Book Sbar Tambahan 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1  Pendahuluan Keselamatan pasien merupakan komponen penting dalam peningkatan kualitas dan mutu pelaksanaan layanan kesehatan. Penyampaian informasi tidak tepat yang dapat menimbulkan medical error sering terjadi saat pelaksanaan handover, yang dilakukan oleh dokter kepada perawat, atau sesama perawat di waktu pergantian jaga, saat dokter penanggung jawab turun jaga, atau saat pasien dipindahkan dari unit lain, maupun antar tempat pelayanan kesehatan (Kharisah, 2017) Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menjaga kualitas layanan melalui kementrian kesehatan dengan mengeluarkan undang-undang tentang rumah sakit, salah satunya UU no 44 tahun Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1) mewajibkan Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan pasien Standar yang berfokus pasien dalam JCI disebutkan pada Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP) nomor 2 yaitu meningkatkan komunikasi yang efektif (Kharisah, 2017) Sistem pendokumentasian dengan SBAR (Nursalam, 2013)



2 Upaya yang dilakukan JCI untuk mengurangi dampak akibat penyampaian dan penerimaan informasi yang tidak tepat yaitu dengan memperkenalkan metode komunikasi efektif yang dapat digunakan dalam handover, dengan komunikasi terstruktur disebut SBAR (Situation Background Assessment and Recommendation). Penggunaan komunikasi dengan metode SBAR tidak hanya meningkatkan mutu pelayanan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas handover yang akan menekan angka medical errori (Kharisah, 2017)  Timbang Terima Menggunakan Komunikasi SBAR Menurut kamus besar bahasa Indonesia definisi komunikasi dapat meliputi ungkapanungkapan seperti berbagi informasi atau pengetahuan, memberi gagasan atau bertukar pikiran, informasi atau yang sejenisnya dengan tulisan atau ucapan (Triwibowo,2013). Timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi pada saat perawat melakukan pergantian shift dan memiliki tujuan yang spesifik yaitu mengkomunikasikan informasi tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya (Triwibowo, 2013).



3 Menurut (Nursalam, 2015) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah : a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus). b. Menyampaikan hal yang belum/sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien. c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya. d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. Menurut (Nursalam, 2011) langkah-langkah dalam pelaksanaan timbang terima adalah : a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap. b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkanhal-hal apa yang akan disampaikan. c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya meliputi : 1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum. 2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan.



4 3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan. 4) Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru. 5) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien. Menurut (Nursalam, 2011) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi: a. Persiapan 1) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap. 2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan. b. Pelaksanaan Dalam penerapan sistem Modifikasi Asuhan Keperawatan Primer (MAKP) timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer yang mengganti jaga pada shift berikutnya : 1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift. 2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah ada belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dibicarakan. 3) 5 3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diberikan kepada perawat jaga berikutnya. 4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah : a) Identitas pasien dan diagnosa medis. b) Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul. c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan. d) Intervensi kolaboratif dan dependensi. e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya diantaranya operasi, pemeriksaan laboratorium, atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin. f) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang dilakukan pada saat timbang terima dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas. g) Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas. h) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.