Buku Jawaban Ujian Ipem4542 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)



Nama Mahasiswa Nomor Induk Mahasiswa/NIM Tanggal Lahir Kode/Nama Mata Kuliah Kode/Nama Program Studi Kode/Nama UPBJJ Hari/Tanggal UAS THe



: WAHYU FAZA PRANATA : 031349628 : 29 OKTOBER 2000 : IPEM4542/PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DAN KOTA : 71/ILMU PEMERINTAHAN : 17/JAMBI : JUM’AT/ 31 DESEMBER 2021



Tanda Tangan Peserta Ujian



Petunjuk



1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini. 2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik. 3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan. 4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik



Yang bertanda tangan di bawah ini:



Nama mahasiswa NIM Kode/Nama Mata Kuliah Fakultas Program Studi UPBJJ-UT



: WAHYU FAZA PRANATA : 031349628 : IPEM4542/PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA & KOTA : FHISIP : ILMU PEMERINTAHAN : JAMBI



1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id. 2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun. 3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS THE. 4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan saya). 5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka. 6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.



Muara sabak,31 Desember 2021 Yang Membuat Pernyataan



WAHYU FAZA PRANATA



Jawaban soal nomor 1 Pendekatan Pemberdayaan masyarakat Ada beberapa pendekatan yang perlu dipergunakan dalam pendidikan non formal yang menekankan pada proses pemberdayaan antara lain yang dikemukakan oleh Kindervatter terdiri atas: 1. Community organization, yaitu karakteristik yang mengarah pada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengubah keadaan sosial ekonomi mereka. Hal yang perlu diperhatikan antara lain (a). Peranan partisipan ikut terlibat dalam kepengurusan atau tugas kelompok; (b) peranan tutor hanya sebagai perantara, pembimbing dan motivator serta fasilitator; (c) metode dan proses mengutamakan metode pemecahan masalah, mengorganisasi masyarakat sebagai kekuatan dasar 2. Participatory approaches, yaitu pendekatan yang menekankan pada keterlibatan setiap anggota dalam seluruh kegiatan, perlunya melibatkan para pemimpin, tokoh masyarakat serta tenaga-tenaga ahli setempat 3. Education for justice, yaitu pendekatan yang menekankan pada terciptanya situasi yang memungkinkan warga masyarakat tumbuh dan berkembang analisisnya serta memiliki motivasi untuk ikut berperan serta.



Jawaban soal nomor 2 Point A Pertumbuhan penduduk disuatu negara secara otomatis berpengaruh pada pertambahan angkatan kerja, yang langsung menyangkut masalah kesempatan kerja dan tingkat pengangguran.Pertambahan penduduk dan tingkatan kerja mempengaruhi masalah pengangguran dan perluasan kesempatan kerja. Pertambahan angkatan kerja yang terusmenerus dapat menimbulkan masalah dalam perluasan dasar ekonomi persoalan yang antara lain harus ditangani adalah seberapa jauh pertumbuhan angkatan kerja yang kebanyakan mendapatkan nafkah disektor pertanian dapat di alihkan dan di serap dalam kegiatan di luar pertanian. Di negara berkembang dewasa ini jumlah penduduk yang berkecimpung di sector pertanian masih berkisar 75 % atau lebih. Hal ini berarti kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja diluar sektor pertanian harus tumbuh dengan pesat untuk menyerap tenaga kerja, kalau tidak pertambahan penduduk dan angkatan kerja yang tidak seimbang dengan lapangan kerja yang tersedia akan menambah tingkat pengangguran dalam masyarakat. Jika pemerintah tidak menangani dengan serius, maka masalah ini akan menjadi tekanan yang berat bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat yang akan datang. Memang pengangguran pada dasarnya merupakan gejala umum yang terdapat di Negara-negara yang sedang berkembang khususnya



Negara-negara yang mata pencaharian pokok penduduknya di sector pertanian. Seiring dengan persoalan diatas, muncul suatu dilemma dalam kebijakan pengembangan industri, yaitu antara investasi dalam proyekproyek padat modal tetapi tidak menyerap tenaga kerja, dan industriindustri kecil dan menengah yang secara menyeluruh lebih banyak menyerap tenaga kerja. Memang dalam proses pembangunan, pengembangan sektor-sektor industri padat modal tetapi harus dilakukan. Namun demikian sejalan dengan itu kegiatan-kegiatan ekonomi padat karya yang menyerap lebih banyak tenaga kerja juga tidak boleh di lupakan. Sebab jika tidak, hal ini hanya akan menimbulkan masalah dalam masyarakat yaitu makin bertambahanya angka pengangguran dalam masyarakat yang dapat menimbulkan ketegangan dan dapat menbahayakan kestabilan hidup masyarakat dan keseimbangan, ekonomi. Point B Revolusi Mental Dalam Dunia Pendidikan Harus Dijalankan secara Total Dengan adanya Pendidikan formal melalui sekolah dapat menjadi lokus untuk memulai revolusi mental ini. pendidikan diarahkan pada pembentukan etos warga negara. Proses pedagogik membuat etos warga negara ini tumbuh atau dapat menjadi tindakan sehari-hari. Cara mendidik perlu diarahkan dari pengetahuan diskursif  ke pengetahuan praktis yang artinya, membentuk etos bukanlah pembicaraan teori-teori etika yang abstrak, tetapi bagaimana membuat teori-teori tersebut mempengaruhi tindakan sehari-hari. Pendidikan diarahkan menuju transformasi di tataran kebiasaan. Pendidikan mengajarkan keutamaan yang merupakan pengetahuan praktis. Revolusi mental membuat kejujuran dan keutamaan yang lain menjadi suatu disposisi batin ketika siswa berhadapan dengan situasi konkret.



Jawaban soal nomor 3 Evaluasi program merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, desain, implementasinya dan dampak untuk membantu membuat keputusan , membantu pertanggung jawaban dan meninggktakan pemahaman fenomena. 1. Evaluasi Model Kirkpatrick Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998) dalam Eko Putro Widoko (2010) mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level 3 behavior, dan level 4 result.  Evaluasi reaksi (reaction evaluation) Mengevaluasi terhadap reaksi peserta training berarti mengukur kepuasan peserta. Program training dianggap efektif apabila proses training dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta training, sehingga mereka tertarik dan termotivasi untuk belajar dan berlatih. Dengan kata lain peserta training akan termotivasi apabila proses training berjalan secara memuaskan bagi peserta yang pada akhirnya akan memunculkan reaksi dari peserta yang menyenangkan.



Sebaliknya apabila peserta tidak merasa puas terhadap proses training yang diikutinya mereka tidak akan termotivasi untuk mengikuti training. Partner (2009) mengemukakan bahwa “the interest, attention and motivation of the participants are critical to the success of any training program, people learn better when they react positively to the learning environment”. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan proses kegiatan training tidak terlepas dari minat, perhatian, dan motivasi peserta pelatihan dalam mengikuti jalannya kegiatan pembelajaran. Orang akan belajar lebih baik manakala mereka memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar. Kepuasan peserta dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh instruktur, media pembelajaran yang tersedia, waktu pelaksanaan pembelajaran, hingga gedung tempat pembelajaran dilaksanakan. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif.  Evaluasi belajar (learning  evaluating) Ada tiga hal yang dapat diajarkan dalam prgram training, yaitu pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Peserta training dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan keterampilan. Oleh karena itu untuk mengukur efektivitas prgram training maka ketiga aspek tersebut perlu untuk diukur. Tanpa adanya perubahan sikap, peningkatan pengetahuan atau keterampilan pada peserta training maka program dapat dikatakan gagal. Penilaian learning evaluating ini ada yang menyebut dengan penilaian hasil (output) belajar. Mengukur hasil belajar lebih sulit dan memakan waktu dibandingkan dengan mengukur reaksi. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Menurut Kirkpatrick (1998: 40), untuk menilai hasil belajar dapat dilakukan dengan kelompok pembanding. Kelompok yang ikut pelatihan dan kelompok yang tidak ikut pelatihan diperbandingkan perkembangannya dalam periode waktu tertentu. Dapat juga dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dengan posttest, tes tertulis maupun tes kinerja (performance test).  Evaluasi perilaku (behavior evaluation) Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku peserta setelah selesai mengikuti pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan mereka maka evaluasi level 3 ini dapat disebut sebagai evaluasi terhadap outcomes dari kegiatan pelatihan. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan membandingkan perilaku kelompok kontrol dengan perilaku peserta training, atau dengan membandingkan perilaku sebelum dan sesudah mengikuti training maupun dengan mengadakan survei atau interview dengan pelatih, atasan maupun bawahan peserta training setelah mereka kembali ketempat kerja. 



Evaluasi hasil (result evaluation)



Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena siswa telah mengikuti suatu program pembelajaran. Termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu program pembelajaran diantaranya adalah peningkatan hasil belajar, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan (skills). Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja maupun membangun teamwork (kerjasama tim) yang lebih baik. Dengan kata lain adalah evaluasi terhadap impact program (pengaruh program). Tidak semua pengaruh dari sebuah program dapat diukur dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu evaluasi level 4 ini lebih sulit di bandingkan dengan evaluasi pada level-level sebelumnya. Evaluasi hasil akhir ini dapat dilakukan dengan membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok peserta pembelajaran, mengukur kemampuan siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran apakah ada peningkatan atau tidak (Kirkpatrick, 1998: 61). Dibandingkan dengan model evaluasi yang lain, model ini memiliki beberapa kelebihan yaitu: 1) lebih komprehensif, karena mencakup had skill dan soft skill. 2) objek evaluasi tidak hanya hasil belajar semata tapi juga mencakup proses, output  dan outcomes. 3) mudah untuk diterapkan. Selain kelebihan tersebut model ini juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 1) kurang memperhatikan input. 2) untuk mengukur impact sulit dilakukan karena selain sulit tolak ukurnya juga sudah di luar jangkauan guru maupun sekolah.