Blue Print PPM (19 Des) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CETAK BIRU PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN IKUTANNYA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2019-2024



Disusun oleh DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG



Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



1



1.2 Maksud dan Tujuan



6



1.3 Dasar Hukum



6



BAB II CETAK BIRU PPM SEKITAR PERTAMBANGAN TIMAH 2.1 Kondisi Saat Ini



9



2.1.1 Indeks pembangunan manusia provinsi dan/atau kabupaten/ kota setempat 9 2.1.2 Ekonomi masyarakat sekitar tambang



11



2.1.3 Sosial budaya dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang



13



2.1.4 Kelembagaan komunitas masyarakat Sekitar Tambang



15



2.1.5 Infrastruktur Sekitar Tambang



16



2.2 Visi dan Misi PPM Provinsi



18



2.2.1 Visi PPM Provinsi



18



2.2.2 Misi PPM Provinsi



20



2.3. Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Cetak Biru PPM



21



BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS CETAK BIRU PPM 3.1 Program Peningkatan Layanan Pendidikan



27



3.2 Program Pelayanan Kesehatan



31



3.3 Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat



33



3.4 Program Pengembangan Kearifan Lokal



40



3.5 Program Penguatan Identitas Desa



43



3.6 Program Pemberdayaan komunitas



44



3.7 Program Pembangunan Infrastruktur Desa



46



3.8 Program Pembangunan Kawasan Hijau



49



3.9 Program Peningkatan Akses Informasi dan Teknologi



50



BAB III KESIMPULAN



151



DAFTAR PUSTAKA



152



DAFTAR TABEL Tabel 1. Program dan Kegiatan Prioritas



26



Tabel 2. Matrik Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, Kode, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas



53



Tabel 3. Rencana Usulan Program dan Kegiatan Prioritas di Sekitar Wilayah Penambangan



57



DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Peta Jalan Cetak Biru PPM di Sekitar Kawasan Tambang



150



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdiri berdasarkan UndangUndang Nomor 27 tahun 2000. Provinsi ini dikenal sebagai daerah pertambangan, khususnya timah yang sudah dieksploitasi sejak abad 17 yang lampau sampai hari ini. Sutedjo Sujitno (2005) dalam bukunya menuliskan bahwa di Indonesia, timah hanya ditemukan di Pulau-pulau Bangka, Belitung, Singkep, dan Karimun-Kundur, serta di Bangkinang, daratan Sumatera. Pulaupulau ini berada pada jalur yang disebut The South East Asia Tin Belt (Sabuk Timah Asia Tenggara). Dalam literatur, pulau-pulau penghasil timah ini disebut sebagai The Indonesian Tin Islands. Tidak hanya timah sebenarnya, dua pulau besar ini juga kaya akan jenis tambang yang lain baik logam maupun non logam, seperti pasir kuarsa, kaolin, granit, bauksit, monasit, tanah liat, seng, timbal dan perak. Potensi terhadap galian tambang diluar timah juga besar dan apabila dikelola secara maksimal juga dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah. Di samping itu, sektor pertambangan juga menjadi sektor terbesar kedua yang paling banyak menyerap angkatan kerja laki-laki sehingga menurunkan jumlah angka pengangguran.Laju pertumbuhan PDRB sektor Pertambangan dan Penggalian terdongkrak ke level 1,99 persen (BPS, 2018). Luasnya areal tambang yang dieksploitasi dan peningkatan laju pertumbuhan PDRB sektor tambang di atas apakah berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat didaerah areal tambang. Pertanyaan ini kiranya harus dijawab ketika mengklaim bahwa pertambangan adalah project pembangunan



yang



mensejahterakan



1



dan



berwawasan



lingkungan.



Berdasarkan data BPS (2018), dari sektor ekonomi terlihat angka kemiskinan memang terlihat mengalami penurunan, namun pada tahun tertentu masih mengalami fluktuatif. Misalnya ditahun 2012, 2013 dan 2014 menunjukkan trend positif persentase kemiskinan terus menurun jumlahnya dari mencapai 5,53 persen, 5,21 persen dan 4,97 persen. Namun ditahun 2015 justru merangkak naik menjadi menjadi 5,4 persen mendekati seperti tahun 2012. Bahkan di 2 tahun terakhir, 2016 dan 2012 masih tidak jauh menurun hanya di angka 5,2 persen. Fluktuatifnya angka kemiskinan di Bangka Belitung jelas masih berkorelasi dengan tingginya ketergantungan terhadap ekonomi tambang. Dari hulu ke hilir pertambangan melibatkan banyak sumber daya. Sayangnya sumber daya tersebut belum berpola kemitraan dan pemberdayaan serta hanya menghidupkan perekonomian berbasis modal besar seperti penjualan mesin, sewa alat berat, solar, dan lain-lain. Sebaliknya masyarakat lokal hanya berperan sebagai penambang atau berjualan warungan. Belum ada upaya serius untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dan wilayah sekitar tambang. Aktivitas pertambangan, baik galian timah maupun lainnya, tentu tidak sekedar datang, gali dan pergi sebagaimana judul buku yang ditulis oleh rekanrekan Jaringan Advokasi Tambang, Paripurno dkk (2009), serta gambaran negatif yang diungkap di atas. Karena sejatinya, Pasal 33 ayat (3) dan (4) UUD 1945 telah menegaskan bahwa tata kelola kekayaan alam, termasuk bahan tambang yang ada diperut bumi Negeri Serumpun Sebalai ini harus dipergunakan



untuk



sebesar-besarnya



kemakmuran



rakyat,



dan



diselenggarakan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Artinya, potensi dan kontribusi timah dan bahan galian lainnya yang sudah dieksploitasi



2



nasional, tetapi yang paling mendasar dan harus menikmati hasilnya adalah Bangka Belitung sendiri, khususnya masyarakat terdampak disekitar areal tambang. Disamping dalam norma konstitusi, kewajiban pengembangan dan pemberdayaan masyarakat juga diatur dalam berbagai regulasi. UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas misalnya sudah mewajibkan Perusahaan),



corporate



social



termasuk



responsibility/CSR



(Tanggungjawab



perusahaan-perusahaan



Sosial



tambang



guna



meningkatkankesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tambang, baik selama aktivitas pertambangan berlangsung maupun pasca tambang. Kemudian Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, sebagai utama aktivitas pertambangan. Dalam ketentuan umum disebutkan



bahwa



pemberdayaan



masyarakat



adalah



usaha



untuk



meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.Diatur pula bahwaIUP Eksplorasi dan produksisalahsatunya wajib memuat tentang rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan. Salahsatu kewajiban dari pemegang IUP dan IUPK adalah menyusun program dan melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan melibatkan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Terkait implementasi



semua



kewajiban



tersebut,



maka



pengembangan



dan



pemberdayaan masyarakat setempat menjadi satu dari beberapa objek pengawasan yang dilakukan terhadap penyelenggaraan usaha pertambangan. Pada dasarnya ada tiga alasan penting bagi perusahaan melakukan pengembangan masyarakat (community development), antara lain untuk mendapatkan izin lokal beroperasinya perusahaan, menciptakan sustainable future (masa depan yang berkelanjutan), dan sebagai sarana bagi perusahaan



3



untuk memenuhi sasaran-sasaran usahanya. Pertama, Izin lokal merupakan hal yang



mutlak



diperlukan



oleh



perusahaan



dalam



rangka



menjaga



keberlangsungan kegiatannya di wilayah hak ulayat sebagai bagian dari komuniti



(masyarakat).



Kedua,



sustainable



future



(masa



depan



yang



berkelanjutan), baik bagi komuniti (masyarakat) dan lingkungan, serta terutama bagi keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Melalui community development (pengembangan masyarakat), diharapkan korporat dapat menciptakan strategi pengembangan usaha melalui kerjasama yang proaktif dengan komuniti. Dengan demikian maka akan tercipta hubungan baik dengan komuniti yang dapat menunjang aktivitas industri yang dilakukan oleh perusahaan. Ketiga, program community development perlu diaplikasikan untuk menciptakan suasana yang kondusif. Pemenuhan sasaran perusahaan tersebut dapat berupa membangun jaringan dengan berbagai stakeholders (pemangku kepentingan) seperti menjalin hubungan positif dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, membangun citra positif di mata publik, maupun investasi bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha (DIRJEN MINERBAPABUM, 2010) Program pengembangan wilayah dan masyarakat disekitar wilayah pertambangan merupakan kesempatan bagi proses pembangunan daerah yang belum terjangkau oleh program pemerintah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain melalui kemitraan sinergis stakeholder, dan konsepsi program. Kemitraan sinergis stakeholder meliputi pembentukan lembaga fasilitasi sebagai sarana interaksi stakeholder, dan membentuk pula lembaga fasilitasi alternatif mediasi resolusi konflik. Kemudian konsepsi program terdiri dari komitmen perusahaan, pendekatan program, kebutuhan umum komunitas, dan dukungan pendanaan (Suyartono, 2003:200-206)



4



Program-program



CSR



yang



selama



ini



dijalankan



oleh



pihak



perusahaan tambang belum mampu memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat disekitar areal tambang, khususnya didesa-desa. Program yang lebih dominan memberikan ikan daripada kail menjadikan pemberdayaan tidak berjalan dan tidak menumbuhkan alternatif ekonomi lain. Jikapun ada beberapa yang sifatnya pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan misalnya, namun kemudian tidak didukung oleh modal dan kebijakan pendukung oleh pemerintah daerah dan industri maka akan gagal juga. Melihat luasnya izin usaha pertambangan (IUP), sepertinya 82 kelurahan dan 309 desa yang ada di Bangka Belitung bersinggungan dengan wilayah tambang. Oleh karenanya, diperlukan kebijakan dan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat areal tambang yang strategis, partisipatif,



ekonomis,



inovatif



dan



mampu



menggerakkan



potensi



perekonomian berbasis kearifan dan sumber daya lokal. Hal ini penting agar eksploitasi tambang tidak hanya meninggalkan bekas galian tetapi juga wajib berkontribusi membangun areal terdampak baik secara infrastruktur dan terutama adalah membangun manusianya. Berdasarkan beberapa masalah sosial ekonomi di atas, program pengembangan dan pemberdayaan



yang belum optimal, yang berdampak



pada lambannya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah tambang, penting untuk disusun sebuah Kerangka Cetak Biru (Blue Print) pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk memberikan arah yang jelas bagi perusahaan-perusahaan tambang dalam melakukanpengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



5



1.2 Maksud dan Tujuan Cetak Biru (Blue Print) ini maksudkan sebagai pedoman utama bagi perusahaan tambang untuk penyusunan rencana indup pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada pembangunan berkelanjutan , berwawasan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan sekitar tambang. Adapun tujuan Cetak Biru (Blue Print) adalah sebagai berikut: 1. merumuskan visi dan misi, arah kebijakan, sasaran, strategi, program dan kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Sekitar Tambang 2. memberikan pedoman kepada stakeholder terkait dan perusahaan tambang dalampengelolaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Sekitar Tambang dijalankan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Dilakukan dengantransparan, responsif,



efisien,



efektif,



akuntabel,



partisipatif, terukur, berkeadilan, berwawasan lingkungan serta sesuai dengan norma dan budaya kearifan lokal b. Meningkatkan



indeks



pembangunan



manusia



provinsi



dan/atau



kabupaten/ kota setempat, dan Pembangunan ekonomi masyarakat sekitar tambang sampai dengan pelaksanaan kegiatan pascatambang c. Meningkatkan Pengembangan sosial budaya dan lingkungankehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan d. Meningkatkan Pengembangan kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM dan Pembangunan infrastruktur yang menunjang PPM



1.3 Dasar Hukum a. Pasal 33 Undang-Undang Dasar tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang



6



c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas d. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup f.



Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah



g. Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara h. Peraturan



Pemerintah



Nomor



22



Tahun



2010



tentang



Wilayah



Pertambangan i.



Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha PertambanganMineral dan Batubara



j.



Peraturan Menteri BUMN No.5 Tahun 2007 TentangProgram Kemitraan Badan Usaha Milik Negara(BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program BinaLingkungan.



k. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 tentang PengusahaanPertambangan Mineral dan Batubara l.



Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.



m. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1824 tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. n. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014- 2034 o. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral



7



p. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung No. 101 tahun 2017 tentang Pembentukan dan Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Cabang Dinas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung



8



BAB II CETAK BIRU PPM SEKITAR PERTAMBANGAN TIMAH



2.1 Kondisi Saat Ini 2.2.1 Indeks pembangunan manusia provinsi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah kombinasi dari tiga hal mendasar, yakni pendapatan, kesehatan dan pendidikan. IPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan angka yang pada dasarnya semakin baik dari tahun ke tahun. Menurut data BPS Bangka Belitung (2018), IPM Bangka Belitung saat ini berada pada angka 69,99 yang naik 0,44 dari tahun sebelumnya. Grafik kenaikan IPM Bangka Belitung ditunjukkan sebagai beriku :



Capaian Capaian



66,02



2010



66,59



2011



67,21



2012



69,05



67,92



69,55



69,99



65,27 2013



2014



2015



2016



2017



Sumber : BPS, 2018



Data yang di-launching oleh BPS Bangka Belitung pada tahun 2018 tersebut menunjukkan angka yang terus menanjak, namun capaiannya berada dalam posisi keempat dari bawah dengan sektor pendidikan sebagai penyumbang rendahnya capaian tersebut. Data BPS juga menunjukkan bahwa IPM paling baik di antara kabupaten/kota adalah Pangkal Pinang,



sementara paling rendah



adalah



Kabupaten Bangka Selatan. Secara umum, data menunjukkan bahwa IPM untuk Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung, dan Kota Pangkal Pinang berada dalam



9



posisi tinggi, sementara empat kabupaten lainnya berada dalam posisi rendah. Berikut data capaian IPM perkabupaten/kota.



Sumber : BPS, 2018



Mengamati data perindeks komponen IPM terlihat ada kenaikan disetiap komponen. Pada angka Umur harapan hidup bagi bayi yang lahir pada 2017 meningkat menjadi 69,95 tahun, lebih lama 11 hari dibandingkan dengan bayi yang lahir pada tahun 2016. Kemudian pada komponen pendidikan, anak-anak yang pada 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 11,83 (kelas XII atau Sekolah Menengah Atas kelas 3), lebih lama 1 bulan 13 hari dibandingkan dengan anak-anak berumur sama di tahun sebelumnya. Adapun penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,78 tahun (kelas VIII atau Sekolah Menengah Pertama kelas 2), lebih lama 1 bulan 28 hari dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan berangkat pada data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa umumnya daerah pemekaran masih memiliki angka yang tidak terlampau signifikan meningkat dibandingkan dengan daerah induk. Sementara itu, dari data tersebut



10



juga dapat dikatakan bahwa sektor pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus. Artinya, sebagai penyumbang capaian IPM, sektor ini mendesak untuk dijadikan sebagai kerangka kerja dalam pelaksanaan cetak biru pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan data BPS, pada aspek pendidikan, penyumbang ini yang patut diperhatikan adalah harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.



2.2.2 Ekonomi masyarakat sekitar tambang Ekonomi masyarakat pasca tambang pada umumnya dapat dilihat secara umum pada perkembangan ekonomi Bangka Belitung. Jika diperhatikan secara umum, masyarakat Bangka Belitung relatif stabil meski inflasi cukup tinggi di daerah ini. Data BPS 2018 mencatat bahwa Garis Kemiskinan (GK) pada Maret 2017 bertambah Rp53.301 terhadap Maret 2016, menjadi Rp587.530, dimana Rp24.845 adalah Garis Kemiskinan Makanan (GKM), dan Rp162.685 adalah Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Kemudian, persentase penduduk miskin juga mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan angka kemiskinan dari tahun ke tahun :



Persentase Persentase 6,51



2010



5,75



2011



5,53



2012



5,21



2013



4,97



2014



Sumber : BPS 2018



11



5,4



2015



5,22



2016



5,2



2017



Adapun kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin ditunjukkan dalam grafik berikut ini :



Persentase Persentase 7,77 5,1



Belitung



Bangka Barat



4,8



3,92



2,98



Bangka



6,81



6,07



Bangka Tengah



Bangka Selatan



Belitung Timur



Pangkal Pinang



Sumber : BPS, 2018



Grafik di atas menujukkan bahwa angka persentase kemiskinan masih menjadi isu penting di provinsi ini. Belitung adalah kabupaten dengan persentase penduduk miskin paling tinggi disusul oleh Belitung Timur. Sementara yang paling rendah adalah Bangka Barat disusul oleh Bangka Selatan. Kondisi ekonomi masyarakat sekitar tambang juga dapat dilihat dari konteks standar hidup layak sebagai bagian dari komponen angka IPM. Pada tahun 2017, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp12,07 juta per tahun, meningkat Rp106.000, dibandingkan dengan pengeluaran tahun sebelumnya. Berdasarkan data di atas, yang menjadi perhatian adalah peningkatan ekonomi mestinya dipusatkan pada daerah-daerah yang memang secara ekonomi masih memiliki jumlah persentase penduduk miskin masih tinggi. Meski demikian,



12



tentu saja pendekatan ini harus memperhatikan kebutuhan mendasar dari sebuah daerah, terutama menyangkut soal masyarakat di kawasan tambang secara langsung. Hasil survey Ibrahim, dkk (2018) terhadap dampak timah bagi aktivitas jual beli masyarakat di pasar-pasar menunjukkan angka yang cukup mencengangkan. Data survey tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pedagang yang tersebar di 7 kabupaten/kota mengatakan bahwa fluktuasi harga timah sangat mempengaruhi aktivitas jual beli di pasar, yakni 84,5 % responden menyatakan hal ini. Data ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada timah masih cukup tinggi. Hal ini sejalan dengan serapan tenaga kerja yang juga sebagian besar masih pada sektor pertambangan. Data BPS mencatat bahwa menurut lapangan pekerjaan utama, Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan menempati dua posisi teratas yang paling banyak menyerap tenaga kerja laki-laki, masing-masing sebesar 34,67 persen dan 19,35 persen. Sedangkan tenaga kerja perempuan mayoritas bekerja di Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian. Masing-masing sebesar 31,37 persen dan 28,4 persen. Berbagai kondisi di atas menujukkan bahwa ada kebutuhan penting untuk menciptakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi



pada



pemberdayaan



ekonomi



alternatif



seraya



memampukan



masyarakat untuk keluar dari keampuhan ekonomi berbasis timah.



2.2.3 Sosial budaya dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang Masyarakat Bangka Belitung adalah masyarakat yang secara sosiologis dikenal relatif terbuka. Tidak mengherankan jika daerah ini dikenal sangat majemuk dengan tingkat konflik horizontal yang relatif rendah. Terdapat dua etnis besar yang menghuni provinsi kepulauan ini, yakni etnis Melayu dan Tionghoa. Berbagai etnis lainnya membaur relatif baik di daerah ini. Meski demikian, sebagaimana dikatakan oleh Rahman (2006), daerah tambang umumnya dikenal merupakan percampuran



13



antara penduduk lokal dengan penduduk pendatang yang memang meningkat sejak tambang inkonvensional dibuka pada awal tahun 2000-an.



Pada masyarakat yang mayoritas kawasan tambangnya dikelola oleh penduduk lokal, konflik relatif jarang terjadi. Pengelompokkan sosial budaya umumnya didominasi oleh etnis Melayu dengan prinsip-prinsip kemelayuannya, antara lain melalui budaya lokal nganggung, tradisi keagamaan yang kental dengan nuansa Islam, dan masyarakatnya yang relatif dikenal terbuka dengan berbagai kultur luar. Meski demikian, seiring dengan meningkatnya aktivitas tambang, konflik yang bernuansa ekonomis menjadi pemicu dibalik konflik berwajah etnis yang seringkali muncul di banyak kawasan tambang. Umumnya konflik dipicu oleh pengelompokkan etnisitas di kawasan tambang, utamanya dari luar daerah. Nyaris semua kabupaten memiliki riwayat konflik di kawasan tambang, umumnya pengelompokkan terjadi karena penambang dari luar daerah akan menetap di satu titik kawasan yang pada akhirnya membentuk budaya dan kultur tandingan dengan penduduk setempat. Dengan demikian, salah satu tantangan bagi PPM ke depan adalah bagaimana membangun soliditas antarmasyarakat melalui pengembangan interaksi yang lebih harmonis melalui berbagai agenda-agenda langsung di masyarakat. Aspek sosial budaya menjadi penting untuk diperhatikan, terutama pada pengembangan budaya lokal dengan prinsip adaptasi, khususnya bagi penambang dari luar daerah. Prinsip pembauran menjadi program yang sebenarnya mendesak di kawasan tambang, utamanya di kawasan-kawasan yang memang banyak didataingi oleh penambang dari luar Bangka Belitung. Hal lain yang umumnya menjadi fakta umum adalah soal tingkat adaptasi masyarakat dengan konteks ekonomi. Masyarakat di kawasan tambang secara umum memiliki pendapatan yang relatif baik dan karenanya kemudian menjadi



14



masyarakat yang konsumtif. Namun ketika penambangan timah tidak lagi berjaya, maka umumnya masyarakat di kawasan tambang akan kembali berkebun atau melaut, meski tentu dengan kultur konsumsi yang berbeda dengan masa kejayaan timah. Fakta lain adalah soal kerusakan lingkungan yang umumnya terjadi sebagai dampak penambangan. Tidak mudah bagi masyarakat kawasan tambang merehabilitasi lingkungan tambang dalam waktu singkat. Kejayaan timah biasanya akan menyertakan krisis lingkungan yang berkepanjangan, kultur konsumsi yang berbeda, dan pada akhirnya ada pergeseran norma-norma sosial antarmasyarakat.



2.2.4 Kelembagaan komunitas masyarakat Sekitar Tambang Lembaga pemberdayaan masyarakat sebenarnya ada disetiap desa yang berfungsi sebagai wadah mendorong kemandirian masyarakat, termasuk di desadesa sekitar tambang. Saat ini, berdasarkan Permendagri Nomor 18 tahun 2018, juga didorong terbentuknya Lembaga adat desa (LAD) yang berfungsi untuk mengayomi dan melestarikan nilai sosial maupun benda material dari kebudayaan lokal dan merupakan organisasi yang kedudukannya setara dengan lembaga kemasyarakatan desa. LAD ini dapat menjadi mitra bagi perusahaan tambang guna membangun daerah dan menjaga kebudayaan lokal. Komunitas tambang pada dasarnya berangkat pada dua kondisi mendasar. Pertama adalah komunitas lokal yang menggarap tambang, atau sekurangkurangnya terlibat dalam aktivitas penambangan dengan cara masing-masing. Kedua adalah para penambang yang datang dari luar daerah dan kemudian membentuk komunitas internal yang solid di satu kawasan. Pada kasus pertama, komunitas akan tetap terbentuk sebagaimana keseharian dalam kondisi tidak menambang atau tidak terpapar oleh aktivitas penambangan. Kelembagaan yang berkembang dalam konteks ini adalah kelembagaan kultural dan tradisional khas masyarakat setempat. Namun dalam kondisi yang kedua, situasinya justru



15



memunculkan komunitas baru yang menggeser dan cenderung membentuk kultur dan tradisi baru dari asal mereka berada. Secara umum, kelembagaan komunitas sekitar tambang dijahit oleh kepentingan yang sama, yakni kepentingan eksploitasi timah. Kondisi ini pada dasarnya tidak beririsan dengan persoalan besar menyangkut kelembagaan komunitas masyarakat. Ciri mendasar pelembagaan komunitas di sekitar tambang bisa beragam, namun umumnya ditopang oleh regulasi yang bersifat sangat formal. RT dan RW biasanya akan memegang peranan penting, begitu juga dengan perangkat Kadus/Kaling dan Kades/Lurah. Tak mengherankan jika kemudian kelembagaan yang berlangsung umumnya bersifat formal, administratif, dan politis, bukan kelembagaan komunal. Tantangan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kawasan tambang tentu saja pada akhirnya adalah bagaimana mendorong munculnya kelembagaan dalam arti komunitas. Afiliasi masyarakat kawasan tambang pada umumnya sangat terbatas. Perlu difasilitasi untuk membentuk kelembagaan komunitas yang sepesifik menjadi penciri daerah kawasan tambang dan sekitarnya. Pada sektor ekonomi, koperasi dapat menjadi wadah kelembagaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Berdasarkan data BPS tahun 2017 Jumlah koperasi di Kepulauan Bangka Belitung tahun 2017 mencapai 974 unit atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebanyak 1.149 unit. Tinggal mengoptimalkan fungsi koperasi yang ada disekitar wilayah tambang yang nantinya bekerjasama dengan perusahaan tambang dalam program-program PPM.



2.2.5 Infrastruktur Sekitar Tambang Infrastruktur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan data BPS tahun 2017, pada dasarnya sudah dapat dikatakan baik. Sarana Pendidikanterkait daya tampung sekolah misalnya pada tahun ajaran 2016/201 rasio murid SD



16



terhadap jumlah sekolah sebesar 199,18, berarti SD di Kepulauan Bangka Belitung ratarata menampung 199-200 murid. Jumlah SMP, SMA dan SMK juga sudah cukup memadai, yaitu berjumlah 210 SMP, 67 SMA dan 54 SMK. Sedangkan level pendidikan tinggi ada 16 perguruan tinggi dengan total 19.633 mahasiswa. Sementara sarana KesehatanProvinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki Rumah Sakit (RS)sebanyak 21 unit terbagi menjadi 10RS umum pemerintah, 9 RS umumswasta, dan 2 RS umum khusus.Puskesmas dan puskesmas pembantu sudah menjangkau kecamatan, tapi tenaga medis yang tersedia dirasa masih kurang. Penyebaransarana penunjang kesehatan masihterkelompok di wilayah tertentu. Sarana Keagamaan berupa tempat ibadah ada sebanyak 956 masjid, 892 mushola,177 gereja protestan, 30 gerejakatolik, 70 vihara, 11 pura, dan 244kelenteng. Kemudian Sarana Pertanian, Peternakan danPerikanan.Luas lahan pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun2017 mencapai 70,60 persen dari luasdaratan atau setara dengan 1.174.938ha. Lahan bukan sawah mendominasilahan pertanian sebesar 1.149.880 haatau sekitar 97,86 persen.Luas lahan sawah dan lahan ladangyang berpotensi ditanami padi hanyaberkisar 25.058 ha dan 27.435 ha.Sementara itu, luas lahan sawah yangtelah memiliki irigasi hanya 4.234 ha.Potensi pertanian juga dapat terlihat dari andil subsektorpeternakan dan subsektor kelautandan perikanan.



Pada tahun 2017produksi penangkapan



ikanmengalami kenaikan dibanding tahun2016, yaitu sebanyak 208.019,70 ton. Dalam rangka membantu peningkatan kualitas hasil pertanian, sudah ada sarana UPTD Balai Benih Pertanian, Balai Proteksi Tanaman, dan Balai Pengawasan Sertifikasi Mutu Benih. Begitupula disektor perikanan dan kelautan ada UPTD Laboratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan, UPTD Balai Benih Ikan Air Payau Tanjung Krasak, UPTD Balai Benih Ikan Sentral Pemali dan UPTD Balai Benih Ikan Laut Tanjung Rusa. Sementara sarana Pemberdayaan Ekonomi



17



lainnya seperti dibangunnya galeri-galeri UMKM di setiap daerah untuk menjadi wadah bagi promosi dan pemasaran produk-produk lokal, serta pengembangan sentra-sentra kerajinan masyarakat. Sarana Umum Lainnya seperti kondisi jalan sudah umumnya dalah kondisi terfasilitasi dengan baik. Namun setiap daerah tambang pada dasarnya memiliki persoalan masingmasing yang berbeda. Pada kawasan pesisir, ketersediaan fasilitas sandar perahu dan pelabuhan yang memadai masih terbatas dan seringkali kurang terjangkau. Di kawasan pedalaman sendiri, belum semua daerah dialiri oleh listrik, terutama kawasan tambang yang ada di daerah pedalaman dan kurang terjangkau dengan baik. Identifikasi berbasis kebutuhan masyarakat sekitar kawasan tambang perlu diidentifikasi. Meski demikian, tidak semua fasilitas di kawasan tambang harus dipenuhi oleh PPM, melainkan dapat dikomunikasikan dengan pemerintah daerah sebagai bagian dari penanggungjawab fasilitas publik. Fasilitas yang perlu diperkuat melalui program PPM tentu saja tidak menjadi bagian dari fasilitas layanan publik utama, melainkan yang bersifat khusus dan unik. Misalnya pada satu kasus masyarakat kawasan tambang membutuhkan sebuah kawasan pelabuhan kecil untuk sandar kapal nelayan, maka PPM diarahkan pada pengembangan kawasan dimaksud.



2.2 Visi dan Misi PPM Provinsi 2.2.1 Visi PPM Provinsi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sebagai bagian dari pengembangan komunitas sekitar wilayah tambang timah pada dasarnya terintegrasi dengan visi dan misi yang ingin dicapai oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. berkenaan dengan hal tersebut, penyusunan Visi dan Misi PPM dengan demikian disusun sebagai bagian dari perencanaan yang



18



menjadikan Visi dan Misi Gubernur, RPJMD 2017-2022, dan RPJPD 2005-2025, RPJMN 2015-2019, dan RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2014-2034 sebagai acuan. Program PPM sejalan dengan target sasaran dalam RPJMD, seperti Meningkatnya pelayanan teknis latihan, perkoperasian dan UMKM, Meningkatnya pertumbuhanekonomi, Meningkatnya pendapatanPemerintah dan masyarakat, Meningkatnya PendidikanMasyarakat, Meningkatnya derajatkesehatan masyarakat, Meningkatkan tata kelolalingkungan hidup, Meningkatnya produksi subsektor pertanian, peternakan,perburuan dan jasa pertanian, Meningkatnya pengembangan. Pembangunan pariwisata, Menurunnya angkaPengangguran, dan lain-lain. Kegiatan PPM juga sejalan dengan tujuan dari RTRW Provinsi Kepualauan Bangka Belitung yang sudah disusun 2016 silam, yaitu untuk Mewujudkan TataRuang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Terpadu, Berimbang dan Berkeadilan berbasis Agro-Bahari untuk menunjang Pariwisata serta Pengendalian Wilayah Pertambangan untuk menjamin Pembangunan yang Berkelanjutan. Terlihat bahwasanya, keberadaaan RTRW guna menjamin pembangunan berkelanjutan yg bebasis pada pengendalian wilayah tambang dan pembangunan ekonomi yang linear dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan dari PPM. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka Visi PPM disusun sebagai berikut : “TERWUJUDNYA KESIAPAN MASYARAKATPASCA TAMBANG TIMAH YANG MAJU, MANDIRI, DAN KOMPETITIF BERBASIS PADA BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL”.



Kata kunci pada visi tersebut di atas diuraikan sebagai berikut :  Kerangka pasca tambang timah dalam hal ini dipahami sebagai bagian dari penambangan timah yang berorientasi pada pengembangan masyarakat pasca



19



tambang timah. Potret dari kegiatan PPM adalah memampukan masyarakat berdaya saat pasca tambang.  Maju dalam konteks ini adalah kondisi dimana masyarakat pasca tambang berdaya dari sisi infrastruktur dan modern dari sisi fasilitas sebagaimana layaknya citra masyarakat maju.  Mandiri dipahami dalam konteks kesejahteraan ekonomi dan kemampuan untuk tidak bergantung pada penambangan timah.  Kompetitif dalam konteks ini dipahami sebagai kemampuan untuk berdaya saing yang ditandai dengan tingginya kualitas sumber daya manusia pada masyarakat sekitar tambang timah.  Berbasis pada budaya dan kearifan lokal dalam konteks ini dipahami pada konteks menguatnya nilai-nilai lokalitas yang berangkat pada kebudayaan daerah dan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat di sekitar kawasan



penambangan



timah



dengan



mendedepankan



prinsip-prinsip



keterbukaan, harmoni sosial, dan menjunjung tinggi toleransi dan kebhinekaan sebagai bagian dari upaya memajukan kebudayaan daerah dalam kerangka kebudayaan nasional.



2.2.2 Misi PPM Provinsi Berdasarkan Visi PPM di atas, maka Misi PPM disusun sebagai berikut : 1.



Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang.



2.



Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan.



3.



Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat.



20



4. Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat. 5. Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM.



2.3 Sasaran, Strategi, dan Arah KebijakanCetak Biru PPM Berdasarkan kajian kondisi eksisiting pada 2.1, maka disusunlah sasaran, strategi, dan arah kebijakan cetak biru PPM berdasarkan skala kebutuhan yang dapat diproritaskan sebagai bagian dari pengembangan visi dan misi PPM.



2.3.1 Meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang Sasaran : 1.



Meningkatnya kesempatan pendidikan bagi masyarakat sekitar tambang



2.



Meningkatnya pembangunan kesehatan bagi masyarakat sekitar tambang



Strategi : 1.



Meningkatkan partisipasi sekolah masyarakat



2.



Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi masyarakat



3.



Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat



Arah Kebijakan : 1. Peningkatan akses pelayanan pendidikan 2. Peningkatan mutu layanan pendidikan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat



21



2.3.2 Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan. Sasaran : 1. Meningkatnya



pengembangan



pembangunan



pariwisata



dan



sektor



perikanan 2. Meningkatnya perekonomian desa melalui produk lokal



Strategi : 1. Meningkatkan pengembangan pembangunan pariwisata berbasis potensi desa 2. Meningkatkan produksi dan pengelolaan hasil perikanan tangkap serta perikanan 3. Meningkatkan sumber daya produksi dan pemasaran produk lokal



Arah Kebijakan : 1. Penciptaan kawasan wisata potensial 2. Peningkatan



produksi,



kualitas,



produktifitas,



dan



pemasaran



serta



kerjasama industri perikanan 3. Peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya ekonomi desa



2.3.3 Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat. Sasaran : 1. Meningkatnya pengembangan budaya dan olahraga 2. Meningkatnya ikatan sosial masyarakat 3. Terdokumentasinya Sejarah, profil dan pemetaan berbasis rumah tangga



22



Strategi : 1. Meningkatkan eksistensi kesenian budaya dan pemajuan bidang olahraga 2. Meningkatkan sinergitas antara masyarakat, pemerintah desa dan perusahaan tambang 3. Studi dan penyusunan sejarah, profil desa dan pemetaan



Arah Kebijakan : 1. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana pengembangan budaya dan keolahragaan 2. Peningkatan peran perusahaan tambang dalam kegiatan desa 3. Peningkatan profil desa dan pemetaan



2.3.4 Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat. Sasaran : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan wisata dan kenakalan remaja serta anti narkoba



Strategi : 1. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok sadar wisata 2. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok remaja



Arah Kebijakan : 1. Peningkatan kualitas kesadaran wisata 2. Peningkatan kualitas dan produktivitas remaja



23



2.3.5 Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM Sasaran : 1. Meningkatnya pemenuhan infrastrukturpengembangan potensi 2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 3. Meningkatnya penguasaan teknologi informasi



Strategi : 



Meningkatkan ketersediaan infrastuktur budaya







Meningkatkan ketersediaan infrastuktur ekonomi



1. Meningkatkan fasilitas pelayanan publik 2. Meningkatkan pengendalian terhadap kerusakan lingkungan 3. Meningkatkan ketersediaan akses teknologi informasi



Arah Kebijakan : 1. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur budaya 2. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi desa 3. Peningkatan ketersediaan fasilitas pendukung pelayanan publik 4. Peningkatan penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 5. Peningkatan, pemeliharaan dan pembangunan jaringan internet desa



24



BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS CETAK BIRU PPM



Terdapat lima area utama yang diharapkan dapat menjadi prioritas Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengacu pada panduan penyusunan Cetak Biru PPM Kementerian ESDM tahun 2017, yakni : 1. Area pengembangan sumber daya manusia 2. Area pengembangan ekonomi 3. Area pengembangan sosial budaya dan lingkungan 4. Area pengembangan kelembagaan komunitas 5. Area pembangunan infrastruktur penunjang PPM Berdasarkan kondisi eksisting, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat sekitar wilayah tambang, maka pengembangan prioritas cetak biru PPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disusun sebagai berikut :



25



Tabel 1. Program dan Kegiatan Prioritas Kode A B C



D E F



G H I



Program Prioritas No Kegiatan Prioritas Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang Program Peningkatan 1 Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESAN-DES) Layanan Pendidikan 2 Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULIT-DES) 3 Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES) Program Pelayanan 1 Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJA-DES) Kesehatan 2 Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV) Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan Program Peningkatan 1 Pengembangan kawasan wisata desa (KAWIS-DES) Ekonomi Masyarakat 2 Pengembangan budidaya perikanan desa (BUDIKAN-DES) 3 Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa (BUNTER-DES) 4 Pengembangan Produk Unggulan Desa (PRUNGGU-DES) 5 Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-DES) Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat Program Pengembangan 1 Bantuan Inventaris seni budaya dan olahraga desa (SIBOLGA-DES) Kearifan Lokal 2 Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah Ibadah Desa (RUIDAH-DES) Program Penguatan 1 Kajian identitas desa (KAIDA) Identitas Desa Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat Program Pemberdayaan 1 Pembentukan dan pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata Desa (POKDARWISkomunitas DES) 2 Pengembangan Komunitas Wirausaha Muda Desa (KWM-DES) Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM Program Pembangunan 1 Pembangunan Balai Budaya Desa (BB-DES) Infrastruktur Desa 2 Pembangunan Galeri Desa (GALE-DES) 3 Pembangunan Prasarana Pendukung Pelayanan Publik Desa (PRAYANLIK-DES) Program Pembangunan 1 Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES) Kawasan Hijau Program Peningkatan 1 Jaringan Internet Desa (JARINGNET-DES) Akses Informasi dan 2 Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES) Teknologi 26



Kode A1 A2 A3 B1 B2 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 E1 F1 F2 G1 G2 G3 H1 I1 I2



Program dan kegiatan prioritas PPM dimaksud dijabarkan sebagai berikut : 3.1 Program Peningkatan Layanan Pendidikan 1. Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESAN-DES) – A1 Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh daerah tambang adalah meningkatnya angka putus sekolah yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah faktor pengaruh lingkungan keluarga dan teman sebaya yang ikut keluarga atau teman menambang dengan penghasilan yang menggiurkan. Pendidikan tidak menjadi prioritas utama, utamanya di kawasan-kawasan yang memang menjadi daerah tambang. Faktor dorongan orangtua yang berpindah mengikuti perpindahan lokasi pencaharian juga menjadi alasan lain. Angka putus sekolah bertalian dengan program peningkatan layanan pendidikan yang semakin terbatas jika terus dibiarkan. Pada saat yang bersamaan, faktor dorongan untuk mengikuti gaya hidup di sekitar tambang memaksa anak-anak usia sekolah berhenti dan mengikuti gaya yang berkembang di lingkungan. Sementara itu, tidak stabilnya harga komoditas



penambangan



berikut



kapasitas



produksinya



mendorong



pendapatan di sektor tambang semakin berkurang. Di luar karena faktor penambangan, perusahaan di kawasan tambang dituntut untuk turut serta meningkatkan sumber daya manusia di lingkungan usahanya, agar ketika kelak tambang tidak lagi secara langsung menjadi alternatif pemasukan bagi warga disekelilingnya, mereka tetap berkembang dengan sumber daya manusia yang semakin baik. Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESAN-DES) adalah model pengembangan kapasitas sumber daya manusia di sekitar wilayah tambang dalam bentuk pemberian beasiswa. Beasiswa ini diberikan kepada siswasiswa yang membutuhkan, baik karena kapasitas ekonomi yang terbatas maupun karena alasan prestasi. Penyaluran beasiswa dilakukan melalui



27



pendataan yang valid dengan rekomendasi dari Kepala Desa. Perusahaan sekitar wilayah tambang memastikan ketepatan sasaran dan efisiensi penggunaan. Selain melalui desa, perusahaan juga dapat menyalurkan beasiswa melalui sekolah secara langsung atau melalui unit-unit formal yang tersedia di tengah-tengah masyarakat. Pemberian beasiswa ini akan membantu masyarakat di sekitar wilayah tambang untuk tetap mengembangkan kapasitas sumber daya manusia mereka sehingga terjadi hubungan mutualisme antara perusahaan dan masyarakat disekitarnya. Pemberian beasiswa ini juga sejalan dengan upaya untuk memperluas cakupan pelayanan publik di bidang pendidikan sehingga menopang secara langsung tugas-tugas pemerintahan.



2. Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULIT-DES) – A2 Salah satu yang menjadi titik lemah generasi milenial saat ini adalah kapasitas literasi yang sangat terbatas. Kapasitas yang terbatas ini sebenarnya tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Di samping motivasi dari lingkungan yang terbatas, dukungan fasilitas juga menjadi sebab. Di banyak kawasan pedesaan, budaya literasi sangat lemah. Implikasinya bahwa kapasitas sumber daya manusia menjadi terbatas lantaran pengetahuan tidak berkembang secara luas melalui pembudayaan literasi. Sementara itu, pada perkembangan saat ini. budaya gadget menjadi salah satu tantangan mendasar bagi upaya untuk mengembangkan budaya literasi. Oleh karena itu, kegiatan Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULITDES) diharapkan dapat mendorong semakin berkembangnya budaya ini. Penyediaan rumah literasi desa bisa dilakukan dalam beberapa model. Antara lain misalnya melalui pembangunan rumah literasi yang disiapkan oleh perusahaan. Cara lain adalah dengan memanfaatkan kantor atau rumah



28



yang disediakan oleh pemerintah desa. Dalam hal terakhir ini, maka pengelolaan haruslah dimulai dari penyediaan berbagai bahan dan kebutuhan rumah literasi. Pengelolaan rumah literasi tentu saja tidak terhenti pada aspek penyediaan sarana dan prasarana rumah literasi, namun juga disertai dengan program pengelolaannya yang terintegrasi dengan penyediaan kebutuhan bacaan,



tenaga



pemandu,



dan



tersedianya



program-program



yang



mendorong aktivitas di rumah literasi. Melalui rumah literasi ini, diharapkan generasi muda dapat mengarahkan kegiatannya pada hal-hal positif serta mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sekitar kawasan tambang.



3. Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES) – A3 Pada banyak kawasan penambangan, putus sekolah menjadi bagian dari dinamika. Harus disadari bahwa iming-iming pendapatan secara instan telah mendorong banyaknya orangtua yang merelakan anak-anaknya untuk bekerja dan lepas dari sekolah. Jikapun tidak lepas dari sekolah, bersekolah secara rajin dengan nilai memuaskan tidak menjadi pilihan utama. Tidak mengherankan jika putus sekolah atau persoalan ketertinggalan pendidikan menjadi salah satu masalah mendasar dalam setiap usaha penambangan. Usia putus sekolah umumnya terjadi pada hampir semua strata pendidikan dan pada dasarnya ada kesadaran bahwa sektor pendidikan kurang diperhatikan dibandingkan dengan usaha yang lebih menghasilkan dalam waktu singkat. Dari sisi orangtua, ada kesadaran terhadap kebutuhan pendidikan, namun harapan akan lebih terbantu dengan keberadaan anak yang bekerja menjadi alasan utama. Sementara bagi anak sendiri, keinginan



29



untuk segera lepas dari beban pendidikan yang bersifat rutin serta giuran pendapatan menjadi alasan yang mendukung meningkatnya angka putus sekolah. Sekalipun



demikian,



penyesalan



hampir



selalu



menjadi



pilihan



belakangan. Keinginan untuk mengenyam pendidikan kembali kerap terlambat dan menyebabkan rasa sungkan dan malas menjadi penjelas mengapa sekolah formal tidak menjadi pilihan bagi anak-anak yang telah putus sekolah. Sementara pada saat yang bersamaan, kompetisi di berbagai lini telah mendorong kebutuhan pendidikan yang memadai meningkat. Pada sektor pekerjaan kantor, ijasah menjadi salah satu instrumen penting. Tidak heran jika pendidikan kesetaraan menjadi pilihan untuk menjembatani keinginan untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi bagi kalangan putus sekolah. Pendidikan kesetaraan atau lazim dikenal dengan istilah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dikelola oleh pemerintah dalam rangka memberikan kesempatan kepada kalangan yang putus sekolah untuk meneruskan pendidikannya. Pendidikan kesetaraan menjadi pilihan karena tidak mengenal batas usia, pekerjaan, dan tempat atau domisili. Meningkatnya angka putus sekolah atau sebaliknya : ekspektasi untuk kembali mengenyam pendidikan yang bermutu di banyak kawasan penambangan ditawarkan sebagai salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam hal ini, program pendidikan kesetaraan dapat menjadi pilihan PPM bagi perusahaan. Modelnya dapat beragam, antara lain dengan menyediakan beasiswa bagi peserta program keseteraan, menyediakan fasilitas pojok belajar, baik dengan cara pembangunan maupun dengan cara penyewaan selama masa aktif perusahaan. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan fasilitas tambahan, seperti bahan pelajaran atau



30



tutor-tutor berkualitas untuk tiap PKBM. Melalui kegiatan ini Pengembangan Program Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES) menjadi salah satu pilihan PPM yang dapat menunjang tugas pemerintah dalam rangka tetap menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas dan aksesibel.



3.2 Program Pelayanan Kesehatan 1. Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJA-DES) – B1 Salah satu dampak dari meningkatkan pendapatan kalangan anak-anak dan remaja adalah kecenderungan pada kematangan psikis. Dampaknya lebih jauh adalah pada keinginan untuk berprilaku lebih dewasa dan matang layaknya orang dewasa. Tidak heran jika pada kawasan yang dimana anakanak dan remajanya mendapatkan penghasilan sendiri, pernikahan dini menjadi salah satu fenomena. Bangka Belitung sendiri luas dikenal sebagai daerah yang memiliki tingkat pernikahan dini yang cukup tinggi. Persoalan lainnya adalah pada meningkatnya pergaulan remaja yang cenderung bebas dan pada akhirnya terorientasi pada pergaulan terlarang, seperti narkoba, minum-minuman keras, dan perilaku menyimpang lainnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan di sekitar kawasan tambang dapat mendorong pemberdayaan kalangan remaja dan kelompok rentan lainnya melalui Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJADES) yang dikerjakan bersama-sama dengan para perangkat kecamatan dan desa serta unit terkait lainnya. Pengembangan Posyandu Remaja dalam hal ini menjadikan remaja sebagai objek pemberdayaan. Kegiatan yang dapat dikembangkan antara lain adalah mengefektifkan gerakan pergaulan yang sehat, bebas Narkoba, dan kegiatan lainnya yang terorientasi dengan pendidikan remaja yang produktif lainnya. Posyandu Remaja dapat juga



31



berupa fasilitasi pendidikan bagi kalangan remaja dengan pendekatan kesehatan. Penyediaan tenaga ahli pemberdayaan di bidang kesehatan melalui program yang terencana dan bersifat rutin bisa menjadi pilihan. Bekerjasama dengan sekolah dan instansi yang relevan juga dapat menjadi pertimbangan. Pada tataran yang lebih luas, penyediaan bangunan Posyandu khusus remaja bisa menjadi pilihan dari perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan menjalankan tugas untuk memastikan bahwa kalangan remaja di kawasan tambang bisa tumbuh dan berkembang lebih baik dan tidak terpapar dampak negatif dari pergaulan bebas.



2.



Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV) – B2 Salah satu kendala masyarakat di pedesaan adalah keterbatasan layanan kesehatan yang memang menjadi kebutuhan masyarakat seharihari. Keterbatasan layanan kesehatan menyangkut pada banyak aspek, antara lain pada fasiltas sarana dan prasarana pelayanan dasar kesehatan, keterbatasan tenaga kesehatan, sampai pada akses informasi kesehatan yang relatif terbatas. Saat ini, setidaknya sektor kesehatan masih berhadapan dengan kendala perihal pola pikir masyarakat yang masih menempatkan kesehatan dari sisi kuratif, sementara dari sisi preventif masih terkendala oleh akses kesehatan informasi yang seringkali tidak maksimal. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, perusahaan di kawasan tambang dapat mengambil peran penting dalam hal aksebilitas terhadap tenaga kesehatan secara langsung dan akses atas informasi. Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV) dimaksudkan sebagai program pelayanan kesehatan yang berbasis pada penyediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara langsung. Penyediaan



32



dokter tentu saja tidak dimaksudkan permanen dan menggantikan peran pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan, melainkan dalam bentuk fasilitasi keberadaan dokter secara terjadwal baik dalam bentuk dokter keliling, pelayanan informasi kesehatan melalui pojok literasi kesehatan, sampai pada penentuan topik khusus yang dapat diedukasi oleh dokter ke masyarakat secara langsung. DG-TV



diharapkan



menyediakan



dapat



pelayanan



menutupi



kesehatan.



peran



Tujuannya



pemerintah untuk



dalam



menciptakan



masyarakat yang lebih dekat dengan sumber kesehatan dan perusahaan secara terjadwal memfasilitasi keberadaan dokter melalui klinik-klinik dan pemeriksaan rutin kesehatan yang terjadwal langsung di tengah-tengah masyarakat. Dalam pelaksanaannya, perusahaan dapat menggandeng asosiasi profesi dokter, rumah sakit terdekat, atau kampus tertentu untuk menyediakan tenaga kesehatan. Targetnya kegiatan ini tidak hanya pada ranah kuratif dalam bentuk pelayanan kesehatan gratis/murah, namun juga dalam bentuk penyediaan layanan informasi hidup sehat atau topik-topik yang relevan yang erat kaitannya dengan dimensi kesehatan secara preventif.



2.3.



Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat



1. Pengembangan Desa Wisata (BANG DEWI) – C1 Sebagai kawasan yang kaya dengan sumber daya alam, penambangan di Bangka Belitung telah membuat ekonomi masyarakat di daerah ini bergantung pada industri ekstraktif. Corak ekonomi ekstraktik memiliki resiko jangka



panjang, yakni ketika sumber daya alam semakin berkurang,



ketergantungan



pada



penambangan



akan



menjadi



ancaman



bagi



pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, seiring dengan eksploitasi sumber



33



daya alam, salah satu hal mendesak adalah menyiapkan ekonomi alternatif yang mulai bisa dirintis. Pengembangan Desa Wisata (BANG DEWI) adalah salah satu alternatif ekonomi yang saat ini digalakkan oleh pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagian besar daerah yang memiliki gugusan pantai dan kepulauan yang indah telah mencoba untuk menggeser sektor ekonomi ke sektor



wisata.



Salah



satu



kelemahannya



hingga



saat



ini



adalah



pengembangan pariwisata masih berbasis pada industri swasta, dalam arti dikelola oleh sektor swasta. Dalam kondisi ini, kebermanfaatannya kurang dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Pengembangan desa wisata pun sebenarnya sudah mulai dilirik. Beberapa desa sudah memikirkan skenario penyiapan komoditas wisata berbasis pada potensi unggulan yang dimiliki oleh desa. Salah satu nilai positif jika desa wisata dikembangkan oleh desa adalah kebermanfaatannya langsung dirasakan oleh masyarakat. Di setiap kawasan tambang, pada dasarnya potensinya sangat beragam. mulai dari potensi wisata yang berbasis pada keindahan alam atau pengembangan wisata pada daerah-daerah yang memang merupakan daerah tambang. Apakah mungkin? Tentu saja terbuka peluang besar bagi setiap desa untuk memikirkan alternatif pengembangan wisata. Di beberapa desa setidaknya sudah dan sedang berkembang pengelolaan desa wisata dengan basis sebagai berikut : a. Wisata Mangrove, seperti Desa Kurau Barat Bangka Tengah; b. Wisata Daur Ulang, seperti Desa Tukak Sadai Bangka Selatan; c. Wisata Kolong Biru, seperti Desa Air Bara Bangka Selatan; d. Wisata Religi, seperti Desa Keretak Atas dan Keretak Bawah; e. Wisata Adat, seperti Desa Kundi Bangka Barat.



34



Setiap desa pada dasarnya memiliki peluang dan potensi unggulan yang bisa digarap dan dikembangkan. Tentu saja pengelolaannya harus berbasis desa. Di beberapa kota besar di Pulau Jawa misalnya, desa wisata menjadi sangat menjanjikan ketika dikelola secara serius dan masyarakat dapat diintegrasikan secara optimal untuk sama-sama bekerja dengan pola dan ritme yang sudah terdesain sedemikian rupa sebagai desa wisata. Desa wisata dapat dikembangkan melalui serangkaian pembenahan infrastruktur, penyiapan masyarakat agar ramah terhadap wisatawan, dan menyiapkan strategi promosi wisata yang mudah dijangkau secara digital. Pengembangan desa wisata perlu didukung dari berbagai aspek. Perusahaan tambang yang ada disekitar desa dapat bersama-sama membantu mewujudkan desa wisata melalui berbagai dukungan, antara lain dukungan



pendanaan



untuk



penyiapan



infrastruktur,



pemberdayaan



komunitas sadar wisata, sampai pada upaya untuk memberikan bantuan secara teknis dalam pengembangan desa wisata.



2. Pengembangan budidaya perikanan desa (BUDIKAN-DES) – C2 Sektor perikanan perlu dilirik di tengah upaya industri ekstraktif terus mengambil keuntungan dari kekayaan sumber daya alam di Bangka Belitung. Pengembangan budidaya perikanan desa (BUDIKAN-DES) dapat dilakukan di kawasan-kawasan bekas tambang, atau daerah-daerah tertentu yang memang memungkinkan, misalnya daerah pesisir dengan mengintegrasikan bersama pengembangan kawasan mangrove. Di kawasan-kawasan bekas tambang, perlu dilakukan penjajakan mengenai ikan apa yang cocok, strategi pemanfaatan kolong, sampai pada upaya mengajak masyarakat untuk mau memanfaatkan kolong lahan bekas tambang sebagai alternatif. Pada



35



beberapa kawasan di Pulau Jawa misalnya, budidaya perikanan di bekas galian tambang mulai dapat diusahakan. Sementara itu, secara umum budidaya perikanan dapat dilakukan di kawasan pesisir. Sebagai contoh, di Belinyu Kabupaten Bangka, sedang berlangsung



pengembangan



budidaya



perikanan



desa



dengan



memanfaatkan daerah pesisir yang terintegrasi dengan kawasan wisata dan edukasi mangrove. Perusahaan dapat secara aktif mendorong pemberdayaan kelompok petani budidaya perikanan untuk terus mengembangkan kapasitas produksi mereka, sementara bagi kawasan yang belum tersentuh dengan program perikanan, perusahaan dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan dukungan dan pendampingan. Tentu saja di luar itu, pihak perusahaan di kawasan tambang dapat memberikan bantuan berupa bibit, dana untuk penyiapan tambak, dan proses pendampingan selama percobaan.



3. Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa (BUNTER-DES) – C3 Bangka Belitung yang merupakan daerah kepulauan relatif rentan dari sisi ketahanan pangan. Kebutuhan pokok sebagian besar dipasok dari luar daerah yang berdampak pada tingginya harga-harga kebutuhan bahan pokok. Kondisi tanah di daerah ini menjadi alasan sulitnya bahan-bahan kebutuhan pokok dihasilkan sendiri di daerah ini. Kesuburan tanah yang tercampur dengan kandungan mineral dan ikutannya menjadi salah satu faktor penyebab atas kondisi ini. Oleh karena itu, kebutuhan akan perbaikan kualitas kesuburan tanah dan inovasi dalam pertanian dan perkebunan menjadi salah satu pertimbangan yang saat ini banyak dilirik. Kombinasi antara perkebunan dan peternakan menjadi pilihan yang bisa dipertimbangkan. Tanah sebagai tempat bercocok tanam akan sangat



36



tergantung pada kesuburan tanah, sementara peternakan dapat menjadi salah



satu



alternatif



solusi



dalam



mengatasi



kesuburan



tanah.



Pengembangan ternak yang kemudian kotorannya dapat dijadikan sebagai kompos alami untuk menyuburkan tanah dapat menjadi salah satu pilihan. Ternak sapi misalnya, dapat dikombinasikan dengan perkebunan palawija yang membutuhkan tanah dengan kualitas baik. Kombinasi ini akan efisien bagi pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Di beberapa tempat, pengembangan bibit sapi yang memanfaatkan kotorannya untuk kepentingan penyuburan tanah sudah banyak dilakukan. Hal ini sepatutnya diperluas dengan dukungan dari pihak perusahaan di sekitar kawasan tambang. Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa (BUNTER-DES) adalah program yang dirancang untuk mengembangkan lahan perkebunan beriring jalan dengan pengembangan peternakan. Perusahaan mendorong pembentukan kelompok produktif untuk memaksimalkan potensi saling tergunakan sehingga bisa saling menunjang efektivitas dan efisiensi usaha perkebunan dan peternakan dalam satu kawasan terpadu. Varasi lain dari program ini adalah penyediaan bibit perkebunan unggul untuk masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik desa.



4. Pengembangan Produk Unggulan Desa (PRUNGGU-DES) – C4 Hampir setiap desa memiliki keunikan produk masing-masing, meskipun beberapa diantaranya mirip karena pengaruh geografis atau karena kultur yang hampir homogen. Keunikan tersebut bisa sangat historis, namun bisa juga bersifat kreasi yang muncul dan berkembang seiring dengan kreativitas masyarakat. Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota sebenarnya telah mencanangkan program One Village One Product (OVOP), yakni setiap desa ditargetkan menghasilkan target produk yang khas dan unik.



37



Namun pada perjalanannya, tidak semua desa mampu menciptakan dan mengelola



kekhasan tersebut



menjadi



nilai



jual



yang



lebih



tinggi.



Pengembangan Produk Unggulan Desa (PRUNGGU-DES) pada dasarnya adalah program yang dirancang untuk membantu masyarakat desa menemukenali potensi kekhasan desa, baik yang sudah eksisting maupun yang belum ditemukan dan diharapkan bisa dimunculkan. Pengembangan ini tentu tidak



hanya



bermakna



menginisiasinya.



mengelola



Diperlukan



yang



pendampingan



sudah khusus



ada,



namun



untuk



juga



mengelola



keunikan desa masing-masing. Lalu ada manfaatnya? Keunggulan yang khas di setiap desa akan menjadi peluang unggulan karena akhirnya produk yang dihasilkan tidak seragam. Artinya, ada keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh desa lain. Perusahaan dapat berperan penting untuk mendorong pengembangan produk unggulan setiap desa. Tentu saja perusahaan tidak boleh berhenti hanya pada tahapan inisiasi dan proses awal, namun harus membantu masyarakat untuk berkembang sampai pada tahapan produksi dan promosi. Produk yang dapat dikembangkan akan sangat variatif tergantung potensi yang ada di setiap desa. Kreasi juga bisa mendorong penguatan variasi produk unggulan. Produk UMKM seperti getas di Sungai Selan, Terasi dari kawasan Toboali, otak-otak dari Belinyu, dan sebagainya menjadi beberapa contoh kekhasan yang bisa dibangun brandingnya. Program ini dapat dikelola bersama-sama dengan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang melalui program pendampingan dan fasilitasinya.



5. Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-DES) – C5 Penambangan



secara



umum



identik



dengan



mekanisasi,



yakni



pemanfaatan teknologi, baik sederhana maupun canggih, untuk kepentingan



38



eksplorasi dan eksploitasi. Penguasaan teknologi dengan demikian menjadi aspek penting dalam pengelolaan kawasan tambang. Jika transfer teknologi tidak terjadi, maka sangat memungkinkan keberadaan penambangan dengan teknologinya tidak akan menimbulkan dampak bertambahnya pengetahuan masyarakat



kawasan



tambang



terhadap



teknologi



yang



digunakan.



Akibatnya, ketika penambangan berlalu, kapasitas masyarakat lokal tidak mengalami peningkatan. Transfer teknologi dalam konteks ini berarti adanya upaya untuk memberikan pengetahuan tambahan terhadap penduduk di sekitar kawasan tambang mengenai teknologi yang digunakan. Transfer teknologi dalam konteks ini tidak hanya dipahami sebagai transfer pemahaman secara teknis terhadap



alat-alat



mekanik



yang



digunakan,



namun



juga



transfer



pengetahuan. Tujuannya adalah dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk memahami, bekerja, dan mempelajari teknologi yang digunakan oleh perusahaan. Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-DES) dengan demikian bisa dipahami dalam dimensi yang lebih luas, antara lain dengan memberikan kesempatan



bekerja kepada tenaga lokal,



memberikan



pelatihan-pelatihan kepada penduduk lokal, atau dalam bentuk bimbingan teknis terhadap teknologi dan pernak-pernik yang dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menambang. Transfer teknologi ini akan dapat menjadi sarana bagi penduduk lokal untuk berdaya dan mereplikasi teknologi dan pengetahuan yang



dimiliki oleh perusahaan.



Pada akhirnya, ketika



perusahaan tambang selesai menambang, masyarakat memiliki kapasitas untuk meneruskan dan atau melakukan penambangan dengan atau tanpa modifikasi dari teknologi yang digunakan oleh perusahaan sebelumnya.



39



5.4 Program Pengembangan Kearifan Lokal 1. Bantuan Inventaris seni budaya dan olahraga desa (SIBOLGA-DES) – D1 Hampir setiap desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kekhasan budaya yang berbeda-beda. Namun karena diikat oleh kesamaan rumpun Melayu, maka hampir semua tradisi di setiap desa memiliki kesamaan. Tradisi-tradisi yang berkembang umumnya adalah bagian dari kearifan lokal yang mengandung pesan, makna, dan nilai. Perkembangan tradisi adat, budaya, dan keseharian memang relatif masih ada, namun terjadi pergeseran seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Lambat-laun sebagian besar nilai-nilai budaya mengalami pergeseran dan mulai digantikan dengan berbagai hal-hal yang sifatnya modern. Tradisi yang berkembang di Bangka Belitung pun perlahan mulai punah, seperti kelompok seni dambus, tarian tradisional, penggunaan pantun dan syair, serta dalam agama misalnya berkurangnya tradisi penggunaan rebana, hadrah, dan barzanji dalam acara-acara keagamaan tertentu. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah daerah sebenarnya sudah melakukan berbagai usaha untuk menghidupkan kembali tradisi dan adat budaya yang ada di Bangka Belitung. Namun salah satu kendala yang dhadapi adalah terbatasnya orang-orang yang mau mempelajrinya dan terbatasnya fasilitas dalam mengembangan adat budaya setempat tersebut. Di banyak desa, kelompok-kelompok pegiat seni dan budaya daerah semakin berkurang. Bahkan tidak sedikit sebuah desa sudah tidak lagi memiliki ciri budaya lokal lantaran tidak ada lagi ahli atau pemain yang menekuni dunia seni dan budaya daerah. Dalam kerangka mendorong pengembangan kearifan lokal, maka perusahaan diarahkan untuk dapat memberikan fasilitasi dalam bentuk bantuan inventaris untuk kegiatan pengembangan sendi budaya. Pemberian



40



dan pendampingan kepada komunitas lokal akan besar artinya bagi upaya untuk melestarikan berbagai kekayaan khas tak berwujud bernama kearifan lokal. Peralatan dambus, peralatan tarian tradisional, dukungan bantuan perjalanan untuk kegiatan perlombaan adalah bagian dari upaya untuk mendorong pelestarian kearifan lokal. Tentu saja secara lebih luas, pemberian bantuan dapat mengacu pada kekhasan lokal yang terdapat pada setiap desa, sebagai contoh jika sebuah desa mayoritas berpenduduk etnis Tionghoa, maka bantuan akan difokuskan pada pengembangan tradisi Tionghoa. Perusahaan dapat memanfaatkan perangkat desa dan kecamatan untuk melakukan validasi data seniman, kelompok budaya, atau pegiat seni budaya lainnya dengan harapan agar para penerima manfaat benar-benar akan tepat sasaran. Sementara itu,dalam kerangka mendorong partisipasi positif semua kalangan, utamanya kalangan generasi muda, dibutuhkan sarana penyaluran hobi dan bakat. Sepaket dengan bantuan untuk kepentingan pengembangan seni dan budaya, bantuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan positif dapat disalurkan melalui pemberian bantuan peralatan olahraga. Baju, bola, dan kebutuhan teknis lapangan dapat menjadi opsi dalam pengembangan dan fasilitasi olaharaga. Dengan demikian, salah satu bentuk bantuan bagi pengembangan seni budaya dan olahraga, program SIBOLGA-DES akan mendorong aktivitas masyarakat lebih variatif dan pada sisi lain menjadi sarana untuk membantu pemerintah dalam menguatkan identitas seni dan budaya serta memancing partisipasi yang lebih aktif dari masyarakat.



41



2. Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah Ibadah Desa (RUIDAHDES) – D2 Masyarakat di desa-desa umumnya adalah masyarakat yang religius. Sarana ibadah menjadi alat vital dalam menunjang sarana peribadatan masyarakat. Di banyak desa, tak sedikit dijumpai rumah ibadah dengan fasilitas yang masih terbatas. Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah Ibadah Desa (RUIDAH-DES) sebaiknya menjadi salah satu perhatian penting bagi perusahaan di sekitar desa karena umumnya masyarakat memerlukan rumah ibadah. Meski fasilitasi rumah ibadah relatif menjadi pilihan banyak perusahaan untuk menyalurkan program bantuan perusahaan, namun hendaknya perusahaan tidak hanya fokus pada fasilitas fisik. Alternatif lain dalam kegiatan bantuan dan fasilitasi ini misalnya dapat berupa penyediaan guru-guru, penceramah-penceramah, pendidik-pendidik untuk baca tulis AlQur’an, fasilitasi pesantren kilat, atau kegiatan lain yang relevan. Bantuan dan fasiliasi pengembangan rumah ibadah desa dengan demikian diharapkan dapat lebih variatif, meski penyediaan sarana fisik seperti pembangunan rumah ibadah, bantuan penyelesaian bangunan, atau sampai pada bantuan alat-alat kebutuhan ibadah lainnya tentu saja dapat menjadi pilihan. Kegiatan RUIDAH-DES ini diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai-nilai



ketakwaan



warga



desa



kepada



Sang



Pencipta



sekaligus



mendorong tegaknya nilai-nilai solidaritas dan toleransi diantara sesama warga.



Perusahaan



tambang



bagaimanapun



memiliki



peran



untuk



mendorong pengembangan nilai-nilai lokal melalui pengembangan nilai keagamaan.



42



5.5 Program Penguatan Identitas Desa 1. Kajian identitas desa (KAIDA) – E1 Setiap desa selalu memiliki sejarah sendiri dan selalu memiliki identitas yang khas. Meski kawasan tambang umumnya didatangi oleh masyarakat dari berbagai daerah, namun kekhasan desa sekitar tambang sebagai penduduk lokal tidak mudah hilang. Penguatan identitas desa dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Penguatan identitas desa ini tentu saja tidak dimaksudkan sebagai sarana untuk memupuk primordialisme, melainkan untuk mendorong idenfitikasi secara historis, sosiologis, dan kultural sebuah desa. Melalui program penguatan identitas desa, rasa memiliki (sense of belonging) terhadap desa dapat diperkuat. Tujuannya agar berbagai hal yang sifatnya unik dan khas dari sebuah desa tidak mudah hilang meski telah terjadi percampuran kebudayaan dari berbagai kawasan. Kajian Identitas Desa (KAIDA) dimaksudkan sebagai kegiatan yang mengkaji secara ilmiah mengenai identitas desa, mulai dari sejarah pembentukan, sejarah pemerintahan, kondisi sosiologis, serta kondisi demografis lainnya. Kajian ini tidak hanya akan bersifat kajian, namun diteruskan melalui publikasi yang pada akhirnya akan menjadi inventaris kebudayaan yang menjadi salah satu bahan bacaan bagi kalangan generasi muda di desa-desa di sekitar kawasan tambang. Jamak diketahui bahwa sebuah desa berkembang dengan kajian identitas yang lemah sehingga perkembangan seakan kurang mengakar pada tradisi dan jejak sejarah masa lampau. Melalui kegiatan KAIDA, perusahaan di sekitar kawasan tambang dapat membantu pemerintah daerah dan perangkat desa untuk merangkum kembali khasanah identitas desa sehingga tidak mudah dilupakan dalam catatan sejarah perkembangan desa. Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012 telah melakukan



43



kajian sejenis melalui program bernama Program Cinta Desa. Selain memperdalam kajian dimaksud, KAIDA juga diharapkan dapat memberikan rasa bangga pada masyarakat desa akan identitas mereka sehingga pada akhirnya memiliki tanggung jawab moral untuk terus menjaga identitas kultural desa.



5.6 Program Pemberdayaan komunitas 1. Pembentukan dan pemberdayaan Kelompok Sadar Wisata Desa (POKDARWIS-DES) – F1 Sebagai salah satu alternatif ekonomi di masa mendatang, sektor pariwisata haruslah diusahakan secara serius dengan agensi yang kuat sehingga bisa mendorong kontinuitas pengembangan pariwisata. Pelibatan masyarakat secara aktif menjadi salah satu hal terpenting dengan target untuk menciptakan masyarakat melek wisata. Bagaimanapun keramahan penduduk setempat, kenyamanan, dan keamanan menjadi salah satu kunci pengembangan



sektor



pariwisata.



Di



tengah



upaya



pengembangan



pariwisata, menyiapkan perangkat sumber daya manusia memegang peran penting. Membangun kepercayaan dari wisatawan terhadap daerah tujuan wisata akan menjadi salah faktor penentu berulangnya wisatawan datang ke suatu daerah. Pengembangan desa wisata sebaiknya diiringi dengan pembentukan dan pemberdayaan kelompok sadar wisata. Perusahaan dalam hal ini membantu pembentukan dan pemberdayaan kelompok tersebut melalui serangkaian pelatihan-pelatihan dan pendampingan. Perusahaan mendorong pihak aparat desa dan kecamatan untuk menghasilkan kelompok yang memiliki kepedulian dan kapasitas untuk mengembangkan sektor pariwisata. Pada beberapa kawasan desa wisata, kelompok sadar wisata berbasis



44



masyarakat menjadi agen penting yang bertanggungjawab untuk terus mendorong pengembangan desa wisata. Dengan keberadaan kelompok sadar wisata, pengembangan pariwisata akan lebih mudah untuk dilakukan. Meski



demikian,



pendampingan



dari



perusahaan



sebaiknya



bersifat



kontinum.



2. Pengembangan Komunitas Wirausaha Muda Desa (KWM-DES) – F2 Pengembangan semangat berwirausaha menjadi program penting bagi kalangan



generasi



muda



karena



bagaimanapun



kemampuan



untuk



berwirausaha menjadi salah satu modal penting dalam mengembangkan kemampuan ekonomi. Melalui kemampuan berwirausaha, seseorang bisa melirik peluang alternatif untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Tidak hanya dalam konteks untuk perluasan bisnis yang telah ada dan berkembang, kemampuan berwirausaha yang baik akan mendorong kejelian untuk menangkap peluang. Tantangan generasi muda saat ini adalah bagaimana tidak terpaku pada pekerjaan yang bersifat rutin dan berorientasi pada gaji tetap setiap bulan. Melatih remaja dan masyarakat secara umum menjadi program penting bagi desa agar inovasi dan ketertarikan pada dunia bisnis dan perdagangan menjadi lebih berkembang. Selain di sekolah, melalui pembentukan Komunitas Wirausaha Muda Desa (KWM-DES) akan menjadi peluang bagi upaya untuk menciptakan generasi muda yang lebih inovatif dan kreatif. Perusahaan dapat mendorong pembentukan dan pengembangan KWMDES melalui beberapa cara, antara lain dengan membentuk kelembagaan bersama-sama dengan perangkat desa dan himpunan pengusaha dengan basisnya di tingkat desa. Selain itu, perusahaan melalui program PPM dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin yang bertujuan untuk memampukan



45



masyarakat melirik peluang ekonomi yang tersedia. Studi banding, pelatihan, dan kegiatan yang lebih inovatif dapat dirancang melalui KWM-DES. Terbentuknya kelembagaan KWM-DES ini akan menjadi inisiatif awal yang nantinya secara organisasional akan berkembang melalui kepengurusan yang terbentuk.



5.7 Program Pembangunan Infrastruktur Desa 1. Pembangunan Balai Budaya Desa (BB-DES) – G1 Sekalipun dikenal sebagai daerah yang sarat dengan nilai-nilai budaya Melayu, namun belum semua desa yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki balai budaya. Keberadaan balai budaya tentu saja berbeda dengan balai desa secara umum karena pemanfaatan balai budaya lebih terfokus pada kegiatan-kegiatan pengembangan komunitas kebudayaan. Format balai budaya desa lebih bernuansa kultural, tradisional, dan sebagai wadah untuk berkumpul bagi para penggiat kebudayaan. Balai budaya juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan desa yang lain seperti nganggung rapat-rapat pemuka agam, atau sebagai sarana edukasi bagi ana-anak usia sekolah. Pada tataran fungsi yang lebih luas, balai budaya dapat dimanfaatkan sebagai sanggar bagi para komunitas seni. Sebagai bagian dari infrasruktur penunjang PPM, Pembangunan Balai Budaya Desa seiring dengan upaya penguatan identitas desa dan pemberdayaan



komunitas.



Perusahaan



mengganggarkan



dana



dari



operasional perusahaan untuk membangun balai budaya desa yang dimaksudkan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk menopang tetap tegak dan lestarinya adat dan kebudayaan masyarakat di sekitar kawasan tambang.



46



Pada dimensi yang lebih luas, pembangunan balai budaya oleh perusahaan dapat menjadi salah satu wujud nyata kepedulian perusahaan terahdap tradisi lokal yang berkembang. Tentu saja perusahaan perlu menyadari bahwa industri ekstraktif telah mendorong distribusi kultural yang perlahan-lahan akan mulai mendorong semakin berkurangnya aplikasi nilainilai adiluhung yang bersifat kultural. Balai budaya menjadi infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam kerangka memfasilitasi pengembangan kebudayaan lokal sekitar wilayah penambangan.



2. Pembangunan Galeri Desa – G2 Galeri Desa selalu menjadi tantangan bagi setiap desa karena galeri bermakna pada manejerial fisik untuk mengelola sebuah tempat yang menjadi pusat produk hasil kreasi setiap desa. Galeri Desa sejauh ini masih terbatas di tingkat kabupaten atau kecamatan, sementara tingkat desa umumnya masih sangat terbatas. Belum banyak desa yang menyadari peluang pendirian Galeri Desa bercita rasa khas desa masing-masing. Mengingat karena masih terbatasnya produk unggulan setiap desa, ada beberapa model yang bisa dikembangkan. Antara lain adalah melalui model Central Gallery yang mengakomodir beberapa kawasan desa yang berdekatan dan beberapa perusahaan berdiam dalam beberapa kawasan. Model ini akan efisien, namun perlu dilihat bagaimana animo publik dan pengunjung dalam memanfaatkan Galeri UMKM tersebut karena tentu saja pembangunan galeri harus kompetitif dan memang efektif untuk menjadi sentral



promosi.



Model



lain



yang



dapat



dilakukan



adalah



dengan



mengembangkan galeri desa dapat dimanfaatkan untuk menampilkan sejarah dan keunikan desa, di luar yang disediakan oleh pemerintah desa yang bersifat administratif.



47



Perusahaan memfasilitasi pembangunan galeri desa sebagai salah satu sarana untuk menunjang kapasitas promosi desa terhadap para pengunjung. Tentu saja dalam operasionalisasi dibutuhkan manajemen yang tertib. Pelibatan lembaga lain untuk mengelolanya menjadi pilihan efisien setelah perusahaan mendirikan bangunan galeri desa. Ketika telah berkembang, Galeri Desa ke depan dibayangkan akan menjadi pusat berkumpulnya wisatawan yang telah mengunjungi zona wisata terdekat. Pembangunan galeri pada akhirnya akan bernilai ekonomis jika dikelola dengan profesional.



3. Pembangunan



Prasarana



Pendukung



Pelayanan



Publik



Desa



(PRAYANLIK-DES) – G3 Pembangunan infrastruktur dasar di desa-desa dan kelurahan pada dasarnya sudah cukup baik. Pemerintah daerah, baik melalui skema pendanaan dari pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota telah berusaha untuk menyediakan fasilitas layanan publik, antara lain fasilitas kesehatan, transportasi,



pendidikan,



dan



sebagainya.



Meski



demikian,



setiap



desa/kelurahan memiliki kebutuhan yang relatif berbeda-beda dan tidak semua dapat difasilitasi secara memadai oleh pemerintah. Berdasarkan usulan dari desa/kelurahan yang berada di kawasan pertambangan, terdapat keunikan-keunikan khusus yang memang tidak secara seragam disediakan oleh pemerintah. Pembangunan Prasarana Pendukung Pelayanan Publik Desa (PRAYANLIK-DES) tidak dimaksudkan sebagai upaya untuk mengambil alih tugas pemerintah, melainkan sebagai sarana pendukung untuk melengkapi kebutuhan masyarakat di sebuah kawasan. Beberapa



fasilitas



pendukung



yang



dibutuhkan



sesuai



dengan



karakteristik desa secara bervariari misalnya antara lain perbaikan sarana



48



pemandian desa, normalisasi sungai bagi yang memiliki, perbaikan prasarana pendidikan untuk PAUD/Madrasah, penyediaan penampungan dan pengakut sampah, bantuan pembangunan jembatan penghubung di titiktitik tertentu sesuai kebutuhan, perbaikan dranaise, penyediaan lampu penerangan jalan, penyediaan ambulance, dan kebutuhan lain yang relevan. Tentu



saja



kegiatan



ini



dimaksudkan



sebagai



bentuk



dukungan



pendampingan atas prasarana yang telah disediakan oleh pemerintah saat ini dan disesuaikan dengan kondisi karakteristik dan kebutuhan desa.



5.8 Program Pembangunan Kawasan Hijau 1. Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES) – H1 Pada hampir semua kawasan penambangan, perubahan bentang alam dan kondisi lingkungan selalu mengarah pada degradasi. Hal ini menjadi konsekuensi logis dari setiap usaha industri ekstraktif. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengurangi dampaknya agar laju kerusakan lingkungan tidak



terjadi



secara



cepat



sembari



terus



melakukan



upaya



untuk



merehabilitasi dan memanfaatkan lahan pasca tambang. Di hampir semua kawasan tambang di Bangka Belitung, perubahan lanskap terus terjadi dan ada kekhawatiran bahwa penduduk desa lama kelamaan tidak nyaman tinggal di kawasan tambang. Meski demikian, pembangunan kawasan hijau di desa dapat mengurangi persepsi buruk masyarakat tentang kerusakan lingkungan yang terus terjadi. Di beberapa tempat, cara warga merawat kawasan hijau adalah dengan mengelola hutan adat dengan prinsip pantang-larangnya. Sementara itu, di sisi lain usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penghijauan di kawasan bekas tambang. Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES) dimaksudkan



sebagai



bentuk



komitmen



49



perusahaan



untuk



tetap



menghadirkan kawasan hijau bagi penduduk desa. Model pembangunan kawasan hijau ini dapat dilakukan dalam bentuk penanaman pohon dan penetapan zonan hijau di batas-batas desa yang masih tersedia lahannya, dapat pula dilakukan dengan cara membangun sudut-sudu hijau berbentuk taman di desa yang bisa berfungsi secara edukatif dan rekreatif bagi warga. Pembangunan Kawasan Hijau ini tentu saja harus melibatkan peran aktif warga



karena



terkait



dengan



bagaimana



menjaga,



merawat,



dan



melestarikannya.



5.9 Program Peningkatan Akses Informasi dan Teknologi 1. Jaringan Internet Desa (JARINGNET-DES) – I1 Dunia kini adalah dunia teknologi informasi, bahkan dikenal dengan nama Era Revolusi 4,0 yang lengkap dengan maknanya mengenai penetrasi kemajuan teknologi dan informasi. Secara khusus dapat dilihat bahwa kebutuhan akan dunia online dan digitalisasi teknologi semakin tinggi. Setiap orang



memanfaatkan



jaringan



internet



untuk



berkomunikasi



melalui



perangkat komunikasi yang mereka miliki. Kondisi ini masih belum terfasilitasi dengan baik oleh pemerintah karena kebutuhan akan internet masih dibiayai secara personal. Kebutuhan akan biaya internet pun meningkat seiring dengan tingginya konsumsi terhadap kebutuhan handphone. Ironisnya, belum semua kawasan terjangkau dengan internet murah dan gratis. Di banyak desa, kebutuhan internet masih berbiaya mahal dan belum semua kawasan



aksesibel.



Padahal



seiring



dengan



kebutuhan



untuk



mempromosikan keunggulan produk dan tugas-tugas pemerintah desa, kebutuhan akan dunia internet semakin tinggi. Perusahaan seharusnya mengambil peran penting untuk menyediakan jaringan



internet



desa



yang



dapat



50



dimanfaat



oleh



warga.



Model



penyediaannya dapat menggunakan sudut tertentu di setiap desa (internet corner). Bagaimanapun kawasan tambang tidak semestinya identik dengan ketertinggalan informasi. Internet desa dengan demikian menjadi kegiatan penting dalam upaya mendorong kemajuan desa.



2. Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES) – I2 Problem hampir semua desa adalah kemampuan untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Meskipun desa memiliki produk unggulan dan khas, namun jika tidak disertai dengan promosi dan sosialisasi yang baik tidak akan cepat berkembang sebagai produk yang dicari oleh publik. Promosi dengan demikian memegang peranan sangat penting. Di era digital saat ini dimana teknologi menjadi salah satu andalan dalam bertransaksi dan mencari informasi, promosi melalui berbagai media efektif menjadi faktor penentu. Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES) adalah program yang dikemas oleh perusahaan untuk menjawab kebutuhan masyarakat desa melalui pemasaran yang tersebar secara massif. Bagaimanapun sosialisasi dan promosi melalui media fisik seperti baliho, leaflet, spanduk, dan sebagainya sudah tidak efektif



lagi. DIGPRO-DES dengan demikian menjawab



kebutuhan ini. Bagaimana caranya? Perusahaan dapat mengawalinya dengan melatih beberapa orang sebagai pilot project, lalu diperluas dengan pengembangan melalui tenaga-tenaga trampil. Cara yang lebih mudah adalah dengan melakukan pelatihan dan pembekalan kepada para pengembang UMKM untuk memasarkan produk secara digital. Meski demikian, perusahaan harus mampu menyediakan fasilitas yang memadai, antara lain berlangganan domain website. Selain itu, perusahaan juga dapat menunjuk tim khusus



51



untuk membantu warga desa dalam memasarkan produk unggulan mereka secara digital. Digitalisasi ini harus berjalan beriringan dengan pembinaan UMKM sehingga antara produk yan dihasilkan dengan promosi yang dibangun bisa sejalan. Berkenaan dengan hal tersebut, perusahaan mendorong digitalisasi produk setelah pendampingan terhadap produk unggulan desa berjalan.



52



Tabel 2. Matrik Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, Kode, Program Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Sasaran



Strategi



Arah kebijakan



Kode



Program Prioritas



No



Kegiatan Prioritas



Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang Meningkatnya



Meningkatkan



Peningkatan akses



kesempatan



partisipasi sekolah



pelayanan pendidikan



pendidikan bagi



masyarakat



masyarakat sekitar



Meningkatkan kualitas



Peningkatan mutu layanan



tambang



pelayanan pendidikan



pendidikan



A



Program Peningkatan



1



Layanan Pendidikan



Beasiswa Perusahaan untuk Desa (BESANDES)



2



Pengelolaan Rumah Literasi Desa (RULIT-



bagi masyarakat



DES) 3



Pengembangan Program Pendidikan Kesetaraan Desa (PRODIKES-DES)



Meningkatnya



Meningkatkan kualitas



Peningkatan pelayanan



pembangunan



kesehatan



kesehatan masyarakat



kesehatan bagi



masyarakat



B



Program Pelayanan



1



Kesehatan



Pengembangan Posyandu Remaja Desa (POSRAJA-DES)



masyarakat sekitar



2



tambang



Pelayanan ‘Docter Goes to Village’ (DG-TV)



Mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan Meningkatnya



Meningkatkan



Penciptaan kawasan



pengembangan



pengembangan



wisata potensial



pembangunan



pembangunan



C



Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat



53



1



Pengembangan Desa Wisata (BANG DEWI)



pariwisata dan sektor



pariwisata berbasis



perikanan



potensi desa Meningkatkan



Peningkatan produksi,



2



produksi dan



kualitas, produktifitas, dan



perikanan desa



pengelolaan hasil



pemasaran serta



(BUDIKAN-DES)



perikanan



kerjasama industri



tangkap serta



perikanan



3



Pengembangan budidaya



Pengembangan Kebun dan Ternak Terpadu Desa



perikanan



(BUNTER-DES)



budidaya Meningkatnya



Meningkatkan



Peningkatan dan



4



perekonomian desa



sumber daya produksi



pengembangan potensi



Unggulan Desa



melalui produk lokal



dan pemasaran



sumber daya ekonomi



(PRUNGGU-DES)



produk lokal



desa



5



Pengembangan Produk



Transfer Teknologi Perusahaan ke Desa (TRANS-TEPE-



Penguatan modal sosial dalam mendorong kohesi sosial dan kesadaran partisipatif masyarakat Meningkatnya



Meningkatkan



Peningkatan,



D



pengembangan



eksistensi kesenian



pemeliharaan dan



Pengembangan



budaya dan olahraga



budaya dan olahraga



budaya dan pemajuan



pembangunan sarana dan



Kearifan Lokal



desa (SIBOLGA-DES)



bidang olahraga



prasarana pengembangan budaya dan keolahragaan



54



Program



1



2



Bantuan Inventaris seni



Bantuan dan Fasilitasi Pengembangan Rumah



Ibadah Desa (RUIDAHDES) Terdokumentasinya



Studi dan penyusunan Peningkatan profil desa



Sejarah, profil dan



sejarah, profil desa



pemetaan berbasis



dan pemetaan



E



dan pemetaan



Program Penguatan



1



Identitas Desa



Kajian identitas desa (KAIDA)



rumah tangga Pelembagaan komunitas lokal yang berbasis pada adat, budaya, dan kearifan lokal masyarakat setempat Meningkatnya



Pembentukan dan



Peningkatan kualitas



kesadaran



pemberdayaan



kesadaran wisata



masyarakat akan



kelompok sadar



wisata dan kenakalan



wisata



F



Program



1



Pembentukan dan



Pemberdayaan



pemberdayaan Kelompok



komunitas



Sadar Wisata Desa (POKDARWIS-DES)



remaja serta anti narkoba Pembentukan dan



Peningkatan kualitas dan



pemberdayaan



produktivitas remaja



2



Pengembangan Komunitas Wirausaha



kelompok remaja



Muda Desa (KWM-DES)



Meningkatkan fasilitas layanan publik yang mendorong pada pemenuhan kebutuhan penunjang PPM Meningkatnya



Meningkatkan



Peningkatan,



pemenuhan



ketersediaan



pemeliharaan dan



infrastruktur



infrastuktur budaya



pembangunan



pengembangan



infrastruktur budaya



55



G



Program Pembangunan Infrastruktur Desa



1



Pembangunan Balai Budaya Desa (BB-DES)



potensi



Meningkatkan



Peningkatan,



2



desa



ketersediaan



pemeliharaan dan



infrastuktur ekonomi



pembangunan



Pembangunan Galeri Desa



infrastruktur ekonomi desa Meningkatkan fasilitas



Peningkatan ketersediaan



3



Pembangunan Prasarana



pelayanan publik



fasilitas pendukung



Pendukung Pelayanan



pelayanan publik



Publik Desa (PRAYANLIK-DES)



Meningkatnya kualitas



Meningkatkan



Peningkatan



H



lingkungan hidup



pengendalian



penyelenggaraan



Terhadap kerusakan



perlindungan dan



lingkungan



pengelolaan



Program Pembangunan



1



Kawasan Hijau



Pembangunan Zona Hijau Desa (ZOHIJA-DES)



lingkungan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Meningkatnya



Meningkatkan



Peningkatan,



I



penguasaan teknologi



ketersediaan akses



pemeliharaan dan



Akses Informasi dan



informasi



teknologi informasi



pembangunan jaringan



Teknologi



internet desa



Program Peningkatan



1



Jaringan Internet Desa (JARINGNET-DES)



2



Digitalisasi Produk Desa (DIGPRO-DES)



56



Tabel 3. Program dan Kegiatan Prioritas di Sekitar Wilayah Penambangan Kabupaten/Kota Kecamatan



Desa



Gambaran Umum Desa/Kelurahan



Penambangan



Program dan Kegiatan Prioritas



Bangka



Belinyu



Desa Gunung



Wilayah



Desa



Gunung



Muda



secara Timah, Kaolin,



C2, C3,



Muda



geografis terdiri atas daratan terluas di Smelter Timah



D1, D2,



Kecamatan Belinyu dan kepadatan penduduk



G3



terrendah. Potensi SDA relatif melimpah dengan



mayoritas



penduduk



bidang



pertambangan



rakyat,



bekerja



di



pertanian,



perkebunan sawit, dan buruh bangunan. Di salah satu dusunnya, Air Abik, terdapat masyarakat adat asli dengan entitas yang dikenal dengan nama Suku Lom yang masih menjalankan aturan adatnya. Perselisihan lahan khususnya polemik pengakuan hutan adat sering menjadi persoalan krusial di daerah ini. penetrasi pembukaan lahan untuk perkebunan sawit baik konsesi maupun perkebunan rakyat sangat massif dilakukan.



57



Desa Riding



Desa Riding Panjang Belinyu didominasi Timah, Smelter



A1, B1,



Panjang



wilayah daratan. Posisinya kurang lebih Timah



B2, C1,



berada di sentral wilayah kecamatan Belinyu.



C2, C3,



Penduduk mayoritas bekerja sebagai petani,



C5, D1,



buruh tani, sebagian penduduk masih ada



D2, G3



yang



bergantung



pada tambang rakyat,



sisanya bekerja sebagai nelayan atau buruh lainnya. Adat istiadat masih dipegang teguh, salah satunya adalah ritual Nuju Jerami di Dusun Kelapo. Beberapa dusun tercatat masuk kategori terpencil. Tingkat taraf hidup dan



tingkat



perekonomian



relatif



masih



rendah dengan sarana kesehatan dan akses jalan yang belum baik. Selain timah, desa ini juga memiliki kandungan bauksit. Namun



di daerah ini terdapat 1 (satu)



bangunan Rumah Sakit tipe C dan sarana yang



banyak



terpusat



di



dusun



Riding



Panjang. Namun demikian, dengan posisi strategisnya desa ini diproyeksikan menjadi pusat pengembangan wilayah Bangka di



58



bagian utara. Desa Lumut,



Desa Lumut masuk dalam kategori desa di Timah, Smelter



A1.B2,C3,



Kec. Belinyu



wilayah



C3,G3



pedalaman.



Berbatasan



dengan Timah



Kecamatan Riau Silip, wilayahnya terdiri dari daratan berbukit dan sungai. Terletak di kaki Bukit Maras, wilayah ini memiliki catatan sejarah tua yang unik. Terdapat sebuah dusun etnis tionghoa Hakka asli yang dikenal dengan Kampung Wisata Gedong. Selain menyimpan cadangan timah yang masih potensial, UMKM terutama bidang makanan olahan hasil laut khas Bangka juga berkembang pesat sejak lama di daerah ini. Selain



penambang,



penduduknya



yang



didominasi etnis Tionghoa banyak yang bekerja di sektor jasa, perkebunan lada dan sawit, nelayan, dan UMKM. Desa Lumut juga menerima alokasi dana desa terbesar seKecamatan Belinyu. Daerah



Daerah simpang Lumut secara administratif Timah, Smelter



Simpang Lumut



masuk ke dalam wilayah Desa Lumut. Timah



59



, Kec. Belinyu



Kawasan ini berkembang menjadi daerah pusat ekonomi baru di Kecamatan Belinyu karena posisinya yang menjadi persimpangan hub ke wilayah kabupaten lainnya.



Kelurahan Bukit



Kelurahan Bukit Ketok memiliki penduduk Timah, Smelter



C2,C3,B1



Ketok, Kec.



terbanyak dan terpadat kedua di Kecamatan Timah



,G3



Belinyu



Belinyu. Wilayahnya terdiri dari sebagian wilayah daratan dan sebagian lautan. Sejak 2016 telah dimekarkan menjadi 2 kelurahan baru yakni Kelurahan Romodong Indah dan Air Asam. Terdapat 2 wisata pantai yakni pantai Romodong dan Penyusuk. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan dan penambang timah.



Kelurahan



C1,G1,G3



Romodong Indah Kelurahan Air



C2,C3,G3



Asam Laut Cupat



Daerah



ini



Penyusuk, Kec.



Kelurahan Bukit Ketok dan Air Jukung Timah



60



beririsan



dengan



wilayah Timah, Smelter



Belinyu



Belinyu yang berhadapan dengan tanjung Bakit di sisi Parit Tiga. Atau saat ini lebih tepatnya



langsung



Kelurahan



masuk



Mantung.



ke



Kelurahan



wilayah Mantung



sendiri berada di wilayah pesisir Teluk Kelabat.



Menjadi



sentra



pengembangan



industri dan pelabuhan yang sangat potensial karena memiliki pelabuhan besar alami yang langsung



berhadapan



dan



berhubunga



dengan lalu lintas Laut China Selatan. Selain itu,



pesisir



menyediakan



dan



hutan



potensi



bakaunya



hasil



laut



nya yang



melimpah seperti siput, kerang, kepiting dan sumber protein hewani lainnya.Kawasan ini pun sangat potensial untuk dikembangkan obyek wisata bahari. Mantung



C1,D1,G2 ,G3



Blok Penyusuk/



Blok Laut Tanjung Penyusuk secara langsung Timah dan



Laut Tanjung



berhubungan dengan Kelurahan Romodong ikutannya, Smelter



Penyusuk



Indah (Bukit Ketok)



61



Timah



Blok Bubus/



Blok Bubus beririsan dengan wilayah Laut Timah dan



Laut Bubus



Desa Bintet terutama Dusun Pesaren



ikutannya, Smelter Timah



Blok Mengkudu/



Blok Mengkudu setidaknya beririsan dengan Timah dan



Laut Tanjung



dua desa yakni Desa Bintet dan Desa ikutannya



Mengkudu



Gunung Pelawan Dusun Pejem



Desa Gunung



Wilayahnya terdiri daratan darat dan laut. Timah, Kaolin



A1, A2,



Pelawan



Wilayah laut terutama berada di Dusun



C3, G3



Pejem yang masyarakatnya didominasi oleh masyarakat adat Suku Lom. Banyak lahan pasca reklamasi PT Timah yang dirambah kembali



oleh



tambang



timah



Selebihnya ditanami dengan



rakyat.



perkebunan



sawit dan beberapa lahan ditanami lada. Potensi lautnya juga relatif besar, karena berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan. Sehingga tak heran jika mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, buruh tani di perkebunan sawit, nelayan, dan masih banyak yang bergantung pada penambangan timah.



62



Desa Pejem menjadi perhatian sendiri dalam kajian Bangka Utara dengan kekhasan adat Orang Lom-nya. Di wilayah ini juga mulai dikembangkan tambak udang berskala besar. Dusun Pejem juga masuk dalam bagian Geopark Tuing. Masyarakat dusun Pejem juga masih menggelar tradisi tahunan Nuju Jerami yang merupakan ritual pembersihan kampung dan syukuran hasil panen lading. Desa Bintet,



Desa Bintet berkarakter desa pesisir, karena Timah



C2,C3,F2,



Kec. Belinyu



memiliki



G3



pesisir



Penduduknya



pantai



didominasi



yang



panjang.



oleh



Nelayan.



Memiliki hasil perikanan yang melimpah terutama di perairan Pesaren. Banyak juga nelayan dari wilayah lain yang mencari ikan di wilayah ini. Wilayah ini termasuk daerah pedalaman, karena akses tempuh ke dusundusun di sekitarnya tergolong jauhdari pusat kecamatan dengan sarana dan prasarana transportasi yang belum terlalu bagus. Desa Bubus,



Dusun Bubus saat ini menjadi bagian dari Timah



63



Kec. Belinyu



Kelurahan Romodong Indah hasil pemekaran Kelurahan Bukit Ketok tahun 2016. Lahannya banyak berstatus Hutan Produksi. Sejatinya masyarakat



Bubus



bermata



pencaharian



sebagai Nelayan. Namun dengan banyaknya cadangan timah di wilayah ini, maka banyak pula kemudian penduduk yang beralih profesi menjadi penambang timah rakyat. Sarana prasarana relatif masih terbatas, meskipun di Dusun ini terdapat tambatan perahu Nelayan. Daerah Sungai



Sungai Lumut melingkupi banyak wilayah Timah



Lumut, Kec.



desa, salah satu terdekat adalah Desa Lumut



Belinyu



Kecamatan



Belinyu.



Sungai



Lumut



merupakan salah satu DAS besar di Pulau Bangka wilayah



yakni



DAS



sungai



Perimping. konservasi



Menjadi dengan



keanekaragaman biota dan hasil sungai yang dimanfaatkan



oleh



penduduk



sekitar.



Beberapa tahun terakhir, wilayah ini juga tak luput dari sasaran TI Apung yang dikelola oleh



masyarakat



64



dari



berbagai



daerah,



bahkan dari luar Bangka. Daerah Sungai



Sungai Simping berada di sekitar wilayah



Simping, Kec.



padang



Belinyu



Beberapa tahun terakhir daerah ini memang



lalang,



Kelurahan



Air



Timah



Jukung.



banyak yang dirambah pertambangan timah. Penduduknya mayoritas bekerja di sektor tambang



atau



karyawan



perusahaan



tambang timah dan pegawai bidang lainnya. Daerah Sungai



Aliran Sungai Sembuang terdapat di wilayah Timah



Sembuang, Kec. Kecamatan Belinyu dengan panjang sekitar Belinyu



5000 m. Kondisinya saat ini banyak terdapat bekas penambangan timah.



Daerah Air



Daerah Air Parak merupakan salah satu DAS Timah



Parak, Kec.



yang ada di Kecamatan Belinyu.



Belinyu Daerah Laut



Daerah Laut Sungai Belinyu secara umum Timah



Sungai Belinyu,



dekat dengan wilayah kelurahan Kuto Panji



Kec. Belinyu



dan Air Jukung. Aliran sungai bermuara ke Sungai Berok atau Teluk Kelabat yang terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah sebagai sumber protein hewani yang tinggi.



65



Namun demikian daerah ini juga memiliki cadangan mineral timah yang juga melimpah. Penduduknya nelayan.



banyak



Sektor



jasa



bekerja dan



sebagai



UMKM



juga



berkembang pesat sejak lama di daerah ini. Kuto Panji



A1,F2,G1, G3



Daerah



Desa Pugul berkarakter wilayah daratan Timah



A1,A2,A3,



A.Pugul/Kayu



berposisi di . Penduduknya banyak yang



B1,B2,C2,



Arang, Kec.



berprofesi sebagai petani terutama Lada,



C3,C4,C5



Belinyu



karet,



boom



,D1,D2,E



mayoritas



1,F2,G1,



dan



Tambang



Kelapa Rakyat,



Sawit.



Ketika



hampir



warganya ikut beralih menjadi penambang juga. Daerah Laut



Laut Tanjung Terentang berada di antara Timah



Tanjung



Laut



Terentang, Kec.



Wilayah ini masih termasuk ke dalam wilayah



Belinyu



administrasi Kelurahan Romodong Indah dan



Putat



sampai



dengan



Romodong.



Desa Bintet sampai ke wilayah Teluk Kelabat. Laut Pesaren,



Laut Pesaren masuk ke Dalam wilayah Desa Timah



Kec. Belinyu



Bintet



66



H1,I1,I1



Laut Pejem,



Laut Pejem masuk ke dalam wilayah Dusun Timah



Kec. Belinyu



Pejem Desa Gunung Pelawan



Laut Danta,



Laut Dante terdekat dengan wilayah desa



Kec. Belinyu



Riding Panjang. Pulau ini sering menjadi



Timah



persinggahan para nelayan yang melaut di seputaran Laut Penyusuk-Pesaren-Tuing. Laut Sungai



Sama dengan di atas



Timah



Sama dengan di atas



Timah



Belinyu, Kec. Belinyu Laut Simping, Kec. Belinyu



Riau Silip



Desa Mapur,



Desa Mapur juga terkenal sebagai basis suku Timah, Pasir



A1,A3,C1,



Kec. Riau Silip



Orang Lom yang masih sebagai masyarakat



Kuarsa, Smelter



C2,C3,C4



adat pedalaman seperti yang terdapat di Aik



Timah



,C5,D1,D



Abik dan Pejem. Wilayah ini masuk kawasan



2,E1,F1,G



perhutanan. Kepadatan penduduk terrendah



1,G2,H1,I



se Kecamatan Riau Silip. Masyarakat aslinya



1,I2



banyak yang berprofesi sebagai petani kebun dan lading. Saat ini wilayahnya banyak dirambah



perkebunan



perusahaan.



67



Selain



itu



sawit



milik



tidak



sedikit



penduduknya



yang



bekerja



sebagai



penambang timah dan pasir. Daerah ini dulunya relatif terisolor karena akses jalan yang masih sangat minim. Desa Cit, Kec.



Desa Cit berbatasan dengan Deniang dan Timah dan



Riau Silip, Kab.



Mapur. Penduduknya mayoritas berprofesi ikutannya, Smelter



Bangka



sebagai Petani Lada dan beberapa karet dan Timah sawit.



Penambang



alternatif



mata



Timah



juga



pencaharian



menjadi



mengingat



daerah ini memiliki cadangan timah yang tersebar



pada



beberapa



wilayah.



Meski



memiliki sedikit wilayah pantai, namun tidak banyak warga yang memilih menjadi nelayan. Laut Deniang,



Laut Deniang masuk ke dalam Desa Deniang Timah, Smelter



Kec. Riau Silip



dan beririsan dengan laut Tuing.



Laut Bedukang,



Dusun Bedukang masuk dalam teritori Desa Timah, Smelter



Bedukang Kec.



Deniang. Dusun ini berkarakter pesisir dan Timah



Riau Silip



sebagai bagian dari rangkaian



Timah



pesisir Aik



Antu, Pulau Tiga, Deniang, dan Tuing. Blok Tuing /



Blok



Tuing



Laut Tanjung



tangkap nelayan di depan Tanjung Tuing.



68



beririsan



dengan



kawasan Timah dan ikutannya



Tuing Blok Punggur/



Blok Punggur setidaknya melingkupi dua Timah dan



Laut Tanjung



wilayah administratif, yakni Desa Deniang ikutannya



Punggur



dan Dusun Tuing Desa Mapur, Kecamatan Riau Silip.



Desa Bedukang, -



Timah



Kec. Riau Silip Desa Riau Silip,



Desa Riau dan Desa Silip



Timah



Kec. Riau silip Pangkal Niur



A1,A2,A3, B1,B2,C1, C2,C3,C4 ,C5,D1,D 2,E1,F1,F 2,G1,G2, H1,I1,I2



Desa Deniang,



Desa Deniang memiliki wilayah daratan Timah



Kec. Riau Silip



terluas se Kecamatan Riau Silip. Berbanding terbalik



dengan



jumlah



penduduk



yang



sangat sedikit dan tersebar, maka kepadatan



69



penduduk wilayah ini sangat kecil. Terdiri dari multi



etnis



termasuk



dengan



warga



pendatang, kehidupan masyarakat Deniang berlangsung



cukup



harmonis.



Profesi



warganya didominasi oleh Nelayan terutama nelayan tradisional. Sebagian lainnya menjadi petani



atau



buruh



bangunan.



Tanaman



perkebunan yang banyak ditanam adalah kelapa sawit, kelapa, dan lada. Wilayah Deniang



terkenal



berkumpulnya



para



sebagai nelayan



tempat tradisional



sekaligus pendaratan ikan di pesisir timur pulau Bangka. Desa Riau, Kec.



Desa Riau fokus pada sentra pengembangan Timah



C1,C2,C3



Riau



pertanian. Mayoritas penduduknya adalah



,D2,F1,G



petani.



3,H1,I1



Desa Silip, Kec.



Desa Silip berkarakter daratan dengan bukit Timah



A1,B2,C1,



Riau Silip, Kab



dan hutan. Mayoritas penduduknya berprofesi



C2,C3,C4



Bangka



sebagai petani. Namun seperti daerah di Riau



,C5,D1,D



Silip dan Belinyu lainnya, wilayah ini juga



2,E1,F1,F



ditambang karena memiliki cadangan mineral



2,G1,H1,I



70



timah yang melimpah sejak lama. Selain timah, kuarsa dan batu granit/alam banyak tersedia di daerah ini. Desa ini menjadi pusat pemerintahan kecamatan Riau Silip. Daerah



Sungai Mapur/Mendulang terdapat di Desa Timah



S.Mapur/Mendul



Mapur.



ang, Kec. Riau Silip Daerah Sungai



Sungai Deniang dominan masuk ke kawasan Timah



Deniang, Kec.



Desa Deniang



Riau Silip Laut Tanjung



Laut Tanjung Batu terletak di wilayah Desa Timah



Batu, Kec. Riau



Lumut yang merupakan satu aliran besar



Silip



dengan DAS Perimping ke arah Teluk Kelabat



Laut Bedukang



Laut Bedukang Matras adalah bentangan Timah



Matras, Kec.



pesisir dan wilayah laut yang melingkupi



Riau Silip



perairan



desa



Deniang



dan



Kelurahan



Matras. Di wilayah ini aktifitas masyarakat didominasi



oleh



nelayan



tangkap



dari



berbagai wilayah yang ada di Pulau Bangka



71



1,I2



dan sekitarnya. Sungailiat



Kelurahan Parit



Kelurahan Parit Padang berada di Ibukota Timah, Smelter



Padang, Kec.



Kabupaten



Sungailiat



Sungailiat. Tidak memiliki wilayah pesisir, namun



Bangka



karakter



bercorak



wilayah geografisnya



penambangan



perkotaan Timah memang



timah



secara



dominan. Penduduknya banyak yang bekerja di



bidang



jasa,



perdagangan,



pegawai



perkantoran. Kelurahan Sinar



Kelurahan Sinar Baru wilayah yang berkontur Timah



A2, B1,



Baru, Kec.



perbukitan.



yang



C2, C3,



Sungailiat



bekerja



nelayan



D1, D2,



Penduduknya



sebagai



petani



banyak dan



tradisional. Posisinya yang berada di tengah jalur



lintas



Pangkalpinang



Belinyu



H1



dan



penyangga Kota Sungailiat, menyebabkan tidak banyak karakter khas yang mencirikan wilayah ini. pertanian sawit dan lada menjadi pokok aktivitas utama warga dan sedang dikembangkan usaha pertanian ubi kasesa. Kelurahan



Penduduk di Kelurahan Kenanga banyak Timah



B1, B2,



Kenanga, Kec.



yang berprofesi sebagai nelayan, disamping



C2, C3,



72



Sungailiat



menjadi



pegawai,



buruh,



dan



variasi



G3



pekerjaan lainnya. Wilayahnya berbatasan langsung dengan desa pesisir Rebo. Di Kelurahan



Kenanga



terdapat



sebuah



kawasan industri seperti smelter, pabrik ubi kasesa, industri sedang dan kecil seperti UMKM



makanan



dan



lainnya.



Namun



tanahnya juga terkandung banyak cadangan timah yang masih dieksplorasi sampai saat ini. Terdiri



dari



masyarakat



yang



multietnis,



masyarakat Kenanga hidup dalam suasana yang harmonis dan toleran. Lebaran 1 Muharram dan Sembahyang Rebut menjadi sedikit contoh even besar keagamaan yang dilangsungkan di wilayah ini. Memiliki wilayah terluas se Kecamatan Sungailiat dengan kepadatan penduduk yang relatif jarang dan menjadi salah satu daerah pengembangan kota. Kelurahan



Penduduk di Kelurahan Kuday didominasi Timah



73



A1, B1,



Kudai, Kec.



oleh etnis Tionghoa. Masyarakatnya banyak



Sungailiat



yang bekerja sebagai pedagang, peternak,



G3



dan sektor jasa. Wilayahnya relatif tidak terlalu luas dengan kepadatan yang tinggi. Wilayah ini bercorak daerah hunian pinggiran kota pada umumnya. Menjadi hub menuju ke daerah-daerah penting lainnya. Beberapa industri dan UMKM ditemukan di Wilayah ini. Desa Rebo,



Rebo



merupakan



Kec. Sungailiat



Kecamatan terluas



satu-satunya



Sungailiat.



ketiga



desa



Memiliki



sekecamatan



di Timah



wilayah dengan



penduduk yang relatif sedikit. Daerahnya berkontur daratan, perbukita, dan pesisir. Penduduknya dominan berprofesi sebagai nelayan, baik sebagai bos, nelayan jauh, maupun



nelayan



dijadikan



tempat



tradisional. pendaratan



Pantainya ikan



yang



terkenal di Bangka. Memiliki pesisir pantai yang indah dan menjadi daerah tujuan wisata, namun juga tumpang tindih dengan penambangan timah baik di pesisir maupun



74



C2, C3, D2, G3



blok lautnya. Pertanian banyak didomiasi oleh kebun kelapa sawit, kelapa, sayuran, dan coklat. Banyak juga dijumpai peternakan babi dan ayam. Rebo menjadi wilayah yang strategis selain karena wilayahnya yang luas dan subur, industri dan UMKM yang banyak bertumbuh, cadangan timah baik di darat maupun di lautnya yang melimpah juga menjadikan daerah



ini



sebagai



primadona



aktivitas



ekonomi. Laut Air



Laut Air Kantung masuk dalam wilayah Timah



Kantung, Kec.



Kelurahan



Sungailiat



Menjadi kawasan industri PT Timah, Tbk sejak



Sungailiat,Jelitik,



lama,



kawasan



dan



laut



ini



Matras. telah



dieksplorasi timahnya sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Terdapat muara masuk ke Pelabuhan Perikanan dan perkampungan Nelayan. Di pesisirnya berdiri banyak Industri terutama terkait dengan timah serta kampus Polman Negeri Bangka Belitung. Sedangkan



75



di sisi utaranya terdapat kawasan wisata Matras yang menjadi tujuan wisata favorit di Bangka Belitung. Selain sekitar



sebagai wilayah



Nelayan, laut



masyarakat ini



di



berkarakter



masyarakat perkotaan. Matras



A1, A2, A3, B1, C1, C2, C3, C4, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1



Blok Rebo/ Laut



Blok Rebo masuk ke dalam wilayah Desa



Timah dan



Rebo



Rebo.



ikutannya



Blok



Blok Layang



Timah dan



Layang/Laut



ikutannya



Tanjung Layang Blok Bedaun/



Blok Tanjung Bedaun masuk ke dalam Timah dan



76



Laut Tanjung



wilayah Kelurahan Matras. Kelurahan Matras ikutannya



Bedaun



berkarakter desa pesisir. Di wilayah ini penduduknya



didominasi



oleh



Nelayan



tradisional dan petani. Kawasan matras adalah kawasan Pariwisata. Banyak objek Wisata di pesisir pantai ini seperti pantai, Resort,



restoran,



pendaratan



ikan,



konservasi, dan sebagainya. Desa Rebo -



Dusun Batu Ampar masuk ke dalam wilayah Timah



Desa Batu



Desa Rebo



Ampar, Kec. Sungailiat Desa Sungailiat,



Sama dengan desa Parit Padang



Timah



Kel. Parit Padang Jelitik



A2, B1, B2, C1, C2, C4, D1, D2, F1, F2, G1, G2,



77



G3, H1, Lintas Kab.



Timah dan



Bangka – Kab.



ikutannya



Bateng Merawang



Desa Baturusa,



Desa Baturusa adalah salah satu Desa tertua Timah, Smelter



A3, C2,



Kec. Merawang



di Pulau Bangka, berada di tepi aliran DAS Timah



D1, D2,



Sungai Baturusa desa ini berkontur daratan



G3



berbukit dan rawa-rawa. Berada di antara 2 kota besar desa ini tumbuh lambat menjadi the between county. Penduduknya bekerja bervariasi



di



sektor



jasa,



perdagangan,



nelayan, bertani, dan sebagian menambang timah hingga saat ini. Desa Air Anyir &



Desa Air Anyir memiliki wilayah daratan, Timah, Smelter



Desa Riding



sungai,



Panjang, Kec.



Bangka. Penduduknya rata-rata berprofesi



Merawang



sebagai nelayan dan penambang. Menjadi



dan



pesisir



pantai



timur



Pulau Timah



bagian dari wilayah pengembangan Lintas Timur Bangka. Memiliki beberapa pantai yang indah dan hasil laut yang bervariasi. Terdapat beberapa industri dan sarana kesehatan



78



berskala besar. Air Anyir juga terkenal dengan hasil sayurannya yang menyuplai kebutuhan



sayuran



di



Pulau



Bangka.



Terdapat juga even tahunan Rebo Kasan yang fenomenal sehingga desa ini potensial dikembangkan menjadi desa wisata. Sedangkan Desa Riding Panjang berada lebih dalam ke tengah, di lintasan antara Sungailiat



dan



Pangkalpinang.



beberapa



wilayah



yang



Memiliki



sejak



lama



dieksploitasi cadangan timahnya. Namun sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani. Desa ini juga menjadi salah satu sentra pertanian dan sayuran. Desa Jurung



Desa



Jurung



adalah



salah



satu



desa Timah, Granit



B2, C2,



tambang tertua dalam sejarah pertimahan



C3, F2,



Pulau Bangka. Mayoritas warganya beretnis



G3, I1



Melayu dan Tionghoa. Mata Pencaharian penduduk di bidang pertanian, peternakan, dan penambang timah.



79



Desa Air Anyir,



Desa Air Anyir memiliki wilayah daratan, Timah



A1, A3,



Kec. Merawang



sungai,



Pulau



B1, B2,



Bangka. Penduduknya rata-rata berprofesi



C1, C2,



sebagai nelayan dan penambang. Menjadi



C3, C4,



bagian dari wilayah pengembangan Lintas



C5, D1,



Timur Bangka. Memiliki beberapa pantai yang



E1, F1,



indah dan hasil laut yang bervariasi. Terdapat



F2, G2,



beberapa industri dan sarana kesehatan



G3, H1,



berskala besar. Air Anyir juga terkenal



I1, I2



dan



pesisir



pantai



timur



dengan hasil sayurannya yang menyuplai kebutuhan



sayuran



di



Pulau



Bangka.



Terdapat juga even tahunan Rebo Kasan yang fenomenal sehingga desa ini potensial dikembangkan menjadi desa wisata. Desa



Desa Merawang terkenal sebagai salah satu Timah



Merawang, Kec.



pusat pengelolaan tambang timah sejak



Merawang



berratus tahun yang lalu. Memiliki beberapa dusun yang didominasi etnis Tionghoa yang rata-rata bekerja sebagai penambang timah, pedagang, peternak, petani, dan sektor jasa lainnya.



Memiliki



80



cadangan



timah



yang



melimpah



yang



sebagian



besar



telah



ditambang dan direklamasi. Saat ini banyak penduduknya yang berkebun kelapa sawit dan



coklat



dan



mulai



banyak



warga



pendatang yang menetap dan berdomisili di beberapa dusunnya. Desa



Desa



Sunghin/Dwi



Makmur



menjadi Timah



Sunghin/Dwi



penghubung akses ke beberapa wilayah



Makmur, Kec.



penting di Kabupaten Bangka. Sejak dulu



Merawang



terkenal sebagai pusat perdagangan. Saat ini penduduknya berkembang pesat menyusul dengan banyaknya tambang timah yang beroperasi beberapa waktu yang lalu. Di dusun Air Jangkangnya terdapat proyek percontohan reklamasi lahan pasca tambang yang sukses menjadi wilayah pertanian dan perikanan. Desanya berkualifikasi desa maju dengan ketersediaan sarana dan prasarana publik



yang



memadai.



Banyak



terdapat



rumah makan dan UMKM yang tumbuh dengan baik.



81



Laut Air Anyer,



Laut Air Anyer masuk ke dalam wilayah Desa Timah



Kec. Merawang



Air Anyer dengan bentangan pesisir yang luas dan panjang serta langsung berbatasan dengan wilayah pesisir Kota Pangkalpinang pada laut Pasir Padi dan DAS sungai Baturusa. Juga laut Rebo di sisi utaranya.



Pemali



Desa



Desa Penyamun secara geografis berada di Timah



A1,B1,D1,



Penyamun, Kec.



tengah daratan pulau. Mata pencaharian



F2,G3,I1



Pemali



masyarakat



banyak



menjadi



petani



dan



penambang timah yang sudah dieksploitasi sejak zaman dahulu. Desa ini memiliki karakter islami yang kuat. Desa Penyamun memiliki



wilayah



Kecamatan



yang



Pemali



paling



dengan



luas



di



kepadatan



penduduk yang sangat jarang/kecil. Pemali



A1,C1,C2 ,C3,D1,G 1,G3



Air Ruai



C3,D2,F2, G2,G3,I2



Desa Air Duren,



Desa



Air



Duren



82



merupakan



daerah Timah



C2,C3,D1



Kec. Pemali



pertengahan. Masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai petani dan peternak. Namun juga memiliki cadangan timah yang sudah banyak dieksploitasi. Didominasi oleh etnis Tionghoa yang banyak menggelar even budaya Cina. Etnis kedua terbesar adalah perkampungan



Madura



yang



banyak



berprofesi sebagai peternak 83apid an petani kelapa sawit. Sedangkan warga pendatang dari suku jawa banyak yang berprofesi sebagai penambang dan petani. Memiliki banyak UMKM dan rintisan BUMDes yang berkembang dengan baik di bidang usaha penyewaan tenda, organ tunggal, kursi, gallon isi ulang, pencucian motor, dan sablon. Selain itu produk desa unggulannya adalah sagu



rarut,



sedangkan



masyarakatnya



mengembangkan jamu toga. Desa Pohin,



Dusun Pohin Masuk ke dalam wilayah Air Timah



Kec. Pemali



Duren



Desa Mentabak,



Dusun Mentabak masuk ke dalam teritori Timah



83



,G3



Kec. Pemali



Desa Penyamun. Dusun Mentabak dan Tutut sebagian besar adalah bekas penambangan timah oleh PT Timah, Tbk yang sudah direklamasi dengan tanaman produktif dan budidaya perikanan.



Puding



Desa Kayubesi,



Desa Kayu Besi terkenal dilintasi oleh aliran Timah



Besar



Kec. Puding



sungai Kayu Besi yang fenomenal. Beberapa



Besar



waktu



terakhir,



bencana



banjir



sering



melanda beberapa dusun di desa ini. Saat ini wilayahnya



banyak



dikelilingi



oleh



perkebunan sawit baik milik perusahaan maupun milik rakyat. Beberapa lahan juga dikembangkan untuk fungsi cetak sawah. Sektor pertanian dan perkebunan menjadi tumpuan pencaharian utama masyarakatnya. Mendo



Desa Air Buluh,



Air Buluh merupakan sebuah desa yang Timah, Smelter



A1,C3,G3



Barat



Kec. Mendo



terletak di daerah dalam kecamatan Mendo Timah



,H1



Barat



Barat dan memiliki posisi yang strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah Pangkalpinang dan Bangka Tengah. Memiliki berbagai rintisan UMKM dengan berbagai



84



produk unggulan. Mayoritas penduduknya berprofesi



sebagai



petani



dan



buruh.



Masyarakatnya memiliki partisipasi sosial dan politik yang tinggi. Tingkat kejahteraan relatif belum sejahtera secara merata. Desa Petaling,



Desa Petaling tumbuh dan berkembang Timah



Kec. Mendo



menjadi



Barat



kecamatan. terlalu



desa



besar



sebagai



pusat



Memiliki wilayah yang



luas



dengan



tidak



pengembangan



infrastruktur serta pertumbuhan sarana dan prasarana yang juga cepat. Menjadi wilayah satelit bagi Kota Pangkalpinang. Kepadatan penduduknya



dalam



kategorii



sedang.



Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani



terutama Karet dan Lada. Banyak



juga peternakan ayam di wilayah ini. Memiliki streotip wilayah yang agamis dan relijius. Desa Kace,



Desa Kace berbatasan langsung dengan Timah



A1,A2,B1,



Kec. Mendo



Kota Pangkalpinang. Sebaran penduduknya



C1,C2,D1



Barat



terpusat



,D2,F2,G



di



pinggiran



jalan



utama



Pangkalpinang-Muntok. Terdapat beberapa



85



3,I1



sentra



perkebunan



sayuran.



Pekerjaan



penduduknya bervariasi mulai dari petani, pegawai negeri dan swasta, penambang, peternak, pedagang, dan berbagai sektor lainnya.



Karakteristik



wilayahnya



adalah



satelit dan sasaran pengembangan wilayah perkotaan dan pemukiman. Laut Penagan,



Laut Penagan masuk ke dalam wilayah Desa Timah



Kec. Mendo



Penagan. Desa penagan memiliki kepadatan



barat



penduduk



tertinggi



se



Mendo



Barat.



Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan,



namun



sempat



beralih



profesi



menjadi penambang timah ketika boom timah berlangsung. Terdapat wilayah kepulauan yang berhadapan langsung dengan Sumatera daratan. Cadangan timahnya relatif tinggi. Banyak dikembangkan UMKM atau industri kecil pengolahan hasil laut. Di samping itu saat ini lahannya banyak yang telah ditanami dengan perkebunan kelapa sawit. Blok raya/ Laut



Laut Tanjung Raya juga menjadi bagian dari Timah dan



86



Tanjung Raya



wilayah Desa Penagan yang juga beririsan ikutannya dengan wilayah Laut Sungai Selan Bangka Tengah. Saat ini sedang dikembangkan menjadi



daerah



tujuan



wisata



dengan



optimalisasi hutan mangrovenya. Bakam



Desa Bukit



Wilayah Desa Bukit Layang



berkategori Timah dan Smelter



Layang, Kec.



daratan dengan konturnya yang berbukit- Timah



Bakam



bukit. Desa dengan entitas sejarah yang menarik ini berbatasan dekat dengan wilayah kecamatan Pemali dan Sungailiat. Memiliki aliran DAS Sungai Layang dengan potensi perairan yang melimpah. Sejak dulu sudah dikenal memiliki cadangan SDA terutama timah yang melimpah pula. Penduduknya sangat heterogen multi etnis dengan banyak simbol dan praktik toleransi yang



kuat



dan



mengakar.



Pertanian,



perkebunan terutama sawit, perikanan, dan beberapa lainnya pertambangan, menjadi bidang mata pencaharian utama di daerah ini. lahan pasca tambang sedang diusahakan



87



untuk menjadi lebih produktif. Kehadiran 2 (dua) Pabrik Kelapa Sawit di wilayah ini juga menjadi potensi penyangga pengembangan ekonomi kawasan yang strategis. Belitung Timur



Simpang



Desa Tanjung



Desa Tanjung Batu Itam merupakan Desa Pasir Kuarsa,



A1,A2,A3,



Pesak



Batu Itam



dengan karakteristik wilayah pesisir. Mata Tanah Liat



B1,C1,C2



pencaharian utama adalah Nelayan. Terdapat



,C3,D1,D



potensi wisata Batu Buyong, Pantai Batu



2,F1,F2,H



Lalang.



1



Desa Simpang



Desa Simpang Pesak wilayahnya berbentuk Timah, Pasir



Pesak



daratan dan juga pesisir. Sektor utama Kuarsa, Smelter pencaharian



penduduknya



adalah Timah



menambang, sebagian nelayan, berkebun. Desa Tanjung



Desa



Tanjung



Kelumpang



dengan Pasir Kuarsa



Kelumpang



karakteristik wilayah pesisir dimana sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah nelayan. Desa ini di kenal dengan tradisi adat Maras



Taun,



Atraksi



Lesong



Ketintong.Terdapat potensi wisata Pantai Punai,



Pantai



Pangkalan Limau.



88



Pulau



Pandan,



Pantai



Kelapa



Senyubuk,Ment



Desa Senyubuk merupakan Desa dengan Timah, Smelter



A1,A2,C1,



Kampit



awak,Mayang,P



karakteristik



C2,C3,C4



embaharuan



penduduknya adalah menambang, karyawan



,D1,D2,EI



dan air Kelik,



PT. Terdapat potensi wisata Kik Karak, Bukit



,F2,G3,I1,



Kec. Kelapa



Pangkuan, Open pit, Menara Stopen.



I2



Desa Mayang dengan wilayah daratan dan



A1,A2,A3,



juga



daratan.



Mata



Pencaharian Timah



Kampit pesisir.



Mata



pencaharian



B1,C1,C3



penduduknyaadalahbertoko,



menambang,



,C4,D1,D



wisata Pantai



2,E1,F1,I



berkebun.Terdapat



potensi



Sengaran, Pantai Pering.



Desa



Pembaharuan



1



Desa



A1,A2,A3,



dengan karakteristik wilayah daratan. Mata



C1,C2,C3



pencaharian penduduknya adalah karyawan



,C5,D1,D



PT, UMKM, nelayan.



2,H1,I1



Desa Air Kelik seluruhnya merupakan wilayah



A1,A2,C1,



daratan. Mata pencaharian penduduknya



C2,C3,C4



89



merupakan



adalah menambang.



,C5,D2,F1 ,F2,H1



Desa Buding,



Desa Buding dengan wilayahnya berbentuk Hematite



Kec. Kelapa



daratan. Mata pencaharian penduduknya



kampit



adalah menambang, karyawan PT. Terdapat potensi wisata Sumber Air Panas, Hutan Kerangas, Museum Istiqomah Buding.



Desa



Desa Mentawak merupakan Desa dengan Hematite



A2,A3,B1,



Mentawak, Kec.



karakteristik



Mata



B2,C1,C2



Kelapa Kampit



pencaharianpenduduknyaadalah



karyawan



,C3,C4,D



wilayahnya



daratan.



PT, menambang, kantor.



1,D2,F1,I 2



Gantung



Desa Lilangan



Desa Lilangan dengan karakteristik wilayah berbentuk



daratan.



Dikenal



Timah, Pasir



dengan Kuarsa/Bangunan,



tradisiadat Maras Taun. Mata pencaharian Smelter Timah utama



penduduknya



adalah



berkebun,



sebagian menambang, adanya usaha dari Desa yang dikenal dengan Kopi Lilangan. Terdapat



potensi



wisata



GunungTiong,



Makam Datuk Mayang Gresik. Desa



Desa



Limbongan



90



dengan



karakteristik Timah, Pasir



Limbongan



wilayah berbentuk daratan. Sama dengan Kuarsa, Tanah Liat Desa Lilangan yang mempunyai tradisiadat Maras Taun, Kisah Lanun asal muasal adanya



Lepat.



penduduknya



Mata



sebagian



pencaharian besar



adalah



menambang.Terdapat potensi wisata Gunung Lumut, Pusat Souvenir, Penginapan. Desa Lenggang



Desa Lenggang merupakan wilayah kawasan Timah, Pasir berbentuk



daratan.



penduduknya



Mata



beragam



pencaharian Kuarsa, Tanah Liat mulai



dari



menambang, pegawai Desa, UMKM, bertoko. Desa ini banyak terdapatpotensiwisata yang banyakdiminatiyaitu



Museum



RumahKeong BendunganPice,



Kata,



(DermagaKirana), KampoengAhok,



SD



Muhammadiyah, daerahbuper. Desa Jangkar



Desa Jangkar Asam merupakan daerah Timah, Pasir



Asam



dengan



karakterisktik



wilayah



berbentuk Kuarsa, Kaolin,



daratan. Mata pencaharian penduduknya Hematit, Smelter sebagian besar adalah menambang. Desa Selinsing,



Timah



Desa Selinsing merupakan Desa dengan Timah, Smelter



91



Kec. Gantung,



wilayah daratan dan juga pesisir. Mata Timah



Kab. Belitung



pencaharian



Timur.



menambang,



penduduknya Nelayan.



adalah



Terdapat



potensi



wisata Goa Gunung Selumar. Batu Penyu dan



Desa



Batu



Penyu



dengan



karakteristik Timah, Smelter



Jangkar Asam,



wilayah daratan dan juga pesisir. Mata Timah



Kec. Gantung



pencaharian



penduduknya



adalah



menambang, menanam padi yang dikenal dengan Nungal. Terdapat tradisi adat Maras Taun, Selamat Laut. Terdapat potensi wisata Pulau Ayam, Dermaga Pantai Gusong Cine. Kec. Gantung



Timah, Hematit



Desa Batu



Hematit



Penyu, Kec. Gantung Damar



Desa



Desa Mengkubang merupakan Desa dengan Timah, Besi,



Mengkubang,



wilayah



Kec. Damar



penduduknya adalah menambang. Terdapat



daratan.



Mata



pencaharian Smelter Timah



potensi wisata Pantai Batu Burok. Kec. Damar



Timah, Hematit



Desa Air Kelik,



Timah, Hematit



92



Kec. Damar Desa Burong



Desa Burong Mandi dengan karakteristik Timah



A1,A3,C1,



Mandi, Kec.



wilayah berbentuk pesisir, sector utama mata



C2,C3,C4



Damar



pencaharian penduduknya adalah nelayan,



,D2,F1,F2



sebagian kecil menambang dan berkebun.



,G3



Terdapat



potensi



wisata



Pantai



Burong



Mandi, Air Terjun DAM, Kelenteng DWI KWAN IN, Pantai Bukit Batu, Dermaga Malang Lepau. Desa



Desa Sukamandi merupakan Desa dengan Pasir Bangunan,



A1,C1,C2



Sukamandi



wilayah



,C3,D1,D



daratan.



Mata



pencaharian Ilmenit



penduduknya adatlah menambang, karyawan



2,E1,F1,F



PT, berkebun. Desa ini terdapat potensi



2,G1,G2



wisata PantaiTambak, tempat Cross bekas Tambang Timah. Dendang



Desa Nyuruk,



Desa Nyuruk dengan karakteristik wilayah



Kec. Dendang



berbentuk. Mata pencaharian penduduknya



Timah



adalah karyawan PT, berkebun. Terdapat potensi wisata Sukma Alam Simpang



Desa Lintang,



Desa Lintang dengan karakteristik wilayah Besi



Renggiang



Kec. Simpang



berbentuk



daratan.



93



Mata



pencaharian



Rengiang



penduduknya



adalah



berkebun,



bertani.



Terdapat potensi di Desa ini yaitu Tebat Rasaudi Sungai Lenggang. Renggiang



A1,B1,C1, C3,C4,C5 ,D1,F1,F2 ,G2,I1,I2



Manggar



Kec. Manggar



Timah



Desa Padang,



Desa Padang merupakan Desa dengan Timah



Kec. Manggar



wilayahnya



daratan.



Mata



pencaharian



penduduknya adalah bekerja kantor, buruh. Terdapat potensi wisata Pantai Mudong. Belitung Timur



Hematite



Air Madu dan



Desa Air Madu dengan karakteristik wilayah



Kelubi, Kec.



daratan. Mata pencaharian Penduduknya



Simpang



adalah berkebun.



Renggiang dan Manggar



Desa



Kelubi



merupakan



Desa



yang



karakteristik wilayahnya berbentuk daratan. Sektor



utama



penduduknya



94



mata adalah



pencaharian



pertanian.Terdapat



Hematite



potensi wisata di Desa ini adalah Gunong Bulongan. Belitung



Badau



Badau



Desa



Badau



merupakan



desa



dengan Timah, Kaolin,



A2, C1,



karakteristik daratan dan merupakan pusat Pasir Kuarsa,



C2, C3,



pemerintahan dari Kecamatan Badau. Sektor Smelter Timah



C4, D1,



utama



adalah



D2, F1,



pertambangan dan perkebunan. Di Desa



F2, G1,



Badau terdapat wisata alam Batu Mentas dan



H1, I1



pencaharian



pendudunya



Museum Kerajaan Badau serta terdapat kesenian Beripat Beregong. Desa Air Batu



Desa Air Batu Buding merupakan desa Timah, Smelter



Buding, Kec.



dengan karakteristik daratan dan hutan yang Timah



Badau



masih



banyak



.



Mayoritas



masyarakat



bermata pencaharian di sektor Perkebunan lada dan pertambangan. Di desa ini terdapat Lapangan Tembak AWS Buding . Desa ini terkenal dengan tradisi Nirok serta memiliki tempat wisata Lubang Nyalar. Desa Kacang



Desa Kacang Butor merupakan desa dengan Timah, Hematit



Butor, Kec.



karakteristik daratan. Memiliki tempat wisata



Badau



Gunung Tajam dan Pasar Rimba. Desa



95



Kacang Butor juga memiliki potensi utama perkebunan dan pertanian. Desa Cerucuk,



Desa Cerucuk merupakan desa dengan Timah



Kec. Badau



karakteristik wilayah daratan dan meliputi kawasan Sungai Cerucuk. Sebagian besar penduduk



bermata



pencaharian



pertambangan dan perkebunan, sebagian kecil sebagai nelayan. Desa Cerucuk memiliki wisata situs Kota Tanah Cerucuk. Desa Sungai



Desa Sungai Samak terdiri atas wilayah Pasir kuarsa,



A1, A2,



Samak



daratan,



C1, C2,



pesisir



Sebagian



Membalong



Membalong



dan



Tanah Liat



C3, C4,



pencaharian sebagai nelayan dan sebagian



D1, F1,



di sektor perkebunan. Di desa ini terdapat



F2, G1,



wisata pemandian Suci Indah dan Kampung



G2, G3,



Orange.



H1, I2



Membalong



wilayahnya



penduduk



sungai. bermata



Desa



besar



kawasan



sebagian



bebentuk



daratan.



besar Desa



atas Timah, Pasir ini



Bangunan



A1, A3, B1, C1,



merupakan pusat pemerintahan Kecamatan



C2, C3,



Membalong. Penduduk umumnya bekerja



C4, D1,



sebagai petani. Tradisi yang sangat khas dari



D2, F1,



96



desa



ini



ialah



Maras



Taun.



Terdapat



G2, H1



perkampungan trans di desa ini yaitu trans Rejosari dan Rejomulyo. Mentigi



Desa Mentigi ialah desa yang dekat dengan Timah, Kaolin,



A1, A2,



pesisir pantai Mawai. Desa ini memiliki Pasir Kuarsa,



A3, B1,



lapangan pasir putih yang biasa digunakan Pasir Bangunan,



C1, C2,



untuk



C3, C4,



perlombaan



balapan



dan



bumi Tanah Liat,



perkemahan. Mayoritas penduduk desai ini Smelter Timah



D1, E1,



bekerja



F1, F2, I2



sebagai



nelayan,



petani



dan



penambang. Padang Kandis



Desa



Padang



Kandis



merupakan



desa Kaolin, Pasir



dengan kawasan pesisir dan perbukitan.



Kuarsa, Pasir



C1, C2,



Umumnya



Bangunan, Tanah



C3, C4,



Liat



D1, F1,



masyarakat



bekerja



sebagai



nelayan dan petani. Desa ini memiliki objek



Lassar



A1, B2,



wisata unggulan yaitu Pantai Teluk Gembira



F2, G1,



dan Batu Baginde.



G2, H1, I1



Desa



Lassar



adalah



desa



dengan Timah, Smelter



A1, B2,



karakteristik wilayah daratan. Sektor utama Timah



C1, C2,



mata



C3, C5,



pencaharian



penduduk



pertambangan dan perkebunan.



ialah



D1, F1, F2, H1,



97



I1, I2 Bantan



Desa Bantan terdiri atas wilayah daratan dan Timah, Smelter



A1, A3,



daerah aliran Sungai Bantan. Sebagian besar Timah



B2, C1,



penduduk



C2, C4,



bekerja



sebagai



petani



dan



penambang.



D1, F1, F2, G2, H1, I2



Blok Sumedang/



Desa



Laut



Laut Pulau



dengan karakteristik wilayah pesisir karena ikutannya



Sumedang



berada



di



Sumedang tengah



merupakan



laut.



Perikanan



desa Timah dan dan



kelautan menjadi sektor utama dari mata pencaharian penduduk desa ini. Desa ini dikenal dengan terumbu karangnya yang eksotis. Desa Parang



Desa Parang Buloh merupakan wilayah Timah



Buloh, Kec.



dengan



Membalong



Sektor utama



karakteristik



daratan



perbukitan.



mata pencaharian penduduk



desa ini terkenal dengan perkebunan gula aren dan sebagiannya pertambangan. Desa Simpang



Desa



Rusa, Kec.



dengan



Simpang



Rusa



karakteristik



98



merupakan wilayah



desa Timah



perbukitan.



Membalong



Pertambangan dan Perkebunan merupakan sektor utama dari desa Simpang Rusa. Terdapat tempat wisata air terjun Linsun Kawai di desa ini.



Perpat



Desa Perpat adalah desa dengan daratan Pasir Bangunan



A2, C1,



dan pesisir.



Di desa Perepat terdapat



C3, C5,



perkampungan trans Karang Asem. Desa ini



D1, D2,



memiliki wisata air terjun Gunung Kubin yang



F2, G2,



sekaligus digunakan oleh warga trans karang



H1, I1, I2



asem untuk pengairan sawah penduduk tersebut.



Mata



Pencaharian



penduduk



berpusat pada pertanian dan laut. Sijuk



Sijuk



Desa Sijuk terdiri atas wilayah daratan dan Timah, Kaolin



A1, A2,



pesisir serta merupakan pusat pemerintahan



C1, C2,



dari Kecamatan Sijuk. Penduduk di desa ini



C3, C4,



umumnya



nelayan,



D1, D2,



penambang dan buruh harian. Kelautan dan



F1, F2,



pertambangan menjadi sektor utama desa ini.



G2, G3,



Terdapat Masjid tertua, Kelenteng tertua dan



I1



hutan



bekerja



mangrove



sebagai



yang



menjadi



wisata



unggulan dari Desa Sijuk. Tradisi Selamat



99



Kampung dan Selamat Laut adalah tradisi tahunan yang ada di desa ini. Air Seruk



Desa Air Seruk teridiri atas wilayah daratan Timah, Pasir



A1, A2,



dengan beberapa sungai-sungai kecil. Sektor Bangunan



A3, C1,



pencaharian



ialah



C2, C3,



sawit.



D1, D2,



Terdapat Monumen perjuangan Aik Seruk



F1, F2,



yang dibangun untuk mengenang perjuangan



G2, I1



penduduknya



pertambangan



dan



perkebunan



masyarakat Belitung melawan penjajah pada masa itu. Tirta Merundang Indah merupakan salah satu wisata yang paling terkenal dari desa ini. Air Selumar



Desa



Air



Selumar



adalah



desa



yang Timah, Wolframit



berkarakteristik daratan. Penduduk setempat Kaolin mayoritas petani,



bemata



penambang



pencaharian dan



sebagai



sebagian



kecil



sebagai nelayan yang melaut ke Laut Sijuk dan Tanjung Binga. Terdapat dua objek wisata yang terkenal di desa ini yaitu Bukit Paramounnt dan Aik Kulong. Desa Sungai



Desa Sungai Padang terdiri atas wilayah



100



Timah, Hematit



A1, A2,



Padang Kec.



daratan



dan



pesisir.



Nelayan



dan



A3, B1,



Sijuk



penambang



adalah



mata



B2, C1,



pencaharian



penduduk



dan



C2, C3,



sebagian kecil sebagai buruh harian lepas.



C4, D1,



Terdapat jembatan terpanjang di Belitung



F1, G1



mayoritas setempat



yang menjadi ikon wisata desa ini serta Pantai Batu Bedil yang menjadi unggulan dari desa ini. Kec. Sijuk dan



Timah



Badau Tanjung



Kec.



Pandan



Tanjungpandan



Timah



Desa Buluh



Karakteristik



wilayah



Tumbang, Kec.



Tumbang adalah daratan, terdapat Bandar Timah



Tanjungpandan



udara



Belitung



dari



yatitu



desa



Buluh Timah, Smelter



Bandara



H.A.S



Hannandjoeddin dan monumen bersejarah pesawat



jatuh.



pencaharian



di



Penduduk sektor



bermata



perkebunan



dan



perdagangan. Desa Dukong



Desa dukong ialah desa yang terdiri atas Timah, Smelter



Kec.



daratan serta kawasan Sungai Dukong. Timah



101



Tanjungpandan



Penduduk



desa



ini



pencaharian



multetnis.



penduduknya



pertambangan,



Sektor adalah



perkebunan



dan



perdagangan. Lintas Kab.



Timah dan



Belitung – Kab.



ikutannya



Beltim (darat) Lintas Kab.



Timah dan



Belitung – Kab.



ikutannya



Beltim Desa



Karakteristik



wilayah



Buluhtumbang,



Tumbang adalah daratan, terdapat Bandar



Kec.



udara



Tanjungpandan



Hannandjoeddin dan monumen bersejarah



Belitung



pesawat



yatitu



jatuh.



pencaharian



di



dari



desa



Bandara



Penduduk sektor



Buluh Timah H.A.S bermata



perkebunan



dan



perdagangan. Desa Teluk



Desa Teluk Dalam terdiri atas wilayah pesisir Timah



Dalam, Kec.



.



Tanjungpandan



pencaharian sebagai nelayan dan petani.



Desa Perawas



Desa



Mayoritas ini



masyarakatnya



merupakan



102



wilayah



bermata daratan Kaolin



A1, A2,



seluruhnya. Dan beberapa sungai kecil.



C1, C3,



Sektor



penduduknya



C4, D1,



perkebunan.



D2, F2,



Terdapat wisata alam gunung lalang dan



G1, G2,



Taman Makam Pahlawan.



H1, I1, I2



utama



adalah



Desa Air Rayak



Desa



pencaharian



perdagangan



Aik



Rayak



dan



adalah



desa



yang Kaolin



A1, B1,



karakteristik wilayahnya daratan dan meliputi



B2, C1,



kawasan sungai Air Rayak, terdapat tambang



C2, C4,



kaolin yang masih berjalan serta terdapat



C5, D2,



tempat wisata Danau Kaolin yang terbentuk



F1, F2,



dari



G1, G2,



akivitas



pertamabangan



tersebut.



Penduduk pada umumnya bekerja pada sektor



perdagangan,



pertambangan



dan



perkebunan Desa Buluh



Karakteristik



Tumbang



Tumbang adalah daratan, terdapat Bandar udara



wilayah



Belitung



dari



yatitu



desa



Buluh Pasir Bangunan



Bandara



H.A.S



Hannandjoeddin dan monumen bersejarah pesawat



jatuh.



pencaharian perdagangan.



103



di



Penduduk sektor



bermata



perkebunan



dan



G3



Selat Nasik



Desa Selat



Desa Selat Nasik merupakan desa yang Bauksit



Nasik, Kec.



berkarakteristik Pesisir, merupakan pusat



Selat Nasik



pemerintahan dari Kecamatan Selat Nasik. Penduduk di desa ini bermata pencaharian di sektor kelautan dan perkebunan. Maras Taun merupakan tradisi yang khas dari desa ini.



Desa Petaling



Bauksit



A1,A3,B1, C1,C3,C4 ,D1,D2,F1 ,G1,G3,I1



Bangka Barat



Parit Tiga



Kelabat



Desa kelabat wilayah daratan,sektor



mata Timah, Kaolin



pencaharian bertambang dan kebun Blok Kelabat/



Blok



kelabat



Laut Teluk



teluk,pusuk,rukam



dekat



dengan



hingga



desa Timah dan



bakit.pusuk ikutannya



diwilayah pesisir,sektor mata pencaharian nelayan dan berkebun.desa teluk berwilayah daratan,sektor mata pencaharian nelayan dan ada juga yang bertambang sebagian. Blok Limau/



Blok



limau



Laut Tanjung



limau,dengan wilayah pesisir,sektor mata ikutannya



Limau



pencaharian



104



dekat



dengan



nelayan,dan



desa



teluk Timah dan



sebagian



bertambang.teluk limau juga memiliki sektor pariwisata yaitu pantai siangau dan bukit pala. Jebus



Blok Penganak/



Blok



penganak



dekat



Laut Penganak



penganak



Jebus Desa Air



wilayah



Gantang



nelayan,ada juga yang bertambang.kawasan



C5, D1,



wisata yaitu pantai yang memilik bebtuan



D2, F1,



besar dan dermaga



F2, HI, I1,



desa



air



pesisir,sektor



dengan



dusun Timah dan



A1, A2,



gantang,merupakan ikutannya, Smelter



A3, B2,



mata



C1, C2,



pencaharian Timah



I2 Darat Desa



Desa



ini



atas



wilayah



yang



berbentuk Timah, Smelter



Limbung



daratan,dengan sektor mata pencaharian Timah



A3, C3,



utama berkebun sahang,ada juga sebagian di



C4, D1,



pertambangan,desa ini juga memiliki tradisi



D2, E1,



yaitu tradisi main gasing dan kerajinan



G2, I1



membuat kopia resam. Darat Desa



Desa sekar biru merupakan wilayah daratan, Timah, Smelter



Sekar Biru



mata



pencaharian



desa



ini



adalah Timah



bertambang dan berkebun. Darat Desa



Desa



puput



Puput Bawah



daratan,mata pencaharian utamanya adalah Timah



105



bawah



merupakan



daerah Timah, Smelter



A1, A2,



pedagang/pengusaha



dan



pertambangan.tradisi di desa ini sembahyang rebut karena di desa puput ini mayoritas penduduknya tiang hoa Blok Tanjung



Blok tanjung genting dekat dengan pantai Timah dan



Genting/ Laut



bembang dengan desa pebuar dan desa ikutannya



Tanjung Genting ketap. Desa Tugang



Desa



tugang,merupakan



desa



dan Desa



karakteristik



Kacung Kec.



pencaharian



Kelapa, Desa



perkebunan,nelayan, dan pertambangan.dan



Tumbak Petar



desa



dan Desa



daratan.sektor utama mata pencahariannya



Limbung Kec.



adalah



Jebus, Bangka



kacung juga memiliki tradisi adat yaitu



Barat.



sedekah kampung.



Darat Desa



sektor utama pencarian penduduknya adalah Timah



Ketap



petani,ada



juga



sebagian



kecil.,terdapat



wilayah utama



kacung berkebun



dengan Timah dan



daratan.mata ikutannya adalah



sektor



merupakan karet



dan



bertambang



daerah sawit.desa



tapi



wisata



hanya pantai



jerangkat di desa ini, Desa ketap berbentuk wilayah daratan.desa ini juga memiliki tradisi



106



takbir keliling kampung saat



bulan puasa



mendekati tuju likur. Darat Desa



Desa bakit merupakan wilayah pesisir,sektor Timah



Bakit



utamanya adalah nelayan,ada juga yang berkebun,desa bakit juga memiliki tradisi nganggung,rebo



kasan,naber



laut,maulud.desa bakit juga memiliki tempat wisata yaitu pantai Darat Desa



Desa



rukam



Rukam, Kelabat



karakteristik



merupakan wilayah



desa



dengan Timah



daratan.mata



pencaharian utama didesa ini adalah sektor perkebunan dan ada juga yang bertambang dan nelayan,di desa rukam juga memiliki tradisi nganggung. Darat Desa



Johar merupakan dusun yang terletak di desa Timah



Johar



ranggi asam.dusun ini merupakan wilayah daratan.sektor mata pencaharian utamanya adalah



berkebun,dan



ada



juga



yang



bertambang.dusun johar desa ranggi asam ini memiliki tradisi yaitu sunat masal. S. Kebiang/



S.



kebiang



107



perbatasan



antara



pasir Timah



Desa Tayu



panjang(pantay ketap) dengan penganak.



Ketap Puput,



Penganak merupakan dusun dari desa air gantang. Mata pencahariannya nelayan dan ada



juga



yang



bertambang.dan



dusun



penganak desa jebus juga memiliki kawasan wisata pantay dengan bebatuan besar dan dermaganya. S. Bembang/



Desa pebuar merupakan



daerah kawasan Timah



A1, A2,



Desa Pebuar



daratan.sektor mata pencaharian utama nya



A3, B1,



adalah berkebun dan pertambangan.memilik



B2, C1,



wisata bukit mempari dan persawahan.desa



C2, C3,



pebuar juga memiliki tradisi rodat setiap



C4, C5,



malam jum’at dan yasinan setiap pagi subuh



D1, D2,



hari jum’at,tradisi ini berjalan kurang lebih



E1, F1,



sudah 2 tahun lebih.



F2, G1, G2, G3, HI, I2



S. Petar/ Desa



S.petar merupakan daerah daratan yang bisa Timah



T. Petar,



menghubungkan desa tumbak petar dan



Limbung,



limbung,sektor pencaharian e berkebun dan



108



Sekarbiru,



bertambang



Rukam S. Selimbang/



Sungai serimpang terletak di antara semulut Timah



Desa Bakit,



dan bakit.merupakan karakteristik wilayah



Semulut



daratan.dengan sektor mata pencaharian pertambangan dan berkebun.



Tj. Pemuja/



Tj.pemuja merupakan pulau yang ada di desa Timah



Desa Tayu



tayu



Ketap



pesisir



Laut Kebiang-



Laut kebiang dekat dengan desa pebuar. Timah



ketap,dengan



karakteristik



wilayah



Penganak/ Desa Atas wilayah yang berbentuk daratan,dengan Sungaibuluh,



mata pencaharian ,berkebun,nelayan dan



Pebuar, Tayu



ada juga yang bertambang.



Ketap Air Gantang, Laut Bakit/ Desa



Laut bakit merupakan derah kawasan pesisir, Timah



Bakit



dengan mata pencaharian utama nelayan dan ada juga yang berkebun.,dan memiliki tempat wisata berupa pantai.



Desa



Desa tumbak petar merupakan desa dengan Timah



Tumbakpetar



karakteristik wilayah daratan,dengan sektor



109



matapencaharian



berkebun



dan



bertambang,desa tumbak petar juga memiliki tradisi sunat masal/khatam masal saat tahun baru islam Darat Desa



Desa semulut bentuk wilayah yang berbentuk Timah



Semulut



daratan,sektor



pencaharian



penduduknya



adalah nelayan,petani,dan bertambang. Laut Kampak



Laut kampak dusun kampak desa jebus Timah



Desa Sungai



merupakan daerah kawasan pesisir.sektor



Buluh



utama mata pencaharian masayarakatnya adalah nelayan dan bertambang.



Laut Desa



Laut dusun kampak-jebus merupakan daerah Timah



Kampak-



kawasan



Sungaibuluh



pencaharian



wilayah



pesisir,sektor



utama



mata



nelayan,dan



pertambangan. Simpang



Desa Tugang



Desa air Nyatoh wilayah pesisir nelayan dan Timah dan



Teritip



Kec. Kelapa,



perkebunan memiliki tradisi rabo kasan



Desa Ibul dan



ikutannya, Smelter Timah



Desa Air Nyatoh Kec. Simpang Teritip, Bangka



110



Barat Blok Rambat/



Wilayah pesisir sektor usaha nelayan, Timah dan



Laut Tanjung



perkebunan seperti karet dan sawit sebagian ikutannya



Rambat



kecil sektor swasta



Darat Desa



Wilayah



Berang, Kec.



perkebunan



daratan



mayoritas



sektor Timah



Sp. Teritip, Kab. Bangka Barat Darat Desa



Wilayah daratan sektor usaha perkebunan, Timah



Pelangas



karet dan sawit sebagian kecilnya swasta



Simpang Tiga, Kec. Sp. Teritip, Kab. Bangka Barat Darat Desa



Wilayah pesisir dan sebagiannya daratan Timah



Kundi, Kec. Sp.



sektor usaha perkebun dan nelayan sebagian



Teritip, Kab.



kecilnya swasta, desa kundi terkenal dengan



Bangka Barat



acara adatnya yaitu sedekah kapong kundi



Darat Desa



Wilayah daratan sektor usaha perkebunan, Timah



Paradong, Kec.



karet dan sawit sebagian kecilnya swasta



Sp. Teritip



111



Darat Desa Air



Diwilayah daratan sektor utamanya berkebun Timah



Betang, Kec.



dan swasta



Sp. Teritip, Kab. Bangka Barat Darat Desa



Daerah Pesisir sektor utama perkebunan dan Timah



Mayang, Kec.



sebagian



Sp. Teritip, Kab.



penambang



besarnya



sektor



swasta



dan



Bangka Barat Mayang -



Daerah Pesisir sektor utama perkebunan dan Timah



Rambat/Desa



sebagian



Mayang,



penambang



besarnya



sektor



swasta



dan



Rambat, Kec. Sp. Teritip S.



Wilayah pesisir dan sebagian daratan sektor Timah



Remunding/Des



utama nelayan, perkebunan dan desa sp.



a Sp. Gong,



Gong



Kec. Sp. Teritip



dikunjungi yaitu pantai tungau



S.



S. penegang daerah dataran mayoritas sektor Timah



Penegak/Desa



utama berkebun Mempunyai adat istiadat



Pelangas,



(suku jerieng)



mempunyai



Peradong, Kec.



112



pantai



yang



sering



Sp. Teritip S. Berang/Desa



Wilayah



daratan



sektor



Pelangas,



perkebunan kelapa sawit



utamanya Timah



Peradong, Berang Kec. Sp. Teritip S. Menduyung/



Daerah Pesisir sebagian besar nelayan dan Timah



Desa Mayang,



penambang



Kec. Sp. Teritip A. Sukal/Desa



A.



Sukal



Daerah



Pesisir



sektor



utama Timah



Kundi Timur,



nelayan dan penambang terdapat sentra



Kec. Sp. Teritip



budidaya kerang



A. Selang/ Desa



A. selang Daerah pesisir dan sekitar desa Timah



Belo Laut-



belo laut sektor utamanya nelayan, terkenal



Mayang, Kec.



dengan UKM salah satu mpek mpek udang



Sp. Teritip A.Sukal Kundi/



Daerah pesisir sektor utama nelayan dan di Timah



Desa Belo Laut



daerah belo laut kundi



Kundi



budidaya kerang



Barat,Kundi Timur



113



terdapat sentra



Kecamatan MuntokSimpang Teritip Medang



Mempunyai adat istiadat (suku jerieng)



Timah



(S.Jering)/ Desa Berang, Kec. Sp. Teritip



Mentok



Desa Pangek



Wilayah Daratan sektor utama perkebunan Timah



Kecamatan



karet, kelapa sawit sebagian kecil swasta dan



Simpangteritip



pedagang



Laut Rambat



Wilayah



Simpang Teritip



sebagian nya ada penambang



Laut Menjelang,



Laut menjelang merupakan wilayah pesisir, Timah, Smelter



Desa



sektor



Menjelang, Kec.



sebagian kecilnya bertambang



pesisir



sektor



utamanya



utama



nelayan Timah



perkebun,nelayan,



dan Timah



Muntok, Kab. Bangka Barat Perairan Laut



Perairan laut selindung merupakan daerah Timah, Smelter



Selindung Desa



pesisir



Air Putih,



sebagian kecilnya penambang



sektor



Muntok, Bangka



114



utamanya



nelayan



dan Timah



Barat Blok Ular / Laut



Laut tanjung ular merupakan daerah pesisir Timah dan



Tanjung Ular



dan



mempunyai



tempat



rekreasi



wisata ikutannya



pantai yang sering dikunjungi. Sektor utama masyarakat sebagai nelayan dan sebagian kecil penambang Darat Desa Air



Daerah daratan sektor utamanya nelayan, Timah



Belo Kec.



pertanian dan penambang desa air belo



Muntok, Kab.



memiliki kebiasaan yang terkenal yaitu rapat



Bangka Barat



bina pamong



Darat Desa Air



Desa Air Limau merupakan wilayah daratan Timah



Limau Kec.



yang mempunyai hutan cukup luas yang



Muntok, Kab.



merupakan hutan Adat yang terlindungi,



Bangka Barat



sektor utamanya yaitu perkebun dengan sinergitas antara pertanian dan perternakan, di desa air limau terkenal dengan tradisi arakarakan khataman massal



Tj. Berhala/



Tj, Berhala merupakan wilayah daerah pesisir Timah



Desa



dan sebagian daratan, sektor utamanya yaitu



Menjelang, Kel.



penambang dan Nelayan, daerah tersebut



Tanjung Air



terkenal dengan wisata batu balai



115



Putih Kec. Muntok, Kab. Bangka Barat A. Biat/ Desa Air



A.Biat merupakan daerah daratan sektor Timah



Putih, Kec.



utamanya yaitu penambang dan berkebun



Muntok



terkenal dengan kegiatan bina pamong yaitu sarana silahtuhrahmi



S. Bendul/ Desa



S.Bentul daerah daratan sektor utama lebih Timah



Air Putih, Air



berkebun dengan sinergitas pertanian



Belo Kec. Muntok S. Terabik/



S.Terabik Merupakan wilayah daerah pesisir Timah



Desa Belo Laut-



sektor utama perkebun dan pertanian dan



Air Belo, Kec.



sebagian kecilnya sektor penambang dan



Muntok



swasta



S. Gemuruh



Merupakan



Pait/ Desa



penduduknya



Sungai



BUMN, dan pemerintahan



wilayah



daratan



bekerja



disektor



mayoritas Timah swasta,



Baru(Pait), Kec. Muntok S. Daeng/ Desa



Merupakan wilayah daratan sektor Utama Timah



116



Sungai Daeng,



berkerja



Kec. Muntok



pemerintahan, Desa Sungai Daeng terkenal dengan



disektor tempat



swasta, wisata



BUMN,



bersejarah



dan yaitu



Wisma Ranggam S. Ketok/Desa



S.ketok merupakan wilayah daratan sektor Timah



Menjelang, Kel.



utamanya



Tanjung, Kec.



sebagian sektor swasta dan pemerintah



Muntok



mempunyai wisata terkenal yaitu air biru atau



berkebun,



penambang



dan



disebut air ketok Laut Ranggam



Laut ranggam merupakan wilayah pesisir Timah



(Laut Belo)/



sektor



Desa Tanjung,



sedangkan desa tanjung dan desa teluk



Teluk Rubiah,



rubiah merupakan daerah wisata pantai, dan



Belo Laut, Kundi



masyarakat di teluk rubiah lebih mendirikan



Barat, Kec.



UKM ikan asin



utamanya



sebagai



nelayan,



Muntok Laut Bendul



Laut Bendul daerah wilayah pesisiri sektor Timah



(Tanjung Ular)/



utama lebih sebagai nelayan dan disekitar



Desa Air Putih,



daratan lebih kesektor perkebunan



Air Belo, Air Limau Kec.



117



Muntok, Kab. Bangka Barat Darat Kp.



Wilayah daratan sektor utamanya berkebun, Timah



Menjelang, Kec.



bertambang



Muntok



swasta/pemerintahan



Lintas Kab.



Wilayah pesisir



dan



sebagian



kecilnya Timah dan



Babar – Kab.



ikutannya



Bangka (laut) Kelapa



Darat Desa Air



Wilayah daratan Lebih kesektor bertani dan Timah



Bulin, Kec.



sebagian kecil penambang



Kelapa, Kab. Bangka Barat Darat Desa



Darat Desa Dendang merupakan wilayah



Dendang, Dsn.



daratan, sektor utama masyarakat berkebun ,



Ganjan, Kec.



Desa



Kelapa, Kab.



kerajinan tangan yang terbuat dari resam



Dendang



terkenal



dengan



Timah



UKM



Bangka Barat Tempilang



Darat Desa



Diwilayah daratan sektor utamanya berkebun Timah



Penyampak,



dan swasta memiliki tradisi terkenal yaitu



Kec. Tempilang,



pesta adat dodol bergema



Kab. Bangka



118



Barat Desa Benteng



Desa benteng kota merupakan Wilayah Timah



Kota, Kec.



daratan sektor utama yaitu berkebun dan



Tempilang, Kab.



sebagian kecil berkerja swasta, desa benteng



Bangka Barat



kota merupakan objek wisata sejarah sering dikenal dengan benteng kota



S. Mancung



Desa tempilang Diwilayah daratan sektor Timah



(Belit) / Desa



utamanya berkebun dan swasta



Tempilang-Air Lintang Kecamatan Tempilang Tempilang-Air



Desa tempilang merupakan daerah daratan Timah



Lintang /Desa



,sektor utama berkebun dan sebagian kecil



Tempilang-Air



sektor swasta, Desa Air lintang sangat kental



Lintang



dan terkenal dengan tradisi leluhur yaitu perang ketupat



Sinar Surya



Desa sinar surya merupakan daerah pesisir Timah



Tempilang /



dan sebagian kecil daratan, sektor utama



Desa Sinar



yaitu berkebun, berdagang



sebagian kecil



Surya,Kecamata bekerja swasta, Desa sinar surya mempunyai



119



n Tempilang



UKM



seperti pembuatan telur asin dan



kerajinan yang sudah dikenal masyaraka yaitu pembuatan piring hingga mangko dari lidi, mempunyai pantai yang cukup terkenal yaitu pantai basun S. Kayu Arang-



S. kayu arang pancur merupakan desa Timah



Pancur/ Desa



terletak di wilayah daratan, sektor utamanya



Pancur, Kec.



berkebun Sebagian kecilnya berkerja swasta,



Tempilang Laut Tempilang/



Wilayah laut tempilang merupakan daerah Timah



Desa Tanjung



pesisir,



Niur, Sinar



merupakan wilayah daratan, sektor utamanya



Surya Kec.



yaitu berkebun kelapa sawit yang terkenal



Tempilang, Kab.



yaitu kebun PT Sawindo



sedangkan



desa



tanjung



niur



Bangka Barat Bangka Selatan



Toboali



Gadung



Desa Gadung merupakan desa dengan



Timah, Pasir



A1, B1,



karakteristik wilayah daratan. Desa ini juga



Kuarsa, Smelter



C1, C3,



menjadi salah satu desa dengan jasa sedikit



Timah



D1, D2,



berkembang. Mata pencaharian utamanya



F1, F2,



adalah sektor perkebunan, pertambangan



H1



dan jasa.



120



Kepoh



Desa Kepo merupakan desa dengan



Timah, Smelter



B1, C1,



karakteristik wilayah daratan dan berdekatan



Timah



C2, C4,



dengan arus sungai. Mata pencaharian



D1, F1,



utama masyarakatnya adalah sektor



G2, H1, I1



pertambangan dan perkebunan, serta jasa.



Bikang



Desa Bikang merupakan desa dengan



Timah, Smelter



A1, C1,



karakteristik wilayah daratan. Mata



Timah



C2, C3,



pencaharian utama adalah sektor



C4, C5,



perkebunan, pertanian padi darat, pertanian



D1, D2,



palawija, dan pertambangan.



F2, G1, G2, H1, I1, I2



Keposang



Desa Keposang merupakan desa dengan



Timah, Smelter



A1, A2,



karakteristik wilayah daratan. Mata



Timah



A3, B1,



pencaharian utama masyarakatnya adalah



C1, C2,



sektor Pertambangan dan perkebunan



C3, C4,



berbagai komoditas, baik lada, karet, nanas,



C5, D1,



dsb.



D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1,



121



I1, I2 Rias, Laut Tanjung Mempunai



Rias, Laut Tanjung Mempunai merupakan



Timah, Smelter



wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir.



A1, C3, D1, I1



Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan nelayan. Laut kelambui merupakan wilayah dengan Timah, Smelter karakteristik wilayah pesisir. Di Laut Kelambui Timah



Laut Kelambui



beroperasi



kapal



pencaharian



isap



utama



timah. adalah



Mata sektor



pertambangan dan nelayan.



Blok Ketapang/ Laut Tanjung Ketapang



Blok Ketapang/Laut Tanjung Ketapang



Timah dan



A1, A2.



merupakan wilayah dengan topografi wilayah



ikutannya



A3, B1,



pesisir dengan karakteristik ekonomi yang



B2, C1,



juga mengandalkan peluang ekonomi wilayah



C2, C4,



pesisir. Di Blok Ketapang beroperasi



D1, D2,



penambangan laut timah.



F1, F2, G1, G2, H1, I1, I2



Kelurahan Toboali



Kelurahan Toboali merupakan kelurahan dengan karakteristik wilayah daratan. Kelurahan Tobolai merupakan pusat kota dari



122



Timah



Kabupaten Bangka Selatan. Mata pencaharian utama adalah sektor jasa, perdagangan, dan perkebunan. Desa Kepo merupakan desa dengan



Timah



karakteristik wilayah daratan dan dekat Kepoh



sungai. Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan perkebunan, serta jasa. Tanjung Kubu merupakan wilayah dengan



Tj. Kubu Kel. Toboali



Timah



karakteristik wilayah pesisir. Di pesisir wilayah ini beroperasi penambangan laut. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan dan pertambangan. Laut Toboali merupakan wilayah dengan



Timah



karakteristik wilayah pesisir. Di pesisir Laut Toboali



wilayah ini beroperasi usaha perikanan skala kecil nelayan, dan kegiatan operasi kapal isap penambangan laut.



Laut Tanjung Kubu



Laut Tanjung Kubu merupakan wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir. Di pesisir wilayah ini beroperasi penambangan



123



Timah



laut. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan dan pertambangan. Rindik



Timah Desa Serdang merupakan desa dengan



Serdang



Timah, Smelter



karakteristik wilayah daratan. Mata



B1, C1,



pencaharian utama adalah sektor



C4, D1,



perkebunan dan persawahan.



D2, F1, I1



Desa Gunung Namak merupakan desa



Pasir Kuarsa



dengan karakteristik wilayah daratan dengan beberapa wilayahnya memiliki topografi Gunung Namak



daerah perbukitan. Desa Gunung Namak merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bangka Selatan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertambangan, dan jasa. Desa Gusung merupakan dusun dengan



Gusung



Pasir Kuarsa



karakteristik wilayah pesisir. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan pertambangan.



Kel. Ketapang



A1, A3,



Kelurahan Ketapang merupakan kelurahan yang terletak di wilayah Toboali. Kelurahan



124



Pasir Kuarsa



Ketapang merupakan kelurahan dengan karakteristik wilayah pesisir. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, nelayan dan pertambangan. Simpang



Desa Sebagin merupakan desa dengan



Timah, Pasir



A1, B1,



Rimba



karakteristik wilayah pesisir. Desa ini di



Kuarsa, Smelter



C1, C3,



memiliki karakteristik kawasan pantai, yang



Timah



D1, D2,



dimanfaatkan selain kepentingan untuk Desa Sebagin



F1, F2



nelayan lokal mencari ikan, juga dimanfaatkan sebagai lokasi operasi kapal isap BUMN maupun swasta. Mata pencaharian utamanya adalah sektor pertambangan dan perkebunan.



Permis



Desa Permis merupakan desa dengan



Timah, Smelter



karakteristik daratan dan pesisir. Mata



Timah



pencaharian utama adalah sektor pertambangan, perkebunan, dan perikanan para nelayan lokal Desa Gudang merupakan desa dengan



Gudang



karakteristik wilayah daratan dengan karakteristik topografi daerah perbukitan dan



125



Timah



dataran rendah. Di Desa Gudang juga terdapat beberapa objek dan daya tarik wisata alam seperti ‘gunung mini’ (bukit nenek) dengan panorama alamnya yang masih asri dan kehadiran bebatuan granit berukuran besar. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan pertambangan. Desa Jelutung merupakan desa dengan



Timah



karakteristik wilayah daratan. Mata Desa Jelutung II



pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian (padi) dan perikanan sungai



Lepar



Tanjung labu merupakan desa dengan



Pongok



karakteristik wilayah pesisir dengan beberapa Tanjung Labu



Timah, Pasir Kuarsa



tofografinya merupakan wilayah perbukitan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, pertambangan dan perkebunan. Selain itu, ma



Blok Lepar



Blok Lepar Pongok/Laut Lepar Pongok



Timah dan



Pongok/ Laut



merupakan desa dengan karakteristik wilayah



ikutannya



126



Lepar Pongok



pesisir. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, pertambangan, dan perkebunan. Blok Merun/ Laut Tanjung Merun merupakan



Timah dan



Blok Merun/



wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir



ikutannya



Laut Tanjung



dengan topografi wilayah dataran rendah.



Merun



Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan perikanan. Desa Penutuk merupakan desa dengan



Batuan (pasir laut)



karakteristik wilayah pesisir. Desa ini memiliki pelabuhan dari penyeberangan pelabuhan Penutuk



sadai. Topografi wilayah merupakan wilayah perbukitan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, pertambangan, jasa dan perkebunan.



Tukak



Sadai merupakan desa dengan karakteristik



Timah, Batuan



A1, A3,



Sadai



wilayah pesisir. Desa Sadai memiliki



(pasir laut),



B1, B2,



pelabuhan penyeberangan terbesar di



Smelter Timah



C1, C2,



Sadai



Kabupaten Bangka Selatan. Mata



C4, C5,



pencaharian utama adalah sektor



D1, D2,



pertambangan, perkebunan, dan jasa.



E1, F1,



127



F2, G1, G2, G3, H1, I1, I2



Pasir Putih



Desa Pasir putih merupakan desa dengan



Timah, Batuan



karakteristik wilayah daratan dan pesisir.



(pasir laut)



Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, perkebunan, pertanian padi darat, dan pertambangan. Keposang merupakan desa dengan



Timah



A1, A2,



karakteristik pesisir. Mata Pencaharian utama



A3, B1,



adalah sektor pertambangan, nelayan dan



C1, C2,



perkebunan.



C3, C4, C5, D1,



Keposang



D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, HI, I1, I2 Tukak merupakan desa dengan karakteristik



Tukak



wilayah pesisir dan daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor



128



Timah



pertambangan, perkebunan dan nelayan. Laut Tanjung besar merupakan wilayah Laut Tanjung



dengan karakteristik wilayah pesisir. Mata



Besar



pencaharian utama adalah sektor



Timah



pertambangan dan perikanan. Kepulauan Pongok



Blok Pongok/ Laut Pulau Pongok



Air Gegas Delas



Blok Pongok/Laut Pulau Pongok merupakan



Timah dan



wilayah dengan karakteristik wilayah pesisir.



ikutannya



Mata pencaharian utama adalah sektor perikanan dan pertambangan. Desa Delas merupakan desa dengan



Timah dan



karakteristik wilayah daratan dan topografi



ikutannya, Smelter



daerah perbukitan kecil. Mata pencaharian



Timah



utama adalah sektor perkebunan, Pertambangan dan peternakan.



Tepus



Desa Tepus merupakan desa dengan



Timah dan



karakteristik wilayah daratan. Mata



ikutannya



pencaharian utama adalah sektor perkebunan.



Nyelanding



Desa Nyelanding merupakan desa dengan



Timah, Smelter



karakteristik wilayah daratan. Desa ini juga



Timah



memiliki potensi jasa dengan pemandian air



129



panas. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan Pertambangan. Desa Air Bara merupakan desa dengan



Timah



karakteristik wilayah daratan. Desa Air Bara Air Bara



juga memiliki beberapa titik pariwisata bekas penambangan timah. Mata pencaharian utama adalah sektor pertambangan dan perkebunan. Desa Bencah merupakan desa dengan



Bencah



Timah



karakteristik wilayah daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan dan pertambangan. Desa Air Gegas merupakan pusat



Timah



pemerintahan Kecamatan Air Gegas. Desa Air Gegas merupakan desa dengan Air Gegas



karakteristik wilayah daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor jasa, peternakan, perikanan, perkebunan dan pertambangan.



Nangka



Desa Nangka merupakan desa dengan karakteristik wilayah daratan. Mata



130



Timah



A1, A3, C1, C3,



pencaharian utama adalah sektor



C4, C5,



perkebunan dan perikanan



D2, F1, F2, G1, G2, G3, I1



Desa Pergam merupakan desa dengan



Pergam



Timah



A1, A3,



karakteristik wilayah daratan. Mata



B1, C1,



pencaharian utama adalah sektor



C2, C4,



perkebunan, pertanian padi darat, dan



C5, D1,



persawahan.



D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1, I1, I2



Serdang



Desa Serdang merupakan desa dengan



Timah, Smelter



karakteristik wilayah daratan. Mata



Timah



pencaharian utama adalah sektor perkebunan, persawahan, dan perikanan sungai



Jeriji



Desa Jeriji merupakan desa dengan karakteristik wilayah daratan. Mata



131



pencaharian utama adalah sektor pertambangan, pertanian padi darat, dan perkebunan. Sumber Jaya Permai dan Suka Jaya



Timah



A1, A3,



merupakan wilayah dusun dari Desa



B1, B2,



Nyelanding. Kedua dusun memiliki



C1, C2,



Nyelanding,



karakteristik wilayah daratan. Mata



C3, C4,



Sumber Jaya



pencaharian utama adalah sektor



C5, D1,



Permai, Suka



perkebunan, pertambangan, dan juga sektor



D2, E1,



Jaya



peternakan ayam, baik ayam broiler maupun



F1, F2,



ayam kampung.



G1, G2, G3, H1, I1, I2



Desa Batu Betumpang merupakan salah satu



Timah



A1,A3,C1,



desa yang terletak di Wilayah Batu



C4,D1,D2



Betumpang. Desa Batu Betumpang



,E1,F1,F2



Batu



merupakan desa dengan karakteristik wilayah



,G1,G2,G



Betumpang



daratan dan pesisir. Desa ini memiliki



3,I1,I2



pelabuhan penangkapan ikan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, perikanan, perkebunan, peternakan ayama



132



maupun sapi, dan juga pertambangan. Desa Serdang merupakan desa dengan Serdang



Timah



karakteristik wilayah daratan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, peternakan dan persawahan. Desa Ranggas merupakan desa dengan



Timah



A1, A3,



karakteristik wilayah daratan. Mata



B1, B2,



pencaharian utama adalah perkebunan dan



C1, C2,



pertambangan.



C3, C4,



Ranggas



C5, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, I1



Payung Desa Malik



Desa Malik merupakan desa dengan



Timah, Smelter



A1, C2,



karakteristik wilayah daratan. Mata



Timah



H1, G3



Timah, Smelter



A1, C2,



pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian padi darat, perikanan dan pertambangan.



Desa Pangkal



Desa Pangkalbuluh merupakan desa dengan



Buluh



karakteristik wilayah daratan. Mata



133



C3, D1,



pencaharian utama adalah sektor



D2, G3



perkebunan, pertanian sawah atau padi darat, peternakan skalah kecil, dan pertambangan. Desa Paku merupakan desa dengan



Timah



karakteristik wilayah daratan dengan Desa Paku



topografi kawasan perbukitan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian padi darat dan pertambangan. Desa Ranggung merupakan desa dengan



Desa Ranggung



Timah, Smelter



A1, 12,



karakteristik wilayah daratan. Mata



A3, B1,



pencaharian utama adalah sektor



C1, C3,



perkebunan, persawahan, pertanian padi



C4, C5,



darat, peternakan dan pertambangan.



D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, HI, I1



Desa



Desa Bedengung merupakan desa dengan



Bedengung



karakteristik wilayah daratan. Mata



134



Timah



pencaharian utama adalah sektor perkebunan, peternakan skala rumah tangga, persawahan atau pertanian padi darat, dan juga pertambangan. Desa Irat merupakan desa dengan



Timah



karakteristik wilayah daratan dengan Desa Irat



topografi wilayah daratan dan perairan. Mata pencaharian utama adalah sektor perkebunan, perikanan, persawahan atau pertanian padi darat, dan pertambangan.



Jelutung II



Timah Desa Sengir merupakan desa dengan



Sengir



Timah



A1, C1,



karakteristik wilayah daratan. Mata



D1, D2,



pencaharian utama adalah Perkebunan dan



G3



Pertambangan. Desa Nadung merupakan desa dengan



Timah



karakteristik wilayah daratan. Mata Nadung



pencaharian utama adalah sektor perkebunan, pertanian padi darat, dan pertambangan.



Paku



Timah, Smelter



135



D2



Timah Pulau



Desa Batu Betumpang merupakan salah satu



Timah, Smelter



Besar



desa yang terletak di Wilayah Batu



Timah



Desa Batu Betumpang Kec. Pulau Besar



Betumpang. Desa Batu Betumpang merupakan desa dengan karakteristik wilayah daratan dan pesisir. Desa ini memiliki pelabuhan penangkapan ikan. Mata pencaharian utama adalah sektor nelayan, perikanan, perkebunan dan pertambangan. Desa Fajar Indah merupakan desa dengan



Timah, Smelter



A1,A2,A3,



Desa Batu



karakteristik wilayah daratan. Desa ini



Timah



C1,C2,C3



Betumpang dan



merupakan desa dengan monografi



,C4,D1,D



Desa Fajar



penduduk sebagian besar transmigran. Mata



2,E1,G1,



Indah Kec.



pencaharian utama adalah Persawahan,



G2,G3,I1,



Pulau Besar



pertanian palawija, pertanian padi darat, dan



I2



perkebunan.



Bangka Tengah



Namang



Laut Betumpang



Bercorak perkebunan dan merupakan sentra



Kec. Pulau



kecamatan. Sedang mengembangkan



Besar



kawasan wisata Pelawan dan persawahan.



Desa Namang



Bercorak perkebunan dan merupakan sentra



Timah, Smelter



C1, C5,



kecamatan. Sedang mengembangkan



Timah



D2, E1,



136



Timah



kawasan wisata Pelawan dan persawahan.



F1, G1, G2, I1



Jelutung



Desa dengan karakteristik wilayah daratan.



Timah, Pasir



Mayoritas profesi masyarakat adalah sebagai



Kuarsa



petani. Sedang mengembangkan wisata perbukitan dengan membangun tangga dikaki bukit. Desa Belilik



Desa yang memiliki masyarakat dengan



Timah



A1, B1



mayoritas berprofesi sebagai petani dan



B2, C1,



penambang. Saat ini sedang



C2, C3,



mengembangkan kawasan wisata Air Mahali.



C4, C5, D1, D2, G1



Desa Cambai



Desa cambai merupakan wilayah dengan



Timah



sektor daratan yang memiliki perkebunan. Penduduk yang mendiami berprofesi sebagai petani dan sebagian yang lain adalah penambang. Pangkalan Baru



Air Mesu



Desa dengan mata pencaharian utama



Timah, Granit,



A1, A3,



adalah berkebun dan wiraswasta. Sedang



Smelter Timah



B2, C1,



mengembangkan infrastruktur serta terkenal



137



C2, C3,



dengan buah durian yang banyak.



C4, C5, D1, D2, F1, F2, G2, H1, I2



AIR Mesu Timur



Merupakan desa dengan wilayah sektor



Timah, Granit,



A2, A3,



daratan, memiliki perkebunan dan mayoritas



Smelter Timah



C2, C4, I1



Merupakan wilayah daratan dengan sektor



Timah, Smelter



A1, B1,



perkebunan. Sedang mengembangkan



Timah



B2, C1,



profesi sebagai petani serta sebagian yang lain adalah wiraswasta. Desa Jeruk



wisata alternatif yaitu bukit sambong.



C2, C3, C4, C5, D1, D2, F1, F2, G2, G3, HI, I2



Desa Mangkol



Merupakan desa semi perkotaan karena



Timah, Smelter



A1, A2,



berbatasan dengan kota Pangkalpinang.



Timah



A3, B1,



Sedang mengembangkan olahan makanan



B2, C2,



ringan (kretek) dan wirausaha batik serta



C3, C4,



tersedianya pabrik-pabrik di Desa Mangkol.



C5, D1,



138



D2, E1, F1, F2, G1, G2, G3, H1, I1, I2 Padang Baru



Padang Baru merupakan sebuah wilayah



Timah



A1, C1,



daratan yang terletak hampir diperbatasan



C2, C3,



kota Pangkalpinang. Mempunyai mata



C4, C5,



pencaharian utama seperti di sektor



D1, D2,



pemerintahan, perkebunan dan wirausaha.



E1, F1, G2, H1, I1, I2



Desa Mesu,



Desa dengan mata pencaharian utama



Kec. Pangkalan



adalah berkebun dan wiraswasta. Sedang



Baru



mengembangkan infrastruktur serta terkenal



Timah



dengan buah durian yang banyak. Tanjung



Merupakan wilayah pesisir dengan mata



Gunung - Laut



pencaharian utama adalah nelayan, namun



B2, C1,



Tj Gunung



sebagian terdapat juga penambang. Sedang



C2, C3,



mengembangkan wisata pantai dan usaha



C4, D1,



milik swasta.



E1, F1,



139



Timah



A1, A3,



F2, G1, G2, HI, I1, I2 Lintas Kab.



Timah dan



Bateng – Kota



ikutannya



Pangkalpinang (darat) Blok Bujur/ Laut



Laut pulau panjang terletak berdekatan



Timah dan



Pulau Panjang



dengan pulau semujur. Merupakan sebuah



ikutannya



pulau tanpa penghuni tetap. Tanjung



Merupakan wilayah pesisir dengan mata



Gunung



pencaharian utama adalah nelayan, namun



Granit



sebagian terdapat juga penambang. Sedang mengembangkan wisata pantai dan usaha milik swasta diperbukitan. Lintas Kab.



Timah dan



Bateng – Kota



ikutannya



Pangkalpinang (laut) Lintas Kab.



Timah dan



Bateng – Kab.



ikutannya



140



Basel (darat) Lubuk



Dusun Kayu



Merupakan desa dengan dengan wilayah



Timah



C1, C2,



Ara, Desa



daratan. Memiliki penduduk ber mata



D1, D2,



Perlang



pencaharian sebagai penambang, nelayan



G3



dan petani. Desa Perlang



A1,C1,C2 ,D1,D2,F1 ,G1,G3,H 1



Lubuk Pabrik



A1,A3,C1, C2,C3,C4 ,C5,D2,G 1,G2



Desa Lubuk



Desa Lubuk Besar merupakan desa yang



Besar



termasuk wilayah pesisir. Sedang



Timah



mengembangkan atau membangun masyarakat untuk mengikuti berbagai macam pelatihan-pelatihan UMKM dengan didukung oleh adanya Bank Sampah. Desa Kulur,



Merupakan desa dengan karakteristik daratan. Memiliki mata pencaharian utama



141



Timah



pada sektor perkebunan dan sebagian lainnya adalah nelayan. Desa Kulur terdapat dua wilayah yaitu Kulur Ilir dan Kulur Jalan. Sedang mengembangkan wisata pantai dengan meningkatkan sarana dan prasarananya. Desa Batu



Merupakan desa pesisir yang saat ini sedang



Timah



A1,B1,C1,



Beriga,



mengembangkan potensi budidaya kepiting



C2,C3,C4



rajungan dan ternak burung puyuh.



,D1,D2,G



Mempunyai tradisi upacara selamatan laut



1,F1,F2,G



(naber laot) serta mayoritas penduduk



1,G2,G3,



berprofesi sebagai nelayan, petani dan



H1,I1



penambang. Laut Lubuk,



Merupakan wilayah daratan dengan



Timah



Lubuk Pabrik



penduduk didominasi oleh etnis karena



C4, D1,



terdapat sebuah nama kampung yaitu



F2, G1,



Kampung Magelang yang diisi oleh orang



H1, I1



Jawa semua. Lebih identik dengan peningkatan ekonomi dibidang pengembangan pasar. Blok Beriga/Laut



Laut tanjung beriga merupakan sebuah



142



Timah dan



C1, C2,



Tanjung Beriga



wilayah pesisir yang saat ini sedang



ikutannya



mengembangkan wisata Pantai Gusong. Penduduk yang mendiami mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Namun juga terdapat sebagai petani dan penambang.



Koba



Blok Gelasa/



Sebuah pulau yang memiliki batu karang



Timah dan



Laut Pulau



yang indah serta banyak dikunjungi oleh



ikutannya



Gelasa



wisatawan.



Kepuh Utara,



Desa penyak memiliki penduduk yang



Timah, Smelter



Desa



berprofesi sebagai penambang, petani serta



Timah



Kemingking,



nelayan. Sedang mengembangkan potensi



Sungaiselan



budidaya mangrove di sekitaran pantai.



dan Bemban Utara, Desa Penyak, Koba Blok Penyak/



Merupakan wilayah pesisir desa Penyak.



Timah dan



Laut Tanjung



Sedang mengembangkan potensi budidaya



ikutannya



Penyak



mangrove di sekitaran pantai Penyak.



Blok Langka/



Merupakan sebuah wilayah pesisir yang



Timah dan



Laut Tanjung



dikenal dengan adanya sumur tujuh karena



ikutannya



Langka



letaknya yang bersebelahan. Sumur tujuh



143



merupakan peninggalan jaman Belanda yang pada saat itu digunakan sebagai penampungan air laut untuk membuat garam. Bemban Utara,



Desa penyak memiliki penduduk yang



Desa Penyak



berprofesi sebagai penambang, petani serta



Timah



nelayan. Sedang mengembangkan potensi budidaya mangrove di sekitaran pantai. Desa Padang



Merupakan wilayah daratan dengan profesi



Mulia



masyarakat adalah sebagai petani, nelayan



Timah



serta penambang. Desa Padang Mulia terkenal akan kekompakan dalam bermasyarakat terlihat dalam melakukan gotong royong atau membuat suatu kegiatan bersama. Simpang



Simpang Katis



Katis



Desa Simpang Katis merupakan sebuah desa Timah, Smelter dengan karakteristik daratan. Memiliki sektor



Timah



mata pencaharian di bidang perkebunan. Sedang mengembangkan usaha batik. Beruas



Desa Beruas merupakan desa yang terletak



Timah, Smelter



B1, C1,



bersebelahan dengan Simpang Katis.



Timah



C2, C3,



Memiliki sektor mata pencaharian di bidang



144



D1, D2,



perkebunan dan penambangan. Puput



F2, I1



Desa Puput merupakan desa dengan sektor



Timah, Smelter



C1, C3,



wilayah daratan. Memiliki mata pencaharian



Timah



D2, F1,



utama perkebunan dan penambangan Terak



G1, I1



Desa Terak merupakan sebuah desa dengan



Timah, Smelter



B1, C1,



mata pencaharian masyarakat di bidang



Timah



C4, D1,



perkebunan dan penambangan. Sedang



E1, F2,



mengembangkan sektor wisata gunung



G2, I1



Mangkol. Pedindang Celuak



Timah Desa Celuak merupakan desa dengan sektor



Timah



perkebunan. Mayoritas mata pencaharian di



C1, C3,



desa ini adalah berkebun dan sebagian kecil



D1, F1,



adalah penambang.



G3, H1, I1



Pinang



Desa dengan mata pencaharian masyarakat



Sebatang



adalah sebagai petani dan nelayan. Sedang



Timah



mengembangkan hasil tambak dan pembangunan pabrik kelapa sawit. Pasir Garam



A1, A3,



Desa Pasir Garam merupakan sebuah desa dengan karakteristik perkebunan, sebagian



145



Timah



yang lain bertani dan berwirausaha. Sedang mengembangkan produk unggulan seperti gula merah dan usaha peternakan sapi serta ayam (milik swasta). Sungai



Desa Kerantai,



Desa Kerantai merupakan desa dengan



Timah, Smelter



A1, A2,



Selan



Kec. Sungai



karakteristik wilayah daratan. Mata



Timah



A3, B1,



Selan



pencaharian utama adalah sektor



C1, C2,



perkebunan dan penambangan.



C3, C4, C5, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, H1, I1, I2



Kemingking (tak



A1, A2,



ada dalam



A3, B1,



perijinanan)



C1, C2, C3, C4, C5, D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2,



146



HI, I1, I2 Kelurahan



Kelurahan Sungai Selan terletak di wilayah



Timah, Smelter



Sungai Selan,



pesisir sungai. Terdapat pelabuhan utama



Timah



Kec. Sungai



untuk bongkat muat barang dan untuk



Selan



penyeberangan penumpang ke Sumatera. Penduduk kelurahan ini multietnis, mata pencaharian utama dalah berkebun, nelayan, jasa bongkar muat dan terdapat cukup banyak UMKM di desa ini.



Desa Sungai



Desa Sungai Selan Atas merupakan wilayah



Selan Atas, Kec. daratan, bersebelahan dengan kelurahan Sungai Selan



Timah, Smelter



A1, A3,



Timah



B1, C1,



Sungaiselan. Sektor utama masyarakat



C2, C3,



adalah berkebun sebagian kecil menambang



C4, C5,



dan menjadi nelayan.



D1, D2, E1, F1, F2, G1, G2, H1, I1, I2



Keretak Kec.



Desa Keretak merupakan wilayah daratan.



Sungai Selan



Sektor utama adalah perkebunan dan



147



Timah



A1, C1, C2,D2,



penambangan. Desa ini dikenal dengan



E1, F2, I1



tradisi yasinan akbar yang diselenggarakan pada saat ruwahan. Serta terdapat wisata air panas yaitu Air Panas Keteper. Desa Sarang



Desa Sarang Mandi merupakan wilayah



Mandi, Kec.



daratan. Sektor utama dari mata pencaharian



Sungai Selan



desa ini adalah berkebun dan menambang.



Desa Kerakas



Merupakan



Kec. Sungai



pencaharian



Selan



timah.



Desa Munggu,



Desa Munggu merupakan desa dengan



Kec. Sungai



karakteristik daratan. Mata pencaharian



Selan



utama masyarakat adalah berkebun. Sedang



sebuah utama



desa



dengan



adalah



Timah



mata Timah



penambang Timah



meningkatkan produksi alat-alat pertanian dan mengembangkan potensi timah.



Blok Nangka/ Laut Tanjung Nangka



Laut Tanjung Nangka merupakan sebuah



Timah dan



wilayah pesisir yang terletak di Dusun Pulau



ikutannya



Nangka dengan mata pencaharian utama adalah nelayan. Wilayah ini terkenal akan pembuatan bubu yang digunakan untuk menangkap ikan.



148



Tanjung Pura Pangkal Pinang



Bukit Intan



Temberan



Zirkon, Ilminit



Laut Pasir Padi,



Timah dan



Kec. Bukit Intan,



ikutannya



Pangkalpinang Pangkal



Lontong Pancur



Zirkon



Blok Cebia/Laut



Timah dan



Tanjung Cebia



ikutannya



Blok



Timah dan



Sangau/Laut



ikutannya



Balam



Tanjung Sangau Blok Pundi/Laut



Timah dan



Tanjung Pundi



ikutannya



149



Diagram 1. Peta Jalan Cetak Biru PPM di Sekitar Kawasan Tambang



2018



Kondisi Eksisting  IPM baik, namun sektor pendidikan belum optimal  Angka kemiskinan fluktuatif, cenderung meningkat  Konflik horizontal mulau marak  Kurangnya partisipasi dalam penyelamatan lingkungan  Kelembagaan masih bersifat formal  Infrastuktur umum sudah baik, namun infrastruktur penunjang PPM masih terbatas



2019-2023



2024



Peningkatan IPM Peningkatan ekonomi



Program PPM



Penguatan sosial budaya &lingkungan



Pelembagaan komunitas lokal Peningkatan infrastruktur



150



“TERWUJUDNYA KESIAPAN MASYARAKAT PASCA TAMBANG TIMAH YANG MAJU, MANDIRI, DAN KOMPETITIF BERBASIS PADA BUDAYA DAN KEARIFAN



BAB III KESIMPULAN



Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan tambang tidak hanya menjadi kebutuhan visioner, namun juga sebenarnya menjadi kebutuhan yang bersifat kontekstual. Ketergantungan pada penambangan timah tidak cepat atau lambat akan menimbulkan persoalan karena sumber daya alam yang tidak terbarui seperti timah tidak akan bertahan selamanya. Perkembangan eksploitasi timah satu dekade terakhir telah menunjukkan bahwa penambangan timah dan kejayaannya akan segera berlalu. Di tengah kondisi tersebut, maka tidak bisa tidak bahwa upaya pengembangan komunitas seraya memikirkan alternatif ekonomi lainnya menjadi kebutuhan. Cetak biru pengembangan dan pemberdayaan masyarakat bertumpu pada konteks kesiapan masyarakat menuju era pasca tambang timah dengan mengkondisikan masyarakat yang maju, mandiri, kompetitif dengan berangkat pada nilai-nilai dan kebudayaan lokal. Hal ini tercermin pada visi dan misi yang dikembangkan oleh PPM. Cetak biru PPM Bangka Belitung bertumpu pada 5 aspek penting, yakni upaya peningkatan IPM, peningkatan kesejahteraan ekonomi alternatif, penguatan nilai-nilai sosial budaya dan kepedulian lingkungan, pelembagaan komunitas, dan peningkatan infrastruktur. Cetak biru ini pada prinsipnya bervisi pada kesiapan, artinya berbagai kegiatan PPM bersifat meletakkan landasan bagi upaya menuju kesiapan tersebut.



151



DAFTAR PUSTAKA DIRJEN MINERBAPABUM, 2010. Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar Wilayah Tambang. Ibrahim, 2013. Sengkarut Timah dan Gagapnya Ideologi Pancasila, Imperium, Yogyakarta. Maemunah, Siti, 2012, Negara Tambang dan Masyarakat Adat, Intrans Publishing, Malang. Paripurno, Eko Teguh, dkk, 2009, Datang, Gali dan Pergi (Potret Penutupan Tambang di Indonesia), JATAM, Jakarta. Rachman R., 2008. Plus Minus Tambang Inkonvensional dalam Buku Rusli Rachman Beginilah adanya, Aksarasastra, Yogyakarta. Suyartono, dkk, 2003. Good Mining Practice (Konsep tentang Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan Benar), Mutiara Bumi, Jakarta. Sujitno. Sutedjo, 2005. Dampak Kehadiran Timah Indonesia Sepanjang Sejarah, Cempaka Publishing, Jakarta. Susilo, Joko dan Maemunah, Siti. 2002.Tiga Abad Melayani (Potret Tambang Timah di Bangka Belitung), JATAM, Jakarta. Sumber Lainnya : BPS, Bangka Belitung dalam Angka 2018 BPS, Statistik Daerah Kepualauan Bangka Belitung 2018 Dokumen RPJMD Bangka Belitung 2017-2022.



152