Belajar Motorik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERKEMBANGAN DAN BELAJAR MOTORIK “Pelajaran dan Prestasi Belajar Gerak”



Disusun Oleh : Kelompok 4 Wahyu Ilahi Syam Ita Purnamasari Amrin Rosyadi Syamsul Rijal Alif Muhaimin Saputra Andi Agung Dermawan Rizky Amaliah Takdir Almufassir



(1631040013) (1631040024) (1631040018) (1631040009) (1631040005) (1631040046) (1631040042) (1631040028)



FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN



UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017



Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Mahmud Takahashi selaku Dosen mata kuliah Teknik Lingkungan Hidup IPB yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.



Makassar, 14 Oktober 2017



Penyusun



Daftar Isi



BAB 1 PENDAHULUAN



BAB II PEMBAHASAN A. Faktor Pelajar Dalam Belajar Gerak Setiap individu memiliki kualitas diri dan sifat-sifat yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini membawa konsekuensi bahwa setiap individu memiliki potensi yang berbed-beda untuk berhasil mempelajari keterampilan gerak tertentu. Namun sebenarnya bahwa pencapaian prestasi belajar gerak bukan hanya dipengaruhi oleh sifat bawaan seperti tersebut di atas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengalaman dalam hubungnnya dengan lingkungan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif akan menunjang proses belajar,dna pada gilirannya akan menentukan tingkat prestasi. Dengan demikian jelas bahwa didalam proses belajar gerak ada interaksi antar si pelajar dengan lingkungan. Faktor pelajar sebagai pelaku dalam belajar merupakan faktor penentu keberhasilan belajar. Dengan kata lain,kondisi atau keadaan yang ada pada diri pelajar merupakan faktor penting yang perlu dipahami oleh guru. Beberapa faktor penting yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Penginderaan dan proses perseptual 2. Perhatian 3. Ingatan 4. Pengontrolan gerakan 5. Perbedaan antarindividu 1. Penginderaan dan Proses Perseptual Merupakan serangkaian fungsi yang memproses stimulus yang ditangkap oleh organ indra sampai stimulus tersebut bisa dimengerti. Indra berfungsi menangkap stimulus. Proses perseptuan berfungsi mengartikan stimulus, pengertian yang dihasilkan oleh proses persptual itu disebut persepsi. Proses perseptual meliputi 3 macam fungsi di dalam mengartikan stimulus,yaitu : a) Penditeksian b) Pembandingan c) Pengenalan Fungsi penditeksian adalah untuk menetapkan apakah telah terjadi stimulus. Fungsi perbandingan adalah untuk menentukan apakah stimulus yang ditangkap berbeda atau sama dengan stimulus yang pernah ada. Sedangkan fungsi pengenalan



adalah untuk memahami pola dan sifat dari stimulus atau mengenali stimulus apa yang ditangkap. Ketiga macam perseptual tersebut pada dasarnya untuk tujuan mengenali stimulus sehingga bisa menjadi informasi yang bisa dimengerti. Contohnya pada seorang yang melihat bola pingpong; indera penglihatannya menangkap suatu stimulus (mendteksi bahwa ada sesuatu yang dilihat). Sesuatu yang dilihat itu kemudian dibandingkan dengan pengertian-pengertian yang sudah dimiliki. Apabila orang tersebut sudah tau atau mengerti tentang bola pingpong, maka ia akan langsung mengenali bahwa apa yang sedang dilihat adalah bola pingpong. Tetapi apabila dalam perbendaharaan pengetahuannya belum ada pengertian bola pimpong, maka ia hanya bisa mengenali bahwa yang dilihat adalah benda kecil berbentuk bulat. Informasi merupakan faktor penting di dalam belajar gerak keterampilan. Informasi ditangkap oleh sistem penginderaan. Sesuai dengan jenis informasi yang diperlukan didalam belajar gerak, sistem penginderaan yang besar peranannya adalah : pelihat, pendengar, propriosepsi, dan peraba. Organ indera bertugas menangkap stimulus. Stimulus atau rangsangan yang ditangkap oleh indera belum di tangkap artinya sebelum diproses ke dalam proses perseptual. Arti yang bisa ditangkap tersebut disebut persepsi. Dari persepsi ini seseorang bisa mengerti isi informasi-informasi dari lingkungannya. Di dalam belajar gerak, karena informasi penting artinya dalam kemungkinannya dapat membuat respon yang benar, maka sistem penginderaan punya fungsi yang penting juga. Bagaimana organ-organ indera berperan di dalam belajar gerak keterampilan dapat digambarkan sebagai berikut. Mata sebagai organ indera pelihat berperan penting misalnya di dalam memukul bola tenis, memukul bola pingpong, menangkap bola, dan sebagainya. Seseorang akan sulit melakukan gerakan-gerakan tersebut dengan baik tanpa berfungsinya mata. Mata berperan untuk menetukan posisi objek yang harus dipukul atau ditangkap. Telinga untuk menangkap stimulus suara. Di dalam belajar gerak indera pendengar bisa membantu ketepatan dalam melakukan gerakan mengantisipasi objek tertentu yang menimbulkan suara. Misalnya pada saatbermain tenis, pemain bisa mengantisipasi bola berdasarkan kerasnya suara saat bola dipukul lawan. Apabila suara pukulannya keras, bola akan cenderung cepat lajunya. Di sini pemain harus memberikan respon yang cepat juga agar bisa memukul bola yang datang. Dalam hal ini fungsi pendengar bisa membantu fungsi pelihat.



Indera kinestetik (kinesthetic sense) yang pengertiannya identik dengan yang disebut dengan propriosepsi, berperan untuk merasakan posisi dan gerak tubuh. Istilah kinestetik kadang-kadang diartikan sama dengan propriosepsi; tetapi sebenarnya ada sedikit perbedaan. Pengertian propriosepsi lebih luas artinya dbandingkan dengan kinestetik. Indera kinestetik termasuk di dalam propriosepsi. Propriosepsi mencakup penginderaan kinestetik ditambah dengan persepsi keseimbangan tubuh ditambah dengan persepsi keseimbangan tubuh dimana organ yang berfungsi adalah organ vestibular yang terletak di telingan bagian dalam. Indera peraba berperan di dalam melakukan gerakan dimana tangan atau bagian-bagian tubuh yang lain ada kontak objek di luar dirinya. Misalnya pada saat seseorang memegang bola untuk kemudian melemparkannya, disini perabaan pada bola berpengaruh terhadap ketepatan memegang dan melempar bola. Dalam hal seperti ini perabaan bisa merasakan keras atau lunaknya bola, sehingga dari situ bisa dirasakan seharusnya seberapa erat harus memegang bola. Keempat fungsi penginderaan tersebut bisa berperan secara bersama-sama di dalam upaya menguasai gerakan keterampilan. Misalnya di dalam bermain tenis; agar bisa memukul dengan baik, pemain harus melihat dengan cermat pada bola. Bolanya cepat atau pelan, berputar atau tidak, dan arahnya kemana, suara pukulan lawan keras atau pelan, kalau keras berarti bola akan datang dengan cepat; pemain mengatur pegangan pada raket, indera peraba bisa merasakan pegangan pada raket sudah cukup kuat atau belum; kemudian proprioseptor merasakan posisi dan gerak tubuh serta keseimbangan, apakah sudah benar atau belum untuk memukul bola yang dihadapi. Contoh ini bisa menggambarkan bahwa apabila organ-organ indera tersebut berfungsi dengan baik, maka akan bisa dihasilkan gerakan yang baik pula. 2. Perhatian Perhatian bisa diartikan sebagai kesengajaan mengarahkan pikiran terhadap sesuatu. Perhatian merupakan awal dari proses memahami sesuatu. Perhatian yang baik bisa mempermudah terjadinya pemahaman yang baik. Sedangkan pemahaman yang baik bisa memungkinkan bagi seseorang melakukan sesuatu dengan baik. Di dalam proses belajar-mengajar, perhatian pelajar terhadap materi pembelajaran perlu ditimbulkan; dan setelah ada perhatian, maka perhatian itu perlu dijaga agar bisa bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Kemampuan memusatkan perhatian ada batasnya. Makin lama proses belajar-mengajar berlangsung, kemampuan memusatkan perhatian akan makin menurun. Untuk menimbulkan dan memelihara perhatian ada beberapa cara yang bisa ditempuh, seperti dalam penjelasan berikut ini.



a. Menimbulkan perhatian Perhatan bisa timbul karena ada dorongan dari dalam diri sendiri pelajar sendiri, dan bisa karena ada dorongan dari luar dirinya. Dorongan dari dalam diri sendiri bisa berbentuk minat yang besar terhadap objeknya, yaitu minat untuk mengetahuinya. Sedangkan dorongan dari luar bisa berbentuk isyaratisyarat yang bisa menarik perhatian. Untuk menimbulkan minat yang besar terhadap materi pelajaran, materi pelajaran hendaknya yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan belajar, atau menyajikan materi dengan cara-cara yang menarik. Perhatian pada dasarnya merupakan kesiapan untuk menerima informasi atau kesiapan untuk berbuat sesuatu. Agar tingkat perhatian bisa dioptimalkan, sebelum menyampaikan informasi atau komando untuk berbuat sesuatu, perlu diberikan aba-aba peringatan. b. Memelihara Perhatian Memelihara agar perhatianbisa bertahan dalam waktu yang relatif lama, bukan merupakan hal yang mudah, apalagi pada anak-anak. Anak-anak lebih sulit memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama apabila dibandingkan dengan orang dewasa. Aktivitas yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan diikuti dengan penurunan tingkat perhatian. 3. Ingatan Ingatan (memory) merupakan unsur penting di dalam pemrosesan informasi agar supaya bisa menghasilkan respon yang benar. Misalnya agar bisa memukul bola dengan baik pada saat bermain tenis, maka pelajar harus bisa mengingat bagaimana cara memukul bola yang baik. Kemampuan mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dilakukan pada setiap individu adalah berbeda-beda. Ada yang mudah mengingat dan bisa mengingat dalam jangka waktu lama, dan ada yang sulit mengingat dan mudah lupa. Hal ini tergantung dari kualitas fungsi memori. Kualitas fungsi memori juga berkaitan dengan banyaknya informasi yang bisa diingat. Dalam hal ini ada individu yang mampu mengingat banyak hal dan ada yang hanya mampu mengingat sedikit. Kemampuan mengingat sesuatu dipengaruhi oleh bagaimana seseorang memperlakukan informasi yang diterima. Apakah informasi diproses secara mendalam atau tidak. Apabila seseorang hanya memperhatikan sifat luarnya dari informasi, misalnya kalau informasi itu berbentuk kalimat kemudian hanya diperhatikan bunyi kalimatnya saja tanpa berusaha mendalami maknanya, maka informasi itu akan mudah terlupakan. Sedangkan apabila infomasi yang diterima diperhatikan benar mengenai arti atau maknanya, maka informasi tersebut cenderung bisa diingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.



Didalam belajar gerak dikenal adanya 2 macam ingatan, yaitu ingatan gerak (motor memory) dan ingatan kata-kata (verbal memory). Ingatan gerak berkaitan dengan informasi kinestetik atau informasi tentang rasa gerak dan posisi tubuh. Ingatan gerak berfungsi untuk mengingat rasa gerakan dan posisi tubuh yang pernah dilakukan. Ingatan kata-kata berkaitan dengan informasi yang berbentuk kata-kata atau pengertian-pengertian. Ingatan gerak sangat berperan di dalam upaya menguasai gerakan-gerakan keterampilan. Karena pada dasarnya gerakan keterampilan merupakan serangkaian gerakan dimana untuk menguasainya memerlukan praktik berulang-ulang, maka apa yang pernah dilakukan perlu untuk diingat agar bisa melakukannya kembali.



4. Pengontrolan Gerakan Pengontrolan gerakan tergantung pada struktur dan fungsi sistem syaraf otot (neuro-muscular system). Di dalam struktur umum sistem syaraf otot, komponen yang paling dasar adalah neuron atau sel syaraf. Sel-sel syaraf berfungsi menerima dan mengirimkan informasi ke seluruh sistem syaraf-syaraf otot. Neuron biasa diklasifikasikan berdasarkan fungsinya untuk mengirim dan menerima informasi dari dan ke sistem syaraf pusat (SSP) yaitu otak dan tali tulang belakang (spinal cord). Neuron yang mengirim syaraf ke SSP disebut sensori neuron. Sensori neuron menerima informasi dari berbagai sensori reseptor. Informasi dari SSP dikirim ke otot-otot melalui motor neuron atau sel-sel syaraf gerak. Motor neuron mengantarkan informasi untuk mengontrol kontraksi otot-otot tubuh dengan kecepatan antara 10 sampai 50m/detik. Kontraksi otot-otot inilah yang menghasilkan gerakan tubuh. Sistem syaraf pusat merupakan pusat komando terhadap perilaku. Sistem ini terdiri dari 2 komponen penting yaitu otot dan tali tulang belakang (spinal cord). Kedua komponen tersebut merupakan basis sistem kontrol yang menjadi pusat aktivitas dalam mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi sensori dan informasi gerak dalam pengontrolan gerakan. 5. Perbedaan antar-Individu Setiap orang mempunyai kemampuanyang berbda-beda untuk mempelajari gerakan keterampilan. Perbedaan kemampuan terjadi terutama karena kualitas fisik yang berbeda-beda. Perbedaan kualitas fisik yang terjadi karena pengalaman setiap orang berbeda-beda. Misalnya setiap orang tidak ada yang makan makanan yang sama; tidak ada yang melakukan aktivitas dengan kondisi yang sama; tidak ada yang



beristirahat dengan kondisi yang sama; tidak ada yang mengalami keadaan sakit dengan derajat yang sama; dan sebagainya. Kondisi yang unik pada setiap orang, mengakibatkan terjadinya kemampuan yang berbeda-beda pada setiap orang. Perbedaan antar individu bukan hanya yang berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga dalam aspek psikologis. Tidak ada satupun manusia yang mempunyai watak atau sifat kepribadian dan tingkat kecerdasan yang sama dengan orang lain termasuk anak kembar sekalipun. Yang ada hanya berupa kemiripan-kemiripan dan bukan sama persis satu sama lain. Dengan kenyataan bahwa tidak seorangpun yang sama satu sama lain baik dalam aspek fisik maupun aspek psikologis, maka pada dasarnya setiap orang memerlukan perlakuna yang berbeda-beda di dalam poses belajarnya agar masing-masing dapat memeperoleh hasil yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Prinsip ini berlaku juga dalam proses belajar gerak. Di dalam proses belajar mengajar gerak olahraga di sekolah, dimana umumnya seorang guru pada umumnya harus mengajar siswa yang jumlahnya kadang-kadang mencapai 40 orang bahkan bisa lebih, tentunya tidak memungkinkan bagi guru untuk memberikan perlakuan kepada setiap siswa dengan program yang berbeda-beda. Pada umumnya, dalam kondisi seperti itu guru memberikan perlakuan atau kondisi belajar berdasarkan kemampuan rata-rata para pelajar. Pemberian perlakuan yang sama berdasarkan rata-rata tersebut tentunya bisa merugikan perkembangan bagi yang kemampuannya diatas rata-rata atau dibawah rata-rata. Bagi yang kemampuannya diatas rata-rata, materi pelajaran kurang memberikan beban atau tantangan untuk mencapai prestasi yang lebih baik atau yang sesuai dengan kemungkinan sprestasi yang sebenarnya bisa dicapai. Sedangkan bagi yang kemampuannya di bawah rata-rata, materi belajar yang diberikan bisa terasa berat sehingga sulit untuk dikuasai atau sulit untuk mencapai kemajuan. Untuk mengatasi keadaan sperti digambarkan diatas, pembentukan kelompokkelompok berdasarkan tingkat kemampuannya perlu dilakukan. Dengan cara ini setiap kelompok bisa diberi bebabng belajar yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan rata-rata masing-masing kelompok. Walaupun disini tetap menggunakan kemampuan rata-rata kelompok, namun jumlahnya makin sedikit, maka kondisinya sudah lebih homogen dibanding kondisi kelasnya. Perlakuan secara individual harus dilakukan untuk tujuan yang khusus. Misalnya untuk atlit tingkat ting seperti atlit-atlit nasional yag diharapkan mencapai prestasi taraf internasional, perlakuan secara individual sangat diperlukan. Untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya, keunikan setiap atlet perlu memperoleh penanganan secara cermat. Penanganan secara individual ini bukan hanya diperlukan oleh atlit cabang olahraga yang bersifat perorangan, tetapi juga bersifattetapi juga diperlukan



oleh atlit cabang olahraga beregu. Pada cabang olahraga beregu, penanganan secara individual diperlukan dalam gerak individual, dan penguasaan teknik-teknik tertentu sesuai kekhususan tugas dalam regu. Agar bisa mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, pembinaan yang baik sangat diperlukan. Namun pada akhirnya yang berperanlebih menentukan adalah si atlit sendiri, yaitu besarnya potensi yang dimiliki serta besarnya motivasi atlit untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.



B. Prestasi Belajar Gerak 1. Indikator Prestasi Belajar Gerak Prestasi belajar bisa diartikan sebagai tingkat kualitas kemampuan yang dicapai melalui usaha dan berlatih. Dengan pengertian tersebut maka prestasi belajar gerak bisa diartikan sebagai sebagai tingkat kualitas kemampuan gerak tubuh yang dicapai melalui usaha belajar dan berlatih gerak. Belajar gerak merupakan kegiatan belajar dimana gerakan tubuh merupakan titik sentral dari kegiatan yang dilakukan oleh pelajar; pelajar melakukan kegiatan belajar yang intinya berbentuk kegiatan melakukan gerakan tubuh, dengan tujuan menguasai pola-pola atau bentuk-bentuk gerakan tubuh yang dilakukan itu. Dengan kata lain bisa dikemukakan bahawa belajar gerak bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan gerak tubuh. Melalui belajar gerak, pelajar yang belum bisa melakukan bentuk-bentuk gerakan tertentu menjadi bisa melakukannya, pelajar yang tdainya yang baru bisa melakukannya dengan bentuk gerakan yang kurang baik kemudian bisa menjadi semakin baik; dan yang tadinya baru melakukan belum lancar kemudian menajdi bisa semakin lancar. Peningkatan kemampuan gerak seperti yang digambarkan di atas pada dasrnya merupakan perwujudan dari peningkatan efisiendi dan efektivitas gerakan. Gerakan yang efisien adalah gerakan yang didalam melakukannya hanya mengeluarkan energi atau tenaga yang tidak sebesar apabila gerakannya tidak efisien. Sedangkan gerkan yang efektif adalah gerakan yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pelakunya atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar bisa meningkat apabila terjadi proses belajar. Prestasi yang dicapai oleh setiap pelajar tidak sama satu sama lain. Ada pelajar yang prestasinya bisa cepat meningkat dan ada yang meningkatnya lambat. Ada pelajar yang prestasinya baik, ada yang sedang, dan ada yang kurang baik.



Prestasi belajar merupakan aspek pentik dalam proses belajar-mengajar, yang perlu diperhatikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator penilaian keberhasilan program pengajaran. Di dalam pengajaran pendidikan jasmani dan olahraga, prestasi belajar gerak merupakan salah satu indikator prestasi yang harus dinilai oleh guru terhadap murid-muridnya. Guru perlu mengetahui apakah setiap siswa mempunya peningkatan prestasi atau tidak, dan seberapa tinggi prestasi yang telah dicapai oleh setiap pelajar pada akhir berlangsungnya suatu program belajar. Indikator utama dalam menilai prestasi belajar gerak yaitu: kebenaran gerak, kecepatan gerak, dan keajegan dalam mengulang-ulang gerakan. 2. Kemandegan Prestasi (PLATEAU) Kemandegan prestasi atau tidak meningkatnya prestasi untuk sementara waktu walaupun proses belajar atau berlatih tetap dilakukan, merupakan gejala yang perlu dipahami baik guru atau pelatih olahraga maupun oleh pelajar atau atlit. Di dalam belajar gerak keterampilan keolahragaan, apabila kegiatan berlatihnya dilakukan secara teratur, pada periode awal latihan peningkatan prestasinya bisa terjadi dengan pesat. Peningkatan kemampuan bisa dilihat dan bisa dirasakan oleh pelajar dengan jelas. Peningkatan yang pesat pada periode awal ini main lama makin berkurang, dan sampai pada suatu ketika peningkatannya menjadi lambat sekali. Pada saat peningkatan sudah melambat, bisa terjadi gejala dalam beberapa waktu prestasi mengalami kemandegan walaupun kegiatan berlatih tetap dilakukan seperti pada saat-saat sebelumnya. Namun demikian apabila kegiatan berlatih terus dilakukan, kemandegan prestasi tidak akan terus berlangsung; prestasi akan meningkat lagi sampai prestasi puncak bisa dicapai. Gejala kemandegan prestasi seperti digambarkan tersebut biasa disebut plateau. Plateau merupakan gejala yang sering terjadi pada olahragawan yang berusaha untuk mencapai prestasi yang setingi-tingginya. Namun mengapa plateau bisa terjadi tidak mudah untuk dijelaskan. Ada usaha untuk menjelaskan mengapa palteau bisa terjadi, yang antara lain dilakukan oleh Singer (1980). Singer menjelaskan berdasarka suatu tanggapan bahwa didalam mempelajari tugas gerak yang kompleks ada penjenjangan perilaku yang perlu dikuasai. Mula-mula mempelajari aspek-aspek keterampilan dasar dan kemudian meningkat pada aspek-aspek keterampilan yang lebih rumit. Pada saat meningkatkan aspek-aspek yang dipelajari, pelajar berusaha menerapkan apa-apa yang sudah dikuasai pada situasi yang baru. Pada saat seperti inilah plateu bisa terjadi, karena penerapan sesuatu pada situasi baru. Pada saat seperti inilah plateau bisa terjadi, karena penerapan sesuatu pada situasi baru bisa mengalami hambatan. Penjelasan lainnya mengenai kemungkinan penyebab terjadinya plateau adalah diakitkan dengan masalah hilangnya motivasi, kebosanan, kelelahan, kurangnya



perhatian terhadap aspe-aspek keterampilan yang penting untuk meningkatkan prestasi, dan juga dikaitkan dengan penggunaan metode latihan yang kurag sesuai untuk situasi atau tahap belajar tertentu. Keadaan terjadinya plateau yang berkepanjangan bisa mengakibatkan atlit menjadi putus asa atau frustasi. 3. Pemanduan Bakat Pemanduan bakat atau upaya pencarian bibit olahragawan merupakan salah satu tugas guru dan pelatih olahraga. Tugas pemanduan bakat pada dasarnya dilandaskan pada pemikiran yang bersifat prakiraan mengenai kemungkinan pencapaian prestasi apabilasesorang sejak dini diberikan kegiatan belajar dan berlatih olahraga secara serius. Apabila diperkirakan seorang anak dimungkinkan untuk meraih prestasi yang tinggi dibidang olahraga di kemudian hari, maka tidak salah apabila sejak sejak dini anak yang bersangkutan diarahakan untuk menekuni kegiatan olahraga. Pemanduan bakat dilakukan terhadap anak-anak dan remaja. Membuat prakiraan tingkat prestasi yang kemungkinan bisa dicapai oleh sesorang dibidang olahraga adalah cukup sulit. Namun bukan berarti tidak bisa diusahakan, walaupun sulit. Agar bisa membuat prakiraan yang kemudian bisa mendekati kebenaran dalam kenyataan, perlu dilakukan penelitian yang cermat. Untuk meneliti secara cermat inilah letak kesulitannya, karena di sini diperlukan latar belakang pengetahuan yang cukup mendalam mengenai berbagai hal. Apakah pemanduan bakat hanya berdasarkan kemenangan dalam seleksi itu benar atau salah? Jawabannya adalah “kurang benar”, apabila sasarannya adalah untuk dilakukan pembinaan jangka panjang secara serius. Pemilihan yang dilakukan berdasarkan kemenangan dalam seleksi sebaiknya hanya untuk memilih pemain yang diikutkan dalam pertandingan atau perlombaan dalam waktu yang dekat. Mengapa demikian? Jawabannya bisa diuraikan dari beberapa sudut pandang, yaitu sebagai berikut: 1. Seorang anak yang berprestasi baik pada suatu cabang olahraga atau menang dalam suatu seleksi kelompok usianya, bisa jadi ia bukannya memiliki potensi besar untuk berprestasi dikemudian hari, melainkan hanya karena ia hanya memperoleh pembinaan yang lebih teratur dan baik dibandingkan teman lainnya. Sementara itu teman lain yang kalah bisa jadi memiliki potensi yang besar tapi belum memperoleh pembinaan yang teratur. Anak yang menang karena sudah dibina dengan baik tetapi sebenarnya kurang berpotensi, peningkatan prestasinya akan cepat berhenti sebelum mencapai prestasi yang tinggi. Sebaliknya pada anak yang berpotensi besar tetapi kalah karena belum memperoleh pembinaan yang baik ia akan lebih memungkinkn mencapai prestasi yang lebih tinggi. Berdasarkan alasan ini, sebaiknya pemanduan bakat tidak



hanya memeprhatikan kemenangan dalam seleksi, tetapi sekaligus mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh anak. Idealnya adalah memili anak yang menang seleksi dan sekaligus juga memiliki potensi besar untuk bisa berkembang lebih lanjut. 2. Prestasi olahraga yang baik pada usia anak-anak atau remaja yang dinilai berdasarkan pertandingan dengan prestasi anak-anak atau remaja lainnya yang seusia, kadang-kadang bisa menyebabkan kegagalan pemannduan bakat. Alasannya adalah sebagai berikut. Seorang anak yang prestasinya lebih baik, bisa disebabkan anak tersebut mencapai kematangan fisik dan fisiologis lebih awal dibanding teman-teman lain seusianya. Anak yang mencapai kematangan fisik dan fisiologis lebih awal, kadang-kadang tampak lebih gesi dan lebih terampil dalam kegiatan olahraga apabila dibandingkan dengan anak lain seusianya yang lambat matang atau normal perkembangan kematangannya. Yang menyebabkan kegagalan pemnduan bakat adalah apabila yang dipilih untuk dibina adalah anak yang gesit dan terampil karena mencapai keatangan fisik dan fisiologis terlalu cepat. Anak seperti ini akana lebih cepat berhenti pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Akibat pada anak yang terlalu cepat matanga adalah menjadi kelihatan lebih pendek tubuhnya dibanding kebanyakan temantemannya. Dengan demikian apabila pemanduan cabang olahraga dimana puncak prestasi hanya bisa dicapai pada usia dewasa, dan ukuran tubuh yang tinggi besar merupakan prestasi yang tinggi, maka akibatnya pemanduan bakat dengan cara seperti tersebut di atas akan mengalami kegagalan mencapai tujuan. Pemanduan bakat dengan cara tersebut bisa diterapkan hanya pada pemanduan untuk cabang olahraga dimana prestasi puncak hanya bisa dicapai pada usia muda dan dimana ukuran tubuh yang pendek justru menguntugkan dalam meraih prestasi yang tinggi.