Bismillah KTI Studi Literatur Cahya Farhani Alias [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI LITERATUR AROMATERAPI LEMON DAN SWEDISH MASSAGE DALAM MENURUNKAN NYERI



KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Politeknik Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan Poso



DISUSUN OLEH : CAHYA FARHANI ALIAS NIM : P00220217006



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN DIII KEPERAWATAN POSO TAHUN 2020



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Karya Tulis Ilmiah ini telah di setujui untuk diuji Tim Penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.



Poso, 03 Agustus 2020



Nama : Cahya Farhani Alias Nim : P00220217006



Pembimbing I



Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep.Ns, M.Biomed NIP : 198106082005012003



Poso, 03 Agustus 2020 Pembimbing II



Agusrianto,S.Kep.Ns.MM NIP : 197307271997031002



Mengetahui Ketua Program Studi



Agusrianto,S.Kep.Ns.MM NIP : 197307271997031002



LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Karya Tulis Ilmiah ini telah di periksa dan di setujui oleh Tim Penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso. Pada tanggal



Agustus 2020 Nama : Cahya Farhani Alias Nim : P00220217006 Penguji 1



Ni Made Ridla Nilasanti P,S.Kep.Ns.M.Biomed NIP : 198301302006042002 Penguji 2 Dewi Nurviana Suharto,S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.Kep.MB NIP : 198511102010122003



Penguji 3 Nirva Rantesigi,S.Kep.MM NIP : 197104271990022001



Mengetahui



Menyetujui



Direktur Poltekkes Kemenkes Palu



Ketua Jurusan Keperawatan



Nasrul SKM,M.KES Nip.196804051988021001



Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si NIP. 196604191989032002



ii



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN POSO Cahya Farhani Alias. 2020. Studi literatur : Aromaterapi Lemon dan Swedish Massage Dalam Menurunkan Nyeri. Karya tulis ilmiah prodi DIII keperawatan poso jurusan keperawatan poltekkes kemenkes palu. Pembimbing (1) Dafrosia Darmi Manggasa (2) Agusrianto ABSTRAK xi + 45 halaman + 1 tabel + 3 Lampiran Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Terdapat penatalaksanaan yang dapat digunakan dalam mengatasi nyeri yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Pendekatan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian aromaterapi lemon dan Swedish massage. Tujuan : mengidentifikasi studi literature yang berhubungan dengan Aromaterapi lemon dan Swedish massage. Metode : basis data yang digunakan dalam studi literatur yaitu Publish Or Perish, Google Scholar, dan Google terbatas dari tahun 2014-2019. Hasil : ada enam penelitian yang digunakan dalam studi literature ini, dari keenam penelitian ini didapatkan hasil bahwa Aromaterapi lemon dan Swedish massage efektif dalam menurunkan nyeri. Kesimpulan: Aromaterapi lemon dan Swedish massage bermanfaat dalam menurunkan intensitas nyeri. Saran : Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan peneliti selanjutnya tentang intervensi keperawatan yang dapat digunakan dalam menurunkan nyeri pada pasien post op maupun nyeri mensturasi. Kata kunci : Sectio caesarea,post op,menstruasi,aromaterapi lemon,swedish massage,nyeri



iii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya. Teristimewa kepada orang tua saya Bapak Amsil Alias dan Ibu Nursia L Kurnia yang sangat saya cintai yang tidak henti-henti memanjatkan doa, dan memberikan dorongan serta dukungan baik secara moral dan materi selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Studi Literatur : Aromaterapi Lemon dan Swedish Massage Dalam Menurunkan Nyeri ” bisa terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Nasrul, SKM,M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu 2. Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu 3. Agusrianto,S.Kep.Ns.,MM. Ketua Program Studi Keperawatan Politekknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Prodi D-III Keperawatan Poso, sekaligus Pembimbing 2 saya yang selalu sabar dan tidak pernah lelah memberikan masukan dan bimbingannya. 4. Dafrosia Darmi Manggasa,S.Kep.Ns.M.Biomed selaku Pembimbing 1 yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian studi literarur review ini. iv



5. Kadar Ramadhan,SKM.MKM selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan, semangat, dan sabar selama proses perkuliahan maupun bimbingan akademik. 6. Ni Made Ridla Nilasanti,S.Kep,Ns.M.Biomed selaku wali kelas dan pembimbing akademik , sekaligus penguji 1 yang selalu sabar dan selalu memberikan masukan dan motivasi selama proses perkuliahan. 7. Dewi Nurviana Suharto,S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.Kep.MB penguji 2 saya yang telah memberikan masukan dan saran 8. Nirva Rantesigi,S.Kep.Ns.MM penguji 3 saya yang telah memberikan masukan 9. Kepada sahabat saya Yeni Kusumasari yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan selalu menemani saya dalam suka maupun duka selama proses perkuliahan dan penyusunan sehingga dapat menyelesaikan studi literature review ini. 10. Kepada Rebahan Squad Yeni Kusumasari, Mery Aryaningrum, Istiqomah, Putri Pratiwi. Stevy Friyana, Risna Tamolo, Hamdani Cahya, dan Anizza Febriani terima kasih karena selalu kompak, selalu memberikan dukungan, motivasi, masukan dan selalu membantu saya selama perkuliahan dan penyusunan studi literature review ini. 11. Kepada



seluruh



teman-teman



D-III



Keperawatan



terimakasih



atas



kebersamaannya selama ini dan terimakasih sudah saling mengingatkan selama proses perkuliahan.



v



Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis maka studi literature review ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk dijadikan sebagai perbaikan dalam penyusunan hasil penelitian.



Poso, Agustus 2020



Penulis



vi



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Numeric Rating Scale.....................................................................................15



vii



DAFTAR TABEL Tabel 1. Sumber Data Sekunder Analisis Jurnal..............................................................28



viii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Biodata Penulis Lampiran 2 : Keaslian Penulisan Lampiran 3 : Surat Izin Pengambilan Data Awal



ix



DAFTAR ISI



LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................i LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI.......................................................................ii ABSTRAK........................................................................................................................iii KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vii DAFTAR TABEL...........................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................ix DAFTAR ISI......................................................................................................................x BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 A.



Latar Belakang...........................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah......................................................................................................3



C.



Tujuan Studi Kasus....................................................................................................3 1.



Tujuan Umum........................................................................................................3



2.



Tujuan Khusus.......................................................................................................3



D.



Manfaat Studi Kasus..................................................................................................4 1.



Bagi institusi pendidikan........................................................................................4



2.



Bagi Penulis...........................................................................................................4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5 A.



Tinjauan tentang konsep nyeri....................................................................................5 a.



Pengertian nyeri.................................................................................................5



b.



Fisiologi nyeri....................................................................................................5



c.



Manajemen nyeri................................................................................................7



d.



Jenis-jenis nyeri..................................................................................................8



e.



Klasifikasi Nyeri................................................................................................9



f.



Faktor yang mempengaruhi nyeri.....................................................................10



g.



Intensitas nyeri.................................................................................................13



h.



Karakteristik Nyeri...........................................................................................13



x



i. B.



Skala Nyeri.......................................................................................................14



Tinjauan Tentang Konsep Evidance Based Nursing (EBN).....................................15 2.



Tinjauan Tentang Aromaterapi.............................................................................15 a.



Pengertian Aromaterapi....................................................................................15



b.



Cara penggunaan aromaterapi melalui inhalasi................................................17



c.



Mekanisme aromaterapi lemon........................................................................18



3.



Tinjauan Tentang Swedish massage.....................................................................18 a.



Pengertian Swedish massage............................................................................18



b.



Tujuan Swedish massage..................................................................................19



c.



Manfaat Swedish massage................................................................................19



d.



Teknik Swedish massage..................................................................................19



e.



Mekanisme Swedish massage..........................................................................22



BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................24 A.



Metodologi penelusuran...........................................................................................24



B.



Alasan pemilihan jurnal...........................................................................................24



C.



Subyek Studi Kasus..................................................................................................25



D.



Fokus Studi..............................................................................................................25



E.



Etika penelitian........................................................................................................26 1.



Informed Consent.................................................................................................26



2.



Anomity (tanpa nama)...........................................................................................26



3.



Prinsip autonomy..................................................................................................26



4.



Confidientially (kerahasiaan)................................................................................27



5.



Prinsip benefisiens dan nonmalefinies..................................................................27



6.



Prinsip justices.....................................................................................................27



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................28 A.



Analisis....................................................................................................................28



B. Pembahasan.................................................................................................................34 C. Hambatan....................................................................................................................42 BAB V PENUTUP..........................................................................................................43 A.



Kesimpulan..............................................................................................................43



B.



Saran........................................................................................................................43



xi



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................44



xii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat A Alimul., 2015). Manajemen nyeri atau pain management merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh seseorang. Perawat akan melakukan asuhan keperawatan kepada klien diberbagai situasi dan keadaan dalam memberikan intervensi untuk mengatsi nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar klien yang harus dipenuhi perawat. Penatalaksanaan nyeri yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga akan merasakan ketidaknyamanan yang dapat meningkatkan respon stress sehingga mempengaruhi kondisi psikologis, emosi, mobilisasi fisik terhambat, terbatasnya activity daily living (ADL), dan kualitas tidur akan tergangggu (Hidayat A Alimul., 2015). Terdapat penatalaksanaan yang dapat digunakan dalam mengatasi nyeri yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan analgetik misalnya morphine



sublimaze,



stadol,



demersol



1



dan



lan-lain



sedangkan



2



penatalaksanaan secara non farmakologis yang sering diterapkan antara lain pemberian aromaterapi, tindakan massage, teknik pernafasan, akupuntur, trancutaneus electric nerve stimulations (TENS), kompres dan audionalgesia (Gondo H, 2011) Aromaterapi merupakan terapi atau pengobatan dengan menggunakan bau-bauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau harum dan enak. Minyak aromaterapi lemon merupakan salah satu minyak esensial yang mengandung aroma terapi yang dapat menurunkan nyeri. Minyak aromaterapi lemon mempunyai kandungan limeone 66-80, geranil asetat, netrol, terpine 6-14%, α pinene 1-4% dan mrcyne (Suwanti et all., 2018) . Limeone dapat menghambat sistem kerja prostaglandin karena sifat antioksidan yang dimiliki senyawa kimia jeruk ini saat terjadinya kerusakan sel, senyawa ini akan mengikat enzim endoperoksida. Enzim endoperoksida adalah salah satu enzim yang bertanggung jawab terhadap pembentukan prostaglandin, saat enzim ini telah terikat pembentukan mediator-mediator nyeri akan terhambat sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Namazi et all., 2014). Intervensi lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri post section caesarea yaitu Swedish massage yang terdiri dari 5 gerakan yaitu efflurage (mengusap), petrissage (memijat), friction (menggosok), tapotement (memukul) dan vibration (menggerus). Stimulasi kulit dengan cara Swedish massage pada jaringan otot dapat mengurangi tingkat nyeri dimana massage menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf



3



besar yang berada dipermukaan kulit, serabut saraf ini akan tertekan sehingga otak tidak menerima pesan nyeri(Yuliatun Laily, 2016) Berdasarkan



hasil



penelitian



Manurung



&



Noviya



(2019),



Sulastri,dkk (2018), dan Namazi et all (2014), dan Suwanti,dkk (2018) membuktikan bahwa aromaterapi lemon efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien post section caesarea dan nyeri pada menstruasi, Penelitian lainnya dilakukan oleh Cahyati (2018) dan Naglaa et all (2017) bahwa Swedish massage efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien post op. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Studi Literatur : Aromaterapi lemon dan Swedish massage dalam Menurunkan Nyeri”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencoba melakukan studi literatur pada beberapa jurnal penelitian untuk mengetahui lebih mendalam efektifitas aromaterapi lemon dan Swedish massage dalam menurunkan nyeri. C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Dapat mengidentifikasi studi literature yang berhubungan dengan masalah penelitian 2. Tujuan Khusus a. Dapat mengidentifikasi pengaruh Aromaterapi lemon terhadap penurunan nyeri



4



b. Dapat



mengidentifikasi



pengaruh



Swedish



massage



terhadap



penurunan nyeri D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat berguna bagi instansi pendidikan sebagai laporan akhir Evidance based mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu Prodi DIII Keperawatan Poso dalam Penerapan Aromaterapi lemon dan Swedish Massage terhadap penurunan nyeri. 2. Bagi Penulis Diharapkan dengan dibuatnya studi literatur penerapan ini, penulis memperoleh pengetahuan dan mempraktikan penerapan Aromaterapi lemon dan Swedish massage terhadap penurunan nyeri. 3. Bagi ilmu keperawatan Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sebagai informasi mengenai terapi nonfarmakologi yaitu teknik Aromaterapi lemon dan Swedish massage terhadap penurunan nyeri.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang konsep nyeri a. Pengertian nyeri Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat A Alimul., 2015) Nyeri merupakan pengalaman sensori yang dibawa oleh stimulan sebagai akibat adanya kerusakan jaringan (Potter dan Perry, 2005). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang di dapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Respon nyeri sangat subjektif tergantung dari ambang nyeri setiap klien, koping klien, pengalaman nyeri, ansietas, budaya dari mlien serta dipengaruhi oleh gender dan usia. Oleh karena itu, untuk mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan observasi respon dan perubahan perilaku klien (Tamsuri A, 2007) b. Fisiologi nyeri Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri



5



6



adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang potensial merusak (Tamsuri A, 2007) Reseptor nyeri disebut juga nocireseptor, secara anatomis reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielien dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nocireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatic dalam (deep somatic), dan pada daerah visceral. Karena letaknya yang berbeda-beda inilah, maka nyeri yang ditimbulkan juga memiliki sensasi yang berbeda (Tamsuri A, 2007) a) Nocireseptor kutaneus berasal dari kulit dan subkutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen: 1) Reseptor A delta yang merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan. 2) Serabut



C yang merupakan



serabut



komponen lambat



(kecepatan 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. b) Struktur respon nyeri somatic dapat meliputi nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga



7



lainnya. Karena struktur responnya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. c) Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor visceral, reseptor ini meliputi organ-organ visceral seperti jantung, hati, usus, ginjal, da sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetap sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi. c. Manajemen nyeri Dalam manajemen nyeri terdapat empat teknik yang bisa digunakan, antara lain (Tamsuri A, 2007) a) Stimulas kutaneus, merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain kompes hangat, kompres dingin, Analgetic ointments, counteriritan atau plester hangat, dan contralateral stimulation atau massage kulit pada area nyeri. b) Distraksi, merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga perhatian terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti nafas dalam lambat dan berirama, rhythmic singing and tapping, active listening, dan guided imagery atau kekuatan imajinasi klien dengan mendengarkan music lembut)



8



c) Anticipatory guidance merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara memberikan informasi yang dapat mencegah mis interpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu memberikan pemahan kepada klien. Informasi yang diberikan yaitu penyebab nyeri, proses terjadinya nyeri, lama dan kualitas nyeri, berat ringannya nyeri, lokasi nyeri, dan memberikan informasi tentang metode yang akan digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri. d) Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi ketegangan, kecemasan, dan efektif untuk menurunkan nyeri. Salah satu contoh dari teknik relaksasi yaitu pemberian aromaterapi. e) pemberian aromaterapi. d. Jenis-jenis nyeri Menurut (Price S, A. & Wilson, 2005), mengklasiifikasikan nyeri berdasarkan lokasi atau sumber, antara lain : a) Nyeri somatik superfisial (kulit), yaitu nyeri kulit berasal dari struktur superfisial kulit dan jaringan subkutis. Nyeri sering dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar, dan apabila pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut. b) Nyeri somatik dalam, nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentu,tulang, sendi dan arteri.



9



c) Nyeri visera, nyeri berasal dari organ-organ tubu, terletak di dinding otot polos organ-organ berongga. Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia dan peradangan. d) Nyeri alih, nyeri yang berasal dari salah satu daerah tubuh tetapi dirasakan terletak didaerah lain. e) Nyeri neuropati, nyeri yang sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih atau seperti tersengat listrik. Nyeri ini akan bertambah parah oleh stres, emosi, atau fisik (dingin , kelelahan), dan mereda oleh relaksasi. e. Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi nyeri dan kondisi patologis. a) Nyeri akut Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan berlangsung dalam waktu singkat kurang dari 6 bulan. Nyeri akut bersifat melindungi, penyebabnya dapat diidentifikasi,berdurasi pendek dan memiliki sedikit kerusakan jaringan serta respon emosional. Nyeri akut biasanya disebabkan oleh trauma, bedah, atau inflamasi. Durasi nyeri akut berkaitan dengan faktor penyebab dan umumnya dapat diperkirakan. Nyeri akut dapat diredakan dan perlahan-lahan



akan



menghilang



ketika



kelainan



mendasarinya disembuhkan (Robinson, J.M., 2016).



yang



10



b)



Nyeri kronis Nyeri Kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih lama dibandingkan nyeri akut. Nyeri dapat berupa hal yang bersifat kanker atau bukan. Contoh dari nyeri yang bersifat bukan kanker termasuk artritis, nyeri punggung (low back pain), nyeri miofasial, sakit kepala dan neuropatik perifer. Nyeri kronis yang bersifat bukan kanker biasanya tidak mengancam hidup. Terkadang area yang terkena cedera telah sembuh bertahuntahun lalu, namun nyeri yang dirasakan masih tetap berlanjut dan menunjukkan tidak adanya respon terhadap pengobatan. Nyeri kronis berlangsung lebih lama dari yang diharapkan,tidak selalu memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi, dan dapat memicu penderitaan yang teramat sangat bagi seseorang. Berbeda dengan nyeri akut, nyeri kronis memiliki neurofisiologis dan tujuan yang lebih kompleks dan sulit dipahami (Lemone, 2015)



f. Faktor yang mempengaruhi nyeri Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi nyeri. Seorang perawat harus menguasai dan memahami faktor-faktor tersebut dengan memberikan pendekatan yang tepat dalam pengkajian dan perawatan terhadap klien yang mengalami masalah nyeri (Prasetyo., 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain:



11



a) Usia Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anakanak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri pada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak (Prasetyo., 2010). b) Jenis Kelamin Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama (Prasetyo., 2010) c) Budaya Banyak yang berasumsi bahwa cara berespon pada setiap individu dalam masalah nyeri adalah sama, sehingga mencoba mengira bagaimana pasien berespon terhadap nyeri (Prasetyo., 2010) d) Makna Nyeri Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi penglaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang



12



merasakan nyeri saat bersalin akan mempersepsikan nyeri secara berbeda dengan wanita lainya yang nyeri karena dipukul suaminya (Prasetyo., 2010) e) Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri Nyeri yang dirasakan bervarasi dalam intesintas dan tingkat keparahan pada masing-masing individu. Nyeri yang dirasakan mungkin terasa ringan,sedang atau jadi merupakan nyeri yang berat (Prasetyo., 2010) f) Ansietas Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang dirasakan seseorang seringkali meningkatkan presepsi nyeri, akan tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas (Prasetyo., 2010) g) Keletihan Keletihan



atau



kelelahan



yang



dirasakan



seseorang



akan



meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping individu (Prasetyo., 2010) h) Pengalaman Sebelumnya Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya, akan tetapi pengalaman yang telah dirasakan individu tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri pada masa mendatang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah



13



mengantisipasi



nyeri



daripada



individu



yang



mempunyai



pengalaman sedikit tentang nyeri (Prasetyo., 2010) i) Dukungan Keluarga dan Suport Sosial Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan, bantuan dan perlindungan dari anggota keluarga lain. Walaupun nyeri masik dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan meminimalkan kesepian dan ketakutan (Prasetyo, 2010). g. Intensitas nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri A, 2007) h. Karakteristik Nyeri Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama (terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas nyeri (Tamsuri A, 2007) a) Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri



14



Berbagai perilaku sering diidentifikasi klien sebagai faktor yang mengubah intensitas nyeri, dan apa yang diyakini klien dapat membantu dirinya. Perilaku ini sering didasarkan pada upaya try and error (Tamsuri A, 2007) b) Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai. Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang berhubungan dengan depresi (Tamsuri A, 2007) c) Kekhawatiran individu tentang nyeri Dapat meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosis serta berpengaruh terhadap peran dan citra diri (Tamsuri A, 2007) i. Skala Nyeri Penilaian



nyeri merupakan



elemen



yang penting



untuk



menentukan terapi nyeri yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan, penilaian terhadap intensitas



nyeri



dapat



menggunakan



Numerical



Rating



Scala



(Mubarak,et all 2015) a.



Numerical Rating Scale (NRS) (Skala numerik angka) Pasien menyebutkan intensitas nyeri berdasarkan angka 0 – 10. Titik 0 berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat



15



yang tidak tertahankan. NRS digunakan jika ingin menentukan berbagai perubahan pada skala nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang diberikan (Mubarak., et all, 2015)



Gambar 1. Numeric Rating Scale Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu : 0



: Tidak nyeri



1-3



: nyeri ringan



4-6



: nyeri sedang



7-9



: nyeri berat



10



: nyeri yang tidak tertahankan



B. Tinjauan Tentang Konsep Evidance Based Nursing (EBN) 2. Tinjauan Tentang Aromaterapi a. Pengertian Aromaterapi Jeruk lemon atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak anggotanya yang memiliki rasa manis.



16



Minyak aromaterapi lemon mempunyai kandungan limeone 6680, geranil asetat, netrol, terpine 6-14%, α pinene 1-4% dan mrcyne (Suwanti et al., 2018) Limeone adalah komponen utama dalam senyawa kimia jeruk yang dapat menghambat sistem pembentukan prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri (Namazi et all., 2014) Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau wangi, dan therapy yang dapat di artikan sebagai cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga aroma terapi dapat di artikan sebagai suatu cara



perawatan



tubuh



atau



penyembuhan



penyakit



dengan



menggunakan minyak essensial (essential oil)(Jaelani, 2015) Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan volatile oil hasil ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara penggunaan aromaterapi adalah dengan melalui inhalasi atau penggunaan topikal setelah di encerkan dalam carrier oil. Cara kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi) sehingga menimbulkan efek emosi tertentu (Jaelani, 2015) Aromaterapi merupakan salah satu terapi alternatif dengan memanfaatkan minyak menguap minyak astri (essential oil) yang melibatkan organ penciuman manusia.bau yang segar, harum, merangsang sensori, reseptor dan akhirnya mempengaruhi organ yang lain. Aromaterapi tidak di anggap benda asing oleh tubuh, sehingga tidak memperberat kerja organ-organ tubuh. Minyak essensial akan



17



masuk kesirkulasi tubuh dan menuju organ sasaran untuk memberikan reaksi (Jaelani, 2015) b. Cara penggunaan aromaterapi melalui inhalasi Proses inhalasi aromaterapi melalui penciuman jauh lebih cepat karena hidung atau penciuman mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang di timbulkan oleh aroma terapi. Ketika aromaterapi di hirup, molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut di bawa oleh udara ke atap hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan di transmisikan melalui olfactory ke dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulatory, memuncukkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang terima kemudian di ubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang meneybabkan euporia atau rileks. Sitem limbik ini terutama digunakan untuk sistem ekspresi emosional. Pada pemberian tindakan aromaterapi berfungsi untuk menurunkan intensitas nyeri pasien, aroma terapi yang di pilih adalah minyak essensial lemon karena pada lemon terdapat kandungan Limeone yaitu komponen utama dalam senyawa kimia jeruk yang dapat menghambat sistem kerja prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri(Namazi et all., 2014).



18



c. Mekanisme aromaterapi lemon Mekanisme kerja perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan emosi seseorang. . Aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas, kandungan



Limeone



dapat



menghambat



sistem



pembentukan



prostaglandin karena sifat antioksidan yang dimiliki senyawa kimia jeruk ini saat terjadinya kerusakan sel, senyawa ini akan mengikat enzim endoperoksida. Enzim endoperoksida adalah salah satu enzim yang bertanggung jawab terhadap pembentukan prostaglandin, saat enzim ini telah terikat pembentukan mediator-mediator nyeri akan terhambat sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Namazi et al., 2014). 3. Tinjauan Tentang Swedish massage a. Pengertian Swedish massage Pijat adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi yang bertujuan untuk menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, meningkatkan sirkulasi, menurunkan tekanan darah (Aorella, M., Skoog, M., & Carleson, 2005) Swedish massage adalah manipulasi pada jaringan tubuh dengan teknik khusus untuk mempersingkat waktu pemulihan dari ketegangan



19



otot (kelelahan), meningkatkan sirkulasi darah tanpa meningkatkan beban kerja jantung(Yuliatun Laily, 2016) b. Tujuan Swedish massage Tujuan utama dari pemijatan bukanlah untuk penyembuhan, tetapi untuk memperlancar peredaran darah, sehingga dapat terhindar dari penyakit bahkan dapat untuk mengobati penyakit (Pamungkas, 2010) Tujuan pemijatan adalah menstimulasi sirkulasi darah kekulit, megurangi tekanan pada otot dan meningkatkan kenyamanan dan relaksasi. Tujuan lainnya dilakukan pemijatan adalah: b.



Menghilangkan strees



c.



Mengurangi tekanan pada otot



d.



Merelaksasikan keadaan mental dan fisik



e.



Memperbaiki fungsi otot dan kulit



f.



Mengurangi keadaan insomnia



g.



Menurunkan nyeri



c. Manfaat Swedish massage Manfaat dilakukannya Swedish massage pada tubuh yaitu memberikan efek fisiologis berupa: peningkatan aliran darah, aliran limfatik, stimulasi sistem saraf, meningkatkan aliran balik vena, dan menghilangkan rasa sakit. d. Teknik Swedish massage



20



a. Effleurage (menggosok) Adalah gerakan dengan cara mengurut mengusap secara ritmis atau berirama dan berurutan dari arah bawah ke atas. Effleurage dilakukan dengan telapak tangan dan jari merapat. Pada saat tangan melakukan gerakan di atas permukaan tubuh diharuskan gerakan mengikuti kontur tubuh dan seirama tanpa gerakan terputus. Pada saat melakukan gerakan effleurage ini dilakukan dengan gerakan ringan, tetapi tekanan akan semakin kuat ketika mengarah ke jantung. Dan saat tangan kembali keposisi awal dilakukan dengan ringan dengan tujuan sebagai rasa penenang. Gerakan effleurage ini biasanya dilakukan untuk mengawali dan mengakhiri manipulasi massage, serta digunakan ketika adanya transisi antara gerakan satu dengan yang lainnya. Selain itu manipulasi ini bertujuan untuk meratakan minyak keseluruh bagian tubuh dan juga membantu memperlancar aliran darah serta meningkatkan suhu tubuh. b. Petrissage (memijat-mijat) Merupakan gerakan yang dilakukan menggunakan satu tangan atau kedua tangan. Bertujuan untuk melemaskan kekakuan yang ada didalam jaringan. Apabila petrissage dilakukan ditempat yang lebar maka dilakukan dengan menggunakan kedua tangan dilakukan secara bergantian dan berurutan. Tujuan dari dilakukan manipulasi ini adalah untuk memperlancar penyaluran zat-zat



21



didalam jaringan kedalam pembuluh darah dan juga getah bening. Sehingga dengan manipulasi ini memberikan keuntungan berupa peningkatan aliran darah, membantu membuang hasil metabolik, meredakan pembengkakan lokal dan meningkatkan nutrisi seluler dalam tubuh. c. Friction (menggerus) Merupakan sebuah gerakan manipulasi yang dilakukan dengan cara menggerus arahnya naik turun secara bebas. Dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang dilakukan dengan cara menggerus melingkar seperti spiral pada bagian otot tertentu. Dengan tujuan untuk menghancurkan myloglosis, yaitu timbunan dari sisa pembakaran energi yang terdapat pada otot atau yang menyebabkan otot mengeras. d. Tapotement (memukul) Manipulasi



ini



merupakan



gerakan



dengan



cara



memukulkan tangan secara ringan dan berirama yang lebih banyak dilakukan pada bagian tubuh yang berdaging. Dengan tujuan untuk mempercepat aliran darah dan mendorong sisa-sisa pembakaran yang ada didalam tubuh juga merangsang serabut saraf tepi dan merangsang organ-organ tubuh bagian dalam. Manipulasi ini dapat dilakukan dengan cara memukulkan kepalan tangan, jari lurus atau dengan telapak tangan yang mencekung, dan dilakukan kebagian tubuh otot besar seperti punggung.



22



e. Vibration (menggetarkan) Gerakan ini dilakukan dengan cara menggetarkan secara manual dan juga dapat dilakukan secara mekanik. Tujuannya adalah merangsang saraf secara halus dan lembut agar mengurangi dan melmahkan rangsangan yang bersifat berlebihan pada saraf yang sedang mengalami ketegangan. Manipulasi ini dilakukan dengan menggunakan telapak tangan atau jari-jari untuk menghasilkan kontraksi isometri dari bagian tubuh yang mengalami kontraksi tetapi tanpa harus mengalami pemendekan atau pengerutan serabut otot yang ada dalam bagian tubuh yang diberikan manipulasi. Tujuan



lain



diberikan



manipulasi



ini adalam



memberikan



ketenangan pada saraf tang sedang mengalami ketegangan e. Mekanisme Swedish massage Pijat mampu menurunkan nyeri melalui mekanisme Gate Control dan stimulasi analgetik alami. Gerakan mengusap memberikan tekanan lembut pada jaringan lunak tubuh seperti permukaan kulit dan vibrasi akan meningkatkan pelepasan serabut-serabut sensorik tipe Aβ besar yang berasal dari reseptor taktil di perifer. Selanjutnya hal ini akan menekan penjalaran sinyal nyeri sebagai akibat dari inhibisi lateral setempat dalam medulla spinalis (Usman R, 2009). Pijat



juga



dapat



memicu



pelepasan



endorfin



sehingga



menghasilkan perasaan nyaman pada pasien, selain itu dapat terjadi reduksi hormon stres seperti adrenalin, kortisol, dan norephinefrin



23



sehingga nyeri menurun. Pijat juga dapat memperbaiki sirkulasi darah, dan menurunkan tekanan darah dan denyut jantung(Usman R, 2009).



BAB III METODE PENELITIAN



A. Metodologi penelusuran Strategi penelusuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan



penelitian



kepustakaan.



Penelitian



dilakukan



untuk



memperoleh data berupa teori-teori yang dibutuhkan peneliti, data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian terdahulu sebagai media pendukung yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini. Data base yang digunakan dalam pencarian jurnal penelitian yaitu Publish Or Perish dan sebagai pendukung peneliti melakukan pencarian melalui Google Scholar dan Google. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal : “Pengaruh aromaterapi lemon dalam menurunkan nyeri post sc” “pengaruh aromaterapi untuk menurunkan nyeri” “Effect of citrus aurantium (Bitter orange) on the severty of first-stage labor pain” “Pengaruh swedish massage untuk menurunkan nyeri post op” “effect of swedish massage on alleviating pain of medical patient post-operative” B. Alasan pemilihan jurnal Artikel ini dipilih karena sudah terakreditasi dan salah satu ebnp telah diterapkan oleh fakultas keperawatan bedah medis di Kairo,Mesir. Intervensi yang dilakukan juga termasuk murah, sederhana, sangat bermanfaat terhadap penurunan nyeri, dan artikel yang digunakan tergolong baru.



24



25



C. Subyek Studi Kasus Beberapa judul jurnal yang digunakan sebagai referensi, fokus intervensi dan masalah keperawatan dalam penelitian ini adalah : 1. Rostinah Manurung & Era Noviya (2019), Pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien post sectio caesarea di rumah sakit umum Imelda 2. Sulastri, Mae Sri Hartati Wahyuningsih & Eka Dwi Hapsari (2018) Efek pemberian aromaterapi jeruk masam terhadap intensitas nyeri pasca bedah sesar 3. Susi Suwanti, Melania Wahyuningsih, & Anita Liliana (2018) Pengaruh Aromaterapi lemon (cytrus) terhadap penurunan nyeri menstruasi pada mahasiswi di Universitas Respati Yogyakarta 4. Masoumeh Namazi, Seddigeh Amir Ali Akbar, Faraz Mojab, Atefe Talebe, Hamid Alavi Majd, and Sharareh Jannesari (2014) Effect of citrus aurantium (Bitter orange) on the severty of first-stage labor pain 5. Naglaa F.A. Youssef, & Asma Diab A.Hasan (2017) The effect of hand and foot massage on alleviating pain and anxiety of abdominal post-operative patients at a University Hospital: A randomized control 6. Ai Cahyati (2018) Efektivitas Swedish massage terhadap tingkat nyeri dan tekanan darah pasien pasca bedah jantung D. Fokus Studi Fokus tindakan dan penelitian ini adalah Penerapan Swedish Massage dan Aromaterapi lemon terhadap penurunan nyeri.



26



E. Etika penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsipprinsip etika dalam penelitian karena penelitian yang di lakukan menggunakan subyek manusia, di mana setiap manusia mempunyai hak masing-masing yang tidak bisa di paksa. Beberapa etika dalam melakukan penelitian : 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden peneliti dengan memeberikan lembar persetujuan. Sebelum memberikan lembar persetujuan peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang akan di lakukan. 2. Anomity (tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dan penggunan subjek peneliti dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama reponden. Untuk menjaga privasi responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpilan data. Dan hanya mencantumkan inisial huruf pertama pada nama klien. 3. Prinsip autonomy Prinsip autonomy di dasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Dalam melakukan tindakan perawatan harus jujur dan mengungkapkan sesuai dengan kenyataan yang ada.



27



4. Confidientially (kerahasiaan) Semua yang telah di kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang telah di kumpulkan di jaga kerahasiannya oleh peneliti. 5. Prinsip benefisiens dan nonmalefinies Dalam memberikan tindakan perawat harus berbuat baik artinya dalam melakukan tindakan harus mempertimbangkan apakah tindakan tersebut berbahaya atau tidak kepada pasien serta tidak merugikan pasien. 6. Prinsip justices Prinsip ini menekan pada aspek keadailan, di mana dalam melakukan penelitian perawat tidak memandang dari segi ras, suku, agama, ekonomi dan lainnya.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.



Analisis Berdasarkan hasil penelusuran jurnal yang dilakukan, maka dapat dibuat analisis jurnal dalam bentuk tabel yang terdiri dari peneliti (tahun & judul), tujuan penelitian, desain penelitian, responden, pengumpulan data dan hasil penelitian, sebagai berikut : Tabel 1. Sumber Data Sekunder Analisis Jurnal



No 1.



Peneliti (Tahun & Judul) Rostinah Manurung & Era noviya (2019) Pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien post sectio



Tujuan Penelitian



Desain Penelitian



Responden



Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari aromaterapi lemon terhadap penurunan nyeri pada pasien



Quasi Experiment dengan pendekatan pre test and post test design with control group yaitu membandingkan subjek sebelum dan setelah pemberian aromaterapi



30 orang 1) Demografi: Umur, Hasil penelitian menunjukan sebagian responden pendidikan dan responden mengalami penurunan rasa nyeri dengan pekerjaan. setelah di lakukan pemberian aromaterapi kriteria 2) Nyeri: lemon melalui uji analisis bivariate usia 21-32 Pengukuran dilakukan didapatkan uji MC Nemar P= 0,002 tahun sebelum dan setelah (