8 0 2 MB
CETAK BIRU PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN IKUTANNYA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2019-2024
Disusun oleh DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Maksud dan Tujuan
6
1.3 Dasar Hukum
6
BAB II CETAK BIRU PPM SEKITAR PERTAMBANGAN TIMAH 2.1 Kondisi Saat Ini
9
2.1.1 Indeks pembangunan manusia provinsi dan/atau kabupaten/ kota setempat 9 2.1.2 Ekonomi masyarakat sekitar tambang
11
2.1.3 Sosial budaya dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang
13
2.1.4 Kelembagaan komunitas masyarakat Sekitar Tambang
15
2.1.5 Infrastruktur Sekitar Tambang
16
2.2 Visi dan Misi PPM Provinsi
18
2.2.1 Visi PPM Provinsi
18
2.2.2 Misi PPM Provinsi
20
2.3. Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Cetak Biru PPM
21
BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS CETAK BIRU PPM 3.1 Program Peningkatan Layanan Pendidikan
27
3.2 Program Pelayanan Kesehatan
31
3.3 Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat
33
3.4 Program Pengembangan Kearifan Lokal
40
3.5 Program Penguatan Identitas Desa
43
3.6 Program Pemberdayaan komunitas
44
3.7 Program Pembangunan Infrastruktur Desa
46
3.8 Program Pembangunan Kawasan Hijau
49
3.9 Program Peningkatan Akses Informasi dan Teknologi
50
BAB III KESIMPULAN
151
DAFTAR PUSTAKA
152
DAFTAR TABEL Tabel 1. Program dan Kegiatan Prioritas
26
Tabel 2. Matrik Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, Kode, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas
53
Tabel 3. Rencana Usulan Program dan Kegiatan Prioritas di Sekitar Wilayah Penambangan
57
DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Peta Jalan Cetak Biru PPM di Sekitar Kawasan Tambang
150
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdiri berdasarkan UndangUndang Nomor 27 tahun 2000. Provinsi ini dikenal sebagai daerah pertambangan, khususnya timah yang sudah dieksploitasi sejak abad 17 yang lampau sampai hari ini. Sutedjo Sujitno (2005) dalam bukunya menuliskan bahwa di Indonesia, timah hanya ditemukan di Pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep, dan Karimun-Kundur, serta di Bangkinang, daratan Sumatera. Pulaupulau ini berada pada jalur yang disebut The South East Asia Tin Belt (Sabuk Timah Asia Tenggara). Dalam literatur, pulau-pulau penghasil timah ini disebut sebagai The Indonesian Tin Islands. Tidak hanya timah sebenarnya, dua pulau besar ini juga kaya akan jenis tambang yang lain baik logam maupun non logam, seperti pasir kuarsa, kaolin, granit, bauksit, monasit, tanah liat, seng, timbal dan perak. Potensi terhadap galian tambang diluar timah juga besar dan apabila dikelola secara maksimal juga dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah. Di samping itu, sektor pertambangan juga menjadi sektor terbesar kedua yang paling banyak menyerap angkatan kerja laki-laki sehingga menurunkan jumlah angka pengangguran.Laju pertumbuhan PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian terdongkrak ke level 1,99 persen (BPS, 2018). Luasnya areal tambang yang dieksploitasi dan peningkatan laju pertumbuhan PDRB sektor tambang di atas apakah berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat didaerah areal tambang. Pertanyaan ini kiranya harus dijawab ketika mengklaim bahwa pertambangan adalah project pembangunan
yang
mensejahterakan
1
dan
berwawasan
lingkungan.
Berdasarkan data BPS (2018), dari sektor ekonomi terlihat angka kemiskinan memang terlihat mengalami penurunan, namun pada tahun tertentu masih mengalami fluktuatif. Misalnya ditahun 2012, 2013 dan 2014 menunjukkan trend positif persentase kemiskinan terus menurun jumlahnya dari mencapai 5,53 persen, 5,21 persen dan 4,97 persen. Namun ditahun 2015 justru merangkak naik menjadi menjadi 5,4 persen mendekati seperti tahun 2012. Bahkan di 2 tahun terakhir, 2016 dan 2012 masih tidak jauh menurun hanya di angka 5,2 persen. Fluktuatifnya angka kemiskinan di Bangka Belitung jelas masih berkorelasi dengan tingginya ketergantungan terhadap ekonomi tambang. Dari hulu ke hilir pertambangan melibatkan banyak sumber daya. Sayangnya sumber daya tersebut belum berpola kemitraan dan pemberdayaan serta hanya menghidupkan perekonomian berbasis modal besar seperti penjualan mesin, sewa alat berat, solar, dan lain-lain. Sebaliknya masyarakat lokal hanya berperan sebagai penambang atau berjualan warungan. Belum ada upaya serius untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dan wilayah sekitar tambang. Aktivitas pertambangan, baik galian timah maupun lainnya, tentu tidak sekedar datang, gali dan pergi sebagaimana judul buku yang ditulis oleh rekanrekan Jaringan Advokasi Tambang, Paripurno dkk (2009), serta gambaran negatif yang diungkap di atas. Karena sejatinya, Pasal 33 ayat (3) dan (4) UUD 1945 telah menegaskan bahwa tata kelola kekayaan alam, termasuk bahan tambang yang ada diperut bumi Negeri Serumpun Sebalai ini harus dipergunakan
untuk
sebesar-besarnya
kemakmuran
rakyat,
dan
diselenggarakan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Artinya, potensi dan kontribusi timah dan bahan galian lainnya yang sudah dieksploitasi
2
nasional, tetapi yang paling mendasar dan harus menikmati hasilnya adalah Bangka Belitung sendiri, khususnya masyarakat terdampak disekitar areal tambang. Disamping dalam norma konstitusi, kewajiban pengembangan dan pemberdayaan masyarakat juga diatur dalam berbagai regulasi. UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas misalnya sudah mewajibkan Perusahaan),
corporate
social
termasuk
responsibility/CSR
(Tanggungjawab
perusahaan-perusahaan
Sosial
tambang
guna
meningkatkankesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tambang, baik selama aktivitas pertambangan berlangsung maupun pasca tambang. Kemudian Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, sebagai utama aktivitas pertambangan. Dalam ketentuan umum disebutkan
bahwa
pemberdayaan
masyarakat
adalah
usaha
untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.Diatur pula bahwaIUP Eksplorasi dan produksisalahsatunya wajib memuat tentang rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan. Salahsatu kewajiban dari pemegang IUP dan IUPK adalah menyusun program dan melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan melibatkan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Terkait implementasi
semua
kewajiban
tersebut,
maka
pengembangan
dan
pemberdayaan masyarakat setempat menjadi satu dari beberapa objek pengawasan yang dilakukan terhadap penyelenggaraan usaha pertambangan. Pada dasarnya ada tiga alasan penting bagi perusahaan melakukan pengembangan masyarakat (community development), antara lain untuk mendapatkan izin lokal beroperasinya perusahaan, menciptakan sustainable future (masa depan yang berkelanjutan), dan sebagai sarana bagi perusahaan
3
untuk memenuhi sasaran-sasaran usahanya. Pertama, Izin lokal merupakan hal yang
mutlak
diperlukan
oleh
perusahaan
dalam
rangka
menjaga
keberlangsungan kegiatannya di wilayah hak ulayat sebagai bagian dari komuniti
(masyarakat).
Kedua,
sustainable
future
(masa
depan
yang
berkelanjutan), baik bagi komuniti (masyarakat) dan lingkungan, serta terutama bagi keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Melalui community development (pengembangan masyarakat), diharapkan korporat dapat menciptakan strategi pengembangan usaha melalui kerjasama yang proaktif dengan komuniti. Dengan demikian maka akan tercipta hubungan baik dengan komuniti yang dapat menunjang aktivitas industri yang dilakukan oleh perusahaan. Ketiga, program community development perlu diaplikasikan untuk menciptakan suasana yang kondusif. Pemenuhan sasaran perusahaan tersebut dapat berupa membangun jaringan dengan berbagai stakeholders (pemangku kepentingan) seperti menjalin hubungan positif dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, membangun citra positif di mata publik, maupun investasi bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha (DIRJEN MINERBAPABUM, 2010) Program pengembangan wilayah dan masyarakat disekitar wilayah pertambangan merupakan kesempatan bagi proses pembangunan daerah yang belum terjangkau oleh program pemerintah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain melalui kemitraan sinergis stakeholder, dan konsepsi program. Kemitraan sinergis stakeholder meliputi pembentukan lembaga fasilitasi sebagai sarana interaksi stakeholder, dan membentuk pula lembaga fasilitasi alternatif mediasi resolusi konflik. Kemudian konsepsi program terdiri dari komitmen perusahaan, pendekatan program, kebutuhan umum komunitas, dan dukungan pendanaan (Suyartono, 2003:200-206)
4
Program-program
CSR
yang
selama
ini
dijalankan
oleh
pihak
perusahaan tambang belum mampu memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat disekitar areal tambang, khususnya didesa-desa. Program yang lebih dominan memberikan ikan daripada kail menjadikan pemberdayaan tidak berjalan dan tidak menumbuhkan alternatif ekonomi lain. Jikapun ada beberapa yang sifatnya pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan misalnya, namun kemudian tidak didukung oleh modal dan kebijakan pendukung oleh pemerintah daerah dan industri maka akan gagal juga. Melihat luasnya izin usaha pertambangan (IUP), sepertinya 82 kelurahan dan 309 desa yang ada di Bangka Belitung bersinggungan dengan wilayah tambang. Oleh karenanya, diperlukan kebijakan dan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat areal tambang yang strategis, partisipatif,
ekonomis,
inovatif
dan
mampu
menggerakkan
potensi
perekonomian berbasis kearifan dan sumber daya lokal. Hal ini penting agar eksploitasi tambang tidak hanya meninggalkan bekas galian tetapi juga wajib berkontribusi membangun areal terdampak baik secara infrastruktur dan terutama adalah membangun manusianya. Berdasarkan beberapa masalah sosial ekonomi di atas, program pengembangan dan pemberdayaan
yang belum optimal, yang berdampak
pada lambannya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah tambang, penting untuk disusun sebuah Kerangka Cetak Biru (Blue Print) pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk memberikan arah yang jelas bagi perusahaan-perusahaan tambang dalam melakukanpengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5
1.2 Maksud dan Tujuan Cetak Biru (Blue Print) ini maksudkan sebagai pedoman utama bagi perusahaan tambang untuk penyusunan rencana indup pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada pembangunan berkelanjutan , berwawasan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan sekitar tambang. Adapun tujuan Cetak Biru (Blue Print) adalah sebagai berikut: 1. merumuskan visi dan misi, arah kebijakan, sasaran, strategi, program dan kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Sekitar Tambang 2. memberikan pedoman kepada stakeholder terkait dan perusahaan tambang dalampengelolaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Sekitar Tambang dijalankan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Dilakukan dengantransparan, responsif,
efisien,
efektif,
akuntabel,
partisipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan lingkungan serta sesuai dengan norma dan budaya kearifan lokal b. Meningkatkan
indeks
pembangunan
manusia
provinsi
dan/atau
kabupaten/ kota setempat, dan Pembangunan ekonomi masyarakat sekitar tambang sampai dengan pelaksanaan kegiatan pascatambang c. Meningkatkan Pengembangan sosial budaya dan lingkungankehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan d. Meningkatkan Pengembangan kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM dan Pembangunan infrastruktur yang menunjang PPM
1.3 Dasar Hukum a. Pasal 33 Undang-Undang Dasar tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas d. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup f.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
g. Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara h. Peraturan
Pemerintah
Nomor
22
Tahun
2010
tentang
Wilayah
Pertambangan i.
Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha PertambanganMineral dan Batubara
j.
Peraturan Menteri BUMN No.5 Tahun 2007 TentangProgram Kemitraan Badan Usaha Milik Negara(BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program BinaLingkungan.
k. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 tentang PengusahaanPertambangan Mineral dan Batubara l.
Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
m. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1824 tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. n. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014- 2034 o. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral
7
p. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung No. 101 tahun 2017 tentang Pembentukan dan Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Cabang Dinas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
8
BAB II CETAK BIRU PPM SEKITAR PERTAMBANGAN TIMAH
2.1 Kondisi Saat Ini 2.2.1 Indeks pembangunan manusia provinsi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah kombinasi dari tiga hal mendasar, yakni pendapatan, kesehatan dan pendidikan. IPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan angka yang pada dasarnya semakin baik dari tahun ke tahun. Menurut data BPS Bangka Belitung (2018), IPM Bangka Belitung saat ini berada pada angka 69,99 yang naik 0,44 dari tahun sebelumnya. Grafik kenaikan IPM Bangka Belitung ditunjukkan sebagai beriku :
Capaian Capaian
66,02
2010
66,59
2011
67,21
2012
69,05
67,92
69,55
69,99
65,27 2013
2014
2015
2016
2017
Sumber : BPS, 2018
Data yang di-launching oleh BPS Bangka Belitung pada tahun 2018 tersebut menunjukkan angka yang terus menanjak, namun capaiannya berada dalam posisi keempat dari bawah dengan sektor pendidikan sebagai penyumbang rendahnya capaian tersebut. Data BPS juga menunjukkan bahwa IPM paling baik di antara kabupaten/kota adalah Pangkal Pinang,
sementara paling rendah
adalah
Kabupaten Bangka Selatan. Secara umum, data menunjukkan bahwa IPM untuk Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, dan Kota Pangkal Pinang berada dalam
9
posisi tinggi, sementara empat kabupaten lainnya berada dalam posisi rendah. Berikut data capaian IPM perkabupaten/kota.
Sumber : BPS, 2018
Mengamati data perindeks komponen IPM terlihat ada kenaikan disetiap komponen. Pada angka Umur harapan hidup bagi bayi yang lahir pada 2017 meningkat menjadi 69,95 tahun, lebih lama 11 hari dibandingkan dengan bayi yang lahir pada tahun 2016. Kemudian pada komponen pendidikan, anak-anak yang pada 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 11,83 (kelas XII atau Sekolah Menengah Atas kelas 3), lebih lama 1 bulan 13 hari dibandingkan dengan anak-anak berumur sama di tahun sebelumnya. Adapun penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,78 tahun (kelas VIII atau Sekolah Menengah Pertama kelas 2), lebih lama 1 bulan 28 hari dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan berangkat pada data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa umumnya daerah pemekaran masih memiliki angka yang tidak terlampau signifikan meningkat dibandingkan dengan daerah induk. Sementara itu, dari data tersebut
10
juga dapat dikatakan bahwa sektor pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus. Artinya, sebagai penyumbang capaian IPM, sektor ini mendesak untuk dijadikan sebagai kerangka kerja dalam pelaksanaan cetak biru pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan data BPS, pada aspek pendidikan, penyumbang ini yang patut diperhatikan adalah harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.
2.2.2 Ekonomi masyarakat sekitar tambang Ekonomi masyarakat pasca tambang pada umumnya dapat dilihat secara umum pada perkembangan ekonomi Bangka Belitung. Jika diperhatikan secara umum, masyarakat Bangka Belitung relatif stabil meski inflasi cukup tinggi di daerah ini. Data BPS 2018 mencatat bahwa Garis Kemiskinan (GK) pada Maret 2017 bertambah Rp53.301 terhadap Maret 2016, menjadi Rp587.530, dimana Rp24.845 adalah Garis Kemiskinan Makanan (GKM), dan Rp162.685 adalah Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Kemudian, persentase penduduk miskin juga mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan angka kemiskinan dari tahun ke tahun :
Persentase Persentase 6,51
2010
5,75
2011
5,53
2012
5,21
2013
4,97
2014
Sumber : BPS 2018
11
5,4
2015
5,22
2016
5,2
2017
Adapun kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin ditunjukkan dalam grafik berikut ini :
Persentase Persentase 7,77 5,1
Belitung
Bangka Barat
4,8
3,92
2,98
Bangka
6,81
6,07
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Belitung Timur
Pangkal Pinang
Sumber : BPS, 2018
Grafik di atas menujukkan bahwa angka persentase kemiskinan masih menjadi isu penting di provinsi ini. Belitung adalah kabupaten dengan persentase penduduk miskin paling tinggi disusul oleh Belitung Timur. Sementara yang paling rendah adalah Bangka Barat disusul oleh Bangka Selatan. Kondisi ekonomi masyarakat sekitar tambang juga dapat dilihat dari konteks standar hidup layak sebagai bagian dari komponen angka IPM. Pada tahun 2017, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp12,07 juta per tahun, meningkat Rp106.000, dibandingkan dengan pengeluaran tahun sebelumnya. Berdasarkan data di atas, yang menjadi perhatian adalah peningkatan ekonomi mestinya dipusatkan pada daerah-daerah yang memang secara ekonomi masih memiliki jumlah persentase penduduk miskin masih tinggi. Meski demikian,
12
tentu saja pendekatan ini harus memperhatikan kebutuhan mendasar dari sebuah daerah, terutama menyangkut soal masyarakat di kawasan tambang secara langsung. Hasil survey Ibrahim, dkk (2018) terhadap dampak timah bagi aktivitas jual beli masyarakat di pasar-pasar menunjukkan angka yang cukup mencengangkan. Data survey tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pedagang yang tersebar di 7 kabupaten/kota mengatakan bahwa fluktuasi harga timah sangat mempengaruhi aktivitas jual beli di pasar, yakni 84,5 % responden menyatakan hal ini. Data ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada timah masih cukup tinggi. Hal ini sejalan dengan serapan tenaga kerja yang juga sebagian besar masih pada sektor pertambangan. Data BPS mencatat bahwa menurut lapangan pekerjaan utama, Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan menempati dua posisi teratas yang paling banyak menyerap tenaga kerja laki-laki, masing-masing sebesar 34,67 persen dan 19,35 persen. Sedangkan tenaga kerja perempuan mayoritas bekerja di Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian. Masing-masing sebesar 31,37 persen dan 28,4 persen. Berbagai kondisi di atas menujukkan bahwa ada kebutuhan penting untuk menciptakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi
pada
pemberdayaan
ekonomi
alternatif
seraya
memampukan
masyarakat untuk keluar dari keampuhan ekonomi berbasis timah.
2.2.3 Sosial budaya dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang Masyarakat Bangka Belitung adalah masyarakat yang secara sosiologis dikenal relatif terbuka. Tidak mengherankan jika daerah ini dikenal sangat majemuk dengan tingkat konflik horizontal yang relatif rendah. Terdapat dua etnis besar yang menghuni provinsi kepulauan ini, yakni etnis Melayu dan Tionghoa. Berbagai etnis lainnya membaur relatif baik di daerah ini. Meski demikian, sebagaimana dikatakan oleh Rahman (2006), daerah tambang umumnya dikenal merupakan percampuran
13
antara penduduk lokal dengan penduduk pendatang yang memang meningkat sejak tambang inkonvensional dibuka pada awal tahun 2000-an.
Pada masyarakat yang mayoritas kawasan tambangnya dikelola oleh penduduk lokal, konflik relatif jarang terjadi. Pengelompokkan sosial budaya umumnya didominasi oleh etnis Melayu dengan prinsip-prinsip kemelayuannya, antara lain melalui budaya lokal nganggung, tradisi keagamaan yang kental dengan nuansa Islam, dan masyarakatnya yang relatif dikenal terbuka dengan berbagai kultur luar. Meski demikian, seiring dengan meningkatnya aktivitas tambang, konflik yang bernuansa ekonomis menjadi pemicu dibalik konflik berwajah etnis yang seringkali muncul di banyak kawasan tambang. Umumnya konflik dipicu oleh pengelompokkan etnisitas di kawasan tambang, utamanya dari luar daerah. Nyaris semua kabupaten memiliki riwayat konflik di kawasan tambang, umumnya pengelompokkan terjadi karena penambang dari luar daerah akan menetap di satu titik kawasan yang pada akhirnya membentuk budaya dan kultur tandingan dengan penduduk setempat. Dengan demikian, salah satu tantangan bagi PPM ke depan adalah bagaimana membangun soliditas antarmasyarakat melalui pengembangan interaksi yang lebih harmonis melalui berbagai agenda-agenda langsung di masyarakat. Aspek sosial budaya menjadi penting untuk diperhatikan, terutama pada pengembangan budaya lokal dengan prinsip adaptasi, khususnya bagi penambang dari luar daerah. Prinsip pembauran menjadi program yang sebenarnya mendesak di kawasan tambang, utamanya di kawasan-kawasan yang memang banyak didataingi oleh penambang dari luar Bangka Belitung. Hal lain yang umumnya menjadi fakta umum adalah soal tingkat adaptasi masyarakat dengan konteks ekonomi. Masyarakat di kawasan tambang secara umum memiliki pendapatan yang relatif baik dan karenanya kemudian menjadi
14
masyarakat yang konsumtif. Namun ketika penambangan timah tidak lagi berjaya, maka umumnya masyarakat di kawasan tambang akan kembali berkebun atau melaut, meski tentu dengan kultur konsumsi yang berbeda dengan masa kejayaan timah. Fakta lain adalah soal kerusakan lingkungan yang umumnya terjadi sebagai dampak penambangan. Tidak mudah bagi masyarakat kawasan tambang merehabilitasi lingkungan tambang dalam waktu singkat. Kejayaan timah biasanya akan menyertakan krisis lingkungan yang berkepanjangan, kultur konsumsi yang berbeda, dan pada akhirnya ada pergeseran norma-norma sosial antarmasyarakat.
2.2.4 Kelembagaan komunitas masyarakat Sekitar Tambang Lembaga pemberdayaan masyarakat sebenarnya ada disetiap desa yang berfungsi sebagai wadah mendorong kemandirian masyarakat, termasuk di desadesa sekitar tambang. Saat ini, berdasarkan Permendagri Nomor 18 tahun 2018, juga didorong terbentuknya Lembaga adat desa (LAD) yang berfungsi untuk mengayomi dan melestarikan nilai sosial maupun benda material dari kebudayaan lokal dan merupakan organisasi yang kedudukannya setara dengan lembaga kemasyarakatan desa. LAD ini dapat menjadi mitra bagi perusahaan tambang guna membangun daerah dan menjaga kebudayaan lokal. Komunitas tambang pada dasarnya berangkat pada dua kondisi mendasar. Pertama adalah komunitas lokal yang menggarap tambang, atau sekurangkurangnya terlibat dalam aktivitas penambangan dengan cara masing-masing. Kedua adalah para penambang yang datang dari luar daerah dan kemudian membentuk komunitas internal yang solid di satu kawasan. Pada kasus pertama, komunitas akan tetap terbentuk sebagaimana keseharian dalam kondisi tidak menambang atau tidak terpapar oleh aktivitas penambangan. Kelembagaan yang berkembang dalam konteks ini adalah kelembagaan kultural dan tradisional khas masyarakat setempat. Namun dalam kondisi yang kedua, situasinya justru
15
memunculkan komunitas baru yang menggeser dan cenderung membentuk kultur dan tradisi baru dari asal mereka berada. Secara umum, kelembagaan komunitas sekitar tambang dijahit oleh kepentingan yang sama, yakni kepentingan eksploitasi timah. Kondisi ini pada dasarnya tidak beririsan dengan persoalan besar menyangkut kelembagaan komunitas masyarakat. Ciri mendasar pelembagaan komunitas di sekitar tambang bisa beragam, namun umumnya ditopang oleh regulasi yang bersifat sangat formal. RT dan RW biasanya akan memegang peranan penting, begitu juga dengan perangkat Kadus/Kaling dan Kades/Lurah. Tak mengherankan jika kemudian kelembagaan yang berlangsung umumnya bersifat formal, administratif, dan politis, bukan kelembagaan komunal. Tantangan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kawasan tambang tentu saja pada akhirnya adalah bagaimana mendorong munculnya kelembagaan dalam arti komunitas. Afiliasi masyarakat kawasan tambang pada umumnya sangat terbatas. Perlu difasilitasi untuk membentuk kelembagaan komunitas yang sepesifik menjadi penciri daerah kawasan tambang dan sekitarnya. Pada sektor ekonomi, koperasi dapat menjadi wadah kelembagaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Berdasarkan data BPS tahun 2017 Jumlah koperasi di Kepulauan Bangka Belitung tahun 2017 mencapai 974 unit atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebanyak 1.149 unit. Tinggal mengoptimalkan fungsi koperasi yang ada disekitar wilayah tambang yang nantinya bekerjasama dengan perusahaan tambang dalam program-program PPM.
2.2.5 Infrastruktur Sekitar Tambang Infrastruktur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan data BPS tahun 2017, pada dasarnya sudah dapat dikatakan baik. Sarana Pendidikanterkait daya tampung sekolah misalnya pada tahun ajaran 2016/201 rasio murid SD
16
terhadap jumlah sekolah sebesar 199,18, berarti SD di Kepulauan Bangka Belitung ratarata menampung 199-200 murid. Jumlah SMP, SMA dan SMK juga sudah cukup memadai, yaitu berjumlah 210 SMP, 67 SMA dan 54 SMK. Sedangkan level pendidikan tinggi ada 16 perguruan tinggi dengan total 19.633 mahasiswa. Sementara sarana KesehatanProvinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki Rumah Sakit (RS)sebanyak 21 unit terbagi menjadi 10RS umum pemerintah, 9 RS umumswasta, dan 2 RS umum khusus.Puskesmas dan puskesmas pembantu sudah menjangkau kecamatan, tapi tenaga medis yang tersedia dirasa masih kurang. Penyebaransarana penunjang kesehatan masihterkelompok di wilayah tertentu. Sarana Keagamaan berupa tempat ibadah ada sebanyak 956 masjid, 892 mushola,177 gereja protestan, 30 gerejakatolik, 70 vihara, 11 pura, dan 244kelenteng. Kemudian Sarana Pertanian, Peternakan danPerikanan.Luas lahan pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun2017 mencapai 70,60 persen dari luasdaratan atau setara dengan 1.174.938ha. Lahan bukan sawah mendominasilahan pertanian sebesar 1.149.880 haatau sekitar 97,86 persen.Luas lahan sawah dan lahan ladangyang berpotensi ditanami padi hanyaberkisar 25.058 ha dan 27.435 ha.Sementara itu, luas lahan sawah yangtelah memiliki irigasi hanya 4.234 ha.Potensi pertanian juga dapat terlihat dari andil subsektorpeternakan dan subsektor kelautandan perikanan.
Pada tahun 2017produksi penangkapan
ikanmengalami kenaikan dibanding tahun2016, yaitu sebanyak 208.019,70 ton. Dalam rangka membantu peningkatan kualitas hasil pertanian, sudah ada sarana UPTD Balai Benih Pertanian, Balai Proteksi Tanaman, dan Balai Pengawasan Sertifikasi Mutu Benih. Begitupula disektor perikanan dan kelautan ada UPTD Laboratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan, UPTD Balai Benih Ikan Air Payau Tanjung Krasak, UPTD Balai Benih Ikan Sentral Pemali dan UPTD Balai Benih Ikan Laut Tanjung Rusa. Sementara sarana Pemberdayaan Ekonomi
17
lainnya seperti dibangunnya galeri-galeri UMKM di setiap daerah untuk menjadi wadah bagi promosi dan pemasaran produk-produk lokal, serta pengembangan sentra-sentra kerajinan masyarakat. Sarana Umum Lainnya seperti kondisi jalan sudah umumnya dalah kondisi terfasilitasi dengan baik. Namun setiap daerah tambang pada dasarnya memiliki persoalan masingmasing yang berbeda. Pada kawasan pesisir, ketersediaan fasilitas sandar perahu dan pelabuhan yang memadai masih terbatas dan seringkali kurang terjangkau. Di kawasan pedalaman sendiri, belum semua daerah dialiri oleh listrik, terutama kawasan tambang yang ada di daerah pedalaman dan kurang terjangkau dengan baik. Identifikasi berbasis kebutuhan masyarakat sekitar kawasan tambang perlu diidentifikasi. Meski demikian, tidak semua fasilitas di kawasan tambang harus dipenuhi oleh PPM, melainkan dapat dikomunikasikan dengan pemerintah daerah sebagai bagian dari penanggungjawab fasilitas publik. Fasilitas yang perlu diperkuat melalui program PPM tentu saja tidak menjadi bagian dari fasilitas layanan publik utama, melainkan yang bersifat khusus dan unik. Misalnya pada satu kasus masyarakat kawasan tambang membutuhkan sebuah kawasan pelabuhan kecil untuk sandar kapal nelayan, maka PPM diarahkan pada pengembangan kawasan dimaksud.
2.2 Visi dan Misi PPM Provinsi 2.2.1 Visi PPM Provinsi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sebagai bagian dari pengembangan komunitas sekitar wilayah tambang timah pada dasarnya terintegrasi dengan visi dan misi yang ingin dicapai oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. berkenaan dengan hal tersebut, penyusunan Visi dan Misi PPM dengan demikian disusun sebagai bagian dari perencanaan yang
18
menjadikan Visi dan Misi Gubernur, RPJMD 2017-2022, dan RPJPD 2005-2025, RPJMN 2015-2019, dan RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2014-2034 sebagai acuan. Program PPM sejalan dengan target sasaran dalam RPJMD, seperti Meningkatnya pelayanan teknis latihan, perkoperasian dan UMKM, Meningkatnya pertumbuhanekonomi, Meningkatnya pendapatanPemerintah dan masyarakat, Meningkatnya PendidikanMasyarakat, Meningkatnya derajatkesehatan masyarakat, Meningkatkan tata kelolalingkungan hidup, Meningkatnya produksi subsektor pertanian, peternakan,perburuan dan jasa pertanian, Meningkatnya pengembangan. Pembangunan pariwisata, Menurunnya angkaPengangguran, dan lain-lain. Kegiatan PPM juga sejalan dengan tujuan dari RTRW Provinsi Kepualauan Bangka Belitung yang sudah disusun 2016 silam, yaitu untuk Mewujudkan TataRuang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Terpadu, Berimbang dan Berkeadilan berbasis Agro-Bahari untuk menunjang Pariwisata serta Pengendalian Wilayah Pertambangan untuk menjamin Pembangunan yang Berkelanjutan. Terlihat bahwasanya, keberadaaan RTRW guna menjamin pembangunan berkelanjutan yg bebasis pada pengendalian wilayah tambang dan pembangunan ekonomi yang linear dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan dari PPM. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka Visi PPM disusun sebagai berikut : “TERWUJUDNYA KESIAPAN MASYARAKATPASCA TAMBANG TIMAH YANG MAJU, MANDIRI, DAN KOMPETITIF BERBASIS PADA BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL”.
Kata kunci pada visi tersebut di atas diuraikan sebagai berikut : Kerangka pasca tambang timah dalam hal ini dipahami sebagai bagian dari penambangan timah yang berorientasi pada pengembangan masyarakat pasca
19
tambang timah. Potret dari kegiatan PPM adalah memampukan masyarakat berdaya saat pasca tambang. Maju dalam konteks ini adalah kondisi dimana masyarakat pasca tambang berdaya dari sisi infrastruktur dan modern dari sisi fasilitas sebagaimana layaknya citra masyarakat maju. Mandiri dipahami dalam konteks kesejahteraan ekonomi dan kemampuan untuk tidak bergantung pada penambangan timah. Kompetitif dalam konteks ini dipahami sebagai kemampuan untuk berdaya saing yang ditandai dengan tingginya kualitas sumber daya manusia pada masyarakat sekitar tambang timah. Berbasis pada budaya dan kearifan lokal dalam konteks ini dipahami pada konteks menguatnya nilai-nilai lokalitas yang berangkat pada kebudayaan daerah dan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat di sekitar kawasan
penambangan
timah
dengan
mendedepankan
prinsip-prinsip
keterbukaan, harmoni sosial, dan menjunjung tinggi toleransi dan kebhinekaan sebagai bagian dari upaya memajukan kebudayaan daerah dalam kerangka kebudayaan nasional.
2.2.2 Misi PPM Provinsi Berdasarkan Visi PPM di atas, maka Misi PPM disusun sebagai berikut : 1.
Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang.
2.
Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan.
3.
Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat.
20
4. Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat. 5. Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM.
2.3 Sasaran, Strategi, dan Arah KebijakanCetak Biru PPM Berdasarkan kajian kondisi eksisiting pada 2.1, maka disusunlah sasaran, strategi, dan arah kebijakan cetak biru PPM berdasarkan skala kebutuhan yang dapat diproritaskan sebagai bagian dari pengembangan visi dan misi PPM.
2.3.1 Meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang Sasaran : 1.
Meningkatnya kesempatan pendidikan bagi masyarakat sekitar tambang
2.
Meningkatnya pembangunan kesehatan bagi masyarakat sekitar tambang
Strategi : 1.
Meningkatkan partisipasi sekolah masyarakat
2.
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi masyarakat
3.
Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
Arah Kebijakan : 1. Peningkatan akses pelayanan pendidikan 2. Peningkatan mutu layanan pendidikan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
21
2.3.2 Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan. Sasaran : 1. Meningkatnya
pengembangan
pembangunan
pariwisata
dan
sektor
perikanan 2. Meningkatnya perekonomian desa melalui produk lokal
Strategi : 1. Meningkatkan pengembangan pembangunan pariwisata berbasis potensi desa 2. Meningkatkan produksi dan pengelolaan hasil perikanan tangkap serta perikanan 3. Meningkatkan sumber daya produksi dan pemasaran produk lokal
Arah Kebijakan : 1. Penciptaan kawasan wisata potensial 2. Peningkatan
produksi,
kualitas,
produktifitas,
dan
pemasaran
serta
kerjasama industri perikanan 3. Peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya ekonomi desa
2.3.3 Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat. Sasaran : 1. Meningkatnya pengembangan budaya dan olahraga 2. Meningkatnya ikatan sosial masyarakat 3. Terdokumentasinya Sejarah, profil dan pemetaan berbasis rumah tangga
22
Strategi : 1. Meningkatkan eksistensi kesenian budaya dan pemajuan bidang olahraga 2. Meningkatkan sinergitas antara masyarakat, pemerintah desa dan perusahaan tambang 3. Studi dan penyusunan sejarah, profil desa dan pemetaan
Arah Kebijakan : 1. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana pengembangan budaya dan keolahragaan 2. Peningkatan peran perusahaan tambang dalam kegiatan desa 3. Peningkatan profil desa dan pemetaan
2.3.4 Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat. Sasaran : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan wisata dan kenakalan remaja serta anti narkoba
Strategi : 1. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok sadar wisata 2. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok remaja
Arah Kebijakan : 1. Peningkatan kualitas kesadaran wisata 2. Peningkatan kualitas dan produktivitas remaja
23
2.3.5 Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM Sasaran : 1. Meningkatnya pemenuhan infrastrukturpengembangan potensi 2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 3. Meningkatnya penguasaan teknologi informasi
Strategi :
Meningkatkan ketersediaan infrastuktur budaya
Meningkatkan ketersediaan infrastuktur ekonomi
1. Meningkatkan fasilitas pelayanan publik 2. Meningkatkan pengendalian terhadap kerusakan lingkungan 3. Meningkatkan ketersediaan akses teknologi informasi
Arah Kebijakan : 1. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur budaya 2. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi desa 3. Peningkatan ketersediaan fasilitas pendukung pelayanan publik 4. Peningkatan penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 5. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan jaringan internet desa
24
BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS CETAK BIRU PPM
Terdapat lima area utama yang diharapkan dapat menjadi prioritas Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengacu pada panduan penyusunan Cetak Biru PPM Kementerian ESDM tahun 2017, yakni : 1. Area pengembangan sumber daya manusia 2. Area pengembangan ekonomi 3. Area pengembangan sosial budaya dan lingkungan 4. Area pengembangan kelembagaan komunitas 5. Area pembangunan infrastruktur penunjang PPM Berdasarkan kondisi eksisting, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat sekitar wilayah tambang, maka pengembangan prioritas cetak biru PPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disusun sebagai berikut :
25
Tabel 1. Program dan Kegiatan Prioritas Kode A B C
D E F
G H I
Program Prioritas No Kegiatan Prioritas Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang Program Peningkatan 1 Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESAN-DES) Layanan Pendidikan 2 Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULIT-DES) 3 Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES) Program Pelayanan 1 Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJA-DES) Kesehatan 2 Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV) Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan Program Peningkatan 1 Pengembangan kawasan wisata desa (KAWIS-DES) Ekonomi Masyarakat 2 Pengembangan budidaya perikanan desa (BUDIKAN-DES) 3 Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa (BUNTER-DES) 4 Pengembangan Produk Unggulan Desa (PRUNGGU-DES) 5 Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-DES) Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat Program Pengembangan 1 Bantuan Inventaris seni budaya dan olahraga desa (SIBOLGA-DES) Kearifan Lokal 2 Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah Ibadah Desa (RUIDAH-DES) Program Penguatan 1 Kajian identitas desa (KAIDA) Identitas Desa Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat Program Pemberdayaan 1 Pembentukan dan pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata Desa (POKDARWISkomunitas DES) 2 Pengembangan Komunitas Wirausaha Muda Desa (KWM-DES) Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM Program Pembangunan 1 Pembangunan Balai Budaya Desa (BB-DES) Infrastruktur Desa 2 Pembangunan Galeri Desa (GALE-DES) 3 Pembangunan Prasarana Pendukung Pelayanan Publik Desa (PRAYANLIK-DES) Program Pembangunan 1 Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES) Kawasan Hijau Program Peningkatan 1 Jaringan Internet Desa (JARINGNET-DES) Akses Informasi dan 2 Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES) Teknologi 26
Kode A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 E1 F1 F2 G1 G2 G3 H1 I1 I2
Program dan kegiatan prioritas PPM dimaksud dijabarkan sebagai berikut : 3.1 Program Peningkatan Layanan Pendidikan 1. Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESAN-DES) – A1 Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh daerah tambang adalah meningkatnya angka putus sekolah yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah faktor pengaruh lingkungan keluarga dan teman sebaya yang ikut keluarga atau teman menambang dengan penghasilan yang menggiurkan. Pendidikan tidak menjadi prioritas utama, utamanya di kawasan-kawasan yang memang menjadi daerah tambang. Faktor dorongan orangtua yang berpindah mengikuti perpindahan lokasi pencaharian juga menjadi alasan lain. Angka putus sekolah bertalian dengan program peningkatan layanan pendidikan yang semakin terbatas jika terus dibiarkan. Pada saat yang bersamaan, faktor dorongan untuk mengikuti gaya hidup di sekitar tambang memaksa anak-anak usia sekolah berhenti dan mengikuti gaya yang berkembang di lingkungan. Sementara itu, tidak stabilnya harga komoditas
penambangan
berikut
kapasitas
produksinya
mendorong
pendapatan di sektor tambang semakin berkurang. Di luar karena faktor penambangan, perusahaan di kawasan tambang dituntut untuk turut serta meningkatkan sumber daya manusia di lingkungan usahanya, agar ketika kelak tambang tidak lagi secara langsung menjadi alternatif pemasukan bagi warga disekelilingnya, mereka tetap berkembang dengan sumber daya manusia yang semakin baik. Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESAN-DES) adalah model pengembangan kapasitas sumber daya manusia di sekitar wilayah tambang dalam bentuk pemberian beasiswa. Beasiswa ini diberikan kepada siswasiswa yang membutuhkan, baik karena kapasitas ekonomi yang terbatas maupun karena alasan prestasi. Penyaluran beasiswa dilakukan melalui
27
pendataan yang valid dengan rekomendasi dari Kepala Desa. Perusahaan sekitar wilayah tambang memastikan ketepatan sasaran dan efisiensi penggunaan. Selain melalui desa, perusahaan juga dapat menyalurkan beasiswa melalui sekolah secara langsung atau melalui unit-unit formal yang tersedia di tengah-tengah masyarakat. Pemberian beasiswa ini akan membantu masyarakat di sekitar wilayah tambang untuk tetap mengembangkan kapasitas sumber daya manusia mereka sehingga terjadi hubungan mutualisme antara perusahaan dan masyarakat disekitarnya. Pemberian beasiswa ini juga sejalan dengan upaya untuk memperluas cakupan pelayanan publik di bidang pendidikan sehingga menopang secara langsung tugas-tugas pemerintahan.
2. Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULIT-DES) – A2 Salah satu yang menjadi titik lemah generasi milenial saat ini adalah kapasitas literasi yang sangat terbatas. Kapasitas yang terbatas ini sebenarnya tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Di samping motivasi dari lingkungan yang terbatas, dukungan fasilitas juga menjadi sebab. Di banyak kawasan pedesaan, budaya literasi sangat lemah. Implikasinya bahwa kapasitas sumber daya manusia menjadi terbatas lantaran pengetahuan tidak berkembang secara luas melalui pembudayaan literasi. Sementara itu, pada perkembangan saat ini. budaya gadget menjadi salah satu tantangan mendasar bagi upaya untuk mengembangkan budaya literasi. Oleh karena itu, kegiatan Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULITDES) diharapkan dapat mendorong semakin berkembangnya budaya ini. Penyediaan rumah literasi desa bisa dilakukan dalam beberapa model. Antara lain misalnya melalui pembangunan rumah literasi yang disiapkan oleh perusahaan. Cara lain adalah dengan memanfaatkan kantor atau rumah
28
yang disediakan oleh pemerintah desa. Dalam hal terakhir ini, maka pengelolaan haruslah dimulai dari penyediaan berbagai bahan dan kebutuhan rumah literasi. Pengelolaan rumah literasi tentu saja tidak terhenti pada aspek penyediaan sarana dan prasarana rumah literasi, namun juga disertai dengan program pengelolaannya yang terintegrasi dengan penyediaan kebutuhan bacaan,
tenaga
pemandu,
dan
tersedianya
program-program
yang
mendorong aktivitas di rumah literasi. Melalui rumah literasi ini, diharapkan generasi muda dapat mengarahkan kegiatannya pada hal-hal positif serta mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sekitar kawasan tambang.
3. Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES) – A3 Pada banyak kawasan penambangan, putus sekolah menjadi bagian dari dinamika. Harus disadari bahwa iming-iming pendapatan secara instan telah mendorong banyaknya orangtua yang merelakan anak-anaknya untuk bekerja dan lepas dari sekolah. Jikapun tidak lepas dari sekolah, bersekolah secara rajin dengan nilai memuaskan tidak menjadi pilihan utama. Tidak mengherankan jika putus sekolah atau persoalan ketertinggalan pendidikan menjadi salah satu masalah mendasar dalam setiap usaha penambangan. Usia putus sekolah umumnya terjadi pada hampir semua strata pendidikan dan pada dasarnya ada kesadaran bahwa sektor pendidikan kurang diperhatikan dibandingkan dengan usaha yang lebih menghasilkan dalam waktu singkat. Dari sisi orangtua, ada kesadaran terhadap kebutuhan pendidikan, namun harapan akan lebih terbantu dengan keberadaan anak yang bekerja menjadi alasan utama. Sementara bagi anak sendiri, keinginan
29
untuk segera lepas dari beban pendidikan yang bersifat rutin serta giuran pendapatan menjadi alasan yang mendukung meningkatnya angka putus sekolah. Sekalipun
demikian,
penyesalan
hampir
selalu
menjadi
pilihan
belakangan. Keinginan untuk mengenyam pendidikan kembali kerap terlambat dan menyebabkan rasa sungkan dan malas menjadi penjelas mengapa sekolah formal tidak menjadi pilihan bagi anak-anak yang telah putus sekolah. Sementara pada saat yang bersamaan, kompetisi di berbagai lini telah mendorong kebutuhan pendidikan yang memadai meningkat. Pada sektor pekerjaan kantor, ijasah menjadi salah satu instrumen penting. Tidak heran jika pendidikan kesetaraan menjadi pilihan untuk menjembatani keinginan untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi bagi kalangan putus sekolah. Pendidikan kesetaraan atau lazim dikenal dengan istilah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dikelola oleh pemerintah dalam rangka memberikan kesempatan kepada kalangan yang putus sekolah untuk meneruskan pendidikannya. Pendidikan kesetaraan menjadi pilihan karena tidak mengenal batas usia, pekerjaan, dan tempat atau domisili. Meningkatnya angka putus sekolah atau sebaliknya : ekspektasi untuk kembali mengenyam pendidikan yang bermutu di banyak kawasan penambangan ditawarkan sebagai salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam hal ini, program pendidikan kesetaraan dapat menjadi pilihan PPM bagi perusahaan. Modelnya dapat beragam, antara lain dengan menyediakan beasiswa bagi peserta program keseteraan, menyediakan fasilitas pojok belajar, baik dengan cara pembangunan maupun dengan cara penyewaan selama masa aktif perusahaan. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan fasilitas tambahan, seperti bahan pelajaran atau
30
tutor-tutor berkualitas untuk tiap PKBM. Melalui kegiatan ini Pengembangan Program Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES) menjadi salah satu pilihan PPM yang dapat menunjang tugas pemerintah dalam rangka tetap menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas dan aksesibel.
3.2 Program Pelayanan Kesehatan 1. Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJA-DES) – B1 Salah satu dampak dari meningkatkan pendapatan kalangan anak-anak dan remaja adalah kecenderungan pada kematangan psikis. Dampaknya lebih jauh adalah pada keinginan untuk berprilaku lebih dewasa dan matang layaknya orang dewasa. Tidak heran jika pada kawasan yang dimana anakanak dan remajanya mendapatkan penghasilan sendiri, pernikahan dini menjadi salah satu fenomena. Bangka Belitung sendiri luas dikenal sebagai daerah yang memiliki tingkat pernikahan dini yang cukup tinggi. Persoalan lainnya adalah pada meningkatnya pergaulan remaja yang cenderung bebas dan pada akhirnya terorientasi pada pergaulan terlarang, seperti narkoba, minum-minuman keras, dan perilaku menyimpang lainnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan di sekitar kawasan tambang dapat mendorong pemberdayaan kalangan remaja dan kelompok rentan lainnya melalui Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJADES) yang dikerjakan bersama-sama dengan para perangkat kecamatan dan desa serta unit terkait lainnya. Pengembangan Posyandu Remaja dalam hal ini menjadikan remaja sebagai objek pemberdayaan. Kegiatan yang dapat dikembangkan antara lain adalah mengefektifkan gerakan pergaulan yang sehat, bebas Narkoba, dan kegiatan lainnya yang terorientasi dengan pendidikan remaja yang produktif lainnya. Posyandu Remaja dapat juga
31
berupa fasilitasi pendidikan bagi kalangan remaja dengan pendekatan kesehatan. Penyediaan tenaga ahli pemberdayaan di bidang kesehatan melalui program yang terencana dan bersifat rutin bisa menjadi pilihan. Bekerjasama dengan sekolah dan instansi yang relevan juga dapat menjadi pertimbangan. Pada tataran yang lebih luas, penyediaan bangunan Posyandu khusus remaja bisa menjadi pilihan dari perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan menjalankan tugas untuk memastikan bahwa kalangan remaja di kawasan tambang bisa tumbuh dan berkembang lebih baik dan tidak terpapar dampak negatif dari pergaulan bebas.
2.
Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV) – B2 Salah satu kendala masyarakat di pedesaan adalah keterbatasan layanan kesehatan yang memang menjadi kebutuhan masyarakat seharihari. Keterbatasan layanan kesehatan menyangkut pada banyak aspek, antara lain pada fasiltas sarana dan prasarana pelayanan dasar kesehatan, keterbatasan tenaga kesehatan, sampai pada akses informasi kesehatan yang relatif terbatas. Saat ini, setidaknya sektor kesehatan masih berhadapan dengan kendala perihal pola pikir masyarakat yang masih menempatkan kesehatan dari sisi kuratif, sementara dari sisi preventif masih terkendala oleh akses kesehatan informasi yang seringkali tidak maksimal. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, perusahaan di kawasan tambang dapat mengambil peran penting dalam hal aksebilitas terhadap tenaga kesehatan secara langsung dan akses atas informasi. Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV) dimaksudkan sebagai program pelayanan kesehatan yang berbasis pada penyediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara langsung. Penyediaan
32
dokter tentu saja tidak dimaksudkan permanen dan menggantikan peran pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan, melainkan dalam bentuk fasilitasi keberadaan dokter secara terjadwal baik dalam bentuk dokter keliling, pelayanan informasi kesehatan melalui pojok literasi kesehatan, sampai pada penentuan topik khusus yang dapat diedukasi oleh dokter ke masyarakat secara langsung. DG-TV
diharapkan
menyediakan
dapat
pelayanan
menutupi
kesehatan.
peran
Tujuannya
pemerintah untuk
dalam
menciptakan
masyarakat yang lebih dekat dengan sumber kesehatan dan perusahaan secara terjadwal memfasilitasi keberadaan dokter melalui klinik-klinik dan pemeriksaan rutin kesehatan yang terjadwal langsung di tengah-tengah masyarakat. Dalam pelaksanaannya, perusahaan dapat menggandeng asosiasi profesi dokter, rumah sakit terdekat, atau kampus tertentu untuk menyediakan tenaga kesehatan. Targetnya kegiatan ini tidak hanya pada ranah kuratif dalam bentuk pelayanan kesehatan gratis/murah, namun juga dalam bentuk penyediaan layanan informasi hidup sehat atau topik-topik yang relevan yang erat kaitannya dengan dimensi kesehatan secara preventif.
2.3.
Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat
1. Pengembangan Desa Wisata (BANG DEWI) – C1 Sebagai kawasan yang kaya dengan sumber daya alam, penambangan di Bangka Belitung telah membuat ekonomi masyarakat di daerah ini bergantung pada industri ekstraktif. Corak ekonomi ekstraktik memiliki resiko jangka
panjang, yakni ketika sumber daya alam semakin berkurang,
ketergantungan
pada
penambangan
akan
menjadi
ancaman
bagi
pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, seiring dengan eksploitasi sumber
33
daya alam, salah satu hal mendesak adalah menyiapkan ekonomi alternatif yang mulai bisa dirintis. Pengembangan Desa Wisata (BANG DEWI) adalah salah satu alternatif ekonomi yang saat ini digalakkan oleh pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagian besar daerah yang memiliki gugusan pantai dan kepulauan yang indah telah mencoba untuk menggeser sektor ekonomi ke sektor
wisata.
Salah
satu
kelemahannya
hingga
saat
ini
adalah
pengembangan pariwisata masih berbasis pada industri swasta, dalam arti dikelola oleh sektor swasta. Dalam kondisi ini, kebermanfaatannya kurang dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Pengembangan desa wisata pun sebenarnya sudah mulai dilirik. Beberapa desa sudah memikirkan skenario penyiapan komoditas wisata berbasis pada potensi unggulan yang dimiliki oleh desa. Salah satu nilai positif jika desa wisata dikembangkan oleh desa adalah kebermanfaatannya langsung dirasakan oleh masyarakat. Di setiap kawasan tambang, pada dasarnya potensinya sangat beragam. mulai dari potensi wisata yang berbasis pada keindahan alam atau pengembangan wisata pada daerah-daerah yang memang merupakan daerah tambang. Apakah mungkin? Tentu saja terbuka peluang besar bagi setiap desa untuk memikirkan alternatif pengembangan wisata. Di beberapa desa setidaknya sudah dan sedang berkembang pengelolaan desa wisata dengan basis sebagai berikut : a. Wisata Mangrove, seperti Desa Kurau Barat Bangka Tengah; b. Wisata Daur Ulang, seperti Desa Tukak Sadai Bangka Selatan; c. Wisata Kolong Biru, seperti Desa Air Bara Bangka Selatan; d. Wisata Religi, seperti Desa Keretak Atas dan Keretak Bawah; e. Wisata Adat, seperti Desa Kundi Bangka Barat.
34
Setiap desa pada dasarnya memiliki peluang dan potensi unggulan yang bisa digarap dan dikembangkan. Tentu saja pengelolaannya harus berbasis desa. Di beberapa kota besar di Pulau Jawa misalnya, desa wisata menjadi sangat menjanjikan ketika dikelola secara serius dan masyarakat dapat diintegrasikan secara optimal untuk sama-sama bekerja dengan pola dan ritme yang sudah terdesain sedemikian rupa sebagai desa wisata. Desa wisata dapat dikembangkan melalui serangkaian pembenahan infrastruktur, penyiapan masyarakat agar ramah terhadap wisatawan, dan menyiapkan strategi promosi wisata yang mudah dijangkau secara digital. Pengembangan desa wisata perlu didukung dari berbagai aspek. Perusahaan tambang yang ada disekitar desa dapat bersama-sama membantu mewujudkan desa wisata melalui berbagai dukungan, antara lain dukungan
pendanaan
untuk
penyiapan
infrastruktur,
pemberdayaan
komunitas sadar wisata, sampai pada upaya untuk memberikan bantuan secara teknis dalam pengembangan desa wisata.
2. Pengembangan budidaya perikanan desa (BUDIKAN-DES) – C2 Sektor perikanan perlu dilirik di tengah upaya industri ekstraktif terus mengambil keuntungan dari kekayaan sumber daya alam di Bangka Belitung. Pengembangan budidaya perikanan desa (BUDIKAN-DES) dapat dilakukan di kawasan-kawasan bekas tambang, atau daerah-daerah tertentu yang memang memungkinkan, misalnya daerah pesisir dengan mengintegrasikan bersama pengembangan kawasan mangrove. Di kawasan-kawasan bekas tambang, perlu dilakukan penjajakan mengenai ikan apa yang cocok, strategi pemanfaatan kolong, sampai pada upaya mengajak masyarakat untuk mau memanfaatkan kolong lahan bekas tambang sebagai alternatif. Pada
35
beberapa kawasan di Pulau Jawa misalnya, budidaya perikanan di bekas galian tambang mulai dapat diusahakan. Sementara itu, secara umum budidaya perikanan dapat dilakukan di kawasan pesisir. Sebagai contoh, di Belinyu Kabupaten Bangka, sedang berlangsung
pengembangan
budidaya
perikanan
desa
dengan
memanfaatkan daerah pesisir yang terintegrasi dengan kawasan wisata dan edukasi mangrove. Perusahaan dapat secara aktif mendorong pemberdayaan kelompok petani budidaya perikanan untuk terus mengembangkan kapasitas produksi mereka, sementara bagi kawasan yang belum tersentuh dengan program perikanan, perusahaan dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan dukungan dan pendampingan. Tentu saja di luar itu, pihak perusahaan di kawasan tambang dapat memberikan bantuan berupa bibit, dana untuk penyiapan tambak, dan proses pendampingan selama percobaan.
3. Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa (BUNTER-DES) – C3 Bangka Belitung yang merupakan daerah kepulauan relatif rentan dari sisi ketahanan pangan. Kebutuhan pokok sebagian besar dipasok dari luar daerah yang berdampak pada tingginya harga-harga kebutuhan bahan pokok. Kondisi tanah di daerah ini menjadi alasan sulitnya bahan-bahan kebutuhan pokok dihasilkan sendiri di daerah ini. Kesuburan tanah yang tercampur dengan kandungan mineral dan ikutannya menjadi salah satu faktor penyebab atas kondisi ini. Oleh karena itu, kebutuhan akan perbaikan kualitas kesuburan tanah dan inovasi dalam pertanian dan perkebunan menjadi salah satu pertimbangan yang saat ini banyak dilirik. Kombinasi antara perkebunan dan peternakan menjadi pilihan yang bisa dipertimbangkan. Tanah sebagai tempat bercocok tanam akan sangat
36
tergantung pada kesuburan tanah, sementara peternakan dapat menjadi salah
satu
alternatif
solusi
dalam
mengatasi
kesuburan
tanah.
Pengembangan ternak yang kemudian kotorannya dapat dijadikan sebagai kompos alami untuk menyuburkan tanah dapat menjadi salah satu pilihan. Ternak sapi misalnya, dapat dikombinasikan dengan perkebunan palawija yang membutuhkan tanah dengan kualitas baik. Kombinasi ini akan efisien bagi pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Di beberapa tempat, pengembangan bibit sapi yang memanfaatkan kotorannya untuk kepentingan penyuburan tanah sudah banyak dilakukan. Hal ini sepatutnya diperluas dengan dukungan dari pihak perusahaan di sekitar kawasan tambang. Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa (BUNTER-DES) adalah program yang dirancang untuk mengembangkan lahan perkebunan beriring jalan dengan pengembangan peternakan. Perusahaan mendorong pembentukan kelompok produktif untuk memaksimalkan potensi saling tergunakan sehingga bisa saling menunjang efektivitas dan efisiensi usaha perkebunan dan peternakan dalam satu kawasan terpadu. Varasi lain dari program ini adalah penyediaan bibit perkebunan unggul untuk masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik desa.
4. Pengembangan Produk Unggulan Desa (PRUNGGU-DES) – C4 Hampir setiap desa memiliki keunikan produk masing-masing, meskipun beberapa diantaranya mirip karena pengaruh geografis atau karena kultur yang hampir homogen. Keunikan tersebut bisa sangat historis, namun bisa juga bersifat kreasi yang muncul dan berkembang seiring dengan kreativitas masyarakat. Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota sebenarnya telah mencanangkan program One Village One Product (OVOP), yakni setiap desa ditargetkan menghasilkan target produk yang khas dan unik.
37
Namun pada perjalanannya, tidak semua desa mampu menciptakan dan mengelola
kekhasan tersebut
menjadi
nilai
jual
yang
lebih
tinggi.
Pengembangan Produk Unggulan Desa (PRUNGGU-DES) pada dasarnya adalah program yang dirancang untuk membantu masyarakat desa menemukenali potensi kekhasan desa, baik yang sudah eksisting maupun yang belum ditemukan dan diharapkan bisa dimunculkan. Pengembangan ini tentu tidak
hanya
bermakna
menginisiasinya.
mengelola
Diperlukan
yang
pendampingan
sudah khusus
ada,
namun
untuk
juga
mengelola
keunikan desa masing-masing. Lalu ada manfaatnya? Keunggulan yang khas di setiap desa akan menjadi peluang unggulan karena akhirnya produk yang dihasilkan tidak seragam. Artinya, ada keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh desa lain. Perusahaan dapat berperan penting untuk mendorong pengembangan produk unggulan setiap desa. Tentu saja perusahaan tidak boleh berhenti hanya pada tahapan inisiasi dan proses awal, namun harus membantu masyarakat untuk berkembang sampai pada tahapan produksi dan promosi. Produk yang dapat dikembangkan akan sangat variatif tergantung potensi yang ada di setiap desa. Kreasi juga bisa mendorong penguatan variasi produk unggulan. Produk UMKM seperti getas di Sungai Selan, Terasi dari kawasan Toboali, otak-otak dari Belinyu, dan sebagainya menjadi beberapa contoh kekhasan yang bisa dibangun brandingnya. Program ini dapat dikelola bersama-sama dengan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang melalui program pendampingan dan fasilitasinya.
5. Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-DES) – C5 Penambangan
secara
umum
identik
dengan
mekanisasi,
yakni
pemanfaatan teknologi, baik sederhana maupun canggih, untuk kepentingan
38
eksplorasi dan eksploitasi. Penguasaan teknologi dengan demikian menjadi aspek penting dalam pengelolaan kawasan tambang. Jika transfer teknologi tidak terjadi, maka sangat memungkinkan keberadaan penambangan dengan teknologinya tidak akan menimbulkan dampak bertambahnya pengetahuan masyarakat
kawasan
tambang
terhadap
teknologi
yang
digunakan.
Akibatnya, ketika penambangan berlalu, kapasitas masyarakat lokal tidak mengalami peningkatan. Transfer teknologi dalam konteks ini berarti adanya upaya untuk memberikan pengetahuan tambahan terhadap penduduk di sekitar kawasan tambang mengenai teknologi yang digunakan. Transfer teknologi dalam konteks ini tidak hanya dipahami sebagai transfer pemahaman secara teknis terhadap
alat-alat
mekanik
yang
digunakan,
namun
juga
transfer
pengetahuan. Tujuannya adalah dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk memahami, bekerja, dan mempelajari teknologi yang digunakan oleh perusahaan. Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-DES) dengan demikian bisa dipahami dalam dimensi yang lebih luas, antara lain dengan memberikan kesempatan
bekerja kepada tenaga lokal,
memberikan
pelatihan-pelatihan kepada penduduk lokal, atau dalam bentuk bimbingan teknis terhadap teknologi dan pernak-pernik yang dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menambang. Transfer teknologi ini akan dapat menjadi sarana bagi penduduk lokal untuk berdaya dan mereplikasi teknologi dan pengetahuan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Pada akhirnya, ketika
perusahaan tambang selesai menambang, masyarakat memiliki kapasitas untuk meneruskan dan atau melakukan penambangan dengan atau tanpa modifikasi dari teknologi yang digunakan oleh perusahaan sebelumnya.
39
5.4 Program Pengembangan Kearifan Lokal 1. Bantuan Inventaris seni budaya dan olahraga desa (SIBOLGA-DES) – D1 Hampir setiap desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kekhasan budaya yang berbeda-beda. Namun karena diikat oleh kesamaan rumpun Melayu, maka hampir semua tradisi di setiap desa memiliki kesamaan. Tradisi-tradisi yang berkembang umumnya adalah bagian dari kearifan lokal yang mengandung pesan, makna, dan nilai. Perkembangan tradisi adat, budaya, dan keseharian memang relatif masih ada, namun terjadi pergeseran seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Lambat-laun sebagian besar nilai-nilai budaya mengalami pergeseran dan mulai digantikan dengan berbagai hal-hal yang sifatnya modern. Tradisi yang berkembang di Bangka Belitung pun perlahan mulai punah, seperti kelompok seni dambus, tarian tradisional, penggunaan pantun dan syair, serta dalam agama misalnya berkurangnya tradisi penggunaan rebana, hadrah, dan barzanji dalam acara-acara keagamaan tertentu. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah daerah sebenarnya sudah melakukan berbagai usaha untuk menghidupkan kembali tradisi dan adat budaya yang ada di Bangka Belitung. Namun salah satu kendala yang dhadapi adalah terbatasnya orang-orang yang mau mempelajrinya dan terbatasnya fasilitas dalam mengembangan adat budaya setempat tersebut. Di banyak desa, kelompok-kelompok pegiat seni dan budaya daerah semakin berkurang. Bahkan tidak sedikit sebuah desa sudah tidak lagi memiliki ciri budaya lokal lantaran tidak ada lagi ahli atau pemain yang menekuni dunia seni dan budaya daerah. Dalam kerangka mendorong pengembangan kearifan lokal, maka perusahaan diarahkan untuk dapat memberikan fasilitasi dalam bentuk bantuan inventaris untuk kegiatan pengembangan sendi budaya. Pemberian
40
dan pendampingan kepada komunitas lokal akan besar artinya bagi upaya untuk melestarikan berbagai kekayaan khas tak berwujud bernama kearifan lokal. Peralatan dambus, peralatan tarian tradisional, dukungan bantuan perjalanan untuk kegiatan perlombaan adalah bagian dari upaya untuk mendorong pelestarian kearifan lokal. Tentu saja secara lebih luas, pemberian bantuan dapat mengacu pada kekhasan lokal yang terdapat pada setiap desa, sebagai contoh jika sebuah desa mayoritas berpenduduk etnis Tionghoa, maka bantuan akan difokuskan pada pengembangan tradisi Tionghoa. Perusahaan dapat memanfaatkan perangkat desa dan kecamatan untuk melakukan validasi data seniman, kelompok budaya, atau pegiat seni budaya lainnya dengan harapan agar para penerima manfaat benar-benar akan tepat sasaran. Sementara itu,dalam kerangka mendorong partisipasi positif semua kalangan, utamanya kalangan generasi muda, dibutuhkan sarana penyaluran hobi dan bakat. Sepaket dengan bantuan untuk kepentingan pengembangan seni dan budaya, bantuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan positif dapat disalurkan melalui pemberian bantuan peralatan olahraga. Baju, bola, dan kebutuhan teknis lapangan dapat menjadi opsi dalam pengembangan dan fasilitasi olaharaga. Dengan demikian, salah satu bentuk bantuan bagi pengembangan seni budaya dan olahraga, program SIBOLGA-DES akan mendorong aktivitas masyarakat lebih variatif dan pada sisi lain menjadi sarana untuk membantu pemerintah dalam menguatkan identitas seni dan budaya serta memancing partisipasi yang lebih aktif dari masyarakat.
41
2. Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah Ibadah Desa (RUIDAHDES) – D2 Masyarakat di desa-desa umumnya adalah masyarakat yang religius. Sarana ibadah menjadi alat vital dalam menunjang sarana peribadatan masyarakat. Di banyak desa, tak sedikit dijumpai rumah ibadah dengan fasilitas yang masih terbatas. Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah Ibadah Desa (RUIDAH-DES) sebaiknya menjadi salah satu perhatian penting bagi perusahaan di sekitar desa karena umumnya masyarakat memerlukan rumah ibadah. Meski fasilitasi rumah ibadah relatif menjadi pilihan banyak perusahaan untuk menyalurkan program bantuan perusahaan, namun hendaknya perusahaan tidak hanya fokus pada fasilitas fisik. Alternatif lain dalam kegiatan bantuan dan fasilitasi ini misalnya dapat berupa penyediaan guru-guru, penceramah-penceramah, pendidik-pendidik untuk baca tulis AlQur’an, fasilitasi pesantren kilat, atau kegiatan lain yang relevan. Bantuan dan fasiliasi pengembangan rumah ibadah desa dengan demikian diharapkan dapat lebih variatif, meski penyediaan sarana fisik seperti pembangunan rumah ibadah, bantuan penyelesaian bangunan, atau sampai pada bantuan alat-alat kebutuhan ibadah lainnya tentu saja dapat menjadi pilihan. Kegiatan RUIDAH-DES ini diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai-nilai
ketakwaan
warga
desa
kepada
Sang
Pencipta
sekaligus
mendorong tegaknya nilai-nilai solidaritas dan toleransi diantara sesama warga.
Perusahaan
tambang
bagaimanapun
memiliki
peran
untuk
mendorong pengembangan nilai-nilai lokal melalui pengembangan nilai keagamaan.
42
5.5 Program Penguatan Identitas Desa 1. Kajian identitas desa (KAIDA) – E1 Setiap desa selalu memiliki sejarah sendiri dan selalu memiliki identitas yang khas. Meski kawasan tambang umumnya didatangi oleh masyarakat dari berbagai daerah, namun kekhasan desa sekitar tambang sebagai penduduk lokal tidak mudah hilang. Penguatan identitas desa dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Penguatan identitas desa ini tentu saja tidak dimaksudkan sebagai sarana untuk memupuk primordialisme, melainkan untuk mendorong idenfitikasi secara historis, sosiologis, dan kultural sebuah desa. Melalui program penguatan identitas desa, rasa memiliki (sense of belonging) terhadap desa dapat diperkuat. Tujuannya agar berbagai hal yang sifatnya unik dan khas dari sebuah desa tidak mudah hilang meski telah terjadi percampuran kebudayaan dari berbagai kawasan. Kajian Identitas Desa (KAIDA) dimaksudkan sebagai kegiatan yang mengkaji secara ilmiah mengenai identitas desa, mulai dari sejarah pembentukan, sejarah pemerintahan, kondisi sosiologis, serta kondisi demografis lainnya. Kajian ini tidak hanya akan bersifat kajian, namun diteruskan melalui publikasi yang pada akhirnya akan menjadi inventaris kebudayaan yang menjadi salah satu bahan bacaan bagi kalangan generasi muda di desa-desa di sekitar kawasan tambang. Jamak diketahui bahwa sebuah desa berkembang dengan kajian identitas yang lemah sehingga perkembangan seakan kurang mengakar pada tradisi dan jejak sejarah masa lampau. Melalui kegiatan KAIDA, perusahaan di sekitar kawasan tambang dapat membantu pemerintah daerah dan perangkat desa untuk merangkum kembali khasanah identitas desa sehingga tidak mudah dilupakan dalam catatan sejarah perkembangan desa. Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012 telah melakukan
43
kajian sejenis melalui program bernama Program Cinta Desa. Selain memperdalam kajian dimaksud, KAIDA juga diharapkan dapat memberikan rasa bangga pada masyarakat desa akan identitas mereka sehingga pada akhirnya memiliki tanggung jawab moral untuk terus menjaga identitas kultural desa.
5.6 Program Pemberdayaan komunitas 1. Pembentukan dan pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata Desa (POKDARWIS-DES) – F1 Sebagai salah satu alternatif ekonomi di masa mendatang, sektor pariwisata haruslah diusahakan secara serius dengan agensi yang kuat sehingga bisa mendorong kontinuitas pengembangan pariwisata. Pelibatan masyarakat secara aktif menjadi salah satu hal terpenting dengan target untuk menciptakan masyarakat melek wisata. Bagaimanapun keramahan penduduk setempat, kenyamanan, dan keamanan menjadi salah satu kunci pengembangan
sektor
pariwisata.
Di
tengah
upaya
pengembangan
pariwisata, menyiapkan perangkat sumber daya manusia memegang peran penting. Membangun kepercayaan dari wisatawan terhadap daerah tujuan wisata akan menjadi salah faktor penentu berulangnya wisatawan datang ke suatu daerah. Pengembangan desa wisata sebaiknya diiringi dengan pembentukan dan pemberdayaan kelompok sadar wisata. Perusahaan dalam hal ini membantu pembentukan dan pemberdayaan kelompok tersebut melalui serangkaian pelatihan-pelatihan dan pendampingan. Perusahaan mendorong pihak aparat desa dan kecamatan untuk menghasilkan kelompok yang memiliki kepedulian dan kapasitas untuk mengembangkan sektor pariwisata. Pada beberapa kawasan desa wisata, kelompok sadar wisata berbasis
44
masyarakat menjadi agen penting yang bertanggungjawab untuk terus mendorong pengembangan desa wisata. Dengan keberadaan kelompok sadar wisata, pengembangan pariwisata akan lebih mudah untuk dilakukan. Meski
demikian,
pendampingan
dari
perusahaan
sebaiknya
bersifat
kontinum.
2. Pengembangan Komunitas Wirausaha Muda Desa (KWM-DES) – F2 Pengembangan semangat berwirausaha menjadi program penting bagi kalangan
generasi
muda
karena
bagaimanapun
kemampuan
untuk
berwirausaha menjadi salah satu modal penting dalam mengembangkan kemampuan ekonomi. Melalui kemampuan berwirausaha, seseorang bisa melirik peluang alternatif untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Tidak hanya dalam konteks untuk perluasan bisnis yang telah ada dan berkembang, kemampuan berwirausaha yang baik akan mendorong kejelian untuk menangkap peluang. Tantangan generasi muda saat ini adalah bagaimana tidak terpaku pada pekerjaan yang bersifat rutin dan berorientasi pada gaji tetap setiap bulan. Melatih remaja dan masyarakat secara umum menjadi program penting bagi desa agar inovasi dan ketertarikan pada dunia bisnis dan perdagangan menjadi lebih berkembang. Selain di sekolah, melalui pembentukan Komunitas Wirausaha Muda Desa (KWM-DES) akan menjadi peluang bagi upaya untuk menciptakan generasi muda yang lebih inovatif dan kreatif. Perusahaan dapat mendorong pembentukan dan pengembangan KWMDES melalui beberapa cara, antara lain dengan membentuk kelembagaan bersama-sama dengan perangkat desa dan himpunan pengusaha dengan basisnya di tingkat desa. Selain itu, perusahaan melalui program PPM dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin yang bertujuan untuk memampukan
45
masyarakat melirik peluang ekonomi yang tersedia. Studi banding, pelatihan, dan kegiatan yang lebih inovatif dapat dirancang melalui KWM-DES. Terbentuknya kelembagaan KWM-DES ini akan menjadi inisiatif awal yang nantinya secara organisasional akan berkembang melalui kepengurusan yang terbentuk.
5.7 Program Pembangunan Infrastruktur Desa 1. Pembangunan Balai Budaya Desa (BB-DES) – G1 Sekalipun dikenal sebagai daerah yang sarat dengan nilai-nilai budaya Melayu, namun belum semua desa yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki balai budaya. Keberadaan balai budaya tentu saja berbeda dengan balai desa secara umum karena pemanfaatan balai budaya lebih terfokus pada kegiatan-kegiatan pengembangan komunitas kebudayaan. Format balai budaya desa lebih bernuansa kultural, tradisional, dan sebagai wadah untuk berkumpul bagi para penggiat kebudayaan. Balai budaya juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan desa yang lain seperti nganggung rapat-rapat pemuka agam, atau sebagai sarana edukasi bagi ana-anak usia sekolah. Pada tataran fungsi yang lebih luas, balai budaya dapat dimanfaatkan sebagai sanggar bagi para komunitas seni. Sebagai bagian dari infrasruktur penunjang PPM, Pembangunan Balai Budaya Desa seiring dengan upaya penguatan identitas desa dan pemberdayaan
komunitas.
Perusahaan
mengganggarkan
dana
dari
operasional perusahaan untuk membangun balai budaya desa yang dimaksudkan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk menopang tetap tegak dan lestarinya adat dan kebudayaan masyarakat di sekitar kawasan tambang.
46
Pada dimensi yang lebih luas, pembangunan balai budaya oleh perusahaan dapat menjadi salah satu wujud nyata kepedulian perusahaan terahdap tradisi lokal yang berkembang. Tentu saja perusahaan perlu menyadari bahwa industri ekstraktif telah mendorong distribusi kultural yang perlahan-lahan akan mulai mendorong semakin berkurangnya aplikasi nilainilai adiluhung yang bersifat kultural. Balai budaya menjadi infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam kerangka memfasilitasi pengembangan kebudayaan lokal sekitar wilayah penambangan.
2. Pembangunan Galeri Desa – G2 Galeri Desa selalu menjadi tantangan bagi setiap desa karena galeri bermakna pada manejerial fisik untuk mengelola sebuah tempat yang menjadi pusat produk hasil kreasi setiap desa. Galeri Desa sejauh ini masih terbatas di tingkat kabupaten atau kecamatan, sementara tingkat desa umumnya masih sangat terbatas. Belum banyak desa yang menyadari peluang pendirian Galeri Desa bercita rasa khas desa masing-masing. Mengingat karena masih terbatasnya produk unggulan setiap desa, ada beberapa model yang bisa dikembangkan. Antara lain adalah melalui model Central Gallery yang mengakomodir beberapa kawasan desa yang berdekatan dan beberapa perusahaan berdiam dalam beberapa kawasan. Model ini akan efisien, namun perlu dilihat bagaimana animo publik dan pengunjung dalam memanfaatkan Galeri UMKM tersebut karena tentu saja pembangunan galeri harus kompetitif dan memang efektif untuk menjadi sentral
promosi.
Model
lain
yang
dapat
dilakukan
adalah
dengan
mengembangkan galeri desa dapat dimanfaatkan untuk menampilkan sejarah dan keunikan desa, di luar yang disediakan oleh pemerintah desa yang bersifat administratif.
47
Perusahaan memfasilitasi pembangunan galeri desa sebagai salah satu sarana untuk menunjang kapasitas promosi desa terhadap para pengunjung. Tentu saja dalam operasionalisasi dibutuhkan manajemen yang tertib. Pelibatan lembaga lain untuk mengelolanya menjadi pilihan efisien setelah perusahaan mendirikan bangunan galeri desa. Ketika telah berkembang, Galeri Desa ke depan dibayangkan akan menjadi pusat berkumpulnya wisatawan yang telah mengunjungi zona wisata terdekat. Pembangunan galeri pada akhirnya akan bernilai ekonomis jika dikelola dengan profesional.
3. Pembangunan
Prasarana
Pendukung
Pelayanan
Publik
Desa
(PRAYANLIK-DES) – G3 Pembangunan infrastruktur dasar di desa-desa dan kelurahan pada dasarnya sudah cukup baik. Pemerintah daerah, baik melalui skema pendanaan dari pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota telah berusaha untuk menyediakan fasilitas layanan publik, antara lain fasilitas kesehatan, transportasi,
pendidikan,
dan
sebagainya.
Meski
demikian,
setiap
desa/kelurahan memiliki kebutuhan yang relatif berbeda-beda dan tidak semua dapat difasilitasi secara memadai oleh pemerintah. Berdasarkan usulan dari desa/kelurahan yang berada di kawasan pertambangan, terdapat keunikan-keunikan khusus yang memang tidak secara seragam disediakan oleh pemerintah. Pembangunan Prasarana Pendukung Pelayanan Publik Desa (PRAYANLIK-DES) tidak dimaksudkan sebagai upaya untuk mengambil alih tugas pemerintah, melainkan sebagai sarana pendukung untuk melengkapi kebutuhan masyarakat di sebuah kawasan. Beberapa
fasilitas
pendukung
yang
dibutuhkan
sesuai
dengan
karakteristik desa secara bervariari misalnya antara lain perbaikan sarana
48
pemandian desa, normalisasi sungai bagi yang memiliki, perbaikan prasarana pendidikan untuk PAUD/Madrasah, penyediaan penampungan dan pengakut sampah, bantuan pembangunan jembatan penghubung di titiktitik tertentu sesuai kebutuhan, perbaikan dranaise, penyediaan lampu penerangan jalan, penyediaan ambulance, dan kebutuhan lain yang relevan. Tentu
saja
kegiatan
ini
dimaksudkan
sebagai
bentuk
dukungan
pendampingan atas prasarana yang telah disediakan oleh pemerintah saat ini dan disesuaikan dengan kondisi karakteristik dan kebutuhan desa.
5.8 Program Pembangunan Kawasan Hijau 1. Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES) – H1 Pada hampir semua kawasan penambangan, perubahan bentang alam dan kondisi lingkungan selalu mengarah pada degradasi. Hal ini menjadi konsekuensi logis dari setiap usaha industri ekstraktif. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengurangi dampaknya agar laju kerusakan lingkungan tidak
terjadi
secara
cepat
sembari
terus
melakukan
upaya
untuk
merehabilitasi dan memanfaatkan lahan pasca tambang. Di hampir semua kawasan tambang di Bangka Belitung, perubahan lanskap terus terjadi dan ada kekhawatiran bahwa penduduk desa lama kelamaan tidak nyaman tinggal di kawasan tambang. Meski demikian, pembangunan kawasan hijau di desa dapat mengurangi persepsi buruk masyarakat tentang kerusakan lingkungan yang terus terjadi. Di beberapa tempat, cara warga merawat kawasan hijau adalah dengan mengelola hutan adat dengan prinsip pantang-larangnya. Sementara itu, di sisi lain usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penghijauan di kawasan bekas tambang. Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES) dimaksudkan
sebagai
bentuk
komitmen
49
perusahaan
untuk
tetap
menghadirkan kawasan hijau bagi penduduk desa. Model pembangunan kawasan hijau ini dapat dilakukan dalam bentuk penanaman pohon dan penetapan zonan hijau di batas-batas desa yang masih tersedia lahannya, dapat pula dilakukan dengan cara membangun sudut-sudu hijau berbentuk taman di desa yang bisa berfungsi secara edukatif dan rekreatif bagi warga. Pembangunan Kawasan Hijau ini tentu saja harus melibatkan peran aktif warga
karena
terkait
dengan
bagaimana
menjaga,
merawat,
dan
melestarikannya.
5.9 Program Peningkatan Akses Informasi dan Teknologi 1. Jaringan Internet Desa (JARINGNET-DES) – I1 Dunia kini adalah dunia teknologi informasi, bahkan dikenal dengan nama Era Revolusi 4,0 yang lengkap dengan maknanya mengenai penetrasi kemajuan teknologi dan informasi. Secara khusus dapat dilihat bahwa kebutuhan akan dunia online dan digitalisasi teknologi semakin tinggi. Setiap orang
memanfaatkan
jaringan
internet
untuk
berkomunikasi
melalui
perangkat komunikasi yang mereka miliki. Kondisi ini masih belum terfasilitasi dengan baik oleh pemerintah karena kebutuhan akan internet masih dibiayai secara personal. Kebutuhan akan biaya internet pun meningkat seiring dengan tingginya konsumsi terhadap kebutuhan handphone. Ironisnya, belum semua kawasan terjangkau dengan internet murah dan gratis. Di banyak desa, kebutuhan internet masih berbiaya mahal dan belum semua kawasan
aksesibel.
Padahal
seiring
dengan
kebutuhan
untuk
mempromosikan keunggulan produk dan tugas-tugas pemerintah desa, kebutuhan akan dunia internet semakin tinggi. Perusahaan seharusnya mengambil peran penting untuk menyediakan jaringan
internet
desa
yang
dapat
50
dimanfaat
oleh
warga.
Model
penyediaannya dapat menggunakan sudut tertentu di setiap desa (internet corner). Bagaimanapun kawasan tambang tidak semestinya identik dengan ketertinggalan informasi. Internet desa dengan demikian menjadi kegiatan penting dalam upaya mendorong kemajuan desa.
2. Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES) – I2 Problem hampir semua desa adalah kemampuan untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Meskipun desa memiliki produk unggulan dan khas, namun jika tidak disertai dengan promosi dan sosialisasi yang baik tidak akan cepat berkembang sebagai produk yang dicari oleh publik. Promosi dengan demikian memegang peranan sangat penting. Di era digital saat ini dimana teknologi menjadi salah satu andalan dalam bertransaksi dan mencari informasi, promosi melalui berbagai media efektif menjadi faktor penentu. Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES) adalah program yang dikemas oleh perusahaan untuk menjawab kebutuhan masyarakat desa melalui pemasaran yang tersebar secara massif. Bagaimanapun sosialisasi dan promosi melalui media fisik seperti baliho, leaflet, spanduk, dan sebagainya sudah tidak efektif
lagi. DIGPRO-DES dengan demikian menjawab
kebutuhan ini. Bagaimana caranya? Perusahaan dapat mengawalinya dengan melatih beberapa orang sebagai pilot project, lalu diperluas dengan pengembangan melalui tenaga-tenaga trampil. Cara yang lebih mudah adalah dengan melakukan pelatihan dan pembekalan kepada para pengembang UMKM untuk memasarkan produk secara digital. Meski demikian, perusahaan harus mampu menyediakan fasilitas yang memadai, antara lain berlangganan domain website. Selain itu, perusahaan juga dapat menunjuk tim khusus
51
untuk membantu warga desa dalam memasarkan produk unggulan mereka secara digital. Digitalisasi ini harus berjalan beriringan dengan pembinaan UMKM sehingga antara produk yan dihasilkan dengan promosi yang dibangun bisa sejalan. Berkenaan dengan hal tersebut, perusahaan mendorong digitalisasi produk setelah pendampingan terhadap produk unggulan desa berjalan.
52
Tabel 2. Matrik Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, Kode, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Kode
Program Prioritas
No
Kegiatan Prioritas
Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang Meningkatnya
Meningkatkan
Peningkatan akses
kesempatan
partisipasi sekolah
pelayanan pendidikan
pendidikan bagi
masyarakat
masyarakat sekitar
Meningkatkan kualitas
Peningkatan mutu layanan
tambang
pelayanan pendidikan
pendidikan
A
Program Peningkatan
1
Layanan Pendidikan
Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESANDES)
2
Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULIT-
bagi masyarakat
DES) 3
Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES)
Meningkatnya
Meningkatkan kualitas
Peningkatan pelayanan
pembangunan
kesehatan
kesehatan masyarakat
kesehatan bagi
masyarakat
B
Program Pelayanan
1
Kesehatan
Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJA-DES)
masyarakat sekitar
2
tambang
Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV)
Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan Meningkatnya
Meningkatkan
Penciptaan kawasan
pengembangan
pengembangan
wisata potensial
pembangunan
pembangunan
C
Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat
53
1
Pengembangan Desa Wisata (BANG DEWI)
pariwisata dan sektor
pariwisata berbasis
perikanan
potensi desa Meningkatkan
Peningkatan produksi,
2
produksi dan
kualitas, produktifitas, dan
perikanan desa
pengelolaan hasil
pemasaran serta
(BUDIKAN-DES)
perikanan
kerjasama industri
tangkap serta
perikanan
3
Pengembangan budidaya
Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa
perikanan
(BUNTER-DES)
budidaya Meningkatnya
Meningkatkan
Peningkatan dan
4
perekonomian desa
sumber daya produksi
pengembangan potensi
Unggulan Desa
melalui produk lokal
dan pemasaran
sumber daya ekonomi
(PRUNGGU-DES)
produk lokal
desa
5
Pengembangan Produk
Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-
Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat Meningkatnya
Meningkatkan
Peningkatan,
D
pengembangan
eksistensi kesenian
pemeliharaan dan
Pengembangan
budaya dan olahraga
budaya dan olahraga
budaya dan pemajuan
pembangunan sarana dan
Kearifan Lokal
desa (SIBOLGA-DES)
bidang olahraga
prasarana pengembangan budaya dan keolahragaan
54
Program
1
2
Bantuan Inventaris seni
Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah
Ibadah Desa (RUIDAHDES) Terdokumentasinya
Studi dan penyusunan Peningkatan profil desa
Sejarah, profil dan
sejarah, profil desa
pemetaan berbasis
dan pemetaan
E
dan pemetaan
Program Penguatan
1
Identitas Desa
Kajian identitas desa (KAIDA)
rumah tangga Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat Meningkatnya
Pembentukan dan
Peningkatan kualitas
kesadaran
pemberdayaan
kesadaran wisata
masyarakat akan
kelompok sadar
wisata dan kenakalan
wisata
F
Program
1
Pembentukan dan
Pemberdayaan
pemberdayaan Kelompok
komunitas
Sadar Wisata Desa (POKDARWIS-DES)
remaja serta anti narkoba Pembentukan dan
Peningkatan kualitas dan
pemberdayaan
produktivitas remaja
2
Pengembangan Komunitas Wirausaha
kelompok remaja
Muda Desa (KWM-DES)
Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM Meningkatnya
Meningkatkan
Peningkatan,
pemenuhan
ketersediaan
pemeliharaan dan
infrastruktur
infrastuktur budaya
pembangunan
pengembangan
infrastruktur budaya
55
G
Program Pembangunan Infrastruktur Desa
1
Pembangunan Balai Budaya Desa (BB-DES)
potensi
Meningkatkan
Peningkatan,
2
desa
ketersediaan
pemeliharaan dan
infrastuktur ekonomi
pembangunan
Pembangunan Galeri Desa
infrastruktur ekonomi desa Meningkatkan fasilitas
Peningkatan ketersediaan
3
Pembangunan Prasarana
pelayanan publik
fasilitas pendukung
Pendukung Pelayanan
pelayanan publik
Publik Desa (PRAYANLIK-DES)
Meningkatnya kualitas
Meningkatkan
Peningkatan
H
lingkungan hidup
pengendalian
penyelenggaraan
Terhadap kerusakan
perlindungan dan
lingkungan
pengelolaan
Program Pembangunan
1
Kawasan Hijau
Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES)
lingkungan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatnya
Meningkatkan
Peningkatan,
I
penguasaan teknologi
ketersediaan akses
pemeliharaan dan
Akses Informasi dan
informasi
teknologi informasi
pembangunan jaringan
Teknologi
internet desa
Program Peningkatan
1
Jaringan Internet Desa (JARINGNET-DES)
2
Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES)
56
Tabel 3. Program dan Kegiatan Prioritas di Sekitar Wilayah Penambangan Kabupaten/Kota Kecamatan
Desa
Gambaran Umum Desa/Kelurahan
Penambangan
Program dan Kegiatan Prioritas
Bangka
Belinyu
Desa Gunung
Wilayah
Desa
Gunung
Muda
secara Timah, Kaolin,
C2, C3,
Muda
geografis terdiri atas daratan terluas di Smelter Timah
D1, D2,
Kecamatan Belinyu dan kepadatan penduduk
G3
terrendah. Potensi SDA relatif melimpah dengan
mayoritas
penduduk
bidang
pertambangan
rakyat,
bekerja
di
pertanian,
perkebunan sawit, dan buruh bangunan. Di salah satu dusunnya, Air Abik, terdapat masyarakat adat asli dengan entitas yang dikenal dengan nama Suku Lom yang masih menjalankan aturan adatnya. Perselisihan lahan khususnya polemik pengakuan hutan adat sering menjadi persoalan krusial di daerah ini. penetrasi pembukaan lahan untuk perkebunan sawit baik konsesi maupun perkebunan rakyat sangat massif dilakukan.
57
Desa Riding
Desa Riding Panjang Belinyu didominasi Timah, Smelter
A1, B1,
Panjang
wilayah daratan. Posisinya kurang lebih Timah
B2, C1,
berada di sentral wilayah kecamatan Belinyu.
C2, C3,
Penduduk mayoritas bekerja sebagai petani,
C5, D1,
buruh tani, sebagian penduduk masih ada
D2, G3
yang
bergantung
pada tambang rakyat,
sisanya bekerja sebagai nelayan atau buruh lainnya. Adat istiadat masih dipegang teguh, salah satunya adalah ritual Nuju Jerami di Dusun Kelapo. Beberapa dusun tercatat masuk kategori terpencil. Tingkat taraf hidup dan
tingkat
perekonomian
relatif
masih
rendah dengan sarana kesehatan dan akses jalan yang belum baik. Selain timah, desa ini juga memiliki kandungan bauksit. Namun
di daerah ini terdapat 1 (satu)
bangunan Rumah Sakit tipe C dan sarana yang
banyak
terpusat
di
dusun
Riding
Panjang. Namun demikian, dengan posisi strategisnya desa ini diproyeksikan menjadi pusat pengembangan wilayah Bangka di
58
bagian utara. Desa Lumut,
Desa Lumut masuk dalam kategori desa di Timah, Smelter
A1.B2,C3,
Kec. Belinyu
wilayah
C3,G3
pedalaman.
Berbatasan
dengan Timah
Kecamatan Riau Silip, wilayahnya terdiri dari daratan berbukit dan sungai. Terletak di kaki Bukit Maras, wilayah ini memiliki catatan sejarah tua yang unik. Terdapat sebuah dusun etnis tionghoa Hakka asli yang dikenal dengan Kampung Wisata Gedong. Selain menyimpan cadangan timah yang masih potensial, UMKM terutama bidang makanan olahan hasil laut khas Bangka juga berkembang pesat sejak lama di daerah ini. Selain
penambang,
penduduknya
yang
didominasi etnis Tionghoa banyak yang bekerja di sektor jasa, perkebunan lada dan sawit, nelayan, dan UMKM. Desa Lumut juga menerima alokasi dana desa terbesar seKecamatan Belinyu. Daerah
Daerah simpang Lumut secara administratif Timah, Smelter
Simpang Lumut
masuk ke dalam wilayah Desa Lumut. Timah
59
, Kec. Belinyu
Kawasan ini berkembang menjadi daerah pusat ekonomi baru di Kecamatan Belinyu karena posisinya yang menjadi persimpangan hub ke wilayah kabupaten lainnya.
Kelurahan Bukit
Kelurahan Bukit Ketok memiliki penduduk Timah, Smelter
C2,C3,B1
Ketok, Kec.
terbanyak dan terpadat kedua di Kecamatan Timah
,G3
Belinyu
Belinyu. Wilayahnya terdiri dari sebagian wilayah daratan dan sebagian lautan. Sejak 2016 telah dimekarkan menjadi 2 kelurahan baru yakni Kelurahan Romodong Indah dan Air Asam. Terdapat 2 wisata pantai yakni pantai Romodong dan Penyusuk. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan dan penambang timah.
Kelurahan
C1,G1,G3
Romodong Indah Kelurahan Air
C2,C3,G3
Asam Laut Cupat
Daerah
ini
Penyusuk, Kec.
Kelurahan Bukit Ketok dan Air Jukung Timah
60
beririsan
dengan
wilayah Timah, Smelter
Belinyu
Belinyu yang berhadapan dengan tanjung Bakit di sisi Parit Tiga. Atau saat ini lebih tepatnya
langsung
Kelurahan
masuk
Mantung.
ke
Kelurahan
wilayah Mantung
sendiri berada di wilayah pesisir Teluk Kelabat.
Menjadi
sentra
pengembangan
industri dan pelabuhan yang sangat potensial karena memiliki pelabuhan besar alami yang langsung
berhadapan
dan
berhubunga
dengan lalu lintas Laut China Selatan. Selain itu,
pesisir
menyediakan
dan
hutan
potensi
bakaunya
hasil
laut
nya yang
melimpah seperti siput, kerang, kepiting dan sumber protein hewani lainnya.Kawasan ini pun sangat potensial untuk dikembangkan obyek wisata bahari. Mantung
C1,D1,G2 ,G3
Blok Penyusuk/
Blok Laut Tanjung Penyusuk secara langsung Timah dan
Laut Tanjung
berhubungan dengan Kelurahan Romodong ikutannya, Smelter
Penyusuk
Indah (Bukit Ketok)
61
Timah
Blok Bubus/
Blok Bubus beririsan dengan wilayah Laut Timah dan
Laut Bubus
Desa Bintet terutama Dusun Pesaren
ikutannya, Smelter Timah
Blok Mengkudu/
Blok Mengkudu setidaknya beririsan dengan Timah dan
Laut Tanjung
dua desa yakni Desa Bintet dan Desa ikutannya
Mengkudu
Gunung Pelawan Dusun Pejem
Desa Gunung
Wilayahnya terdiri daratan darat dan laut. Timah, Kaolin
A1, A2,
Pelawan
Wilayah laut terutama berada di Dusun
C3, G3
Pejem yang masyarakatnya didominasi oleh masyarakat adat Suku Lom. Banyak lahan pasca reklamasi PT Timah yang dirambah kembali
oleh
tambang
timah
Selebihnya ditanami dengan
rakyat.
perkebunan
sawit dan beberapa lahan ditanami lada. Potensi lautnya juga relatif besar, karena berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan. Sehingga tak heran jika mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, buruh tani di perkebunan sawit, nelayan, dan masih banyak yang bergantung pada penambangan timah.
62
Desa Pejem menjadi perhatian sendiri dalam kajian Bangka Utara dengan kekhasan adat Orang Lom-nya. Di wilayah ini juga mulai dikembangkan tambak udang berskala besar. Dusun Pejem juga masuk dalam bagian Geopark Tuing. Masyarakat dusun Pejem juga masih menggelar tradisi tahunan Nuju Jerami yang merupakan ritual pembersihan kampung dan syukuran hasil panen lading. Desa Bintet,
Desa Bintet berkarakter desa pesisir, karena Timah
C2,C3,F2,
Kec. Belinyu
memiliki
G3
pesisir
Penduduknya
pantai
didominasi
yang
panjang.
oleh
Nelayan.
Memiliki hasil perikanan yang melimpah terutama di perairan Pesaren. Banyak juga nelayan dari wilayah lain yang mencari ikan di wilayah ini. Wilayah ini termasuk daerah pedalaman, karena akses tempuh ke dusundusun di sekitarnya tergolong jauhdari pusat kecamatan dengan sarana dan prasarana transportasi yang belum terlalu bagus. Desa Bubus,
Dusun Bubus saat ini menjadi bagian dari Timah
63
Kec. Belinyu
Kelurahan Romodong Indah hasil pemekaran Kelurahan Bukit Ketok tahun 2016. Lahannya banyak berstatus Hutan Produksi. Sejatinya masyarakat
Bubus
bermata
pencaharian
sebagai Nelayan. Namun dengan banyaknya cadangan timah di wilayah ini, maka banyak pula kemudian penduduk yang beralih profesi menjadi penambang timah rakyat. Sarana prasarana relatif masih terbatas, meskipun di Dusun ini terdapat tambatan perahu Nelayan. Daerah Sungai
Sungai Lumut melingkupi banyak wilayah Timah
Lumut, Kec.
desa, salah satu terdekat adalah Desa Lumut
Belinyu
Kecamatan
Belinyu.
Sungai
Lumut
merupakan salah satu DAS besar di Pulau Bangka wilayah
yakni
DAS
sungai
Perimping. konservasi
Menjadi dengan
keanekaragaman biota dan hasil sungai yang dimanfaatkan
oleh
penduduk
sekitar.
Beberapa tahun terakhir, wilayah ini juga tak luput dari sasaran TI Apung yang dikelola oleh
masyarakat
64
dari
berbagai
daerah,
bahkan dari luar Bangka. Daerah Sungai
Sungai Simping berada di sekitar wilayah
Simping, Kec.
padang
Belinyu
Beberapa tahun terakhir daerah ini memang
lalang,
Kelurahan
Air
Timah
Jukung.
banyak yang dirambah pertambangan timah. Penduduknya mayoritas bekerja di sektor tambang
atau
karyawan
perusahaan
tambang timah dan pegawai bidang lainnya. Daerah Sungai
Aliran Sungai Sembuang terdapat di wilayah Timah
Sembuang, Kec. Kecamatan Belinyu dengan panjang sekitar Belinyu
5000 m. Kondisinya saat ini banyak terdapat bekas penambangan timah.
Daerah Air
Daerah Air Parak merupakan salah satu DAS Timah
Parak, Kec.
yang ada di Kecamatan Belinyu.
Belinyu Daerah Laut
Daerah Laut Sungai Belinyu secara umum Timah
Sungai Belinyu,
dekat dengan wilayah kelurahan Kuto Panji
Kec. Belinyu
dan Air Jukung. Aliran sungai bermuara ke Sungai Berok atau Teluk Kelabat yang terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah sebagai sumber protein hewani yang tinggi.
65
Namun demikian daerah ini juga memiliki cadangan mineral timah yang juga melimpah. Penduduknya nelayan.
banyak
Sektor
jasa
bekerja dan
sebagai
UMKM
juga
berkembang pesat sejak lama di daerah ini. Kuto Panji
A1,F2,G1, G3
Daerah
Desa Pugul berkarakter wilayah daratan Timah
A1,A2,A3,
A.Pugul/Kayu
berposisi di . Penduduknya banyak yang
B1,B2,C2,
Arang, Kec.
berprofesi sebagai petani terutama Lada,
C3,C4,C5
Belinyu
karet,
boom
,D1,D2,E
mayoritas
1,F2,G1,
dan
Tambang
Kelapa Rakyat,
Sawit.
Ketika
hampir
warganya ikut beralih menjadi penambang juga. Daerah Laut
Laut Tanjung Terentang berada di antara Timah
Tanjung
Laut
Terentang, Kec.
Wilayah ini masih termasuk ke dalam wilayah
Belinyu
administrasi Kelurahan Romodong Indah dan
Putat
sampai
dengan
Romodong.
Desa Bintet sampai ke wilayah Teluk Kelabat. Laut Pesaren,
Laut Pesaren masuk ke Dalam wilayah Desa Timah
Kec. Belinyu
Bintet
66
H1,I1,I1
Laut Pejem,
Laut Pejem masuk ke dalam wilayah Dusun Timah
Kec. Belinyu
Pejem Desa Gunung Pelawan
Laut Danta,
Laut Dante terdekat dengan wilayah desa
Kec. Belinyu
Riding Panjang. Pulau ini sering menjadi
Timah
persinggahan para nelayan yang melaut di seputaran Laut Penyusuk-Pesaren-Tuing. Laut Sungai
Sama dengan di atas
Timah
Sama dengan di atas
Timah
Belinyu, Kec. Belinyu Laut Simping, Kec. Belinyu
Riau Silip
Desa Mapur,
Desa Mapur juga terkenal sebagai basis suku Timah, Pasir
A1,A3,C1,
Kec. Riau Silip
Orang Lom yang masih sebagai masyarakat
Kuarsa, Smelter
C2,C3,C4
adat pedalaman seperti yang terdapat di Aik
Timah
,C5,D1,D
Abik dan Pejem. Wilayah ini masuk kawasan
2,E1,F1,G
perhutanan. Kepadatan penduduk terrendah
1,G2,H1,I
se Kecamatan Riau Silip. Masyarakat aslinya
1,I2
banyak yang berprofesi sebagai petani kebun dan lading. Saat ini wilayahnya banyak dirambah
perkebunan
perusahaan.
67
Selain
itu
sawit
milik
tidak
sedikit
penduduknya
yang
bekerja
sebagai
penambang timah dan pasir. Daerah ini dulunya relatif terisolor karena akses jalan yang masih sangat minim. Desa Cit, Kec.
Desa Cit berbatasan dengan Deniang dan Timah dan
Riau Silip, Kab.
Mapur. Penduduknya mayoritas berprofesi ikutannya, Smelter
Bangka
sebagai Petani Lada dan beberapa karet dan Timah sawit.
Penambang
alternatif
mata
Timah
juga
pencaharian
menjadi
mengingat
daerah ini memiliki cadangan timah yang tersebar
pada
beberapa
wilayah.
Meski
memiliki sedikit wilayah pantai, namun tidak banyak warga yang memilih menjadi nelayan. Laut Deniang,
Laut Deniang masuk ke dalam Desa Deniang Timah, Smelter
Kec. Riau Silip
dan beririsan dengan laut Tuing.
Laut Bedukang,
Dusun Bedukang masuk dalam teritori Desa Timah, Smelter
Bedukang Kec.
Deniang. Dusun ini berkarakter pesisir dan Timah
Riau Silip
sebagai bagian dari rangkaian
Timah
pesisir Aik
Antu, Pulau Tiga, Deniang, dan Tuing. Blok Tuing /
Blok
Tuing
Laut Tanjung
tangkap nelayan di depan Tanjung Tuing.
68
beririsan
dengan
kawasan Timah dan ikutannya
Tuing Blok Punggur/
Blok Punggur setidaknya melingkupi dua Timah dan
Laut Tanjung
wilayah administratif, yakni Desa Deniang ikutannya
Punggur
dan Dusun Tuing Desa Mapur, Kecamatan Riau Silip.
Desa Bedukang, -
Timah
Kec. Riau Silip Desa Riau Silip,
Desa Riau dan Desa Silip
Timah
Kec. Riau silip Pangkal Niur
A1,A2,A3, B1,B2,C1, C2,C3,C4 ,C5,D1,D 2,E1,F1,F 2,G1,G2, H1,I1,I2
Desa Deniang,
Desa Deniang memiliki wilayah daratan Timah
Kec. Riau Silip
terluas se Kecamatan Riau Silip. Berbanding terbalik
dengan
jumlah
penduduk
yang
sangat sedikit dan tersebar, maka kepadatan
69
penduduk wilayah ini sangat kecil. Terdiri dari multi
etnis
termasuk
dengan
warga
pendatang, kehidupan masyarakat Deniang berlangsung
cukup
harmonis.
Profesi
warganya didominasi oleh Nelayan terutama nelayan tradisional. Sebagian lainnya menjadi petani
atau
buruh
bangunan.
Tanaman
perkebunan yang banyak ditanam adalah kelapa sawit, kelapa, dan lada. Wilayah Deniang
terkenal
berkumpulnya
para
sebagai nelayan
tempat tradisional
sekaligus pendaratan ikan di pesisir timur pulau Bangka. Desa Riau, Kec.
Desa Riau fokus pada sentra pengembangan Timah
C1,C2,C3
Riau
pertanian. Mayoritas penduduknya adalah
,D2,F1,G
petani.
3,H1,I1
Desa Silip, Kec.
Desa Silip berkarakter daratan dengan bukit Timah
A1,B2,C1,
Riau Silip, Kab
dan hutan. Mayoritas penduduknya berprofesi
C2,C3,C4
Bangka
sebagai petani. Namun seperti daerah di Riau
,C5,D1,D
Silip dan Belinyu lainnya, wilayah ini juga
2,E1,F1,F
ditambang karena memiliki cadangan mineral
2,G1,H1,I
70
timah yang melimpah sejak lama. Selain timah, kuarsa dan batu granit/alam banyak tersedia di daerah ini. Desa ini menjadi pusat pemerintahan kecamatan Riau Silip. Daerah
Sungai Mapur/Mendulang terdapat di Desa Timah
S.Mapur/Mendul
Mapur.
ang, Kec. Riau Silip Daerah Sungai
Sungai Deniang dominan masuk ke kawasan Timah
Deniang, Kec.
Desa Deniang
Riau Silip Laut Tanjung
Laut Tanjung Batu terletak di wilayah Desa Timah
Batu, Kec. Riau
Lumut yang merupakan satu aliran besar
Silip
dengan DAS Perimping ke arah Teluk Kelabat
Laut Bedukang
Laut Bedukang Matras adalah bentangan Timah
Matras, Kec.
pesisir dan wilayah laut yang melingkupi
Riau Silip
perairan
desa
Deniang
dan
Kelurahan
Matras. Di wilayah ini aktifitas masyarakat didominasi
oleh
nelayan
tangkap
dari
berbagai wilayah yang ada di Pulau Bangka
71
1,I2
dan sekitarnya. Sungailiat
Kelurahan Parit
Kelurahan Parit Padang berada di Ibukota Timah, Smelter
Padang, Kec.
Kabupaten
Sungailiat
Sungailiat. Tidak memiliki wilayah pesisir, namun
Bangka
karakter
bercorak
wilayah geografisnya
penambangan
perkotaan Timah memang
timah
secara
dominan. Penduduknya banyak yang bekerja di
bidang
jasa,
perdagangan,
pegawai
perkantoran. Kelurahan Sinar
Kelurahan Sinar Baru wilayah yang berkontur Timah
A2, B1,
Baru, Kec.
perbukitan.
yang
C2, C3,
Sungailiat
bekerja
nelayan
D1, D2,
Penduduknya
sebagai
petani
banyak dan
tradisional. Posisinya yang berada di tengah jalur
lintas
Pangkalpinang
Belinyu
H1
dan
penyangga Kota Sungailiat, menyebabkan tidak banyak karakter khas yang mencirikan wilayah ini. pertanian sawit dan lada menjadi pokok aktivitas utama warga dan sedang dikembangkan usaha pertanian ubi kasesa. Kelurahan
Penduduk di Kelurahan Kenanga banyak Timah
B1, B2,
Kenanga, Kec.
yang berprofesi sebagai nelayan, disamping
C2, C3,
72
Sungailiat
menjadi
pegawai,
buruh,
dan
variasi
G3
pekerjaan lainnya. Wilayahnya berbatasan langsung dengan desa pesisir Rebo. Di Kelurahan
Kenanga
terdapat
sebuah
kawasan industri seperti smelter, pabrik ubi kasesa, industri sedang dan kecil seperti UMKM
makanan
dan
lainnya.
Namun
tanahnya juga terkandung banyak cadangan timah yang masih dieksplorasi sampai saat ini. Terdiri
dari
masyarakat
yang
multietnis,
masyarakat Kenanga hidup dalam suasana yang harmonis dan toleran. Lebaran 1 Muharram dan Sembahyang Rebut menjadi sedikit contoh even besar keagamaan yang dilangsungkan di wilayah ini. Memiliki wilayah terluas se Kecamatan Sungailiat dengan kepadatan penduduk yang relatif jarang dan menjadi salah satu daerah pengembangan kota. Kelurahan
Penduduk di Kelurahan Kuday didominasi Timah
73
A1, B1,
Kudai, Kec.
oleh etnis Tionghoa. Masyarakatnya banyak
Sungailiat
yang bekerja sebagai pedagang, peternak,
G3
dan sektor jasa. Wilayahnya relatif tidak terlalu luas dengan kepadatan yang tinggi. Wilayah ini bercorak daerah hunian pinggiran kota pada umumnya. Menjadi hub menuju ke daerah-daerah penting lainnya. Beberapa industri dan UMKM ditemukan di Wilayah ini. Desa Rebo,
Rebo
merupakan
Kec. Sungailiat
Kecamatan terluas
satu-satunya
Sungailiat.
ketiga
desa
Memiliki
sekecamatan
di Timah
wilayah dengan
penduduk yang relatif sedikit. Daerahnya berkontur daratan, perbukita, dan pesisir. Penduduknya dominan berprofesi sebagai nelayan, baik sebagai bos, nelayan jauh, maupun
nelayan
dijadikan
tempat
tradisional. pendaratan
Pantainya ikan
yang
terkenal di Bangka. Memiliki pesisir pantai yang indah dan menjadi daerah tujuan wisata, namun juga tumpang tindih dengan penambangan timah baik di pesisir maupun
74
C2, C3, D2, G3
blok lautnya. Pertanian banyak didomiasi oleh kebun kelapa sawit, kelapa, sayuran, dan coklat. Banyak juga dijumpai peternakan babi dan ayam. Rebo menjadi wilayah yang strategis selain karena wilayahnya yang luas dan subur, industri dan UMKM yang banyak bertumbuh, cadangan timah baik di darat maupun di lautnya yang melimpah juga menjadikan daerah
ini
sebagai
primadona
aktivitas
ekonomi. Laut Air
Laut Air Kantung masuk dalam wilayah Timah
Kantung, Kec.
Kelurahan
Sungailiat
Menjadi kawasan industri PT Timah, Tbk sejak
Sungailiat,Jelitik,
lama,
kawasan
dan
laut
ini
Matras. telah
dieksplorasi timahnya sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Terdapat muara masuk ke Pelabuhan Perikanan dan perkampungan Nelayan. Di pesisirnya berdiri banyak Industri terutama terkait dengan timah serta kampus Polman Negeri Bangka Belitung. Sedangkan
75
di sisi utaranya terdapat kawasan wisata Matras yang menjadi tujuan wisata favorit di Bangka Belitung. Selain sekitar
sebagai wilayah
Nelayan, laut
masyarakat ini
di
berkarakter
masyarakat perkotaan. Matras
A1, A2, A3, B1, C1, C2, C3, C4, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1
Blok Rebo/ Laut
Blok Rebo masuk ke dalam wilayah Desa
Timah dan
Rebo
Rebo.
ikutannya
Blok
Blok Layang
Timah dan
Layang/Laut
ikutannya
Tanjung Layang Blok Bedaun/
Blok Tanjung Bedaun masuk ke dalam Timah dan
76
Laut Tanjung
wilayah Kelurahan Matras. Kelurahan Matras ikutannya
Bedaun
berkarakter desa pesisir. Di wilayah ini penduduknya
didominasi
oleh
Nelayan
tradisional dan petani. Kawasan matras adalah kawasan Pariwisata. Banyak objek Wisata di pesisir pantai ini seperti pantai, Resort,
restoran,
pendaratan
ikan,
konservasi, dan sebagainya. Desa Rebo -
Dusun Batu Ampar masuk ke dalam wilayah Timah
Desa Batu
Desa Rebo
Ampar, Kec. Sungailiat Desa Sungailiat,
Sama dengan desa Parit Padang
Timah
Kel. Parit Padang Jelitik
A2, B1, B2, C1, C2, C4, D1, D2, F1, F2, G1, G2,
77
G3, H1, Lintas Kab.
Timah dan
Bangka – Kab.
ikutannya
Bateng Merawang
Desa Baturusa,
Desa Baturusa adalah salah satu Desa tertua Timah, Smelter
A3, C2,
Kec. Merawang
di Pulau Bangka, berada di tepi aliran DAS Timah
D1, D2,
Sungai Baturusa desa ini berkontur daratan
G3
berbukit dan rawa-rawa. Berada di antara 2 kota besar desa ini tumbuh lambat menjadi the between county. Penduduknya bekerja bervariasi
di
sektor
jasa,
perdagangan,
nelayan, bertani, dan sebagian menambang timah hingga saat ini. Desa Air Anyir &
Desa Air Anyir memiliki wilayah daratan, Timah, Smelter
Desa Riding
sungai,
Panjang, Kec.
Bangka. Penduduknya rata-rata berprofesi
Merawang
sebagai nelayan dan penambang. Menjadi
dan
pesisir
pantai
timur
Pulau Timah
bagian dari wilayah pengembangan Lintas Timur Bangka. Memiliki beberapa pantai yang indah dan hasil laut yang bervariasi. Terdapat beberapa industri dan sarana kesehatan
78
berskala besar. Air Anyir juga terkenal dengan hasil sayurannya yang menyuplai kebutuhan
sayuran
di
Pulau
Bangka.
Terdapat juga even tahunan Rebo Kasan yang fenomenal sehingga desa ini potensial dikembangkan menjadi desa wisata. Sedangkan Desa Riding Panjang berada lebih dalam ke tengah, di lintasan antara Sungailiat
dan
Pangkalpinang.
beberapa
wilayah
yang
Memiliki
sejak
lama
dieksploitasi cadangan timahnya. Namun sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani. Desa ini juga menjadi salah satu sentra pertanian dan sayuran. Desa Jurung
Desa
Jurung
adalah
salah
satu
desa Timah, Granit
B2, C2,
tambang tertua dalam sejarah pertimahan
C3, F2,
Pulau Bangka. Mayoritas warganya beretnis
G3, I1
Melayu dan Tionghoa. Mata Pencaharian penduduk di bidang pertanian, peternakan, dan penambang timah.
79
Desa Air Anyir,
Desa Air Anyir memiliki wilayah daratan, Timah
A1, A3,
Kec. Merawang
sungai,
Pulau
B1, B2,
Bangka. Penduduknya rata-rata berprofesi
C1, C2,
sebagai nelayan dan penambang. Menjadi
C3, C4,
bagian dari wilayah pengembangan Lintas
C5, D1,
Timur Bangka. Memiliki beberapa pantai yang
E1, F1,
indah dan hasil laut yang bervariasi. Terdapat
F2, G2,
beberapa industri dan sarana kesehatan
G3, H1,
berskala besar. Air Anyir juga terkenal
I1, I2
dan
pesisir
pantai
timur
dengan hasil sayurannya yang menyuplai kebutuhan
sayuran
di
Pulau
Bangka.
Terdapat juga even tahunan Rebo Kasan yang fenomenal sehingga desa ini potensial dikembangkan menjadi desa wisata. Desa
Desa Merawang terkenal sebagai salah satu Timah
Merawang, Kec.
pusat pengelolaan tambang timah sejak
Merawang
berratus tahun yang lalu. Memiliki beberapa dusun yang didominasi etnis Tionghoa yang rata-rata bekerja sebagai penambang timah, pedagang, peternak, petani, dan sektor jasa lainnya.
Memiliki
80
cadangan
timah
yang
melimpah
yang
sebagian
besar
telah
ditambang dan direklamasi. Saat ini banyak penduduknya yang berkebun kelapa sawit dan
coklat
dan
mulai
banyak
warga
pendatang yang menetap dan berdomisili di beberapa dusunnya. Desa
Desa
Sunghin/Dwi
Makmur
menjadi Timah
Sunghin/Dwi
penghubung akses ke beberapa wilayah
Makmur, Kec.
penting di Kabupaten Bangka. Sejak dulu
Merawang
terkenal sebagai pusat perdagangan. Saat ini penduduknya berkembang pesat menyusul dengan banyaknya tambang timah yang beroperasi beberapa waktu yang lalu. Di dusun Air Jangkangnya terdapat proyek percontohan reklamasi lahan pasca tambang yang sukses menjadi wilayah pertanian dan perikanan. Desanya berkualifikasi desa maju dengan ketersediaan sarana dan prasarana publik
yang
memadai.
Banyak
terdapat
rumah makan dan UMKM yang tumbuh dengan baik.
81
Laut Air Anyer,
Laut Air Anyer masuk ke dalam wilayah Desa Timah
Kec. Merawang
Air Anyer dengan bentangan pesisir yang luas dan panjang serta langsung berbatasan dengan wilayah pesisir Kota Pangkalpinang pada laut Pasir Padi dan DAS sungai Baturusa. Juga laut Rebo di sisi utaranya.
Pemali
Desa
Desa Penyamun secara geografis berada di Timah
A1,B1,D1,
Penyamun, Kec.
tengah daratan pulau. Mata pencaharian
F2,G3,I1
Pemali
masyarakat
banyak
menjadi
petani
dan
penambang timah yang sudah dieksploitasi sejak zaman dahulu. Desa ini memiliki karakter islami yang kuat. Desa Penyamun memiliki
wilayah
Kecamatan
yang
Pemali
paling
dengan
luas
di
kepadatan
penduduk yang sangat jarang/kecil. Pemali
A1,C1,C2 ,C3,D1,G 1,G3
Air Ruai
C3,D2,F2, G2,G3,I2
Desa Air Duren,
Desa
Air
Duren
82
merupakan
daerah Timah
C2,C3,D1
Kec. Pemali
pertengahan. Masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai petani dan peternak. Namun juga memiliki cadangan timah yang sudah banyak dieksploitasi. Didominasi oleh etnis Tionghoa yang banyak menggelar even budaya Cina. Etnis kedua terbesar adalah perkampungan
Madura
yang
banyak
berprofesi sebagai peternak 83apid an petani kelapa sawit. Sedangkan warga pendatang dari suku jawa banyak yang berprofesi sebagai penambang dan petani. Memiliki banyak UMKM dan rintisan BUMDes yang berkembang dengan baik di bidang usaha penyewaan tenda, organ tunggal, kursi, gallon isi ulang, pencucian motor, dan sablon. Selain itu produk desa unggulannya adalah sagu
rarut,
sedangkan
masyarakatnya
mengembangkan jamu toga. Desa Pohin,
Dusun Pohin Masuk ke dalam wilayah Air Timah
Kec. Pemali
Duren
Desa Mentabak,
Dusun Mentabak masuk ke dalam teritori Timah
83
,G3
Kec. Pemali
Desa Penyamun. Dusun Mentabak dan Tutut sebagian besar adalah bekas penambangan timah oleh PT Timah, Tbk yang sudah direklamasi dengan tanaman produktif dan budidaya perikanan.
Puding
Desa Kayubesi,
Desa Kayu Besi terkenal dilintasi oleh aliran Timah
Besar
Kec. Puding
sungai Kayu Besi yang fenomenal. Beberapa
Besar
waktu
terakhir,
bencana
banjir
sering
melanda beberapa dusun di desa ini. Saat ini wilayahnya
banyak
dikelilingi
oleh
perkebunan sawit baik milik perusahaan maupun milik rakyat. Beberapa lahan juga dikembangkan untuk fungsi cetak sawah. Sektor pertanian dan perkebunan menjadi tumpuan pencaharian utama masyarakatnya. Mendo
Desa Air Buluh,
Air Buluh merupakan sebuah desa yang Timah, Smelter
A1,C3,G3
Barat
Kec. Mendo
terletak di daerah dalam kecamatan Mendo Timah
,H1
Barat
Barat dan memiliki posisi yang strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah Pangkalpinang dan Bangka Tengah. Memiliki berbagai rintisan UMKM dengan berbagai
84
produk unggulan. Mayoritas penduduknya berprofesi
sebagai
petani
dan
buruh.
Masyarakatnya memiliki partisipasi sosial dan politik yang tinggi. Tingkat kejahteraan relatif belum sejahtera secara merata. Desa Petaling,
Desa Petaling tumbuh dan berkembang Timah
Kec. Mendo
menjadi
Barat
kecamatan. terlalu
desa
besar
sebagai
pusat
Memiliki wilayah yang
luas
dengan
tidak
pengembangan
infrastruktur serta pertumbuhan sarana dan prasarana yang juga cepat. Menjadi wilayah satelit bagi Kota Pangkalpinang. Kepadatan penduduknya
dalam
kategorii
sedang.
Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani
terutama Karet dan Lada. Banyak
juga peternakan ayam di wilayah ini. Memiliki streotip wilayah yang agamis dan relijius. Desa Kace,
Desa Kace berbatasan langsung dengan Timah
A1,A2,B1,
Kec. Mendo
Kota Pangkalpinang. Sebaran penduduknya
C1,C2,D1
Barat
terpusat
,D2,F2,G
di
pinggiran
jalan
utama
Pangkalpinang-Muntok. Terdapat beberapa
85
3,I1
sentra
perkebunan
sayuran.
Pekerjaan
penduduknya bervariasi mulai dari petani, pegawai negeri dan swasta, penambang, peternak, pedagang, dan berbagai sektor lainnya.
Karakteristik
wilayahnya
adalah
satelit dan sasaran pengembangan wilayah perkotaan dan pemukiman. Laut Penagan,
Laut Penagan masuk ke dalam wilayah Desa Timah
Kec. Mendo
Penagan. Desa penagan memiliki kepadatan
barat
penduduk
tertinggi
se
Mendo
Barat.
Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan,
namun
sempat
beralih
profesi
menjadi penambang timah ketika boom timah berlangsung. Terdapat wilayah kepulauan yang berhadapan langsung dengan Sumatera daratan. Cadangan timahnya relatif tinggi. Banyak dikembangkan UMKM atau industri kecil pengolahan hasil laut. Di samping itu saat ini lahannya banyak yang telah ditanami dengan perkebunan kelapa sawit. Blok raya/ Laut
Laut Tanjung Raya juga menjadi bagian dari Timah dan
86
Tanjung Raya
wilayah Desa Penagan yang juga beririsan ikutannya dengan wilayah Laut Sungai Selan Bangka Tengah. Saat ini sedang dikembangkan menjadi
daerah
tujuan
wisata
dengan
optimalisasi hutan mangrovenya. Bakam
Desa Bukit
Wilayah Desa Bukit Layang
berkategori Timah dan Smelter
Layang, Kec.
daratan dengan konturnya yang berbukit- Timah
Bakam
bukit. Desa dengan entitas sejarah yang menarik ini berbatasan dekat dengan wilayah kecamatan Pemali dan Sungailiat. Memiliki aliran DAS Sungai Layang dengan potensi perairan yang melimpah. Sejak dulu sudah dikenal memiliki cadangan SDA terutama timah yang melimpah pula. Penduduknya sangat heterogen multi etnis dengan banyak simbol dan praktik toleransi yang
kuat
dan
mengakar.
Pertanian,
perkebunan terutama sawit, perikanan, dan beberapa lainnya pertambangan, menjadi bidang mata pencaharian utama di daerah ini. lahan pasca tambang sedang diusahakan
87
untuk menjadi lebih produktif. Kehadiran 2 (dua) Pabrik Kelapa Sawit di wilayah ini juga menjadi potensi penyangga pengembangan ekonomi kawasan yang strategis. Belitung Timur
Simpang
Desa Tanjung
Desa Tanjung Batu Itam merupakan Desa Pasir Kuarsa,
A1,A2,A3,
Pesak
Batu Itam
dengan karakteristik wilayah pesisir. Mata Tanah Liat
B1,C1,C2
pencaharian utama adalah Nelayan. Terdapat
,C3,D1,D
potensi wisata Batu Buyong, Pantai Batu
2,F1,F2,H
Lalang.
1
Desa Simpang
Desa Simpang Pesak wilayahnya berbentuk Timah, Pasir
Pesak
daratan dan juga pesisir. Sektor utama Kuarsa, Smelter pencaharian
penduduknya
adalah Timah
menambang, sebagian nelayan, berkebun. Desa Tanjung
Desa
Tanjung
Kelumpang
dengan Pasir Kuarsa
Kelumpang
karakteristik wilayah pesisir dimana sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan. Desa ini di kenal dengan tradisi adat Maras
Taun,
Atraksi
Lesong
Ketintong.Terdapat potensi wisata Pantai Punai,
Pantai
Pangkalan Limau.
88
Pulau
Pandan,
Pantai
Kelapa
Senyubuk,Ment
Desa Senyubuk merupakan Desa dengan Timah, Smelter
A1,A2,C1,
Kampit
awak,Mayang,P
karakteristik
C2,C3,C4
embaharuan
penduduknya adalah menambang, karyawan
,D1,D2,EI
dan air Kelik,
PT. Terdapat potensi wisata Kik Karak, Bukit
,F2,G3,I1,
Kec. Kelapa
Pangkuan, Open pit, Menara Stopen.
I2
Desa Mayang dengan wilayah daratan dan
A1,A2,A3,
juga
daratan.
Mata
Pencaharian Timah
Kampit pesisir.
Mata
pencaharian
B1,C1,C3
penduduknyaadalahbertoko,
menambang,
,C4,D1,D
wisata Pantai
2,E1,F1,I
berkebun.Terdapat
potensi
Sengaran, Pantai Pering.
Desa
Pembaharuan
1
Desa
A1,A2,A3,
dengan karakteristik wilayah daratan. Mata
C1,C2,C3
pencaharian penduduknya adalah karyawan
,C5,D1,D
PT, UMKM, nelayan.
2,H1,I1
Desa Air Kelik seluruhnya merupakan wilayah
A1,A2,C1,
daratan. Mata pencaharian penduduknya
C2,C3,C4
89
merupakan
adalah menambang.
,C5,D2,F1 ,F2,H1
Desa Buding,
Desa Buding dengan wilayahnya berbentuk Hematite
Kec. Kelapa
daratan. Mata pencaharian penduduknya
kampit
adalah menambang, karyawan PT. Terdapat potensi wisata Sumber Air Panas, Hutan Kerangas, Museum Istiqomah Buding.
Desa
Desa Mentawak merupakan Desa dengan Hematite
A2,A3,B1,
Mentawak, Kec.
karakteristik
Mata
B2,C1,C2
Kelapa Kampit
pencaharianpenduduknyaadalah
karyawan
,C3,C4,D
wilayahnya
daratan.
PT, menambang, kantor.
1,D2,F1,I 2
Gantung
Desa Lilangan
Desa Lilangan dengan karakteristik wilayah berbentuk
daratan.
Dikenal
Timah, Pasir
dengan Kuarsa/Bangunan,
tradisiadat Maras Taun. Mata pencaharian Smelter Timah utama
penduduknya
adalah
berkebun,
sebagian menambang, adanya usaha dari Desa yang dikenal dengan Kopi Lilangan. Terdapat
potensi
wisata
GunungTiong,
Makam Datuk Mayang Gresik. Desa
Desa
Limbongan
90
dengan
karakteristik Timah, Pasir
Limbongan
wilayah berbentuk daratan. Sama dengan Kuarsa, Tanah Liat Desa Lilangan yang mempunyai tradisiadat Maras Taun, Kisah Lanun asal muasal adanya
Lepat.
penduduknya
Mata
sebagian
pencaharian besar
adalah
menambang.Terdapat potensi wisata Gunung Lumut, Pusat Souvenir, Penginapan. Desa Lenggang
Desa Lenggang merupakan wilayah kawasan Timah, Pasir berbentuk
daratan.
penduduknya
Mata
beragam
pencaharian Kuarsa, Tanah Liat mulai
dari
menambang, pegawai Desa, UMKM, bertoko. Desa ini banyak terdapatpotensiwisata yang banyakdiminatiyaitu
Museum
RumahKeong BendunganPice,
Kata,
(DermagaKirana), KampoengAhok,
SD
Muhammadiyah, daerahbuper. Desa Jangkar
Desa Jangkar Asam merupakan daerah Timah, Pasir
Asam
dengan
karakterisktik
wilayah
berbentuk Kuarsa, Kaolin,
daratan. Mata pencaharian penduduknya Hematit, Smelter sebagian besar adalah menambang. Desa Selinsing,
Timah
Desa Selinsing merupakan Desa dengan Timah, Smelter
91
Kec. Gantung,
wilayah daratan dan juga pesisir. Mata Timah
Kab. Belitung
pencaharian
Timur.
menambang,
penduduknya Nelayan.
adalah
Terdapat
potensi
wisata Goa Gunung Selumar. Batu Penyu dan
Desa
Batu
Penyu
dengan
karakteristik Timah, Smelter
Jangkar Asam,
wilayah daratan dan juga pesisir. Mata Timah
Kec. Gantung
pencaharian
penduduknya
adalah
menambang, menanam padi yang dikenal dengan Nungal. Terdapat tradisi adat Maras Taun, Selamat Laut. Terdapat potensi wisata Pulau Ayam, Dermaga Pantai Gusong Cine. Kec. Gantung
Timah, Hematit
Desa Batu
Hematit
Penyu, Kec. Gantung Damar
Desa
Desa Mengkubang merupakan Desa dengan Timah, Besi,
Mengkubang,
wilayah
Kec. Damar
penduduknya adalah menambang. Terdapat
daratan.
Mata
pencaharian Smelter Timah
potensi wisata Pantai Batu Burok. Kec. Damar
Timah, Hematit
Desa Air Kelik,
Timah, Hematit
92
Kec. Damar Desa Burong
Desa Burong Mandi dengan karakteristik Timah
A1,A3,C1,
Mandi, Kec.
wilayah berbentuk pesisir, sector utama mata
C2,C3,C4
Damar
pencaharian penduduknya adalah nelayan,
,D2,F1,F2
sebagian kecil menambang dan berkebun.
,G3
Terdapat
potensi
wisata
Pantai
Burong
Mandi, Air Terjun DAM, Kelenteng DWI KWAN IN, Pantai Bukit Batu, Dermaga Malang Lepau. Desa
Desa Sukamandi merupakan Desa dengan Pasir Bangunan,
A1,C1,C2
Sukamandi
wilayah
,C3,D1,D
daratan.
Mata
pencaharian Ilmenit
penduduknya adatlah menambang, karyawan
2,E1,F1,F
PT, berkebun. Desa ini terdapat potensi
2,G1,G2
wisata PantaiTambak, tempat Cross bekas Tambang Timah. Dendang
Desa Nyuruk,
Desa Nyuruk dengan karakteristik wilayah
Kec. Dendang
berbentuk. Mata pencaharian penduduknya
Timah
adalah karyawan PT, berkebun. Terdapat potensi wisata Sukma Alam Simpang
Desa Lintang,
Desa Lintang dengan karakteristik wilayah Besi
Renggiang
Kec. Simpang
berbentuk
daratan.
93
Mata
pencaharian
Rengiang
penduduknya
adalah
berkebun,
bertani.
Terdapat potensi di Desa ini yaitu Tebat Rasaudi Sungai Lenggang. Renggiang
A1,B1,C1, C3,C4,C5 ,D1,F1,F2 ,G2,I1,I2
Manggar
Kec. Manggar
Timah
Desa Padang,
Desa Padang merupakan Desa dengan Timah
Kec. Manggar
wilayahnya
daratan.
Mata
pencaharian
penduduknya adalah bekerja kantor, buruh. Terdapat potensi wisata Pantai Mudong. Belitung Timur
Hematite
Air Madu dan
Desa Air Madu dengan karakteristik wilayah
Kelubi, Kec.
daratan. Mata pencaharian Penduduknya
Simpang
adalah berkebun.
Renggiang dan Manggar
Desa
Kelubi
merupakan
Desa
yang
karakteristik wilayahnya berbentuk daratan. Sektor
utama
penduduknya
94
mata adalah
pencaharian
pertanian.Terdapat
Hematite
potensi wisata di Desa ini adalah Gunong Bulongan. Belitung
Badau
Badau
Desa
Badau
merupakan
desa
dengan Timah, Kaolin,
A2, C1,
karakteristik daratan dan merupakan pusat Pasir Kuarsa,
C2, C3,
pemerintahan dari Kecamatan Badau. Sektor Smelter Timah
C4, D1,
utama
adalah
D2, F1,
pertambangan dan perkebunan. Di Desa
F2, G1,
Badau terdapat wisata alam Batu Mentas dan
H1, I1
pencaharian
pendudunya
Museum Kerajaan Badau serta terdapat kesenian Beripat Beregong. Desa Air Batu
Desa Air Batu Buding merupakan desa Timah, Smelter
Buding, Kec.
dengan karakteristik daratan dan hutan yang Timah
Badau
masih
banyak
.
Mayoritas
masyarakat
bermata pencaharian di sektor Perkebunan lada dan pertambangan. Di desa ini terdapat Lapangan Tembak AWS Buding . Desa ini terkenal dengan tradisi Nirok serta memiliki tempat wisata Lubang Nyalar. Desa Kacang
Desa Kacang Butor merupakan desa dengan Timah, Hematit
Butor, Kec.
karakteristik daratan. Memiliki tempat wisata
Badau
Gunung Tajam dan Pasar Rimba. Desa
95
Kacang Butor juga memiliki potensi utama perkebunan dan pertanian. Desa Cerucuk,
Desa Cerucuk merupakan desa dengan Timah
Kec. Badau
karakteristik wilayah daratan dan meliputi kawasan Sungai Cerucuk. Sebagian besar penduduk
bermata
pencaharian
pertambangan dan perkebunan, sebagian kecil sebagai nelayan. Desa Cerucuk memiliki wisata situs Kota Tanah Cerucuk. Desa Sungai
Desa Sungai Samak terdiri atas wilayah Pasir kuarsa,
A1, A2,
Samak
daratan,
C1, C2,
pesisir
Sebagian
Membalong
Membalong
dan
Tanah Liat
C3, C4,
pencaharian sebagai nelayan dan sebagian
D1, F1,
di sektor perkebunan. Di desa ini terdapat
F2, G1,
wisata pemandian Suci Indah dan Kampung
G2, G3,
Orange.
H1, I2
Membalong
wilayahnya
penduduk
sungai. bermata
Desa
besar
kawasan
sebagian
bebentuk
daratan.
besar Desa
atas Timah, Pasir ini
Bangunan
A1, A3, B1, C1,
merupakan pusat pemerintahan Kecamatan
C2, C3,
Membalong. Penduduk umumnya bekerja
C4, D1,
sebagai petani. Tradisi yang sangat khas dari
D2, F1,
96
desa
ini
ialah
Maras
Taun.
Terdapat
G2, H1
perkampungan trans di desa ini yaitu trans Rejosari dan Rejomulyo. Mentigi
Desa Mentigi ialah desa yang dekat dengan Timah, Kaolin,
A1, A2,
pesisir pantai Mawai. Desa ini memiliki Pasir Kuarsa,
A3, B1,
lapangan pasir putih yang biasa digunakan Pasir Bangunan,
C1, C2,
untuk
C3, C4,
perlombaan
balapan
dan
bumi Tanah Liat,
perkemahan. Mayoritas penduduk desai ini Smelter Timah
D1, E1,
bekerja
F1, F2, I2
sebagai
nelayan,
petani
dan
penambang. Padang Kandis
Desa
Padang
Kandis
merupakan
desa Kaolin, Pasir
dengan kawasan pesisir dan perbukitan.
Kuarsa, Pasir
C1, C2,
Umumnya
Bangunan, Tanah
C3, C4,
Liat
D1, F1,
masyarakat
bekerja
sebagai
nelayan dan petani. Desa ini memiliki objek
Lassar
A1, B2,
wisata unggulan yaitu Pantai Teluk Gembira
F2, G1,
dan Batu Baginde.
G2, H1, I1
Desa
Lassar
adalah
desa
dengan Timah, Smelter
A1, B2,
karakteristik wilayah daratan. Sektor utama Timah
C1, C2,
mata
C3, C5,
pencaharian
penduduk
pertambangan dan perkebunan.
ialah
D1, F1, F2, H1,
97
I1, I2 Bantan
Desa Bantan terdiri atas wilayah daratan dan Timah, Smelter
A1, A3,
daerah aliran Sungai Bantan. Sebagian besar Timah
B2, C1,
penduduk
C2, C4,
bekerja
sebagai
petani
dan
penambang.
D1, F1, F2, G2, H1, I2
Blok Sumedang/
Desa
Laut
Laut Pulau
dengan karakteristik wilayah pesisir karena ikutannya
Sumedang
berada
di
Sumedang tengah
merupakan
laut.
Perikanan
desa Timah dan dan
kelautan menjadi sektor utama dari mata pencaharian penduduk desa ini. Desa ini dikenal dengan terumbu karangnya yang eksotis. Desa Parang
Desa Parang Buloh merupakan wilayah Timah
Buloh, Kec.
dengan
Membalong
Sektor utama
karakteristik
daratan
perbukitan.
mata pencaharian penduduk
desa ini terkenal dengan perkebunan gula aren dan sebagiannya pertambangan. Desa Simpang
Desa
Rusa, Kec.
dengan
Simpang
Rusa
karakteristik
98
merupakan wilayah
desa Timah
perbukitan.
Membalong
Pertambangan dan Perkebunan merupakan sektor utama dari desa Simpang Rusa. Terdapat tempat wisata air terjun Linsun Kawai di desa ini.
Perpat
Desa Perpat adalah desa dengan daratan Pasir Bangunan
A2, C1,
dan pesisir.
Di desa Perepat terdapat
C3, C5,
perkampungan trans Karang Asem. Desa ini
D1, D2,
memiliki wisata air terjun Gunung Kubin yang
F2, G2,
sekaligus digunakan oleh warga trans karang
H1, I1, I2
asem untuk pengairan sawah penduduk tersebut.
Mata
Pencaharian
penduduk
berpusat pada pertanian dan laut. Sijuk
Sijuk
Desa Sijuk terdiri atas wilayah daratan dan Timah, Kaolin
A1, A2,
pesisir serta merupakan pusat pemerintahan
C1, C2,
dari Kecamatan Sijuk. Penduduk di desa ini
C3, C4,
umumnya
nelayan,
D1, D2,
penambang dan buruh harian. Kelautan dan
F1, F2,
pertambangan menjadi sektor utama desa ini.
G2, G3,
Terdapat Masjid tertua, Kelenteng tertua dan
I1
hutan
bekerja
mangrove
sebagai
yang
menjadi
wisata
unggulan dari Desa Sijuk. Tradisi Selamat
99
Kampung dan Selamat Laut adalah tradisi tahunan yang ada di desa ini. Air Seruk
Desa Air Seruk teridiri atas wilayah daratan Timah, Pasir
A1, A2,
dengan beberapa sungai-sungai kecil. Sektor Bangunan
A3, C1,
pencaharian
ialah
C2, C3,
sawit.
D1, D2,
Terdapat Monumen perjuangan Aik Seruk
F1, F2,
yang dibangun untuk mengenang perjuangan
G2, I1
penduduknya
pertambangan
dan
perkebunan
masyarakat Belitung melawan penjajah pada masa itu. Tirta Merundang Indah merupakan salah satu wisata yang paling terkenal dari desa ini. Air Selumar
Desa
Air
Selumar
adalah
desa
yang Timah, Wolframit
berkarakteristik daratan. Penduduk setempat Kaolin mayoritas petani,
bemata
penambang
pencaharian dan
sebagai
sebagian
kecil
sebagai nelayan yang melaut ke Laut Sijuk dan Tanjung Binga. Terdapat dua objek wisata yang terkenal di desa ini yaitu Bukit Paramounnt dan Aik Kulong. Desa Sungai
Desa Sungai Padang terdiri atas wilayah
100
Timah, Hematit
A1, A2,
Padang Kec.
daratan
dan
pesisir.
Nelayan
dan
A3, B1,
Sijuk
penambang
adalah
mata
B2, C1,
pencaharian
penduduk
dan
C2, C3,
sebagian kecil sebagai buruh harian lepas.
C4, D1,
Terdapat jembatan terpanjang di Belitung
F1, G1
mayoritas setempat
yang menjadi ikon wisata desa ini serta Pantai Batu Bedil yang menjadi unggulan dari desa ini. Kec. Sijuk dan
Timah
Badau Tanjung
Kec.
Pandan
Tanjungpandan
Timah
Desa Buluh
Karakteristik
wilayah
Tumbang, Kec.
Tumbang adalah daratan, terdapat Bandar Timah
Tanjungpandan
udara
Belitung
dari
yatitu
desa
Buluh Timah, Smelter
Bandara
H.A.S
Hannandjoeddin dan monumen bersejarah pesawat
jatuh.
pencaharian
di
Penduduk sektor
bermata
perkebunan
dan
perdagangan. Desa Dukong
Desa dukong ialah desa yang terdiri atas Timah, Smelter
Kec.
daratan serta kawasan Sungai Dukong. Timah
101
Tanjungpandan
Penduduk
desa
ini
pencaharian
multetnis.
penduduknya
pertambangan,
Sektor adalah
perkebunan
dan
perdagangan. Lintas Kab.
Timah dan
Belitung – Kab.
ikutannya
Beltim (darat) Lintas Kab.
Timah dan
Belitung – Kab.
ikutannya
Beltim Desa
Karakteristik
wilayah
Buluhtumbang,
Tumbang adalah daratan, terdapat Bandar
Kec.
udara
Tanjungpandan
Hannandjoeddin dan monumen bersejarah
Belitung
pesawat
yatitu
jatuh.
pencaharian
di
dari
desa
Bandara
Penduduk sektor
Buluh Timah H.A.S bermata
perkebunan
dan
perdagangan. Desa Teluk
Desa Teluk Dalam terdiri atas wilayah pesisir Timah
Dalam, Kec.
.
Tanjungpandan
pencaharian sebagai nelayan dan petani.
Desa Perawas
Desa
Mayoritas ini
masyarakatnya
merupakan
102
wilayah
bermata daratan Kaolin
A1, A2,
seluruhnya. Dan beberapa sungai kecil.
C1, C3,
Sektor
penduduknya
C4, D1,
perkebunan.
D2, F2,
Terdapat wisata alam gunung lalang dan
G1, G2,
Taman Makam Pahlawan.
H1, I1, I2
utama
adalah
Desa Air Rayak
Desa
pencaharian
perdagangan
Aik
Rayak
dan
adalah
desa
yang Kaolin
A1, B1,
karakteristik wilayahnya daratan dan meliputi
B2, C1,
kawasan sungai Air Rayak, terdapat tambang
C2, C4,
kaolin yang masih berjalan serta terdapat
C5, D2,
tempat wisata Danau Kaolin yang terbentuk
F1, F2,
dari
G1, G2,
akivitas
pertamabangan
tersebut.
Penduduk pada umumnya bekerja pada sektor
perdagangan,
pertambangan
dan
perkebunan Desa Buluh
Karakteristik
Tumbang
Tumbang adalah daratan, terdapat Bandar udara
wilayah
Belitung
dari
yatitu
desa
Buluh Pasir Bangunan
Bandara
H.A.S
Hannandjoeddin dan monumen bersejarah pesawat
jatuh.
pencaharian perdagangan.
103
di
Penduduk sektor
bermata
perkebunan
dan
G3
Selat Nasik
Desa Selat
Desa Selat Nasik merupakan desa yang Bauksit
Nasik, Kec.
berkarakteristik Pesisir, merupakan pusat
Selat Nasik
pemerintahan dari Kecamatan Selat Nasik. Penduduk di desa ini bermata pencaharian di sektor kelautan dan perkebunan. Maras Taun merupakan tradisi yang khas dari desa ini.
Desa Petaling
Bauksit
A1,A3,B1, C1,C3,C4 ,D1,D2,F1 ,G1,G3,I1
Bangka Barat
Parit Tiga
Kelabat
Desa kelabat wilayah daratan,sektor
mata Timah, Kaolin
pencaharian bertambang dan kebun Blok Kelabat/
Blok
kelabat
Laut Teluk
teluk,pusuk,rukam
dekat
dengan
hingga
desa Timah dan
bakit.pusuk ikutannya
diwilayah pesisir,sektor mata pencaharian nelayan dan berkebun.desa teluk berwilayah daratan,sektor mata pencaharian nelayan dan ada juga yang bertambang sebagian. Blok Limau/
Blok
limau
Laut Tanjung
limau,dengan wilayah pesisir,sektor mata ikutannya
Limau
pencaharian
104
dekat
dengan
nelayan,dan
desa
teluk Timah dan
sebagian
bertambang.teluk limau juga memiliki sektor pariwisata yaitu pantai siangau dan bukit pala. Jebus
Blok Penganak/
Blok
penganak
dekat
Laut Penganak
penganak
Jebus Desa Air
wilayah
Gantang
nelayan,ada juga yang bertambang.kawasan
C5, D1,
wisata yaitu pantai yang memilik bebtuan
D2, F1,
besar dan dermaga
F2, HI, I1,
desa
air
pesisir,sektor
dengan
dusun Timah dan
A1, A2,
gantang,merupakan ikutannya, Smelter
A3, B2,
mata
C1, C2,
pencaharian Timah
I2 Darat Desa
Desa
ini
atas
wilayah
yang
berbentuk Timah, Smelter
Limbung
daratan,dengan sektor mata pencaharian Timah
A3, C3,
utama berkebun sahang,ada juga sebagian di
C4, D1,
pertambangan,desa ini juga memiliki tradisi
D2, E1,
yaitu tradisi main gasing dan kerajinan
G2, I1
membuat kopia resam. Darat Desa
Desa sekar biru merupakan wilayah daratan, Timah, Smelter
Sekar Biru
mata
pencaharian
desa
ini
adalah Timah
bertambang dan berkebun. Darat Desa
Desa
puput
Puput Bawah
daratan,mata pencaharian utamanya adalah Timah
105
bawah
merupakan
daerah Timah, Smelter
A1, A2,
pedagang/pengusaha
dan
pertambangan.tradisi di desa ini sembahyang rebut karena di desa puput ini mayoritas penduduknya tiang hoa Blok Tanjung
Blok tanjung genting dekat dengan pantai Timah dan
Genting/ Laut
bembang dengan desa pebuar dan desa ikutannya
Tanjung Genting ketap. Desa Tugang
Desa
tugang,merupakan
desa
dan Desa
karakteristik
Kacung Kec.
pencaharian
Kelapa, Desa
perkebunan,nelayan, dan pertambangan.dan
Tumbak Petar
desa
dan Desa
daratan.sektor utama mata pencahariannya
Limbung Kec.
adalah
Jebus, Bangka
kacung juga memiliki tradisi adat yaitu
Barat.
sedekah kampung.
Darat Desa
sektor utama pencarian penduduknya adalah Timah
Ketap
petani,ada
juga
sebagian
kecil.,terdapat
wilayah utama
kacung berkebun
dengan Timah dan
daratan.mata ikutannya adalah
sektor
merupakan karet
dan
bertambang
daerah sawit.desa
tapi
wisata
hanya pantai
jerangkat di desa ini, Desa ketap berbentuk wilayah daratan.desa ini juga memiliki tradisi
106
takbir keliling kampung saat
bulan puasa
mendekati tuju likur. Darat Desa
Desa bakit merupakan wilayah pesisir,sektor Timah
Bakit
utamanya adalah nelayan,ada juga yang berkebun,desa bakit juga memiliki tradisi nganggung,rebo
kasan,naber
laut,maulud.desa bakit juga memiliki tempat wisata yaitu pantai Darat Desa
Desa
rukam
Rukam, Kelabat
karakteristik
merupakan wilayah
desa
dengan Timah
daratan.mata
pencaharian utama didesa ini adalah sektor perkebunan dan ada juga yang bertambang dan nelayan,di desa rukam juga memiliki tradisi nganggung. Darat Desa
Johar merupakan dusun yang terletak di desa Timah
Johar
ranggi asam.dusun ini merupakan wilayah daratan.sektor mata pencaharian utamanya adalah
berkebun,dan
ada
juga
yang
bertambang.dusun johar desa ranggi asam ini memiliki tradisi yaitu sunat masal. S. Kebiang/
S.
kebiang
107
perbatasan
antara
pasir Timah
Desa Tayu
panjang(pantay ketap) dengan penganak.
Ketap Puput,
Penganak merupakan dusun dari desa air gantang. Mata pencahariannya nelayan dan ada
juga
yang
bertambang.dan
dusun
penganak desa jebus juga memiliki kawasan wisata pantay dengan bebatuan besar dan dermaganya. S. Bembang/
Desa pebuar merupakan
daerah kawasan Timah
A1, A2,
Desa Pebuar
daratan.sektor mata pencaharian utama nya
A3, B1,
adalah berkebun dan pertambangan.memilik
B2, C1,
wisata bukit mempari dan persawahan.desa
C2, C3,
pebuar juga memiliki tradisi rodat setiap
C4, C5,
malam jum’at dan yasinan setiap pagi subuh
D1, D2,
hari jum’at,tradisi ini berjalan kurang lebih
E1, F1,
sudah 2 tahun lebih.
F2, G1, G2, G3, HI, I2
S. Petar/ Desa
S.petar merupakan daerah daratan yang bisa Timah
T. Petar,
menghubungkan desa tumbak petar dan
Limbung,
limbung,sektor pencaharian e berkebun dan
108
Sekarbiru,
bertambang
Rukam S. Selimbang/
Sungai serimpang terletak di antara semulut Timah
Desa Bakit,
dan bakit.merupakan karakteristik wilayah
Semulut
daratan.dengan sektor mata pencaharian pertambangan dan berkebun.
Tj. Pemuja/
Tj.pemuja merupakan pulau yang ada di desa Timah
Desa Tayu
tayu
Ketap
pesisir
Laut Kebiang-
Laut kebiang dekat dengan desa pebuar. Timah
ketap,dengan
karakteristik
wilayah
Penganak/ Desa Atas wilayah yang berbentuk daratan,dengan Sungaibuluh,
mata pencaharian ,berkebun,nelayan dan
Pebuar, Tayu
ada juga yang bertambang.
Ketap Air Gantang, Laut Bakit/ Desa
Laut bakit merupakan derah kawasan pesisir, Timah
Bakit
dengan mata pencaharian utama nelayan dan ada juga yang berkebun.,dan memiliki tempat wisata berupa pantai.
Desa
Desa tumbak petar merupakan desa dengan Timah
Tumbakpetar
karakteristik wilayah daratan,dengan sektor
109
matapencaharian
berkebun
dan
bertambang,desa tumbak petar juga memiliki tradisi sunat masal/khatam masal saat tahun baru islam Darat Desa
Desa semulut bentuk wilayah yang berbentuk Timah
Semulut
daratan,sektor
pencaharian
penduduknya
adalah nelayan,petani,dan bertambang. Laut Kampak
Laut kampak dusun kampak desa jebus Timah
Desa Sungai
merupakan daerah kawasan pesisir.sektor
Buluh
utama mata pencaharian masayarakatnya adalah nelayan dan bertambang.
Laut Desa
Laut dusun kampak-jebus merupakan daerah Timah
Kampak-
kawasan
Sungaibuluh
pencaharian
wilayah
pesisir,sektor
utama
mata
nelayan,dan
pertambangan. Simpang
Desa Tugang
Desa air Nyatoh wilayah pesisir nelayan dan Timah dan
Teritip
Kec. Kelapa,
perkebunan memiliki tradisi rabo kasan
Desa Ibul dan
ikutannya, Smelter Timah
Desa Air Nyatoh Kec. Simpang Teritip, Bangka
110
Barat Blok Rambat/
Wilayah pesisir sektor usaha nelayan, Timah dan
Laut Tanjung
perkebunan seperti karet dan sawit sebagian ikutannya
Rambat
kecil sektor swasta
Darat Desa
Wilayah
Berang, Kec.
perkebunan
daratan
mayoritas
sektor Timah
Sp. Teritip, Kab. Bangka Barat Darat Desa
Wilayah daratan sektor usaha perkebunan, Timah
Pelangas
karet dan sawit sebagian kecilnya swasta
Simpang Tiga, Kec. Sp. Teritip, Kab. Bangka Barat Darat Desa
Wilayah pesisir dan sebagiannya daratan Timah
Kundi, Kec. Sp.
sektor usaha perkebun dan nelayan sebagian
Teritip, Kab.
kecilnya swasta, desa kundi terkenal dengan
Bangka Barat
acara adatnya yaitu sedekah kapong kundi
Darat Desa
Wilayah daratan sektor usaha perkebunan, Timah
Paradong, Kec.
karet dan sawit sebagian kecilnya swasta
Sp. Teritip
111
Darat Desa Air
Diwilayah daratan sektor utamanya berkebun Timah
Betang, Kec.
dan swasta
Sp. Teritip, Kab. Bangka Barat Darat Desa
Daerah Pesisir sektor utama perkebunan dan Timah
Mayang, Kec.
sebagian
Sp. Teritip, Kab.
penambang
besarnya
sektor
swasta
dan
Bangka Barat Mayang -
Daerah Pesisir sektor utama perkebunan dan Timah
Rambat/Desa
sebagian
Mayang,
penambang
besarnya
sektor
swasta
dan
Rambat, Kec. Sp. Teritip S.
Wilayah pesisir dan sebagian daratan sektor Timah
Remunding/Des
utama nelayan, perkebunan dan desa sp.
a Sp. Gong,
Gong
Kec. Sp. Teritip
dikunjungi yaitu pantai tungau
S.
S. penegang daerah dataran mayoritas sektor Timah
Penegak/Desa
utama berkebun Mempunyai adat istiadat
Pelangas,
(suku jerieng)
mempunyai
Peradong, Kec.
112
pantai
yang
sering
Sp. Teritip S. Berang/Desa
Wilayah
daratan
sektor
Pelangas,
perkebunan kelapa sawit
utamanya Timah
Peradong, Berang Kec. Sp. Teritip S. Menduyung/
Daerah Pesisir sebagian besar nelayan dan Timah
Desa Mayang,
penambang
Kec. Sp. Teritip A. Sukal/Desa
A.
Sukal
Daerah
Pesisir
sektor
utama Timah
Kundi Timur,
nelayan dan penambang terdapat sentra
Kec. Sp. Teritip
budidaya kerang
A. Selang/ Desa
A. selang Daerah pesisir dan sekitar desa Timah
Belo Laut-
belo laut sektor utamanya nelayan, terkenal
Mayang, Kec.
dengan UKM salah satu mpek mpek udang
Sp. Teritip A.Sukal Kundi/
Daerah pesisir sektor utama nelayan dan di Timah
Desa Belo Laut
daerah belo laut kundi
Kundi
budidaya kerang
Barat,Kundi Timur
113
terdapat sentra
Kecamatan MuntokSimpang Teritip Medang
Mempunyai adat istiadat (suku jerieng)
Timah
(S.Jering)/ Desa Berang, Kec. Sp. Teritip
Mentok
Desa Pangek
Wilayah Daratan sektor utama perkebunan Timah
Kecamatan
karet, kelapa sawit sebagian kecil swasta dan
Simpangteritip
pedagang
Laut Rambat
Wilayah
Simpang Teritip
sebagian nya ada penambang
Laut Menjelang,
Laut menjelang merupakan wilayah pesisir, Timah, Smelter
Desa
sektor
Menjelang, Kec.
sebagian kecilnya bertambang
pesisir
sektor
utamanya
utama
nelayan Timah
perkebun,nelayan,
dan Timah
Muntok, Kab. Bangka Barat Perairan Laut
Perairan laut selindung merupakan daerah Timah, Smelter
Selindung Desa
pesisir
Air Putih,
sebagian kecilnya penambang
sektor
Muntok, Bangka
114
utamanya
nelayan
dan Timah
Barat Blok Ular / Laut
Laut tanjung ular merupakan daerah pesisir Timah dan
Tanjung Ular
dan
mempunyai
tempat
rekreasi
wisata ikutannya
pantai yang sering dikunjungi. Sektor utama masyarakat sebagai nelayan dan sebagian kecil penambang Darat Desa Air
Daerah daratan sektor utamanya nelayan, Timah
Belo Kec.
pertanian dan penambang desa air belo
Muntok, Kab.
memiliki kebiasaan yang terkenal yaitu rapat
Bangka Barat
bina pamong
Darat Desa Air
Desa Air Limau merupakan wilayah daratan Timah
Limau Kec.
yang mempunyai hutan cukup luas yang
Muntok, Kab.
merupakan hutan Adat yang terlindungi,
Bangka Barat
sektor utamanya yaitu perkebun dengan sinergitas antara pertanian dan perternakan, di desa air limau terkenal dengan tradisi arakarakan khataman massal
Tj. Berhala/
Tj, Berhala merupakan wilayah daerah pesisir Timah
Desa
dan sebagian daratan, sektor utamanya yaitu
Menjelang, Kel.
penambang dan Nelayan, daerah tersebut
Tanjung Air
terkenal dengan wisata batu balai
115
Putih Kec. Muntok, Kab. Bangka Barat A. Biat/ Desa Air
A.Biat merupakan daerah daratan sektor Timah
Putih, Kec.
utamanya yaitu penambang dan berkebun
Muntok
terkenal dengan kegiatan bina pamong yaitu sarana silahtuhrahmi
S. Bendul/ Desa
S.Bentul daerah daratan sektor utama lebih Timah
Air Putih, Air
berkebun dengan sinergitas pertanian
Belo Kec. Muntok S. Terabik/
S.Terabik Merupakan wilayah daerah pesisir Timah
Desa Belo Laut-
sektor utama perkebun dan pertanian dan
Air Belo, Kec.
sebagian kecilnya sektor penambang dan
Muntok
swasta
S. Gemuruh
Merupakan
Pait/ Desa
penduduknya
Sungai
BUMN, dan pemerintahan
wilayah
daratan
bekerja
disektor
mayoritas Timah swasta,
Baru(Pait), Kec. Muntok S. Daeng/ Desa
Merupakan wilayah daratan sektor Utama Timah
116
Sungai Daeng,
berkerja
Kec. Muntok
pemerintahan, Desa Sungai Daeng terkenal dengan
disektor tempat
swasta, wisata
BUMN,
bersejarah
dan yaitu
Wisma Ranggam S. Ketok/Desa
S.ketok merupakan wilayah daratan sektor Timah
Menjelang, Kel.
utamanya
Tanjung, Kec.
sebagian sektor swasta dan pemerintah
Muntok
mempunyai wisata terkenal yaitu air biru atau
berkebun,
penambang
dan
disebut air ketok Laut Ranggam
Laut ranggam merupakan wilayah pesisir Timah
(Laut Belo)/
sektor
Desa Tanjung,
sedangkan desa tanjung dan desa teluk
Teluk Rubiah,
rubiah merupakan daerah wisata pantai, dan
Belo Laut, Kundi
masyarakat di teluk rubiah lebih mendirikan
Barat, Kec.
UKM ikan asin
utamanya
sebagai
nelayan,
Muntok Laut Bendul
Laut Bendul daerah wilayah pesisiri sektor Timah
(Tanjung Ular)/
utama lebih sebagai nelayan dan disekitar
Desa Air Putih,
daratan lebih kesektor perkebunan
Air Belo, Air Limau Kec.
117
Muntok, Kab. Bangka Barat Darat Kp.
Wilayah daratan sektor utamanya berkebun, Timah
Menjelang, Kec.
bertambang
Muntok
swasta/pemerintahan
Lintas Kab.
Wilayah pesisir
dan
sebagian
kecilnya Timah dan
Babar – Kab.
ikutannya
Bangka (laut) Kelapa
Darat Desa Air
Wilayah daratan Lebih kesektor bertani dan Timah
Bulin, Kec.
sebagian kecil penambang
Kelapa, Kab. Bangka Barat Darat Desa
Darat Desa Dendang merupakan wilayah
Dendang, Dsn.
daratan, sektor utama masyarakat berkebun ,
Ganjan, Kec.
Desa
Kelapa, Kab.
kerajinan tangan yang terbuat dari resam
Dendang
terkenal
dengan
Timah
UKM
Bangka Barat Tempilang
Darat Desa
Diwilayah daratan sektor utamanya berkebun Timah
Penyampak,
dan swasta memiliki tradisi terkenal yaitu
Kec. Tempilang,
pesta adat dodol bergema
Kab. Bangka
118
Barat Desa Benteng
Desa benteng kota merupakan Wilayah Timah
Kota, Kec.
daratan sektor utama yaitu berkebun dan
Tempilang, Kab.
sebagian kecil berkerja swasta, desa benteng
Bangka Barat
kota merupakan objek wisata sejarah sering dikenal dengan benteng kota
S. Mancung
Desa tempilang Diwilayah daratan sektor Timah
(Belit) / Desa
utamanya berkebun dan swasta
Tempilang-Air Lintang Kecamatan Tempilang Tempilang-Air
Desa tempilang merupakan daerah daratan Timah
Lintang /Desa
,sektor utama berkebun dan sebagian kecil
Tempilang-Air
sektor swasta, Desa Air lintang sangat kental
Lintang
dan terkenal dengan tradisi leluhur yaitu perang ketupat
Sinar Surya
Desa sinar surya merupakan daerah pesisir Timah
Tempilang /
dan sebagian kecil daratan, sektor utama
Desa Sinar
yaitu berkebun, berdagang
sebagian kecil
Surya,Kecamata bekerja swasta, Desa sinar surya mempunyai
119
n Tempilang
UKM
seperti pembuatan telur asin dan
kerajinan yang sudah dikenal masyaraka yaitu pembuatan piring hingga mangko dari lidi, mempunyai pantai yang cukup terkenal yaitu pantai basun S. Kayu Arang-
S. kayu arang pancur merupakan desa Timah
Pancur/ Desa
terletak di wilayah daratan, sektor utamanya
Pancur, Kec.
berkebun Sebagian kecilnya berkerja swasta,
Tempilang Laut Tempilang/
Wilayah laut tempilang merupakan daerah Timah
Desa Tanjung
pesisir,
Niur, Sinar
merupakan wilayah daratan, sektor utamanya
Surya Kec.
yaitu berkebun kelapa sawit yang terkenal
Tempilang, Kab.
yaitu kebun PT Sawindo
sedangkan
desa
tanjung
niur
Bangka Barat Bangka Selatan
Toboali
Gadung
Desa Gadung merupakan desa dengan
Timah, Pasir
A1, B1,
karakteristik wilayah daratan. Desa ini juga
Kuarsa, Smelter
C1, C3,
menjadi salah satu desa dengan jasa sedikit
Timah
D1, D2,
berkembang. Mata pencaharian utamanya
F1, F2,
adalah sektor perkebunan, pertambangan
H1
dan jasa.
120
Kepoh
Desa Kepo merupakan desa dengan
Timah, Smelter
B1, C1,
karakteristik wilayah daratan dan berdekatan
Timah
C2, C4,
dengan arus sungai. Mata pencaharian
D1, F1,
utama masyarakatnya adalah sektor
G2, H1, I1
pertambangan dan perkebunan, serta jasa.
Bikang
Desa Bikang merupakan desa dengan
Timah, Smelter
A1, C1,
karakteristik wilayah daratan. Mata
Timah
C2, C3,
pencaharian utama adalah sektor
C4, C5,
perkebunan, pertanian padi darat, pertanian
D1, D2,
palawija, dan pertambangan.
F2, G1, G2, H1, I1, I2
Keposang
Desa Keposang merupakan desa dengan
Timah, Smelter
A1, A2,
karakteristik wilayah daratan. Mata
Timah
A3, B1,
pencaharian utama masyarakatnya adalah
C1, C2,
sektor Pertambangan dan perkebunan
C3, C4,
berbagai komoditas, baik lada, karet, nanas,
C5, D1,
dsb.
D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1,
121
I1, I2 Rias, Laut Tanjung Mempunai
Rias, Laut Tanjung Mempunai merupakan
Timah, Smelter
wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir.
A1, C3, D1, I1
Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan nelayan. Laut kelambui merupakan wilayah dengan Timah, Smelter karakteristik wilayah pesisir. Di Laut Kelambui Timah
Laut Kelambui
beroperasi
kapal
pencaharian
isap
utama
timah. adalah
Mata sektor
pertambangan dan nelayan.
Blok Ketapang/ Laut Tanjung Ketapang
Blok Ketapang/Laut Tanjung Ketapang
Timah dan
A1, A2.
merupakan wilayah dengan topografi wilayah
ikutannya
A3, B1,
pesisir dengan karakteristik ekonomi yang
B2, C1,
juga mengandalkan peluang ekonomi wilayah
C2, C4,
pesisir. Di Blok Ketapang beroperasi
D1, D2,
penambangan laut timah.
F1, F2, G1, G2, H1, I1, I2
Kelurahan Toboali
Kelurahan Toboali merupakan kelurahan dengan karakteristik wilayah daratan. Kelurahan Tobolai merupakan pusat kota dari
122
Timah
Kabupaten Bangka Selatan. Mata pencaharian utama adalah sektor jasa, perdagangan, dan perkebunan. Desa Kepo merupakan desa dengan
Timah
karakteristik wilayah daratan dan dekat Kepoh
sungai. Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan perkebunan, serta jasa. Tanjung Kubu merupakan wilayah dengan
Tj. Kubu Kel. Toboali
Timah
karakteristik wilayah pesisir. Di pesisir wilayah ini beroperasi penambangan laut. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan dan pertambangan. Laut Toboali merupakan wilayah dengan
Timah
karakteristik wilayah pesisir. Di pesisir Laut Toboali
wilayah ini beroperasi usaha perikanan skala kecil nelayan, dan kegiatan operasi kapal isap penambangan laut.
Laut Tanjung Kubu
Laut Tanjung Kubu merupakan wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir. Di pesisir wilayah ini beroperasi penambangan
123
Timah
laut. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan dan pertambangan. Rindik
Timah Desa Serdang merupakan desa dengan
Serdang
Timah, Smelter
karakteristik wilayah daratan. Mata
B1, C1,
pencaharian utama adalah sektor
C4, D1,
perkebunan dan persawahan.
D2, F1, I1
Desa Gunung Namak merupakan desa
Pasir Kuarsa
dengan karakteristik wilayah daratan dengan beberapa wilayahnya memiliki topografi Gunung Namak
daerah perbukitan. Desa Gunung Namak merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bangka Selatan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertambangan, dan jasa. Desa Gusung merupakan dusun dengan
Gusung
Pasir Kuarsa
karakteristik wilayah pesisir. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan pertambangan.
Kel. Ketapang
A1, A3,
Kelurahan Ketapang merupakan kelurahan yang terletak di wilayah Toboali. Kelurahan
124
Pasir Kuarsa
Ketapang merupakan kelurahan dengan karakteristik wilayah pesisir. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, nelayan dan pertambangan. Simpang
Desa Sebagin merupakan desa dengan
Timah, Pasir
A1, B1,
Rimba
karakteristik wilayah pesisir. Desa ini di
Kuarsa, Smelter
C1, C3,
memiliki karakteristik kawasan pantai, yang
Timah
D1, D2,
dimanfaatkan selain kepentingan untuk Desa Sebagin
F1, F2
nelayan lokal mencari ikan, juga dimanfaatkan sebagai lokasi operasi kapal isap BUMN maupun swasta. Mata pencaharian utamanya adalah sektor pertambangan dan perkebunan.
Permis
Desa Permis merupakan desa dengan
Timah, Smelter
karakteristik daratan dan pesisir. Mata
Timah
pencaharian utama adalah sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan para nelayan lokal Desa Gudang merupakan desa dengan
Gudang
karakteristik wilayah daratan dengan karakteristik topografi daerah perbukitan dan
125
Timah
dataran rendah. Di Desa Gudang juga terdapat beberapa objek dan daya tarik wisata alam seperti ‘gunung mini’ (bukit nenek) dengan panorama alamnya yang masih asri dan kehadiran bebatuan granit berukuran besar. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan pertambangan. Desa Jelutung merupakan desa dengan
Timah
karakteristik wilayah daratan. Mata Desa Jelutung II
pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian (padi) dan perikanan sungai
Lepar
Tanjung labu merupakan desa dengan
Pongok
karakteristik wilayah pesisir dengan beberapa Tanjung Labu
Timah, Pasir Kuarsa
tofografinya merupakan wilayah perbukitan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, pertambangan dan perkebunan. Selain itu, ma
Blok Lepar
Blok Lepar Pongok/Laut Lepar Pongok
Timah dan
Pongok/ Laut
merupakan desa dengan karakteristik wilayah
ikutannya
126
Lepar Pongok
pesisir. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, pertambangan, dan perkebunan. Blok Merun/ Laut Tanjung Merun merupakan
Timah dan
Blok Merun/
wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir
ikutannya
Laut Tanjung
dengan topografi wilayah dataran rendah.
Merun
Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan perikanan. Desa Penutuk merupakan desa dengan
Batuan (pasir laut)
karakteristik wilayah pesisir. Desa ini memiliki pelabuhan dari penyeberangan pelabuhan Penutuk
sadai. Topografi wilayah merupakan wilayah perbukitan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, pertambangan, jasa dan perkebunan.
Tukak
Sadai merupakan desa dengan karakteristik
Timah, Batuan
A1, A3,
Sadai
wilayah pesisir. Desa Sadai memiliki
(pasir laut),
B1, B2,
pelabuhan penyeberangan terbesar di
Smelter Timah
C1, C2,
Sadai
Kabupaten Bangka Selatan. Mata
C4, C5,
pencaharian utama adalah sektor
D1, D2,
pertambangan, perkebunan, dan jasa.
E1, F1,
127
F2, G1, G2, G3, H1, I1, I2
Pasir Putih
Desa Pasir putih merupakan desa dengan
Timah, Batuan
karakteristik wilayah daratan dan pesisir.
(pasir laut)
Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, perkebunan, pertanian padi darat, dan pertambangan. Keposang merupakan desa dengan
Timah
A1, A2,
karakteristik pesisir. Mata Pencaharian utama
A3, B1,
adalah sektor pertambangan, nelayan dan
C1, C2,
perkebunan.
C3, C4, C5, D1,
Keposang
D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, HI, I1, I2 Tukak merupakan desa dengan karakteristik
Tukak
wilayah pesisir dan daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor
128
Timah
pertambangan, perkebunan dan nelayan. Laut Tanjung besar merupakan wilayah Laut Tanjung
dengan karakteristik wilayah pesisir. Mata
Besar
pencaharian utama adalah sektor
Timah
pertambangan dan perikanan. Kepulauan Pongok
Blok Pongok/ Laut Pulau Pongok
Air Gegas Delas
Blok Pongok/Laut Pulau Pongok merupakan
Timah dan
wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir.
ikutannya
Mata pencaharian utama adalah sektor perikanan dan pertambangan. Desa Delas merupakan desa dengan
Timah dan
karakteristik wilayah daratan dan topografi
ikutannya, Smelter
daerah perbukitan kecil. Mata pencaharian
Timah
utama adalah sektor perkebunan, Pertambangan dan peternakan.
Tepus
Desa Tepus merupakan desa dengan
Timah dan
karakteristik wilayah daratan. Mata
ikutannya
pencaharian utama adalah sektor perkebunan.
Nyelanding
Desa Nyelanding merupakan desa dengan
Timah, Smelter
karakteristik wilayah daratan. Desa ini juga
Timah
memiliki potensi jasa dengan pemandian air
129
panas. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan Pertambangan. Desa Air Bara merupakan desa dengan
Timah
karakteristik wilayah daratan. Desa Air Bara Air Bara
juga memiliki beberapa titik pariwisata bekas penambangan timah. Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan perkebunan. Desa Bencah merupakan desa dengan
Bencah
Timah
karakteristik wilayah daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan pertambangan. Desa Air Gegas merupakan pusat
Timah
pemerintahan Kecamatan Air Gegas. Desa Air Gegas merupakan desa dengan Air Gegas
karakteristik wilayah daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor jasa, peternakan, perikanan, perkebunan dan pertambangan.
Nangka
Desa Nangka merupakan desa dengan karakteristik wilayah daratan. Mata
130
Timah
A1, A3, C1, C3,
pencaharian utama adalah sektor
C4, C5,
perkebunan dan perikanan
D2, F1, F2, G1, G2, G3, I1
Desa Pergam merupakan desa dengan
Pergam
Timah
A1, A3,
karakteristik wilayah daratan. Mata
B1, C1,
pencaharian utama adalah sektor
C2, C4,
perkebunan, pertanian padi darat, dan
C5, D1,
persawahan.
D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1, I1, I2
Serdang
Desa Serdang merupakan desa dengan
Timah, Smelter
karakteristik wilayah daratan. Mata
Timah
pencaharian utama adalah sektor perkebunan, persawahan, dan perikanan sungai
Jeriji
Desa Jeriji merupakan desa dengan karakteristik wilayah daratan. Mata
131
pencaharian utama adalah sektor pertambangan, pertanian padi darat, dan perkebunan. Sumber Jaya Permai dan Suka Jaya
Timah
A1, A3,
merupakan wilayah dusun dari Desa
B1, B2,
Nyelanding. Kedua dusun memiliki
C1, C2,
Nyelanding,
karakteristik wilayah daratan. Mata
C3, C4,
Sumber Jaya
pencaharian utama adalah sektor
C5, D1,
Permai, Suka
perkebunan, pertambangan, dan juga sektor
D2, E1,
Jaya
peternakan ayam, baik ayam broiler maupun
F1, F2,
ayam kampung.
G1, G2, G3, H1, I1, I2
Desa Batu Betumpang merupakan salah satu
Timah
A1,A3,C1,
desa yang terletak di Wilayah Batu
C4,D1,D2
Betumpang. Desa Batu Betumpang
,E1,F1,F2
Batu
merupakan desa dengan karakteristik wilayah
,G1,G2,G
Betumpang
daratan dan pesisir. Desa ini memiliki
3,I1,I2
pelabuhan penangkapan ikan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, perikanan, perkebunan, peternakan ayama
132
maupun sapi, dan juga pertambangan. Desa Serdang merupakan desa dengan Serdang
Timah
karakteristik wilayah daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, peternakan dan persawahan. Desa Ranggas merupakan desa dengan
Timah
A1, A3,
karakteristik wilayah daratan. Mata
B1, B2,
pencaharian utama adalah perkebunan dan
C1, C2,
pertambangan.
C3, C4,
Ranggas
C5, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, I1
Payung Desa Malik
Desa Malik merupakan desa dengan
Timah, Smelter
A1, C2,
karakteristik wilayah daratan. Mata
Timah
H1, G3
Timah, Smelter
A1, C2,
pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian padi darat, perikanan dan pertambangan.
Desa Pangkal
Desa Pangkalbuluh merupakan desa dengan
Buluh
karakteristik wilayah daratan. Mata
133
C3, D1,
pencaharian utama adalah sektor
D2, G3
perkebunan, pertanian sawah atau padi darat, peternakan skalah kecil, dan pertambangan. Desa Paku merupakan desa dengan
Timah
karakteristik wilayah daratan dengan Desa Paku
topografi kawasan perbukitan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian padi darat dan pertambangan. Desa Ranggung merupakan desa dengan
Desa Ranggung
Timah, Smelter
A1, 12,
karakteristik wilayah daratan. Mata
A3, B1,
pencaharian utama adalah sektor
C1, C3,
perkebunan, persawahan, pertanian padi
C4, C5,
darat, peternakan dan pertambangan.
D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, HI, I1
Desa
Desa Bedengung merupakan desa dengan
Bedengung
karakteristik wilayah daratan. Mata
134
Timah
pencaharian utama adalah sektor perkebunan, peternakan skala rumah tangga, persawahan atau pertanian padi darat, dan juga pertambangan. Desa Irat merupakan desa dengan
Timah
karakteristik wilayah daratan dengan Desa Irat
topografi wilayah daratan dan perairan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, perikanan, persawahan atau pertanian padi darat, dan pertambangan.
Jelutung II
Timah Desa Sengir merupakan desa dengan
Sengir
Timah
A1, C1,
karakteristik wilayah daratan. Mata
D1, D2,
pencaharian utama adalah Perkebunan dan
G3
Pertambangan. Desa Nadung merupakan desa dengan
Timah
karakteristik wilayah daratan. Mata Nadung
pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian padi darat, dan pertambangan.
Paku
Timah, Smelter
135
D2
Timah Pulau
Desa Batu Betumpang merupakan salah satu
Timah, Smelter
Besar
desa yang terletak di Wilayah Batu
Timah
Desa Batu Betumpang Kec. Pulau Besar
Betumpang. Desa Batu Betumpang merupakan desa dengan karakteristik wilayah daratan dan pesisir. Desa ini memiliki pelabuhan penangkapan ikan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, perikanan, perkebunan dan pertambangan. Desa Fajar Indah merupakan desa dengan
Timah, Smelter
A1,A2,A3,
Desa Batu
karakteristik wilayah daratan. Desa ini
Timah
C1,C2,C3
Betumpang dan
merupakan desa dengan monografi
,C4,D1,D
Desa Fajar
penduduk sebagian besar transmigran. Mata
2,E1,G1,
Indah Kec.
pencaharian utama adalah Persawahan,
G2,G3,I1,
Pulau Besar
pertanian palawija, pertanian padi darat, dan
I2
perkebunan.
Bangka Tengah
Namang
Laut Betumpang
Bercorak perkebunan dan merupakan sentra
Kec. Pulau
kecamatan. Sedang mengembangkan
Besar
kawasan wisata Pelawan dan persawahan.
Desa Namang
Bercorak perkebunan dan merupakan sentra
Timah, Smelter
C1, C5,
kecamatan. Sedang mengembangkan
Timah
D2, E1,
136
Timah
kawasan wisata Pelawan dan persawahan.
F1, G1, G2, I1
Jelutung
Desa dengan karakteristik wilayah daratan.
Timah, Pasir
Mayoritas profesi masyarakat adalah sebagai
Kuarsa
petani. Sedang mengembangkan wisata perbukitan dengan membangun tangga dikaki bukit. Desa Belilik
Desa yang memiliki masyarakat dengan
Timah
A1, B1
mayoritas berprofesi sebagai petani dan
B2, C1,
penambang. Saat ini sedang
C2, C3,
mengembangkan kawasan wisata Air Mahali.
C4, C5, D1, D2, G1
Desa Cambai
Desa cambai merupakan wilayah dengan
Timah
sektor daratan yang memiliki perkebunan. Penduduk yang mendiami berprofesi sebagai petani dan sebagian yang lain adalah penambang. Pangkalan Baru
Air Mesu
Desa dengan mata pencaharian utama
Timah, Granit,
A1, A3,
adalah berkebun dan wiraswasta. Sedang
Smelter Timah
B2, C1,
mengembangkan infrastruktur serta terkenal
137
C2, C3,
dengan buah durian yang banyak.
C4, C5, D1, D2, F1, F2, G2, H1, I2
AIR Mesu Timur
Merupakan desa dengan wilayah sektor
Timah, Granit,
A2, A3,
daratan, memiliki perkebunan dan mayoritas
Smelter Timah
C2, C4, I1
Merupakan wilayah daratan dengan sektor
Timah, Smelter
A1, B1,
perkebunan. Sedang mengembangkan
Timah
B2, C1,
profesi sebagai petani serta sebagian yang lain adalah wiraswasta. Desa Jeruk
wisata alternatif yaitu bukit sambong.
C2, C3, C4, C5, D1, D2, F1, F2, G2, G3, HI, I2
Desa Mangkol
Merupakan desa semi perkotaan karena
Timah, Smelter
A1, A2,
berbatasan dengan kota Pangkalpinang.
Timah
A3, B1,
Sedang mengembangkan olahan makanan
B2, C2,
ringan (kretek) dan wirausaha batik serta
C3, C4,
tersedianya pabrik-pabrik di Desa Mangkol.
C5, D1,
138
D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1, I1, I2 Padang Baru
Padang Baru merupakan sebuah wilayah
Timah
A1, C1,
daratan yang terletak hampir diperbatasan
C2, C3,
kota Pangkalpinang. Mempunyai mata
C4, C5,
pencaharian utama seperti di sektor
D1, D2,
pemerintahan, perkebunan dan wirausaha.
E1, F1, G2, H1, I1, I2
Desa Mesu,
Desa dengan mata pencaharian utama
Kec. Pangkalan
adalah berkebun dan wiraswasta. Sedang
Baru
mengembangkan infrastruktur serta terkenal
Timah
dengan buah durian yang banyak. Tanjung
Merupakan wilayah pesisir dengan mata
Gunung - Laut
pencaharian utama adalah nelayan, namun
B2, C1,
Tj Gunung
sebagian terdapat juga penambang. Sedang
C2, C3,
mengembangkan wisata pantai dan usaha
C4, D1,
milik swasta.
E1, F1,
139
Timah
A1, A3,
F2, G1, G2, HI, I1, I2 Lintas Kab.
Timah dan
Bateng – Kota
ikutannya
Pangkalpinang (darat) Blok Bujur/ Laut
Laut pulau panjang terletak berdekatan
Timah dan
Pulau Panjang
dengan pulau semujur. Merupakan sebuah
ikutannya
pulau tanpa penghuni tetap. Tanjung
Merupakan wilayah pesisir dengan mata
Gunung
pencaharian utama adalah nelayan, namun
Granit
sebagian terdapat juga penambang. Sedang mengembangkan wisata pantai dan usaha milik swasta diperbukitan. Lintas Kab.
Timah dan
Bateng – Kota
ikutannya
Pangkalpinang (laut) Lintas Kab.
Timah dan
Bateng – Kab.
ikutannya
140
Basel (darat) Lubuk
Dusun Kayu
Merupakan desa dengan dengan wilayah
Timah
C1, C2,
Ara, Desa
daratan. Memiliki penduduk ber mata
D1, D2,
Perlang
pencaharian sebagai penambang, nelayan
G3
dan petani. Desa Perlang
A1,C1,C2 ,D1,D2,F1 ,G1,G3,H 1
Lubuk Pabrik
A1,A3,C1, C2,C3,C4 ,C5,D2,G 1,G2
Desa Lubuk
Desa Lubuk Besar merupakan desa yang
Besar
termasuk wilayah pesisir. Sedang
Timah
mengembangkan atau membangun masyarakat untuk mengikuti berbagai macam pelatihan-pelatihan UMKM dengan didukung oleh adanya Bank Sampah. Desa Kulur,
Merupakan desa dengan karakteristik daratan. Memiliki mata pencaharian utama
141
Timah
pada sektor perkebunan dan sebagian lainnya adalah nelayan. Desa Kulur terdapat dua wilayah yaitu Kulur Ilir dan Kulur Jalan. Sedang mengembangkan wisata pantai dengan meningkatkan sarana dan prasarananya. Desa Batu
Merupakan desa pesisir yang saat ini sedang
Timah
A1,B1,C1,
Beriga,
mengembangkan potensi budidaya kepiting
C2,C3,C4
rajungan dan ternak burung puyuh.
,D1,D2,G
Mempunyai tradisi upacara selamatan laut
1,F1,F2,G
(naber laot) serta mayoritas penduduk
1,G2,G3,
berprofesi sebagai nelayan, petani dan
H1,I1
penambang. Laut Lubuk,
Merupakan wilayah daratan dengan
Timah
Lubuk Pabrik
penduduk didominasi oleh etnis karena
C4, D1,
terdapat sebuah nama kampung yaitu
F2, G1,
Kampung Magelang yang diisi oleh orang
H1, I1
Jawa semua. Lebih identik dengan peningkatan ekonomi dibidang pengembangan pasar. Blok Beriga/Laut
Laut tanjung beriga merupakan sebuah
142
Timah dan
C1, C2,
Tanjung Beriga
wilayah pesisir yang saat ini sedang
ikutannya
mengembangkan wisata Pantai Gusong. Penduduk yang mendiami mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Namun juga terdapat sebagai petani dan penambang.
Koba
Blok Gelasa/
Sebuah pulau yang memiliki batu karang
Timah dan
Laut Pulau
yang indah serta banyak dikunjungi oleh
ikutannya
Gelasa
wisatawan.
Kepuh Utara,
Desa penyak memiliki penduduk yang
Timah, Smelter
Desa
berprofesi sebagai penambang, petani serta
Timah
Kemingking,
nelayan. Sedang mengembangkan potensi
Sungaiselan
budidaya mangrove di sekitaran pantai.
dan Bemban Utara, Desa Penyak, Koba Blok Penyak/
Merupakan wilayah pesisir desa Penyak.
Timah dan
Laut Tanjung
Sedang mengembangkan potensi budidaya
ikutannya
Penyak
mangrove di sekitaran pantai Penyak.
Blok Langka/
Merupakan sebuah wilayah pesisir yang
Timah dan
Laut Tanjung
dikenal dengan adanya sumur tujuh karena
ikutannya
Langka
letaknya yang bersebelahan. Sumur tujuh
143
merupakan peninggalan jaman Belanda yang pada saat itu digunakan sebagai penampungan air laut untuk membuat garam. Bemban Utara,
Desa penyak memiliki penduduk yang
Desa Penyak
berprofesi sebagai penambang, petani serta
Timah
nelayan. Sedang mengembangkan potensi budidaya mangrove di sekitaran pantai. Desa Padang
Merupakan wilayah daratan dengan profesi
Mulia
masyarakat adalah sebagai petani, nelayan
Timah
serta penambang. Desa Padang Mulia terkenal akan kekompakan dalam bermasyarakat terlihat dalam melakukan gotong royong atau membuat suatu kegiatan bersama. Simpang
Simpang Katis
Katis
Desa Simpang Katis merupakan sebuah desa Timah, Smelter dengan karakteristik daratan. Memiliki sektor
Timah
mata pencaharian di bidang perkebunan. Sedang mengembangkan usaha batik. Beruas
Desa Beruas merupakan desa yang terletak
Timah, Smelter
B1, C1,
bersebelahan dengan Simpang Katis.
Timah
C2, C3,
Memiliki sektor mata pencaharian di bidang
144
D1, D2,
perkebunan dan penambangan. Puput
F2, I1
Desa Puput merupakan desa dengan sektor
Timah, Smelter
C1, C3,
wilayah daratan. Memiliki mata pencaharian
Timah
D2, F1,
utama perkebunan dan penambangan Terak
G1, I1
Desa Terak merupakan sebuah desa dengan
Timah, Smelter
B1, C1,
mata pencaharian masyarakat di bidang
Timah
C4, D1,
perkebunan dan penambangan. Sedang
E1, F2,
mengembangkan sektor wisata gunung
G2, I1
Mangkol. Pedindang Celuak
Timah Desa Celuak merupakan desa dengan sektor
Timah
perkebunan. Mayoritas mata pencaharian di
C1, C3,
desa ini adalah berkebun dan sebagian kecil
D1, F1,
adalah penambang.
G3, H1, I1
Pinang
Desa dengan mata pencaharian masyarakat
Sebatang
adalah sebagai petani dan nelayan. Sedang
Timah
mengembangkan hasil tambak dan pembangunan pabrik kelapa sawit. Pasir Garam
A1, A3,
Desa Pasir Garam merupakan sebuah desa dengan karakteristik perkebunan, sebagian
145
Timah
yang lain bertani dan berwirausaha. Sedang mengembangkan produk unggulan seperti gula merah dan usaha peternakan sapi serta ayam (milik swasta). Sungai
Desa Kerantai,
Desa Kerantai merupakan desa dengan
Timah, Smelter
A1, A2,
Selan
Kec. Sungai
karakteristik wilayah daratan. Mata
Timah
A3, B1,
Selan
pencaharian utama adalah sektor
C1, C2,
perkebunan dan penambangan.
C3, C4, C5, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, H1, I1, I2
Kemingking (tak
A1, A2,
ada dalam
A3, B1,
perijinanan)
C1, C2, C3, C4, C5, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2,
146
HI, I1, I2 Kelurahan
Kelurahan Sungai Selan terletak di wilayah
Timah, Smelter
Sungai Selan,
pesisir sungai. Terdapat pelabuhan utama
Timah
Kec. Sungai
untuk bongkat muat barang dan untuk
Selan
penyeberangan penumpang ke Sumatera. Penduduk kelurahan ini multietnis, mata pencaharian utama dalah berkebun, nelayan, jasa bongkar muat dan terdapat cukup banyak UMKM di desa ini.
Desa Sungai
Desa Sungai Selan Atas merupakan wilayah
Selan Atas, Kec. daratan, bersebelahan dengan kelurahan Sungai Selan
Timah, Smelter
A1, A3,
Timah
B1, C1,
Sungaiselan. Sektor utama masyarakat
C2, C3,
adalah berkebun sebagian kecil menambang
C4, C5,
dan menjadi nelayan.
D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, H1, I1, I2
Keretak Kec.
Desa Keretak merupakan wilayah daratan.
Sungai Selan
Sektor utama adalah perkebunan dan
147
Timah
A1, C1, C2,D2,
penambangan. Desa ini dikenal dengan
E1, F2, I1
tradisi yasinan akbar yang diselenggarakan pada saat ruwahan. Serta terdapat wisata air panas yaitu Air Panas Keteper. Desa Sarang
Desa Sarang Mandi merupakan wilayah
Mandi, Kec.
daratan. Sektor utama dari mata pencaharian
Sungai Selan
desa ini adalah berkebun dan menambang.
Desa Kerakas
Merupakan
Kec. Sungai
pencaharian
Selan
timah.
Desa Munggu,
Desa Munggu merupakan desa dengan
Kec. Sungai
karakteristik daratan. Mata pencaharian
Selan
utama masyarakat adalah berkebun. Sedang
sebuah utama
desa
dengan
adalah
Timah
mata Timah
penambang Timah
meningkatkan produksi alat-alat pertanian dan mengembangkan potensi timah.
Blok Nangka/ Laut Tanjung Nangka
Laut Tanjung Nangka merupakan sebuah
Timah dan
wilayah pesisir yang terletak di Dusun Pulau
ikutannya
Nangka dengan mata pencaharian utama adalah nelayan. Wilayah ini terkenal akan pembuatan bubu yang digunakan untuk menangkap ikan.
148
Tanjung Pura Pangkal Pinang
Bukit Intan
Temberan
Zirkon, Ilminit
Laut Pasir Padi,
Timah dan
Kec. Bukit Intan,
ikutannya
Pangkalpinang Pangkal
Lontong Pancur
Zirkon
Blok Cebia/Laut
Timah dan
Tanjung Cebia
ikutannya
Blok
Timah dan
Sangau/Laut
ikutannya
Balam
Tanjung Sangau Blok Pundi/Laut
Timah dan
Tanjung Pundi
ikutannya
149
Diagram 1. Peta Jalan Cetak Biru PPM di Sekitar Kawasan Tambang
2018
Kondisi Eksisting IPM baik, namun sektor pendidikan belum optimal Angka kemiskinan fluktuatif, cenderung meningkat Konflik horizontal mulau marak Kurangnya partisipasi dalam penyelamatan lingkungan Kelembagaan masih bersifat formal Infrastuktur umum sudah baik, namun infrastruktur penunjang PPM masih terbatas
2019-2023
2024
Peningkatan IPM Peningkatan ekonomi
Program PPM
Penguatan sosial budaya &lingkungan
Pelembagaan komunitas lokal Peningkatan infrastruktur
150
“TERWUJUDNYA KESIAPAN MASYARAKAT PASCA TAMBANG TIMAH YANG MAJU, MANDIRI, DAN KOMPETITIF BERBASIS PADA BUDAYA DAN KEARIFAN
BAB III KESIMPULAN
Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan tambang tidak hanya menjadi kebutuhan visioner, namun juga sebenarnya menjadi kebutuhan yang bersifat kontekstual. Ketergantungan pada penambangan timah tidak cepat atau lambat akan menimbulkan persoalan karena sumber daya alam yang tidak terbarui seperti timah tidak akan bertahan selamanya. Perkembangan eksploitasi timah satu dekade terakhir telah menunjukkan bahwa penambangan timah dan kejayaannya akan segera berlalu. Di tengah kondisi tersebut, maka tidak bisa tidak bahwa upaya pengembangan komunitas seraya memikirkan alternatif ekonomi lainnya menjadi kebutuhan. Cetak biru pengembangan dan pemberdayaan masyarakat bertumpu pada konteks kesiapan masyarakat menuju era pasca tambang timah dengan mengkondisikan masyarakat yang maju, mandiri, kompetitif dengan berangkat pada nilai-nilai dan kebudayaan lokal. Hal ini tercermin pada visi dan misi yang dikembangkan oleh PPM. Cetak biru PPM Bangka Belitung bertumpu pada 5 aspek penting, yakni upaya peningkatan IPM, peningkatan kesejahteraan ekonomi alternatif, penguatan nilai-nilai sosial budaya dan kepedulian lingkungan, pelembagaan komunitas, dan peningkatan infrastruktur. Cetak biru ini pada prinsipnya bervisi pada kesiapan, artinya berbagai kegiatan PPM bersifat meletakkan landasan bagi upaya menuju kesiapan tersebut.
151
DAFTAR PUSTAKA DIRJEN MINERBAPABUM, 2010. Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar Wilayah Tambang. Ibrahim, 2013. Sengkarut Timah dan Gagapnya Ideologi Pancasila, Imperium, Yogyakarta. Maemunah, Siti, 2012, Negara Tambang dan Masyarakat Adat, Intrans Publishing, Malang. Paripurno, Eko Teguh, dkk, 2009, Datang, Gali dan Pergi (Potret Penutupan Tambang di Indonesia), JATAM, Jakarta. Rachman R., 2008. Plus Minus Tambang Inkonvensional dalam Buku Rusli Rachman Beginilah adanya, Aksarasastra, Yogyakarta. Suyartono, dkk, 2003. Good Mining Practice (Konsep tentang Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan Benar), Mutiara Bumi, Jakarta. Sujitno. Sutedjo, 2005. Dampak Kehadiran Timah Indonesia Sepanjang Sejarah, Cempaka Publishing, Jakarta. Susilo, Joko dan Maemunah, Siti. 2002.Tiga Abad Melayani (Potret Tambang Timah di Bangka Belitung), JATAM, Jakarta. Sumber Lainnya : BPS, Bangka Belitung dalam Angka 2018 BPS, Statistik Daerah Kepualauan Bangka Belitung 2018 Dokumen RPJMD Bangka Belitung 2017-2022.
152