LK Bronkopneumonia [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fuji
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK DI RSUD dr. RASIDIN PADANG



Oleh : AL HAFIZHAH WINOF PUTRI (1611313005) KELOMPOK IV PREKLINIK



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mengetahui bagaimana penanganan bronkopneumonia pada anak yang diaplikasikan melalui asuhan keperawatan. 1.2 Tujuan Penulisan 1) Dapat mengetahui konsep dasar penyakit brokopneumonia pada anak 2) Dapat mengetahui asuhan keperawatan brokopneumonia pada anak 1.3 Manfaat Agar calon perawat (mahasiswa) dapat mengetahui bagaimana penanganan brokopneumonia pada anak melalui asuhan keperawatannya.



BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Organ yang dikenai 



Hidung Udara masuk dan keluar melewati hidung. Cairan mukus pada rongga hidung berguna untuk menghangatkan, dan melembabkan udara yang masuk







Fairng Membawa udara antara rongga hidung-laring Menyetarakan tekanan udara dengan telinga tengah melalui tabung pendengaran







Laring Membara udara antara faring-trakea Terdapat pita suara







Trakea Membawa udara antara laring-bronkus







Bronkus Membawa udara antara trakea-bronkiolus







Bronkiolus Mengatur laju aliran udara







Alveoli Pertukaran gas antara oksigen-karbondioksida denngan kapiler sekitarnya



Pada bayi usia 4 minggu, sepenuhnya bernapas melalui hidung, dan belum beradaptasi dengan baik pernapasan melalui mulut. Bayi memiliki saluran udara kecil yang akan tambah menyempit saat bengkak atau terhalang sekresi, sehingga mereka harus bekerja lebih keras untuk bernapas. Bayi yang memiliki kesulitan bernapas menjadi kurang mendapat asupan nutrisi sehingga terjadi penurunan berat badan dengan cepat. Bayi memiliki saluran



pernapasan yang pendek sehingga risiko masuknya bahan infektif tinggi dan rentan terhadap infeksi virus dan bakteri (MacGregor, 2001) 



Pada bayi (0-12 bulan) dan batita (12 bulan-2 tahun)







Saluran pernapasan lebih pendek sehingga struktur trakea, bronki, dan pernapasan bawah memiliki jarak yang berdekatan dan penularan agen infeksius jauh lebih mudah.







Upaya pernapasan pada bayi sebagian besar dengan perut







produksi IgA di mukosa paru ditambah dengan lumen trakea dan struktur pernapasan bagian bawah yang sempit menyebabkan bayi menjadi lebih rentan terhadap kesulitan pernapasan akibat edema, lendir atau aspirasi benda asing







Sedikitnya alveolar permukaan untuk pertukaran gas.







Bunyi napas atas yang jauh lebih mudah bertransmisi ke dada pada anak-anak, membuat auskultasi saluran pernapasan bawah menantang



2.1.2 Definisi Pneumonia adalah suatu peradangan/inflamasi yang terjadi pada parenkim paru (Behrman, Kliegman, & Jenson, 2003 dalam skripsi Shintya, 2014). Sedangkan, bronkopneumonia yaitu bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat (Wong, 2014).



Dari



sumbatan itulah, pasien akan kesulitan bernapas, karena bagian bronkiolus tersebut terisi cairan/nanah (eksudat), sehingga oksigen yang dibutuhkan dan masuk dalam tubuh terbatas. 2.1.3 Etiologi/Faktor Risiko Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (dapat berupa bakteri, virus, jamur, protozoa). Menurut kepustakaan pneumonia komuniti, mayoritas penderita pneumonia disebabkan oleh: 



Bakteri Gram positif (diderita oehmasyarakat luar negeri). Contohnya Streptococcus pneumoniae







Bakteri Gram negatif (berasal dari rumah sakit dan mayoritas masyarakat Indonesia). Contohnya Pseudomonas aeruginosa, Haemophilus influenza







Bakteri



anaerob



(pneumonia



aspirasi).



Contohnya



Klebsiella pneumonia 2.1.4 Manifestasi Klinis 



Pneumonia Ringan o Napas cepat o Anak umur 2-11 bulan: ≥ 50x/menit o Anak umur 1-5 tahun : ≥ 40x/menit







Pneumonia Berat o Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal: o Kepala terangguk-angguk o Pernapasan cuping hidung o Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam o Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia







Selain itu, terdapat tanda-tanda sbb. o Napas cepat o Anak umur < 2 bulan : ≥ 60x/menit o Anak umur 2-11 bulan : ≥ 50x/menit o Anak umur 1-5 tahun : ≥ 40x/menit o Anak umur ≥5 tahun : ≥ 30x/menit o Suara merintih (grunting) pada bayi muda o Jika diauskultasi, terdengar: o Crackles (ronki) o Suara pernapasan menurun o Suara pernapasan bronkial







Dalam keadaan sangat berat, dijumpai: o Tidak mau menyusu atau makan/minum, atau memuntahkan semuanya o Kejang, letargis, atau tidak sadar o Sianosis o Distress pernapasan berat



2.1.5 Patofisiologi Menurut Corwin (2009) dan Price & Wilson (2006), pneumonia memiliki 4 stadium, di antaranya: 1) Stadium I Hiperemia (4-12 jam pertama) yang merupakan respon inflamasi awal pada paru yang terkena infeksi karena pelepasan histamin dan prostaglandin, serta mengaktifkan komplemen. Hal ini menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan laju aliran darah ke area cedera serta memicu terjadinya perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisial yang ditandai dengan edema antara kapiler dan alveolus. Edema ini menyebabkan penurunan laju difusi gas yang



mengakibatkan



penurunan



saturasi



oksigen



hemoglobin. Penyebaran infeksi terjadi. 2) Stadium II Hepatisasi merah (12-48 jam pertama) yaitu kondisi di mana alveolus terisi oleh eritrosit, eksudat, dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu sebagai bagian dari proses inflamasi 3) Stadium III Hepatisasi kelabu (3-8 hari) yang terjadi saat leukosit berkoloni di bagian paru-paru yang sudah terinfesi. Endapan fibrin terakumulasi di seluruh area cedera dan terjadi fagositosis sel debris



4) Stadium IV Resolusi (8-11 hari) yaitu periode saat respon imun dan inflamasi mereda, sel fibrin, debris, dan bakteri telah berhasil dicerna. Makrofag dan sel pembersih pada reaksi inflamasi mendominasi. Penderita akan mengalami hiperventilasi karena penurunan volume paru akibat dari kelainan parenkim paru dan proses inflamasi yang mengganggu proses difusi dalam alveolus dan menyebabkan gangguan perutakaran gas yang ditandai dengan hipoksia, bahkan gagal napas. 2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik 



Sinar X (bagian thoraks) untuk identifikasi distribusi struktural, adanya abses paru.







Kultur



sputum



dan



darah



untuk



identifikasi



jenis



mikroorganisme penyebab pneumonia 



Pemeriksaan serologi untuk diagnosa spesifik







Pemeriksaan fungsi paru







Biopsi paru







Spirometri statik







Oksimetri nadi







Bronkoskopi



2.1.7 Penatalaksanaan Medis 



Pneumonia Ringan o Beri



antibiotik:



Kotrimoksasol



(4mg



TMP/kg



BB/kali) 2x/hari selama 3 hari o Amoksilin (25 mg/kg BB/kali) 2x/hari selama 3 hari 



Pneumonia Berat o Terapi Antibiotik



 Beri ampisilin/amoksilin (25-50 mg/kg bb/kali IV atau IM setiap 6 jam), pantau 24 jam selama 72 jam pertama. Berikan selama 5 hari, jika anak memberi respon baik. Terapi lanjutan di rumah maupun rumah sakit dengan amoksilin oral (15 mg/kg BB/kali 3x/hari)untuk 5 hari berikutnya.  Jika keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapa keadaan sangat berat, maka ditambah kloramfenikol (25 mg/kg BB/ kali IM atau IV setiap 8 jam)  Jika pasien datang dengan keadaan klinis berat, segera beri terapi oksigen dan pengobatan kombinasi



ampisilin-kloramfenikol



atau



ampisilin-gentamisin  Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kg BB IM atu IV 1x/hari)  Jika tidak membaik dalam 48 jam, foto dada  Jika



diduga



pneumonia



stafilokokal,



ganti



antibiotik dengan gentamisin (7,5 mg/kg BB IM 1x/hari) dan kloksasilin (50 mg/kg BB IM atau IV tiap 6 jam) atau klindamisin (15 mg/kg BB/hari hingga 3 kali pemberian). Bila keadaan membaik, lanjutkan kloksasilin atau dikloksasilin peroral



4x/hari



sampai



3



minggu,



atau



klindamisin peroral selama 2 minggu o Terapi Oksigen  Jika terdapat pulse oximetry, gunakan sebagai panuan untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen setiap harinya dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup). Lakukan periode uji coba tanpa



oksigen setiap harinya pada anak yang stabil. Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap stabil > 90%. Pemberian oksigen setelah saat ini tidak berguna  Gunakan nasal prongs, kateter nasal, atau kateter nasofaringeal  Lanjutkan pemberian oksigen hingga tanda hipoksia hilang 2.1.8 Komplikasi 



Pneumonia stafilokolus







Efusi pleura







Empiema







Abses paru







Pneumotoraks







Gagal napas







Sepsis



2.1.9 Prognosis Gejala pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan yang tidak terlatih (Ditjen PP&PL, 2009). Anak dalam keadaan malnutrisi energi dan protein, dan yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi. Tingginya mortalitas dipengaruhi oleh lamanya sakit yang dialami sebelum penderita dirawat, umur penderita, pengobatan yang memadai serta adanya penyakit lain atau penyulit lain yang memperberat penyakit seperti asma bronkial, gangguan defisiensi imun, anomali kongenital dan sindrom aspirasi. Dengan terapi antibiotik yang tepat yang diberikan awal pada perjalanan penyakit, angka mortalitas dan morbiditas pada bayi dan anak sekarang berkurang (Sectish, 2008; Ozdemir, 2010).



2.1.10 Web of Cautions (WOC)



2.2 Asuhan Keperawatan 2.2.1 Pengkajian Keperawatan a) Riwayat penyakit Demam, batuk, pilek, anoreksia, badan lemah/tidak bergairah, riwayat penyakit pernapasan, pengobatan yang dilakukan di rumah dan penyakit yang menyertai. b) Tanda fisik Demam, dyspneu, tachipneu, menggunakan otot pernafasan tambahan, faring hiperemis, pembesaran tonsil, sakit menelan. c) Faktor perkembangan : umum, tingkat perkembangan, kebiasaan



sehari-hari,



mekanisme



koping,



kemampuan



mengerti tindakan yang dilakukan. d) Pengetahuan pasien/ keluarga: pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan



tindakan yang dilakukan PEMERIKSAAN FISIK a.



Status penampilan kesehatan : lemah



b.



Tingkat kesadaran kesehatan : kesadaran normal, letargi, strupor, koma, apatis tergantung tingkat penyebaran penyakit



c.



Tanda-tanda vital 1) Frekuensi nadi dan tekanan darah : Takikardi, hipertensi 2) Frekuensi pernapasan : takipnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan, pelebaran nasal. 3) Suhu tubuh Hipertermi akibat penyebaran toksik mikroorganisme yang direspon oleh hipotalamus.



d.



Berat badan dan tinggi badan Kecenderungan berat badan anak mengalami penurunan.



e.



Integumen Kulit 1) Warna : pucat sampai sianosis 2) Suhu : pada hipertermi kulit terbakar panas akan tetapi setelah hipertermi teratasi kulit anak akan teraba dingin. 3) Turgor : menurun ketika dehidrasi



f.



Kepala dan mata Kepala 1) Perhatikan bentuk dan kesimetrisan 2) Palpasi tengkorak akan adanya nodus atau pembengkakan yang nyata 3) Periksa higine kulit kepala, ada tidaknya lesi, kehilangan rambut, perubahan warna.



g.



Sistem Pulmonal 1) Inspeksi : Adanya PCH - Adanya sesak napas, dyspnea,



sianosis sirkumoral, distensi abdomen. Batuk : Non produktif Sampai produktif dan nyeri dada. 2) Palpasi : Fremitus raba meningkat disisi yang sakit, hati kemungkin membesar. 3) Perkusi :  Suara redup pada paru yang sakit. 4) Auskultasi : Rankhi halus, Rankhi basah, Tachicardia. h.



Sistem Cardiovaskuler Subyektif : sakit kepala. Obyektif



:



Denyut



nadi



meningkat,



pembuluh



darah



vasokontriksi, kualitas darah menurun. i.



Sistem Neurosensori Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang. Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi.



j.



Sistem Genitourinaria Subyektif : mual, kadang muntah. Obyektif : konsistensi feses normal/diare.



k.



Sistem Digestif Subyektif : Obyektif : produksi urine menurun/normal.



b. Sistem Musculoskeletal Subyektif : lemah, cepat lelah. Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan.



2.2.2 NANDA, NOC, NIC



00032



NANDA Ketidakefektifan 0410



NOC



NIC Status 3140 Manajemen Jalan



Pola Nafas



Pernapasan



Definisi



Kepatenan Jalan Nafas Aktivitas-aktivitas :



Inspirasi



dan/



ekspirasi



yang



memberikan



atau Dipertahankan pada_



Batasan karakteristik



pernapasan







041005



Pola napas abnormal Perubahan



ekskursi



dada



Frekuensi







Bantu



dengan



sebagaimana mestinya



Kedalaman 



tekanan



Kelola



pemberian



bronkodilator,



ekspirasi 



sebagaimana



dorongan spirometer



Irama



inspirasi



Penurunan



fisioterapi



mestinya



pernapasan 041017



Lakukan dada



ventilasi Indikator : 041004











tidak Ditingkatkan ke_



adekuat







: Napas



sebagaimana



Penurunan



mestinya



tekanan



inspirasi 



Dispnea Faktor



yang



berhubungan 



Posisi



tubuh



yang



menghambat ekspansi paru 



Keletihan







Keletihan



otot



pernapasan 00092



intoleransi 0005



Teloransi 4310 Terapi Aktivitas



Aktivitas



terhadap Aktivitas



Aktivitas-aktivitas :



Definisi



Dipertahankan pada_







Ketidakcukupan



energi Ditingkatkan ke_



Bantu



klien



keluarga



dan untuk



psikologis atau fisiologis Indikator :



mengidentifikasi



untuk



kelemahan



atau



mempertahankan 000501 saturasi oksigen menyelesaikan ketika beraktivitas



aktivitas kehidupan sehari- 000503 hari yang harus atau yang pernapasan ingin dilakukan.



beraktivitas



Batasan karakteristik



000508







Respons



tekanan bernapas



level



frekuensi ketika kemudahan ketika



dalam aktivitas



tertentu 



Instruksikan



klien



dan keluarga untuk mempertahankan fungsi dan kesehatan



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN 3.1 Pengkajian Keperawatan Sesuai Format Pengkajian pada Anak (usia 0-12 bulan) Tanggal Pengkajian



: 6 November 2018



Tanggal klien masuk RS : 28 Oktober 2018 No. Rekam Medis



: 100065601



DATA BAYI/ KELUARGA Nama Bayi



: An. Areska Surayaniyu



BBL



:



Jenis Kelamin



: Laki-laki



PBL



:



TTL/ usia



: 22 November 2017



Anak ke



:1



Nama Ibu/Ayah



: Yeni Susanti / Wahyudin



Pekerjaan Ibu/Ayah



:



Pendidikan Ibu/Ayah



:



Alamat



: Jl. Abdul Muis No.12



Diagnosa medis



: Pneumonia



gr



cm



PENGKAJIAN NEONATUS 1.1. Reflek Moro (v)



: Menggenggam (v)



Mengisap (v) V



2. Tonus/ aktivitas: a. Tenang b. Sulit menangis 3. Kepala/ Leher 3. a. Fontanel anterior



:



b. Sutura Sagitalis



:



c. Gambaran wajah



: Simetris



4. Mata



: Bersih



5. THT a. Telinga b. Hidung



: Normal : Normal



6. Abdomen a. Lunak (



)



Tegas (



)



Datar (



)



Kembung (v)



b. Lingkar Perut ……. cm c. Liver



: Kurang 2 cm (



) Lebih 2 cm (



)



7. Toraks a. Simetris ( v



) Asimetris (



b. Klavukula Normal ( v )



) Abnormal (



)



8. Paru- paru a. Suara nafas kanan dan kiri



: Sama



b. Bunyi nafas di semua lapang paru : Terdengar c. Suara Nafas



: Sekresi



d. Respirasi



: Spontan



e. Frekuensi nafas



:



55



kali/menit



9. Jantung a. Bunyi Jantung



: Normal



b. Frekuensi Jantung



: 145



kali/menit



c. Apeks Jantung teraba pada area : 10. Ekstremitas a. Postur tubuh : b. Palpasi pembuluh darah Nadi perifer



Keras



Lemah



Tidak teraba



Brakial Kanan Brakial Kiri Femoral Kanan Femoral Kiri c. Ekstremitas Atas



: Normal



d. Ekstremitas Bawah



: Normal



e. Panggul



: Normal



11. Umbilikus Normal Inflamasi (



)



Drainase (



)



Jumlah Pembuluh Darah : …………………… 12. Genital Laki-laki : Normal 13. Anus : 14. Kulit a. Warna



: Pink (merah jambu)



b. Sianosis



:



Seluruh tubuh c. Kemerahan/ Rash ( d. Tanda lahir



)



:



15. Suhu a. Lingkungan



:



b. Suhu Kulit



: 37, 8 °C



PEMERIKSAAN PRENATAL (PNC) 1. Jumlah kunjungan



: 1x seminggu



2. Bidan/ dokter



: bidan



3. Pend- Kes yang didapat



:



4. HPHT



:



5. Kenaikan BB selama Hamil



: 1 kg



6. Komplikasi Hamil



:



7. Komplikasi obat



:



8. Obat-obat yang didapat



:



9. Riwayat hospitalisasi



:



10. Golongan darah ibu



:



11. Kehamilan direncanakan/ tidak



:



RIWAYAT PERSALINAN (INTRANATAL) 1. Awal persalinan



:



2. Lama persalinan



: 1 jam



3. Komplikasi persalinan



:



4. Terapi yang diberikan



:



5. Lama antara rupture vagina



:



dan saat partus 6. Jumlah air ketuban



:



7. Anastesi yang diberikan



:



8. Ada/ tidak mekonium



:



RIWAYAT KELAHIRAN 1. Cara melahirkan Bantuan forceps/ vacum Bedah Caesar



: Pervaginam (



(



)



(



2. Tempat melahirkan



v ) : RS/ Rumah Bersalin



Rumah



(



)



Tempat lain



(



)



3. Presentasi lahir



(



:



RIWAYAT POSTNATAL 1. Usaha nafas



: Dengan bantuan



2. Apgar score



:



a. 5 menit pertama



:



b. 5 menit kedua 3. Kebutuhan resusitasi



)



: :



v )



4. Adanya Trauma lahir



(



)



5. Keluarnya Urin



(



)



6. Prosedur yang dilakukan a. Aspirasi gaster b. Suction



(



) (



c. Lain-lain



)



pemasangan CPAP



RIWAYAT SOSIAL 1. Struktur keluarga (Genogram) menggambarkan 3 (tiga) generasi



2. Perencanaan makanan bayi



: ASI



3. Hubungan Orang tua bayi :



Ibu



Tingkah laku



Ayah



v



Menyentuh



v



v



Memeluk



v



v



Berbicara



v



v



Berkunjung



v



v



Memanggil



v



v



Kontak mata



v



4. Orang tua berespon terhadap sosialisasi : 5. Anak Lain



:



Jenis Kelamin / UsiaAnak



Kelengkapan



Riwayat Persalinan



Imunisasi



PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Darah



:



2. Radiologi : terdapat bercak-bercak di bagian thoraks 3. Lain-lain



:



RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN Sesak napas 2 jam yang lalu, demam (+) 7 hari batuk + 5 bulan yang lalu ANALISA DATA (minimal 3 diagnosis keperawatan) No. 1.



Data



Patofisiologi



Masalah



DS : ibu mengatakan jika



Hal ini dikarenakan sistem



Ketidakseimbangan



bayi sering demam



imun yang lemah yang



nutrisi : kurang dari



dengan intensitas yang



diakibatkan oleh kurangnya kebutuhan tubuh



lama



asupan nutrisi yang masuk



DO :  Suhu tubuh bayi 37,8 C 3.2 Rumusan Diagnosis Keperawatan (NANDA) berdasarkan Prioritas 3.3 Rencana Proses Keperawatan yang Memuat Diagnosis, NOC, dan NIC Sesuai Format 3.4 Catatan Perkembangan Klien yang Memuat Implementasi dan Evaluasi SOAP Sesuai Format



BAB IV ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN



BAB V PENUTUP



Kesimpulan



Saran



DAFTAR PUSTAKA PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. WHO. 2007. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. WHO Indonesia, terjemahan. Jakarta: WHO Indonesia. Paramanindi, Shintya Dewi. 2014. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Pasien Bronkopneumonia di Ruang Rawat Inap Anak Lantai III Selatan RSUP Fatmawati Jakarta [skrpsi]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.