Buku Putih Dokter Spesialis Obgin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU PUTIH WHITEPAPER CLINICAL PRIVILEGES



DOKTER SPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI



Tim Penyusun : Komite Medik



1



WHITEPAPER CLINICAL PRIVILEGES DOKTER SPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RS THURSINA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi mengakibatkan pola penanggulangan dan penanganan penyakit atau masalah kesehatan akan mengalami kemajuan sehingga menjadi lebih efektif, lebih beragam dan lebih canggih namun menjadi lebih mahal. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk menyaring dan menapis penerapannya sesuai dengan budaya bangsa dan tahapan pembangunan. Untuk memenuhi tuntutan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas, diperlukan tenaga kesehatan yang sesuai dan berkualitas yaitu tenaga kesehatan profesional yang didukung oleh penguasaan ilmu dan teknologi yang kuat dan rasional. Selain itu dokter spesialis obstetri dan ginekologi tidak hanya berfungsi sebagai tenaga profesional dalam pelayanan kesehatan penya melainkan juga diharapkan mempunyai kemampuan akademik sebagai tenaga peneliti dan tenaga pendidik. Untuk menjaga dan menjamin kompetensi yang ditetapkan tersebut dapat tercapai maka diperlukan Standar pendidikan dokter spesialis penyakit dalam yang bersifat nasional. Kompetensi dibidang profesi kedokteran harus dibangun secara komprehensif, terpadu, terstruktur dan bersifat akademik dan professional. Tuntutan seperti ini dapat terpenuhi dengan mengacu kepada Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang pada penerapannya memerlukan konsistensi, kedisplinan dan komitmen yang tinggi. Berdasarkan SK Mendiknas No 45/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimilki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang perkejaan tertentu. Di bidang kedokteran, kompetensi dokter adalah penerapan pengetahuan melalui ketrampilan, kecakapan serta kemampuan professional dalam hal menjalin hubungan antar manusia, pengambilan keputusan, kemampuan psikomotor, serta moral dan etika dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi masyarakat.



2



1.2. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi adalah seorang dokter yang telah mencapai kompetensi tertentu secara profesional mengkhususkan dirinya mempelajari penyakitpenyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium). Pada masa modern ini, hampir semua ginekolog juga merupakan ahli obstetrik. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi adalah dokter yang memiliki kualifikasi sebagai berikut : 1. Lulus pendidikan dokter yang diakui Pemerintah Indonesia 2. Lulus pendidikan Spesialisasi Obstetri dan Ginekologi dari pusat Pendidikan Spesialis Obstetri dan Ginekologi yang telah diakui di Indonesia Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi harus mempunyai kompetensi sbb : 1. Kompetensi akademik peringkat magister yang mampu menyerap, meneliti, mengembangkan dan menyebarkan ilmu Obstetri dan Ginekologi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Kompetensi profesional peringkat dokter spesialis yang mampu memberikan pelayanan kesehatan diagnosis dan penanganan organ dalam tanpa bedah pada pasien dewasa secara paripurna dalam tingkat spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi harus mempunyai pengetahuan teori pemahaman tentang teori, keterampilan dan profesional :



1. Mampu menerapkan prinsip- prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah diagnosis dan menangani penyakit dan keadaan krinis parah dimana beberapa penyakit yang berbeda bisa bersimpangan disaat yang sama 2. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan menyusun prioritas masalah kesehatan kandungan dengan cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. 3. Menguasai pengetahuan serta mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dalam memberikan pelayanan kesehatan mengenai obstetri dan ginekologi. 4. Mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah penyakit dalam secara ilmiah dan dapat mengamalkannya kepada masyarakat secara optimal. 5. Mampu menangani setiap kasus pediatric spesialistik dengan kemampuan profesionalisme yang tinggi melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine). 6. Mampu melakukan pelayanan kesehatan mengenai organ tubuh dalam melalui komunikasi interpersonal, sehingga pasien dapat kembali optimal secara fisik, mental dan sosial dengan upaya pencegahan, pengobatan, peningkatan kesehatan dan rehabilitasi. 7. Mampu meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan pengembangan bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 8. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis dan lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat akademik yang lebih tinggi. 3



9. Mampu mengorganisasi pelayanan kesehatan penyakit saraf sehingga menjadi pemuka dalam pengembangan pelayanan kesehatan saraf dengan profesionalisma tinggi. 10. Mampu berpartisipasi dalam kependidikan kesehatan umumnya, ilmu kesehatan saraf khususnya. 11. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi, ataupun masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan ilmu obstetri dan ginekologi. 12. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional dan berpegang teguh pada Etik Kedokteran Indonesia. 1.3. Perhimpunan & Pendidikan/Akademik : 1. Perkumpulan Obestetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) merupakan wadah profesi



spesialisasi Obstetri dan Ginekologi. 2. Kolegium OBGIN.



BAB II STANDAR PELAYANAN 4



2.1. Standar Kompetensi



Berdasarkan SKDI, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter muda setelah pendidikan kepaniteraan dijelaskan secara rinci. Kompetensi tersebut mencakup pengetahuan penyakit (knowledge) dan keterampilan klinik (psikomotor). Berikut level kompetensi yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter :



Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter Tingkat Kemampuan 1



Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.



Tingkat Kemampuan 2



Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya



Tingkat Kemampuan 3 A



Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).



Tingkat Kemampuan 3 B



Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).



Tingkat Kemampuan 4



Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.



Infection during pregnancy/delivery Syphillis



Tingkat Kemampuan 3A 5



Rubella



2



CMV infection



2



Toxoplasmosis



2



AIDS



2



Gonorrhoea



3A



Herpes virus infection type 2



2



Hepatitis B



2



Drugs and harmful substance during pregnancy



Tingkat Kemampuan



Mother taking tobacco



4



Mother taking drugs of addiction



2



Pregnancy disorders Threatened abortion Incompleted spontaneous abortion Completed spontaneous abortion Hyperemesis gravidarum



Tingkat Kemampuan 2 3B 4 3B



Blood group incompatibility



2



Hydatidiform mole



2



Intra-uterine infection



2



Pregnancy induced hypertension



2



Pregnancy induced diabetes mellitus



2



Dysmaturity Placental insufficiency



Pregnancy disorders



3A 2



Tingkat Kemampuan



Placenta previa



2



Vasa previa



2



Abruptio placenta - SOL



2 6



Cervical incompetence Polyhydramnion



2 3A



Jaundice late in pregnancy



2



Urinary tract infection



2



Pyelitis in pregnancy



2



Iron dificiency anaemia



4



Megaloblastic anaemia



2



Dead fetus



2



Delivery



Tingkat Kemampuan



Premature contractions



3A



Premature delivery



3A



Rupture of uterus



2



Postmature infant



3A



Premature rupture of membranes



2



Unstable lie / malposition after 36 weeks



2



Dystocia, fetal and passage



2



Malpresentation of fetus



2



Prolonged delivery



Delivery



3A



Tingkat Kemampuan



Primary mild contractions – IMININ



4



Secondary mild contractions



4



Cord presentation / cord prolapse



2



Hypoxia of fetus



3B



Failure to rotate / incorrect rotation



2



Rupture of cervix



2



Rupture of perineum



4



Shoulder distortion, infant



2



Retained placenta



3A



7



Postpartum Retained placental tissue Uterine inversion Postpartum



Tingkat Kemampuan 3B 2 3B



Thrombo – embolism



2



Blood group incompatibility



2



Puerperium Mastitis



Tingkat Kemampuan 3A



Cracked nipple



4



Inverted nipple



4



Endometritis



4



Inflammation of pelvis (salpingitis, pelviperitonitis, perimetritis etc)



3A



Incontinence of urine



4



Incontinence of faeces



4



Deep venous thrombosis



2



Tromboflebitis



2



Embolism



2



Post-natal psychoses



3A



Post-natal depression



3A



Subinvolution of uterus



4



Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter Tingkat kemampuan 1 Mengetahui dan Menjelaskan



Tingkat kemampuan 2 Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan



Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya. Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah 8



didemonstrasikan keterampilan ini.



Tingkat kemampuan 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi



Tingkat kemampuan 4 Mampu melakukan secara mandiri



Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi. Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.



9



Physical Examination Gynaecology



Level of expected ability



General physical examination including breast



4



Inspection and palpation of external genitalia



4



Speculum examination: inspection of vagina and cervix



4



Bimanuall examination : palpation of vagina, cervix, uterine corpus, ovaries



4



Rectal examination : palpation of pouch of Douglas, uterus



3



Combined recto-vaginal septum



3



Additional diagnostic examination



Level of expected ability



Genital discharge : smell



4



Genital discharge : pH



4



Genital discharge : gram stain



4



Genital discharge : vaginal swab



4



Genital discharge : examination with saline



4



Genital discharge : examination with potassium bhydroxide



4



Endocervical swab and cervical scraping



4



Colposcopy



2



Abdomenal ultrasound examination of uterus



2



Vaginal ultrasound examination of uterus



2



Curettage



2



Suction curettage



2



Laparoscopy, diagnostic



Additional diagnostic tests for sub fertility



1



Level of expected ability



10



Physiccal examination of male genitalia



4



Assessment of results of semen examination



3



Basal temperature curve, instruction, assessment of results



3



Examination of cervical mucus, fern test



3



Post-coital test, obtaining material, preparing and assessing slide



3



Hystero salpingography



1



Insufflation of Fallopian tubes



1



Artificial insemination



1



Therapy and prevention



Level of expected ability



Instructions for self-examination of breasts



4



Insertion of pessary



2



Insertion of urinary catheter



3



Electro-or crycoagulation cervix



2



Laparoscopy, therapeutic



1



Contraception/ sterillization



Level of expected ability



Advise about contraception



4



Insertion I.U.D



3



Laparoscopic sterilization



2



Obstetrics Selection of high-risk pregnancy for Hospitalization/ clinical care



Pregnancy



Level of expected ability 3



Level of expected ability



Attending pregnant women



4



Inspection of abdomen of pregnant woman



4 11



Palpation : fundal height, Leopold’s manoeuvre, external assessment of position



4



Assessment of fetal heart rate



4



Internal examination in early pregnancy



3



Pelvic examination



3



Pregnancy test, urine



4



CTG : performance and interpretation



2



Ultrasound examination



2



Amniocentesis



1



Chorionicc biopsy



1



Practical obstetrics Normal Delivery



Level of expected ability



Atending woman in labour



4



CTG : performance and interpretation



2



Obstetric examination (assessment of cervix, dilatation, membranes, presentation of fetus, descent)



4



Artificial rupture of membranes



3



Insertion of catheter for intra-uterine pressure



2



Inspection and support of perineum



3



Local anaesthesia of perineum



3



Pudendal anaesthesia



2



Epidural anaesthesia



2



Episiotomy



3



Receive/ hold newborn



3



Aspiration of mouth/throat of newborn infant



4



Record Apgar score



3



Clamp cord/separation of placenta



4



Examination umbilical cord



3



Physiccal examination of newborn



4 12



Postpartum : examination fundal height, placenta: loose/ retained



4



Delivery of placenta



3



Examination of placenta and umbilical cord



3



Measure/estimate loss of blood, after delivery



3



Repair of episiotomy and lacerations



3



Chemical induction of labour



2



Support delivery in breech presentation



2



Fetal blood sampling



2



Assisted vaginal delivery



2



Caesarean section



2



Manual removal of placenta



2



Puerperium



Level of expected ability



Assist and check mother and newborn



4



Assessment of lochia



4



Palpation of position of fundus



4



Breasts : inspection, lactation



4



Advicee on hygiene



4



Discussing contraception



4



Inspection episiotomy scar



4



Inspection caesarean section scar



3



BAB III KEWENANGAN KLINIS 13



Kategori Kewenangan Klinis : No



DIAGNOSE



1



Dystrophy of vulva



2



Cyst of bartholin, abcess of bartholin’s gland



3



Abscess of hair follicle or sebaceous gland



4



Condylomata acuminata



5



Congenital malformations



7



Vaginitis



8



Bacterial vaginosis



9



Cyst of gartner



10



Cystocoele



11



Rectocoele



12



Enterocoele



13



Fistula (vesico-vaginal, ureterovaginal, recto-vaginal fistula)



14



Foreign body



15



Cervicitis



16



Polyps



17



Nabothian cyst



18



Congenital malformations



19



Uterine prolaps



20



Hematocolpos



21



Endometriosis



22



Retained placental tissue



23



Uterine inversion



24



Postpartum haemorrhage



25



Thrombo-embolism



26



Blood group incompatibility



DIMOHON



DISETUJUI



TIDAK DISETUJUI



KET



14



27



Salpingitis



28



Adhesions



29



Ovarian cyst



30



Polycystic ovarian disease



31



Carcinoma of ovary



32



Ectopic prenancy



33



Torsion tumour / ovarian cyst



34



Rupture of ovarian cyst / tubo ovarian abscess



35



Uterine bleeding at ovulation



36



Condyloma accuminata



37



Cervical carcinoma



38



Extramamamary peget’s disease



39



Endometrial hyperplasia



40



Endometrial carcinoma



41



Ovarial teratoma (dermoid cyst)



42



Ovarian carcinoma



43



Hydatidiform mole



44



Choriocarcinoma Delivery



45



Premature contractions



46



Premature delivery



47



Rupture of uterus



48



Postmature infant



49



Premature rupture of membranes



50



Unstable lie / malposition after 36 week



51



Dystocial,fetal and passage



52



Malpresentation of fetus



53



Prolonged delivery



54



Primary mild contractions IMININ 15



55



Secondary mild contractions



56



Cord presentation / cord prolapse



57



Hypoxia of fetus



58



Failure to rotate / incorrect rotation



59



Rupture of cervix



60



Rupture of perineum



61



Shoulder distortion, infant



62



Retained placenta Infection during pregnancy/delivery



63



Syphilis



64



Rubella



65



CMV infection



66



Toxoplasmosis



67



AIDS



68



Gonorhoea



69



Herpes virus infection type 2



70



Hepatitis B Drugs and harmful substance during pregnancy



71



Mother taking tobacco



72



Mother taking drugs of addiction Pregnancy disorders



73



Threatened abortion



74



Incompleted spontaneous abortion



75



Completed spontaneous abortion



76



Hyperemesis gravidarum



77



Blood group incompatibility



78



Hydatidiform mole



79



Intra-uterine infection



80



Prenancy induced hypertension 16



81



Prenancy induced diabetes mellitus



82



Dysmaturity



83



Placental insufficiency



84



Placenta previa



85



Vasa previa



86



Abruptio placenta-SOL



87



Cervical incompetence



88



Polyhydramnion



89



Jaundice late in pregnancy



90



Urinary tract infection



91



Pyelitis in pregnancy



92



Iron dificiancy anaemia



93



Megaloblastic anaemia



94



Dead fetus Puerperium



95



Mastitis



96



Cracked nipple



97



Inverted nipple



98



Endometritis



99



Inflamation of pelvis (salpingitis, pelviperitonitis, perimetritis etc)



100



Incontinence of urine



101



Incontinence of faeces



102



Deep venous thrombosis



103



Thrombophlebitis



104



Embolism



105



Post-natal psychoses



106



Post-natal depression



107



Subinvolution of uterus



17



*Dibuat berdasarkan Peraturan KKI No 42 Tahun 2016 Standar Kompetensi, dan kewenangan klinis berdasarkan Kolegium Spesialis Obstetri dan Ginekologi



BAB IV PENUTUP Sebagaimana kita ketahui perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Bidang Kedokteran pada umumnya dan Ilmu Obstetri dan Ginekologi khususnya sedemikian cepat dan luas seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin banyak. Maka sebagai dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi perlu mempunyai kompetensi yang memenuhi dalam pelayanan secara profesional dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, dengan adanya White Paper Clinical Privileges Spesialis Obstetri dan Ginekologi ini dapat membantu sejawat dalam menyumbangkan kompetensi pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara profesional dalam berbagai bidang namun tetap disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Standar Profesi ilmu Obstetri dan Ginekologi ini meliputi semua unsur dalam ilmu penyakit saraf dan kegawatdaruratan yang diperuntukkan bagi semua dokter spesialis Obsteteri dan Ginekologi untuk menggunakan standar profesi ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan White Paper Clinical Privileges Spesialis Obstetri dan Ginekologi ini kami menerima masukan dari sejawat untuk revisi selanjutnya.



18