Buah Mengkudu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI PENGARUH JUS MENGKUDU DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA DI DESA DOLOPO KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN



Oleh : WENDA IKE PRASTIKA NIM : 20140210



PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018



i



SKRIPSI



PENGARUH JUS MENGKUDU DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA DI DESA DOLOPO KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN Diajukan untuk memenuhi Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)



Oleh :



WENDA IKE PRASTIKA NIM : 20140210



PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018



iii



LEMBAR PERSEMBAHAN



Dengan segala puja dan puji syukiur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan dan doa dari orang-orang tersayang, akhirnya skripsi ini selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh krena itu rasa syukur saya ucapkan terimakasih kepada : Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNya maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhinggapada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa. Kedua orang tua Bapak Choiri dan Ibu Dewi Tri Rahmawati, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tidak ada kata yang indah dari lantunan doa dan tiada doa yang paling khusuk selain doa dari kedua orang tua. Dan terimakasih sudah membiayai kuliah saya selama 4 tahun ini. Ucapkan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena ini terimalah persembahan bakti, sayang dan cintaku untuk kedua orang tua saya. Bapak dan Ibu Dosen khususnya pada pembimbing l saya Bapak Cholik Harun R, M.Kes dan pembimbing ll saya Bapak Kuswanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep, dan dewan penguji saya Ibu Sagita Haryati, S.Kep.,Ns.M.Kes, yang selama ini telah tulus dan iklhas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pengajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih untuk Bapak dan Ibu Dosen. Kakek Soegijianto, nenek Suci Hartiwi dan Murtini, yang senantiasa memberi dukungan serta motivasi, semangat, senyum, doa, kasih sayang untuk keberhasilan ini, serta keluarga besar dan segenap saudara. Sahabatku tercinta Helma, Indah Budi, Della, Herlina, Ermi, Binti, Kapita, Reza, Reni dan teman- teman tersayang khususnya angkatan 2014 khususnya terimakasih untuk Tri Wulandari yang sudah membantu saya saat mengerjakan spss dan terimakasih untuk kalian semua atas semangat, dukungan. semoga perjuangan yang kita lewati bersama ini menjadi kenangan indah dan manis yang telah terukir selama ini. Terimakasih yang untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang- orang yang saya sayangi dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Amin.



LEMBAR PERNYATAAN



Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Wenda Ike Prastika NIM



: 201402109



Prodi : S1 Keperawatan Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/ tidak di publikasikan, sumbernya di jelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.



Madiun,



Juli 2018



Wenda Ike Prastika 201402109



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama



: Wenda Ike Prastika



Jenis Kelamin



: Perempuan



Tempat dan Tanggal Lahir



: Madiun, 26 November 1995



Agama



: Islam



Alamat



: Jln. Asem Payung RT 16 RW 06 No. 636 Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun



E-mail



: [email protected]



Riwayat Pendidikan



: 1. Lulus TK Mardisiwi Dolopo tahun 2002 2. Lulus SDN Dolopo 3 tahun 2008 3. Lulus SMPN 1 Dolopo tahun 2011 4. Lulus SMAN 1 Dolopo tahun 2014 5. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2014- sekarang



ABSTRAK PENGARUH JUS MENGKUDU DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA DI DESA DOLOPO KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN WENDA IKE PRASTIKA 201402109 101 Halaman + 11 Tabel + 12 Lampiran Peningkatan usia sering di ikuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok lansia. Penyakit degeneratif menjadi masalah utama, seperti penyakit jantung dan hipertensi yang mulai tampak menonjol seiring bertambahnya umur seseorang. Jika kondisi ini dibiarkan maka akan menimbulkan banyak dampak pada lansia. Untuk itu keluarga harus sering melihat kondisi agar tekanan darah tinggi pada lansia berjalan normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jus mengkudu dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di desa dolopo kecamatan dolopo kabupaten madiun. Desain penelitian ini menggunakan eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan one group pre test – post test design. Sampel penelitian berjumlah 32 orang. Analisis data menggunakan Uji Statistik wilcoxon. Hasil Penelitian dengan uji wilcoxon diperoleh nilai P = 0.000, karena nilai  value = 145/95 mmHg. c. Wanita hipertensi tekanan darah ≥ 160/95 mmHg. 2.1.3



Etiologi Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi di sebebakan oleh berbagai factor



yang sangat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing- masig orang tidak sama sehingga factor penyebab hipertensi pada setiap orang sangan berkalinan Yekti, 2011). Berikut ini factor- factor yang menyeybankan terjadinya hipertensi secara umum. Salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita akan menderita hipertensi Yekti, 2011). 1. Toksin Toksin adalah zat- zat sisa pembuangan yang seharusnya di buang karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa, hati kita akan mengeluarkan sisa- sisa pembuangan melalui saluran usus dan kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa – sisa pembuangan melalui saluran kencing atau kantung kencing 2. Factor Genetik Adanya faktor genetic pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga dengan orang tua hipertensi mempunyai resiko dua kali



lebih besar untuk menderita hipertensi atau tekanan darah dari pada idividu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi atau tekanan darah. Ada baiknya mulai sekarang kita memeriksa riwayat kesehatan keluarga sehingga kita dapat melakukan antisipasi dan pencegahan. 3. Umur Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur diatas



0



tahun, 50- 0% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/0 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.Proses menua adalah hal alami yang tidak bisa kita hindari. Namun, menjadi tua dengan tetap sehat adalah hal yang bisa kita usahakan sejak dulu. Kesehatan adalah anugrah yang pal,ing berharga bagi kehidupan kita bselain iman. 4. Jenis Kelamin Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone yang berbeda.Demikian juga pada perempuan dan laki- laki.Berkaitan dengan hipertensi atau tekanan darah, laki- laki mempunyai resiko lebioh tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.Laki- laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morgibitas dan mortalitas kardiovaskuler.Sedangkan pada perempuan, biasanya lebih rentan terhadap hipertensi atau tekanan darah ketika merwka



sudah berumur duatas 50 tahun.Sangatlah penting bagi kita untuk menjaga kesehatan sejak dini.Terutama mereka yang memiliki sejak keluarga atau riwayat keluarga terkena penyakit. 5.



Etnis Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi cirri khas dan pembeda satu dengan lainnya.Hipertensi atau tekanan darah lebih banyak pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Pada orang kulit hitam ditemukan kadar rennin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasofresin yang lebih besar



6.



Stres Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Stress yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis yang akan memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.



7.



Kegemukan Obesitas) Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan anatar berat badan dengan tekanan darah baik pasien hipertensi maupun normotensi.Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Yang sangat mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan



peningkatan jnumlah lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusar . 8.



Nutrisi Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebiohan dari hormone natrioureti yang sacara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Asupan garam tinggi dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram perhari atau jika dikonversi ke dalam takaran sendok makan adalah lebih dari 2 sendok makan.Bukan berarti kita makan garam 2 sendok perhari tetapi garam tersebut terdapat dalam makanan- makanan asin atau gurih yang kikta makan setiap hari.



9.



Merokok Merokok menjadi salah satu factor resiko hipertensi atau tekanan darah yang dapat dimodifikasi. Merokok adalah factor resiko yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan tekanan darah khususnya dan penyakit kardiovaskuler secaraumur di Indonesia.



10. Narkoba Komponen zzat aditif dalam narkoba juga akan memicu peningkatan



tekanan



darah.



Penyakit



kecanduan



narkoba



kelihatannya sepele tetapi sangat mematikan .efek buruk yang di timbulkannya sangatlah besar. Ada banyak pihak, terutama



generasi muda yang beralasan menggunakan narkoba dengan alasan life style dan pergaulan, akan tetapi mereka tidak mengerti bahwa itu adalah hidup sehat dan terbebas dari kematiann sia- sia. 11. Alkohol Penggunakan alcohol secara berlebihan juga akan memicu tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alcohol juga membuat kita kecanduan yang akan sangat menyuklitkan



untuk



lepas.



Menghentikan



kebiasaan



mengkonsumsi alcohol sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi tetapi juga untuk kesehatan kita secara keseluruhan. 12. Kafein Kopi



adalah



bahan



minuman



yang



banyak



mengandung



kafein.Demikian pula dengan the walaupun kandungannya tidak sebanyak dari kopi. Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah dalam jangka panjang, pada orang- orang tertentu juga menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar- debar, sesak nafas, dll. 13. Kurang Olahraga Zaman modern seperti saat ini, banyak kegiatan yang dapat dilakukan dengan cara cepat dan praktis, sehingga secara otomatis tubuh akan tidak mudah bergerak. Selain itu, dengan adanya kesibukan yang luar biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu untuk berolahraga.Akibatnya, kondisi inilah yang memicu



kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga memubculkan tekanan darah atau hipertensi. 14. Kolesterol Tinggi Kandungan lemak yang berlebihan dalah darah dapat menyebabkan timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempitdan akibatnya tekanan darah akan meningkat.



2.1.4 Gambaran Klinis Hipertensi Beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi padahal sesungguhnya bukan hipertensi.Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung mimisan), migren atau sakit kepala sebelah, wajah kemerahan, mata berkunangkunang, sakit tengkuk dan kelelahan. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata jantung dan gijnal. Kadang- kadang penderita tekanan darah berat mengalami penurunan kasadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan segera, apabila tidak di tangani keadaannya akan semakin parah dan dapat memicu kematian. Kita dapat mencegah dan mengantisipasinya dengan cara rutin memeriksakantekanan darah kita Yekti, 2011).



2.1.5 Komplikasi Hipertensi Apabila seseorang mengalami tekanan darah



maka dia akan



mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya seperti: Yekti, 2011) 1. Ginjal Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis merupakan penyakit yang di derita oleh satu dari sepuluh orang dewasa..yang harus membuat ginjal harus bekerja lebih keras. 2. Merusak kinerja otak Kemampuan otak juga akan terpengaruh. Penderita tekanan darah tinggi pada usia tengah baya umumnya akan mengalami kehilangan kemampuan kognitif- memori, kehilangan pemecahan masalah,



kurang



konsentrasi



dan



kehilangan



daya



sehat



pertimbangan salama 25 tahun kemudian. 3. Merusak kinerja jantung Tekanan darah tinggi yeng terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja keras ektra.Pada akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.Jantung yang bertugas mendistribusikan darah keseluruh tubuh tidak bisa lagi menjalankan fungsinya. 4. Kerusakan mata Adanya gangguan dalam tekanan darah akan menyebabkan perubahan- perubahan dalam retina pada belakang mata.



Pemeriksaan mata pada pasien dengan hipertensi berat dapat mengungkapkan kerusakan, penyempitan pembuluh darah kecil, kebocoran darah kecil, pada retina dan pembengkakan retina mata. 5. Resintensi pembuluh darah Peningkatan resistensi ini menyebabkan otot jantung bekerja lebih keras untuk memopa darah melalui pembuluh- pembuluh darah.Peningkatan beban kerja ini dapat menegangkan jantung yang dapat menjurus pada kelainan- kelainan jantung yang umumnya pertama kali terlihat sebagai pembesaran otot jantung. 6. Stroke Stroke umumnya di sebabkan oleh suatu hemorrhage kebocoran darah atau leaking blood) atau suatu gumpulan darah thrombosis) dari pembuluh- pembuluh darah yang mensuplay darah keotak. Gejala- gejala dan tanda- tanda pasien dievaluasi untuk menilai kerusakan saraf.Stroke dapat menyebabkan kelemahan, kaki kesemutan, kesulitan bicara dan penglihatan menjadi kabur atau tidak dapat melihat. 2.1.6 Pencegahan Hipertensi Sebagai langkah antisipasi yang paling jitu adalah menjalankan pola makan sehat dan pola hidup sehat. Pola ini, walaupun sangat manjur untuk mencegah berbagai macam penyakit tetapi tidak banyak orang yang mau melakukan karena di anggap membosankan dan sangat tidak menyenangkan.



Padahal kalau mereka atau carabagaimana mngaturnya, pola hidup sehat dan pola makan sehat tetap bisa dibuat dengan menyenangkan (Yekti, 2011). 1. Pola makan sehat Makanan yang mengandung kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dengan keperluan kita. Ada beberapa patokan pola makan sehat yang dapat dijadikan panduan bagi para penderita tekanan darah, yaitu: a. Kurangi konsumsi garam b. Konsumsi makanan yang mngandung kalium, magnesium dan kalium. c. Kurangi minum minuman yang berakohol. d. Makan sayuran dan buahan yang berserat tinggi, seperti sayuran hijau, pisang wortel, melon dan jeruk. e. Kendalikan kadar kolesterol. f. Kendalikan diabetes bila ternyata kita juga menderita diabetes. 2. Pola hidup sehat Pola hidup sehat membuat hidup kita sehat secara keseluruhan, termasuk terhindar dari penyakit oleh penderita tekanan darah. Pola hidup sehat yang harus dijalani sebagai berikut, yaitu: a. Melakukan olahraga secara tertur. b. Jalankan terapi antisetres agar mengurangi stress dan kita mampu mengendalikan emosi secara stabil.



c. Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah. d. Mendekatkan diri pada Tuhan sehingga setiap persoalan besar tidak langsung emosi tinggi dan stress yang memicu naiknnya tekanan darah. 2.1.7



Penatalaksaan Hipertensi Pengobatan



faramkologi)



bisa



dan



dilakukan



pengobatan



dengan



modern



pengobatan



tradisional



(farmakologi).Tujuannya



(non untuk



menghindari terjadinya komplikasi dan dampak yang lebih serius terhadap kesehatan dr. yekti, 2011). 1. Pengobatan tradisional (non farmakologi) Pengobatan ini menggunakan bahan- bahan alami yang ada di sekitar kita. Pengobatan ini tidak memiliki efek samping tetapi pengobatannya tidak bisa secara langsung, perlu sabar, ketelatenan dan manfaatnya baru akan kelihatan dalam jangka panjang. Bahan- bahan alami yang sudah terbiasa dan terbukti ampuh untuk mengobati tekanan darah yaitu, mengkudu morinda citrifolia l), daun salam syzigium polyanthum), rumput laut lamina japonica), mentimun cucumis sativus) dan temu hitam curcuma aeruginoa roxb). Mengkudu di sini mengandung zat aktif seperti scopoletin danxeronin dapat menurunkan tekanan darah.Scopoletin bekerja dengan cara



menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahan perifer sangat bergantung pada kontraktilitas otot polos pembuluh darah.Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem saraf



simpatis



melalui



pengeluaran



neurotransmiter



noradrenalin di ujung saraf simpatis pada dinding pembuluh darah.Kontraktilitas



otot



polos



pembuluh



darah



juga



dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator (cici, 2015). Terpenoid adalah salah satu zat yang terkandung pada buah dan daun mengkudu.Terpenoid merupakan senyawa kimia, berfungsi sebagai pertahanan tumbuhan dalam bentuk metabolit sekunder. Zat aktif dari metabolit sekunder terpenoid memiliki efek farmakologis dengan membantu proses sintesis organik tubuh dan pemulihan sel-sel tubuh manusia. Sebagai fungsinya dalam pertahanan tubuh, terpenoid memiliki efek farmakologis dan efek toksik (cici, 2015). 2. Pengobatan modern farmakologi) Pengobatan ini menggunakan obat- obatan kimia, biasanya obat- obatan kimia ini di tangani dan diawasi oleh dokter setelah pasien penderita tekanan darah menjalani serangkaian proses pemeriksaan. Namun untuk penggunaan dan pemakaian haruslah dengan resep ndan pengawasan dokter, mengingat



adanya efek samping dan indikasi- indikasi tertentu yang hanya di mengerti dokter, yaitu dieuretik tiazide merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati tekanan darah, juga dapat membantu ginjal membuang garam dan air dan penghambatan adrenergic yang menghambat efek sistem saraf simpatis. 2.1.8. Patofisiologi Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bila terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Ini terjadi pada usia lanjut. Dengan cara yang sama tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam srikulasi dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah.Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air di dalam tubuh. Sebaliknya jika aktifitas mempo jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap factor- factor tersebut dilaksakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom bagian dari sistem syaraf yang mengatur



berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara, jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume tekanan darah ke normal. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight- or- fight reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar) meningkatnya arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (nonadrenalin) yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Factor stress merupakan satu factor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah dengan proses pelepasan hormone epinefrin dan nonepinefrin (Endang, 2014). Pada saat bersamaan dimanasystem syaraf simpatismerangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, menambahnkan aktivitas vasokontriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lain,



yang



dapat



memperkuat



respon



vasokontriktor



pembuluh



darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Rennin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian di ubah menjadi angiotensin ll, suatu vasokontriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal.Hormonini menyebabkan



retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, meningkatkan volume intra vaskuler.Semua factor ini cenderung mencetus pada hipertensi. Untuk pertimbangan gerontology.Perubahan structural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lansia. Perubahan tersebut karena hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya



menurunkan



Konsekuensinya



aorta



kemampuan dan



arteri



daya



regang



besarberkurang



pembuluh



darah.



kemampuan



dalam



mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Diane C & Baughman, 88u002).



2.2 Konsep Lansia 2.2.1 Defini Lansia Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti sesorang telah melalui tahaptahap kehidupannya, yaitu neonates, toodler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis mapupun psikologis (padila, 2013).



Memasuki usia tua banyak mengalami kemunduran misalnya kemunduran fisik yang di tandai dengan kulit menjadi keriput Karena berkurangnya bantalan lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, gigi mulai ompong, aktifitas menjadi terlambat, napsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain juga mengalami kemunduran. Menurut WHO dan UU no.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur- angsur yang mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berarkhir dengan kematiian. Proses penuaan terdiri atas teori- teori atas penuaan, aspek biologis pada proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistim tubuh dan aspek psikologis pada proses penuaan. 2.2.2 Klasifikasi Lansia Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usi berbeda- beda, umumnya berkisar antara 60- 65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai berikut (padila, 2013): a. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada 4 tahapan yaitu: 1. Usia pertengahan (middie age) usia 45- 59 tahun. 2. Lanjut usia (elderty) usia 60-74 tahun.



3. Lanjut usia tua (very old) usia >90 tahun. b. Menurut Hurlock (1979): 1. Early old age (usia 60-70 tahun) 2. Advanced old age (usia > 70 tahun) c. Menurut Burnsie (1979): 1. Young old (usia 60- 69 tahun) 2. Middle age old (usia 70-79 tahun) 3. Old- old (usia 80-89 tahun) 4. Very old- old (usia >90 tahun) d. Menurut Bee (1996): 1. Masa dewasa muda (usia 18- 25 tahun) 2. Masa deasa awal (usia 25- 40 tahun) 3. Masa dewasa tengah (usia 40- 65 tahun) 4. Masa dewasa lanjut (usia 65- 75 tahun) 5. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun) e. Menurut Prof. Dr. Koesoemanto setyonegoro: 1. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun 2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas uasia 2560/65 tahun 3. Lanjutusia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas: a.



Young old (usia 70-75 tahun)



b. Old usia 75-0 tahun) c.



Very old usia > 0 tahun)



f. Menurut sumber lain: 1. Elderly usia



0- 5 tahun)



2. Junior old age usia > 5- 75 tahun) 3. Formal old age usia > 75- 0) 4. Longevity old age (usia > 0- 120 tahun) Di Indonesia batasan usia lanjut adalah 0 tahun ke atas, terdapat pada UU no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Menurut UU tersebut diatas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 0 tahun ke atas, baik pria maupun wanita. 2.2.3 Teori Proses Lansia Teori- teori penuaan sudah banyak yang di kemukakan, namun tdiak semuanya bisa diterima. Teori- teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu termasuk kelompok teori biologis dan teori psikososial (padila, 2013) A. Teori Biologis Teori yang merupakan teori biologis adalah sebagai berikut: 1. Teori jam genetic Menurut Hay ick 1 5), secara genetic sudah terprogram bahwa material di dalam inti sel di katakana bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frukuensi mitosis.Teori ini di dasarkan pada kenyataan bahwa spesies- spesies tertentu memiliki harapan hidup lifh span) yang tertentu pula.



a. Teori cross- linkage rantai silang) Kolagen yang merupakan unsure penyusun tulang di antara susunan



molecular,



lama



kelamaan



akan



meningkat



kekakuannya elastis). Hal ini di sebabkan oleh karena sel sel yang sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang sangat kuat. b. Teori radikal bebas Radikal bebas merusak membrane sel yang menyebabkan kerusakan dan munduran secara fisik. c. Teori genetic Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk sepsis- sepsis tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang di program oleh molekul- molekul / DNA danm setiap sel pada saatnya akan mengalami mulasi. d. Teori imonologi Di dalam proses metabolism tubuh, suatu saat di produksi suatu zat khusus. Ada jaringan tuuh tertentu yang tidak dapat tahan terhadap zat tersebut sehungga jaringan tubuh menjadi lemah. B. Psikososial Teori yang merupakan teori psikososial adalah sebagai berikut: 1. Teori integritas ego



Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas- tugas yang harus di capai dalam tiap tahap perkembangan.Tugas perkembangan terakhir merefleksikan kehidupan seseorang dan pencapaiannya. Hasil akhir dari penyelesaiian konflik antara integritas ego dan keputusan adalah kebebasan. 2. Teori stabilitas personal Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak- kanak dan tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikat pada usia tua bisa jadi mengindikasinkan penyakit otak. C. Teori sosiokultural 1. Teori pembebasan disengagement theory) Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang berangsur- angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya, atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Hal in mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, sehingga sering terjadi kehilangan ganda meliputi: a.



Kehilangan peran



b.



Hambatan kontak soasial



c. Berkurangnya komitmen 2. Teori aktifitas Teori ini menyatakan bahwa pemulaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorangusia lanjut merasakan kepuasan dalam



beraktifitas



dan



mempertahankan



aktifitas



tersebut



selama



mungkin. D. Teori konsekuensi fungsional Teori yang merupakan treori fungsional sebagai berikut: 1. Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut yang berhungan dengan perubahan- perubahan karena usia factor resiko dan tambahan. 2. Tanpa intervensi maka beberapa konsekuensi fungsional akan negative, dengan intervensi menjadi positif. 2.2.4



Faktor proses lansia Faktor yang mempengaruhi penuaan dan penyakit yang sering



terjadi pada lansia di antaranya hereditas atau keturunan genetic, nutrisi atau makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stress (santoso, 2009). 2.2.5 Perubahan yang terjadi pada lansia Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya menurut (Padila, 2013), anatara lain: 1. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut pada sistem kardiovaskuler. a. Elastic dinding aorta menurun b. Perubahan miokara atrofi menurun c. Lemak subendoikar menurun, fiorosis, menebal, sclerosis



d. Pada otot jantung e. Penurunan elastic pada dinding vena f. Respon baro reseptor menurun. 2. Perubahan dan koseuensi fisiologis usia lanjur sistim gastrointestinal. a. Terjadi artropi mukosa b. Arttropi darin sel kelenjar, sel pariental dan sel cif akan menyebabkan sekresi asal lambung, pepsin dan factor intrinsic berkurang. c. Ukuran lambunhg pada lansia lebih kecil, sehingga daya tamping makanan menjadi lebih berkurangfg. 3. Perubahan dan koensekuensi fisiologis usia lanjut sistim respiratori a. Perubahan seperti hilangnya sillia dan menurunya reflek batuk dan muntak



merubah



ketebatasan



fisiologis



dan



kemampuan



perlindungan pada sistem pulmonal. b. Perubahan anatomis seperti penurunan kompleans paru dan dinding dada turun berperan dalam peningjkatan kerja pernafasan sekitar 20% pada usia 60 tahun. c. Atrofi otot- otot pernafasan dan penuruanan kekuatan otot- otot pernafasan dapat meningktkan resiko berkembangnya keletiuihan otot- otot pada lansia 4. Perubahan



dan



muscoluskeltal:



konsekuensi



fisiologis



usia



lanjur



sistim



a. Penurunan kekuatan oto yang di sebabkan oleh penurunan masa otot (atrofi otot) b. Ukuran otot mrngrcil dan penurunan masa otot lebih banyak terjadi pada ektrimitas bawah. c. Sel otot yang mati di gantikan oleh jaringan ikat dan lemak. 5. Perubahan dan kosneskuensi fisiologis usia lanjut sistim ondokrin: Sitem endokrin mempunyai fungsi yaitu sebagai sitem yang utama dalam mengontrol seluruh sistim tubuh melalui hormone, sistim endrokrin menstimulus seperti proses yang berkesinambungan dalam tubuh sebagai pertumbuhan dan perkembangan, mentabolisme dalam tubuh, reproduksi dan pertahanan tubuh terhadap serangan- serangan penyakit atau firus. 6. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim integumen. Perubahan pada sistim integumenttari yang terjadi pada dewasa lanjut yaitu kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang keelastisannya larena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose, kelenjar- kelenjar keringat mulai dengan tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperature yang tinggi, kulit pucat dan terdapat bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel- sel yang memproduksi pigmen, menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabbkan menyembuhan luka- luka kurang baik, kuku pada jari tangan dan kaki



menjadi tebal dan rapuh dan temperature tubuh menurun akibat kecepatan metabolism yang menurun. 7. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim neorologi Perubahan- prubahan yang terjadi pada sistim syaraf pada dewasa lanjut atau lansia yaitu berat otak menurun, hubungan persyarafan cepat menurun, lambat dalam respond an waktu untuk berfikir. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya syaraf pencium dan perasa lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitive terhadap sentuhan, cepat menurunkan hubungan persyarafan, reflex tubuh semakin berkurang pada serta terjadi kurang keordinasi tubuh, dan membuat dewasa lanjut menjadi cepat pikun dalam mengingat sesuatu. 8. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim genetourinari Perubahan yang terjadi pada sistim perkemihan pada dewasa lanjut yaitu oto- otot pengatur fungsi saluran kencin menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat, terkadang terjadi ngompol, dan aliran darah keginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang kemampuan mengkonsentrasi urine. 9. Perubahan dan konsekuensi fisiologis usia lanjut sistim sensori (panca indra) Perubahan pada panca indra pada hakikatnya panca indra merupakan suatu organ yang tersusun dari jaringan, sedangkan jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi



yang sama karena memngalami proses penuaan (aging) sel telah mengalami peryubahan bentuk maupun komposisis sel tidak normal. Maka secara otomatis fungsi indra pun akan mengalami penurunan.



2.3 Mengkudu (Morinda citrifolia l) 2.3.1



Definisi Mengkudu (morinda citrifolia l) merupakan tanaman tropis yang telah



digunakan sebagai makanan dan pengobatan herbal. Mengkudu di kenal secara luas sejak bangsa Polynesia bermigrasi ke Asia Tenggara 2000 tahun yang lalu. Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) diklasifikasikan ke dalam Filum Angiospermae, subfilum Dycotiledones, divisi Lignosae,famili Rubiaceae, genus Morinda, dan spesies Morinda citrifolia L (Cici, 2015). Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki ciri umum yaitu pohon dengan tinggi 4-6 meter.Batang berkelok-kelok, dahan kaku,



kulit



berwarna coklat keabu-abuan dan tidak berbulu.Daun tebal berwarna hijau, berbentuk jorong lanset dengan ukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, serat daun menyirip dan tidak berbulu.Akar tanaman mengkudu berwarna coklat kehitaman dan merupakan akar tunggang. Bunga tanaman mengkudu yang masih kuncup berwarna hijau, saat mengembang akanberubah menjadi berwarna putih dan harum. Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong dengan diameter mencapai 7,510 cm, permukaan terbagi dalam sel-sel polygonal berbintik-bintik. Buah mengkudu muda berwarna hijau, saat tua warna akan berubah menjadi kuning. Buah yang matang akan berwarna putih transparan dan lunak. Aroma buah



mengkudu (Morinda citrifolia L.)seperti keju busuk karena percampuran asam kaprik dan asam kaproat.Mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung beberapa zat aktif utama.Bahan aktif diantaranya adalah scopoletin, octoanoic acid, kalium, vitamin C, alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten, vitamin A, glikosida flavon, linoleat acid, alizarin, amino acid, acubin, L-asperuloside, kaproat acid, kaprilat acid, ursolat acid, rutin, pro-xeroninedanterpenoid. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) diketahui memiliki banyakmanfaat untuk kesehatan manusia.Efek buah mengkudu diantaranya sebagai antitrombolitik, antioksidan, analgesik, anti inflamasi dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor. Mengkudu juga dapat menurunkan tekanan darah dan vasodilatasi pembuluh darah (cici, 2015). Akar mengkudu mengandung senyawa antrakuinon, berfungsi sebagai antibakteri. Jenis bakteri yang dapat dihambat seperti Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacilus subtilis, Escherichia coli, Salmonella sp dan Shigella sp. Karena kandungan antrakuinon, mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat digunakan untuk pengobatan infeksi kulit, demam, pilek dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri. Buah mengkudu(Morinda citrifolia L.) juga memiliki efek sebagai antitumor dan antikanker.Efek antitumor dan antikankerdiketahui dari hasil penelitian American Association for Cancer Researchyang (cici 2015). Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin danxeronin dapat menurunkan tekanan darah. Scopoletin bekerja dengan cara menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahan perifer sangat bergantung pada kontraktilitas otot polos pembuluh darah.Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem saraf



simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin di ujung saraf simpatis pada dinding pembuluh darah.Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator (cici, 2015). Terpenoid adalah salah satu zat yang terkandung pada buah dan daun mengkudu.Terpenoid merupakan senyawa kimia, berfungsi sebagai pertahanan tumbuhan dalam bentuk metabolit sekunder. Zat aktif dari metabolit sekunder terpenoid memiliki efek farmakologis dengan membantu proses sintesis organik tubuh dan pemulihan sel-sel tubuh manusia. Sebagai fungsinya dalam pertahanan tubuh, terpenoid memiliki efek farmakologis dan efek toksik (cici, 2015). 2.3.2 Manfaat mengkudu Buah mengkudu mempunyai banyak manfaat, tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tetapi juga dapat dipergunakan sebagai kosmetik, perawatan kulit, rambut dan lain lain (Hendri, 2009). Juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya yang murah, pencarian buah mengkudu yang mudah, dan dapat bekerja dengan efektif dan mencegah terjadinya komplikasi pada penderita tekanan darah atau hipertensi (BPJS kesehatan, 2014).



2.3.3



Cara Pengolahan Buah Mengkudu Untuk Menurunkan Hipertensi (Hendri, 2009):



Memilih mengkudu berkualitas



buah yang



Membersihkan buah mengkudu dengan air yang mengalir



Mempersiapkan alat



Proses pembuatan jus: Potongbuah mengkudu Masukkan mengkudu, buah gula, pada dan blender air c. Setelah saring halus, sampai air kandungan keluar



Gambar 2.1 Bagan Pengolahan Jus Buah Mengkudu Berdasarkan gambar diatas, langkah-langkah dalam pembuatan jus mengkudu sebagai berikut: 1. Memilih buah mengkudu yang berkualitas, dengan warna kulit buah mengkudu putih kekuningan merata, tapi kondisi daging cukup keras, tidak cacat/ tidak rusak dan tidak busuk. 2. Bersihkan buah mengkudu dengan cara mencuci dengan air yang mengalir atau mengupasnya. Buah mengkudu mengalami tiga proses pencucian yang berfungsi untuk:



a. Membersihkan kotoran serta gumpulan tanah pada buah mengkudu. b. Membersihkan buah mengkudu dari jamur. c. Membersihkan buah mengkudu dari kuman. 3. Persiapkan alat yang akan dibutuhkan untuk membuat jus mengkudu. 4. Proses pembuatan jus: a. Potong- potong buah mengkudu b. Masukan buah mengkudu, sedikit gula dan air pada blender. Tekstur buah mengkudu yang sangat lunak sehingga proses penghalusan jadi cepat dan mudah. c. Setelah halus, saring hasil blender dengan penyaring halus sampai kandungan air keluar. d. Masukan sari- sari mengkudu dari blender ke dalam gelas sebanyak 200ml dan akan di konsumsi dalam 1x/ hari. Konsumsi pada pagi hari sebelum makan dengan selisih waktu 20- 30 menit. Jangan lupa control tekanan darah setelah mengonsumsi, agar tekanan darah tidak drop (Cici, 2015). 2.3.4



Patofisiologi buah mengkudu untuk menurunkan tekanan darah Menurut penelitian Suidah (2011) membuktikan bahwa mengkudu



berpengaruh dalam menurukan tekanan darah. Nelson (2010) mengidentifikasi kandungan mengkudu berupa scopeletin dapat bekerja secara sinergis untuk efek



adaptogenik dari buah mengkudu, melalui beragam efek farmakologi yang dimilikinya. Manfaat dari scopeletin ternyata terlihat dari efeknya dalam menurunkan tekanan darah dari keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi). Mekanisme kerja scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yeng menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vascular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga menurun. Penelitian



Rastini



(2010)



membuktikan



bahwa



mengkudu



juga



mengandung zat aktif xeronine yang berfungsi sebagai diuretic atau meningkatkan produksi air kencing. Mekanisme kerja xeronine dalam menurunkan tekanan darah adalah dengan mengurangi volume darah dan mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh sehingga tekanan darah menurun. Proxeronine adalah jenis asam kloid yang tidak mengandun gula, asam aminoatau asam nukleat seperti kloid- kloid lainnya dengan bobot molekul relative besar berfungsi mengatur bentuk dan kekerasan protein spesifik yang terdapat dalam sel (Aninim, 2012).Senyawa- senyawa tersebut yang terkandung dalam buah mengkudu berperan aktif dalam menghambat pertumbuhan candida albicans.Sari buah mengkudu mengandung senyawa- senyawa yang bersifat anti mikroba yang dapat diekstraksikan dengan menggunakan auades steril sehingga mampu menghambat pertumbuhan candida albicans.



Pathway Kandungan Dalam Jus Buah Mengkudu Kandungan buah mengkudu



Scopeletin



Xeronine



Vasodilator pembuluh darah,



Fungsi diuretic



Proxeronine Mengandung asam koloid



relaksasi otot polos, vascular. Penurunan volume darah dan mengeluarkan natrium Mengatur bentuk kekerasan protein spesifik dalam sel Tekanan darah arteri menurun Menghambat pertumbuhan candida albicans Penurunan Tekanan Darah



BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka konseptual Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).



Tekanan darah tinggi atau Hipertensi



Tatalaksana Farmakologis: Diuretic tiazide, penghambatan adrenergic. Nonfarmakologis: -



Daun salam Rumput laut Mentimun Temu hitam



-



Jus buah segar (mengkudu)



Factor penyebab: -



Toksin Factor genetic Umur Jenis kelamin Etnis Stress Kegemukan (Obesitas) Nutrisi Merokok Narkoba Alcohol Kafein Kurang olahraga Kolesterol tinggi



-



Usia lanjut



Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian Pengaruh jus mengkudu dalam menurunkan tekanan darah pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. 3.2 Hipotesis penelitian Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau hubungan yang diharapkanantara dua variable atau lebih yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan pikiran kearah tujuan yang dicapai (Notoatmodjo, 2010). Ha: Ada pengaruh jus mengkudu dengan angka kejadian hipertensi di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.



BAB IV METODOLOGI PENELITIAN



Pada bab ini akan di bahas rencana penelitian, populasi dan sampel, tehnik sampling, kerangka kerja, identifikasi variable penelitian dan definisi oprasional, instrument penelitian, uji validitas, lokasi dan waktu penelitian, analisa dan etika penelitian. 4.1 Rencara Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan one group pre test – post test design. Ciri dan tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Dalam penelitian ini dipilih penderita hipertensi yang diawali dengan observasi melakukan tekanan darah (pretest), kemudian diberi perlakuan terapi jus mengkudu selama 3 hari sehari 1x minum. Setelah diberikan dilakukan observasi lagi terhadap tekanan darah (posttest). Adapun desain dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada skema berikut (Nursalam, 2016). Subjek



Pra



Perlakuan



K O1 X1 Table 4.1 Skema Desain Penelitian Selama 3 Hari



Post O2



Keterangan: K-A



:subjek perlakuan



O1



:observasi sebelum perlakuan



X1



: intervensi



O2



:observasi setelah perlakuan



4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subjek yang diteliti yang memenuhi criteria yang telah di tetapkan (Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah warga Desa Dolopo yang berjumlah 35 lansia penderita hipertensi didasarkan pada laporan kunjungan setiap tahun 2017 di Puskesms Bangunsari Desa Dolopo Kabupaten Madiun. 4.2.2 Sampel Sampel adalah sebagai yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012).Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagian penderita hipertensi di Desa Dolopo Kabupaten Madiun. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin dalam bukunya Nursalam (2016) tentang Metode penelitian ilmu keperawatan:



n= Keterangan: n



: Besar sampel



N



: Besar populasi



d



: Tingkat signifiansi p(0,05)



n=



n=



n= n= 32 n= 32 responden Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan adalah 32 responden. 4.2.3 Kriteria Sampel Inkusi dan Ekslusi Penentuan criteria sampel sangat membantu peneliti untuk mempengaruhi bias hasil penelitian, khusunya jika terhadap veribel- variable control ternyata mempunyai pengaruh terhadap variable yang kita teliti. Criteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu inklusi dan eks lusi dalam penelitian ini (Nursalam, 2008):



1. Criteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman saat menentukan criteria inklusi. Kriteria dalam penelitian ini adalah: a. Lansia penderita tekanan darah tinggi. b. Lansia penderita tekanan darah tinggi yang mengonsumsi obat dari puskesmas juga tetap di beri terapi jus buah mengkudu tanpa di stop obat dari puskesmas. c. Penderita yang kooperatif. d. Lansia bersedia menjadi responden. 2. Criteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi criteria inklusi dari studi karena dari berbagai sebab. Criteria eklusi dalam penelitian ini adalah: a. Lansia yang mengalami sakit keras atau kritis yang dirawat di rumah sakit. b. Lansia yang menderita Diabetes. 4.3 Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling dengan tehnik purposive sampling suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti, berdasarkan criteria inklusi peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah di kenal sebelumnya (Nursalam, 2016). Pada data Puskesmas Bangunsari penderita tekanan darah tinggi Desa Dolopo Kecamatan Dolopo



Kabupaten Madiun terdapat 35 warga yang menderita hipertensi peneliti mengambil sampel 32 responden dengan cara menentukan berdasarkan criteria peneliti. 4.4 Kerangka Kerja Penelitian Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rencangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek penelitian), variable yang akan di teliti dan variable yang akan di pengaruhi dalam penelitian (Hidayat, 2007).



Populasi Semua penderita hipertensi di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun sebesar 35 orang lansia



Sampel Sebagian penderita hipertensi yang sesuai criteria inklusi yang mengalami hipertensi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun sebesar 32 responden



Sampling :Purposive sampling



Desain Penelitian Eksperimen dengan rancangan penelitian pre eksperiment dengan pretest- posttest design



Pengumpulan Data Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan terapi jus mengkudu



Independent variable



Dependent variable



-Terapi Jus Mengkudu



Tekanan Darah Pengolahan Data



Editing, Coding, Scoring, Tsbulating Analisis Data Uji T- test Dependent



Hasil, Pembahasan dan Kesimpulan Gambar 4.2 Kerangka Konsep



4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional Variabel 4.5.1 Variabel Penelitian Variable dalam penelitian ini adalah Variabel



Independent. Variable



Independent: 1. Variabel Independent (Bebas) Variabel Independent dalam penelitian ini adalah terapi jus mengkudu. 2. Variabel Dependent (Terkait) Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada penderita hipertensi.



4.5.2



Definisi Oprasional Variabel Table 4.3 Denifisi Oprasional Variable



Definisi Oprasional Independe Terapi jus nt Terapi buah jus mengkudu mengkudu pada lansia



Parameter



Presensi lansia mengonsum si jus buah mengkudu Dependent Besar tekanan Tekanan Tekanan darah yang darah sistol darah digunakan dan tekanan dalam aliran darah darah saat diastole berkontraksi pada lansia



Alat Ukur



Skala Data



Skor



Gelas dengan jus mengkudu 200ml Tensimete Ratio r stetoskop dan lembar observasi



Nilai sistol Diastole dalam mmHg (120/ 0 mmHg).



4.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tensimeter dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah, lembar observasi, SOP terapi jus mengkudu dan jus mengkudu. 4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penetilian akan dilakukan pada Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun pada tanggal 5 Mei 2018 – 8 Mei 2018. 4.8 Prosedur Pengumpulan Data Beberapa langkah- langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data: 1. Mengurus surat izin peneliti dengan membawa surat dari Stikes Bhakti Husada



Mulia



Madiun



untuk



ditujukan



diberikan



keepada



BangkesBangpol Kabupaten Madiun, stelah diizinkan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. 2. Setelah mendapat izin dilanjutkan dari Dinkes Kabupaten Madiun, surat izin ditujukan kepada kepala Puskesmas Bangunsari dan kemudian diarahkan Ke Desa Dolopo Peneliti bekerjasama dengan perawat Desa Dolopo. 3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan, kegunaa, dan prosedur dari terapi jus mengkudu.



4. Memberikan lembar informed consent sebagai bentuk persetujuan dengan responden dan memberikan tanda tangannya pada lembar persetujuan tersebut. 5. Melakukan pengukuran tekanan darah sebelum diberikan terapi buah jus mengkudu. 6. Memberikan terapi buah jus mengkudu pada 32 responden yang diberikan pada pagi hari selama 3 hari dan akan di konsumsi sebelum makan. 7. Melakukan pengukuran tekanan darah setelah diberikam terapi buah jus mengkudu dan sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah setelah konsumsi jus buah mengkudu. 4.9 Teknik Analisa Data 4.9.1 Pengolahan Data Dalam penelitian ini pengolah dan menggunakan sofhware statistik. Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi: 1. Editing Hasil data lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan.Apabila ada data- data yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang melengkapi data- data tersebut. Terapi apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing” (Notoatmodjo, 2012).



2. Coding Coding adalah peng “kodem” atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Data demografi jenis kelamin meliputi laki- laki dan perempuan, pendidikan meliputi tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, pekerjaan meliputi ridak bekerja, ibu runah tangga, wiraswasta, buruh tani, pegawai, umur meliputi 36- 45 tahun, 56- 67 tahun. a. Jenis kelamin: -



Laki- laki



: diberi kode 1



-



Perempuan



: diberi kode 2



b. Pendidikan -



Tidak sekolah



:diberi kode 1



-



SD



: diberi kode 2



-



SMP



: diberi kode 3



-



SMA



: diberi kode 4



-



Perguruan tinggi



: diberi kode 5



c. Pekerjaan -



Tidak bekerja



: diberikan kode 1



-



Ibu rumah tangga



: diberikan kode 2



-



Wiraswasta



: diberikan kode 3



-



Buruh tani



: diberikan kode 4



-



Pegawai



: diberikan kode 5



d. Umur



-



36- 45 tahun



: diberikan kode 1



-



46- 55 tahun



: diberikan kode 2



-



55- 67 tahun



: diberikan kode 3



3. Tabulating Tabulating adalah membuat table- table data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2012). 4. Data entry Pemprosesan data yang dilakukan oleh peneliti dalah memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau bisa juga dengan membuat table kontingensi. Proses ini memasukkan data dalam bentuk kode ke dalam program computer (Notoatmodjo, 2012). 5. Cleaning Cleaning disebut juga pembersihan data. Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan- kemungkinan adanya kesalahan- kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2012). 4.9.2 Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam peneliti ini adalah analisis statistik menggunakan program SPSS 16. Menurut Nursalam (2007), analisis statistik inferensial bertujuan untuk mengetahui ada/ tidaknya pengaruh, perbedaan, hubungan anatara sampel yang diteliti pada taraf signifikasi



tertentu.Peneliti menggunakan analisis inferensial untuk mengetahui pengaruh jus buah mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Analisa data penelitian ini menggunakan: 1. Univariat Analisis univariat adalah analisis yang digunakan terhadap tiap variable dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan jus buah mengkudu terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Sifat data secara umum dibedakan atas dua macam yaitu, data kategori berupa skala nominal dan data numeric berupa skala rasio dan interval. Pada penelitian ini peneliti menganalisis pengaruh jus mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Semua karakteristik responden dalam penelitian ini seperti: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan berbentuk kategori yang dianalisis menggunakan analisis proporsi dan dituangkan table distribusi frekuensi. 2. Bivariat Analisa bivariat adalah anlisa yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2012). Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengalisis pengaruh jus mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Untuk menentukan analisa bivariat Dari penelitian melakukan analisa data terlebih dahulu. Peneliti melakukan uji T-test dependent karena tidak memenuhi syarat peneliti menggunakan uji alternative yaitu wilcoxon



dengan kemaknaan ɑ = 0.05, deengan menggunakan data yang di olah adalah data pada pemerikasaan hari ketiga. Adapun uji statistiknya menggunakan SPSS 16. Interpretasi data dapat dilihat dari nilai signifikasi yaitu jikia nilai signifikasi < 0.05 berarti ada perbedaan yang signifikasi antara sebelum dan sesudah pemberian. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil statistik akan didapatkan nilai signifikasi yang menunjukan bahwa jika nilai signifikasi p ≥ 0.05 maka Ho diterima Ha ditolak, sebaliknya jika p < 0.05 maka Ho ditolak Ha diterima (Dahlan, 2011). 4.10 Etika Penelitian Dalam



melakukan



penelitian,



peneliti



memandang



perlu



adanya



rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada Puskesmas dan Desa tempat penelitian. Setelah memperoleh ijin dari Puskesmas Bangunsari Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika meliputi : 1.



Informend consent



Lembaran persetujuan diberikan kepada setiap responden dan responen bersedia untuk diteliti yang memenuhi kriteria inklusi. Bila calon responden menolak, maka peneliti tidak dapat memeriksa dan tetap menghormati hak-hak yang bersangkutan. 2.



Anonymity (Tanpa nama)



Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberi kode tertentu.



3.



Confidentiality (Kerahasiaan)



Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.



BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 5 Mei sampai



Mei 201 .



Dengan tahap pelaksanaan dari rumah ke rumah berjumlah 32 responden. Data umum terdiri dari karakteristik responden didaerah tersebut meliputi: umur dan jenis kelamin, setelah data umum dipaparkan dilajutkan dengan data khusus yaitu pada variable yang di ukur, yaitu tekanan darah pada lansia didaerah Dolopo. 5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian Desa Dolopo merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun yang memiliki jumlah penduduk 6.000 jiwa, Desa Dolopo terdapat Puskesmas yang membawahi 12 Desa, fasilitas yang tersedia di Puskesmas meliputi Poli Gigi, BP umum, KIA, dan fasilitas yang membantu meningkatkan kesehatan masyarakat meliputi kesehatan masyarakat meliputi Posyandu Balita, Posyandu Lansia dan senam.



5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Data Umum Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. 1.



Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Umur



Frekuensi (f)



Persetase (%)



60 Tahun



9



28.16



61 Tahun



4



12.5



62 Tahun



2



6.2



63 Tahun



3



9.4



64 Tahun



2



6.2



65 Tahun



9



28.1



67 Tahun



3



9.4



Total



32



100



(Sumber : Data primer hasil penelitian bulan mei 2018) Terdapat perbedaan proporsi responden berasarkan usia. Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia responden adalah usia 65 tahun sebanyak 12 responden (28,1%) dan paling sedikit adalah usia 62-64 tahun masing-masing 2 responden (6,2%).



2.



Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Jenis Kelamin



Frekuensi(f)



Presentase (%)



Laki- laki



12



37.5



Perempuan



20



62.5



Total



32



100



(Sumber : Data primer hasil penelitian bulan mei 2018) Terdapat perbedaan proporsi responden berasarkan jenis kelamin. Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 12 responden (37,5%) dan jenis kelamin responden perempuan sebanyak 20 responden (62,5%). 3.



Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Pekerjaan



Frekuensi (f)



Presentase (%)



Ibu rumah tangga



12



37.5



Swasta



11



34.4



Pegawai



1



3.1



Tani



8



25.0



Total



32



100



(Sumber : Data primer hasil penelitian bulan mei 2018) Terdapat perbedaan proporsi responden berasarkan status pekerjaan. Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden Ibu Rumah Tangga



sebanyak 12 responden (37,5%) dan paling sedikit adalah pegawai sebanyak 1 responden (3,1%). 5.2.2



Data Khusus Data khusus menyajikan data pengukuran tekanan darah pada lansia



sebelum mengkonsumsi jus mengkudu, pengukuran tekanan darah pada lansia sesudah mengkonsumsi jus mengkudu dan menganalisis pengaruh jus mengkudu dalam menurunkan tekanan darah pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun hasil statistik Wilcoxon Rank Test. 1. Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Tabel 5.4 Tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberi jus buah mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun pada bulan Mei 2018. Tekanan



N



Mean



Median



Modus



darah



Standart



Min –max



Deviasi



Sistol



32



153.75



150



150



7.931



140-170



Diastol



32



92.812



90



90



4.568



90-100



Sumber : hasil olah data responden pada SPSS di Desa Dolopo, 2018 Terdapat hasil proporsi responden berdasarkan tekanan darah sebelum diberikan terapi jus mengkudu. Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 32 responden rata-rata tekanan darah sebelum diberikan



jus buah mengkudu adalah 153 92 mmHg dan tekanan yang paling banyak adalah 150 90 mmHg. 2. Tekanan Darah Sesudah Diberikan



Terapi



Jus



Mengkudu



Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Tabel 5.5 Tekanan darah sistol dan diastol diberi jus buah mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun pada bulan Mei 2018. Tekanan



N



Mean



Median



Modus



darah



Standart



Min –max



Deviasi



Sistol



32



124.68



120



120



5.070



120-130



Diastol



32



80.625



80



80



2.459



80- 90



Sumber : hasil olah data responden pada SPSS di Desa Dolopo, 2018 Terdapat hasil proporsi responden berdasarkan tekanan darah sesudah diberikan terapi jus mengkudu.Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 32 responden rata-rata tekanan darah sistol sesudah diberi jus buah mengkudu adalah 124/80 mmHg dan tekanan darah yang paling banyak adalah 120/80 mmHg.



3. Pengaruh Pemberian Terapi Jus Mengkudu dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Tabel 5.6 Analisa Perubahan Tekanan Darah Sistol Dan Diastol Sesudah Diberikan Terapi Jus Buah Mengkudu dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Pada bulan Mei 2018 TD Sistol



N



P



Post Pre Penurunan



32



0.000



Penaikan



0



Tidak berubah



0



Total



32



Sumber : hasil olah data responden pada SPSS di Desa Dolopo,2018 TD Diastol



N



P



Post Pre Penurunan



28



0.000



Penaikan



1



Tidak berubah



3



Total



32



Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Rank Test sehubung dengan data tidak normal, hasil analisa tekanan darah sistol menunjukkan nilai p = 0,000 < α = 0,05, hal ini berarti Ho ditolak Hı diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah sistol sebelum dan sesudah pemberian terapi jus buah mengkudu. Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada pengaruh terapi jus buah



mengkudu terhadap perubahan tekanan darah sistol pada penderita hipertensi. Berdasarkan penelitian sebelum dilakukan pemberian jus mengkudu tidak ada tekanan darah yang normal atau menurun, setelah diberikan jus mengkudu terjadi penurunan tekanan darah pada 32 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Sign Rank Tests sehubung dengan data tidak normal, hasil analisa tekanan darah diastol menunjukkan nilai p = 0,000 < α = 0,05, hal ini berarti Ho ditolak Hı diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah diastol sebelum dan sesudah pemberian terapi jus buah mengkudu. Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada pengaruh terapi jus buah mengkudu terhadap perubahan tekanan darah diastol pada penderita hipertensi.



5.3 Pembahasan 5.3.1 Tekanan Darah Sebelum Diberikan Terapi Jus Buah Mengkudu Pada Lansia Hasil penelitian terhadap 32 responden di Desa Dolopo sebelum diberikan terapi jus buah mengkudu didapatkan rata-rata tekanan darah sebesar 153/92 mmHg, apabila ditransformasikan kedalam klasifikasi tekanan darah tinggi berada pada hipertensi stadium 1. Tekanan darah terendah adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah tertinggi adalah 170/ 100 mmHg.



Rata – rata tekanan darah 153/92 untuk responden terapi jus buah.. Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik usia terbanyak berada pada usia 60-65 tahun yaitu 9 responden (28.1%) dan terendah 62-64 tahun yaitu 2 (6.2%). Hasil penelitian ini didukung oleh teori Ulfa (2011) yang mengatakan bahwa faktor usia merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi meningkat. Individu yang berumur diatas 60 tahun (50-60%) mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usia. Faktor – faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah tinggi menurut (Ulfa, 2011), yaitu ada faktor yang dapat diubah, dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah yaitu diantaranya stres, berat badan, penggunaan kontrasepsi oral pada wanita, konsumsi garam berlebihan dan kebiasaan merokok. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah yaitu usia, keturunan, dan jenis kelamin. Teori ini menunjang hasil penelitian bahwa kebanyakan yang menderita hipertensi berjenis kelamin perempuan. Karakteristik responden pada terapi jus buah mengkudu berdasarkan pekerjaan dari 32 responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga sebanyak 12 responden (37.5) dan paling sedikit adalah peagawai sebanyak 1 responden (3.2%). Karakteristik responden pada terapi jus buah mngkudu berdasarkan jenis kelamin dari 32 responden dapat di ketahui bahwa, jenis kelamin responden lakilaki sebanyak 12 responden (37.5%) dan Janis kelamin responden perempuan



sebanyak 20 responden (62.5%). Dari uraian diatas peneliti berpendapat, bahwa usia merupakan faktor dari penyebab tekanan darah tinggi yaitu terbanyak pada usia 65 tahun, faktor lain yang dapat mempengaruhinya yaitu pekerjaan.



5.3.2 Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi Jus Buah Mengkudu Pada Lansia Hasil penelitian terhadap 32 responden pada terapi jus buah mengkudu sebelum dilakukan terapi jus buah mengkudu didapatkan rata – rata tekanan darah sebesar 153/92 mmHg dan ternyata setelah diberikan terapi jus buah mengkudu rata – rata tekanan darah menurun yaitu menjadi 124/80 mmHg. Karakteristik usia yang paling banyak menderita tekanan darah tinggi 65 tahun. Namun dalam penelitian disini terdapat nilai minimal – maksimal tekanan darah yaitu 120/80 – 130/90 mmHg. Dari hasil observasi terdapat nilai tekanan darah menurun, jadi ada pengaruh pada lansia setelah mengonsumsi jus mengkudu dengan angka kejadian hipertensi di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.



5.3.3 Pengaruh Jus Buah Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun Berdasarkan tabel 5.4 sebelum pemberian jus mengkudu menunjukan tekanan darah dengan rata- rata sistol 153 dan diastole 92 (153/92 mmHg). Berdasarkan tabel 5.5 sesudah pemberian jus mengkudu terdapat rata rata sistol 124 dan diastole 80 (124/80 mmHg). Dan berdasarkan 5.8 menunjukkan hasil penelitian tekanan darah sistol dan diastol sesudah diberikan terapi jus buah mengkudu, bahwa hasil tekanan darah sistol dan diastole dari uji statistik Wilcoxon Sign Rank menunjukan nilai p value= 0,000 < α =0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima artinya terdapat perngaruh yang signifikan terhadap tekanan darah sistol sesudah diberikan terapi Jus Buah Mengkudu. Kesimpulan dari uji statistik ini adalah ada pengaruh terapi jus buah mengkudu terhadap perubahan tekanan darah sistol pada penderita tekanan darah tinggi. Ada pengaruh yang signifikan dari jus mengkudu berdasarkan rata- rata penurunan tekanan darah pada lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Buah mengkudu ini dapat menurunkan tekanan darah dan juga mudah di dapat, karena tananamannya merakyat, murah dan ada manfaatnya. Tekanan darah yang turun setelah mendapatkan terapi jus buah mengkudu dapat dijelaskan bahwa di dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung beberapa zat aktif utama. Bahan aktif diantaranya adalah scopoletin, octoanoic acid, kalium, vitamin C, alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten, vitamin A, glikosida flavon, linoleat acid, alizarin, amino acid, acubin, L-



asperuloside,



kaproat



acid,



kaprilat



acid,



ursolat



acid,



rutin,



pro-



xeroninedanterpenoid. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin danxeronin dapat menurunkan tekanan darah. Scopoletin bekerja dengan cara menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahan perifer sangat bergantung pada kontraktilitas otot polos pembuluh darah. Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem saraf simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin di ujung saraf simpatis pada dinding pembuluh darah.Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga dipengaruhi oleh fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator (cici, 2015). Terpenoid adalah salah satu zat yang terkandung pada buah dan daun mengkudu. Terpenoid merupakan senyawa kimia, berfungsi sebagai pertahanan tumbuhan dalam bentuk metabolit sekunder. Zat aktif dari metabolit sekunder terpenoid memiliki efek farmakologis dengan membantu proses sintesis organik tubuh dan pemulihan sel-sel tubuh manusia. Sebagai fungsinya dalam pertahanan tubuh, terpenoid memiliki efek farmakologis dan efek toksik (cici, 2015). Efek buah mengkudu diantaranya sebagai anti trombolitik, antioksidan, analgesik, anti inflamasi dan aktifitas xanthine oxidase inhibitor. Mengkudu juga dapat menurunkan tekanan darah dan vasodilatasi pembuluh darah. Efek positif jus buah mengkudu untuk pemeliharaan kesehatan dan membantu protes penyembuhan penyakit tekanan darah juga dapat sebagai pengobatan kanker,



sistem pencernaan, menghilangkan rasa sakit atau nyeri, memperbaiki mood atau emosi Hendri Toni, 200 ).



Pathway Kandungan Jus Buah Mengkudu Kandungan buah mengkudu



Scopeletin



Xeronine



Vasodilator pembuluh darah,



Fungsi diuretic



Proxeronine Mengandung asam koloid



relaksasi otot polos, vascular. Penurunan volume darah dan mengeluarkan natrium Mengatur bentuk kekerasan protein spesifik dalam sel Tekanan darah arteri menurun Menghambat pertumbuhan candida albicans Penurunan Tekanan Darah



Gambar 5.7 Pathway Kandungan Jus Mengkudu



5.4



Keterbatasan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum optimal tau bisa dikatakan sempurna. Banyak sekali kekurangan tersebut anatara lain: 1. Dalam peneliti ini peneliti menggunakan metode pre-eksperimen (one group pre-post test design



dimana penelitian ini dilakukan pada satu



kelompok subyek yang diobservasi tanpa melakukan perbandingan dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan pada kelompok lain. 2. Besar sampel sebanyak 32 responden, dimana keterbatasan dalam penelitian adalah dengan sampel yang lebih banyak diperkirakan akan mewakili populasi yang ada dan diharapkan peneliti akan lebih baik. 3. Penggunakaan obat penurun tekanan darah pada responden tidak ikut dalam pendataan pada penelitian ini. Adapun responden yang mengkonsumsi obat peneurun tekanan darah tingi, ini juga dapat mempengaruhi tekanan darah yang akan menurun drastis. Peneliti harus waspada saat responden mengalami penurunan tekanan darah (drop).



BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN



6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada pembahasan yang terpapar di bab 5, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1.



Rata – rata tekanan darah sebelum diberikan terapi jus buah mengkudu adalah 153/92 mmHg.



2.



Rata – rata tekanan darah sesudah diberikan terapi jus buah mengkudu 124/80 mmHg.



3.



Terapi jus mengkudu berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun terhadap perubahan dengan nilai p = 0.000.



6.2 Saran 1.



Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi penderita hipertensi dalam menurunkan tekanan darah dengan menggunakan terapi jus buah mengkudu.



2. Bagi Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Diharapkan Skripsi ini dapat dijadikan referensi dan digunakan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya, sehingga mahasiswa



akan



mampu



mengetahui



mengenai



pembelajaran



pemberian jus buah mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Buah mengkudu ini dapat menurunkan tekanan darah, tetapi buah ini sangat sulit untuk di dapat. Dan di dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui pengaruh yang sesungguhnya diharapkan metode yang kuat menggunakan rancangan ekperimen sungguhan (True eksperimen) yaitu dengan pre test dan post test dengan pemilihan. Dan diharapkan peneliti lain mampu mengembangkan penelitian lain mengenahi kejadian hipertensi dari segi factor dan variabel yang berbeda agar dapat mengembangkan penelitian dimasa yang akan mendatang. Warning, dan harus hati- hati bagi lansia yang mengonsumsi obat- obatan herbal.



DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Masqon. 2005. Faktor Yang Berhungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kelompok Usia Lanjut. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Departermen Kesehatan. 2012. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Balitbangkes - Depkes RI Departermen Kesehatan. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Balitbangkes - Depkes RI Dewi, S dan Familia. 2010:31. D. Hidup Bahagia Bersama Hipertensi. A Plus Books. Jakarta Hendri, Toni. 2003. Mengkudu: Khasiat dan Peluang Usahanya. Semarang, CV. Aneka Ilmue Maryam. 2008. Mengenai Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Macnair, Trisha. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga Megawati, Annik. 2015. Pengaruh Jus Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Margo Mukti Rembang. Program Studi Farmasi STIKES Cendekia Utama Kudus. Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. 2016. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Padila. 2013. Buku Ajaran Keperawatan Medika Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika Suidah, Hartin. 2011. Pengaruh Mengkudu Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Wedoroklurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Keperawatan Susilo, Yekti. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Andi



Yuliana, Cici. 2015. Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda Citrifolial) Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi. Faculty Of Medicine, Universitas Lampung



Lampiran 1 SURAT PENCARIAN DATA AWAL BAKESBAMPOL



Lampiran 2 SURAT PENGANTAR PENELITIAN DARI KAMPUS



Lampiran 3 SURAT REKOMENDASI PENELITIAN DARI BANKESBANGPOL



Lampiran 4 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN



Lampiran 5 SURAT KETERANGAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Calon Responden Di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Nama : Wenda Ike Prastika NIM



: 20140210 Akan mengadakan penelitian di dengan judul “Pengaruh Jus Mengkudu



Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”. Sehubung dengan judul penelitian diatas, data yang diperoleh dari penelitian akan sangat bermanfaat bagi peneliti untuk melakuka penelitian. Untuk kepentingan tersebut peneliti akan memohon anda untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan dengan jujur. Semua data yang dikumpulkan akan dirahasiakan. Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan dalam berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini, saya menyampaikan terinakasih dan berharap infomasi anda akan berguna, khususnya dalam penelitian ini. Hormat Saya



Wenda Ike Prastika



Lampiran 6 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Inform Consent) Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Nama : Wenda Ike Prastika Nim



: 20140210



Bermaksud melakukan penelitian tentang “Pengaruh Jus Mengkudu Dalam Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia di Desa Dolopo Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun”. Adapun informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaan saya tanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan saudara. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam penelitian ini dimohon untuk mendatangani kolom yang telah disedialkan. Untuk kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih.



Madiun, Mei 201 Peneliti



Wenda Ike Prastika



Responden



Lampran 7 STANDART OPERASIONAL PROSEDUR Pengukuran Tekanan Darah Pengertian : Merupakan tata cara pengukuran tekanan darah. Tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler. Tujuan : Untuk mengetahui nilai tekanan darah. Kebijakan : 1. Mengontrol makanan sebelum di konsumsi. 2. Dilakukan pada pagi hari. 3. Pengukuran dilakukan dengan posisi duduk. 4. Pengukuran dilakukan sebanyak 2x dalam 3 hari dengan orang yang sama pada pagi hari jam 06.30 sebelum pemberikan jus buah mengkudu dan sesudah pemberikan jus buah mengkudu dalam waktu selisih 1 jam setelah mengonsumsi jus buah mengkudu. Persiapan alat : 1. Alat ukur yang digunakan adalah sphygmomanometer jarum dan stetoskop. 2. Alat tulis.



Prosedur : 1. Jelaskan prosedur pada responden. 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi responden. 4. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi terlenytang. 5. Lengan baju diangkat. 6. Pasang manset pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti. 7. Tentukan denyut nadi arteri radialis. 8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri tidak teraba. 9. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi branchialis dan dengarkan. 10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungana dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. 11. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar dan catat tinggi air raksa manometer saat terakir kali terdengar. 12. Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik. 13. Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan besarnya tekanan diastolik.



STANDART OPERASIONAL PROSEDUR Jus mengkudu 1. Memilih buah mengkudu yang berkualitas, dengan warna kulit buah mengkudu putih kekuningan merata, tapi kondisi daging cukup keras, tidak cacat/ tidak rusak dan tidak busuk. 2. Bersihkan buah mengkudu dengan cara mencuci dengan air yang mengalir atau mengupasnya. Buah mengkudu mengalami tiga proses pencucian yang berfungsi untuk: a. Membersihkan kotoran serta gumpulan tanah pada buah mengkudu. b. Membersihkan buah mengkudu dari jamur. c. Membersihkan buah mengkudu dari kuman. 3. Persiapkan alat yang akan dibutuhkan untuk membuat jus mengkudu. 4. Proses pembuatan jus: a. Potong- potong buah mengkudu b. Masukan buah mengkudu, gula dan air pada blender. Tekstur buah mengkudu yang sangat lunak sehingga proses penghalusan jadi cepat dan mudah. c. Setelah halus, saring hasil blender dengan penyaring halus sampai kandungan air keluar. 5. Masukan sari- sari mengkudu dari blender dengan air 1 liter, buah mengkudu 500gram, jadi kandungan jus buah mengkudu di dalam gelas sebanyak 100gr setelah buah mengkudu di blender masukan jus buah mengkudu di dalam gelas sebanyak 200ml/ gelas dan akan di konsumsi dalam 1x/ hari. Konsumsi pada pagi hari sebelum makan dengan selisih waktu 20- 30 menit. Jangan lupa control tekanan darah 1 jam setelah mengonsumsi, agar tekanan darah tidak drop (Cici, 2015).



Lampiran 8 HASIL TABULASI PENELITIAN HARI KE-1 NO



INISIAL RESPON DEN



USIA



JENISKE LAMIN



PEKE RJAA N



1 2 3 4 5 6 7



NY. T NY. B NY. Y TN. Z TN. Q NY. U TN. P



60 61 60 65 61 60 64



P P P L L P L



8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29



TN. O TN. L NY. K NY. W TN. I TN. N NY. A NY. Q TN. L NY. L NY. E NY. L NY. S NY. U NY. L NY. P NY. R TN. Y TN. W TN. T NY. Q NY. W



65 65 61 63 67 64 60 60 67 60 63 65 65 60 61 65 60 65 67 65 65 62



L L P L L L P P L P P P P P P P P L L L P P



Irt Irt Irt Swasta Swasta Swasta Pegawa i Tani Tani Irt Irt Tani Tani Irt Irt Tani Swasta Swasta Swasta Tani Tani Swasta Irt Irt Swasta Swasta Swasta Tani Irt



TEKAN AN DARAH SEBEL UM 160/90 150/90 140/90 160/100 150/90 150/90 170/100



TEKANAN DARAH SESUDAH



160/90 150/90 160/100 160/100 160/90 160/90 140/90 140/90 160/100 160/100 150/90 150/90 150/90 150/90 160/100 150/90 140/90 150/90 170/100 150/90 150/90 160/100



140/90 130/80 150/90 140/80 140/80 140/90 130/90 120/90 150/90 140/90 140/90 130/90 130/90 130/80 140/90 130/80 130/90 140/90 150/90 130/90 140/90 130/80



150/90 130/90 130/80 140/90 130/80 140/90 150/90



30 31 32



NY. O NY. R NY. L



62 63 60



P P P



Irt Irt Swasta



160/90 150/90 160/90



140/90 130/80 140/80



HARI KE- 2 NO



INISIAL USI RESPO A NDEN



JENIS KELA MIN



PEKERJ AAN



1



Ny. T



60



P



Irt



TEKANAN DARAH SEBELUM NYA 150/90



TEKANANDA RAH SESUDAH



2



Ny. B



61



P



Irt



160/90



130/ 0



3



Ny. Y



60



P



Irt



140/90



130/ 0



4



Tn. Z



65



L



Swasta



150/100



140/ 0



5



Tn. Q



61



L



Swasta



140/90



130/ 0



6



Ny. U



60



P



Swasta



150/90



120/ 0



7



Tn. P



64



L



Pegawai



150/90



130/ 0



Tn. O



65



L



Tani



150/90



130/ 0



9



Tn. L



65



L



Tani



150/90



130/90



10



Ny. K



61



P



Irt



150/100



130/ 0



11



NY. W



63



L



Irt



150/90



130/ 0



12



TN. I



67



L



Tani



150/90



140/ 0



13



TN. N



64



L



Tani



150/90



130/ 0



14



NY. A



60



P



Irt



150/ 0



120/ 0



15



NY. Q



60



P



Irt



140/90



120/ 0



16



TN. K



67



L



Tani



150/100



130/ 0



17



NY. L



60



P



Swasta



150/90



130/ 0



1



NY. E



63



P



Swasta



150/90



120/ 0



19



NY. L



65



P



Swasta



150/90



130/ 0



20



NY. S



65



P



Tani



150/90



130/90



21



NY. U



60



P



Tani



160/90



130/ 0



22



NY. L



61



P



Swasta



150/90



130/90



23



NY. P



65



P



Irt



150/90



140/90



24



NY. R



60



P



Irt



140/100



130/ O



25



TN. Y



65



L



Swasta



150/90



130/90



140/ 0



26 27 2 29 30 31 32



TN. W TN. T NY. Q NY. W NY. O NY. R NY. L



67 65 65 62 62 63 60



L L P P P P P



Swasta Swasta Tani Irt Irt Irt Swasta



150/90 150/90 140/90 160/100 160/90 150/90 150/90



130/ 0 140/ 0 130/ 0 120/ 0 140/ 0 130/ 0 130/90



HARI KE- 3 N O



INISIAL RESPON DEN



USI A



JENIS KELA MIN



PEKERJ AAN



TEKANANDA RAH SESUDAH



Irt



TEKANAN DARAH SEBELUM NYA 140/90



1



Ny. T



60



P



2



Ny. B



61



P



Irt



140/90



130/ 0



3



Ny. Y



60



P



Irt



130/90



120/ 0



4



Tn. Z



65



L



Swasta



150/90



130/ 0



5



Tn. Q



61



L



Swasta



140/90



130/ 0



6



Ny. U



60



P



Swasta



150/90



120/ 0



7



Tn. P



64



L



Pegawai



150/90



130/ 0



Tn. O



65



L



Tani



160/90



130/ 0



9



Tn. L



65



L



Tani



150/90



120/ 0



10



Ny. K



61



P



Irt



150/90



120/ 0



11



NY. W



63



L



Irt



150/90



120/ 0



12



TN. I



67



L



Tani



150/90



130/ 0



13



TN. N



64



L



Tani



140/90



120/ 0



14



NY. A



60



P



Irt



140/ 0



120/ 0



15



NY. Q



60



P



Irt



140/90



120/ 0



16



TN. K



67



L



Tani



150/90



130/ 0



17



NY. L



60



P



Swasta



150/90



120/ 0



1



NY. E



63



P



Swasta



150/90



120/90



19



NY. L



65



P



Swasta



140/90



120/ 0



20



NY. S



65



P



Tani



140/90



130/90



21



NY. U



60



P



Tani



150/90



130/ 0



22



NY. L



61



P



Swasta



150/90



130/90



23



NY. P



65



P



Irt



150/ 0



130/ 0



24



NY. R



60



P



Irt



140/90



120/ O



25



TN. Y



65



L



Swasta



150/90



130/ 0



120/ 0



26 27 2 29 30 31 32



TN. W TN. T NY. Q NY. W NY. O NY. R NY. L



67 65 65 62 62 63 60



L L P P P P P



Swasta Swasta Tani Irt Irt Irt Swasta



140/ 0 154/90 140/90 140/90 150/90 150/90 150/90



120/ 0 130/ 0 120/ 0 130/ 0 120/ 0 120/ 0 130/ 0



Lampiran 9 HASIL UJI NORMALITAS SPSS 16 Uji Normalitas Case Processing Summary Cases Valid N



Missing



Percent



N



Total



Percent



N



Percent



pretestsistol



32



100.0%



0



.0%



32



100.0%



pretestdiastol



32



100.0%



0



.0%



32



100.0%



posttestsistol



32



100.0%



0



.0%



32



100.0%



posttestdiastol



32



100.0%



0



.0%



32



100.0%



Descriptives Statistic Std. Error pretestsistol



Mean 95% Confidence Interval for Mean



1.5375E2 Lower Bound



1.5089E2



Upper Bound



1.5661E2



5% Trimmed Mean



1.5361E2



Median



1.5000E2



Variance Std. Deviation



62.903 7.93116



1.4020 4



pretestdiastol



Minimum



140.00



Maximum



170.00



Range



30.00



Interquartile Range



10.00



Skewness



.026



.414



Kurtosis



-.310



.809



92.8125



.80752



Mean 95% Confidence Interval for Mean



Lower Bound



91.1655



Upper Bound



94.4595



5% Trimmed Mean



92.5694



Median



90.0000



Variance



20.867



Std. Deviation



posttestsistol



4.56803



Minimum



90.00



Maximum



100.00



Range



10.00



Interquartile Range



10.00



Skewness



1.022



.414



Kurtosis



-1.025



.809



1.2469E2



.89627



Mean 95% Confidence



Lower Bound



1.2286E2



Interval for Mean



Upper Bound



1.2652E2



5% Trimmed Mean



1.2465E2



Median



1.2000E2



Variance



25.706



Std. Deviation



5.07007



Minimum



120.00



Maximum



130.00



Range



10.00



Interquartile Range



10.00



Skewness Kurtosis posttestdiastol Mean 95% Confidence Interval for Mean



.131



.414



-2.119



.809



80.6250



.43476



Lower Bound



79.7383



Upper Bound



81.5117



5% Trimmed Mean



80.1389



Median



80.0000



Variance Std. Deviation



6.048 2.45935



Minimum



80.00



Maximum



90.00



Range



10.00



Interquartile Range



.00



Skewness



3.795



.414



Kurtosis



13.227



.809



Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic



Df



Sig.



Shapiro-Wilk Statistic



Df



Sig.



pretestsistol



.244



32



.000



.864



32



.001



pretestdiastol



.450



32



.000



.565



32



.000



posttestsistol



.354



32



.000



.637



32



.000



posttestdiastol



.538



32



.000



.265



32



.000



a. Lilliefors Significance Correction



Lampiran 10 PENGOLAHAN DATA SPSS 16



FREKUENSI BERDASARKAN UMUR, JENIS KELAMIN, DAN PEKERJAAN Statistics umur N



Valid



jeniskelamin Pekerjaan



32



32



32



0



0



0



Mean



62.8438



1.6250



2.1562



Std. Deviation



2.43773



.49187



1.19432



Minimum



60.00



1.00



1.00



Maximum



67.00



2.00



4.00



Missing



Umur



Frequency Percent



Valid Cumulative Percen Percent t 28.1 28.1



Valid 60



9



28.1



61



4



12.5



12.5



40.6



62



2



6.2



6.2



46.9



63



3



9.4



9.4



56.2



64



2



6.2



6.2



62.5



65



9



28.1



28.1



90.6



67



3



9.4



9.4



100.0



32



100.0



100.0



Total



Jenis Kelamin



Frequency Percent Valid laki-laki



Valid Cumulative Percen Percent t 37.5 37.5



12



37.5



perempuan



20



62.5



62.5



Total



32



100.0



100.0



100.0



Pekerjaan



Frequency Percent Valid irt



Valid Percent



Cumulative Percent



12



37.5



37.5



37.5



11



34.4



34.4



71.9



pegawai



1



3.1



3.1



75.0



tani



8



25.0



25.0



100.0



32



100.0



100.0



swasta



Total



100



Tekanan darah sebelum diberi mengkudu Statistics pretestsistol Pretestdiastol N



Valid



32



32



0



0



Mean



153.7500



92.8125



Median



150.0000



90.0000



150.00



90.00



7.93116



4.56803



Minimum



140.00



90.00



Maximum



170.00



100.00



4920.00



2970.00



Missing



Mode Std. Deviation



Su m



Setelah diberikan jus mengkudu Statistics Posttestdiasto posttestsistol l N



Valid



32



32



0



0



Mean



124.6875



80.6250



Median



120.0000



80.0000



120.00



80.00



5.07007



2.45935



Minimum



120.00



80.00



Maximum



130.00



90.00



3990.00



2580.00



Missing



Mode Std. Deviation



Su m



Uji Wilcoxon



Ranks N sistol_post sistol_pre



Negative Ranks Positive Ranks



Mean Rank Sum of Ranks 32a



16.50



528.00



0b



.00



.00



Ties



0c



Total



32



a. sistol_post < sistol_pre b. sistol_post > sistol_pre c. sistol_post = sistol_pre



Test Statisticsb sistol_post sistol_pre Z Asymp. Sig. (2tailed)



-5.015a .000



a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test



Ranks N diastol_post diastol_pre



Negative Ranks Positive Ranks



Mean Rank Sum of Ranks 28a



15.14



424.00



1b



11.00



11.00



Ties



3c



Total



32



a. diastol_post < diastol_pre b. diastol_post > diastol_pre c. diastol_post = diastol_pre



Test Statisticsb diastol_post diastol_pre Z Asymp. Sig. (2tailed)



-4.689a .000



a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test



Lampiran 11 LEMBAR KONSULTASI



Lampiran 12 DOKUMENTASI Hari ke-1



Hari ke-2



Hari ke-3