Brand Marketing Melalui Media Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Robby Milana, M.Ikom



Pengantar Setiap perusahaan pada saat ini saling berlomba untuk memperoleh posisi top-of-mind dalam kesadaran konsumen. Itu artinya brand harus terpikirkan terlebih dahulu ketika pelanggan memikirkan tentang industri tertentu. Untuk mencapai top-of-mind, strategi pemasaran digital sangat penting, khususnya pemasaran media sosial.



Fortune 500 Tahun 2019, majalah Fortune mensurvei 500 perusahaan dan menemukan fakta: ▪ 99% perusahaan aktif di media sosial untuk memasarkan brand dan untuk memahami pelanggan. ▪ 91% menggunakan Twitter untuk terhubung dengan pelanggan dan 89% menggunakan Facebook untuk membangun loyalitas pelanggan. Sumber: https://medium.com/@unboxsocial/fortune-500companies-now-rely-on-social-media-for-their-research9953dcf4ea73



Fakta Global ▪ ▪







3.5 miliar orang mengakses media sosial setiap hari. 73% pelanggan mengaku bahwa mereka telah dipengaruhi oleh kehadiran brand di medsos saat membuat keputusan untuk membeli. Lebih dari $48 miliar dibelanjakan untuk iklan di media sosial pada tahun 2021.



Sumber: https://www.oberlo.com/blog/social-media-campaign-examples



Fakta di Indonesia ▪ ▪ ▪ ▪



Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 196,7 juta user (73,7%). User mengases internet lebih dari 8 jam setiap hari. Alasan mengakses internet: medsos (51,5%), komunikasi (32,9%), game (5,2%), layanan publik (2,9%), berita (1,4%) dan belanja (1,3%). Facebook merupakan medsos paling banyak diakses (65,8%).



Sumber: https://apjii.or.id/downfile/file/BULETINAPJIIEDISI74November2020.pdf



#ShowUs Campaign Selama dua dekade brand Dove telah melakukan kampanye yang efektif melalui media sosial dan membangun nilai-nilai inklusivitas, keindahan alam, dan citra tubuh yang positif. Dove memulai kampanye pemasarannya melalui hashtag #RealBeauty pada tahun 2004. Sejak itu Dove telah memperoleh minat yang besar dari pelanggan. Kampanye media sosial terbaru Dove adalah #ShowUs. Melalui kampanye ini, Dove berhasil mendorong perempuan untuk memposting 5.000 foto dan 700.000 hashtag di Instagram. Ini menjadikan #ShowUs sebagai gelombang sensasi di internet.



#MemilihMaju Campaign Banyak orang mengabaikan iklan di Youtube. Namun XL melalui webseries #MemilihMaju berhasil menarik perhatian pelanggan. Iklan milik XL merupakan salah satu contoh video marketing yang sukses; soft selling XL sukses menancapkan pengaruh menggunakan kekuatan storytelling melalui drama pendek yang mengangkat nilai “jangan takut untuk maju.” Sejak pertama kali ditayangkan pada tanggal 4 Agustus 2020 hingga Juni 2021, telah ada 2 juta orang yang menonton iklan itu hingga habis.



The Most Popular Social Media Platform Worldwide April 2021



Apa platform media sosial paling populer di seluruh dunia? Jawabannya adalah Facebook. Facebook masih memimpin pasar. Hingga saat ini Facebook memiliki lebih dari satu miliar akun terdaftar dan lebih dari 2,79 miliar pengguna aktif bulanan. Facebook Inc memiliki empat platform media sosial terbesar, masingmasing memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan, yaitu Facebook (platform inti), WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram.



Pada tahun 2021, situs jejaring sosial diperkirakan mencapai 3,78 miliar pengguna dan angka-angka ini diperkirakan masih akan tumbuh karena penggunaan perangkat seluler dan jejaring sosial seluler semakin mendapatkan daya tarik di pasar yang sebelumnya kurang terlayani. https://www.statista.com/statistics/272014/global-social-networks-ranked-by-number-of-users/



Platform



Strategi branding di medsos harus dirancang sesuai dengan target platform. Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp, Youtube, atau Tik Tok memiliki keunikan masing-masing. Pahami terlebih dahulu keunikan itu sebelum merancang sebuah strategi branding.



Perbedaan Media Sosial untuk Branding [email protected] FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta © 2021



Facebook Suka atau tidak suka, Facebook merupakan platform paling besar dan memiliki jangkauan terluas dari semua media sosial. Tidak kurang dari 2,79 miliar orang mengakses Facebook setiap bulan. Platform ini menjual iklan bertarget (targeted advertising) yang membuatnya sangat menarik bagi perusahaan yang ingin meluncurkan kampanye di media sosial, dengan opsi untuk menargetkan audiens menggunakan ukuran demografis.



Instagram Instagram memiliki konsep berbasis pengguna (user-based) yang kuat dan mengadopsi strategi content loop yang menjadi pusat platform. Sebagian besar konten Instagram adalah gambar (foto dan video); Instagram juga memiliki fitur IG Story yang dapat meningkatkan keterlibatan pengguna melalui konten video. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memasarkan barang dan CREDITS: This presentation template was created jasa secara lebih luas. and by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik



Twitter



Twitter adalah satu-satunya platform yang berpusat pada teks. Jika viralitas adalah tujuannya, ini adalah platform terbaik untuk mempromosikan konten, karena kemudahan bagi pengguna untuk membagikan ulang (reshare). Itu dapat memberi ahli strategi metrik nyata yang sempurna untuk melacak keberhasilan kampanye.



Youtube YouTube platform teratas dalam konten video. Platform ini didefinisikan sebagai media sosial oleh ahli strategi karena konten Youtube dapat dibagikan ulang di berbagai saluran dengan mudah. Di situlah mereka dapat memamerkan konten yang lebih dalam, lebih interaktif dan lebih substantif, dengan mesin rekomendasi yang kuat untuk membantu upaya pemasaran.



Tik Tok



Tik Tok adalah pemain baru yang fokus pada konten video dengan target kaum remaja, terutama Generasi Z. Berbeda dengan Youtube, video di platform Tik Tok memiliki durasi pendek namun atraktif.



Tujuan Branding di Medsos Studi yang dilakukan Social Fresh menemukan bahwa tujuan utama kegiatan branding di media sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran atau meningkatkan brand awareness. Maka, dengan memanfaatkan kekuatan branding media sosial, perusahaan dapat membangun jaringan audiens (bahkan komunitas) dengan kesadaran yang kuat. Sumber: https://www.socialfresh.com/social-media-goals-2/



Manfaat Branding di Medsos Branding di media sosial memudahkan perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak orang yang relevan ke dalam saluran penjualan dan memberi mereka alasan untuk mempercayai brand. Ketika perusahaan melakukan branding dengan benar, maka sisa proses penjualan menjadi lebih efisien. Mulai dari keterpaparan brand hingga retensi pelanggan, perusahaan dapat melihat hasil yang terukur. Ini berarti bisnis yang lebih baik dan hubungan pelanggan yang lebih kuat.



Proses Branding BRAND EXPOSURE “Saya sudah melihat brand Anda”



“Saya sudah terikat dengan brand Anda” BRAND ENGAGEMENT



https://www.lyfemarketing.com/blog/social-media-branding/



SOFT-LEAD GENERATION “Saya sudah memberikan informasi diri”



“Saya sudah membeli produk Anda” PROSPECT CONVERSION



CUSTOMER RETENTION “Saya adalah pelanggan setia Anda”



4 Area Kunci Socmed Branding



Setelah memahami platform, lalu apa? Langkah selanjutnya adalah memahami 4 area kunci dalam melakukan social media branding. Ke 4 area kunci itu adalah brand identity, brand audience, brand content dan brand design.



Brand Identity



Brand Audience Brand Content



[email protected] FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta © 2021



Brand Design



Untuk mencapai kesuksesan dalam melakukan branding di media sosial, perusahaan perlu mengetahui identitas brand dan bagaimana identitas itu membedakannya dari brand yang lain. Apa yang ingin dicapainya? Siapa dan bagaimana brand itu dirancang secara mengesankan?



Semakin jelas identitas brand, maka semakin mudah menyusun pesan yang tepat.



Branding di media sosial adalah bagaimana memahami dan mengetahui target secara akurat. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil pendekatan yang tepat. Jika ingin membantu audiens, maka perusahaan harus masuk ke posisi mereka. Lalu melihat masalah, keinginan, dan kebutuhan mereka dari mata mereka. Tanyakan pertanyaan yang tepat untuk mengidentifikasi audiens. Misalnya, kelompok usia apa yang termasuk dalam audiens yang ditargetkan?



Berbagi di media sosial akan membentuk brand di mata audiens. Itulah sebabnya perusahaan harus membagikan jenis konten yang tepat. Tentukan secara akurat konten jenis apa yang akan dibagikan; apakah berbentuk teks, gambar atau video? Apakah konten ditujukan untuk mengedukasi atau mempengaruhi emosi? Apakah konten bersifat softselling atau hard-selling? Berbagai pertanyaan perlu dibedah dan dijawab secara taktis agar mencapai efektivitas.



Elemen visual seperti palet warna, tipografi, dan lain-lain memainkan peran penting dalam bagaimana audiens memandang brand di media sosial. Inilah sebabnya mengapa menyelaraskan desain merek dengan strategi pemasaran digital adalah langkah yang tidak dapat diabaikan. Otak manusia cenderung memproses konten visual 60.000x lebih cepat dibandingkan dengan teks biasa. Ini membantu perusahaan lebih efektif dalam membangun pengenalan brand.



“Menghancurkan Mitos”



Melakukan branding di media sosial seringkali dibayang-bayangi oleh sejumlah mitos. Mitos-mitos tersebut dapat mengaburkan fakta, terutama pada saat perusahaan melakukan perencanaan atau evaluasi.



Mitos #1 Media sosial dapat membuat brand popular dalam waktu singkat Banyak pemasar media sosial fokus untuk membuat konten mereka menjadi viral di media. Pemasar ingin semakin banyak orang mengetahui brand mereka dalam waktu singkat. Ini merupakan kesalahan. Sebab pada kenyataannya sangat sulit untuk mendapatkan ratusan ribu follower asli dalam beberapa minggu di akun Instagram. Bahkan jika Anda berhasil mewujudkannya, apakah brand berinteraksi dengan audiens yang tepat? Apakah hal itu tidak akan merusak citra brand? Membangun hubungan nyata dengan target audiens secara lambat namun mantap akan membuat brand terlihat lebih dapat dipercaya untuk jangka panjang.



Mitos #2 Menggunakan semua platform media sosial adalah langkah yang bagus Pemasar mungkin tergoda untuk aktif di setiap platform media sosial. Namun sebenarnya itu bisa merugikan. Mengapa? Karena setiap jaringan memiliki karakter berbeda dan pengguna yang unik. Pemasar tidak dapat menghabiskan waktu memposting di SnapChat, TikTok atau Pinterest saat menjalankan perusahaan B2B. Upaya membangun brand harus diarahkan pada tipe audiens yang tepat di platform sosial media yang juga tepat.



[email protected] FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta © 2021



Mitos #3 Perusahaan membutuhkan follower yang sangat banyak untuk membangun brand Membangun audiens yang besar pasti memiliki keuntungan. Tetapi apakah hal itu selalu berhubungan dengan hasil yang bagus? Apakah pemasar benar-benar membutuhkan banyak pengikut media sosial untuk menumbuhkan pengakuan terhadap brand? Jawabannya jelas tidak. Sebagai bisnis, tujuan branding di media sosial untuk membangun koneksi yang lebih baik dengan pelanggan. Popularitas brand tidak akan meningkat dalam semalam di media sosial, jadi tidak ada gunanya mengkhawatirkan metrik jumlah pengikut. Apa yang sebaiknya pemasar lakukan adalah membangun pengikut yang setia dan berdedikasi.



Mitos #4 Branding di sosmed adalah “posting lalu lupakan” Banyak pemasar yang masih terjebak dalam mindset lama, yaitu setelah memposting konten, lalu mereka meninggalkannya. Setiap komen yang muncul tidak direspon. Padahal memberikan respon kepada audiens dapat memberi efek positif kepada brand. Audiens akan menganggap pemasar (dan brand) bersikap responsif, komunikatif, menghargai audiens dan menganggap audiens sebagai sosok yang penting. Jika pemasar dapat membuat audiens merasa dihargai, maka audiens akan merasa ada hubungan emosional dengan brand; mereka menjadi suka bahkan loyal.



Stategi Branding di Media Sosial Setelah memahami semua hal di atas, kita dapat menduga strategi yang dianggap paling tepat dalam melakukan branding di media sosial. Berikut 4 usulan strategi branding yang efektif menggunakan media sosial:



Strategi #1 Pilih dan manfaatkan platform yang paling tepat Jika branding dilakukan oleh bisnis B2B, maka memilih Linkedin merupakan pilihan yang tepat untuk melakukan branding. Namun jika bisnis berbentuk B2C atau C2C, maka pilihlah Facebook, Instagram, Whatsapp, Youtube atau Pinterest. Ingat, tidak perlu menggunakan sebuah platform.



Strategi #2 Konsisten dengan pesan yang disampaikan Audiens di medsos memiliki pattern atau tema tertentu dalam mengidentifikasi brand. Maka jika pesan yang disampaikan berupa ajakan untuk maju, maka konsisten di area itu. Sebab “ajakan maju” telah menjadi pattern di benak audiens terhadap brand. Semakin lama sikap konsisten dijalankan, maka hasilnya akan semakin baik. Jangan tergoda untuk mengganti-ganti pattern tanpa pertimbangan yang matang.



Strategi #3 Memposting konten secara berkala/reguler Audiens di medsos akan menunggu atau mencari konten yang disampaikan sebuah brand. Jika audiens sudah hafal kapan saja sebuah konten baru akan diposting oleh brand itu, maka brand akan menumbuhkan ikatan (engagement). Selain itu, memposting konten secara regular juga dapat menumbuhkan kepercayaan (trust) audiens karena menganggap bahwa bisnis dari brand masih tetap berjalan dengan baik dan up to date.



Strategi #4 Menemukan dan membangun brand voice yang tepat Brand voice terkait dengan brand personality. Sebuah suara yang berat namun ramah dapat menarik minat audiens tertentu dan audiens itu bisa langsung membedakan brand kepada brand lainnya. Brand voice sangat tepat dilakukan dalam bentuk video.



[email protected] FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta © 2021



Referensi ●



Brandingmag.com. (2021). https://www.brandingmag.com/2021/05/21/fortune-500companies-and-social-media-what-makes-their-campaigns-so-successful/.







Digitalmarketing.org. (2020). https://www.digitalmarketing.org/blog/the-importance-of-socialmedia-marketing.







Georgios Tsimonis & Sergios Dimitriadis. (2014). Brand Strategies in Social Media. Marketing Intelligence & Planning, Vol. 32, No. 3. Page 328-344. United Kingdom: Emerald Publishing.







Hbr.org. (2016). https://hbr.org/2016/03/branding-in-the-age-of-social-media.







LyfeMarketing.com. (2019). https://www.lyfemarketing.com/blog/social-media-branding/







Medium.com. (2019). https://marieennisoconnor.medium.com/10-key-findings-from-the2019-social-media-marketing-industry-report-9ffb95b33926.







Oberlo.com. (2021). https://www.oberlo.com/blog/social-media-campaign-examples.







Shintaro Okazaki & Charles R. Taylor. (2013). Social Media and International Advertising: Theoritical Challangesand Future Directions. International Marketing Review, Vol. 30, No. 1. Page 56-71. United Kingdom: Emerald Publishing.