Bina Muda 2021 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

0|P a g e



PENGURUS PUSAT PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA TORAJA Gedung Pemuda Antonie Aris Van de Loosdrecht Jln. Dr. Sam Ratulangi 60, Rantepao 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] Website: www.bps-gerejatoraja.org Facebook Grup: PPGT - Kader Siap Utus Instagaram: PPGTKSU_ORG Youtube : PPGT KSU



Penyunting: PP.PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas Cet.-Toraja: Sulo, 2021 Hlm; 14,85 x 21,5 cm



Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao PT. SULO Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 66 Rantepao 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan Tlp (0423) 25020, 21024; Faks (0423) 21024. E-mail: [email protected]



1|P a g e



BINA MUDA Edisi ke-13 Tahun 2021



BAHAN KHOTBAH TAHUN 2021



Penyunting: PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas



Cover Design : Paulus Pongdatu



Setting & Layout : PP PPGT Bidang Karakter & Spiritualitas



Penulis : Pdt. Marga Sisong, Pdt. Joice Triana Manda, Pdt. Sherly, Pdt. Ruth Bungatasik, Pdt. Yusran Lobo’, Pdt. Grisilia Isabella Madao, Pdt. Adi Supriadi Mahendra, Pdt. Frans Pangrante, Pdt. Richard Reynold Mapandin, Pdt. Sari Bunga Butungan, Pdt. Demma Tande Allo Linggi, Pdt. Frederick Polis Paluttu, Prop. Rappan, Pnt. Jery Parimba, & Pnt. Paulus Pongdatu 2|P a ge



PENGANTAR Dari ruang editor di Rumah Tercinta, Gedung Pusat Pelayanan Pemuda Anthonius Aris van de Loosdrecht, kami menyapa semua rekanrekan dan semua warga PPGT di seluruh penjuru Nusantara tercinta hingga di luar gugusan Kepulauan Sabang sampai Merauke. Kita patut menaikkan ungkapan syukur kepada Dia, Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala dan Pemilik persekutuan ini. Sebab dalam perkenanNyalah sehingga sekalipun dalam kondisi pandemi covid19 dimana kita harus menjaga jarak satu dengan yang lain tetapi bahan pelayanan ini dapat rampung dan selesai dengan baik. Tentu harapan kita bersama kita menggunakan buku ini secara bertanggungjawab baik itu melalui persiapan dan perenungan mendalam sebelum disampaikan kepada semua rekan-rekan muda. Kami percaya, bahwa kemampuan berteologi kita secara kontekstual dan kontemporer sudah dapat diandalkan untuk lebih memperkaya dalam melaksanakan Firman Tuhan setiap hari. Sebab itu, kami mempercayakan isi Buku Bina Muda ini untuk di bagikan dengan penuh iman dan kasih kepada siapa saja yang membutuhkannya. Atas nama Pengurus Pusat Persekutuan Pemuda Gereja Toraja, kami menyampaikan terima kasih kepada semua rekan-rekan Penatua/Diaken, Proponen dan Pendeta, yang menjadi Kontributor Bina Muda 2021 ini. Jerih-lelah rekan-rekan semua selama tiga hari di PSP Tangmentoe kini dapat dinikmati oleh semua warga Gereja, khususnya Pemuda. Sebab itu, Tuhan akan terus menambahkan kemampuan berkarya dan melayani bagi rekan-rekan semua. Demikian juga kami sampaikan ungkapan terima kasih kepada orang tua kami yang terkasih, Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja (Khususnya Ketua V Bidang OIG, Ketua I BPWG-PI dan jajaran, serta Bendahara Umum), yang telah sepenuh hati dan dalam iman yang tulus, mendukung generasi muda Gereja Toraja melalui Pelayanan Firman Tuhan ala Bina Muda. Tuhan memberkati Bapak/Ibu sekalian dalam tanggungjawab pelayanan bersama keluarga. Kami sangat yakin, bahwa dalam Kuasa Roh Kudus, Bina Muda Edisi ke-13 Tahun 2021 ini akan membawa dampak positif dan signifikan bagi pertumbuhan iman warga Gereja Toraja di manapun juga. Imanuel! PENGURUS PUSAT PPGT PERIODE 2018-2023 Cq. Bidang Karakter dan Spiritualitas 3|P a ge



PETUNJUK PENGGUNAAN BINA MUDA PPGT TAHUN 2021 Sebelum menggunakan buku ini, beberapa hal penting untuk diketahui oleh rekan-rekan pelayan terkait dengan Buku Khotbah/Renungan Pemuda Tahun 2021 adalah: 1. Struktur Tulisan Tulisan Bina Muda 2021 ini, terdiri dari paragraf terbatas, yakni paragraf 1 untuk pendahuluan khotbah, paragraf 2 untuk isi/kajian teks, dan paragraf 3 (dan atau 4) untuk aplikasi khotbah/renungan. Demikianlah Struktur dan Pola Khotbah Bina Muda kita di Tahun 2021. 2. Kalimat Dicetak Tebal Jika dalam paragraf tulisan terdapat kalimat dicetak tebal, maka itu berarti kita sedang menemukan kalimat yang merupakan penekanan Pengakuan Gereja Toraja (PGT). Hal ini sejalan dengan komitmen Gereja Toraja untuk terus menghidupi PGT dalam setiap aktivitas warga jemaat, termasuk pemuda. Ada beberapa tulisan yang telah mencantumkan langsung sumbernya dalam PGT, namun ada juga yang tidak. Dengan demikian, yang tidak tercantum berarti harus dicari tahu oleh pemimpin/pengkhotbah sebelum menyampaikan khotbahnya! 3. Rencana Aksi, Pertanyaan Refleksi dan Komitmen Doa Hampir sama seperti edisi sebelumnya, setiap renungan dalam Buku Bina Muda ini akan dilengkapi dengan Rencana Aksi, Pertanyaan Refleksi dan Komitmen/Doa. Hal ini dimaksudkan agar warga PPGT selalu berusaha untuk mewujudkan Firman Tuhan melalui tindakan nyata mereka. Jika ada tulisan yang tidak mencantumkannya, maka para pelayan harus memperhatikan dan membuatnya. 4. Singkatan Utama Singkatan untuk kitab-kitab dalam Alkitab disesuaikan dengan aturan baku LAI, tetapi beberapa singkatan penting dalam buku ini adalah misalnya: - Bdk. : Bandingkan - Ay. : ayat - Dll. : Dan Lain-lain. Selamat Melayani Tuhan melalui Pemuda! 4|Pa g e



03 - 09 Januari 2021 DUKA MENJADI SUKA (Yeremia 31:7-14) Tujuan: Pemuda percaya bahwa Allah pasti akan memulihkan hidupnya dari keterpurukan karena wabah penyakit dan bencana lainnya.



Mengerjakan pekerjaan yang berat itu butuh kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu hanya dapat terjadi jikalau ada yang bersedia membantu kita. Misalkan ketika kita mengangkat lemari yang berat dan ada yang membantu, tentu dapat mengangkatnya. Demikianpun ketika kita dalam masalah dan pergumulan. Ketika ada sahabat yang bersedia mendegar apalagi jika memberi solusi atau jalan keluar, maka kita akan sangat tertolong. Pasal 31 ini berisi nubuatan Yeremia tentang pemulihan di masa depan dan penebusan baik Israel (Kerajaan Utara) maupun Yehuda (Kerajaan Selatan). Bangsa Israel dan Yehuda saat itu mengalami penderitaan dalam pembuangan di Babel, namun kasih Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Yeremia diutus dan dipakai oleh Allah untuk memberitakan pembebasan dan menegaskan bahwa : “Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umatKu” (ay. 1). Allah tidak berdiam diri atas apa yang menimpa umat Israel tetapi Dia tetap mengingat bahwa Israel adalah bangsa yang dikasihiNya. Ada saatnya bangsa Israel akan bersorak-sorak dan bersukaria karena Tuhan akan membawa mereka kembali ke tempat dimana mereka semula hidup dengan sukacita (ay. 7-9). Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! (ay. 10). Cara Allah menyatakan kasihNya ditunjukkan dengan kembali mengumpulkan umatNya yang telah tercerai berai dan memberi sukacita. Apa yang dinubuatkan Yeremia mencakup pemulihan orang Yehuda dari Babel yang akan terjadi pada waktu dekat dan berbagai peristiwa yang jauh di depan yang berkaitan dengan Mesias pada akhir zaman, saat Kristus akan memerintah atas umatNya (PGT Bab VIII). Yeremia meyakinkan para buangan Yehuda yang menghadapi masa depan yang rupanya tanpa harapan. Namun Yeremia menegaskan bahwa umat pilihan Allah 5|P a g e



tidak akan musnah, suatu sisa akan tetap ada dan melalui mereka Allah akan melaksanakan kehendakNya bagi dunia. Di tengah penghukuman umatNya, Allah memperlihatkan kasih setiaNya. Allah akan menggenapi janjiNya ini dengan kedatangan Yesus Kristus yang menjadi keselamatan bagi umatNya. Sahabat muda, banyak pergumulan hidup yang sering kita alami misalnya kehilangan orang yang dikasihi, dikhianati seseorang, mengalami kegagalan dalam study atau pekerjaan, bergumul karena sakit dan berbagai bencana lainnya yang membuat kita sedih, kecewa, sakit hati, putus asa, bahkan mengalami keterpurukan. Namun kita harus sadar bahwa sebagai umat Allah yang diutus ke dalam dunia kita hanyalah penumpang dan pendatang yang berada di dalam dunia tetapi bukan dari dunia. Karena itu kita harus rela menderita apabila dunia membenci dan menganiaya kita sebagai tanda kesetiaan kita kepadaNya karena kekuatan kita teletak di dalam kemenangan Tuhan (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3). Penderitaan yang menimpa kita bisa saja membuat kita kehilangan pengharapan dan mengambil keputusan yang salah, bahkan mendorong untuk mengambil jalan pintas (bunuh diri, dsb.). Namun sebagai anak-anakNya kita harus mempercayakan hidup kita kepadaNya dan yakin akan janji Tuhan bahwa: “..duka mereka Kuubah menjadi kesukaan, kesedihan Kuubah menjadi kebahagiaan.” (ay. 13). Dia pasti akan memulihkan hidupmu dari keterpurukan itu. Amin. Pertanyaan Reflektif: Ketika mengalami pergumulan dalam hidup ini, mampukah kita meyakinkan diri kita bahwa kasih setia Tuhan akan memberikan pertolongan pada waktunya? Doa: Tuhan aku percaya bahwa Engkau Allah yang mengasihiku dan pasti memampukanku dalam menghadapi setiap perkara dalam hidup ini. Bersama Tuhan aku dikuatkan. Amin.



6|Pa g e



10 – 16 Januari 2021 LOADER REMOTE MINEGAME (Markus 1:1-8) Tujuan: Pemuda menyadari bahwa hdup dan kekuatannya d ikendalikan sepenuhnya oleh Roh Kudus.



Loader remote minegame adalah alat pengendali jarak jauh untuk mesin pertambangan yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia di Papua. Dengan alat ini, pekerja dimungkinkan untuk mengoperasikan loader (atau alat berat untuk memuat hasil galian tambang) dari dari permukaan bumi ke jauh dalam tanah. Selain dapat meningkatkan produksi serta kerja yang lebih efektif dan efisien, remote ini juga dapat menjamin dengan baik aspek keselamatan dari para pekerja tambang. Dengan itu, seseorang dapat melakukan pekerjaan yang besar dengan mengunakan alat yang sangat kecil. Sebagai nabi, Yohanes melakukan apa yang memang telah dinubutkan kepadanya oleh nabi sebelumnya, yakni Yesaya dan Maleakhi (ay. 2,3). Dia adalah nabi yang sangat berani menyerukan pertobatan dan pengampunan dosa kepada banyak orang karena kuasa dari Tuhan. Selain itu dia tidak takut mengkritik pemimpin agama Israel, misalnya ketika ia mencela Herodes Antipas atas pernikahannya yang tidak sah dengan Herodias (Mat. 14:4). Dia mempu melakukan pekerjaan yang besar sebab hidupnya telah diserahkan kepada TUHAN untuk dipakai menjadi alat-Nya (Luk. 1:13-17). Yohanes Pembaptis tampil dari padang gurun sebagai orang yang diutus TUHAN, yang tidak mencoba melepaskan atau pun mengubah identitas padang gurun yang ada padanya ketika menyerukan pertobatan kepada banyak orang (ay.5). Walau pun pekerjaan yang dilakukan adalah suatu yang besar namun dia merasa hal itu masih sangat tidak sebanding dengan karya TUHAN sendiri (bdk. ay. 7). Kita semua adalah alat di tangan Tuhan untuk maksud tertentu yang telah dirancangkan-Nya. Semua alat hanya menjadi penting karena pemiliknya. Oleh karena itu, sehebat pun kita, sebagai alat kita tidak akan berdaya tanpa kuasa dari TUHAN. Maksudnya ialah bahwa kita semua hanya menjadi penting dan berharga karena TUHAN adalah 7|Pa g e



pemilik kita. Kita telah menerima tugas panggilan dan tanggung jawab sebagai orang percaya di dunia ini. Kita dipanggil sebagai pekerja (di rumah, di kebun, di sawah, di kantor, di perusahaan dan di mana saja) atau sebagai pelajar (siswa atau mahasiswa), tentu saja untuk menampakkan kehidupan dalam kebenaran. Namun hal itu tidak mungkin dapat kita lakukan tanpa penyerahan diri kepada TUHAN untuk dituntun melalui Roh Kudus.1 Walaupun sekarang ini, dunia memandang bahwa pengetahuan dan kemajuan teknologi sebagai yang memiliki peran besar dalam mengendalikan hidup manusia yang ada di dalamnya. Bahkan, dalam pandangan dunia, tanpa modal: uang dan teknologi maka keberhasilan dalam tugas dan kerja akan sulit tercapai. Manusia kemudian terjebak untuk membanggakan dirinya atas hal yang mereka telah hasilkan bagi dunia. Man behind machine and technology: manusia di balik mesin dan teknologi. Namun sebagai orang percaya, hidup kita dikendalikan sepenuhnya melalui penyerahan diri yang menyeluruh (total) kepada kuasa dan tuntunan Allah melalui Roh Kudus. Kebergantungan kita bukanlah kepada modal: materi dan teknologi, tapi kemurahan-Nya.2 Seperti kuasa Allah menuntun Yohanes Pembaptis hidup di padang gurun. Penyerahan diri kepada kuasa Allah melalui Roh Kudus-Nya, tidak hanya akan mengendalikan cara kita melakukan tugas dan pelayanan tapi cara kita melihat dunia ini (hati dan pikiran). Kita bukanlah robot yang tidak memiliki perasaan seperti seperti Loader yang dikendalikan dengan remote, tetapi sebaliknya kita sepenuhnya diberi kesadaran oleh Roh Kudus untuk melihat kekurangan dan keterbatasan kita sendiri sebagai manusia3 sehingga hal itu harusnya membuat kita semakin bergantung kepada kasih-Nya untuk senantisa memohon pengampunan hari demi hari, serta melihat dunia yang telah dikuasai oleh materialisme dan keegoisan. Selamat menjalani hidup di Tahun 2021 dalam kendali kuasa Roh Kudus. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Mengapa orang cenderung untuk mengandalkan materi dan teknologi dalam hidup pada masa sekarang? 1



Pengakuan Iman Gereja Toraja Bab IV (9) PIGT Bab V (2-4) 3 idem 2



8|P a g e



2. Bagaimana kita mengatasi dorongan untuk mengandalkan diri sendiri serta matari atau pun teknologi lalu bergantung pada kemurahan Allah sepenuhnya dalam tugas dan pelayanan? Doa: Terima kasih atas pertolongan Bapa dalam setiap tugas dan pelayanan yang kami terima kiranya jauhkanlah kami dari sikap untuk mengandalkan diri sendiri, namun kiranya kami menyerahkan diri pada kendali Allah melalui Roh Kudus setiap hari agar jangan kami seperti dunia ini. Amin.



9|P a g e



17 - 23 Januari 2021 LOVE, POWER AND BLESSING (Mazmur 136:1-6) Tujuan: Pemuda memahami bahwa hidupnya bergantung pada tuntunan Tuhan.



“Say Thank You” adalah sebuah bentuk ungkapan syukur ketika kita menerima sesuatu dari seseorang entah itu benda ataupun perbuatan. Akan tetapi tak jarang juga kata ini sulit kita kemukakan, sebab kita berpikir hal yang kita terima adalah hal yang biasa-biasa saja sehingga kita tidak perlu berterimah kasih atau mengucap Syukur. Menarik bacaan Mazmur 136 ini adalah bentuk pujian penyembahan Ucapan syukur umat kepada Sang Pemberi kehidupan. Dalam Pujian ini umat menyatakan Karya Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka, bagaimana Allah telah bekerja dalam kehidupan umat begitu luar biasa secara khusus yang dialami Umat Israel, Allah membebaskan umat-Nya dari perbudakan dan menaklukan Musuh-Nya (ay. 10-15). Merefleksikan semua ini, umat mengangkat Pujian syukur yang sungguh luar biasa kepada Tuhan. Mazmur pujian ini dibuka dengan ajakan untuk bersama-sama bersyukur kepada Tuhan. Tiga kali penyataan rasa syukur kepada Tuhan diungkapkan (ay. 1-3). Hal ini menyatakan bahwa ungkapan yang mereka naikkan adalah ungkapan yang sungguh-sungguh, tegas, tulus dan penuh rasa hormat atas Kuasa & Kasih Allah yang boleh mereka nikmati dan alami. Tidak hanya sampai di situ saja, pembacaan kita juga menjelaskan dan menegaskan soal Kasih Setia Tuhan yang kekal. Hal ini ditegaskan berulang-ulang mulai dari ayat pertama hingga ayat terakhir akhir pembacaan kita untuk menandakan bahwa Kasih setia Tuhan ini berlaku sungguh-sungguh, kasih Allah ini adalah kasih yang tidak pernah berhenti, kasih yang tidak berubah, Kasih yang tulus/ikhlas, serta kasih yang Paripurna dalam perjalanan hidup umat-Nya. Beragam keadaan kehidupan kita jalani, tahun 2020 kita digoncangkan oleh virus corona (covid-19) yang sampai hari ini terus menghantui kita, menjadi pergumulan kita. Tidak hanya sampai di situ, 10 | P a g e



berbagai tantangan kehidupan terus hadir yang bisa menggoncang kehidupan kita anak muda Tuhan. Dalam perjalanan hidup kita ditengahtengah banyaknya tantangan dan persoalan hidup hingga hari ini, hanya satu yang bisa membuat kita kokoh dan bertahan yaitu kasih & kuasa Allah yang kekal. Sebagaimana Allah menyatakan kebaikan dan kasihNya yang kekal kepada umat Israel, Allahpun menyatakan kasih dan kebaikan-Nya kepada kita anak muda kepunyaan-Nya. Kalau kita melihat kembali perjalanan hidup kita yang penuh dengan pencobaan dan tantangan yang luar biasa tentu semua tidak mudah, namun sampai hari ini kita bisa ada, sehat, kuat bahkan berkumpul bersama keluarga dan sahabat semua karena berkat, kebaikan dan Kasih Allah. Tentu hal inilah yang sekaligus mengaskan kepada kita bahwa “Allah itu adalah satusatunya sumber kehidupan, berkat dan kebaikan. Hanya Dialah yang boleh disembah” (Pengakuan Gereja Toraja Bab 1 butir 2). Tidak hanya sampai disitu saja, kalau Tuhan Allah menyelamatkan umat Israel dengan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, maka Kasih Allah pun telah membebaskan kita dari perbudakan dosa lewat Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit untuk memenangkan kita (PGT 4 butir 5: “Yesus Kristus menanggung kutuk murka Allah atas dosa kita melalui penderitaan dan kebangkitan-Nya, semua itu dilakukan-Nya untuk menebus kita dan menyelamatkan kita). Kasih Allah itu sungguh besar dan kekal. Dari dulu, sekarang bahkan seterusnya di sepanjang perjalanan kehidupan kita. Hal ini menjadi jaminan pengharapan bagi kita menjalani hidup selaku anak muda Tuhan untuk dapat menjawab persoalan dengan hidup berserah penuh kepada Tuhan, sehingga tekanan seberat apapun itu mampu kita jalani/lalui bersama dengan Tuhan sebab kasih Tuhan yang kekal bersama-sama kita, kebaikan Tuhan akan terus kita nikmati. Tugas kita adalah mempercayakan seluruh keberadaan hidup ini hanya kepada Tuhan satu-satunya sumber Kebaikan, Kasih & Berkat. Minggu ini adalah minggu Epifani (waktu dimana orang-orang majus mencari Sang Raja yang akan memulihkan kondisi meraka). Raja yang diharapkan itu ada dalam diri Yesus Kristus yang hadir memulihkan segala bentuk keadaan kehidupan kita. Kepada Raja itulah kita mempercayakan seluruh keberadaan kita, sebab melalui penyelamatan yang dikerjakan-Nya, Dia menyatakan kasih dan berkat yang kekal kepada kita. Dengan demikian, maka dalam perjalanan hidup kita pun tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada Tuhan. Rasa 11 | P a g e



syukur kita mesti kita nyatakan dengan penuh semangat dan sungguhsungguh dihadapan Tuhan. Dan salah satu bentuk ungkapan syukur kita adalah dengan menggunakan hidup kita sebaik mungkin selaku anak muda Tuhan, tanpa harus putus asa menghadapi banyaknya persoalan yang akan timbul di dalamnya. Tuhan pasti menolong kita semua. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Mengapa kita sulit merasakan dan mensyukuri kebaikan, kasih dan kemurahan Tuhan? 2. Dalam Hal-hal apa saja kita seharusnya bisa merasakan kebaikan, kasih & berkat Tuhan? Doa: Terimakasih Tuhan Engkau sungguh baik kepada kami. Kami boleh menikmati kebaikan dan kasih sayang Tuhan di sepanjang kehidupan kami. Mampukanlah kami untuk terus hidup mengandalkan Tuhan serta terus berserah hanya kepada Tuhan saja. Bantu kami dalam mengaminkan kebaikan Tuhan yang akan kami alami dalam kehidupan kami selanjutnya. Serta tolonglah juga kami melalui Kuasa Roh KudusMu untuk menghidupi Firman yang telah kami baca dan kami dengarkan hari ini. Kami berdoa di dalam Tuhan Yesus.. Amin.



12 | P a g e



24 - 30 Januari 2021 BERGERAK KE ARAH YANG DIKEHENDAKI TUHAN Ke’de’ Ma’palulako Lalan Napadulluanni Puang (1 Korintus 7:29-34) Tujuan : Pemuda berani bergerak dari kebiasaan duniawi yang menjebaknya ke dalam dosa.



Kekuatiran adalah hal yang paling meresahkan dalam kehidupan manusia. Situasi khawatir membuat langkah seseorang menuju masa depan menjadi tidak pasti. Ada banyak hal yang membuat orang khawatir, namun biasanya yang paling besar jika itu menyangkut kebutuhan dasar seperti khawatir tidak punya makanan untuk dimakan, khawatir kekurangan uang, bahkan khawatir akan ditinggalkan orangorang terdekatnya. Banyak orang lalu fokus kepada kekhawatiran duniawi, fokus mencari makan, fokus mencari uang, memanjakan kehidupan dengan oang-orang dekatnya, dan akhirnya menjadi serakah dan mengorbankan orang lain. Tetapi sebaliknya tidak sedikit orang yang lalu meninggalkan harta dan kekayaannya untuk kemudian lebih berfokus untuk berbagi dengan sesamanya. Seseorang bernama Jack Ma misalnya. Dia adalah pemilik Alibaba Group (sebuah perusahaan bisnis internet dari Tiongkok yang paling dikagumi di dunia) yang memiliki kekayaan lebih dari 500 trilyun rupiah, yang pada akhirnya mundur dari perusahaan yang dibangunnya untuk lebih focus pada kegiatan amal dan pendidikan. Kisah menarik dalam pembacaan Alkitab kita saat ini pun sesungguhnya berbicara tentang kekhawatiran. Pengandaian dalam ayat 29, menjadi penekanan yang sangat tegas untuk tidak khawatir, bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Ayat 32 menekankan lagi untuk jangan khawatir, fokuskan hidup ini kepada perkara Tuhan. Memang perikop ini bukan dalam rangka untuk kita mengabaikan perkara duniawi, mengabaikan orang terdekat kita, hidup seadanya, namun sebagaimana dikatakan “waktu telah singkat”, maka fokuslah kepada Tuhan, janganlah engkau dikalahkan oleh kehawatiran duniawi. Pengakuan Gereja Toraja yang kita aminkan bersama dijelaskan dalam sebuah kalimat penting bahwa “Allah berfiman kepada manusia yang 13 | P a g e



ditebus, dikuduskan, dan dipanggil menjadi Umat Allah untuk disuruh ke dalam dunia bagi pekerjaan penyelamatan menuju zaman akhir”. Ada tugas yang diberikan oleh Allah kepada kita Umat yang telah ditebus oleh Yesus Kristus. Tugas ini tidak boleh terabaikan oleh kekhawatirankehawatiran duniawi, sesuatu yang pada dasarnya fana, terbatas dan pada akhirnya menjadi sia-sia. Perikop ini mau menekankan kepada kita untuk focus kepada perkara Tuhan yakni keselamatan yang telah kita genggam di dalam iman kita kepada Yesus Kristus. Pemuda yang dikasihi Tuhan. Bergerak kea rah yang Tuhan kehendaki menjadi pokok perenungan kita berdasarkan perikop ini. Masa muda menjadi masa yang penuh dengan ambisi, diri lebih dominan bergerak kemana hati inginkan. Disinilah letak tantangan kehidupan kita, apakah kita mau bergerak kemana hati kita inginkan, atau mau bergerak kemana Tuhan inginkan. Ada banyak kehawatiran duniawi yang dapat menggiring kita kepada kehendak hati yang dapat membuat kita binasa. Tapi Tuhan pun selalu membuka tangannya bagi kita untuk mengendalikan hidup kita kemana Tuhan kehendaki, dan di dalam kehendak Tuhan itu ada keselamatan yang kekal. Hidup ini tidak melulu untuk mencari makan, memuaskan keinginan hati hanya oleh karena ketakutan dan kehawatiran. Hidup ini pun adalah tentang mencari makna, untuk apa kita hidup dan kemana tujuan hidup kita. Hanya di dalam Yesus ada kepastian, letakkanlah kehidupan kita dalam kendali sepenuhnya oleh Tuhan. Pertanyaan Reflektif: 1. Apa hal yang paling membuat anda khawatir saat ini? Renungkanlah, apakah kehawatiran itu tidak sedang menguasai dirimu? 2. Seberapa banyak anda memberi waktu untuk bergumul dengan Tuhan tentang hidup anda? Doa: Ya Tuhan, berikanlah aku hikmatMu untuk tidak dikalahkan oleh kehawatiran duniawi. Aku ini masih muda, masih sangat gampang diombang-ambingkan oleh perkara-perkara duniawi. Buatlah aku berada sepenuhnya dalam kendaliMu, Tuhan. Biarlah diriku mampu mengalahkan keinginan hati hanya oleh karena pertolonganMu. Amin.



14 | P a g e



31 Januari – 06 Februari 2021 PERGUMULANMU AKAN KUTANGGUNG (Ulangan 18: 9-22) Tujuan: Pemuda mendengarkan para hamba Tuhan dan mencari solusi pergumulannya hanya kepada Tuhan.



Sahabat muda yang dikasih Tuhan Di zaman ini, orang berlomba-lomba menunjukkan kehebatan dan kemampuannya kepada dunia. Setiap orang berusaha untuk disebut “sukses” atau “berhasil”. Padalah, kesuksesan dan keberhasilan itu adalah wujud dari pemikiran Dunia Barat yang mempengaruhi hampir seluruh elemen kehidupan kita saat ini. Mungkin banyak orang di antara kita yang tidak sadar akan pengaruh pemikiran luar ini pada pola kehidupan kita saat ini. Pemuda Kristen pun menjadikan kebiasaan itu dalam kehidupannya. Bahkan dalam keberimanan kitapun dipengaruhi oleh kebiasaan berkompetisi atau berlomba. Seakan hidup ini adalah perlombaan untuk memperlihatkan kesuksesan. Dalam berkesaksian sekalipun, kita menilai cara Tuhan bekerja dalam setiap pergumulan yang kita hadapi dari sisi kesuksesan. Hampir semua kesaksia berbicara tentang bagaimana Tuhan memberikan keberhasilan. Seakan Tuhan hanya memberikan keberhasilan, kesuksesan kepada kita. Lalu pertanyaan kepada kita yang sedang dalam pergumulan; mengapa Tuhan tidak memberikan keberhasilan kepadaku? Mengapa Tuhan membiarkanku dalam kesusahan? Ataukah Tuhan sedang murka kepadaku sehingga memberikan aku kesusahan yang sangat sulit? Atau enggankah Tuhan menjamah aku? Pertanyaan-pertanyaan ini seakan menggugat kemahakuasaan Allah. Sikap ini juga tidak muncul begitu saja. Ada begitu banyak penyebabnya, dan salah satunya adalah karena kita sering mengukur pekerjaan Tuhan dengan keberhasilan. Jadi jika kita susah, sedang bergumul, kita langsung beranggapan bahwa Tuhan membiarkan kita. Akibatnya, banyak pemuda (bahkan di era milenial) yang mencari hal yang dianggap patut diandalkan agar dapat keluar dari pergumulan mereka (melalui kekuatan-kekuatan gaib atau bahkan dengan jalan pintas yang merugikan). Dalam bacaan kita, Musa mengingatkan Bangsa Israel tentang kenyataan yang akan mereka hadapi di Tanah Kanaan ketika mereka 15 | P a g e



sudah sampai di sana. Mereka diingatkan akan kebiasaan orang di Kanaan dalam mengupayakan masa depan mereka. Praktik memberikan “kurban manusia” kepada dewa-dewi, dan menyandarkan masa depan kepada kekuatan-kekuatan gaib, juga menanyakan pergumulan masa depan mereka ke arwah-arwah nenek moyang adalah kebiasaan buruk orang Kanaan (ay. 9-11) Musa mengingatkan mereka bahwa kebiasaan jika mereka mengikuti keiasaan orang Kanaan itu sehingga mereka tidak lagi mengandalkan keMahakusaan Allah, maka mereka akan dipandang keji oleh Tuhan. (ay. 12). Dan kekejian bagi Tuhan melalui kebiasaan itu hukumannya adalah kematian (Yer. 16:18). Dalam bacaan ini pula kita mendapati nubuat Musa tentang seorang nabi yang harus mereka dengarkan (ay. 15 – merujuk kepada Yosua, yang akan segera menggantikan Musa). Musa mengingatkan bahwa jika mereka memiliki pergumulan, maka suara Tuhan melalui nabiNyalah yang harus mereka dengarkan, supaya mereka tidak meninggalkan Tuhan. Kesusahan, kesulitan dan pergumulan hidup kaum muda saat ini begitu kompleks. Kehadiran berbagai fasilitas pendukung yang kita gunakan dalam keseharian kita membuat tingkat kebutuhan kita bertambah, namun sayang sekali tidak dibarengi dengan bertumbuhnya kerinduaan kita akan firman Tuhan sebagai suluh dan pedoman kita dalam menjalani kehidupan kita dalam dunia ini. Kita mencari solusi pergumulan melalui media sosial, kita menggantungkan harapan hidup kepada teknologi, bahkan kita menganggap bahwa internet adalah “segalanya”. Peradaban dunia modern telah merambah kehidupan kita, dan Firman Tuhan yang datang kepada kita kali ini, seolah-olah hendak menyatakan bagi kita dengan tegas bahwa pengaruh buruk dari kemajuan zaman ini dapat membuat kita kehilangan pengharapan kepada Allah dalam Yesus Kristus. Pergumulan dan kekuatiran akan masa depan pasti membebani pemikiran semua orang, akan tetapi yang membedakan kita dengan oran lain adalah kepada siapa kita menaruh harapan. Kepekaan kita kepada suara Tuhan dalam menuntun hidup kita harus dibangun lebih intens lagi. Salah satu caranya adalah dengan tekun membaca firman Tuhan dan meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Ingat, Tuhan adalah mahakuasa; dan dari Dialah sat-satunya sumber kehidupan dan pertolongan, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung 16 | P a g e



itu? (Matius 6:26)” 4. Sebab itu, harapanmu, masa depanmu, solusimu ada padaNya, yaitu pada Kristus. Dengarkanlah suaraNya melalui para hambaNya dan Anda akan terhidar dari kekejian di mata Tuhan. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Sudah sebarapa intens saya berkomunikasi dengan Tuhan dan berharap kepada Tuhan atas pergumulan hidup saya? 2. Dalam hal apa saya sering melupakan ke-Mahakuasaan Tuhan? Doa: Tuhan, tolonglah saya agar selalu membangun komunikasi dengan Engkau, terlebih ketika menghadapi pergumulan. Jauhkan saya dari sikap yang keji dan tidak mengandalkan Engkau. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa. Amin!



4



Bnd. Pengakuan Gereja Toraja Bab I Butir II. 17 | P a g e



07 - 13 Februari 2021 KUASA YANG MELAYAKKAN (1 Korintus 9:15-23) Tujuan: Pemuda mengandalkan kuasa Tuhan dalam melaksanakan tugas pekabaran Injil, tanggungjawab pekerjaan,pengabdian dan mengejar cita-cita.



Sahabat muda yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, sebagai anak muda, tentu di masa-masa sekarang ini kita dituntut untuk lebih berfikir secara kritis (mampu mengevaluasi dengan kebenaran), kreatif (mampu menemukan ide dan pola kerja yang baru) dan inovatif (sanggup menggabungkan hal-hal yang baru) dalam menghadapi situasi dunia. Namun pertanyaan yang akan kita renungkan kembali ialah “apakah semuanya ini sudah dan akan saya lakukan dengan mengandalkan kuasa Allah atau justru mengandalakan kuasa saya?” Tentu kita semua tahu bagaimana kehidupan Paulus sebelum menjadi pemberita Injil. Mungkin ada orang di antara kita yang nyaris seperti Paulus sebelum memutuskan untuk aktif dalam persekutuan PPGT. Walaupun perjalan hidup kita dengan Paulus sangatlah berbeda, namun Paulus dan kita adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus bukan? Lalu mengapa Paulus mampu menjalani kepercayaannya? Dalam ayat yang ke 16-17, Paulus mengatakan bahwa tidak ada yang dapat ia banggakan atau megahkan dalam dirinya tentang semua pemberitaan Injilnya, karena semua itu merupakan keharusan baginya. Paulus menyadari bahwa Allah telah menebusnya dari kehidupan yang lama, sehingga sekarang dia harus melakukan kehendak Allah sebagai bentuk ungkapan syukur atas semua itu (Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 5-6). Paulus mengirimkan surat kepada Jemaat di Korintus agar senantiasa memegang teguh Injil yang telah ia beritakan sebelumnya. Paulus percaya bahwa Injil yang ia beritakan bukanlah sebuah cerita,dongeng atau kabar yang tidak pasti melainkan yang ia beritakan ialah seseorang yang akan menolong, memberkati serta menyelamatkan umat manusia yang hidupnya berkenan kepada-Nya yaitu ”Kristus Yesus”, sebab Injil itu sendiri adalah Kabar sukacita tentang Yesus Kristus. 18 | P a g e



Paulus menyadari bahwa dia mampu melakukan semua itu bukan karena dia hebat atau kuat, melainkan karena “kuasa Allah” yang bekerja dalam dirinya. Paulus diberi hikmat oleh Tuhan agar mampu menempatkan dirinya untuk menyatakan kasih Allah ditengah-tengah pemberitaan Injilnya. Dia dikaruniai kecakapan untuk tidak membedabedakan orang, sebab itu ia percaya bahwa semua yang ia lakukan itu karena perkenaan Tuhan. Bahkan ia sangat yakin bahwa sikap yang penuh dengan keiklasan serta disertai ketaatan karena kuasa Tuhan, pasti akan mendapatkan buah yang akan mensukacitakan (ay. 23). Sahabat muda yang kekasih dalam Kristus Yesus, aktualisasi diri (memperkenalkan kemampuan diri) sangatlah penting. Sikap kritis, kreatif dan inovatif pun sangat diperlukan. Akan tetapi, yang paling penting ialah kesadaran bahwa semuanya itu boleh kita lakukan sematamata karena Kuasa Allah yang bekerja dalam diri kita. Hanya karena anugerahnya dan kuasaNya sehingga kita “mampu berbuat lebih”5. Hidup yang penuh dengan anugerah Allah ini tentu haruslah menjadi alat untuk kemuliaanNya. Pemberitaan injil adalah salah satu kewajiban bagi semua orang yang sadar akan anugerah itu. Pemberitaan injil dilakukan lewat pikiran tutur kata dan perbuatan. Salah satu sikap yang dapat dipelajari hari ini adalah kemauan untuk menghargai semua orang tanpa memandang bentuk rupa dan status orang. Sikap ini adalah sebuah bentuk pemberitaan Injil yang akan membuat masa muda kita menjadi saluran berkat bagi banyak orang demi Kemuliaan nama Tuhan. Selamat berjuang untuk Injil, Amin. Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah Allah telah menjadi satu-satunya yang berkuasa dalam kehidupan masa muda saya? 2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang saya telah lakukan sebagai bentuk pemberitaan Injil? Doa: Ya Tuhan ingatkan saya untuk hidup mengandalkan kuasaMu dan menghargai semua orang demi kemuliaanMu. Amin.



5



Pengakuan Gereja Toraja Bab III dan Penjelasannya 19 | P a g e



14 – 20 Februari 2021 SUKSES BERSAMAMU (2 Raja-Raja 2:1-18) Tujuan: Pemuda menyadari arti persekutuan memperlengkapi di dalam persekutuan.



dan



prinsip



saling



Bro and Sist... Suatu ketika, sebuah kecelakaan mobil merenggut nyawa seseorang yang bernama Lenny Robinsin. Pria paruh baya dari Kota Maryland, Amerika Serikat itu terkenal sebagai Batman (Tokoh Superhero dari Komik DC) di kota asalnya. Ia sering merawat dan menghibur anak-anak yang sedang dirawat di rumah sakit dengan mengenakan kostum Batman. Sepuluh tahun kebiasaan itu dilakukannya dengan setia. Bagi anak-anak yang pernah dihiburnya, ia selalu dikenang karena kebaikannya itu terlanjur melekat di hati mereka. Elia adalah guru, pembimbing, mentor Elisa. Selama bertahuntahun Elisa mengikuti Elia, melihat dan belajar dari dia. Dia melihat Elia seperti Superhero karena mampu melakukan mukjizat, menyelesaikan perdebatan, membawa rekonsiliasi/perdamaian. Elia telah menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk melatih dan mempersiapkan Elisa sebagai pengantinya sampai waktu ketika Elisa akan mengambil jubah kepemimpinannya. Elisa sendiri adalah tipe orang yang setia dan patuh. Ia setia dan patuh kepada seniornya, pembimbingnya, mentornya, sekaligus gurunya. Dalam hal ini, Elia merasa senang, karena dia merasa tidak salah pilih (1 Raj 19:19-21). Kesetiaan Elisa tampak dalam peristiwa perjalanannya dengan Elia. Mlalui kisah Alkitab disampaikan bahwa Elia hendak meninggalkan Elisa sebanyak tiga kali, tetapi Elisa tetap bersikeras harus tetap mengikuti Elia. Dia bahkan mengatakan akan tetap mengikutinya sampai Elia pergi terangkat ke sorga, sesuai dengan perintah Tuhan Allah. Kisah Elia dan Elisa dalam perikop ini berbicara tentang bimbingan dan proses peralihan (transisi) kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses persiapan menuju masa transisi tugas kenabian sangat menentukan sukses tidaknya sebuah pelayanan nabi di masa berikutnya. Selain itu kita juga merenungkan tentang bagaimana Elisa belajar dan mengikuti orang yang lebih berpengetahuan dan lebih bijaksana dari dia. Permintaan Elisa untuk "dua bagian roh" adalah tentang warisan rohani yaitu “semangat pelayanan” bukan 20 | P a g e



“kekuasaan”. Dia ingin melanjutkan pelayanan Elia dan bukan memulai model pelayanan yang ia ciptakan sendiri. Ini merupakan sebuah rencana pelayanan yang dilakukan dalam kerendahan hati. Sebagai umat Allah, kita memiliki peran sesuai dengan talenta dan pekerjaan kita masing-masing. Baiklah kita tetap setia memberikan yang terbaik bagi Allah melalui talenta dan pekerjaan kita tersebut. Elisa setelah terpilih untuk menggantikan posisi Elia maka ia memberikan dirinya sepenuhnya untuk melayani dengan tulus, sepenuh hati dan penuh kesetiaan. Dengan demikian maka percayalah, jika Allah memanggil kita untuk suatu tugas pelayanan, Allah akan memberikan semangat dan kasih karunia kepada kita untuk melakukannya. Dan salah satu penyemangat dari Tuhan adalah adanya orang-orang yang dapat dipakai Tuhan membimbing kita dengan benar. Kita juga dapat dipakai Tuhan menjadi mentor bagi orang lain. Dalam persekutuan, kita berjuang untuk kepentingan bersama, bukan saling sikut-menyikut (menghalangi). Persekutuan kita selaku jemaat (di mana PPGT hadir) haruslah dinamis dan terbuka, yaitu persekutuan yang mampu dipakai Tuhan untuk mengundang orang lain agar turut dalam perarakan Kerajaan Allah melalui kesaksian hidup, pelayanan dan pemberitaan Injil (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 6). Sebab itu, pada saatnya terimalah keteladanan iman dari siapapun dan jadilah inspirator iman di dalam Tuhan bagi siapapun. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Dari uraian di atas, apa sebenarnya syarat terpenting menjadi seorang pelayan Tuhan? 2. Mengapa ada saja orang yang tidak mau melibatkan dirinya dalam pelayanan di PPGT walaupun sebenarnya dia mampu? Doa: Ya Tuhan, Engkau yang memilih, mempersiapkan dan menetapkan kami untuk melayani Engkau. Ada waktunya kami belajar dari melayani Engkau melalui para senior kami. Namun yang jauh lebih penting adalah Tuhan Yesus sendiri-lah yang harus terus menerus menjadi Guru Agung kami. Dalam Nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.



21 | P a g e



21 - 27 Februari 2021 6



Andorrrle... (Mazmur 51:1-15) Tujuan: Pemuda menyadari bahwa Tuhan mengiginkan pertobatan dari dosa



Kita mungkin pernah dikejar-kejar. Dikejar anjing, dikejar orang atau dikejar oleh sesuatu yang membuat kita ketakutan. Tentu muncul perasaan cemas, kuatir bahkan mungkin membuat kita berpikiran buruk. Salah satu yang paling membuat gelisah adalah ketika kita dikejar oleh perasaan bersalah kepada Tuhan. Ya, ketika kita dikejar DOSA. Itulah yang dialami oleh sang pemazmur, dalam hal ini Raja Daud. Dia baru saja ditegur oleh Nabi Natan karena telah melakukan cara-cara kotor untuk mendapatkan Batsyeba (ay. 2). Peristiwa tersebut dapat dibaca dalam Kitab 2 Samuel 11:1-27; Daud dikuasai oleh nafsu seksual ketika melihat Batsyeba sedang mandi. Ia memanggilnya ke istana dan berlaku tidak senonoh kepadanya. Ketika Batsyeba ketahuan hamil, suami Batsyeba dipanggil dari medan perang dan disuruh pulang ke rumahnya agar tidur dengan isterinya, supaya perbuatan Daud yang terhadap Batsyeba tidak ketahuan. Tapi, Uria tidak mau pulang, dia tidak ingin bersenang-senang sementara prajurit yang lain berperang. Daud memutar otak: Uria dikirim kembali ke medan perang dan ditempatkan di garis depan agar mati terbunuh. Akhirnya, Daud dapat memperisteri Batsyeba. Andorleee.... Perasaan bersalah ini pada akhirnya membuat Daud tidak tenang, terutama setelah Nabi Natan disuruh Tuhan untuk menegurnya. Dalam situasi yang demikian, Daud menuliskan Mazmur yang sangat menyentuh hati ini: memohon pengasihan, mengakui kefanaannya sebagai manusia dan memohon pengampunan Allah. Keadilan Allah tetap berlaku, dimana Allah tidak berkompromi dengan dosa. Tetapi kasih dan pengampunan-Nya terbuka kepada Daud yang sungguhsungguh menyadari kesalahan dan dosa. Sebagai pemuda, tentu banyak hal yang harus diakui secara terbuka di hadapan Allah. Seperti Daud, dosa seksual adalah salah satu 6



Androrrrlee adalah ungkapan milenial Toraja, pelesetan dari kata Ondo’e atau O bendo’ yang merupakan sebuah ungkapan keheranan atau juga penyesalan. 22 | P a g e



godaan terbesar kita. Bahkan, semakin banyak yang menganggap dosa seksual, seperti melakukan hubungan seksual sebelum menikah adalah hal yang biasa. Di berbagai tempat, hubungan seksual di luar nikah mungkin telah semakin menjadi gaya hidup. Demikian juga di kampung, masih ada anggapan yang beredar bahwa setelah ma’parampo sudah bisa hidup berumah tangga. Assalan mangka mo diparampo, bisa miki’ padukku api. Andorlee... Mane ladipabendan tu tananan dapo’, na dibokoi’ mo tu Puang Matua.7 (Baru saja memulai kehidupan rumah tangga, Tuhan sudah ‘disepelehkan’). Banyak orang percaya tidak mengerti bahwa pernikahan dan seksualitas adalah anugerah Allah. 8 Jika kita belum jatuh, jagalah diri kita. Tapiii.. jika kita telah terlanjur jatuh, bertobatlah kepada Tuhan. Allah mengasihimu, bahkan mengasihi masa mudamu. Dia sanggup membasuh dosa-dosamu. Masakan engkau tidak mengasihi Allah dengan mengasihi dirimu dan masa mudamu? Mulai minggu ini kita menjalani minggu-minggu pra paskah, sebuah masa dalam kalender gerejawi dimana kita merenungkan keberdosaan kita sebagai manusia dan betapa besarnya pengorbananNya atas dosa kita itu. Sungguh, kita ini manusia yang lemah, fana, terbatas dan sangat berdosa! Kesadaran itu mesti membuat kita selalu bergantung kepada kemurahan, pengasihan dan pengampunan dari Allah.9 Dan untuk itu, kita sungguh-sungguh membuka diri dalam kerendahan hati di hadapan-Nya. Dalam keadilanNya, Allah mengasihi orang-orang yang sungguh-sungguh mau mengoreksi kehidupan, kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Amin! Pertanyaan Reflektif: Ada ungkapan mengatakan: hidup cuma sekali! Bagaimana kita dapat menggunakan kesempatan hidup yang cuma sekali sebagai kesempatan memohon pengampunan dari Allah? Doa: Tuhan, jauhkanlah saya dari kejatuhan akibat dosa seksual. Tolonglah saya untuk menghargai Tuhan dengan cara mencintai diri saya, sebagai seorang yang berharga di mata Tuhan. Sekiranya saya telah berdosa, yakinkanlah saya bahwa Engkau telah membasuh dosa saya, Amin. 7



Artinya: yang penting sudah ma’parampo (pertemuan keluarga, sejenis lamaran), kita sudah bisa menyalakan api (hidup bersama). 8 Pengakuan Gereja Toraja Bab VII Butir 9 9 Pengakuan Gereja Toraja Bab IV 23 | P a g e



28 Februari– 06 Maret 2021 Lama Rasa Baru? (Kejadian 17:1-8, 15-16) Tujuan: Pemuda bergerak aktif, terus berkarya dan melayani sebagai umat yang terikat dalam perjanjian kekal dari Allah.



Sahabat sekalian, tiap kali kita mendapatkan barang baru, apakah yang kita rasakan? Bahagia? Ataukah kita selalu menunjukkan kepada orang lain bahwa saya memiliki barang baru? Tentu, kita juga perlu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan barang baru itu. Namun, pernahkah sahabat-sahabat menggunakan barang lama yang rasanya seolah-olah masih baru? Bagaimana bisa? Perikop ini kembali menuturkan tentang pemilihan Abram sebagai bapa banyak bangsa dan pengulangan janji Allah. Janji kepada Abraham (Abram sampai ayat 5) sudah dituturkan berulang-ulang oleh Allah (12:13; 13:14-17; 15:1,4-5, 13-16, 18-21; 16:10-12). Namun, pada perikop ini ada perbedaan yang berarti dari beberapa janji sebelumnya, yakni perjanjian yang kekal, keturunan (yang disebutkan berulang-ulang), perjanjian yang mencakup keturunan Abraham, dan nama baru. Sebab itu, perikop ini menandakan bahwa janji Allah senantiasa dibaharui. Mengapa Abraham harus berkali-kali mendapat penegasan dan pembaharuan janji berulang-ulang? Apakah karena ia kurang percaya? Eits!!! Tunggu dulu, bukankah ia dilabeli “bapak orang beriman”? Akan tetapi, pengulangan janji tersebut justru menegaskan bahwa Allah setia dengan janji-Nya dan terus membaruinya (Pengakuan Gereja Toraja Bab II butir 1 dan 4). Sarah juga mendapat janji, khususnya pada ayat 15-16. Pada pasal sebelumnya, 16:1-6, sekalipun ia telah mendengar janji dari Allah, namun ia tampaknya meyakini bahwa ia tidak harus menjadi ibu bagi anak-anak yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham. Sebab itu, ia berusaha mengambil Hagar agar janji keturunan tersebut terpenuhi. Namun, pada 17:15-16, Allah menegaskan bahwa dari rahimnyalah janji itu tergenapi. Dengan demikian maka , melalui ayat ini, Allah memperjelas status Sarah sebagai bagian (co-participant) dari seluruh janji-Nya kepada Abraham. Sebagai orang percaya, janji kesalamatan di dalam Yesus Kristus senantiasa dibarui-Nya di dalam karya Roh Kudus. Janji yang sama, namun terus dibarui. Dengan kata lain, hari demi hari kita mengalami 24 | P a g e



pembaruan oleh Allah. Sementara itu, partisipasi Sarah dalam janji Allah menegaskan bawa kita semua adalah co-participant dalam janji dan karya keselamatan di dalam Yesus Kristus (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 6). Janji-Nya tidak menjadikan kita sebagai penerima pasif, melainkan penerima aktif, terus bergerak dan berkarya untuk mengambil bagian dalam janji Allah tersebut. Pembaruan ini juga tentu akan sangat menolong kita menghayati masa Prapaskah sebagai masa penghayatan pengorbanan dan penderitaan Yesus. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Mungkinkah kamu menghayati pembaruan janji Allah dalam dirimu? 2. Dalam hal apa kamu berpartisipasi di dalam janji Allah? Doa: Ya Allah Sang Sahabat, mampukanlah kami untuk menghayati dan berpartisipasi di dalam janji dan karya-Mu. Amin.



25 | P a g e



07 - 13 Maret 2021 The Holy Life - Sanitizer (Keluaran 20:1-17) Tujuan: Pemuda mengimani bahwa hukum Tuhan memampukan kita menjaga kekudusan hidup



Menggunakan handsanitizer (obat pembunuh kuman dan virus pada tangan) adalah cara paling dasar untuk mencegah penyebaran covid-19. Handsanitizer menjaga kulit tangan tetap bersih setelah kita menyentuh/memegang benda-benda yang bisa menularkan kuman atau virus. Handsanitizer tidak dapat menyelamatkan nyawa kita, tetapi bisa menjaga tubuh kita tetap aman dari virus atau kuman yang berpindah melalui sentuhan tangan. Keluaran 20:1-17 seperti yang kita semua ketahui, adalah bagian utama dari hukum Taurat (Ibrani: Torah). Taurat merupakan kumpulan aturan hidup bagi orang Israel, tetapi bukanlah jalan menuju keselamatan karena tidak ada satu orangpun yang dapat melakukannya dengan sempurna. Hukum ini berfungsi untuk menjaga kelakuan hidup, menjaga kesopan-santunan agar umat Israel tetap kudus seperti Allah mereka yang Kudus (Im. 19:2). Hukum Taurat membuat cara hidup bangsa Israel dan bangsa lain (secara khusus bangsa Kanaan) sangat berbeda. Bagi orang Kanaan, kesucian praktik kesucian upacara keagamaan mereka menjadi syarat untuk keselamatan hidup sehari-hari. Sedangkan bagi orang Israel, kesucian kehidupan (termasuk dalam praktik upacara keagamaan) adalah sebuah bukti nyata bahwa mereka adalah umat yang telah dibebaskan dari Mesir oleh Allah yang kudus dan berkuasa lebih dari ilah-ilah bangsa lain (Im. 17-26; Ul. 6:4). Menjaga Kesucian dan kekudusan dalam kehidupan bagi umat Israel adalah cara untuk mensyukuri pembebasan mereka dari perbudakan. Dalam hal ini, Firman Tuhan menjadi cermin terhadap dosa sekaligus satu-satunya petunjuk untuk mendapatkan pengudusan hidup (Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 4 dan Bab VI butir 1). Sejak Perjanjian Lama Jelas bahwa perbudakan yang sesungguhnya paling ditakutkan Allah akan terjadi atas umatNya adalah perbudakan dosa, sebab itu fungsi hukum Taurat adalah untuk menjaga agar umat yang telah ditebus tidak lagi jatuh ke dalam dosa. Hal ini semakin diperjelas oleh Tuhan Yesus Kristus ketika Ia bersabda bahwa 26 | P a g e



kedatanganNya bukanlah untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Sayang sekali bahwa orang Israel akhirnya mengikuti paham orang Kanaan yang melihat kekudusan hidup sebagai “syarat” keselamatan. Karena itu Tuhan Yesus mengatakan bahwa kedatanganNya adalah untuk menggenapi Hukum Taurat yaitu dengan cara menunjukkan kehidupan penuh kasih kepada Allah dan manusia, sebagai bukti orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan (Mat. 5:17; 22:37-40). Hukum Taurat, menurut Tuhan Yesus, harus selalu diajarkan tanpa disembunyikan sebagai bukti bahwa kita adalah pewaris-pewaris kerajaan sorga (Mat. 5:19). Minggu ini kita mengenang 108 Tahun Injil Masuk Toraja. Bagi kaum Milenial salah satu cara penting untuk mensyukuri berkat karena kedatangan Injil Tuhan kepada suku Toraja adalah dengan mengamalkan hukum Taurat sebagai “The Holylife-sanitizer”. Sepintas seperti handsanitizer, namun fungsinya sangat jauh lebih bernilai. Aturan Tuhan telah membuat warga Toraja menikmati hidup dalam damai sejahtera. Semoga situasi yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi penghargaan terhadap fungsi hukum taurat selaku tuntunan bagi kekudusan hidup umat akhir-akhir ini tidak terus berkembang. Keputusan, kepentingan dan pendapat pribadi atau kelompok seringkali mengalahkan pentingnya ketaatan terhadap aturan Tuhan. Sebab itu, kita (PPGT dan semua warga gereja, bahkan warga Toraja secara umum) perlu dipulihkan dari sikap dan cara hidup yang seolah-olah menentang aturan Tuhan untuk kekudusan umat itu. Kita perlu dipulihkan sebagai orang yang telah selamat. Mari menghargai aturan Tuhan demi menjaga kekudusan hidup sebagai orang-orang tertebus. Selamat memulihkan nilai aturan Tuhan sebagai rasa syukur atas InjilNya dan penebusan dari padaNya. Roh Kudus menolong kita. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah Anda menghapal kesepuluh firman? 2. Bagaimana cara menjalani aturan agama sebagai orang yang sudah ditebus? Doa: Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk menjalani hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada kasihMu, supaya keselamatan dari padaMu nyata dalam hidup kami, Amin. 27 | P a g e



14 - 20 Maret 2021 MY STATUS Efesus 2:1-10 Tujuan : Pemuda merespon kasih Allah dengan selalu berfokus pada keinginan Tuhan.



Ada sebuah judul lagu yang berjudul “Murnikanku” yang dinyanyikan oleh Bright Community Service Jakarta. Lagu ini mungkin bukanlah sebuah lagu yang populer bagi banyak orang, tetapi syair dalam lagu tersebut mengandung sebuah penghayatan yang sangat dalam. Lagu ini berbicara tentang bagaimana manusia yang telah menerima status yang baru yakni keselamatan di dalam Kristus, namun terkadang masih sering berfokus pada dirinya sendiri. Bait pertama dari lagu tersebut: Tuhan kudatang tertunduk malu, Engkau lihat kedalaman hatiku: Inilah aku hamba-Mu, namun tujuan hidupku, hanya melayani diri sendiri. Bacaan kita menuntut Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (ayat 10). Surat ini ditulis oleh Paulus ketika ia berada di dalam penjara. Umumnya orang yang dipenjarakan akan memikirkan keadaan dirinya sendiri. Tetapi lain dengan Paulus, dia malah memikirkan kehidupan Jemaat di Efesus. Dari isi suratnya kita bisa melihat kesedihan dan kekuatiran Paulus terhadap kehidupan jemaat di Efesus. Surat ini bukan hanya berisi nasihat, tapi juga merupakan peringatan-peringatan yang serius dari Paulus kepada jemaat di Efesus yang mempunyai pola kehidupan tidak baik. Apa yang terjadi dengan kehidupan jemaat di Efesus? Kalau kita melihat kehidupan jemaat Efesus sesuai dengan gambaran-gambaran yang disebutkan di dalam Efesus 2:1-10, jelaslah bahwa jemaat Efesus tidak sepenuhnya (tidak sungguh-sungguh) hidup di dalam Kristus. Mereka menuruti jalan dunia ini dan pola kehidupan lama kembali muncul dalam hidup mereka (ay. 1-3). Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk menulis surat kepada jemaat di Efesus. Tujuannya untuk mengingatkan dan menasehatkan mereka bagaimana seharusnya mereka hidup sebagai orang-orang yang sudah 28 | P a g e



diselamatkan karena kasih karunia Allah. Paulus mengatakan: “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, menghidupkan, membangkitkan, dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, bahkan menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpahlimpah sesuai dengan kebaikan-Nya (ay. 4-7). Paulus mengingatkan mereka harus sungguh-sungguh memiliki kehidupan baru, yakni suatu kehidupan yang tidak lagi dipengaruhi oleh kehidupan lama atau suatu kehidupan yang sudah berbeda dari kehidupan sebelumnya supaya tidak menyia-siakan kasih karunia Allah yang demikian besar yang sudah diberikan kepada mereka. Dengan kata lain memiliki suatu perubahan hidup baru secara total. Dan kehidupan baru ini adalah suatu kehidupan yang berlangsung terus menerus. Oleh sebab itu kehidupan baru dengan starus yang baru harus dijaga atau dipelihara dan dipertahankan (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 2-5). Status kita di dunia ini baik itu lewat Facebook, Whatsap, Instagram, Mesenger, dan lainnya adalah status yang sementara, tapi status kita yang sesungguhnya adalah warga kerajaan Allah. Karena itu, status tersebut mestinya mengantar kita sebagai anak muda untuk selalu berfokus pada keinginan Tuhan dengan selalu melakukan firmanNya, bukan malah bermegah dan berfokus untuk diri kita sendiri karena semuanya itu adalah anugerah, pemberian cuma-cuma dari Allah. Minggu ini kita memasuki prapaskah IV untuk mengingat dan mengenang masa-masa sengsara dan penderitaan Tuhan Yesus, sebuah waktu di mana kita berfokus untuk merespon kasih Allah dalam kehidupan kita. Minggu ini kita juga memasuki pembukaan pekan Pekabaran Injil, sebagai salah satu dari Tri Panggilan Gereja yang sering dan kadang dilupakan. Padahal ini adalah salah satu tugas penting sebagaimana Amanat Agung Kristus dalam Matius 28:19-20. Pekabaran Injil (PI) adalah salah satu bentuk atau cara merespon keselamatan yang telah diberikan agar tetap berfokus pada Tuhan. Kerjakanlah itu dengan tekun. Amin. Pertanyaan Reflektif : 1. Sejauh mana saya sudah merespon kasih Allah dalam seluruh kehidupan ini? 2. Apakah Kristus yang menjadi fokus saya selama ini dalam menjalani kehidupan ini? 29 | P a g e



Doa: Tuhan Yesus kami mensyukuri anugerah kesalamatan yang engkau berikan kepada kami. Ajarlah kami untuk selalu merespon kasihMu dengan selalu menjadikan Engkau sebagai fokus utama kami dalam menjalani seluruh kehidupan ini. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.



30 | P a g e



21 - 27 Maret 2021 ANTARA AKU DAN KAMU (Kejadian 9:8-17) Tujuan: Pemuda percaya bahwa Tuhan akan selalu memenuhi janjinya kepada semua anak-anakNya.



Sahabat muda yang dikasihi Tuhan. Hubungan percintaan sepasang kekasih biasanya akan kuat bila diikat oleh sebuah janji. Namun demikian tentu bukan hanya sekadar janji yang diucapkan oleh mulut. Janji yang hanya sekadar diucapkan oleh mulut sangat besar potensi atau kemungkinannya untuk dilupakan. Mengapa demikian? Karena tidak ada bukti nyata yang dapat terlihat oleh orang yang berjanji maupun yang dijanji. Oleh karena itu, tanda perjanjian sangat dibutuhkan untuk memperkuat janji yang diucapkan. Ya, janji akan lebih kuat jika ada tanda. Tanda perjanjian dapat membantu semua pihak yang terikat oleh janji tersebut untuk mengingat perjanjian itu. Dalam pembacaan kita dijelaskan bahwa Allah berjanji kepada Nuh dengan memberikan suatu tanda. Dalam ayat 12-15 dijelaskan : “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.” Tentu secara sepintas ini menjadi sesuatu yang mungkin aneh. Kok Tuhan harus memberikan tanda supaya Tuhan ingat janji-Nya? Apakah Tuhan bisa lupa janji-Nya? Apakah daya ingat Tuhan sudah melemah sehingga Tuhan perlu tanda akan janji-Nya? Tentu tidak, sama sekali tidak, saudara. Tuhan memberikan tanda yaitu busur ditaru di awan, bukan karena daya ingat Tuhan melemah, bukan juga karena Tuhan bisa saja lupa akan janji-Nya. Tuhan memberikan tanda itu justru supaya Nuh dan semua manusia tahu dan selalu mengingat bahwa Allah pernah berjanji 31 | P a g e



dan Allah amat sangat serius dengan janji-Nya, sehingga Dia pasti memenuhinya. Sahabat muda, tantangan kita sebagai kaum muda tentu sangat berat hari-hari ini. Laju perkembangan semakin meningkat yang tentu membuat kita pun harus terus berlari seiring dengan laju perkembangan yang ada. Dalam kondisi tersebut, tidak jarang kita harus berhadapan dengan situasi yang sulit. Wabah Covid-19 di tahun 2020 kemarin menjadi sebuah realitas/kenyataan yang harus dan telah kita hadapi. Tapi mari kita belajar dari kisah Nuh. Hidup yang begitu sulit, bahkan begitu susahnya membayangkan masa depan di hari esok. Tapi janji Tuhan begitu nyata kepada Nuh bahwa segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Janji Tuhan tentu tidak hanya berlaku bagi Nuh dan keluarganya saja tapi juga berlaku bagi kita semua. Tuhan merancangkan masa depan yang terbaik untuk kita. Saudaraku, Tuhan rela mengorbankan apapun demi memenuhi janjiNya! Minggu-minggu pra paskah ini mengingatkan kita bahwa sesulit apapun kondisi hidup kita saat ini ataupu besok, ingatlah bahwa di dalam Kristus, Tuhan pasti memenuhi janjiNya dengan sempurna. Dia telah membuat sebuah perjanjian dengan Nuh; perjanjian ‘Antara Aku dan Kamu’ kata Tuhan. Jika Tuhan yang berjanji memberikan masa depan kepada Nuh, maka percayalah bahwa Tuhan yang sama, yang kita kenal di dalam Yesus Kristus, akan memberikan kita masa depan yang penuh harapan kepada kamu dan saya. Tuhan memberkati kita semua. Amin! Pertanyaan: 1. Dalam hal apakah Anda sering melupakan janji Tuhan? 2. Tanda apa yang dapat mengingatkan Anda pada janji Tuhan? Doa: Terpujilah Tuhan karena janjiNya selalu diteguhkan dan dipenuhi kepada kami. Tolonglah supaya kami tidak melupakan janjiMu, ya Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin!



32 | P a g e



28 Maret – 03 April 2021 KEDATANGANMU ADALAH BERKAT BAGIKU (Yesaya 50:4-11) Tujuan : Pemuda mengimani bahwa penghargaan terhadap hamba Tuhan adalah bagian dari rasa syukur atas keselamatan dari Tuhan



Salah satu falsafah tradisional orang Toraja yang merupakan nilai hidup adalah tamu membawa berkat. Kedatangan tamu berarti berkat bagi orang/keluarga yang dikunjungi. Kita sering mendengar sapaansapaan dan ungkapan-ungkapan seperti : manasumoraka?(apakah nasi sudah masak, apakah nasi sudah siap), jawaban atas sapaan itu : manasumo, ta lendu’ opa (mari singgah dulu, walaupun sebenarnya belum waktunya makan, atau bahkan api belum menyala). Makan bersama adalah wadah untuk menyatakan persekutuan. Kebiasaan orang Toraja adalah selalu harus ada makanan/nasi yang ditinggalkan di dalam belanga untuk menjaga kemungkinan ada seseorang lewat atau singgah. Ketika kita sementara makan da nada tamu yang datang, diucapkanlah : inde komi ta siraku’-raku’i, (mari makan bersama dari apa yang ada) atau kitaraka la losong na lise’na bo’bo’ (kita tidak akan lebih banyak daripada butir-butir nasi, artinya apa yang ada pasti akan cukup. Dalam bacaan kita pada saat ini, disebutkan tentang nubuatan datangnya seorang Hamba Tuhan di tengah-tengah umat. KehadiranNya membuka jalan bagi umat Israel. Hadirnya hamba Tuhan tersebut menjadi tamu yang membawa berkat. Sebab ia datang memberi semangat baru, melalui perkataan-perkataan yang keluar dari mulutNya (ay. 4). Kedatangannya menjadi berkat, sebab kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang menghibur dan membangun. Ia tinggal di antara umat. Ia hadir melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berat. Berat sebab Ia dipandang hina, dinodai, diludahi, mengalami penderitaan secara batin dan fisik (ay. 5,6), meskipun demikian, Ia tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Ia tetap konsisten mengikut kehendak Tuhan. Ia yakin pertolongan Tuhan ada tersedia untuknya. Ia tetap menjadi tamu yang membawa berkat bagi umat Tuhan. Apa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya bukanlah sekedar katakata dan pengharapan kosong. Semuanya digenapi didalam Tuhan Yesus yang membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia. KedatanganNya dalam dunia menjadi berkat bagi semua orang. Karena 33 | P a g e



dosa kitalah, Tuhan Yesus harus menanggung semua penderitaan yang berat itu. Yesus hadir dalam dunia ini. Ia mati bagi dosa kita, dan di dalam kebangkitanNya kita memperoleh kehidupan baru, dan dibenarkan dihadapan Allah (PGT Bab IV butir 1). Kita sedang menghayati masa Pekabaran Injil Gereja Toraja. Melalui firman Tuhan hari ini kita belajar, bahwa sebesar apapun tantangan serta halangan dalam masa muda kita, tidak akan menjadi penghalang bagi kita dalam menjadi seorang hamba Tuhan yang setia. Teruslah memiliki komitmen dan tetap berpegang pada janji Tuhan. Sebab banyak orang sedang menaruh pengharapan dan pertolongan akan keselamatan akan disediakan Allah, dan kitalah yang harus menguatkannya. Selain itu, bacaan ini juga mengingatkan, bahwa betapa pentingnya memberi penghargaan dan penghormatan bagi saudarasaudara kita yang memberi diri, waktu, ide, ilmunya, motivasinya sebagai hamba Tuhan dalam pelayanan dan persekutuan. Patutlah kita bersyukur atas ketulusan mereka dalam melayani. Sebab itu, bagi mereka yang diutus Tuhan, tidak ada kata tidak cukup, selalu ada berkat yang harus dibagikan dengan mereka. Kita raka la losong na lise’na’ bo’bo’. Umbaraka nakua??



Pertanyaan Reflektif : 1. Adakah kehadiranku sudah menjadi berkat bagi orang lain? 2. Bentuk-bentuk apa saja yang dapat dilakukan dalam menghargai dan menghormati hamba Tuhan yang setia melayani dalam persekutuan kita? Doa : Tuhan Yesus, berikan hambamu semangat dan kesetiaan untuk melayani Engkau. Dan didiklan kami menghargai hamba Tuhan dalam dunia ini. Amin!



34 | P a g e



04 - 10 April 2021 MASA SIH? (Kisah Para Rasul 10:34-43) Tujuan: Pemuda bersaksi melalui sikap tidak meremehkan orang lain dan tidak menyombongkan keselamatan.



Pada hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah (Jumat, 15 Juni 2018), teracatat sejarah mencengangkan di Republik tercinta ini. Saat itu, para tukang becak di daerah Bogor, Jawa Barat, diundang menjadi tamu khusus Presiden di Istana Bogor. Mereka hadir dengan pakaian sebagaimana yang biasa digunakan di jalan raya ketika menarik becak, yakni kaus, celana panjang dan sandal jepit. Bahkan ada yang masih menggunakan celana pendek, topi caping dan kalungan handuk kumal di leher. Di ruang teratai, Istana Kepresidenan, mereka disambut oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. Whats up, Guys??? Ternyata, pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mempersilahkan para tukang becak ini masuk istana atas perintah langsung dari Bapak Presiden. Dengan sejarah ini, Bapak Presiden Joko Widodo membuktikan bahwa Presiden Indonesia serta Istananya adalah milik semua rakyat Indonesia, termasuk para tukang becak tersebut. “Nggak nyangka bangett kan??” Rasul Petrus adalah adalah salah satu dari sekian banyak saksi yang melihat langsung peristiwa Yesus Kristus. Dia juga adalah satusatunya murid yang lebih dahulu menyatakan tentang identitas Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat. 16.16; Mark. 8:29). Tuhan membuat Petrus peka (mampu memberi perhatian lebih) dan paham tentang siapa sebenarnya Tuhan Yesus itu. Sebab itu, dalam kesaksian kepada Kornelius, seorang kepala perwira pasukan Italia, Petrus diberi kuasa oleh Tuhan untuk menyatakan semua kebenaran tentang Kristus (ay. 34-42). Dia memulai khotbahnya dengan pernyataan bahwa ”Allah tidak membedakan orang” (ay. 34). Oleh sebab itu, dia pun menutup khotbahnya dengan pernyataan iman bahwa: “Allah akan mengampuni semua orang, termasuk Kornelius, jika dia percaya bahwa Yesus adalah Kristus dan bahwa Dia telah bangkit dari antara orang mati” (ay. 43). Rasul Petrus dalam kuasa Roh Kudus meyakinkan Kornelius bahwa Tuhan Yesus mau menyelamatkan semua orang, termasuk para pasukan Italia/Romawi yang mungkin saja terlibat dalam peristiwa penangkapan 35 | P a g e



sampai penyaliban Tuhan Yesus. Akhirnya diteguhkanlah kesaksian Rasul Petrus itu melalui peristiwa turunnya Roh Kudus atas semua orang yang mendengarkan khotbah Petrus saat itu juga (ay. 44). Kornelius dan seisi rumahnya pun menjadi orang non-Yahudi pertama yang menjadi Kristen dalam catatan sejarah Alkitab. Rangkaian kisah tentang Kesaksian Rasul Petrus tersebut menjadi sebuah catatan penting tentang sifat Injil (Yesus Kristus) yang sesungguhnya. Keselamatan dari Tuhan adalah anugerah bagi semua orang, tanpa memandang muka. Kornelius adalah gambaran dari begitu banyaknya orang non-Kristen yang sebenarnya merindukan Injil (Yesus Kristus) diberitakan kepada mereka dengan berbagai cara. Sayang sekali, banyak orang Kristen (termasuk pemuda) lupa akan tanggungjawabnya selaku orang yang ditebus dan diutus untuk menjadi saksi akan Injil itu. Injil disampaikan hanya sebatas khotbah. Perilaku setiap hari tidak menunjukkan Injil itu, sehingga terkesan bahwa Injil hanyalah milik orang-orang tertentu saja dan keselamatan hanya milik orang yang mengaku beragama Kristen (yang rajin ke gereja dan yang beragama Kristen di KTP). Orang lain diremehkan, dilecehkan bahkan di anggap tidak berguna. Kekeliruan besar ini sangat memperburuk citra Injil di mata orang lain, sebab itu pemuda Kristen harus bangkit dalam semangat Paskah, menjadi saksi Injil bagi siapapun, tanpa harus meremehan, menyepelehkan atau malah melecehkan orang lain atas nama Injil (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 3). Ingat, kamu adalah surat Kritus, yang terbuka bagi siapapun juga (2 Kor. 3:3). Nah, kalau bapak Presiden Joko Widodo dan Istanya saja terbuka untuk semua, apalagi Injil (Yesus Kristus), guys? Selamat Paskah! Amin! Pertanyaan Reflektif: Pernahkah saya menganggap bahwa orang lain tidak layak untuk diselamatkan oleh Tuhan Yesus? Doa: Tuhan Yesus, kuatkan iman saya untuk menerima kenyataan bahwa sesungguhnya Engkau sangat mengasihi dan mau menyelamatkan semua orang tanpa memandang muka. Amin!



36 | P a g e



11 - 17 April 2021 Dia Ajarku Berbagi (Kisah Para Rasul 4:32-35) Tujuan: Pemuda membudayakan hidup sosial (berbagi berkat) sebagai ungkapan sukacita atas kebangkitan Kristus.



Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Karena itu setiap manusia membutuhkan kehadiran orang lain dan manusia tidak bisa hidup tanpa relasi dengan orang lain. Namun, tantangan kita di masa kini adalah semakin banyaknya orang yang mementingkan diri sendiri. Dalam satu rumah saja komunikasi jarang terjadi, karena masing-masing sibuk dengan kepentingan sendiri. Di mana-mana kita menyaksikan masing-masing orang sibuk dengan gawai-nya (Handphone), sehingga orang yang berada di dekatnya menjadi jauh dan terabaikan. Dalam kehidupan Jemaat mula-mula kita melihat dengan jelas bagaimana mereka hidup bersatu dan saling berbagi dengan sesama. Di dalam ayat 32 dikatakan bahwa kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang menganggap kepunyaannya sebagai milik sendiri, tetapi semua itu adalah kepunyaan bersama. Karena tuntunan Roh Kudus, mereka berani mengorbankan apa yang mereka miliki untuk menolong orang lain yang berkekurangan dan membutuhkan. Tindakan mereka ini bukan digerakkan oleh aturan, tetapi digerakkan oleh kasih karunia yang melimpah-limpah dalam kehidupan mereka. Kasih karunia inilah yang membuat mereka hidup bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan dan sesamanya. Pusat dari kesaksian mereka adalah sukacita kebangkitan Yesus Kristus dan berbagi dengan sukarela itu menjadi kebiasaan hidup mereka. Sahabat muda, sebagai warga Gereja Toraja kita percaya bahwa melalui kematian dan kebangkitan-Nya Allah telah memanggil dan memilih satu umat dan mendirikan Gereja-Nya sebagai persekutuan orang-orang percaya, milik kepunyaan-Nya untuk menjadi berkat bagi semua bangsa (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1). Demikian pun selaku orang beriman, kehidupan kita merupakan suatu persembahan hidup. Beramal dan berbuat kebajikan bukan merupakan keharusan, melainkan adalah pola hidup dan kebudayaan kita sebagai buah-buah 37 | P a g e



iman bagi kemuliaan Allah (Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 6). Anugerah terbesar adalah ketika kita memiliki kemampuan dan memperoleh kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Amsal 3:27 berkata: “Janganlah menahan kebaikan daripada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Saudara yang dikasihi Tuhan, Kristus telah menyatakan kasihNya bagi kita melalui pengorbananNya di kayu salib dan Dia telah bangkit mengalahkan maut. Karena itu, sebagai ungkapan syukur atas kasihNya maka kita juga menyatakan kebaikan dan menjadi berkat bagi sesama. Memberi bukan hanya lewat harta tetapi juga lewat perhatian, kasih sayang, cinta ataupun lainnya seperti berbagi ilmu dan motivasi. Dengan cara ini semua orang akan merasakan arti damai sejahtera yang sesungguhnya. Kebangkitan-Nya menjadi semangat bagi kita untuk berbagi dan saling memulihkan. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Bagaimana ungkapan sukacita saya atas kebangkitan Kristus? 2. Tindakan nyata apa yang bisa saya lakukan untuk berbagi dengan sesama? Doa: Tuhan, Engkau sungguh telah mengasihiku. Mampukan aku untuk berbagi dan menjadi berkat bagi sesama demi kemuliaanMu. Amin.



38 | P a g e



18 – 24 April 2021 MELAMPAUI YANG KELIHATAN (1 Yohanes 3:1-10) Tujuan: Pemuda menunjukkan identitasnya sebagai berusaha untuk serupa dengan Kristus



anak -anak



Allah



dengan



"Saya tidak bisa kemana-mana. Saya hanya bisa meninggalkan tempat ini bila besar nanti."⠀



Kalimat itu dicatat oleh surat kabar BBC News, diucapkan Nayeem, seorang anak berusia tiga tahun yang tumbuh besar di kamp Cox’s Bazar. Tempat ini adalah kamp pengungsian terbesar di Bangladesh bagi Kaum Muslim Rohingya. Ibunya tengah hamil saat operasi militer pada tahun 2017 terjadi di Myanmar. Mereka kabur, berjalan kaki ke wilayah perbatasan Bangladesh. Mimpi Nayeem adalah pergi ke kota dan melihat laut. Sementara cita-citanya saat besar nanti adalah menjadi guru. "Saya ingin bisa mengajar anak-anak lain seperti saya," katanya. Namun, cita-cita Nayeem belum tentu bisa terwujud. Kecil kemungkinan bagi pengungsi Rohingya untuk keluar dari kamp pengungsian dan kembali ke Myanmar, yang tidak mengakui keberadaan mereka sebagai warga negara. Lebih dari sejuta pengungsi Rohingya kini memadati Cox's Bazar. Setiap tahunnya, sekitar 20.000 anak lahir di sana. Suatu kasih yang besar dan dan menakjubkan dari Bapa sebab orang seperti kita mau dijadikan sebagai anak-anak-Nya. Walau sebenarnya kita tidak layak dikasihi, selalu berbuat dosa dan kesalahan, namun Allah Bapa sendiri tidak malu menyebut kita sebagai anak-Nya. Status baru ini membuat kita mengenal Dia dan dunia tidak mengenal kita (ay. 1), membuat kita menjadi sama seperti Dia ketika Kristus menyatakan diri-Nya kelak (ay. 2) dan sekaligus menjadi orang yang menaruh pengharapan kepada-Nya menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (ay. 3). Hal ini bukanlah mimpi atau hanya sekedar keinginan diri dari orang percaya tapi keadaan nyata yang akan diterima dari Bapa oleh karena kasih-Nya. Keadaan dan status kita tidaklah sama lagi ketika Allah memilih kita menjadi anak-Nya. Bahkan, kita tidak hanya diangkat menjadi anak, tetapi akan serupa dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Sebab hanya dalam keserupaan itulah kita dapat melihat kemuliaan-Nya yang 39 | P a g e



sebenarnya. Status keserupaan dengan Kristus, memiliki konsekuensi. Konsekuensinya ialah, kita yang sebenarnya tidak layak - namun diangkat menjadi anak, harus mau menanggalkan dosa dan pemberontakan kita terhadap kasih Allah.10 Mengingat peristiwa pengorbanan Tuhan Yesus, jika kita mengatakan bahwa kita adalah anak, maka sebagai anak kita tidak membiarkan diri kita untuk disesatkan oleh iblis. Kita harus menjaga kekudusan hidup dan mengatasi godaan dunia, sebab kita tahu Tuhan yang Kudus itu, telah melakukan kebaikan dengan membenarkan kita melalui kematian Anak-Nya sendiri dikayu salib. Hal ini dilakukanNya supaya kita yang sesungguhnya harus mendapat hukum karena dosa dan pelanggaran kita malah memperoleh anugerah yang besar, yakni menjadi anak-anak Allah.11 Secara jasmani kita dikandung dan lahir dalam dosa, tetapi secara rohani, dalam Kristus kita dilahirkan untuk menjauhi perbuatan najis yang merusak kasih persaudaraan. Perjuangan kita secara rohani adalah melawan kuasa iblis dan pengaruhnya terus terjadi selama berada dalam dunia dan percaya akan pengharapan pada kemurahan kasih Allah. Sebab itu, sebagai anak kita akan terus berusaha menjaga kekudusan diri. Hanya dengan kuasa Allah yang akan menolong sehingga harapan untuk bersama-sama dengan Bapa dalam status sebagai anak akan terwujud kelak.12 Pertanyaan Reflektif: 1. Menjaga diri agar tetap hidup dalam kekudusan sebagai anak Allah tentu sangat sulit. Menurut Anda apa saja yang membuatnya sulit? 2. Bagaimana cara kita menampakkan keadaan kita sebagai anak Allah dalam pergaulan setiap hari? Doa: Bapa, terima kasih atas karuniMu yang menjadi kami anak Allah, tolonglah kami agar dapat tetap hidup dalam kekudusan. Amin.



10



Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 2 dan 5, Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 2 dan 3 12 Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 5 11



40 | P a g e



25 April – 01 Mei 2021 BERSUARA DALAM DIAM (Kisah 4:1-17) Tujuan: Pemuda percaya bahwa Roh Kudus berkuasa menyatakan kebenaran Tuhan dalam situasi apapun juga



Pengambilan keputusan dalam suatu proses peradilan, membutuhkan para saksi. Saksi yang paling menentukan pengambilan keputusan disebut “saksi kunci”. Orang yang jadi saksi kunci tahu benar detail peristiwa dan berani mengungkapkan dengan benar setiap kejadian yang sesungguhnya. Walaupun demikian, sering juga terjadi bahwa seorang saksi kunci tidak perlu hadir di ruang pengadilan karena berbagai pertimbangan. Pengaruh seorang saksi sangat besar dalam menyatakan benar dan salahnya suatu perkara atau seseorang dalam pengadilan. Bagaimana dengan kisah yang kita baca hari ini? Pembacaan kita bukan hanya berbicara mengenai saksi kunci, melainkan juga sumber dan cara menyatakan kebenaran dalam suatu perkara. Dalam Kisah Para Rasul 4:1-17, Petrus dan Yohanes ditangkap dan ditahan pada suatu petang/malam hari (ay. 3). Sangat menegangkan suasana ketika itu, sebab banyak orang (imam-imam dan kepala pengawal Bait Suci, serta orang-orang Saduki) marah kepada Petrus dan Yohanes karena mereka menegaskan kebenaran bahwa di dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati (ay. 2). Walaupun jumlah orang percaya menjadi sangat banyak (sekitar 5000 laki-laki), namun para pendakwa tetap menjebloskan Petrus dan Yohanes ke dalam tahanan dan mengadilinya pada keesokan hari (ay. 4-5). Dalam pengadilan itu sendiri sekumpulan orang menjadi hakim atau juga jaksa atas perkara Petrus dan Yohanes. Pemimpin-pemimpin Yahudi, tua-tua serta ahli-ahli Taurat, Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang keturunan Imam Besar, semua menghadapi Petrus dan Yohanes (ay. 6). Sayang sekali, semua penuntut harus kecewa. Pertanyaan mereka tentang kuasa dan nama yang digunakan para rasul untuk menyembuhkan orang sakit justru membuat para Rasul semakin berani memberitakan kebenaran tentang Kristus (tentu karena kuasa Roh Kudus – yang baru saja dicurahkan atas mereka). Sementara saksi kunci, yakni orang yang disembuhkan oleh rasul-rasul itu, yang hanya 41 | P a g e



berdiri dan tidak mengatakan apa-apa, ternyata juga dipakai oleh Roh Kudus untuk semakin menguatkan kebenaran tentang Kuasa dalam nama Yesus, yang telah disalibkan dan dibunuh oleh para pemimpin Yahudi dan Romawi tersebut. Dengan demikian, maka terbuktilah bahwa Roh Kudus mampu menyatakan kebenaran melalui siapapun entah dalam keadaan berbicara atau juga dalam kondisi berdiam diri. Tidak ada hal apapun atau kuasa manapun yang sanggup menghalangi kebenaran tentang kerajaan sorga dan segala perkaraNya diwujudkan oleh Tuhan melalui Kuasa Roh Kudusnya (Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 1 dan Bab VII butir 2). Dunia ini, terus menerus dilanda krisis kebenaran. Banyak orang tidak sanggup lagi menyatakan kebenaran karena rasa kasihan, malu atau takut terkena riziko. Kebenaran sering ditutupi untuk menyenangkan hati orang-orang tertentu. Bakan kebenaran tentang Yesus Kristus sebagai satu-satunya sumber kehidupan, kesembuhan, keselamatan, juga kerap kali di tindas oleh kepentingan ekonomi, sosial dan budaya dalam masyarakat kita. Umat Tuhan (termasuk generasi muda) sering mengabaikan kenyataan bahwa Kuasa Roh Kudus tidak dapat dibatasi dan dihalangi untuk menyatakan kebenaran. Tindakan seperti itu, sebaiknya tidak perlu dilakukan, sebab setiap upaya untuk menyembunyikan kebenaran yang dilakukan oleh siapapun, akan menjadi sikap menentang kuasa Tuhan dan konsekuensinya adalah hukuman kekal (Mark. 3:29). Marilah berdamai dengan kuasa Roh Kudus. Pulihkanlah relasi dengan “Kuasa yang idak terbatas” itu. Sehingga kebenaranNya selalu dinyatakan dalam kita, entah ketika kita berbicara ataupun ketika kita berdiam diri. Roh Kudus menolong kita. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Dalam hal apa saja kebenaran sering diabaikan? 2. Apakah cara yang dapat dilakukan agar kebenaran Tuhan tidak kita abaikan/lupakan? Doa: Tuhan Yesus, kebenaranMu akan selalu dinyatakan. KuasaMu tidak dapat dihalangi oleh apapun. Kiranya kami selalu mengakui dan menghormati kebenaranMu, Amin! 42 | P a g e



02 – 08 Mei 2021 TERJUN LANGSUNG (Kisah Para Rasul 8 : 26–40) Tujuan: Pemuda menyadari bahwa Roh Kudus menginginkan kita terlibat langsung dalam pelayanan kepada Kristus.



Bro and sist....13 Jika seseorang mau belajar berenang tidaklah cukup hanya dengan membaca dan belajar teori-teori berenang. Juga tidak cukup hanya dengan menguasai teknik berenang yaitu menggerakkan tangan dan kaki di tempat kering. Jika ingin mahir berenang maka haruslah ia belajar berenang di dalam air. Walaupun harus minum air kolam, kram atau lelah, namun belajar berenang di air akan membuat sukses manjadi seorang yang mahir berenang. Nas firman Tuhan hari ini secara garis besar menjelaskan tentang peran praktik mendidik oleh Roh Kudus untuk membawa segala bangsa menjadi murid Yesus. Filipus adalah salah satu diaken dari 7 orang diaken yang dipilih untuk melayani orang miskin (Kis. 6:5). Setelah memberitakan Injil di Samaria (Kis. 8:4-25), malaikat Tuhan menyuruh Filipus pergi ke Gaza ke jalan yang sunyi untuk berjumpa dengan Sidasida orang Etopia (ay. 26). Sida-sida adalah sebutan bagi seorang laki-laki yang melayani Ratu (dalam kisah ini yaitu Ratu Etopia - Sri Kandake). Sida-sida ini bukanlah pembesar biasa. Ia adalah seorang kepala perbendaharaan (ay. 27). Dari segi jabatan, kehidupan ekonomi dan status sosial, maka Sida-sida ini adalah seorang yang mapan. Namun sekalipun hidupnya mapan, ia taat beribadah dan membaca kitab suci. Dia adalah seorang Etopia yang rindu mencari Allah Israel. Ketika itu ia sedang dalam perjalanan pulang dari Yerusalem untuk beribadah. Di dalam keretanya, ia membaca kitab Yesaya (ay. 28). Teryata Sida-sida itu tidak mengerti apa yang ia baca, sehingga Roh Kudus mengutus Filipus untuk berjumpa dengan Sida-sida itu (ay. 29). Filipus pun diminta untuk menerangkan arti dari bacaan Kitab Nabi Yesaya yang dibaca itu (ay. 31), sehingga sida-sida itu percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya dan dibaptiskan oleh Filipus saat itu juga.



13



Singkatan dari Brother and Sister: Saudara dan saudari. 43 | P a g e



Bro.. and Sist… Oleh kuasa Roh Kudus, pemberitaan Injil menjangkau segala bangsa termasuk kita orang Toraja terlebih khusus PPGT. Kuasa Roh Kudus mewujudkan kerinduan Sida-sida Etopia untuk mecari dan mengenal Tuhan melebihi kerinduannya akan kemapanan, status sosial dan jabatan. Bahkan, Kuasa Roh Kudus pulalah yang membuatnya mengaku percaya dan bersedia dibaptis menjadi murid Yesus. Roh Kudus tidak tanggung-tanggung mengerjakan tujuan Allah dengan kuasaNya. Allah terjun langsung dengan Roh Kudusnya untuk menjangkau setiap orang yang merindukanNya. Sebab itu, marilah berkomitmen menjadi murid yang mencari Tuhan dan firman-Nya melebihi apapun yang kita miliki entah jabatan, kekayaan atau status sosial dan talenta kita (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI Butir 4). Mari berkomitmen menjadi murid yang terus belajar dan bertumbuh dalam pengenalan tentang Tuhan dan firman-Nya. Kita belajar dan membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Mengalami susah senang dalam pelayanan, dikritik, tapi belajar menyangkal diri. Lelah tapi belajar setia. Tidak mampu tapi belajar mengandalkan kuasa Tuhan. Percayalah, Roh Kudus akan terus bekerja memberi pertumbuhan dan buah dalam pelayanan jemaat melalui PPGT. Kita bekerja dan melayani Tuhan dalam organisasi PPGT melampaui rasa ingin hebat, jabatan struktural dan kepamanan organisasi belaka. Dengan demikian, maka sukacita seperti yang dialami di Samaria dan dialami Sida-sida Etopia juga akan dinikmati di dalam organisasi PPGT, bagi kemuliaan Tuhan. Roh Kudus terus berkarya menjamah kita masingmasing dan mendidik kita untuk menjadikan segala bangsa murid Yesus. Tuhan Memberkati, Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Sudahkah kita menghidupi panggilan kita sebagai murid Yesus? 2. Apa contoh perbuatan/prilaku yang mencerminkan pola hidup murid Kristus? Doa: Jadikanlah kami ya Tuhan sebagai murid-Mu yang selalu merindukan Engkau dan setia mengikuti segala kehendak-Mu dalam kehidupan ini. Amin.



44 | P a g e



09 - 15 Mei 2021 KAMU ADALAH SAHABATKU Kamumo Te Tu Sangmaneku (Mazmur 98:1-9)14 Tujuan : Pemuda sanggup menjadi sahabat yang sejati kepada semua ciptaan Tuhan.



Apa yang ada di benak (pikiran) rekan-rekan pemuda jika mendengar kata ‘kafir’…? Kata ‘kafir’ memiliki arti dasar ‘tidak tahu bersyukur atau berterima kasih’, yang kemudian berkembang dan dihubungkan dengan ‘tidak percaya kepada Tuhan’. Hal ini tentunya tidak salah, karena setiap sikap yang tidak taat kepada Tuhan merupakan sikap ‘tidak tahu bersyukur’. Adapun sikap yang tidak tahu bersyukur menjadi penyebab bagi seseorang semakin jauh dari Tuhan. Kehidupan yang semakin jauh dari Tuhan mengakibatkan semakin hilangnya keakraban dengan Tuhan. Dengan demikian, jika keakraban dengan Tuhan semakin kurang, maka tentulah ketaatan kepada Tuhan juga akan semakin berkurang. Pernahkah kita merenungkan secara mendalam akhir dari kehidupan yang jauh dari Tuhan? Pernahkah kita membayangkan secara sungguh-sungguh betapa buruknya hidup sebagai seteru (penentang) Tuhan? Lalu, sebaliknya, bagaimana membangun hubungan yang akrab dan menjadi sahabat Tuhan? Mazmur 98 menjadi salah satu bagian yang mengajak untuk bagaimana menjadi sahabat Tuhan. Teks ini dibuka dengan seruan kepada semua umat Tuhan untuk menjadi bagian dari pemuji Tuhan (yang dilanjutkan pada ayat 4-7). Ajakan ini didasari oleh semua kebaikan-Nya melalui perbuatan ajaib; yakni keselamatan (ay. 1), dan juga memperkenalkan kepada bangsa-bangsa karena keadilan-Nya kepada semua orang (ay. 2), sebagai bentuk kasih setia dan kesetiaanNya (ay. 3). Kata “telah” menggambarkan bahwa Tuhan mengerjakan karya keselamatan sejak manusia ‘jatuh ke dalam dosa’ (lihat Kej. 3 dan setelahnya), dan terus berkarya di masa kini (ay. 4-8) serta akan memuncak pada masa yang akan datang (ay. 9b) dalam Diri Yesus 14



Sebaiknya membaca teks padanan menurut Leksionari, khususnya Yohanes 15:9-17. 45 | P a g e



Kristus. Kata “ajaib” menggambarkan bahwa apa yang dikerjakan oleh Allah mengenai keselamatan merupakan karya yang tidak dapat dikerjakan oleh tangan (upaya) manusia biasa. Pekerjaan itu hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri dalam Yesus Kristus. Demikianlah karya ajaib dari Allah yang merupakan anugerah (anugerah: sesuatu yang tidak dapat dikerjakan dan sesungguhnya tidak layak diberikan kepada manusia tapi tetap diberikan) kepada manusia. Rekan-rekan Pemuda yang dikasihi Tuhan. Betapa beruntungnya setiap orang yang memahami bahwa dirinya sangat berharga di mata Tuhan. Mengapa demikian? Karena hanya orang-orang yang memahami keberhargaannya di mata Tuhan yang dimampukan untuk juga memahami betapa besarnya dan dalamnya pengorbanan Tuhan bagi dirinya. Hanya orang-orang seperti itu yang memahami bahwa harganya di mata Tuhan setara dengan: SATU NYAWA ALLAH! (Bdk. Yoh. 15:13). Hanya orang-orang demikian yang akan senantiasa mengucap syukur dengan sikap dan tindakan yang benar dan berkenan kepada Allah…dan hanya orang-orang seperti itulah yang akan menjadi ‘Sahabat Tuhan’. Orang-orang yang gaya hidupnya digerakkan oleh semangat TAAT dan AKRAB dengan Tuhan! (Bdk. Yoh. 15:14). Orang-orang yang merasakan kasih setia Tuhan tidak akan pernah berdiam diri, tetapi akan terus membagikan kasih setia Tuhan sebagai bentuk kesaksian dan pujian serta ungkapan syukur kepada Tuhan: diberkati untuk menjadi berkat, menjadi sahabat untuk menjadikan yang lain sahabat. Demikianlah dijelaskan dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab IV tentang (tujuan) Penebusan dan Bab V Pengudusan manusia dalam rangka memberitakan perbuatan-perbuatan ajaib dari Tuhan (Lihat. 1 Ptr. 2:9). Pertanyaan Reflektif: 1. Sadarkah Saudara nilai dan harga Saudara di mata Tuhan? 2. Rindukah Saudara menjadi ‘Sahabat Tuhan’? Doa: Ya Tuhan, ajar kami memahami betapa dalam dan ajaib karya keselamatan yang Engkau anugerahkan kepada kami dalan Yesus Kristus Sang Penebus kami. Ya Roh Kudus, tuntun kami untuk terus saling mendukung dalam memberitakan karya-karya-Mu melalui seluruh kehidupan karunia-Mu. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa, Amin.



46 | P a g e



16 - 22 Mei 2021 P.A.W. (Kisah 1:15-26) Tujuan: Pemuda menyadari bahwa kaderisasi (pembinaan dan pelayanan) adalah proses yang dipersiapkan Roh Kudus untuk menopang seorang pemuda gereja menjadi murid yang setia sampai akhir.



Sebagai anggota PPGT, kita pasti sudah sering mendengar istilah Pergantian Antar Waktu (PAW). PAW dilakukan berdasarkan aturan main PPGT yaitu Anggaran Rumah Tangga PPGT Pasal 13. Jika ada pengurus yang berhalangan tetap seperti pindah domisili atau meninggal. Tetapi, tidak jarang juga PAW terpaksa dilakukan karena pengurus terpilih tidak melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik. Walaupun tidak persis sama, tetapi situasi yang demikianlah yang tergambar dari bacaan kali ini. Yudas, yang telah dipilih menjadi Rasul, tidak dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik alias ‘berhalangan tetap’. Pertama, ia keluar dari kelompok Para Murid dengan ‘menjual’ Tuhan Yesus. Kedua, dia tidak bisa memaafkan dirinya, sehingga meninggal dalam penyesalan dosa yang ia lakukan tersebut. Karena itulah Para Rasul mengusulkan kepada orang banyak untuk memilih pengganti Yudas. Ada dua hal yang menarik dari proses ini. Syarat yang dikemukakan oleh Rasul Petrus (dalam hikmat Roh Kudus) adalah: seorang yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami (ay. 21). Tentu, syarat ini punya tujuan yang jelas yaitu memastikan bahwa yang akan menggantikan Yudas adalah orang yang mengenal Yesus secara pribadi dan juga telah mengenal dengan siapa ia akan bekerja sama mengangkat pelayanan. Setelah melalui penjaringan bakal calon, dimana ada dua orang yang menjadi calon, mereka lalu berdoa memohon petunjuk kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa pemilihan tersebut bukan rancangan siapapun melainkan rancangan Allah sendiri. Lalu, kalau umumnya pemilihan dilakukan dengan voting (suara terbanyak), pemilihan Rasul pengganti Yudas tersebut dilakukan dengan cara diundi. Matias pun terpilih. 47 | P a g e



Tentu, kita melihat makna yang sangat dalam melalui proses PAW tersebut dalam kaitannya dengan kesediaan untuk memberikan diri di dalam pelayanan. Pertama, setiap kita sebagai kader PPGT mesti siap memberikan diri dan talenta yang Tuhan berikan untuk melayani. Semoa warga PPGT, dalam tuntunan Roh Kudus, harus memuridkan dirinya melalui proses pengkaderan (pembinaan dan pelayanan). Kedua, pelayanan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang gampangan dan sembarangan sehingga setiap orang harus memastikan dirinya benarbenar dekat dengan Tuhan dan benar-benar memahami makna panggilan pelayanan. Kepandaian berbicara di depan umum, kecerdasan berorasi, dan berbagai kecakapan lain penting tetapi tidaklah cukup jika tidak disertai dengan hubungan yang intim dengan Allah, misalnya melalui kehidupan doa yang terbangun dengan baik. Ketiga, kesediaan untuk selalu bekerjasama di dalam persekutuan. Sehingga, egoisme tidak dijunjung tinggi, melainkan melaksanakan pelayanan dalam prinsip saling memberi, saling menopang dan saling menerima satu dengan yang lain. Sebagaimana para rasul itu, kita semua juga adalah murid Kristus. Organisasi hanyalah wadah yang disiapkan olehNya, sebab itu, proses mengakder diri sebagai murid juga adalah cara yang diharapkan oleh Tuhan untuk memampukan kita memberi diri dan melayani di ladangNya dengan setia sampai selamanya. Roh Kudus menolong kita. Amin. Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah saya sudah benar-benar siap untuk pekerjaan pelayanan bagi kemuliaan Tuhan, misalnya menjadi pengurus PPGT Jemaat/Klasis? 2. Apakah saya mengenali tujuan dari pelayanan di dalam PPGT yang saya ikuti pada saat ini? Doa: Tuhan, dengan kuasa Roh KudusMu, Engkau selalu memilih dan memakai orang-orang yang Engkau kehendaki untuk mengangkat tanggungjawab pelayanan. Tuhan kiranya juga melihat potensi-potensi yang ada pada kami dan biarlah kami selalu bersedia memberikan diri di dalam pelayanan. Demi Kristus kami berdoa. Amin.



48 | P a g e



23 - 29 Mei 2021 KATAKAN: “AKU PEDULI PADAMU!” (Yehezkiel 37:1-14) Tujuan: Pemuda mensyukuri kepedulian Allah kepadanya, dengan cara semakin peduli dan memperhatikan orang lain setiap waktu.



“Bagaimana aku harus mengatakannya? Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan!” Tentu sahabat pemuda familiar dengan lagu ini. (Kalau boleh, ayo kita nyanyikan bersama). Hmmmm…. bagaimana sih caranya supaya kasih ini mewujud? Atauuu.. karena apa sih kita harus mewujudkan kasih kepada yang lain? Perikop ini mempercakapkan tentang penglihatan Yehezkiel mengenai rencana pemulihan Allah terhadap bangsa Israel yang digambarkan seperti membangkitkan tulang-tulang kering. Ayat 1-10 menggambarkan penglihatan Yehezkiel tentang Allah yang akan membangkitkan tulang-tulang. Ayat 11-12 merupakan penjabaran penglihatan tersebut. Tulang-tulang itu dikumpulkan kembali dan urat serta dagingnya tumbuh kembali. Setelah itu, Allah menghembuskan nafas sehingga mereka hidup kembali. Penglihatan tersebut merujuk kepada Israel yang tengah berada di pembuangan Babel dan hidup tidak berpengharapan lagi. Ayat 13-14 menyuarakan bahwa terhadap bangsa Israel yang telah pupus harapannya, Allah akan menghembuskan nafas-Nya (ruakh) agar mereka hidup dan tahu “Aku-lah TUHAN,” (ay. 14). Pernyataan ini memang sangat terkesan bahwa Allah narsis (bangga dengan diriNya sendiri). Namun, pernyataan ini sangat penting bagi identitas keberimanan orang Israel, sebab pembuangan mereka ke Babel menandakan bahwa Allah mereka telah dikalahkan. Dengan demikian, pernyataan ini diucapkan agar bangsa Israel menyadari bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang hidup dan terus memegang janjiNya, dan tidak akan pernah dikalahkan oleh siapapun! Yehezkiel sendiri tampak menunjukkan sebuah pergulatan di dalam dirinya, yakni antara realitas bahwa “tulang-tulang” itu sudah “mati” dan pesan pemulihan dan pengharapan dari Allah. Pesan penting dari narasi ini adalah bahwa Yehezkiel, Sang Nabi, tetap memberitakan pengharapan kepada Israel yang telah lenyap harapannya. Mungkin ia 49 | P a g e



akan menghadapi penolakan dari Israel atas nubuat ini, namun pemulihan dan pengharapan harus tetap disampaikan. Menjelang akhir tahun 2020, ada begitu banyak kasus bunuh diri terjadi di Toraja. Jika ditelusuri dengan seksama, tentu ada banyak faktor bunuh diri. Yang jelas bahwa korban bunuh diri selalu berada di titik bahwa harapan mereka telah pupus. At the end of the day (di batas akhir kehidupan/di hari-hari terakhir), sahabat-sahabat pemuda perlu mengingat bahwa Allah memberikan pengharapan kepada Israel yang tak berpengharapan layaknya tulang-tulang kering. Sebagai orang percaya, di dalam Kristus yang bangkit itu, kita juga dibangkitkan (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 10). Sebab itu, kita hidup karena pengharapan dan pemulihan dari Allah. Di dalam Dia juga kita menjadi satu dan terhubung satu sama lain. Maka, iman percaya tidak bisa dipisahkan dari orang-orang di sekitar kita. Kehadiran kita sedikit atau banyak terkait dengan banyak orang di sekitar kita. Pergulatan Yehezkiel pun menjadi dorongan bagi kita untuk peduli terhadap orang-orang di sekitar kita. Karena, kehadiran mereka terkait dengan kita. Sekecil apapun kepedulian itu, Roh Kudus akan menolong kita untuk memberikan pengharapan dan pemulihan dari Allah kepada sesama kita. Sebab itu, jangan hanya diam, bantulah mereka yang kehilangan harapan. Katakanlah: Aku peduli padamu (karena Allah sangat peduli padaku)! Pertanyaan Reflektif: Apakah kamu sudah menunjukkan kepedulianmu terhadap orang-orang di sekitarmu? Dalam hal apa? Doa: Ya Allah Sumber nafas hidup, oleh hembusan nafas-Mu kami kembali hidup berpengharapan dan dipulihkan. Bantulah kami untuk peduli kepada orang lain, sebagaimana Engkau selalu peduli kepada kami. Amin.



50 | P a g e



30 Mei – 05 Juni 2021 HIDUPKU ADALAH RUMAH TUHAN (Yesaya 6:1-8) Tujuan : Pemuda mengamini dirinya sebagai gereja yang dipanggil, dikuduskan dan diutus oleh Tuhan



Sahabat muda, masih ingat syair lagu Kidung Jemaat 257? Ayo menyanyikanya bersama: Aku gereja , kau pun gereja, kita sama-sama gereja. Dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama gereja. Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya, bukalah pintunya lihat di dalamnya, Gereja adalah orangnya.” Syair lagu ini lahir dari sebuah kesadaran, bahwa kita sebagai gereja, ada dalam dunia, diutus ke dalam dunia untuk menjadi teman sekerja Allah dalam melaksanakan misi penyelamatanNya dalam dunia ini. Karena hidup kita adalah Rumah Tuhan, maka kita perlu menjaga kekudusanNya. Menjaga kekudusan dalam hidup kita sebagai gerejaNya tercermin dari perkataan dan tindakan kita yang berkenan kepada Tuhan. Demikianlah Yesaya ketika dipanggil Tuhan menjadi hambaNya, diutus ke dalam dunia. Yesaya sungguh mengakui siapa dirinya dan siapa bangsanya yang seringkali melakukan pelanggaran dihadapan Tuhan. Yesaya mengatakan: “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam” (ay. 5). Dihadapan kekudusan Allah, ia menyadari ketidaksempurnaan dan kenajisannya. Allah kemudian membersihkan mulut dan hatinya dan menjadikan layak untuk tetap dipilih sebagai hambaNya. Selanjtnya Tuhan mengatakan: ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka Yesaya segera menjawab : “Ini aku, utuslah aku” (ay. 8). Firman Tuhan mengajarkan kita bahwa pengutusan Tuhan bagi anak-anakNya dalam dunia ini tidak selalu dilakukan kepada orang yang “baik-baik” alias sempurna. Karena pada dasarnya, tidak ada orang yang 51 | P a g e



sempurna. Seandainya ukuran Tuhan adalah kesempurnaan, maka tak satu pun dari kita yang terpilih menjadi hambaNya diutus dalam dunia. Syukur kepada Allah kita, sebab yang terjadi, orang percaya dipanggil bukan dari kesempurnaannya, kemampuannya, ketampanannya, kecantikannya, kepintarannya. Akan tetapi Tuhan memanggil dan mengutus setiap orang dalam dunia ini menjadi hambaNya memberitakan InjilNya tanpa syarat. Untuk itu, dalam keterbukaan Allah mengutus dan melayakkan kita ke dalam dunia mengabarkan Injil Kristus, hendaklah kita juga seperti Yesaya mau datang di hadapanNya mengakui dosa kita, merendahkan diri, dan mau dibentuk oleh Tuhan. Generasi muda pun sebagai gerejaNya diutus ke dalam dunia, hadir dalam dunia menjadi berkat (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI poin 3). Karena itu, jangan terburu-buru merasa tidak mampu, merasa tidak fasih berbicara, tunggu dewasa dulu, tunggu sukses dulu, sebab Tuhan selalu bersedia memperlengkapi kita melalui banyak cara dan banyak proses. Teruslah tampilkan karakter hidup yang mencerminkan rumah Tuhan. Dan berjuanglah mengasah talenta melalui proses yang Tuhan tunjukkan. Roh Kudus menolongmu.. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah saya sadar bahwa sesungguhnya saya ini sangat terbatas di hadapan Tuhan? 2. Bagaimanakah cara saya menjalani panggilan Tuhan? Doa: Tuhan Yesus, mampukan saya untuk menjalani proses sebagai orang yang sedang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi berkat bagi semua ciptaan. Amin!



52 | P a g e



06 - 12 Juni 2021 THE BLASPHEMY AND THE TRUTH (Markus 3:20-35) Tujuan: Pemuda memahami bahwa Kuasa Roh Kudus dikaruniakan kepada setiap orang melalui talenta, kemampuat dan bakat masing -masing orang.



Fitnah lebih kejam daripada membunuh. Kalimat ini adalah sebuah peribahasa yang sering kita dengar menunjuk kepada seseorang yang mengemukakan sebuah pendapat yang tak benar terhadap sesamanya. Begitu berbahayanya sebuah fitnah dapat merubah kehidupan seseorang ketika fitnah itu menjadi sebuah kebenaran bagi yang mendengarnya/meresponnya. Fitnah dalam bahasa Inggris disebut “the blasphemy” sedangkan kebenaran disebut “the truth.” Hal yang sama dialami oleh Yesus Kristus setelah ia mengutus ke12 murid dan memberikan kuasa bagi mereka (13-19). Dalam bacaan kita Yesus Kristus menerima fitnahan dari ahli-ahli Taurat yang ingin menjatuhkan Yesus Kristus dan mencoba mematahkan Kuasa Yesus Kristus Mereka mengatakan: “Ia kerasukan Beelzebul” dan dengan penghulu setan, Ia mengusir setan” (ay. 22). Hal ini dilakukan oleh para ahli-ahli Taurat sebab mereka merasa terganggu dengan karya Kuasa Yesus Kristus yang terus terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat saat itu yang bisa mengganggu bahkan mencoba menggeser keberadaan ahli-ahli Taurat tersebut. Karena alasan inilah para ahli-ahli Taurat ,kemudian mengambil sesuatu tindakan ekstrim untuk menjatuhkan Yesus Kristus. Dalam posisi terpojok karena fitnahan tersebut, Yesus Kristus justru menyampaikan pembelaan dan membantah mereka dengan cara elegan. Ia memanggil para ahli taurat dan menjelaskan dengan kalimat yang logis namun menusuk (ay. 23-30). Bahkan secara tegas dibagian Yesus berkata apa yang dilakukan oleh para ahli Taurat adalah hal yang sangat keterlaluan, yakni menghujat Allah dengan cara memfitnah Yesus Kristus, hal ini sama saja para ahli Taurat tidak lagi mengakui Kuasa Allah berlaku bagi diri Yesus Kristus (ay. 29-30). Selanjutnya kita mendapati suatu bagian lain, yaitu ketika Ibu & saudara-saudara-Nya ingin menemui Yesus setelah di ayat 21 mereka 53 | P a g e



ingin mengambil Yesus dan berpikir kalau-kalau Ia tidak waras lagi dihadapan banyak orang (31-35). Respon Yesus Kristus terhadap orang banyak dan keluarganya tegas mengatakan bahwa yang menjadi ibu dan saudara-saudara-nya bukan hanya yang memiliki hubungan darah daging, namun setiap mereka yang melakukan perintah Allah. Yesus menegaskan bahwa umat Allah disebut sebagai keluarga Yesus Kristus ketika kita melakukan kehendak Allah. Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 4 menegaskan: “Kita adalah tubuh Kristus, keluarga Allah dengan Kristus sebagai Kepala, karena itu persekutuan ini hidup dalam satu persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan ras, bangsa, suku dan lapisan-lapisan social untuk satu tujuan melakukan kehendak Allah dalam tuntunan Roh Kudus” Perasaan tergeser karena peran orang lain, dapat membuat kita jatuh dalam pencobaan seperti ahli-ahli taurat yang menghujat Yesus Kristus. Sangatlah berbahaya ketika kita tidak tunduk pada kehendak Allah, ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa membuat kita keliru bertindak, contohnya dari pembacaan kita ini, sikap iri hati daripada ahli Taurat sanggup membuat mereka untuk menjatuhkan Yesus Kristus. Rekan-rekan pemuda, selaku orang-orang muda banyak gesekan yang sering terjadi antara kita dan orang lain, sifat tak ingin dikalah, sifat ingin menang sendiri bahkan iri hati kepada sesama bisa saja membuat kita berlaku kejam kepada orang lain. Bukan hanya menfitnah tetapi bisa jadi malah merusak situasi hidup orang lain. Jelas dalm pembacaan kita, bahwa memfitnah/menghujat karya Roh Kudus dalam diri orang lain adalah hal yang tak dapat diampuni oleh Allah. Lalu bagaimana kita menghadapi kedagingan kita yang sering tak ingin disaingi oleh orang lain ? Tunduklah kepada Kuasa Allah, terus mencari tahu apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan dalam relasi kita dengan orang lain. Sebab pebruatan-perbuatan yang tidak benar dihadapan Tuhan pun mampu dipatahkan oleh Allah dengan cara-Nya sendiri (Contoh dalam bacaan kita, perbuatan ahli-ahli Taurat, dipatahkan oleh Yesus dengan sanggahan Yesus yang begitu logis). Minggu ini adalah minggu Pentakosta dimana kita mengaminkan bahwa Kuasa Roh Kudus yang telah dikaruniakan Allah akan terus berkarya bagi kehidupan kita. Ini yang menuntun kita untuk menjalani hidup kita selaku anak-anak muda Tuhan yang mestinya terus berjalan bersama, bergandengan tangan dalam tuntunan kuasa Allah



54 | P a g e



mengerjakan tugas & panggilan kita masing-masing untuk memuliakan Dia, tanpa rasa iri, cemburu, dengki dan perselisihan. Amin. Pertanyaan Reflektif: 1. Apa yang biasa mendorong seseorang untuk menfitnah sesamanya/menghujat sesamanya? 2. Bagaimana menjauhkan diri bahkan meredam sikap menfitnah/menghujat agar kita tetap dapat terus melakukan kehendak Tuhan ? Doa: Ya Tuhan kami mengucap syukur bahwa kami masih terus dberi kesempatan untuk mendengar dan ditegur oleh kebenaran Firman-Mu. Mampukanlah kami selaku anak-anak muda-Mu untuk terus hidup dalam kuasa-Mu agar kami mampu terhindar dari perbuatan yang menghina, memfitnah dan menghujat karyaMu dalam diri umatMu sendiri. Kami mohon agar Engkau terus menolong kami melalui Kuasa Roh Kudus Tuhan untuk menghidupi Firman Tuhan, Amin.



55 | P a g e



13 - 19 Juni 2021 KECIL TAPI BERARTI (Markus 4:26-34) Tujuan: Pemuda belajar melihat dan memahami tanda-tanda kerajaan Allah dari hal-hal yang sederhana/kecil.



Saudara, apakah teman anda pernah mengakatakan kepada saudara bahwa anda itu ‘kecil-kecil cabe rawit’? Atau mungkin saudara pernah mengakatakan itu kepada teman saudara? Tentu yang dimaksud di sini bukanlah cabe rawit yang dikonsumsi. Ungkapan tersebut sesungguhnya memiliki arti bahwa ada orang yang tampaknya kecil secara fisik tapi cerdik dan pemberani. Ungkapan ini mengajarkan kita untuk berhikmat dalam melihat seseorang bahwa meskipun seseorang itu kecil secara fisik tapi kita perlu melihat potensi yang besar dalam diri orang tersebut. Meskipun kecil tapi berarti. Hal kerajaan Allah seringkali dilihat oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang kecil, sehingga tidak jarang orang mengabaikannya dan tidak mau tahu tentang bagaimana sesunguhnya kerajaan Allah itu. Padahal hal kerajaan Allah justru merupakan sesuatu yang perlu kita pahami dengan baik berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Saudara, jika kita melihat konteks pelayanan pemuda, sebagian orang juga seringkali menilai sesuatu akan berharga jika dilakukan dengan cara yang hebat, mewah, dan terlihat banyak orang. Sebaliknya, hal yang mungkin dilakukan dengan cara yang biasa saja, sederhana dan tidak populer, tidak jarang dilihat sebagai sesuatu yang kecil. Pada konteks lain, ada juga pekerjaan yang jika oleh orang yang populer maka hasil dari pekerjaan tersebut kemudian diapresiasi dan dianggap sebagai sebuah pencapaian yang besar walaupun pekerjaannya biasa saja. Itulah fenomena yang kadang terjadi di sekitar kita. Dalam pembacaan kita, dalam menjelaskan tentang kerajaan Allah, Yesus Kristus memberikan dua perumpamaan yang saling terkait. Pertama, Yesus menjelaskan bahwa kerajaan Allah seumpama benih yang sesungguhnya kecil tapi kemudian ia bertumbuh dan berbuah sehingga dapat dituai pada musimnya. Kedua, Yesus kembali menjelaskan hal kerajaan Allah seumpama biji sesawi yang sesungguhnya memiliki ukuran yang paling kecil dari segala jenis benih 56 | P a g e



yang ada di bumi (bnd. ay. 31). Meskipun kecil, biji sesawi dapat bertumbuh menjadi sayuran yang lebih besar daripada segala sayuran yang lain, bahkan ketika ia mengeluarkan cabang-cabang yang besar, maka burung-burung dapat bersarang dalam naungannya. Saudara, perumpamaan yang diuraikan oleh Yesus memberikan sebuah pelajaran dan hikmat yang sangat penting bagi kita bahwa kerajaan Allah adalah menyangkut pertumbuhan dan buah. Oleh karena itu hal Kerajaan Allah perlu kita pahami melalui kehadiran Yesus Kristus. Keyakinan kita akan kehadiran Yesus Kristus membuat kita mampu untuk melakukan sesuatu yang seturut dengan kehendak-Nya. Meskipun kita melakukan hal yang kecil, sederhana, namun akan diberkati oleh Allah dengan pertumbuhan sehingga menghasilkan buah dan berdampak bagi orang lain. Pertanyaan bagi kita semua adalah apakah semua yang kita lakukan selama ini sudah dilandasi oleh ketulusan, kebenaran dan hikmat? Mungkin di sekitar kita ada hal-hal yang dilakukan oleh sebagian orang yang kelihatannya besar dan digemari banyak orang. Lalu pada saat yang sama kita membandingkan dengan apa yang kita lakukan dan kita menilainya sebagai sesuatu yang amat kecil dan tak berharga. Akibatnya, kita menjadi pribadi yang malu dan tak percaya diri dengan pekerjaan kita sendiri. Sahabat muda, dapatkah kita melihat nilai uang Rp.1.000 dalam uang Rp.100.000? Sederhana sekali untuk melihatnya. Apakah uang Rp.100.000 itu berharga tanpa Rp.1.000 ? Bukankah tanpa Rp.1.000 ia hanya menjadi Rp.99.000 ? Sekecil apapun Rp.1.000 ia tetap berharga dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Rp.99.000 untuk menjadi Rp.100.000. Kedua perumpamaan tadi, baik itu benih yang tumbuh ataupun biji sesawi, keduanya menekankan bahwa sekecil apapun itu, Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan sehingga menjadi tumbuh, besar dan berbuah. Sebagai anak muda, mungkin kita sudah berbuat sesuatu yang kecil dan tak pernah diapresiasi atau tak pernah dihargai. Walaupun demikian, kita akan terus mengerjakannya dengan ketulusan, kebenaran dan hikmat dari Tuhan. Mari pikirkan ini, apakah yang Tuhan ingin lakukan dalam hidup kita? Mungkin kita tidak melihat dengan mata kita. Kristus sudah mati untuk kita. Sekali lagi mungkin tak terlihat, tapi kita harus mengimani bahwa Kristus telah melakukan sesuatu yang sangat besar dalam hidup kita. Mari kita hayati arti kehadiran dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita dengan penuh hikmat. Amin! 57 | P a g e



Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah saya pernah mengapresiasi tindakan-tindakan orang lain (walau sekecil apapun)? 2. Apa yang dapat memotivasi saya untuk terus melakukan kebaikan? Doa: Tuhan, tolonglah saya untuk menghargai setiap hal yang benar demi kemuliaanMu. Buatlah saya menghadirkan tanda-tanda kerajaanMu dengan hal-hal yang kecil tetapi berarti. Amin!



58 | P a g e



20 - 26 Juni 2021 DIA YANG MEMULIHKAN (Markus 4:35-41) Tujuan: Pemuda mengimani bahwa setiap persoalan dalam hidupnya akan dipulihkan oleh Tuhan melalui kehadiran dan kuasaNya.



Shalom…. Badai telah mengombang-ambingkan seluruh sendi-sendi kehidupan kita dalam beberapa tahun belakangan. Konflik sosial antar manusia, hingga konflik manusia dengan alampun kita alami akhir-akhir ini. Badai-badai ini hampir saja mengobrak-abrik kepercayaan kita pada penguasa, kepada sesama dan alam semesta bahkan kepada Tuhan. Konflik antar sesama atas pebedaan dalam berbagai kontestasi pemilihan (Pilpres, DPR, DPRD, Pilkada), menghabiskan cukup banyak energy. Hal ini terjadi karena kurangnya hikmat dalam mengelola perbedaan. Konflik dengan alam semesta. Alam seakan tidak lagi bersahabat dengan kita. Alam seakan menuntut kita untuk bertanggungjawab atas perusakan lingkungan yang diakibatkan keserakahan manusia atas sumber daya alam. Kekayaan alam kita diambil dengan serakah demi keuntungan segelintir pengusaha dan penguasa. Padahal untuk dapat bertahan hidup, alamlah yang mensuplai semua kebutuhan kita. Salah satu bentuk badai dari alam adalah Pandemi Covid-19 yang juga menghabiskan banyak energi kita akhir-akhir ini. Mulai dari penyakit yang ditimbulkan, konflik sosial juga menjadi perhatian yang cukup serius sampai pada persekutuan kita porak-poranda setelah pemerintah menginstruksikan untuk membatasi kerumunan. Sekitar 3-5 bulan kita tidak dijinkan untuk bersekutu memuji, memuliakan dan mendengarkan firman Tuhan dari mimbar. Semua realitas di atas menjadi tantangan hidup kita akhir-akhir ini. Bacaan kita kali ini tentu sangat menarik. Yesus sebelumnya telah menyampaikan pengajaran-Nya dengan menggunakan perumpamaanperumpamaan. Setelah itu, Yesus lalu mengajak para murid untuk menghadapi tantangan hidup secara langsung (ay. 35). Beberapa peneliti menemukan bahwa Danau yang disebrangi itu jika ditempuh melalui darat tidak terlalu jauh jaraknya. Akan tetapi, Yesus mengajak para murid menuju Gerasa justru dengan menyeberangi danau (ay. 3659 | P a g e



37). Pengajaran Yesus dengan perumpamaan-perumpamaan itu kemudian langsung diujikan kepada murid-murid. Apakah para murid langsung memercayakan hidupnya kepada kebenaran yang diungkapan Yesus melalui perumpamaan itu? Ternyata tidak. Murid-murid masih fokus pada badai menerpa mereka. Tidak satupun dari mereka yang menggantungkan hidupnya kepada kebenaran firman yang baru saja mereka dengarkan. Salah satu dari mereka membangunkan Yesus bukan didorong akan kepercayaan mereka pada Yesus, tindakannya didasarkan pada kepanikan dan ketakutan akan kematian semata (ay. 38). Ajakan Yesus kepada murid-murid untuk mengarungi danau yang penuh dengan badai itu mengibaratkan pengutusan umat Allah ke dalam dunia.15 Kita diutus ke dalam dunia untuk menghadapi badai dan tantangan yang sedang dan akan hadir di hadapan kita. Ajakan itu tidak berhenti pada mengajak saja, namun Yesus ikut serta dalam menghadapi badai yang mengombang-ambingkan perahu. Yesus juga ada dalam perahu itu. Ini menandakan keberpihakan dan keturutsertaan Yesus bersama-sama dengan para murid dalam menghadapi badai itu. Sahabat milenial yang dikasihi Tuhan. Sebesar dan sesulit apapun gelombang badai yang kita hadapi, percayalah bahwa Allah di dalam Kristus Yesus turut bekerja dalam menghadapi badai tersebut, bahkan Dia sendiri yang akan memulihkan kondisi yang carut marut itu menjadi “teduh sekali” (ay. 39). Oleh sebab itu, percayalah dan sandarkanlah seluruh kekuatiranmu kepada-Nya agar badai itu dapat dilalui berlalu dan keteduhan Allah dapat dinikmati. Tuhan Yesuslah yang memulihkan kondisi yang sedang kacau-balau ini. Ajakan Yesus ini pula mengandaikan akan tanggungjawab kita atas anugerah yang dikaruniakan kepada setiap kita. Bertanggungjawab atas kerusakan hubungan akibat perbedaan dan bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan akibat keserakahan. Dahulukanlah Tuhan dalam setiap badai yang anda jumpai dalam kehidupan ini, percayalah bahwa ketika kita menaruh hidup kepadaNya, maka Dia yang akan memulihkan kembali setiap badai yang kita jumpai. Amin. Pertanyaan Reflektif: Sejauh mana kita bertanggungjawab terhadap badai dunia (badai alam pun konflik sosial)? 15



Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3. 60 | P a g e



Doa: Tuhan Yesus, ampunilah kami yang tidak menghargai kehadiranMu. Bantulah kami untuk memperbaiki segala kerusakan akibat keserakahan kami. Amin!



61 | P a g e



27 Juni - 03 Juli 2021 KASIHMU YANG MEMULIHKAN (Markus 5:21-43) Tujuan: 1. Pemuda meyakinkan diri bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong mereka menyelesaikan persoala. 2. Pemuda dapat menolong orangn lain menyampaikan masalahnya kepada Tuhan Yesus.



Shalom! Salam sejahtera bagi kita sekalian kekasih Kristus, Jika seseorang yang sedang dilanda falling in love (jatuh cinta), tentu yang ada dalam pikiran dan hatinya adalah perasaan yang bahagia dan senang, seperti lirik lagu “Jatuh Cinta berjuta rasanya”. Namun tak jarang juga ketika karena cinta, seseorang menjadi patah hati, hilang harapan, perasaanya tidak tenang, kehidupannya tidak karuan, bahkan tidak tahan lagi untuk menghadapi persoalannya. Yang terjadi selanjutnya adalah dia mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya (dengan berbagai cara -seperti yang belakangan ini terjadi di kalangan anak muda Kristen). Bacaan Alkitab kita pada saat ini ingin memberikan kita suatu pembelajaran hidup tentang bagaimana kita memandang dan menjalani hidup dalam tuntunan kasih Allah yang menghidupkan. Dalam pembacaan kita dikisahkanlah tentang seorang Bapak bernama Yairus yang bergumul dengan hebat karena penyakit yang menjangkiti anak perempuannya. Ayat 22 menceritakan bahwa Yairus tersungkur di depan kaki Yesus. Ia memohon dengan sangat agar Yesus meletakkan tangan ke atas anaknya dan menyembuhkannya (ay. 23). Selain itu ada juga seorang perempuan yang telah menderita sakit pendarahan selama dua belas tahun lamanya. Ia telah menghabiskan segala yang ia miliki untuk berobat, namun sama sekali tidak berguna. Malah kondisinya bertambah buruk (ay. 25-26). Tentu ia dan keluarganya sangat putus asa bukan? Baik Yairus juga sang perempuan yang sakit pendarahan sudah berada pada puncak pergumulan, dan bisa saja mengambil jalan pintas akibat keputusasaannya, namun mereka tidak berbuat kesalahan. Mereka mendengar, menyadari dan melihat kehadiran Allah Bapa dalam diri Tuhan Yesus, sebab itu mereka kemudian didorong oleh iman dan kuasa Roh Kudus untuk mempercayakan hidup kepada Allah Bapa 62 | P a g e



melalui Yesus Kristus (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir ke-3). Yairus tersungkur dan memohon, sedangkan sang perempuan berupaya menyentuh jubbah Yesus. (ay. 22 dan 28) Karunia ilahi pun menjadi milik mereka. Kesembuhan dan kebangkitan dalam waktu yang hampir bersamaan itu membuat semua orang menjadi sangat takjub (ay. 42). Sahabat muda yang terkasih dalam Kristus, persoalan menjadi tanda bahwa kita masih ada dan hidup dalam dunia ini. Sesungguhnya, persoalan harusnya menjadi seperti sahabat yang harus kita hadapi dan selesaikan dengan baik. Semboyan iman bahwa “Tuhanku lebih besar dari pada masalahku” harus menjadikan generasi muda Kristus tegar dan kokoh dalam menghadapi masalah seberat apapun. Kita selaku anak muda, adalah Yairus-Yairus dan Perempuan-perempuan yang terlalu banyak menghadapi persoalan. Namun pun demikian, kita selalu sadar bahwa kita ini berakar dalam Kasih Kristus dan pasti dimampukan untuk menjadi garda-garda terdepan atau kader-kader yang siap diutus membagikan kabar sukacita yang menghidupkan dan memulihkan. Ada begitu banyak orang seperti anak Yairus yang mengharapkan keseriusan kita untuk menolong mereka menyampaikan keluhan, rintihan dan tangisan kepada Kristus. Sebab itu, marilah kita mengisi masa muda kita dengan hal yang positif dan berfaedah. Percayalah bahwa tidak ada yang bisa menghentikan apa pun yang akan Tuhan kerjakan dalam hidup kita dan juga orang lain. Tuhan menantikan tindakanmu. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Sudah Sejauh manakah kita sebagai generasi muda melibatkan Tuhan dalam pergumulan kita? 2. Apakah kita dapat menolong orang lain menyampaikan keluhannya kepada Tuhan? Doa: Terpujilah Tuhan untuk segala karya dan kasihNya bagi kami anak mudamu sekalipun sering dalam kehidupan kami masih sangat jarang melibatkanmu dalam segala persoalan kami. Untuk itu kami mohon tuntunan Roh Kudus agar kami terus hidup dalam perkenaanMu dan menolong orang lain sampai kepadaMu. Amin.



63 | P a g e



04 – 10 juli 2021 KEEP STRONG (Bahan 2 Korintus 12:1-10) Tujuan: Pemuda selaku Kader Siap Utus selalu bersikap rendah hati dan menghindari bermegah atas pelayanannya







Orang sombong itu seperti orang yang berdiri di atas gunung: dari atas dia memang semua orang dibawahnya kecil, dia tidak sadar orang memandang dia juga kecil” – Lee Kuan Yew (pendiri dan Perdana Menteri pertama Singapura. Paulus memiliki pengalaman rohani yang luar biasa, dengan penyataan dan penglihatan yang dia terima. Namun karena hikmat dari Tuhan, hal itu pun tidak membuatnya merasa tinggi hati bahkan menceritakan hal tersebut dianggapnya tidak bermanfaat (ay.1). Dia menghindari berbangga dengan hal itu agar tidak ada orang yang kemudian melebih-lebihkan kepada orang lain, apa yang telah didengarnya dari Paulus (ay. 6). Bahkan ia menganggap celaan pada dirinya, yaitu duri, adalah cara TUHAN untuk mencegah ia menjadi sombong. Sebaliknya, ia justru bermegah justru karena penderitaan. Ia bermegah atas kelemahannya (ay. 9), dan bersuka di dalamnya (ay. 10). Bukan bermegah karena kelemahan dosa, yang harusnya malu dan sedih, melainkan penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, dan kesusahan yang dialaminya demi Kristus (ay. 10). Dia memandang bahwa semuanya itu merupakan kesempatan bagi Kristus untuk menyatakan kuasa dan kecukupan kasih karunia-Nya bagi diri Paulus sendiri. Kita semua pasti memiliki satu atau bahkan mungkin lebih tugas, baik dalam pelayanan gerejawi, kuliah/sekolah, tempat kerja. Tentu dalam kondisi normal, keberhasilan atas kerja keras dalam mencapai target program akan membuat orang bersukacita bahkan berbangga. Apalagi jika sebelumnya orang berpikir mustahil hal itu berhasil dalam kondisi yang sulit, misalnya pada masa covid-19. Tentu dengan kebanggan yang ada pasti akan memacu semangat lebih dalam bekerja dan meningkatkan prestasi. Namun dalam kenyataan kebanggan itu sering menjadi kebanggan pribadi. Jika bukan karena dia atau jika bukan saya maka tidak akan berhasil. Sementara orang lain yang juga teribat di 64 | P a g e



dalamnya dianggap tidak punya peran atau hanya mengambil peran sedikit. Seringkali kita menilai diri kita sendiri menurut ukuran kita dan menilai orang lain juga dengan ukuran itu. Kita senang dengan pujian dan tidak suka dengan kritik. Kita menganggap kritik sebagai duri yang tidak pantas kita terima. Padahal hal itu mungkin karena kesombongan kita telah menyimpang jauh dari tujuan semula. Di sisi lain kritik mungkin justru akan mengembalikan kita kepada tujuan semula. Dan sebagai orang yang tulus bekerja, maka tentu dia dapat melihat semua kritik yang tertuju padanya sebagai cara Allah memakai orang lain untuk menjaga langkahnya tetap pada jalur yang sebenarnya. Sebagai orang beriman, kita tidak seharusnya berbangga diri dengan keberhasilan atau pencapaian atas semua yang telah kita kerjakan. Sebab hal yang terpenting dari hal-hal itu adalah kita mendapat kesempatan untuk turut menjadi berkat bagi semua.16 Sebaliknya yang membuat kita berbangga adalah jika kita bisa tetap kuat dan bertahan sekalipun dalam himpitan berbagai pergumulan, digoda oleh dosa bahkan menderita hinaan dan aniaya.17 Ketika kita memohon kasih karunia TUHAN, maka Dia akan memberikan untuk menguatkan dalam kelemahan kita. Pada waktu kita menyadari kelemahan kita, maka datanglah kepada Kristus, sebab kita layak menerima kekuatan dari-Nya sehingga kita menerima curhan kekuatan dan kasih karunia ilahi. Amin. Pertanyaan Reflektif: 1. Menurut kita, tantangan terbesar apa yang kita hadapi untuk menjaga agar kita tidak tergoda untuk membanggakan diri? 2. Apakah orang yang membanggakan diri dapat melihat kasih karunia Allah dalam setiap tugas dan pelayanannya? Doa: Bapa, terima kasih Engkau telah mempergunakan kami untuk menjadi barkat bagi semua orang melalui tugas dan pelayanan yang kami terima. Tolong kami agar senantiasa melihat kepada kasih karunia-Mu bukan kepada diri kami sendiri, dan kiranya kami di kuatkan oleh kasih karuniaMu untuk menghadapi pencobaan, hinaan dan aniaya pada saat ini dan di masa yang akan datang. Amin. 16 17



Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1 Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3 65 | P a g e



11 - 17 Juli 2021 KITA DIUNDANG-NYA, LOH! (Mazmur 24) Tujuan: Pemuda merespon undangan Tuhan untuk menikmati kebesaranNya dengan cara menyerahkan diri dibentuk oleh Allah di dalam persekutuan.



Jika seorang sahabat mengundang kita ke dalam sebuah acara pernikahan, ulang tahun atau syukuran lainnya, maka tentu kita akan ikut karena kita dipenuhi oleh sukacita, bukan? Kehadiran kita dalam acara tersebut juga mendorong kita untuk mengikuti susunan acara yang telah ditetapkan oleh sang penyelenggara acara sampai selesai. Benarkah demikian, Guyss?? Pemazmur membagi pasal ini ke dalam dua bagian besar, yakni ayat 1-2; 7-10 tentang kebesaran Allah dan ayat 3-6 tentang siapa dapat masuk ke dalam Bait Allah. Dalam mazmur ini, manusia diselubungi oleh pengakuan tentang kebesaran Allah. Namun ayat 3-6, sekilas seperti persyaratan untuk dapat masuk ke dalam Bait Allah. Jika kita perhatikan lebih seksama, mazmur ini justru bertutur tentang undangan Allah untuk hidup dan dibentuk di dalam-Nya. Maka, relasi yang nyata dengan Allah justru ketika seseorang merespon undangan untuk hidup seperti yang diinginkan-Nya. Respon ini juga merupakan pengakuan terhadap kebesaran Allah dan karena dari pengakuan itulah selalu timbul keinginan untuk mencari-Nya (ay. 6). Keinginan untuk mencari Allah-lah yang juga menumbuhkan kepercayaan kepada Allah dengan sedia memberi diri untuk dibentuk oleh Allah (ay. 4). Kepercayaan kepada Allah berarti kesediaan memberikan diri untuk dibentuk oleh Allah agar kita memiliki hati murni, tangan yang bersih, tidak bersumpah palsu, dan tidak menyembah berhala (ay. 4). Maka, rahmat yang tercurah tidak berbentuk materi, melainkan berkat dan keadilan (ay. 5). Dalam kekristenan, kita telah direngkuh dan dirangkul oleh Kristus dalam kebangkitan-Nya. Kita pun dipanggil menjawab undangan-Nya untuk hidup berpadanan - sesuai dengan Injil. Kehidupan kita kini sudah diselubungi oleh kasih Allah. Dengan demikian, kebesaran Allah senantiasa menyelimuti kita sekaligus 66 | P a g e



mengundang kita untuk dibentuk oleh-Nya setiap waktu, termasuk melalui persekutuan dan pelayanan kita masing-masing. Jadi bagaimana, Guys?? Sudahkah kita merespons undangan-Nya? Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Sadarkah Anda bahwa kebesaran Allah menyebulungi kita? Mungkinkah kita menceritakannya secara singkat? 2. Jika kita sadar, selanjutnya sudahkah kita merespon undangan dariNya? Doa: Ya Allah yang menyelubungi kami dengan rahmat-Mu, mampukan kami melihat kebesaran dan merespon undangan-Mu untuk hidup dibentuk oleh-Mu. Amin.



67 | P a g e



18 - 24 Juli 2021 AKU PERCAYA MAKA AKU SIAP (Mazmur 23:1-6) Tujuan : 1. Pemuda mengikuti karakter Gembala Agung (yakin akan pemeliharaan Tuhan dan siap menjadi saluran berkat 2. Pemuda sadar bahwa Tuhan memulihkan umatNya agar mereka meneladani karakterNya selaku Gembala Agung



Seseorang yang mengaku percaya kepada Tuhan tapi perbuatannya tidak sesuai dengan firman Tuhan sebenarnya adalah pembohong. Apakah Saudara pernah menjumpai hal seperti ini? Bagaimana perasaan Saudara? Ya, kemungkinan besar semua orang tidak senang dengan hal ini. Tapi…pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan diriku? Apakah kepercayaanku atau imanku kepada Tuhan telah sesuai dengan perbuatanku? Atau apakah perbuatanku sudah mencerminkan imanku? Ataukah…? Melalui Mazmur 23 pemazmur (Daud) merefleksikan pengalamannya berjalan bersama Tuhan. Refleksi itu digambarkan melalui pengalaman yang pernah dikerjakan oleh Daud sebagai seorang gembala; bagaimana ia sangat mencintai kawanan gembalaanya, bahkan sampai rela mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan dan keamanan gembalaannya (Lihat 1 Samuel 17:34-35). Demikianlah Daud memiliki keyakinan yang kuat akan pertolongan, perlindungan dan kasih sayang Tuhan, bahkan ketika ia berjalan di lembah kekelaman (dibayangbayangi oleh maut; seperti misalnya ketika berhadapan dengan Goliat dan bagaimana ia hidup sebagai pengembara karena menjadi buronan Saul). Dalam semua itu Tuhanlah yang tetap memenuhi kebutuhan Daud (ay. 5a). Melalui berbagai pengalaman suka maupun susah itulah karakter Daud ditempah dan dibentuk oleh Tuhan. Tuhan yang adalah Gembala telah membentuk Daud menjadi ‘domba’ yang taat sekaligus menjadikannya gembala bagi umat Israel yang layak dipercaya (Bdk. Mazmur 78:72). Rekan-rekan PPGT yang dikasih oleh Tuhan kita Yesus Kristus… Pdt. Eka Darmaputera mengatakan Yesus adalah MODEL dan MODAL! Apa maksudnya? Pertama, sebagai MODEL Yesus telah memberikan 68 | P a g e



teladan bagi pengikut-pengikut-Nya; TAAT! bahkan taat sampai mati (Filipi 2:8). Kedua, sebagai MODAL Yesus menjaminkan penyertaan senantiasa (terus menerus, tidak berkesudahan) sampai pada akhir zaman (Matius 28:20). Untuk apa Ia menyertai kita? Untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya dengan mengajarkan mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ia perintahkan! Jadi sampai di sini jelas bahwa tugas semua murid Yesus Sang Gembala Agung adalah menjadi gembala dan menggembalakan dengan penuh cinta kasih semua kawanan domba-Nya. Dalam Markus 6:34 Yesus mengajarkan kepada muridmurid-Nya belas kasihan kepada sesama manusia; Markus 6:56 Yesus menyatakan kepedulian kepada orang-orang yang merindukan pemulihan dari-Nya. Dalam Mukadimah Pngakuan Gereja Toraja ditegaskan bahwa Allah berkenan menyatakan Kuasa, Kasih dan Kehendak-Nya kepada dunia melalui Yesus Kristus. Penegasan ini kemudian mengantar setiap orang percaya kepada pengakuan : “YESUS KRISTUS ITULAH TUHAN DAN JURU SELAMAT” dan Pengakuan ini jugalah yang mengantar setiap orang percaya untuk berani dan terusmenerus (“tidak berkesudahan”) menyatakan Kasih, Kuasa dan Kehendak Tuhan melalui seluruh sikap hidupnya. Itulah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Karena sudah mengaku, maka harus siap! Gimana, bisa kan??? Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah Saudara telah sungguh-sungguh mengalami Kasih Tuhan dalam hidup Saudara? 2. Tanda bahwa seseorang telah mengalami Kasih Tuhan dalam hidupnya adalah senantiasa mengasihi sesame terlebih Tuhan? Apakah tanda itu ada dalam diri Saudara? Doa: Ya Allah Sang Sumber Kasih… Jadikanlah kami seperti pensil untuk Engkau pakai menuliskan cinta kasih demi cinta kasih-Mu dalam seluruh kehidupan yang Engkau karuniakan kepada kami. Amin!



69 | P a g e



25 - 31 Juli 2021 (SSA XXV Gereja Toraja) AYOO, GENGS!18 (2 Raja-Raja 4:42-44) Tujuan: Pemuda menyadari keterbatasannya dan mengembangkan apa yang ada padanya sambil terus bersandar pada ke -Mahakuasa-an Allah.



Ada begitu banyak cara orang menggambarkan perjalanan kehidupan. Seperti anak tangga yang harus dijalani atau seperti jalan yang panjang, dimana ada titik start (berangkat) dimana kita berdiri dan siap melalangkahkan kaki dan kita tidak tahu dimana ujung jalan tersebut. Di situ tersirat pesan bahwa kehidupan itu adalah sebuah proses yang mesti dilalui. Kita tidak akan mungkin sampai di anak tangga kesepuluh jika tidak melalui tangga ke satu sampai sembilan. Tetapi, persoalan besar yang biasa muncul adalah perasaan ragu untuk melangkah: apakah saya akan mampu? Bagaimana kalau saya gagal? Masa pelayanan Elisa sebagai Nabi adalah masa-masa paceklik, serupa dengan masa karorian19 yang pernah dialami oleh orang Toraja (lihat ay. 38). Dan karena itu, kita bisa melihat bahwa kebutuhan akan makanan menjadi persoalan penting. Tanda-tanda mujizat dari Allah yang dilakukan Nabi Elisa sebelumnya membuat banyak orang tercengang dan terus mengikut dia. Melipat-gandakan minyak seorang janda yang tercekik hutang (ay. 1-7), membangkitkan anak perempuan Sunem yang sudah mati (ay. 8-37), memberi makan rombongan nabi di Gilgal ketika kelaparan melanda (ay. 38-41). Dalam bacaan disebutkan, paling tidak ada 100 orang yang sedang bersama dengan dia dan membutuhkan makanan, sementara mereka hanya memiliki dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong yang dibawa oleh seseorang dari Baal-Salisa (ay. 42). Menurut ukuran manusia, itu tidak akan cukup untuk dimakan 100 orang. Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di hadapan 100 orang? (ay. 43). Tetapi Nabi Elisa 18



Gengs, adalah istilah popular untuk anak muda yang kurang lebih berarti: teman-teman dalam satu kelompok. 19 Karorian adalah masa yang sulit yang pernah dialami oleh orang Toraja: kemarau panjang, makanan dan uang serta berbagai kebutuhan dasar sulit didapatkan. Peristiwa ini diceritakan turun temurun terutama di kampung. 70 | P a g e



bersandar pada kuasa Allah dan firman-Nya, dan benar: orang makan dan bahkan ada sisanya (bdk. Mark. 6:44; 8:20; Luk. 9:14 dan Yoh. 6:10). Begitulah kenyataannya, Gengs! Jika kita bersandar sepenuhnya kepada Dia, apalagi ketika mengangkat pelayanan kepada orang banyak seturut dengan talenta yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita, maka Tuhanlah yang akan memampukan kita. Sebagai seorang pemuda ketika diberi tanggungjawab pelayanan, keragu-raguan selalu muncul. Lalu ketika keraguan datang, apa yang harus dilakukan? Menolak? Menghindar? Atau melihatnya seperti anak tangga yang harus dijalani? Saat ini Gereja Toraja, sedang melaksanakan Sidang Sinode Am yang ke XXV, di mana sebuah pendekatan yang disebut Appresiative Inquiry (AI) sedang dikembangkan. Melalui pendekatan dan paham ini kita diajak untuk melihat dan memaksimalkan apa yang ada yang sudah Tuhan sediakan, bukan selalu melihat apa yang tidak ada atau tidak dimiliki atau kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Ada keyakinan dan pengharapan di balik pelayanan-pelayanan yang kita lakukan bahwa Tuhanlah yang akan menyempurnakan (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 4). Justru di dalam keterbatasan kita itulah kuasa Allah yang Maha-Tak-Terbatas menjadi nyata. Mari melayani untuk kemuliaan Allah. Soli deo gloria. Pertanyaan Reflektif: Apakah saya (dan kita semua) sudah bersandar pada Allah dalam mengangkat setiap tanggungjawab yang diberikan kepada kita? Doa: Tuhan, kami bersyukur telah mendengar dan merenungkan firman-Mu ini. Sungguh Engkau Maha-Tak-Terbatas, dimana kuasa-Mu yang akan memampukan kami yang terbatas ini. Kami mau bersandar sepenuhnya hanya kepada-Mu. Amin.



71 | P a g e



01 - 07 Agustus 2021 BERSATU UNTUK MAJU (Efesus 4:1-16) Tujuan: Pemuda mengimani bahwa potensi mereka adalah roti sorgawi untuk mengutuhkan dan memenuhi kebutuhan semua.



Berbeda tetapi satu. Inilah yang selalu tergambar dalam kegiatan persekutuan PPGT. kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Keluarga, pendidikan, pekerjaan dan beberapa hal lainnya membedakan, namun kita tetap satu dalam satu persekutuan sebagai tubuh Kristus. Tentu saja perbedaan yang ada seringkali bisa memunculkan perpecahan atau perselisihan, jika perbedaan itu tidak dikelola dengan baik. Rasul Paulus memberi nasihat kepada Jemaat di Efesus yang sedang mengalami ancaman perpecahan itu akibat pengkotak-kotakan yang ada. Paulus mengingatkan supaya mereka hidup sebagai orangorang yang telah dipanggil. Bagaimana hidup sebagai orang yang dipanggil? Pertama, selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar (ay. 2). Kedua, berusaha memelihara kesatuan Roh, yaitu kesatuan tubuh Yesus dalam ikatan damai sejahtera (ay. 4-6). Ketiga, menggunakan kasih karunia yang telah diberikan kepada masing-masing yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan jemaat (ay. 7-16). Perbedaan potensi yang dimiliki tidak menjadi kendala tetapi justru disyukuri sebagai karunia Allah. Potensi itu haruslah digunakan sebagai pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian maka, persekutuan tersebut dapat dikategorikan sebagai persekutuan baru Umat Allah. Persekutuan baru ini adalah Tubuh Kristus, kelurga Allah, dengan Kristus sebagai Kepala. Karena itu persekutuan ini hidup dalam satu persaudaraan dengan kedudukan yang sama, tanpa pembedaan ras, bangsa, suku dan lapisan-lapisan sosial. Roh Kudus yang tinggal di dalamnya membagi-bagikan dari kepelbagaian karunia kepada masingmasing anggota untuk pembangunan tubuh Kristus. (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 4). PPGT juga bagian dari orang yang telah dipanggil dari dalam kegelapan masuk ke dalam terangNya yang ajaib. Oleh sebab itu, 72 | P a g e



hendaknya PPGT hidup berpadanan dengan panggilan kita yaitu dengan kerendahan hati, lemah lembut dan kesabaran. Sikap rendah hati itu ditandai dengan kebiasaan menganggap orang lain lebih utama dari diri sendiri. Karena itu ketika memiliki potensi tidak boleh angkuh atau memandang orang lain lebih rendah. Percayalah bahwa potensi yang kita miliki itu, sangat memungkinkan untuk dipakai membangun persekutuan ini. Misalnya talenta bermain musik, bernyanyi, punya kemampuan memimpin organisasi dan berbagai talenta lainnya. Segala karunia yang Tuhan berikan, hendaknya memancar keluar kepada sesama dan lingkungan di sekitar kita. Sahabat muda, mari memaksimalkan potensi kita untuk membangun persekutuan PPGT ini dan terus merangkul sahabat muda lainnya untuk turut di dalamnya. Sekalipun ada begitu banyak perbedaan tetapi mari bersatu untuk maju sehingga bersama-sama berakar dan berbuah di dalam Kristus. Amin. Pertanyaan Reflektif Sudahkah saya menggunakan potensi saya untuk membangun persekutuan ini? Doa: Tuhan, terimakasih atas potensi yang engkau karuniakan kepadaku. Mampukan aku untuk menggunakan potensi itu dengan baik bagi kemuliaanmu dan bagi keutuhan persekutuan ini. Amin.



73 | P a g e



08 - 14 Agustus 2021 ROTI = HIDUP (Yohanes 6:41-51) Tujuan: Pemuda menyadari bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kehidupannya harus digunakan untuk membag ikan Roti Hidup kepada yang lain.



Salam Kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kalau kita berbicara soal makanan, tentu sahabat muda tahu ada dua jenis makanan yang lazim, yaitu makanan jasmani dan makanan rohani. Namun kita nggak usah malu untuk mengaku bahwa sebenarnya yang paling sering kita cari adalah makanan Jasmani. Karena makanan jasmani itu mengenyangkan kita serta menguatkan kita dalam menjalani aktifitas kehidupan kita, betul to???. Kalau makanan rohani??? Sepertinya tidak semua orang menginginkan dan merindukannya ya? mengapa demikian? Mungkin saja karena makanan rohani nggak bikin kenyang perut, Guys.. Atau mungkin karena tidak semua orang sadar apa arti di balik makanan Rohani itu ya? Hmmm…. Kali ini firman Tuhan membahas tentang bagaimana orang Yahudi bersungut-sungat karena perkataan Yesus yang mengatakan bahwa Dia adalah Roti Hidup. Mereka bersungut karena bagi mereka Yesus hanya seorang biasa yang berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana (ay. 41-42). Karena itu, Yesus menegaskan kepada mereka untuk tidak bersungut-sungut dan memberi tahu apa dimaksudkan dengan Roti Hidup ini. Yesus menjelaskan bahwa Roti Hidup ialah seseorang yang akan memberikan kehidupan yang kekal. Karena itu Roti hidup yang dimaksudkan yaitu Yesus Kristus itu sendiri yang kepadanya Allah berkenan untuk menyatakan karya penyelamatannya (ay. 43-48). Nah, Sahabat muda, Siapapun yang hidup dalam kehendak Sang Bapa atau hidup dalam kedaulatan Allah akan terhitung sebagai “yang akan mempunyai hidup kekal” (ay. 47). Hal ini ditegaskan Yesus, sebab tidak ada seorang pun yang telah melihat Allah secara langsung. Hanya Yesus yang tahu bagiamana Allah itu dan bagaiamna Allah berkarya bagi umat-Nya. Seba itu, Yesus menjamin kebenaran tentang karya Allah dalam diriNya, dengan proklamasi bahwa: Akulah Roti Hidup (Ay. 51). Umat Allah dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 1; Allah telah memilih dan menetapkan Gereja-Nya sebagai persekutuan orang74 | P a g e



orang percaya milik kepunyaan-Nya, dan Ia pun mengadakan suatu perjanjian dengan umat-Nya berdasarkan kasih setia-Nya. Jadi kita ini adalah umat kepunyaan-Nya. Kita adalah generasi muda yang seharusnya hidup kita berkenan dihadapan-Nya. Dengan demikian, kita semua adalah orang yang disebut sebagai “manusia baru” yang tidak lagi dikuasai dosa ataupun maut tetapi mewarisi hidup yang kekal. Sahabat muda yang terkasih, makanan Jasmani memang penting tetapi yang lebih penting dari semuanya itu ialah bagaimana kita senantiasa mendahulukan makanan rohani dalam kehidupan kita, seperti dalam firman-Nya bahwa: “Manusia hidup bukan hanya dari roti saja, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4). Maka makanan Jasmani dan rohani harus seimbang, sebagai anak muda Kristen kedua hal ini harus ada dalam diri kita, dan kita pun bisa menjadi roti-roti kecil yang mampu memberikan kehidupan bagi sesama kita lewat tutur kata dan perbuatan kita dan tentunya karena kuasa Allah melalui Roh Kudus yang berkarya dan memampukan kita. Jangan hanya doyan kepada makanan jasmani, Guys. Makanan rohani yakni Roti Hidup yaitu firman Tuhan (Yesus Kristus sendiri) amat sangat penting loh. Amin. Pertanyaan Reflektif: Yesus adalah roti hidup, apakah saya sudah membagikan-Nya bagi sesama? Doa: Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat diriku berharga. Firmanmu kiranya senantiasa mengajarkan kami menghargaiMu. Tolonglah kami untuk membagikan roti hidup lewat Firman yang kami beritakan, terlebih melalui sikap, tutur kata dan perbuatan. Amin.



75 | P a g e



15 - 21 Agustus 2021 MAKANAN YANG MEMERDEKAKAN!!! (Yohanes 6:52-59) Tujuan: Pemuda mengerti maksud perkataan Yesus sebagai “Roti Hidup,” dan mensyukuri kemerdekaan dari dosa dan penjajahan.



Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “makan itu untuk hidup”. Ungkapan ini dapat dipahami sebagai sebuah pernyataan bahwa makanan sangat itu penting bagi kehidupan kita. Kalau kita hidup tanpa makanan, maka kita bisa kurang semangat, sakit, kelaparan bahkan bisa berujung pada kematian. Karena itu, makanan menjadi sangat penting. Pembacaan kita sendiri hari ini berkisah soal Yesus Kristus menganalogikan dirinya sebagai makanan dan darah-Nya adalah sebuah minuman. Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai suatu makanan yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya, demikian pula dengan darah-Nya adalah sebuah minuman yang penting bagi orang percaya (ay. 51). Kata-kata ini disampaikan kepada orang banyak yang berkumpul diseberang laut dimana Yesus ada saat itu (ay. 25). Percakapan terjadi ketika Yesus menyatakan diri sebagai Roti Hidup yang akan memberikan dagingnya untuk dunia (ay. 51). Yesus menyatakan ini, bukan karena menganggap orang banyak yang mengikut-Nya (termasuk orang-orang Yahudi yang berdebat di ayat25) sebagai kanibal. Namun Yesus mau menjelaskan tentang penyatuan diriNya dengan semua orang yang percya Pada-Nya agar orang pada saat itu tidak mengalami krisis kepercayaan. Yesus memberi penjelasan ini agar kelak, setelah Yesus mati dan bangkit, orang kemudian memahami bahwa selalu ada penyatuan lewat Roti yang melambangkan tubuh Yesus dan anggur yang adalah lambang dari darah Yesus dalam peristiwa penebusan manusia. Yesus tidak menghendaki kita lemah, tak berdaya bahkan mati rohani. Oleh sebab itu dalam ayat 54, Dia menjelaskan barangsiapa yang menyatu dengan Yesus lewat roti dan anggur akan menerima hidup kekal. Tidak hanya sampai disit, dalam ayat 56 ditegaskan tentang penyatuan yang total antara kita dam Kristus, dimana Dia tinggal di dalam kita dan kita tinggal di dalam Dia. Bahkan di ayat 57 dikatakan kita akan hidup oleh Dia. Penjelasan ini lebih Nampak lagi dalam peristiwa 76 | P a g e



perjamuan terakhir – Lukas 22:14-23 (yang dirayakan gereja melalui Sakramen Perjamuan Kudus). Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 5 sendiri menjelaskan bahwa “Yesus Kristus telah menanggung kutuk murka Allah atas dosa kita melalui penderitaan-Nya sampai mati di kayu salib dan bahkan turun ke dalam kerajaan maut.” Jadi dengan pernyatan dalam perikop ini, maka Yesus Kristus telah menyerahkan tubuh-Nya dan darah-Nya menjadi makanan dan minuman yang memerdekakan umatNya dari dosa. Minggu ini kita memperingati kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 tahun, yakni lepasnya kita dari penjajahan & merdeka untuk berkarya secara benar bagi Bangsa-Negara. Maka melalui pembacaan kitapun, Yesus menjelaskan bahwa Ia telah memerdekan kita lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Tugas kita menerima hal itu dengan benar dengan terus menjaga penyatuan kita bersama Yesus Kristus lewat makanan dan minuman yang Ia berikan yakni tubuh dandarahNya. Jika kemerdekaan dari penjajahan membuat bangsa dan Negara sangat berarti, maka terlebih lagi kemerdekaan dari dosa. Syukurilah dan imanilah itu, Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Apa yang sering menghambat kita untuk menikmati makanan yang diberikan Tuhan Yesus? 2. Apakah kita telah meyakini bahwa Kristus adalah makanan rohani yang memerdekakan dari dosa ? Doa: Kami bersyukur sebab Tuhan sungguh mengasihi kami sedemikian rupa. Engkau mengaruniakan kemerdekaan bagi bangsa dan Negara kami, bahkan engkau memerdekakan kami dari dosa melalui tubuh dan darahMu. Ajarlah kami menikmati anugerahMu secara bertanggungjawab, Amin!



77 | P a g e



22 - 28 Agustus 2021 ALLAH YANG CEMBURU (Yosua 24:14-24) Tujuan: Pemuda mengimani bahwa Allah itu Mahacemburu, sebab itu kesetiaan kepada perjanjian denganNya adalah hal yang harus dijaga dengan baik.



Shalom… Sahabat muda, banyak orang cenderung lari dari perjanjian yang telah ia ikrarkan. Karena ketidak-setiaan pada janji, maka sehingga dibuatlah berbagai cara untuk mengikat perjanjian itu, misalnya dengan materai, dengan saksi dan ancaman hukuman. Seringnya sesorang ingkar akan perjanjiannya, memaksa kekuatan hukum digunakan untuk mengikat perjanjian itu. Perjanjian itu berat dan memang memerlukan pengorbanan. Ketika orang tidak lagi mampu berkorban untuk sebuah perjanjiannya, maka ia akan ingkar alias tidak setia. Ketidak-setiaan memunculkan kecemburuan, dan sifat cemburu bukan hanya dimiliki manusia melainkan juga dimilki oleh Tuhan. Yosua yang adalah pelayan Tuhan yang setia melihat kecenderungan bangsa Israel untuk lari dari janji kesetiaanya (ay. 14-15). Karena itu, Yosua kembali mengingatkan kepada mereka tentang janji Tuhan dan janji bangsa Israel. Yosua mengikat janji setia itu dengan memperlihatkan kemurkaan Allah kepada mereka yang tidak setia (ay. 20). Dalam penggambaran ini, Allah digambarkan sebagai Tuhan yang cemburu kepada mereka yang tidak setia. Kecemburuan Allah sangat berdasar karena umat-Nya yang tidak setia. Oleh karena itu, melalui Yosua Allah kembali menekankan akan janji Tuhan yang menuntut bangsa Israel agar setia kepada Allah. Janji itupula tidak hanya diikrarkan sepihak atau hanya dari Tuhan. Yosua yang telah dikaruniai Roh Tuhan (yang sebelumnya diberikan kepada Musa) menceritakan kemurkaan Allah kepada bangsa Israel apabila mereka tidak setia. Yosua menegaskan bahwa Dia adalah Allah yang cemburu yang membalaskan kesalahan kepada mereka yang tidak setia sampai kepada keturunan ketiga dan keempatnya.20 Yosua lalu mengambil batu sebagai tanda 20



Bnd. Keluaran 20:5 78 | P a g e



perjanjian bangsa Israel dengan Tuhan. Kesetiaan Allah atas janji-Nya kita bisa lihat dengan berbagai penggenapan-Nya. Mulai dari penggenapan atas tanah yang dijanjikan sampai pada penggenapan Juru Selamat dalam Kristus Yesus. Semua itu adalah bukti kasih setia Allah kepada manusia tidak ada putusnya. Akan tetapi sebagaimana Bangsa Israel, menjadi persoalan bagi kita manusia adalah justru kitalah yang sering ingkar atas janji setia kepada Tuhan. Rekan pemuda yang dikasihi Tuhan, Sebagai pemuda yang masih sering plin-plan (tidak konsisten dan mudah berubah pikiran) dalam menentukan sikap. Firman Tuhan berbicara kepada kita kali ini tentang kesetiaan dan kecemburuan Allah kepada dunia ini. Ada banyak pemuda yang ketika berhadapan pada cobaan dunia terlalu gampang untuk lari dari hadapan Tuhan dan mengingkari akan janji setia kepada Allah. Rekan pemuda harus tahu bahwa Allah yang penuh dengan kasih setia itu juga adalah Allah yang cemburu. Jadi hati-hatilah dengan janji setia kepada Allah. Firman Tuhan yang berbicara kepada kita saat ini, juga mengajarkan kepada kita untuk mempunyai pendirian yang tak tergoyahkan oleh apapun juga. Karakter yang yang dibangun oleh pendirian teguh juga menjadi penilaian orang kepada kita, apa lagi kita yang sedang mencari pekerjaan atau mencari pasangan hidup. Kesetian terhadap janji adalah kemutlakan. Tidak ada instansi atau perusahaan yang mau mempekerjakan orang yang tidak setia terhadap janinya untuk bekerja dengan giat dan menjaga kerahasiaan perusahaan. Begitupula kepada kita yang sedang mencari pasangan, tidak ada seorangpun yang akan menerima kita jika mereka mengetahu bahwa kita tidak akan setia terhadap janjinya. Kita saja manusia bisa sangat marah kepada orang yag tidak setia kepada janjinya, apa lagi Tuhan. Oleh sebab itu Yosua memperlihatkan kembali akan kecemburuan Allah kepada mereka yang tidak setia, bahkan Allah akan menghukum mereka yang tidak setia. Kecemburuan Allah adalah hal yang sangat prinsip, karena Dialah segala sumber kehidupan kita.21 Oleh sebabnya kita dituntut untuk setia kepada Dia Sang pemberi hidup. Tuhan menolong kita semua agar dimampukan untuk setia kepada-Nya, dan mintalah pertolongan Roh Kudus dalam segala hal. Amin



21



Bnd. Pengakuan Gereja Toraja Bab I Butir 2 79 | P a g e



Pertanyaan Reflektif: Dalam hal apa kita masih saja tidak setia kepada Allah? Doa: Tuhan yang Mahacemburu. Ampunilah ketidak-setiaan kami dan layakkanlah kami menikmati hidup dalam janji setiaMu. Amin!



80 | P a g e



29 Agustus – 04 September 2021 NAFAS ORANG BERIMAN ADALAH “MENGINGAT” (?) (Ulangan 4:1-10) Tujuan: Pemuda membudayakan untuk mengingat dan menceritakan segala hal tentang kuasa Allah.



Elie Wiesel (1928-2016), seorang eks-tahanan kamp konsentrasi Nazi Jerman pada Perang Dunia II, pernah mengatakan bahwa ingatan adalah sebuah berkat. Ia merekatkan kita dengan sesama manusia. Ia bahkan pesimis dengan dunia tanpa ingatan. Singkatnya, ingatan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Ia bahkan seperti nafas bagi manusia. Demikian juga dengan ketaatan kepada Allah. Keberimanan kepada Allah membutuhkan ingatan. Hal ini ditampakkan di dalam Kitab Ulangan yang memuat khotbah-khotbah terakhir Musa sebelum meninggal dan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Musa hendak memastikan bahwa umat Israel tidak melupakan seluruh yang telah dilakukan Allah sekaligus tetap taat dan menjaga perintah Allah. Hukum yang telah diberikan Allah hendaknya tidak dikurangi atau ditambahkan. Perilaku semacam inilah yang dilakukan juga oleh ahli-ahli Taurat pada zaman Yesus (bnd. Mat.23:1-4). Ayat 1-4 menandaskan bahwa ketaatan terhadap hukum Allah menata kehidupan orang Israel. Selain itu, hukum ini dapat membuat umat Israel bertumbuh secara moral dan spiritual (ay. 5-8). Bahkan, bangsa-bangsa lain akan melihat bahwa tidak ada Allah yang seintim dan sedekat dengan umat-Nya (ay. 7). Hukum Allah juga menolong umat untuk berhadapan dosa dan potensinya (ay. 8). Untuk kita sekarang tentu saja hukum-hukum tersebut tidak berlaku secara gamblang kepada kita saat ini, namun prinsip bahwa hukum Allah menata kehidupan masih dapat diberlakukan (Pengakuan Gereja Toraja Bab IV butir 2). Pesan Musa untuk terus mengajarkan tentang Allah juga hendak memastikan bahwa umat tidak melupakan semua perbuatan Allah dan mendorong agar orang tua terus mengajarkannnya kepada generasi muda. Ayat 9-10 menjelaskan bahwa setiap orang harus menceritakan (let them know) tindakan-tindakan Allah yang telah mereka saksikan kepada anak-cucunya agar mereka tidak melupakannya, sebab ketika mereka melupakan pengajaran tentang Tuhan, maka Tuhanpun akan 81 | P a g e



melupakan mereka (Hos. 4:6). Jadi menceritakan tidak melulu soal mengucapkan, tetapi membuat yang lain mengetahuinya dan mengingatnya. Dengan demikian, kehidupan kita yang terus melakukan perintah Allah dapat menjadi cara agar orang lain mengetahui dan ikut mencontohnya. Ia harus dituturkan dan dilakukan agar hukumnya terus terpelihara dan kehidupan kita tertata dan terawat dengan baik. Melalui bacaan ini, sahahat pemuda diajak untuk terus merawat ingatan tentang Allah dengan menceritakan tindakan-tindakan besar Allah kepada sesama. Sebab, dengan mengingat, terus menceritakan tentang-Nya, dan memelihara hukum-Nya, maka nafas kepercayaan kita kepada Allah terus terhembus. Pertanyaan Reflektif: 1. Apa saja yang sahabat sekalian ingat tentang kebaikan Allah? 2. Bagaimana sahabat sekalian merawat ingatan tersebut? Doa: Ya Allah yang terus memelihara kami, mampukanlah kami untuk terus merawat dan menceritakan tindakan-tindakan-Mu yang kami alami. Amin.



82 | P a g e



05 - 11 September 2021 ANTI-BULLYING (Amsal 22:22-29) Tujuan: Pemuda berjuang menjaga keadilan sosial demi keutuhan relasi ciptaan



“Kalau kamu memiliki mimpi, berjuanglah untuk mimpi tersebut.... Ini juga bukan tentang berapa kali kamu ditolak, gagal, atau terjerembab. Tapi ini tentang berapa kali kamu bisa berdiri lagi, dan kembali memberanikan diri untuk terus bertahan.” Kata-kata di atas pernah diucapkan oleh Stefani Joanne Angelina Germanotta alias Lady Gaga. Rupanya dia memiliki masa lalu yang kurang baik. Dia pernah di bully semasa sekolah dan kuliah. Bentuk hidung yang besar menjadi bahan tertawaan, bahkan dia pernah diejek bahwa “Stefani Germanotta, kamu tidak akan pernah terkenal.” Namun dia berhasil membuktikan tekadnya dengan memenangkan Piala Oscar 2019 untuk kategori original song (walalupun pada akhirnya banyak catatan baik buruk tentang orang ini). Melalui catatan hikmat di kitab Amsal 22, Tuhan mengingatkan betapa jahatnya perlakuan kasar terhadap orang yang lemah. Dosa itu sendiri, yaitu merampasi orang lemah dan menjadikan mereka semakin lemah, mengambil harta orang yang hanya memiliki sedikit saja dan tidak menyisakan apa pun bagi mereka. Jika merampas adalah perbuatan yang jahat, siapa pun korbannya, maka perbuatan yang paling jahat ialah merampasi orang lemah, yang seharusnya menerima pertolongan. Sangat tidak manusiawi jika memeras mereka dengan mempergunakan kekuasaan, padahal seharusnya setiap orang mengucurkan kemurahan hati kepada mereka (ay. 22-23). Juga merupakan kejahatan kemanusiaan bila menginjak-injak orang yang berkesusahan, sehingga mereka semakin bertambah susah. Pada sudut yang lain, keadilan semakin menghilang bila menghukum orang yang lemah, miskin dan tertindas. Artinya hukum malah berpihak kepada orang-orang yang merampok mereka. Ini sama saja hukum dan keadilan merampok dan merampas hidup mereka. Jika seseorang ada pada posisi sebagai pemilik kekuasaan dan harta, tentu dia masih dapat 83 | P a g e



membela dirinya jika ada pihak yang ingin mencelakainya, namun tidak demikian dengan orang lemah, miskin, mereka tidak punya tidak bisa membela diri mereka dihadapan hukum yang timpang. Namun, bahaya dari dosa ini ialah ternyata orang yang ditindas akan mendapatkan perlindungan dari Allah (ay. 23). Dia akan membela perkara mereka, dan tidak membiarkan mereka ditindas serta diinjakinjak. Jika tidak ada orang yang tampil untuk membela mereka, maka Allahlah yang akan melakukannya. Para penindas akan mendapatkan pembalasan yang adil dari-Nya. Dia akan membalas mereka, dan akan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka. Dia akan membalas mereka dengan penghukuman rohani, dengan mengutuk jiwa mereka. Barangsiapa merampasi orang lemah pada akhirnya akan membinasakan dirinya sendiri. Perlakuan hukum yang tidak adil, kekerasan terhadap yang lemah serta miskin adalah tindakan yang melukai hati nurani kita sebagai manusia, yang beradab dan beradat. Sebagai pemuda, kita diajak untuk menyatakan keadilan dan perlindungan bagi mereka yang lemah, terintimidasi, mereka yang berbeda dan di bullying, baik secara fisik, kata-kata ataupun psikologi.22 Keadan hidup yang lebih baik dari segi ekonomi, fisik jangan menjadi kekuatan untuk menekan orang lain, yang hidupnya tidak sebaik kita. perlakuan yang buruk kepada orang lain hanya akan membuat TUHAN murka, sebab memperlakukan mereka dengan baik sema dengan melayani Allah, sebaliknya jahat terhadap meraka berarti jahat kepada Allah (Mat. 25:35-46).23 TUHAN sendiri melalui kematian Yesus Kristus di salib, telah membaharui relasi antara kita dengan Allah. Allah yang Mahakuasa dan adil tidak untuk selama menghukum, tapi Dia berkenan mengangkat kita yang lemah agar menjadi kuat dan berdaya, untuk juga mengangkat dan memberdayakan yang lain juga.24



22



Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 2 Pengakuan Gereja Toraja Bab III butir 2 24 Pengakuan Gereja Toraja Bab IV, dan Bab VI butir 4 23



84 | P a g e



Pertanyaan Reflektif: 1. Bagaimana seharusnya kita menjalin relasi dengan semua orang tanpa membedakan status social, agama, ras dan fisik? 2. Mengapa TUHAN menghendaki agar kita menjaga relasi yang baik dengan semua orang bahkan kepada semua ciptaan Doa: Bapa yang Mahakasih tolonglah kami agar memiliki hati untuk melayani semua orang walau berbeda latar belakang. Tolonglah kami agar tetap berlaku adil serta menolong mereka yang lemah, terintimasi bahkan yang jauhi oleh orang lain.Tolonglah kami agar menjaga kasih yang TUHAN telah berikan kepada kami. Amin.



85 | P a g e



12 - 18 September 2021 MENURUTMU? (Markus 8:27-30) Tujuan: Pemuda termotivasi untuk mengenal dan mencintai Yesus secara lebih intim.



Ada ungkapan, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Ya benar, tidak mungkin kita mau mencintai seseorang atau sesuatu jika kita tidak menyayanginya terlebih dahulu. Dan bagaimana kita bisa menyayangi kalau kita tidak saling menganal? Artinya, mengenal itu sangat penting. Tentu, ‘kenal’ yang menimbulkan perasaan cinta bukanlah sebatas berkenalan, tetapi sebuah situasi mengenal yang merasuk sampai ke lubuk hati yang paling dalam. Dan ketika kita sudah mengenal dan mencintai, akan sangat mempengaruhi cara kita mengungkapkan perasaan kita kepada yang kita cintai, terutama melalui kata-kata. Betul to??? Menarik merenungkan bagaimana Tuhan Yesus bertanya kepada Para Rasul dengan maksud untuk melihat siapakah Yesus menurut dua sudut pandang, yakni apa kata orang dan apa kata para murid sendiri (ay. 27; 29). Dan kita mendapatkan jawaban 3 jawaban menurut orang banyak. Pertama ada yang bilang Yesus adalah Yohanes Pembaptis, kedua ada juga yang bilang Elia dan ketiga salah satu dari para nabi (ay. 28). Tentu saja tidak ada satupun dari jawaban orang banyak tersebut yang tepat, karena Tuhan Yesus bukan salah satu dari ketiganya. Hal ini bisa kita maklumi karena ‘orang banyak’ belum mengenal Yesus secara lebih dalam, sehingga mereka mengungkapkan dengan mulutnya tentang siapa Yesus dengan menerka/menduga-duga setelah melihat apa yang dikerjakan-Nya. Lalu Tuhan Yesus bertanya lagi, menurut kamu, siapa Aku ini? Pertanyaan kedua ini ditujukan kepada orang-orang yang paling dekat dengan Yesus, yaitu Para Rasul. Jawaban Petrus, yang mungkin mewakili Para Rasul yang lain, merupakan ungkapan perasaan yang tidak hanya berdasarkan pengetahuan saja, tetapi merupakan sebuah ungkapan cinta dan harapan kepada Tuhan Yesus: “Engkau adalah Mesias!”



86 | P a g e



Dalam tradisi Israel, Mesias artinya ‘Yang Diurapi’ untuk melakukan pekerjaan penyematan dan pemulihan Kerajaan Israel yang dihancurkan bangsa lain. Dalam situasi itu, lahirlah ‘pengharapan mesianik’, yaitu keyakinan bahwa suatu saat nanti akan datang ‘yang diurapi’ oleh Tuhan untuk memulihkan dan menegakkan Kerajaan Israel. Sekalipun jawaban Rasul Petrus mungkin dipengaruhi oleh paham ini, tetapi setidaknya Petrus telah melihat adanya kuasa Allah yang bekerja di dalam diri Tuhan Yesus. Dalam perjalanan waktu ke depannya, setelah melalui begitu banyak hal (sengsara, kematian dan kebangkitan), jawaban Rasul Petrus tersebut menemukan bentuknya dalam teologi Kristen: “Yesus adalah Mesias, Sang Juruselamat yang menyelematkan ciptaan dari kebinasaan karena dosa” (Pengakuan Gereja Toraja Bab IV). Pengakuan Rasul Petrus yang berbeda dengan orang banyak tentu disebabkan oleh kebersamaan dan kedekatan dengan Tuhan Yesus. Bagaimana dengan kita sebagai PPGT? Sejauh mana kedekatan kita dengan Tuhan Yesus dan sejauh mana kita mengenal Dia? Jika Tuhan Yesus bertanya secara langsung kepada kita – menurut kamu, siapakah Aku ini? – apa jawaban kita? Tentu kita tidak akan memberikan jawaban melalui perkataan orang lain, misalnya, kata orang tua saya Yesus adalah... Kata guru agama, Yesus adalah... Kata Pendeta, kata Majelis Gereja, dan lain sebagainya. Karena yang Tuhan mau, menurut kamu, bukan menurut mereka. Artinya apa? Seperti Tuhan Yesus kehendaki supaya Para Rasul semakin mengenal Dia, maka demikianlah Tuhan Yesus menghendaki supaya kita juga semakin mengenal Dia. Hendaklah kita menjadikan seluruh aspek dari kehidupan kita sebagai proses untuk semakin mengenal Yesus sehingga kita sendiri bisa bersaksi tentang siapa Yesus. Mari semakin mengenal, mencintai dan mengasihi Kristus sebagaimana Ia mengenal, mencintai dan mengasihi kita. Amin! Pertanyaan Reflektif: Menurut kamu siapakah Yesus itu? Apakah kamu sudah mengenal Dia secara pribadi? Doa: Tuhan, Firman-Mu telah masuk ke dalam telinga dan hati kami. Biarlah kami tersentak dan tergerak untuk semakin mengenal Engkau, yang adalah Mesias atas seluruh ciptaan dan kehidupan di muka bumi ini. Kami mengasihiMu sebagaimana Engkau mengasihi kami. Amin. 87 | P a g e



19 - 25 September 2021 ISTERI YANG ‘WAW’ (Amsal 31:10-31) Tujuan : Pemuda mengimani bahwa rumah tangga adalah anugerah Tuhan, karena itu perlu persiapan untuk menjadi seorang istri/suami



Sahabat muda, tanggal 3 September 2017 lalu telah dijadikan sebagai Hari Patah Hati Nasional oleh sejumlah netizen ataupun fans dari seorang artis dan penyanyi yang bernama Raisa. Sebuah portal berita Brilio.net merilis sebuah berita yang menjelaskan peristiwa tersebut bahwa para fans dari Raisa patah hati tatkala Raisa diumumkan akan menikah dengan Hamish Daud. Mungkin fans Raisa merasa bahwa dengan menikahnya Raisa maka ia akan fokus mengurus keluarga dan tidak banyak waktu lagi untuk berinteraksi dengan para penggemarnya. Mungkin juga dengan kekaguman yang luar biasa terhadap Raisa, ada yang bertanya bahwa siapakah yang akan mendapatkan atau menikahi sosok wanita cantik seperti Raisa? Apakah dengan kecantikan Raisa dengan dilengkapi berbagai talenta yang ada pada dirinya itu dapat dikategorikan ‘Isteri yang Waw?’ Atau dalam bahasa Amsal ‘Isteri yang Cakap”? Saudara, mari kita cek bacaan kita hari ini. Pembacaan kita dalam ayat 10 menjelaskan bahwa isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Di sini penulis kitab Amsal menjelaskan bahwa isteri yang cakap itu begitu ideal dan menjadi impian banyak pria. Mungkin ada sahabat muda yang sudah menentukan kriteria wanita yang akan menjadi pendampingnya kelak? Apakah sekadar cantik dan bertalenta? Mari kita cek pembacaan kita. Teks ini tidak menjelaskan soal kecantikan secara fisik. Rupanya dalam pembacaan kita dijelaskan betapa berharganya isteri yang cakap itu. Sebab itu, penulis Amsal mempersonifikasikan atau menggambarkan bahwa ia lebih berharga daripada permata. Pertanyaannya adalah seperti apa sih ciri-ciri isteri yang cakap atau isteri yang Waw itu ? Dalam ayat 12 dijelaskan bahwa “ia baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.” Dalam ayat 13 dijelaskan bahwa “ia begitu rajin bekerja dengan tangannya sendiri” (bukan dengan tangan Asisten Rumah Tangga). Dalam ayat 15 dijelaskan bahwa 88 | P a g e



“ia begitu tekun bangun lebih pagi untuk mempersiapkan makanan bagi seisi rumahnya.” Hal ini mirip dengan ekspektasi/haarapan pria Toraja pada umumnya bahwa perempuan yang ideal itu adalah “perempuan yang bisa memasak”. Itulah sebabnya sangat viral pada jamannya pertanyaan kepada para single “Den siamo raka to ma’nasummi?” Artinya apakah sudah ada pendamping? Saking pentingnya peran seorang isteri sebagai penolong yang dapat mempersiapkan makanan untuk seisi rumahnya, sehingga istilah itu menjadi trend di kalangan masyarakat Toraja zaman dulu bahkan sampai sekarang ini. Selain itu, dalam ayat 20 dijelaskan bahwa isteri yang cakap itu “suka membantu orang yang tertindas dan orang miskin.” Sahabat muda, jangan risih membicarakan persoalan ini. Pernikahan adalah lembaga suci yang dikaruniakan Allah kepada umatNya (Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 9). Setiap pemuda/pemudi harus merencanakan dengan matang persoalan ini. Oleh karena itu para calon ibu, perempuan muda Kristiani, belajarlah untuk menjadi pribadi yang cakap supaya kelak dalam berkat Tuhan, Anda akan menjadi isteri yang cakap pula. Persoalan ini, bagi umat Kristiani adalah berat dan patut dipersiapkan dengan baik. Bukan hanya ketika berkeluarga kelak lalu kita berusaha untuk menjadi cakap, tapi juga dalam proses dan keadaan kita sebagai kaum muda, iman, karakter dan perilaku kita perlu diasah sehingga nanti kita dapat menjadi isteri atau suami yang Waw. Ayat 10 menjadi tanda Tanya yang serius. Ístri yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya? Jawabannya adalah tentu isteri yang waw itu akan dikaruniakan Tuhan, kepada setiap suami yang waw pula di mata Tuhan. Mereka adalah para pria yang selalu memahami bahwa peran seorang perempuan jika sudah berkeluarga itu sangat penting, mulia dan tidak mudah. Oleh karena itu setiap pria yang waw adalah mereka yang mampu menghargai dan menghormati kaum wanita. Roh Kudus kiranya terus menuntun hidup kita, Amin. Pertanyaan: 1. Apakah Anda sudah merencanakan pernikahan Anda? 2. Layakkah Anda disebut “Calon Istri atau Calon Suami yang Waw?” Doa: Tuhan, didiklah kami menjadi hambamu yang cakap, demi kemuliaanMu, Amin! 89 | P a g e



26 September – 02 Oktober 2021 KAWAN ATAU LAWAN? (Markus 9:38-41) Tujuan: Pemuda memahami bahwa dalam persekutuan, Yesuslah yang lebih utama di atas semua kepentingan.



“Yang jahat semakin banyak dan kuat sementara yang baik semakin sedikit dan lemah”. Itu sebuah perkataan yang tidak jarang terdengar di berbagai tempat, tidak terkecuali di daerah yang mayoritas orang beragama Kristen. Mengapa demikian? Ya, ini tentunya menjadi tantangan besar bagi orang-orang yang mengaku Kristen, secara khusus generasi muda Kristen. Karena itu, sangat penting untuk melihat akar persoalan yang menjadi penyebabnya. Orang-orang yang berkelakuan buruk (jahat) selalu hanya memikirkan dirinya sendiri. Walaupun mereka tidak jarang bermusuhan demi kepentingan dan keuntungan pribadi, namun tidak juga mereka berteman atau bersatu jika kepentingan atau keuntungan yang mereka kejar sama. Jadi demi kepentingan atau keuntungan bersama mereka selalu bersatu dan bersatu, mencari dan mencari teman sebanyak-banyaknya, sehingga mereka semakin banyak dan semakin kuat. Lalu, bagaimana dengan orang baik? Apakah mereka juga selalu dan terus-menerus mencari teman dan membuat kelompok mereka semakin besar untuk melawan kejahatan? (silahkan direnungkan!). Dalam teks pembacaan Markus 9:38-41 memberikan (salah satunya) peringatan keras kepada orang-orang yang menganggap dirinya baik dan benar. Menganggap atau merasa diri baik dan benar belum tentu sepenuhnya begitu. Mengapa demikian? Murid-murid Yesus yang merasa dan menganggap diri baik dan benar (ay. 38) ternyata mendapat kritikan dari Yesus yang adalah Sumber Kebaikan dan Kebenaran (ay. 39-40). Para murid sangat berfikir sempit dan tertutup dalam memahami dan mengupayakan serta mencintai kebenaran. Mereka merasa bahwa karena mereka bersama dengan Yesus, maka hanya kelompok mereka yang benar karena Yesus hanya bekerja dalam kelompok mereka. Mereka mencintai Yesus, namun pada saat yang sama mereka mau mengendalikan dan membatasi pekerjaan 90 | P a g e



bahkan kuasa Yesus. Pada titik inilah Yesus kemudian “membongkar” cara berpikir mereka yang sempit. Para murid tidak menyadari bahwa kecintaan yang sempit kepada Yesus justru membuat mereka pada dasarnya tidak lagi mengagungkan Yesus yang berkuasa atas seluruh manusia. Sehingga tanpa sadar, sebenarnya, para murid bukan lagi mencintai Yesus tetapi mencintai dan mengagungkan kelompok mereka. Selain itu, persoalan lain yang juga tidak disadari oleh para murid adalah: mereka enggan untuk membuka diri bekerja sama dengan mereka (orang-orang) yang mengupakan kebaikan. Para murid menjadi ‘buta’ terhadap pentingnya memperkuat (memperbesar) kekuatan melalui persatuan yang lebih besar. Bukankah Yesus adalah pemersatu bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya (Bdk. Doa Yesus dalam Yoh. 17:20-21)? Saudara-saudara, generasi muda gereja. Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah dalam persekutuan kita sebagai pemuda Kristen Yesus adalah yang utama? Ataukah kelompok (persekutuan) kita yang lebih utama? Apakah kita adalah pemuja Yesus atau pemuja kelompok? Bagaimana cara kita melihat orang-orang percaya dalam denominasi yang lain (atau bahkan orang-orang yang mengupayakan kebaikan bersama walaupun mereka beragama lain)? Dalam Pengakuan Gereja Toraja Bab VI tetang Umat Allah, Firman Tuhan menjelaskan untuk bersama-sama dengan orang-orang percaya untuk membangun persekutuan (bersekutu) dalam rangka menjadi berkat bagi semua bangsa. Memang persekutuan itu mula-mula dibangun dalam lingkup institusi Gereja Toraja, namun tidak berhenti sampai di situ saja. Sebagaimana Yesus datang untuk dunia ini demikian pula pengikut Yesus diutus untuk bergandengan tangan menjadi berkat bagi dunia. Pertanyaan Reflektif: 1. Maukah Saudara menjadi berkat bagi dunia? 2. Maukah Saudara bergandengan tangan dengan sesame mengupayakan damai sejahtera bagi dunia untuk kemuliaan Tuhan? Doa: Ya Yesus Sang Sumber Kebaikan dan Kebenaran, ajarlah kami membuka dan memperluas cakrawala berpikir kami agar kami dimungkinkan untuk berpikir seperti Engkau. Amin. 91 | P a g e



03 - 09 Oktober 2021 COLLETERAL DAMAGE: KERUSAKAN SAMPINGAN (Markus 10:1-16) Tujuan: Pemuda menyadari makna kehadirannya selaku penolong bagi sesama dan alam semesta



Istilah Collateral Damage pertama kali digunakan sebagai euphemisme atau ungkapan pelembut para politisi dan jenderal Amerika Serikat di dalam Perang Vietnam ketika Amerika Serikat melakukan pembantaian terhadap anak-anak dan wanita Vietnam. Dalam usaha Amerika Serikat untuk menghentikan agresi Jepang, termasuk dalam peristiwa bom nuklir Hiroshima-Nagasaki yang korbannya hampir mencapai 250.000 jiwa, istilah collateral damage ini juga bisa digunakan. Korban perang yang jumlahnya sangat banyak itu menjadi tidak berarti demi tercapainya ambisi sebagai pemenang perang. Perikop kali ini terdiri dari 2 bagian. Pertama ayat 1-12 Target orang Farisi kali ini ialah menyerang Yesus tentang perceraian. Alasan mereka adalah karena pada zaman Musa seorang suami dapat memberikan surat cerai kepada istrinya (ay. 4). Yesus menegaskan bahwa hal itu dilakukan oleh Musa oleh karena kekerasan hati mereka (Ego, ay. 5), sebab Allah sendiri tidak menghendaki mereka untuk bercerai. Ikatan yang telah diikat oleh Allah tida boleh dilepas begitu saja. Bagian kedua, ayat 13-16 mengenai kepedulian orangtua kepada anak-anak mereka sehingga mereka membawanya kepada Kristus untuk dijamah. Sementara murid-murid-Nya menghalangi orang tua dan anak-anak itu datang kepada-Nya. Namun Kristus marah kepada mereka dan menekankan kepada mereka agar memiliki jiwa seperti anak kecil oleh karena orang seperti merekalah yang akan masuk dalam kerajaan Sorga. Sering kali karena ego, seseorang dapat mengorbankan orang lain, bahkan orang terdekat dengan mereka: pasangan dan anak. Perempuan dan anak sering kali menjadi objek yang dimanfaatkan dalam masyarakat. Sistem patriarki di mana segala hal didominasi pria



92 | P a g e



sementara perempuan dan anak-anak berada dalam tingkatan yang lebih rendah.25 Dunia yang semakin modern, tuntutan hidup yang juga semakin naik serta persaingan hidup yang sangat besar telah menciptakan orangorang yang tidak hanya harus memiliki kemampuan intelektual yang baik tapi juga telah menciptakan manusia yang kehilangan sisi kemanusian. Manusia kehilangan empati kepada sesamanya, serta dapat mempergunakan sesamanya untuk mencapai kepentingan dan citacitanya. Hal ini bertentangan dengan kebebasan dari Allah yang diberikan kepada umat manusia untuk memerintah dunia mewujudkan Kerajaan Allah.26 Di sisi yang lain, keluarga mendapat ancaman dengan semakin meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Selama pandemic covid 2020 angkat itu meningkat. Tugas perempuan dirumah meningkat sampai 4 kali dibanding laki-laki, dan ketika tugas itu tidak dilaksanakan mereka rentan dengan kekerasan. Demikian juga dengan anak, belajar dirumah membuat tingkat stress orang tua juga meningkat. Dan ancaman yang serius bagi keluarga pada tingginya kasus perceraian, walau pun dalam angka, perempuan lebih banyak mengajukan kasus perceraian. Selain karena KDRT, sisi lain yang memicu adalah suami yang kehilangan pekerjaan (PHK) selama pendemi. Sebagai pemuda Kristen, yang hidup dalam keluaga, dan juga mempersiapkan ke arah itu, kita belajar dari Kristus untuk menyingkirkan ke-egoan. Keluarga adalah tempat kita berbagi, didalamnya ada suami, istri, serta anak yang saling mencintai, dan saling mendorog kearah pertumbuhan iman yang benar di dalam Allah. juga saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Menciptakan keluarga yang saling melengkapai dalam kesepadanan adalah cita-cita Allah sejak dari semula.27 Karena itu tidak boleh ada yang dikorbankan dalam keluarga hanya kerena kepentingan satu orang saja. Tidak ada masa depan yang akan terbentuk dengan baik jika didasarkan pada kepentingan sendiri. Kita tidak dapat mengatasnamakan.



25



Gerda Lerner. 1986. The Creation of Patriarchy: Women and History 1. (New York: Oxford 26 Pengakuan Gereja Toraja Bab V butir 2 27 Pengakuan Gereja Toraja Bab VII butir 9 93 | P a g e



Pertanyaan Reflektif: 1. Bagaimana sikap anda dalam menghadapi zaman modern sekarang dimana pengaruh laki-laki dalam mayarakat masih kuat? 2. Bagaimana pandangan anda terhadap keluarga Kristen yang harusnya saling melengkapi dalam kesepadanan? Doa: TUHAN yang Maha Kasih, tolonglah kami agar tetap dapat mewujudkan kasih-Mu di dalam dunia ini melalui peran kami masing-masing, sebagai laki-laki pun sebagai perempuan. Jauhkanlah kami dari hanya ingin mementingkan diri sendiri atau bahkan mengorbankan orang lain untuk mencapai tujuan kami. Amin.



94 | P a g e



10 – 16 Oktober 2021 KEADILAN ALLAH (Amos 5 : 7 – 13) Tujuan: Pemuda mengerti bahwa Allah membenci tindakan yang tidak adil terhadap rakyat lemah dan miskin.Sebab itu, mereka akan mengasihi semua yang lemah dan miskin.



Bro and Sist...... Kadang orang sering salah paham: sikap adil disamakan dengan sikap tidak berpihak. Contoh, seorang hakim diharapkan untuk bersikap netral dan tidak memihak demi keadilan. Padahal, sang hakim justru baru bersikap adil jika ia berpihak pada nilainilai kebenaran sebagai dasar dari eksistensi (keberadaan) hukum. Jika ia hanya berpihak pada kepentingan yang kuat di tengah persidangan, keadilan belum tentu dapat ditegakkan. Bisa saja yang dimenangkan justru mereka yang sanggup membayar sepasukan pengacara kelas atas. Sementara, mereka yang hanya mengandalkan bantuan hukum Pro Bono (sukarela) harus berpuas diri dengan peluang yang sangat kecil. Demi keadilan, Allah pun berpihak. Bukan kepada Israel, tetapi kepada mereka yang terpinggirkan di tengah masyarakat Israel yang sedang sejahtera dan mapan. Orang-orang yang terpinggirkan, seperti "orang lemah" (ay. 11) dan "orang miskin" (ay. 12) berada dalam posisi tertindas. Orang Israel justru membenci orang yang bertugas sebagai penjaga keadilan (ay. 10). Mengapa Israel berlaku begitu? Karena mereka jahat (ay. 12-13) dan melecehkan keadilan dan kebenaran (ay. 7). Allah, dengan kemahakuasaan-Nya, bangkit melawan mereka dan memihak orang-orang tertindas. Allah Israel adalah pembela orangorang yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil. Pelaku penindasan entah sadar atau tidak, sebenarnya sedang melawan Allah sendiri. Konsekuensi hidup bersekutu dengan Allah adalah hidup menurut jalan-Nya. Sebaliknya, konsekuensi meninggalkan Allah dengan segala jalan-Nya berarti kematian dan ratapan. Sikap mereka yang meninggalkan Allah tampak dalam tingkah laku mereka sehari-hari. Mereka mengubah keadilan menjadi ipuh/racun dan menghempaskan kebenaran ke tanah (ay. 7, 10); menindas dan merampas hak milik orang lemah dengan uang dan memungut pajak gandum dari mereka yang mestinya harus ditolong oleh negara (ay. 11, 12). Semua kejahatan itu 95 | P a g e



jelas perbuatan-perbuatan yang melawan Allah sekaligus menghancurkan nilai kemanusiaan. Tuhan sama sekali tidak menolelir sikap hidup mereka yang membunuh kehidupan dan pengharapan mereka yang lemah. Sebagaimana Allah memihak kepada Israel ketika ditindas di Mesir, demikianpun Allah akan mendengar seruan mereka yang tertindas di antara umat Allah. Para penindas akan mengalami penghukuman Allah. Kemewahan yang mereka peroleh dari hasil penindasan akan musnah. Kebun anggur yang mereka bangun dengan indah tidak akan mereka nikmati (ay. 11). Sesungguhnya hanya di dalam Allah ada kehidupan. Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup. Israel keliru menyamakan Tuhan dengan tempat. Semua tempat ibadah tidak menjamin Tuhan boleh didapatkan, sebab Tuhan ada bagi hati yang bertobat. Sebagaimana Allah, kita pun harus berpihak, demi keadilan. Umat Allah sejati niscaya berpihak kepada mereka yang dibela Allah dan pemuda Kristen harus memahami semua ini dengan benar. Roh Kudus menolong kita semua. Amin Pertanyaan Reflektif: 1. Apa yang dimaksud dengan adil? 2. Apakah asas keadilan sudah berlaku dalam pelayanan gereja khususnya PPGT? Doa: Ajarkanlah kami Tuhan untuk berlaku adil bagi sesama kami dalam tutur kata dan perbuatan. Amin.



96 | P a g e



17 – 23 Oktober 2021 THE PATRIOT (Yesaya 53:4-12) Tujuan: Pemuda berjuang dan berkorban demi menjauhkan kejahatan dari diri sendiri dan semua ciptaan.



Tanggal 15 Agustus 1945 adalah salah satu hari paling bersejarah di masa Perang Dunia Ke II. Hari itu Kaisar Hirohito (Jepang) menyatakan secara terbuka di radio nasional bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat demi menciptakan perdamaian besar bagi generasi mendatang. Betapa tidak, Jepang telah kehilangan begitu banyak penduduk serta mengalami kelumpuhan ekonomi dan politik akibat dijatuhkannya Bom Atom di Hirosima (6 Agustus 1945) dan Nagazaki (9 Agustus 1945). Alasan penyerahan Kaisar Hirohito ini masuk akal. Kaisar tentu sangat menderita bathin ketika menyampaikan kata-kata penyerahan, namun dalam jiwa patriotisnya (rela berkorban - ia sangat sadar bahwa negara harus berkorban demi perdamaian dan masa depan generasinya. Negara harus berkorban untuk menjauhkan perang yang sangat jahat itu dari negaranya. Walaupun banyak orang menganggap sebenarnya tindakan ini terkesan agak terlambat, namun di masa setelahnya terbuktilah bahwa kaisar telah berhasil menyelamatkan Negara dan bangsanya dengan sangat bijaksana. Sahabat muda, kisah hamba yang terhina dan mati demi menanggung kesalahan umat Israel dalam pembacaan kita rasanya sangat tidak adil. Pemberontakan umat Israel ditanggung kepadanya (ay. 4-5), bahkan ketidak-setiaan umat itu ditimpakan kepada satu orang (ay. 6). Kisah bagaimana sang penebus ini menjalani hukuman sampai mati demi umat Allah (ay, 7-8) adalah nubuatan tentang Mesias yang akan menderita, mati dan dikuburkan (bnd. dengan kisah penderitaan Kristus). Selurus apapun hidupnya, namun kesalahan umat yang begitu besar di mata Tuhan harus ditebusnya sampai mati (ay. 9-10b). Di bagian akhir, nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan menjanjikan kepadanya umur yang panjang (ay. 10b) dan kemenangan yang abadi setelah kematian.



97 | P a g e



Inspirasi dari hamba yang teraniaya ini adalah sesuatu yang penting sekali bagi kita generasi muda. Dalam masa di mana orang berusaha berjuang, tampil dan eksis demi kepentingannya sendiri, Tuhan menyampaikan petunjuk bahwa yang harus dikerjakan adalah “berjuang dan berkorban demi kedamaian semua ciptaan”. Betapa penting peran seorang hamba yang teraniaya, sebab tanpa kesediaannya untuk menyerahkan diri, berkorban dan menebus umat, maka umat Israel itu akan mati dalam hukuman dari Tuhan. Demikian juga dengan kaisar Hirohito di Jepang. Jika dia tidak berani mengorbankan kehormatan negaranya dan bangsanya, maka Jepang akan terus digempur oleh sekutu dan masa depan mereka tidak akan seperti sekarangn ini. Pemuda Kristen jadilah pejuang yang patriotis, rela berkorban dan tabah. Di masa menjelang hari sumpah pemuda ini, kita dituntut untuk bersedia menjadi hamba yang mampu menjauhkan kejahatan dan pemberontakan dan kekejian dari kampung, kota, dan Negara tercinta (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 4). Memang menyakitkan jika hal yang telah dibiasakan harus dihentikan, namun percayalah, pengorbanan yang mahal harganya akan membuahkan hasil yang tak ternilai di masa depan. Sebab itu, beranilah! Apapun yang jahat di mata Tuhan harus dijauhkan dari negeri ini demi kedamaian bagi semua ciptaan Tuhan di masa depan. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan patriot dalam firman Tuhan? 2. Bersediakah Anda berkorban dan menjauhkan semua yang tidak diinginkan Tuhan dari hidupmu? Doa: Tuhan, kami adalah pemuda dengan jiwa pemberani yang luar biasa. Jadikanlah kami patriot, seperti hamba yang siap teraniaya, berkorban dan menderita demi kedamaian semua ciptaanMu. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.



98 | P a g e



24 - 30 Oktober 2021 MISSION COMPLETE (Ibrani 7:26-28) Tujuan: Pemuda berkomitmen menjadi imam TUHAN yang diberi kuasa untuk membuat setiap orang melihat keselamatan kekal



Tom Cruise adalah salah satu aktor film yang terkenal, ada begitu banyak film yang telah dibintangi sebagai pemeran utama dan menarik begitu banyak penggemar dan penonton untuk menyaksikan film tersebut. Salah satu film berseri yang paling banyak diminati adalah Mission Impossible, yang hobby nonton film tentu tahu dengan film ini, bagaimana tidak hal-hal yang menurut kita sesuatu yang sangat mustahil dan menegangkan yang diceritakan dalam film itu bisa diselesaikan dengan waktu yang sangat terbatas dan hasilnya selalu berhasil dan memuaskan. Dari judulnya saja, film ini sudah memberikan gambaran kepada kita seperti apa misi yang akan dilakukan pasti berhasil. Sahabat muda, kalau Tom Cruise selalu berhasil dalam misinya, pertanyaannya bagaimana dengan Tuhan yang kita sembah? Sudah pasti jawabannya adalah misi yang dibuat oleh Tuhan adalah misi yang sempurna. Dalam bacaan kita ini digambarkan tentang bagaimana kelemahan imam dalam Perjanjian Lama yakni imam Lewi bukan hanya kefanaan pada imamnya, tetapi juga keberdosaan mereka. Para imam besar keturunan Harun (Lewi) harus mempersembahkan korban pendamaian bagi diri mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa menjadi juru pendamai umat kepada Allah (ayat 27a), tentu saja misi ini belumlah berhasil sehingga memang diperlukan imam yang sempurna. Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa dan cela sehingga bukan hanya layak melakukan pelayanan pendamaian itu, tetapi juga layak menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi pengampunan dosa (ayat 27b). Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus mempersembahkan diri dan nyawaNya sendiri sebagai korban penebus dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna. 99 | P a g e



Sahabat muda, Tuhan telah menjadi imam dan persembahan untuk menyelamatkan kita, karena itu di minggu pekan pemuda yang kita peringati ini (hari sumpah pemuda yang ke-93), sudahkah kita betulbetul telah menjadikan Tuhan sebagai imam yang diberi kuasa untuk membuat setiap orang melihat keselamatan kekal. Ini adalah tugas kita bersama sebagai anak muda untuk mengajak dan membagikannya bagi setiap orang yang kita temui. Amin. Pertanyaan Reflektif: 1. Sebagai anak muda sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai imam yang berkuasa dalam hidup kita? 2. Kalau kita sudah menjadikan Tuhan sebagai imam yang berkuasa dalam hidup kita, apakah kita pun telah membagikannya bagi orang lain? Doa: Tuhan, sungguh kami berterima kasih engkau telah menjadi imam yang diberi kuasa untuk membuat setiap orang melihat keselamatan kekal. Ajarlah kami untuk memaknai hal tersebut sebagai anak muda dan menjadikan engkau sebagai Tuhan dalam seluruh hidup kami. Amin.



100 | P a g e



31 Oktober – 06 Nopember 2021 APA RESPONKU? (Ibrani 9:11-14) Tujuan: Pemuda menjadikan semua hal kesungguhan mengasihi Tuhan



dalam



hidup



sebagai



bentuk



Apa arti pertobatan atau bertobat? Cukupkah dengan memakai nama yang identik dengan agama Kristen? Atau memakai aksesori yang berbau Kristen? Atau…? Bayangkanlah seseorang yang tidak mau mendengarkan nasihat orang lain agar berhati-hati melintas di jembatan, sebab ia tidak bisa berenang, apalagi sungai sangat dalam. Namun dia menganggap nasihat itu tidak penting. Dia hanya mengikuti keinginannya yang dianggapnya paling benar. Akhirnya suatu hari orang itu, terjatuh di sungai yang begitu dalam dan ia sendiri tidak bias berenang. Apa yang bisa dilakukannya? Apa yang kemungkinan dialaminya sebagai akhir dari kesombongannya itu? Satu kata: Binasa! Ya, hanya itulah yang akan dialami oleh orang itu. Tapi…cerita belum selesai! Dalam situasi itu, tiba-tiba ada (hanya satu orang yang berani dan mampu) yang menolong orang tersebut sehingga ia bisa selamat. Sadarkah kita bahwa kitalah orang yang ditolong itu? Betapa dalamnya “sungai” (jurang) dosa di mana kita terjatuh, hingga tidak ada seorangpun yang memiliki cukup keberanian apalagi kemampuan untuk menolong kita. Hanya DIA, ALLAH yang menjadi manusia yang mampu menolong kita! YESUS KRISTUS! Lalu, jika hanya DIA yang sanggup menolong kita, bagaimana seharusnya respon kita atas SATU-SATUNYA PENOLONG dan PERTOLONGAN itu? Mengucap syukur dan berterima kasih, atau menghina??? Ibrani 11:11-14 dengan tegas menyampaikan kenyataan yang sesungguhnya kepada umat percaya. Teks ini juga mengajak setiap umat percaya untuk merenungkan lebih mendalam apa dan bagaimana sikap yang benar sebagai respon atas penyelamatan yang datangnya HANYA dari TUHAN yang sifatnya kekal (ayat 12)! Penyelamatan ini menjadikan orang percaya sesungguhnya menjadi manusia baru dalam Kristus! Tapi pertanyaannya, seperti apa dan bagaimana itu manusia baru dalam Kristus? Jika manusia lama mengatakan: “Apa yang ingin aku lakukan?”, maka manusia baru dalam 101 | P a g e



Kristus akan berkata: “Apa yang Tuhan Yesus ingin aku lakukan?” Atau dengan perkataan lain, dalam manusia lama aku menjadi pusat segala keinginan dan tindakan, sementara bagi manusia baru KRISTUS yang menjadi pusat kehendak dan perbuatan: seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan dalam seluruh hidup! Rekan-rekan pemuda yang telah tertebus dalam Yesus Kristus…Betapa Yesus Kristus telah berkorban bagi kita. Betapa pengorbanan-Nya merupakan pengorbanan yang total dan sepenuhnya. Sadarkah kita akan makna dari kematiannya? Mengapa Ia harus mati? Bukankah Ia Allah Yang Maha Kuasa yang berkuasa menebus manusia tanpa harus mati? Inilah rahasia kematian-Nya, yaitu bahwa dengan kematian-Nya itulah kita memahami bahwa Ia memberikan hidup-Nya SEPENUHNYA (tidak setengah hati!) untuk keselamatan kita! Sungguh luar biasa! Pengakuan Gereja Toraja Bab IV menegaskan hal itu bahwa Allah menebus manusia yang berdosa untuk mengalami kekudusan-Nya (Bab V) supaya mereka (manusia) menjadi Umat Allah (Bab VI) menjadi berkat bagi dunia (Bab VII). Sungguh indah rancangan Tuhan dalam Yesus Kristus! Pertanyaan Reflektif: 1. Maukah Saudara mengalami penebusan Allah dalam Yesus Kristus? 2. Sungguhkah seluruh kehidupan Saudara senantiasa memuliakan Tuhan? Doa: Ya Tuhan…ajar kami merespon pengorbanan-Mu yang sempurna dalam Yesus Kristus dalam tuntunan Roh Kudus. Amin.



102 | P a g e



07 - 13 Nopember 2021 IMAM BESAR (Ibrani 9:23-28) Tujuan: Pemuda Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar dan panutan satu-satunya. Teladan kasihnya harus dihidupi.



Shalom… Tentu kaum muda gereja sudah sering kali mendengan yang namanya imam besar, bahkan ketika kita membaca atau mendengar gelar itu, kita langsung tertuju pada salah satu sosok yang sering diberitakan oleh media, yang berinisial HaRi. Tapi tahukah saudarasaudara, bahwa dalam kekristenan pun mengenal yang disebut sebagai Imam Besar. Jika dalam Perjanjian Lama, imam besar mempunya tugas penting di dalam kemah suci atau bait Allah. Imam besar bertugas di tempat yang maha kudus, yaitu di tempat paling dalam di bagian bait Allah itu. Imam besar setiap sekali setahun menghadap Allah di dalam ruang maha kudus itu untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa dengan darah anak domba. Dalam tradisi Yahudi, imam besar harus berpuasa sebelum melaksanakan ritual kurban penghapusan dosa di dalam ruang maha kudus. Karena ruangan itu adalah ruang maha kudus, maka imam besar yang masuk ke dalam pun harus bersih dan kudus. Jika imam besar itu tidak kudus atau bersih dari hal yang najis dan dosa, ia bisa saja mati di dalam ruang maha kudus itu. Oleh karena itu, imam besar harus berpuasa sebelum masuk ke dalam ruang maha kudus untuk melaksanakan ritual penghapusan dosa. Dalam hubungannya dengan imam besar, bacaan kita kali ini memperlihatkan kepada kita siapa Imam Besar kita. Imam Besar kita hanya sekali saja memberikan kurban penghapusan dosa dan kurban itu bukan dari binatang tapi Sang Imam Besar itu sendiri yang memberikan nyawa-Nya untuk menghapus dosa manusia. Imam Besar masuk ruang kudus bukan buatan manusia akan tetapi karya Allah sendiri. Bait Allah yang adalah buatan manusia yang adalah replika atau gambaran, oleh Yesus Kristus diganti dengan tempat kudus buatan Allah, dimana Sang Imam Besar menumpahkan darah-Nya untuk mentahirkan manusia dari dosa satu kali untuk selamanya. Tidak sama dengan imam besar yang 103 | P a g e



ada di Perjanjian Lama, yang setiap tahunnya datang memberikan kurban penghapusan dosa dengan darah binatang bukan darahnya sendiri. Imam Besar kita yaitu Yesus Kristus telah menyempurnakan kurban penghapusan dosa oleh nyawa-Nya, di luar itu tidak yang layak kita persembahkan untuk menghapus dosa-dosa kita. Oleh karena itu, dalam mensyukuri keselamatan yang telah diberikan oleh Imam Besar kita Yesus Kristus, sebagai umat percaya kehidupan kita seharusnya dipenuhi oleh rasa syukur akan keselamatan yang telah dijaminkan kepada kita. Sebab, Sang Imam Besar itu akan kembali melakukan penghakiman kepada mereka yang tidak mengikut Dia. Jaminan telah ada, sekarang tinggal kitalah yang memperlihatkan kepada dunia dan kepada Dia bagaimana kita hidup dalam jaminan keselamatan oleh Imam Besar kita. Kaum muda yang dikasihi Tuhan. Melalui bacaan kita kali ini, kita diajak untuk melihat secara benar dan dalam mengenai ajaran kekristenan yang mungkin saja kita lalai dan hanya sibuk dengan rangkaian kegiatan gereja. Juga dalam kehidupan sehari-hari kita disajikan dengan berbagai ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Terlebih dalam hidup berdampingan dengan saudara kita yang non Kristen dimana mereka menganggap imam besar mereka adalah manusia biasa. Sekali lagi bacaan ini mengingatkan kita bahwa dalam kekristenan, kita juga mempunyai Imam Besar yaitu Yesus Kristus yang telah memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Dialah kepala dan kita adalah tubuhNya (Pengakuan Gereja Toraja Bab VI butir 3). Hiduplah senantiasa dengan mencerminkan kasih Kristus yang adalah Imam Besar kita yang rela mengorbankan hidupnya untuk banyak orang. PPGT seharusnya menjadi garda terdepan dalam merefleksikan hidup Yesus. Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Sudahkah anda mencerminkan hidup Imam Besar kita? 2. Dalam hal apa saudara-saudara masih hidup egois yang hanya mementingkan diri sendiri? Doa: Bapa, ajarlah kami senantiasa hidup dalam mencerminkan kehidupan Imam Besar yang telah Kau utus menebus dosa-dosa kami. Biarlah kami senantiasa hidup dalam cinta kasih Tuhan. Amin. 104 | P a g e



14 - 20 November 2021 PENGHARAPAN BUKAN OBAT PEGAL LINU! (Daniel 12:1-3) Tujuan: Pemuda menaruh harapan kepada menghadapi berbagai masalah.



Kristus,



terlebih



dalam



Pernahkah sahabat sekalian melihat iklan komersil obat pegal linu? Iklan tersebut menampilkan tubuh sakit karena dililit oleh beban berat yang disimbolkan oleh lilitan tali tambang yang begitu kuat. Namun, setelah memakan obat yang dipromosikan tersebut, tubuh menjadi lepas dan bebas. Pada dasarnya, pembuangan Israel di Babel dapat dengan sederhana diimajinasikan seperti orang yang mengalami pegal linu. Tubuhnya berbeban berat karena dililit oleh tali tambang dengan begitu erat. Akan tetapi, pembebasannya tidak dapat digambarkan sesederhana obat pegal linu tersebut di atas. Pembebasan Allah tidak terjadi dengan begitu mudah, sebab pembebasan dari Allah dimulai dari pemberitaan, pertobatan, hingga pembebasan. Itu pun jika bangsa Israel mau bertobat. Bahkan jika kita perhatikan bacaan kali ini, Allah justru menggunakan penglihatan untuk memberitakan pengharapan akan pembebasan. Kuy, mari kita bahas! Bacaan kita hari ini merupakan puncak dari empat penglihatan apokaliptik (sesuatu yang tersingkap atau dinyatakan) Daniel. Di bagian sebelumnya, ia melihat seorang malaikat berbicara tentang pemimpin Persia yang akan berperang dan mengalahkan banyak bangsa, dan bahkan menajiskan bait Allah. Sementara itu, pemimpin dari Yunani akan bangkit dan juga akan mendapatkan bencana besar bagi Israel. Sementara itu, tiga ayat yang kita baca dan renungkan ini menunjukkan dua situasi yang sangat berbeda, yakni “waktu kesesakan besar” (Ing. a time of anguish, Tor. attu kadipandasaan kapua) dan “bangsamu akan terluput” (Ing. shall be delivered, Tor. la tilendok). Daniel mendapat penglihatan bahwa bangsa Israel yang kini “tertekan” oleh karena pembuangan bangsa Babel, nantinya akan berpindah ke Persia, akan menunju kepada pemulihan atau keselamatan. Dua waktu yang berbeda ini tidak terjadi bergantian, melainkan terjadi bersamaan. Keduanya akan terjadi pada “waktu itu” (ay. 1), sebuah waktu yang akan terjadi di 105 | P a g e



masa yang akan datang. Hal ini tampak pada ayat 2-3. Pemulihan itu di antaranya adalah orang yang sudah lama mati akan hidup lagi dan bahkan menikmati hidup kekal, namun sebagian lagi akan mengalami kehinaan dan kengerian kekal. Nama Mikhael (dalam bahasa Ibrani berarti “siapa yang seperti Allah?”) digambarkan sebagai pemimpin terkemuka (Pasal 10:13) bahkan pemimpin besar (Pasal 12:1). Hal ini menandaskan bahwa ia merupakan pemimpin yang melebihi pemimpinpemimpin lain. Pada “waktu itu,” Mikhael-lah yang menyerukan dan mendampingin bangsa Israel untuk bangkit (ay. 1). Sementara itu, perbedaan tajam tersebut di atas menjadi semakin gamblang ketika Daniel menuliskan bahwa yang diselamatkan adalah yang namanya tertulis di dalam “kitab ini.” Seluruh nubuatan kitab Daniel ini memang dimaksudkan untuk pembebasan bangsa Israel yang tengah berada di dalam pembuangan. Namun, sebagai seorang Kristen yang membaca bacaan ini, kita tentu akan mengharapkan pembebasan di dalam kebangkitan Kristus. Perjanjian Baru kemudian menggenapi seluruh nubuatan ini di dalam Yesus Kristus (bdk. Why. 7:14, 12:7). Seluruh umat yang percaya kepada Sang Anak Domba akan mengalami katilendokan oleh karena kematian dan kebangkitan-Nya. Refleksi sederhana yang dapat kita timbah dari bacaan berat ini adalah bahwa di dalam “pembuangan” atau berbagai kesulitan, kita harus tetap kuat di dalam pengharapan akan adanya pembebasan. Harapan ini pada dasarnya meneguhkan kita agar tetap mengarahkan hati dan pikiran kita kepada rahmat pembebasan itu. Sebagai pemuda, beban hidup kita tentu belum seberat orang tua kita atau orang yang sudah dewasa dari kita. Seperti pepatah mengatakan “semakin tinggi pohon, maka semakin kuat juga angin menerpa pohon itu.” Sebab itu, sedari dini kita harus tetap menaruh harapan pada Kristus dan hanya karena itulah kita menjadi kuat menjalani kehidupan kita. Pengharapan pembebasan dari Allah, tidak bekerja seperti obat pegal linu di dalam iklan komersil. Pengharapan itu menuntut ketaatan dan kesetiaan, agar di dalam “pembuangan-pembuangan” atau “lilitan oleh beban berat” yang menekan/mengekang, kecil atau pun besar, pengharapan dari Allah tetap menjadi kekuatan bagi kita. Tetap semangat kawan-kawan muda sekalian!



106 | P a g e



Pertanyaan Reflektif: 1. Cobalah mengindentifikasikan “pembuangan” apa saja yang temanteman pernah alami? 2. Jika berada di dalam kondisi tersebut, apa yang teman-teman lakukan? Doa: Ya Allah kepada-Mu kami mengarahkan pengharapan kami, karena dariMulah kelegaan dan keselamatan itu kami terima. Amin.



107 | P a g e



21 - 27 November 2021 SANG PEMENANG (Wahyu 1:4-8) Tujuan: Pemuda percaya dan mengaku bahwa Tuhan Yesus Kristus, berkuasa untuk selama-lamanya dalam hidup mereka.



Pernahkah Sabahat Muda membaca Buku Tetralogi (empat rangkaian pemikiran) dengan Judul: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang. Empat buku ini bercerita tentang kisah-kisah menarik, khususnya dari Pulau Bangka Belitung. Satu hal yang sangat menarik dari Buku Pertama adalah kemampuan anak-anak sekolah di kampung untuk menghadapi pergumulan dan ketidakpastian bagi masa depan mereka. Mereka yang hidup di pelosok nusantara itu, dipacu oleh semangat yang luar biasa untuk menjadi pemenang dalam kehidupan yang sangat berat. Jika Laskar Pelangi sangat inspiratif bagi banyak orang, bagaimana dengan kisah Wahyu kepada Yohanes yang kita baca? Wahyu adalah “penyingkapan sesuatu yang rahasia”. Entah itu tentang masa lampau, terlebih tentang masa yang akan datang. Kitab Wahyu ini ditulis oleh seseorang yang bernama Yohanes dari sebuah penjara di Pulau Patmos (ay. 9). Yohanes memulai suratnya dengan menyatakan tujuan surat “Wahyu”, yaitu kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil (Ay. 4). Jelas sekali bahwa Yohanes dalam bagian pembuka ini hendak meyakinkan jemaat mula-mula tentang apa yang Tuhan akan lakukan di masa depan bagi mereka. Yohanes menyampaikan salam dari Allah Yang Kekal dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan tahta Allah (ay. 4). Yohanes melanjutkan dengan pernyataan mengenai Kristus yang pertama bangkit dari antara orang mati, menebus dan melepaskan kita dari dosa dengan kuasa darahNya dan memungkinkan kita menjadi imam-imam kerajaanNya. (ay. 5-6). Ayat berikut, 7-8 menjadi puncak pernyataan pembuka ini, di mana Yohanes menggambarkan bagaimana kedatangan Kristus yang kedua dan ditutup dengan firman dari Sang Alfa dan Omega, yang sudah ada dan yang akan datang, yang Mahakuasa.



108 | P a g e



Pernyataan pembuka dari kitab Wahyu ini sangat penting bagi jemaat mula-mula di Asia Kecil yang sedang mengalami pasang surut persekutuan, karena tekanan dari semua pihak di sekitarnya. Yohanes akan berbicara tentang kondisi, keterpurukan dan hukuman bagi jemaat-jemaat tersebut. Dan pernyataan tentang dari mana Yohanes mendapat kuasa untuk menyampaikan firman itu sangat penting. Dari bagian awal ini kita bisa menyimpulkan bahwa Yohanes hendak menegaskan kepada mereka: dari semua kenyataan yang akan dihadapi oleh Jemaat-jemaat itu, kelamnya masa depan dan betapa banyaknya persoalan, Kristus akan selalu tampil sebagai pemenang, sebab Dialah Sang Pemenang! Sahabat muda. Kita tentu ingin tahu banyak tentang masa depan, tentang apa yang akan terjadi di Tahun 2022, tentang seperti apa nasib kita, dan lain-lain. Minggu ini adalah akhir tahun gerejawi 2020-2021. Kalau Tahun 2021 sebentar lagi akan kita lalui, maka tentu tahun 2022 tidaklah jauh berbeda. Persoalan tentu akan semakin banyak, namun pernyataan Allah melalui bagian awal kitab Wahyu ini jelas: Allah akan menjadi Pemenang bagi setiap persoalan yang kita akan hadapi di tahun 2022. Dia adalah pemenang atas maut, Dia jugalah yang menjadi pemenang atas segala kekuatiran dan ketidakpastian yang kita sedang pikirkan. Sebab itu, jalani masa depanmu dengan yakin. Kristus adalah Raja Kekal, Alfa dan Omega. Dia memelihara dan menuntunmu melalui apapun yang sulit di tahun 2022. Selamat menutup tahun gerejawi dan menyambut masa Advent 2021. Tuhan Yesus pasti menolongmu! Amin! Pertanyaan Reflektif: 1. Apakah yang paling mengkuatirkan bagimu di masa depan? 2. Sanggupkah engkau bertahan dalam keyakinan kepada Kristus walaupun masa depanmu tidak jelas? Doa: Ya Tuhan Yesus, Sang Alfa dan Omega. Kami mengaminkan tuntunanMu dalam hidup ini. Kami akan melangkah ke masa yang tidak kami ketahui kondisinya. Tolonglah kami, jadilah pemenang di masa depan kami, Amin!



109 | P a g e