BUKU PEDOMAN Kompre - 2021 - KIA NERS [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Meila
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH AKHIR BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES HANG TUAH SURABAYA



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2021



2



PENULIS



Ns. Nuh Huda, M.Kep.,Sp.Kep.MB



DIPAKAI UNTUK KALANGAN SENDIRI Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya buku ini tanpa IJIN tertulis dari Institusi Stikes Hang Tuah Surabaya



3



SAMBUTAN KETUA STIKES HANG TUAH SURABAYA



Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh. Atas nama Pimpinan dan segenap civitas akademika Stikes Hang Tuah Surabaya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, atas penerbitan buku Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Stikes Hang Tuah Surabaya tahun 2021. Tujuan penerbitan buku ini adalah menjadi acuan penulisan KIA mahasiswa dan diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menyusun karya ilmiahnya yang dijadikan sebagai syarat Tugas Akhir pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners. Isi dari buku ini adalah pedoman penulisan sekaligus beberapa contoh yang sesuai dengan tekhnik penulisan ilmiah dengan metode studi kasus melalui proses keperawatan. Kami berharap dengan penerbitan buku ini, berguna bagi mahasiswa, pembimbing ruangan serta dosen di lingkungan Stikes Hang Tuah Surabaya. Diharapkan juga mampu memacu dosen-dosen untuk lebih mengembangkan diri, menambah wawasan serta membuat karya ilmiah sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Akhirnya kepada penulis, saya ucapkan selamat dan terimakasih, semoga buku ini mampu memberikan manfaat bagi mahasiswa, dosen dan pembaca lainnya, serta sebagai sumbangsih pemikiran dalam peningkatan mutu pendidikan. Wassalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh.



Surabaya, Juni 2021 Stikes Hang Tuah Surabaya Ketua



TTD



Dr. A.V. Sri Suhardiningsih, S.Kp., M.Kes NIP. 04014



4



KATA PENGANTAR



Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Alloh SWT dengan segala karunia dan rohmatNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan buku pedoman penulisan Karya Ilmiah Akhir (KIA) bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Stikes Hang Tuah Surabaya. Buku ini ditulis berdasarkan masukan dari berbagai pihak baik oleh dosen maupun para preceptor (CI) ruangan yang selama ini bekerja memberikan asuhan keperawatan secara langsung. Oleh karena itu buku ini menggunakan pendekatan praktis yang mudah diaplikasikan dan mudah dipahami oleh pembacanya. Penyusunan buku ini telah mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir sehingga setiap tahun mengalami perbaikan dalam penyusunannya. Isi dari buku ini adalah pedoman penulisan tugas akhir mahasiswa Program Studi Profesi Ners yang menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Materi dalam buku ini disintesis dari berbagai sumber yang sahih dan sesuai dengan kenyataan di lapangan baik rumah sakit maupun komunitas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ketua Stikes, Puket 1dan 2 serta seluruh tim dosen Program Sudi Pendidikan Profesi Ners Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah banyak memberikan masukan dan seluruh dosen, tenaga kependidikan serta karyawan Stikes Hang Tuah Surabaya. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan berguna dalam penulisan karya ilmiah. Kritik dan saran untuk perbaikan penulisan pedoman karya ilmiah akhir ini kami harapkan.



Surabaya, Juni 2021 Penulis TTD



Ns. Nuh Huda, M.Kep.,Sp.Kep.MB NIP. 03020



5



DAFTAR ISI



Halaman Judul Daftar Penulis Sambutan Ketua Stikes Hang Tuah Surabaya Kata Pengantar Daftar Isi



i ii iii iv v



1. Bab 1 Pendahuluan 2. Bab 2 Prosedur Bimbingan dan Ujian a. Prosedur Bimbingan b. Prosedur Ujian 3. Bab 3 Penataan Penulisan Laporan a. Bagian Awal b. Bagian Isi c. Bagian Akhir 4. Bab 4 Petunjuk Penulisan a. Kertas b. Pengetikan dan bahasa c. Table dan gambar d. Penomoran e. Tekhnik pengutipan f. Penulisan daftar pustaka g. Cara menampilkan kutipan Daftar Pustakan Lampiran 1 Cover luar (halaman sampul) Lampiran 2 Cover dalam (halaman judul) Lampiran 3 Halaman Pernyataan Lampiran 4 Halaman Persetujuan Lampiran 5 Kata Pengantar Lampiran 6 Daftar Isi Lampiran 7 Daftar Tabel Lampiran 8 Bab 1 Lampiran 9 Tinjauan Pustaka Lampiran 10 Tinjauan Kasus sesuaikan dengan format yang dipakai Lampiran 11 Pembahasan, sesuia dengan format pengkajian yang dipakai Lampiran 12 Lampiran Penutup



1 2 2 3 4 4 5 8 9 9 9 9 10 11 12 12 14 16 17 18 19 20 21 22 23 26 36



43 50



6



BAB 1 PENDAHULUAN



Keperawatan Komprehensif merupakan tahapan akhir dari tahap Pendidikan Profesi Ners yang sering disebut dengan istilah Ujian Akhir Program (UAP) yang ada di Stikes Hang Tuah Surabaya. Program ini disesuaikan dengan tuntutan profesi yang dikemas dalam satu bentuk paket ujian Karya Ilmiah Akhir (KIA). Keperawatan Komprehensif yang dilaksanakan oleh program studi pendidikan profesi ners adalah menyusun Karya Ilmiah Ahir dari laporan kasus yang diambil dengan menerapkan proses asuhan keperawatan pada kasus penyakit tertentu dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dimana karya tersebut disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang benar, dibawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing. Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi pendidikan profesi Ners dimana merupakan aktifitas yang penting untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah memenuhi aturan pendidikan tinggi dan juga memberikan bekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan, hingga evaluasi keperawatan serta mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Studi kasus yang disusun adalah berbentuk asuhan keperawatan yang memunculkan permasalahan untuk dipelajari dan dipecahkan dalam lingkup dan konteks bidang studi mahasiswa yang bersangkutan pada penanganan satu pasien berdasarkan penanganan asuhan keperawatan yang komprehensif. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pedoman penyusunan Karya Ilmiah Akhir yang diterbitkan dengan tujuan memberikan tuntunan kepada mahasiswa program studi pendidikan profesi ners dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Ners di Stikes Hang Tuah Surabaya.



7



BAB 2 PROSEDUR BIMBINGAN DAN UJIAN A. Prosedur Bimbingan 1. Proses Bimbingan Mahasiswa akan dibimbing oleh 1 orang pembimbing. Pembimbing bertanggung jawab untuk membimbing mahasiswa tentang penerapan proses keperawatan dan substansi keilmuan, penulisan dan kaidah ilmiah suatu karya tulis. 2. Penunjukan pembimbing Pemilihan pembimbing dimulai pada awal tahap 2 praktek pendidikan profesi ners. Pemilihan pembimbing dibahas dalam rapat koordinasi dosen STIKES Hang Tuah Surabaya dan di putuskan oleh ketua Stikes Melalui surat tugas. 3. Kriteria Pembimbing dan Penguji Syarat pembimbing 1 a. Mempunyai Latar Belakang pendidikan S1 Keperawatan dan Ners b. Mempunyai pendidikan S2/Magister Kep/Kesehatan c. Mempunyai Jabatan Akademik Dosen d. Mempunyai Surat Tugas Ketua Stikes e. Kompeten dibidangnya f. Memahami kaidah ilmiah karya tulis 4. Tahapan Penyusunan KIA Langkah–langkah penyusunan Studi Kasus adalah sebagai berikut: a. Pendaftaran Peminatan : mahasiswa mendaftarkan diri dan menuliskan sesuai dengan peminatan dan jenis mata kuliah yang dipilih sesuai dengan kuota yang ditetapkan b. Mahasiswa melakukan proses administrasi sesuai dengan ketentuan c. Proses pengambilan kasus : 1) Hari -5 a) Penetapan Kasus b) Sosialisasi buku panduan c) Pembahasan proses pengambilan kasus d) Proses penulisan Karya Ilmiah Akhir 2) Hari -2 a) Mahasiswa melakukan kontrak dengan pembimbing b) Mahasiswa Mengkoordinasikan kasus yang diperoleh dengan pembimbing c) Kasus yang diambil adalah salah satu kasus yang pernah dilakukan asuhan keperawatan oleh mahasiswa pada saat praktik klinik. d) Pengajuan judul kepada Pembimbing 3) Hari 1-10 (tanggal 9 – 18 Juli, 2021) a) Mahasiswa melakukan proses penyusunan penilisan KIA b) Mahasiswa berkonsultasi dengan pembimbing (Bab 1- bab 5) c) Melakukan proses asuhan keperawatan (pengkajian – evaluasi) dengan format yang sudah ditentukan d) Penulisan Bab 1- Bab 5, disesuaikan dengan buku panduan penulisan KIA e) Melengkapi daftar konsul dan tandatangan pembimbing, dan lembar pengajuan Ujian Karya Ilmiah Akhir ke bagian administrasi prodi (Bpk. I Wayan KU) 4) Hari 11 (19 Juli 2021) a) Mahasiswa melakukan kontrak dengan penguji b) Mahasiswa menyerahkan naskah ujian (soft file) kepada penguji c) Naskah KIA yang diserahkan sudah dilakukan pengecekan plagiasi (turnitin) d) Mahasiswa menyerahkan lembar pengajuan Ujian KIA e) Mahasiswa membuat link Ujian melalui gmeet.



8



5) Hari 13 (22, 23, 24 Juli 2021) : UJIAN SIDANG a) Mahasiswa melaksanakan Ujian b) Jumlah penguji 3 orang dosen c) Mahasiswa berpakaian lengkap, menggunakan jas almamater d) Mahasiswa menampilkan hasil karya ilmiah dalam bentuk power point (ppt) e) Mekanisme ujian dapat di lihat di bagian Ujian dalam buku ini. 6) Tanggal 23-30 Juli 2021 a) Mahasiswa melakukan konsultasi dan revisi hasil sidang ujian b) Menyerahkan laporan lengkap dengan lembar pengesahan yang dibuktikan tanda tangan seluruh penguji. c) Proses penjilidan laporan KIA d. Catatan pembimbingan 1) Mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing 1 mulai dari BAB 1 sampai BAB 5. 2) Jumlah bimbingan kepada kedua pembimbing, minimal 6 kali (wajib mengisi lembar konsul, format terlampir). 3) Penyusunan laporan studi kasus dimulai pada tanggal 9-18 Juli 2021 4) Pengumpulan laporan studi kasus selambat-lambatnya tanggal 19 Juli 2021 5) Laporan studi kasus dijilid menggunakan soft cover berwarna kuning yang digandakan sebanyak 2 eksemplar. e. Kriteria Penilaian 1) Standard Penilaian konversi bobot a) A : ≥ 80 4,0 b) A: 77- 79,9 3,7 c) B+ : 74 -76,9 3,3 d) B : 70 -73.9 3,0 e) B: 67 - 69.9 2,7 f) C+ : 64 - 66.9 2,3 g) C : 60 -63,9 2,0 Selisih nilai tiap penguji tidak boleh lebih dari 7,5. Standard kelulusan minimal B (70). 2) Sanksi Pemberian sanksi kepada mahasiswa dilakukan bila mahasiswa melakukan plagiat atau melakukan pemalsuan data, sanksi dapat berupa penggantian judul atau pembatalan kelulusan dan di ketahui oleh Ketua Program Studi. B. Prosedur Ujian 1) Tata cara penilaian ujian keterampilan/skill (DITIADAKAN) a) Penilaian dilakukan dengan kriteria yang berlaku (format terlampir) b) Mahasiswa menyiapkan segala keperluan alat yang akan digunakan dalam ujian skill dan menjelaskan prosedur, manfaat dan komplikasi dari tindakan yang dilakukan c) Selama ujian skill mahasiswa didampingi dan dinilai oleh kedua pembimbing d) Persentase nilai ujian skill/keterampilan 30% 2) Tata Cara Ujian Sidang KIA (Online) 1. Mahasiswa membuat link dan di bagikan kepada penguji maksimal h-1 sebelum ujian sidang 2. Mahasiswa berpakaian lengkap dengan jas almamater 3. Mahasiswa menyiapkan naskah ujian, naskah presentasi dan mengisi daftar hadir/link ujian



9



4. Mahasiswa mengucapkan salam 5. Penguji 1 (bertindak sebagai moderator) akan membuka acara sidang Ujian KIA 6. Penguji 1 memperkenalkan seluruh penguji kepada mahasiswa 7. Mahasiswa di minta berdoa sebelum ujian 8. Waktu Ujian sidang setiap mahasiswa maksimal 1 jam dengan pembagian sebagai berikut : a) Presentasi kasus maksimal 15 menit b) Diskusi, tanya jawab dan masukan kurang lebih 45 menit (untuk seluruh penguji) 9. Penguji mengisi berita acara sidang, memberikan penilaian dan menutup ujian sidang KIA.



10



BAB 3 SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH AKHIR



Pengorganisasian tugas akhir adalah penyusunan pola keseluruhan penulisan KIA. Sebagai gambaran umum, dapat dikemukakan bagain-bagian yang lazim terdapat dalam pengorganisasian adalah sebagai berikut : a. Bagian muka (awal) b. Bagian tubuh (isi). c. Bagian akhir (belakang). A. Bagian awal Bagian awal tugas akhir terdiri atas : 1. Cover luar (halaman sampul) 2. Cover dalam (halaman judul) 3. Halaman pernyataan keaslian hasil karya sendiri (tidak plagiat) 4. Halaman pengesahan 5. Kata pengantar 6. Daftar isi 7. Daftar lampiran (jika diperlukan) Penjelasan 1. Halaman Sampul Halaman sampul memberikan informasi singkat kepada pembaca tentang Karya Ilmiah Akhir tersebut yang tersusun dari atas kebawah sebagai berikut : a. Jenis : Karya Ilmiah Akhir b. Judul : contoh : “ Asuhan Keperawatan Pasien ……. di ruang ….. RSPAL Dr. Ramelan Surabaya’’ c. Logo Stikes Hang Tuah Surabaya d. Identitas penulis e. Identitas Prodi f. Identitas Institusi g. Tahun Contoh : terlampir 2. Halaman judul Halaman judul secara umum sama dengan halaman sampul, namun pada halaman judul dicantumkan informasi tambahan yaitu alasan pembuatan Karya Ilmiah Akhir. Penulisan diletakkan dibawah judul. 3. Halaman pernyataan keaslian hasil karya sendiri (tidak plagiat) Halaman pernyataan keaslian hasil karya sendiri (tidak plagiat) ini berisi pernyataan tertulis dari penulis bahwa tugas akhir yang disusun adalah hasil karyanya sendiri dan ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Contoh: pada lampiran 3 4. Halaman pengesahan Halaman pengesahan berfungsi utuk menjamin keabsahan karya ilmiah atau pernyataan tentang penerimaanya oleh institusi penulis. Halaman ini ditanda tangani oleh pembimbing dan kepala program studi setelah mahasiswa melaksanakan ujian sidang KIA. Contoh : terlampir 5. Kata pengantar Halaman kata pengantar memuat pengantar singkat atas Karya Ilmiah Akhir yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karya



11



ilmiah. Kata pengantar harus singkat dan jelas. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam kata pengantar hendaklah hanya dibatasi pada : a. Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa b. Penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan Karya Ilmiah Akhir c. Informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak d. Ucapan terima kasih dari berbagai pihak-pihak yang memungkinkan tersusunnya Karya Ilmiah AKhir. Sebaiknya ucapan terima kasih juga mencantumkan bantuan yang mereka berikan misalnya bantuan dalam memasukkan data, sebagai sumber informasi, dan lainnya. e. Penyebutan nama tempat, tanggal, bulan dan tahun penyusunan, serta nama penulis, contoh: terlampir 6. Daftar isi Daftar isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halaman masing-masing. Untuk membuat daftar isi yang lengkap, analisis masalah harus satu bab, dimuat semua hal yang terdapat didalam keseluruhan tugas akhir secara sistematis meliputi bab-bab, sub-sub bab serta bagian-bagiannya yang lebih kecil lagi. Penulisan daftar isi menggunakan 1 spasi. Contoh : terlampir 7. Daftar tabel, gambar dan daftar lain Karya Ilmiah AKhir yang lengkap selain menganalisis data dengan seksama, juga mencantumkan gambar, tabel atau grafik atau yang lainnya yang merupakan gambaran nyata analisis masalah tetapi sifatnya hanya melengkapi. Daftar gambar, tabel dan lainnya ini ada apabila KIA menyajikannya. Contoh: terlampir B. Bagian isi (tubuh) Bagian isi merupakan isi pokok atau batang tubuh tugas akhir yang memuat keseluruhan bahasan mulai pendahuluan sampai kesimpulan. Bagian tubuh tugas akhir pada umumnya mencakup bab-bab berikut : 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Tinjauan Kasus 4. Pembahasan 5. Simpulan Penjelasan 1. Bab 1 Pendahuluan (maksimal 2,5-4 halaman) Bab pendahuluan ini yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja. Pendahuluan terdiri dari Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan a. Latar Belakang Latar belakang masalah membahas tentang kejelasan masalah atau Justifikasi masalah keperawatan yang ada pada kasus yang diambil yaitu identifikasi fenomena dan berbagai alasan pemilihan fenomena dengan berbagai bukti ilmiah yang menyebabkan fenomena tersebut perlu dipelajari yang di akhir dengan problem statemen. Penulis menceritakan berbagai issu dan gambaran fenomena yang akan ditulis disertai data yang menunjang. Kronologi terjadinya masalah dan berbagai dampaknya, konsep solusi dalam penyelesaian masalah keperawatan dari kasus yang diambil. 1. Justifikasi masalah yang di akhiri dengan problem statemen. Masalah yang diangkat disesuaikan dengan kasus dan data yang dimiliki. 2. Data (dibuat dari skala besar ke skala kecil)



12



3. Kronologi masalah : menceritakan bagaimana masalah dapat terjadi, penyebab, mekanisme terjadinya masalah, dampak masalah 4. Konsep solusi: menceritakan konsep solusi yang ditawarkan untuk penyelesaian masalah. b. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan awal dari segenap proses ilmiah. Perumusan masalah harus dilakukan secara tegas dan terarah sesuai tujuan. Makin tegas dan terarah perumusan masalahnya, makin jelas pula arah dan pelaksanaan penulisan. Perumusan masalah diawali dengan membandingkan kenyataan atau fenomena dengan harapan sesuai dengan teori dan konsep. Penulis seharusnya membuat pertanyaan yang sangat mendasar yang akan menjawab tujuan penulisan.



c. Tujuan Tujuan dalam KIA adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penulisan itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur. Tindakan pada tujuan khusus dinyatakan dengan kata kerja, yang tentu saja sesuai dengan permasalahannya, misalnya: 1) Menilai (to evaluate) 2) Megukur (to assess, to measure) 3) Mengidentifikasi (to identify) 4) Menentukan (to determine) 5) Membandingkan (to compare) Tujuan dalam KIA terdiri dari penjelasan tujuan umum dan khusus, sehingga pembaca mengerti tentang pentingnya penulisan ini dilaksanakan. Tujuan umum suatu penulisan perlu dispesifikasikan secara umum dan tujuan khusus perlu di identifikasi secara khusus. Contoh: terlampir d. Manfaat Manfaat dalam KIA adalah kegunaan hasil penulisan nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program pelayanan keperawatan maupun kepentingan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis yang dimanfaatkan oleh ilmuwan atau praktisi lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan dan seyogyanya dapat dimanfaatkan pula oleh masyarakat. Contoh: terlampir e. Metode Penulisan Metode penulisan adalah cara penulisan dalam studi kasus yang meliputi metode penulisan, teknik pengumpulan data, sumber data dan studi kepustakaan. Contoh: terlampir f.



Sistematika Penulisan Sistematika penulisan adalah urutan bagan penulisan dalam studi kasus yang dimulai dari bagian awal sampai dengan bagian akhir. Contoh: terlampir



2. Bab 2 Tinjauan Pustaka (20-30 halaman) Tinjauan pustaka merupakan analisis dan sintesis terhadap sumber-sumber yang diperlukan untuk menggambarkan suatu fenomena sebagai pendekatan untuk menyelesaikan masalah dan menjawab tujuan penulisan. Sumber pustaka yang umum dipakai dalam penulisan Karya Ilmiah AKhir antara lain adalah referensi kurang dari 10 tahun terakhir: a. Buku b. Jurnal penelitian



13



c. d. e. f. g.



laporan periodik Buletin Majalah Laporan Penelitian Annual review



Penulisan tinjauan pustaka pada studi kasus terdiri dari komponen sebagai berikut : 2.1 Konsep dasar penyakit 1) Definisi penyakit 2) Etiologi 3) Anatomi dan fisiologi 4) Patofisiologi 5) Pemeriksaan penunjang 6) Penatalaksanaan 2.2 Konsep Proses Asuhan Keperawatan 1) Pengkajian 2) Diagnosa keperawatan 3) Perencanaan 4) Pelaksanaan 5) Evaluasi 2.3 Kerangka masalah keperawatan/konsep mapp/ WOC Kerangka masalah keperawatan merupakan kerangka teori dari patofisiologi penyakit sampai dengan muncul masalah keperawatan. 3. Bab 3 Tinjauan kasus (sesuai format, ditulis dalam bentuk narasi) “Bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada tanggal……diruang….(tanpa gambaran ruangan).”



Dalam bab ini diuraikan secara narasi, disesuaikan dengan poin dibawah ini 3.1 Pengkajian 3.2 Diagnosa 3.3 Perencanaan 3.4 Pelaksanaan 3.5 Evaluasi 4. Bab 4 Pembahasan (15-20 halaman) Pembahasan dimaksudkan untuk menganalisis hasil yang membahas tentang data yang didapatkan pada kasus kemudian di bahas secara detail sesuai dengan kriteria pembahasan yaitu memuat data, teori dan opini yang juga memuat analisis dari data yang ada dengan hasil pelaksanaan serta pemikiran penulis tentang permasalahan dan hasil yang ada dalam penulisannya. Sehubungan dengan hal tersebut maka penampilan dipembahasan minimal ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Ada tampilan hasil pelaksanaan kerja yang didapatkan (DATA) b. Ada ungkapan teori yang mendasari dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan. c. Ada analisis penulis/Opini untuk menanggapi hasil pelaksanaan asuhan keperawatan. Sesuai dengan tujuan dan hasil observasi maka susunan pembahasan adalah sebagai berikut : a. Pengkajian 1) Hasil pengkajian/ data 2) Teori 3) Analisis dan opini penulis



14



b. Diagnosa 1) Penegakkan diagnosa berdasarkan pada analisa hasil pengkajian 2) Teori 3) Analisis. c. Perencanaan 1) Perencaan tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan 2) Teori 3) Analisis. d. Implementasi 1) Implementasi yang dilakukan 2) Teori 3) Analisis. e. Evaluasi 1) Hasil evaluasi 2) Teori 3) Analisis. Pembahasan kasus kelolaan difokuskan pada asuhan keperawatan yaitu dibahas perdiagnosa, dimana didalamnya juga mencakup proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dengan memenuhi kriteria minimal pembahasan yaitu mencakup data, teori dan opini yang berisi analisis penulis tentang asuhan keperawatan yang dilakukan. Contoh terlampir. 5. Bab 5: Penutup a. Simpulan Simpulan seharusnya menjawab tujuan KIA b. Saran Saran dibuat berdasarkan hasil temuan, untuk memberikan masukan dan sumbang pikir bagi profesi, yang berisi pengembangan dan rekomendasi dari hasil penulisan yang telah didapat. C. Bagian Akhir Bagian ini tidak menggunakan judul bab dengan penomeran halaman melanjutkan nomor halaman sebelumnya. Bagian ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran, dan riwayat hidup, yaitu sebagai berikut: 1. Daftar Pustaka (Wajib mendeley) Penulisan daftar pustaka tidak memerlukan pencantuman bab, sebab daftar pustaka tidak termasuk bagian inti karya. Perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka adalah: a. Daftar pustaka disusun menurut nama abjad nama-nama pengarang atau lembaga baik ke bawah atau ke kanan, sehingga daftar pustaka tidak diberi nomor urut (Harvad/ APA) b. Jika nama pengarang atau nama lembaga tidak ada, penyusunan didasarkan pada judul pustaka. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan cara penulisan daftar pustaka yang digunakan. Penulisan daftar pustaka menggunakan pedoman “APA”.



15



BAB 4 PETUNJUK PENULISAN A. Kertas 1. Jenis HVS berukuran A4 (21,5 cm x 29,7 cm) berat 80 gram. 2. Warna putih polos 3. Jumlah halaman studi kasus untuk memenuhi syarat adalah tidak kurang dari 30 halaman. 4. Tiap lembar kertas hanya satu permukaan/halaman yang dipakai untuk pengetikan teks B. Pengetikan dan Bahasa Ketentuan pengetikan adalah sebagai berikut: 1. Penulisan judul maksimal 16 kata 2. Huruf menggunakan jenis times new roman ukuran huruf 12 diketik rapi rata kiri dan kanan, kecuali kata asing dicetak miring (italic) 3. Pengetikan dilakukan dengan spasi 2, kecuali pada grafik dan tabel 1 spasi. 4. Awal paragraf dimulai pada ketukan ke-5 atau 6 dari tepi kiri (atau TAB pada Komputer) 5. Posisi penempatan teks pada tepi kertas a. Batas atas 3 cm b. Batas bawah 3 cm c. Batas kanan 3 cm d. Batas kiri 4 cm 6. Pengetikan huruf, perkataan dan alinea Mengenai pengetikan huruf, perkataan atau alinea untuk teks Karya Ilmiah AKhir adalah sebagai berikut : a. Jarak pengetikan antar baris teks adalah dua spasi (double spasi). b. Nomor halaman dengan angka romawi kecil (i,ii,iii,…) ditempatkan dikaki halaman persis ditengah-tengah. c. Nomor halaman dengan angka arab (1,2,3,…) diketik disudut kanan atas halaman 2 cm dari tepi atas dan 3 cm dari tepi kanan. 7. Bahasa yang digunakan a. Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD b. Bila diperlukan atau belum ada istilah yang tepat dalam bahasa Indonesia, boleh menggunakan bahasa aslinya dengan memperhatikan tata cara penulisan bahasa asing. C. Tabel dan gambar Disajikan di kertas untuk materi, kecuali dalam keadaan tertentu dapat menggunakan kertas dan ukuran yang berbeda. Ketentuan dalam penyajian tabel adalah: 1. Tabel diberi nomor dengan angka Arab, sesuai dengan nomor bab tempat tabel dicantumkan, diikuti dengan nomor urut tabel dengan angka Arab. Contoh penulisan nomor tabel: Tabel 2.1 (tabel ini berada di bab 2 dan merupakan tabel pertama). 2. Tabel diberi judul di atas tabel, berjarak 1 spasi 3. Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab, sesuai dengan nomor urut gambar tersebut pada setiap bab. Nomor bab ditulis di depan nomor urut Gambar dengan angka Arab. Contoh penulisan nomor gambar: Gambar 2.1 (Gambar ini berada di bab 2 dan merupakan gambar pertama) 4. Gambar diberi judul di bawah gambar, berjarak 1 spasi 5. Tabel dan gambar yang perlu disajikan di lembar yang lebih luas, dapat dilipat disesuaikan dengan luas halaman materi. 6. Tabel dan gambar yang dikutip dari buku lain harus dicantumkan sumbernya. 7. Judul Tabel dan gambar mengandung unsur 3W(What, Where, dan When)



16



D. Penomeran 1. Angka yang digunakan dan letak penomeran a. Angka romawi kecil (i, ii, iii, iv): untuk menomeri halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik. b. Angka Arab (1, 2, 3, 4, 5): Untuk menomeri halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan untuk menomeri tajuk bab pendahuluan, tajuk bab tinjauan pustaka, tajuk bab simpulan pada pojok kanan atas (1,5 cm dari teks). c. Pada halaman dengan judul bab, nomor halaman ditulis di bawah tengah (empat spasi di bawah teks) 2. Penomeran anak bab Anak bab dan sub anak bab dinomori dengan angka arab sistem digital. Angka terakhir dalam digital tidak diberi titik dan angka digital tidak lebih dari 3 angka, sedangkan penomoran selanjutnya menggunakan 1,2,3, kemudian a, b, c dst, selanjutnya 1), 2), 3), selanjutnya a), b), c) dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh penomeran dibawah ini :



1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6



BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Metode Penulisan Sistematika Penulisan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 2.1.1 1. a. 1) a) (1) (a)



E. Teknik Pengutipan Kutipan adalah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata (Mendeley). Kutipan disamping sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu. 1) Kutipan atau cuplikan ditulis sesuai naskah aslinya, sedangkan kutipan yang berbahasa asing harus disertai terjemahannya. 2) Penulisan kutipan harus menyesuaikan referencing system yang dipilih 3) Kutipan lebih dari 40 kata ditulis dengan jarak tepi kiri dan tepi kanan yang berbeda dengan teks yang lain dan berjarak satu spasi. 4) Kutipan urang dari 40 kata ditulis menyatu dengan teks, diawali dengan tanda petik (“) dan juga diakhiri dengan tanda petik (“) Berikut ini referensi yang dapat digunakan yaitu menurut Harvard Referencing System: 1. Menurut Harvard Referencing System a. Satu pengarang Pearce (2010) menyebutkan ...... atau mutasi berulang mendasari peristiwa autoimun (Pearce 2010) b. Lebih dari satu pengarang 1) Dua pengarang: disebutkan semua nama belakang ke dua pengarangnya Contoh: ......dari sudut perawatan akut (Cengel & Boles 2004) atau Cengel dan Boles (2004) menemukan bahwa.....



17



c.



d.



e.



f.



g.



h.



i.



2) Tiga pengarang: disebutkan semua nama belakang pengarang untuk pertama kali, selanjutnya satu pengarang disertai et al. (artinya adalah: dan kawan-kawan) Contoh: Seperti telah dideskripsikan sebelumnya, (Reid, Parsons & Green 2006). Untuk penyebutan selanjutnya.... (Reid, et al. 2006) 3) Empat pengarang atau lebih: Contoh: Nyeri punggung bawah bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara hal, antara lain..... (Jull. et al. 2008). Atau Jull et al. (2008) menjelaskan..... 4) Bila tidak ada pengarang, maka sebutan judul buku, jurnal, atau artikel yang dikutip: Contoh: ......telah menyebutkan (kepemimpinan gaya militer 2009) atau kepemimpinan gaya militer (2009) dijelaskan..... a) Dalam hal ini, cara penulisan dalam daftar referensi adalah: Contoh: Kepemimpinan gaya militer 2004, Jossey-Bass, San Fransisco. b) Cara lain adalah menuliskan anonim contoh: Mekanisme nyeri bisa dipengaruhi oleh.......(Anonim 2010). Atau Anonim (2010) menyebutkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi........ Satu pengarang menulis beberapa karya: Contoh: Stress berpengaruh terhadap peningkatan kadar gula darah (Putra 2006, 2010). Atau Putra (2006, 2010) menjelaskan bahwa peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh....... Beberapa karya oleh pengarang yang sama diterbitkan di tahun yang sama: Contoh: .....bila ditinjau dari sudut pandang......(Setiadi, 2006a, 2006b). Atau Setiadi (2006a, 2006b) menjelaskan..... Ide diambil dari dua atau beberapa pengarang: Masing-masing sumber rujukan ditulis pengarang dan tahun, dipisah tanda titik koma dan diurut abjad sesuai nama belakang pengarang. Contoh: ......perkembangan balita (Arini 2007; Hastuti 2008). Pengarang adalah institusi: Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes RI) (2009) menjelaskan.....Untuk selanjutnya cukup DepKes RI (2009) menjelaskan...... ....menentukan derajat keparahan ARDS (Royal College Of Nursing(RCN) (2007), selanjutnya RCN (2007) juga menjelaskan bahwa...... Editor: Ditulis nama belakang editor dan tahun Contoh: ........ (Shaw 2006) Sumber kedua: Kutipan langsung: (Brown 2003 dalam Bassett 2000, hal. 142) Kutipan tidak langsung: White, (2001) seperti dikutip dalam Black (2003), menyebutkan bahwa..... Tanpa tanggal: Smith (n.d.) telah menjelaskan..........



F. Penulisan Daftar Pustaka (Mendeley: Harvard atau APA) 1. Menurut Harvard Referencing System Dalam daftar pustaka, daftar referensi harus urut abjad dan ditulis rata kiri a. Buku Informasi dasar yang diperlukan untuk buku adalah: nama keluarga penulis, inisial tahun, Judul buku, Penerbit, Tempat diterbitkan Contoh: Hasibuan, S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi; Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara,Jakarta. b. Buku yang diterbitkan dalam beberapa edisi, maka edisi harus ditulis



18



Cengel, YA & Boles, MA. (2004). Thermodynamics: an engineering approach, edisi 2, McGraw Hill, London. c. Buku yang ditulis lebih dari satu pengarang Mengikuti aturan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, contoh: Reid, DH., Parsons, MB., & Green, CW. (2005). Staff management in human services: behavioral research and application, charles C. Thomas, Springfield.



Black, J.M., & Hawks, J.H. (2005). Medical surgical nursing clinical management for positive outcome. 7th edition. St. Louis Missouri : Elsevier Saunders d. Buku yang pengarangnya adalah editor Maka setelah nama ditulis editor (disingkat ed.) di dalam tanda kurung, contoh: Sjostrand, S (ed.). (1993). Institutional change: theory and empirical findings, M.E. Sharpe, Armonk, N.Y. e. Buku yang dikarang oleh lembaga Australian Government Publishing Service. (2007). Commonwealth printing and publishing manual, 2nd ed, A.G.P.S., Canberra. f. Artikel dalam jurnal: Komponen yang harus ada dalam penulisan referensi artikel dalam jurnal adalah: Nama keluarga penulis, inisial tahun, ‘judul artikel’, judul jurnal, volume dan nomor jurnal, halaman.



Young,T. (2004). The 30  tilt position vs the 90  lateral and supine positions in reducing the incidence of non blanching erythema in a hospital inpatient population. Journal of tissue viability. Volume: 14 Number: 3 Retrieved from http://www. ebscohost.com/uph.edu. diperoleh tanggal 2 Januari 2011



g. Tesis



Huda.N. (2012). Pengaruh Posisi Miring 30 Derajat Terhadap Kejadian Luka Tekan. Jurnal Ilmiah Keperawatan. Stikes Hang Tuah. Surabaya h. Karya ilmiah mahasiswa : Unarujan, D. 1992, Hubungan antara disiplin kerja kematangan karyawan dan gaya kepemimpinan di Perguruan Tinggi Universitas Indonesia, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia: Tesis tidak dipublikasikan i. Laporan Alit, NK & Cox, M, 2009, Kontaminasi makanan: Laporan kesehatan lingkungan no. 25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. j. Artikel dari web yang ada pengarangnya Albanese, A. (2009). Fairer Compensation for air travellers, media release, 29 Januari, Minister for Infrastructure, Transport, Regional Development and Local Government, diakses 30 Januari 2009, . k. Website dengan pengarang corporate atau lembaga University Of Melbourne Library. (2009). Mechanical engineering subject guide, University of Melbourne Library, diakses 6 Februari 2009, . l. Surat kabar Adi, L. (2005). Jawa Pos,Makanan Bergizi dan Menarik Untuk Balita. 2 Januari 2005, Surabaya: PT Jawa Pos m. DVD, film, serial TV: Great films from the 80’s. (2005).: kumpulan klip dari film terbaik Warner Brothers dari tahun 1980an. [DVD] New York: Warner Brothers. n. Foto



19



Beaton, C., (2004). China 2004: A mother resting her head on her sick child’s pillow in the Canadian Mission Hospital in Chengtu. [Foto] (koleksi Imperial War Museum) G. Cara menampilan kutipan Cara menampilkan kutipan mengikuti cara sebagai berikut: 1. Jika nama pengarang ditulis sebelum bunyi kutipan ketentuannya sebagai berikut: buatlah pengantar kalimat yang sesuai kemudian tulislah nama akhir pengarang, kemudian cantumkan tahun, titik dua dan nomor halaman didalam kurung, baru kutipan dicantumkan. Contoh : Dukungan keluarga, Friedman (1998: 34) mengatakan, bahwa dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial yang bersifat timbal balik; umpan balik dan keterlibatan emosional.Dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal.



2. Jika nama pengarang dicantumkan setelah bunyi kutipan, ketentuanya sebagai berikut: buat dahulu pengantar kalimat, tampilkan kutipan, sebut nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua dan nomor halaman didalam kurung dan akhirnya diberi titik. Contoh : Asma adalah penyakit paru yang sering dijumpai di masyarakat. Mengingat dengan perkembangan industri di Indonesia yang makin pesat dan meluas akan memberikan dampak negatif berupa polusi udara yang merupakan salah satu faktor timbulnya kekambuhan asma. Bagi sebagian penderita penyakit ini banyak menimbulkan persoalan berkaitan dengan kekambuhan (Sundaru,



2002 : 152).



DAFTAR PUSTAKA



20



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. (2011).Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto.(2014). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Danim, Sudarwan.(2003). Riset Keperawatan. Jakarta: EGC Mardalis.(2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Narbuko C.,&Ahmadi, A.(2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Akasara. Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba. Notoatmojo, Soekidjo.(2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Setiadi.(2003). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah AKhir Untuk Perawat” Surabaya: Akper Hang Tuah. Soemanto, Wasty.(2002). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi. Jakarta: Bumi Aksara.



21



LAMPIRAN 1 Bagian-bagian yang ada dalam laporan KIA Secara ringkas bagian-bagian yang ada di laporan studi kasusadalah sebagai berikut : Cover Luar (halaman sampul) Cover Dalam (halaman judul) Halaman Pernyataan tidak plagiat Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel (jika diperlukan) Daftar Gambar (jika diperlukan) Daftar Lain (jika diperlukan) Daftar Lampiran (jika diperlukan) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum 1.3.2 Tujuan Khusus 1.4 Manfaat 1.5 Metode penulisan 1.6 Sistematika penulisan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.2 Anatomi fisiologi 2.3 Patofisiologi 2.4 Tanda dan gejala 2.5 Manifestasi klinis dan komplikasi 2.6 Pemeriksaan penunjang 2.7 Konsep Asuhan Keperawatan 2.8 Kerangka Masalah/konsep mapp/WOC BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian 3.2 Diagnosa 3.3 Perencanaan 3.4 Pelaksanaan 3.5 Evaluasi BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian 4.2 Diagnosa 4.3 Perencanaan 4.4 Pelaksanaan 4.5 Evaluasi



22



Bab 5 SIMPULAN 5.1 Simpulan 5.2 Saran LAMPIRAN LAMPIRAN 2 Contoh : Cover luar (halaman sampul)



KARYA ILMIAH AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE INFARK DI RUANG SYARAF RSPAL Dr.RAMELAN SURABAYA



Oleh : PIPIT PUTRI RAHARDINING NIM. 082.0072



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA SURABAYA 2021



23



LAMPIRAN 3 Contoh : Cover dalam (halaman judul)



KARYA ILMIAH AKHIR



ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE INFARK DI RUANG SYARAF RSPAL Dr.RAMELAN SURABAYA Karya Ilmiah Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners



Oleh : PIPIT PUTRI RAHARDINING NIM. 082.0072



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA SURABAYA 2021



24



LAMPIRAN 4 Contoh :Halaman Pernyataan



SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN



Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa, karya ilmiah akhir ini adalah ASLI hasil karya saya dan saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di Stikes Hang Tuah Surabaya. Berdasarkan pengetahuan dan keyakinan penulis, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk, saya nyatakan dengan benar. Bila ditemukan adanya plagiasi, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes Hang Tuah Surabaya.



Surabaya, 19 Juli 2021 Penulis, TTD, MATERAI 10.000



Pipit Putri Rahardining NIM. 082.0072



25 LAMPIRAN 5 Contoh : Halaman Persetujuan Ujian HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SIDANG



Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa: Nama N I M. Program Studi Judul



: : : :



Pipit Putri Rahardining 0123456 Pendidikan Profesi Ners Asuhak keperawatan…. Dst



Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat menyetujui laporan karya ilmiah akhir ini guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar : NERS (Ns.)



Surabaya, 16 Juli 2021



Pembimbing



Ns. Nuh Huda, M.Kep., Sp. Kep.MB NIP. 03020



Mengetahui, Stikes Hang Tuah Surabaya Ka Prodi Pendidikan Profesi Ners



Ns. Nuh Huda, M.Kep., Sp..Kep.MB. NIP. 03.020



26 LAMPIRAN 6 Contoh : Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karya Ilmiah Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Pendidikan Profesi Ners. Penulis menyadari bahwa kebehasilan dan kelancaran karya Ilmiah ini bukan hanya karena kemampuan penulis saja, tetapi banyak bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi terselesainya penulisan, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada: 1. …....., selaku Kepala Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, yang telah memberikan ijin dan lahan praktik untuk penyusunan karya ilmiah akhir 2. Ibu Dr. A.V. Sri Suhardiningsih, SKp., M.Kes, selaku Ketua Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada kami menyelesaikan pendidikan Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya. 3. Bapak Ns. Nuh Huda, M.Kep.,Sp.Kep.MB., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners yang selalu memberikan dorongan penuh dengan wawasan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 4. Bapak ......., selaku Pembimbing, yang dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Ilmiah AKhir ini. 5. Ibu ..........., selaku Pembimbing ruangan yang dengan tulus ikhlas telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Stikes Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan bekal bagi penulis melalui materimateri kuliah yangpenuh nilai dan makna dalam penyempurnaan penulisan Karya Ilmiah Akhir ini, juga kepada seluruh tenaga administrasi yang tulus ikhlas melayani keperluan penulis selama menjalani studi dan penulisannya. 7. Sahabat-sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan dorongan semangat sehingga Karya Ilmiah AKhir ini dapat terselesaikan, saya hanya dapat mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap terjalin. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Penulis hanya bisa berdo'a semoga Allah SWT mem balas amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap, semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi Civitas Stikes Hang Tuah Surabaya.



Surabaya,23 Juli 2021



Penulis



27



LAMPIRAN 7 Contoh : Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................................................ i SURAT PERNYATAAN ................................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................... xii BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 3 1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................................... 4 1.5 Metode Penulisan ....................................................................................................................... 4 1.6 Sitematika Penulisan .................................................................................................................. 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyakit ........................................................................................................................ 6 2.1.1 Pengertian................................................................................................................................ 7 2.1.2 Etiologi .................................................................................................................................... 8 2.1.3 Manifestasi Klinis ................................................................................................................... 8 2.1.4 Tanda Gejala ........................................................................................................................... 9 2.1.5 Patofisiologi ............................................................................................................................ 10 2.1.6 Diagnosa Banding ................................................................................................................... 11 2.1.7 Komplikasi .............................................................................................................................. 11 2.1.8 Pemeriksaan Penunjang .......................................................................................................... 12 2.1.9 Pencegahan.............................................................................................................................. 12 2.1.10 Penatalaksanaan .................................................................................................................... 13 2.1.11 Dampak Masalah................................................................................................................... 15 2.2 Konsep Anak .............................................................................................................................. 16 2.2.1 Pengertian Tumbuh Kembang ................................................................................................ 16 2.2.2 Tumbuh Kembang Anak Usia 3 Tahun .................................................................................. 17 2.3 Hospitalisasi ............................................................................................................................... 19 2.4 Imunisasi 2.4.1 Pengertian Imunisasi ............................................................................................................... 20 2.4.2 Lokasi Pemberian .................................................................................................................... 20 2.4.3 Jenis Vaksin ............................................................................................................................ 21 2.5 Nutrisi Pada Anak Usia Toddler ................................................................................................ 22 2.5.1 Pengertian................................................................................................................................ 22 2.5.2 Tujuan Pemberian Nutrisi ....................................................................................................... 23 2.5.3 Karakteristik Terkait dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi ................................................ 23 2.6 Asuhan Keperawatan ................................................................................................................. 24 2.7 Kerangka Masalah...................................................................................................................... 35 BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian .................................................................................................................................. 36 3.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................................................. 46 3.3 Perencanaan ............................................................................................................................... 48 3.4 Tindakan Keperawatan .............................................................................................................. 49 3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................................................ 54 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian .................................................................................................................................. 63 4.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................................................. 65 4.3 Perencanaan ............................................................................................................................... 67 4.4 Pelaksanaan ................................................................................................................................ 69 4.5 Evaluasi ...................................................................................................................................... 71 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan .................................................................................................................................... 59 5.2 Saran........................................................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................



28 LAMPIRAN 8 Contoh : Daftar Tabel



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tumbuh Kembang ........................................................................................................ 17 Tabel 3.1 Analisa Data .................................................................................................................. 46 Tabel 3.2 Prioritas Masalah .......................................................................................................... 48 Tabel 3.3 Rencana Keperawatan...................................................................................................49 Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan dan Catatan Perkembangan..................................................... 54



LAMPIRAN 9 Contoh Bab 1



29



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Stroke Infark atau stroke infark adalah stroke yang disebabkan oleh adanya oklusi pembuluh darah, dapat terjadi akibat thrombus di arteri serebri atau embolus yang berjalan keotak dari tempat lain dari tubuh (Corwin, 2009). Stroke juga merupakan penyebab medis disabilitas tersering, keadaan ini merupakan insiden tertinggi dan kondisi neurologis yang sering ditangani di rumah sakit (David, 2011). Angka kematian stroke mencapai 30% pada 3 hari pertama dan 25% pada tahun pertama. Lebih dari 40% tidak dapat diharapkan untuk mandiri dalam aktifitas kesehariannya dan 25% menjadi tidak dapat berjalan secara mandiri. Selain menghilangkan produktivitas kerja, stroke juga membutuhkan biaya perawatan tinggi. Stroke dapat mengenai semua kelompok umur, terutama pada usia kelompok lanjut (Tampubolon, 2006). Masalah keperawatan yang ditimbulkan dari adanya infark serebri selama perawatan dirumah sakit pada fase akut seringkali mengalami penurunan kapasitas adaptif intra kranial yang di manifestasikan dengan adanya perubahan status mental, perubahan reaksi pupil, kesulitan menelan, kelemahan atau kelumpuhan ekstrimitas, serta ketidak normalan dalam berbicara (Wilkinson, 2007). Selain itu juga masalah lain yang bisa disebabkan oleh stroke adalah gangguan mobilisasi, resiko aspirasi, depresi, gangguan kesadaran, resiko deficit perawatan diri dan banyak lagi masalah lainnya (Black, 2010). Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika serikat setelah penyakit jantung dan semua jenis kanker, dan diantara pasien yang berhasil diselamatkan banyak yang mengalami disabilitas. setiap tahun 750.000 orang akan mengalami stroke yang baru atau rekuren atau sekitar 5.8 juta orang di Amerika Serikat mengalami riwayat stroke (Margono, 2010). Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh yayasan stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Penelitian di beberapa rumah sakit di Surabaya dan diperoleh hasil bahwa dari 1.397 pasien stroke terdapat 808 pria, 589 wanita, dan 1001 orang (71-73%) dengan stroke iskemik, serta umur rata – rata 43-76 tahun (Machfoed, 2003). Angka kejadian stroke di RS Dr. Ramelan ruang syaraf laki-laki, baik stroke infark maupun stroke pendarahan dari bulan Nopember, Desember 2012 dan bulan Januari 2013 sebanyak 100 orang dari total pasien 143 orang, 78 orang dengan usia diatas 50 tahun dan 22 orang dengan usia 40 sampai 50 tahun. Selama menjalani praktek komprehensif terhitung dari tanggal 18 Pebruari sampai dengan tanggal 09 Maret 2013 (3 minggu), terdapat 21 pasien yang masuk ke ruang syaraf paviliun VII B Rumkital Dr. Ramelan, 13 pasien dengan Stroke Infark , 4 pasien dengan vertigo, 2 pasien dengan intra cranial bleeding, 1 pasien dengan ischialgia, dan 1 pasien dengan cephalgia. Dari ketiga belas pasien dengan Stroke Infark tersebut, 6 pasien mengalami hemiparese dan afasia, 5 orang mengalami hemiparese saja, 1 orang mengalami paraperese, 1 orang mengalami parese wajah. Seluruh pasien dalam kondisi kesadaran kompos mentis. Penderita stroke yang mengalami penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan kehilangan kesadaran dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversible terjadi setelah tujuh hingga sepuluh menit (Silbernagl, 2006). Penyumbatan pada satu arteri menyebabkan gangguan di area otak yang terbatas. Mekanisme dasar dari kerusakan otak adalah adanya defisiensi energi yang disebabkan oleh iskhemia. Defisiensi energi menyebabkan penimbunan natrium dan kalsium di dalam sel, serta meningkatkan konsentrasi kalium ekstra sel sehingga menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi menimbulkan penimbunan klorida didalam sel yang akhirnya menyebabkan pembengkakan sel dan kematian sel selain itu juga meningkatkan pelepasan glutamate yang mempercepat kematian sel melalui masuknya natrium dan kalsium. Kematian sel menyebabkan inflamasi yang dapat merusak sel di tepi area iskhemia (penumbra). Gejala ditentukan oleh tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh darah tersebut (Silbernagl, 2006). Hasil pengkajian kasus didapatkan infark pada daerah basal ganglia kanan dan kiri, thalamus kiri juga kesan pada thalamus kanan selain itu



30



terdapat infark multiple kecil-kecil didaerah capsula eksterna hal ini dimungkinkan adanya oklusi arteri penetrans kecil didalam otak atau biasa disebut sindroma lakunar. Sindroma lakunar yang terjadi adalah type campuran motor sensori yaitu kombinasi sindroma lakunar motorik dan sensorik murni. Kondisi ini umumnya diakibatkan karena infark yang melibatkan thalamus, kapsula interna dan basal ganglia atau pons (David, 2011). Upaya untuk mengatasi dampak yang di timbulkan stroke adalah dengan memperbaiki oksigenasi, pengaturan posisi bagian kepala tempat tidur dan mencegah terjadinya peningkatan intrakranial agar tidak terjadi defisit neurologi yang lebih parah. Untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik, intervensi yang bisa dilakukan dengan membantu mobilisasi miring kanan dan kiri, latihan ROM (Range Of Motion) serta meningkatkan dan membantu ambulasi. Gangguan menelan yang terjadi pada pasien stroke, intervensi yang harus dilakukan adalah kewaspadaan terhadap resiko aspirasi, salah satunya adalah dengan memberikan posisi tubuh semi fowler atau fowler saat makan agar terjadi gaya gravitasi sehingga proses menelan menjadi lebih mudah. Intervensi lain yang bisa dilakukan dengan memberikan latihan menelan (swallowing therapy), melatih penderita untuk menelan secara benar dengan mempertimbangkan prosesproses fungsional yang terjadi pada fase oral, faringeal dan respirasi atau memindahkan bolus dari rongga mulut atau faring. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan pasien Stroke Infark di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya?” 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mengkaji individu secara mendalam yang dihubungkan dengan penyakitnya melalui proses asuhan keperawatan pada pasien dengan Stroke Infark di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan Stroke Infark di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. 2. Melakukan analisa masalah, prioritas masalah dan menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. 3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada masing-masing diagnosa Keperawatan pasien di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. 4. Melaksanakan tindakan Asuhan keperawatan pada pasien dengan Stroke Infark di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya . 5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Stroke Infark di ruang syaraf RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Berdasarkan tujuan umum maupun tujuan khusus maka karya tulis ilmiah ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik bagi kepentingan pengembangan program maupun bagi kepentingan ilmu pengetahuan, adapun manfaat-manfaat dari karya tulis ilmiah secara teoritis maupun praktis seperti tersebut dibawah ini : 1. Secara Teoritis Dengan pemberian asuhan keperawatan secara cepat, tepat dan efisien akan menghasilkan keluaran klinis yang baik, menurunkan angka kejadian morbidity, disability dan mortalitas pada pasien dengan Stroke Infark . 2. Secara Praktis a. Bagi Institusi Rumah Sakit Dapat sebagai masukan untuk menyusun kebijakan atau pedoman pelaksanaan pasien dengan Stroke Infark sehingga penatalaksanaan dini bisa dilakukan dan dapat menghasilkan keluaran klinis yang baik bagi pasien yang mendapatkan asuhan keperawatan di institusi rumah sakit yang bersangkutan. b. Bagi Institusi Pendidikan



31



Dapat di gunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien dengn Stroke Infark serta meningkatkan pengembangan profesi keperawatan. c. Bagi keluarga dan klien Sebagai bahan penyuluhan kepada keluarga tentang deteksi dini penyakit Stroke Infark sehingga keluarga mampu menggunakan pelayanan medis gawat darurat. Selain itu agar keluarga mampu melakukan perawatan pasien dengan post Stroke Infark di rumah agar disability tidak berkepanjangan. d. Bagi penulis selanjutnya Bahan penulisan ini bisa dipergunakan sebagai perbandingan atau gambaran tentang asuhan keperawatan pasien dengan Stroke Infark sehingga penulis selanjutnya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang terbaru. 1.5 Metoda Penulisan 1. Metoda Studi kasus yaitu metoda yang memusatkan perhatian pada satu obyek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar realitas di balik fenomena. 2. Tehnik pengumpulan data a. Wawancara Data diambil atau diperoleh melalui percakapan baik dengan pasien, keluarga, maupun tim kesehatan lain. b. Observasi Data yang diambil melalui pengamatan secara langsung terhadap keadaan, reaksi, sikap dan perilaku pasien yang dapat diamati. c. Pemeriksaan Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat menegakkan diagnose dan penanganan selanjutnya. 3. Sumber data a. Data Primer Adalah data yang di peroleh dari pasien. b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat dengan pasien, catatan medic perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lain. c. Studi kepustakaan Yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan judul karya tulis dan masalah yang dibahas. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam studi kasus secara keseluruhan dibagi dalam 3 bagian, yaitu : 1. Bagian awal memuat halaman judul, abstrak penulisan, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran dan abstraksi. 2. Bagian inti meliputi 5 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut ini: Bab 1 Bab 2 Bab 3



Bab 4 Bab 5



Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan studi kasus. Tinjauan Pustaka: yang berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan asuhan keperawatan pasien dengan diagnose Stroke Infark Tinjauan Kasus : Hasil yang berisi tentang data hasil pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan Pembahasan : pembahasan kasus yang ditemukan yang berisi data, teori dan opini serta analisis. Simpulan dan Saran



32



LAMPIRAN 10 Contoh Tinjauan Pustaka



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cidera Kepala 2.1.1 Pengertian Cidera Kepala Cidera kepala adalah cidera yang didefinisikan sebagai kelainan non degenaratif dan non kongenital yang terjadi pada otak, sebagai akibat adanya kekuatan mekanik dari luar yang beresiko menyebabkan gangguan temporer atau permanen dalam hal fungsi kognitif, fisik dan fungsi psikososial dengan disertai penurunan atau kehilangan kesadaran atau tidak (Wahjoepramono, 2005). Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera kepala yang sinonimnya adalah trauma kapitis = head injury = trauma kranioserebral = traumatic brain injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen. Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan pekerjaan atau dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan perubahan – perubahan fungsi otak (Black, 2005). 2.1.2 Aspek Fisiologis Cidera Kepala Untuk dapat memahami kelainan patologis yang terjadi pada kepala saat terjadi cidera kepala, sebelumnya perlu dipahami mekanisme fisiologis yang ada dalam kepala. Berbeda dengan organ tubuh lainnya, kepala memiliki perbedaan yang menjadi kunci dari pemahaman patofisiologi kelainan yang terjadi pada kepala. 1. Hukum Kelly-Monroe Berbeda dengan organ tubuh lainnya, jaringan otak terdapat dalam rongga tulang tengkorak yang sifatnya tertutup kaku dan tidak elastik. Sebagai dampaknya, kompartemen intrakranial ini hanya dapat mentoleransi sedikit saja peningkatan volume, sebelum terjadi peningkatan intrakranial yang dramatis (Lumbantobing, 2006). Hipotesa Kellie-Monroe menegaskan bahwa total volume intrakranial adalah konstan, karena sifat dasar dari tulang tengkorak yang tidak elastik. Volume intrakranial adalah sama dengan jumlah total volume komponenkomponennya, yaitu volume jaringan otak, volume cairan serebro spinal dan volume darah. Pada orang dewasa, volume intrakranial normalnya 1500 ml, dimana 85-90 % adalah jaringan otak, 10% volume darah intravaskuler serebral dan sisanya (135/>135, pemeriksaan nervus cranial tidak ada parese, pemeriksaan TOAG nilai kesalahan 38, pemeriksaan MMSE nilai 26.



43



Pemeriksaan CT Scan : perdarahan epidural region frontal, volume 27,3 cc, tak tanpak herniasi subfalcine, tak tanpak fr os cranium, sefal hematoma di palpebra kiri, faktur kiri pan hematosinus. Foto Schedel : tak rampak kelainan, kesan dalam batas normal. Foto cervical : tak tanpak kelainan, kesan dalam batas normal Pemeriksaan Lab : 9/4/2011 AGD : pH 7,381 mmHg (7,35-7,45), pCO2 33,8 mmHg (35-45); pO2 91,5 mmHg (75100); HCO3 21,8 mmol/L (21-25); total CO2 22,4 mmol/L (21-27); Base Excess -3,0 mmol/L (-2,5- 2,5); sat O2 97,2 % (95-100). Hematologi : Hb 14,4 g/dl (13,5-17,5); ery 4,6 .10^6/ul (4,5-5,5);Ht 41% (40-48), leco 18.500 g/dl (5.000-10.000); trombo 252.000 (150-400.000), MCV 84 (82-92), MCH 28 (27-31), MCHC 33 (32-36). albumin 3,70 (3,4-4,8)g/dL, kolesterol total 189 mg.dL (120-200); HDL 39 mg/dL (40-55), LDL 125 mg/dL (50-130). PT 10,9 (K 11,9) (9,8-12,6 dt), APTT 31,7 (K 31,6) (31-47 dt), SGOT 26 mg/dl (135. Keluhan pusing dan nyeri kepala, rasanya seperti diikat, skala nyeri 6. Pemeriksaan nervus cranial N I (olfaktorius) ; tidak ada gangguan pembauan, N II (optikus); ketajaman mata baik, lapang pandang baik tidak ada gangguan, N III, IV dan VI (okulomotorikus, toklearis, abdusen) ; tidak ditemukan adanya gangguan gerak kelopak mata, kontriksi pupil baik, rotasi baik. N V (trigeminal) sensasi wajah tidak ada gangguan, mampu merasakan sentuhan dengan baik, baal tidak ada. N VII (fasial) : wajah simetris, tidak ada mencong. NVIII (vestibulokoklear); pendengaran baik, tes tunjuk hidung baik. NIX (glosofarengeal); pengecapan baik, NX (vagus) reflek menelan baik, palatum mole ditengah. N XI (aksesoris); pasien mampu mengangkat bahu dan sternokliedomastoid baik, NXII( hipoglosus) ; gerakan lidah baik, tidak ada deviasi.CT scan: perdarahan epidural region frontal, volume 27,3 cc, tak tanpak herniasi subfalcine, tak tanpak fr os cranium, sefal hematoma di palpebra kiri, faktur kiri pan hematosinus 9) Fungsi endokrin Tidak ditemukan tanda-tanda diabetes, tidak ditemukan tanda banyak makan, banyak minum dan banyak kencing, tidak ditemukan rasa haus berlebihan, GDS 122 mg/dl. Tidak dalam terapi insulin. a. Pengkajian konsep diri Pasien merasa resah dengan keadaannya saat ini, tetapi dapat menerima keadaanya, karena ini merupakan cobaan dari tuhan. pasien kooperatif selama menjalani perawatan, pasien ingin cepat sembuh, dan selalu berdoa dengan keyakinan agama Islam. b. Pengkajian Fungsi peran Sebelum kejadian pasien bekerja sebagai sopir di perusahaan otobis, Pasien saat ini tidak bisa bekerja karena harus menjalani perawatan di rumah sakit, peran sebagai pencari nafkah tidak bisa, biaya diserahkan pada ke tiga anaknya dan perusahaan. Pasien tidak mempermasalahkan masalah biaya dan pekerjaan. c. Adaptasi interdependensi Pasien mendapat dukungan dari seluruh keluarganya, keluarga saling bergantian menunggunya, istrinya sangat memperhatikan pasien dan memenuhi kebutuhan pasien. Keluarga terlibat aktif dalam proses perawatan dan kooperatif. Hubungan dengan perawat dan pasien lain juga baik. 3.2 Diagnosa Keperawatan Hasil pengkajian pasien didapatkan diagnose keperawatan, yaitu:



45



a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perdarahan serebral di epidural region frontal yang ditandai dengan pusing dan nyeri kepala, orientasi kurang baik, tekanan darah 140/90 mmHg, kesadaran somnolent, GCS E4M6V4, pupil bulat, reflek cahaya langsung (+/+) Reflek cahaya tidak langsung (+/+), diameter 3mm/3mm, tanda rangsang meningeal kaku kuduk tidak ada, laseq >70/>70, kerniq >135/>135, +2 +2 raccoon eye (+/+),Reflek fisiologis : bisep, trisep, patella, tendon achiles baik, nilai +2 | +2, Reflek patologis : babinski -/-, Gordon -/-, oppenheim -/-, scheafer -/-, nervus cranial tidak ada parese, pulse oksimetri 98 %, CRT 70/>70, K >135/>135, RF +/+, RP -/-, tekanan darah 120/80 mmHg, N 84x/mnt, RR 16x/mnt, CRT



47



dari 500 ml, pasien diminta untuk buang air kecil dulu sebelum dilakukan kateter. Kateterisasi bisa di perpanjang waktunya secara bertahap sampai jumlah urine residu < 50 ml (Hudak, Gallo, 2010). e. Sistem pencernaan Sistem pencernaan pasien mengalami gangguan menelan dan konstipasi. Intake cairan kurang, minum dalam 24 jam kurang lebih 3 gelas, makan antara 1/3 – ½ porsi, pasien tidak terpasang NGT. Hasil pemeriksaan laborat Hb 13.2 gr. %, erytrosit 4. 900/ul. Stimulasi saraf simpatik menimbulkan efek pada sistem gastro intestinal, Pada lambung menimbulkan penurunan sekresi dan motilitas, serta kontraksi pada sfingter. Sedangkan pada intestine menimbulkan inhibisi sekresi, penurunan motilitas, peningkatan sfingter dan relaksasi kandung



52



empedu. Manifestasi kegagalan otonom menyebabkan konstipasi, kadang – kadang diare, dan disfagia (Kumar, 2012). Kondisi imobilisasi juga menyebabkan gangguan peristaltic usus yang berdampak konstipasi. Untuk menghindari valsava maneuver dan mencegah konstipasi, perlu di rencanakan program usus terkontrol, tindakan ini dapat dilaksanakan oleh perawat dengan rangsangan jari. Dengan menggunakan sarung tangan yang sudah dilapisi pelumas, jari dimasukkan ke dalam sfingter rectal eksterna tidak lebih dari garis batas jari kedua, dengan gerakan sirkuler lambat akan merangsang terhadap sfingter rektal eksterna dan interna untuk berkontraksi (Sorensen, 2020). f. Sistem musculoskeletal Sistem musculoskeletal pasien tidak mampu berjalan karena adanya hemiparese pada bagian tubuh sebelah kiri dengan skala otot : 5555 3444 5555 3444 Pasien hanya mampu bergeser kekanan, tidak ada kekuatan untuk bergeser kekiri, mobilisasi di bantu penuh, Range Of Motion pasif. Masalah yang didapatkan adalah gangguan mobilitas fisik. Hemiparese dan hemiplegik adalah gangguan fungsi unilateral yang diakibatkan oleh lesi kontralateral pada traktus kortikospinal. Adanya kelainan fungsi ini diakibatkan adanya masalah pada basal ganglia (Hudak, Gallo, 2013). Dibutuhkan latihan yang sering untuk mengatasi kondisi ini karena dampak yang di timbulkan dari gangguan mobilitas fisik akan merusak integritas kulit, sendi menjadi kontraktur, foot droop serta deep vein thrombosis. g. Sistem penginderaan Indera perabaan, sensasi raba, sensasi nyeri, ada perbedaan rasa raba pada pipi kiri dan pipi kanan lebih tajam rasa rabanya sedangkan rangsang nyeri, ada perbedaan rasa nyeri pada anggota tubuh bagian kanan lebih tajam rangsang rasa nyerinya. Pada indera pengecap Pasien tidak merasakan manis atau asin pada lidahnya, semua makanan terasa hambar. Hal ini disebabkan pasien mengalami gangguan pada nervus VII fasialis, nervus IX glosofaringeus, nervus XII hipoglosus yang mempengaruhinya, juga adanya gangguan pada basal ganglia yang berpartisipasi dalam kecepatan dan koordinasi dari refleks ini (Hudak, Gallo, 2010). 4.2 Diagnosa Keperawatan (Sesuaikan dengan SDKI, SLKI) 1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial Pengkajian data yang didapatkan dari diagnose tersebut adalah keluhan pusing dan nyeri kepala, tekanan darah 140/90 mmHg, kesadaran somnolen, GCS E4M6V4, pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+), dari hasil CT scan menunjukan adanya perdarahan epidural regio frontal dengan volume 27,3 cc, juga didapatkan adanya sefal hematoma di palpebra kiri dan fraktur kiri pan hematosinus. Timbulnya penurunan kapasistas adaptif intra kranial terjadi karena stimulus fokal adanya perdarahan epidural di region frontal. Perdarahan atau pengumpulan darah diantara tulang tengkorak dan duramater tersebut akibat pecahnya pembuluh darah atau cabang-cabang arteri meningeal media dan meningeal frontal yang terdapat di duramater (Price & Wilson, 2002). Hal ini akan menggangu sistem oksigenasi serebral sehingga organ jaringan serebral yang hematom akan mengalami kekurangan oksigen, kekurangan oksigen secara terus menerus dapat menyebabkan hipoksia berkepanjangan sehingga akan menyebabkan kerusakan serebral yang lebih luas. Adanya jumlah darah 27,3 cc di otak juga dapat menyebabkan proses desak ruang dan mengganggu keseimbangan cairan CSF serta sirkulasi darah di serebral, sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya peningkatan TIK (Wahyupramono, 2010). Adanya jaringan iskemik pada daerah yang kurang oksigen dapat menyebabkan edema serebral, hal tersebut disebabkan karena kurangnya oksigen akan menyebabkan defisiensi energy sehingga terjadi hambatan Na-K ATPase, yang menyebabkan potensial membrane akan menurun, sehingga terjadi perpindahan cairan Na dan Ca dari ektrasel ke ruang intrasel, hal



53



tersebut juga diikuti keluarnya K+ ke ruang ekstra sel sehingga mengakibatkan depolarisasi membran. Pada awalnya depolarisasi tersebut masih bisa ditoleransi, tetapi bila terjadi terus menerus maka akan menyebabkan perubahan struktural sel sehingga menyebabkan pembengkakan serta kematian sel. Depolarisasi juga akan meningkatkan glutamate yang memacu aspartat yang memicu kematian sel melalui percepatan masuknya ion Na dan Ca kedalam sel (Lang, 2011). Mekanisme yang lain karena adanya kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan permeabilitas kapiler akan meningkat akibatnya filtrasi protein dikapiler dengan mengikutsertakan air secara osmosis memasuki ruan intertisial sehingga terjadi pembengkakan istilah yang sering digunakan adalah edema vasogenik (Price & Wilson, 2007). Kerusakan jaringan juga dapat mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah otak sebagai usaha ntuk meningkatkan suplai oksigen ke jaringan serebral dan kondisi inipun dapat mengakibatkan peningkatan TIK. Saat terjadi cidera kepala dan timbul edema pada jaringan otak, volume relative jaringan otak akan bertambah. Karena volume intrakranial sifatnya tetap, maka tekanan dalam intrakranial akan meningkat kecuali terjadi mekanisme kompensasi misalnya terjadi penurunan volume dari komponen lainnya, hal ini berkaitan dengan konsep compliance intrakranial yang menjelaskan bahwa perubahan pada tekanan berkaitan dengan perubahan volume (Price & Wilson, 2007). Secara sederhana yang perlu dipahami adalah kompartemen intrakranial memiliki compliance yang terbatas dan tidak mampu mentoleransi bila ada peningkatan volume yang signifikan, yang disebabkan misalnya adanya edema otak atau massa lessi (hematoma). Konstantanya tekanan intrakranial ini menjadi dasar yang menjelaskan terjadinya mekanisme kompensasi saat terjadi benturan. Saat kepala terjadi benturan dan terjadi identasi tengkorak, timbulah tekanan positif yang menyebabkan lonjakan tekanan intrakranial dalam hitungan milidetik sebelum mekanisme kompensasi terjadi (Hickey, 2003). Adanya mekanisme kompensasi, maka identasi akan kembali ke posisi semula. Tekanan positif yang terjadi akan memberikan efek kompresi terhadap jaringan otak, sedangkan tekanan negative menyebabkan tersedotnya udara dari darah atau cairan serebrospinal sehingga terjadi gelembung udara yang menyebabkan kavitasi pada jaringan otak (Wahjoepramono, 2005). Terdapat akumulasi atau pengumpulan darah diantara tabula interna tulang tengkorak dan duramater akibat pecahnya pembuluh darah atau cabang-cabang arteri meningeal media dan meningeal frontal yang terdapat di duramater. (Price & Wilson, 2002). Pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri oleh karena itu kondisi ini sangat berbahaya, dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari dan lokasi paling sering terjadi yaitu di lobus temporalis dan parietalis (Hudak & Gallo, 2005). Hematoma epidural didaerah frontal dan oksipital sering tidak terpantau dan memberi tanda-tanda setempat yang tidak jelas. Bila hematoma epidural tidak disertai cedera otak lain, biasannya pengobatan dini dapat menyembuhkan pasien dengan sedikit atau tanpa defisit neurologis. Hematoma yang membesar didaerah temporal menyebabkan tekanan pada lobus otak temporalis kearah bawah dan dalam, tekanan ini menyebabkan bagian medial lobus (unkus dan sebagian girus hipokampus) mengalami herniasi dibawah pinggiran tentorium dan menimbulkan tanda-tanda neurologis yang sangat jelas (Wahjoepramono, 2005). Semakin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak terdorong kearah berlawanan sehingga menyebabkan TIK Meningkat. Tanda klasik yang muncul adalah penurunan kesadaran ringan pada saat terjadi benturan yang diikuti periode lucid (pikiran jernih) beberapa menit sampai beberapa jam. Dan selanjutnya diikuti penurunan neurologis mulai dari kacau mental sampai koma, posisi tubuh dekortikasi atau deserebrasi dan didapatkan pupil isokor sampai anisokor dengan gangguan tanda vital dan fungsi pernafasan (Hudak & gallo, 2005). Gangguan kesadaran yang terjadi disebabkan karena teregangnya serat formasio retikularis dalam batang otak, tetapi bila perdarahan terus bertambah maka gejala neurologis lain akan muncul karena efek penekanan massa terhadap jaringan otak. Timbulnya gangguan kesadaran pada pasien Tn. RT juga bisa disebabkan oleh karena stimulus teregangnya system formasio retikularis (ARAS) di batang otak, hal itu dipicu karena adanya benturan saat terjadinya kecelakaan sehingga timbul perilaku lucid interval pada saat setelah kejadian. Periode lucid interval pada saat setelah kejadian sampai masuk UGD, merupakan tanda khas dari adanya EDH dimana adanya peregangan dari formasio retikularis



54



menyebabkan kehilangan kesadaraan sesaat dan kemudian diikuti periode sadar dan kemudian tidak sadar lagi. Kondisi tersebut dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Bila perdarahan makin bertambah, maka seluruh isi otak terdorong kearah berlawanan sehingga menyebabkan TIK Meningkat. Penurunan kesadaran yang terus terjadi setelah kejadian umumnya disebabkan karena adanya penekanan oleh massa selanjutnya diikuti penurunan persyarafan mulai dari kacau mental sampai koma, posisi tubuh dekortikasi atau deserebrasi dan didapatkan pupil isokor sampai anisokor dengan gangguan tanda vital dan fungsi pernafasan (Hudak & gallo, 2005). Implementasi yang dilakukan untuk menurunkan stimulus tersebut untuk mencapai koping adaptif berupa memonitor status persyarafan, memonitor tanda-tanda vital, mengatur elevasi kepala 30 derajat, dan tindakan kolaborasi pemberian citicolin. Pemantauan status persyarafan secara teratur dimaksudkan untuk mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran, resiko peningkatan intra kranial dan bermanfaat untuk menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan jaringan serebral. Observasi tanda vital dilakukan untuk memantau peningkatan darah sistemik, karena bila terjadi peningkatan darah sistemik yang diikuti oleh penurunan tekanan diastolik serta diikuti penurunan tingkat kesadaran maka kecurigaan terhadap peningkatan tekanan intra kranial sehingga harus diwaspadai. Pengaturan posisi elevasi kepala 30 derajat bertujuan untuk meningkatkan aliran balik vena dari kepala, sehingga diharapkan dapat menurunkan kongesti dan edema yang beresiko terhadap peningkatan tekanan intra kranial (Doengoes, 2006). Terapi neuroprotektor seperti citicolin dan piracetam, walaupun manfaat obat-obat tersebut sampai saat ini masih diteliti tetapi obat-obatan tersebut merupakan golongan antagonis kalsium (Nimodipine) yang biasa diberikan pada perdarahan subarachnoid dianggap berperan positif sebagai neuroprotektor (Hall, 1995, Hudak & Gallo, 2010). Penanganan penting lainnya adalah pencegahan terjadinya komplikasi seperti adanya kejang, infeksi, demam. Maka sebagai pencegahan perlu dipertimbangan pemberian obat-obatan yang bertujuan mencegah terjadinya kejang yang, seperti obat relaksan. Bila terjadi kejang akan meningkatkan valsava maneuver dan akan berdampak terhadap peningkatan TIK. Sedangkan untuk pencegahan infeksi dapat diberikan profilaksis ataupun antibiotik yang disesuaikan dengan hasil kultur yang dilakukan (Black, 2005; PERDOSI, 2006). Tidak semua intervensi keperawatan yang dibuat bisa dilaksanakan, hal ini berkaitan dengan masalah dan juga kondisi pasien serta keberadan fasilitas diruangan. Misalnya pemeriksaan fungsi luhur, seharusnya hal ini dilakukan dengan format tersendiri, tetapi hal tersebut tidak dilakukan karena situasi dan kondisi pasien tidak memungkinkan, sehingga belum bisa dilakukan di ruangan, selain itu juga monitoring CPP yang bertujuan untuk memantau tekanan perfusi otak, hal tersebut juga belum bisa diterapkan karena untuk memonitor hal itu diperlukan pemeriksaan tekanan intra cranial terlebih dahulu. Karena belum ada fasilitas tersebut diruangan maka, pemeriksaan tersebut tidak dilakukan. Untuk memantau kondisi perfusi serebral, maka dilakukan pemeriksaan secara klinis, dimana dipantau dari tanda klinis perfusi serebral yaitu melihat kondisi pupil, apakah isokor atau tidak serta bagaimana responnya terhadap cahaya. Selain itu juga diperiksa tingkat kesadarannya dengan menggunakan GCS, dimana salah satu hal yang menjadi indikator perbaikan perfusi jaringan serebral baik, bila tingkat kesadaran sesorang itu baik artinya mampu berorientasi dan berespon terhadap setiap stimulus yang ada (Hickey, 2003). Evaluasi perilaku pada hari ke 5 (15/4/11) didapatkan data bahwa keluhan nyeri berkurang, pusing masih kadang-kadang terasa, kesadaran komposmentis, GCS E4M6V5, PBI, diameter 3/3 mm, RCL +/+, RCTL +/+, , RF +/+, RP -/-, tekanan darah 120/80 mmHg, MAP 93,3 mmHg, N 84x/mnt, RR 16x/mnt, CRT