bila ruang kebocorannya harus diperbaiki dengan cara mengelas dan pada sistem pendingin/ac split masih terdapat sisa freon, maka yg harus anda lakukan sebelum melakukan perbaikan/pengelasan adalah membuang sisa freon tersebut agar tidak membahayakan diri anda. apabila telah ditemukan letak kebocorannya dan sudah diperbaiki/dilas, sistim pendingin/ac split harus divakum terlebih dahulu sebelum diisi freon, dengan menggunakan mesin vakum. vakum yg baik harus mencapai 30″, lalu bagaimana bila anda tidak mempunyai mesin vakum??? tenang saja masih ada cara, yaitu dengan menggunakan compressor/outdoor unit yg akan kita isi freonnya, caranya adalah: 1. pasang selang warna biru pada pentil pengisian freon dan selang warna kuning pada tabung freon(posisi kran ditabung freon dlm keadaan terbuka penuh dan kedua kran pada manifold tertutup penuh). 2. buka penutup kran nepel ukuran 3/8 yg ada pada samping kanan kran nepel outdoor unit. 3. masukan kunci L pada kran nepel 3/8 dan putar kekanan(posisi klep nepel ditutup). 4. operasikan ac split dan tunggu sampai indoor unit mensupply listrik kebagian outdoor unit. 5. setelah outdoor unit beroperasi, lepaskan selang warna biru dari manifold, angin akan keluar dari ujung selang warna biru dan tunggu sampai angin tidak keluar lagi dari ujung selang warna biru.



6. setelah tidak ada angin yg keluar lagi dari ujung selang warna biru, pasang kembali ujung selang warna biru ke manifold lalu putar ke kiri kunci L yg berada pada kran nepel 3/8(posisi kran nepel terbuka penuh). 7. isi freon dengan memutar kran manifold warna biru kearah kiri sambil melihat jarum manifold untuk memastikan berapa freon yg sudah masuk kedalam sistem pendingin/ac split. pada waktu pengisian freon lakukan secara bertahap jangan sekaligus dalam waktu singkat, agar tidak merusak klep compressor. buka kran manifold…….. sebentar…….. lalu tutup kembali, lakukan berulang-ulang dan lihat berapa freon yg sudah masuk pada jarum penunjuk yg ada dimanifold, sampai pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 yg berada pada outdoor unit basah berembun atau evaporator yg ada pada indoor unit anda pegang, apabila dinginnya sudah merata berarti proses pengisian freon sudah cukup, tidak harus 75 psi. bila unit ac kelebihan freon akan membuat ac menjadi tidak dingin bukan menjadikan lebih dingin.perhatikan juga amper compressor pada waktu pengisian freon, jangan sampai melebihi batas amper(current) yg dapat anda lihat pada sisi indoor unit. Selamat..mencoba…



Ukuran pengisian freon pada ac split Berapa ukuran psi freon yang harus kita isi ke ac kita,itu tergantung besaran berat freon yang ada ,mungkin kebanyakan untuk saat ini masih menggunakan R22 ,besaran pk tidak sepenuhnya ukuran berapa psinya tapi harus di pertimbangkan jarak indoor dan outdoornya karena semakin jauh semakin banyak isinya,jadi anda kalau rumah sendiri bisa anda gunakan analiser juga tangAmphere ,di situ anda bisa mengisi freon sesuai dengan kebutuhan yang anda pakai perlu di ingat memang kalau isinya tepat atau lebih banyak memang dingin yang di capai cepat,listrik yang anda butuhkan juga banyak ,dan compresor kerja cukup berat,tapi suhu di capai cepat,tentunya compresor cepat berhenti,kalau freon kita isi sesuai kebutuhan untuk cukup dalam ruangan tentunya isi freon tidak terlalu banyak untuk mendinginkan cukup waktu dikit tapi compresor kerjanya tidak terlalu keras.memang dalam pemasangan orang biasa pakai patokan dari isi Compresor out door yang udah dari toko terisi biasanya di patokan max panjang pipa 5 m ,dan ini banyak kita lihat tenaga ahlinya tidak bawa analiser atau Vakum,Dia hanya membuka higtpress,lowpressnya di buka cicinya biar udara di pipa indoor keluar,setelah itu di runningkan untuk mempercepat waktu,padahal di sini banyak merugikan konsumen,yang akan cepat menimbulkan pada kerusakan mesin. Karena pada sst pemasangan sangat di perlukan analiser atau pun fakum,karena apa bila kelebihan freon maka amper listrik amphere besar,tidak di fakum pasti ad udara yang terjebak akibat nya pendingin akan berkurang, dan juga tidak di ketahuinya kebocoran pipa pada saat pemasangan.Untuk ukuran psi biasanya kurang lebih 30 psi sampai 50 psi,tidak mengukur berapa tekanan freon akibatnya listrik amphere besar.2 .tidak di fakum pasti ada udara yang terjebak akibat pendinginan berkurang. sambil kita tengok nameplat di comp ,biasanya harus di bawah running yang tertera.



ukuran freon Untuk ukuran psi ,itu tergantung besaran berat freon yang ada ,mungkin kebanyakan untuk saat ini masih menggunakan R22 ,besaran pk tidak sepenuhnya ukuran berapa psinya tapi harus di pertimbangkan jarak indoor dan outdoornya karena semakin jauh semakin banyak isinya,jadi anda kalau rumah sendiri bisa anda gunakan analiser juga tangAmphere ,di situ anda bisa mengisi freon sesuai dengan kebutuhan yang anda pakai perlu di ingat memang kalau isinya tepat atau lebih banyak memang dingin yang di capai cepat,listrik yang anda butuhkan juga banyak ,dan compresor kerja cukup berat,tapi suhu di capai cepat,tentunya compresor cepat berhenti,kalau freon kita isi sesuai kebutuhan untuk cukup dalam ruangan tentunya isi freon tidak terlalu banyak untuk mendinginkan cukup waktu dikit tapi compresor kerjanya tidak terlalu keras.memang dalam pemasangan orang biasa pakai patokan dari isi Compresor out door yang udah dari toko terisi biasanya di patokan max panjang pipa 5 m ,dan ini banyak kita lihat tenaga ahlinya tidak bawa analiser atau Vakum,Dia hanya membuka higtpress,lowpressnya di buka cicinya biar udara di pipa indoor keluar,setelah itu di runningkan untuk mempercepat waktu,padahal di sini banyak merugikan konsumen,1.tidak mengukur berapa tekanan freon akibatnya listrik amphere besar.2 .tidak di fakum pasti ada udara yang terjebak akibat pendinginan berkurang.untuk ukuran psi biasanya kurang lebih dia tas 30 psi sampai 50 sambil kita tengok nameplat di comp ,biasanya harus di bawah running yang tertera,



Pengecekan arus listrik pada compressor ac split Pengecekan arus listrik pada compressor ac split



.fullpost{display:inline;} Pengecekan arus listrik/amper pada compressor dilakukan saat ac split beroperasi/diisi dengan freon, menggunakan sebuah alat yaitu tang amper/clamp multimeter. tang amper dapat berfungsi sebagai multitester.



bila arus listrik/amper melebihi ambang batas akan mengakibatkan compressor overload. overload berfungsi memutuskan aliran listrik bila suhu pada compressor melebihi dari 150 derajat celcius. cara mengunakan tang amper sangatlah mudah, seperti yg anda lihat pada gambar disamping kiri. pertama-tama bila ingin mengecek arus listrik/amper sebuah compressor adalah buka tutup power supply pada outdoor unit lalu rengangkan kabel power supply agar ujung jepitan pada tang amper dapat masuk pada salah satu kabel power supply lalu posisikan knop pada ukuran arus listrik/amper. nilai arus listrik/amper (current) dapat anda lihat pada tabel disisi indoor unit.



METODE SERVICE MESIN REFRIGERASI BERWAWASAN LINGKUNGAN PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi mesin refrigerasi saat ini sangat mempengaruhi kehidupan dunia modern. Tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga sudah menyentuh hal-hal esensial penunjang kehidupan manusia. Teknologi ini dibutuhkan untuk penyiapan bahan makanan, penyimpanan dan distribusi makanan, proses kimia yang memerlukan pendinginan, pengkondisian udara untuk kenyamanan ruangan baik pada industri, perkantoran, transportasi maupun rumah tangga. Karena peran tersebut membuat teknologi ini banyak digunakan di tengah-tengah masyarakat. Saat ini teknologi mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah dari jenis siklus kompresi uap. Siklus jenis ini biasanya diaplikasikan pada mesin refrigerasi untuk domestik (rumah tangga), komersial, industri, transportasi, pengkondisian udara domestik dan komersial, chiller dan MAC (mobil air conditioner). Mesin jenis ini kebanyakan menggunakan jenis-jenis refrigeran yang kurang bersahabat dengan lingkungan karena mengandung senyawa yang dapat merusak lapisan ozon dan efek pemanasan global. (Teguh B et al 2003). Adapun jenis refrigeran tersebut adalah jenis CFC (chlorofluorocarbon), HCFC (hydrochloro-fluorocarbon) dan HFC (hydrofluorocarbon) Teknologi Refrigerasi memiliki kontribusi langsung pada kerusakan lingkungan diantaranya penipisan lapisan ozon dan pemanasan global melalui kebocoran dan buangan refrigeran ke lingkungan. Terkait dengan hal ini, Protokol Kyoto tahun 1997 tentang perubahan iklim bumi telah mengatur penggunaan refrigerant yang termasuk dalam gas rumah kaca, yakni HFCs (Hidro Fluoro Carbons) Munculnya permasalahan pada mesin refrigerasi terhadap lingkungan seperti efek pemanasan global dan penipisan lapisan ozon hanya terjadi bila zat (refrigeran) tersebut terlepas ke atmosfer yang disebabkan kebocoran pada mesin refrigerasi ataupun penggantian dan recycling refrigerant pada saat servis. Mengingat pentingnya lingkungan, maka sangat perlu dilakukan pengurangan (pencegahan) kerusakan lingkungan dengan memberikan pengetahuan kepada praktisi-praktisi service refrigerasi untuk melakukan metode penanganan servis mesin refrigerasi yang ramah lingkungan. Ini merupakan salah satu alternatif dari beberapa alternatif upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan mesin refrigerasi. Dengan demikian perlu dilakukan penciptaan suatu manajemen pengetahuan pada organisasi ataupun individu yang bergerak di bidang service mesin refrigerasi. 1.2. Tujuan Tujuan dari manajemen pengetahuan tentang penanganan service mesin refrigerasi ramah lingkungan ini adalah sebagai berikut : • Mempersiapkan sumber daya manusia (teknisi refrigerasi) yang memiliki kemampuan dalam pengoperasian peralatan servis yang ramah lingkungan.



• Dapat melakukan penanganan refrigeran secara baik dan benar dengan memperhatikan faktor pelestarian lingkungan • Peningkatan/pengembangan organisasi/individu (teknisi) dalam bentuk membangun kesadaran para teknisi untuk mencegah kerusakan lingkungan dan pemahaman akan peran mereka dalam upaya pencegahan kerusakan tersebut. • Dapat mengaplikasikan mesin 2R (Recovery-Recycling dan Vacum-Recharging) secara baik dan benar pada saat melakukan service peralatan refrigerasi. • Menguasai cara-cara kerja servis yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan Batasan Masalah Jenis Mesin refrigerasi saat ini sangat beragam. Ditinjau dari kelompok aplikasinya, mesin refrigerasi dapat dibagi menjadi refrigerasi domestik, refrigerasi komersial, refrigerasi industri, refrigerasi transport, pengkondisian udara domestik dan komersial, chiller dan mobil air conditioner. Dalam makalah ini penanganan service difokuskan pada kelompok mesin refrigerasi domestik (lemari es, dispenser air), refrigerasi komersial (pendingin minuman botol, box es krim, lemari pendingin supermarket ukuran kecil) dan pengkondisian udara domestik dan komersial (ac window dan split) . LANDASAN TEORI 2.1. Mesin Refrigerasi Jenis mesin refrigerasi berdasarkan siklus termodinamiknya dapat dikelompokkan 1. Mesin refrigerasi Siklus kompresi uap 2. Mesin refrigerasi siklus absorpsi 3. Mesin refrigerasi siklus jet uap 4. Mesin refrigerasi siklus udara 5. Mesin refrigerasi siklus vorteks Mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah mesin refrigerasi dengan siklus kompresi uap. Pengelompokan Mesin Refrigerasi Berdasarkan Aplikasinya Berdasarkan aplikasinya mesin refrigerasi dapa dikelompokkan seperti pada tabel 1.1 berikut ini Jenis Mesin refrigerasi Contoh Refrigerasi Domestik (rumah tangga) Lemari es, dispenser air Refrigerasi Komersial Pendingin minuman botol, box es krim, lemari pendingin supermarket ukuran kecil Refrigerasi Industri Pabrik es, cold storage, mesin pendingin untuk industri proses Refrigerasi transport Refrigerated truck, train and containers Pengkondisian udara domestik dan komersial AC window, split, dan package. Chiller Water cooled and air cooled chillers Mobile Air Condition (MAC) AC mobil



Kelompok mesin refrigerasi berdasarkan aplikasi Mesin refrigerasi siklus kompresi uap Susunan komponen mesin refrigerasi ini secara skematik dapat diihat pada gambar 1 di bawah ini. Komponen utama dari mesin ini adalah kompresor, kondensor, filter drier, pipa kapiler, dan evapora Kompresor Berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran dan menaikkan tekanan refrigeran agar refrigeran dapat mengembun pada temperatur di atas temperatur udara luar. Berdasarkan letak motornya kompresor dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu kompresor jenis terbuka dan jenis hermetik. Pada kompresor jenis terbuka motor terpisah dengan kompresor dan daya dari motor ditransmisikan melalui sabuk atau sistem transmisi daya lain. Pada kompresor hermetik, motor dan kompresor berada dalam satu cangkang yang kedap udara. Jenis lain adalah kompresor semi hermetik selubungnya disambung dengan baut sehingga bisa dibuka untuk berbagai keperluan servis termasuk untuk menggulung ulang kumparan motor listrik. Untuk melindungi bagian-bagian yang bergesek diantara komponen pada kompresor diberi pelumas. Pelumas ini biasanya bercampur dengan refrigeran. Pada kompresor hermetik yang digunakan untuk mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial biasanya digunakan pelumas yang larut dengan baik dalam refrigeran. Kondensor Berfungsi sebagai alat dimana refrigeran didinginkan sehingga mengembun. Pada mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial panas pengembunan dibuang ke udara luar secara alami karena adanya perbedaan temperatur refrigeran dengan udara luar. Jenis kondensor yang digunakan pada mesin refrigerasi rumah tangga dan komersial pada umumnya adalah jenis pipa polos dengan pendinginan alami Evaporator Berfungsi sebagai tempat refrigeran menguap. Panas yang diperlukan untuk penguapan diperoleh dari benda/media yang akan didinginkan. Jenis evaporator yang biasa digunakan adalah jenis evaporator permukaan plat dan pipa polos. Filter drier Berfungsi untuk menyerap uap air yang terlarut dalam refrigeran dan menyaring padatan terlarut jika ada. Air dicegah masuk ke dalam pipa kapiler dan evaporator karena dapat menyebabkan penyumbatan oleh air yang menjadi es pada temperatur evaporator yang rendah. Terdapat dua jenis filter drier yaitu alumina aktif dan molecular sieve. Alumina aktif terbuat dari Al2O3? yang dapat menyerap uap air lebih banyak dari silica gel dan juga dapat menyerap asam baik dari refrigeran maupun pelumas. Molecular sieve terbuat dari logam alumina silicat yang memiliki kemampuan menyerap uap air yang sangat tinggi. Dan jenis ini banyak digunakan. Berdasarkan tingkat kemampuannya dalam



menyerap uap air molecular sieve dibuat dalam 3 grade yaitu XH-5, XH-7 dan XH-9. Semakin tinggi gradenya semakin tinggi kemampuannya dalam menyerap uap air Pipa kapiler Berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran agar dapat menguap di evaporator pada temperatur yang rendah. Tekanan refrigeran dapat diturunkan sebagai akibat adanya gesekan pada pipa kapiler yang panjang dan berdiameter kecil. Ukuran pipa kapiler biasanya dinyatakan dengan angka 10, 20 dan seterusnya hingga 90. Angka tersebut menunjukkan diameter pipa tersebut, grade 10 menunjukkan diameter pipa 0,010 inci. Refrigeran Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media yang didinginkan dan membawanya kemudian membuang panas tersebut ke udara luar. Jenis –jenis refrigeran Refrigeran dapat dikelompokkan menjadi refrigeran sintetik dan refrigeran alami. Refrigeran sintetik Refrigeran sintetik tidak terdapat di alam dan dibuat oleh manusia dari unsur-unsur kimia. Yang termask kedalam kelompok refrigeran sintetik adalah : Refrigeran CFC (chlor-fluor-carbon), Refriigeran ini terdiri dari unsur chlor (Cl), Fluor (F) dan carbon (C). Contoh dari refrigeran ini adalah R-11 (CFC-11), R-12 (CFC-12). Karena tidak mengandung hidrogen CFC adalah senyawa yang sangat stabil dan tidak mudah bereaksi dengan zat lain meskipun terlepas ke atmosfir. Dan karena mengandung chlor CFC merusak ozon di atmosfer (stratosfer) jauh di atas muka bumi. Zat ini memiliki nilai potensi merusak ozon yang tinggi (ozon depletion potensial = 1). Lapisan ozon bermanfaat untuk melindungi mahluk hidup dari pancaran sinar ultraviolet intensitas tinggi. Oleh sebab itu kelestariannya perlu dijaga. Refrigeran HCFC (Hydro-Chlor-Fluor-Carbon) Refrigeran ini terdiri dari unsure Hydrogen (H), chlor (Cl), fluor (F) dan carbon (C). Karena mengandung hidrogen, refrigeran ini menjadi kurang stabil jika berada di atmosfer, sehingga sebagian besar akan terurai pada lapisan atmosfer bawah dan hanya sedikit yang mencapai lapisan ozon. Oleh sebab itu HCFC memiliki ODP yang rendah. Contoh refrigern ini adalah R-22 (HCFC-22). Refrigeran HFC (Hydro-Fluoro-Carbon) Refrigeran ini tidak memiliki unsur chlor. Oleh sebab itu refrigeran ini tidak merusak lapisan ozon dan nilai ODP nya sama dengan nol. Contoh dari refrigeran ini adalah R-134a (HFC -134a), R-152a (HFC-152a), R-123 (HFC123) Refrigeran alami Refrigeran alami adalah refrigeran yang dapat ditemui di alam, namun demikian masih diperlukan pabrik untuk penambangan dan pemurniannya. Contoh refrigerant alami adalah Hidrocarbon (HC), Carbondioksida (CO2) dan Amonia



(NH3). Jenis refrigerant ini tidak mengandung chlor oleh sebab itu refrigerant ini tidak merusak lapisan ozon (ODP=0). Nilai ODP refrigeran yang dibahas di atas diperlihatkan pada tabel 2 berikut ini Refrigeran Nilai ODP R-11 1 R-12 1 R-22 0,056 R-134a 0 HC, CO2 dan NH3 0 Beberapa refrigeran dan nilai ODP nya Penggunaan Refrigeran Tiap jenis refrigeran dipergunakan untuk keperluan tertentu. Tabel di bawah ini memuat beberapa aplikasi dari refrigeran yang umum digunakan. Refrigeran Penggunaan pada bidang pendingin Penggunaan pada bidang lain R-11 • Chiller Sentrifugal • Pengembang busa • Pelarut R-12 • Lemari es rumah tangga • Dispenser air • Pendingin minuman botol • Display cabinet di supermarket • Cold storage • AC mobil • Chiller • Pengembang busa R-22 • AC rumah tanggal dan komersial • Chiller • Cold storage Berbagai refrigerant yang umum dan penggunaannya Permasalahan Lingkungan Global Permasalahan lingkungan global adalah persoalan kerusakan lingkungan hidup yang dampaknya dirasakan di seluruh wilayah di bumi (global). Penyebab kerusakan lingkungan tersebut bisa saja berasal dari satu lokasi tetapi dampaknya dirasakan di tempat lain atau di seluruh tempat di muka bumi. Saat ini terdapat dua masalah lingkungan global yang dianggap paling mengancam kehidupan di muka bumi yaitu perusakan lapisan ozon dan efek pemanasan global. Rusaknya lapisan ozon disebabkan karena banyaknya zat-zat sintetik buatan manusia yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri. Zat-zat yang umumnya berbentuk gas tersebut terlepas ke atmosfir dan merusak lapisan ozon yang ada di stratosfer. Zat yang dilepas di Indonesia dapat mengakibatkan rusaknya lapisan ozon di tempat lain. Dengan demikian masalah ini dianggap sebagai masalah global dan penanganannya juga harus dilakukan secara global dan bersama-sama oleh seluruh rakyat di berbagai negara.



Efek pemanasan global adalah gejala meningkatnya temperatur bumi. Hal ini disebabkan banyaknya gas-gas terutama CO2 yang terlepas di atmosfir sebagai akibat meningkatnya aktifitas manusia dan peralatan industri yang digunakan. Sama seperti perusakan ozon masalah efek pemanasan global juga merupakan masalah global yang harus ditangani secara bersama-sama. Yang akan dibahas di sini adalah masalah perusakan lapisan ozon karena refrigeran pada mesin refrigerasi bila dibuang ke udara luar akan merusak lapisan ozon Lapisan atmosfer bumi Lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan atmosfer. Lapisan tersebut dari yang terendah (dekat permukaan bumi) sampai tertinggi berturutturut adalah troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer seperti terlihat pada gamabar …….Kelima lapisan atmosfer tersebut memiliki karakter yang berlainan dan bervariasi sesuai ketinggiannya dari permukaan bumi Ozon dan Lapisan Ozon Ozon adalah zat yang terdiri dari tiga atom oksigen, sedangkan molekul gas oksigen hanya terdiri dari dua atom oksigen serta bersifat sebagai senyawa pengoksidasi kuat. Lapisan ozon sebenarnya hanyalah merupakan suatu ungkapan, karena sesungguhnya ozon di atmosfer tidak membentuk suatu lapisan tersendiri, tetapi terdapat dan tersebar di dalam lapisan troposfer dan stratosfer antara ketinggian 0 -50 kmdi atas permukaan bumi dengan konsentrasi yang bervariasi. Dari gambar 6 terlihat bahwa ozon terdapat dalam konsentrasi yang relatif tinggi pada lapisan stratosfer yaitu ketinggian antara 10-30 km Ukuran ketebalan lapisan ozon Jika seluruh ozon yang terdapat pada tiang atmosfer di atas suatu lokasi pada permukaan bumi dikumpulkan di permukaan bumi pada temperatur 0oC dan tekanan 1 atm maka akan diperoleh suatu lapisan ozon dengan ketebalan tertentu. Ketebalan lapisan ozon yang didapat ini menyatakan jumlah ozon dalam atmosfer di atas tempat tersebut. Setiap ketebalan 0,01 mm lapisan ozon tersebut dinyatakan sebagai satu dobson unit. Ketebalan lapisan ozon rata-rata 260 DU. Jia ketebalan lapisan ozon kurang dari 220 DU maka dikatakan telah terjadi lubang ozon (penipisan lapisan ozon) di tempat tersebut. Bagaimana ozon terbentuk dan apa manfaatnya Molekul gas oksigen (O2) yang ada di bagian atas lapisan stratosfer terkena radiasi ultra ungu dalam intensitas tinggi yang berasal dari radiasi surya sehingga terurai menjadi dua atom oksigen bebas (radikal oksigen). Radikal oksigen ini dapat mengalami beberapa kemungkinan reaksi yaitu : • Bereaksi dengan molekul oksigen sehingga kembali membentuk molekul ozon • Menarik satu atom oksigen dari molekul ozon sehingga terbentuk dua molekul oksigen, atau



• Bereaksi dengan radikal oksigen dan membentuk molekul oksigen Rekasi pembentukan dan penguraian ozon secara alami di lapisan stratosfer ini menyerap banyak energi sinar ultra ungu, sehingga mengurangi intensitasnya yang sampai ke permukaan bumi. Dengan kata lain lapisan ozon yang terdapat di atmosfer melindungi bumi dari sinar ultra ungu intensitas tinggi. Apa yang menyebabkan terjadinya lubang ozon ? Jumlah ozon di atmosfer berkurang akibat adanya zat-zat sinteti buatan manusia yang merusak. Zat-zat tersebut disebut bahan perusak ozon (BPO). Diantara BPO tersebut adalah refrigeran CFC. Proses perusakan lapisan ozon oleh CFC. CFC yang sangat stabil dan tidak mudah bereaksi dengan zat apapun, menyebabkan zat ini mampu naik sampai ke lapisan stratosfer. Pada lapisan ini terdapat radiasi sinar ultra ungundengan intensitas tinggi yang berasal dari matahari. Radiasi yang kuat ini mampu memutuskan ikatan atom-atom chlor pada CFC. Atom chlor yang terputus akan menjadi radikal bebas yang sangat reaktif dan akan bereaksi dengan ozon yang banyak terdapat di stratosfer. Rekasi ini menyebabkan ozon rusak dan terurai menjadi molekul chlorin monoksida (ClO) dan molekul oksigen (O2) Molekul chlorin monoksida (ClO) masih bersifat radikal dan bereaksi dengan atom oksigen (O) yang seharusnya dapat membentuk ozon dengan molekul oksigen (O2). Reaksi ini mengakibatkan tercegahnya pembentukan ozon (O3). Hasil reaksi adalah molekul oksigen (O2) dan atom chlor (Cl) Atom chlor ini menjadi radikal lagi dan kembali akan merusak ozon yang lain. Reaksi ini terjadi berulang-ulang sehingga satu atom chlor dapat merusak puluhan ribu molekul ozon. Disamping itu puluhan ribu ozon juga gagal terbentuk sebagai akibat digandengnya atom oksigen (O) oleh chlorin monoksida (ClO) Karena banyaknya molekul CFC yang terlepas ke atmosfer maka jumlah ozon semakin lama semakin berkurang dan timbul lubang ozon khususnya di daerah kutub dan utamanya di kutub selatan. Bahaya yang timbul karena adanya lubang ozon Jika lapisan ozon rusak atau terjadi lubang ozon maka radiasi sinar ultra ungu dengan intensitas tinggi akan mencapai permukaan bumi. Radiasi intensitas tinggi ini dapat membahayakan kehidupan di muka bumi. Dampak yang telah diketahui sekarang antara lain katarak mata, kanker kulit, menurunnya daya tahan tubuh dan matinya fitoplankton yang membahayakan kehidupan biota laut dan pada akhirnya merugikan kehidupan manusia juga. Konvensi Internasional untuk melindungi lapisan ozon Atas prakarsa Perserikatan Bangsa-Bangsa? (PBB) masyarakat internasional yang diwakili oleh pemerintah masing-masing Negara anggota, menyepakati Protokol Montreal. Kesepakatan ini terus diperbaharui setiap dua tahun sekali dan secara garis besar antara lain adalah : • Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang dan Negara-negara di Eropa wajib menghentikan produksi CFC mulai tahun 1996 • Negara-negara berkembang diperbolehkan memproduksi CFC sampai tahun 2010 dengan kapasitas produksi yang terus dikurangi • Perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi konsumsi CFC salah satunya dengan menggunakan bahan pengganti yang tidak merusak ozon. • Perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah terlepasnya CFC ke atmosfer



• Perlu dilakukan sosialisasi tentang bahaya rusaknya lapisan ozon serta cara-cara pencegahannya. Ketentuan Pemerintah Indonesia dalam Perlindungan Lapisan Ozon Indonesia termasuk negara yang menyetujui konvensi-konvensi internasional dalam perlindungan lapisan ozon sejak tahun 1992. Karena Indonesia tidak memproduksi CFC maka yang dimaksud dengan pengurangan konsumsi CFC pada dasarnya adalah pengurangan impor CFC. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang mengatur tata cara impor Bahan Perusak Ozon adalah sebagai berikut : Impor CFC hanya boleh dilakukan oleh Importir terdaftar dan importer produsen. Setelah tahun 2007 dilarang impor CFC. Barang baru yang diproduksi di Indonesia di larang menggunakan CFC. Dengan adanya ketentuan-ketentuan tersebut maka dapat dikatakan bahwa: Jumlah CFC yang bisa diperoleh di Indonesia dalam masa yang akan datang akan semakin berkurang. Banyak refrigeran baru pengganti CFC yang akan beredar di Indonesia. • Banyak mesin-mesin pendingin baru yang menggunakan refrigeran baru non CFC. Apa yang harus dilakukan para teknisi ? Dengan adanya usaha-usaha perlindungan lapisan ozon dan pengurangan impor CFC maka para teknisi sebaiknya : Memahami bahaya yang timbul akibat rusaknya lapisan ozon. Berusaha mencegah terlepasnya CFC ke udara pada setiap tindakan servis. Mengetahui jenis-jenis refrigeran baru pengganti CFC dan penggunaannya. Mengetahui cara-cara penanganan refrigeran CFC dan refrigeran baru pada saat servis dan retrofit (penggantian refrigeran). III. Penaganan Service Mesin Refrigerasi 3.1. Peralatan service yang digunakan Yang dimaksud dengan servis adalah tindakan perawatan atau perbaikan yang menyebabkan refrigeran harus dikeluarkan dari dalam sistem. Adapun Peralatan yang digunakan terdiri dari : • Peralatan listrik • Peralatan pipa • Peralatan penanganan refrigeran • Peralatan umum 3.1.1. Peralatan listrik Peralatan listrik yang diperlukan adalah : a. Tang multimeter digital Digunakan untuk mengukur tahanan (misalnya 0-200 Ω), tegangan DC (sebaiknya sampai 1000 V), tegangan AC (sebaiknya sampai 750 V), arus listrik (sekitar 0-30 A). Penggunaan tang ini cukup dengan melingkarkan tang pada salah satu kabel yang bertegangan (line), namun juga dilengkapi dengan kabel penghubung biasa untuk



memeriksa sambungan dan kumparan motor apakah terjadi kontak dengan badan kompresor. Alat ini dapat juga digunakan untuk memeriksa tegangan dan arus listrik jalajala b. Termometer digital Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur dan sebaiknya kemampuan pengukuran temperaturnya sekitar -50OC sampai 70OC. Sensor pada termometer ini dipasang pada media yang akan diukur misalnya pipa refrigeran atau udara c. Peralatan listrik lainnya • Tang pemutus kawat • Cutter pembuka isolasi kawat • Isolator tape 3.1.2. Peralatan Pipa Adapun peralatan pipa yang digunakan adalah : a. Pemotong pipa Digunakan untuk memotong pipa agar potongan menjadi rata dan pipa tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini penting diperhatikan agar pada saat pipa diflair atau diswage pipa tidak mengalami pecah dan hasilnya baik. b. Pemotong pipa kapiler Digunakan untuk memotong pipa yang berukuran kecil seperti pipa kapiler. Hal ini ditujukan agar penampang pipa yang kecil tetap bulat dan tidak tersumbat ketika dipotong c. Pembengkok pipa Digunakan untuk melengkungkan pipa tembaga agar penampang pipa pada belokan tidak berubah d. Alat untuk flaring dan swaging Digunakan untuk menyambung pipa dengan niple atau pipa lain dengan cara membesarkan ujung pipa. e. Tang Penusuk Digunakan untuk melubangi pipa berisi refrigeran dengan tujuan mengambil refrigeran. Tang ini dilengkapi dengan jarum berlubang di dalam selubung karet, ketika dijepitkan ke pipa, jarum akan melubangi pipa. f. Alat Pierching Digunakan untuk membuat lubang pada pipa sistem mesin pendingin sedemikian rupa sehingga refrigeran dalam sistem dapat tersalur ke tabung penyimpanan g. Tang penjepit Digunakan untuk menjepit pipa berisi refrigeran sebelum pipa tersebut dipotong h. Alat



Brazing Digunakan untuk menyambung pipa atau menutup kebocoran. Pipa yang akan disambung biasanya dipanaskan di atas temperatur material pengisi tetapi masih di bawah titik leleh material pipa (antara 600 – 800 oC). Pemanasan dilakukan dengan semburan api obor hasil pembakaran bahan bakar dengan oksigen atau udara. 3.1.3. Peralatan Penanganan Refrigeran Peralatan penanganan refrigeran adalah : a. Pompa Vakum Digunakan untuk mengosongkan refrigeran dari sistem sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi seperti udara dan uap air. Hal ini perlu dilakukan agar tidak mengganggu kerja mesin refrigerasi. Uap air yang berlebihan dapat memperpendek umur operasi filter drier dan penyumbatan pada bagian sisi tekanan rendah seperti pada katup ekspansi. Adanya gas-gas yang tidak terkondensasi dalam sistem akan menghalagi perpindahan panas di kondensor dan evaporator dan menaikkan tekanan keluaran. Adanya air juga menyebabkan korosi, penimbunan kerak dan menyebabkan pelumas menjadi asam. Pompa vakum harus mampu mengosongkan sampai dengan tekanan 20 – 50 mikron Hg. Untuk melihat tekanan vakum diperlukan alat pengukur tekanan vakum yang dapat mengukur tekanan dari 5 – 5000 mikron Hg. Jika tidak memiliki alat pengukur vakum maka sistem harus dipompa selama paling tidak setengah jam setelah penunjuk tekanan di gauge manifold menunjukkan 0 milibar b. Gauge manifold Digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran baik pada saat pengisian maupun pada saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada gauge manifold adalah tekanan evaporator dan tekanan kondensor Ada dua jenis gauge manifold yaitu gauge manifold dua laluan dan empat laluan c. Alat pendeteksi kebocoran Digunakan untuk memeriksa kebocoran pada sistem refrigerasi. Deteksi kebocoran dapat dilakukan dengan menggunakan pendeteksi refrigeran elektronik atau dengan cara konvensional yaitu gas nitrogen dan air sabun d. Mesin 3R Mesin ini adalah mesin Recovery, Recycle dan Recharging. Mesin 3R memiliki tiga fungsi yaitu untuk mengeluarkan dan menangkap refrigeran (recovery), mendaur ulang refrigeran yang ditangkap (recycle) dengan cara memisahkannya dari pelumas dan menyaring kotoran padat, dan mengisikan kembali refrigeran yang ditangkap. Alat ini dibuat dalam satu mesin agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer sebagai akibat adanya pergantian selang pada setiap proses. 3.1.4. Peralatan umum



Peralatan umum yang sebaiknya ada adalah : - Kikir datar - Kikir bulat - Obeng - Kertas amplas - Kunci inggris - Kunci pembuka katup gas - Sikat kawat - Palu - Tang - Gergaji besi - Kunci l 3.2. Service Mesin Refrigerasi Konvensional Servis adalah tindakan perawatan atau perbaikan yang dilakukan terhadap mesin refrigerasi sehingga refrigeran harus dikeluarkan dari dalam sistem. Servis dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki komponen, melakukan penggantian komponen, pembersihan komponen atau penggantian refrigeran. Dalam melakukan tindakan servis terhadap mesin refrigerasi ada beberapa tahapan yang umum dilakukan yaitu : 1. Pengeluaran refrigeran dari dalam sistem Sebelum melakukan indakan servis terhadap mesin refrigerasi biasanya refrigeran di dalam sistem terlebih dahulu harus dikeluarkan. Selama ini para teknisi mengeluarkan refrigeran dari dalam sistem dan melepaskan refrigeran tersebut ke udara luar (atmosfer). Bila refrigeran yang dilepaskan tersebut mengandung unsur chlor seperti refrigeran R-11, R-12 dan R-22 maka akan menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon. 2. Melakukan servis (perawatan, perbaikan atau penggantian komponen) Bila refrigeran di dalam sistem telah dikeluarkan maka tindakan servis dapat dilakukan seperti melakukan perawatan, perbaikan atau penggantian terhadap komponen yang mengalami kerusakan. 3. Vakum sistem Jika servis telah selesai dilaksanakan, maka sistem perlu di vacum atau pengosongan dengan menggunakan alat vakum dengan tujuan agar sistem tidak mengandung uap air, udara (gas) dan sebagainya. Jika unsur-unsur tersebut berada dalam sistem pada saat sistem bekerja maka akan mempengaruhi kinerja sistem dan pada akhirnya merusak sistem refrigerasi 4. Pengisian Refrigeran Jika sistem sudah benar-benar vakum dan tidak ditemui kebocoran dalam sistem maka dilakukan pengisian refrigeran dengan kapasitas refrigeran sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat. 3.3. Service Mesin Refrigerasi Berwawasan Lingkungan Servis mesin refrigerasi konvensional yang dilakukan dengan mengeluarkan refrigeran dari dalam sistem dan melepas refrigeran tersebut ke atmosfer adalah servis yang tidak ramah lingkungan. Karena pelepasan refrigeran tersebut akan mengakibatkan terjadinya



perusakan lapisan ozon seperti terjadinya lubang ozon. Hal tersebut memiliki dampak negatif terhadap kehidupan di bumi seperti matinya biota laut, terjadinya kanker kulit dan katarak mata serta menurunnya kekebalan tubuh pada manusia, dan sebagainya. Servis mesin refrigerasi berwawasan lingkungan menggunakan prinsip melakukan pengeluaran refrigeran dari dalam sistem tanpa melepas refrigeran tersebut ke udara luar. Kemudian refrigeran tersebut di daur ulang dan dapat dipergunakan kembali untuk refrigeran sistem tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat servis tambahan seperti tang penusuk, mesin 3R dan lain-lain. Adapun keuntungan dengan servis berwawasan lingkungan ini adalah sebagai berikut : 1. Tidak merusak lapisan ozon 2. Secara ekonomis lebih menguntungkan sebab dapat menggunakan refrigeran bekas yang telah didaur ulang langsung oleh mesin 3R 3. Saat melakukan servis akan lebih efisien dan efektif Metode pelaksanaan Service Mesin Refrigerasi berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut : a. Alat yang digunakan : • Satu buah tang penusuk dan selang penghubung • Satu tabung untuk penampung refrigeran • Satu tabung refrigeran • Satu unit Mesin 3R • Satu buah Tang penjepit • Satu buah Pentil freon • Satu buah Pendeteksi kebocoran • Satu buah Gauge Manifold • Dan lain-lain b. Prosedur 1. Sambungkan tang penusuk dan mesin 3R dengan menggunakan selang penghubung 2. Sambungkan juga mesin 3R dengan tabung penampung refrigeran 3. Sambungkan pompa vakum kemanifold 4. Sambungkan tabung refrigeran ke manifold 5. Tutup saluran ke pompa vakum dan tabung refrigeran 6. Buka saluran ke tang penusuk 7. Lakukan penusukan dengan tang penusuk pada pipa isap proses 8. Jalankan mesin 3R 9. Setelah refrigeran dalam mesin habis (tidak ada tekanan dalam mesin), tutup saluran ke mesin 3R kemudian matikan mesin 3R 10. Buka tang penusuk sehingga mesin terisi udara (sebaiknya mesin diisi dengan gas nitrogen). Mesin siap untuk diservis 11. Setelah mesin selesai diservis sambungkan pentil dengan gauge manifold dan buka saluran ke pompa vakum 12. Nyalakan pompa vakum dan lakukan pengosongan sampai tekanan vakum yang dikehendaki 13. Setelah tekanan vakum yang baik telah tercapai matikan pompa vakum, tutup saluran ke pompa vakum dan amati kebocoran dengan mencermati adanya kenaikan tekanan



dalam mesin 14. Bila tekanan vakum tidak berubah, buka katup pada tabung refrigeran, dan buka perlahan saluran ke tabung refrigeran agar refrigeran mengalir masuk ke mesin 15. Jika jumlah refrigeran yang masuk telah cukup (berdasarkan tekanan, timbangan atau gelas ukur) tutup saluran ke tabung dan tutup keran pada tabung refrigeran 16. Lakukan tes kebocoran dengan alat deteksi elektronik atau air sabun 17. Lakukan penjepitan pada pipa pengisian, potong dan lakukan brazing pada ujung 18. Jalankan mesin dan amati temperatur ruang dingin dan servis selesai IV. Kesimpulan 1. Para teknisi servis mesin refrigerasi harus diberi pemahaman terlebih dahulu mengenai teori dasar mesin refrigerasi, refrigeran dan permasalahan lingkungan global. 2. Demi kelestarian lingkungan kebiasaan servis refrigerasi konvensional yakni membuang refrigeran ke udara luar harus segera dihindari dengan menggunakan servis yang berwawasan lingkungan 3. servis refrigerasi berwawasan lingkungan memiliki keuntungan lebih ekonomis selain mencegah terjadinya perusakan lapisan ozon Refrensi UNDP-KLH, 2006, Modul Pelatihan Untuk Teknisi Bengkel Servicing Human & Institutional Development in Ecological Refrigeration (HIDECOR), 2003, Training Manual



Karateristik yang membedakan Freon R134a dengan R12 Dilihat dari awal penggunaan Freon R134a dan karateristik yang membedakan Freon R134a dengan R12, sbb: Pada tahun 1985-1988 dipublikasikan tentang ditemukannya fenomena perusakan lapisan ozon yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan freon (refrigerant) R12 pada sistem AC Mobil. Dari sini berkembang untuk mengatur penggunaan dan jadwal produksinya sehingga semaksimal mungkin tidak lagi menggunakan freon R12 pada mobil-mobil yang diproduksi sejak 1989, maka dibuatlah freon pengganti R12 tadi, yaitu R134a dengan tetap memiliki sifat yang sama dengan R12 yaitu antara lain: - Merupakan senyawa kimia utama yang stabil untuk membawa panas dan tidak mudah terbakar. - Memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna dan tidak bersifat korosif juga tidak beracun. Pada freon R134a dibuat agar seminimal mungkin tidak menipiskan lapisan ozon Untuk karakter ukuran Molekul nya :



FREON R12 R12 : Karakter Molekul R12 (CCI2F2), diameter = 4,4Å



FREON R134a R134a : Karakter Molekul R134a (HC2HCF3), diameter = 4,2Å jadi akan terlihat perbedaan karakter molekul R134a yang lebih kecil dibanding R12.



Sehingga spareparts yang digunakan juga akan mengalami penyesuaian bentuk, ukuran dan ciri-ciri yang dimiliki Freon R134a. Sparepart yang mengalami penyesuaian seperti : 1. MAGNET CLUTCH



MAGNET CLUTCH Tekanan pada suhu tinggi R134a lebih tinggi dari R12, sehingga kompresor butuh tenaga lebih besar untuk mengkompresi freon. Sehingga butuh model Magnetic Clutch yang berdaya kerja lebih baik dan kuat, selain itu rotor dan bearing pun dibuat spek yang lebih baik dari sistem sebelumnya. Kalau magnet clutch tidak disesuaikan akan mengkaibatkan sistem tidak akan bekerja dengan maksimal. 2. RECEIVER DRYER / FILTER AC



FILTER DRYER Sampai sekarang isi receiver dryer menggunakan Silica-Gel untuk menghilangkan uap air, sehingga untuk R134a dibutuhkan Silica-Gel yang lebih banyak. Untuk memisahkan air pada R134a digunakan Zeolite untuk menggantikan Silica-Gel. 3. HOSE / SELANG (SELANG TEKANAN RENDAH – SELANG TEKANAN TINGGI )



HOSE / SELANG AC Sampai saat ini selang tekanan tinggi dan rendah menggunakan NBR ( Nitrile Butadiene Rubber ). Jika tetap digunakan selang R12 untuk sistem R134a akan menyebabkan



kebocoran freon pada selang High Press atau Low Press. Dengan demikian selang pada high press dan low press dianjurkan juga



OLI KOMPRESOR 4. OLI KOMPRESOR Oli kompresor R12 tidak dapat larut dengan freon R134a sehingga tidak dapat bersirkulasi dengan baik. Ini akan menyebabkan kerja kompresor tidak maksimal dan akan mengakibatkan umur kompresor menjadi pendek/cepat rusak. Oli kompresor R12 adalah ND-OIL6 (mineral oil) atau ND-OIL7 Oli kompresor R134a adalah ND-OIL8 (synthetic oil) atau ND-OIL9 Pada umumnya di setiap kompresor tertera stiker yang menunjukkan jenis oli kompresor yang seharusnya dipakai. 5. EXPANSION VALVE / EVAPORATOR PRESSURE REGULATOR (EPR) / KATUP EXAPANSI



EXPANSI AC MOBIL Akibat tekanan yang lebih tinggi maka bukaan klep pada expansion valve dan EPR juga disesuaikan sehingga kapasitas pendinginan yang dihasilkkan akan sama seperti dingin yang dihasilkan saat menggunakan R12. 6. SEAL ORING / SEAL PENYEKAT



SEAL AC MOBIL Pada sistem AC R12, digunakan NBR ( Nitrile Butadiene Rubber ) sebagai bahan dasar penyekat/seal termasuk O-Ring, Lip-Seal pada kompresor dan selang-selangnya. Sialnya, NBR ini larut dengan freon R134a karena akan mengembang dan membusa. Sistem R134a menggunakan RBR (Rubber in Behalf of R134a), jadi bisa dibilang karet sealer khusus R134a. Secara fisik O-Ring untuk R134a lebih tebal (gemuk) ketimbang R12.



7. SISTEM SAMBUNGAN PIPA / NEPEL / FITTING / SOKET



SISTEM SAMB PIPA Sistem penyekatan pada sambungan selang/pipa pun berbeda antara sistem R12 dengan R134a. Hingga perubahan pada katup/socket pengisian freon pun berubah. 8. PRESSURE SWICTH ( HIGH PRESS SWITCH – LOW PRESS SWITCH )



PRESSURE SWITCH Dari hal-hal di atas sudah terlihat bahwa tekanan dalam sistem R134a lebih besar dari R12, tentunya Pressure Switch yang dipakai untuk ON/OFF kompresor perlu berubah juga. 9. KONDENSOR



KONDENSOR Pada sistem R134a, tekanan pada sisi tekanan tinggi lebih besar ketimbang R12, sehingga terlihat perubahan bentuk pada fin/ sirip-sirip yang dibuat lebih rapat dengan tube yang lebih tipis/ramping agar dapat melepas radiasi panas lebih baik. Jadi dari uraian di atas , maka kesimpulan yang diperoleh adalah : 1.Untuk dapat menggunakan Freon R134a, maka spareparts yang disebut di atas harus dirubah terlebih dahulu untuk mencegah kerusakan dalam sistem AC Mobil. 2.Sistem AC Mobil R12 tidak dapat diganti begitu saja dengan mengisi Freon R12 dengan Freon R134a. 3.Ada spareparts R12 yang tidak dapat diganti begitu saja dengan spareparts R134a.



4.Kalo ada saran untuk mengisi Freon R134a ke sistem R12 tanpa ada perubahan spareparts pada sistem AC diatas maka dianjurkan untuk tidak dilakukan, karena resiko kerusakan pada sistem AC Mobil sangat besar sekali.



“TIDAK DISARANKAN UNTUK PENGISIAN FREON R134a KE DALAM SISTEM AC R12″ SISTEM YANG BEKERJA DALAM AC MOBIL



CARA MUDAH MENDITEKSI BLOWER BERSUARA BERISIK Bila blower/out dor pada ac anda bersuara berisik,anda bisa mencoba menditeksi/ mencari,asal suara yang di timbulkan. Dengan cara sebagai berikut: Pertama anda siapkan obeng,kunci pass.



Setelah itu anda bisa membuka penutup blower,di mulai penutup yang atas,setelah itu penutup depan atau pun samping….setelah cassing blower anda terbuka,nyalakan AC anda…. Nah pada saat AC anda, bekerja perhatikan dengan seksama asal mula bunyi berisik itu..! seperti dudukan kompresor….,dudukan blowerr,serta pada kipas blower disitu anda akan mengetahui penyebab suara berisik yang di timbul kan oleh out door setelah anda menemukan suara yang menimbulkan berisik anda bisa mencoba membetulkannya. setelah selesai pasang kembali penutup blower dengan benar.



Cara penggantian compressor pada ac split



Cara penggantian compressor pada ac split dibutuhkan sebuah alat pengelasan yaitu tabung camping gas dan tabung oxigen. bisa juga dilakukan dengan pengelasan menggunakan blender, bila anda belum mempunyai tabung oxigen. bila anda menggunakan sistem pengelasan dengan menggunakan blender, waktu anda ingin melepaskan dua buah sambungan pipa di compressor “yg bertanda lingkaran merah pada gambar” anda harus membuka semua tutup body outdoor agar hawa panas dari blender tidak mengenai compressor. tapi saya sarankan anda menggunakan sistem pengelasan dengan campuran oxigen, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat. setelah melepaskan dua buah sambungan pipa pada compressor, lepaskan tiga buah mur yg berada pada bagian bawah kaki compressor dengan menggunakan kunci ring atau pas ukuran 12-13. setelah melepaskan tiga buah mur pada kaki compressor, angkat compressor keluar dari dudukannya.



penggantian compressor harus sesuai dengan type label yg berada pada body compressor, atau bisa juga diganti dengan dasar persamaan kapasitas pendinginan. contoh sebuah compressor national 1 pk bisa diganti dengan compressor merk hitachi yg berukuran 1 pk juga, walaupun pada kaki compressornya berbeda dengan merk national sehingga baut pada lubng dudukan pada kaki compressor hanya dapat dipakai 1 atau 2 buah saja. pada waktu penggantian compressor ganti pipa kapiler dan saringannya agar freon dapat bersikulasi dengan lancar. bila anda belum mengetahui cara pencarian terminal compressor (s c r) dapat anda lihat pada tutup terminal compressor. atau anda bisa juga dengan mengukur tahanan 3 buah terminal compressor tersebut dengan sebuah multitester. caranya adalah sebagai berikut : posisikan multitester pada skala ohm x 10 ukur semua tahanan ketiga terminal compressor sampai menemukan tahanan yg terkecil, bila sudah anda dapatkan tahanan yg terkecil, satu terminal yg tidak tersentuh probe tester itu adalah (s)atau starting yg dihubungkan dengan running capasitor. sedangkan untuk pencarian (r) nya ukur dari terminal (s) dengan terminal lainnya, tahanan yg terbesar adalah (r) yg juga dihubungkan dengan running capasitor dan 1 line listrik dan tahanan yg terkecil adalah (c) yg dihubungkan langsung dengan line listrik. setelah compressor, saringan dan pipa kapiler sudah terpasang dan nepel pipa instalasi juga sudah terpasang pada kran valve, operasikan ac split. pasang selang manifold warna biru pada pentil pengisian freon dan buka kran manifold warna biru/tekanan rendah. setelah outdoor unit mendapat supply listrik lakukan pemakuman yaitu dengan cara menutup kran valve hisap dengan kunci L sampai tertutup rapat. angin akan keluar dari ujung selang yg berwarna kuning, diamkan sampai angin habis atau tidak ada lagi angin yg keluar dari ujung selang warna kuning. setelah angin yg keluar benar-benar habis, tutup kran manifold warna biru sampai benarbenar tertutup rapat. buka kran hisap yg tadinya ditutup dengan kunci L sampai terbuka penuh, lalu pasang selang manifold warna kuning pada tabung freon. buka kran pada tabung freon lalu isikan freon dengan cara membuka kran manifold warna biru/tekanan rendah. lakukan pengisian freon sambil melihat amper compressor pada tang amper, bila amper normal lanjutkan pengisian freon. tapi bila amper tinggi, ganti pipa kapiler dengan ukuran yg lebih besar dan lakukan pengecekan kebocoran pada sambungan compressor yg baru di las dengan air sabun bila outdoor sudah terisi dengan freon.



cara pemasangan ac split



Cara pemasangan ac split dapat anda lakukan bila tool/alat-alat kerja sudah anda miliki, seperti: -kunci-kunci perkakas contoh obeng kembang, palu, kunci inggris dsb -flare nut yaitu sebuah alat untuk mengembangkan ujung pipa ac. -pemotong pipa, yg berfungsi untuk memotong pipa ac. -bor listrik. -manifold. -tabung freon. pemasangan ac split yg baru biasanya dilakukan oleh teknisi dari toko ac yg anda beli, tapi bila anda sudah menpunyai teknisi atau ingin pasang sendiri anda bisa membeli unit ac nya saja.pertama-tama yg dilakukan dalam pemasangan ac adalah melihat posisi dimana ac split akan dipasang. setelah menentukan posisi ac split yg cocok, buka dus yg berisi indoor unit yg didalamnya terdapat indoor unit, bracket indoor, kabel power supply untuk ke outdoor unit dan remote control. dibelakang indoor unit terdapat bracket yg harus anda lepaskan, lalu pasang pada dinding dengan posisi yg anda inginkan.memasang bracket indoor dapat anda lakukan dengan memakunya dengan paku beton atau mengebornya bila ingin menggunakan fisher, posisikan bracket indoor dengan waterpas agar tidak miring kekanan dan kekiri. setelah bracket indoor terpasang, pada bagian mana drat nepel/pipa ac yg keluar pada indoor akan diposisikan?bila pada bagian kanan bawah dari bracket indoor, anda harus membuat lubang atau membobok temboknya yg diameter bobokannya sesuai dengan selang pembuangan air dan pipa ac yg keluar dari indoor unit. bila anda tidak ingin membobok tembok anda dapat mengeluarkan drat nepel/pipa ac yg keluar dari indoor melalui sisi kanan atau kiri dari indoor yg sudah disediakan.



setelah bracket indoor terpasang dan bobokannya sudah siap, pasang indoor unit pada bracket dan posisikan drat nepel/pipa ac yg keluar dari indoor unit pada lubang bobokan tembok.setelah indoor terpasang pada bracket, dorong keatas dan tarik kebawah agar indoor terkunci dengan bracket. biasanya bila anda membeli ac yg merknya bukan changhong, anda tidak akan mendapatkan pipa ac dan bracket outdoornya. jadi anda harus membeli pipa ac, tergantung berapa meter yg anda butuhkan untuk pemasangan ac nya dan membeli bracket outdoor bila posisi untuk outdoor unit harus diletakan dibawah plafon/digantung pada dinding tembok. setelah pemasangan indoor telah selesai dilakukan, beralih ketahap pemasangan pipa instalasi ac.pipa instalasi ac ini terbuat dari tembaga yg lentur dan mudah dibentuk dalam pelaksanaan pemasangannya, hati-hati jangan sampai ada instalasi pipa ac yg tertekuk/penyok karena dapat menghambat sirkulasi freon yg dapat menyebabkan ac tidak mau dingin/bekerja dengan normal. instalasi pipa ac harus disesuaikan dengan kapasitas ac/pk nya, bila ac anda 1 pk 0,75 pk atau 0,50 pk berarti harus menggunakan pipa instalasi ac yg berukuran 1/4 dan 3/8. semakin besar kapasitas ac, semakin besar pula ukuran instalasi pipa ac yg digunakan. buka 2 buah mur nepel yg berada pada pipa di indoor unit dengan menggunakan 2 buah kunci inggris.masukan nepel 3/8 pada pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 lalu lihat pada ujung pipa instalasi ac, apakah pada diameter pipanya terpotong dengan rata? bila tidak rata lakukan pemotongan dengan pemotong pipa. setelah pipa ac terpotong dengan rata masukan pipa instalasi ac pada lubang penjepit flare nut yg berukuran sama dengan pipa ac yg akan kita flareng, ketinggian pipa yg keluar pada ujung bibir flareng kira-kira 0.2 cm. setelah pipa instalasi ac berada tepat pada lubang penjepit flareng, pasang pemutar flareng dengan mata flareng yg berbentuk kerucut pada penjepit flareng, lalu putar sampai mengenai pipa instalasi ac agar bisa mengembang. lakukan hal yg sama pada pipa instalasi ac yg berukuran 1/4. setelah selesai melakukan pengembangan pada pipa instalasi ac dengan flareng, pasang pipa instalasi ac yg sudah dipasang nepel ke drat nepel pipa ac yg keluar dari indoor unit dan sesuaikan, ukuran pipa instalasi ac 3/8 ke 3/8 pada drat nepel indoor unit dan ukuran pipa instalasi ac 1/4 ke 1/4 pada drat nepel indoor unit. kencangkan mur nepel kedua-duanya dengan menggunakan 2 buah kunci inggris agar tidak terjadi ruang kebocoran freon. setelah dikencangkan mur nepelnya tutup dengan pembungkus pipa/hamaflex, kemudian lilitkan solasi untuk merapatkan pembungkus pipa agar tidak terjadi kondensasi.



setelah selesai melakukan pemasangan nepel pipa instalasi ac pada drat nepel indoor unit, atur posisi instalasi pipa ac agar kelihatan rapih. selanjutnya pemasangan kabel power untuk supply listrik kebagian outdoor unit. buka tutup indoor unit, kemudian lihat pada bagian komponen pcb yg terdapat terminal untuk pemasangan kabel power ke bagian outdoor unit biasanya disitu tertulis 1 dan 2 dan N L. untuk kabelnya pergunakan sesuai ukuran pk ac nya biasanya standart dari pabrik adalah ukuran 3 X 2.5 untuk ukuran ac 1 pk. masukan kabel untuk power outdoor unit melalui lubang bobokan pipa ac dan pasang kabel pada terminal yg berada dibagian bawah komponen pcb, kabel warna hitam pada terminal no 1, kabel warna biru pada terminal no 2, dan kabel warna kuning pada ground, kencangkan dengan menggunakan obeng kembang. setelah selesai melakukan pemasangan kabel power untuk outdoor unit, kita ketahap pemasangan instalasi pipa ac pada outdoor unit. yg harus dilakukan pada tahap ini sama dengan apa yg dilakukan pada tahap pemasangan instalasi pipa ac pada indoor unit. untuk pemasangan kabel power outdoor unit, buka tutup power suplly outdoor unit yg berada diatas kran valve.setelah selesai melakukan pemasangan instalasi pipa ac dan pemasangan kabel power supply untuk outdoor unit, tahap berikutnya adalah pengecekan kebocoran diantara 4 buah kembang nepel yg baru kita buat, yaitu 2 kembang nepel pada indoor dan 2 kembang nepel pada outdoor. caranya adalah sebagai berikut:pasang selang manifold berwarna biru pada pentil pengisian freon, lalu pasang selang berwarna kuning pada mesin vakum.lalu lakukan pemakuman agar tidak terdapat udara didalam evaporator dan pipa instalasi ac. vakum yg baik harus mencapai 30′, bila telah selesai divakum jarum pada manifold bergerak keatas, berarti ada ruang kebocoran freon.lakukan pemeriksaan kebocoran dengan kuas yg diberi air sabun pada kembang nepel yg berada pada indoor unit dan outdoor unit. biasanya ruang kebocoran terjadi karena kembang nepel pecah dan mur nepel kendor/tidak dikencangkan, lakukan flereng ulang pada kembang nepel yg pecah atau kencangkan kembali mur nepel yg kendor. bila jarum pada manifold tidak bergerak atau tetap pada angka 30′ berarti tidak terdapat ruang kebocoran, lalu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan yg 3/8 dengan menggunakan kunci L , buka sampai kedua kran nepel terbuka penuh. bila sudah membuka kran nepel tahap selanjutnya adalah menyambungkan aliran listrik pada kabel power supply yg berada pada indoor unit.



ingat…kabel power yg berwarna coklat harus diposisi + , agar sewaktu ac tidak dioperasikan, dibagian outdoor tidak tersambung langsung dengan aliran listrik +setelah penyambungan power suplly selesai, ac siap dioperasikan . bila anda tidak mempunyai mesin vakum, pasang selang manifold berwarna biru pada pentil pengisian freon dan pasang selang yg berwarna kuning pada tabung freon. buka mur nepel ukuran 1/4 pada outdoor unit lalu masukan tekanan freon agar freon dpat mendorong udara keluar melalui mur nepel 1/4 pada outdoor unit.pada saat freon keluar, kencangkan kembali mur nepel 1/4 dan masukan tekanan freon kembali sampai mencapai 100 psi. lihat dan perhatikan, bila jarum manifold turun dan tidak lagi menunjukan angka 100 psi, berarti ada ruang kebocoran pada 4 buah kembang nepel yg anda buat. cari ruang kebocoran dengan menggunakan kuas yg diberi air sabun bila sudah menemukan ruang kebocoran segera diperbaiki . tapi bila jarum pada manifold tetap menunjukan angka 100 psi, berarti instalasi pipa ac tidak terdapat ruang kebocoran. segera buang sisa tekanan freon yg berada pada instalasi pipa ac, tapi jangan buang semuanya sisakan sampai 5-10 psi. setelah itu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan 3/8 lalu buka kedua kran valve dengan menggunakan kunci L sampai terbuka penuh dan pasang kembali mur penutup kran valve dengan kencang. bila sudah membuka kran nepel, tahap selanjutnya adalah penyambungan aliran listrik pada kabel power supply yg berada di indoor unit. dan bila sudah melakukan penyambungan listrik pada kabel power supply yg berada pada indoor unit barulah ac anda operasikan.



kiat isi freon mobil Setelah sistem air condition tak lagi terasa sejuk, umumnya pemilik mobil langsung



berpikir soal berkurangnya freon. Dan biasanya pula mereka langsung mampir ke bengkel AC untuk sekedar mengisi cairan pembuat hawa dingin itu. Pucuk dicita ulam pun tiba. Banyak bengkel AC yang memasang papan iklan di depan tempat usahanya dengan penawaran harga freon. Isi freon R 12, Rp 60 ribu dan R 134 Rp



130 ribu. Serupa memang dengan penawaran penjaja voucher pulsa telepon. Tapi sebetulnya amat berbeda antar kedua penjaja jasa itu. Bila pulsa isi ulang selekas dibeli langsung kembali mengaktifkan ponsel, tidak demikian dengan jaminan serenta freon diisi lalu AC mobil akan kembali normal dan bisa sejuk sepanjang hari, minggu atau bulan-bulan ke depannya. Soalnya pengisian freon yang salah jenis atau salah prosedur justru akan mendorong rangkaian AC semakin rusak. ”Bisa-bisa kalau awalnya hanya karena kebocoran kecil, karena asal isi freon, AC akan jebol tak karuan. ”Pengisian freon yang diyakini langsung akan mengembalikan dingin itu salah besar. Terdapat sejumlah persyaratan, baik jenis maupun cara pengisian yang bisa menjamin sistem penyejuk kembali berfungsi. Pendapat keduanya yang terangkum berikut ini, kiranya dapat digunakan sebagai pedoman saat hendak memutuskan mengisi freon untuk mengembalikan kesejukan mobil Anda. Dan sejumlah pengetahuan tentang kebocoran komponen hingga menyebabkan freon berkurang atau habis, kiranya juga perlu dicermati. Isi freon sesuai jenis kompresor Sekurangnya terdapat dua jenis freon yang paling banyak beredar di Indonesia, yakni R 12 dan R 134. Ini berkait dengan emisi CFC yang dihasilkan, R 12 merupakan produk lama dan belum memuat kepentingan bersih lingkungan. Sementara R 134, konon sebagai produk yang ramah lingkungan. Terlepas dari soal itu, bila kompresor mobil dengan freon R 12 diisikan freon R 134, kompresor terancam jebol karena terdapat beda tekanan antar kedua jenis senyawa tersebut. Selain itu, selang-selang juga terancam bocor, retak hingga jebol. Kerja kompresi yang seharusnya dihasilkan kompresor juga akan melemah. Pemasukan R 134 kepada kompresor dengan freon jenis R 12, memerlukan pula pengantian oli. Sedang bila kompresor memiliki spesifikasi R 134 dan dipaksakan untuk mendapat pengisian R 12, maka AC tak akan berjalan maksimal. Sejumlah bengkel menyatakan sebagai dingin ACnya bakal kurang tajam. Ini karena memang terjadi speck down. Dan kejadian ini yang paling sering terjadi akibat penawaran harga yang bisa dibuat lebih murah. Lakukan penggantian oli kompresor Sebetulnya kebiasaan sebatas melakukan pengisian freon amat tidak direkomendasikan. Bila freon berkurang maka itu berarti terjadi kebocoran dalam salah satu bagian rangkaian penyejuk kabin tersebut. Karenanya pemeriksaan seluruh saluran harus dilakukan selekas AC tak dingin dan freon berkurang. Namun bila terpaksa sebatas mengisi freon dalam keadaan darurat, selain perlu mengetahui pasti jenis freon yang diisikan, mintalah pula pengantian oli dalam kompresor. Ini penting, karena bila terjadi kebocoran maka pelumas dalam kompresor juga berkurang dan kotor. Setelah oli diganti, dengan sendirinya bengkel juga akan memvakum kompresor sebelum mengisikan freon.



Empat jenis kebocoran yang paling sering 1. Bocor evaporator Evaporator merupakan komponen pemroses hawa dingin dengan mengalirkan proses evaporasi dan kembali menyedot kelembapan suhu dalam kabin. Debu, kotoran kabin hingga asap rokok merupakan pencetus paling utama terjadinya sumbatan pada komponen yang terbuat dari aluminium ini. Karena terbuat dari aluminium, maka saluran yang tak bakal berkarat ini bila mengalami sumbatan akan mudah robek. Ingat sifat aluminium yang liat, tak korosif tapi lembek dan mudah koyak. Mobil buatan Jepang umumnya meletakan evaporator di bawah laci sehingga akan mudah menyedot debu dan tersumbat. Lain dengan mobil buatan Eropa yang letak evaporatornya di dalam kabin. Tak mudah tersumbat, walaupun cukup menyulitkan bila perlu membersihkannya. 2. Bocor seal Kompresor Kompresor yang bekerja bagai ‘mesin’ kecil terdiri pula dari sejumlah karet (seal) yang bisa saja cepat rusak bila terjadi kesalahan. Paling sering karena salah posisi kompresor dan pelumas yang habis karena mesin terlampau panas. 3. Bocor saluran Rangkaian saluran atau selang penyejuk udara bisa saja bocor akibat gesekan berlebihan yang terjadi karena seringnya mobil tergoncang. Bisa juga karena mampetnya ekspansi dan reciver dyaer sehingga tekanan dalam saluran meningkat dan menyebabkan kebocoran. 4. Bocor seal saluran Sambungan antara saluran dengan beberapa komponen dari metal membutuhkan karet (seal) penyekat. Maka kondisi buruk yang menyebabkan kebocoran saluran dengan sendirinya juga akan merembet pada hancurnya seal dan berujung pada kebocoran. Pilih Bengkel Khusus AC Terakhir, pilihan bengkel yang khusus mengerjakan AC. Umumnya mereka adalah para ahlinya. Jangan sekali-kali menggunakan jasa yang mencampurkan perbaikan AC dengan kepentingan lain, apalagi penjaja aksesori. Jangan pula asal masuk bengkel, apalagi yang menjajakan papan dengan harga freon yang terlampau murah



Komponen listrik di outdoor unit



Komponen listrik di outdoor unit



Komponen listrik yg berada pada outdoor unit adalah: 1. running capasitor 2. fan capasitor 3. fan motor 4. overload compressor 5. komponen pcb (untuk ac split type multi) Running capasitor berfungsi menyimpan muatan listrik untuk menbantu gerak motor pertama atau start compressor. kerusakan running capasitor dapat diketahui dengan menggunakan multitester yaitu dengan cara: posisikan knop multitester pada skala ohm/tahanan X 1000 lalu tempelkan kedua probe multitester kepada dua kaki terminal running capasitor kemudian lihat pada waktu anda menempelkan kabel probe – dan +, apa jarum penunjuk pada multitester bergerak kekanan lalu kembali lagi kekiri dengan cepat? bila “ya” berarti running capasitor dalam kondisi baik, bila jarum multitester tidak kembali lagi kekiri dengan cepat berarti running capasitor rusak. Fan capasitor berfungsi untuk membantu start pertama pada fan motor outdoor unit, cara mengetahui kerusakan fan capasitor sama dengan cara mengetahui kerusakan pada running capasitor. Fan motor pada outdoor unit berfungsi untuk membuang panas yg berada pada condenser, kerusakan pada fan motor outdoor dapat anda lihat pada artikel fan motor outdoor unit.



Overload compressor berada dekat dengan terminal compressor, berfungsi untuk memutuskan aliran listrik bila arus listrik yg masuk pada compressor melebihi ambang batas. didalam overload terdapat 2 bimetal yg bila dilalui arus listrik yg tinggi dapat memuai, sehingga arus listrik dapat dicegah untuk masuk ke compressor. dengan adanya overload tidak menjamin compressor tidak dapat terbakar gulungan dinamonya. cara mengetahui overload yg rusak yaitu dengan cara mengukur kedua terminal yg berada pada overload dengan multitester pada skala ohm. bila jarum multitester bergerak disaat kedua kabel probe ditempelkan pada kedua kaki overload, berarti overload dalam kondisi baik. cek juga pada bagian bawah overload apakah berkarat atau tidak? bila berkarat atau sudah rapuh, ganti overload dengan yg baru. Komponen pcb pada outdoor unit hanya ada pada ac split type multi yaitu 1 outdoor unit dengan 2 indoor unit. untuk mengetahui kerusakan pada komponen pcb, anda harus mempunyai dasar ketrampilan dibidang elektronika. belilah buku yg mengajarkan keterampilan elektronika untuk dijadikan dasar keberanian anda untuk memperbaiki kerusakan yg terjadi pada bagian komponen pcb ac split. tanpa adanya dasar pengetahuan tentang elektronika, jangan coba-coba memperbaikinya berdasarkan insting anda, dengan begitu kerusakan yg terjadi pada komponen pcb anda, dapat anda perbaiki dengan waktu yg tidak lama.



mengenal bagian- bagian AC Kompresor Merupakan bagian yang paling penting dari mesin pendingin, kompresor menekan bahan pendingin kesemua bagian dri system. Pada system refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan pada masing – masing bagian. Karena dengan adanya perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat melalui alat pengatur aliran ke evaporator. Fungsi kompresor sendiri adalah menghisap gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas tersebut menjadi gas yang bertekanan dan bertemperatur yang tinggi.



Kondensor Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasibahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator. Evaporator Evaporator merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu menyerap kondisi yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga hisapan. Pengering Pengering terdiri dari sebuah silinder yang beriai desikan. Desikan tersebut dibungkus dengan maksud untuk mempermudah saat penggantiannya. Fungsilain dari pembungkus desikan tersebut agar serbuk desikan yang halus tidak keluar dari pengering dan ikut larut bersama refrigerant. Sedangkan pengering sendiri berfungsi untuk menghilangkan uap air dari refrigerant.



Pipa kapiler atau ekspansi Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendinginyang mempunyai diameterpaling kecil jika dibandingkan dengan pipa – pipa yang lainya. Pipa kapiler ini biasanya berukauran diameter 0,8 – 2,0 mm dengan panjang kurang lebih 1 meter. Permasalahan yang sering timbul pada pipa kapiler ini adalah karena kebocoran atau tersumbat. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekananan mengatur cairan refrigerant yang mengalir di pipa kapiler. Sebelum gas mengalir ke pipa kapiler harus melalui alat yang disebut dried stainer atau saringan. Ekspansiberfungsi sama seperti pipa kapiler. Ekspansi disini sebagai pengontrol refrigerant yang mengalir dari pipa ke pipa lainya.



mengenal komponen-komponen utama sebuah sistem refrigerasi mekanik 1.Kondenser Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd = high pressure–HP). II.4.2. Piranti ekspansi(expansiondevice–EXD) Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga



dinamakan refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di antaranya. a. Pipa kapiler (capillary tube – CT). Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya hingga beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan. b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve – HEV). Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual. c. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve – TEV). Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan



suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol. d. Katup pelampung (float valve – FV). Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup. 3. Evaporator (evaporator – EV) Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis Evaporator yaitu: Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type – DX).



Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk kompresor. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).



Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor. 4. Kompresor (compressor – CP) Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP).



II.5. Diagram Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3 ke 4) dan penguapan (4 ke 1) Kompresi mengisap uap refrigeran dari sisi keluar evaporator, tekanan dan temperatur diusahakan tetap rendah agar refrigeran senantiasa berada dalam fase gas. Didalam kompresor, uap refrigeran ditekan (dikompresi) sehingga tekanan dan temperatur tinggi. Energi yang diperlukan untuk kompresi diberikan oleh motor listrik



atau penggerak mula lainnya. Jadi, dalam proses kompresi energi diberikan kepada uap refrigeran. Pada waktu uap refrigeran dihisap masuk ke dalam kompresor, temperature masih rendah akan tetapi selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan naik. Setelah proses kompresi, uap refrigeran (fluida kerja) mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi dapat dicairkan dengan media pendinginnya fluida air atau udara. Dengan kata lain, uap refrigeran memberikan panasnya (kalor laten pengembunan) kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding kondensor. Karena air atau udarapendingin menyerap panas dari refrigeran, maka temperaturnya menjadi lebih tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama refrigeran mengalami perubahan dari fase gas (uap) ke fase cair, tekanan dan temperatur konstan, oleh karena itu pada proses ini refrigeran mengeluarkan energi dalam bentuk panas.



merawat ac mobil Untuk kondisi lalu lintas seperti Jakarta, AC salah satu fitur penting dalam mobil. Dengan kondisi lalu lintas yang padat merayap bahkan seringkali macet, bisa dibayangkan betapa menyiksanya kalau tiba-tiba AC mobil ngadat. Nah, kalau tidak mau tersiksa, AC memerlukan perawatan khusus agar tetap dapat berfungsi dengan baik. Inilah beberapa tips yang perlu diperhatikan: 1) Jaga kebersihan bagian dalam mobil terutama kabin agar tidak berdebu maupun kotoran yang terhisap masuk ke dalam evaporator AC yang bila dibiarkan lama kelamaan akan menyumbat dan AC menjadi tidak dingin. Selain itu udara yang dihasilkan juga menjadi tidak sehat dan dapat menimbulkan bau tidak sedap. 2) Jangan merokok dalam mobil karena asap rokok dapat menimbulkan bau yang tidak enak dan susah dihilangkan selain berdampak buruk juga bagi kesehatan. Nikotin rokok juga dapat mengotori evaporator.



3) Jangan menghidupkan AC ketika memanaskan mobil, biarkan mesin stabil baru hidupkan AC. Sebaliknya, ketika mematikan mesin mobil, matikan AC terlebih dahulu baru matikan mesin mobil. Maksudnya, agar beban kerja AC tidak berat. 4) Parkirlah mobil anda di tempat yang teduh sehingga ketika ketika kembali mengendarai mobil dan menyalakan AC, beban kerja AC tidak terlalu berat. 5) Sebaiknya tidak menyalakan AC saat mobil dalam kondisi parkir atau sedang menunggu, selain bensin boros, umur AC tidak akan lama. Lakukan pemeriksaan/service rutin (isi freon, kuras kondesor, bersihkan evaporator dan lainnya) ke bengkel setiap enam bulan sekali atau setiap 25-30 ribu kilometer. Bila terdeteksi ada komponen yang bermasalah segera lakukan penggantian agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah dan menghabiskan biaya lebih banyak. [Dari berbagai sumber]



Permasalahan dan Pemecahanya ac type split dan ac window Permasalahan dan Pemecahanya. bagaimana mengatasi masalah – masalah yang biasa kita jumpai di mesin pendingin AC anda ? 1. AC mati semua unit tidak berfungsi sama sekali. Permasalahan dan penyelesaianya Periksa terminal yang menguhubungkan dengan listrik PLN. Hal ini terjadi biasanya terjadi karena tidak ada arus. 1. Unit beroperasi tapi tidak dingin Permasalahan dan penyelesaianya Periksa kompresor, ada kemungkinan kompresor macet atau bisa saja dari kontaktor, capasitor ataupun bimetal yang mengatur kerja kompresor.



1. Terjadi bunga es pada Evaporator Permasalahan dan penyelesaianya Hal ini baiasanya terjadi karena banyak hal antara lain : Evaporator kotor, pemecahanya bersihkan dari kotoran dan lumut – lumut Saringan Buntu Atau Kotor, pemecahan permasalahanya adalah bersihkan dengan air bertekanan sampai tidak ada lagi kotoran yang menempel Kurang Freon, biasanya hal ini terjadi karena terjadi kebocoran saat instalasi. Pemecahanya : Cari dengan menggunakan air sabun dengan jalan mengusap atau pada bagian – bagian yang rawan bocor, misalkan sambungan. Jika terjadi gelembung – gelembung sabaun maka disitu lah summer masalahnya. Maka kencangkan kembali sambungan tersebut atau kalau perlu sambung ulang kembali



AC Split



Kami akan memberikan sedikit pengetahuan tentang AC Split ini . Dewasa ini ada berbagai ukuran untuk menentukan jenis jenis AC Split. Biasanya dia berkisar antara 0.5 pk sampai dengan 2,5 pk. 1 pk = 750 watt = 9000 / 10000 btu. Itu adalah konversi standart yang pernah ada , namun tehnologi sekarang lebih memungkinkan untuk memperkecil daya yang dibutuhkan yaitu dengan menambahkan inverter pada compressor. Tehnik menghitung kapasitas AC ini pun ada bermacam macam. Dan salah satunya ingin kami berikan disini . Misalnya kita mempunyai sebuah ruangan dengan Lebar = 4 mtr Panjang= 8 meter dan tinggi atap ruangan adalah 3,5 meter. Sedangkan idealnya adalah 200 btu/m3. Maka kita dapat menghitungnya yaitu P x L x T x 200. Maka 4 x 8 x 3,5 x 200 = 22400 btu . Untuk mendinginkan ruangan itu berarti kita harus memasang AC Split dengan kapasitas 2,5 pk. Boleh 2 unit , yang 1 pk dan 1,5 pk ataupun boleh juga 1 pk , 1 pk dan 0,5 pk itu semua tergantung dengan tipe ruangan dan kemampuan menyebarkan udara agar lebih merata. A. TEHNIK PEMASANGAN Kita harus menentukan dimana nantinya unit indoor dan outdoor akan dipasang. Dan perlu diperhatikan bahwa indoor sebaiknya jangan diletakkan di atas jendela , diatas pintu ataupun berdekatan dengan sistem ventilasi atau exhaust fan / air intake , karena perbedaan suhu yang terjadi akan mengakibatkan kondensasi pada casing unit sehingga air akan menetes kebawah. Juga untuk posisi outdoor disarankan memilih lokasi terdekat dan dengan ketinggian yang bisa kita capai agar mempermudah dalam kita melakukan maintenance nantinya.



Perlu diingat bahwa ketentuan maksimal untuk panjang pipa cooper yang diijinkan oleh sistem AC Split adalah 15 meter. Setelah indoor dan outdoor kita pasang , maka yang perlu kita perhatikan adalah mengenai size cable power dan stopkontak yang terpasang . Untuk lebih aman , maka disini kami sarankan untuk selalu memakai cable dengan size 2,5 mm dan stop kontak antara 13 Amp sampai dengan 15 Amp . Mengapa..? Karena untuk mengantisipasi running start compressor yang tinggi.Agar tidak menimbulkan percikan api ,pemanasan cable ataupun putus fuse yang mengakibatkan unit gagal beroperasi. Pastikan posisi indoor tidak miring ke kiri ataupun kekanan , karena air drain akan jatuh keluar tidak maksimal masuk ke lubang drainnya (gunakan water pass / alat rata air). Pastikan juga sambungan neple ataupun pengelasan tidak mengalami kebocoran yaitu dengan mencoba di press dengan freon ataupun bisa juga dengan tehnik pem vacuum an. Hubungkan selang sisi rendah ke lubang pentil discharge pada unit outdoor dan selang pengisian freon kita hubungkan dengan pompa vacuum lalu mulailah mem vacuum , amati analiser sampai pada titik 30 cmHg , lalu tutup valve analiser dan matikan pompa vaccuum. Amati pergerakan jarum pada analiser , apabila dalam waktu 15 menit posisinya masih pada semula maka bisa dipastikan bahwa udara benar benar vacuum dan tidak ada kebocoran , namun apabila jarum analiser kembali ke arah mendekati 0 cmHg maka sistem pipa masih ada kebocoran dan perlu dilakukan perbaikan kembali. Ulangi hal tersebut sampai sistem benar benar vacuum dan tidak terdapat kebocoran. Selanjutnya bukalah baut kedua valve dengan menggunakan baut type L maka jarum pada analiser akan bergerak naik sampai pada angka 200 psi bahkan bisa lebih.Hidupkan unit indoor , apabila outdoor sudah hidup maka lakukanlah pengecheckan ampere dengan menggunakan tang amper dan pastikan posisi jarum analiser pada posisi 60 psi sampai dengan 80 psi. Apabila tekanan dibawah 60 psi maka lakukanlah penambahan freon sampai didapat tekanan yang standart antara 60 psi s/d 80 psi. B. TROUBLE SHOOTING Ada bermacam masalah yang menyebabkan AC tidak bisa dingin. 1. Indoor hidup dan mengeluarkan angin , namun angin yang keluar tidak dingin. Coba cek pada bagian outdoor , mesin hidup apa tidak , kalau tidak hidup maka pakailah testpen untuk memastikan apakah ada arus kontak dari unit indoor. Apabila tidak ada maka lakukanlah perbaikan pada PCB Indoor , khususnya pada relay kontaknya, atau periksa setting remote yang dipakai. Apabila arus kontak sudah ada namun indoor tidak hidup juga , maka periksalah contactor dan capasitor fan / compressor apakah masih berfungsi dengan baik atau nggak dan lakukan pergantian jika dianggap perlu. Apabila semua sudah dilakukan namun compressor tidak mau jalan juga , maka lepaslah kabel penghubung pada terminal compressor dan lakukan pengujian hambatan lilitan motor compressor dengan multitester ataupun tang ampere. Apabila dijumpai hambatan



yang besar maka compressor bisa dinyatakan rusak ( overheat/overload ) ataupun bisa juga malah short body, maka lakukan penggantian compressor baru. 2. Evaporator indoor ice blocking hebat. Biasanya itu terjadi akibat : 1. Kekurangan freon. 2. Fan blower indoor tidak berputar. Langkah yang diambil : 1. Periksa untuk kemungkinan adanya kebocoran freon. 2. Tambahkan freon jika sudah tidak didapati kebocoran sambil kencang baut baut pada neplenya. 3. Periksa dan lakukan pengujian tester pada lilitan motor fan indoor. Apabila ada yang rusak/putus maka segera lakukan penggantian. 4. Periksa dan lakukan penggantian pada cpasitor fan indoor. 3. Compressor berisik dan indoor tidak dingin. Biasanya itu terjadi akibat : 1. Terlalu banyak freon yang masuk. 2. Adanya penyumbatan pada filter dryer ataupun pipa kapiler. 3. Kumparan motor compressor sudah rusak. 4. Baut pada kaki kaki compressor longgar atau karet kaki sudah rusak. Langkah yang harus diambil : 1. Kurangi freon sampai pada tekanan standart 60 s/d 80 psi. 2. Ganti filter dan kapiler lalu lakukan pemvacuuman dan penggantian freon baru dan apabila diperlukan lakukan penggantian oli compressor dengan memakai oli jenis mineral oil. 3. Ganti compressor yang sesuai. 4. Kencangkan baut atau lakukan penggantian karet karet pada kaki.



seklumit mengenal Refrigeran ( Freon) Refrigeran ( Freon) Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu dingin yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi.



Siklus refrigerasi kompresi uap memiliki dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap, dan oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan panas tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa laju perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin dekat suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah laju perpindahan panasnya. . Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/ superheated gas. . Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran. . Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondenser. Bagian awal proses refrigerasi (3-3a) menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan (3a-3b). Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan (3b – 4), sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.



Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran menuju



TIPS MEMILIH AIR CONDITIONER Air Conditioner( AC ) Bagi masyarakat Jakarta sepertinya sudah menjadi kebutuhan wajib. Bagaimana tidak,suhu udara yang begitu panas setiap hari membuat suasana ruangan menjadi gerah.Apalagi tingkat populasi udara luar rungan yang begitu tinggi.Kehadiran AC menjadi solusi yang tepat untuk kedua problem ini. Apabila saat anda berencana membeli perangkat AC untuk dirumah,mungkin beberapa tips ini bisa membantu anda : Pilih AC yang mempunyai converter Converter pada AC berfungsi untuk mengatur beban listrik,secara otomatis AC akan mengurangi beban pendinginan tetapi masih dalam posisi menyala (on).Seperti kita ketahui daya listrik terbesar pada saat start. Perhatikan bagian kipasnya Semakin lebar kipas,semakin kencang angin yang di hembuskan. Selain itu,AC yang memiliki kipas lebar tidak akan memiliki suara berisik. Evapator yang lebarpada AC juga menandakan kipas pada blower External lebih besar.Ini diperlukan untuk keseimbangan kinerja mesin.Dan akan lebih baik lagi bila kipas tersebut bergerigi karena dapat turbulansi menjadi tidak berisik. Pertimbangan fitur-fitur tambahan yang berguna untuk kesehatan Saat ini sudah ada AC dengan fitur yang mampu membasmi kuman. Bahkan ada juga yang mampu menyaring debu yang sangat halus termasuk bakteri. Jadi AC tidak lagi hanya menyejukan ruangan,tapi juga menyehatkan. Sesuaikan dengan interior rumah Jika anda seseorang yang peduli terhadap interior rumah,maka pilih AC yang mendukung nuansa interior rumah anda. Terimakasih semoga tips ini membantu anda



tips sebelum memasang ac



Tahukah Anda? Sebelum memutuskan membeli atau memasang AC, anda perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien. Penggunaan atau fungsi ruang Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada dasarnya manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi. Kamar tidur yang hanya diisi dua orang berbeda dengan ruang keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi. Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan. Ukuran Ruangan Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan. Beban pendinginan Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain). Misalnya dari jumlah penghuni yang nantinya akan berada di ruangan AC. Selain itu juga penggunaan penerangan, seperti lampu. Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, artinya anda juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela. Banyaknya jendela kaca Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan blok kaca (glass block). Apabila ruangan anda menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan. Penempatan AC Untuk jenis AC split, anda harus memikirkan penempatan unit indoor dan outdoor atau kompresor. Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik. Perhatikan juga perabotan yang ada di dalam ruangan. Jangan sampai arah angin terhalang. Selain itu, usahakan arus angin tidak mengenai pengguna secara langsung. Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan.



Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. Penempatan kompresor juga perlu diperhatikan. Letakkan kompresor di tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan terlindung dari hujan. Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu, hindari peletakkan kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu.



Tips Mengatur AC agar lebih irit pemakain listrik AC (Air Conditioner) Sebagai alat penyejuk ruangan sudah lumrah di gunakansaat ini,Hawa yang panas dan sirkulasi udara yang buruk sebagai pertimbangan utama orang memasang orang memakai perangkat ini.Namun,AC (Air Conditioner) bisa membuat tagihan listrik membengkak. Naiknya tagihan listrik karena pemakaian AC sebanarnya sah-sah saja. Karena memang perangkat ini cukup banyak memakan arus. Tetapi tentu saja kita bisa meminimalis jumlah tagihan dengan mengontrol pemakaiannya. Bagaimana caranya?…. 1. Pilihlah AC yang memiliki (PK) sesuai dengan ukuran ruangan anda. Langkah pertama adalah menghitung luas ruangan yang akan di pasangi AC. Selanjutnya kalikan dengan standar panas ruangan 1meter persegi (500 BTU/hr). Rumusnya panjang ruangan x lebar ruangan x 500. misal nya ruangan anda 3 x 4 meter, maka luas ruangan : 3x4x500=6.000meter persegi atau 6000 BTU/hr. Satuan daya AC yang dikenal di pasaran adalah PK. Untuk mengetahuinya,konversikan saja hitungan tadi kedalam satuan PK. Standar yang berlaku slama ini adalah sbb: 1/2 PK = 5000 BTU/hr. 3/4 PK = 7000 BTU/hr. 1 PK = 9000 BTU/hr. 11/2 PK = 1200 BTU/hr. Jadi daya AC yang anda butuhkan adalah 1/2 PK. 2. Unit Indoor jangan di letakan tepat diatas pintu,karana udara akan lebih mudah keruangan lain. 3. Unit Indoor jangan di letakan terlalu dekat dengan atap/plafon,karena AC mengambil udara dari atas,maka bila terlalu dekat dengan plafon,ruangan yang sempit udara yang masuk tidak maksimal.



4. Cuci filter AC 1 bulan sekali dan lakukan pencucian evaparator 3 bulan sekali. 5. Matikan AC bila tidak menggunakannya atau pun bila sedang bepergian. 6. Tutuplah selalu pintu saat anda keluar masuk ruangan agar AC tidak terlalu banyak menghabiskan arus. 7. Atur suhu AC sesuai kebutuhan,karena semakin dingin suhu semakin banyak menghabiskan arus.



Tips Merawat Ac mobil Tips Merawat Ac Di Musim Kemarau Beberapa orang berpendapat, bahwa AC yang dingin dalam kendaraan sangat berpengaruh terhadap emosi anda saat berkendara. Merawat AC sebenarnya mudah dan dapat dilakukan sendiri. Untuk menjaga agar AC awet dinginnya, periksalah AC secara periodik setahun sekali. Sebagai langkah penghematan, sebaiknya matikan switch AC agar tidak terbuang percuma saat mesin dinyalakan. Berikut ini bagian-bagian AC yang perlu diperhatikan dalam langkah perawatan : 1. Selang AC / Hose AC: Periksalah selang / hose apakah ada kebocoran atau tidak karena kebocoran dapat menyebabkan AC menjadi tidak dingin. 2. Receiver / Dryer: Periksalah apakah receiver/dryer masih layak pakai atau harus diganti. Perhatikan indikatornya. Bila terjadi kerusakan dan tidak cepat diganti, lama kelamaan kerusakan akan merembet ke alat lain seperti expansion valve, kompresor, dll. 3. Pelumas : periksalah apakah pelumasnya perlu ditambah. 4. Condensor : sebagai tempat heat exchange / tempat sirkulasi udara panas berpindah, bagian ini harus dibersihkan. Kotoran yang menumpuk dapat mengurangi udara dingin. 5. Unit pendingin : Periksalah unit pendingin apakah ada kebocoran. Bila kotor segera bersihkan, karena jika bagian ini kotor, daya dingin tidak dapat tembus keluar karena dinding unitnya dilapisi kotoran tebal. Kalau sudah begitu dapat menimbulkan karat dan bila suatu saat dibersihkan dapat terjadi kebocoran. 6. Periksalah: apakah gas dan freon kurang. Pengisian freon jangan berlebihan dan jangan kekurangan. Untuk mengisi freon / gas harus diperiksa terlebih dahulu oleh bengkel service AC. 7. Evavorator : periksa juga bagian ini dan bersihkan dari kotoran.



Tips sebelum membeli ac 1. Kapasitas AC. Perhatikan kapasitas sebuah AC yang tercantum dalam BTUH (British Thermal Unit Per Hours). Satuan BTUH tersebut menentukan kapasitas sebuah AC menarik/menyerap



panas dalam satu jam. Karena pada dasarnya AC bekerja dengan cara menarik panas dari ruangan dan bukan mendinginkannya, jadi sebutan yang tepat untuk AC adalah penyerap panas, bukan pendingin ruangan. 2. Hitung daya kapasitasnya. Misalnya AC dalam ruangan kamar tidur 1 PK merk X mempunyai kapasitas 10.000 btu/h dan power consumption 1.200 watt. Menurut konversi unit satuan 1 PK = 2.544 btu/h = 746 watt. 3. Tentukan merk AC dan jangan tergiur dengan harga yang murah. Di pasaran, Anda akan menemukan AC 1/2 PK merek tertentu yang konsumsi dayanya hanya 340 watt, sementara AC 1/2 PK merk lain konsumsi dayanya 800 watt. Misalnya AC 1/2 PK merk A konsumsi dayanya 355 watt dengan harga beli Rp 2.400.000,-, sedangkan AC merk B konsumsi dayanya 800 watt dengan harga beli Rp 2.000.000,- dan dua-duanya memilki kapasitas yang sama yaitu 5000 btu/h. Bila hanya dengan melihat harganya, Anda tentu akan memilih AC merk B yang harganya lebih murah. Namun tentunya jangan sekedar memilih AC murah. Namun kalau Anda mau sedikit beruntung, selisih daya 800W-355W = 445 Watt, harus Anda bayat mahal setiap bulannya. Kalau kita asumsikan sehari AC dihidupkan 8 jam dan harga per kWh PLN = Rp 600 maka per harinya Anda sudah membayar 0.445 kWh x 8 jam x RP 600,- = Rp 2.136 lebih mahal. Dengan demikian dalam sebulan Anda harus membayar dengan selisih 30x Rp 2.136 = Rp 64.080,- lebih mahal. 4. Perhatikan Letak Pemasangan AC. Suhu udara yang dikeluarkan oleh AC akan sangat tergantung dari panas ruangan. Faktor yang mempengaruhi panas ruangan antara lain luas ruangan, luas dinding, bahan pembuat dinding, jumlah lampu, jumlah penghuni ruangan, arah kedatangan sinar matahari dsb. 5. Memilih jenis AC. Berdasarkan jenisnya ada 4 jenis AC yang sering dipergunakan pada rumah tangga yaitu Ac split, window, cassette dan Standing AC. 1) Jenis AC Split memisahkan bagian ‘ruang dalam’ (indoor) dengan ‘ruang luar’ (outdoor). Noise yang dihasilkan ketika pendingin bekerja menjadi lebih lembut karena letaknya yang terpisah. Cocok untuk ruangan yang membutuhkan ketenangan, seperti ruang tidur, ruang kerja atau perpustakaan. Carilah tempat jual AC split yang pas. 2) Jenis AC Window, biasanya meletakkan posisi indoor dan outdoor bersatu dalam sisi yang berlawanan. Biasanya dipilih karena pertimbangan keterbatasan ruangan, sepreti pada rumah susun. Dan oleh karena bentuknya yang biasanya besar, jenis AC ini relatif lebih aman dari pencurian. 3) AC jenis Cassette, cenderung lebih sulit dalam pemasangannya. Biasanya cocok untuk dipasang di sebuah gedung bertingkat (berlantai banyak).



4) Standing AC. Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan situasional dan mobile karena fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, pengajian outdoor dsb Wir Pendahulauan Kami sampaikan , Topik ini untuk para pemula agar mengenal (minimal) alat servis standar yang digunakan oleh para tehnisi pendingin PERALATAN SERVIS Yang dimaksud servis adalah tindakan perawatan atau perbaikan yang menyebabkan unit pendingin dapat bekerja kembali dengan kondisi yang normal . Agar dapat memahami dengan baik prosedur penanganan pada saat servis maka pada modul ini akan dibahas jenis-jenis peralatan yang diperlukan pada saat servis 1 PERALATAN SERVIS DAN RETROFIT Peralatan servis terdiri dari: o Peralatan listrik, o Peralatan pipa, o Peralatan penangan refrigeran, dan o Peralatan umum 1.1 Peralatan listrik Peralatan listrik yang perlu disediakan adalah: a) Tang multimeter digital Alat ini digunakan untuk mengukur tahanan (misalnya 0 -200 ), tegangan DC ( sebaiknya sampai 1000 V), tegangan AC (sebaiknya sampai 750 V), arus listrik (sekitar 0 - 30 amper) tanpa harus membuka kabel, cukup melingkarkan tang pada salah satu kabel yang bertegangan (line). Alat ini dilengkapi juga dengan kabel pengubung biasa, sehingga bisa digunakan untuk memeriksa sambungan dan juga memeriksa kumparan motor apakah terjadi kontak dengan badan kompresor dsb. Alat ini bisa juga dipakai untuk memeriksa tegangan dan arus listrik jala-jala. b) Termometer digital Termometer yang digunakan untuk mengukur temperatur sebaiknya dalah termometer digital agar mudah membaca display (penunjukan) dan waktu pengukuran yang relatif cepat. Kisaran kemampuan pengukuran temperatur sebaiknya antara -50oC sampai 70oC. Termometer yang digunakan sebaiknya mempunyai sensor batang yang cukup panjang dan dihubungkan dengan kabel yang cukup panjang pula. Sensor dapat dipasang pada media yang akan dikur, baik makanan, udara, atau pipa refrigeran. c) Perlatan listrik lainnya Peralatan listrik lainnya yang mungkin diperlukan antara lain: o Cutter, atau pembuka isolator kawat (wire stripper) o Tang pemutus kawat o Isolator tape 1.2 Peralatan Pipa



Peralatan pipa yang perlu disediakan adalah: a) Pemotong pipa Pemotong pipa tembaga (Gambar 2.3) ini digunakan agar potongan menjadi rata dan pipa tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini dipenting agar pada saat pipa di flare atau di swage pipa tidak pecah dan hasilnya baik. Pipa kapiler juga mempunyai pemotong khusus, sehingga penampang pipa yang kecil tetap bulat dan tidak tersumbat ketika dipotong (Gambar 2.4) b) Pembengkok pipa Pipa tembaga jika akan dilengkungkan harus menggunakan peralatn khusu pembengkok agar penampang pipa pada belokan tidak berubah. Alat ini diperlihatkan pada Gambar 2.5. c) Alat untuk flaring and swaging Untuk menyambung pipa dengan nipple atau solder diperlukan alat flaring dan swaging. Alat ini untuk membesarkan ujung pipa. Set alat ini diperlihatkan pada 6. d) Tang penusuk (piercing pliers) Tang penusuk digunakan untuk melubangi pipa berisi refrigeran dengan tujuan mengambil refrigeran. Tang ini diperlengkap dengan jarum berlubang didalam selubung karet, ketika dijepitkan ke pipa, jarum akan melubangi pipa tanpa merubah penampang pipa. Refrigeran dalam pipa kemudian mengalir melalui lubang pada jarum dan ke terminal saluran yang terhubung dengan selang. Selanjutnya refrigeran dapat dialirkan ke tabung penampung. Dengan menggunakan alat ini, refrigeran yang terlepas ke udara dapat dikurangi. e) Tang penjepit Fungsi dari tang penjepit ini adalah untuk menjepit pipa berisi refrigeran sebelum pipa tersebut dipotong. Dengan menjepit pipa diberapa bagian diharapkan setelah dipotong tidak ada refrigeran yang keluar. Setelah itu pipa dibrazing pada ujung yang dipotong f) Alat untuk brazing Brazing diperlukan untuk menyambung pipa atau menutup kebocoran. Pipa yang akan disambung biasanya dipanaskan di atas temperatur material pengisi tetapi masih dibawah titik leleh material pipa (antara 600 – 800oC). Pemanasan dilakukan dengan semburan api obor hasil pembakaran bahan bakar dengan oksigen atau udara. Tabel 5.1 memuat informasi beberapa jenis alat brazing berdasarkan jenis bahan bakar dan pengosidasinya. Material pengisi yang umum digunakan adalah ‘perak’ dan untuk hasil brazing yang baik biasanya digunakan flux. Tabel 2.1 Beberapa alat brazing dan karakteristiknya Alat Brazing... ........... Bahan Bakar........Temperatur Api,"C.. Keterangan Oksigen - Asitilen......... Asitilen (C2H2) +O2......... 3320........Paling Baik. Oksigen - propana....... Propana (C3H8) +O2........2530........Baik



Udara - propana..........Propana (C3H8) +Udara....1850........Cukup Oksigen - LPG.............LPG + 2O......................1800........Cukup Udara - LPG............... LPG + Udara............900 - 1030.....Hanya baik ....................................untuk pipa kecil (< 3/8”), proses brazing lama Minyak tanah - Udara...Minyak tanah + udara........?........Harus dihindari 1.2 Peralatan penanganan refrigeran Peralatan penanganan refrigeran antara lain adalah: a) Pompa Vakum Pompa vakum diperlukan untuk mengosongkan refrigeran dari sIstem sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi seperti udara dan uap air. Hal ini perlu dilakukan agar tidak menggangu kerja mesin refrigerasi. Uap air yang berlebihan dalam sistem dapat memperpendek umur operasi filter drier dan penyumbatan khususnya pada bagian sisi tekanan rendah seperti di katup ekspansi. Adanya gas-gas tak terkondensasi dalam sistem akan menghalangi peripindahan panas di kondensor dan evaporator, dan menaikan tekanan keluaran (discharge). Adanya air juga menyebabkan korosi, penimbunan kerak dan menyebabkan pelumas menjadi asam. Untuk proses vakum yang baik, pompa vakum harus mampu mengosongkan sampai dengan tekanan 20 – 50 mikron air raksa. Untuk melihat tekanan vakum diperlukan alat pengukur tekanan vakum yang dapat mengukur tekanan dari 5 sampai 5000 mikron Hg. Apabila tidak memiliki alat pengukur vakum, maka sistem harus dipompa selama paling tidak setengah jam setelah penunjuk tekanan di Gauge Manifold menunjukkan – 30 inci/-760 mmHg/0 milibar. b) Gauge Manifold Gauge Manifold digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran baik pada saat pengisian maupun pada saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada Gauge Manifold adalah tekanan evaporator atau tekanan isap (suction) kompresor, dan tekanan kondensor atau tekanan keluaran (discharge) kompresor. Terdapat bermacam-macam Gauge Manifold antara lain 1. Gauge Manifold dua laluan 2. Gauge Manifold empat laluan Dengan demikian Gauge Manifold terdiri dari dua sisi yaitu sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi, masing-masing dihubungkan dengan sisi isap dan keluaran dari kompresor melalui selang-penghubung (hose). Pada tiap sisi di pasang pengukur tekanan (pressure gauge). Manifold dua laluan terdapat dua katup untuk mengatur aliran yaitu katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan katup berwarna merah pada sisi tekanan tinggi. Pada saat pengosongan refrigeran dari sistem dan proses vakum kedua katup terbuka , sehingga refrigeran dari sisi isap akan mengalir melalui selang penghubung berwarna biru dan refrigeran dari sisi keluaran kompresor akan melalui selang penghubung berwarna



merah memasuki gauge manifold dan keluar menuju tangki penampung, mesin recovery, atau pompa vakum melalui selang penghubung warna kuning Pengosongan bisa juga dilakukan pada satu sisi dengan cara membuka katup pada satu sisi saja. Pengisian dilakukan dengan cara yang sama yaitu dengan membuka katup salah satu sisi. Sedangkan selang yang tadinya ke pompa vakum dihubungkan ke tabung refrigeran pengisi. Gambar 15 Prinsip kerja manifold gauge Gauge manifold empat laluan mempunyai empat saluran dan empat katup. Katup sisi tekanan rendah (biru), katup sisi tekanan tinggi (merah), katup vakum (kuning) dan katup pengisian (hitam). Dengan menggunakan Gauge Manifold ini proses pengosongan dan pengisian dilakukan tanpa harus melepaskan selang kuning pengubung pompa vakum ke tanki refrigeran yang dapat menyebabkan masuknya udara ke dalam selang. Biasanya untuk mencegah hal ini selang di flashing oleh refrigeran yang berarti melepaskan refrigeran ke atmosfer. c) Alat Pendeteksi kebocoran Deteksi kebocoran dapat dilakukan dengan menggunakan pendeteksi refrigeran elektronik atau dengan cara konvensional yaitu gas nitrogen dan air sabun. Pada cara yang pertama system berisi refrigeran dan sensor alat deteksi diarahkan dan didekatkan pada bagian-bagian yang dicurigai bocor seperti sambungan atau penghubung. Sensor akan memberikan sinyal alarm apabila terdapat kebocoran. Gas nitrogen biasa digunakan dalam tes kebocoran karena gas ini bersifat inert dan tidak mudah terbakar. Sistem yang akan diisi refrigeran, diisi terlebih dahulu dengan gas nitrogen bertekanan, kemudian bagian-bagian yang dicurigai dioleskan air sabun. Sabun akan menggelembung apabila terdapat kebocoran. Gas nitrogen kemudian dikeluarkan dan sistem di vakum sebelum diisi refrigeran. Air sabun biasanya juga digunakan langsung untuk memeriksa kebocoran pada sistem yang masih berisi refrigeran. Gambar .16 Deteksi kebocoran (a) detektor elektronik, (b) gas nitrogen dan air sabun 1.3 Peralatan umum Peralatan umum yang sebaiknya juga dimiliki adalah: a) Kikir datar................. g) Kertas amplas b) Kikir bulat.................. h) Sikat kawat c) Palu........................ i) Gergaji besi d) Obeng..................... j) Kunci Inggris e) Tang....................... k) Kunci L f) Kunci pembuka katup gas Untuk Gambar Peralatan Servis bisa dilihat pada gambar Tools



2. TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Proses Pendinginan “Pendinginan atau refrigeration adalah salah satu komponen sistem pengkondisian udara dimana terjadi pertukaran kalor antara udara ruangan dengan refrigerant yang ada,” (Çengel, 1998, p. 615). Selain itu refrigeration dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan panas antara refrigerant dan udara ruangan yang ada, sehingga suhu ruangan menjadi lebih rendah dari suhu lingkungan. Mesin pendingin atau pengkondisi udara ada beberapa macam, namun pada dasarnya memiliki proses yang sama. Gambar dari siklus pendingin dapat dilihat pada gambar 2.1.  Gambar 2.1. Diagram Siklus Pendinginan Sumber : W. F. Stoecker, Refrigerasi Dan Pengkondisian Udara 2nd edition,  hal 187 Siklus pendingin terdiri dari bermacam­macam tipe, diantaranya adalah : 1. Siklus pendingin kompresi­uap (vapour compression refrigeration cycle) 2. Siklus pendingin gas (gas refrigeration cycle) 3. Siklus pendingin absorbsi (absorbtion refrigeration cycle) 4. Siklus pendingin cascade (cascade refrigeration cycle)  2.1.1. Siklus Pendingin Kompresi­Uap ( Vapour Compression Refrigeration Cycle) Siklus pendingin kompresi uap merupakan salah satu siklus pendingin yang banyak dipakai pada alat pendingin, air­conditioning system dan heat pumps. “Pada siklus pendingin kompresi uap yang ideal, refrigerants masuk melalui kompresor dengan keadaan 1 (titik 1) sebagai uap jenuh dan keluar kondensor sebagai cair jenuh. Temperatur refrigerant akan meningkat selama proses isentropik. Pada keadaan 2 (titik 2) refrigerant masuk ke kondensor sebagai superheated vapour dan berubah menjadi saturated liquid pada keadaan 3 (titik 3), sebagai hasil dari penolakan panas dari lingkungan,” (Çengel, 1998, p.619). Temperatur refrigerant saat itu masih diatas dari temperatur lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.2. Agar siklus ini berjalan maka temperatur dalam kondensor harus lebih besar dari temperatur lingkungan dan temperatur refrigerant yang keluar dari katup ekspansi harus lebih kecil dari temperatur ruang yang didinginkan. Gambar 2.2. Siklus Pendingin Kompresi Uap Sumber : Yunus A. Çengel, Thermodynamic 4th edition, hal 567  2.1.2. Siklus Pendingin Gas ( Gas Refrigeration Cycle) Siklus pendingin gas ini berlangsung dalam keadaan superheat. Pada siklus ini gas akan dikompresi selama proses 1­2. Siklus pendingin gas merupakan proses siklus carnot terbalik. Namun kenyataannya, temperatur gas akan menunjukkan keragaman selama proses perpindahan panas. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.3. dimana gas dengan tekanan dan suhu yang tinggi didinginkan dengan tekanan konstan, dengan cara membuang panas ke lingkungan. Kemudian terjadi penurunan temperatur pada turbin, setelah itu gas menyerap panas dari



ruangan sehingga temperatur kembali naik. Gambar 2.3. Siklus Pendingin Gas Sumber : Yunus A. Çengel, Thermodynamic 4th edition, hal 585 2.1.3. Siklus Pendingin Absorbsi ( Absorbtion Refrigeration Cycle) Pada sistem siklus pendingin absorbsi hampir sama dengan siklus kompresi uap, hanya saja kompresor diganti dengan rangkaian absorber, pompa, generator, katup dan regenerator. Pada siklus ini refrigerants yang digunakan adalah ammonia (NH3) dan air (H2O) sebagai fluida kerja dari siklus ini. Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut: gas amonia meninggalkan evaporator dan masuk dalam absorber, kemudian bercampur dengan air. Proses ini akan berlangsung tanpa ada penyerapan panas (reaksi isothermal). Akan tetapi semakin  rendah suhu campuran, maka akan semakin banyak ammonia yang diserap. Selanjutnya ammonia akan di pompa menuju generator dengan mengalami perpindahan panas, agar campuran menjadi uap jenuh yang kemudian dilepas menuju kondensor. Untuk proses selanjutnya sama dengan proses pada siklus kompresi uap hingga masuk lagi menuju absorber. Gambar siklus pendingin absorbsi ini dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Siklus Pendingin Absorbsi Sumber : Yunus A. Çengel, Thermodynamic 4th edition, hal 588 2.1.4. Siklus Pendingin Cascade ( Cascade Refrigeration Cycle) Siklus pendingin cascade digunakan apabila range temperatur sangat besar, hal ini disebabkan karena digunakan untuk memperoleh temperatur yang sangat rendah. Gambar dari siklus cascade dapat dilihat pada gambar 2.5. Dengan “siklus cascade kerja dari kompresor akan berkurang dan jumlah panas yang diserap dari ruangan akan meningkat, sehingga pada akhirnya COP dari sistem pendingin akan meningkat,” (Çengel, 1998, p. 638).  Gambar 2.5. Siklus Pendingin Cascade Sumber : Yunus A. Çengel, Thermodynamic 4th edition, hal 577 2.2. Komponen­komponen Utama Mesin Pendingin Mesin pendingin terdapat 4 komponen utama yang dipergunakan, yaitu kompresor, kondensor, evaporator, dan juga katup ekspansi. Sedangkan komponen­komponen pendukung yang terdapat dalam mesin pendingin, antara lain yaitu: filter/drier, oil separator, receiver tank, refrigerant sight glass, shut off valve, akumulator, dan lain­lain. 2.2.1. Kompresor Berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigerant dan mengalirkan refrigerant tersebut. “Kompresor adalah jantung dari sistem kompresi uap, dan pada refrigerant terdiri dari 4 jenis kompresor refrigerasi yang paling umum adalah kompresor torak (reciprocating compressor),” (Dossat, 2001, p. 255). Kompresor mempunyai 2 fungsi utama dalam proses pendinginan, “fungsi  pertama ialah memompa refrigerant yang berbentuk uap dari evaporator, agar temperatur dan tekanan yang diinginkan pada evaporator dapat dipertahankan secara terus – menerus. Sedangkan fungsi yang kedua ialah untuk meningkatkan tekanan refrigerant yang berbentuk uap dengan cara diberi tekanan, dan secara



perlahan meningkatkan temperatur dari refrigerant yang berbentuk uap tersebut,” (Dossat, 2001, p. 256). Di industri kompresor yang digunakan dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu: reciprocating, rotary dan centrifugal. Ketiga kompresor tersebut memiliki kelebihan yang berbeda­beda, diantaranya pada reciprocating compressor banyak dipakai karena dapat diaplikasikan pada sistem yang memiliki tekanan evaporator diatas tekanan atmosfir, selain itu reciprocating compressor ini dapat juga diaplikasikan pada temperatur rendah sekalipun.  Kompresor dapat diklasifikasikan menurut casingnya menjadi 3 macam, yaitu: 1. Open Compressors, pada kompresor ini motor penggerak dan kompresor, merupakan sebuah unit terpisah. Kompresor ini terbuat dari casting dan dibaut menjadi satu dengan mengunakan gaskets dari hermetic seals. Daya rotasi dari motor penggerak kompresor ditransmisikan ke kompresor dengan menggunakan mekanisme belt dan pulley atau dapat juga dengan menggunakan roda gigi. Open compressor ini banyak digunakan untuk kapasitas besar dan semua sistem yang menggunakan refrigerant ammonia.  2. Hermetic compressors, pada kompresor ini memiliki motor penggerak elektrik dan unit kompresor yang tertutup dalam suatu tabung (enclosure/can), yang tidak dapat dibuka kembali untuk diperbaiki bila terjadi kerusakan. Kompresor tipe ini digunakan atau dipakai untuk halocarbon refrigerants dengan kapasitas rendah dan beberapa halocarbon refrigerants berkapasitas medium. 3. Semihermatic compressors, kompresor tipe ini terbuat dari casting yang dibaut jadi satu menggunakan gasket yang terbuat dari hermetic seal. Tipe semihermatic compressor ini biasanya digunakan untuk refrigerants halocarbon dengan kapasitas medium dan tinggi.  Didalam sistem pendingin dengan skala kecil, kompresor yang sering dipakai adalah kompresor dengan jenis hermatic compressors, karena harganya yang murah, dan kompresor jenis ini tidak membutuhkan ruang yang besar untuk pemasangannya. Gambar kompresor hermatic dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Kompresor Hermatic Sumber : Althouse, Modern Refrigeration And Air Conditioning 18th edition,  hal 147 2.2.2. Kondensor  Kondensor adalah penukar kalor, maka keduanya memiliki beberapa sifat tertentu. Salah satu penggolongan kondensor dan evaporator dengan memperhatikan apakah refrigerant berada didalam atau di luar pipa, dan apakah fluida yang mendinginkan kondensor atau yang didinginkan di evaporator berbentuk gas atau cairan. Kondensor dan evaporator yang paling banyak digunakan adalah penukar kalor jenis tabung dan pipa. Karena kondensor berfungsi sebagai penukar kalor, maka pada kondensor fase ini terjadi proses pencairan atau pengembunan refrigerant. “Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi dapat dengan mudah dicairkan dengan cara mendinginkannya dengan air pendingin atau dapat juga dengan udara pendingin yang ada pada temperatur normal. Jika digunakan kondensor dengan  berpendingin air, maka air dialirkan ke suatu instalasi pendingin untuk



pengeluaran kalor yang paling optimal ke atmosfir,” (withman, 2001, p.297). Gambar kondensor dapat dilihat pada gambar 2.7. Pada saat refrigerant mengalami perubahan fasa, dari fasa uap menjadi fasa cair, tekanan dan temperatur pengembunan terjadi secara konstan. Gambar 2.7. Aliran Refrigerant Pada Kondensor Sumber : Whitman, Refrigeration And Air Conditioning Technology 5th edition, hal 506 2.2.3. Evaporator Evaporator mempunyai fungsi sebagai penukar kalor pada siklus refrigerasi atau pendinginan. Tekanan cairan refrigerant yang diturunkan pada katup ekspansi, didistribusikan secara merata ke dalam pipa evaporator oleh distributor refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan yang dialirkan melalui permukaan luar dari pipa evaporator. Evaporator memiliki banyak konfigurasi. Gambar evaporator dapat dilihat pada gambar 2.8. jadi apabila udara ruangan tersebut didinginkan, maka air yang ada didalam udara akan mengembun pada permukaan evaporator, kemudian air tersebut akan ditampung dan dialirkan keluar.  Gambar 2.8. Evaporator Sumber : Whitman, Refrigeration And Air Conditioning Technology 5th edition, hal 393 2.2.4. Katup Ekspansi Katup Ekpansi berfungsi untuk mengekspansikan secara adiabatik. Cairan refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur rendah. Selain itu, katup ekspansi mengatur pemasukkan refrigerant sesuai dengan beban pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator. Oleh karena itu, katup ekspansi mengatur agar evaporator dapat selalu bekerja sehingga diperoleh effisiensi siklus refrigerant yang maksimal. Katup ekspansi memiliki beberapa macam pada sistem refrigerasi diantaranya adalah: TXV (Thermostatic Expansion Valve) dan pipa kapiler. a. TXV (Thermostatic Expansion Valve) “Katup ekspansi TXV atau sering juga disebut katup ekspansi panas ­ lanjut. Katup Ekpansi ini berfungsi mengatur laju aliran refrigerant cair yang besarnya sebanding dengan laju penguapan didalam evaporator,” (Dossat, 2001, p. 337). Katup ekspansi diperlukan untuk mereduksi bagian valve yang bertemperatur tinggi dengan bagian yang memiliki temperatur rendah pada sebuah sistem. TXV ini merupakan peralatan yang banyak dipakai. TXV dapat beroperasi bila merasakan temperatur dari superheated refrigerants vapor yang meninggalkan evaporator. Ketika TXV beroperasi, temperatur pada sisi  luar dari valve lebih rendah dari pada yang berada di sisi dalam. Cara menggerakkan katup ekspansi termostatik adalah sebagai berikut : sebuah bola, pada gambar 2.9 adalah peraba diisi sebagian dengan cairan refrigerant yang sama dengan yang digunakan di dalam sistem. Fluida didalam bola tersebut disebut fluida daya (power fluid). Bola peraba ini ditempelkan pada saluran keluar evaporator sehingga suhu bola dan fluida daya tersebut sangat



dekat dengan suhu gas hisap (suction gas). Tekanan dari fluida ini memberikan dorongan ke sisi atas diafragma, sedangkan tekanan evaporator menekan dari bawah. Di samping itu terdapat sebuah pegas pada tangki katup yang memberikan sedikit gaya ke atas agar katup tetap tertutup sehingga terbentuk tekanan yang lebih tinggi dari arah atas diafragma, yang mengatasi gaya pegas dan tekanan evaporator. Agar tekanan diatas diafragma lebih tinggi, maka fluida daya harus bersuhu lebih tinggi dari suhu jenuh didalam evaporator. Oleh karena itu gas hisap harus berfasa panas lanjut agar mendapat fluida daya diatas tekanan yang membuka katup. Gerakan katup tersebut bertujuan untuk mempertahankan suhu atau temperatur yang mendekati konstan didalam evaporator. Bila jumlah refrigerants berkurang, maka katup ekspansi ini akan mengimbangi dengan cara membuka katup lebih besar. Gambar 2.9. Katup TXV Sumber : Whitman, Refrigeration And Air Conditioning Technology 5th edition, hal 445  b. Pipa Kapiler Katup ekspansi yang berupa pipa kapiler sering kali digunakan untuk sistem refrigenarasi yang berkapasitas kecil. Pipa kapiler melayani hampir semua sistem refrigerasi yang berukuran kecil, dan penggunannya meluas hingga pada kapasitas refrigerasi 10 kW. Untuk memenuhi batasan ­ batasan yang diperlukan, banyak kombinasi antara lubang dan panjang pipa yang dapat dipakai. Sekali pipa kapiler dipilih dan dipasang, maka pipa tersebut tidak dapat disetel lagi untuk mengatasi perubahan­perubahan pada tekanan buang, tekanan hisap, atau beban. Pipa kapiler ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungan dari pipa kapiler ialah bentuknya sederhana tidak terdapat bagian­bagian yang bergerak, dan tidak mahal. Pipa ­ pipa tersebut memungkinkan tekanan didalam sistem merata selama sistem tidak bekerja, sehingga motor penggerak kompresor mempunyai momen gaya awal yang kecil. Sedangkan kerugiannya ialah pipa kapiler tidak dapat diatur untuk kondisi beban pendinginan yang berubah­ubah, mudah terganggu oleh adanya penyumbatan dari benda­benda asing, serta memerlukan jumlah pengisian refrigerant yang berada dekat batas.  2.2.5. Komponen­komponen Tambahan yang Digunakan dalam Mesin Pendingin 2.2.5.1. Filter dan Drier Filter berfungsi untuk menyaring kotoran didalam sistem, agar tidak sampai masuk ke dalam alat ekspansi dan kompresor. Kotoran tersebut dapat berupa : logam yang hancur, potongan logam, sisa solder, flux, endapan, kerak, karat besi dan lain – lain. Namun filter ini hanya dapat menyaring kotoran dan benda padat yang lain, tetapi tidak dapat menyerap uap air, asam dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar tidak menyebabkan penurunan tekanan atau membuat sistem menjadi tersumbat. Sedangkan drier atau pengering berfungsi sebagai menyerap kotoran, seperti : air, uap air, asam, dan kotoran ­ kotoran lainnya. Untuk drier dipakai untuk menyaring butir­butir kotoran yang terdapat di



dalam sistem. Didalam drier diisikan bahan pengering (dessicant) dan kawat saringan, agar dapat menyerap dan menyaring uap air, asam, kotoran, dan benda – benda lain yang tidak diperlukan didalam sistem. Selain itu drier juga dapat  menyerap air, hasil uraian minyak pelumas, lumpur dan endapan – endapan yang ikut masuk pada saat sistem bekerja.  2.2.5.2 Oil Separator Berfungsi untuk memisahkan refrigerant dengan uap oli dari kompresor, dan juga membatasi oli yang terbawa bersama refrigerant. Oil separator akan diaktifkan bila temperatur evaporator berada dibawah ­15 0



C. Minyak pelumas yang terdapat pada kompresor dapat bercampur dengan refrigerant karena pada saat keluar dari kompresor, temperatur refrigerant sangatlah tinggi dan dalam tekanan yang cukup tinggi. Bila refrigerant tidak melalui oil separator maka, uap dari oli (minyak pelumas) akan ikut mengalir keluar kompresor dan akan terbawa keseluruh sistem. Hal ini dapat menyebabkan endapan oli cair di bagian­ bagian sistem. Gambar dari oil separator dapat dilihat pada gambar 2.11. Gambar. 2.10. Oil Separator 2.2.5.3 Receiver Tank Receiver tank digunakan sebagai valve exspansion untuk refrigerant control. Receiver tank disediakan sebagai tempat menyimpan kelebihan refrigerant dalam sistem ketika aliran dari expansion valve yang menuju evaporator telah melampaui batas. Selain itu receiver tank berguna juga sebagai tempat menampung refrigerant cair, dan dapat juga menampung refrigerant untuk  menanggulangi kebocoran sistem, sampai sumber kebocoran ditemukan dan diadakan perbaikan. Keberadaan receiver juga menjamin kondisi refrigerant memasuki alat ekspansi tidak mengandung uap selama di receiver terdapat cairan refrigerant. Pada receiver biasanya terdapat gelas ukur untuk mengetahui tinggi muka cairan refrigerant sudah mencapai batas minimal. Keberadaan receiver akan mengakibatkan seluruh muka kondensor dapat dimanfaatkan untuk perpindahan panas, karena tidak membutuhkan tempat penampungan refrigerant cair lagi didalam kondensor dengan kehadiran reciever. 2.2.5.4. Refrigerant Sight Glass Dalam sebuah sistem pendingin sight glass diletakkan sedekat mungkin pada liquid receiver. Karena pada lokasi ini, sistem dari pendingin akan menampakkan gelembung – gelembung vapor didalam liquid stream. Sight glass dapat mengindetifikasi sebuah aliran solid dari liquid yang tiba – tiba sampai pada refrigerant control. “Sight glass digunakan untuk mengetahui apakah isi refrigerant telah cukup didalam sistem atau adakah hambatan didalam saluran cair. Bila yang mengalir di dalam saluran cair adalah cairan maka sight glass akan terlihat jernih,” (dossat, 2001, p. 358). Bila terlihat adanya gelembung pada sight glass maka hal ini menandakan kurang lancarnya aliran refrigerant. Gambar dari refrigerant sight glass dapat dilihat pada gambar 2.12. Gambar 2.11. Refrigerant Sight Glass Sumber : Whitman, Refrigeration And Air Conditioning Technology 5th edition,



hal 498  2.2.5.5. Shut off Valve Berfungsi sebagai pengisolir dari sistem apabila sistem tersebut mengalami kerusakan. Cara ini dapat digunakan untuk menghindari kehilangan refrigerant pada saat penggantian salah satu sistem. Pada bagian sistem yang dapat rusak dipasang dua buah shut off valve, masing – masing pada ujung masuk dan keluar. Pada saat shut down atau sistem tidak dioperasikan semua shut off valve ditutup, dengan tujuan bila terjadi kebocaran maka hanya refrigerant yang terkandung dalam sepenggal sistem (yang berada antara dua buah shut off valve)  yang hilang. Gambar dari shut off valve dapat dilihat pada gambar 2.13. (a) (b) Gambar 2.12. (a) Packless shut off valve , (b) Back seated shut off valve Sumber : Whitman, Refrigeration And Air Conditioning Technology 5th edition, hal 505 2.2.5.6. Accumulator Berfungsi sebagai tempat penampung sementara, untuk menahan masuknya campuran dari oil ­ refrigerant dan untuk mengembalikan campuran oil – refrigerant tersebut, sehingga kompresor dapat dikendalikan dengan aman. Selain itu akumulator juga berfungsi sebagai penampung refrigerant cair agar tidak masuk ke dalam kompresor, dan juga berfungsi sebagai peredam suara pada sisi tekanan rendah dari sistem. Memilih akumulator tidak hanya berdasarkan besarnya fitting yang sama dengan saluran hisap, dan juga tidak berdasarkan tabung yang cukup besar untuk menampung refrigerant cair, karena akumulator yang terlalu kecil ukurannya dapat menyebabkan penurunan tekanan yang besar dan tidak dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Dan juga sebaliknya akumulator yang terlalu besar dapat menyebabkan aliran refrigerant menjadi  lambat dan minyak pelumas tidak dapat kembali ke dalam kompresor. Gambar dari accumulator dapat dilihat pada gambar 2.14.  Gambar 2.13. Accumulator Sumber : Althouse, Modern Refrigeration And Air Conditioning 18th edition,  hal 147 2.3. Hukum Thermodinamika I “Sebagian besar problem teknik yang menyangkut aliran massa yang masuk dan keluar pada sebuah sistem terdiri atas bentuk control volumes. Pemanas air, radiator mobil, turbin dan kompresor secara keseluruhan bersangkutan dengan aliran massa dan sebaiknya analisa dilakukan dengan menggunakan volume kontrol (open system) beralih menggunakan massa atur (closed system),” (Çengel, 1998, p.127). Perpindahan massa merupaka salah satu prinsip fundamental yang terbesar pada alam ini. Perpindahan dari prinsip massa untuk massa atur ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Energi dari closed system dapat diubah oleh pengaruh panas atau kerja saja, dan selama proses perubahan energi pada closed system sama dengan kumpulan panas  dan perpindahan kerja sepanjang batas sistem. Pernyataan ini dapat di ekspresikan



dengan rumusan sebagai berikut : Untuk volume kontrol, mekanisme tambahan yang dapat berubah dari energi pada sistem adalah : aliran massa masuk dan keluar dari volume kontrol. Perpindahan energi dari volume kontrol dapat dirumuskan sebagai berikut :  Total energi dari sistem compressible sederhana terdiri dari 3 bagian diantaranya yaitu, : internal, kinetic, dan potential energi. Dalam unit massa dapat didasarkan dengan rumusan sebagai berikut :  Dimana V adalah kecepatan dan z adalah ketinggian dari sistem, namun hal itu relatif pada beberapa keterangan luar. Fluida yang masuk atau meninggalkan sistem dimana volume kontrol memiliki tambahan energi dari Aliran energi atau Pv . Kemudian total energi dari aliran fluida dalam unit massa dapat dirumuskan sebagai berikut :  Rumus tersebut dapat dikombinasikan dengan entalpi menjadi rumusan sebagai berikut :  “Selama proses steady – flow, banyaknya jumlah massa yang dimasukkan dalam volume kontrol tidak dapat berubah terhadap waktu. Kemudian prinsip dari penyimpanan volume kontrol membutuhkan jumlah total massa yang masuk sebanding dengan jumlah total massa volume kontrol yang keluar,” (Çengel, 1998, p.201). Prinsip penyimpanan massa pada sistem steady umumnya dengan multiple inlets dan exits, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :  Energy balance untuk sistem steady – flow Selama proses steady – flow energi total yang tersisa dari volume kontrol adalah konstan. ( cv E = konstan). perubahan yang terjadi dalam energi total dari volume kontrol selama proses adalah nol ( . Sementara banyaknya jumlah bentuk energi yang masuk ke volume kontrol berupa (panas, kerja, perpindahan massa) haruslah sama dengan banyaknya jumlah energi yang meninggalkan sistem pada proses steady –flow. Selanjutnya bentuk tingkatan energy balance pada umumya di reduksi pada proses steady – flow sebagai berikut : Energy balance yang tertera diatas secara umum pada steady – flow system dapat dituliskan sebagai berikut : Namun jika terdapat kasus yang tidak diketahui hubungan antara panas ataupun kerja, maka panas yang ditransfer pada sistem haruslah diasumsikan sebagai panas yang masuk atau laju dari •



Q, dan power yang dihasilkan oleh sistem sebagai kerja yang keluar atau laju dari •



W maka hukum pertama thermodinamika atau energy balance menjadi rumusan sebagai berikut :  Untuk sistem single stream (inlet dan outlet tunggal) laju aliran massa didalam control volume selalu konstan, bila 1 dan 2 dinotasikan sebagai titik masukan dan



keluaran dari control volume maka  Bila dinyatakan dalam tiap satuan unit massa maka akan menjadi  2.4 Coefficients of Performance (COP) “Perfomance dari sebuah heat engine dapat didiskripsikan sebagai thermal efficiency. Performance dari mesin pendingin dan heat pump dapat diekspresikan oleh ratio dari penggunaan panas yg bekerja, atau dapat disebut juga dengan energy ratio or coefficient of performance (COP).”(Çengel, 1998, p.266). The coefficient of performance (C.O.P) dari siklus pendingin dapat diekspresikan pada sebuah sistem cycle effeciency. Secara ketetapan matematika C.O.P didefinisikan sebagai ratio dari panas yang dihisap dari ruang yang didinginkan terhadap kerja yang digunakan untuk memindahkan panas tersebut.  Gambar 2.14 . Siklus Pendingin Sederhana  Untuk dapat menghitung C.O.P secara benar, maka energi yang dialirkan atau disuplai menuju kompresor harus diubah ke dalam energi panas pada tiap unitnya. Dalam kata lain, C.O.P secara teoritis sama dengan efek pendinginan (refrigeration effect) dari panas yang dihisap pada evaporator ( evaporator q ) dibagi dengan kerja kompresi dari kompresor ( n compressio



w ).  Kerja input kompressor dapat dicari dengan hukum thermodinamika seperti yang telah ditulis diatas. Pada gambar 2.15, proses kompresi pada kompresor terjadi pada titik 3 – 4, dimana titik 3 menyatakan titik masuk (inlet port) dan titik 4 adalah titik keluar (outlet port). Berdasarkan hukum thermodinamika persamaan 10. Bila diterapkan pada kompresor pada sistem pendingin digambar 2.15 maka akan menjadi Bila diasumsikan : ✓ Steady sehingga ✓ Proses reversible (isentropik) sehingga ✓ Efek energi kinetik dan energi potensial diabaikan Maka persamaan diatas akan menjadi :  Jadi kerja kompresi dari kompresor pada sistem diatas adalah  Sama halnya dengan kerja kompresor, efek pendinginan (refrigeration effect) dari panas yang dihisap pada evaporator dapat dicari dengan hukum thermodinamika seperti yang telah ditulis diatas. Pada gambar 2.15, proses panas masuk pada evaporator terjadi pada titik 2 – 3, dimana titik 2 menyatakan titik  masuk (inlet port) dan titik 3 adalah titik keluar (outlet port). Berdasarkan hukum thermodinamika persamaan 10 Bila diterapkan pada evaporator pada sistem pendingin digambar 2.15 maka akan menjadi Bila diasumsikan :



✓ Steady sehingga ✓ Tidak ada kerja yang terjadi sehingga ✓ Efek energi kinetik dan energi potensial diabaikan Maka persamaan diatas akan menjadi :  Jadi efek pendinginan (refrigeration effect) dari panas yang dihisap pada evaporator pada sistem diatas adalah : Berdasarkan penurunan persamaan diatas C.O.P dapat dicari dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut : Dimana : COP = Koefisien performance Qin = Efek pendinginan (refrigeration effect) dari panas  yang dihisap pada evaporator (kW) Win = Kerja kompresi dari kompresor (kW) (h3­h2) = Perbedaan entalpi state 3 dengan entalpi state 2 yang terjadi pada evaporator (kJ/kg) (h4­h3) = Perbedaan entalpi state 4 dengan entalpi state 3 yang terjadi pada kompresor (kJ/kg) 2.5 Pressure – Entalphy Diagram Kondisi dari suatu refrigerant pada keadaan thermodinamika dapat digambarkan atau ditunjukkan dari tiap titik (point) pada p­h chart. Titik ­ titik yang terdapat pada p­h diagram tersebut menggambarkan sebuah kondisi fakta (state) refrigerant. “Grafik dibedakan kedalam 3 area, yang masing­masing dipisahkan oleh garis saturated liquid dan saturated vapor. Saturated liquid line pada grafik yang terletak disebelah kiri disebut subcooled region. Disembarang titik subcooled region, refrigerant berada pada fase liquid dan temperaturnya berada dibawah temperatur saturasi,” (Dossat, 2001, p.118). Area yang berada disebelah kanan saturated vapor line adalah superheated region, dan refrigerant berada dalam bentuk superheated vapor. “Bagian grafik antara garis saturated liquid dan saturated vapor adalah daerah percampuran menunjukkan perubahan fase pada refrigerant antara fase liquid dan vapor,” (Dossat, 2001, p.134), Jarak antara dua garis sepanjang garis tekanan konstan, sebagaimana dibaca dalam skala entalpi pada dasar grafik merupakan panas yang tersembunyi (latent heat) dari vaporisasi refrigerant pada tekanan tersebut. Garis saturated liquid dan saturated vapor, adalah tidak tepat secara paralel pada keduanya karena panas yang tersembunyi dari jenis vaporisasi refrigerant bervariasi terhadap tekanan saat terjadi perubahan fase.  Pada grafik, perubahan fase dari bentuk liquid ke vapor makin terlihat jelas dari kiri ke kanan, dimana perubahan fase dari vapor ke liquid terlihat jelas dari kanan ke kiri. Ketika mendekati garis saturated liquid, percampuran liquid­ vapor sepenuhnya liquid, sebaliknya jika mendekati garis saturated vapor,  percampuran liquid­ vapor adalah vapor. Contoh gambar diagram p – h dapat di lihat pada gambar 2.16. Gambar 2.15. Contoh Gambar Diagram p ­ h



2.6 Karakteristik Hidrokarbon Refrigerant hidrokarbon merupakan gabungan dari susunan cairan hidrogen dan carbon dalam berbagai bagian jenis diantaranya adalah: methane (R­50), ethane (R­170), butane (R­600), isobuthane (R­600a), propene (R­1270) dan ethene (R1150). Dari semua jenis refrigerants tersebut sangat mudah terbakar dan meledak. Ketika fluida kerja tersebut bekerja seperti obat bius pada tingkatan yang bervariasi, maka fluida kerja tersebut dapat diklasifikasikan sebagai racun ringan. Walaupun begitu tidak secara keseluruhan senyawa­senyawa tersebut dapat diserap dengan baik. Hidrokarbon dalam hal ini butane, propene dan isobutane digunakan pada kuantitas kecil untuk pendinginan domestik. Fluida kerja tersebut digunakan secara terbatas pada aplikasi khusus ketika dilakukan oleh beberapa pembuat mesin pendingin, dalam hal ini yang telah berpengalaman dalam penggunaan senyawa­senyawa tersebut. Sedangkan ethane, methane dan ethane digunakan  untuk pengerjaan pada tingkatan ultra ­ low temperature. Terkadang juga digunakan pada sistem cascade. Jenis­jenis hydrocarbon yang ada saat ini sebagai pendingin dapat dilihat di tabel 2.1. : Tabel 2.1. Jenis­Jenis Hidrokarbon



Refrigerant Number or Product Name Chemical Name Replaces R170



Ethane R13, R23, R503



R1270 Propylene R22, R502



R290 Propane R22



R600 n­Butane R22



R600a



Isobutane R12, R134a



R601



n­Pentane R123



R601a Isopentane R123



Sumber : www.es­refrigerants.com Dalam hal ini hidrokarbon yang akan digunakan adalah HC­12, dimana refrrigerant HC­12 terbuat dari campuran hidrokarbon yg efisien dan ramah terhadap lingkungan, sebagai pengganti dari CFC­12 dan semua senyawa pengganti CFC­12 dan HFC­13a yang lainnya. HC­12 ini tidak membutuhkan



retrofitting dan sesuai dengan semua material, begitu juga dengan oli yang dipakai  dari sistem refrigerant ini.  2.2. Tabel Perbandingan Properties dari HC­12 dan R­12 Sumber : www.es­refrigerants.com 



Cooling towers tons pairs the water-cooled chiller tons and the water-cooled condenser tons.



Chiller Refrigeration Tons A water-chiller refrigeration ton is defined as: 1 refrigeration ton = 1 TONScond = 12,000 Btu/h = 3,025.9 k Calories/h = 12,661 kJ/h A ton is the amount of heat removed by an air conditioning system that would melt 1 ton of ice in 24 hours.



Cooling Tower Tons A cooling tower ton is defined as: 1 cooling tower ton = 1 TONSevap = 1 TONSevap x 1.25 = 15,000 Btu/h = 3,782 k Calories/h = 15,826 kJ/h The equivalent ton on the cooling tower side actually rejects about 15,000 Btu/h due to the heat-equivalent of the energy needed to drive the chiller's compressor. This equivalent ton is defined as the heat rejection in cooling 3 U.S. gallons/minute (1,500 pound/hour) of water 10°F, which amounts to 15,000 Btu/hour, or a chiller coefficient-of-performance (COP) of 4.0 - a COP equivalent to an energy efficiency ratio (EER) of 13.65.



Heat Load and Water Flow A water systems heat load in Btu/h can be simplified to: h = cp ρ q dt = (1 Btu/lbm oF) (8.33 lbm/gal) q (60 min/h) dt = 500 q dt



(1)



where h = heat load (Btu/h) cp = 1 (Btu/lbm oF) for water ρ = 8.33 (lbm/gal) for water q = water volume flow rate (gal/min)



dt = temperature difference (oF)



Example - Water Chiller Cooling Water flows with 1 gal/min and 10oF temperature difference. The ton of cooling load can be calculated as: Cooling load = 500 (1 gal/min) (10 oF) / 12,000 = 0.42 ton