Brosur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sambutan Bupati Bangkalan Suatu anugerah dari allah SWT yang telah menjadikan kondisi alam Kabupaten Bangkalan amat subur dan memiliki prospektif untuk dikembangkan di masa mendatang. Hal ini didukung pula oleh perilaku masyarakat Bangkalan yang agamis dan memegang teguh adapt istiadat, bersahabat dengan siapapa pun. Sebagai gerbang utama pulau Madura, Bangkalan merupakan potret pesona wisata Madura seutuhnya karena wisatawan dapat menikmati wisata alam,budaya dan minat khusus seperti wisata pantai, wana wisata Bukit Geger, Kerapan Sapi, Seni Tari Madura dan kerjainan Batik Tulis Tanjungbumi. Oleh karena itu keanekaragaman daya tarik wisata alam, budaya dan minat khusus yang dimiliki Bangkalan tidak ada artinya tanpa kunjungan wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Saya atas nama Bupati beserta seluruh masyarakat Bangkalan senantiasa mengajak dan mengundang para wisatawan untuk berwisata ke Bangkalan sebagai salah satu destinasi wisata utama di Pulau Madura. Sekian dan Terima kasih. Wass.Wr.Wb BUPATI BANGKALAN



R. K. MUH. MAKMUN IBNU FUAD



SAMBUTAN KEPALA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANGKALAN Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah kondisi Kabupaten Bangkalan yang subur, indah dan kehidupan kultur budaya Madura yang khas. Hal ini tak lepas dari perilaku masyarakat Bangkalan yang masih memegang teguh adat istiadat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bangkalan Pasca beroperasinya jembatan suramadu, Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah melaksanakan langkah-langkah kongkrit dalam promosi kepariwisataan seperti menggelar event kerapan sapi tradisional tingkat kabupaten setiap tahun, serta mempromosikan obyek-obyek wisata religi dan pantai melalui event-event pameran. Namun semuanya itu tidak ada artinya tanpa kunjungan wasatawan baik nusantara maupun mancanegara. Oleh sebab itu dengan disusunnya brosur ini besar harapan kami untuk bisa mengajak dan mengundang para wisatawan berkunjung serta menjadikan kabupaten Bangkalan sebagai tujuan wisata di Pulau Madura. Bangkalan be part of the future Sekian dan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. KEPALA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANGKALAN



Dra. R. AMINA RACHMAWATI, M.Si Pembina Tk.I Nip. 19670713 198809 2 001



SEJARAH SINGKAT KABUPATEN BANGKALAN Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang ada di Pulau Madura yang telah lama dikenal dalam dunia Pariwisata. Bangkalan berasal dari kata Bangka dan La`an yang berarti kemenangan dan memiliki areal wilayah seluas 1.267,75 Km2 dengan jumlah penduduk lebih dari 892 juta jiwa yang tersebar di 18 Kecamatan dan 281 Desa/Kelurahan. Batas wilayah Kabupaten Bangkalan sebelah barat yaitu Selat Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah Utara dengan Laut Jawa, sebelah Selatan Selat Madura dan Sebelah Timur dengan Kabupaten Sampang. Secara geografis Kabupaten Bangkalan terletak pada posisi 6,51°39-7,11°39 LS dan 112°40`06 113°08`44 BT. Letak Bangkalan yang amat strategis menjadikan Kabupaten ini berfungsi sebagai “Point Of Distribution” bagi penyebaran kunjungan wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke Pulau Madura. Perjalanan dari Surabaya menuju Kabupaten Bangkalan relatif mudah dan dapat ditempuh dengan Ferry dari Ujung menuju Kamal selama 45 menit. Tetapi pasca beroperasinya jembatan Suramadu Kabupaten Bangkalan juga merupakan salah satu wilayah yang terkait dengan rencana Pemerintah untuk mengembangkan industrialisasi dalam kawasan Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya dan Lamongan). Jembatan Suramadu merupakan akses penunjang dari industrialisasi Madura yang diharapkan sebagai daerah penyangga Kota Inti yaitu Surabaya.



OBYEK – OBYEK PARIWISATA ALAM 1. Pantai Rongkang Pantai Rongkang terletak di Kecamatan Kwanyar, atau sekitar 35 Km sebelah Selatan Pusat Pemerintahan Kota Bangkalan. Kawasan pantai di pesisir perairan Selat Madura ini, kondisinya benar – benar masih alami, sekaligus layak dijadikan kawasan wisata pantai dengan keistimewaaan yang ada seperti : Kawasan Pantai berkarang sepanjang 1 Km lebih, memiliki back ground hamparan bukit berketinggian 20 s/d 25 meter dari permukaan laut, serta memiliki habitat tanaman khas jambu keluthu` (jambu biji). Apabila senja tiba, keelokan kelap – kelip kemegahan Kota Metropolis Surabaya, serta serbaneka lampu kapal niaga lampu ribuan perahu nelayan, bisa dinikmati dari bibir Pantai Rongkang. 2. Pantai Maneron Pantai Maneron Sepulu terletak di kawasan yang sudah digambarkan oleh nama pantai ini, yakni di Desa Maneron, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Akses menuju pantai ini memang masih tergolong sulit dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari kota Bangkalan atau menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Pantai Maneron Sepulu memiliki pemandangan alam yang masih sangat natural. Hamparan pasir putihnya begitu halus dan bersih serta sangat nyaman untuk dipijak tanpa alas kaki di atasnya. Bibir pantai yang terbentang sepanjang satu kilometer ini, menyuguhkan bentangan lautan berwarna biru jernih yang bisa memuaskan pandangan anda karena paduan pasir dan laut yang begitu selaras, ditambah lagi apabila langit sedang cerah sehingga memberikan warna biru dan putih pula di kaki langit. Di tengah lautan, anda bisa melihat api yang tampak mencuat. Api tersebut muncul dari cerobong pengeboran minyak di lepas pantai milik salah satu perusahaan asing yakni kodeco. Hal ini bisa menjadi pemandangan yang cukup unik, apalagi bila anda datang pada malam hari di mana hari sudah mulai gelap dan api tampak sangat jelas ditambah lagi dengan taburan bintang-bintang di langit malam. Pantai ini juga sering dijadikan sebagai lokasi pengambilan foto karena suasananya yang indah dan alami. Pepohonan bakau juga masih bisa anda temui disekitar sini serta beberapa pepohonan khas pantai lainnya yang terkadang menghasilkan bunga-bunga indah di sekitarnya. Posisi pantai yang menghadap ke barat menjadi pesona yang tak kalah cantiknya apabila anda datang ke pantai ini. Ya, suasana matahari terbenam pun bisa anda saksikan langsung dari bibir pantai yang memiliki bentuk melengkung dan landai. Ombak yang tenang dan bergulung santai tampak gemulai mempercantik suasana wisata anda di Pantai Maneron Sepulu.



tempat ini sangat cocok bagi anda yang mencintai suasana natural dan alami. Suasana tenang juga bisa anda dapatkan di pantai ini. Nah, apabila anda sudah menyiapkan semuanya, bersiaplah meluncur ke Pantai Maneron dan nikmati eskotika alamnya!



3. Pantai Siring Kemuning Salah satu pantai yang cantik itu adalah pantai Siring Kemuning ini, merupakan pantai yang masih cukup alami dengan pesona pemandangannya yang sungguh sangat luar biasa. Secara administratif pantai Siring Kemuning terletak di Desa Mecajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Berada sekitar 41 Km ke arah Utara Kota Bangkalan atau memakan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil. Memasuki area pantai ini anda akan disuguhkan dengan hembusan angin yang menyejukkan, terdapat pula pepohonan rindang di sekitar bibir pantai yang membuatnya tampak lebih asri dan alami. Anda dapat beristirahat ataupun makan siang di bawah pohon ini sambil menikmati pemandangan sekitarnya. Pemandangan di pantai ini tak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di tempat lain, pasirnya yang berwarna putih ditambah dengan hiasan batu karang di tepi laut dijamin akan membuat anda terpukau. Pemandangan pun akan semakin menarik saat anda melihat perahu-perahu nelayan yang bersandar. Anda dapat melihat mereka yang sedang sibuk dengan aktifitasnya, ada yang sedang memperbaiki perahu, mengatur jaring ataupun sekedar mengobrol sesama rekannya. Deburan ombak yang terkadang cukup besar pun menambah cantiknya panorama alam disini. Berwisata ke pantai Siring Kemuning dijamin akan menghadirkan kesan yang tidak pernah anda lupakan. Apalagi suara deburan ombaknya yang terkadang mampu membuat tenang pikiran. Jika anda menyukai suasana pantai yang asri dan alami maka pastikan tempat ini masuk ke dalam destinasi wisata anda. Datanglah kesini bersama rekan ataupun keluarga anda agar liburan semakin menyenangkan. Selamat berlibur!



4. Pantai Bumi Anyar Terletak di Desa Bumi anyar Kecamatan Tanjung Bumi Berjarak 10 Menit perjalanan dari desa Wisata Batik Tulis Tanjung Bumi. Pantai yang eksotis dan merupakan tempat yang cocok untuk swimming dan snorkling, hamparan pasir yang putih dan lembut akan menyapa anda saat berkunjung ke pantai ini. Pemandangan di pantai ini tak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di tempat lain, pasirnya yang berwarna putih ditambah dengan hiasan batu karang di tepi laut dijamin akan membuat anda terpukau. Pemandangan pun akan semakin menarik saat anda melihat perahu-perahu nelayan yang bersandar.



Anda dapat melihat mereka yang sedang sibuk dengan aktifitasnya, ada yang sedang memperbaiki perahu, mengatur jaring ataupun sekedar mengobrol sesama rekannya. Deburan ombak yang terkadang cukup besar pun menambah cantiknya panorama alam disini. Jika anda menyukai suasana pantai yang asri dan alami maka pastikan tempat ini masuk ke dalam destinasi wisata anda. Datanglah kesini bersama rekan ataupun keluarga anda agar liburan semakin menyenangkan. Selamat berlibur! Versi inggris The village is located in the district of Tanjung brand-new Earth Earth is a 10 minute drive from the village of Tanjung Tourism Batik Earth. Exotic beaches and is ideally suited for swimming and snorkeling, white sand and gentle will greet you when visiting this beach. The scenery on the beach is not less beautiful with beaches elsewhere, white sand coupled with decorative rocks at the edge of the sea is guaranteed to keep you captivated. The scenery would be more interesting when you look at the fishing boats leaning. You can see them being busy with activities, there was repairing boats, set nets or just a chat among colleagues. Sometimes the waves are big enough also add beautiful natural scenery here. If you like the ambience of beautiful beaches and natural then make sure this place into the tourist destination you. Come here with your colleagues or your family so vacation more enjoyable. Have a good vacation!



5. Hidden Beach Pantai Hidden Beach ini terletak di desa tengket Kecamatan arosbaya. Jaraknya ± 25 km dari kota Bangkalan atau kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Akses menuju ke pantai ini menggunakan perahu nelayan sekitar, kita langsung menikmati lebatnya hutan bakau, terutama di sore hari, maka mereka akan bisa menikmati kea- neka ragaman pesona alam yang spesifik, di satu sisi para pelancong bisa menikmati keindahan spesifik hutan bakau, sementara di sisi lain bisa menikmati keelokan laut Selat Madura yang padat dengan lalu-lalang kapal niaga, berikut keajaiban perjalanan sun-set (matahari terbenam). Selain itu, perairan di sekitar hutan bakau, juga kaya dengan biota laut, mulai dari aneka ragam ikan, kepiting, kerang dan tiram, serta banyak pula dihuni oleh berbagai jenis spesies binatang dan burung langka. Diantaranya, selain dihuni oleh ribuan burung bangau, juga kerap kali terlihat burung belibis hitam dan elang laut. selain memiliki hamparan hutan seluas 200 ha, kawasan hutan bakau di pesisir Desa ini, juga memiliki hamparan pasir putih yang halus, sementara kondisi air laut di sekitarnya amat jernih.



2. Pantai Sambilangan Kawasan Pantai Sambilangan yang terletak di Desa sambilangan, berjarak 8 Km dari Kecamatan Bangkalan Kota juga termasuk lokasi potensial untuk wisata bahari. Kawasan itu kebanyakan masyarakat menegnal dengan sebutan “Lampu”. Hal ini karena terdapat mercusuar berketinggian 90 meter peninggalan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1879. Disamping itu Keelokan perairan Selat Madura dan perjalanan “sun-set” bisa dinikmati dengan amat transparan.. Saat ini di sekitar pantai sembilangan tumbuh subur restoran Sea Food yang menyediakan menu ikan segar bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama pantai maupun memancing. Mercusuar Sembilangan atau Alat bantu navigasi dalam pelayaran sangat penting dan banyak membantu para pelaut Pada masa penjajahan hingga sekarang. Tapi selain itu Mercusuar ini juga mempunyai nilai sejarah dan daya tarik wisata sejarah Di Bangkalan. Mercusuar yang di bangun oleh Kerajaan belanda dan dibangun oleh Z.M. WILLEM III pada tahun 1879 ini memiliki ketinggian lampu atau focal plane setinggi 53 meter, dengan 1 buah lampu yang berpedar setiap 10 detik dengan jangkauan cahaya sejauh 50 meter. Menara berbentuk poligonal dengan 12 sisi yang terbuat dari plat besi baja dengan ketebalan dan kandungan timah yang sungguh menakjubkan. Menara ini memiliki 16 ruang lantai dan 1 lantai khusus ruang lentera. Setiap lantai terhubung dengan tangga melingkar dan masing – masing lantai terdapat dua jendela. Menara memiliki kolom penyangga yang juga terbuat dari besi baja dan tembus terhubung sampai lantai 16 dimana terdapat panel pengoperasian lampu. Dahulu kolom penyangga ini digunakan sebagai tempat mengerek karbit atau minyak tanah ketika masih belum ditemukannya lampu pijar. Sekarang sudah tidak lagi digunakan karena telah memakai kabel listrik sehingga penjaga mercu suar cukup menyalakan lampu dari lantai bawah saja. Setiap bagian pelat baja terdapat penomeran secara horizontal dengan 4 rangkaian pelat setiap lantainya. Saat ini kondisi mercu suar masih berfungsi dan dikelola dengan baik oleh Adpel Tanjung Perak meskipun penuh coretan vandalis dan jendela – jendela yang kurang terawat. Tangga menuju lantai 14 telah hilang dan diganti dengan tangga panjat. Bagian panel kayu yang hanya melingkupi dinding lantai 16 mulai lapuk dimakan usia. Namun secara keseluruhan besi baja sungguh menakjubkan masih kokoh berdiri tanpa dimakan usianya yang sudah 130 tahun lebih. Di sekeliling menara terdapat bangunan rumah - rumah kecil yang difungsikan sebagai tempat tinggal penjaga dan gudang. Saat ini, mercusuar dijaga oleh 3 orang penjaga berstatus PNS Adpel. Lingkungan mercusuarnya dikelilingi oleh hutan bakau yang indah dan terdapat beberapa perumahan penduduk desa. Jika anda tertarik untuk memasuki kawasan ini, anda cukup membayar Rp.2000 di pintu masuk. Yah sebagai uang jasa dan membantu perekonomian dan perawatan lingkungan sekitar. Dan jika anda ingin melihat pemandangan dari puncak menara ada bisa naik dengan membayar Rp.2000.



Tapi sayang , tangan - tangan jahil merusak keindahan tempat ini, corat-coret sana sini, sampah yang berserakan merupakan hal yang patut kita sayangkan. Apalagi tempat ini merupakan salah satu tempat bersejarah di kota Bangkalan. jadi " Jadi Mari Kita Jaga Dan Jangan Kita salah Gunakan " 3. Wana Wisata Bukit Geger Wana Wisata Bukit Geger terletak di ketinggian bukit setinggi 150 s/d 200 meter dari permukaan laut. Lokasinya ada di Desa Geger, Kecamatan Geger, atau berjarak sekitar 30 Km sebelah tenggara pusat Pemerintahan Kabupaten Bangkalan di Kota Bangkalan. Untuk bisa mencapai lokasi, pengunjung bisa menggunakan transportasi umum, melewati jalan beraspal dengan status jalan propinsi maupun jalan Kabupaten cukup memadai. Secara fisik, potensi wana wisata ini amat prospektif untuk dikembangkan sebagai obyek wisata..Kelokan estetika alam, serta obyek tirakat dengan potensi situs keramat dan peninggalan purbakala seperti Lima (5) buah gua keramat bernuansa situs purbakala -



Gua Petapan, bekas gua pertapaan Adipodai, yakni ayah kandung dari tokoh legendaries Madura Jokotole alias Panembahan Secodiningrat III pada abad ke XIII



-



Gua Potre, bekas gua pertapaan Potre Koneng, istri dari Adipodai.



-



Gua Pelanangan, punya keunikan stalaktit mirip kelamin pria. Konon tetesan air dari stalaktit unik ini jika diminum bisa menambah daya vitalitas seksualitas kaum pria.



-



Gua Pancong Pote, memiliki keunikan sungai di bawah tanah, berikut kandungan stalaktit dan stalakmit warna – warni.



-



Gua Ular, memiliki keunikan batu raksasa mirip kepala ular.



-



Memiliki sisi tebing terjal bahkan nyaris tegak lurus di sisi tebing sebelah utara dan selatan, sehingga amat ideal untuk dijadikan obyek olahraga panjat tebing.



-



Cekungan Pangelean, berwujud cekungan tebing di dinding bukit sebelah Utara. Bagusnya, cekungan ini berwujud hamparan batuan granit/oniks, sehingga amat pas untuk tempat istirahat, seraya menikmati keelokan danau alami dan hamparan sawah luas di kaki bukit.



-



Situs Pelanggiran, berwujud areal gundukan batu karang laut. Inilah puncak tertinggi dari Bukit Geger. Konon, pada abad ke 8 silam, situs Pelanggiran ini merupakan tempat mendaratnya orang pertama di Madura, yakni Patih Pranggulang (Ki Poleng) dan dewi Ratna Roro Gung (Putri Kuning). Di areal situ ini pula, putra pertama Madura R segara lahir dari rahim Dewi Ratna Roro Gun.



Obyek Wisata Minat Khusus / Wisata Religi



1. Pesarean KH. Moh. Cholil Bin Abdul Latief. Pesarean KH. Moh. Cholil terletak di Desa Martajasah, Kecamatan Bangkalan. Pesarean ini merupakan peninggalan sejarah yang berupa Makam Agung Ulama tersohor di belahan nusantara pasca kejayaan Wali songo. Pesarean ini relatif dekat dengan pusat kota ditempuh 2 km dan bersebelahan dengan pantai sambilangan. Makam KH. Moh Cholil banyak dikunjungi peziarah dari seantero nusantara bahkan dari mancanegara. Semasa hidupnya KH. Moh. Cholil dikenal sebagai Waliullah yang punya karomah dan beliau kondang sebagai maha guru dari para kiai besar di seluruh pelosok nusantara. Beliau pula yang awal mula menggagas ide berdirinya Nahdatul Ulama sebagai wadah yang ukhuwah islamiyah para ulama di Indonesia. Melalui dua muridnya yaitu KH. Hasyim Asyari (alm) pendiri Ponpes Tebu Ireng Jombang sekaligus kakek dari mantan Presiden RI ke-4 yakni KH. Abdurahman Wahid dan KH. As`ad Syamsul Arifin (alm) pendiri Pondok Asem Bagus Situbondo, berdirilah Nahdatul Ulama sebagai organisasi islam terbesar di dunia. KH. Cholil adalah Waliyullah yang sangat mempunyai pengaruh paling besar pada saat sebelum hingga awal berdirinya Nahdatul Ulama. Hal ini terjadi karena sebab berguru kepadanya beliaulah, banyak santri – santri yang bisa menjadi pengasuh pondok pesantren besar di Indonesia, dan Tokohtokoh di NU pada awal berdirinya. Dalam catatan sejarah, Tokoh-tokoh pendiri NU adalah alumni dari pondok pesantren yang di asuh oleh beliau. KH. Moh Cholil terlahir pada tanggal 11 Jumadil Tsani 1235 Hijriah di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, yang terletak di ujung barat pulau Madura, Propinsi Jawa Timur. Sejak kecil, Beliau mendapatkan pendidikan Agama langsung dari orang tua secara ketat. Kiyai Cholil sejak kecil memang sudah mempunyai sifat-sifat sebagai calon ulama yang berpengaruh besar. Diantara keistimewaan beliau adalah kehausan akan ilmu, terutama dalam bidang ilmu Fiqh dan Ilmu Nahwu ( Ilmu tata bahasa Arab). Beliau sudah hafal kitab Alfiyah,yang menjelaskan tata bahasa arab ketika masih muda. Karena keinginan orang tuanya yang sangat kuat untuk mendidik anaknya menjadi ulama, kemudian pada sekitar tahun 1850 an, Kiyai kholil menuntuk ilmu sebagai santri di Pondok pesantren Langitan, Kabupaten Tuban yang di asuh oleh KH Muhammad Nur. Setelah merasa cukup, kemudian Kiyai Cholil lanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Setelah itu kemudian, beliau pindah ke Pondok Pesantren Kebon Candi,Pasuruan dan juga nyantri di tempat Kiai Nur Hasan yang masih termasuk familinya di Sidogiri. Kehausan KH. Moh Cholil untuk semakin memperdalam Ilmu pengetahuan agamanya tidak jeda sampai disitu. Setelah kenyang menempa ilmu diberbagai pesantren besar pulau jawa , Kiyai Kholil ingin lebih memperdalam dan menambah wawasan keilmuannya ke tanah Suci Mekkah pada tahun 1859. Selama di Mekkah Kiyai Kholil semakin menempa diri dengan ilmu keagamaan. Dia mendatangi dan berguru kepada sederet ulama besar di jazirah arab. Di antaranya guru kiyai Kholil yang paling



berpengaruh adalah Syaikh Imam Nawawi Al-Bantani ( 1813-1897 ), sosok ahli tafsir Al-Qur’an ulung dengan gelar Sayyid Ulama Al- Hijaz. Karya besarnya berupa dua jilid tebal tafsir al- Qur’an Berjudul Tafsir Li Ma’alim Al Tanzil. Hasilnya setelah beliau tuntas menempa diri di jazirah Arab, Kiyai Kholil akhirnya tidak hanya dikenal sebagai ulama besar yang memiliki Ilmu keagamaan yang luas dan dalam, tetapi juga dikenal memiliki keunggulan karomah, yakni kekuatan bathin yang kadang tak lumrah manusia. Itu sebabnya, setelah menjadi ulama besar kerap kali beliau mempertontonkan prilaku berkonotasi kekuatan supranatural yang ganjil, unik, nyleneh dan serba metafisis. Sebagian dari kedigjayaan spiritual beliau yang terekam melalui perilaku kesehariannya itu, banyak di kisahkan dalam buku berjudul Surat Kepada Anjing Hitam, Biografi dan Karomah Syaichona Cholil Bangkalan, Karangan Saiful rahman. Buku menarik yang layak dimililki dan dibaca oleh umat Islam ini, akan bisa diperoleh dengan mudah jika berkunjung dan berziarah ke makam KH. Moh. Cholil di desa mertajasah bangkalan.



Sejak beliau menjadi pengasuh pondok pesantren di Bangkalan, sebagian dari Murid Beliau yang kemudian tumbuh menjadi Ulama besar di Pulau madura dan Jawa, diantaranya adalah KH. Hasyim Asyari ( 1871-1947 ), pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Di Kabupaten Jombang. Kakek dari mantan Presiden RI keempat, KH. Abdurrahman Wahid, ini juga dikenal sebagai pencetus berdirinya Organisasi Islam terbesar di tanah air, yakni Nahdhatul Ulama ( NU ). Putranya yang bernama KH. Wahid Hasyim, selain dikenal sebagai salah seorang perumus naskah Pembukaan UUD 1945, berkat jasa besarnya itulah KH. Hasyim Asyari dan Kh. Wahid Hasyim lalu mendapat anugrah kehormatan sebagai pahlawan Nasional. Murid terkemuka beliau lainnya adalah KHR. As’ad Syamsul Arifin ( 1897-1990 ) pengasuh pondok pesantren Salafiah Syafi’iyah, Sukerojo Asembagus Situbondo, KH. Wahab Hasbullah ( 1888-1971 ) pendiri dan pengasuh Pondok pesantren Tambak Beras Jombang, KH. Bisri Syamsuri ( 1886-1980 ) Pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan pendiri NU, KH Ma’shum ( 18701972 ) Pendiri Pondok pesantren Lasem, Rembang, KH Bisri Musthofa ( 1915-1977 ) Pendiri Pondok pesantren Rembang dan Pengarang Kitab, dan masih banyak yang lainya. Kiyai Kholil adalah seorang alum dalam Ilmu Nahwu, Fiqh dan tarekat. Beliau juga di kenal hafal al-qur’an dan menguasai segala ilmunya. Termasuk seni baca Al-qur’an tujuh macam (Qiroah sab’ah). Selain kelebihan tersebut, beliau juga mempunyai kemampuan pada hal-hal yang tidak kasat mata (tidak dapat di lihat). Sebab kelebihan tersebut, umat Islam Indonesia meyakini beliau adalah Waliyullah. Kiyai Kholil wafat pada 29 Ramadhan 1243 H pada usia 91 tahun karena usia lanjut. Jejak dan langkahnya kini tetap menjadi monumen pada pejuang penerus dan pengikutnya. Di Indonesia kini ada 6000 lebih pondok pesantren yang sebagian besar mempunyai hubungan budaya dengan NU.



2. Pesarean Aer Mata Ebuh Situs Pesarean Aermata di Desa Buduran Kecamatan Arosbaya berwujud makam raja – raja dari kerajaan Bangkalan pada era keemasan Dinasti Panembahan Cakraningrat I s/d Panembahan Cakraningrat ke VII antara abad ke 16 s/d 18 silam. Di Kompleks makam keramat yang terletak di atas ketinggian Bukit Buduran itu bersemayam pula kuburan Kanjeng Ratu Syarifah Ambami, permaisuri dari Raja Bangkalan pertama, yakni Raden Praseno alias Panembahan Cakraningrat I. sejak tempo dulu, Pesarean Aermata dengan situs kuburan raja – rajanya amat popular akan kekeramatannya. Itu sebabnya dalam setiap harinya kompleks Pesarean Aermata terutama makam Kanjeng Ratu yang tercatat sebagai cucu dari Waliullah Sunan Giri selalu dibanjiri oleh para peziarah dan ahli tirakat dseantero nusantara. Bahkan tak jarang para peziarah dari Negeri Jiran seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan bahkan dari Bangladesh, sowan ke kompleks pemakaman kuno ini. Legenda



Tangisan



Syarifah



Ambami



Meniupkan



Daya



Pikat



untuk



Dikunjungi



DlSUCIKAN – Memasuki gerbang komplek pemakaman, peziarah diwajibkan menjaga kebersihan dan kesuciannya, alas kaki harus dilepas. Selain sebagai tempat pemakaman Kanjeng Ratu Ibu, Permaisuri Cakraningrat 1, di komplek pemakaman ini juga dimakamkan Raja-raja Bangkalan yang lain. Madura tersohor sebagai lokasi ziarah. Makam-makam yang dianggap keramat bertebaran di berbagai pelosok pulau ini. Salah satu makam keramat yang paling sering disebut-sebut adalah Pesarean Aer Mata atau Makam Ratu !bu, di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Legenda Makam Rato Ebu, yang mata airnya diangap keramat membuat tempat ini populer. Ratu Ibu sendiri, adalah Syarifah Ambami, istri Raden Praseno, penguasa. Madura yang bergelar Cakraningrat I. Dari perkawinannya kali ini dia mempunyai tiga orang anak,yaitu RA Atmojonegoro,Ri Undagan dan Ratu Mertoparti. Alkisah, walaupun Panembahan Cakraningrat I ini memerintah di Madura, tetapi beliau banyak menghabiskan waktunya di Mataram, membantu Sultan Agung. Melihat keadaan yang demikian, Syarifah Ambami merasa sangat sedih. Siang malam beliau menangis meratapi dirinya. Akhirnya beliau bertekad untuk menjalankan pertapaan. Kemudian bertapalah Syarifah, di sebuah bukit yang terletak di daerah Buduran Arosbaya. Dalam tapanya, beliau memohon dan berdoa, semoga keturunannya kelak sampai pada tujuh turunan, dapat ditakdirkan untuk menjadi penguasa pemerintahan di Madura. Dikisahkan pula bahwa dalam pertapaannya itu, beliau bertemu Nabi Haedir AS. dari pertemuannya itu pulalah beliau memperoleh kabar bahwa permohonannya dikabulkan. Betapa senangnya hati beliau, akhirnya beliau bergegas pulang kembali ke Sampang. Selang beberapa lama kemudian, Panembahan Cakraningrat I datang dari Mataram. Diceritakanlah semua pengalaman semenjak suaminya berada di Mataram, bahwa beliau menjalankan pertapaan, dan diceritakan pula hasil pertapaaannya kepada Panembahan Cakraningrat I. Setelah selesai mendengarkan cerita istrinya itu. Panembahan Cakraningrat I, bukanlah merasa senang, akan tetapi beliau merasa sedih dan kecewa terhadap istrinya, mengapa beliau hanya berdoa dan memohon hanya tujuh turunan saja. Melihat kekecewaan yang terjadi pada diri Panembahan Cakraningrat I ini, beliau merasa berdosa dan bersalah terhadap suaminya. Setelah Panembahan Cakraningrat I kembali ke Mataram, beliau pergi bertapa lagi ke tempat pertapaannya



yang dulu. Beliau memohon agar semua kesalahan dan dosa terhadap suaminya diampuni. Dengan perasaan sedih, beliau terus menjalani pertapaannya. Beliau selalu menangis, menangis dan terus menangis, sehingga air matanya mengalir membanjiri sekeliling tempat pertapaannya, membentuk sendang.Mata air ini, tidak pemah kekeringan meski di musim kemarau panjang. Sampai sekarang, masyarakat Madura mempercayai sumber air sendang ini keramat, terlepas dari masalah percaya atau tidak, air sumur ini diyakini sejumlah orang membawa khasiat, jika diminum bisa menyembuhkan penyakit, dan buat para pedagang, memerciki barang dagangannya dianggap bisa memperlancar rejeki, karena diyakini bisa mendatangkan berkah, pengurus Makam Aer Mata mengemasnya dalam botol plastik kemasan 1,5 l 3. Kerapan Sapi Siapa tak kenal kerapan sapi ?. Bagi kebanyakan rakyat Indonesia yang tersebar di antero pelosok Nusantara, meski barangkali mereka belum sempat menyaksikan secara langsung berbagai event kerapan sapi, tetapi setidaknya mereka pasti pernah mendengar, bahkan memiliki sekelumit gambaran bahwa kerapan sapi merupakan tradisi unik, langka dan penuh daya pikat, berupa adu kecepatan lari dari dua pasang sapi kerap, yang kaprah digelar oleh komunitas masyarakat diempat kabupaten Pulau Madura, yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Kabupaten Bangkalan. Sekelumit pemahaman seperti itu bisa kita asumsikan, karena gaung popularitas tradisi kerapan sapi sebagai bagian dari kebudayaan adiluhung leluhur Rakyat Madura, sejatinya telah gopublic secara nasional, bahkan kemudian berekskalasi hingga keberbagai jazirah negara sahabat di kawasan Asia, Australia, Eropa dan Amerika sejak era tahun 1970-han silam. Terlebih, pada paruh tahun 1990-han lalu, Pemprov Jawa Timur kemudian mengukuhkan kerapan sapi sebagai salah satu dari empat obyek wisata primadona di Jawa Timur, selain keajaiban Gunung Bromo dengan lautan pasirnya, Kota Batu yang populer akan keelokan dan kesejukan hawa pegunungannya, serta Kota Pahlawan Surabaya yang kesohor akan situs tugu pahlawan, bonbin (kebun binatang) dan pusat perbelanjaannya. Hanya saja, sejauh ini, pengetahuan dan pemahaman sebagian besar masyarakat terhadap kerapan sapi, termasuk masyarakat Madura, baru sebatas pemahaman yang sempit dan dangkal. Atau dengan kata lain, mereka belum memasuki wilayah pemahaman yang substansial dan komperhensif tentang apa dan bagaimana tatanan tradisi unik kerapan sapi itu digelar oleh Rakyat Madura, sehingga menjadi menu tontonan yang unik, langka, serta memiliki roh dan magnet daya pikat yang amat spesifik.



Untuk itu, agar kita memiliki pemahaman yang utuh, komplit dan substansial tentang kerapan sapi tradisional khas Madura, ada baiknya jika kita coba mendalami tentang latar belakang sejarah timbulnya kerapan sapi, perangkat dan kelengkapan apa saja yang digunakan, sistem pelaksanaan lomba yang diterapkan di lapangan,



serta proses dan



tata laksana yang biasa



dikembangkan dalam setiap event, berikut perkembangan popularitas kerapan sapi sebagai salah satu ikon obyek wisata andalan Jawa Timur.



Wilayah pemahaman setara itu rasanya patut dan penting diadopsi oleh kalangan generasi muda di empat kabupaten Madura, utamanya bagi mereka yang berprofesi sebagai komentator dan pemandu wisata khusus kerapan sapi, karena dalam konteks kekinian dan masa depan, mereka akan menjadi duta wisata yang memiliki beban dan tanggung jawab moral untuk memperkenalkan, mempromosikan, sekaligus



menjadi media penalar pengetahuan tentang kerapan sapi dalam



takaran yang utuh kepada khalayak di luar Pulau Madura. Harapan ini patut disadari oleh semua pihak, lantaran untuk jauh ke depan, Pulau Madura dengan keunikan kerapan sapinya yang amat spesifik, akan menjadi daerah tujuan wisata yang semakin prospektif, menyusul tuntasnya pembangunan Jembatan Suramadu sebagai media interkoneksi antara empat kabupaten di Pulau Madura dengan kota metropolis Surabaya.



Latar Belakang Sejarah Untuk membedah seputar latar belakang sejarah timbulnya kerapan sapi khas Madura, sejatinya memiliki beberapa sumber rujukan, baik itu berupa tulisan tentang sejarah Madura, legenda rakyat, maupun petikan informasi dari para budayawan maupun tokoh sapi kerap terkemuka di Pulau Madura. Namun sebagian besar dari sumber rujukan itu, menegaskan bahwa tradisi kerapan sapi itu lahir, tumbuh dan berkembang di Pulau Madura pada kisaran abad ke 14 silam, ketika Pangeran Katandur dari Kraton Sumenep, dipercaya mengelola tampuk pemerintahan di kawasan Pulau Poday ( Sepudi ), yang secara kodrati memang menjadi habitat populasi sapi unggulan di Pulau Madura. Pada era kekuasaan Pangeran Katandur itulah, sektor pertanian di kawasan Madura Timur, kini Kabupaten Sumenep, utamanya di Pulau Poday, mengalami kemajuan cukup pesat, berkat tehnik pengolahan sawah yang biasa menggunakan sapi bajak khas Pulau Poday. Berkat keberhasilan itu, setiap kali musim tanam tiba, para petani selalu melampiaskan rasa suka-cita dan kegembiraan mereka dengan cara mengemas lomba adu cepat sapi bajak di dalam kubangan lumpur areal persawahan mereka. Kebiasaan petani itupun kemudian mendapat perhatian dari sang pangeran. Ujung-ujungnya, timbullah gagasan untuk melombakan adu cepat kinerja sapi bajak itu tidak lagi dalam areal persawahan, tetapi dimodifikasi dalam bentuk adu kecepatan lari sapi bajak di tanah lapang, yang kemudian populer dengan istilah kerapan (balapan) sapi. Pada perkembangan berikutnya,setiap kali musim tanam tiba, Pangeran Katandur kemudian rutin menggelar lomba kerapan sapi dalam wujud pesta-pora Rakyat Madura Timur. Tradisi kerapan sapi yang semula kaprah dihelat di wilayah Madura Timur itupun, secara bertahap, kemudian berekskalasi hingga ke wilayah Madura bagian tengah, yakni Kabupaten Pamekasan dan Sampang, bahkan kemudin juga populer dan kaprah dihelat di kawasan Madura Barat, yakni Kabupaten Bangkalan. Sejak itulah, event kerapan sapi kemudian rutin dihelat sebagai pesta pora akbar kebanggaan rakyat di empat Kabpaten Pulau Madura.



Bahkan pada dekade tahun 1960 hingga era tahun 1990 lalu, event kerapan sapi di empat kabupaten Madura, tidak lagi digelar secara asal-asalan, melainkan dihelat dalam mata rantai event resmi. Dalam rentang waktu itu, event kerapan sapi biasa digelar dalam wujud perebutan Piala Presiden pada kisaran bulan Agustus, perebutan piala Kapolda pada kisaran bulan Juli, perebutan piala Pangdam V/Brawijaya pada kisaran bulan November, serta perebutan Piala Menpen (Menteri Penerangan-RI) pada kisaran bulan Pebruari dalam rangka memperingati HPN (Hari Pers Nasional).



Melalui sederet event resmi itu, pada akhirnya popularitas kerapan sapi sebagai tradisi kebanggan rakyat Madura, kemudian mampu berekskalasi ke seluruh pelosok nusantara, bahkan kemudian go-public secara internasional. Dampaknya, setiap kali digekar kerapan sapi akbar sekaliber perebutan Piala Presiden, Piala Kapolda, Piala Pangdam V/Brawijaya dan perebutan Piala Menpen, arus kunjungan wisnu (wisatawan nusantara) maupun wisman (wisatawan manca negara), meski dalam skala kecil, mulai latah berkunjung ke Pulau Madura. Mencermati data kunjungan wiasata di empat kabupaten Pulau Madura, keunikan dan daya pikat kerapan sapi, rata-rata diminati oleh kalangan wisatawan asing dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Australia, Belanda, Inggris, Jerman, New-Zeland, bahkan sesekali wisatawan dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Berkiblat pada respon pangsa pasar internasional itulah, pada paruh tahun 1990-han lalu, Provinsi Jawa Timur yang saat itu dinakhodai oleh Gubernur Basofi Sudirman, kemudian mengukuhkan kerapan sapi sebagai salah satu dari empat obyek wisata primadona Jawa Timur, selain Gunung Bromo yang populer akan keajaiban lautan pasirnya, Kota Batu yang kesohor akan keelokan dan kesejukan alam pegunungannya, serta Kota Pahlawan Surabaya yang terkenal akan situs tugu pahlawan, bonbin (kebun binatang) dan pusat perbelanjaannya. Dilain pihak, empat kabupaten di Pulau Madura, pada kisaran awal tahun 2000 hingga kini, kemudian memiliki kreatifitas tersendiri untuk menjadikan kerapan sapi sebagai magnet pengundang daya pikat bagio kunjungan wisatawan domestic maupun manca negara. Pihak Dispora Budpar Kabupaten Bangkalan, misalnya, berinisiatif menawarkan paket wisata kerapan sapi melalui ikatan kontrak dengan sejumlah perusahaan biro perjalanan pariwisata di Jawa Timur. Hasilnya, meski dalam batasan yang sporadis, kreatifitas inipun mulai mendapat respon positif. Terbukti, dalam beberapa bulan sekali, ada saja rombongan wisatawan domestic atau manca negara, yang datang



berkunjung



ke



Kabupaten



Bangkalan



untuk



menonton



kerapan



sapi.



Dalam



perkembagannya, event kerapan sapi yang biasa digelar berdasarkan ikatan kortak itu, kemudian populer dengan istilah “Kerapan Sapi Turis “. Kiat empat kabupaten di Pulau Madura untuk meningkatkan kadar popularitas kerapan sapi sebagai obyek wisata unggulan Pulau Garam, ternyata tidak hanya sebatas itu. Sejak September 2010 lalu, Bupati Bangkalan, RKH Fuad Amin,SPd, melalui kewenangan Dispora Budpar setempat, kemudian menggagas terealisirnya agenda kerapan sapi bulanan berlabel “ Bangkalan Bull Racing Event”. Tidak hanya itu, sebagai upaya pelestarian kerapan sapi sebagai ikon kebudayaan Rakyat



Madura, Pemkab Bangkalan juga tuntas membangun stadion kerapan sapi cukup megah sepanjang 400 meter lebih di bekas areal persawahan Kelurahan Bancaran, Kecamatan Bangkalan Kota.



Perangkat dan Perlengkapan Sapi Kerap Keunikan, kelangkaan dan daya pikat kerapan sapi sebagai tradisi kebanggaan Rakyat Madura, tidak hanya merujuk pada kecepatan lari dari dua pasang sapi kerap dalam setiap ajang lomba. Lebih dari itu, perangkat pendamping setiap pasangan sapi kerap, berikut serbaneka kelengkapan yang biasa dipakai/digunakan oleh setiap pasang sapi kerap, menjadi menu daya tarik tersendiri yang tak kalah uniknya. Dalam konteks ini, ada beberapa perangkat dan perlengkapan sapi kerap yang patut kita ketahui bersama. Diantaranya sebagai berikut : 1.



Pangonong



: adalah tonggak penghubung untuk menyatukan dua ekor sapi kerap.



Tonggak berbentuk bulat berukuran panjang 1 s/d 1,5 meter yang terbuat dari kayu pilihan dengan diameter 15 s/d 20 cm itu, kedua ujungnya ditempatkan pada celah ponok (tonjolan) antara kepala dan punggung kedua sapi. Pengonong itu memiliki keunikan yang spesifik, lantaran kedua cagak (tiang kecil) yang berfungsi sebagai penyekat pada celah ponok kedua sapi kerap, selalu dibumbui oleh asesoris seni ukir spasifik Pulau Madura. 2.



Kaleles : adalah dua pasang tonggak sepanjang 2 s/d 2,5 meter (tergantung besarnya pasangan sapi kerap)



yang dipasang



sejajar diantara dua ekor sapi kerap dan



dihubungkan dengan bagian tengah pangonong. Dibagian tengah kaleles ini, juga ada cagak kecil yang dipasang menyilang untuk menghubungkan dua tonggak kaleles. Di atas cagak inilah, para jockey sapi kerap berdiri dan memacu kecepatan sapi kerap tunggannnya. Seperti pangonong, bagioan tengah kaleles ini diwarnai oleh asesoris ukiran khas Madura, serta aneka ragam cat pewarna, umumnya warna merah, biru, hijau dan kuning, konfigurasi warna kesukaan Rakyat Madura. 3.



Busana Kebesaran



:



busana kebesaran yang biasa dikalungkan dibagian leher



dan berjuntai hingga kebagian dada dua ekor pasang sapi kerap, biasanya didisain dalam bentuk bulat atau oval. Busana kebesaran itu biasanya berwarna gelap, seperti hitam, biru tua, cokelat, dan dibuat dari kain bludru atau sutera pilihan. Busana kebesaran ini jadi kelihatan unik dan estetis, lantaran dihiasi oleh seni ukir terbuat dari sulaman benang emas, dimeriahkan oleh rumbai-rumbai benang emas, serta bertahtakan butiran manik-manik yang memancarkan kilatan cahaya jika diterpa sinar matahari. Dalam tata busana yang lebih lengkap, busana kebesaran dengan kelengkapan asesorisnya, sesekali juga ditempatkan dibagian kepala dan punggung kedua ekor pasangan sapi kerap. Tatanan busana lengkap semacam itu, harganya bergerak antara Rp 10 s/d Rp 15 juta, dan biasa digunakan pasangan sapi kerap saat mengikuti prosesi kirap, sebagai simbol kebanggaan bagi pemiliknya.



4.



Buto Attas :



adalah jockey bertugas untuk memacu dan mengendalikan kecepatan



lari kedua pasangan sapi kerap. Posisi atau tempat buto attas ada di cagak penghubung dibagian tengah kaleles. Biasanya, peran dan tugas buto attas diberikan pada anak-anak pada kisaran usia 10 s/d 15 tahun yang memiliki keberanian dan keahlian khusus memacu kecepatan lari dua pasang sapi kerap yang ditunggangi. Ketia bertugas, buto attas selalu dilengkapi dengan cambuk kecil atau rotang, yang berfungsi sebagai pelecut semangat bagi dua pasangan sapi kerap. 5.



Buto Baba : adalah oficial pendamping pasangan sapi kerap.Biasanya terdiri dari 4 s/d 6 personal, umumnya dipilih dari mereka yang kesehariannya dipasrahi untuk merawat pasangan sapi kerap. Peran, fungsi dan tugas buto baba itu adalah membawa, menempatkan dan menjaga dua pasangan sapi kerap di garis start, agar kedua pasangan sapi kerap bisa berdiri tepat, tegak dan mendongak ke atas di lintasan garis start.



6.



Tokang Getthak :



adalah bagian dari official pasangan sapi kerap, biasanya terdiri



dari 4 s/d 6 personal. Posisi mereka tepat berada dibelakang pasangan sapi kerap yang sudah dipersiapkan digaris start, dan masing-masing personal dibekali cambuk, bambu atau rotan. Tugas mereka adalah memukul bagian punggung, pantat dan perut sapi, sambil melontarkan teriakan pemacu semangat, ketika pasangan sapi mulai dilepas dari garis start. 7.



Tokang Gubbra



: Juga merupakan bagian dari official dari setiap pasangan sapi



kerap. Jumlah mereka berkisar antara 10 s/d 15 personal dan beridiri di luar dua sisi pagar yang menjadi pembatas lintasan pacu sapi kerap. Mereka dibekali oleh oleh kelengkapan pelepah pisang, pelepah pohon kelapa atau kain sarung di tangan. Tugas mereka adalah memberikan teriakan pemacu semangat sekeras mungkin, ssambil mengibas-ngibaskan pelepah daun opisang, pelepah kelapa atau kain sarung ke udara, untuk memberikan motivasi dan pemacu semangat ketika pasangan sapi kerap yang tengah berpacu sudah melintasi separuh lintasan pacu. 8.



Tokang Candhak :



juga masih termasuk dari bagian official masing-masing



pasangan sapi kerap. Biasanya, mereka terdiri dari 3 s/d 4 personal dan posisinya ditempatkan di bagian finish lintasan pacu. Tugas mereka adalah mencegat dan menangkap pasangan sapi kerap setelah memasuki garis finish. Tugas dari para tukang candhak ini butuh keberanian, kesigapan dan kekuatan tersendiri, karena tugas ini tergolong berbahaya dan penuh resiko. Itu sebabnya, sesekali ada kalanya tokang candhak yang kurang sigap, mengalami cidera berat lantaran terabrak dan terinjak sapi kerap yang sedang berlari kencang.



Tampilan Penunjang



Setia kali ada event



kerapan sapi akbar, selain bisa menonton langsung keunikan,



kelangkaan dan kecepatan lari spektakuler dari masing-masing pasangan sapi kerap, para penonton, utamanya wisatawan domestik dan manca negara, bisa pula menyaksikan beberapa jenis tampilan penunjang yang tak kalah menariknya. Beberapa jenis tampilan penunjang itu antara lain sebagai berikut :



1. Musik Pengiring : Setiap pasangan sapi kerap, biasanya memiliki musik pengiring tradisional. Musik pengiring masing-masing sapi kerap biasanya terdiri dari 8 s/d 10 personal, untuk memainkan seperangkat perkusi music tradisional khas Madura. Hanya saja, music pengiring sapi kerap untuk wilayah Madura Timur dan Barat memiliki kelengkapan music yang berbeda. Untuk musik pengiring khas Kabupaten Sumenep, misalnya, kaprah disebut dengan isilah musik “Seronen”dengan peralatan musik terdiri dari seronen khas Sumenep, gendang, gong, kempul, kenong tello’ dan kencreng. Sementara music pengiring sapi di Kabupaten Bangkalan, dikenal dengan sebutan music “ Thuk-Thuk”. Kelengkapan perkusi music yang digunakan biasanya terdiri dari thukthuk berbagai ukuran, seperti thuk-thuk gudhuk, thuk-thuk paneros, thuk-thuk pancer, thuk-thuk tak-katek dan thuk-thuk cong kene’, serta dilengkapi pula oleh gendang, gong, kempul, kenong tello’dan seronen khas Bangkalan. Kemerakan music pengiring itu biasa ditabuh semalam suntuk ketika masing-masing pasangan sapi kerap sudah tiba di sekitar arena lapangan pacu sehari sebelum pelaksanaan lomba.



Juga biasa ditabuh sebagai pengiring ketika masing-masing



pasangan sapi kerap harus mengikuti prosesi acara kirap sapi, beberapa saat sebelum ajang lomba dimulai. Disela kesemarakan dan hiruk-pikuk suara music pengiring, beberapa personal di dalamnya sesekali menyisipi dengan kejungan



(nyanyian)



sakral, yang lirik dan syairnya menggambarkan kegagahan, kecepatan dan kedigjayaan masing-masing pasangan sapi kerap. Salah satu lirik dan syair kejungan yang biasa disuarakan dalam bahasa Madura itu, antara lain berbunyi sebagai berikut : Dhuh sang anak dua’se kembar, Rembi’ abareng masettong e-settong cepperan, Ropanah bagus akanthah Arjuna Kembar, Paburunah santa’, nyapsap akantah angen, Neddha’ teppong ta’ alampat, Ejalbhik macam lopot alonca’, Polanah atapah pettong taon e Gunong Maraong. Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, artinya kira-kira sebagai berikut : Aduh anakku dua yang kembar, Lahir bersamaan menyatu dalam satu plasenta, Wajahnya tampan seperti Arjuna kembar,



berbunyi



Kecepatan larinya spektakuler seperti badai, Menginnjak tepung tak berbekas, Diterkam harimau lolos berkelit, Karena bersemedi tujuh tahun di Gunong Maraong



2. Tarian Tradisional Pada setiap pelaksanaan event kerapan sapi, tampilan penunjang lain yang bisa dinikmati oleh publik adalah penampilan tarian tradisional yang dikemas secara kolosal, karena melibatkan sekitar 30 s/d 50 penari dari berbagai sanggar tari khas Pulau Madura. Jenis tarian tradisional yang kaprah ditampilkan dalam event kerapan sapi adalah “ Tari Pecut “ dan “ Tari Kerrapan Sapeh “. Kedua tari ini, secara filosofis menggambarkan kegembiraan rakyat Madura ketika pesta-pora kerapan sapi dihelat, sekaligus menggambarkan prosesi pelaksanaan kerapan sapi mulai dari acara kirap, hingga ketika dua pasang sapi kerap, yang dikemas dalam dinamika dan estetika gerak tari spesifik Pulau Madura, diiringi dengan kesemarakan musik tradisional yang kompak dan energik. Tampilan ini jadi semakin menarik, karena masing-masing penari mengenakan busana khas Madura untuk kalangan rmasyarakat menengah ke bawah.



3. Pasar Malem Pengertian pasar malem di ini merujuk kepada gelar pasar rakyat yang biasa dihelat pada malam hari, umumnya biasa digelar sehari atau dua hari sebelum event kerapan sapi akbar dimulai. Lokasi pasar malam kaprah digelar di sekitar alun-alun atau stadion yang menjadi lokasi berlangsungnya event kerapan sapi. Pasar melem ini jadi menarik untuk ditonton sekaligus dinikmati, karena selain dibanjiri publik dari seluruh desa dan kecamatan, juga kaprah memajang aneka ragam menu dan masakan khas Madura, seperti soto, sate, topa’ ladhah, nase’ serpang, tajin sobhih, serta serbaneka souvenir arts dalam bentuk jajanan khas Madura, seperti jajanan berbentuk miniature kerapan sapi dengan bahan baku gaplek, rek-kerek, ledre dan masih banyak lagi. Di arena pasar malem inilah, ratusan oficial dan simpatisan dari masing-masing pasangan sapi kerap yang menjadi idola mereka biasa bermalam sambil menikmati beragam menu makanan plus kemarakan music tradisional pengring masing-masing pasangan sapi kerap.



Sistem Pelaksanaan Lomba Salah satu keunikan kerapan sapi lainnya, bisa dicermati melalui sistem pelaksanaan lomba yang digunakan. Pasalnya, sistem pelaksanaan atau skema lomba yang digunakan dalam event kerapan sapi, tidak menggunakan sistem gugur tunggal, gugur ganda, setengah kompetisi atau sistem kompetisi penuh sebagaimana lazimnya digunakan dalam berbagai lomba atau pertandingan olahraga. Sebaliknya, sistem loma yang digunakan dalam event kerapan sapi, menggunakan sistem skema golongan atas dan golongan bawah. Artinya, pasangan sapi kerap yang gugur/ kalah pada



babak penyisihan awal tidak langsung tereleminir, tatapi masih diberi kesempatan untuk berlaga pada babak penyisihan, perempat final, semi final dan babak final dengan sesama pasangan sapi kerap yang kalah pada babak penyisihan awal, atau lazin disebut kerap untuk golongan kalah. Sebaliknya, untuk pasangan sapi kerap yang menjadi pemenang pada sesi babak penyisihan awal, juga akan berlaga dengan sesama pasangan sapi kerap pemenang lainnya, mulai dari babak penyisihan, perempat final, semi final dan babak final, atau kaprah disebut kerap untuk golongan atas. Dengan demikian, pada akhir lomba akan ada juara I, II dan III untuk golongan atas, serta juara I, II dan III untuk golongan bawah.



Prosesi Pelaksanaan Lomba Proses pelaksanaan event kerapan sapi, selalu mengikuti mengikuti alur tata laksana yang dikemas dalam tatanan yang baku dan sistematis. Jelasnya, prosesi pelaksanaan lomba harus diawali dengan penampilan kolosal tarian tradsional, yakni tari pecut atau tari kerapan sapeh. Usai tarian tradisional, runtut kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kirap sapi. Di sini, masingmasing pasangan sapi kerap peserta lomba, lengkap dengan musik pengiringnya, wajib mengikuti prosesi kirap, yang rutenya dihelat berkeliling lintasan pacu secara bergiliran, seusai dengan nomor tart mereka masing-masing. Secara filosofis, prosesi kirap itu pada hakekatnya untuk memberikan kesempatan kepada para pemilik sapi, untuk mempertontonkan tipikal kegagahan, keanggunan dan kebugaran figure pisik pasangan sapi kerap andalan mereka. Setelah prosesi kirap usai, barulah pelaksanaan lomba kerapan sapi resmi dimulai. Biasanya, event ini dimulai pukul 08.00 pagi s/d 17.30 menjelang magrib, bahkan ada kalanya tertunda dan dilanjutkan keesokan harinya.



Keunikan Spesifik Lainnya Talenta keunikan kerapan sapi sebagai tradisi kebanggaan Rakyat Madura, tidak hanya bisa dinikmati dari sisi kecepatan lari pasangan sapi kerap, sederet perangkat dan perlengkapan yang digunakan, beberapa tampilan penunjangnya, serta kesemarakan music pengiring dengan kedungan sakralnya. Lebih dari itu, masih ada keunikan lain yang patut dicermati bersama, lantaran keunikan ini bisa dipromosikan sebagai obyek wisata penunjang bagi kalangan wisatawan luar daerah. Diantaranya, adalah proses perawatan yang dilakukan oleh para pemilik pasangan sapi kerap, agar kondisi pisik dan kebugaran stamina sapi kerap piaraan mereka bisa terjaga dengan baik. Salah satu keunikan dari proses perawatan itu, antara lain bisa dilihat dari menu jamu dan terapi kebugaran pisik lainnya yang biasa diberikan kepada pasangan sapi kerap setiap harinya. Untuk menu jamu, misalnya, setiap pagi, masing-masing sapi kerap rutin mengkonsumsi jamu berupa adonan minimal 20 butir telur ayam kampung, seperempat botol madu asli, setengah botol anggur kolesom, parutan aneka-ragam rempah-rempah, berikut menu pelengkap lain yang menjadi rahasia masing-masingpemilik sapi. Selain itu, setiap pagi dan malam, masing-masing sapi kerap rutin mendapat terapi massage (dipijat) oleh para perawat khusus. Itu sebabnya, untuk kepentingan semua itu, seorang pemilihara sapi kerap, rata-rata harus merogoh kecek mereka antara Rp 10 s/d Rp 15 juta setiap bulannya.



Keunikan lain yang tak kalah menggemaskan, adalah nama yang diberikan oleh pemilik pasangan sapi kerap kepada sapi piaraan mereka. Umumnya, nama yang diberikan selalu menggambarkan tentang kegagahan, kekuatan dan ketangguhan sapi kerap kebanggaan mereka. Kadang nama yang mereka berikan memanfaatkan kekuatan alam, keperkasaan figur tokoh atau bahkan kehebatan senjata tertentu. Itu sebabnya, ada kalanya pasangan sapi kerap diberi nama LapKelap (petir), Gagak Rimang, Sapo’ Angen, Halilintar, dan bahkan menggunakan nama tokoh terkemuka kaliber dunia seperti dunia seperti Ronald Reagan, Saddam Husein, Mike Tyson, atau nama senjata seperti rudal squd, rudal patriot dan lainnya. Kegetunan lain yang kadang membuat kita akan terpana, adalah harga yang dipatok untuk pasangan sapi kerap yang sudah layak tanding. Mau tahu berapa harganya ?, rata-rata berkisar antara Rp 150 s/d Rp 250 juta. Bahkan, pasangan sapi kerap asal Kabupaten Sampang bernama Jet-Matic yang tampil sebagai juara dalam event kerapan sapi memperebutkan Piala Presiden pertengahan Oktober 2011, percaya atau tidak, terjual dengan harga Rp 1 miliar. Luar biasa.....!!!. Penyelenggaraan kerapan sapi tradisional telah terjadwal setiap tahun oleh Bakorwil VI Pamekasan. Bagi wisatawan yang tertarik menyaksikan kerapan di luar jadwal kerapan sapi tradisional, maka pesanan paket kerapan sapi carter dapat menghubungi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan jalan Soekarno-Hatta no. 39 A Bangkalan.



MUSEUM PURBAKALA Gedung Museum yang berada di jalan Soekarno-Hatta dan diberi nama " Cakraningrat " ini telah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, pada tanggal 13 Maret 2008. Terletak bersebelahan dengan kantor DPRD Bangkalan, gedung yang dibangun oleh Pemda Bangkalan ini.merupakan bagian penting dari kantor Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariiwisata Kabupaten Bangkalan. Sebelum menempati gedung baru, museum yang banyak mengkoleksi barang-barang peninggalan sejarah dan benda-benda kuno ini berada di kompleks Rumah Dinas Bupati Bangkalan (sebelah timur alun-alun Bangkalan). Karena dinilai kurang sesuai dengan tuntutan sebagai fasilitas publik maupun kurang memiliki nilai informatif bagi masyarakat umum, maka atas iniiatif Bupati Bangkalan, R.KH Fuad Amin Spd, memindahkan museum ini ke tempat yang terbuka sebagaimana sekarang ini. Agar museum ini mampu merefleksikan dan menanamkan nilai-nilai monumental sejarah Bangkalan bagi siapa saja, terutama bagi generasi muda, maka atas inisiatif beliau pula menamai museum ini dengan nama " Cakraningrat ", sebuah gelar bagi raja-raja yang memerintah Bangkalan pada tahun 1648 - 1918. Asal Usul Berdirinya Museum Didorong oleh pemikiran dan tanggung jawab untuk melestarikan benda-benda yang bernlai sejarah, warisan nenek moyang, maka atas saran beberapa sesepuh Bangkalan seperti R.A. Roeslan Tjakraningrat, R.A. Salehadiningrat Surjowinoto, R.P. Machfud Sosroadiputro, pada tahun 19501954 dilakukanlah inisiatif oleh pemerintah daerah dan pemerhati budaya, untuk pengumpulan benda-benda maupun dokumen-dokumen milik Keraton Bangkalan yang tersebar dan berada ditangan orang, untuk kemudian dihimpun dan dirawat. Benda-benda dan dokumen-dokumen yang



terkumpul tersebut disimpan di sebuah gedung yang berada di kompleks Pemakaman Raja-Raja Bangkalan " Pesarean Aer Mata " (Buduran, Arosbaya). Untuk mengurus koleksi benda-benda bersejarah itu, pada tahun itu pula dibentuk Yayasan Kona. Untuk lebih menjamin pengawasan atas kelestariannya, maka atas inisiatif H.J. Soedjaki, Bupati Bangkalan pada saat itu (1971-1976), bersama Yayasan Kona, benda--benda itu kemudian pada tahun 1975 dipindahkan ke sebuah gedung di kompleks Pendopo Agung Bangkalan (sebelah timur alun-alun Bangkalan). Mulai sejak itu pemeliharan dan perawatan benda-benda tersebut secara resmi menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan pada tahun 1979 secara resmi ditetapkan sebagai sebuah museum dengan nama " Museum Daerah Tk. II Bangkalan ". Guna mewujudkan rasa tanggung jawab yang besar dari Pemerintah Daerah maupun untuk tujuan menanamkan serta meningkatkan apresisasi yang tinggi masyarakat umum terhadap benda-benda yang bernilai sejarah itu, maka pada tahun 2008 atas inisiatif Bupati Bangkalan, R.KH. Fuad Amin Spd, Pemerintah Daerah kemudian memindahkan museum ke gedung baru yang representatif, sebagaimana saat ini. Banyak benda pusaka dan benda kuno yang bersejarah disimpan dan dipamerkan di tempat ini antara lain koleksi senjata tombak, naskah tulis dan daun lontar, gamelan, alat musik dan berbagai peralatan lainnya. MAKANAN KHAS DAERAH Kabupaten Bangkalan banyak pula memiliki makanan tradisional khas daerah yang yang cukup diminati oleh kalangan wisatawan. Ragam jenis masakan khas itu antara lain : Soto, Sate, Topa` Ladhah., Tajin Sobih, Emping Mlinjo, Terasi, Kerupuk Udang, Petis Udang, Leppet, Mentor mente dan Sate Lala` . Sebagian besar dari masakan tradisional khas Bangkalan itu, terutama Soto dan sate Madura, umumnya telah tersaji di berbagai restoran, rumah makan dan warung di 18 Kecamatan seKabupaten Bangkalan. Pasca beroperasinya jembatan suramadu, banyak bermunculan warung-warung atau depot yang menawarkan makanan khas tradisional dengan citarasa modern, seperti bebek sinjay, bebek bengal, dan bebek songkem.



Taman Rekreasi Kota Sidingkap Taman Rekreasi Kota Sidingkap seluas 3 Hektare berlokasi di tengah Kota Bangkalan, tepatnya di belakang Stadion Bangkalan. Obyek wisata minat khusus di Jantung Kota ini amat layak untuk dijadikan ajang refreshing bagi warga perkotaan Bangkalan dan sekitarnya. Terutama pada hari – hari libur. Adapaun fasilitas hiburan yang bisa dinikmati di lokasi TRK, antara lain : -



Areal kolam pancing dilengkapi dengan 2 buah shelter tempat memancing dan berteduh.



-



Arena permainan anak yang tersedia berupa bandulan, jungkit, area mobil control



-



Taman rekreasi tirta dengan fasilitas becak air, perahu tradisional dan shelter untuk berteduh.



-



Lima (5) unit mobil – mobilan dengan tenaga baterai untuk 1 orang anak



-



Fasilitas publik yang ada sementara ini : toilet, Musholla, Ruang Administrasi / Tiket, Gazeebo dan stepping.



Kolam Renang Tretan Kolam renang Tretan berada dalam area Taman Rekreasi Kota, memiiki dua buah kolam yang representatif dengan kedalaman 2 meter dan 1,25 meter. Pada hari-hari biasa kolam renang ini banyak digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler siswa SD, SMP maupun SMA. Sedangkan pada hari-hari libur banyak pengunjung dari luar daerah yang ingin menikmati sejuknya berenang di siang yang gerah, meskipun tidak sedingin di Malang. Jadwal beroperasinya kolam renang Tretan mulai jam 07.30 – 16.30 wib, khusus untuk hari Minggu tutup jam 17.00 wib. Fasilitas yang tersedia di kolam renang Tretan antara lain : 1 kolam renang dewa, 1 kolam renang anak-anak, kursi santai di tepi kolam, dan canopy sepanjang sisi kolam untuk istirahat dan berteduh. Adapun fasiitas umum lainnya adalah : lahan parkir yang luas, kamar mandi dan tempat ganti, kantin di lantai atas, meja reservasi dan tiketing. INFORMASI PENTING A. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Soekarno Hatta no. 39 A Bangkalan Telp/Fax. (031) 3097065 melayani pesanan kerapan sapi carter setiap saat di luar kalender event kerapan sapi tradisional. B. Hotel : 1. Ningrat (Jl. KH Moh Cholil 113 Telp. (031) 3095388, 3095507) 2. Penginapan PKPN Jl. Panglima Sudirman 112 A Telp. (031) 3095109, 3098796 3. Penginapan MAN Jl. Soekarno-Hatta 3 C (komplek MAN) (031-72017883) 4. Penginapan Rato Ebhu Jl. A Yani 081553466175 C. Restaurants : 1. Rumah Makan Sri Rejeki ( Jl. KH. Moh. Yasin Bangkalan) No. Telepon : ( 031 ) 3095214 2. Depot Sinjay (Jl. Raya Ketengan) No. Telepon : ( 031 ) 72665949 3. Maduratna (Jl. Halim Perdana Kusuma ) No. Telp (031) 3095734 4. Rumah Makan Jembatan Suramadu (Jl. Raya Tangkel)



No. Telp. 081331208909 Fax. 082895400469 5. Rumah Makan New Purnama (Jl. R.A.Kartini) No.telp (031) 70768086 6. Rumah Makan Terra’Bulan (Jl. Raya Ketengan) No. Telp. (081332230616) 7. Rumah Makan Olle Ollang (Jl. Raya Ketengan) No. Telp. 081216134567 8. Depot Bebek Songkem Pak Salim (Jl. Raya Ketengan) 9. RM Ramayana ( Jl. Soekarno Hatta ) No. Telp (031) 3091004



D. Travel : 1. Fian Wisata Tours & Travel Jl. Trunojoyo Complex Pertokoan Cendana Kamal Bangkalan No. Telepon ; (031) 3011431,



(081) 1318943



2. Citra Nova Wisata Tours & Travel Jl. KH. Moh Cholil 85 Bangkalan No. Telepon : (031) 3092495



(081)1323035



3. Al Amin tour & travel Jl. Tengku Umar gg.II/21C No. Telp. (031) 3098093 4. CV. Marem Jl. Raya Kamal no. 24 No. Telp. (031) 3013632 5. NCA tour & travel Jl. Perumahan Nilam Blok MF/09 No. Telp. (031) 72527754 6. CV. MARZA MANDIRI Jl. Trunojoyo No. 69 Kamal No. Telpn (031) 3099582 , 082139234571



Pantai Maneron Sepulu – Madura Pantai Maneron Sepulu – Wisata pantai memang hal yang lazim untuk wilayah pulau seperti Madura. Apalagi pulau yang berada di timur pulau Jawa ini juga dikenal dengan sebutan pulau garam. Dari empat kabupaten yang dimilikinya, ada banyak pantai-pantai menarik baik yang sudah dikembangkan maupun yang masih menyimpan kealamian. Salah satu pantai yang masih alami di wilayah Madura adalah, Pantai Maneron Sepulu yang menyimpan pesona alam yang menawan. Lokasi dan Transportasi Pantai Maneron Sepulu terletak di kawasan yang sudah digambarkan oleh nama pantai ini, yakni di Desa Maneron, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Akses menuju pantai ini memang masih tergolong sulit dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Jaraknya sekitar 30 kilometer dari kota Bangkalan atau menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Sebelumnya, anda harus tiba di kota Bangkalan. Untuk menuju Bangkalan, anda bisa menyebrang dari Surabaya melalui Jembatan Tol Suramadu dengan membayar Rp 3.000*) untuk kendaraan berupa motor. Untuk mobil tarifnya Rp 30.000*), namun jika anda menggunakkan mobil, anda tidak bisa langsung menuju pantai karena belum adanya akses jalan yang bisa dilewati mobil. Jadi, bagi anda yang membawa mobil, usahakan ada teman atau saudara yang bisa meminjamkan ataupun mengantarkan anda menuju Pantai Maneron Sepulu dengan motor, karena jika ditempuh dengan berjalan kaki, maka perjalanan masih lumayan jauh dari jalan utama. Anda juga bisa mencapai Bagkalan menggunakkan kapal ferry dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan Kamal di Bangkalan. Ongkos ferry adalah Rp 7.000*) per orang. Apabila anda membawa kendaraan berupa mobil ongkosnya Rp 50.000*) untuk satu mobil dan Rp 5.700*) untuk satu motor. Nah, apabila anda sudah membawa motor, anda bisa langsung menuju Desa Maneron dengan melewati jalan protokol yang menghubungkan Kecamatan Sepulu dengan Kecamatan Bangkalan Kota. Kemudian, anda akan melewati perkampungan penduduk serta sawah-sawah yang terbentang. Setelah mendekati pantai, anda akan melewati kawasan pepohonan dan dari sini anda sudah bisa melihat pantai cantik ini didepan mata anda.



Bagi anda yang menggunakkan kendaraan umum, anda bisa menuju Terminal Bungurasih di Surabaya untuk menggunakkan bis. Untuk bis AC dan bis ekonomi khusus yang berangkat pada malam hari anda akan lewat jalur Jembatan Tol Suramadu, sedangkan bis ekonomi yang berangkat pagi ataupun siang akan menyebrang menggunakkan kapal ferry. Namun, sesampainya di Bangkalan, anda harus mencari angkutan lain berupa motor untuk membawa anda ke pantai. Wisata Pantai Maneron Sepulu memiliki pemandangan alam yang masih sangat natural. Hamparan pasir putihnya begitu halus dan bersih serta sangat nyaman untuk dipijak tanpa alas kaki di atasnya. Bibir pantai yang terbentang sepanjang satu kilometer ini, menyuguhkan bentangan lautan berwarna biru jernih yang bisa memuaskan pandangan anda karena paduan pasir dan laut yang begitu selaras, ditambah lagi apabila langit sedang cerah sehingga memberikan warna biru dan putih pula di kaki langit. Di tengah lautan, anda bisa melihat api yang tampak mencuat. Api tersebut muncul dari cerobong pengeboran minyak di lepas pantai milik salah satu perusahaan asing yakni kodeco. Hal ini bisa menjadi pemandangan yang cukup unik, apalagi bila anda datang pada malam hari di mana hari sudah mulai gelap dan api tampak sangat jelas ditambah lagi dengan taburan bintang-bintang di langit malam. Pantai ini juga sering dijadikan sebagai lokasi pengambilan foto karena suasananya yang indah dan alami. Pepohonan bakau juga masih bisa anda temui disekitar sini serta beberapa pepohonan khas pantai lainnya yang terkadang menghasilkan bunga-bunga indah di sekitarnya. Posisi pantai yang menghadap ke barat menjadi pesona yang tak kalah cantiknya apabila anda datang ke pantai ini. Ya, suasana matahari terbenam pun bisa anda saksikan langsung dari bibir pantai yang memiliki bentuk melengkung dan landai. Ombak yang tenang dan bergulung santai tampak gemulai mempercantik suasana wisata anda di Pantai Maneron Sepulu. Sayangnya, karena belumnya tersentuh tangan pembangunan, fasilitas penunjang untuk memberikan kenyamanan wisata di tempat secantik ini memang belum ada. Sehingga, keinginan anda untuk menginap di kawasan sekitar pantai belum bisa terlaksana kecuali jika anda berniat untuk mendirikan tenda di sekitar pantai. Tips 1. Jika ingin berlama-lama di Pantai Maneron Sepulu, bawalah bekal makan siang ataupun makanan ringan lainnya karena memang belum ada penjual makanan di sekitar pantai. Namun, tetap ingat untuk menjaga kebersihan pantai dan bawalah sampah anda karena memang belum ada tempat sampah di pantai ini. 2. Jika anda ingin bermain air ataupun berenang di pantai tentu tidak masalah, namun karena belum adanya kamar mandi untuk membilas tubuh, jadi anda bisa menundanya hingga tiba di rumah ataupun di penginapan.



3. Apabila anda membawa mobil ataupun angkutan umum, sebaiknya pastikan dahulu ada teman, saudara ataupun kenalan lainnya yang bisa menyediakan motor ataupun tumpangan untuk anda. Karena, penyewaan motor masih sulit ditemui. Walaupun tergolong sebagai objek wisata alam yang masih kekurangan fasilitas, namun tempat ini sangat cocok bagi anda yang mencintai suasana natural dan alami. Suasana tenang juga bisa anda dapatkan di pantai ini karena jumlah wisatawan yang memang tidak begitu banyak. Kemungkinan karena faktor akses jalan yang memang belum memadai. Nah, apabila anda sudah menyiapkan semuanya, bersiaplah meluncur ke Pantai Maneron dan nikmati eskotika alamnya!



Pantai Siring Kemuning – Madura Salah satu pantai yang cantik itu adalah pantai Siring Kemuning ini, merupakan pantai yang masih cukup alami dengan pesona pemandangannya yang sungguh sangat luar biasa. Lokasi Dan Transportasi Secara administratif pantai Siring Kemuning terletak di Desa Mecajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Berada sekitar 41 Km ke arah Utara Kota Bangkalan atau memakan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil. Wisata Memasuki area pantai ini anda akan disuguhkan dengan hembusan angin yang menyejukkan, terdapat pula pepohonan rindang di sekitar bibir pantai yang membuatnya tampak lebih asri dan



alami. Anda dapat beristirahat ataupun makan siang di bawah pohon ini sambil menikmati pemandangan sekitarnya. Pemandangan di pantai ini tak kalah cantiknya dengan pantai-pantai di tempat lain, pasirnya yang berwarna putih ditambah dengan hiasan batu karang di tepi laut dijamin akan membuat anda terpukau. Pemandangan pun akan semakin menarik saat anda melihat perahu-perahu nelayan yang bersandar. Anda dapat melihat mereka yang sedang sibuk dengan aktifitasnya, ada yang sedang memperbaiki perahu, mengatur jaring ataupun sekedar mengobrol sesama rekannya. Deburan ombak yang terkadang cukup besar pun menambah cantiknya panorama alam disini. Tips 1. Bawalah bekal makanan dan minuman sendiri sebelum anda berangkat karena di pantai ini sangat jarang ditemukan warung, jika pun ada paling hanya beberapa saja yang berjualan. Selain dapat lebih berhemat anda pun tidak perlu khawatir jika merasa lapar saat berada di pantai ini. Jangan lupa bawalah pula tikar atau alas sebagai tempat anda bersantai nantinya. 2. Berhati-hatilah saat sedang bermain air di pantai karena ombaknya yang besar dan menyeret. Jika membawa anak-anak pastikan mereka selalu dalam perhatian anda. 3. Bawalah topi atau sunblock jika anda tidak tahan dengan cuaca pantai yang terbilang cukup panas. Gunakanlah pakaian yang berbahan cepat kering dan nyaman saat di pakai. Bawalah pula obat-obatan pribadi untuk berjaga-jaga apabila terjadi kecelakaan kecil yang tentunya tidak anda inginkan. Berwisata ke pantai Siring Kemuning dijamin akan menghadirkan kesan yang tidak pernah anda lupakan. Apalagi suara deburan ombaknya yang terkadang mampu membuat tenang pikiran. Jika anda menyukai suasana pantai yang asri dan alami maka pastikan tempat ini masuk ke dalam destinasi wisata anda. Datanglah kesini bersama rekan ataupun keluarga anda agar liburan semakin menyenangkan. Selamat berlibur!



Museum Gedung Museum yang berada di jalan Soekarno-Hatta dan diberi nama " Cakraningrat " ini telah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, pada tanggal 13 Maret 2008. Terletak bersebelahan dengan kantor DPRD Bangkalan, gedung yang dibangun oleh Pemda Bangkalan ini.merupakan bagian penting dari kantor Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariiwisata Kabupaten Bangkalan. Sebelum menempati gedung baru, museum yang banyak mengkoleksi barang-barang peninggalan sejarah dan benda-benda kuno ini berada di kompleks Rumah Dinas Bupati Bangkalan (sebelah timur alun-alun Bangkalan). Karena dinilai kurang sesuai dengan tuntutan sebagai fasilitas publik maupun kurang memiliki nilai informatif bagi masyarakat



umum, maka atas iniiatif Bupati Bangkalan, R.KH Fuad Amin Spd, memindahkan museum ini ke tempat yang terbuka sebagaimana sekarang ini. Agar museum ini mampu merefleksikan dan menanamkan nilai-nilai monumental sejarah Bangkalan bagi siapa saja, terutama bagi generasi muda, maka atas inisiatif beliau pula menamai museum ini dengan nama " Cakraningrat ", sebuah gelar bagi raja-raja yang memerintah Bangkalan pada tahun 1648 - 1918. Asal Usul Berdirinya Museum Didorong oleh pemikiran dan tanggung jawab untuk melestarikan benda-benda yang bernlai sejarah, warisan nenek moyang, maka atas saran beberapa sesepuh Bangkalan seperti R.A. Roeslan Tjakraningrat, R.A. Salehadiningrat Surjowinoto, R.P. Machfud Sosroadiputro, pada tahun 19501954 dilakukanlah inisiatif oleh pemerintah daerah dan pemerhati budaya, untuk pengumpulan benda-benda maupun dokumen-dokumen milik Keraton Bangkalan yang tersebar dan berada ditangan orang, untuk kemudian dihimpun dan dirawat. Benda-benda dan dokumen-dokumen yang terkumpul tersebut disimpan di sebuah gedung yang berada di kompleks Pemakaman Raja-Raja Bangkalan " Pesarean Aer Mata " (Buduran, Arosbaya). Untuk mengurus koleksi benda-benda bersejarah itu, pada tahun itu pula dibentuk Yayasan Kona. Untuk lebih menjamin pengawasan atas kelestariannya, maka atas inisiatif H.J. Soedjaki, Bupati Bangkalan pada saat itu (1971-1976), bersama Yayasan Kona, benda--benda itu kemudian pada tahun 1975 dipindahkan ke sebuah gedung di kompleks Pendopo Agung Bangkalan (sebelah timur alun-alun Bangkalan). Mulai sejak itu pemeliharan dan perawatan benda-benda tersebut secara resmi menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan pada tahun 1979 secara resmi ditetapkan sebagai sebuah museum dengan nama " Museum Daerah Tk. II Bangkalan ". Guna mewujudkan rasa tanggung jawab yang besar dari Pemerintah Daerah maupun untuk tujuan menanamkan serta meningkatkan apresisasi yang tinggi masyarakat umum terhadap benda-benda yang bernilai sejarah itu, maka pada tahun 2008 atas inisiatif Bupati Bangkalan, R.KH. Fuad Amin Spd, Pemerintah Daerah kemudian memindahkan museum ke gedung baru yang representatif, sebagaimana saat ini. Banyak benda pusaka dan benda kuno yang bersejarah disimpan dan dipamerkan di tempat ini antara lain koleksi senjata tombak, naskah tulis dan daun lontar, gamelan, alat musik dan berbagai peralatan lainnya.



Sambilangan Mercusuar Sembilangan atau Alat bantu navigasi dalam pelayaran sangat penting dan banyak membantu para pelaut Pada masa penjajahan hingga sekarang. Tapi selain itu Mercusuar ini juga mempunyai nilai sejarah dan daya tarik wisata sejarah Di Bangkalan. Mercusuar yang di bangun oleh Kerajaan belanda dan dibangun oleh Z.M. WILLEM III pada tahun 1879 ini memiliki ketinggian lampu atau focal plane setinggi 53 meter, dengan 1 buah lampu yang berpedar setiap 10 detik dengan jangkauan cahaya sejauh 50 meter. Menara berbentuk poligonal dengan 12 sisi yang terbuat dari plat besi baja dengan ketebalan dan kandungan timah yang sungguh menakjubkan. Menara ini memiliki 16 ruang lantai dan 1 lantai khusus ruang lentera. Setiap lantai terhubung dengan tangga melingkar dan masing – masing lantai terdapat dua jendela. Menara memiliki kolom



penyangga yang juga terbuat dari besi baja dan tembus terhubung sampai lantai 16 dimana terdapat panel pengoperasian lampu. Dahulu kolom penyangga ini digunakan sebagai tempat mengerek karbit atau minyak tanah ketika masih belum ditemukannya lampu pijar. Sekarang sudah tidak lagi digunakan karena telah memakai kabel listrik sehingga penjaga mercu suar cukup menyalakan lampu dari lantai bawah saja. Setiap bagian pelat baja terdapat penomeran secara horizontal dengan 4 rangkaian pelat setiap lantainya. Saat ini kondisi mercu suar masih berfungsi dan dikelola dengan baik oleh Adpel Tanjung Perak meskipun penuh coretan vandalis dan jendela – jendela yang kurang terawat. Tangga menuju lantai 14 telah hilang dan diganti dengan tangga panjat. Bagian panel kayu yang hanya melingkupi dinding lantai 16 mulai lapuk dimakan usia. Namun secara keseluruhan besi baja sungguh menakjubkan masih kokoh berdiri tanpa dimakan usianya yang sudah 130 tahun lebih. Di sekeliling menara terdapat bangunan rumah - rumah kecil yang difungsikan sebagai tempat tinggal penjaga dan gudang. Saat ini, mercusuar dijaga oleh 3 orang penjaga berstatus PNS Adpel. Lingkungan mercusuarnya dikelilingi oleh hutan bakau yang indah dan terdapat beberapa perumahan penduduk desa. Jika anda tertarik untuk memasuki kawasan ini, anda cukup membayar Rp.2000 di pintu masuk. Yah sebagai uang jasa dan membantu perekonomian dan perawatan lingkungan sekitar. Dan jika anda ingin melihat pemandangan dari puncak menara ada bisa naik dengan membayar Rp.2000. Tapi sayang , tangan - tangan jahil merusak keindahan tempat ini, corat-coret sana sini, sampah yang berserakan merupakan hal yang patut kita sayangkan. Apalagi tempat ini merupakan salah satu tempat bersejarah di kota Bangkalan. jadi " Jadi Mari Kita Jaga Dan Jangan Kita salah Gunakan "



KH. Cholil adalah Waliyullah yang sangat mempunyai pengaruh paling besar pada saat sebelum hingga awal berdirinya Nahdatul Ulama. Hal ini terjadi karena sebab berguru kepadanya beliaulah, banyak santri – santri yang bisa menjadi pengasuh pondok pesantren besar di Indonesia, dan Tokoh-



tokoh di NU pada awal berdirinya. Dalam catatan sejarah, Tokoh-tokoh pendiri NU adalah alumni dari pondok pesantren yang di asuh oleh beliau. Kyai Cholil terlahir pada tanggal 11 Jumadil Tsani 1235 Hijriah di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, yang terletak di ujung barat pulau Madura, Propinsi Jawa Timur. Sejak kecil, Beliau mendapatkan pendidikan Agama langsung dari orang tua secara ketat. Kiyai Cholil sejak kecil memang sudah mempunyai sifat-sifat sebagai calon ulama yang berpengaruh besar. Diantara keistimewaan beliau adalah kehausan akan ilmu, terutama dalam bidang ilmu Fiqh dan Ilmu Nahwu ( Ilmu tata bahasa Arab). Beliau sudah hafal kitab Alfiyah,yang menjelaskan tata bahasa arab ketika masih muda. Karena keinginan orang tuanya yang sangat kuat untuk mendidik anaknya menjadi ulama, kemudian pada sekitar tahun 1850 an, Kiyai kholil menuntuk ilmu sebagai santri di Pondok pesantren Langitan, Kabupaten Tuban yang di asuh oleh KH Muhammad Nur. Setelah merasa cukup, kemudian Kiyai Cholil lanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Setelah itu kemudian, beliau pindah ke Pondok Pesantren Kebon Candi,Pasuruan dan juga nyantri di tempat Kiai Nur Hasan yang masih termasuk familinya di Sidogiri. Kehausan Kiyai Kholil untuk semakin memperdalam Ilmu pengetahuan agamanya tidak jeda sampai disitu. Setelah kenyang menempa ilmu diberbagai pesantren besar pulau jawa , Kiyai Kholil ingin lebih memperdalam dan menambah wawasan keilmuannya ke tanah Suci Mekkah pada tahun 1859. Selama di Mekkah Kiyai Kholil semakin menempa diri dengan ilmu keagamaan. Dia mendatangi dan berguru kepada sederet ulama besar di jazirah arab. Di antaranya guru kiyai Kholil yang paling berpengaruh adalah Syaikh Imam Nawawi Al-Bantani ( 1813-1897 ), sosok ahli tafsir Al-Qur’an ulung dengan gelar Sayyid Ulama Al- Hijaz. Karya besarnya berupa dua jilid tebal tafsir al- Qur’an Berjudul Tafsir Li Ma’alim Al Tanzil. Hasilnya setelah beliau tuntas menempa diri di jazirah Arab, Kiyai Kholil akhirnya tidak hanya dikenal sebagai ulama besar yang memiliki Ilmu keagamaan yang luas dan dalam, tetapi juga dikenal memiliki keunggulan karomah, yakni kekuatan bathin yang kadang tak lumrah manusia. Itu sebabnya, setelah menjadi ulama besar kerap kali beliau mempertontonkan prilaku berkonotasi kekuatan supranatural yang ganjil, unik, nyleneh dan serba metafisis. Sebagian dari kedigjayaan spiritual beliau yang terekam melalui perilaku kesehariannya itu, banyak di kisahkan dalam buku berjudul Surat Kepada Anjing Hitam, Biografi dan Karomah Syaichona Cholil Bangkalan, Karangan Saiful rahman. Buku menarik yang layak dimililki dan dibaca oleh umat Islam ini, akan bisa diperoleh dengan mudah jika berkunjung dan berziarah ke makam KH. Moh. Cholil di desa mertajasah bangkalan.



Sejak beliau menjadi pengasuh pondok pesantren di Bangkalan, sebagian dari Murid Beliau yang kemudian tumbuh menjadi Ulama besar di Pulau madura dan Jawa, diantaranya adalah KH. Hasyim Asyari ( 1871-1947 ), pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Di Kabupaten



Jombang. Kakek dari mantan Presiden RI keempat, KH. Abdurrahman Wahid, ini juga dikenal sebagai pencetus berdirinya Organisasi Islam terbesar di tanah air, yakni Nahdhatul Ulama ( NU ). Putranya yang bernama KH. Wahid Hasyim, selain dikenal sebagai salah seorang perumus naskah Pembukaan UUD 1945, berkat jasa besarnya itulah KH. Hasyim Asyari dan Kh. Wahid Hasyim lalu mendapat anugrah kehormatan sebagai pahlawan Nasional. Murid terkemuka beliau lainnya adalah KHR. As’ad Syamsul Arifin ( 1897-1990 ) pengasuh pondok pesantren Salafiah Syafi’iyah, Sukerojo Asembagus Situbondo, KH. Wahab Hasbullah ( 1888-1971 ) pendiri dan pengasuh Pondok pesantren Tambak Beras Jombang, KH. Bisri Syamsuri ( 1886-1980 ) Pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan pendiri NU, KH Ma’shum ( 18701972 ) Pendiri Pondok pesantren Lasem, Rembang, KH Bisri Musthofa ( 1915-1977 ) Pendiri Pondok pesantren Rembang dan Pengarang Kitab, dan masih banyak yang lainya. Kiyai Kholil adalah seorang alum dalam Ilmu Nahwu, Fiqh dan tarekat. Beliau juga di kenal hafal al-qur’an dan menguasai segala ilmunya. Termasuk seni baca Al-qur’an tujuh macam (Qiroah sab’ah). Selain kelebihan tersebut, beliau juga mempunyai kemampuan pada hal-hal yang tidak kasat mata (tidak dapat di lihat). Sebab kelebihan tersebut, umat Islam Indonesia meyakini beliau adalah Waliyullah. Kiyai Kholil wafat pada 29 Ramadhan 1243 H pada usia 91 tahun karena usia lanjut. Jejak dan langkahnya kini tetap menjadi monumen pada pejuang penerus dan pengikutnya. Di Indonesia kini ada 6000 lebih pondok pesantren yang sebagian besar mempunyai hubungan budaya dengan NU.



BERBAGAI terobosan terus dilakukan Pemkab Bangkalan untuk menggali potensi kepariwisataan daerah, pasca beroperasinya Jembatan Suramadu. Kini, misalnya, Pemkab melalui Dispora Budpar setempat, tengah melakukan survey terhadab kawasan hutan bakau seluas 300 ha lebih, yang membentang panjang melintasi empat di Kecamatan Bangkalan Kota dan Kecamaan Arosbaya. “Tujuannya, untuk beberapa tahun ke depan, hamparan hutan bakau seluas itu, akan kami proyeksikan menjadi eko wisata bahari andalan Kabupaten Bangkalan,” kata Kepala Dispora Budpar Kabupaten Bangkalan, Ir Widaja Krisna, Rabu (3/10), di ruang keijanya. Atau dengan kata lain, jika sudah tertata dengan baik nanti, profil ekowisata bahari ini, menurut Widaja, akan mirip dengan ekowisata hutan wisata Sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan.



Untuk kepentingan itu, pihak Dispora Budpar kini tengah mengajukan proposal bantuan kepada Kementerian Pariwisata di tingkat pusat, agar kawasan hutan bakau yang terbentang sepanjang sekitar 17 km lebih itu, segera mendapat sentuhan sarana, prasarana dan fasilitas kepariwisataan bahari. “Dalam konteks ini, kami sudah mengutus Kabid Pariwisata ke Jakarta. Syukurlah, pemerintah pusat cukup merespon gagasan ini,” tandas Widaja. Sementara Kabid Pariwisata Dispora Budpar setempat, Drs Amir Syarifudin, MM.Pub, 1 ebih detailmenambahkan, bah wa kawasan hutan bakau seluas 300 ha yang digadanggadang untuk diperkenalkan sebagai eko wisata bahari itu terhampar di dua kecamatan. Kawasan hutan bakau seluas 200 ha diantaranya, terkonsentrasi di Desa Tengkat, Kecamaan Arosbaya. Sementara 100 ha lainnya, terhampar di tiga desa di Kecamatan Bangkalan Kota, masing-masing di Desa Kramat, Kelurahan Pangeranan dan Kelurahan Bancaran. Menurut Amir, ada beberapa alasan prinsip mengapa hutan bakau seluas 300 ha lebih itu, diproyeksikan untuk menjadi kawasan eko wisata bahari andalan Kabupaten Bangkalan. Diantaranya, selain memiliki pesona alam spesifik kawasan hutan hutan, hamparan hutan bakau yang melintasi Desa Keramat, Kelurahan Pangeranan dan Kelurahan Bancaran di Kecamatan Bangkalan Kota, serta Desa Tengket di Kecamatan Arosbaya, itu berhadapan langsung dengan perairan Selat Madura di ufuk Barat. “Artinya, jika para wisatawan naik perahu menelusuri kawasan hutan,terutama di sore hari, maka mereka akan bisa menikmati kea- neka ragaman pesona alam yang spesifik,” papar Amir. Jelasnya, di satu sisi para pelancong bisa menikmati keindahan spesifik hutan bakau, sementara di sisi lain bisa menikmati keelokan laut Selat Madura yang padat dengan lalu-lalang kapal niaga, berikut keajaiban perjalanan sun-set (matahari terbenam). Selain itu, perairan di sekitar hutan bakau, juga kaya dengan biota laut, mulai dari aneka ragam ikan, kepiting, kerang dan tiram, serta banyak pula dihuni oleh berbagai jenis spesies binatang dan burung langka. Diantaranya, selain dihuni oleh ribuan burung bangau, juga kerap kali terlihat burung belibis hitam dan elang laut. Ada pula ribuan kera di dalamnya, selain hunian biawak, musang, gorong- gorong dan spesies ular hijau. Puncak keindahan ekowisata bahari itu, menurut Amir, ada di kawasan hutan bakau Desa Tengket di Kecamatan Arosbaya. Betapa tidak, selain memiliki hamparan hutan seluas 200 ha, kawasan hutan bakau di pesisir Desa ini, juga memiliki hamparan pasir putih yang halus, sementara kondisi air laut di sekitarnya amat jernih. “Kira-kira, agak mirip dengan hamparan pasir disepanjang pantai Kuta Bali, atau Pantai Lom- bang dengan back-ground hutan cemara udangnya di Kabupaten Sumenep,” tegas Amir. Itu sebabnya, jika sudah mulai berkembang nanti, kawasan hutan bakau Desa Tengket, menurut Amir, direncanakan bakal menjadi base-camp utama eko wisata bahari di Kabupaten Bangkalan. Dari base-camp inilah, para wisatawan, bisa pula meneruskan perjalanan wisata bahari mereka menuju Pulau Karang Jamuang, sebuah gugusan pulau



cantik yang sejak, jaman Belanda dulu, dikenal sebagai basis pemandu lalu-lintas pelayaran kapal niaga yang akan lego jangkar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. “Hamparan hutan bakau dan pasir di Pulau ini, juga tak kalah elok dibanding kawasan hutan bakau di Desa Tengket,” pungkas Amir. Dengan demikian, jika suatu saat nanti eko wiasata bahari ini sudah dikemas dan ditata secara apik, maka Kabupaten Bangkalan akan memiliki sedikitnya lima obyek wisata pantai andalan. Sebab sebe lum eko wisata bahari ini disurvey, Kabupaten Bangkalan sejatinya sudah memiliki empat potensi wisata pantai andalan lainnya, yakni Pantai Siring Kemuning di Desa Macajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Pantai Maneron di Desa Maneron, Kecamatan Sepulu, Pantai Sambilangan di Desa Sambilangan, Kecamatan bangkalan Kota, serta pantai Rong- kang di Kecamatan Kwanyar. Untuk jauh ke depan, kelima obyek wisata pantai andalan itu, secara bertahap, perlu ditata lebih konstruktif lagi, karena semua obyek wisata itu, sejauh ini, kecuali Pantai Siring Kemuning, belum memiliki dukungan fasilitas, sarana dan prasarana fital yang dibutuhkan oleh sebuah lokasi tujuan wisata. Diantaranya, semua obyek wisata itu, sejauh ini belum memiliki areal parkir, toilet, deretan kios souvenir-art, deretan warung tradisional, terlebih prasarana penginapan seperti cottage atau home-stay. Jika semua obyek itu ingin terkelola secara profesional dan layak jual, sudah barang tentu semua kesenjangan dan kekurangan yang ada itu mau tak mau harus dipenuhi. Obsesi ini patut disadari oleh semua pihak, lantaran untuk 10-15 tahun ke depan, utamanya setelah proses pemekaran industrialisasi sudah berekskalasi di Kabupaten Bangkalan pasca beroperasinya Jembatan Sura- madu, bukan tak mungkin Kabupaten Bangkalan akan tumbuh dan berkembang menjadi daerah tujuan wisata yang prospektif. (SA-001)