Biografi Pieter Both [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIOGRAFI SEJARAH SINGKAT PIETER BOTH DAN PERANANNYA MENJADI GUBERNUR JENDRAL HINDIA BELANDA



Disusun Oleh : M. FARID RHIDO



Makalah Ini Disusun Untuk Memenihi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Guru Pengajar Lalu Syarif Imam Tamjidillah



SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM USWATUN HASANAH CEMPAKA PUTIH LOMBOK TENGAH 2021



KATA PENGATAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.



Cempaka Putih, 11 Agustus 2021



Penyusun



A. Latarbelakang Gubernur Jenderal Hindia Belanda merupakan jabatan tertinggi dalam Pemerintahan Hindia Belanda. Jabatan ini hanya berlaku di area jajahan Belanda di Hindia Belanda. Salah satu tugas utama dari gubernur jenderal ialah mengelola kongsi dagang di Hindia Belanda. Setidaknya selama VOC berkuasa di Hindia Belanda, ada 37 orang gubernur jenderal yang ditugaskan, tetapi hanya 34 orang saja yang berurusan langsung dengan Batavia. Seorang gubernur jenderal biasanya diangkat setelah ia menduduki pangkat opperkoopman atau pedagang utama. Gubernur jenderal juga bisa diangkat melalui pemilihan oleh Dewan Hindia atau Raad van Indie. Kemudian diajukan ke Dewan Tujuh Belas atau Heeren Seventien, agar mendapat persetujuan. Pada masa penjajahan di Hindia Belanda, banyak gubernur jenderal yang dikirim dan mereka membuat kebijakan dalam masa pemerintahannya. Salah satunya adalah



Gubernur Jenderal Pieter Both (1610-1614). Pieter Both



merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama di Indonesia. Ia lahir di Amersfoort dan pada 1599 ia menjadi admiral di Amsterdam. Ia memegang kendali pemerintahan di Ambon saat ditugaskan di Indonesia. Markas utama VOC pada masa kepemimpinannya berada di atas armada kapal dagang dan sesekali berlabuh di Banten. Saat menjadi gubernur jenderal, Pieter Both mengadakan perjanjian dengan Pangeran Jayakarta untuk pendirian



loji



VOC. Hasilnya



ia



mendapatkan



sebidang



tanah



di



perkampungan warga Cina, tepatnya di bagian timur Muara Ciliwung.



Sebelum mendirikan loji ini, Pieter Both juga telah meminta izin kepada Penguasa Banten. Loji milik VOC ini kemudian diberi nama Nassau dan Maun'tius. B. Biografi Pieter Both Pieter Both (lahir di Amersfoort, 1568 meninggal di Mauritius, 1615 pada umur 47 tahun) adalah wakil VOC pertama di Hindia dan bisa pula dikatakan Gubernur-Jenderal pertama Hindia Belanda. Ia memerintah antara tahun 1610 – 1614. Selesai penugasannya sebagai perwira laut utama di Hindia Belanda (1599-1601) Pieter Both ditunjuk sebagai 'penguasa tertinggi' pada November 1609 dengan tugas utama untuk menciptakan monopoli perdagangan antara pulau pulau di Hindia Belanda hanya dengan Kerajaan Belanda, dan tidak dengan negara lain, terutama Inggris. Dan Pieter Both memulainya dengan mendirikan pos perdagangan di Banten dan Jakarta (1610). C. Peranan Pieter Both Sebagai Gubernur Jendral Pieter Both memegang jabatan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 19 Desember 1610 hingga 6 November 1614. Dan dia berhasil mengadakan perjanjian perdagangan dengan Pulau Maluku, menaklukan Pulau Timor dan mengusir Spanyol dari Pulau Tidore. Sesudah digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst, Pieter Both bertolak kembali ke



Belanda dengan 4 kapal, tetapi malangnya dia tenggelam di perairan Mauritius bersama 2 kapalnya. Selama periode memerintah Pieter Both berupaya untuk mewujudkan sistem monopoli perdagangan di Hindia Timur selain itu dia juga diberi tugas untuk memberantas sistem korupsi yang telah dilakukan oleh VOC kala itu, pada saat itu juga dia mendirikan pos perdagangan di Banten. Setelah mendirikan pos perdagangan tersebut, pada tahun itu juga Pieter Both berhasil masuk ke dalam Jayakarta yang sedang menjadi kota dagang yang sangat ramai. Setelah mengetahui Jayakarta merupakan tempat yang strategi, Pieter Both kemudian berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta dimana Pieter Both membeli sebidang tanah yang luasnya 50x50 vadem (per vadem luasnya yaitu 182cm). Setelah Pieter membeli tanah tersebut yang kemudian dibangun untuk dijadikan menjadi pusat administrasi dan perdagangan VOC, di sebidang tanah tersebut VOC membangun gedung berlantai dua yang digunakan sebagai tempat tinggal, gudang, dan sekaligus kantor. Disamping itu VOC yang berhasil merebut Kepulauan Maluku dengan pusatnya yaitu Ambon, dengan begitu VOC menjadikan Ambon sebagai pusat aktivitas VOC dalam menjalankan kongsi dagangnya. Ambon dipilih menjadi pusat aktivitas VOC karena Maluku merupakan kepulauan penghasil rempah rempah utama di Nusantara kala itu. Namun VOC tetap memilih Jayakarta



sebagai pusat administrasi dan perdagangan VOC yang sebelumnya di Banten meskipun pada saat itu Jayakarta merupakan pelabuhan kecil. Pemindahan tersebut disebabkan karena di Banten telah banyak berdiri kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa lainnya seperti Portugis, Spanyol dan Inggris. Alasan lainnya yaitu di Pulau Jawa masih dapat mencukupi ketersediaan pangan (beras) untuk penduduknya sendiri dan pegawai VOC, selain itu pulau jawa merupakan tempat yang strategis pula. Tahun tahun akhir menjabat Pieter both telah melakukan banyak pencapaian sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu. Pencapaian saat menjabat sebagai gubernur jenderal selain disebutkan diatas yaitu Membuat perjanjian dengan Raja Ternate, Modasar, dan Raja Makjan, di masa pemerintahan juga memperluas wilayahnya dan berhasil mengusir Portugis dari Timor dan Spanyol dari Tidore. Pieter Both menyerahkan jabatannya kepada Gerard Ryenst pada 6 November 1614. Pieter Both kemudian berangkat menuju Belanda dengan kapal Banda dalam empat armada kapal (Banda, Delft, Gelderland, Genieerde Provincin) yang membawa muatan 4,5 juta, berlayar dari tiang banten. Namun naasnya pada malam hari tanggal 5 sampai 6 Maret 1615, dalam kondisi yang diterjang badai yang hebat. Kapalnya dan dua dari tiga kapal tersebut berlabuh di lepas pantai Maritius dan selama disana Pieter Both bersama seluruh krunya tenggelam. Sedangkan kapal Delft bisa menerjang dan selamat dari badai yang hebat tersebut. Nama Pieter Both dijadikan



sebagai puncak tertinggi kedua di Maritius dengan puncak yang bernama Pieter Bothsberg.