8 0 464 KB
LAPORAN KASUS BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh : Tiara Rahmawati 030.08.240 Pembimbing : dr. Thomas Harry Adoe, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI PERIODE 26 AGUSTUS – 2 NOVEMBER 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI BEKASI
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan hormat, Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 26 Agustus – 2 November 2013 dengan judul “Bronkopneumonia” yang disusun oleh : Nama : Tiara Rahmawati NIM
: 030.08.240
Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh Yth : Pembimbing : dr. Thomas Harry Adoe, Sp. A
Menyetujui,
(dr. Thomas Harry Adoe, Sp. A)
2
BAB I ILUSTRASI KASUS I. IDENTITAS Data
Pasien
Ayah
Ibu
Nama
An. T
Tn. H
Ny. D
Umur
5 tahun
30 tahun
27 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Bantar Gebang, Bekasi
Alamat Agama
Islam
Islam
Islam
Suku bangsa
Jawa
Jawa
Jawa
Pendidikan
TK
D1
SMA
Pekerjaan
Pelajar
Pegawai
Ibu Rumah Tangga
Penghasilan
-
-
-
Hubungan dengan Keterangan
orang tua : Anak kandung
II. ANAMNESIS Dilakukan secara Auto dan Alloanamnesis pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2013 a. Keluhan Utama Demam sejak 4 hari SMRS b. Keluhan Tambahan Sesak, batuk, mual, muntah c. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demamnya terus menerus sampai pasien menggigil, demam turun bila diberi obat namun akan meningkat kembali. Demam tidak disertai oleh kejang. Menurut ibunya, pasien juga mengeluh batuk semenjak demam muncul, batuk terus menerus, berdahak, dengan dahak berwarna putih kekuningan tetapi sulit untuk dikeluarkan. Gejala tersebut juga disertai sesak napas sejak 3 hari SMRS. Sesaknya dirasakan tiba-tiba dan semakin lama semakin memberat, namun tidak disertai dengan bunyi “ngik”. 3
Pasien mengaku juga merasa mual dan muntah sejak awal sakit. Muntah sebanyak tiga kali dalam sehari, berisi makanan bercampur cairan yang dikonsumsi. Pasien muntah terutama setelah batuk terus menerus. Semenjak sakit nafsu makan menurun, tapi masih mau untuk minum airputih. Buang Air Besar (BAB) dan uang Air Kecil dalam batas normal. d. Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit
Umur
Penyakit
Umur
Penyakit
Umur
Alergi
-
Difteria
-
Jantung
-
Cacingan
-
Diare
-
Ginjal
-
DBD
-
Kejang
4 tahun
Darah
-
Thypoid
-
Maag
-
Radang paru
-
Otitis
-
Varicela
-
Tuberkulosis
2 tahun
Parotis
-
Asma
-
Morbili
-
Kesan : Os kejang pertama kali umur 4 tahun dan sedang menjalani pengobatan kejang sejak 1 tahun yang lalu sampai sekarang. Saat umur 2 tahun os menderita tb paru dan dinyatakan sembuh setelah mendapat OAT selama 9 bulan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang serupa.
f. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran : KEHAMILAN
KELAHIRAN
Morbiditas kehamilan
Tidak ditemukan kelainan
Perawatan antenatal
Setiap bulan periksa ke bidan
Tempat kelahiran
Rumah sakit
Penolong persalinan
Bidan
Cara persalinan
Spontan
Masa gestasi
9 bulan Berat lahir 2700 g Panjang badan 45 cm
Keadaan bayi
Lingkar kepala tidak ingat Langsung menangis Nilai apgar tidak tahu 4
Tidak ada kelainan bawaan
Kesan : Riwayat kehamilan dan persalinan pasien baik
g. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan : Pertumbuhan gigi I
: 6 bulan
(normal: 5-9 bulan)
Tengkurap
: 3 bulan
(normal: 3-4 bulan)
Duduk
: 6 bulan
(normal: 6 bulan)
Berdiri
: 9 bulan
(normal: 9-12 bulan)
Berjalan
: 13 bulan
(normal: 13 bulan)
Bicara
: 12 bulan
(normal: 9-12 bulan)
Baca dan Tulis
: 5 tahun
Psikomotor
Kesan
: Riwayat pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai usia.
h. Riwayat Makanan Umur
ASI/PASI
Buah/biskuit
Bubur susu
Nasi tim
(bulan) 0-2
+
2-4
+
4-6
+
+
6-8
+
+
+
+
8-10
+
+
+
+
Kesan : kebutuhan gizi pasien terpenuhi cukup baik
i. Riwayat Imunisasi : vaksin
Dasar (umur)
BCG
Lahir
DPT
2 bln
4 bln 6 bln
POLIO
Lahir
2 bln 4 bln
CAMPAK
9 bln
HEPATITIS B
Lahir
Ulangan (umur)
1 bln 6 bln
Kesan : Imunisasi dasar lengkap 5
j. Riwayat Keluarga Ayah
Ibu
Anak pertama
Nama
Tn. A
Ny.A
An. Y
Perkawinan ke
Pertama
Pertama
-
Umur
30
27
5 tahun
Keadaan kesehatan
Baik
Baik
Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan baik.
k. Riwayat Perumahan dan Sanitasi : Tinggal dirumah sendiri. Terdapat tiga kamar. Ventilasi baik, cahaya matahari cukup, air minum dan air mandi berasal dari air tanah. Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.
III. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum
: tampak sakit sedang
b. Tanda Vital -
Kesadaran
: compos mentis
-
Frekuensi nadi
: 120x/menit
-
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
-
Frekuensi pernapasan
: 36x/menit
-
Suhu tubuh
: 38,2 oC
c. Data antropometri -
Berat badan
: 14 kg
-
Tinggi badan
: 115 cm
d. Kepala -
Bentuk
: normocephali
-
Rambut
: rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata
-
Mata
: conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+
-
Telinga
: normotia, membran timpani intak, serumen -/-
-
Hidung
: bentuk normal, sekret -, nafas cuping hidung -/-
-
Mulut
: faring hiperemis -, T1-T1
e. Leher
: KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar 6
f. Thorax -
Inspeksi
: pergerakan dinding dada simetris
-
Palpasi
: gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
-
Perkusi
: sonor dikedua lapang paru
-
Auskultasi
: Pulmo SN vesikuler, ronki +/+, wheezing -/Cor BJ I & II normal, murmur -, gallop -
g. Abdomen -
Inspeksi
: perut datar
-
Auskultasi
: bising usus 3x/menit
-
Palpasi
: supel, nyeri tekan -, hepar dan lien tidak teraba
membesar -
Perkusi
: shifting dullness -, nyeri ketok -
h. Kulit
: ikterik -, petechie -
i. Ekstremitas
: akral hangat, sianosis -, edema -
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Laboratorium darah tanggal 7 Oktober 2013 Jenis
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Pemeriksaan HEMATOLOGI Darah lengkap LED
17
mm
0-10
Leukosit
4,0
ribu/uL
5-10
Hitung jenis basofil
0
%
30.000/mm3) hampir selalu menunjukan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan bakteriemi, dan resiko terjadi komplikasi lebih tinggi. Kadang terdapat anemia ringan dan LED meningkat. Secara umum hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan LED tidak dapat membedakan antara infeksi virus dan bakteri secara pasti. 2) C reaktif protein Suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. Sebagai respon infeksi atau inflamasi jaringan 3) Uji serologis Deteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Tetapi diagnosis infeksi Streptokokus grup A dapat dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibodi seperti antistreptolisin O, streptotozim. 4) Pemeriksaan mikrobiologis 5) Rontgen toraks Posisi AP. Gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah petifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.
17
IX. DIAGNOSA BANDING a. Pneumonia lobaris Biasanya pada anak yang lebih besar disertai badan menggigil dan kejang pada bayi kecil. Suhu naik cepat sampai 39-40oC dan biasanya tipe kontinua. Sesak nafas (+), nafas cuping hidung (+), sianosis sekitar hidung dan mulut dan nyeri dada. Anak lebih suka tidur pada sisi yang terkena. Pada foto rotgen terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. b. Bronkioloitis Diawali infeksi saluran nafas bagian atas, subfebris, sesak nafas, nafas cupung hidung, retraksi intercostal dan suprasternal, terdengar wheezing, ronki nyaring halus pada auskultasi. Gambaran labarotorium dalam batas normal, kimia darah menggambarkan asidosis respiratotik ataupun metabolik. c. Aspirasi benda asing Ada riwayat tersedak d. Atelektasis Adalah pengembangan tidak sempurna atau kempisnya bagian paru yang seharusnya mengandung udara. Dispnoe dengan pola pernafasan cepat dan dangkal, takikardia, sianosis. Perkusi mungkin batas jantung dan mediastinum akan bergeser dan letak diafragma mungkin meninggi. e. Tuberkulosis Demam > 2 minggu, batuk > 3 minggu, berat badan menurun, nafsi makan menurun, malaise, diare persisten yang tidak membaik dengan pengobatan baku diare. Dan biasanya terdapat kontak. Diagnosis TB pada anak ditegakkan dengan skor TB, yaitu: Parameter
0
1
2
3
Laporan keluarga Kontak TB
Tidak
-
jelas
(BTA negatif atau BTA (+) tdk jelas Postif (≥ 10mm,
Uji Tuberkulin
negatif
-
-
atau ≥5 mm pada keadaan imunosupresi
Berat
badan/
keadaan gizi
BB/TB