Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU PEGANGAN



TEKNIK TENAGA LISTRIK JILID II DR. A. ARISMUNANDAR



DR. S. KUWAHARA



-ffi



USTAKAAN iiii:.l



RSIPAN TWATIMUR I



:



.3



iil.'.,':,:l



t *I -.



O



::ii



'i;-..,



e l==



-



r,'rlrT



.'.i::ifi



:iri.l::s



rtal ,..'1 iiil:l



--



--



r--Irt



--



..:r.r..



ffiffi ffiffi



IX-t r;lt i.vt v\t!t



t\-/l



r-1t



lt-d



SALUFII\N TRA,NSMISI



BUKU PEGAI.{GA[{



TEKNIK TENAGA TISTRIK JILID II: SALURAN TRANSMISI OLEH



Dn. AnroNo ARTsUUNANDAR, M.A.Sc.



Dn. Susuuu Kuwanen.l Executive Director, Electric Power Development Co., Ltd. (EPDC) Tokyo, Japan



Cetakan Ketujuh



PT PRADNEA BRA}TITA JAKA R



TA



Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT)



Arismunandar, Artono



Buku pegangan teknik tenaga listrik / Artono Arismunandar, Susumu Kuwahara, - Cet. 7.- Jakarta: Pradnya Paramita,2004 3



jil. : 26 cm.



Isi : Jil. I. Pembangkitan dengan tenaga air : Jil. II Saluran Transmisi; Jil. III Gardu Induk. rsBN 979-408-176-0 (iil. 1). rsBN e79-408-t77-9 (iil. 2). rsBN 979-408-t78-7 (iil. 3). 1. Listrik, Tenaga. I. Judul. II. Kuwahara, Susumu. 621.31



v4L.W( lBrc (PPo Lb



BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK II Oleh : DR. Artono Arismunandar M.A. Sc. DR. Susumu Kuwahara



@ Association for International Technical Promotion @ Hak Cipta dilindungi undang-undang Diterbitkan oleh



:



Cetakan Ketujuh :



Dicetak oleh



PT Pradnya Paramita



JalanBungaS-8A Jakarta l3I4O Anggota IKAPI 2004



: PT Percetakan Penebar Swadaya



PRAKATA Penulisan buku ini didorong oleh keinginan penulis untuk ikut mengisi kelangkaan kepustakaan teknik, ltrususnya teknik tenaga listrik, dalam bahasa Indonesia. Kelangkaan (scarcity) ini disebabkan karena berbagai hal, antara lain, karena mereka yang mendalami persoalannya biasanya terlalu sibuk untuk dapat menyisihkan sebagian waktunya guna menulis buku, atau karena mereka menganggapnya kurang menguntungkan dilihat dari



jumlah



segi keuangan. Sebab yang lain adalah terbatasnya pasaran, yang dipengaruhi oleh tenaga ahli dan tenaga kejuruan (yang merupakan lingkungan pembaca buku-buku teknik) yang relatif kecil, serta iklim masyarakat yang memang belum gandrung-buku (book-minded). Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga merupakan faktor yang menentukan.



Berhubung dengan hal-hal di atas, maka penulis bersedia mempertimbangkan tawaran Tuan Koichi Fukui, Sekretaris Jenderal Badan Promosi Teknik Internasional (AITEP Jepang), untuk bersama seorang pengarang Jepang menulis sebuah buku pegangan dalam bidang teknik tenaga listrik. Badan ini merupakan organisasi tanpaJaba (non-profit) yang pembentukannya disahkan oleh Menteri Luar Negeri Jepang pada tanggal 6 Desember 1967. Tujuannya adalah ikut membantu perkembangan ekonomi wilayah Asia Tenggara dengan cara menerbitkan buku-buku pegangan dalam bidang teknik yang ditulis bersama (co-authorship) oleh pengarang-pengarang Jepang dan penulis-penulis wilayah dalam bahasa tersebut terakhir. Oleh karena tujuannya yang baik itu serta mengingat akan kekosongan akan kepustakaan teknik tenaga listrik yang kian hari kian terasa, maka tawaran Tuan Fukui sungguh menarik bagi penulis ini waktu itu. Namun, bila penulis teringat akan kenyataan bahwa tidak mungkin merubah jumlah jam dalam sehari serta kesibukan-kesibukan penulis sebagai scorang administrator, maka uluran tangan persahabatan itu berat rasanya untuk dircrima. Pcnulis ini memerlukan waktu berpikir beberapa malam untuk menimbang-nimbang manfaat buku ini bagi masyarakat luas pada umumnya, dunia teknik tenaga listrik pada khususnya, dibandingkan dengan kelipat-gandaan usaha yang harus diberikan oleh penulis untuk menyisihkan scbagian kecil dari waktunya bagi buku ini. Setelah merundingkan masalahnya dengan atasan-



pc-



nya, Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan Umum Listrik Negara, serta bcrkat ngertian, dorongan dan izin beliau, penulis berketetapan untuk membantu usaha badan promosi tersebut terdahulu. Demikianlah, maka naskah perjanjian kerjasama ditandatangani pada tgl 27 September l97l,dua bulan sesudah Tuan Fukui menyodorkannya kepada penulis. Buku ini didasarkan atas naskah dalam Bahasa Inggeris berjudul ELECTRIC POWER ENGINEERING HANDBOOK yang ditulis olch Dr. Susumu Kuwahara, salah seorang Direktur dari Electric Power Development Company, Ltd. (EPDC), satu-satunya perusahaan listrik yang dimiliki negara di Jepang. Oleh karena itu, mudah dimengerti mcngapa dasar penulisannya adalah keadaan di Jepang sendiri. Dalam BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK ini dicoba menyesuaikan penulisannya dengan keadaan di Indoncsiatentu saja dalam batas-batas kemungkinan yang ada-serta melcngkapinya dengan keadaan di negara-negara lain di luar Jepang, baik yang didapat dari kepustakaan, maupun dari pengalaman kcrja penulis ini sendiri di Kanada dan Amerika Serikat. Penyesuaian dengan keadaan Indonesia tidak mudah karena ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan standar-



(4)



Pralata



standar kurang sekali, tidak ada atau belum ada. Lagi pula, konsultasi penulis dengan lingkungan teknik yang lebih luas mengenai pengalaman-pengalaman praktis dalam bidang tenaga listrik di Indonesia dewasa ini belum dimungkinkan. Kekurangan ini diharapkan dapat diatasi pada edisi berikutnya. Buku pegangan (handbook) yang lengkap mengenai teknik tenaga listrik seharusnya memuat segala aspek pembangkitan (generation), transformasi, penyaluran (transmission) dan distribusi tenaga listrik. Namun, karena berbagai hal, pada tahap pertama ini hanya akan diterbitkan tiga jilid, yakni: I. Pembangkitot dengan Tenaga Air.



U. Saluran Transmisi. IIII. Gardu Induk.



Jilid I memuat hal-hal yang berhubungan dengan berbagai aspek pembangkitan tenaga listrik dari tenaga air, mulai dari prinsipprinsipnya, hubungannya dengan aliran sungai, perencanaan pusat listrik tenaga air (PLTA), bangunan sipilnya, turbin air, pembangkit, pembangunan dan pengujiannya bila selesai, sampai kepada operasi serta pemeliharaannya. Jilid II berisi berbagai aspek penyaluran tenaga listrik, antara lain tentang penghantar, isolator, bangunan penopang, karakteristik listrik, gangguan-gangguan dan pengamanannya, perencanaan dan konstruksinya, serta penyaluran bawah-tanah. Jilid III menyangkut alat-peralatan serta halikhwal dalam gardu induk, misalnya tentang peralatan listrik yang ada, rangkaiannya, isolasi, dan sebagainya. Karena sifat penerbitannya sebagai satu buku, tetapi yang terbagi menjadi tiga



jilid



agar dapat dicapai oleh daya-beli masyarakat, maka apa yang sudah diuraikan dalam



jilid yang satu tidak akan dibahas lagi dalam jilid yang lain. Contohnya, koordinasi isolasi yang dibahas dalam Jilid III tidak akan diungkapkan lagi dalam jilid-jilid yang lain, meskipun ceritanya berlaku pula di sana. Buku ini ditujukan kepada masyarakat luas yang ingin mengetahui sedikit-banyak tentang teknik tenaga listrik. Namun, pemanfaatannya secara optimal baru akan terasa bila pembaca memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya sederajat dengan sarjana muda teknik tenaga listrik. Dalam rangka partisipasi penulis dalam pembinaan bahasa nasional, maka dalam buku ini diusahakan sebanyak mungkin penggunaan istilah-istilah Bahasa Indonesia, baik yang sudah lazim dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan oleh para teknisi Indonesia. Apabila dalam hal terakhir ini penulis dianggap terlalu berani, maka penulis bersedia menerima kecaman yang membangun dari para pembaca. Yang penting adalah bahwa dari kecaman-kecaman ini akan lahir istilah-istilah yang definitip, sehingga lambat-laun Bahasa Indonesia dapat berkembang menjadi bahasa teknik dan ilmu pengetahuan, setaraf dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Seperti telah disinggung di atas, buku ini masih jauh dari sempurna. Scbabnya adalah waktu persiapannya yang terlalu singkat, sehingga kurang kesempatan untuk melihat sampai di mana kondisi-kondisi yang berlaku di luar negeri (terutama Jepang dan Amerika Serikat) dapat diterapkan di Indonesia. Tetapi penulis bcserta rekan-rekannya bersedia mencantumkan nama mereka pada buku ini karena mereka yakin bahwa adanya sesuatu pegangan, standar atau ketentuan, lebih baik dari pada ketiadaan pegangan sama sekali. Yang jelas, di dalam buku ini ada satu pegangan yang menurut pendapat penulis penting artinya bagi kaum teknisi lndonesia, yaitu adanya uraian tentang pemeliharaan (maintenance) dalam tiap-tiap jilid. Mudah-mudahan dari satu segi ini saja buku ini sudahboleh dikatakan ada gunanya. Sebagai buku pegangan, presentasi dalam buku ini ditekankan pada pokok-pokok yang diperlukan dalam praktek teknik tenaga listrik sehari-hari. Oleh sebab itu di sini akan lebih



Prakata



6) banyak terlihat tabcl-tabel dan gambar-gambar dari pada rumus-rumus yang rumit; apabila persamaan-persamaan diperlukan juga, maka penurunannya tidak diberikan oleh karena hal



ini sudah ada dalam karya yang direferensikan. dipertimbangkan



Dalam penentuan bahan referensi, yang



adalah kebenaran isi dan kepentingannya. Meskipun penutis sudah berusaha



ada untuk memasukkan semua karya asli yang penting sebagai referensi dalam buku ini, masih kemungkinan bahwa beberapa diantaranya belum tersebut. Bila yang terakhir ini terjadi, penulis mohon dimaafkan.



Di atas disinggung bahwa pada tahap pertama ini hanya akan diterbitkan sebagian saja dari bahan'bahan yang seharusnya ada dalam suatu buku pegangan tentang teknik tenaga listrik. Bagian'bagianyang lain, misalnya yang menyangkut pembangkitan tenaga



(uap,



termis kan pada



Iistrik dari



tenaga



diesel, gas, nuklir, panas bumi) serta distribusi tenaga listrik akan diterbit-



waktunya, bila keadaan telah memungkinkan. Karena berbagai hal, antara lain, berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, bagian-bagian yang sudah dapat diterbitkanpun tidak keluar menurut urutan nomor jilidnya. Sangat besar kemungkinannya bahwa Jilid awal.



Buku



ini merupakan hasil karya sebuah kelompok Jepang-lndonesia yang terdiri dari Dr.



S. Kuwahara



dan



Il akan terbit paling



tersebut terdahulu, dibantu oleh Tuan-Tuan Toshiyasu Tako, Hiroshi Horie



Bunichi Nishimura, serta pejabat-pejabat Lembaga Masalah Ketenagaan, yakni Ir. Ibnu



Subroto,



ini



Ir,



Supartomo, Ir. Komari dan penulis sendiri. Tanpa kerjasama yang baik, buku tidak mungkin dapat kepercayaan penerbit muncul dalam bentuknya yang sekarang ini. Dalam hal terakhir, kepada penulis artinya. penulis juga merupakan faktor pendorong yang tak ternilai Para sangat berterima-kasih kepada Ir. Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan Umum Listrik Negara, atas pengertian yang baik, pemberian izin pencrbitan serta sambutan beliau untuk buku ini; dan kepada Tuan Haruki Watanabe, Penasehat Ahli (Pemerintah Jepang) pada Lembaga Masalah Ketenagaan, atas bantuan serta jasa-jasanya dalam berbagai



bentuk.



memberikan



Penulis Prakata ini berhutang budi kepada kedua orang tuanya yang telah banyak dorongan kepada anak-anak mereka untuk maju dan berguna bagi masyarakat. Akhirulkalam, penulis ini ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesartelah banyak mengorbankanjam-jam rekreasi,



hari-hari ayah



besarnya



kepada isteri dan anak-anaknya yang



Minggu dan hari-hari libur untuk kepentingan penulisan buku ini oleh suami dan



mereka; dan khusus kepada isterinya atas pengertiannya yang mendalam serta bantuan-nya terhingga dalam pengerjaan gambar-gambar, tabel-tabel dan daftar-daftar. Jokarta, Agustus 1972.



yang



tak



/4/;,n, "a.JIID



A. Ansxuxaxom



SAMBUTAN Buku-buku dalam bidang teknik yang ditulis dalam Bahasa [ndonesia sedikit sekali



jumlahnya.



Buku-buku dalam bidang teknik tenaga listrik (electric power engineering) pada umumnya, yang mencakup hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang sarjana muda ke atas



pada



khususnya, boleh dikatakan tidak ada. Padahal, kebutuhan akan buku-buku tadi makin hari makin terasa. Betapa tidak. Permintaan masyarakat akan tenaga listrik melonjak dengan pesat, meskipun kemampuan Negara memenuhinya masih terbatas. Sesudah mengalami rpasa



suram sebelum tahun 1966, sekarang sudah mulai terlihat titik-titik terang, meskipun belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Dari Anggaran Pembangunan Lima Ta'hun (PELITA) Pertama didapatkan dana untuk menambah kapasitas terpasang schingga jumlahnya pada tahun 1974 akan mencapai kurang lebih I juta kilowatt. Jumlah anggaran yang disediakan dalam PELITA Kedua diharapkan akan bertambah besar, berhubung dengan meningkatnya peranan sektor tenaga listrik karena aksentuasi PELITA Kedua, Ketiga, dan



/.



seterusnya, pada industrialisasi secara bertahap. Dengan perkembangan ekonomi sebesar 7 setahun dalam PELITA Kedua, diharapkan akan dicapai laju pertumbuhan sektor tenaga listrik sebesar 12,51setahun, sehingga jumlah daya terpasang pada akhir masa PELITA tersebut akan meniapai 1,75 juta kilowatt. Oleh karena itu, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku ini di tengah-tengah



kita. BUKU PEGANGAN TEKNIK TENAGA LISTRIK ini berguna sekali bagi mereka yang ingin mcngetahui sedikit-banyak mengenai teknik tenaga listrik, serta bagi para sarjana dan sarjana muda teknik tenaga listrik yang ingin mempelajari kembali hal-hal yang telah mereka perdapat di bangku kuliah guna kepentingan kerja praktek mereka sehari-hari. Meskipun dalam buku ini masih banyak digunakan ketentuan-ketentuan serta norma-norma Iuar negeri, tetapi hal ini tidak mengurangi nilainya sebagai buku, karena prinsipprinsip yang digunakan tetap berlaku. Penggunaan ketentuan serta norma tadi semata-mata adalah karena belum adanya ketentuan dan norma Indonesia sendiri. Bila pengaturan di Indonesia kelak diadakan, maka prinsip yang universil ilu tentu saja akan diterapkan pada ketentuan dan norma Indonesia. Sekian sambutan kami. Kami ucapkan "selamat'atas terbitnya buku ini. Semoga buku-



buku lain menyusul. Jakarta, September 1972



hnusrxmx Unuu Lrsrnrr Nnclu Direksi



Direktur Utama.



DAFTAR ISI PRAKATA



(3)



....(7) ...... (ls)



SAMBUTAN DAFTAR TABEL



DAFTAR GAMBAR



(17)



SALURAN TRANSI\{ISI



l.l



BAB 1. KARAKTERISTIK I.'MI.'M



I I



Umum



1.2 Sistim Tenaga Listrik 1.3 Tegangan Transmisi 1.4 Jatuh Tegangan .. 1.5 Hilang-Daya dan Daya-Guna Transmisi



2 2 3



1.5.1 Hilang-Daya Tahanan 1.5.2 Hilang Korona 1.5.3 Hilang Kebocoran pada Isolator.. ... 1.5.4 Hilang-Hilang I-ain 1.5.5 Daya-Guna Transmisi .. ...



3



4 4 4 5 5



1.6 Referensi



BAB 2. PENGHANTAR I'NTUKSALURAN TRANSMISI 2.r



Kelasifikasi Kawat Penghantar 2.1.1 Ktasifikasi Kawat menurut Konstruksinya 2.1.2 Klasifikasi Kawat menurut Bahannya 2.1.3 Sifat-Sifat Kawat Logam



UDARA 7



.. .



Karakteristik Penghantar



2.2.1 Karakteristik Listrik 2.2.2 Karakteristik Mekanis 2.2.3 Kapasitas Penyaluran Arus dari Penghantar. 2.3



Andongan (Sag) Penghantar



2.3.1 Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang sama



Tingginya'



2.3.2 Penghantar Ditunjang oleh Tiang yang tidak sama Tingginya '' PerlengkapanPenghantar ... 2.4.1 Sambungan Penghantar (Joints) 2.4.2 Perentang(Spacer) 2.4.3 Batang-Batang Pelindung (Armor Rods) .... . 2.4.4 Peredam(Danpers) Referensi



7 E



l0 l3 l3 t4 15



l8 l8 l9 20 20



2l 2t 2t 2L



BAB 3. ISOLTTOR PORSELIN 3.1



Jenis Isolator Porselin



23



3.2



Karaktcristik Isolator 3.2.1 Karakteristik Listrik



24



u



(10)



Daftar Isi



3.2.2 Karakteristik Mekanis 3.2.3 Pengujian Isolator



25



3.3.1 Pasangan Isolator 3.3.2 Tanduk Api dan Cincin Perisai 3.3.3 Jepitan



28



28 28



3.3 Pasangan Isolator



28



29



3.4 Pengotoran Isolator



29



3.4.1 Karakteristik Lompatan Api dari Isolator Kotor 3.4.2 Kelasiflkasi Daerah-Daerah Pengotoran 3.4.3 Cara-Cara Penanggulangan Pengotoran Garam dan Debu 3.5 3.6



30



3l 3l



Pemburukan Isolator



32



Referensi



32



BAB 4. KONSTRUKSI PENOPANG SALURAN TRANSIUISI



4.1 Jenis Penopang



33



4.1.1 Menara Baja dan Tiang Baja 4.1.2 Tiang Beton Bertulang 4.1.3 Tiang Kayu 4.2 Beban pada Konstruksi Penopang .. . 4.2.1 Tekanan Angin 4.2.2 Kuat-Tarik Penghantar 4.2.3 Tegangan pada Bagian-Bagian Baja



33



4.3



34 35



37 37



40



4t



Menara Baja Transmisi



42 42



4.3.1 Rencana Menara Baja Transmisi 4.3.2 Pondasi Menara



44 45



4.4 Tiang Transmisi Baja



4.4.1 Perencanaan Tiang 4.4.2 Pondasi Tiang.



45



4.5.1 Perencanaan Tiang



47



4.6.1 Perhitungan Tegangan 4.6.2 Pondasi dan Kawat Penguat



48



47 47



4.5 Tiang Beton Bertulang 4.6 Tiang Kayu



48



50



5l



4.7 Referensi BAB 5. KARAI(TERISTIK LISTRIK DARI SALURAN TRANSMISI



53



5.1 Konstanta Saluran 5.1.1 Tahanan 5.1.2 lnduktansi 5.1



53 53



.3 Kapasitansi



55



5.2 Gejala Korona



5.2.1 Tegangan Kritis untuk Gejala Korona 5.2.2 Hilang-Korona .. . 5.2.3 Berisik Korona



56



.. ... . . .. r .,.



56 57



57



Daftar Isi



5.3 Karakteristik Penyaluran Daya .



5.4



5.5



58



5.3.1 Saluran Transmisi Jarak-Pendek 5.3.2 Saluran Transmisi Jarak-Menengah 5.3.3 Saluran Transmisi Jarak-Jauh 5.3.4 Diagram Lingkaran Daya 5.3.5 Hilang-Daya (Rugi) Transmisi



58



Stabilitas Sistim Transmisi



62



5.4.1 Stabilitas Keadaan-Tetap .. . 5.4.2 Stabilitas Peralihan



64



Kapasitas Saluran Transmisi '"Cara



6s



5.5.i 5.6



(ll)



Pembebanan Impedansi Surja



5.5.2 Cara Koeffisien Kapasitas . . .. Pembumian (Pentanahan) Titik Netral 5.6.1 Macam Sistim Pembumian 5.6.2 Perbandingan Sistim Pentanahan Titik Netral



5.7 Referensi



59 59



6t 62 63 65 66



66 66 67 67



BAB 6. GANGGUAN PADA SALURAN TRANSIVIISI DAN INTERFERENSI



PADA SALURAN KOMUNIKASI KARENA INDUKSI MAGNETIS



6.1 Sebab-Sebab Gangguan pada Saluran Transmisi 6.2 Jenis Gangguan .. 6.3 Cara Menghitung Hubung-Singkat



6.3.1 Satuan Perhitungan 6.3.2 Perhitungan Hubung-Singkat Tak-Seimbang dengan Cara Komponen



Simetris



69



69



7l 7l 7l



6.3.3 Cara Menghitung Tegangan dan Arus pada Titik Gangguan 6.3.4 Cara Menghitung Arus Hubung-Singkat 3-Fasa 6.3.5 Cara Menghitung Arus Tanah



72



6.4.1 Tegangan Induksi Elektro-Magnetis karena Arus Urutan Nol .. 6.4.2 Cara Melindungi terhadap Induksi Elektro-Magnetis..



76



6.4 Interferensi Elektro-Magnetis terhadap Saluran Komunikasi 6.4 Referensi



73 75 76 77 77



BAB 7. PENERAPAN RELE PENGAMAN 7.1



79



Umum 7.1



.l



Pertimbangan mengenai Kemampuan Pengamanan



7.1.2 Pertimbangan mengenai Kondisi Sistim Tenaga



.3



Contoh Penerapan Sistim Pengamanan Pengamanan menurut Jenis Rangkaian Saluran Transrnisi. 7.1



7.2



7.2.1 Saluran Radial '7.2.2



Saluran Tertutup



7,2.3 Saluran Ganda Sejajar dengan Dua Terminal . . . . 7.2.4 Saluran Banyak-Terminal 7.2.5 Saluran Kabel.



19 80 80 87 87 E8 8E



88 E9



f,hftar Isi



(12) 7.2.6 Saluran dengan Kapasitor Seri



7.3 Pengamanan menurut Sistim Pembumian



1,i:L



:llll:ffii"'ffi'ff



::::::::::::::::::::



:::::



:



89



::



89 89 89



";;;;;;;;



7.3.3 Sistim Pembumian dengan Gulungan Petersen 7.4



7.5



7.6



E.l



8.2



8.3



8.4



90



7.3.4 Sistim Pembumian Langsung (Effektip)



90



7.4.1 BeberapaDefinisi ......:..,....... 7.4.2 Jenis Sistim Penutupan Kembali



91



Penutupan Kembali



Rele Pelepas



Sistim



7.5.1 Sistim Pelepas Hubung-Singkat Tetap 7.5.2 Sistim Pelepas Keadaan Tak-Serempak . . . . 7.5.3 Sistim Pelepas Frekwensi Tak-Normal



Referensi BAB 8. PERENCANAAN



9l 92 93



94 94 94 94



DAN KONSTRUKSI SALURAN UDARA



Perencanaan Listrik



95



8.1.1 Tegangan Transmisi dan Jumlah Saluran 8.1.2 Perencanaan Isolasi Saluran Transmisi 8.1.3 Perencanaan Tahan Petir .



95



95 100



Perencanaan Mekanis



t02



8.2.1 Tekanan Angin 8.2.2 Penghantar



102



Pemilihan Konstruksi Penopang



105



8.3.1 Jenis Konstruksi.... 8.3.2 Macam Beban Konstruksi



r05 r06 r06



Pembangunan Saluran Udara



8.4.1 Survey 8.4.2 Pondasi Menara dan Tiang Baja 8.4.3 Pendirian Tiang dan Menara Baja .. 8.4.4 Pendirian Tiang Kayu dan Tiang Beton . 8.4.5 Pemasangan Kawat



8.5 Referensi



102



...... 106 .. .. .. 107 .. .. 108 . .. .. 109 .. .. .. 109 .... lll



BAB 9. PEMELIHAR.AAN SALI.JRAN TRANSNflSI



9.1 Tujuan Pemeliharaan.....



l13



9.3 Pekerjaan Patroli dan Inspeksi ....



l13



9.3.1 Pekerjaan Patroli 9.3.2 Pekerjaan Inspeksi



9.4 PekerjaanPemeliharaan



9.4-1 TujuandanJenisPeket'aan 9.4.2 PekerjaanpadaKonstruksiPenopang .... 9.4.3 Pekerjaanpadalsolator ....



lt4 l14



ll5



.. 116 ...... 116 .... 116 .... 116



L,-r



DAFTAR GAMBAR I 2 3



4



Pengaruh Ketakmurnian terhadap Konduktivitas Listrik untuk Tembaga .. Pengaruh Ketakmurnian terhadap Konduktivitas Listrik untuk Aluminum. . Karakteristik Mekanis dan Listrik dari Kawat Tembaga Hard-Drawn Hubungan antara Diameter dan Karakteristik Mekanis serta Listrik untuk Kawat



l4



Tembaga



Hard-Drawn



15



Hard-Drawn



16



t4



l5



Hubungan antara Jumlah Jam Pendinginan dengan Konduktivitas Kawat Tembaga



Hubungan antara Suhu Pendinginan dan Karakteristik Mekanis Kawat Tembaga 7 8.



Hard-Drawn



16



(a) Tiang Penunjang sama Tingginya .. (b) Tiang Penunjang tidak sama Tingginya Sambungan Kompressi untuk A.C.S.R.



9 Perentang Per Jenis Ball & Socket untuk



l0 Batang Pelindung



ll



Peredanr



... Kawat-Berkas



Stockbridge



t2 Isolator Gantung 250 mm l3 Isolator Jenis Pasak t4 Isolator Batang Panjang. l5 Isolator Pos Saluran l6 Distribusi Tegangan pada Gandengan lsolator (Tanpa Tanduk Busur Api) t7 Distribusi Tegangan Pada Gandengan Isolator (Dengan Tanduk Busur Api) l8 Diagram Distribusi Kekuatan Mekanis pada Isolator Gantung 250 mm l9 Karakteristik Lompatan Api Isolator Gantung 250 mm 20 Gandengan Isolator Gantung Tunggal 2t Gandengan Isolator Tarik Tunggal .. .. 22



23



Gandengan Isolator Tarik



Ganda



18 19



20



20



2l 2l 23 23 23



23



24 24 25 2E



29 30 30



Karakteristik yang Direkomendasikan untuk Perencanaan Tegangan Ketahanan



Isolator Gantung 250 mm 24 Karakteristik yang Direkomendasikan untuk (Perencanaan) Tegangan Ketahanan Isolator Batang-Panjang (Long-Rod) ..



3l 3l



25 26 27



Jenis-Jenis Menara Baja Jenis-Jenis Tiang-Baja Kelasifikasi Tiang Baja Bertulang dan Tiang Kayu menurut.Cara



34 34



Menghimpunnya . Koeffisien Tahanan untuk Menara Persegi



34



28 29



39



40 40



30



3l



Pondasi Menara Baja



45



32



Pondasi Tiang Baja Penampang Tiang Beton Bertulang Susunan Kawat untuk Saluran Ganda



47



33 34



,t8



5 4



(18)



Dafatr Gambar



35 Rangkaian dengan Saluran Kembali lewat Tanah 36 Susunan Penghantar 37 Faktor Koreksi Berisik Korona 38 Rangkaian Ekivalen untuk Saluran Transmisi Jarak-Pendek .. . . 39 Rangkaian Ekivalen untuk Saluran Transmisi Jarak-Menengah. . .



N 4l



Diagram Lingkaran Daya . Diagram Lingkaran Hilang-Daya



54 55 58 58



.......



59



.......



62



42 RangkaianKonstantaKutub'Empat... 43 Diagram Lingkaran Daya untuk Tegangan Pengiriman dan Penerimaan Konstan. . 63



U



I-engkung Daya Sebagai Fungsi Perbedaan Sudut Fasa 45 Hubungan antara Daya dan Sudut Fasa dalam Cara Sama-Lu?s .. K Hubungan antara Daya dan Sudut Fasa bila Terjadi Hubung-Singkat yang Kemudian Ditiadakan 47 Koeffisien Pembebanan Impedansi Surja 48 Sistim Pembumian 49 Data Gangguan di Jepang menurutSebabnya(1955- 1964) .



6l 62 63 64 64 65



.......



66 70



Data Gangguan di Jepang menurut Jenisnya (1955 - 1964) Data Cangguan di Jepang menurut Akibat (Kerusakannya) terhadap Peralatan (ress - r964) Lengkung Arus Hubung Singkat Tiga-Fasa Nilai K.



70



Posisi Saluran Transmisi Tenaga terhadap Saluran Komunikasi



77



Pengamanan Saluran dengan Rele Arus Lcbih . Pengamanan Saluran dengan Rele Jarak



83



57



(a) Sistim Rele Pilot-Kawat dengan Prinsip Tegangan Berlawanan (b) Sistim Rele Pilot-Kawat dengan Prinsip Arus Bersirkulasi .



85



58



85



59



Prinsip Perbandingan Arah pada Sistim Rele Carrier Prinsip Perbandingan Fasa pada Sistim Rele Carrier



60



(a) Prinsip Transferred Tripping pada Sistim Rele Carrier untuk Pengamanan



50



5l 52 53



v 55 56



Saluran



6l



70 75



75



83 85 86 87



(b) Prinsip Transferred Tripping pada Sistim Rele Carrier dalam hal HubungSingkat pada Transformator (a) Diagram Urutan Waktu Penutupan Kembali Pemutus Beban



92



(b) Contoh Waktu Tanpa-Tegangan



92



Minimum... 62 Contoh Diagram Jarak-Bebas 63 Besarnya Arus Petir yang Diukur pada Menara Baja 64 Effisiensi Perisaian Sebuah Karvat Tanah 65 Perisaian 100/. dari Kawat Tanah Ganda 66 Diagram Toleransi Menara 67 Pondasi Beton dengan Penggalian Biasa 68 Penggalian Tabung Pondasi 69 CaraMendirikanTiangdenganMenegakkannya.. 70 Dua Cara Mcndirikan Tiang dengan Menggantungkannya 7l CaraPemasanganKawat.... 72 Pasangan Drum dan Penegang Kawat 73 CaraMenegangkanKawat ....



87



98 . . l0l .. .. .. l0l . . . . .. l0l .. . . .. 107



...... 107 ...... 108 .... 109 .. 109 .... ll0 '.ll0



.. 110



(1e)



Ehftar Gambar



74 Contoh Bagan Organisasi Dinas Pemeliharaan 7



5



Alat Pencuci Isolator untuk Saluran Bertegangan (Hot Linc) Prinsip Kerja Penemu Gangguan Jenis B Prinsip Kerja Penemu Gangguan Jenis C



76 77 78 Prinsip Kerja Penemu Gangguan Jenis F 79 Peralatan Pengait untuk Komunikasi Pembawa (PLC) 80 Peralatan Pengait (Coupling Equipment) dalam Gardu



.. ll4 . I 17 .. . . . . 120 .. . . .. 120 .. .. .. l2l .....



............127 .. .. .. 128



8l Sistim Rangkaian Transmisi dengan Pembawa (PLC) .. 129 82 Contoh Konstanta Attenuasi Saluran Transmisi........................................................l2g 83 Contoh Peralatan Radio .. 132 (a)



Peralatan Radio 60/150 MH Band VHF untuk Stasion Tetap dan Stasion



Pangkalan



...... 132



(b) Peralatan Radio 150 MH Band VHF untuk Stasion Mobil ....., 132 (c) Peralatan Radio 150 MH Band VHF untuk Stasion Jinjingan. ... 132 (d) Peralatan Radio 7000 MH Band All Solid State Microwave Repeater ., 132



F4 Contoh 85



Antena



Contoh Sistim Komunikasi Radio Mobil untuk Pemeliharaan Saluran Mikro yang Dipantulkan oleh Reflektor Pasif Reflektor Pasif (A) dan Antena Parabolis (B) Gelombang Mikro



86 Lintasan Gelombang 8'7



88



Contoh Konfigurasi Sistim Bawah-Tanah . . ..



..



.. 133



i34 ...



. 136 136



.. 138



I



(t 3)



Daftar Isi



9.5 9.6



9.4.4 Pekerjaan pada Kawat Penghantar



Il6



9.4.5 Pekerjaan pada Saluran Bertegangan



tt7



Biaya Pekerjaan Pemeliharaan Penemu Gangguan



9.6.1 Tujuan dan Sifat 9.6.2 PenemuGangguanJenisB 9.6.3 Penemu Gangguan Jenis C . ! .. . t 9.6.4 Penemu Gangguan Jenis F



ll8 ll8 .. ll8 ...... ll9 ...... l2l .. .... l2l ....121



9.7 Referensi BAB 10. TELEKOMI.JNIKASI UNTUK INDUSTRI TENAGA LISTRIK I0.l Kelasifikasi ..



Beban . Administratip



10.1.1 Komunikasi untuk Pembagian 10.1.2 Komunikasi untuk Pemeliharaan .. 10.1.3 Komunikasi untuk Keperluan 10.1.4 Jenis 10,2 Komunikasi dengan 10.2.1 Saluran 10.2.2 Sistim 10.3 Komunikasi dengan Pembawa Saluran 10.3.1 Peralatan 10.3.2 Rangkaian 10.3.3 Peralatan 10.4 Komunikasi 10.4.1 Komunikasi 10.4.2 Komunikasi Gelombang



Fasilitas Kawat Telekomunikasi Transmisi Tenaga Pengait Transmisi PLC Radio. VHF Mikro 10.5 Referensi . ... BAB 1I. SALURAN TRANSMISI BAWAH-TANAH I



l.l



...... 123 .. 123 . .. 123 .. 123 ...... 123 . . .. . . 125 .. 125 ..,. l1s .. .... 125 .. l2S . . .. 128 .... 129 ....... 129 .. 133 .. 134 . . .. .. 136



Sistim Transmisi



137



Il.l.l Sistim Listrik



137



I 1.1.2 Konfigurasi Sistim



ll.2 Kelasifikasi Kabel'fenaga ll.3 Sistim Menaruh Kabel . I 1.4 Kapasitas Transmisi



ll.5 Pemeliharaan .



.... 11.5.2 Pengukuran Isolasi .... I 1.5.1 Patroli dan Inspeksi



11.5.3 Pengukuran Lokasi Gangguan I 1.6 Referensi



DAFTAR ISTILAH



137



r38 r39



l4l t43 t43 143



r44 t44 .. ". I45



DAFTAR TABEL 8 I Sifat-Sifat Fisik Kawat Tanpa Isolasi (Bare) 9 2 Kawat Tembaga Tanpa Isolasi (Bare) 3 Kabel Tembaga Berlilit Tanpa Isolasi (Bare, Stranded) . l0 4 Kabel Tembaga Berlilit Hard-Drawn untuk Saluran Udara ll 5 Kawat Aluminum Hard-Drawn ll 12 6 Kabel ACSR (Aluminum Cable Steel Reinforced) 12 7 Kawat Aluminum Campuran Hard-Drawn 13 8 Kabel Aluminum Campuran Berlilit Hard-Drawn 13 9 Kabel Baja Galvanisasi Berlilit untuk Saluran Udara l5 l0 Telangan-Tarik dan Pemanjangan untuk Kawat Aluminum Hard-Drawn dan Kawat Baja Galvanisasi Saluran Udara 16 I I Kapasitas Penyaluran Arus untuk Berbagai Penghantar 26 12 Karakteristik Lompatan Api Isolator Gantung 250 mm 27 13 Karakteristik Isolator Jenis Pasak (Pin Type) 27 14 Karakteristik Isolator Jenis Batang-Panjang (Long Rod) 27 15 Karakteristik Isolator Jenis Pos Saluran (Line Post) 3l 16 Kelasifi.kasi Daerah Pengotoran 36 17 Perbandingan Sifat dan Kekuatan Tiang Kayu Amerika dan Indonesia 38 l8 Tekanan Angin dan Koeffisien Tahanan (pada 40 m/s) 39 19 Tekanan Angin Ekivalen pada Menara Bqja ....... 42 20 Nilai-Nilai K, Ko, Kp K2 .... . . . 42 2l Gawang Standar 43 22 Lebar Kaki (Stance) Menara Baja 43 23 Kombinasi Beban pada Menara Baja 24 Kondisi-Kondisi untuk Perhitungan Pondasi 4 45 25 Kombinasi Beban pada Tiang Baja .. 54 26 Nilai I pada Kawat Lilit.. 56 27 Faktor Permukaan Kawat 60 28 Konstanta Kutub-Empat untuk Berbagai Rangkaian 68 29 Perbandingan Berbagai Sistim Pembumian (Pentanahan) ....



30 Rumus-Rumus untuk Perhitungan Tegangan dan Arus Hubung-Singkat



3l Reaktansi Mesin Serempak(%)



32 Reaktansi Transformator (%) 33 Sistim Pengamanan Saluran Transmisi 34 Kelasifikasi Rele Jarak 35 Jumlah Isolator Saluran Yang Diperlukan Guna Pengamanan terhadap Surja 36



Hubung (Tanpa Tanduk Api) . Jumlah Isolator Yang Diperlukan dan Lebar Sela Tanduk Guna Pengamanan terhadap Surja Hubung ..... Jarak Isolasi Standar dan Jarak Isolasi Minimum



37 38 Jarak-Bcbas Tegak terhadap Tanah



73



74 74



8l 82 96 97 97



99



(16)



Dafrsr Teble



39 Jrrrnllh Isolator Gantung Standar dalam suatu Gandcngan untuk Kcadaan



......



0 Udara C,cmar Nilai Tahanan Spcsifik bsrbagai Jqnis Tanah 4l Tekanan Angin untuk Perencanaan (Keccpatan Angin 40 m/s)



.... 102 . . . . . . 103



t00



42 Batas Harga Tegangan Harian (EDS) schingga Tidak Terjadi Pemutusan Kawat karena Lctih



43 ContohMasalnspcksi



U



Biaya Pemeliharaan(I-angsung) Saluran Transmisi di Jepang



6



Jenis Fasilitas Telekomunikasi untuk Industri Tenaga



45 Penemu Gangguan



Listrik



47 Karakteristik dan Struktur Kabel Tclekomunikasi 48 Contoh Spesifikasi Peralatan Pembawa Saluran Tenaga (LPC) 49 Contoh Spesifikasi Pcralatan 50 Kelasifikasi Kabel dan Tegangannya .. ..



5l



Ciri Bebcrapa Sistim Menaruh (Lay) Kabel Contoh Arus yang Diperbolehkan untuk Kabel



52 53 Contoh Frekwensi Inspcksi Saluran Bawah Tanah



...... 105 .... ll5 ...... ll8 .. ll9 ...... 124 .... 126 .. .... 130 .... l3l .. .. .. 139 .. .. 140 ...... 142 .... 144



KARAKTERISTIK UMUM SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum Pusat-pusat listrik, biasa juga disebut sentral-sentral listrik (electric power stations), terutama yang menggunakan tenaga air, biasanya jauh letaknya dari tempat-tempat dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena itu, tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat (saluran-saluran) transmisi. Saluran-saluran ini membawa tenaga listrik dari Pusat-Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pusat-Pusat Listrik Tenaga Termis (PLTT) ke pusat-pusat beban (load centers), baik langsung maupun melalui saluran-saluran penghubung, gardu-gardu induk (substations) dan gardu-gardu rele (relay substations) Saluran transmisi biasanya dibedakan dari saluran distribusi karena tegangannya. Di Jepang, saluran transmisi mempunyai tegangan 7 kV ke atas, sedang saluran distribusi 7 kV ke bawah. Di Amerika Serikat, dikenal tiga jenis saluran, yakni, saluran distribusi dengan tegangan primer 4 sampai 23 kV, saluran subtransmisi dengan tegangan 13 sampai l38kV, dan saluran transmisi dengan tegangan 34,5kV ke atas.r) Saluran transmisi yang hrtegangan 230 kV sampai 765 kV dinamakan saluran Extra High Voltage (EHV),2'yang bertegangan di atas 765 kV dinamakan saluran Ultra High Voltage



(uHv;.,,



Ada dua kategori saluran transmisi:'saluranudara (overhead line) dan saluran bawah-tanah (underground). Yang pertama menyalurkan tenaga listrik melalui kawatkawat yang digantung pada tiang-tiang transmisi dengan perantaraan isolator-isolator, sedang saluran kategori kedua menyalurkan listrik melalui kabel-kabel bawah-tanah. Kedua cara penyaluran mempunyai untung-ruginya sendiri-sendiri. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah-tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir, dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah-tanah lebih estetis (indah), karena tidak tampak. Karena alasan terakhir ini, saluran-saluran bawah-tanah lebih disukai di Indonesia, terutama untuk kota-kota besar. Namun; biaya pembangunannya jauh lebih mahal daripada saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubung-singkat dan kesukaran-kesukaran.



1.2 Sistim Tenaga Listrik Menurut jenis arusnya dikenal sistim arus bolak-balik (A.C. atau alternating current) dan sistim arus searah (D.C. atau direct current). Di dalam sistim A.C, penaikan dan penurunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan transformator. Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar adalah saluran A.C. Di dalam sistim A.C. ada sistim satu-fasa dan sistim tiga-fasa. Sistim tigafasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sistim satu-fasa karena (a) daya yang



Eab



l.



Karaktcristik Umum Saluran Transmisi



disalurkan lebih bcsar, (b) nilai sesaatnya (instantaneous value) konstan, dan (c) medan magnit putarnya mudah diadakan. Berhubung dengan keuntungan-keuntungannya hampir scluruh pcnyaluran tenaga listrik di dunia dewasa ini dilakukan dengan



arus bolak-balik. Namun, sejak bebcrapa tahun terakhir ini penyaluran arus searah mulai dikembangkan di beberapa bagian dunia ini. Penyaluran D.C. mempunyai keuntungan karcna, misalnya, isolasinya yang lebih sederhana, daya-guna (efficiency) yang tinggi (karena faktor dayanya l) serta tidak adanya masalah stabilitas, sehingga dimungkinkan pcnyaluran jarak jauh. Namun persoalan ekonominya masih haruq dipcrhitungkan. Penyaluran tenaga listrik dengan sistim D.C. baru dianggap ekonomis bilajarak saluran udara lebihjauh dari 640 km atau saluran bawah-tanah lebih panjang dari 50 km.2r Ini disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari A.C. ke D.C. dan sebaliknya (converter dan inverter equipment) mahal.



1.3



Tegangan Transmisi Untuk daya yang sama, maka daya-guna penyaluran naik oleh karena hilang-daya ransmisi turun, apabila tegangan transmisi ditinggikan. Namun, peninggian tegangan transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan gardu induk. Oleh karena itu, pemilihan tegangan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluran, keandalan (reliability), biaya peralatan untuk tegangan tertentu, serta tegangan-tegangan yang sekarang ada dan yang direncanakan. Kecuali itu, penentuan tegangan harus juga dilihat dari segi standarisasi peralatan yang ada. Penentuan tegangan merupakan bagian dari perancangan sistim secara keseluruhan. Di Jepang, tegangan kawat antara dua fasa (line-to-line) pada saluran transmisi distandarisasikan sebagai berikut :') Tegangan Nominal -22 - 33 - (66, 7'7)- | l0 187)



(kV):



ll



-



(154, (22A, 275) - 500 Tegangan Kerja Maksimum (kV): ll,5 - 23 - 34,5-69- 80,5 - l15 - 161- 195,5230 -287,5 - 525 Di sesuatu daerah tertentu, hanya dipakai salah satu dari dua tegangan dalam tanda kurung.



Di negara-negara lain juga dipakai tegangan-tegangan nominal 132 kV, 330 kV,



380 kV, 440 kV dan 700 kV.



Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi, di Indonesia, Pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut:5' Tegangan Nominal Sistim (kV): (30) - 66 - l r0 - (r50) - 220 - 380- s00



:



Tegangan Tertinggi untuk Perlengkapan (36) - 72,5 - 123 - ( I 70) - 245 - 420 - 525 Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah asuhan dimana tegangan distribusi primer 20 kV tidak dipergunakan. Tegangan nominal I50 kY tidak dianjurkan dan hanya diperkenankan berdasarkan hasil studi khusus. Penentuan deretan tegangan di atas disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission.6)



1.4 Jatuh Tegangan Jatuh tegangan pada saluran transmisi adalah selisih antara tegangan pada pangkal pengiriman (scnding end) dan tegangan pada ujung penerimaan (recciving end) tenaga



1.5 Hilang-Daya dan Gaya-Guna



Transmisi



listrik. Pada saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya. Jatuh tegangan relatip dinamakan regulasi tegangan (voltage regulation), dan dinyatakan oleh rumus:



,*



x $o%



(t)



dimana V,: legangan pada pangkal pengiriman



Y,: tegangan pada ujung penerimaan



Untuk jarak dekat regulasi tegangan tidak berarti (hanya beberapa /o saja), tetapi untuk jarak sedang dan jauh dapat mencapai 5-15|l. Bila beban pada saluran EHV tidak berat, sistim tenaga dioperasikan pada regulasi yang konstan, karena pengaruh arus pemuat (charging current) besar. Untuk memungkinkan regulasi yang kecil, saluran transmisi dioperasikan pada tegangan yang konstan pada ujung penerimaan dan pangkal pengiriman tanpa dipengaruhi oleh beban. Bila tegangan pada titik penerimaan turun karena naiknya beban, maka dipakai pcngatur tegangan dengan beban (onJoad voltage-regulator), guna memungkinkan tegangan sekunder yang konstan, meskipun tegangan primernya berubah.



1.5 Hilang-Daya dan Daya-Guna Transmisi Hilang-daya (rugi-daya) utama pada saluran transmisi adalah hilang-daya tahanan pada penghantar. Disamping itu ada hilang-daya korona dan hilang-daya karena kebocoran isolator, terutama pada saluran tegangan tinggi. Pada saluran bawah-tanah ada hilang-daya dielektrik dan hilang-daya pada sarung kabel (sheath).



1.5.1. Hilang-Daya Tahenan Hilang-daya tahanan untuk saluran tiga-fasa tiga-kawat untuk saluran transmisi yang pendek dinyatakan oleh persamaan:



Pt: 3I2Rl



(2)



sedang untuk saluran panjang dimana arus pemuat diperhitungkan Pt



:



(3)



3Rt(Iz



- I.I"sin 9, + {r31



dimana Pr : hilang-daya tahanan (W) R : tahanan kawat per fasa (O/kn)



/:



cos 9r



panjang saluran (km)



: faktor-daYa beban .f



: orus bcban (A)



/" : arus pemuat pada titik pengiriman (A) Dalath persamaan di atas jatuh-tegangan diabaikan, sehingga distribusi arus pemuat adalah linier. Untuk menghitung hilang-daya pada saluran jarak jauh sccara tepat harus digunakan rumus-rumus tersebut dalam 5.3.5. Hilang-daya sepcrti dinyatakan di atas dihitung atas dasar I (arus) pada waktu tertcntu. Dari segi ekonomis, hilang-tenaga tahunan atau hilang-tenaga tahunan ratarata pcrlu dipertimbangkan juga.-Faktor hilang-tahunan (annual loss factor) adalah



Bab



l.



Karaktcristik Umum Saluran Transmisi



perbandingan antara hilang tenaga tahunan rata-rata dan hilang-daya pada beban maksimum, atau (4)



faktor hilang-tahunan :



Dalam hubungannya dengan faktor beban (load factor), sering digunakan persamaan pendekatan (approximate)7) (s)



far:0,3fn * 0,7Uo), dimana ,frr : faktor hilang-tahunan



fn : faklor beban-tahunan UT



(6)



P"- x 8760



dimana Ur : tenaga (yang diterima oleh beban) setahun, kwh P". : daya maksimum pada beban (kW) jumlah jam 8760



:



dalam setahun



Faktor beban dapat didefinisikan secara umum sebagai perbandingan antara beban rata-rata selama suatu perioda tertentu dan beban puncak yang terjadi dalam perioda tersebut.t)



Faktor hilang-tahunan terutama dipakai untuk memungkinkan studi mengenai evaluasi hilang tenaga; namun, ia dapat juga digunakan untuk menetapkan jam ekivalen, yaitu jumlah jam rata-rata dalam sehari dimana beban puncak harus dipertahankan sehingga dihasilkan jumlah hilang-tenaga yang sama dengan beban yang berubah (variable load).e) Dengan demikian maka jam ekivalen tahunan adalah



,._@ ,,



r7



hilang-tenaga tahunan (kWh)



-,'. -:-j:16*'?::"-:'



(7)



1.5.2. Hileng Korona Bila garis-tengah (diameter) kawat kecil dibandingkan dengan tegangan transmisi, maka terjadilah gejala tegangan tinggi yang disebut korona. Korona menyebabkan hilang-korona yang akan dibahas lebih lanjut dalam 5.2.2. Biasanya gejala korona baru terjadi bilategangannyamencapaiTTkY atau lebih. Di luar negeri hilang-korona baru dipertimbangkan pada ketinggian tertentu dari muka laut dan bila tegangannya melebihi EHY (periksa Jilid III, Buku ini).



1.5.3. Hilang Kebocoren pede Isolrtor Isolator mempunyai hilang-daya dielektrik dan hilang-daya karena kebocoran (leakage) pada permukaannya. Yang terakhir ini kecil, kecuali bila udaranya kotor (polluted).



1.5.4. Hilang-Hihng Lein Kecuali hilang-hilang daya pada saluran transmisi yang telah disebutkan, terdapat hilang-hilang daya pada peralatan-peralatan dalam gardu dan pusat-pusat listrik (misalnya transforurator, periksa Jilid III, Buku ini).



1.6 Referrnsi



1S.5. Drye-Grnr Trensulcl Daya-guna (efEciency) saluran transmisi adalah perbandingan antara daya yang



diterima dan daya yang disalurkan



q:*xfio/":ffxtoo%



(8)



dimana P, : daya yang dircrima (kW)



P, : daya yang dikirimkan (kW)



P, : hilang-daya (kW)



Daya-guna transmisi rata-rata tahunan dinyatakan oleh



,,:*x



-:wG



dimana U,r:



U,r:



ftol



(e)



U,r



tenaga tahunan yang diterima (kwh)



tenaga tahunan yang dikirimkan (kWh) Uxt : hilang-tenaga tahunan (kwh)



Referensi



Di dalam Bab I ini digunakan referensi terhadap sumber-sumber yang berasal dari luar, yang ditandai oleh angka-angka yang dinaikkan (superscript), sebagai berikut: l) D.N. Reps, "Subtransmission and Distribution Substations", Distribution Systems, Westinghouse, East Pittsburgh, Pa., USA 1959, Tabel 13, hal. 87. 2) L. O. Barthold, E. M. Hunter, "The Electrical Design of Future EHV Systems: An Over-All View", Proceedings, American Power Conference, vol. XXIV, t962.



3)



J. G. Anderson, et al, "Ultrahigh-Voltage Power Transmission", Proceedings,



4)



IEEE, vol. 59, No. November 1971, hal. 1548-1556. Japanese Electrotechnical Committee, Standard Voltage, JEC-158, Denki Shoin,



5)



ll,



t970. Keputusan Direktur Jendral Tenaga dan Listrik No. 39iK/1971, 16 Mei 1970,



6)



tentang Tegangan Tinggi. Publications 38,International Electrotechnical Commission, Fourth Edition, 1967,



7)



F. H. Buller, C. A. Woodrow, "Load Factor: Equivalent Hour Values Com-



hal.5, ll, 13.



8)



pared", Electrical World, vol. 92, No. 2, July 14 1928, hal. 59-60. American Standard Definitions of Electical Terms, Group 35, Generation, Transmission and Distribution, ASA C.42-35-1957.



9)



L. W. Manning,



*Load



Characteristics", Distribution Systems. Westinghouse, East Pittsburgh, Pa., USA" 1959, hal. 28.



BAB 2. PENGHANTAR UNTUK SALURAN TRANSMISI UDARA 2,1 Klasifikasi Kawat Penghantar Penghantar untuk saluran transmisi lewat udara (atas tanah) adalah kawat-kawat tanpa isolasi (bare, telanjang) yang padat (solid), berlilit (stranded) atau berrongga (hollow) dan terbuat dari logam biasa, logam campuran (alloy) atau togam paduan (composite). Untuk tiap-tiap fasa penghantarnya dapat berbentuk tunggal maupun



sebagai kawat berkas (bundled conductors). Menurut jumlahnya ada berkas yang terdiri daridua, tiga atau empat kawat. Kawat berkas dianggap ekonomis untuk tegangan EHV dan UHV.I)



2.1.1. Klasifikasi Kawat menurut Konstruksinya Yang dinamakan kawat padat (solid, wire) adalah kawat tunggal yang padat (tidak



berrongga) dan berpenampang bulat; jenis



ini



hanya dipakai untuk penampang-



penampang yang kecil, karena penghantar-penghantar yang berpenampang besar sukar ditangani (handle) serta kurang luwes (flexible). Apabila diperlukan penampang yang besar, maka digunakan 7 sampai 6l kawat



padat



yang dililit menjadi satu, biasanya secara berlapis dan konsentris. Tiaptiap kawat padat merupakan kawat komponen dari kawat berlilit tadi. Apabila kawatkawat komponen (component wire) itu sama garis-tengahnya maka persamaan-persamaan berikut berlaku:



N:3n(l*n)*l D: d(l * 2n\ A: an



W: wN(t * k,) .R: (l I kr)r[N



dimana Y: jumlah kawat komponen 7 : jumlah lapisan kawat komponen 2 : garis-tengah luar dari kawat berlilit



(10)



(t l)



(12) (13)



(t4)



al: garis-tengah kawat komponen



,{ : luas penampang kawat berlilit ll/ : berut kawat berlilit rv



: trerat kawat komponen per satuan panjang



&r : perbandingan berat terhadap lapisan R : tahanan kawat berlilit



r : tahanan kawat komponen per satuan panjang k, : perbandingan tahanan terhadap lapisan Kawat rongga (hollow Conductor) adalah kawat berrongga yang dibuat untuk mendapatkan garis-tengah luaryang besar. Ada duajenis kawat rongga: (a) yang rong-



B8b



2. Fcnghantar untuk Saluran Transmisi Udara



ganys dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh sebuah batang "I" ([-beam), dan (b) yang rongganya dibuat oleh kawat-kawat komponen yang membentuk segmen-segmen scbuah silinder. I(awat berkas terdiri dari dua kawat atau lebih pada satu fasa, yang masing-



jarak



tertentu. Kawat berkas mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kawat padat karena mengurangi gejala korona, mempunyai kapasitansi masing terpisah dengan



yang lebih besar dan reaktansi yang lebih kecil. Pada umumnya kawat berkas digunakan pada tegangan EHV dan UHV atau pada tegangan transmisi yang lebih rendah bila dibutuhkan kapasitas saluran yang lebih tinggi.



2.1.2. Khsifikrsi Keret menurut Brbennye Kawat logan biasa dibuat dari logam-logam biasa seperti tembaga, aluminum, besi, dsb.



Kawat logam campuran (alloy) adalah penghantar dari tembaga atau aluminum yang dibcri campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain guna menaikkan kekuatan mekanisnya. Yang sering digunakan adalah "copper alloy", tetapi "aluminum alloy" juga lazim dipakai. Tebel l. Sifet-Sifet Fisik Kewet Tenpa Isolasi (Bare) lesi3tivitrs prds



Sifrt Fisik



Icnir



Krvrtt



Kondukri. (%)



lm



Strndard



Hard-Drrvn



l0l-97



Yil,as ,itas l3i AO cm)



Kcffiiicn



Resisti-



vitrr



Intcmstioill Anacalcd Coppcr Annalcd Coppcr



20'c



Massa



(O



Berat Jcnir fahanar ,lrEmSuhu



padr



1,724t



0,15176 0,m397 0,003Et



0, l 5802



0, I 56,1 I o, I 5967



25-29,5



3,4t2 l,t3l3



0,18033 0,m334 0,10656 0,00197 0,1'l(Xz 0,@177



8,t9 t,89



50-65



t,795t



0, I 5967



Herd-Drawn



't5



Coppcr Silvcr Altoy Coppcr Niclrel Silicon Alloy



96 45 ll()



4,3 103



0,tEl20 0,oolr7



Aluminum



5t



2,t265



o,7ffi2



Hard-Drrwn Aluminum Alloy Thcrmtl Rcristrnt Aluminum Alloy Bcai (lrotr)



52



,t l6



ll min I



2.,OzE,.



I,rl l l



3,3 r 15



2,9726



I0,3-r 13,262



2-t



G.lvrniz.d StcGl for A.C.S.R. Coppcr Chd Stccl



tlo



Alumioum Clrd



t0



m



{,197 I



Lcbur



("c)



Kocffisicn



Pa nar



Pcmuaian



Spc-



Linicr (/dcr)



sifik



1,2-tt,2 5.mG12.000



0,@l8r



0,34062 0,m177



0,t95 l9



0,0040



t,E9 E,E' 2,70



0,0035



2,70



0.toat 5 0.0039 0,006t



2,10



t0,3.157 0,005 0,005



0,1$55



,.t523



0,'17?7t



t,a93r



0.r5970



0,m3t



0.q)r6



r.083



0,00@17



0,094



8,89 34-/18



85



Stcl



E,19



8,E9



Cedmium Coppcr Sili.on Eronzc



50



(kB/mm.)



Tirik



t,69



0.m3E5 0,00377



r,7958



El.stisitas



0,(n393



7,5-3 I,5 1,7593



Kocffisicn



mr)



9t-96



Coppcr



Galvenizcd Iron Grlvenizcd Stccl



Strcss)



Batas



Elastis k8/mm!)



(1.3/mmt)



20'c



0, I 5!2t



I,7070 t,7774



Tc8argan-Tarik (Tcnsilc



2812



9.000-12.r@



50-70



28{5



0.000-l 3.000 0.000-r 1.000



3+-50



7,5-3t ,5



9.m0-12.500



,t0-56



1.000- I 3.000



70-90



l5-17



k.l.9,t



k.l.6.300



ll.5 min.



k.1.20



k.t.7.0q)



rr-tt



k.t.9,8



k.1.6.5m



7,80



7,t0 7,m



l5-.a5 55-100 I 25- r a{l



t,20



80-t l0



t,l5



too-l 30



6,59



t00-r,o



0,0@017



0,00001 7



0,000017 658,7



0,000021



*,



0,0000 I z



t [email protected](



I.400



0,00001 2



k.l. 2l 100



r.3@



o,m@u5



17,5-45,0 7(F95



o,2t2



0,000021



0,000021 t 5.5q



35-.a5



t7,5-r9,5



0,00001 7



k.l.16.900



o,oml]



k.l. 15.t00



0,0qnt3



. Istilah sengaja tidak diterjenuhkan karena salinaruya belum serogam



0,u3



9



2.1 Klasifikasi Kawat Fcnghantar q



8.j E



8-



-E



.i o'oi.d rs d $ ri ri



TC



Err



r8 iE



t t- t- t 8- t- 8.



E



2It



i!$r



QQaO-da



E5



q



q



i s. q



i



R- 3- e.



+ "i d - ai ci ci -'-: -i



-: dd d d d dd i d d d d d d dd d d



It n€F€6



dio€doo€idao-lGadFd6 -€i-6o9ha6-oo6-FF6€6 j aff dd---J



qq



t R e E t 8. 8. 8- e Ei 8- t 3g



- N 6 !t n €F o a Q = tli



| :t n



A{tA



g



h 9Q



q



Q



dd



= N !! ! n 9EO



a o€o-o€F€6? h l+litaa6oa O OdOdOOOOOO



-CtoCtOOOO



J-



3. ? A



EB



!.{



q o- q q q q q q q o- c- o- o- o- o- o- q o- o- o. o- q o- q q q q o- oj of o. q q q q q q q q q q q



3E



hhhhcooooooodociooyih6



ar



E€



tE



E



iE dE



FE



c,



iE .E



-o



.=



F.E



:



al !i



e E



c



6



e i &e



t E.:'t !



* Lg



E,qt



is$t



'rI



!l



v



EJ



Is*



tr c



E at



F I



D



C



iR '3e



r; ss



x) )c



Ee



II



a-N6lo6-€dFd9aN96-69 ni d t{ cd d d d J



6o666il!!!!!!lailiii



di ?i ii



-'.I.i



j



j i



vi vi d



O o-dOlah99F vi .d d d 6 d d d 6 d 6



! lal!?!!!!!



q q q q q q q o- o_ o- q o- o- o- o- o- o- o- q q o- q o- o- o- q q q q h66h€€9€6€96O6tsFFFFF



-



NNNNNNdddNdNNdddNddN



-N oocrcrcrooFF-F€-ahh-oid i!FoN6lF-FA;h6iOl-6F



?o? 1q nq -6



E€hloa{d



-



;



-



OrO@€OOE



N NdddddNN a Fado--6-i€



6-F



€daFh6-aFh



-



6ddEF--



Odd-r--



D



IE



h6



Ess



E



t A



h h6600eaeQQeoohh6na6



c o



v



ri$s



"s3B



EEAEEsE:;:rFRi::3Bii



]



ooooooooooooo6600000



0 000000000c



FFFFFFFFFFF







R3l3*3;; FFFNFF6€9



o66600q6606666666660



€€i99999!O9\9



6 66464OO600



o-q qq q q q q q o. q q q qo. q o. q q q o- o-o-o-o-o-q qq'l.lFlFlo.o.q qqqq



sttttttttStStSsttttS



o. q



I 88t88ttte8eetrttr3t t t



N



xa



li



dat96FF-O



€ !6



A



J



F€60-66€60!FO-66tsts6



a FaNF6A6!_



hNFh96dao--l-6-Filvr-F -



rE9



3,



.o-



E



t!



E.{}



?d



hI



F6



{







ji. i.i .idiiviF



9.q



. cd



d -



9-O-



q 9.



:



N



+



h-F!l-OdFOF6!-il@FFO -dd6!hgF6OaF-9d-!FhN OOOOOOOOOq!-Ndath9€-



6-Oa



bohENn--!--o



N



i"j



N



Fif



SS



ip ; ! $@-6-d-q9-^



n99;8eBRN-6arr!666



d6-6O66hF{dd!O66F?6



NI



rr} Yl !. o: sl



-



j



i6OO-S496



-!.i?



3i



dd a I



dddo'ddddd -



i i$s



j



j



iei..iFjoiod



dvi.d



Nl;a66FoOa@-6aNh6F{



j;



d j ja



e h



rE,dNalh.-=:







? F h I F d C\ 6 I o



66d6{6a6- I j@F6FidFFi



COQI!Oh-Fl-€Fhi6NN--



a S



s33F83!s:!3:ESSREFE Y) @. -iq!--.



!



j



a6doo----



O6ei ! 6 -



o



t go-



qvI r.nq.l- --



1



o €hraNNd---OOOOOOOOO



OO



-



C6hi6NddE:E



-.i



!N6a6N6-^



I E.*a



c



,E!,EC



'ib



c o^ OEE



EEc



*!o



6EE



-dh6qen-a



xsF33FF38ESt8B3f,35B



-



3



3



F



-.qc.5.s.=.\F-3.aqG.r.8.a:.:.{5.3. i r.G"qaqqR.e.3.q8.Et8.t3.B.8.5. E q. 6@oo€6@r!ohdaoo9hl6dai-



i



-ts6666dd---



ooooooooooooooooooo



8ttt8tttt88383383388 3 388S88855655E5tt8t8 t



o o



66066



6



0t



oooooooooooooooooooo o ooooooooooooooooooo + o o +t + # + + + +l + + + + # +r + + + + + +1 + + + + + +r +i + + + tl # + + + + + + +1 + + +



tq



?.



q



g.



a?



i



=q



i -q i R. 4 8, i ? 8. 8.



e.



e



8.



t ? i. q



^8.



Ii



1 !.



i I i i I I :. : :. i



:



l0



Eab



2. Pcnghantar untuk Saluran Transmisi Udara



Kawat logam paduan (composite) adalah penghantar yang terbuat dari dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompressi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding). Dengan cara demikian maka dikenal kawat baja berlapis tembaga atau aluminum.



Kawat lilit cantpuraz adalah kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih. Yang paling terkenal adalah kawat ACSR (aluminum cable steel reinforced) dan "aluminum alloy cable steel reinforced". Beberapa sifat fisik dari kawat tanpa isolasi (bare) untuk berbagai macam bahan tertera pada Tabel l.



2,1.1. Sifet-sifet Kawat Logam Kawat tembaga tarikan (hard-drawn) banyak dipakai pada saluran transmisi karena konduktivitasnya tinggi, meskipun kuat-tariknya (tensile strength) tidak cukup tinggi untuk instalasi tertentu (periksa Tabel 2, 3 dan 4). Dibandingkan dengan kawat tembaga tarikan (hard-drawn), konduktivitas kabel Aluminum Cable Steel Reinforced (ACSR) lebih rendah, meskipun kekuatan mekanisnya lebih tinggi dan lebih ringan, sehingga banyak dipakai sebagai saluran transmisi. Karena garis-tengah luarnya lebih besar dibandingkan dengan kawat tembaga-tarikan untuk tahanan yang sama, ACSR sangat cocok untuk penggunaan pada tegangan tinggi



dilihat dari segi korona. Data-data untuk kabel ACSR dan aluminun dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6. Kawat tembaga campuran (alloy) konduktivitasnya lebih rendah dari kawat tembaga tarikan, tetapi kuat-tariknya lebih tinggi, sehingga cocok untuk penggunaan pada gawang (span) yang lebih besar. Tebel



Ukurrn Nominrl



3. Kabel Tembaga Berlilit Tanpa Isolasi (Bare, Stranded)



Jumhh dan



Luas



Diemetcr



Kemt



Pcnempang Terhitun3



(mmr)



Gnm)



(mmt)



l.0q)



t27lx,2



850 725' 600 500



12712,9



9t13,2 9t12.,9



6t l!,2



t.02t



83t,t 731,8



60t,l



Berat



(kr/km)



Diamctcr



Luer



(nm) 9.315 7,651 6.655



33.m0 28.7@ 23.7@



0,0694 0.0893



0,02/t8 0,0303 0,0370 0.oa50 0,0560 0,0715 0,0920



0,1 t4



0,r



0,! 39



0, l/t3



t 3,0



0,171



0,1?8



I t,5



o,22t



0,22t



0,292 0,'t70 0,@0



0,301



28,t



6117,6



323,t 253,5



2,298



3712,6 3712,3



196,,1



157,7



L776 t.390



23,1 20,7 18,2 r6, t



t9lt,g



tzs,5



t.129



t4,5



rm,9 7t,95



60



t9l2,o



59,70



30



712,6 712,1



3t



xl l.l



112,O



!7,t6



29,09 21,99



l,l,0t



26,1



907,5 7I O,J 537,0



3}t,{



6,9



6,0



71,19 a9,16



3,6 3,0 2,1



,,5



7lt,o



3,5



1lo,t



3r,55



2,0



3,5 l9



710,6 710,5 710,1



1,979



17,80 12,37



1,1



0.9



,,a91 r,375 0,87E'



7,t



r97,9 t26,7



I



7,917



t0,0



261,7



71t,6 71r,2



7,9t



l



40.1@



0,o2t7



6t12,3



t9l2,o



qbk) (kr)



0,02r I 0,02.1t 0,0293 0,0159 0,0436



37s 250



t912,3



Coppcr



Strlnded Crble



31,7



5l12,9



to



Coppcr



Strrndcd Crblc



Kuat-Trrik Minimum (Hard-Drewr Coppcr Strrndcd



0,0179



4m



t25 t00



Hard-Drawn



0,0173



35,2 31,9



5.16



Anncalcd



11,6



1,11E 3.654 2,937



7& tr0



490,6 102,9



Tahanan Listrik pada 20'C(O/km)



4.t



1,8



t,5 t,2



0,05/13



tt



0,{8tt



0,61t



t9.!m t5.9S t2.900 10.2@



7.t30 6.100



4.960



{.020 !. r60 2.11O



t.ato



t.t70



0,793 1,21 2,20



0,ilr



3,t7



,,31



t26 xt1



1,96



5,17



Irflt



t,E2



9,t8



tt,2



82 s7



m,7



l6



12,7 20,0



t,z9



2,30



8tt 574



2.1 Klasifikasi Kawat Penghantar tinggi



lt



Kawat aluminum carnpuran (alloy) ini mempunyai kekuatan mekanis yang lebih



dari kawat aluminum murni, sehingga sebagai "aluminum alloy cable steel reinforced" ia dipakai untuk gawang (span) yang lebih besar dan untuk kawat tanah



(overhead dapat



ground wire). Bila diperlukan kapasitas penyaluran arus yang lebih besar



dipakai kawat "heat-proof aluminum alloy" yang mempunyai daya tahan yang



lebih besar terhadap panas. Datadata mengenai kawat aluminum campuran dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.



Karena kawat baja mempunyai kuat-tarik yang lebih tinggi, maka ia banyak dipa-kai gawang untuk yang besar atau untuk kawat tanah, meskipun konduktivitasnya rendah.



Untuk menghindarkan dari karat, kawat baja biasanya digalvanisasikan (perilsa



Tabel 9). Kawat



baja berlapis tembaga (copper clad steel, Tabel l) mempunyai kekuatan besar, dan biasanya dipakai untuk gawang yang besar atau sebagai



mekanis yang



kawat tanah.



Kawat baia berlapis aluminum (aluminum clad steel, Tabel l) mempunyai kekuatan mekanis yang besar, tetapi konduktivitasnya lebih kecil dibandingkan dengan yang untuk berlapis tembaga meskipun ia lebih ringan. Kawat campuran aluminum ini dipakai gawan9yang besar, untuk kawat-tanah dan sebagai inti kawat "greased alumi-num cable steel reinforced".



Tabel Ukuran Nominal (mm2)



4. Kabet Temhga Berlilit Hard-Drawn untuk Sduran Udan



Jumlah dar Luas Penam- Tahanan Diameter pang TerListrik pada 20'C Kawat hitung (mm) (mmz; (o/km)



Diamcter



Bcrat



Panjeng



Tarik



Luar



(ke/km)



(kg)



(mm)



Standar (m)



Kuat



1914,O



238,8



0,07531



9.1E0



200



1913,1



20/,3



1913,5 1913,2



182,E



0,08804 0,09838



7.9t0



180 150 125 100 75



713,7



75,25



0,2390



55



713,2



0,3195



45 38 30 22



712,9



112,6



56,29 46,24 37,16



712,3



29,@



712,0



2t,99



240



t9l2,e 114,t



20,0 18,5



700 800 1.000



1.645



t.375



5.990



16,0



0,1433



4.9@



0l,6



0,t170



3.880 2.910



14,5 12,9



0,4840 0,6185 0,8178



1.838



I 7,5



o,ll77



0,3E90



600



7.120



r 52,8 125,5 t



2.148



t.tD



l.m0



914,5



l l,l



677,0



2.21O 1.830



9,6 E,7



506,4 416,0



t.480



7,8 6,9 6,0



334,4 261,7 197,9



l.170 890



'600 700



t.m0 1.000 1.000 1.200



t.2N



Tabel 5. Karat Aluminum flatd-Drewa



)irmctcr Tolcransi (mm)



1,5



1,2 /a,O 3,t 3,7 3,5 3,2 2,9



2,6 2,3



2,o



Diameter (mm)



Tcgan3an



t6,1 7



r0,(X



t6,17 t6,17



+0,o{ *0,O{



to,(x



+0,0.1



to'03



*0,03 +o'03 +o'03



16,17 16,52



t6,52 t6,52 r5,87 17,2' t?,93 18,63



Pemrnja-



Luas



lgan Mini. Penamprni



(kg/mmt)



Minimum



+qO4 t0,O4



Tarik



Kuat-Tr.ik



Bcrat



LLtrik



(o/tn)



d



90 kg



6.9



vo



I00 kg



Lain-lain



Pasangan Isolator (untuk Tegangan Tinggi) Palang pada Tiang Kayu dan Tiang Baja (jenis bular) dan Tiang Beton Bertulang (untuk Tegangan Tinggi)



140 kg 160 kg; satu palang 220 kg; palang bertopang



K:fr62qlszE



(176)



(177)



,24 dimana D : andongan (sag) (m) f2



6



:



tegangan tarik terhadap andongan D (kg/mmr)



: W"lA



W": berat kawat (kg/m) .,{



gz



:



:



luas penampang kawat (mm2)



koeffisien beban yang bersangkutan dengan andongan tertentu :



a : koeffisien suhu linier (l/"C)



:



I perbedaan suhu keadaan terburuk dan suhu pada andongan tertentu



("c)



E: koeffisien elastisitas kawat (kg/mmr)



.fi: TIA



(178)



Bab t.



104



Fercncanaan dan Konstruksi Saluran Udara



- tcgangan tarik kerja maksimum (kg) {r - koeffisien beban pada keadaan terburuk I



Kocffisien beban dihitung dari perbandingan antara beban akhir (resultant load) dari kawat terhadap beban kawat:



Q: Wlll'



W:JW



dimana {:



(l 7e) (l 80)



kocffisien beban



lz: bcban akhir (kglm) W, : br,ral kawar ttdm) I/, : beban angin terhadap kauret (kg/m) beban tcgaklurus, misalnya karena es (kg/m) lat :



Bila angin meniup secara konstan dan tegaklurus pada kawat, maka kawat tersebut akan bcrgetar naik turun karena ada perputaran udara di belakang kawat tersebut. Bila getaran ini sama frekwensinya dcngan frekwensi osilasi alamiah (natural) dari kawat, maka terjadilah gelomoang-gelombang berdiri (standing wave) antara titik-titik topang, yang dapat menyebabkan putusnya kawat karena letih. Gejala ini dapat terjadi bila kawatnya ringan dan regangan t2nknya besar. Frekwensi osilasi alamieh dari kawat dinyatakan oleh rumus



r- I ln



(r8 l)



t"-anlw sedang frekwensi karena angin oleh rumus



[.: dimana /: T:



kalD



(r82)



panJang saluran tertutup (m)



tegangan kawat (kg)



: gravitas (9,8 mis2) l4t : berut kawat (kg/m) o : kecepatan angin (mys) k : konstanta (dranggap - lB5) o



Resonansi terjadi bila t Jc -t lt



(183)



sedang panjang rangkaian resonansi dihitung dari rumus



I- D 14



'-7{u\lw



(r84)



Untuk menghilangkan getaran dipasang peredam (dampers) yang bertugas menyerap tenaga getaran tadi. Kecuali itu untuk menguatkan kawat pada titik-titik topang-



105



8.3 Pcmilihan Konstruksi Pcnopang



nya dipasang batang pelindung (armor rods). Pada umumnya, pemutusan kawat karena



getaran



tidak akan terjadi bila tegangan harian (everyday stress, disingkat EDS) tidak melebihi harga-harga tersebut dalam Tabel 42. Karena tekanan angin yang relatip tendah, maka pemutusan kawat karena getaran diperkirakan tidak akan terjadi di Indonesia. Tabe! 42. Betes Harge Tegangan Harian (EDS) sehingga Tidak Terjadi Keml kerene Letih Saluran



Kawat



Tanpa Pengamanan



Tembaga



26



ACSR



l8



Aluminium



t7



Aldrey



t8



Saluran dengan



Batang Pelindung



22



Saluran dengan Percdam



24



pemutu$n



Saluran dengar Batang



Pelindung dan Peredam



24



26



Baja



(i) Pengapit Kaku



ll



(ii) Pengapit Osilasi



l3



8.3 Pemilihan Konstruksi Penopang



8.3.1. Jenis Konstruksi



jenis



Pemilihan dari segi konstruksi (periksa Bab 4) harus.dilakukan secara ekonomis dengan memperhatikan faktor-faktor pentingnia saluran, lintasan penyaluran, pengangkutan serta keadaan cuaca (terutama bila cuaca buruk sering terjadi). Menara baja biasanya digunakan pada saluran-saluran terpenting di atas 66 kV.



Menara baja ini baik sekali terutama karena dapat diandalkan pada bcban-beban yang gawat (penampang kawat besar, tarikan besar, angin kencang, gawang lebar) serta memungkinkan penggunaan menara-menara yang lebih tinggi daripada normal untuk keperluan-keperluan tertentu. Daya tahannya biasanya 45 tahun, s€rta perawatannya sederhana. Tiang baja lebih rendah kekuatannya dibandingkan dengan mensra baja, sehingga digunakan bila beban mekanis tidak besar. Di Jepang tiang baja digunakan untuk saluran transmisi sampai 77 kV dengan gawang kurang dari 150 m. Akhir-akhir ini ada kecenderungan menggantikan tiang baja dengan tiang beton atau tiang kayu, meskipun tiang baja tetap dipakai bila diinginkan masa-tahan yang lebih lama atau bita situasi



pengangkutan



sulit. Di Eropa dan Amerika Serikat tiang baja bertali (guyed) kadangkadang dipakai pada saluran tegangan tinggi bila tekanan angin tidak kencang, jalan



(route)



saluran mudah dan lurus serta karena perawatannya mudah. Keunggulan tiang beton bertulang dibandingkan dengan konstruksi lainnya adatah karena daya tahannya yang boleh dikatakan permanen. Tetapi karena luar biasa berat-



Bab



106



8. Fcrcncanaan dan Konstn*si lhluran U&ra yang



kenda-



nya, ia hanya dapat dipakai pada saluran-saluran mudah dicapai dengan raan. Kcunggulan tiang kayu adalah karena mudahnya membuat dan harganya murah



sekali dibandingkan dengan konstruksi-konstruksi lainnya. Oleh karena itu nya di Indonesia sedang diselidiki dan dikembangkan seluasJuasnya.



penerapan-



t.3.2. Mecem B€b.n Konstrulsl perencanaan konstruksi didasarkan atas hban tertentu. Di Jepang ketentuan tentang hal ini



diatur dalam standar-standar. Untuk menara baja dikenal klasifikasi berikut:7' (1) Menara singgung (Jenis A): dipasang menurut garis lurus, dengan bagian yang bersudut mendatar kecil (biasanya 3'untuk gawang standar).



(2) Menara sudut (Jenis B dan C): dipasang dengan sudut mendatar tertentu; jenis B sudutnya 20o dan jenis C sudutnya 30'.



(3) Menara ujung (Jenis D): dipasang pada ujung (dead end) semua kawat peng-hantar dan kawat tanah, sehingga perlu memiliki ketahanan yang besar.



(reinforcement) di pada



(4) Menara penegang (tension towers): digunakan sebagai penguat beberapa tempat pada saluran, yaitu bila



menara singgung



terjadi tarikan yang tidak seimbang karena perbedaan lebar gawang



yang



bersampingan.



(5) Menara khusus: digunakan pada penyeberangan



sungai atau lembah atau



bila dipandang Perlu. Penerapan hal-hal di atas dapat dilihat pada diagram toleransi menara seperti tertera jenis pada Gbr. 66. Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk sesuatu menara makin lebar gawangnya makin kecil sudut mendatarnya.



8.4 Pembangrman Saluran Udara



t.4.1. Survey Pemilihan lintasan yang akan dilalui saluran transmisi merupakan



persoalan pokok



bagi pembangunan saluran tersebut. Untuk ini perlu diadakan studi dan survey dan dapat memungkinkan pembangunan saluran secara ekonomis



yang



mendalam guna



diandalkan, baik dilihat dari pcmbangunannya sendiri, maupun dari perawatannya nanti. Faktor-faktor yang terpenting adalah: Kcadaan cuaca (angin, hujan, salju, petir, dsb.) (2) Keadaan tanah (kemungkinan longsoran, banjir, rawa, dsb.)



(t)



(3) Kondisi pengangkutan (pengangkutan barang dan bahan bagi



pembangunan



pcrawatan).



(4)



dan



I*tak terhadap bangunan-bangunan lain (saluran telekomunikasi, simpangan jalan raya, jalrn kereta aPi, dsb.).



(5)



Bangunan perumahan (dijauhkan dari perumahan manusia). jenis menara dan cara menggan' Dari hasil survey ditentukan tinggi konstruksi,



tungkan kawat-kawat penghantarnya. Pada pokoknya kegiatan survey itu meliputi hal-hal berikut:



(a) Survey garis pusat: di sini garis pusat (centerline) saluran ditetapkan; demikian pula kcdudukan konstruksi penopangnya terhadap garis pusat ters€but.



(b) Survcy profil:di sini pcrbedaan tinSgi permukaan tanah dan lebar gawang



t.4 Fcmbangtnan Saluran Udrn



W



(penampang tegak) ditetapkan sepanjang garis pusat tadi.



(c) Survey tampak atas (plan survey): keadaan 50-l0Om dikirikanangaris pusat diperiksa.



(d) Survey lokasi menara (tower site study): di sini jumtah tanah galian, cara pembuatan pondasi, dsb. diselesaikan.



(e) Survcy khusus: yang dilakukan adalah penyelidikan



khusus dalam penyeberangan sungai, pertcmuan dengan saluran lain, perhitungan induksi elektromagnetik terhadap saluran komunikasi, dsb.



3e[ Balok Beton



(, c



tc o



E 5 !)



tn Siku



tN 2@ 3@



Pembumian 100



Lebar Gawang (m)



Gbr.65 Dirgrsm Toleransi Menan



Gbr.67 Pondrsl Beton dangan Penggdisn Bitsr"



8.4.2. Pondasi Menrre dm Tiang Beja Pekerjaan-pekerjaan pondasi yang terpenting meliputi pemberian tanda-tanda, penggalian, pemasangan tonggok (stub setting), pengecoran beton, pengurukan, dsb. Pemberian tanda-tanda (staking) dilakukan menurut rencana pondasi dengan mengingat tanda pusat (center peg) dari menara dan saluran. Penggaliannya dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi tanahnya. Dalam-penggalian serta lebar dasar lobangnya harus sesuai dengan yang telah direncanakan. Ada lima cara penggalian:



(l) Penggalian biasa (plain excavation), yaitu penggalian biasa, tanpa persyaratan (?l



tertentu; kemiringan tebingnya tertentu, periksa Gbr. 67. Penggalian dengan penguatan kayu (timbering excavation), yaitu dengan menanamkan balok-balok kayu ke dalam tanah agar tidak terjadi kelongsoran waktu penggalian; diterapkan bila tanahnya mudah longsor dan mengeluar-



kan air.



(3) Penggalian dengan tong kayu (pail excavation), dilakukan bila tanahnya mudah longsor dan banyak sekali mengeluarkan air. Sebuah tong kayu tanpa dasar dipasang dan penggeliannya dilakukan di dalam air, Akhirnya dicor bcton pada dasar tong ini untuk mcnghentikan aliran air tcrscbut.



(4) Penggalian dengan tabung silindcr (case excavation), dilakukan untuk pcnggalian



di sungai, bila cara dcngan cmber tidak mungkin. Di sini scbuah tabung



Bab 8. Perencanaen dan Konstruksi Saluran Udara



108



silinder tanpa dasar yang dibuat dari beton bertulang ditcmpatkan dan penggaliannya dilakukan di dalam tabuog itu. Tabung itu sen' diri dibenamkan ke dalam sungai



Penguat



Tonggok Utama



Siku Penyambun8



-



--- Tinggi Air



Maksimum Beton Bertulang



dengan beban mekanis, Periksa



Gbr. 68.



(5) Penggalian sumber (well point ex-



Dasar Sungai



cavation), dilakukan pada tanah pasir yang berair. Sejumlah PiPa ditanam di dalam tanah di sekitar tempat yang akan digali'Kemudian air yang dikandung di dalam tanah disedot dari pipa-PiPa tadi



Tongg:ik Angker



oleh sebuah pompa. Bila tanahnYa sudah kering maka penggaliannYa dapat dilakukan dengan cara (l).



Tahap berikutnya adalah pemasangan tonggok (stub). Tonggok ini dipasang pada balok beton yang ditempatkan pada dasar pondasi (periksa Gbr. 67). Bila tanahnya



Curveshoe



Batang Baja Bertulang



Beton Penyumbat Air Gbr.68 Penggalian Tabung Pondasi.



tidak kokoh atau bila pondasinya berkisi (grillage), maka ditambahkan pecahan batu sebagai penguat. Bila kondisi tanah buruk, maka dipasang pancang-pancang untuk menguatkan pondasinya.



(piles)



Pekerjaan beton terdiri dari pengecoran campuran semen, pasir, kerikil (atau pecahan batu) dan air dalam perbandingan tertentu dalam cetakan plat baja atau kayu. Pengurukan kembali penting artinya bagi kekuatan pondasi. Karena itu dalam pengurukan kembali tanahnya harus dientakkan (rammed) sebaik-baiknya dengan tanah aslinya.



8.4.3. Pendirian Tiang dan Menara Baja Bila pondasinya selesai, bagian atas konstruksi didirikan. Ada dua cara pendirian' nya:



(a) Cara menyusun ke atas (assemble). (b) Cara menarik ke atas (pulling up).



Dalam cara pertama menara disusun ke atas bagian demi bagian. Setiap bagian yang digantung dengan pengangkat (lifting rod) untuk kemudian disekerup, bagian satu diatas yang lain. Cara lain adalah dengan lebih dahulu menyekerup bagian'bagiannya satu sama lain di tanah, untuk kemudian seluruh menaranya didirikan dengan keran atau mesin



lain (winch). Cara ini tepat guna pemakaian dimana alat-alat pengangkat berat pendirian itu mudah diadakan serta mudah dibawa ke tempat-tempat menara.



pengangkat



semacam Di daerah pegunungan yang sukar dicapai bagian-bagian menara diangkut



dengan helikopter lalu disusun di tem,pat dimana menara akan didirikan.



109



t.4 Pcrnbangunan Saluran Udara t.44. Pendlrien Tieng f,ryu rilrn fiug Bcton Uatuk mendirikan tiang kayu atau tiang beton penggaliannya dapat dilakukan dengan cara-cara biasa. Bila kondisi tanah



cukup baik dan daerahnya dapat dicapai dengan kendaraan, penggalian dapat dilakukan dengan mesin bor (auger machinc). Tiang-tiang didirikan dengan menegakkannya (building-up; periksa Gbr. 69) atau



Papan



Pcorhra



Gh. 69 Crn Mdhllcn Tlrry dcnsae Mcnce*Larya"



dengan cara menggantungkannya (hanging-in; periksa Gbr. 70). Bila kcndaraan dapat masuk mobil katrol dapat dipakai. Palang-palang (cross-arm, travers) dan pasangan (fittings) dapat dipasang sebelum tiang didirikan, terutana bila tidak tcrlalu ruw€t. Namun, biasanya karena bcrbagai kesulitan, pasangaa-pasangaonya dipasang scsudah



tiang didirikan. Tbcklc



Polc



.\



Tacklc



Kawat Pcnahan



Tiaog yrnS dcen



Didirit n



(b) GDr. 70 Dur Crn Mcuildfrn nrry hgro MrTtrutne[yr"



8.45. Pemrsugu f,rrrt Kawat mula-mula dipasang pada tian& kcmudian ditariksampai suatu kctegangan tert€ntu, Pemasangannya biasanya dilakukan untuk bagian saluran yang panjangnya k.l. 3 km. Salah satu cara dalam pcnarikan kawat adalah mcnariknya dengan mcsin melalui penjepit kawat (snatch block) yang tcrpsssng pada sctiap lcngan Eeoara; periksa Gbr. 71. Kawat-kawat itu ditarik oleh mesin dengan bantuan kawat pcnolong (messenger wire). Cara lain adalah dcngan mcreatangkan kawat di tanah, lalu mepgangkatnya ke atas tiang. Cara kcdua ini dapat mcnrsak kawat ACSR, dan karcnanya



jarang



dipakai.



Agar supaya tidak tcrjadi kerusakan kawat karcna mcnggoru tanah digunakan



pcncgatrg kawat (tcnsioncr); pcritsa Gbr.72. Bila kawat mcayeberangi saluran-saluran lain



jalan



(transmisi, telpon) atau (raya, kcreta api) perlu diadakan lrcngamanao scpcr-lunya agar kawat penghantar Eaupun kawat pcnolong tidak mcngcnai saluran-saluran



tadi. Pekcdaan pcnegangan dilakukan pada sctiap bagian saluran dimana gandeogan isolator pcncgang tcrpassng pada Bcnara-mcnara sudut Eaupun mcnara-mcatta



ll0



Bab 8. Perencanaan dan Konstruksi Saluran Udara Kawat Penolong



Yoke



Sambungan Penjepit Sementara



Beban I-awan



Kawat



Drum Kawat Rern



Mesin Penggulungan Kawat



Tempat Drum



Gbr.7l Cara Pcmasengan Kawat.



3500



Tempal



Gbr.72 Pasangan Drum dan Penegang Kawat. gang (tension isulator string), sedang ujung lainnya ditarik oleh sebuah mesin penarik



(winch) sampai suatu andongan tertentu. Ujung ini kemudian dihubungkan dengan gandengan isolator penegang yang lain. Sesudah kawatnya cukuptegang. ia dipindahkan pada gandengan isolator gantung dari penjepit kawat pada menara gantung. Sesudah itu peredam dan batang perisai dipasang.



Mcnara



Pcncgang



Kawat No. I Menara Gantung / Kawat No- 2 Jumpcr Wirc



Mcnara PeneSang



Pcnjcpit Kawat



Sambungan



Pcngamat



Andongan Bagian



yug



Pcnahan



Sclcsai



Ditegangkan



Scmcntari



Bagian yang Scdang



Dircgangkao



Kawat No. I dan No. 2 Sudah Ditcntukan Andongamya, scdang Kawat No. 3 scdang Dikcrjakan Andongamya



Gbr.73 Cara Menegangkan Kawat.



8.5 Referensi



lll



8.5 Referensi Dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut: l) R. A. Arismunandar, A Method of Switching-Surge Simulation in Electrical h'etworks,Illinois Institute of Technology, U.S.A,, June 1963, hal. 3. 2) AIEE Committee Report, "switching Surges: L Phase-to-Ground Voltage", AIEE Transactions, New York, vol. 80, pt. III, June 1961, hal.240-256. 3) Workshop of Insulation Design, Insulation Design of Overhead Transmission Lines, Technical Report, Institute of Electrical Engineers of Japan, No. 76, 1966, hal. 10.



4) Ibid., hal. 11. 5) Ibid., hal. l3-15. 6) "Transmission", Handbook of Electrical Engineering, Institute of Electricai Engi7)



neers of Japan, 1967, hal ll92. Ministry of International Trade and Industry, Regulation on the Technical Standardsfor Electrical Installations, No. ll6, 1968, Denki Shoin.



8) National Electrical Safety code, No. 232A (Tabel t), No. 233A (Table 3), No. 23281 (3), No, 23282, Washington, D.C. U.S.A.



9) "Countermeasures against Salt Pollution in Transmission and Transformation l0)



Installations", lournel, Electrical Cooperative Research Association (Japan), vol. 20, No. 2, hal. 153. phenomena", c. F. wagner, G. D. Mccann (rev. J. M, clayton), "Lighling Electrical Transmission and Distribution Reference Book, Westinghouse Electric Corp., East Pittsburgh, U.S.A., 1950, hal. 56G567.



l)



W. W. Lewis, C. M. Foust, "Lightning Investigation on Transmission LinesVIIL", AIEE Transactions, vol, 64, 1945, hal. 107-115. 12) E. Hansson, S. K. Waldorf, "An Eight-Year Investigation of Lightning Currents and Preventive Lightning Protection on a Transmission System", llEE Transactions, vol. 63, 1944, hal. 251-258. l3) vis. H. Rokkaku, "Lightning on Transmission Lines", Bulletin, crgre, No.32l, I



l4)



Paris, 1939. Grunewald, "Recherches sur les Perturbations Provoquees par les Oranges et sur la Protections des Lignes Aeriennes Contre les Oranges", Bulletin, Cigre,



No. 323, 1939.



l5) Edgar Bell, "Lightning Investigations on a 220kV System-IIL- AIEE Transac-tions,



vol.59, 1940, hal,.822.



l6) Mita, "The Effectiveness of Overhead Groundwires for the Protection against Lightning Strokes", Technical Report, Japan Electrical Testing Laboratory, vol. 12, 1948, hal. L



l7) Japanese Electrotechnical Committee, Design Standard for Steel Transmission Towers, JEC-127, Denki Shoin, 1965.



l8) "Transmissiorr", op. cit., hal. 1194.



BAB 9. PEMELIHARAAN SALURAN TRANSMISI 9.1 Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik pada umumnya bertujuan: (a) memungkinkan penyediaan tenaga listrik kepada para langganan dengan mutu yang baik serta keandalan (reliability) yang tinggi;



(b) mempertahankan



keadaan peralatan selama mungkin guna kepentingan



perusahaan sendiri.



Untuk itu pekerja pemeliharaan (maintenance crew) bertugas menghindarkan terjadinya gangguan (preventip) dan menghilangkan gangguan yang terjadi dalam waktu sesingkat mungkin. Karena itu perlu diadakan perbaikan sebelum kerusakan menjadi parah, agar dengan demikian umur peralatan diperpanjang. Pengalaman pemeliharaan selama bertahun-tahun banyak memberikan petunjuk-petunjuk yang berharga dalam perencanaan peralatan, pemasangan serta pemeliharaannya dikemudian



hari. Adanya penghitung (computer) banyak membantu dalam pengumpulan dan analisa statistik dari pengalaman-pengalaman tadi. Dengan sistim pengelolaan dengan



bantuan komputer ini pekerjaan pemeliharaan yang paling tepat dapat diatur.



9.2 Organisasi Pekerjaan Pemeliharaan Pemeliharaan saluran transmisi memerlukan pengaturan khusus dan organisasi yang baik karena daerah jangkaunya jauh. Pekerjaannya meliputi tugas patroli, inspeksi,



perbaikan, serta tugas-tugas kantor yang menyangkut pendidikan pekerja, pengawasan administratip atas peralatan kerja, dsb.



Dulu gardu untuk pekerjaan pemeliharaan ini ada untuk setiap



jarak



l0 km



sepanjang saluran transmisi; pekerjaan patroli dan inspeksi dilakukan oleh dua orang yang berkantor di tempat itu. Sebuah kantor seksi mengawasi beberapa gardu; kantor



ini menjadi pusat dari semua kegiatan pemeliharaan, dengan beberapa tenaga teknik (linemen) yang diperbantukan di situ. Dengan kemajuan teknologi (kendaraan bermotor, telekomunikasi) gardu pemeliharaan hanya ada di tempat-tempat yang terpencil, pegunungan, dsb. Pekerja-pekerja saluran dipusatkan di kantor-kantor dan melakukan tugasnya dari kantor-kantor ini dengan bantuan kendaraan-kendaraan bermotor. Tempat kedudukan dan jumlah pekerja saluran (linemen) ditentukan menurut kebutu-



han dengan mengingat panjang dan jenis saluran serta keadaan geografis setempat; jumlahnya di setiap kantor seksi berkisar antara beberapa sampai 10 orang. Di negaranegara maju kemampuan seorang pekerja saluran adalah sekitar 10- l5km. Contoh organisasi pemeliharaan tertera oada Gbr. 74.



Bab 9. Perneliharaan Saluran Transmisi



tt4



Scksi Pcmcliharaan



I



Tcrdiri dari G20 Pckcria Saluran Mcmba*ahi Sub Scksi'scksi dao rrcqiadi Pus8t Kcristan Pstroli, Inspcksi daa Perbaikan-pcrbaikan



SubScksi A



Tcrdiri dari 2 Fckcria Saluran



Sub seksi D



yang Mclaksanaken Tuggs Patroli dan tnspcksi



GDr.74 Contoh Bagsn Orguisrsi D'imsPemeliharaan.



9.3 Pekerjaan Patroli dan Inspeksi 9.3.1. Pekeriren Patroli Pekedaan patroli dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan dan meme-



lihara keamanan umum, dengan cara menemukan hal-hal yang kurang atau tidak tempatnya pada saluran transmisi. Bila hal-hal ini menyebabkan terjadinya



pada



gangguan,



maka dikirimkan regu patroli untuk menemukan gangguannya dalam waktu sesingkat mungkin. Berdasarkan tujuannya dikenal berbagai



jenis



patroli sebagai berikut :



(l) Patroli rutin bertujuan mencegah terjadinya gangguan dengan cara melihat secara rutin situasi saluran transmisi sepanjang lintasannya (route). Ada tiga



jenis patroli rutin: patroli biasa, patroli tetap dan patroli pencegah. Patroli dan biasa bertugas memeriksa semua konstruksi penopang sepanjang saluran,



dilakukan sekali dalam sebulan. Patroli tetap dilakukan terutama untuk memeriksa situasi di tempat-tempat dimana saluran mendekati bangunan' penyeberangan bangunan di dekat kota, rumah-rumah serta tempat-tempat dilakukan kadang' yang penting. Tergantung dari [eadaannya, patroli ini kadang tiga kali seminggu. Patroli pencegah dilakukan untuk musim atau ma6a tertentu dan bilamana dianggap perlu guna mencegah terjadinya gangguan, misalnya, musim layangJayang, hujan lebat, angin ribut, topan, dsb.



(2) Patroli gangguan dikirim bila sudah diketahui terjadinya gangguan, dengan tugas memeriksa atau mencari tempat terjadinya gangguan. (3)



Pdtroli khusus dilakukan oleh Kepala Dinas/Seksi sekali atau dua kali setahun guna melihat situasi saluran secara keseluruhan, sehingga iadapat memberikan



petunjuk-petunjuk yang berharga bagi para pekerja saluran.



115



9.3 tttcrjuu Prtroli dro InsD&i



Pckcrjaan patroli dulu dilakukan olch pekcrja-pckcrja saluraa dengan bcrjalan kaki. Dewasa ini, tcrutama di luar ncgeri, pekcrlran patroli biasa. patroli pcncegah dan patroli ganggggsn dilakukan dcngan hclikoptcr,guna mcmuaglintan rasionalisasi dan efrsicnsi pckcdaan pcmcliharaan pada umumaya. Yang dipakai biasanya adalah helikoptcrjenis kccil yang dapat mcndckati saluran padajarak 20 m dcngaa keccpatan 40



- 50 km/jam. Dcngan bantuan videorecordcr situasi yang ditinjau dapat dipcriksa kcmbali di



kantor untuk dianalisa.



9.3.L Pekerlu Inspelsi Peralatan saluran transmisi (mcnara, isolator, kawat) dapat dilihat keadaannya sccara umum olch petugas.petugas patroli. Pckcrjaan inspcksi bertugas memeriksa peralatan tcrscbut sccara teliti, guna memungkinkan pcrancangan dan pclaksanaan perbaikannya dalam rangka penccgahan gangguan atau kerusakan yang lebih gawat. Oleh karena peralatan-peralatan tadi mempunyai bentuk, macam bahan dan fungsi yang berbcda-beda, maka macam dan cara inspeksinyapun bcrbcda. Oleh karcna umur dan lingkungan (pengotoran, cuaca) dimana peralatan dipasang berbeda, maka masa inspeksinya sukar ditetapkan.'Masa inspeksi scperti tertcra pada Tabcl 43 dipakai scbagai pegangan di luar negeri. Untuk penerapannya di Indonesia perlu dipertimbangkan faktor daerah tropis (a.1. kelembaban) terhadap pcralatan. Inspeksi peralatan yang dilakukan adalah scbagai bcrikut: (l) Inspeksi konstruksi penopang terdiri dari pemeriksaan mcnara, tiang, pondasi, dsb. Menara dan tiang baja serta pondasinya harus diperiksa sesudah hujan lebat. Yang perlu dilihat adalah apakah pembuangan airnya cukup baik dan apakah tanah urukan ikut hanyut, terutama untuk menara yang tertanam pada lereng-lereng bukit. Juga perlu diperiksa apakah baut dan murnya hilang atau longgar, mengingat bahwa alat-alat ini bcrtugas memikul beban mekanis tertentu. Tiang kayu perlu dipcriksa apakah masih baik'keadaannya atau tidak. Demikian pula bagian-bagian kawat penahan (stay-*ire) yang di dekat tanah, karena bagian-bagian ini mudah rusak (berkarat). TrDd *l. Conro[ fdrsa Irupclgt Obyck Inspcksi



Bcnda yang Dipcriksr



Masa Incpcksi



Konstruksi Penopang



Mcoare dan Tiaaf Bfie Tiaog Kayu



3-5trhunsctali 2-3tehuosckrli



Isolator



IsoLtor yang Ruset



2-3tahunscltali



Pasangan Saluran



Pasangan Saluran dan Pcngapit



5-6tahunsckali



Kawat Pcnglnntar Kawat Peryhantar dan Pcralatan Pclcngkapnya



Kcwat Tanah Atas Batary hlindung



5-6tahunsckhli



ftrcdam Kelon3son3



Lain-lain



l-2tahunsekgli



Bab9. htihr.taea Srlurutraoisi



lr6



(2) InsDG&si isolator pcrlu dihh*sn hrlot piringan irolator bcrkurang kekuat8nnys olch panag perubahan euhu dan gptaran mckanis. Satu cara memeriksanya adalah dcngnn dclihst tcgangan pemuatnya dcngan scla cetus atau tabung ncon. Cara laia adalah dengan mcngukur tahanan isolasinya. Cara pertsna dilakutan pada saluran yang bertogaogan (hotJine) dan banyak



dilakuksn di luar ncgeri.



9,4 Pekerlaan Pemeliharaan 9.41. Tulurn rilen Jenis Petertun fujuan pemeliharaan saluran transmisi adalah agar dimungkinkan penyaluran ta1gulistrik s€cara kontinu; tujuan ini dicapai dengan memperbaiki, memulihkan dan mcnyempurnakan keadaaa pcralatan yang rusak atau terkena gangguan yang diketahui dari pekerjaan patroli dan inspeksi. Pekerjaan pemeliharaan dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan listrih tctapi, seperti terjadi di luar negeri, dapatjuga diborongkan kepada kontraktor.



Pekerjaan pemeliharaan terdiri dari pekerjaan pada konstruksi penopang, pada isolator dan pada kawat saluran. Yang terakhir ini dibagi lagi menjadi pekerjaan waktu saluran mati (tanpa tegangan, dead-line maintenance) dan waktu saluran bertegangan (hot-line maintenance). Dalam hal saluran bertegangan perlu diperhatikan ketentuanketentuan pengamanan agar pekerja saluran tidak terkena kejutan listrik.



9.4.2. Pekeriun padr Konstruksi Penoprng juga



Meskipun menara dan tiang baja digalvanisasikan, tetapi akan berkarat sesudah dipakai bertahun-tahun, terutama bila lingkungan udaranya mengandung gas asam belerang atau gas khlor. Oleh sebab itu konstruksi penopang dilapisi cat anti karat.



Pada umumnya baut menjadi longgar sesudah dipasang kira-kira 4-6 tahun; karenanya sesudah itu baut-baut tadi perlu dikuatkan kembali pasangannya. Tiang kayu biasanya membusuk atau rusak pada bagian-bagian dekat tanah; karena itu perlu diberi bahan pengawet kayu, geragai (braces) sebagai penguat, atau diganti bila perlu.



9"43. Pekerfen pedr lsohtor Bila isolator roemburuk keadaannya, maka ia harus diganti, baik waktu saluran bertegangan maupun waktu saluran tanpa tegangan. Tegangan lompatan (flashover) isolator menurut bila ia kotor (polluted) dan basah, sehingga kemungkinan terhubungsingkat meningkat. Katena itu isolator yang kotor harus dicuci. Contoh alat pencuci isolator waktu saluran bertegangan terlihat pada Gbr. 75.



9.4.4. Peleriran pode Krwet Penghenter Bila kawat penghantar rusak karena busur api, karena getaran mekanis atau karena karat, maka ia harus diperbaiki dengan kelongsong reparasi (repair sleeves) atau diganti (tergaatung dari besarnya kerusakan).



9.4 leiunhlibstlaa



t17



t. Prlrt Pco8uad rmtuk Betrog Oporui



2. ruskri Opcnsi 3. P.srk Fcmbcrncati OPonri



/t lfckrug Opctr.i



5. Univcrgl Scrgrv 6. Ratrt 7. Pcolsosar Sikrt 8. Roda hrtr 9. Rods BatrnE Pcocken 10. RodsDcbst



ll. Sikat Pcnqrci



Gbr. 75 Ahf P€ocrd Inlrtor untuk Selunn Bcrtcgrngrn (Hot Lh.).



9.{.5. Pekerjeu prdr Sduru Bertegrugrn Dahulu penggantian isolator, perbaikan pada kawat pOnggantian tiang kayu, dsb. dilakukan sesudah saluran dimatikan tegangannya. Cara ini dianggap mcrugikan, sehingga sejak dua puluh tahun terakhir ini pekerjaan pcmcliharaan di luar ncgcri dilakukan dengan keadaan saluran bertegangan. Di Jepang pekcrjaan scmacam ini dilakukan sejak tahun 1953, waktu teknik operasi saluran-panas dipraktekkan dan pcralatannya digunakan oleh sejumlah perusahaan listrik. Sekarang prakteknya sudah ditcrapkan pada saluran 275 kV. Tujuan utama dari pekerjaan pemeliharaan dengan saluran bertegangan adalah untuk memungkinkan penyaluran dengan mutu yang baik, artinya tanpa interupsi, atau mengurangi interupsi seminimal mungkin. Ini berarti juga pemberian pclayanan (service) yang sebaik-baiknya kcpada langganan, pengurangan ketidak-nikmatannya (inconvenience) bita tidak ada aliran listrik, dsb. Bagi langganan niaga (oommercial) dan industri pekcrjaan saluran-panas mempunyai manfaat bahwa mereka tidak dikujelas rangi effisiensi-kerjanya karena aliran listrik diputus. Hal ini bagi industri-industri yang banyak'makan-listrik" scpcrti pabrik baja, pabrik kimia, dan bengkel, maupun yang karena keamanan tcrgantung pada listrik, sepcrti lampu lalu-lintas. Bagi perusahaan listrik scndiri, manfaat bekerja dengan saluran bertcgangan adalah tidak adanya rugi-rupiah karcna listrik mati, mengurangi kecelakaan karcna tidak ada lagi keragu-raguan apakah salurannya mati atau bertegangan, dan meningkatkan keamanan karena para pekerja tidak perlu terburu-buru menyelcsaikan pekcrjaannya sebab "waktu-mati" sudah habis. f)i Jepang, pckcrjaan dengan saluran panas meliputi penggantian piringan isolator pada gaodcngan isolator; pcnggantian isolator jenis pasak (pin); pemasangan, Ircng-gantian dan pengecatan pcrcdem (dampen); pcnggantian jepitaa (clamps); penggantian



tiang kayu; dan pcrbaikan pads,k8wat pcngbantar.



B8b



118



9. Pcm3lihdeso Salunn Transmisi



Tadinya peralatan yang digunakan untuk pekerjaan di atas dibuat di Amerika Scrikat (pcrusahaan A. B. Chance) dan diimpor ke Jepang. Sekarang Jepang dan negara-negara lain sudah banyak menghasilkannya sendiri.



9.5 Biaye Pekerjaan Pemeliharaan Biaya pemeliharaan yang langsung (kecuali depresiasi) terdiri dari: (l) Biaya personil, yaitu gaji, upah, tunjangan, dll. dari semua pegawai dan pekerja di Kantor Dinas, Kantor Seksi, dsb., maupun yang dibayarkan kepada pihak luar. (2) Biaya untuk minyak dari berbagai jenis dan keperluan (switchgear, machine) ,



pemeliharaan.



(3) Biaya barang konsumtip, misalnya kertas, pakaian kerja, bahan bakar, dsb. (4) Biaya perbaikan, yaitu semua biaya untuk perbaikan, termasuk biaya bahan,



barang, pemasangan, pembuatan, pengangkutan, upah pekerja, biaya perjala-



nan pekerja, dsb.



(5) Biaya sewa, yaitu untuk tanah, gedung, gudang, dsb. (6) Biaya lain-lain, misalnya untuk asuransi, tilpon, dll. (1) Pajak-pajak. Sebagai perbandingan dapat disebutkan di sini bahwa di Jepang bi aya pemeliharaan



dari biaya pembangunannya. llntuk tiang kayu angkanya adalah 2-3%. Bila biaya konstruksi saluran rangkap (double-circuit) 275 kV di Jepang adalah k.l. Rp. 20.000.000 per km, maka biaya pemeliharaannya adalah k.l. menara baja adalah 1,2 - l,8l



Rp. 300.000 per km setiap tahunnya. Dari jumlah ini kira-kira 80 - 90 /o adalah untuk personil, biaya perbaikan dan pajak. Contoh biaya di Jepang ditunjukkan dalarn Tabel 44. Tabel 44. Biaya Pemeliharaan (Langsung) Saluran Transmisi di Jepangr)



Pos



Biaya (1000 Rp.)



Pegawai/Pekerja



5.900



23,5



Rupa-rupa Bahan I(onsumtip



300 1.100



4,4



Perbaikan



6.400



Sewa



1.300 900



Iain-lain Pajak-pajak Jumlah



9.200 25.100



Catatan



o/



1,5



Keterangan tentang Saluran: Jarak : 80 km



25,5 5,2 3,6



Tegangan



:275kY



Jumlah Saluran : 2 Tanpa Gardu



36,6 100,0



t) Pada waklu perhitungan dibuat, nilai kira-kira I Yen



:



I Rupiah



9.6 Penemu Gangguan 9.6.1. Tujuan dan Slfat Eila gangguan pada saluran transmisi dapat diperkirakan, maka waktu



pattol.



dapat dikurangi dan perbaikan dapat segera dilakukan. Kebanyakan babkan karena hubung-singkat. Bila salurannya dibuka oleh pemutus beban, gangguan dise'



maka



119



9.6 Fcnemu Gaoggrran



isolasi saluran kcmbali seperti semula, schingga tempat gangguan tidak mudah ditemukan. Olch sebab itu, penemu gangguan (fault locator) perlu memiliki sifat-sifat



berikut: Trbcl .|(l. Pcncnu Cuggurn Sistim Jcnis



B



Uraian tcntory Sirtim



Cerr



Pcagaruh Saluran C.bcD8



Crrr



Mcnghitu"g Stlrt Cerricr



rcngirim yaag mulai



atau Gclombeng



bckerja karena urja



Fooghituog Suris



T* BcrpcD8aruh



San33urn dipasaog pidg



Ultri



ujunf reluran. ,tn8ta Rodckw8lilu rntar8 tcrjedinfa rurja frafguan dan



Pengiriman



Kcjut



c



pcodrlman isyarat diukur pada ujuag ralunn yaoS lain Pcodriman kdut DC etsu AC drri titik ukur den meryukur dcngan



Oaitogrtp Rclc



nngaruh



rtau



Dihilsngksn krrena ncnguturan Difiercnsial



Bcnjhitung



oeilograp (aiau penghitung) waktu kcmbalinya kejut dari pantulan titik 88488uan



F



Pcngiriman



Scperti Jenis C tctopi



Osilograp Rclc



Dapat



Kejut



pcngiriman kcjut bcrulang-ulang



atau



Dibcdakan



Bcrulang



Penghitung



(l) Selama gangguan ada (tidak hilang), penemu harus dapat mencari tempat



'



gangguan itu terjadi.



(2) Penemu tidak boleh dipengaruhi oleh berisik (noises) yang berasal dari gangguan tadi.



(3) Penemu harus dapat mencari gangguan dalam jarak 100 - 200 km dengan kesalahan kurang dari 0,5 km.



(4) Perawatan dan inspeksinya harus scderhana dan keandalannya tinggi.



Bebcrapajenis penemu yang dipakai di Jepang akan diuraikan lebih lanjut; periksa Tabel 45.t)



9.6.L Penemu Grrygurn Jenis B Pencmu ini bekerja karena ada surja yang datang dari gangguan. Dalam Gbr. 76, bila tcrjadi gangguan pada titik F, maka gelombangaya merambat melalui saluran jurusan ke A dan B. Surja (surge) yang datang di A atan ditcrima oleh penerima surja,



yang



menyebabkan rangkaian monitor penghambat (delay monitorcircuit) mcngirimkan



gelombang



titik B, penghitung (couater)



pcmbawa (carricr) melalui pcmancar gclombang tadi ke saluran transmisi. Di



bila surja gang'uandatang dao ditcrima oleh pcnerima surja, maka



akan mulai menghitung waktu; ia bcrhenti menghitung waktu scsudah



gclombang



peEbawa



(carrier) dari A datang. Dcngan demikian maka lokasi



Bab 9. Perneliharaan Saluran Transmisi



120



Gulungan Pencegah (Blocking Coil)



A=J Penerima Penerima Surja



fGelombang



Rangkaian Monitor



Penerima Penerima



Gelombang



Surja



Pembawa



lPembawa Penghambat



Penghrlung



Gbr.76 Prinsip Kerja Penemu Gangguan .lenis B. gangguan dapat ditemukan, 1'aitudengan menghitung



,TU



lo:



7



( l 85.)



dimana 7, : jarak dari tempat gangguan sampai tttik A



ln: o:



waktu yang dicatat oleh penghitung kecepatan rambatan gelombang gangguan



Cara ini tidak dipengaruhi oleh gangguan-gangguan yang disebabkan oleh pan-tulanpantulan dari cabang-cabang pada saluran transmisi, dan karenanya tepat sekali untuk penerapan pada saluran yang banyak cabangnya. Dewasa ini gelombang mikro digunakan sebagai ganti gelombang pembawa saluran tenaga (PLC wave).



Gulungan Choke



Kapasitor Kopling



Pengirim



Kejut



Penguat Penyama



Rclc



Pencatat



Penguat Penerima



Gangguan OsilograP Braun



GW.77 Prinsip Keria Penemu Ganggusn Jenls C.



9.7 Refcrensi



rzl



9.5.3. Penemu Genggurn Jenis C Pada cara ini, bila terjadi gangguan pada saluran transmisi, misalnya pada titik F, Gbr. 77, maka sebuah rele pencatat gangguan (fault locating relay) menggerakkan dua alat yang menyebabkan (a) dikirimkannya tegangan kejut (pulse) dengan puncak l0 kV melalui sebuah kapasitor kopling (coupling capacitor), dan (b) dimulainya sebuah osilograph Braun. Jarak sampai ke titik F dihitung dari waktu dikirimkannya tegangan kejut sampai diterimanya kembali pantulannya; waktu ini dibaca pada osilograph,



,To



lr:



dimaaa I:



T



(186) Kapasitor



waktu yang terbaca pada osi- Rclc Pcncatat lograph Gaogguan



u: kccepatan rambatan tegangan kejut



Cara ini sulit diterapkan untuk



guan-gaogguan yang ada di scsuatu titik pantulan.



9.6.4 Peoenu Gugguru Jenis F



gang-



belakang



Ferogu&t Pcocrima Osilo8rap Braun



Gbr.7E Prlnstp Kerie Pmu CllSgrra Jcofu F.



Prinsip penemu jenis F ini sama dengan jenis C. Bedanya adalah bahwa pada jenis F tegangan kejutnya lebih kecil (l - 5 kU dan dikirimkan berulang-ulang; periksa Gbr. 78. Cara ini relatip tidak terpengaruh oleh berisik (noises), dan peralatannya lebih murah dan sederhana.



9.7 Referensi l)



Di dalam Bab ini digunakan referensi terhadap karya-karya sebagai berikut: *Transmission", Handbook of Electrical Engineering,Institute of Electrical Engiaeers of Japan, 1967, hal. 1215.



BAB 10. TETEKOMUI\IKASI UNTUK INDUSTRI TENAGA LISTRIK 10.1 Kelasifikasi Yang termasuk dalam telekomunikasi untuk industri tenaga listrik adalah scmua fasilitas telekomunikasi yang dipedukan dalam pengelolaan perusahaan tenaga listrik' diantaranya yang menyangkut penyedigan dan kebutuhan, opcrasi, pengamanan dan pemeliharaan. Jaringan tclekomunikasi ini mcrupakan sistim syaraf dalam pengelolaan perusahaan. Makin maju perusahaannya makin penting adanya fasilitas yang dapat diandalkan dan komunikasi yaug ospat. Sistim telekomunikasi ini dapat dibagi menjadi



komunikasi untuk pembagian beban (load-dirpatching), untuk pemcliharaan dan untuk keperluan-keperluan administratip.



10.1.1. Komunikasi untuk Pembrgian Beban pembagian Komunikasi untuk pembagian beban digunakan untuk memungkinkan beban secara cepat dan tidak terganggrr. Oleh karena pentinpya tclekomunikasi untuk tugas ini, maka sistimnya tidak boleh digunakan bemama dcngan keperluan lain. Malahan, perlu diadakan pula sistim cadangan. Dalam kcadaan gangguan pada sistim tenaga, bencana alam etau bencana-bencana lainnya, sistim telekomunikasi harus tetap dapat bekerja *engan sempurna. Fasilitas telekomunikasi yang sesuai untuk pembagian beban adalah komunikasi radio, telekomunikasi lewat pembawa PLC, dsb.



10.1.2. Komunikasi untuk Pemelihrnen



pusst



Komunikasi untuk pemeliharaan dimaksudkan guna komunikasi antara listrik (power station), gardu (substation), saluran transmisi, saluran distribusi'dll. yang Untuk itu biasanya digunakan telekomunikasi dengan kawat bagi sistim tenaga (PLC)



kecil scrta tclekomunikasi dengan radio atau dengan pembawa saluran tcnaga peme-



sistim tenaga yang bcsar. Komunikasi radio mobil sangat berguna dalam saluran transmisi.



bagi



liharaan



fO.rc. Kommllnsi untuh Keperlurn Adminisfrrtip Komunikasi untuk keperluan administratip digrnakan dalam perhubungan antara kantor pusat, kantor daerah dan kantor cabang. Sering kali saluran komunikasi untut pemeliharaan digunakan juga untuk keperluan administratip. Kadang-kadang yang dipakai untuk keperluan terakhir ini adalah saluran komunikasi cadangan 1lttna tugas-tugas tcrsebut terdahulu.



10.1.4. Jenls Frsilitas Jenis-jenis fasilitas tclckomunikasi untuk industri hnaga listrik dapat dilihat pada



Tabcl 46.



Bab 10. Tclckomunikasi untuk Industri Tenaga Listrik



124



E



66



A



ca



€E



E}E}



oo



EE



E$o E$a



f



sE



I



Eq



Ed



H9



sE



s



E9



E-q llo



r.!r



Ei



A EE A EE s,5E liE ----r--- ---T--rrl



I rl r a;ot^



,jt



I



6!



o0



6l G)



F 6



E



,



g glH g:



6 al



6



6l



Tr



0



()



Ei:E



d



E



6e tr I



€r



ES



lI I I



E d



E &E.



E EE



&



=s



e E Eq



tr



F



e



d l! |



EP



e



o



c



d



9 tr



e ah



t\



x o



dl



Eg



E



v)a



v)i



N



(JF s-.;



cf



3E



o



I



E



N



u.



Q



r( (rl



I



t)



d



ra*



!l



() o o



(A



d



(nn=.



JI



JI



o- Q



d



o



o



.Aa



I



r\



c.f



E tr



tr tr



n



E



al



cl



E $



E



o



o



a fi,



(l



a



N



&



lq



a



o



I



l)



x



c



d



c



a



a



E



e



v?



cl



a)



o



oE



d



E







x



tr



!



cl)



J' t



o



N



N JI



ad



I



d



t



,!,Et



€t



E



+



E



tr



6l



!



a







F



!t



ta



N



IL



A



c



E



o



t



o



q,



a rt



E



o



6



o



7



E c



o



6



N



()



an



E



B o



(n



E



)



q! U A



q.



=.



E



6l ts o



'€



U E



th



o



Eo



a



a



(, (h



ct



i



E t



o



q,



d



l)



ah



B



6l



E



c



o



U



c



!



N



\o



E



la







6t



*



d ,a



lJr



c



U



o U



+



t! (n



o ,



Ja



J(



6



t



tl



N



o



o N



a



B



v)



s,



.d



o



s,



(J



a



o



N



N



g



E



s



a)



A



c



c 6l



D



c



o



o



&



GI



0t



nt



o



a cl



o o



a x



u)



EB



x



o



N



J(



a6



.la



o



N



q)



G



N



I



st



N



cax l



o



E



E



+



cd



N



Gl



trl \o



o



=Ood



2



(h



o-



t B=



ql



o



7 o



d



U



o



l&



U



uS



o $EE FN



O



t



o



tt



6



tr



!



I ol



x



.l



o



ctl



3



a



qt



q



G,



E



E



.E



td



Ili



'6



c d



t-



tE



.E



U'



t)



o



c



IL (' lr



.E



z



d



(6 io



o6'



!



€E ,o =r!



E



tr o



a.



q F



o



o



o



C.



i-



o



t_



l.E



d o



o



l



tr



tr



.d Fq



ql



ct d



a



cn



I



a o



d



t



o



e



:*



cl



Ji



,3!



EA



6fl



7



,E



6l



c F



cl



qt



G,



o0



.E



A



a



tr



cn ,it



JI



J



J(



o0



.E



t-



d >



r.l



k



d l.



0a



{.u



a



oCI



tlr



,



t



a



tr



=.d



6l



i



60



d



d



6l



c



ll



c



E



to o



{)



F



E



c



F



.d



c!



3 &d v1



e! (,



GI



E



d



I



U



o



!



e



a



10.4 Komrmikasi Radio



r3l



E



EI



d N



E



I



E



EIt



A 3Ei



6l F.



o o



o



ql



5(l



a



F







ao



!



i;A



-=o



N



u4,



!-E



I t



o



4



ql



A d



o



l< o



o



s a



&



6l



sigg



!t



El$ss



L (E



t



o E



!



(,



E



cl I



\E}



N



o E



o



(J



o



N



a



E N



tr
r



U



d d



E



a)



o



tr



I



I



d



'r, 6



6



x



o\



.d



'6



o7 f



o



at



a



odE o



EB,



tr



o



d



E



5'aE



o



CA



€.)r



$ lL



ql



o



H



la



trd 9tr



nl{



dt



g



i58{



k



ttl o



o



IL



o



t1) ql



d



I



ats



d



a



t4 a



!



E



.! 'o



oi



(\l



e,!(



oat o



C)



!



tr



s,



ot



B



o



N



Fr



JT



o



a



(n



st



(,



c)



x



-tsctr ,n)



,ta



o\



o



(A



o



E'



i!



o



tq E



?{



GI



!t



66



A;A



al



(.)



tr



o'=



tr



5b



E



d



.it



A



a)



.c



CI



.s, 5



0



I



q



a



lq



E



(d:= th.=



g)



E 6l



tr



'4tr9il



rt



tr



al El



(,



tr



^E



E



N



o



E



o\



8 o



x



trl



g



3E



o



N !t



E



E



d



a



ql



dl



E o



I{



{2



a



.dO =(l



0



n'



E6



o c o



A E



o C')



d



c,



o0



d



sl



tr



*



6t



cl



a



t