Buku Juknis PAKSI Modul PAI-Kriteria Pengisian Formulir Irigasi PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN



BUKU KE-5 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN ASET DAN KINERJA SISTEM IRIGASI (PAKSI) MODUL PENGELOLAAN ASET IRIGASI (PAI) KRITERIA PENGISIAN FORMULIR INVENTARISASI



2019



DAFTAR ISI KRITERIA PENGISIAN FORMULIR INVENTARISASI 1



Ragam Data yang Diminta oleh Formulir Inventarisasi



1



2



Kriteria Kondisi Aset



2



3



Kriteria Fungsi Aset



5



4



Asesmen Nilai Aset



6



5



Tujuan Pekerjaan Perbaikan yang Diusulkan



8



6



Urgensi



9



MODUL 5 KRITERIA PENGISIAN FORMULIR INVENTARISASI Dalam modul ini akan dijelaskan mengenai :  Kriteria penentuan Kondisi dan Fungsi aset bangunan;  Kriteria penentuan Kondisi dan Fungsi aset saluran;  Perhitungan Nilai Aset dan Software-nya  Urgensi Pekerjaan 1. Ragam Data yang Diminta oleh Formulir Inventarisasi Ditinjau dari waktu data yang diminta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :  Data statis yang tidak berubah karena perjalanan waktu; dan  Data dinamis yang berubah karena perjalanan wakru. Contoh data statis adalah : o Dimensi aset o Jenis aset o Bahan bangunan aset, dll. Ditinjau dari absoluditas data statis tersebut merupakan juga data yang absolut yaitu data yang tidak dapat diperdebatkan lagi kebenarannya. Data statis tersebut mayoritas terdapat pada lembar 1 dari form-form untuk aset jaringan. Contoh data dinamis adalah : o Nilai aset (baik nilai baru maupun nilai sesungguhnya); o Kondisi dan fungsi aset; dan o Permasalahan yang dihadapi oleh pengguna aset. Ditinjau dari absoluditas data yang disebut sebagai data dinamis di atas penybutannya menjadi relatif dari pendapat orang seorang Data dinamis tersebut mayoritas terdapat pada lembar 2 dari formform untuk aset jaringan. Karena inventarisasi aset jaringan dilakukan setahun sekali, maka data statis pemasukannya ke dalam pangkalan data (komputer)



1



cukup pada inventarisasi pertama saja. Pada inventarisasi tahuntahun berikutnya cukup diisikan data dinamisnya saja. Berbeda dengan form aset pendukung yang berusaha menjaring data yang sangat variatif, yaitu mulai dari data imaterial seperti kelembagaan, data sosial seperti SDM, data benda-benda buatan manusia seperti peralatan, kendaraan, dan data yang alami seperti lahan. Dan lagi tenggang waktu diadakannya inventarisasi cukup lama yaitu 5 tahun, sehingga seluruh data aset pendukung memerlukan pembaharuan setiap kali inventarisasi. Inventarisasi aset dalam rangka PAI tidak semata-mata menjaring data yang dapat dilihat oleh mata saja, tetapi juga data yang tidak tampak dilihat oleh mata, yaitu permasalahan yang menyangkut aset yang bersangkutan. Permasalahan tersebut tercermin dalam usulan pekerjaan, tujuan usulan pekerjaan, serta urgensi usulan pekerjaan tersebut. Yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut hanyalah orang-orang yang akrab dengan aset yang bersangkutan. Dapat dikatakan mustahil orang yang baru mengenal aset yang bersangkutan dapat memberikan jawaban yang pasti tentang kebutuhan akan suatu solusi terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena itulah dalam penelusuran perlu diikut sertakan GP3A/IP3A. 2. Kriteria Kondisi Aset Seperti halnya kondisi fisik manusia banyak dipengaruhi oleh faktor umur manusia itu sendiri. Begitu pula aset irigasi kondisi fisiknya banyak dipengeruhi oleh umur dari aset tersebut. Selain umur aset irigasi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti berikut :  Survei, Investigasi, dan Desain;  Pemilihan bahan bangunan;  Pelaksanaan konstruksi;  Pengoperasian;  Pemeliharaan; dan  Kejadian bencana alam Penurunan kondisi dari aset telah dimulai sejak tahun pertama aset selesai dibangun. Dari faktor umur aset kondisinya makin lama makin memburuk sehingga pada suatu waktu aset tersebut tidak lagi ekonomis untuk dipertahankan dan aset perlu mengalami pembaruan (renewal). Setelah pembaruan aset menjadi baru kembali dan umur ekonomisnya menjadi panjang kembali. Di waktu-waktu antara selesai dibangun dan diperbaharui tersebut aset mengalami



2



perbaikan-perbaikan atau peningkatan untuk memperpanjang umur ekonomisnya. Dalam PAI tingkatan kondisi disebutkan secara kualitatif menjadi 4 tingkat, yaitu :  Baik;  Rusak Ringan;  Rusak Sedang; dan  Rusak Berat.



PU - JICA Orang akan dengan mudah menyebutkan tingkatan kondisi suatu aset bila aset yang bersangkutan Baik dan Rusak Total, karena kedua kondisi tersebut merupakan kondisi-kondisi extrim yang sangat mudah untuk dibedakan. Sebagai indikator dapat dipergunakan angka kuantitatif % untuk menentukan masuk kategori mana kondisi suatu aset sebagai berikut : Tabel-1 Indikator Kuantitatif Kondisi Tingkat Kerusakan



Kategori Kondisi



> 0 % - 10 % > 10 % - 20 % > 20 % - 40 % > 40%



Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat



Sekalipun telah ada indikator secara kuantitatif akan tetapi tetap tidak dapat dikategorikan secara mutlak karena prosentase tersebut juga didasarkan atas pandangan mata pemeriksa



3



Dapat pula dipergunakan indikator yang didasarkan atas deskripsi kerusakan yang terjadi pada bangunan sipil dan lining saluran: Tabel-2 Indikator Deskriptif Kondisi Bangunan Sipil dan Lining No.



Kondisi



1 2



Baik Rusak Ringan



3



Rusak Sedang



4



Rusak Berat



Kerusakan (salah satu atau semuanya) Retak rambut, Retak lebar Tergerus atau terkelupas Lapuk Terlihat besi tulangan Berongga Terlihat besi penulangan Berongga Melendut atau melengkung Bergeser dari tempat semestinya Miring dari seharusnya tegak Sebagian bangunan turun elevasinya Terjadi aliran air di bawah pondasi Seluruh bangunan turun elevasinya Bangunan roboh



Untuk pintu air dapat dipergunakan indikator sbb.:



No. 1 2 3 4



Tabel-3 Indikator Deskriptif Kondisi Pintu Kerusakan (salah satu atau Kondisi semuanya) Baik Karatan ringan Rusak Ringan Mur dan baut hilang Batang pengangkat bengkok Rusak Sedang Berlubang dan bocor Rusak Berat Berlubang dan bocor Karatan berat Batang pengangkat patah Hilangnya roda/stang pegangan Hilangnya gigi-gigi pengangkat Mesin pengangkat rusak Mesin pengangkat terbakar Pintu hancur



Untuk kondisi tanggul saluran dapat dipergunakan indikator sbb.: Tabel-4 Indikator Deskriptif Kondisi Tanggul Saluran



4



No.



Kondisi



1 2



Baik Rusak Ringan



3 4



Rusak Sedang Rusak Berat



Kerusakan (salah satu atau semuanya) Rembes Bocor kecil Bocor besar Tergerus dasar dan talud Rusak akibat ulah manusia/hewan Terjadi longsoran Longsor kearah dalam Longsor kearah luar Muka tanggul turun Tanggul jebol



3. Kriteria Fungsi Aset Dalam PAI tingkat kefungsian suatu aset dikategorikan menjadi 4 tingkatan, yaitu :  Baik  Kurang  Buruk  Tidak Berfungsi Fungsi dari aset harus dibedakan dengan kondisi dari aset. Hal tersebut karena tidak selalu ada hubungan langsung kondisi dan fungsi suatu aset. Contoh : suatu saluran mengalami kerusakan yang cukup berat hingga dapat dikategorikan RB (Rusak Berat), namun masih bisa mengalirkan debit yang sebagaimana diperlukan. Sebaliknya saluran yang kondisinya masih baik tetapi endapan lumpurnya tinggi, maka fungsinya telah banyak berkurang. Fungsi suatu aset irigasi tidak selalu diukur atas kemampuannya mengalirkan debit, tetapi diukur atas kemampuannya melaksanakan fungsi yang ditugaskan pada aset yang bersangkutan. Contoh : suatu bangunan terjunan rusak berat, dari kemampuannya mengalirkan debit air masih 100% tetapi kemampuannya untuk menghancurkan energi yang ada pada aliran air tersebut mungkin telah mendekati 0%. Fungsi bangunan air yang mempergunakan pintu air lebih banyak tergantung dari fungsi pintu air itu tersebut. Untuk PAI kondisi dan fungsi bangunan-bangunan air dibedakan antara kondisi dan fungsi bangunan sipil dan kondisi dan fungsi dari bangunan ME (mekanikal elektrikal / pintu).



5



Sebagai indikator dibawah ini diberikan indikator untuk menentukan kategori tingkatan fungsi dari suatu aset. Tabel-5 Indikator Fungsi Penurunan Fungsi



Kategori Fungsi



> 0 % - 10 % > 10% - 20% > 20 % - 40 % > 40%



Baik Kurang Buruk Tidak Berfungsi



Di dalam jaringan irigasi terdapat aset-aset yang fungsinya tidak menyangkut pelayanan pemberian air, tetapi merupakan pelayanan sosial kepada masyarakat sekitar. Contoh : Jembatan desa melayani masyarakat desa untuk menyeberang saluran. Tempat cuci melayani masyarakat setempat untuk dapat memanfaatkan air saluran guna mencuci pakaian. Tempat mandi hewan melayani masyarakat setempat untuk dapat memandikan hewannya dengan mempergunakan air saluran. 4. Asesmen Nilai Aset Pengertian Nilai Aset dalam rangka PAI adalah jumlah biaya (harga borongan) dalam nilai rupiah saat ini yang diperlukan untuk membangun baru aset yang ekuivalen dengan aset yang ditinjau diluar nilai tanah. Maksud untuk mencari nilai ekuivalen tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran perbandingan antara nilai perbaikan yang diperlukan dengan nilai bila membangun baru. Nilai aset ini merupakan taksiran kasar jadi tidak perlu perhitungan yang detail. Bilamana di kantor terdapat data yang cukup untuk menghitung nilai tersebut maka nilai aset tersebut dapat dihitung secara manual, dengan memperkirakan berapa volume masing-masing komponen dari aset dan mengalikan dengan harga satuan pekerjaan setempat. Bilamana di kantor tidak terdapat data yang cukup, maka sebagai ancar-ancar dapat dipergunakan taksiran data seperti di bawah ini. Ancar-ancar taksiran ini hanya untuk beberapa aset yang banyak dipergunakan pada jaringan irigasi skala kecil dengan basis harga di Jakarta dan sekitarnya. Sebagaimana dimintakan di dalam Formulir Isian, nilai aset perlu dirinci berapa nilai untuk pekerjaan sipil dan untuk pekerjaan ME (Mekanikal Elektrikal). Ancar-ancar taksiran biaya membangun baru 6



(nilai ekuivalen) yang ada di bawah ini hanya menyngkut pekerjaan sipil dan pekerjaan pembuatan pintu air saja. Asesmen Biaya membangun baru Pintu Air dari Besi Dianggap sama antara pintu sorong dan pintu-pintu ukur dan variabelnya hanya lebar pintu dalam satuan meter, data harga satuan setempat. Tabel-6 Asesmen Harga Membangun Baru Pintu Air dari Besi No. Lebar (m) Taksiran Harga (Rp) 1 0,50 Rp .......... 2 0,75 Rp .......... 3 1,00 Rp .......... 4 1,25 Rp .......... 5 1,50 Rp .......... 6 1,75 Rp ........... 7 2,00 Rp ........... Bila dihitung dengan menggnakan rumus : H = 17.172 e0.3358 x Dimana :



H = Taksiran harga dalam jutaan Rp. x = lebar pintu (m) e = angka Euler/konstanta Napier = 2.71818



Asesmen Biaya Membangun Baru Pintu Sorong dari Kayu Jati Variabel hanya lebar pintu dalam satuan meter, data harga satuan setempat. Tabel-7 Asesmen Biaya Membangun Baru Pintu Sorong dari Kayu Jati No. Lebar (m) Taksiran Harga (Rp) 1 0,50 Rp .......... 2 0,75 Rp .......... 3 1,00 Rp .......... 4 1,25 Rp .......... 5 1,50 Rp .......... 6 1,75 Rp ........... 7 2,00 Rp ...........



7



Bila dihitung dengan menggunakan rumus : H = 24.468 Ln(x) + 42.325 Dimana :



H = Taksiran harga x = lebar pintu (m) Ln = logaritma dengan basis e



Cara menghitung rumus-rumus tersebut dengan menggunakan software Excel : Asesmen Harga Satuan per m2 untuk Pekerjaan Sipil data harga satuan setempat. Tabel-8 Asesmen Harga per m2 Pekerjaan Sipil No. Jenis Aset Taksiran Harga (Rp/m2) 1 Bendung Rp .......... 2 Bagi/Sadap Rp .......... 3 Terjunan Rp .......... 4 Got Miring Rp .......... 5 Siphon Rp .......... 6 Talang Rp ........... Sebuah Program Excel untuk menghitung perhitungan-perhitungan tersebut di atas disertakan dalam Modul Pelatihan ini (nama file : ASESMEN NILAI ASET.xls). 5. Tujuan Pekerjaan Perbaikan yang Diusulkan Pengelompokan jenis pekerjaan menurut tujuan pekerjaan perbaikan adalah sbb 1. Perbaikan ditujukan untuk pembaruan, misalnya perbaikan pada bangunan atau pintu air yang telah melewati umur rencana-nya dan kondisinya rusak berat, dengan demikian setelah selesai perbaikan umur pakainya menjadi 0 tahun kembali.



8



2. Perbaikan ditujukan untuk pemeliharaan, misalnya perbaikan pada saluran yang mengalami kebocoran, dengan demikian setelah selesai perbaikan umur pakainya tetap bertambah dari umur semula; 3. Perbaikan ditujukan untuk peningkatan, misalnya, misalnya peningkatan sebuah bangunan sadap dari pasangan batu menjadi bangunan sadap dari beton bertulang, dengan demikian setelah selesai perbaikan umur pakai bangunan menjadi 0 tahun kembali; 4. Perbaikan ditujukan untuk perluasan, misalnya perluasan bangunan sadap dari semula hanya satu pintu ditambah dengan satu pintu lagi, sehingga setelah selesai perbaikan umur pakainya tetap bertambah dari umur semula; 5. Perbaikan ditujukan untuk pengamanan, misalnya penambahan pagar di sekeliling bangunan bagi, sehingga setelah selesai perbaikan umur pakai bangunan tetap bertambah dari umur semula; dan 6. Perbaikan ditujukan untuk efisiensi operasi dengan harapan operasi jaringan menjadi leboh cepat, dan lebih efisien. 6. Urgensi Semua usulan pekerjaan perbaikan tidak akan mungkin dilaksanakan dalam waktu 1 tahun secara bersamaan. Berhubung keterbatasan dana, maka pekerjaan perlu dipilah mana yang urgen dan mana yang kurang urgen. Salah satu pertimbangan urgensi adalah kegawatan kondisi aset. Disediakan empat tingkatan urgensi, yaitu :  Sangat Urgen bilamana pekerjaan usulan perlu dilaksanakan dalam waktu 1 atau 2 tahun ke depan;  Urgen bilamana pekerjaan usulan perlu dilaksanakan dalam waktu 3 tahun ke depan;  Kurang Urgen bilamana pekerjaan usulan dapat dilaksanakan dalam waktu 4 tahun ke depan; dan  Jangka Panjang bilamana pekerjaan usulan dapat dilaksanakan dalam waktu 5 tahun ke depan.



9