BRYOPHYTA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BRYOPHYTA



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan



Dosen Mata Kuliah Trisnani Alif, S.Si., M.Sc



Disusun Oleh: 1. Alfi Nurwahidah (1093.05.1.1.18.455) 2. Amirul Mu’minin (1093.05.1.1.18.400)



PRODI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BILLFATH LAMONGAN 2020



KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, makalah ini dapat terselesaikan. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen pengajar Sistematika Tumbuhan. Makalah ini masih belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan baik teori maupun praktek. Dengan demikian saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan saya guna tercapainya sebuah makalah yang baik. Semoga Allah SWT tetap menyertai kita sekalian, dengan harapan pula agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.



Lamongan, 02 Juni 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI



SAMPUL MAKALAH ............................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2 C. Tujuan ..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bryophytha ............................................................................ 3 B. Klasifikasi Bryophytha ........................................................................... 4 C. Daur hidup Bryophyta ............................................................................. 8 D. Peranan Bryophytha dalam kehidupan sehari-hari ................................. 9 BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan .......................................................................................... 10



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) meliputi organisme multiseluler yang selselnya telah terdiferensiasi, bersifat eukariotik, memiliki dinding sel selulosa. Hampir seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Kebanyakan tumbuhan memiliki organ reproduksi multiseluler, yang disebutgametangium. Organisme yang termasuk tumbuhan adalah bryophyta, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Tumbuhan lumut atau bryophyta merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan talus ke tumbuhan kormus yang hidup melekat pada substrat seperti pepohonan, pohon kayu mati, pohon kayu lapuk, serasah, tanah dan bebatuan. Lumut tidak mempunyai lapisan kutikula yang mencegah kehilangan air, sehingga lumut menghendaki habitat yang lembab atau basah dan tidak terpapar sinar matahari. Lumut juga disebut tumbuhan pelopor yang lebih dulu hidup sebelum tumbuhan lain. Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian. Ada 24.000 spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab yang masuk kedalam siklus kehidupan tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus; lumut tanduk (Anthocerotopyhta)hanya 500 spesies; dan lumut daun(Bryopsida) memiliki 12.000-14.500 spesies dan 670 genus. Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem. Seperti lahan gambut sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut. Sehingga keberadaan lumutsebagai penutup permukaan tanah juga mempengaruhi produktifitas, dekomposisi sertapertumbuhan komunitas di hutan.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Bryophyta? 2. Bagaimana klasifikasi Bryophytha? 3. Bagaimana siklus hidup Bryophyta? 4. Apa peranan Bryophytha dalam kehidupan sehari-hari?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Bryophyta. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri Bryophyta. 3. Untuk mengetahui klasifikasi Bryophyta. 4. Untuk mengetahui siklus hidup Bryophyta. 5. Untuk mengetahui manfaat Bryophyta.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Bryophyta Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, bryum yang berarti lumut dan Phyta artinya adalah tumbuhan. Kelompok tumbuhan nonvascular yang tidak mempunyai pembuluh angkut yaitu xylem dan floem. Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh sehingga lumut dianggap sebagai tanaman yang hidup pertama darat, dan juga tanaman sejati pertama. Bryophyta adalah sebuah divisi tumbuhan yang jelas batasannya dan tidak memiliki hubungan kekerabatan erat dengan tumbuhan lain dari kingdom plantae. Sebagian besar bryophyta berukuran kecil, yang terkecil hampir tidak tampak dengan bantuan lensa, sedangkan yang terbesar tidak pernah lebih dari 50 cm tingginya atau panjangnya. Lumut ini terdapat pada pohon, batu, kayu, dan di tanah pada setiap bagian dunia dan hampir semua habitat kecuali di laut. Tumbuhan ini hidup subur pada lingkungan yang lembab dan banyak sekali dijumpai, khususnya di hutan-hutan tropik dan di tanah hutan daerah iklim sedang yang lembab. Meskipun menyukai habitat yang lembab, bryophyta merupakan tumbuhan darat, dan yang tumbuh di air tawar hanya merupakan adaptasi sekunder terhadap kehidupan air. Sifat ini tercermin dari kenyataan bahwa bryophyta air tetap mempertahankan sifat yang khas bagi tumbuhan darat, antara lain sporanya mengandung kitin dan dipancarkan oleh angin. Adapun ciri – ciri dari lumut ialah sebagai berikut: a) Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut. b) Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum.



3



c) Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. d) Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian - bagian: Vaginula (kaki), Seta (tangkai), Apofisis (ujung seta yang melebar), Kotak Spora: Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid. e) Lumut mengalami keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami duafase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupa arkegonium.



B. Klasifikasi Bryophytha Pembagian klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883) didasarkan atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium serta sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan Musci. Dalam perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales (anggota dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur gametofit dan sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas tersendiri yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae, Anthocerotae, dan Musci. Berhubung nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer (1957) mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.



4



1.



Bryophyta Daun (Bryopsida)



Campylopus



Thuidium sp.



Bryophyta sejati juga disebut dengan bryophyta daun atau bryopsida atau musci. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis bryophyta daun yang ada di alam ini. Bryophyta daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Di daerah kering, badan bryophyta ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Bryophyta di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer. Bryophyta ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Bryophyta daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan bryophyta. Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada cabang protonema. Lama-kelamaan pada



5



ujungnya akan terjadi sel berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan baru dari sel tersebut. Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan bryophyta tersusun seperti rumpun. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat khusus. Hal ini ditandai dengan mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar. Dengan bantuan seta, kapsul dapat terangkat sehingga spora yang terhambur mudah tertiup angin. Perkembangan embrio lebih cepat dari perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan menyebabkan robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebut vaginula. Contoh Musci adalah Andreaea petrophila, A. rupestris, Sphagnum fimbriatum,



S.



squarrosum,



S.



acutifolium,



Polytrichum



commune,



Hypnodendron reinwardtii, Mniodendron divaricatum, Pogonatum cirrhatum, dan Georgia pellucida.



2.



Kelas Anthoceropsida (Bryophyta Tanduk)



Anthoceros punctatus



Phaeoceros laevis



6



Anthocerotales (bryophyta tanduk) biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya. Bryophyta tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Bryophyta tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Susunan sporogonium bryophyta tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan bryophyta hati lainnya. Gametofitnya mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros bujurnya terdapat sederetan sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela dilindungi oleh arkespora penghasil spora. Dalam askespora, selain spora, juga dihasilkan sel mandul yang disebut elatera. Tidak seperti bryophyta hati lainnya, masaknya kapsul spora pada sporogonium bryophyta tanduk tidak bersamaan, tetapi berurutan dari bagian atas sampai pada bagian bawah. Contoh bryophyta tanduk adalah Anthoceros laevis, A. fusifermis, dan Notothulus valvata.



3.



Kelas Hepaticopsida ( Bryophyta Hati )



Dumortiera hirsuta



Pellia endiviifolia



Bryophyta hati biasa hidup di tempat yang basah sehingga tubuhnya berstruktur higromorf. Ada juga yang hidup di tempat-tempat yang sangat kering, seperti di kulit pohon, di atas tanah, atau batu cadas sehingga tubuhnya berstruktur xeromorf. Di dalam tubuh bryophyta terdapat alat penyimpan air sehingga dalam keadaan kekeringan tidak mengakibatkan bryophyta mati.



7



Bryophyta hati merupakan tumbuhan penutup tanah yang daunnya berbentuk lembaran-lembaran yang berkelok di bagian pinggirnya, memiliki semacam akar yang tumbuh dari permukaan bawah tumbuhan hidup di tempat yang lembap, dan tidak terkena cahaya matahari. Protonema bryophyta hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh pendek dan sebagian besar bryophyta hati memiliki sel yang mengandung minyak astri. Bryophyta hati dapat berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan kuncup atau gemma dan secara seksual dengan pembentukan anteridium penghasil sperma dan pembentukan arkegonium penghasil ovum. Bryophyta hati juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).



C. Reproduksi Bryophyta Reproduksi bryophyta bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet - gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut. 1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur. 2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri dari selapis sel - sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid - spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti pada skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, tumbuhan bryophyta disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).



8



Metagenesis (Siklus Hidup) Tumbuhan lumut mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Tahapan metagenesis pada tumbuhan lumut adalah sebagai berikut. 1) Spora haploid (n) yang jatuh di tempat lembap akan berkecambah menjadi protonema (n). 2) Protonema akan berkembang menjadi gametofit (n). Gametofit adalah tumbuhan lumut itu sendiri. 3) Gametofit akan menghasilkan anteridium (n) dan arkegonium(n). Anteridium menghasilkan gamet jantan dan arkegonium menghasilkan gamet betina. 4) Fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot diploid (2n). 5) Zigot akan berkembang menjadi sporofit. Pada sporofit terdapat sporangium (kotak spora). 6) Di dalam sporangium, terdapat sel-sel induk spora diploid (2n) yang akan mengalami pembelahan meiosis menjadi spora haploid (n).



D. Peranan Bryophytha dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan, tumbuhan bryophyta juga memiliki manfaat, di antaranya adalah: a) Dalam ekosistem yang masih alami, bryophyta merupakan tumbuhan perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan yang lain. b) Bryophyta dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. c) Bryophyta jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang hati. d) Bryophyta Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas e) Bryophyta gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah. f) Tumbuhan bryophyta memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.



9



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan kelompok tumbuhan nonvascular yang tidak mempunyai pembuluh angkut yaitu xylem dan floem. Tumbuhan lumut dapat berfotosintesis dan dianggap sebagai tanaman yang hidup pertama darat, dan juga tanaman sejati pertama. Bryophyta dibagi menjadi 3 macam yaitu: Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida. Reproduksi bryophyta bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet. Peranan Bryophytha dalam kehidupan sehari-hari antara lain: Bryophyta dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir, Bryophyta jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang hati dan Bryophyta Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas.



10



DAFTAR PUSTAKA Cut Raihan dkk., 2018. “Keanekaragaman Tumbuhan Lumut (Bryophyta) di Air Terjun Peucari Bueng Jantho Kabupaten Aceh Besar”. Proceeding of Seminar Nasional Biotik. Hasmiati W., “Potensi Keragaman Bryophyta di Kabupaten Enrekang sebagai Sumber Belajar di SMA”. Proceeding of Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya. hal. 257-262. Mutia Zahra, 2019. “Jenis-jenis Tumbuhan Lumut (Bryphyta) di Stasiun Penelitian Soraya Kawasan Ekosistem Leuser Sebagai Referensi Mata Kuliah Botani Tumbuhan Rendah”. Skripsi.



11