Bu Novi (Reframing) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Reframing adalah strategi dalam merubah persepsi klien terhadap situasi atau perilaku. Hal ini meliputi memfokuskan terhadap sesuatu atau aspek lain dari masalah atau mendukung klien untuk melihat masalahnya dari sudut pandang saja. Perawat jiwa penting untuk memperluas kesadaran tentang keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian dari masalah. Hal ini dapat menolong klien melihat masalah secara seimbang dan melihat dalam prespektif yang baru. Dengan memahami aspek positif dan negatif dari masalah yang dihadapi klien dapat memperluas kesadaran dirinya. Strategi ini juga dapat memicu kesempatan pada klien untuk merubah dan menemukan makna baru, sebab begitu makna berubah maka akan berubah perilaku klien.



B. Bentuk Ada 2 bentuk reframing. yaitu reframing Content dan reframing context 1. Reframing Content Reframing Content adalah adalah pemberian suatu pandangan baru (berbeda) sehingga sebuah peristiwa dapat memiliki nilai atau makna yang baru. Contoh : "Saya selalu gagal dalam usaha yang saya lakukan", Reframing content : "Kamu tidak gagal, tapi kamu dalam proses menuju kesuksesan".? 2. Reframing Context Reframing Context adalah pemberian suatu pandangan baru dimana dalam waktu dan kondisi yang berbeda, sebuah peristiwa yang sama dapat memiliki makna yang baru. Contoh: "Sudah 3 kali usaha yang saya dirikan gagal" reframing context "itu artinya di usaha ke 4 kamu sudah berpengalaman dalam berbisnis".



C. Tujuan Tujuan teknik reframing adalah memberdayakan (empowering) orang yang memiliki pengalaman tersebut agar memiliki lebih banyak pilihan respon atas pengalamannya, sehingga orang ini memiliki kekuatan untuk menuju arah atau tujuan yang diinginkannya. Selain itu ada tujuan lain dari teknik reframing, yaitu : 1.



Punya perspektif yang berbeda



2.



Punya pilihan tindakan lain



3.



Lebih membesarkan hati



4.



Positif thinking



5.



Terlepas dari keterikatan makna.



D. Tahap-Tahap Tahap-tahap prosedur pelaksanaan teknik reframing: 1. Rasional. Sebelum



menggunakan



teknik



ini,



terlebih



dahulu



dicari



rasionalisasinya atau alasan mengapa menggunakan teknik ini, misalnya melihat melihat banyaknya pikiran-piran irasiolan yang dimiliki konseli hingga ia mengalami depresi. Pikiran konseli yang selalu melihat segala sesustunya negative dan tidak menyeluruh ini dapat menjadikan rasionalisasi mengapa terapi menggunakan teknik ini. Pertimbangan latarbelakang budaya juga dapat dijadikan rasional penggunaan teknik ini, efektif dan tidaknya.



2. Identifikasi. Jika pilihan terapi untuk menggunakan teknik ini sudah matang, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pikiran-pikiran dan frame berfikir irasional konsei.



3. Menentukan Suatu Penjabaran dari system persepsi. Tahapan ini adalah tahap yang menguji keterampilan si konselor dalam menentukan proses konseling. Hal ini didasarkan bahwa teknik ini difokuskan pada aspek kognitif, sehingga perlu adanya penjabaran secara operasional agar mudah 7difahami dan dimengerti oleh kedua belah pihak. Oleh sebab mengapa perlu adanya keterampilanketerampilan dasar dalam konseling seperti lead atau question, paraphrase atau klarifikasi.



4. Mengidentifikasi persepsi alternative Tahapan ini sudah memulai mencari alternative-alternatif persepsi lain/frame-frame lain yang terkaita bagaiman mamandang masalah yang dihadapi konseli. Konselor bersama konseli mencari persepsipersepsi yang terluapakan atau tidak disadari oleh klien.



5. Modifikasi. Pada



tahapan



ini



konselor



memulai



“memodifikasi”



atau



mempengaruhi pikiran-pikiran klien dengan persepsi-persepsi baru yang telah mereka temukan.



6. Homework assignment dan Follow up. Pada tahapan ini konselor memberi “tugas-tugas rumah” atau pekerjaan atas dasar persepsi-persepi atau sudut pandang yang ditemukan tadi, dimana klien harus atau diupayakan semaksimal mungkin agar konseli bersedia untuk melakukan atas kesadaran dan persetujuan klien itu sendiri. Dengan menyadari esensi tugas tersebut klien akan memilki tujuan yang jelas mengapa ia harus melakukan atau mengerjakan “tugas rumah” tersebut. Sedangkan follow up adalah tindak lanjut yang diberikan oleh konselor menyikapi pemberian homework reframin



Dialog Reframing Seorang perawat yang bekerja di sebuah panti jompo sedang merawat seorang wanita tua yang baru saja dititipkan oleh keluarganya di panti jompo tersebut. Perawat



: “ selamat siang ibu ijan, saya suster Juwarti Ibu, saya yang akan merawat Ibu selama ibu berda disini.”



Pasien (ibu ijan)



: “ iya suster.” Sambil menangis



Perawat



: “ Ibu tidak usah menangis, sekarang kan sudah ada saya ibu yang merawat ibu.”



Pasien (Ibu ijan) : “ Tapi kenapa ya suster anak-anak saya tidak mau merawat saya, malah membuang saya ke panti jompo ini. Apa mereka memang tidak sayang pada saya ya sus?” Perawat



: “ Bukan seperti itu Ibu, anak ibu membawa ibu kesini bukan karena mereka tidak sayang pada Ibu, mungkin mereka sedang sibuk dan mungkin saja mereka ada suatu urusan yang memang mengharuskan mereka menitipkan ibu disini,dengan maksud mereka tidak membebani ibu dengan urusan mereka Ibu, itu karena mereka sangat sayang pada Ibu dan tidak bermaksud membuang Ibu.”



Pasien ( Ibu ijan) : “ oh…seperti itu ya sus.” Perawat



: “ iya Ibu, oleh karena itu ibu jangan berpikiran negatif dulu pada keluarga ibu.”