Best Practice Sekolah Adiwiyata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, A.kelangsungan Latar Belakang perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.Permasalahan lingkungan hidup dapat hal dipisahkan secara teknis semata, Masalah lingkungan hidup tidak bukanlah yang baru, melainkan sama namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta dengan usia kita ini,lingkungan. yang menurut para ahli, usianya sekitar 5 (lima) kesadaraan akanbumi pengelolaan Untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup diperlukan suatu perubahan sikapdan dan tumbuhan perilaku pada masyarakat miliyar tahun. Buktinya beribu jenis hewan sudah punah. serta perbaikan moral melalui pendidikan Kepunahan mungkin datang secara tiba-tibamanusia tanpa berkaitan dengan Olehtidak karena itu, bagaimana menyadarkan supaya tidak lagi ekosistem. melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan menurunnya kualitas Di negara-negara berkembang masalah mereka lingkungan tidak kalah lingkungan hidup, dan dengan penuh kesadaran berhenti melakukan pentingnya negara maju, namun kasus dan penyebabnya perbuatan dibandingkan itu, kemudiandengan berbalik melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat tidaklah sama. Kalau di negara-negara majuekosistem yang menjadiaman penyebab melestarikan lingkungan sehingga danutamanya terjaga adalah limbah-limbah industri mercuri, gas beracun, smog dan kelesatariannya. Banyak cara seperti yang dapat dilakukan untuk memberikan sebagainya, dinegara-negara berkembang seperti pemahaman maka yang baik tentang lingkungan terhadap setiapIndonesia individu, adalah seperti limbah rumah penyuluhan, tangga dan kotoran manusia. Selanjutnya, penyebab kerusakan penerangan, bimbingan, dan pendidikan (formal dan non formal lingkungan salah satunya mulai dari hidup TK, SDdikarenakan hingga perguruan tinggi). pendidikan Islam tidak tertanam dengan baik dan menyebabkan ajaransikap agama dengan baik. Kepedulian lingkungan tidak hidupdijalankannya merupakan wujud mental individu Meskipun para ahli dalam berbedaperilakunya pendapat tentang sebab kerusakan yang direfleksikan dalam hal ini terjadinya lebih dikenal dengan namun ada yang membantah bahwa manusia satuakhlak penyebab istilah tidak karakter. Karakter dapat diartikan sebagaiadalah watak,salah tabiat, dan kerusakan alamseseorang tersebut. yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kepribadian Memperlakukan alam lingkungan untuk pemanfataan sumberberfikir daya kebajikan (virtues) yang digunakan sebagai landasan cara pandang alamnya dengandancara-cara yang adil1993). dengan tetap mengedepankan prinsip dan, bersikap, bertindak. (Salim, melindungi tanpa berbuat kerusakan. Di samping manusia sebagai bukanlah khalifah Irwan (2012) menyatakan bahwa karakteritu peduli lingkungan (sebagai pemimpin di mukainstink bumi)bawaan, memiliki jawab sepenuhnya talenta maupun akantugas tetapidan jugatanggung merupakan hasil mengurusi artian menjaga kestabilan alamasuh lingkungan dengan dari suatu bumi prosesdalam pendidikan dalam arti luas. Salah atau salah didik mengedepankan kemakmuran. Perintah untuk tidak berbuat kerusakan muka terhadap seorang individu bisa jadi akan menghasilkan karakter yangdi kurang bumi initehadap firman lingkungan. Allah SWT Karena dalam alQur’an Surat yang dibentuk artinya terpuji itu karakter yang al-A’raf, baik haruslah “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, kepada setiap individu, sehingga setiap individu dapat sesudah menjiwai(Allah) setiap memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan tindakan dan perilakunya. diterima) dan harapan dikabulkan). rahmat semata-mata Allah Amat Sementara kita (akan memahami bahwaSesungguhnya karakter bukanlah dekat kepada orang-orang baik. (QS. hasil Al-A’raf: 56). manusia dan talenta bawaan individu, yang akan berbuat tetapi merupakan bentukan Dalamtempat Undang-Undang dan Pengelolaan lingkungan ia tinggal,Perlindungan hidup, dan dibesarkan. Dan Lingkungan bagaimana cara Hidup Nomorkarakter 32 Tahuntersebut, 2009 dijelaskan bahwa lingkungan hidup adalah membentuk secara akademis tentu jawabannya hanya satu, 1



yaitu “pendidikan”. Pendidikan memungkinkan untuk membentuk karakter selaku manusia seperti yang diharapkan (Eddy, 2009). Eddy (2009) menegaskan bahwa pendidikan lingkungan adalah sebuah kebutuhan yang tak terelakkan bila kita ingin mewujudkan masyarakat madani seperti yang dicita-citakan. Dan yang penting digaris bawahi di sini bahwa pendidikan lingkungan memiliki misi untuk membentuk karakter manusia dalam kaitannya dengan lingkungannya guna kemaslahatan umat manusia dimuka bumi. Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah sehingga menjadi sebuah karakter peduli lingkungan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Sesuai dengan Visi SMAN 1 Torjun, “Unggul Dalam Prestasi Berlandaskan Imtaq Melalui Iptek, Yang Berwawasan Lingkungan, Dan Berpola Hidup Sehat, Serta Berdaya Saing Lokal Dan Global”, maka orientasi pendidikan



berbasis



dan



berwawasan



lingkungan



salah



satunya.



Pengembangan sekolah adiwiyata bagi kami merupakan strategi dan budaya warga SMAN 1 Torjun dalam mewujudkan generasi peduli lingkungan. Berdasarkan permasalahan di atas maka saya menyajikan praktik terbaik berupa Menumbuhkan Generasi Peduli Lingkungan Melalui Budaya Adiwiyata. B. Permasalahan Dari hasil observasi terhadap aktivitas penyelenggaraan program di SMAN 1 Torjun didapat beberapa permasalahan yang sangat mendasar antara lain : 1. Rendahnya pemahaman siswa tentang lingkungan hidup. 2. Kesadaran siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan di SMAN 1 Torjun sangat rendah, dibuktikan dengan banyknya sampah di dalam kelas dan di halaman sekolah yang dibuang sembarangan. 3. Tidak terpeliharanya tanaman oleh warga sekolah. 2



4. Belum terintegrasinya pendidikan lingkungan hidup ke dalam muatan pelajaran di kelas sebagaimana tuntutan kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan pendidikan, perlu mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Integrasi tersebut bukan sebagai program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik dan belajar bagi seluruh pelaku pendidikan di satuan pendidikan. 5. Hasil pencapai delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada Rencana Kerja Sekolah di SMAN 1 Torjun tidak menggambarkan konsep sekolah yang ideal. Karena Evaluasi Diri Sekolah tidak dilaksanakan oleh pemangku kepentingan pendidikan. 6. Sekolah belum mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara optimal khusunya pada kepedulian terhadap lingkungan hidup.



C. Strategi Pemecahan Masalah 1. Deskripsi Strategi Pemecahan Masalah Untuk menumbuhkan generasi peduli lingkungan melalalui budaya adiwiyata, maka diperlukan langkah-langkah yang nyata antara lain : Manajemen pendidikan adalah sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Dapat juga diartikan manajemen pendidikan juga merupakan rangkaian kegiatan bersama atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama. Sekelompok orang dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana dan sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu manajemen pendidikan pada hakekatnya menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik, serta sumber-sumber yang didayagunakan. Dalam menyusun perencanaan melibatkan semua pihak untuk kesiapan adiwiyata, yaitu: bentuk perencanaan yang telah di musyawarahkan dengan 3



berbagai macam unsur atau elemen dari pemerintahan sampai ke tingkat komite sekolah. Merancang program sekolah adiwiyata, dengan cara sekolah merancang semua program yang berhubungan dengan adiwiyata sekolah, yaitu program penanggulangan sampah, keanekaragaman hayati, makanan dilingkungan sekolah, penanggulangan air, dan program penghijauan ruang terbuka, dilanjutkan dengan mensosialisasi program adiwiyata di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, Tim Penjamin Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) atau Sistem penjamin Mutu Internal (SPMI) bertugas melakukan siklus penjaminan yang terdiri dari lima tahap meliputi : (1) pemetaan mutu, (2) perencanaan pemenuhan mutu, (3) pelaksanaan pemenuhan mutu, (4) audit pelaksanaan pemenuhun mutu, dan (5) penyusunan strategi pemenuhan mutu yang baru. Tertib administrasi menjadi salah satu tujuan dari pelaksanaan SPMI, karena sekolah kadang sudah melaksanakan berbagai program peningkatan mutu tapi kurang teradministrasikan atau terdokumentasikan dengan baik, sehingga kadang kesulitan ketika suatu saat membutuhkan data. Pelaksanaan SPMI mendorong warga sekolah melek literasi administrasi dan manajemen sekolah agar mereka memiliki visi yang sama untuk meningkatkan mutu sekolah. 2. Tahapan Operasional Pelaksanaan Adapun tahapan Operasional Pelaksanaan, meliputi 1) Pengembangan Kebijakan Sekolah a. Arahan penajaman visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. b. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup



(PLH)



atau



Pendidikan



Konservasi



(PKo)



dengan



merekrut/menugaskan guru mata pelajaran PLH/PKo untuk mengajar di KBM. c. Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun Tenaga Kependidikan di bidang Pendidikan Lingkungan



4



Hidup melalui seminar, studi banding, lokakarya, training dan pelatihan lingkungan hidup. d. Kebijakan sekolah dan yayasan dalam hal penghematan Sumber Daya Alam (listrik, air, ATK dll) dan terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. e. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup.



2) Pengembangan Kebijakan Kurikulum Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut ini : a. Mengintegrasikan nilai-nilai Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) atau Pendidikan Konservasi (PKo) kedalam semua mata pelajaran b. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran, seperti (IPA, IPS, Seni Budaya, Sosiologi dll). c. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar. d. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya yang bisa dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan lingkungan. e. Pengembangan



kegiatan



ekstrakurikuler



untuk



peningkatan



pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup, yang diwujudkan dalam ekskul LH.



3) Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif Untuk mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan, warga sekolah



harus



dilibatkan



dalam



berbagai



aktivitas



pembelajaran



lingkungan hidup. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain : Menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah (Kementrian Lingkungan hidup, Bapedal, Balai-Balai Taman Nasional, dll) dan atau lembaga non pemerintah (WALHI, WWF Indonesia, dll). Lembaga ini akan fokus dalam mendukung dan melakukan pendampingan secara 5



kontiyu dalam kegiatan ekstra yang bertema lingkungan, pelatihan pembibitan dan penanaman serta konservasi. Menciptakan



kegiatan



ekstrakurikuler/kurikuler



di



bidang



lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah, kegiatan bernuansa lingkungan seperti Environment Expo, kampanye/aksi lingkungan dan lomba-lomba lingkungan, seperti lomba gambar poster, LLA dan debat/diskusi bertema lingkungan hidup. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, seperti reboisasi dan penanaman bibit di lahan gersang/ kritis, mengikuti pembinaan Kader Konservasi yang diselenggaraka oleh pemerintah/ LSM-LSM peduli lingkungan. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah, seperti halnya kegiatan bakti lingkungan masyarakat di luar sekolah.



4) Pengelolaan dan pengembangan Sarana Pendukung Sekolah Dalam mewujudkan



Sekolah Berbudaya



Lingkungan sarana



prasarana yang dibutuhkan antara lain : a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup diantaranya peran Tim Adiwiyata (lingkungan hidup) sekolah dalam membantu menciptakan lingkungan yang kondusif (bersih dan nyaman). Yang terpenting adalah peran siswa dalam pelibatan sebagai SATGAS (Satuan Tugas) untuk memelihara dan menjaga tanaman serta lingkungan agar tetap asri b. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah, penanganan limbah dapur, laundry dan sampah (organik dan non organik). c. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat. d. Melakukan kegiatan kampanye dan penerapan hemat energi (listrik, air dan ATK) bagi seluruh warga sekolah (guru, karyawan dan siswa),



6



e. Kebersihan/pengelolaan sampah, pembuatan ruang terbuka hijau (peneduh dan penghijauan), sanitasi (air bersih dan drainase/saluran) dan perbaikan lingkungan ruangan sekolah. f. Pengadaan sarana pendidikan lingkungan hidup, seperti apotek hidup (tanaman obat), taman hidroponik, kebun sayur, kebun sekolah, pengomposan, daur ulang kertas, sumur resapan serta instalasi pengelolaan limbah cair.



7



BAB II PEMBAHASAN



A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Jurus jitu yang dimaksud dalam Best Practices ini adalah strategi tepat yang dirancang oleh kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah meliputi Kompetensi 2.1. Menyusun



perencanaan



sekolah/madrasah



untuk



berbagai



tingkatan



perencanaan. Kompetensi 2.3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal; 2.4 Mengelola perubahan



dan



pengembangan



sekolah/madrasah



menuju



organisasi



pembelajar yang efektif; 2.5 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik; 2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/Madrasah). Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan para stakeholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya. Program adiwiyata ini merupakan program



yang



sangat



potensi



menumbuhkan



kesadaran



mengenai



perlindungan lingkungan hidup. Berdasarkan Undang-Undang yang mengatur Program Adiwiyata adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pasal 1, yang dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah satu program 8



kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata adalah (1). Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah. (2). Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi. (3). Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif. (4). Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. (5). Meningkatkan upaya perlindungan dan



pengelolaan



lingkungan



hidup



meIalui



kegiatan



pengendalian



pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah. Hal ini juga yang menjadi alasan penulis dalam memilih strategi pemecahan masalah melalui kajian Best Practice “Menumbuhkan Generasi Peduli Lingkungan Melalui Pengembangan Budaya Adiwiyata, antara lain: 1. Sekolah dengan Tim Pengembang Sekolahnya mampu mengelola perubahan sekolah melalui



visi, misi dan tujuan yang akuntabel,



budaya sekolah yang dinamis untuk mendukung komunitas pembelajar yang berkualitas di SMAN 1 Torjun. 2. Terciptanya sekolah yang berbudaya lingkungan 3. Terwujudnya Visi dan Misi menjadikan sekolah berwawasan lingkungan. 4. Terlaksananya program pengembangan Adiwiyata sehingga sekolah memadai dapat dijadikan sumber belajar bagi peserta didik. Kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan akan menjadikan siswa memiliki interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Seperti kegiatan bersih-bersih kelas, mendaur ulang sampah, membuat kompos dari sisa-sisa sampah dapat dijadikan sumber belajar oleh guru.



9



5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas masyarakat (orang tua murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat dibangun melalui proses pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan yang berkualitas merupakan modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di masa depan. 6. Meningkatnya



partisipasi



dan



peran



serta



masyarakat



dalam



penyelenggaraan program-program sekolah sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang dalam Rencana Kerja Jangka Meningah dan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS).



B. Hasil Yang Dicapai Dari Strategi Yang Dipilih Pemecahan masalah meliputi dua hal yaitu: (1) pengembangan lingkungan



sekolah



yang



mencakup:



Penataan



dan



Pengembangan



Lingkungan Sekolah dengan program adiwiyata sekolah dan (2) pencapaian standar nasional pendidikan melalui penguatan manajemen lingkungan sekolah dalam bentuk program adiwiyata sekolah. Langkah-langkah yang digunakan melalui empat tahap kegiatan yaitu: (1) perencanaan program, (2) sosialisasi program, (3) pelaksanaan program, dan (4) evaluasi program. Adiwiyata merupakan kegiatan menyediakan fasilitas ketersediaan bangunan sekolah yang sehat, lapangan bermain, pepohonan rindang, sistem sanitasi dan sumur resapan air, tempat pembuangan sampah, dan lingkungan sekitar sekolah yang mendukung. Kondisi tersebut selain berfungsi sebagai pendukung keasrian dan keindahan sekolah, juga berfungsi sebagai pendukung keterlaksanaan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Adiwiyata merupakan salah satu kegiatan 7 k yang menjadi salah satu tanggung jawab Layanan khusus yaitu keamanan, kebersihan, keimanan kekeluaargaan, kerindangan, kerapihan, keindahan. Untuk mendukung keberhasilan program Adiwiyata sekolah, terdapat beberapa hal (sub program) yang secara serius dikembangkan, antara lain: (1) Peningkatan kompetensi kinerja petugas layanan khusus (tukang kebun dan petugas kebersihan); (2) Menyusun langkah-langkah pelaksanaan program adiwiyata sekolah; (3) Melibatkan pihak-pihak terkait, baik dari dalam dan 10



luar sekolah dalam mendukung keberhasilan program Adiwiyata sekolah; dan (4) Melakukan evaluasi dampak keberhasilan program Adiwiyata sekolah terhadap ketercapaian 8 Standar minimal pendidikan. Selanjutnya diuraikan masing-masing subprogram di atas secara rinci sebagai gambaran dukungannya terhadap ketercapaian program Adiwiyata sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja petugas layanan khusus yang secara simultan berdampak pada tingginya keberhasilan program pendidikan dan pembelajaran di SMAN 1 Torjun. Pelaksanaan program Adiwiyata ini dilaksanakan dalam jam kerja. Sehingga, dari segi kuantitas waktu, praktis membuat SDM ini tercapai dalam kehadiran di sekolah. Untuk mengukur peningkatan kinerja petugas layanan khusus melalui program unggulan Adiwiyata ini disediakan format daftar hadir yang dipakai sebagai acuan penilaian keaktifan petugas layanan khusus di sekolah. Di sediakan pula format laporan kegiatan sebagai acuan penilaian seberapa tinggi produktifitas tenaga layanan khusus di SMAN 1 Torjun mengalami peningkatan. Sebelum pembahasan program Adiwiyata sekolah dalam forum rapat koordinasi, hal yang dilakukan adalah pendekatan dan perhatian khusus dengan petugas layanan khusus seperti petugas bagian kebersihan. Perhatian yang ditunjukkan ini ternyata memberi semangat baru pada petugas layanan khusus hal ini terbukti adanya peningkatan komunikasi, sharing saat rapat koordinasi, memberi masukan bahkan kritikan tentang kinerja dan kebijakan sekolah, keterbukaan inilah yang membuat personel memberanikan diri untuk menyampaikan gagasan ini. Hasil yang dicapai dari program Adiwiyata sampai dengan saat ini ialah: 1. Pembenahan dan peremajaan taman-taman untuk keindahan dan keasrian lingkungan sekolah yang lebih baik. 2. Guru memanfaatkan taman dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa 3. Pembiasaan siswa dalam program Jumat Bersih 4. Pengolahan sampah organik menjadi kompos 11



5. Pembelajaran yang menyenangkan dilakukan diluar kelas. 6. SMAN 1 Torjun sering digunakan sebagai tempat kegiatan baik kegiatan tingkat kecamatan, Kabupaten maupun tingkat provinsi. Program



penataan



lingkungan



melalui



budaya



adiwiyata



ternyata



memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja 8 standar pendidikan. Pembelajaran menjadi semakin menyenangkan dengan keindahan lingkungan dan taman-taman yang ada. Komitmen pendidik dalam pemanfaatan taman sebagai sumber belajar, mampu meningkatkan kesadaran mereka untuk turut serta menjaga, memelihara, dan merawat taman sekolah. Meningkatnya komitmen pendidik juga diiringi oleh semakin tingginya komitmen warga sekolah yang lain seperti tenaga pendidik dan siswa. Budaya keterbukaan dalam pengelolaan program Adiwiyata sekolah, berdampak lebih luas terhadap pengelolaan program secara keseluruhan. C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi Yang Dipilih Dalam pelaksanaan pengembangan budaya adiwiyata tidak selamanya berjalan seperti yang direncanakan. Ada beberapa faktor kendala dan penghambat dalam keterlaksanaan program yaitu: (1) masih kurang matangnya tahapan perencanaan program, terutama dampak psikologis, sosial, dan kultural yang perlu dibuat lebih terarah dan terukur lagi; (2) perluasan hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak luar kurang maksimal dilaksanakan; dan 3) sosialisasi kurang maksimal dilaksanakan, terutama kepada masyarakat D. Faktor-Faktor Pendukung Keterlaksanaan program pengembangan adiwiyata yang baik tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung. Adapun faktor-faktor pendukung program yaitu: (1) ketersediaan lahan yang sangat luas untuk dikelola lebih lanjut menjadi lingkungan fisik sekolah; (2) kesesuaian program dengan Adiwiyata yang juga menjadi unggulan sekolah; (3) dukungan dan kesesuaian visi, misi, dan program sekolah dengan program ini; dan (4) dukungan dari warga sekolah dan masyarakat terhadap program ini. 12



E. Alternatif Pengembangan Dalam pengembangan budaya adiwiyata, alternatif yang dapat dikembangkan Dengan cara melakukan kemitraan dan kerjasama dengan pihak-pihak luar seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan di sekolah seperti pengadaan pembibitan, pengadaan dan bantuan sarana prasarana seperti gerobak kebersihan, biopori, tempat sampah dan komposter.



13



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Program pengembangan budaya adiwiyata ternyata memberikan dampak positif dalam peningkatan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, demikian juga dengan kinerja 8 standar pendidikan. Meningkatnya komitmen pendidik juga diiringi oleh semakin tingginya komitmen terhadap tupoksi. Budaya keterbukaan dalam pengelolaan program Adiwiyata sekolah, berdampak lebih luas terhadap pengelolaan program secara keseluruhan. Motivasi yang timbul secara internal yaitu ketika program adiwiyata terwujud, maka sekolah akan menjadi tempat pembelajaran/ menuntut ilmu yang ideal, nyaman, asri, sejuk dan menyenangkan. Kemudian akan terwujud perilaku/ budaya seperti bersih, hemat, rajin, disiplin, jujur, bertanggungjawab, santun dan lain-lain. Kedua, motivasi yang timbul secara eksternal yaitu sekolah akan menjadi sebuah lembaga penyadaran masyarakat dan warga sekolah.



B. Rekomendasi Operasional Untuk Implementasi Temuan Best Practices ini hanya sekelumit pengalaman terbaik yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam pengelolaan sekolah bagi sekolah lain dalam pengembangan budaya adiwiyata di sekolah. Program ini dapat dikembangkan kembali dalam kegiatan yang inovatif bagi pengembangan sekolah antara lain : 1. One Man One Rubbish (satu orang satu sampah), yaitu memungut minimal satu sampah oleh setiap orang di setiap tempat dimanapun berada. 2. One Man One Tree (satu orang satu pohon), ketika ada pendaftaran siswa baru, liburan sekolah atau momen tertentu seluruh warga sekolah (siswa, guru dan karyawan) wajib untuk membawa 1 pot yang berisi tanaman untuk dikumpulkan di kebun sekolah.



14



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. BPS, “Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia”, www.data.go.id, 12 Mei 2015 Bahcri, Samsu l. T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri Negara-Negara dam Budayanya. Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008. Bunga Rampai, Perundangan Lingkungan Hidup. Tangerang: Pustaka Widyatamm, Cet. Kedua, 2006. Dwi,Yanti Rahmah, Sjamsir Sjamsuddin, Riyanto, “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi Kasus pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2, No 4, Hal 753-757 Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pres, 2008.] Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2011. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. Irwan, Zoer‟aini Djamal. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012. Eddy Karden Sontang Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan, Cet. Ketiga, 2009. Migristine, Rinrin. Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2009. Nugraha, Adrian R. Menyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah. Bekasi, 2009. Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008. Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana, 2008. Salim Emil, Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT.Pustaka LP3ES, 1993.



15



DOKUMENTASI MENUMBUHKAN GENERASI PEDULI LINGKUNGAN MELALUI BUDAYA ADIWIYATA



Gambar 1. Pengadaan tanaman hias untuk taman sekolah



Gambar 2. Green House Sebagai Sumber Belajar Siswa



DOKUMENTASI MENUMBUHKAN GENERASI PEDULI LINGKUNGAN MELALUI BUDAYA ADIWIYATA



Gambar 3. Pengolahan Sampah Organik menjadi Kompos



Gambar 4. Menumbuhkan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan pembibitan 17



DOKUMENTASI MENUMBUHKAN GENERASI PEDULI LINGKUNGAN MELALUI BUDAYA ADIWIYATA



Gambar 5. Kegiatan pembelajaran di luar kelas



Gambar 6. Kegiatan Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman 18