Biological Width [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Prosedur crown lengthening fungsional merupakan salah satu perawatan yang sering dilakukan untuk mengekspos atau membuka permukaan akar dengan merubah posisi jaringan gusi dan tepi tulang alveolar lebih ke apikal. Prosedur tersebut bertujuan mempertahankan biological width yang berhubungan dengan kesehatan jaringan periodontal, serta memberikan retensi dan resistensi yang cukup pada restorasi yang akan dilakukan. Biological width merupakan total epithelial junctional (0,97 mm) connective tissue attachment (1,07 mm), sehingga rata-rata dimensi fisiologis biological width adalah 2,04 mm.9 Biological width sangat berhubungan dengan kesehatan jaringan periodontal dan restorasi. Perubahan pada biological width dapat menyebabkan respon inflamasi yang mengakibatkan resorpsi tulang alveolar sebagai kompensasi menyediakan ruang untuk perlekatan jaringat ikat, sehingga menyebabkan peningkatan kedalaman poket periodontal. Salah satu indikasi crown lengthening adalah indikasi fungsional yang berhubungan dengan perubahan posisi jaringan gingiva dan tepi tulang alveolar ke arah apikal. Pergeseran ke apikal jaringan gingiva dan tulang alveolar berfungsi mempertahankan biological width, sehingga dapat memberikan resistensi yang cukup pada restorasi dan mempertahankan kesehatan jaringan periodontal. Batas tepi gigi pasca crown lengthening fungsional juga memberikan kondisi yang ideal selama perawatan karena memudahkan prosedur isolasi, sehingga mudah didapatkan area kerja yang bersih dan kering. Arti penting utama dari lebar biologis adalah pentingnya penempatan tambalan, mahkota atau pelapis porselen. Jika ada restorasi yang ditempatkan terlalu dalam di bawah gusi dan lebih tepat, terlalu dekat dengan tulang, sehingga "menyerang atau melanggar" lebar biologis, dua kemungkinan hasil dapat terjadi. Pertama, mungkin ada kehilangan tulang di sekitar gigi. Ini adalah respons khas yang terlihat pada implan.



Di sekitar gigi, respons yang paling umum terhadap pelanggaran lebar biologis adalah peradangan gingiva (gusi), masalah signifikan pada mahkota dan veneer porselen pada gigi depan. Sejauh ini, inilah tanggapan yang lebih umum yang kita lihat



Biological width adalah jarak dari margin gingiva ke tulang alveolar, meliputi sulkus gingiva,



junctional



epithelium



dan



conjunctive



attachment.12



Operator



sebaiknya



memperhatikan biologic width terlebih dulu sebelum membuat restorasi koronal supaya batas tepi restorasi dapat ditempatkan tanpa merusak kesehatan jaringan periodontal



Untuk mendapatkan margin preparasi gigi saat pencetakan dilakukan retraksi gingiva, yang dapat menyebabkan terganggunya biological width. Biological width adalah dimensi ruangan yang dimiliki gingiva yang sehat diatas tulang alveolar, yang terdiri dari 1.07 mm connective tissue attachment dan 0.97 mm junctional epithelium. Daerah biological width ini tidak boleh terganggu dalam prosedur pembuatan restorasi. Rata-rata jarak biological width adalah 2.04 mm. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Pada kasus-kasus pembuatan restorasi cekat, untuk alasan estetis umumnya penempatan akhiran berada pada daerah subgingiva. Penempatan akhiran dan proses pencetakan harus memperhatikan biological width untuk menjaga kesehatan jaringan periodonsium.6 Untuk mendapatkan cetakan yang akurat diperlukan retraksi gingiva. Berbagai macam teknik retaksi gingiva seperti mechanical, mechanicochemical, rotary gingival curettage dan metode electrosurgical. Metode yang paling sering digunakan adalah metode mechanicochemical.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Preparasi tepi servikal merupakan tahap preparasi yang paling penting yang menentukan keberhasilan perawatan gigitiruan cekat (GTC), karena pada tahap preparasi ini ditempatkan pada daerah pertemuan antara jaringan gigi penyangga dengan tepi restorasi. Letak akhiran servikal di sekitar leher gigi yang berbatasan dengan gingiva, sehingga plak mudah terakumulasi dan hal ini merupakan tahap awal terjadinya penyakit periodontal. Preparasi tepi servikal dapat diletakkan di supragingiva, subgingiva atau setinggi puncak gingiva. Namun beberapa ahli di bidang prostodonsia dan periodonsia menganjurkan penempatan tepi preparasi di supragingiva, karena batas preparasinya cukup jelas terlihat, lebih mudah dibersihkan dan dikontrol serta tidak mengiritasi gingiva. Akan tetapi hal yang perlu dipertimbangkan pada desain preparasi supragingiva ini adalah faktor estetik pada gigi anterior dan gigi premolar terutama pada rahang atas. Desain preparasi subgingiva umum dilakukan untuk restorasi yang membutuhkan faktor estetik, tetapi desain ini menurut para ahli akan menyebabkan inflamasi pada jaringan gingiva. Oleh karena itu dewasa ini desain preparasi servikal diletakkan setinggi puncak gingiva untuk mengakomodasi restorasi yang membutuhkan faktor estetik dan sekaligus menjamin kesehatan jaringan gingiva. Menurut bentuknya, desain akhiran tepi preparasi dibedakan : 1. preparasi knife edge/ feather edge atau shoulderless (tanpa bahu), Desain akhiran preparasi knife edge/ feather edge atau shoulderless kekurangannya adalah pengambilan jaringan yang minimal sehingga memungkinkan terjadinya over contour yang menyebabkan akumulasi plak mudah terjadi di tepi servikal restorasi yang berbatasan dengan gingiva. 2. preparasi shoulder (dengan bahu),



desain akhiran preparasi servikal shoulder memungkinkan operator untuk menentukan seberapa besar pengambilan jaringan gigi (lebar bahu). Lebar bahu ini diperlukan untuk menahan beban insisal atau oklusal. Desain preparasi ini merupakan preparasi yang tepat untuk restorasi mahkota logam porselen, restorasi mahkota tunggal, restorasi jembatan metal porselen dan restorasi jembatan metal akrilik. 3. preparasi bevel shoulder (bahu dengan kemiringan) Desain akhiran preparasi servikal bevel shoulder dibuat untuk mencegah adaptasi servikal yang kurang baik, tetapi penempatan bevel yang dibuat 0,5-1,0 mm di bagian subgingiva dapat menyebabkan inflamasi pada jaringan gingiva 4. akhiran preparasi chamfer. Desain akhiran preparasi chamfer mempunyai batas pengambilan jaringan yang lebih sedikit daripada preparasi shoulder dan sedikit lebih banyak daripada preparasi knife edge, sehingga tidak menyebabkan restorasi yang overcontour dan adaptasi tepi sevikal yang memadai.