Biografi Karl Marx [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Sil
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Biografi Karl Marx A. Latar belakang Karl Marx Karl Marx adalah seoarang Filosof besar abad modern, ia lahir pada tahun 1818 di kota Trier, Prusia (sekarang Jerman). Marx merupakan seorang yang Atheis, ini beranjak dari realitas kehidupan orang tuanya yang berpindah-pindah agama, semula ayahnya adalah penganut Yahudi dan kemudian pindah agama dengan memeluk agama Kristen Protestan. Bila kita melihat latar belakang Marx, disitu kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel. Ini berawal ketika Marx hijrah ke Berlin dan mulai menekuni pendidikan filsafat. Filsafat di Berlin kala itu sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel, Hegel menjadi Profesor di Berlin pada tahun 1818 dan meninggal pada tahun 1831 M. Dalam filsafat Hegel, Marx menemukan arah pemikirannya yang menjadi senjata intelektualitasnya. Kata marx, bahwa hegel hanya teoritis, dan teorinya tidak dapat diterapkan dalam kenyataan, padahal filsafat mestinya menjadi aksi. Filsafat menjadi kekuatan praktis-revolusioner. Ia melihat jawaban pertanyaan itu dari pengaruh filsafat feuerbach, yaitu Keterasingan/alienasi. Mengapa Hegel tidak turun dari daratan murni teoritis ke praktis/kenyataan-aksi. Ini karena keterasingan manusia dari dirinya sendiri Tetapi mengapa manusia itu menjadi terasing? Jawaban ini diperolehnya saat di paris, dimana ia bertemu dengan tokoh-tokoh sosialis seperti Proudhon, friederich Engels. Ia menerima anggapan dasar sosialisme bahwa akar segala masalah social terletak pada lembaga hak milik pribadi. Pada tahun 1841, Marx dipromosikan menjadi Doktor bidang filsafat oleh Universitas Jena berdasarkan sebuah disertasi tentang Demokrasi dan Epikuros. Meski pemikiran Marx sangat dipengaruhi dan terkesan dengan filsafat Hegel, namun ia juga sangat terganggu ketika melihat realitas kehidupan masyarakat Prusia yang sangat jauh dari kehidupan rasional sebagaimana yang dipikirkan oleh Hegel. Marx berkesimpulan bahwa Hegel hanya memberikan rumusan pemikran yang bersifat teoritis tanpa merealisasikan dalam kehidupan masyarakat.



Untuk merealisasikan hal tersebut, Marx beranggapan bahwa filsafat harus menjadi kekuatan praktis-revolusioner, dan ini menjadi kenyataan ketika Marx mendalami filsafat Feuerbach dan mengkalaborasikan dengan filsafat Hegel dan kemudian direalisasikan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terus dilakukan Marx untuk mencari solusi dalam mengemansipasi manusia dan pemikirannya semakin tercerahkan ketika ia hijrah ke Paris dan berjumpa dengan para tokohtokoh sosialis seperti Proudhon dan Friedrich Engels yang menjadi sahabat karibnya. Akan tetapi perjalanan intelektualnya sudah dimulai jauh sebelum ke Paris, yaitu di Jerman setelah beberapa tahun lulus dari sekolah Gymnasium. Di Paris, untuk pertama kalinya Marx berhadapan dengan kaum buruh industry dan disana pula ia menjadi seorang sosialisme, artinya ia menerima anggapan sosialisme bahwa segala masalah social terletak pada lembaga hak milik pribadi. Dan disinilah pertama kali paham Marxisme muncul. Istilah Marxisme  adalah sebutan bagi pembakuan ajaran resmi Karl Marx, terutama yang dilakukann oleh temannya  Friedik Engels (1820-18938) dan oleh tokoh teori marxis Karl Kautsky (1854-1938). Dalam pembakuan ini, ajaran Marx yang sebenarnya sangat ruet dan sulit dimengerti disederhanakan agar cocok sebagai ideology perjuangan kaum buruh. Georg lukacs menegaskan bahwa “Marxisme klasik” adukan Engels dan Kautsky itu menyimpan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Marx. Ada 3 buku yang ditulis pada periode ini yaitu : 1. Philosophical and Economic Manuscripts (1844) atau biasa disebut naskah-naskah Paris (baru dicetak tahun 1928) disini ia menganalisa segi-segi keterasingan manusia dalam kerja. Dalam naskah-naskah ini jelas "humanisme marx", dimana dia meyakini nilai-nilai etis manusia yaitu kebebasannya, universal serta individu social dan alami. Ia dalam tulisan ini hendak mengembalikan manusia kepada kodratnya. 2. The Holy Family (sindirin kepada kakak-beradik bauer bekas temannya di Klub Doktor) dimana dalam tulisn ini ia menyatakan keluar dari kelompok Hegelian-muda itu, karena mereka hanya teoritis-idealis-religius. Karena mereka mencari akar keterasingan manusia pada "cara berfikir", bukan dalam susunan system produksi yang keliru. 3. pada tahun 1846 bersama Eangels ia menulis The German Ideologi. Dalam buku ini ia berbeda dengan Faeuerbach. Ia meninggalkan bicara humanisme dan mulai menegaskan sosialisme (penghapusan hak milik



pribadi) bukan sekedar tuntutan etis tetapi keniscayaan objektif. Ia mengklaim menemukan hukum yang mengatur perkembangan masyarakat dan sejarah yaitu hukum prioritas ekonomi. Marx menyebutnya "pandangan sejarah yang materialistic". Sosialisme ilmiah artinya sosialisme yang tidak berdasarkan anggapan dan tuntutan belaka, melainkan berdasarkan analisis ilmiah terhadap hukum perkemangan masyarakat. Premisnya adalah: "bidang ekonomi menentukan bidang politik dan pemikiran manusia, bahwa bidang ekonomi ditentukan oleh pertentangan antar kelas-kelas pekerja dan kelas-kelas pemilik, bahwa pertentangan itu dipertajam oleh kemajuan tehnik produksi, dan bahwa pertentangan itu akhirnya meledak dalam sebuah revolusi yang mengubah struktur kekuasaan dibidang ekonomi serta mengubah struktur kenegaraan dan gaya manusia berfikir" Dalam buku ini (The German Ideologi) memuat rumusan pertama "Materialisme Historis" pandangan inti Marxisme. Pada tahun 1845 marx terpaksa meninggalkan Paris. Di Brussel ia bersama Eangels masih sempat menulis buku yang paling terkenal manifesto Komunis. Di London ia mulai lebih banyak berfikir daripada revolusi/aksi. ia lebih kosentrasi kebidang ekonomi, untuk membuktikan klaim premisnya. Dimana ia menyatakan perkembangan masyarakat ditentukan oleh perkembangan dalam bidang ekonomi. Pada tahun 1938 di Moskow terbit buku stebal 1000 halaman denngan judul Grundrisse (Fundations of The Critique of Political Economy). Yang sebelumnya tidak diketahui. Disini dibahas otomatisasi yang bertentangan dengan ide marx sendiri tentang "teori nilai lebih", yang kemudian tidak muncul lagi. Tahun 1859 terbit buku A Contribution of the Critique of Political Economy (memuat rumusan paling ringkas dan jelas tentang pandangan materialis sejarah). Akhirnya pada tahun 1867 keluar buku Marx untuk memberikan pembuktian kebenaran ramalannya tentang kehancuran Kapitalisme dan keniscayaan Sosialisme yaitu Das Kapital, yang buku kedua dan ketiganya diterbitkan oleh Eangels setelah Marx meninggal dunia. Bebarapa buku cacatan pinggir marx diterbitkan oleh Karl Kautsky dengan judul "Teori-teori tentang Nilai lebih".



B. Konsep dan Pemikiran Kalr Marx Pengetahuan Absolut Hegel proses dimana objek yang diketahui dan subjek yang mengetahui saling mengembangkan, sehingga tidak pernah sama atau selesai. Pengetahuan saya hari ini mengfalsifikasi pengetahuan saya kemarin juga pengetahuan besok dst. Dalam proses tu saya sendiri senantiasa menjadi orang baru, karena dengan perubahan pengertian, kedudukan dan tanggung jawab, saya pun berubah. Pengetahuan adalah going proses, dimana yang diketahui dan aku yang mengetahui terus berkembang. Tahap yang sudah dicapai disangkal atau negasi oleh tahap baru, bukan karena salah atau tidak berlaku lagi, tetapi karena terbatas. Jadi tahap lama tidak benar karena terbatas, dan dengan demikian jangan dianggap kebenaran. Tetapi yang benar dalam penyangkalan dipertahankan itulah inti Dialektiak Hegel yang merupakan wujud pengetahuan manusia. Contoh ; kata "pulau". Pulau itu sebenarnya "tanah" (tesis). Tetapi itu tidak betul. Karena India itu tanah tapi bukan pulau. Pulau itu bukan tanah tetapi air (antitesis). Karena tak ada pulau tampa air. Tetapi pernyataan itupun tidak benar (antitesi-antitsis): pulau itu bukan air, melainkan tanah yang dikelilingi oleh air (sintesis). "Kebenaran" pulau hanya dapat dicapai oleh dua negasi dalam hal ini. Dalam bukunya Phenomenologi of Mind, Hegel mengatakan; Pengetahuan absolute terjadi bila semua realitas sudah total lengkap karena filosof atau seseorang sudah menemukan seluruh realitas, final. Karena tidak ada yang asing sama-sekali bagiku. Dengan itu maka pengetahuan disebut absolute. Bagi Hegel filsafat yang sampai pada pengetahuan absolute itu bahkan mengatasi agama. Bagi Hegel Roh Semesta sendiri merupakan proses yang menemukan diri melalui likuliku perkembangan kesadaran diri dan kemajuan pengetahuan yang akhirnya menyatu dalam pengetahuan absolute. Menurut Hegel agama adalah pengetahuan absolute dalam bentuk simbolis. Sedangkan filsafat dalam kenyataannya karena sadar akan dirinya sendiri. Bukan karena sudah tahu semua, tetapi semuanya dapat dimengerti, semuanya dipahami sebagai sudah semestinya. Dengan memahami segalanya, rasa kaget, kecewa, frustasi hilang. Semuanya menjadi bening, bukan karena menguap semacam penglaman mistik, melainkan seluruh pluralitas tetap ada tetapi dipahami sebagai tahap-tahap dialektis dalam perkembangan Roh Semesta (Akal-Umum atau Allah) yang dalam kesadaran sang filosof menemukan diri.



Segi yang dikritik Marx (saya sendiri sepakat: Muhammad Alwi) adalah; memahami dalam pengetahuan absolute itu sekaligus berarti memperdamaikan dan memaafkan. Karena bagaimana saya harus marah bila itu yang mesti terjadi karena merupakan dialektika perjalanan Roh. Ini juga sasaran kritik keras dari Soren Kierkegaard (tokoh filsafat Eksistensialis). Filsafat Sejarah Hegel memahami sejarah sebagai gerak kearah rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Roh Semesta berada dibelakang sejarah, ia mendapat objektifitasnya didalamnya. Roh Objektif mengungkapkan dirinya dalam kebudayaan-kebudayaan, moralitas-moralitas dalam institusi-institusi. Roh objektif mendapat ungkapan paling kuat dalam Negara. Kebebasan manusia berkembang dalam dialektika tiga langkah; dalam gereja katolik (kebebasan baru hanya dalam pewartaan), sedangkan kenyataannya yang bebas hanya para klerus (para hierarki, ulama-ulamanya), yang kemudian "disangkal" oleh Protestantisme dengan prinsip bahwa setiap orang bebas mengikuti suara hati ( dalam Protestan hanya terbatas pada pembacaan al-Kitab, awalnya tidak boleh). Kemudian oleh Aufklarung diakui kebebasan untuk menganut agama yang diyakini, dan akhirnya pada Kant dijadikan prinsip universal hak dan kewajiban setiap orang untuk mengikuti suara hari. Akhirnya dalam revolusi Prancis, sebagai langkah dialektika baru, kebebasan tercetus dari batin orang (terbatas pada hak untuk, secara pribadi mengikuti suara hati) menjadi struktur hukum dan Negara yang memproklamasikan republic dan mengakui hakhak asasi manusia. Negara modern merupakan pengejewantahan rasionalitas dan kebebasan (pengakuan hak-hak asasi manusia). ia (hegel) tidak sepakat dengan orang yang masih menggunakan suara-hati, untuk menolak undang-undang. Menurut Hegel suara hati yang wajar akan menemukan dalam struktur-struktur Negara modern pola-pola kehidupan yang justru menunjang kebebasan. Karena itu katanya kita tak perlu mempertentangkan antara suara hati dan kewajiban-kewajiban objektif dalam Negara modern. Filsafat menjadi Praktis Setelah pemikiran Hegel diatas, seakan sudah selesailah tahap pemikiran. Karena semuanya sudah dipahami dalam prosesnya, lewat dialektika. Tetapi



kenyataannya dunia tidak seperti dalam kerangka teori itu. Dunia kelihatannya sama sekali tidak filosofis. Lalu apa hubungan Negara rasional Hegel dengan realitas? Disinilah kata Marx sudah saatnya filsafat menjadi praktis. Kata Marx filsafat Hegel belum absolute karena hanya absolute diteoritis. Hanya ada kebebasan dalam kerangka teoritis. Filsafat sudah absolute bila realitas sendiri sudah menjadi kerajaan kebebasan. Oleh karena itu sang filosof harus menjadi Prometheus (dalam mitologi Yunani), Yang mengambil/mencuri api (lambang ilmu, kesadaran dan kebebasan) dari Olympos para dewa dan melemparkan kepada umat manusia. Sehingga filsafat Hegel betul dalam level pendidikan di kelas/sekolah, tetapi itu harus dilengkapi menjadi praktis dalam kehidupan nyata/social. Kata Marx; "Para filosof hanya memberikan interpretasi yang berbeda kepada dunia. Yang perlu ialah mengubahnya". Kritik Agama Feuerbach Marx dan Eangels sangat terpengaruh dengan feuerbach disamping Hegel. Feuerbach juga awalnya pengikut Hegel tetapi akhirnya ia banyak betentangan dengannya. Menurut Hegel, dalam kesadaran manusia, Allah mengungkapkan diri. Kita merasa berfikir dan bertindak menurut kehendak atau selera kita, tetapi dibelakangnya "roh semesta" mencapai tujuannya. Kata Feuerbach, Hegel itu memutarbalikkan fakta. Sebab seakan menurut Hegel yang nyata itu Roh Semesta/allah, sedangkan manusia itu wayang. Padahal sebaliknya. Yang nyata dan tidak terbantahkan adalah keberadaan manusia sedangkan roh semesta hanya berada sebagai objek dalam pikiran manusia. Walau Hegel mengatakan ia telah "mengangkat" agama kedalam "rasionalitas filsafat, tetapi menurut Feuerbach justru sebaliknya, dengan ini maka Allah adalah yang pertama, sedangkan manusia adalah yang kedua. Maka kata Feuerbach filsafat Hegel adalah agama yang terselubung. Feurbach mengkritik Hegel dengan pengandaian (yang tak perlu dibuktikan) bahwa yang indrawi lebih pasti dibanding yang spekulatif. Dan titik tolak filsafat seharusnya adalah dari pengalaman langsung yang indrawi Bagi Feuerbach tuhan itu tidak nyata, hanya ada diangan-angan manusia atau proyeksi pikiran manusia. tetapi kemudian manusia lupa bahwa itu ciptaannya dan disembah. Ini mirip dengan kritik nabi agama-agama pada orang musyrik. Mereka membuat patung lalu mereka lupa bahwa merekalah yang membuta kemudian



patung-patung itu disembah. Manusia lalu hormat, takut pada tuhan, padahal ia adalah ciptaannya. Agama adalah manifestasi pengungkapkan keterasingan manusia dari dirinya sendiri Karena manusia harus mengobjektifasi dirinya sendiri agar mampu merealisasikan dirinya, seperti seorang seniman ia harus memproyeksikan bakatnya agar tahu bahwa ia seniman. Dalam pikiran (kata Hegel) atau dalam pekerjaan (Kata Marx) manusia harus membayangkan atau merepresentasikan dirinya, dan ia pun dapat melihat dirinya, mengenal dirinya dan menemukan identitasnya. Menurut Feuerbach, itulah yang terjadi dalam agama. Dalam agama ada nilai positifnya karena dengan itu manusia tahu siapa dia. Bahwa dia bebas, dia berkuasa, kreatif, baik dll. Tetapi celakanya ia lupa bahwa itu adalah proyeksi dirinya, sehingga menganggapnya sebagai realitas yang mandiri. Mengingat proyeksi itu melukiskan hakekat manusia secara sempurna, dapat dimengerti bahwa manusia lalu takut dan menyembah realitas agama yang sebenarnya tidak real itu (seperti orang takut dengan sesuatu yang gagah, besar dll, padahal itu adalah "cermin" dirinya sendiri). Dengan itu manusia tidak berusaha menjadi dirinya sendiri, merealisasikan hakekatnya, malah secara pasif mengharapkan berkah darinya. Kritik Marx terhadap Kritik Agama Feuerbach Ada dua problem dalam filsafat hegel kata Marx yaitu, ia menganggap subjek menjadi objek, demikian sebaliknya. Yang rasional dan nyata itu dalam pikiran sedangkan kenyataan dunia tidak rasional dan mestinya lebih nyata. Roh semesta yang subjek/nyata, padahal manusia yang memikirkannyalah yang nyata dan subjek bukan objek. Demikian juga dalam Negara, Hegel disatu sisi mengatakan dan menjunjung tinggi cita-cita revolusi Prancis, tetapi dalam sisi lain ia menginginkan otoritarianisme Negara. Dimana undang-undang adalah representasi roh Absolut, yang nyata, yang harus ditaati. Sedangkan suara hati, manusia, subjek yang memikirkan dan bertindak diharuskan mengikuti dengan "apapun" undang-undang itu, sebagai objek. Menggarisbawahi Feuerbach, Marx menuliskan; "manusia yang membuat agama, bukan agama yang membuat manusia". Agama adalah perealisasian hakekat manusia dalam angan-angan saja, jadi tanda bahwa mansuia justru belum berhasil merealisasikan hakekatnya. Agama adalah tanda keterasingan manusia dari dirinya sendiri. " tetapi kata marx, mengapa Feuerbach tidak bertanya kenapa manusia sampai mengasingkan dirinya kedalam agama? Sekalipun kata Marx,



Feuerbach tidak buta terhadap itu, sebab dia pernah mengatakan; "Penderitaan manusia adalah tempat kelahiran Allah Mengapa Feuerbach tidak bertanya kata Marx, "Mengapa manusia itu tidak merealisasikan dirinya, hanya merealisasikan secara semu dalam khayalan agama?". Ini kata Marx karena Feuerbach hanya membicarakan Manusia (abstrak), padahal yang ada (kongkret) adalah Fulan dan fulanah. Si A dan Si B. Karena masyarakat, dunia, dan lingkungan itu mengasingkan manusia, membelenggunya, maka mereka (manusia) itu merealisasikan dirinya lewat anganangan Surga, Agama. Karena dunia kongkret tak mengizinkannya. Kata Marx; "agama hanyalah tanda keterasingan manusia tetapi bukan dasarnya. Ketrasingan manusia dalam agama adalah ungkapan keterasingan yang lebih mendalam. Agama hanyalah sebuah pelarian karena realisasi memaksa manusia untuk melarikan diri. "Agama adalah realisasi hakekat manusia dalam anganangan karena hakekat manusia tidak punya realitas yang sungguh-sungguh". jadi, "Agama adalah sekaligus ungkapan penderitaan yang sungguh-sungguh dan protes terhadap penderitaan yang sungguh-sungguh. Agama adalah keluhan makhluk yang tertekan, perasaan dunia tampa hati, sebagaimana ia adalah suatu roh zaman yang tampa roh. Ia adalah candu masyarakat. Tetapi yang perlu dikritik bukan agama, kata Marx, tetapi apa yang melahirkan agama itu, yaitu masyarakat. "Kritik agama sekarang harus menjadi kritik masyarakat". "Kritik surga berubah menjadi kritik dunia, kritik agama menjadi kritik hukum, kritik teologi menjadi kritik politik Filosof, Proletariat, dan Revolusi Bagaimana melaksanakan emansipasi ini? Sebab agama dapat dibongkar dengan kritik teoritis, tetapi kritik itu tidak membongkar keterasingan yang berakar pada struktur masyarakat, maka disini kata marx harus dilakukan dengan Revolusi yang sesunguhnya. Bagimana revolusi itu terjadi? Revolusi akan terjadi bila rakyar butuh dan kritik sang filsuf akan terbuka (diterima). Tetapi bagaimana rakyat merindukan revoluis? Kalau rakyat betul-betul tertindas, dia tentu ingin berevolusi, jika belum membutuhkan maka kondisinya berarti belum matang. Revoluis yang diinginkan Marx bukan revolusi semacam Prancis, walau itu membebaskan , tetapi hany pergantian kekuasaan. Tetapi revolusi (yang diinginkan Marx) adalah revolusi



yang melahirkan masyarakat tampa kelas yang berkuasa. Tetapi apa syarat-syarat supaya revolusi semacam itu terjadi? Ini akan terjadi bila yang melakukan revolusi adalah benar-benar masyarakat "tak berkelas", artinya benar-benar tertindas. Sebab ada masyarakat terindas tetapi hanya sebagiannya saja. Sedangkan sebagaian lain dalam dirinya masih memiliki kelas. Tetapi bila manusia itu benar-benar "tak punya kelas" (tertindas dengan semua hal) dan mereka melakukan revolusi, maka mereka akan mengadakan pembubaran masyarakat sebagai golongan tersendiri. Inilah yang dikatakan oleh Marx dengan Ploretariat. Dan Marx berkeinginan nantinya, ada kerjasama antara filosof dan ploretariat. Filosof menemukan senjata materialnya, dan kaum ploretariat menemukan senjata rohaninya. Kerja dasar Hakekat realisasi diri ‘Manusia’ menurut Marx Disini marx menganalisa bahwa penyebab dari keterasingan manusia adalah kerena pekerjaan dalam masyarakat kapitalis. Semestinya Pekerjaan: adalah sarana manusia untuk menciptakan diri sendiri. Pekerjaan adalah tindakan manusia yang paling dasar, dalam pekerjaanlah manusia menjadi nyata. Ini diperoleh marx dari Hegel, sehingga keterasingan yang paling dasar adalah keterasingan manusia dalam pekerjaannya. Menurut marx, pekerjaan adalah kegiatan khas manusia. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah karena dia bekerja. Dengan pekerjaannya manusia merealisasikan diri. Manusia harus mengubah lingkungannya/alam karena tubuh yang dimilikinya tidak serta merta sesuai dengan alam (lain dengan binatang). Untuk mengubahnya manusia harus bekerja. Binatang membuat atau mereproduksi apa yang dia butuhkan, manusia tidak hanya yang dia butuhkan, tetapi bisa untuk dijual lagi, dinikmati keindahannya, bahkan terkadang hanya bangga dengan pekerjaannya. Manusia bekerja dengan bebas dan universal. Manusia dapat membuat rumah dengan bebaragai macam bahan. Dengan bahan yang sama manusia dapat menggunakan untuk beraneka ragam keperluan dst. Bekerja menunjukkan hakekatnya. Pekerjaan sebagai objektivasi manusia, dengan mengukir manusia mulai mengobjektifkan apa yang dipikirkan, ia mulai tahu bahwa ia mampu, bukan hayal seperti sebelumnya dst. Sekarang setelah jadi ukirannya ia mempunyai kepastian tentang dirinya sendiri. Dengan pekerjaan manusia mampu melihat dirinya dari pekerjaannya. Makna pekerjaan itu tercermin dari perasaan bangga.



Dengan pekerjaan itu manusia membuktikan dirinya bahwa ia nyata tidak berhayal. Pekerjaan dan sifat social manusia, Dengan bekerja manusia juga membuktikan bahwa ia mahluk social, karena manusia tidak akan mampu mengerjakan apa yang dibutuhkannya semua. Dengan pekerjaan kita orang lain akan senang dan kita akan bangga karena hasil kita dihargai dan kita diakui olehnya. Pekerjaan adalah jembatan antarmanusia. Manusia tampak bersifat social, dan hakekat itu terbukti dalam pekerjaan. Pekerjaan juga menjembatani manusia yang lampau dan sekarang lewat hasil karya mereka. Sejarah adalah hasil ciptaan manusia melalui pekerjaan manusia generasi kegenerasi. Problema dalam Usulan penyelesaian Marx Marx punya pengandaian etis yaitu manusia pada dasarnya social dan bekerja untuk merealisasikan diri bukan untuk pengasingan dirinya. Tetapi kita bisa bertanya seperti Jurgen Haberhas, apakah hanya pekerjaan yang menjadi tindakan hakiki manusia? apakah hanya pekerjaan yang membedakan manusia dari binatang? Pekerjaan ini cocok bila dilihat hubungan antara Subjek (manusia) dan Objek (alam/produk), sedangkan hubungan atar manusia layakkah bila dilihat dengan model pekerjaan? Bukankah hubungan antar manusia itu berkedudukan sederajat, yang modelnya lebih tepat adalah Komunikasi. Keterasingan dari pekerjaan ini khas untuk masalah pekerja upahan dalam industri modern, bukan secara umum. Yang mesti diperbaiki bukan system kerja upah atau pemilik modal dan pemilik alat-alat produksi. Mungkin yang lebih tepat adalah perbaikan syarat/sistem kerja upahan, meningkatkan keadilan. Dan yang jadi masalah adalah apakah pekerjaan itu mengembangkan/menyenangkan atau membelenggu. Ini sudah hampir diusahakan dinegara-negara maju (welfare state), seperti kenaikan gajih, jam kerja dikurangi, piliha pekerjaan, syarat-syarat kerja, suasana kerja dll. Jadi hak milik pribadi = keterasingan, penghapusan hak milik pribadi = pengakhiran segala keterasingan adalah problematic. Sebab pekerjaan bukanlah satu-satunya hubungan hakiki manusia. Materialilsme Sejarah Masyarakat terpisah menjadi dua golongan karena usaha manusia untuk efisiensi, sehingga merupakan keniscayaan. Ada penghisap dan dihisap, karenanya



manusia terasing dari dirinya, baik yang terhisap (karena ia bekerja upahan, bekerja bukan untuk merealisasi diri) juga yang menghisap (karena ia hidup tanpa kerja, padahal manusia memanusiakan dirinya dengan bekerja), hanya bedanya ada yang terasing manis dan pahit. Struktur-struktur kelas ini ditentukan oleh factor kekuasaan ekonomi/produksinya dan terlihat dalam level yang lebih atas terdapat pada struktur social-politik dan ideology. Marx berpandangan bahwa sosialisme itu merupakan keniscayaan, dimana melihat syarat-syarat objektif perkembangan manusia maka pada akhirnya manusia menjadi sosialisme (masyarakat tanpa kelas), karena hilangnya hak milik pribadi. Engels menulis: (Marx menemukan) fakta sederhana, bahwa kita harus makan, berpakaian dll sebelum melakukan kegiatan berpolitik, ilmu pengetahuan, seni, agama dll. Dengan demikian tingkat perkembangan ekonomi menjadi dasar untuk bentuk bentuk diatasnya. 1. Prinsip dasar: Keadaan dan Kesadaran "bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, tetapi sebaliknya keadaan social merekalah yang menentukan kesadaran mereka".Ada dua hal disini yaitu; 1) keadaan social manusia yang termasuk disitu produksinya, pekerjaannya. Manusia ditentukan oleh produksi mereka, baik apa yang mereka produksikan, maupun cara mereka berproduksi. Jadi individu-individu tergantung pada syaratsyarat material produksinya. Pandangan inilah yang sebut materialisme sejarah karena sejarah dianggap ditentukan oleh syarat-syarat produksi material. Cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidupnya itulah yang disebut keadaan manusia. Marx bertolak dari pengandaian manusia berfikir dan bertindak sesuai dengan kepentingannya, sedangkan kepentingannya itu tergantung kelasnya. Keanggotaan kelas tertentu sangat menentukan cara kita memandang dunia, apa yang kita harapkan dan kita khawatirkan, apa yang kita puji dan kita cela.Cara berproduksi itu menentukan adanya kelas-kelas social; keanggotaan dalam kelas social menentukan kepentingan orang; dan kepentingan menentukan apa yang dicita-citakan, apa yang dianggap baik dan buruk 2. Basis dan Bangunan Atas Dalam buku Contribution to the Critique of Political Economic (1859) Marx menulis;



Dalam produksi social kehidupan mereka, manusia memasuki hubungan-hubungan tertentu yang mutlak dan tidak tergantung pada kemauan mereka; hubunganhubungan ini sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu tenaga-tenaga produksi materialnya. Jumlah seluruh hubungan-hubungan produksi ini merupakan struktur ekonomi masyarakat, dasar nyata dimana diatasnya timbul suatu bangunan atas yuridis dan politis dan dengannya bentuk-bentuk kesadaran social tertentu bersesuaian. Cara produksi kehidupan material mengkondisikan proses proses kehidupan social, politik, dan spiritual pada umumnya. Bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, tetapi sebaliknya, keadaan social merekalah yang menentukan kesadaran mereka" Dalam konsep Marx Basis menentukan bagian atas, dimana BASIS ini ditentukan oleh dua factor yaitu 1) Tenaga-tenaga produktif yang merupakan kekuatan-kekuatan yang dipakai oleh masyarakat untuk mengerjakan dan mengubah alam. Disini ada tiga unsure yaitu; alat-alat kerja, manusia dan kecakapan masing-masing, dan pengalaman-pengalaman dalam produksi (tehnologi) 2) Hubungan-hubungan Produksi yaitu hubungan kerjasama atau pembagian kerja antara manusia yang terlihat dalam proses kerja produksi. Disini yang dimaksudkan "hubungan" adalah struktur pengorganisasian social produksi (misalnya pemilik modal dan pekerja). BANGUNAN ATAS, ini terdiri dari 1) tatanan institusional yaitu segala macam lembaga yang mengatur kehidupan bersama masyarakat diluar bidang produksi, seperti organisasi sebuah pasar, system pendidikan, system kesehatan masyarakat, system lalu lintas juga terpenting system Negara dan hukum. 2) tatanan kesadaran kolektif yaitu memuat segala system kepercayaan, normanorma dan nilai yang memberikan kerangka pengertian, makna, dan orientasi spiritual kepada usaha manusia. termasuk disini; pandangan dunia, agama, filsafat, moralitas masyarakat, nilai-nilai budaya, seni dst. Kapitalisme dan Sosialisme 1. kapitalisme Dalam Manifesto Komunis, Marx memuji Borguis karena keberhasilankeberhasilannya mengembangkan industri, perdagangan, pasar dll (Marx hal 467, FMS hal 162). Marx juga melihat borguis lebih jujur dari pada feodalis, walau dalam feodalisme nilai-nilai, norma, penghormatan dll lebih suci. Tetapi itu semua menjadikan kelas-kelas yang tak rasional dan terselum oleh kemunafikan dan



ideologis. Borguis membongkar itu menjadi lebih nyata, nilai-nilai, norma dan sakralias-sakralis dibuang, sekarang yang ada hanya persaingan, efisiensi dst. Penghisapan yang awalnya malu-malu dengan selubung kesucian sekarang dibuka dengan jelas, kering dengan dalil persaingan dan efisiensi. Kekhasan system ekonomi kapitalis adalah ia memakai Hukum-ekonomi pasar. Dari segi output system produksinya adalah Nilai Tukar bukan nilai pakai. Artinya orang membeli barang karena ingin ditukarkan dengan yang lain dengan mendapatkan untung. Jadi tujuannya ‘uang’ bukan barang yang diproduksinya. Makin besar untung makin baik. Pembentukan Kelas Proletar Karena persaingan sebagai asusmsi (dalam kapitalis), maka bentuk usaha yang diarahkan ‘secara tidak murni’ untuk keuntungan akan kalah. Yang paling efisien hidup, lainnya akan mati. Hanya ‘perusahaan’ yang besarlah yang akan bertahan dan yang kecil mati, sehingga kelompok-kelompok tengah, karena ketatnya persaingan akan hancur merosot menjadi kelas bawah, dan masyarakat akan menjadi dua kutub, dua bagian (Kapitalis dan Proletar). Kaum buruh makin tertekan, dan makin sadar akhirnya mereka mengorganisasikan diri dalam serikatserikat kerja. Sehingga dengan ini mereka makin sadar dan tidak menawarkan diri dengan upah minim, dan akhirnya perjuangan mereka tidak hanya untuk menaikkan upah tetapi menghapus kepemilikan pribadi (kapitalisme). Setelah masyarakat hanya tinggal 2 kelompok, terjadilah revolusi. Tetapi kata Marx; ada beberapa syarat untuk revolusi itu; a) keadaan sedemikian menghisap sehingga sangat tek tertahankan, b) kapitalisme berhasil menciptakan kekayaan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan segenap orang. c) revolusi harus merupakan peristiwa global. d) tenaga-tenaga produktif harus telah berkembang secara universal dan menguasai perekonomian diseluruh bumi. e) proletariat harus mengembangkan "kemampuan universal' sehingga pembagian kerja tidak perlu lagi, f) dalam revolusi kesadaran proletariat harus terbentuk Proletariat merebut kekuasaan negara dan mendirikan "kediktatoran proletariat". Dimana disini proletariat menggunakan kekuasaan Negara untuk menindas kaum kapitalis (supaya mereka tidak mampu menggagalkan revolusi). Setelah kapitalis sudah hancur, otomatis tidak ada kelas lagi. dengan demikian "produksi sudah terpusat ditangan individu-individu yang berasosiasi, maka kekuasaan umum kehilangan sifat politisnya. Nagara lama-kelamaan menghilang. Karena kepemilikan sudah tidak ada, apa-apa sudah dalam asosiasi. Inilah cita-cita



sosialisme dengan Negara ideal mereka Komunisme (Negara hilang, kelas hiang, hak milik hilang, keterasingan/belenggu hilang) Masyarakat Komunis masa depan Marx mengatakan nasionalisasi itu awal revolusi sosialisme (tidak seperti Lenin, soviet/Cina), setelah sisia kapitalis hilang, negara hilang, nasionalisasi hilang dan diurus oleh asosiasi-asosiasi ditempat itu. Ciri inti masyarakat komunis dalah: penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, penghapusan kelaskelas social, hilangnya Negara, penghapusan pembagian kerja. Ajaran Marx ini waktu akan diterapkan banyak kerepotan, sehingga di Negara Soviet menafsirkan perbedaan antara Komunisme dan sosialis. Awalnya sosialis lalu cita-cita akhirnya ke Komunis (marx tidak membedakan ini), dengan 4 langkah; 1) Revolusi sosialis, 2) pembangunan sosialisme dimana sudah tidak ada lagi kecuali proletariat dan ideology marxisme-leninisme. 3) Sosialisme (Negara masih ada dan mengorganisasikan atas nama proletariat). Ini mereka usahakan di Moskow Uni Soviet. Negara baru dapat menghilang apabila kapitalisme internasional sudah dikalahkan. 4) Komunisme (dimana berlaku hukum; "kepada siapa saja menurut kemampuannya, kepada siapa saja menurut kebutuhannya"), selama Komunisme belum ada maka berlaku; "kepada siapa saja menurut kemungkinannya, kepada siapa saja menurut prestasinya". Ada beberapa problema konseptualilsasi Marx, yaitu; 1) Pemiskinan kaum buruh itu tak terwujud, kapitalis membuat terobosan dengan system-siestem sehingga eksploitasi itu hilang atau lebih halus lagi. Lihat ilmu-ilmu Human Resource Manajemen. 2) Pembagian kerja terlihat sangat sulit dihapus, sebab apa kerja-kerja kotor dan bersih. Ada kerja-kerja berat dan ringan. 3) Apakah mungkin Negara dihapus. Ini masih mungkin (Walau FMS tidak sependapat hal 175). Sebab menurut kami bukan negaranya yang hilang (secara real) tetapi Negara kepentingan kelas yang hilang. Negara asosiasi yang ada. 4) Karena pembagian kerja serta hasil kerja (tetap ada) –kalau tidak terjadi melalui pasa—harus ditentukan dari atas Negara, birokrasi, sebagai kelas baru (dimana akhirnya menjadi otoriter dan korup). Sosialisme Ilmiah



Untuk menjawab bahwa sosialisme harus terwujud (sosialisme ilmiah), Marx memperhatikan hukum-hukum ekonomi. Dalam analisanya itu keluar buku Das Kapital (dimana eksploitasi Kapitalisme dibeberkan disini). 1. Ajaran tentang nilai lebih Teori ini mencoba menjawab bagaimana nilai ekonomi suatu komoditi dapat ditentukan secara objektif? Ada beberapa nilai menurut Marx dalam komoditas. Pertama, Nilai pakai adalah nilai barang diukur dari kegunaan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Atau nilai pakai adalah manfaat barang untuk memenuhi sebuah kebutuhan dalam masyarakat. (sepatu yang kekecilan buat saya nilainya nol) dst. Nilai tukar adalah nilai barang kalau dijual belikan dipasar (nilai dalam bentuk uang). Pembeli akhir komoditi membelinya demi nilai pakainya, artinya karena ia membutuhkan barang itu, tetapi semua pembeli yang bukan pembeli akhir membelinya demi nilai tukar, artinya dengan maksud untuk menjualnya kembali, dengan tujuan memperoleh laba. Nilai pakai barang ditentukan oleh kebutuhan masyarakat. Tetapi bagaimana nilai tukar sebuah komoditi ditentukan? Mengapa nilai dua dasi sama dengan nilai celana? Karena waktu untuk memproduksinya dua barang yang nilai tukarnya sama adalah sama. Yang menentukan nilai tukar sebuah barang adalah waktu kerja yang dibutuhkan untuk menciptakannya. Tetapi bukan waktu kerja individu (penjahit X di jalan ini misalnya), tetapi "Waktu kerja social yang diperlukan". Yaitu waktu rata-rata yang diperlukan dalam sebuah masyarakat dengan kepandaian kerja tertentu untuk membuat barang itu. Teori nilai pekerjaan adalah nilai tukar segenap barang ditentukan oleh jumlah pekerjaan yang masuk dalam produksinya. (nilai tukar hampir sama dengan harga komoditi, tetapi tidak seluruhnya sama). Nilai tenaga kerja sama dengan nilai komoditi, ditentukan oleh jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk menciptakannya. Nilai tenaga kerja adalah jumlah nilai semua komoditi yang perlu dibeli oleh buruh agar ia dapat hidup, artinya agar ia dapat memulihkan tenaga kerjanya serta memperbaharui dan menggantikannya kalau ia tidak dapat bekerja lagi. Artinya jumlah makanan, pakaian tempat tinggal, dan semua kebutuhan hidup lain si buruh dan keluarganya (sesuai dengan tingkat sosio-kultural masyarakat bersangkutan). Dengan konsep ini maka upah buruh dan keuntungan majikan akan wajar



Sedangkan dalam prakteknya, Marx mengatakan ada ‘Teori tentang nilai lebih’, Misalnya buruh X butuh rata rata Rp 10.000. Maka majikan akan membayarnya Rp. 10.000. dengan 8 jam kerja (misalnya). Seandainya dengan bekerja 8 jam itu, ia menghasilkan nilai (nilai kerjanya) Rp. 20.000. padahal upahnya hanya Rp.10.000, maka ada kelebihan 4 jam kerja yang dimiliki oleh majikan. Jadi Nilai lebih adalah diferensi antara nilai yang diproduksikan selama satu hari oleh seorang pekerja dan biaya pemulihan tenaga kerja. Nilai lebih inilah sumber laba sang kapitalis. Laba perusahaan seluruhnya tergantung dari besar kecilnya nilai-lebih. Jadi system kapitalis adalah system yang menghasilkan keuntungan karena nilai lebih yang diciptakan oleh buruh dengan pekerjaannya yang tidak dibayarkan kepadanya. Sebuah Ilustrasi menarik: Perdagangan awal, barang 1 ditukar dengan barang 2 (B1 = B2), setelah ada uang maka B1 ditukar dengan Uang, uang ditukar dengan barang 2 (B1=U=B2). Dalam Perdagangan Kapitalis, U1 dibelikan Komoditi (K) yang akan dijual lagi, Komoditi dijual dapat U2. (U1 – K – U2), dimana U1 < > (M1 < u1 =" K" k =" U2/M2."> M1/U1 bagaimana bisa seperti ini?) Marx menjawab; M1 misalkan dibelikan 1) gedung/mesin/peralatan (kita katakana Biaya konstan 1 = BK1), 2) dibelikan bahan baku (Biaya konstan 2 = BK2) dan tenaga Kerja (biaya variable = BV). Lalu itu dibuat komoditi/barang (K), dan dijual menjadi M2. berarti dari rumus awal M1 = K = M2 M1 – ( BK1 + BK2 + BV) = K = M2 M1 – K = BK1 + BK2 + BV – M2 (sedikit persamaan matematika). Mengapa bisa M1 menjadi M2, dengan M2 > M1 diatas? Ini bisa terjawab bahwa pembelian BK1 dan BK2 tidak akan menghasilkan kelebihan, hanya BV yang menghasilkan "nilai lebih" dimana saat dibeli dia akan bekerja melebihi harga belinya karena ada unsur kreatif (dalam diri manusia). Disinilah argument Marx bahwa hanya "nilai lebih" itulah sumber keuntungan kapitalis dan itulah eksploitasi manusia. Nilainya melebihi yang perlu untuk menggantikan dirinya sendiri.



C. Kesimpulan Karl Marx adalah seorang filsuf besar berkebangsaan Prusia (sekarang Jerman). Ia merupakan salah seorang pakar dalam bidang saejarah,filsafat, sosialpolitik dan ekonomi. Semasa hayatnya, Marx telah banyak menulis dan menghasilkan karangan-karangan yang spektakuler separti “Manifesto Komunis” yang telah mampu mempengaruhi hampir sepertiga umat manusia. Ia sangat terkenal atas analisisnya terhadap sejarah dan social-politik terutama mengenai pertentangan kelas, disini namanya telah mencuak bagaikan seorang pahlawan yang telah membawa perubahan bagi para kaum tertindas (buruh). Karl Marx adalah juru kunci yang menjadi pahlawan bagi kaum proletar. Marxisme dirintis pada pertengahan abad ke-19 oleh dua tokoh filsuf Jerman yaitu Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme mencakup teori ekonomi Marxis, teori social dan politik. Ajaran marxisme ini telah mampu mempengaruhi gerakan sosial-politik di seluruh dunia. Mengambil gagasan bahwa perubahan sosial terjadi karena perjuangan antara berbagai kelas-kelas dalam masyarakat yang berada di bawah kontradiksi satu terhadap yang lain, para analisis Marxis mengambil sebuah kesimpulan bahwa kapitalisme mengarah ke penindasan terhadap kaum proletar dan hasilnya tak terelakkan menjadi revolusi proletar atau revolusi sosial. Marxisme memandang munculnya sistem sosialis sebagai sebuah keniscayaan historis yang timbul dari kapitalisme yang memungkinkan lahirnya sebuah revolusi sosial, dimana milik pribadi dalam sarana produksi akan digantikan oleh operasi kepemilikan bersama. Intinya, sosialisme akan memberi jalan kepada panggung sejarah komunis, sebuah sistem tanpa kelas berdasarkan kepemilikan umum dan gratis-akses dan kebebasan maksimal bagi



DAFTAR PUSTAKA Manusia tidak menjadi ‘dirinya sendiri’, misalnya kerja bukan untuk merealisasikan diri tapi sekadar cari ‘makan’? apa buktinya ia terasing? Mereka akan puas, senang saat pulang kerja. Seakan kerja itu ingin ia tinggalkan tetapi ‘ada yang membelenggu’. Harus cari uang, harus punya pekerjaan untuk makan, untuk hidup. Lain bila kita melakukan sesuatu dengan ‘senang hati, dalam artian realisasi diri’. Istirahat kerja atau main karena fisik yang tidak bisa terus. Tapi kita enjoy dengan itu. Sekolah anak-aak sekarang, seakan capek, dan lega saat tiba



dirumah. Frieere lebih radikal dalam pendidikan; orang mau ditindas dan penindasnyapun terasing dari dirinya. Manusia tidak semestinya bila dia menjadi dirinya menindas orang, demikian juga orang yang tertindas. Bila ia tidak teralienasi ia menolak penindasan itu. Dua-duanya sama-sama terbelenggu. Franz Magnis-Suseno, “Pemikiran Karl Marx”, Gramedia, Jakarta, 1999, hal 51. Hegel Grundlinien der Philospie des Rechts (1978) hal 258, dalam FM. Suseno hal 58. F.M. Suseno, ibid, hal 67. Ini sangat mirip dengan pandangan filsafat Islam; bahwa kita ini bebas tapi pengetahuan tuhan dan ketentuan tuhan pasti terwujud. Pengetahuan Tuhan Pasti terjadi, walau tidak mengganggu kebebasan manusia. Penjelasan lengkap lihat buku kami; Islam dan Psikologi Kebenaran. Weger, Der Mensch vor dem Anspruch Gottes, Glaubensbeggrundung,(1981) hal 121, dalam FM. Suseno, ibid, hal 69. Kita lihat dalam agama-agama samawi. Kita memiliki sifat-sifat yang sama dengan tuhan. Tuhan ada kita ada, tuhan Maha kuasa kita kuasa, tuhan maha melihat kita melihat, tuhan maha kuasa kita punya kuasa, dll. Kita disuruh untuk memaksimalkan potensi kita hingga menyamai tuhan walau tidak akan sama. Bukan kepasifan, bukan menina-bobokkan justru memberi arah realitas yang absolute/normative, selama kita belum seperti yang absolute/normative maka kita masih belum "sempurna". Ini menandakan dan mengarahkan manusia untuk selalu dan selalu berusaha terus menerus dengan arah; guide realitas yang absolute sebagai "type idealnya". Dengan ini bukan membahayakan malah positif. Dan dalam diri tuhan itu tidahk hanya melebihi kita, tetapi tak terhingga atau beda dengan kita. Ini tidak sekedar proyeksi. (Muhammad alwi Habsee Ja'fari). Untuk kritik terhadap Filsafat Feuerbach, tentang kritikannya terhadap agama. Secara panjang lebar, Lihat cacatan kaki FM. Suseno no 2, bab 4 hal 261-263. Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 378. Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 385. Magnis, hal 80. Dalam analisa "Madzab Kritis" (Frankfrurt misalnya), mereka inipun juga kelas, sehingga ketrtarikannya ke filosof seprti yang dinginkan Marx tak terjadi. Lihat Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 390.



FM. Suseno, op cit, hal 101. FM. Suseno, op cit, hal 120. lihat problem yang sudah dirasakan dari awal oleh Adam Smith (tugas dan tanggung jawab ‘seharusnya’ dalam masyarakat kapitalisme). Lihat, Dr. A. Sony Keraf, Op Cit. Walau memang banyak yang pesimisme, apakah dengan Kapitalisme seperti sekarang, era informasi, globalisasi, opini public, media massa, dan system pasar, mungkin untuk ber-demokrasi. Kebenaran yang direduksi menjadi suara representasi (semacam parlemen), dengan mengandalkan ‘suara-mayoritas’. Lihat Wilter Lippmann, Op Cit. F.M. Magnis, Op cit, hal 128-134. Karl Marx, "Prefece to Contribution to the Critique of politic Economic", 1971 Ini cukup menarik untuk dianalisa, walau tampak sangat benar tetapi ini akan menjadikan kita mengikuti faham "ateisme". Sedangkan konsep ini "hampir diterima" dengan mufakat dalam ilmu-ilmu social khususnya "sosiolohi pengetahuan" (yang positivistik). Lihat P.L. Berger Thomas Luckmann, " The Constitution of Society: The Outline of The Theory of Structuration", Polity Press Cambridge-UK,1995 (Terj: Tafsir Sosial atas Kenyataan, LP3ES, Jakarta.) atau karya Karl Meinheim "Ideologi Utopia", Kanisius, Yogyakarta.